Balas Review! :D

Hiba: Yah...

Zen: *angkat papan bertanda silang.*

Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Sebaiknya kau cari lirik lagu 'Love Hime', aku bingung menjelaskannya.

Glinea: "Jangan tanya aku, aku hanya pelayan..."

Giro: "Warna pintunya sama-sama hijau, jadi hanya diberi tanda."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 250: Hu(nting) Man(ual)


"Hay Tum."

"Hm?" Tumma mengalihkan pandangan dari buku bacaan.

"Kau tau, nama Hamlet mengingatkanku pada ini." Luthias menunjukkan buku berjudul 'Hamlet' di tangannya." Ini cerita drama karya Shakespeare, bercerita tentang pangeran Denmark yang ingin balas dendam pada pembunuh ayahnya."

"Aku baru tau soal itu." Tumma menaikkan kacamata baca yang sedang dia pakai. "Tapi sebenarnya nama asli Hamlet itu Hamelin, asalnya dari cerita si peniup seruling."

Luthias hanya manggut-manggut mendengar itu.

Ketika kedua orang itu mengobrol, boneka yang bersangkutan sedang membantu Ashley merapikan beberapa buku.

Yah, itu saja intro-nya.


~After Drink~

"Ada apa dengan mereka hari ini?" tanya Kivosya yang baru datang untuk sarapan.

"Aku tidak tau. Mereka sudah seperti itu selama satu jam." jelas Maurice yang sedang makan.

Grayson yang sedang membuat kopi hanya memasang wajah datar.


Tidak jauh dari ketiga orang itu, Monika dan Alisa yang duduk di sofa saling jaga jarak sambil mengeluarkan aura suram.

"Kill... Kill... Kill..."

"Wtfwtfwtf..."

Pikiran mereka masih terbayang kejadian dimana mereka bermesraan dalam keadaan mabuk.


"Pasti ada sesuatu yang terjadi pada acara minum mereka semalam." Kivosya menghampiri kedua cucu-nya sambil membawa gelas. "Ini, kalian perlu minum obat."

"Apa ada obat yang bisa membuatku melupakan kejadian semalam?" tanya Alisa.

Kivosya kebingungan. "Hah? Kenapa? Memangnya apa yang terjadi semalam?"

"Lupakan saja. Tolong tinggalkan kami di sini sampai kepala kami meledak." pinta Alisa.

Suasana langsung hening seketika.

"Sepertinya kalian berdua baru saja mengalami trauma karena sesuatu." komentar Kivosya speechless.


~Ayunan~

Flore melihat Teiron sedang mendorong Teira yang naik ayunan, dia menghampiri mereka dan bertanya apakah dia bisa mendorong ayunan, mereka pun memperbolehkannya.

Flore pun mencoba mendorong ayunan, tapi dorongan Flore yang terlalu kuat malah membuat Teira sampai terbang dan Teiron harus bergerak cepat untuk menangkap adiknya.


Beberapa saat kemudian, Teiron sudah memasang sabuk pengaman pada ayunan Teira agar dia tidak terbang saat didorong Flore.

Flora pun kembali mendorong Teira, kali ini malah membuat ayunan berputar ke belakang dan Flore langsung terbang tertabrak ayunan. Teiron pun kembali bergerak cepat untuk menangkap anak itu.


~Banana Split~

"Hey Elwa!"

"Ya?" Elwa menutup buku-nya dan mengambil teh yang ingin dia minum di atas meja.

Icy muncul di depan Elwa dengan memakai kostum pisang dan mencoba melakukan split.

Elwa langsung shock melihat itu, bahkan sampai menyemburkan teh yang baru saja dia minum. "Icy what the-"

"Jadi, apa kau menyukai-"

"ICY NO!"

Icy menyeringai. "Banana split?"

Elwa langsung melemparkan buku-nya ke kepala Icy.

Ngomong-ngomong, Icy tidak menyesali perbuatannya sama sekali.


~Cancer~

Mercowlya Brothers sedang bermain Identity V, tapi setelah selesai match...


