Yeah, nggak balas review dulu sekarang... ._./

Happy Reading! :D


Chapter 271: Ca(r)terPillar


Savanah sedang (belajar) merajut sambil mendengarkan radio, kemudian Girl-chan lewat sambil membawa minuman.

"Tada kokoro no tomo to..."

"Hm?" Gadis itu berhenti ketika mendengar lagu yang muncul di radio.

Savanah menyadari seseorang di depannya dan berhenti merajut, kemudian dia menatap sang ketua squad. "Ada apa?"

"Ah, tidak." Girl-chan menggeleng. "Hanya saja lagu di radio tadi mengingatkanku pada lagu yang pernah menjadi bahan ujian praktek di SMP (walaupun berbeda sedikit)."

Savanah hanya mengangguk paham.

Note: Ini hanya kepikiran saja, oke?


Pada suatu hari di Twitter...


Molf (Chaindelier)

Apa itu orgasm?

20 : 18 . 18 Oct 20 . Twitter for Android

4250 Retweets 7485 Likes

Reply Retweet Like Share


Hendry Espada Volante (SilverGhost) . 5m

Replying to (Chaindelier)

Ketika kau melipat kertas menjadi bentuk burung atau yang lainnya.

1 Reply Retweet Like Share


Zen (CoolDevil) . 2m

Itu oregano, bego!

Reply Retweet Like Share


Vestur sering ikut mabar dengan trio Fudan, terutama ketika bermain Identity V.

Sebagai seorang newbie, Vestur selalu tak sengaja lewat di dekat temannya yang dikejar Hunter sehingga sang Hunter langsung ganti target dan malah mengejarnya. Kalau dia sudah diikat di kursi roket, teman-temannya pun bergegas menyelamatkan (dan sering kali gagal).


"Aku bersumpah akan mencoba sembunyi kali ini!" seru Vestur panik. "Dan aku buruk dalam 'Juking', maaf!"

Alexia memasang pose serius. "Guys, komunikasi itu penting. Aku tidak tau dimana kalian jika tidak ada yang mengirim 'quick messages'."

"Tapi mengirim pesan saat kiting itu susaaaaah!" keluh Musket. "Aku sudah mencobanya, mencobanya! Itu tidak cukup, Alexia!"

Alexia menghela nafas. "Aku tidak punya pilihan. Aku harus menggunakan senjata rahasiaku."

Musket dan Federic langsung menyadari maksud perkataan Alexia barusan, sementara Vestur hanya kebingungan.

"Dude..." Federic sudah memasang wajah suram.

"Tolong katakan kalau ini lelucon." pinta Musket was-was.

Alexia langsung tersenyum licik. "Persona Web 12!"


Di dalam match, Vestur (yang memakai karakter 'Thief') sedang dikejar Hunter dalam kondisi terluka.

Alexia (yang memakai karakter 'Cowboy') terlihat berada di belakang sang Hunter dan sudah menyiapkan lasso. "You're highlighted!"

'God, please help me...' batin Vestur yang terus berlari untuk menyelamatkan nyawanya.


Di sisi lain, Exoray yang biasanya merupakan Hunter Main (terutama Jack the Ripper) terkadang mencoba Survivor tertentu dalam normal match (dia bisa dihujat kalau melakukannya di rank match).

Survivor yang dia coba kali ini adalah Seer. Dia memiliki kemampuan melindungi dirinya atau teman setim dengan burung hantu (jika sudah 'terisi' dengan cara melihat Hunter-nya).

Tapi sayangnya, dia sering kali mendapat masalah dalam beberapa match yang dia jalani.

Masalah pertama, tidak sempat pakai burung karena belum 'terisi penuh' atau dirinya sudah dipukul jatuh oleh Hunter sebelum sempat 'mengisi'.

Masalah kedua, burungnya sudah dipakai tapi Hunter-nya malah ganti target ke teman terdekat.

Masalah ketiga, lupa kasih burung ke teman yang sedang kiting dan baru ingat ketika temannya sudah dipukul jatuh.

Masalah keempat, salah kasih burung ke teman yang sedang decoding.

Yah, begitulah masalahnya...


"Haduh... Dary, kamu nggak apa-apa?" tanya Saphire khawatir.

