Balas Review! :D
Hiba De eN: *memutar mata.*
RosyMiranto18: Well...
Q: Apa bedanya King of Game Karaoke dan King's Game? Dare-nya cuma lagu?
A: Ya maaf... ._.
Q: Maru-mie?
A: Lebih tepatnya maru mieru.
Q: Wait, orang yang diinjak itu orang yang sama menjadi korban Torture Dance?
A: Nope, di series-nya beda orang.
Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 287: Drabble Collections (Our Little Tales)
Ini sebagian besar terinspiransi dari RWBY Chibi, I regret nothing.
1. Latest Read (Sparring Match) (Saphire, Daren, and Vivi)
Saphire menemukan sebuah buku yang tergeletak di atas sofa. "Buku siapa ini? Kurasa tidak ada yang keberatan jika aku membacanya sedikit..."
Dalam beberapa menit, Saphire sudah keasyikan dengan buku itu. "Now that's a katana!"
(Transisi: Puluhan telur berjatuhan memenuhi layar.)
Daren dan Vivi sedang bertanding di ruang latihan. Setelah beberapa kali saling serang, Daren berhasil melucuti senjata Vivi dan bersiap untuk menembak... hanya untuk mendapati senjatanya tidak menembak, ternyata kehabisan peluru.
Vivi menjulurkan lidah dan Daren langsung menghantamkan shotgun miliknya ke wajah gadis itu sampai membuatnya terkapar.
(Transisi: Sekumpulan balon berwarna ungu terbang memenuhi layar.)
Vivi mendapati buku miliknya hilang dan setelah lama mencari, dia mendengar suara seseorang berdehem dan melihat Saphire memegang buku yang dia cari di tangannya.
"Apa yang kamu lakukan dengan buku-ku?" tanya Vivi bingung.
"Ini cabul! CABUL!" Saphire langsung memukuli Vivi dengan buku itu dan berjalan pergi.
Vivi hanya tergeletak di lantai dengan linglung. "Bi-Bisakah aku mendapatkan buku-ku kembali?"
"NANTI!"
(Transisi: Belerick dalam wujud kecil mengendarai pemotong rumput yang tak terkendali dan dikejar oleh Daren.)
2. Molf vs Violetta (Molf and Marlie feat Violetta/Soul Weaver from Identity V)
Ada laba-laba mekanik yang sedang berkeliaran di taman kota untuk mencari sesuatu.
"Hey, Violetta!"
Mendengar namanya dipanggil, laba-laba itu pun pergi. Molf keluar dari balik tiang lampu yang hampir sepersepuluh ukuran tubuhnya dan menghela nafas lega.
(Transisi: Tiang lampu.)
Violetta berkeliaran lagi di sekitar taman. Ketika laba-laba itu berhenti sejenak di depan air mancur, dia memperhatikan angsa yang tidak bergerak di sana selama beberapa saat sebelum meninggalkan tempat itu.
Beberapa menit kemudian, Molf keluar dari air mancur dengan patung angsa di kepala dan tubuh basah kuyup.
(Transisi: Angsa.)
Molf memeriksa seluruh area taman untuk mengantisipasi penyergapan dari Violetta. Di bawah kursi taman, di bawah bebatuan, di balik semak-semak, di atas pohon, dan di dalam air mancur.
Setelah puas mendapati dia tidak menemukan laba-laba mekanik itu, Molf memutuskan untuk beristirahat dan bersandar di batu besar yang entah kenapa terasa sedikit empuk.
"Ketemu!"
Dia langsung menengok, ternyata 'batu' itu adalah Violetta yang langsung menimpa dan memeluk Incubus malang itu.
"Tidak! Hentikan! Aku tidak bisa bernafas!"
Dan ternyata semua itu hanya mimpi, terlihat Marlie yang sedang tidur di atas wajah Molf.
"Aaaah!" Molf langsung terbangun dan membuat Marlie terlempar dari kepalanya, pria Incubus itu menyadari apa yang terjadi setelah merasakan Marlie yang mendarat di atas kakinya. "Marlie! Ini sudah yang kelima kalinya minggu ini!"
(Transisi: Firen terbang membawa keranjang berisi dedaunan di kakinya dan dedaunan itu bertebaran memenuhi layar.)
3. Right In Front of Salad? (Emy, Zen, and Ilia)
Emy memelototi pria di seberang meja. "Apa maksudmu dengan itu? Kamu tidak suka kalau dia-"
"Emy, aku tidak mengatakan kalau aku tidak menyukainya." potong Zen dengan nada frustasi, tangannya sudah gatal ingin menyayat wajah gadis di depannya dengan pisau kue yang dia pegang. "Hanya saja ketika dia melakukannya, tandanya akan membekas selamanya!"
"Itulah intinya! Apa gunanya meninggalkan bekas ketika orang tidak bisa melihat-"
"Orang-orang tidak perlu tau detail seperti itu!" Zen menancapkan pisau di tangannya tepat di sebelah blueberry cheesecake yang dia pesan.
