Happy Reading! :D
Chapter 280: New Year Date
Hari ini Arie sedang menunggu Glinea yang akan mengajaknya melihat kembang api di taman kota.
"Kemana sih dia?! Udah ditungguin satu jam nggak dateng juga! Bisa-bisa kaki-ku keram kalau begini jadinya!" gerutu Arie kesal.
"ARIIIIIIIE!" Terdengar suara yang familiar di telinga Arie.
Arie menoleh dan melihat seorang gadis yang menaiki limosin.
"Arie, kamu lihat kemana sih? Aku di sini!" seru seseorang di tempat lain.
Dia menengok ke sumber suara dan mendapati Glinea sudah berada di sebelahnya.
"Ayo pergi!" Glinea menarik tangan Arie.
"Ke sananya naik apaan? Kan dari sini ke taman kota jauh." tanya Arie.
"Jalan kaki aja, biar sehat!" jawab Glinea santai.
"Huh! Naik mobil kek, apaan kek!" keluh Arie kesal.
Suasana di sekitar mereka langsung hening.
'Kenapa dia melihatku seperti itu? Apa dia sakit hati karena perkataanku tadi? Bodoh! Kenapa aku mengatakan itu?!' batin Arie panik.
"Ide bagus!" Glinea tersenyum lebar. "Ayo ikut aku!"
Glinea pun langsung menuntun Arie ke suatu tempat.
'Firasatku nggak enak!' batin Arie.
'Tapi sisi baiknya, aku bisa bergandengan tangan dengan Arie jika kami berjalan bersama seperti ini!' batin Glinea senang. 'Tangannya hangat sekali! Setelah pegangan tangan, kemudian ciuman, lalu... Lalu... Lalu...'
Entah kenapa Glinea sudah masuk ke alam mimpi sambil blushing, kemudian dia langsung mimisan dan pingsan.
Bruk!
Arie langsung menengok ke belakang dan mendapati Glinea tiduran di jalan sambil mimisan.
"Kenapa dia tiduran di jalan? Sambil mimisan pula." tanya Arie sambil memasukkan tangan ke saku celana. "Hah, sungguh merepotkan! Lagipula apa yang dia pikirkan sampai mimisan seperti itu?"
Arie pun menggendong Glinea dengan bridal style.
Glinea yang terbangun mendapati Arie sedang menggendongnya, dia pun langsung blushing dan panik. (Lha, bukannya senang?)
"Huwaaaa! Turunkan aku, mesum! Turunkan aku!"
"Salah sendiri mimisan, mikirin apa coba?" Arie langsung menjatuhkan Glinea dari gendongannya. "Dengar ya! Aku tidak suka dengan sebutan mesum atau semacamnya, karena aku benci itu, paham?"
Glinea malah blushing. 'Ganteng...'
Mereka pun terus berjalan melewati hutan.
"Nah, itu dia!" Glinea menunjuk sebuah benda yang ternyata adalah...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebuah bajaj.
Arie langsung mangap lebar melihatnya, sementara Glinea hanya tertawa kecil dan langsung ke tempat bajaj tersebut.
"Kalian berdua mau naik bajaj saya?" tanya sang tukang bajaj yang entah kenapa wajahnya mirip seseorang.
Mereka saling bertatapan dan suasana langsung hening seketika.
.
.
.
.
.
.
"Hey, apa yang kalian lakukan?" tanya Arie sambil menghampiri Glinea dan tukang bajaj tersebut.
"Arie? Glinea? Kenapa kalian berdua di sini?!" tanya si tukang bajaj.
"Kamu sendiri ngapain di sini, Monika?!" teriak Glinea.
"Oh iya, itu Monika, kok jadi tukang bajaj?" tanya Arie skeptis.
Monika hanya menghela nafas. "Selamat untuk kalian yang dapat merasakan malam pergantian tahun tanpa kesibukan seperti aku dan yang lainnya..."
Mereka berdua langsung blushing berat setelah mendengar perkataan Monika barusan. "Maaf nggak bisa bantu."
"Oh iya, emang yang lain kemana?" tanya Arie.
"Bantuin Ilia nyiapin pesta tahun baru di restoran kakaknya." jawab Monika.
"Terus kenapa kamu jadi tukang bajaj?" tanya Glinea.
