Incoming Call : Unknown Number Detected

'Tunggu, nomor tidak dikenal? Setahuku … yang mengetahui kontak milikku ini hanya Naruko dan Kakashi-nii saja.'

Tanpa berpikir panjang, Naruto pun mengangkat panggilan telepon itu.

["Moshi-moshi … apa ada yang bisa saya bantu?"]

["Iya, saat ini aku perlu bantuanmu,"] balas seseorang dengan suara yang dingin dan tenang.

["Tunggu, suara ini ... Apa anda adalah Maruo Nakano-san?"]

["Itu benar sekali, Uzumaki-kun. Bagaimana caramu bisa mengetahui hal itu?"]

Mendengar pertanyaannya tebak sasaran membuat Naruto menyeringai, ["Mudah saja … berdasarkan informasi yang kuterima, aku diterima oleh sebuah keluarga yang mencari seseorang untuk dijadikan guru les bagi para putrinya. Ditambah lagi, yang mengetahui nomorku ini hanya Naruko dan Kakashi-nii saja."

Kemudian, ia menambahkan dengan santai, ["Dikarenakan Kakashi-nii merekomendasikanku dan keluarga itu menerimanya, sudah pasti informasi mengenai diriku akan diberikan secara langsung oleh orang yang merekomendasikan diriku. Satu fakta lagi, aku sudah menemukan salah satu siswi SMA yang bermarga sama denganmu saat aku sedang makan siang di cafeteria sekolah. Apa aku salah, Nakano-sensei?"]

["Omoshiroi, deduksi yang bagus untuk anak seumuranmu, Uzumaki-kun. Sepertinya kepintaran Minato menular kepadamu."]

["Terima kasih atas pujiannya, Nakano-sensei. Tapi, bolehkah aku bertanya satu hal?"]

["Hn, tanyakanlah …."]

["Nakano-sensei punya hubungan apa dengan siswi bernama Itsuki Nakano? Sepertinya aku tidak tahu apa-apa selama aku sering berada di rumah sakit tempat Nakano-sensei bekerja."]

Pria bernama Maruo Nakano itu menghela nafas sejenak, kemudian berbicara, ["Itsuki-kun? Dia adalah putriku, Uzumaki-kun."]

[Oh, itu putri Nakano-sensei."]

Saat itu, Naruto belum menyadari akan fakta yang ia dapatkan. Ia butuh waktu sekitar tiga detik bagi otaknya untuk mencerna informasi yang baru saja ia terima dari dokter yang merupakan kenalan ayahnya itu. Tidak lama kemudian, ia berteriak.

"APA? ITU PUTRI SENSEI?!"

.

.

.

I'm In Trouble

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

5-toubun no Hanayome by Negi Haruba

Pair : ?

Rate : T

Mark :

"Naruto." : Berbicara

Naruto : PoV Start

Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time

'Naruto.' : Pikiran atau Batin

["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon

Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy

Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.

.

.

["Kau tidak perlu berteriak seperti itu kan, Naruto-kun?"]

Menyadari itu, membuat Naruto mengeluarkan ekspresi menyesal, ["Maafkan aku, Nakano-sensei … aku terlalu kaget sampai-sampai aku bisa berteriak seperti itu. Sekali lagi, tolong maafkan sikapku yang tidak sopan, Nakano-sensei …."]

["Tidak masalah, Uzumaki-kun. Kalau begitu, bisa kita bicara langsung ke intinya?"]

["Baiklah, Nakano-sensei. Jadi … apa yang bisa aku lakukan untuk membantu anda? Sebagai balas budi karena anda telah mengurus diriku dengan penyakit yang kumiliki, mengratiskan biaya pengobatan, bahkan tidak perlu diriku untuk membayar obat yang harus kusimpan setiap saat. Aku sangat berhutang pada Nakano-sensei, jadi anda tidak perlu membayarku,"] ucap Naruto dengan formal.

["Aku ingin kau menjadi tutor atau guru les untuk putri-putriku, Uzumaki-kun. Untuk balas budi, kau tidak perlu memikirkannya. Walaupun kau menolak untuk dibayar, aku akan tetap membayar setiap bulannya dengan cara menitipkannya pada putriku ataupun mentransfernya ke rekening tabungan milikmu. Karena aku yakin kau butuh uang untuk menghidupi dirimu dan adikmu itu …."]