"Tapi tetap saja! Bagaimana orang bisa tau kalau-"
"Baiklah, aku harus menghentikanmu saat ini juga." potong Ilia yang mengambil piring plastik berisi salad pesanan Emy. "Tidak ada pembicaraan seks di depan salad, atau aku akan memastikan kau tidak bisa makan salad apapun."
Emy hanya cemberut. "Tapi Ily-"
"Sekali lagi kau mengatakan hal-hal seperti itu di depan salad, aku akan meminta Thundy untuk memotongmu dan mengubahmu menjadi salad." ancam Ilia dengan penekanan sambil membanting piring salad yang dia pegang tepat di antara mereka berdua (Emy dan Zen).
Zen hanya bergidik membayangkan dirinya berada di pihak penerima dari apa yang dikatakan Ilia barusan.
(Transisi: Marlie melompat-lompat seperti kelinci.)
4. Nurse Yima (Glinea, Yima, and Donna)
"Hay, Nona Glinea. Kami akan pergi ke taman bermain yang baru buka, apa kau mau i- Ya ampun! Kau baik-baik saja?!" Yima langsung khawatir ketika melihat Glinea bersandar di sofa dengan wajah pucat.
"Aku sakit... Butuh... Obat..."
"Baiklah, aku tau apa yang kau butuhkan! Aku akan segera kembali!" Yima langsung pergi.
"Aku kembali!" Yima kembali dengan membawa beberapa benda. "Baiklah, aku punya sesuatu yang kau butuhkan! Segelas susu hangat, game 3DS kesukaanku 'Persona Q2: New Cinema Labyrinth'!"
Glinea hanya mengerang.
"Kau benar, game Persona Q yang sebelumnya jauh lebih baik." Yima menaruh gelas susu dan console 3DS di atas meja, kemudian membuka gulungan kertas yang menunjukkan gambar Marlie yang bergelantungan pada tali disertai tulisan 'Hang in there'. "Dan... sebuah poster motivasi kucing! Me-ong."
Glinea terbatuk sesaat. "Yima, aku tidak butuh itu. Aku butuh obat."
"Yah, semua barang ini digunakan ayahku saat aku sakit. Semua itu membuatku merasa lebih baik." jelas Yima tidak membantu.
Kemudian Donna datang menghampiri mereka.
"Donna, aku sakit, aku butuh-"
"Oh! Aku akan membawakan segelas susu!" Donna segera pergi dan kembali dengan gelas susu lainnya.
Glinea pun terpaksa menyerah untuk meminta obat pada mereka, dia lupa kalau Yima dan Donna adalah saudari kembar.
(Transisi: Miorin berguling seperti bola.)
5. Surprise Party (Edward, Vience, Naya, Yubi, Arie, Duco, Ikyo, and Adelia)
"Hay semuanya, kalian tau apa yang sangat menyenangkan?" tanya Edward pada beberapa orang di ruang tengah.
"Menurutku itu berupa sesuatu yang tenang." Naya menyatakan dengan sederhana.
"Menari? Atau bernyanyi?" Yubi bertanya-tanya.
"Hmm... Oh! Bagaimana kalau latihan?" tebak Vience.
"Tidak, bukan itu! Sebuah pesta kejutan!" seru Edward. "Aku dengar Kak Molf ulang tahun di hari Natal, siapa yang ikut denganku?!"
Mereka bertiga saling berpandangan.
"Yeah... no." Vience menolak dengan nada datar.
"Aku setuju dengan Vience." Yubi menutup mulutnya. "Wow, itu terasa aneh untuk diucapkan."
Edward merenggut kecewa. "Awww, tapi kenapa tidak?"
"Jangan salah sangka, Edward. Tapi setiap kali kamu melakukan pesta kejutan... Sayangnya..." Naya menggantungkan kalimatnya karena tidak tau apa yang harus dia katakan.
"Kau payah dalam melakukan pesta kejutan." sahut Vience dengan kejujuran brutal.
"Ya." Naya mengangguk setuju.
Edward hanya menganga mendengar itu. "Haaaah? Apa maksudnya?"
Yubi menatap Naya dengan wajah risih. "Perlukah kita jelaskan padanya?"
(Transisi: Konfeti bertebaran memenuhi layar.)
Ketika Arie datang ke markas bersama Duco bulan lalu, teman-temannya membuat pesta kejutan dengan membawa beberapa kue yang menyerupai kodok. Duco yang melihat itu langsung mundur beberapa langkah dan menutup mata... dengan sedikit celah terbuka di tangannya untuk mengintip.
"Kejutan!" sorak teman-temannya yang tidak menyadari kalau kue-kue itu cukup akurat untuk membuat Arie ketakutan dan-
BOOM!
Dia langsung meledakkan semua kue itu di depan semua orang, membuat percikan krim dan serpihan kue bertebaran dimana-mana.
(Transisi: Neo menaiki Cerberus seperti kuda dengan kursi pengaman anak sebagai pengganti pelana.)
Pada awal musim semi tahun lalu, Ikyo menemukan kotak yang terbungkus pita di meja ruang makan. Dia pun membuka kotak itu dan membaca surat ucapan yang ada di dalamnya.
Kamu sudah tua!
"Kejutan!" sorak beberapa orang yang muncul tiba-tiba.