"Haiyoyoh! Kenapa kalian bawa dia juga?!" pekik Edward panik.

"Gara-gara Emy nih, pake lempar-lemparan ramuan segala!" keluh Salem risih.

"Ayo kita ke Bali, cyiin~"

Mereka bertiga langsung muntah di tempat.

Daren terkena cairan aneh yang dilempar (dengan tidak sengaja) oleh Emy sehingga membuatnya menjadi banci dadakan, bahkan seorang begal sepeda (iya sepeda, karena begal motor udah mainstream) yang ingin membegal mereka sudah muntah setelah dirayu Daren habis-habisan.

Saphire pun terpaksa membawa adiknya ke rumah sakit terdekat.


Arta dan Tobias adalah teman dekat yang sangat akrab. Tobias sering mengunjungi Arta baik di markas Garuchan maupun di kediaman Aokiryuu.

"Hey, bagaimana kalian bisa akrab seperti itu?" tanya Vience penasaran.

"Kami saling kenal sejak SMP." jawab Tobias.

"Ah iya, dulu dia sering menghiburku saat aku dihukum guru di luar kelas walaupun kami beda kelas." tambah Arta.


"Kamu dihukum karena ketiduran lagi?" tanya Tobias yang melihat Arta duduk di luar kelasnya.

"Aku nggak suka guru itu! Cuma ketiduran langsung dihukum. Padahal dia nggak tau aku kelelahan di rumah semalam." keluh Arta sebal.

"Jangan membenci guru. Kamu harus mengikuti prinsip 'k'." nasihat Tobias.

"Prinsip 'k'?" tanya Arta bingung.

"Prinsip 'Kecoak'!" jawab Tobias tegas.

Arta sedikit merinding. "Ke-kenapa kecoak?"

"Walaupun kecoak sering dimarahi orang, tapi dia tak pernah membenci orang." jelas Tobias.

"Begitu ya? Toby juga mencontoh kecoak agar tidak benci guru atau orangtua?" tanya Arta.

"Tidak. Aku mencontoh kecoak agar bisa kabur secepat mungkin dari kejaran Pak Thoirys." balas Tobias tanpa dosa.

Arta langsung sweatdrop. "P-pantas saja kamu sering dihukum di kelas sejarah..."


"Kalau aku ingat-ingat, dulu kamu sering sekali kunasihati." Tobias menyeruput teh di gelasnya.

"Terkadang nasihatnya memang aneh-aneh, tapi aku senang mendengarnya." timpal Arta sambil mengusap Arashi di pundaknya.

'Dan anehnya nular...' batin Vience risih.


Bonus:

Para gadis di Garuchan sedang berkumpul di 'DraFlamia'.

"Lis, kok kamu bisa suka sama Tei?"

Lisa berpikir sejenak. "Yah... Karena dia adorkable."

"Adorkable?"

Lisa mengangguk dengan senyum tipis. "Dia cukup imut kalau sedang gugup, apalagi kalau wajahnya memerah karena malu."

"Oh iya Lis, kapan kamu nikah sama Tei?"

"Bulan ini, tanggal 22."

"Heeh?!" Glinea langsung terkejut. "Aku juga mau nikah sama Arie tangga 22!"

"APA?!" Gadis-gadis lainnya juga ikut kaget mendengar hal itu.

"Double wedding?!"

"Aku tidak menduga kalian akan menikah di hari yang sama!"


Di tempat lain...

"Apa itu benar-benar diperlukan?" tanya Molf ketika dia menemukan topik mengenai 'empat benda' dari buku tentang pernikahan yang dia baca.

Tumma memutar mata. "Tidak juga, kurasa."

BRAK!

Arie menengok ke arah pintu dengan sebal. "Apa kau tidak bisa mengetuk pintu?"

"Maaf, tapi aku membawa ini." Zen menaruh keranjang yang dia bawa di atas meja dan mengeluarkan barang-barang di dalamnya. "Tuxedo lama Tuan Femuto untuk sesuatu yang tua, gaun pengantin Glinie untuk sesuatu yang baru, salah satu koleksi sarung tanganku untuk sesuatu yang dipinjam, dan softlens warna biru untuk sesuatu yang biru."

