.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Saat ini, terlihat Naruto yang sedang berangkat menuju ke sekolah. Setelah berjalan beberapa saat, ia bertemu dengan Ichika yang bersandar pada tembok dan juga terlihat sedang meminum minuman yang ia beli sebelumnya.
"Ohayou, Naruto-kun …."
"Ohayou mo, Ichika. Tumben sekali kau ada di sini, bukankah seharusnya dirimu berangkat bersama yang lain?"
"Aku hanya ingin berangkat ke sekolah bersamamu, apa tidak boleh?"
"Aku sih tidak masalah, Ichika. Selama itu tidak menggangguku," balas Naruto dengan ekspresi malas yang ia tunjukkan. Mereka berdua kemudian mulai berjalan bersampingan. Akan tetapi, banyak pasang mata dari orang-orang yang ada di sepanjang jalan menatap mereka. Hal itu membuat Naruto risih.
"Sebenarnya, aku ingin mengatakan tidak untuk permintaanmu barusan. Berangkat bersamamu terlalu mengundang perhatian orang lain terhadapku, kau tahu?"
Naruto kemudian melihat sekelilingnya, "Lihat saja orang-orang ini. Meh, aku tidak suka menjadi pusat perhatian …."
"Aku tidak terlalu memperdulikannya. Lagipula, itu kan keinginanku," balas Ichika dengan tersenyum.
"Baiklah, baiklah. Kau menang. Ngomong-ngomong, apa tanggapan mereka mengenai pekerjaanmu sekarang, Ichika?"
"Yah, tanggapan mereka sangat baik. Bahkan, kemarin mereka melakukan perayaan mengenai pekerjaanku …."
Ichika kemudian memejamkan matanya dan tersenyum menatap Naruto, "Itu semua juga berkat dirimu yang sangat membantuku, Naruto-kun. Aku menjadi sangat lega, arigatou …."
Mendengar perkataan Ichika membuat Naruto tersenyum, "Douitashimashite, Ichika. Kalau begitu, ayo kita bergegas ke sekolah. Agar tidak terlambat."
"Baiklah, Naruto-kun."
.
[0_0]
.
Skip Time : Classroom
Naruto saat ini tengah melihat hasil kuis yang gurunya berikan, ternyata nilainya sempurna. Hal itu membuat dirinya tersenyum dalam diam. Ketika ia melihat ke arah Itsuki, ia dapat melihat gadis itu terlihat mengeluarkan ekspresi kekecewaan.
Setelah itu, ia melihat papan tulis berisikan tulisan kapur yang ditulis oleh gurunya saat ini. Rupanya, yang dituliskan adalah mengenai ujian tengah semester. Naruto merasakan bahwa ini adalah tahap penting bagi dirinya terhadap pekerjaannya sebagai guru les.
"Ujian tengah semester akan diadakan minggu depan …."
Kemudian, guru itu melanjutkan, "Sebagai informasi, nilai rata-ratanya adalah 30. Saya harap, kalian semua mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian itu dengan segala usaha dan kemampuan yang kalian miliki."
"Baik, sensei …."
"Kalau begitu, saya undur diri. Selamat beristirahat kalian semua," ujar guru tersebut yang mulai meninggalkan kelas. Sementara itu, Naruto hanya bisa berkutat dalam pikirannya sendiri untuk saat ini.
'Akhirnya, apa yang kukhawatirkan dimulai juga ….'
.
[0_0]
.
Skip Time : Library
Di perpustakaan saat ini, terlihat Ichika, Miku, dan Yotsuba yang sedang belajar bersama. Tidak lama kemudian, Naruto datang menghampiri mereka.
"Kalian sudah di sini rupanya. Maaf jika membuat kalian menunggu lama …."
"Tidak juga, kami baru saja datang. Mungkin sekitar lima menit yang lalu," balas Ichika dengan tersenyum.
"Itu benar, Naruto …," timpal Miku. Sementara itu, Yotsuba mulai berdiri dari bangkunya dan menghampiri Naruto.
"Uzumaki-san! Apa yang bisa kau pikirkan mengenai sesuatu yang baru pada diriku hari ini?"
Naruto yang mendengar nada ceria Yotsuba menjadi tersenyum, "Ya, aku melihat dirimu memakai pita yang berbeda warna dan motif hari ini."