SREEEEEET!
Mereka langsung shock dan ketakutan ketika melihat Ikyo merobek-robek surat ucapan beserta kotaknya.
"SIAPA DI ANTARA KALIAN YANG MELAKUKAN INI?!" bentak Ikyo kesal.
"KEJUTAN!" pekik Edward dengan megaphone yang muncul di belakang Ikyo dan mengagetkan pria itu sampai membuat telinga dan ekor rubahnya keluar.
PRAAAAANG!
Pria rubah yang sudah sangat marah itu langsung menendang Edward dengan sangat keras sampai memecahkan jendela dan membuat pemuda itu tercebur ke kolam ikan di luar markas.
"Kuharap Edgar tidak membunuhmu setelah ini, Kyo..." gumam Adelia yang baru datang.
(Transisi: Jeronium berlari melewati layar sambil mengejar daging mentah yang digantung dengan pancing di atas kepalanya.)
"Kau harus tau kalau kami berusaha keras untuk mencegah Edgar dan Ikyo bertarung di ruang makan saat itu." Vience menjelaskan kejadian setelah flashback tersebut. "Setidaknya Edgar lega kau tidak 'mati'-mati."
Edward hanya manyun. "Hmph, baiklah... Yang itu memang sebenarnya salahku."
(Transisi: Mainan UFO terbang melintasi layar.)
6. Fighting Game (Lisa, Alpha, and Tsuchi feat Alpha from Mobile Legends)
Lisa dan Alpha sedang bermain fighting game di rumah mereka.
"Player 2 win!"
"Yes!" seru Alpha senang. "Dan begitulah caranya. Karena sekarang kita seri, saatnya menentukan pemenang sebenarnya. Ketika semua ini selesai, mungkin aku bisa mengajarimu beberapa kombo. Cobalah belajar dari ahli-nya."
Lisa hanya memutar mata dan membuat gerakan tangan berbicara sambil meniru ocehan 'kakak'-nya.
Tiba-tiba Tsuchi lewat di belakang mereka sambil menarik kaki seorang pria robot berambut gimbal yang tidak sadarkan diri.
"Tsuchi! Sudah kubilang jangan jadikan dia 'Chew Toy'!" seru Alpha yang melihat itu.
Lisa langsung menyembunyikan controller Alpha selagi pemuda itu teralihkan dan gadis itu memulai permainan baru.
"Ready?"
"Eh?" Alpha berbalik dan mendapati controller-nya hilang, kemudian dia celingukan sesaat sebelum menoleh ke arah 'adik'-nya dengan mata merah menyala karena marah.
Lisa hanya menatap kamera dengan wajah ketakutan. "Uh oh."
(Transisi: Bola menggelinding.)
7. Dodgeball (Flore, Tigwild, Marinka, Kopen, Garcia, Exoray, Tumma, and Hamlet feat Laby and Noah from Elsword)
Ada seorang gadis berambut pink cerah dengan cermin melayang di sampingnya berjalan bersama seorang pemuda berambut abu-abu dengan mata ungu berpupil putih yang membawa sickle dengan mata biru berpupil tajam.
"Hihi! Terima kasih sudah mengajak Laby bermain 'hindari bola dan kalahkan lawan dengan bola', Noah!" ujar gadis itu antusias.
"Kami hanya menyebutnya 'dodgeball', Laby." balas Noah singkat.
"Tentu! Itu pasti menyenangkan! Iya kan, Nisha?" Laby bertanya pada cermin di sampingnya.
"Apa ini ide bagus untuk mengajaknya bermain dengan mereka?" tanya sickle yang dibawa Noah.
Noah hanya menghela nafas. "Aku tau, Clamor."
Kemudian kedua orang itu tiba di lapangan tempat mereka akan bermain.
"Baiklah, semuanya! Sebelum kita mulai permainan, kalian-"
"Kami sudah bentuk tim!" Flore sudah berada di salah satu sisi lapangan bersama Kopen, Tigwild dan Marinka.
"... bentuk tim dulu selagi aku pergi ke toilet." Exoray hanya sweatdrop.
Noah menyerahkan Clamor pada pria itu. "Bawa dia sebagai teman toilet-mu."
"Hey!" protes Clamor.
"Oh, salam kenal!" Exoray mengambil Clamor dan langsung pergi ke toilet.
Noah, Tumma, dan Garcia pergi ke sisi lain lapangan yang kosong dan Laby menghampiri mereka.
"Hihi! Aku tidak sabar untuk bermain dengan kalian!" seru gadis itu antusias.
"Ugh, hanya saja... Cobalah untuk tidak menghalangi, oke?" nasihat Noah risih.
"Jangan dengarkan dia, Laby. Dan jangan merasa kecewa jika kau tidak bisa mengenai siapapun karena permainan ini sangat sulit."
Di saat yang bersamaan, Exoray yang baru kembali dari toilet melihat Tumma yang sedang berbicara pada Laby sambil memberikan bola pada Garcia... yang langsung membidik target lemparan dengan crosshair merah di matanya.
Pria itu langsung ketakutan setelah menyadari apa yang akan terjadi. "Uh oh..."
