.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : Next Day, Nakano Quintuplet Residence
Saat ini, Naruto sedang berdiri di depan kembar lima Nakano. Terlihat Itsuki, Miku, dan Yotsuba menatap serius Naruto. Sedangkan Nino memainkan handphone miliknya, dan Ichika yang tidur di paha Yotsuba sebagai bantalan kepalanya.
"Aku berterima kasih kepada kalian karena sudah mengizinkanku untuk datang kembali dan berkumpul di sini …."
"Masih belum menyerah rupanya …," ucap Miku.
Nino yang masih memainkan handphone miliknya juga menambahkan, "Sudah kubilang, kami tidak perlu guru les …."
"Jika itu mau kalian, jadi tolong buktikan kemampuan kalian," ucap Naruto dengan seringai rubahnya. Setelah Naruto mengatakan itu, Ichika terbangun dari tidurnya.
Kemudian, Naruto meletakkan beberapa kertas berisi soal ujian di meja, "Aku akan mengadakan ujian dadakan khusus untuk kalian. Aku berjanji akan mengundurkan diri dari pekerjaanku sebagai guru les jika kalian semua lulus …."
Kembar lima Nakano yang mendengar itu mulai menatap Naruto dengan serius.
"U-Uzumaki-san …," ucap Yotsuba.
"Tidak apa-apa, Yotsuba. Lagipula … aku ingin tahu sejauh mana pengetahuan kalian dalam mengatasi sebuah ujian sebagai pelajar. Aku sudah membuatnya dua hari yang lalu dengan mengambil beberapa soal ujian tahun kemarin, dan aku sudah membuat materi lain untuk kalian pelajari secara individu …."
Nino lalu menatap Naruto dengan malas, "Mengapa kita harus melakukan hal yang merepotkan seperti itu?"
"Baiklah, akan kukerjakan …," ucap Itsuki yang berdiri dari tempatnya. Ia mengeluarkan kacamata miliknya dari tempat kacamatanya, lalu memakainya.
Nino yang mendengar itu terkejut, "Itsuki, kau serius?"
Mendengar itu, Itsuki menyeringai, "Tentu saja aku serius … aku hanya perlu lulus saja kan? Dengan ini, kita tidak akan perlu melihatmu lagi di sini …."
'Setidaknya, ini bisa menarik mereka untuk mengerjakan ujian yang dibuat Naruto …,' lanjut Itsuki dalam pikirannya.
Ichika kemudian berdiri, "Apa boleh buat …."
"Semuanya … semangat!" ucap Yotsuba dengan ceria.
Miku yang masih duduk di sofa menatap Naruto dengan tenang, kemudian ia bertanya, "Berapa nilai minimumnya?
"Pertanyaan bagus, Miku … aku rasa nilai 50 sudah cukup untuk kalian," jawab Naruto yang tersenyum tipis.
Nino yang mendengar itu kemudian memejamkan mata dan menghela nafasnya, "Sebenarnya aku tidak ingin mengerjakan ini, tetapi perjanjian tetaplah perjanjian. Jadi … jangan terlalu meremehkan kemampuan kami …," ucapnya yang mulai membuka matanya, menunjukkan sorot mata yang serius dan penuh determinasi saat ini.
Setelah itu, mereka berlima mengerjakan ujian yang dibuat Naruto. Sementara Naruto mengawasi dengan berdiri di depan mereka. Saat ini juga terlihat wajah frustasi kembar lima Nakano, terutama Nino. Naruto yang melihat itu mencoba menahan tawanya, tetapi ia urungkan karena ia memiliki sebuah ide yang lebih baik. Ia sebisa mungkin mengawasi tanpa menghancurkan konsentrasi mereka.
Naruto kemudian mengeluarkan handphone miliknya, dan memfoto wajah Nino yang frustasi tanpa sepengetahuan siapapun yang berada di sana. Setelah merasa hasil fotonya bagus, ia menyimpan handphone miliknya kembali ke saku celananya. Merasa bosan, ia kemudian menyiapkan lima gelas air untuk mereka di sebuah nampan yang ia temukan di dapur.
Beberapa waktu berlalu, mereka yang sudah selesai langsung mengumpulkan apa yang mereka kerjakan kepada Naruto. Naruto kemudian mengambil hasil jawaban mereka, dan menaruhnya di dekat televisi yang ada di sana.