"Kau menyadarinya rupanya. Kau benar, Uzumaki-san. Ini adalah motif yang sedang trend, yaitu silang-silangan," ucap Yotsuba dengan semangat. Sementara itu, Naruto mengambil kertas ujian Yotsuba di meja dan melihat nilainya. Setelah melihatnya membuat Naruto menepuk dahinya sendiri.
"Hmm … sangat bagus, dan banyak silangnya. Bahkan nilainya sampai tidak terlihat."
Yotsuba menjadi cemberut setelah mendengar komentar Naruto, "Itu tandanya aku sedang mengikuti trend ini, Uzumaki-san!"
Mendengar balasan Yotsuba membuat Naruto sweatdrop ditempat, berbeda dengan Ichika yang tertawa kecil. Ditambah Miku yang menatapnya tanpa ekspresi seperti biasa.
'Kalau yang seperti ini justru bukan trend, ini namanya bodoh secara maksimal …,' pikir Naruto saat ini.
"Yotsuba, duduklah. Aku akan membicarakan hal yang penting …," mendengar perkataan Naruto, membuat Yotsuba menurut dan langsung kembali duduk di tempatnya. Naruto kemudian menatap mereka bertiga dengan keseriusan yang ia tunjukkan saat ini.
"Kalian sudah pasti tahu mengenai ujian tengah semester yang akan diadakan minggu depan, kan? Kita hanya memiliki waktu hanya seminggu. Jadi, kita akan melakukan persiapan. Termasuk dengan memberikan materi pelajaran yang kalian tidak kuasai."
Kemudian, Naruto melihat ke arah Miku, "Kulihat, hanya Miku yang sudah memulainya dengan mempelajari bahasa Inggris. Lanjutkan, Miku. Kau sangat berusaha keras dibanding yang lainnya."
"Kau menyadarinya rupanya, Naruto. Aku melakukannya juga karena dirimu ….," balas Miku yang sedang menulis, tetapi ia mengucapkannya dengan lirih pada kalimat belakangnya.
Naruto tidak sempat mendengar apa yang terakhir di ucapkan oleh Miku. Ia kemudian menghampiri Miku dan mendekatkan telinganya tepat di samping wajah gadis itu, "Apa? Aku tidak dengar perkataanmu yang terakhir, Miku."
Miku menjadi merona karena tahu apa yang Naruto saat ini, "T-tidak ada apa-apa …."
Yotsuba kemudian mulai bersorak untuk menyemangati mereka semua, "Semuanya, mari kita berjuang …," ucapnya dengan nada yang agak keras.
"Yeah!" tambah Ichika dengan nada yang sama. Akan tetapi, itu tidak bertahan lama ketika penjaga perpustakaan menegur mereka.
"Kalian yang di sana, harap tenang! Kalian bisa mengganggu yang lainnya!"
Mendengar itu membuat Yotsuba dan Ichika dengan cepat mulai duduk kembali dan melanjutkan kegiatan belajar mereka.
"Gomennasai …," ucap mereka secara bersamaan. Sementara itu, Naruto yang melihat kejadian itu menjadi sweatdrop dan membatin dalam pikirannya sendiri.
'Mereka memang terlalu bersemangat, tetapi mereka juga terlalu bodoh. Yah … setidaknya mereka sudah berusaha sejauh ini. Ditambah lagi, aku tidak yakin jika diriku bisa mempertahankan pekerjaanku ini ….'
.
[0_0]
.
Sore hari, terlihat mereka berempat mulai pergi meninggalkan sekolah. Ichika, Miku, dan Yotsuba berada di depan. Sementara Naruto berjalan sendiri di belakang.
"Lelahnya …," ucap Yotsuba yang merenggangkan kedua tangannya.
"Aku ingin segera pulang," ujar Miku.
Akan tetapi, Naruto menghentikan langkahnya. Ia memasang pose berpikir dan terlihat memikirkan sesuatu. Di sisi lain, Ichika menyadari itu dan memasang senyum jahil.
'Aku tidak bisa melakukan apapun untuk saat ini, aku harus belajar. Waktu setelah jam pulang sekolah tidaklah cukup untuk mengajari mereka, aku perlu melakukan sesuatu …,' pikir Naruto dengan serius.
Tetapi, keseriusan itu tidak bertahan lama. Karena, ia merasakan suatu sensasi pada telinga kanannya. Ketika ia sudah sadar dari kegiatan berpikirnya itu, ia merasakan dan melihat Ichika yang meniup telinganya.