Gadis android itu langsung melempar dan mengenai Tigwild dengan telak, setelah itu dia beralih ke target lain.
"Apa yang-" (Marinka)
"Mreeow!" (Kopen)
"Jangan di wajah!" (Flore)
Satu tim pun langsung tumpang saat itu juga.
"Oh, maksudmu seperti itu?" tanya Laby dengan polos pada Tumma dan Noah yang hanya tercengang melihat kejadian itu.
Bola menggelinding di depan Flore yang mencengkeramnya sambil menggeram kesal dan matanya berubah warna menjadi kuning.
"Oh ya, tadi itu, uh..." Noah menggantungkan perkataannya karena tidak tau harus mengatakan apa.
"Keren!" seru Tumma spontan.
Kemudian Flore langsung memukul bola dengan sangat keras, tapi Garcia menghindari serangan itu dan-
"Tumma, aku ke sini karena ada yang sedang mencari-"
PLUNG!
Hamlet yang baru datang terkena bola sampai kepalanya terlepas dan mendarat di tangan Laby.
Tumma hanya facepalm sambil menghela nafas frustasi. "Ini memalukan..."
Kemudian terdengar teriakan dari seberang lapangan dan Clamor tertancap di dekat kaki Noah setelah dilempar oleh Exoray.
"Oh my god! Hamlet bukan manusia! I have no idea!" teriak Exoray yang sudah kabur dari tempat itu.
Noah mengambil Clamor dari tempatnya tertancap, sementara Tumma mengambil kepala Hamlet dari tangan Laby dan memasangkannya kembali pada tubuhnya.
Garcia yang masih berada di sana men-scan tubuh Hamlet. "Update database: Hamelin Archire merupakan boneka hidup."
"Jadi... Apa kita bisa bermain lagi lain waktu?" tanya Laby dengan wajah polos.
Noah hanya menggelengkan kepala.
(Transisi: Kapak melayang.)
8. Deer or Dear? (Super Couple For The Win) (Mathias, Andersen, Victor, Luthias, and Giro)
"Bagaimana kalian bisa mengalami kecelakaan?" tanya Mathias ketika dia, Andersen, dan Victor menjenguk Luthias dan Giro di rumah sakit.
"Kami sedang menaiki motor dan ada seekor rusa di jalan yang tidak diperhatikan Luthias-pyon." jelas Giro. "Jadi aku berteriak 'Luthias-pyon, a deer!'"
Luthias menutupi wajahnya karena malu. "Dan aku menjawab 'Yes, babe?'"
Mathias dan Andersen hanya terdiam mendengar itu, sementara Victor sedang memikirkan sesuatu.
Pada malam sebelumnya, Victor mendapati Luthias masuk ke kamar Giro dan dia mengikutinya untuk melihat apa yang terjadi.
"Giro, apa kau sudah tidur? Giro..." Luthias berbisik di sebelah pemilik kamar.
Yang bersangkutan sedang berbicara dalam tidurnya. "Danke, Schwester. You're the best."
"Dengarkan baik-baik, kau ingin berkencan dengan Luthy~"
"Oh tidak. Tidak ingin itu."
"Ya, benar! Kau ingin hang out dan melakukan aktivitas menyenangkan bersama Luthy, sepanjang hari~"
"Benarkah?! Itu buruk!"
Luthias mengelus rambut panjang Giro yang tergerai. "Tidak, itu bagus! Juga, kau akan memberitahu semua orang bahwa Luthy adalah kekasih terbaikmu, lebih baik dari semua pria di dunia!"
"Oke, kurasa."
"Sempurna! Kau juga akan mengenakan pakaian yang sudah kusediakan!"
JEGER JEGER JEGER!
"Mein Gott, NEIN!" Giro langsung terbangun dari tidurnya. "Sungguh mimpi yang aneh, aku pasti bekerja terlalu keras belakangan ini. Lebih baik aku istirahat, besok akan ada kegiatan menyenangkan yang menunggu."
Ketika Giro kembali tertidur, Luthias pun keluar dari persembunyiannya di bawah tempat tidur sambil memegang kaus dan gaun disertai seringai licik. "Sleep well my pretty boy, semuanya berjalan sesuai rencana..."
Victor pun segera pergi dari situ.
Keesokan paginya...
"Let's go, my love! Aku sudah merencanakan hari yang menyenangkan untuk kita berdua!" Luthias yang sudah memakai kaus dengan tulisan 'LuthyGiro For The Win' menarik Giro yang terhipnotis (dan memakai gaun dengan tulisan yang sama) keluar ruangan.
"Kedengarannya sangat menyenangkan! Meskipun aku berteriak di dalam!" seru Giro dengan senyum yang dipaksakan.
Victor dan Mathias hanya saling berpandangan sementara Andersen sibuk membaca.
"Haruskah kita... khawatir tentang ini?" tanya Victor was-was.
Andersen mengalihkan perhatiannya dari buku. "Aku yakin mereka akan baik-baik sa-"
Ketika Luthias bersandar ke ambang pintu dengan tangan terentang, tiba-tiba Mathias merasa terhipnotis untuk memberikan kunci motor dan sejumlah uang. "Silakan gunakan sepeda motor di garasi, dan ini sedikit uang untukmu!"