Kemudian, ia mengambil nampan berisi lima gelas air yang ia sudah siapkan sebelumnya. Dan memberikannya kepada mereka.
"Ini untuk kalian, aku tahu kalian lelah … aku akan mengoreksi jawaban kalian dulu, beri aku sekitar sepuluh menit untuk mengoreksinya …," ucap Naruto yang tersenyum tipis. Mereka yang menerima itu kemudian meminumnya sampai habis.
"Sebagai laki-laki, kau perhatian juga rupanya …," ucap Nino.
"Terima kasih atas pujiannya. Dan Nino … ekspresimu yang frustasi saat mengerjakan ujian itu sungguh lucu, hahaha."
Dengan ekspresi jahil yang terpampang jelas di wajah tampannya itu, Naruto mengeluarkan handphone miliknya yang sudah menampilkan foto ekspresi Nino yang frustasi, "Lihat ini, Nino. Aku tidak menyangka, orang yang mengatakan tidak butuh guru les justru bisa frustasi hanya karena mengerjakan sebuah ujian …."
Nino yang mendengar itu menjadi cemberut dan kesal, "U-urusai … urusi saja dirimu sendiri, baka …."
Mendengar itu membuat Naruto tertawa sendiri. Kemudian, ia mengambil kertas jawaban yang ia letakkan di dekat televisi. Lalu, ia mulai mengoreksinya. Selama Naruto mengoreksi jawaban mereka, ia dapat melihat mereka berbincang bersama dengan santai. Setidaknya untuk saat ini, Naruto berhasil membuat langkah pertama walaupun dengan cara memancing mereka.
Setelah sepuluh menit ia mengoreksi jawaban mereka, ia kemudian berjalan ke arah depan sofa yang mereka duduki.
"Aku sudah selesai menilainya. Nilai kalian sempurna …."
Mendengar itu, membuat mereka terlihat bangga. Padahal, saat ini Naruto belum memberitahukan nilai mereka masing-masing. Sementara Naruto yang melihat itu langsung menyeringai kejam dan mulai menunjukkan ujian yang sudah di nilai olehnya ke arah mereka.
"Tapi bohong … nilai kalian seratus jika digabungkan semuanya."
Terlihat lima nilai yang berbeda-beda dari setiap kertasnya. Jika diurutkan secara bentuk nilai dari kertas jawaban pertama sampai kertas jawaban kelima. Di sana terdapat nilai 28, 20, 32, 12, dan 8. Secara berurutan per nilainya adalah milik Itsuki, Nino, Miku, Ichika, dan Yotsuba.
Mereka yang melihat nilai itu memiliki reaksi yang berbeda-beda. Naruto dapat melihat Itsuki yang menatap ke bawah dengan wajah yang frustasi, Nino yang menunduk dengan air mata di ujung matanya, Miku yang terlihat membeku tapi tersenyum kaku, Ichika yang terlihat menerima kenyataan dan menggaruk kepala belakangnya, serta terakhir Yotsuba yang tertawa dengan gugup.
"Jangan-jangan kalian ini …."
Belum sempat Naruto menyelesaikan perkataannya, suara Nino sudah memotongnya, "Lari …."
Setelah itu, kembar lima Nakano pergi ke kamarnya masing-masing. Meninggalkan Naruto sendirian di ruang tamu. Naruto yang melihat itu hanya bisa memijit kepalanya dengan ekspresi seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Setidaknya, ia akan meninggalkan materi untuk keesokan hari di meja ruang tamu itu sebelum pergi dari sana.
'Nilai mereka hancur semua. Aku tidak menyangka, kalau ini akan menjadi sangat merepotkan ….'
.
[0_0]
.
Skip Time : Next Day
Terlihat Naruto yang sedang berjalan ke sekolahnya. Saat ini, ia terlihat kelelahan. Itu dikarenakan ia kemarin malam terlalu lama belajar, dan itu membuat dirinya kurang tidur serta sedikit terlambat untuk datang ke sekolah.
'Tidak kusangka, menggabungkan status diriku sebagai pelajar sekolah dan guru les bagi mereka akan sesulit ini …,' pikirnya sembari menghela nafas. Setelah hampir sampai di sekolah, sebuah mobil limo berwarna hitam berhenti tepat di sampingnya. Dan itu membuatnya berhenti sejenak.
Tidak lama setelah pintu mobil terbuka. Menunjukkan Itsuki, Yotsuba, Nino, Ichika, dan terakhir Miku yang melewati dirinya.