"Ichika, apa-apaan kau ini?" ucap Naruto yang bergeser sedikit menjauhi Ichika.
"Kau sangat serius sekali, apa kau memikirkan kami? Jika itu benar, jangan terlalu dipikirkan."
Kemudian, Ichika melanjutkan perkataannya, "Tidak perlu berpikir secara berlebihan untuk kami. Walaupun kami gagal di ujian tengah semester ini, kami tetap akan naik kelas dan tidak dikeluarkan dari sekolah. Maka dari itu, kami akan berusaha semaksimal mungkin, dan ajarilah kami …."
"Aku akan tetap mengajari kalian, kok. Lagipula, saat ini tanggung jawabku kepada kalian sebagai guru les belum terselesaikan," balas Naruto dengan santai.
Mendengar itu, Ichika mulai berbalik arah. Sementara Miku dan Yotsuba menghampiri mereka berdua.
"Jika kau memberi hadiah kepada kami, mungkin kami akan lebih bersemangat untuk melakukannya dengan serius …," ucap Ichika.
Mendengar perkataan Ichika mengenai hadiah, membuat Yotsuba langsung menimpali dengan semangat, "Bagaimana jika hadiahnya adalah parfait? Aku suka parfait buah yang ada di dekat stasiun."
Miku kemudian menambahkan, "Aku suka parfait teh hijau."
Sementara itu, Ichika merespon tetapi berbeda dengan kedua saudarinya, "Aku jadi tidak sabar untuk memakannya sekarang. Kalau begitu, bagaimana jika kau ikut dengan kami, Naruto-kun? Kami yang akan traktir."
"Maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa ikut dengan kalian. Aku ingin belajar di rumah hari ini, mungkin aku akan bergabung lain kali," balas Naruto dengan sopan. Mencoba tidak ingin mengecewakan mereka.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Tetapi, lain kali kau harus ikut dengan kami, Uzumaki-san," ujar Yotsuba.
Naruto menghela nafas, "Baiklah, baiklah. Aku berjanji, suatu saat aku akan ikut dengan kalian. Tapi tidak untuk saat ini, oke?"
Mendengar itu membuat Ichika dan Yotsuba mengangguk saja. Setelah itu mereka berpisah, dan Naruto hanya menatap kepergian mereka dari jauh.
'Setidaknya, aku tidak perlu terburu-buru kepada mereka. Aku hanya perlu mengajari mereka secara perlahan tapi pasti.'
.
[0_0]
.
"Uzumaki-kun! Tunggu …."
Mendengar namanya dipanggil seseorang membuat Naruto menghentikan langkahnya. Rupanya Itsuki yang memanggilnya, nafas gadis itu terengah-engah. Mereka saat ini berada di atas tangga penyebrangan yang saat ini sangat sepi.
"Oh, Itsuki. Nih air untukmu, kau terlihat kelelahan. Kebetulan sekali, aku belum membukanya," ucap Naruto yang memberikan sebotol air mineral untuk Itsuki.
Itsuki kemudian menerima apa yang Naruto berikan. Ia dengan cepat membukanya, lalu langsung meminumnya, "Arigatou …."
"Douitashimashite, Itsuki. Jadi … ada apa kau menemuiku?"
"Aku tidak menyangka bahwa kau akan pulang duluan dengan keadaan seperti ini, seharusnya kau ikut bersama mereka."
Naruto dengan cepat menjawab, "Maaf, tetapi aku ingin belajar sendiri di rumah. Apa kau datang menemuiku hanya untuk mengatakan itu, Itsuki?"
"Tidak, ada seseorang yang ingin bicara padamu," balas Itsuki yang mengeluarkan handphone miliknya dan mencoba menghubungi seseorang. Naruto yang melihat itu hanya menunjukkan raut wajah yang malas.
'Palingan hanya Nakano-sensei. Siapa lagi kalau bukan dia?'
"Moshi-moshi … ini aku, Itsuki. Iya, saat ini aku sedang bersamanya. Baiklah, akan kuberikan …."
Itsuki kemudian memberikan handphone miliknya kepada Naruto, "Ayahku ingin berbicara denganmu sekarang. Terimalah …."