Kejadian itu membuat Victor jawdrop dan Andersen terbelalak, kemudian Luthias berlari keluar tepat sebelum Mathias tersadar dari hipnotisnya. "Apa yang baru saja terjadi?"
"Aku akan memberitahumu apa yang terjadi. Aniki dan Giro jelas memiliki pikiran yang lemah dan mudah dimanipulasi." Andersen menutup buku yang dia baca dan berdiri, ternyata Luthias juga mempengaruhinya untuk mengenakan kaus bertuliskan 'Luthy's Back-up Brother'.
Mathias dan Victor hanya menatapnya dengan wajah ketakutan, sementara Andersen balas menatap mereka dengan wajah datar. "Apa?"
Victor hanya bergidik ngeri setelah mengingat kembali kejadian itu, terutama ketika dia menyadari kalau Andersen masih mengenakan kaus tersebut di balik jaketnya.
(Transisi: Kopen sedang berjalan santai, kemudian dia berhenti sejenak dan langsung menerjang ke arah layar.)
9. Sissy Fight (Cioccolato Siblings (Jean & Rina), Belga, and Ashley)
Jean sedang membuat rumah kartu di perpustakaan, tiba-tiba Rina membanting pintu dengan keras dan membuat kartu-kartu berjatuhan.
"Jean, apa kau melihat Mira?" tanya Rina.
"Coba cari di kebun." balas Jean.
"Makasih!" Rina langsung berjalan pergi tanpa menyadari mata Jean yang berkedut.
Rina sedang makan di kamar ketika didatang Jean yang menyemprotkan mayones di atas cinnamon bun gadis itu dan memuncratkan kaleng soda yang sudah dikocok ke wajah kakaknya.
"Sekarang kita impas." ujar Jean sinis.
Mereka berdua pun saling menggeram.
Di atap markas, kakak-beradik itu berdiri berhadapan. Terlihat Belga yang memantul-mantul seperti rumput liar lengkap dengan suara mainan mendecit.
"Listen, my dearest sister!" Jean menunjuk Rina. "Aku sudah terlalu lama menoleransi kebodohanmu!"
Rina menunjuk balik. "Kebodohan yang kau tolerir tidak sebanding dengan... Ke-kebodohan yang kau bodohi!"
Jean tercengang sesaat. "Apa?"
"Tidak ada! Ayo bertarung!" seru Rina kesal.
Keduanya saling memandang dan bersiap untuk bertarung... Hanya untuk berlari ke arah satu sama lain dan melakukan 'sissy fight' klasik.
"Aku tidak akan bertanya." gumam Ashley yang melihat kejadian itu.
(Transisi: Naoto si kucing biru menaiki perahu layar.)
10. Cats Painting (Black Jack, Creamy, Marin, Ney, Wiona, Mira, and Federic)
Beberapa orang membuat lukisan Black Jack dan Creamy dengan Marin yang menjadi juri. Dia memulai dengan menghampiri Ney yang menempelkan tangannya yang berlumuran cat pada kanvas, kemudian menunjukkan karya seninya yang berupa sepasang kucing dengan desain buruk.
"Itu... bagus..." Marin menahan kata-katanya dengan jijik sambil mencatat ulasannya.
Kemudian dia beralih menuju Wiona yang memperlihatkan... Sepasang primata berekor sangat panjang?
"A untuk usaha, tapi F untuk mengikuti peraturan." cibir Marin.
Wiona hanya membelai karya-nya seolah perasaan lukisan itu terluka karena komentar barusan.
Setelah itu Marin berpindah ke tempat Mira dan melihat karya-nya yang telah selesai, Black Jack dan Creamy duduk dengan bangga seolah-olah mereka adalah patung di pintu gerbang kuil agung.
"Itu... indah sekali!" ujar Marin terkesan dan Mira hanya membungkuk sopan.
Akhirnya dia mencapai Federic yang melukis dengan dua kuas. "Sebentar... Hampir... Daaaan... Selesai!"
Federic pun menunjukkan hasil karya-nya yang berupa... Lukisan pantat kedua kucing itu.
Marin yang tidak tahan melihat itu hanya menjatuhkan clipboard dan segera berjalan pergi.
"Apa, kau tidak suka?" tanya Federic yang mulai kesal. "KAU TIDAK MEMAHAMI PANDANGANKU!"
Dia pun beralih ke arah Mira dan melanjutkan dengan nada tulus dan optimis. "It is a butt."
Mira membungkuk penuh hormat karena setuju dengan itu.
(Transisi: Soramaru berjalan sambil menarik tali di mulutnya, tali itu terikat pada gerobak berisi Hibatur yang tak sadarkan diri dengan tubuh babak belur.)
11. One Shot, One Pill (Gråsne, Hikari, Vestur, Musket, and Alexia)
Hikari mencoba memberi obat pada Gråsne, tapi dia menolak dan memuntahkan obatnya.