Monika kembali menghela nafas. "Gue dihukum sama Paman Grayson gara-gara ketahuan ngelakuin 'itu' sama Maurice di toilet markas..."
Glinea manggut-manggut. "Oh begitu..."
"Dasar gila!" komentar Arie sweatdrop.
"Ya udahlah, aku mah nikmatin aja!" Monika melipat tangan di belakang kepala. "Terus kalian mau kemana?"
"Kami mau naik bajaj-mu ke taman kota." jawab Glinea.
"Nggak sudi naik begituan!" sembur Arie kesal.
"Kamu berpikir begitu?" Glinea memasang jurus 'puppy eyes' di depan Arie.
Arie hanya blushing berat dan langsung gugup.
"Merepotkan..." komentar Monika sweatdrop.
"Kalau begitu kita jalan kaki saja!" usul Glinea santai.
"Kau gila ya?! Jarak dari sini ke taman kota kan jauh!" sembur Arie. "Cewek kere!"
"Apa sih maumu? Nelpon nggak pernah, SMS nggak pernah!" Glinea mulai berlinang air mata, ternyata dia korban iklan.
"Haruskah aku menjawabnya?" Arie pun mulai pasrah. "Ya udahlah, kita naik bajaj."
Kedua gadis itu (Monika juga?) langsung menangis seketika.
"Mengharukan..." Monika menghapus air matanya.
"Sudahlah!" bentak Arie kesal.
Akhirnya mereka pun naik bajaj.
Bajaj itu mulai melaju dengan cepat, tapi tiba-tiba Monika menginjak rem secara mendadak sehingga bajaj itu nyaris jungkir balik.
"Gila! Gigi satu aja begitu!" gerutu Glinea sambil meregangkan tangannya dan mengenai wajah Arie. "Monika, kamu bisa nyetir nggak sih!?"
"Setidaknya minta maaf dulu padaku, Glinea!" bentak Arie karena wajahnya tak sengaja ditampar oleh Glinea.
"Maaf, sepertinya aku melupakan sesuatu." Monika langsung melompat keluar.
"Woy, jangan kabur!" teriak Arie sewot.
"Siapa yang nanti nyetir?!" protes Glinea kesal.
Setelah beberapa saat, Monika pun masuk lagi ke dalam bajaj. "Pakai sabuk pengamannya!"
"Mana sabuknya?" tanya Glinea celingukan.
"Bajaj mana ada sabuk pengaman?!" sembur Arie kesal.
Bajaj yang baru berjalan sebentar kembali terhenti.
"Kenapa berhenti?" tanya Glinea.
"Sepertinya taman kota sudah penuh. Tapi tenang saja, aku tau tempat yang romantis." Monika langsung tertawa jahat dan bersiap memencet tombol bertuliskan 'N2O'.
Arie yang melihat itu langsung panik. "Jangan bilang kalau tombol itu-"
Klik!
NGEEEEEENG!
Bajaj pun melaju dengan kecepatan turbo. (Itu bajaj atau mobil balap?)
"Kita sudah sampai!" seru Monika senang ketika tiba di depan gerbang masuk sebuah pantai.
Arie dan Glinea langsung keluar dari bajaj dengan sempoyongan dan pusing.
"Oh iya, mana bayarannya?" Monika mengulurkan tangan.
"Beliin dulu obat pusing buat gue!" balas Arie sewot.
Glinea tak sengaja melihat tiga orang di kejauhan. "Tu-tunggu dulu, bukannya mereka-"
"Yubi? Arta? Paman Grayson? Kok kalian di sini?"
"Wah, selamat datang di pantai! Romantisnya~" ujar Arta.
Yubi hanya mengangguk tanda setuju dengan perkataan Arta sambil memakan es krim yang baru dia beli.
Sementara Monika dan Paman Grayson hanya saling berpandangan.
"Mana setorannya?" tanya Paman Grayson sambil mengulurkan tangan.
Monika menyerahkan sejumlah uang. "Ini."
GUBRAK!
"Lupakan soal kejadian itu, ayo kita temui mereka." ajak Paman Grayson sambil berjalan pergi.
"Baik." Monika langsung mengikuti pria itu.
"Soal apa?" tanya Arta penasaran.