["Hahh … baiklah. Kau menang, Nakano-sensei. Lalu, apa ada kesepakatan lain?"]

["Kau akan kuberhentikan jika putri-putriku gagal dalam ujian mereka. Apa kau keberatan?"]

Mendengar itu, sontak membuat Naruto terkejut dengan kedua bola matanya yang membulat sempurna.

["Tidak … aku tidak keberatan. Aku terima kesepakatan itu, dan akan kuusahakan untuk membuat hasil yang positif bagi putri-putri anda. Ayah mengajarkan diriku untuk selalu menjalankan tanggung jawab yang orang lain berikan sebaik-baiknya, jadi akan aku usahakan semaksimal mungkin,"] jawab Naruto dengan bersemangat.

["Kalau begitu … akan aku tunggu hasilnya, Uzumaki-kun. Aku juga sudah mengirimkan alamat lengkap beserta data putri-putriku melalui pesan kepadamu, kau hanya tinggal datang ke sana untuk memulai pekerjaanmu sebagai guru les mereka. Sekarang … akan kututup teleponnya, pekerjaanku sudah menunggu."]

["Baiklah, Nakano-sensei. Arigatou …."]

Tepat setelah mengatakan itu, percakapan mereka berakhir. Lalu, Naruto menyimpan handphone miliknya pada saku kemejanya dan mulai meninggalkan toilet khusus laki-laki yang ia gunakan. Ia saat ini berjalan di lorong sekolah yang terdapat banyak siswa-siswi. Tujuannya sekarang adalah kembali ke kelasnya.

Sesampainya di kelas, ia langsung saja duduk di bangku miliknya. Sepanjang jalan, ia memikirkan cara untuk bertemu kembali dengan putri dari dokter kenalan ayahnya itu. Di otaknya saat ini hanya terpikirkan gadis yang tadi ia temui di cafeteria sekolah saat jam istirahat, yaitu Itsuki Nakano.

Menurut dirinya, hanya Itsuki yang bisa dijadikan target misinya untuk saat ini. Karena berdasarkan informasi yang ia dapat dari Maruo Nakano, ia dapat mengetahui kalau Itsuki Nakano adalah salah satu putrinya.

Naruto kemudian membuat pose berpikir, ia memikirkan sesuatu dengan penuh perhitungan saat ini.

'Mungkin … besok aku akan mencarinya saat istirahat di cafeteria sekolah. Mengingat status Itsuki masih baru di sini, ada kemungkinan hari ini dirinya hanya menyelesaikan administrasi atas kepindahan sekolah. Lalu, ia besok akan masuk dan diumumkan sebagai murid baru.'

"Hari ini terlalu merepotkan bagiku …," gumamnya dengan nada malas.

.

[0_0]

.

Skip Time : Next Day

Naruto yang saat ini berada di kelas sedang membuat beberapa catatan di buku tulis miliknya, saat ini ia sangat fokus dengan kegiatannya sendiri hingga suara dari guru yang sedang mengajar di kelasnya itu memberhentikan kegiatan yang ia lakukan untuk beberapa detik saja.

"Anak-anak, tolong minta perhatiannya sebentar …."

Setelah mendengar itu, mayoritas murid-murid di kelas menjadi tenang dan menatap sang guru dengan serius. Berbeda dengan Naruto yang menatap malas gurunya itu dan kembali membuat catatan pada buku tulis miliknya.

Merasa suasana sudah kondusif, sang guru menyuruh seseorang yang berada di luar pintu kelas untuk masuk ke dalam kelas Naruto. Ketika sosok itu sudah ada di depan kelas, ia berhenti dan menghadap ke arah murid-murid yang akan menjadi rekan satu kelasnya saat ini.

"Hari ini, kita kedatangan murid baru. Silahkan memperkenalkan diri kepada teman-temanmu. Jika sudah, kamu boleh duduk di bangku yang ada di belakang sana."

"Baik, sensei. Perkenalkan … namaku Itsuki Nakano, salam kenal."

Mendengar itu, membuat para murid-murid lainnya berbisik-bisik membicarakan Itsuki yang menjadi murid baru di kelas itu. Berbeda dengan Naruto yang terkejut dengan kedua bola mata yang membulat. Entah itu merupakan keberuntungan atau tidak bagi Naruto, karena ia tidak menyangka karena dirinya akan sekelas dengan orang yang akan ia ajarkan sebagai guru les ke depannya.