"Gråsne, kau harus minum obatmu." Hikari mencoba lagi dengan memasukkan pil ke dalam mulutnya, tapi kucing abu-abu itu memuntahkannya lagi. Gadis pirang itu pun mulai frustasi. "Oh ayolah! Benda ini lebih mahal dari apapun yang kupunya! Apa yang bisa kulakukan untuk membuatmu minum obat?"
"Hikari, kau tidak bisa begitu saja memasukkan pil ke mulutnya seperti pinata terbalik, ada metode-nya." timpal Vestur yang baru datang.
"Maksudmu seperti mencampurkan pil ke dalam makanan kalengnya?" tanya Hikari berasumsi, dan Gråsne langsung melompat-lompat kegirangan dengan ekor terangkat mendengar itu.
Vestur tertawa kecil. "Itu sangat primitif, tapi bukan itu."
Gråsne langsung duduk dan menunduk kecewa mendengarnya.
"Biar kutunjukkan padamu." Vestur pun mengangkat Gråsne dan membelai lembut kucing abu-abu itu. "Gråsne, kamu adalah anggota keluarga yang dicintai dan dihargai, dan pemilikmu perlu mengambil tindakan agar kamu bisa menjalani kehidupan terbaikmu."
Vestur pun menaruh Gråsne yang mulai tenang di atas meja.
"Menurutmu itu akan berhasil pada kucing?" tanya Hikari ragu.
"Tidak, itu hanya untuk mengalihkan perhatiannya." Kemudian Vestur mengeluarkan walkie-talkie. "Now! Take a shot!"
Di suatu tempat yang jauh, Musket memasukkan pil ke dalam senjatanya dan membidik Gråsne. "One shot, one pill..."
BANG!
Pil yang ditembakkan melesat melalui jendela yang terbuka dan masuk ke dalam mulut Gråsne sampai membuat kucing abu-abu itu menelan pil dan jatuh terjungkal di atas meja.
"Direct hit! Kuulangi, direct hit!" seru Vestur.
"Apa kau melihat itu dayo?!" pekik Musket dari walkie-talkie.
"Wow, kalian sangat licik. Aku terkesan!" komentar Hikari kagum.
"Ya, kau harus melihat bagaimana kami mengintip sketsa doujin terbaru Senpai setiap bulan." balas Vestur bangga.
"YOU DID WHAT?!" Terdengar teriakan Alexia dari luar ruangan.
"Uh oh. Secondary target!" seru Vestur panik. "Take a shot, Musket! Take a shot!"
"I can't believe you guys- Gah!" Alexia yang baru masuk ruangan langsung jatuh terjungkal setelah tersedak pil lain yang ditembakkan Musket.
(Transisi: Snowflakes beterbangan memenuhi layar.)
12. Ice Skating (Icy, Chairone Twins (Teiron & Teira), Elwa, and Thundy)
Icy terlihat sedang melakukan ice skating, tapi...
Dia melakukannya di atas kolam renang yang dibekukan, dan terdapat empat orang yang terjebak di tengah kolam... dengan pakaian biasa mereka alih-alih baju renang.
"Jadi... Apa ini terakhir kalinya kita mengajak Icy ke kolam renang?" tanya Teira memastikan.
"Iyap!" balas Teiron, Elwa, dan Thundy datar.
Icy hanya merenggut kesal mendengar itu.
(Transisi: Greif mendorong kereta bayi beserta Carmel di dalamnya.)
13. Daydream Section: Amoeba Girl (Margie, Rilen, Grayson, and Miyon)
"Rilen, apa kau sudah tau tentang Kringle?" tanya Grayson yang menunjuk sekeranjang makanan yang dibawa Margie.
"Ayo makan bersama!" ajak Margie antusias.
Rilen melihat Miyon yang baru masuk ke dapur. "Oh Miyon, kamu mau ikut ma-"
Tiba-tiba Miyon membelah diri menjadi dua, membuat ketiga orang yang melihat itu merasa ngeri.
"Aku selalu lapar." ujar para Miyon yang terus membelah diri hingga terdapat dua belas Miyon di depan pintu dapur. "Apakah kau adalah orang yang bisa memuaskanku?"
Rilen yang sudah ketakutan langsung mengambil keranjang Kringle di atas meja dan melemparkan semua isinya ke arah para Miyon sambil mengatakan "Makan saja!" berulang-ulang.
"Itu kan Kringle untuk semua orang..." keluh Margie yang hampir menangis.
(Transisi: Figaro melakukan manuver di udara selama beberapa saat, kemudian dia berubah menjadi manusia dan pergi.)
14. Wolf Burglar (Figaro, Alisa, Monika, and Maurice)
"Laporan mengenai serigala pencuri yang berkeliaran di Citadel telah membuat polisi menjadi kewalahan. Entah apakah laporan ini asli atau hanya sekedar bualan, warga diharapkan untuk tinggal di dalam rumah."
Alisa pun mematikan televisi, kemudian dia bersama Figaro dan Monika perlahan melirik ke arah Maurice.
Maurice merasa tersinggung dan berdiri dari tempat duduknya. "Kalian akan memanggilku serigala pencuri hanya karena aku werewolf? Itu benar-benar dewasa."