"Lho? Masa kamu belum tau? Monika dihukum jadi tukang bajaj gara-gara ketahuan ngelakuin 'itu' sama Maurice." jelas Glinea.
Arta hanya ber-'oh' ria.
Sementara Yubi? Dia hanya diam.
'Dari tadi aku dicuekin!' batin Yubi.
"Bi, liat Monika nggak?" tanya Iris yang baru datang.
Yubi langsung cuekin Iris.
"Sialan, malah dikacangin!" umpat Iris kesal.
Arta tak sengaja melihat kejadian itu.
"Huweeee! Dary! Iris lebih mentingin Monika daripada aku!" Arta langsung nangis kejer dan kabur.
Iris hanya kebingungan melihat kelakuan pria itu.
"Emangnya ngapain kamu nyari Monika?" tanya Glinea.
"Tadi aku naik bajaj dia nggak bayar, jadinya aku ke sini mau bayar." jelas Iris.
"Woy, lu nungguin apaan?! Lu kejar dia sono!" seru Arie.
Iris langsung kaget. "Lha? Emangnya aku ngapain?"
"Udah kejar aja!" perintah Arie.
"Iye iye aku kejar! Betah amat kamu, Glinie! Punya pacar cerewet kayak Arie!" ejek Iris yang langsung berlari mengejar Arta.
"Iris kampret!" Arie berniat menghajar Iris dan segera dicegah Glinea. "Biarkan aku menghajarnya dulu!"
"Sudah sudah, lebih baik kita cari tempat saja yuk!" Glinea langsung menarik Arie pergi dari tempat itu.
"Aku dicuekin, mending main sama Tum-Tum aja ah~" Yubi berjalan pergi.
"Hey, Glinea."
"Hm?"
"Kudengar kau bisa bernyanyi. Bagaimana kalau kau bernyanyi sambil menunggu kembang api?" usul Arie ketika mereka sedang duduk di sebuah kursi.
Glinea tersenyum. "Baiklah!"
Glinea berdiri dan mengeluarkan sebuah microphone (yang entah dapet dari mana) untuk menyanyikan sebuah lagu.
Kono mama aruki tsuzuketeiru
Konnya mo maasugu
Hitori no ashiato tadotte...
Hateshinai, dakedo kimi dake wa
Dokoka de matteru
Egao tayasazuni
There you will
Be The One, Be The One
All right!
Ashita no chikyuu o nagedasenai kara
Be The Lights, Be The Lights
All right!
Tsuyoku nareru yo
Ai wa makenai!
Nanika wo tasukete sukutte dakishime
Kokoro ni fureruyo todoku yo, tsutaware
Be The One, Be The Lights
Message, Okoru yo hibiku yo!
Arie hanya tersenyum kecil mendengar nyanyian Glinea.
"Capek!" Glinea langsung menyenderkan kepala di pundak Arie.
"Jangan bicara seperti itu dan jangan menyender!" gerutu Arie sambil mendorong kepala Glinea.
"Kamu kenapa sih? Aku kan hanya kedinginan!" balas Glinea.
"Hm?"
"Lupakan saja!" Glinea memalingkan wajah.
'Ternyata dia masih belum bisa romantis padaku...' batin Glinea sedih.
Pluk!
Sebuah jaket menimpa kepala Glinea.
"Pakai itu saja, aku sudah cukup hangat tanpa jaket." ujar Arie dengan wajah memerah.
Glinea hanya tertawa kecil, kemudian dia berdiri sambil memakai jaket itu dan berjalan agak jauh dari tempat mereka duduk.
"Aku kedinginan!" Glinea merenggangkan tangan minta pelukan.
"Heee?" Arie memasang wajah bingung.
10...
9...
Glinea hanya tersenyum melihat wajah bingung itu.
8...
7...
"Hitungan mundur tahun baru sudah dimulai." Arie berjalan mendekati Glinea.
6...
5...
4...
Dan mereka pun berciuman.
3...
2...
1...
Kembang api pun mulai muncul di langit malam yang indah.
To Be Continue, bukan Tap Bless Clean (?)...
Tiga Chapter sekaligus untuk akhir tahun, ya gitu deh... Sepertinya tahun depan bakalan hiatus dulu, jadi maaf... ._./
Review! :D