Tidak lama, Itsuki berjalan menuju bangkunya yang berada di belakang kelas. Tiba-tiba ia berhenti sejenak karena melihat satu orang yang memiliki tatapan intensif kepadanya, siapa lagi kalau bukan Naruto.

Baik untuk Naruto ataupun Itsuki, mereka sama-sama terkejut karena menyadari fakta mereka saat ini sekelas. Bagi Naruto ataupun Itsuki juga merasa hal itu menguntungkan mereka. Naruto dengan tutornya, dan Itsuki dengan niat belajarnya.

Naruto yang menyadari Itsuki melihat dirinya langsung saja menyapanya.

"H-halo, Nakano-san …."

Itsuki yang mendengar itu hanya membalas dengan lambaian tangan seolah membalas sapaan itu. Ia kemudian duduk di bangkunya yang berada di belakang kelas.

Lain lagi dengan murid-murid di kelas yang membicarakan Naruto dengan berbisik-bisik. Karena menurut mereka, Naruto bukanlah tipe orang yang akan menyapa seseorang terlebih dahulu. Apalagi dengan sikapnya yang tertutup, penyendiri, dan anti-sosialisasi.

.

[0_0]

.

Skip Time : Lunch Time

Terlihat Naruto sedang memesan semangkuk ramen di cafeteria sekolah. Kemudian, ia secara tidak sengaja melihat Itsuki yang berjalan menuju meja tertentu. Kemudian, Naruto mengikuti Itsuki sembari membawa makanan yang ia pesan sebelumnya.

Tidak lama, ia melihat Itsuki duduk bersama empat teman-teman perempuan yang menurut dirinya itu terlalu identik dari sisi kesamaan. Karena merasa tidak enak jika mengganggu acara makan siang mereka, ia pun memilih untuk berjalan menuju tempat makan favoritnya di cafeteria itu.

Akan tetapi, salah satu orang yang berada satu meja dengan Itsuki menyadari apa yang Naruto lakukan. Baru saja Naruto ingin duduk setelah menaruh nampan berisi makanan yang ia pesan di meja cafeteria itu, tapi kegiatan itu terhenti karena seseorang memanggil dirinya.

"Tunggu … kau yang berambut pirang."

Naruto yang mendengar suara dari belakang dirinya sontak menoleh, "Huh, aku? Ada perlu apa kau denganku?"

'Jadi ini yang namanya Ichika Nakano ….'

Di hadapannya saat ini, Naruto melihat seorang gadis cantik berambut pink keputihan dengan gaya rambut pendek yang memiliki tinggi rambut lebih panjang di bagian kanan wajah gadis itu. Yang terlihat mencolok di gadis itu adalah satu pasang anting yang ia gunakan di telinga kirinya. Gadis itu memiliki mata berwarna biru tua, memiliki tinggi rata-rata, dan juga terlihat seperti sosok yang diberkahi dengan kecantikan alami yang ia miliki.

Kemudian, gadis itu mulai bertanya dengan tersenyum menggoda, "Apa kamu ada perlu dengan Itsuki-chan? Aku lihat dari tadi, kau mengikutinya … bahkan dirimu sampai tidak melepaskan pandanganmu …."

"Begitulah, aku ada perlu dengannya … tapi karena dia sedang menikmati waktu makan siang dengan teman-temannya, aku mengurungkan niatku untuk menghampirinya …."

"Ternyata memang Itsuki-chan yang kau cari. Kalau begitu, aku ajak dia ke sini ya …," ucap gadis itu yang berniat untuk kembali menuju tempat makan ia bersama yang lainnya.

Mendengar itu membuat Naruto langsung mengambil inisiatif.

"Tunggu dulu …."

GREP!

Langkah gadis itu terhenti karena Naruto tiba-tiba menggenggam tangannya untuk menahannya pergi, dan gadis itu terlihat sedikit terkejut akan hal itu.

"Maafkan aku, karena aku sudah lancang menyentuhmu. Tapi saat ini, aku tidak memerlukan bantuanmu. Masalahku bisa kuselesaikan sendiri ...," ucap Naruto dengan ekspresi wajah yang serius.

Melihat itu, membuat gadis itu tersenyum.