Maurice mulai mengambil botol wine dan toples biskuit dari atas meja dan berjalan mundur menjauhi mereka. "Kalian tau, aku berniat untuk mengadukan kalian pada Nenek Kivosya. Apa yang kalian lakukan adalah profiling."
Kemudian dia berhenti sebentar untuk mengambil satu set catur dari bawah rak sepatu, lalu kembali berjalan dan berhenti di depan pintu.
"Kalian membuatku muak!" Maurice pun pergi sambil menarik tanaman pot di dekat pintu.
Kedua gadis dan satu beo yang melihat perilaku pemuda itu saling berpandangan, bahkan Monika hanya mengangkat bahu. Kemudian Maurice kembali untuk mengambil remote dari tangan Alisa dengan mulutnya, telinga dan ekor serigalanya sudah muncul dan dia berlari dengan tangan dan kakinya. Kejadian itu membuat mereka bertiga hanya tercengang, dan televisi menyala sendiri tanpa remote.
"Berita terkini! Polisi sedang terlibat kejar-kejaran dengan terduga serigala pencuri. Sang terduga melarikan diri dengan sepeda motor berbentuk ikan tuna beserta apa yang tampak seperti sejumlah besar barang curian yang jatuh dari motor. Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?"
(Transisi: Salem terguling-guling di dalam bola hamster raksasa.)
15. Road Trip (Nothing Bad Happened, EVER!) (Edgar, Salem, Rendy, Hendry, Salma, Chilla, Mundo, Tobias, Arta, and Lucy feat Narancia Ghirga from Vento Aureo/Golden Wind)
Ada sekelompok orang yang sedang bersiap untuk road trip.
"Ini akan menjadi perjalanan terbaik yang pernah ada!" seru Hendry antusias.
"Hampir selesai mengemas barang-barang penting!" Salem mengatur barang bawaan mereka di bagasi mobil Edgar... yang terlalu banyak dan menumpuk karena tidak muat sampai harus diikat agar tidak jatuh.
Ketika semua orang sudah berada di dalam mobil dan berangkat, Rendy menyadari satu hal. "Hey, sepertinya kita melupakan sesuatu."
"Edward tinggal di rumah untuk membantu (Kak) Naya mengurus si kembar." balas Edgar dan Salem bersamaan.
Rendy menggelengkan kepala. "Bukan itu, aku yakin kita melupakan sesuatu yang lain."
"Mereka meninggalkan kita ya?" tanya Chilla bingung ketika dia dan Salma menunggu di pinggir jalan dengan barang bawaan mereka.
"Hey, ayo nyalakan musiknya!" pinta Hendry.
Edgar pun menyalakan radio.
"Kami mendapatkan laporan mengenai seorang pria misterius yang menculik para penumpang dan menggambarkannya sebagai 'alasan kejam'."
"Siapa yang cukup bodoh untuk masuk mobil dengan orang asing?" komentar Edgar.
Sebuah mobil hitam berhenti di depan Salma dan Chilla, kemudian pintu belakangnya terbuka seketika.
"Halo, mangsaku~" sapa pria di dalam mobil itu. "Maksudku... Kalian terlihat seperti bisa menumpang padaku."
"Aku tidak berpikir kalau itu ide yang bagus." balas Salma.
"Baiklah, tapi aku punya..." Pria itu menunjukkan sesuatu di tangannya. "Permen."
Salma langsung tercengang ketika Chilla segera melompat masuk ke dalam mobil, pria itu terdiam sesaat sebelum memberikan permen pada Chilla.
"Tentu saja, kenapa mulai masuk akal sekarang?" komentar Salma sarkastik.
(Transisi: Arashi terbang melewati layar.)
"Sekarang, ketika Vience membuang roti selai kacangmu, bagaimana perasaanmu?" Mundo yang memegang buku dan pulpen bertanya pada Tobias seolah mereka dalam sesi terapi.
"Terluka! Dikhianati! Lapar..." Tobias bersender di tempat duduknya dengan lesu.
Mundo mencatatnya di buku. "Hm. Ya. Lanjutkan."
Kemudian mobil Edgar berhenti di depan halte bus tempat mereka berdua berada.
"Kalian ngapain di sini?" tanya Mundo.
"Aku sedang di tengah penyembuhan!" seru Tobias.
"Ookeeee..." Edgar hanya memutar mata, Hendry mengintip dari balik jendela belakang dan Salem yang berada di kursi depan saling pandang sesaat dengan Rendy yang duduk di kursi belakang sebelum mereka kembali menatap kedua orang di luar mobil. "Kami tadi salah belok, apa kalian tau dimana bank terdekat?"
"Apa membuat Mathias berhutang kemana-mana tidak cukup untukmu?" tanya Mundo sarkastik.
Mata Edgar berkedut karena kesal mendengar pertanyaan itu, sementara ketiga penumpang lainnya berusaha menahan tawa.
"Fine! Kau tau apa? Kau yang terburuk!"
Mobil pun pergi meninggalkan tempat itu.
"Kau tau, mengingat Salem bersama mereka, kemungkinan besar mereka akan dikejar polisi karena perampokan 'tak disengaja'." komentar Tobias.