"Kukira kau akan mengambil potongan rambut Thundy untuk yang terakhir." komentar Tumma.

"Awalnya sih begitu, tapi Thundy langsung melempariku dengan mainan bayi milik anaknya saat aku akan mencoba memotong rambutnya diam-diam." Zen membuka tudung jaket yang menutupi kepalanya, terlihat benjolan yang sangat besar di antara dahi dan puncak kepala.

"Dasar gila!" seru Arie.


Di sisi lain...

Teiron sedang memeriksa daftar pada kertas yang dia pegang. "Sesuatu yang tua, ibuku menyimpan cincin pernikahan milik ayahku yang pergi dari rumah setelah aku lahir. Sesuatu yang baru, tuxedo buatan ayahnya Lisa (karena dia bilang tidak ada tuxedo yang sesuai dengan ukuran tubuhku yang kecil dan merasa tidak enak untuk membeli yang baru dan mengecilkan ukurannya). Sesuatu yang dipinjam, mungkin aku akan meminjam sesuatu dari Paman Grayson nanti. Sesuatu yang biru... Haruskah aku bertanya pada Thundy soal ini?"

Alpha hanya mengangkat bahu dengan senyum miris.

"Entschuldigung, jemand zu Hause?" Thundy mengintip dari celah pintu yang terbuka. "Oh, kebetulan sekali."

"Ya, kami kebetulan juga mau bertanya padamu." balas Teiron seadanya sambil menggaruk kepala.

"Aku hanya ingin membawakan ini." Thundy menunjukkan sesuatu. "Ini topi rajut yang dibuat dengan rontokan bulu milik Greif, mungkin saja kau membutuhkannya."

"Akan lebih baik jika kami menyimpan potongan rambutmu." canda Alpha sambil tertawa garing.

Tiba-tiba tubuh Alpha terangkat ke udara, terhempas ke tembok terdekat dengan wajah menempel duluan, dan tergeletak mengenaskan di lantai. Thundy sendiri hanya menatap tajam sang korban.

Tidak heran sih, dia kesal karena Zen juga menginginkan hal yang sama untuk bagian itu.

Teiron sedikit merinding, tapi dia juga penasaran. "Sejak kapan kau bisa melakukannya tanpa... 'Buku itu'?"

"Fortgeschrittenes Zaubertraining, sayangnya hal itu membuatku harus merelakan diri menjadi tuli." Thundy memperlihatkan hearing aid di telinga yang tersembunyi di balik rambut birunya.

Teiron hanya manggut-manggut dengan prihatin.


"Hey, taukah kalian kalau Tei dan Arie akan menikah bersamaan besok?" tanya Icy.

Para cowok yang mendengar itu langsung heboh seketika.

"Serius?!"

"Tau dari mana lu?!"

"Tadi aku dengar dari Lisa dan Glinea di 'DraFlamia'."

"Yang bener?!"

Kehebohan pun masih terus berlangsung.


Sekarang ini Kivosya (yang menjadi 'wedding organizer') sedang menunggu pasangan yang akan menikah untuk membantu mengatur pesta pernikahan mereka, tapi...

"Lho, Arie? Kok bisa ada di sini?"

"KAU JUGA KENAPA KE SINI?!"

"AKU YANG SEHARUSNYA MENANYAKAN ITU!"

Dia tidak menduga kalau ada DUA PASANGAN yang akan menikah besok.

(Entah kenapa dialog Teiron dan Arie barusan terkesan tidak asing deh, tapi dimana ya?)

"Sepertinya menarik." Kivosya mengusap dagu. "Aku rasa kita bisa membuat double wedding."

"APA?!"

"Apa?"


Setelah itu...

"Apa kalian mau tukar sesuatu?" tanya Teiron membuka pembicaraan di tengah suasana yang canggung. "Aku punya topi rajut dari rontokan bulu griffin."

Glinea terlihat antusias mendengarnya. "Boleh! Ada softlens warna biru untuk kalian sebagai gantinya."

Kedengarannya pertukaran yang cukup adil, karena mereka tidak terlalu menyukai apa yang mereka dapat.

Yah, semoga saja pernikahan mereka berlangsung normal...


To Be Continue, bukan Twinkle Blizzard Cuit (?)...


Itu saja... ._./

Review! :D