PLAK!

Dengan wajah tanpa dosa, ia menampar punggung Naruto walaupun tanpa kekuatan yang berarti. Sementara Naruto yang merasakan itu justru melihat gadis itu dengan tatapan yang menunjukkan keheranan.

"Ternyata kau bisa menjadi laki-laki sejati …."

Kemudian gadis itu melanjutkan dengan tersenyum, "Jika kau ada masalah … nanti kak Ichika akan membantumu."

Sementara Naruto yang mendengar itu menjadi sweatdrop dibuatnya, 'Kak Ichika? Jika kuanalisa dari postur dan wajah, bukankah kita seumuran?' pikirnya dengan heran.

Tidak memikirkan hal itu berlama-lama, Naruto mulai melanjutkan kegiatan makan siangnya yang tertunda itu. Tidak memerlukan waktu lama untuk menyelesaikan makan siangnya, karena hanya ramen yang ia pesan hari ini.

Dengan pose berpikir yang menutupi bagian matanya, ia terlihat sangat berpikir dengan keras, 'Sekarang aku hanya memerlukan waktu yang tepat untuk pergi ke kediaman mereka … semakin cepat, semakin baik untukku juga. Aku tidak bisa menunda-nunda waktu lagi, nanti malam aku harus membuat kertas-kertas berisi latihan untuk mereka ….'

"Uzumaki-san …."

"Uzumaki-san …."

"Uzumaki-san …," panggil seseorang kepada Naruto. Saat panggilan ke tiga itu, Naruto baru tersadar dari acara berpikirnya. Dan ia dikagetkan dengan seorang gadis yang berjarak sangat dekat yang sudah berada di depan dirinya. Bahkan gadis itu dengan santai tersenyum dan menunjukkan wajah ceria.

Saat ini, di depannya terdapat seorang gadis cantik berambut orange terang yang memiiki bentuk rambut pendek lurus sebatas lehernya. Yang terlihat mencolok dari gadis itu adalah aksesoris yaitu pita yang berbentuk telinga kelinci, bahkan menurut Naruto itu agak unik karena bisa berubah bentuk terhadap emosi pemakainya. Gadis itu seperti saudara-saudaranya yang lain. Gadis itu memiliki mata berwarna biru tua, memiliki tinggi rata-rata, dan juga terlihat seperti sosok orang yang diberkahi dengan kecantikan alami yang ia miliki.

"Siapa kau? Mengapa kau bisa mengetahui namaku?" tanya Naruto pada gadis itu.

"Hehehe, aku senang kau bertanya …," gadis itu menjawab sembari mengeluarkan dua kertas hasil ujian yang berbeda.

Kemudian gadis itu melanjutkan dengan senyum cerianya, "Apa kau yang menjatuhkan kertas ujian bernilai seratus, atau justru yang bernilai nol?"

'Sepertinya kertas ujianku terjatuh tanpa sadar dari saku celanaku, dan ia memungutnya untukku. Cih, aku dengan kecerobohanku,' rutuk Naruto dalam pikirannya.

Kemudian Naruto merespon, "Sepertinya kertas ujianku terjatuh tanpa sepengetahuanku, tetapi aku akan berterima kasih padamu karena sudah mengambilkannya untukku. Dan akan aku jawab, milikku yang seratus …."

"Tepat sekali … jadi aku berikan keduanya," ucap gadis itu dengan tersenyum.

"Lalu, kertas ujianmu ini mengapa kau berikan kepadaku? Apa ini teori pengalihan darimu, Yotsuba Nakano-san?"

"Etto … tidak juga sih. Lagipula, mengapa kau bisa tahu namaku?"

Naruto yang mendengar itu hanya menepuk dahinya sendiri, 'Sebenarnya gadis ini terlalu polos, bodoh atau apa sih? Padahal ia bisa mengetahui namaku dari nama yang sudah tertulis di kertas ujianku sebagai identitas pengisi ujian ….'

"Aku tahu dari kertas ujianmu itu, namanya terlampir di sana … lagipula, kau juga mengetahui namaku dari sana juga kan, Nakano-san?"

Mendengar itu, gadis itu hanya tertawa saja dan menggaruk punggung kepalanya yang tidak gatal. Layaknya seseorang yang menyadari kebodohannya.

"Maaf, aku lupa hehehe …."