Random

Report that cancer Lawyer. He just decode without rescue.


Exoray yang masih baru dalam game hanya kebingungan, dia pun membalas seperti ini:


Ex0dian (jangan tanya kenapa dia pakai username seperti itu)

I'm not Cancer, I'm Aquarius.


Random has leaving chat.


Alexia langsung sweatdrop dengan hal itu.


~Cartoon~

'Aku punya pertanyaan...' Tigwild membuka pembicaraan dan anak-anak lain menengok ke arahnya. 'Kartun apa saja yang tidak memerlukan dubbing ke bahasa lain?'

"Kamu kenapa nanya itu, Tigwild?" tanya Flore.

'Kemarin aku menonton kartun tentang seekor beruang grizzly yang sering diganggu sekumpulan hewan seperti hamster, judulnya 'Grizzy and the Lemmings'.'

"Kartun ya..." Nigou berpikir sejenak. "Aku jarang nonton TV sih, tapi kartun yang seperti itu biasanya memiliki tokoh hewan yang tidak berbicara dan hampir tidak ada manusia."

"Kalau 'Shaun the Sheep' bagaimana?" tanya Ishar. "Walaupun ada manusia-nya, tapi mereka tidak banyak bicara, kalaupun iya juga kurang jelas."

"Itu bisa saja, asal jangan 'Rabbid'. Manusia di kartun itu bisa berbicara dengan jelas." balas Nigou.

"Oh iya!" Ney teringat sesuatu. "Kak Tumma pernah cerita, dulu dia suka nonton kartun tentang burung hantu ungu yang sering kena sial. Itu juga termasuk kan?"

Nigou mengangguk. "Bisa juga sih."

Flore sedikit merenggut. "Sebenarnya aku tidak ingin membicarakan ini, tapi aku jadi teringat saat Paman Alpha pernah menunjukkan kartun tentang anjing pemarah padaku."

"Anjing pemarah? Maksudmu 'Mong'?" tebak Arthur.

Flore mengangguk.

"Memang apa yang salah dari kartun itu?" tanya Frans.

Flore menghela nafas. "Aku masih sedikit takut dengan anjing."

Kemudian dia menunjuk Nigou dan Arthur dengan wajah datar. "Tapi jangan tanya kenapa mereka menjadi pengecualian."

Teman-temannya kebingungan. "Heeeh..."

"Ada satu hal lagi yang perlu kuceritakan." Gadis kucing itu melipat tangan. "Kalian mau tau nggak komentar Nenek Carlina saat Papa memberitahu hal itu padanya?"


"Flore itu lucu lho, Teiron. Dia anak kucing yang takut dengan anjing tapi berteman dengan anak anjing. Aku rasa itu ironi yang lucu."


Flore menopang dagu dengan pipi menggembung. "Kalau saja dia bukan ibu-nya Papa, aku pasti sudah menggigiti tangannya saat itu juga..."

Anak-anak lainnya hanya terdiam mendengar itu.


~Cold~

"Dingin..." gumam Naya yang menggigil.

Edgar memeluk Naya untuk membuat tubuhnya lebih hangat.

Naya hanya tersenyum menerima pelukan itu. "Terima kasih."


"Dingiin!" seru Emy.

"Kenapa tidak pakai sihir api saja? Kau kan bisa melakukannya." usul Thundy sinis.

Emy hanya speechless. "Kenapa aku harus melakukannya?"


"Alpha, aku kedinginan."

"Ini." Alpha memakaikan jaketnya pada Wiona.


"Arie, aku kedinginan."

"Seharusnya kau pakai jaketmu!" balas Arie sambil menatap tajam Glinea.


Molf sedang menggosokkan kedua tangannya karena lupa memakai sarung tangan. "Tanganku dingin."

Zen memegangi tangan Molf.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepala Molf. "Zen, bibirku juga di-"

Zen malah melakban mulut Molf. Arie dan Glinea hanya sweatdrop melihat kejadian di sebelah mereka.