"Hey teman-teman, coba lihat siapa yang kutemui!" seru Arta yang menghampiri mereka bersama seseorang.
"Hay!" sapa seorang cowok dengan bandana jingga dan pakaian ketat.
Mundo langsung mengenali cowok itu. "Oh, itu Narancia! Aku dengar dia-"
"Tidak! Tidak pernah terjadi!" seru Lucy yang muncul tiba-tiba.
"Tapi-"
"TIDAK! Semuanya baik-baik saja! NARANCIA BAIK-BAIK SAJA! Nothing bad. Ever. Happened." Lucy menatap ke arah kamera dengan wajah menakutkan. "EVEEEEERRRRR!"
Lucy pun pergi dan suasana langsung hening.
.
.
.
.
.
"Jadi... Kau mau mengajari kami 'Torture Dance'?" tanya Tobias memecah keheningan.
"Tentu!" balas Narancia antusias.
(Transisi: Miss Mist menaiki skateboard.)
Kita kembali ke Salma dan Chilla yang saat ini sudah masuk ke dalam mobil pria misterius itu.
"Kencangkan sabuk pengaman kalian anak-anak, ini akan menjadi perjalanan yang kejam!"
"Ini jebakan! Dia menggunakan kursi pengaman anak tapi kita bukan anak-anak dan tidak aman!" seru Salma panik.
Chilla yang baru saja menghabiskan permen pemberian pria itu mulai angkat bicara. "Jangan khawatir Salma, Chilla tau cara mengatasinya."
Dan mau tau apa yang dia lakukan?
"Pizza mozzarella~ Pizza mozzarella~ Rella rella rella rella rella rella~ Rella rella rella rella rella rella~" Chilla berhenti sejenak. "Salma, Chilla akan menyanyikan bagian 'rella rella' dengan kata Zola."
Chilla pun kembali bernyanyi. "Zola Zola Zola-"
"Cukup!" potong pria itu kesal sambil memberhentikan mobil, kemudian kedua gadis pirang itu langsung dikeluarkan dari mobil. "Keluar!"
Mobil pun langsung melesat pergi.
"Siapa yang tau lagu menjengkelkan itu bisa menyelamatkanmu dari penculik?" komentar Salma.
"Benar kan? Salem bilang lagu itu sangat berguna." balas Chilla yang mengeluarkan handphone untuk menghubungi Salem.
"Begitu kita melihat para cowok itu lagi, mereka dalam masalah besar."
Dan tanpa Salma ketahui, perkataannya sudah menjadi kenyataan.
"Bagaimana kau bisa 'tidak sengaja' merampok bank?!" pekik Rendy kesal dari kursi depan.
"Aku tidak tau! Semuanya terjadi begitu cepat!" balas Hendry dengan panik di kursi belakang.
Sore ga Dappou Rock-
"Halo?" Salem yang berada di atap mobil mengangkat telepon ketika sedang melemparkan beberapa barang bawaan mereka ke arah polisi yang mengejar. "Oh, hay Chilla. (Melempar botol plastik.) Aku sedang sibuk- Benarkah? (Melempar sendok kayu dan keranjang bambu.) Uh hm. (Melempar bebek karet dan ayam karet.) Oh, begitu. (Melempar lampu minyak.) Iya, kau melakukannya dengan baik."
"Apa kau benar-benar perlu mengangkat telepon sekarang, Salem?!" bentak Edgar dan Rendy bersamaan.
"(Melempar nampan besi dan panci penggorengan.) Aku akan menghubungimu lagi nanti. (Melempar buku berjudul 'The Bride of Lammermoor'.) Ya, sampai jumpa." Salem menutup telepon dan mengantungi handphone-nya ketika menyadari kondisi jalan di depan mereka. "Ada penghalang!"
"Sepertinya kita harus LOMPAT!" Edgar langsung tancap gas saat itu juga, Rendy memegang sabuk pengaman, Salem mencengkeram tepi atap mobil, dan Hendry hanya bersandar dengan tangan terbentang lebar.
Mobil pun terbang setelah menabrak penghalang jalan.
To Be Continue, bukan Twink Blep Cum (?)...
Random Fact for Today:
1. Piring dan gelas di DraFlamia diganti menjadi plastik setelah beberapa orang melakukan 'Food Fight RWBY Style' yang membuat restoran harus ditutup tiga minggu (bukan untuk perbaikan, itu sudah ada yang menanganinya).
2. Alasan Laby muncul di bagian 'Dodgeball': Rilisnya Laby 4th Job Path di Elsword server Korea (dan menonton beberapa gameplay di Youtube) ketika membuat bagian itu Agustus lalu. Aku memasukkan Noah hanya sebagai tambahan saja (dia akan muncul lagi kok).
3. Gambar Wiona di bagian 'Cats Painting' itu referensi dari 'Marsupilami'.
4. Bagian 'Daydream Section' itu referensi dari omake episode ketiga dari anime 'Fuuto Tantei'. (Tadinya aku mau bikin Miyon membelah diri menjadi 34, tapi nggak jadi karena kebanyakan. *ditabok.*)
Like I said, I regret nothing.
Review! :D