"Kalau begitu, ambil ini … aku tidak ada hak untuk membawa barang yang bukan milikku. Dan sekali lagi, terima kasih karena sudah memberikan kembali kertas ujianku yang terjatuh," ucap Naruto dengan sopan sembari memberikan kembali kertas ujian milik gadis itu.

Mendengar itu, gadis itu mengambil kertas miliknya itu dan tertawa dengan bodohnya, "Douitashimashite, Uzumaki-kun …."

Sementara Naruto yang merasa acara makan siangnya sudah selesai mulai berdiri dan pergi dari sana. Setiap pergi kemanapun, gadis bernama Yotsuba Nakano itu selalu mengikuti, berceloteh ria, bahkan menunggu dirinya kemanapun dia pergi selama jam istirahat itu berlangsung. Kegiatan stalking dari gadis itu terhenti ketika bel masuk sudah berbunyi.

.

[0_0]

.

Skip Time : Dinner Time at Naruto House

Saat ini di sebuah rumah yang sederhana. Terlihat Naruto, Naruko, dan Kakashi yang sedang makan malam bersama. Mereka makan dengan tenang hingga selesai. Setelah selesai, Naruto yang dibantu Naruko membereskan ruang makan mereka itu, dan mencuci piring-piring beserta dengan alat-alat yang sudah dipakai. Setelah itu, mereka berdua pergi ke ruang tamu dan bergabung dengan Kakashi.

"Bagaimana pekerjaanmu, Nii-chan?" tanya Naruko.

"Aku belum memulainya, persiapanku kurang. Karena aku tidak punya printer dan mesin fotocopy, kemungkinan nanti aku akan membuat beberapa lembar soal secara manual untuk latihan mereka besok."

"Jangan terlalu memaksakan dirimu, Naruto. Kau tahu kan maksudku …."

"Tentu saja aku tahu, aku tahu batasanku. Jadi kau tenang saja, Kakashi-nii …."

Kemudian, Naruto dengan cemberut menambahkan, "Lagipula, bisa-bisanya kau mendaftarkan diriku untuk pekerjaan itu tanpa persetujuanku, Kakashi-nii …."

Kakashi yang mendengar itu langsung mengeluarkan eye smile miliknya, "Maaf, maaf. Lagipula kan memang kau kenal dengan ayah mereka … kita juga memerlukan uang. Kau juga perlu menabung untuk dirimu dan Naruko untuk ke depannya …."

"Kau tidak salah sih, Kakashi-nii. Tapi … aku tidak yakin apakah aku bisa melakukannya dengan baik. Karena ini pertama kalinya aku mengajarkan seseorang," ucap Naruto dengan ragu.

"Nii-chan, kau tidak boleh ragu. Ingat kata Tou-chan, sebuah tanggung jawab itu harus dilakukan dengan usaha terbaik yang kita jalani dimanapun dan kapanpun itu. Aku yakin jika Kaa-chan ada di sini, aku akan pastikan dia menghajarmu jika kau terlalu pesimis seperti itu, Nii-chan …," ucap Naruko yang memotivasi kakaknya itu.

"Kau benar, Naruko. Setidaknya aku harus berjuang dulu sebelum mengibarkan bendera putih sebagai tanda diriku menyerah …."

"Tentu saja, Naruko selalu benar," ucap Naruko dengan ekspresi bangga di wajahnya.

Naruto dan Kakashi yang melihat itu hanya bisa tersenyum saja. Bagi Kakashi, ia senang dengan kehangatan keluarga ini walaupun ia bukanlah siapa-siapa. Berbeda dengan Naruto yang merasa bahwa Naruko adalah motivator natural dalam kehidupannya.

Setelah banyak perbincangan dengan Naruko dan Kakashi, Naruto mulai membuat soal-soal untuk latihan anak didiknya besok walaupun sudah larut malam. Ia sebisa mungkin menyelesaikannya secepat mungkin tanpa ada kesalahan sedikit pun. Ia mencoba professional dalam pekerjaannya ini walaupun hanya sebagai sampingan saja, motivasi dari Naruko dan ajaran dari ayahnya sangat mempengaruhi dirinya untuk semakin maju. Dan itu dimulai dari sekarang.

.

.

To Be Continued

.

.

Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 3 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.

Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.

Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!

Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!

FCI. Cursed-Eternal Out