"Selamat pagi," sapa Yotsuba. Setelah itu, mereka berlima mulai menaiki tangga dengan berlari. Sementara, Naruto yang melihat itu hanya mendecak dengan kesal dan menyusul mereka dengan santai.
"Padahal aku tidak bawa apapun hari ini …," ucap Naruto. Tetapi suaranya masih bisa di dengar oleh mereka berlima. Mereka yang mendengar itu langsung berhenti.
"Jangan coba-coba membodohi kami," ucap Nino yang menunjukkan jarinya kepada Naruto.
Kemudian, Miku menambahkan, "Mungkin saja kau menunggu kesempatan saat kami lengah, lalu meminta kami untuk belajar …."
Naruto yang mendengar itu terlihat kesal, terbukti dengan urat-urat yang muncul di kepalanya. Kemudian ia menunjukkan isi tasnya kepada mereka, "Sudah aku bilang, aku tidak bawa apa-apa hari ini. Kalian lihat saja isi tasku …."
"Baiklah, baiklah … kami percaya," ucap Ichika mewakili mereka yang sudah melihat isi tas Naruto.
"Lagipula … persiapanku untuk kalian masih banyak di rumahku. Dan aku juga sudah meninggalkan materi untuk kalian di meja ruang tamu kediaman kalian …," jelas Naruto dengan santai.
"Kami akui, kami memang payah dalam belajar dan memiliki banyak kekurangan untuk itu. Tetapi, kami dapat menyelesaikan masalah kami sendiri …," ucap Itsuki dengan tegas.
"Kami dapat belajar sendiri," tambah Miku.
"Dan kami tidak butuh bantuanmu …," timpal Nino.
Mendengar itu membuat Naruto menyeringai, ia mendapat ide sebuah ide untuk dilakukan demi memancing salah satu dari mereka, "Jika memang begitu … apa kalian sudah mempelajari materi yang sudah kutinggalkan kemarin?"
Mendengar itu, mereka semua terdiam masing-masing tanpa sepatah kata apapun. Naruto yang mendengar itu memperlebar seringaiannya, "Pertanyaan pertama. Dalam pertempuran Itsukushima, siapa panglima perang yang dikalahkan oleh Mori Motonari?"
Melihat mereka yang tidak bisa menjawab, membuat Naruto menghela nafas. Kemudian ia melangkahkan dirinya melewati mereka dengan santai dan cuek. Lalu, ia menghentikan langkahnya ketika sudah berada dalam posisi yang tidak jauh dan menoleh ke arah mereka tetapi hanya sebatas tatapan dari ujung mata.
"Jika kalian memang tidak bisa menjawabnya. Setidaknya ketahuilah batas kalian sebagai tahap awal menyadari kekurangan diri sendiri …."
Kemudian, ia mengeluarkan jari jempolnya agar terlihat oleh mereka. Bersamaan dengan hembusan angin yang memainkan rambut pirangnya, ia tersenyum tipis, "Jika kalian tidak bisa, kalian bisa meminta bantuanku. Aku diajarkan untuk melakukan tanggung jawab yang diberikan secara professional. Aku tidak akan menyerah untuk mengajari kalian. Karena, kata menyerah tidak ada dalam kamusku …."
Setelah itu, Naruto mulai berjalan meninggalkan mereka. Mereka yang melihat itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, tetapi berbeda dengan Miku yang terlihat memikirkan sesuatu. Tetapi, tanpa Miku sadari. Naruto menyeringai setelah melihat itu melalui kaca bangunan sekolah yang dipasang sebagai penutup suhu dari luar.
.
[0_0]
.
Skip Time : Lunch Time at Cafeteria
Suasana cafeteria sekolah sekarang sangat ramai karena sudah jam istirahat. Banyak anak-anak yang memesan makanan untuk dijadikan makan siang mereka. Terlihat juga Naruto yang saat ini tidak memesan makanan, saat ini ia hanya membawa sebuah air dalam kemasan botol.
Saat ia ingin mencari bangku untuk dirinya sendiri, secara tidak sengaja ia berpapasan dengan Miku yang juga sedang membawa makanan miliknya. Naruto yang melihat Miku saat ini, memiliki ide untuk memancingnya.
"Yo, Miku …."
