Oke, nggak ada balasan untuk sekarang, mungkin dua Chapter ke depan... 'v'a
Happy Reading! :D
Chapter 240: Valen-Time
Pada suatu pagi di sebuah cafe...
"Aku nggak telat kan?" tanya Luthias ketika menghampiri Nordic Club (Edgar Van Enzo, Tanya, Iselin, Hans, Stephan, Enara, dan Vilhelm) yang menempati sebuah meja.
"Nggak kok. Kita baru aja datang." balas Hans.
"Atas nama Calon Suami- Calon Suamiku?!" tanya Giro kaget setelah membaca tulisan pada gelas yang dipegangnya. (Note: Dia kerja paruh waktu.)
Semua pelanggan di sana langsung terdiam mendengar itu. Luthias hanya tersenyum canggung, sementara para Nordic Club sudah memberikan tatapan curiga ke arah pemuda Greenland itu (kecuali Vilhelm yang kebingungan).
"Ya Calon Istriku?" tanya Luthias dengan senyum jahil.
Giro langsung blushing berat saat itu juga.
(Note: Referensinya dari komik yang pernah ku-share, soalnya lucu aja sih.)
"Arie~ Selamat Hari Valentine!" Glinea memberikan sekotak cokelat. "Ini buat kamu!"
"Makasih." Arie mengambil cokelat itu dan pergi.
Tapi bukannya dimakan, Arie malah menghampiri Molf dan memberikan cokelat itu padanya. "Nih, sebaiknya kau ajak Zen makan ini."
JLEB!
Panah imajiner menusuk punggung Glinea sampai menembus dada.
"Baiklah." Molf pun mendatangi Zen sambil membawa cokelat itu. "Hey Zen, mau makan cokelat denganku?"
"Heeeh?!" Zen langsung blushing seketika.
JLEB!
Panah imajiner kedua menusuk kepala Glinea. Arie sendiri hanya tersenyum miring melihat itu.
"Aku membuat Chocolate Truffle." Miyon menunjukkan sebuah bola cokelat besar di atas nampan.
"Wow." ujar Mundo kagum.
Miyon meletakkan bola cokelat itu di atas meja dan pergi sebentar.
"Ini, besar."
Ketika Mundo menoelnya, bola cokelat itu malah terbang.
"Hah? Chocolate Truffle-ku hilang? Kenapa?" tanya Miyon kebingungan setelah kembali.
'Itu charcoal! Charcoal!' batin Mundo.
Yah... Satu lagi pembuat 'Mystery Food X'.
(Referensi: Fancomic Persona 3 berjudul 'The Material and The Means'.)
Pada jam pulang sekolah, anak-anak itu sedang menunggu Flore di depan sekolah karena dia sedang piket kelas.
Nigou melihat Tigwild sedang berjalan sambil membawa setangkai bunga putih.
"Kamu mau mengatakannya sekarang?" tanya Nigou.
Tigwild hanya mengangguk.
"Entar kalau ditolak jangan nangis ya!" celetuk Frans.
"Jangan gitu ih!" Della menyikut Frans.
"Tenang saja, aku dukung kok!" Ney menepuk punggung Tigwild. "Mending kamu samperin, dia lagi piket kelas."
Tigwild mengangguk lagi dan segera pergi mencari Flore.
"Oh, hay Tigwild!" sapa Flore yang sedang merapikan barang-barangnya. "Aku baru selesai piket, nanti kita pulang bareng yang lain ya!"
Tigwild pun memberanikan diri untuk bicara. "Mow, miow maow (Aku, ingin mengatakan sesuatu)."
"Hm? Mau bicara apa?" tanya Flore penasaran.
"Maow (Sebenarnya)..." Tigwild mulai gugup, tapi dia tetap berusaha. Dia pun memberikan bunga yang dibawanya. "Mow, meow miow (Aku, sangat menyukaimu)..."
Flore memiringkan kepala. "Heeh? Begitu..."
Tigwild menghela nafas. "Mow... Maow, meow miow (Jadi... Apa kau, juga menyukaiku)?"
"Menyukaimu?" ulang Flore bingung dan memegang bunga pemberian Tigwild. "Yah... Tentu. Kita kan teman baik."
Flore, sepertinya itu bukan kalimat yang tepat untuk membalas perasaan Tigwild.
"Maow mow (Begitu ya)..." gumam Tigwild dengan kesedihan yang ditutupi. "Mow meow maow, miow meow (Aku akan pulang duluan, sampai jumpa)."
Tigwild pun segera pergi meninggalkan Flore.
"Panas banget!" keluh Tumma yang berkunjung. "Aku mau bikin minum dulu, mau nitip?"
"Boleh." balas Arie yang sedang duduk di sofa sambil memegang kipas angin mini.
Setelah Tumma pergi, Glinea datang dan duduk di sebelah Arie.
'Dih, nih cewek ngapain duduk di sini?' tanya Arie sebal.
Kemudian Glinea mendekatkan tubuhnya dan membuat Arie panik.
'Aaaah! Kenapa dia malah mendekat?! Mau ngapain sih?!' Arie terus mengipasi diri dengan wajah memerah. 'Jauh-jauh sono! Dasar cewek nyebelin! Jangan bikin tambah panas!'
'Aaah~ Sejuk banget~ Untung Arie punya kipas mini~' batin Glinea senang. 'Hatiku juga ikut adem duduk di sebelahnya~'
Tumma yang baru kembali sambil membawa dua gelas jus jeruk dingin hanya terdiam melihat kelakuan kedua orang itu. "Mending kalian berdua nikah aja deh."
"Jadi gimana, Tigwild?" tanya Ney penasaran.
"Mow meow miow maow (Dia bilang dia suka aku hanya sebagai teman)..." jelas Tigwild murung.
"Ada apa dengannya, Ney?" tanya Molf yang mendatangi kedua anak itu bersama Zen.
"Tigwild baru saja mengatakan perasaannya pada Flore, tapi sepertinya tidak begitu lancar." balas Ney.
Molf tersenyum. "Jangan sedih. Kau bisa mencobanya lagi lain kali."
"Dulu aku juga butuh waktu untuk memahami perasaan Zen padaku, tapi sekarang tanpa diberitahu pun aku sudah tau kalau dia menyukaiku." Tiba-tiba keluar cahaya dari tubuh Molf.
"Aaaah..." Zen langsung memerah mendengar itu.
'Silau!' Ney dan Tigwild langsung menutup mata masing-masing.
To Be Continue, bukan Truffle Black Choco (?)...
Yah, itu aja... -w-/
Review! :D