~May I Pick Them?~

"Ashleeeeeyy~" panggil Hibatur dari pintu perpustakaan.

Yang bersangkutan menghampirinya. "Iya?"

"Lu mau ngapain?" tanya Girl-chan yang baru nongol.

Hibatur menunjuk Ashley. "Boleh bawa pulang nggak?"

Girl-chan menatap gadis hantu itu. "Kamu mau tinggal sama dia?"

"Aku tidak bisa, tempat ini sudah menjadi rumahku."

Perkataannya barusan membuat Hibatur patah hati.

"Tapi aku bisa berkunjung jika kau mau."

Hibatur langsung memeluk Ashley sambil nangis. "Huweeee! Makasih!"

Dia pun langsung pergi.


Hibatur mengangkat Soramaru dan menunjukkan puppy eyes. "Boleh bawa pulang nggak?"

Hikari dan Naoto saling berpandangan.

"Kalau kau mau merawatnya silakan saja, tapi pastikan dia sering berkunjung."

"Makasih!"


~Mundo's Secret~

Ketika Mundo berpikir dia sendirian tapi tidak menduga kalau seseorang akan datang.

Mundo sedang memakai topi orang Mexico (Namanya apaan sih? Sombrero kan?) dan poncho sambil memainkan gitar.

Mathias yang baru lewat langsung kaget melihat itu. "Apa yang kau lakukan?"

"Hola mi amigos!" Mundo mencoba tetap kalem walaupun sudah ketauan.

Mathias langsung mengambil foto dan menyeringai. "Aku akan menunjukkan ini pada yang lain."

Mundo malah memukuli Mathias dengan gitar sambil bernyanyi. "Lacukaraccha~ Lacukaraccha~"

"Aku tidak tau mana yang menyakitkan... Nyanyiannya atau pukulannya..." gumam Mathias yang langsung pingsan.


~Stolen Bread~

Arta sedang kesal karena roti melon terakhirnya diambil orang. "Siapapun yang memakan roti melonku akan kuha-"

Molf lewat dengan santainya di depan para Andreas sambil memakan sebuah roti melon. "Siapapun yang menyimpan roti ini, rasanya cukup enak kalau boleh jujur."

"Molf, jika kau mementingkan nyawamu, lari dan jangan pernah kembali!" seru Vience panik, kemudian dia berusaha keras menahan Arta yang sudah mengamuk dibantu Daren dan Saphire.


~Stupidity~

"Kau tau, terkadang aku tidak bisa mengerti Ney." keluh Frans.

Tigwild memiringkan kepala seolah bertanya 'kenapa?' pada Frans.

"Perhatikan ini." Frans menghampiri Ney yang sedang makan permen. "Ney, berapa enam kali sepuluh?"

"Enam puluh."

"Kalau sepuluh kali enam?"

"Enam ratus."

Tigwild hanya terdiam mendengar itu, Frans sendiri sudah menjerit frustasi dalam hati.


"Harith, tolong bantu aku membuat Ney jadi pintar." pinta Arie.

"Aku akan mencoba apa yang kubisa." Harith pun menghampiri anak yang bersangkutan. "Ney, apa dua angka setelah lima?"

"Enam dan tujuh."

"Bagus. Lalu apa tiga angka setelah enam dan tujuh?"

"Delapan, sembilan, sepuluh."

"Selanjutnya?"

"Jack, Queen, King."

Harith langsung facepalm seketika, sementara Arie sudah menjerit frustasi.


Beberapa hari kemudian...

"Ney, apa rumus kimia dari air?" tanya Arthur.

"H, I, J, K, L, M, N, O."

Arthur langsung bengong. "Apa maksudmu?"

"Kemarin Kak Arie bilang jawabannya 'H2O'." jelas Ney polos.

Ngomong-ngomong, dia bacanya 'H two O' (eich tu ou).

Arie langsung headbang di tembok terdekat.


To Be Continue, bukan Try Bright Cry (?)...


Beberapa minggu nggak ke warnet sudah membuatku agak stress, jadi sering nggak mood... =_=/

Review! :D