Mendengar itu, membuat Miku menoleh ke arah Naruto. Menatapnya dengan tanpa ekspresi. Naruto yang melihat itu langsung saja melancarkan aksinya.
"Aku hanya ingin bertanya kepadamu. Mengenai pertanyaan yang tadi pagi … kau mengetahuinya, kan?" tanya Naruto yang tersenyum kecil. Sementara Miku yang mendengar itu hanya terkejut untuk sesaat.
Tiba-tiba, dua buah tangan memegangi bahu Naruto, "Uzumaki-san!"
Naruto yang mendapat perlakuan itu sempat terkejut, karena itu cukup mengagetkan dirinya, "Ternyata kau, Yotsuba. Ada apa?"
"Maaf karena tadi pagi kami berlari meninggalkanmu. Tapi lihat ini, PR bahasa inggrisku. Aku salah semua, hahaha," ucap Yotsuba yang memperlihatkan selembar kertas yang bernilai nol.
Naruto yang melihat itu hanya sweatdrop, dan itu terhenti ketika Ichika menghampiri Yotsuba. Terlihat ia mencoba untuk menjauhkan Yotsuba dari Naruto dan Miku. Menyadari apa yang Ichika lakukan, membuat Naruto menjadi heran.
"Yotsuba, coba baca situasinya terlebih dahulu …," ucap Ichika yang mengedipkan matanya kepada Naruto, tetapi Yotsuba mengabaikannya.
"Ichika, ayo kita belajar bareng juga dong. Uzumaki-san pasti akan membantu kita …," ajak Yotsuba yang membuat Ichika menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya aku lewat saja. Kau tahu sendiri, kita itu bodoh …," balas Ichika yang terkekeh saat mengucapkannya. Mendengar itu, Naruto menyatukan jari telunjuk dan tengahnya. Kemudian, menyentakkannya ke dahi Ichika secara perlahan tapi cukup untuk membuat Ichika terkejut.
"Hei, untuk apa itu?" Ichika mencoba berargumen, tetapi dirinya melihat Naruto yang sedang menatapnya dengan tatapan yang tegas.
"Dengarkan aku baik-baik. Kau tidaklah bodoh … semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap orang juga memiliki pilihan mereka masing-masing. Jika kau ingin menjadi pintar, maka berusahalah. Cobalah untuk mempercayai dirimu sendiri, walaupun itu sulit …," jelas Naruto sembari tersenyum tipis. Membuat Ichika yang melihat itu sedikit merona.
"Lagipula, apa itu ide yang bagus? Menghabiskan waktumu di sekolah hanya untuk belajar? Seharusnya kita lebih menikmati masa muda kita, terjatuh dalam sebuah cinta dan yang lainnya," balas Ichika dengan wajah yang antusias.
Mendengar itu, membuat Naruto menghela nafasnya, "Aku tahu … tetapi, kita memutuskan apa yang ingin kita lakukan di sekolah ini. Untuk membantu diri kita menemukan masa depan yang cerah dalam kehidupan ini. Cinta memang membantu, tapi hanya diri sendiri yang bisa membuktikannya dengan caranya masing-masing …."
Mendengar itu membuat Ichika, Miku, dan Yotsuba sedikit terkesan dengan perkataan Naruto.
"Jujur, aku juga ingin merasakannya. Tetapi … aku tidak memiliki seseorang untuk itu," ucap Yotsuba yang memegangi bagian belakang kepalanya.
Kemudian, Yotsuba melanjutkan, "Bagaimana denganmu, Miku? Apa ada seseorang yang dirimu sukai?"
Mendengar itu membuat Miku tersipu, ia kemudian dengan cepat berbalik dan meninggalkan mereka bertiga. "T-tidak …."
Naruto yang melihat Miku pergi hanya bingung untuk sesaat, "Sebenarnya, apa yang terjadi padanya?"
Ichika dan Yotsuba yang melihat itu tersenyum penuh arti, berbeda dengan Naruto yang menatap mereka berdua dengan tatapan yang tidak meyakinkan.
"Aku tahu wajah itu. Sebagai saudaranya, akan kuberitahu," ucap Yotsuba.
"Tidak salah lagi …," tambah Ichika.
"Miku sedang jatuh cinta!" ucap Ichika dan Yotsuba bersamaan. Sementara Naruto yang mendengar itu hanya sweatdrop, karena menurutnya itu terkesan aneh.
'Oi, oi. Yang benar saja ….'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 5 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