Naruto kemudian menerima dan mulai mendekatkan handphone Itsuki yang sudah tersambung pada panggilan itu, ["Moshi-moshi, Nakano-sensei."]
Itsuki yang mendengar panggilan Naruto terhadap ayahnya mulai berpikir, 'Ternyata benar, ia mengenal ayah. Setidaknya aku sudah memastikannya.'
["Uzumaki-kun, terima kasih karena sudah menjaga putri-putriku. Maaf karena aku tidak bisa menemuimu secara langsung."]
["Tidak masalah, Nakano-sensei. Ngomong-ngomong, mengapa Nakano-sensei tidak menelponku secara langsung? Bukankah anda sudah memiliki nomorku?"]
["Aku sedang malas …,"] mendengar itu, membuat Naruto sweatdrop di tempat.
["Baiklah, baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi. Jadi, apa yang ingin anda bicarakan denganku, Nakano-sensei?"]
["Kudengar ujian tengah semester akan dimulai seminggu lagi, kau pasti mengingat perjanjian yang kita buat kan, Uzumaki-kun?"]
["Tentu saja aku mengingatnya. Aku tidak mungkin melupakan hal penting seperti itu, Nakano-sensei …."]
["Kalau begitu, kau sudah mengerti apa yang harus kau lakukan. Aku akan menantikan hasil baik dari kalian. Kalau begitu, aku tutup teleponnya."]
["Baiklah, Nakano-sensei."]
Setelah itu, percakapan mereka pun berakhir. Naruto kemudian mengembalikan handphone Itsuki. Sementara itu, Itsuki terlihat menunjukkan raut wajah yang penasaran.
"Apa yang ayahku katakan kepadamu, Uzumaki-kun?"
"Mengenai persyaratan pekerjaanku sebagai guru les saat ini ….," balas Naruto dengan santai.
"Lalu?"
"Maaf, tetapi aku tidak akan menceritakannya kepadamu. Bukankah kau lebih baik memperdulikan dirimu sendiri untuk saat ini? Ujian tengah semester semakin dekat, dan kau juga harus bersiap-siap untuk itu."
"Tidak ada masalah, kok," ujar Itsuki yang berbalik membelakangi Naruto.
"Tidak ada masalah apanya? Bukankah hasil kuismu hari ini sangat jelek, kan?"
Mendengar itu, Itsuki berbalik dan menghadap Naruto dengan cepat. Terlihat wajahnya memerah menahan malu, "A-apa kau melihatnya?"
"Aku tidak melihatnya, tetapi aku melihat dirimu yang kecewa dengan hasil kuis yang kau kerjakan. Itu sudah cukup untuk diriku menyimpulkan apa yang kulihat."
Kemudian, Naruto menambahkan, "Oi, Itsuki. Aku tahu kau sudah berusaha keras dengan kemampuanmu. Tetapi, tidak bisakah kau menghargaiku yang berniat membantu kalian?"
"Sepertinya aku tidak bisa. Lagipula, secara tidak langsung kau tidak mempercayaiku untuk dapat melakukan itu semua, kan?" ujar Itsuki yang cemberut, dirinya terlihat kesal saat ini.
Naruto yang melihat itu hanya menghela nafasnya, "Aku tidak pernah menganggapmu sebagai seseorang yang gagal hanya karena kau selalu berusaha dengan caramu sendiri, Itsuki. Orang lain hanya bisa memikirkan, tetapi tetap diri sendiri yang melakukan."
"Maaf, Uzumaki-kun. Jujur saja, kami dari awal memang tidak memerlukan guru les sepertimu. Aku menjadi ragu, apa kau menjadikan kami sebagai alat untuk dirimu mencari uang?"
Mendengar itu, membuat Naruto menatap Itsuki dengan dingin, "Aku tidak pernah menganggap kalian seperti itu, karena kalian adalah temanku," ucapnya dengan penuh penekanan pada bagian terakhir. Hal itu membuat Itsuki terkejut setengah mati karena menyadari perubahan Naruto.
"Kau selalu saja menolak diriku yang berniat baik kepadamu. Bahkan kau saat ini berpikir aku adalah sosok yang kotor dan materialistis dihadapanmu, apakah kau tidak mempercayaiku?! Apakah kau berpikir bahwa pertemanan ini hanyalah sebuah kedok semata bagimu?!" tambah Naruto dengan intonasi yang mulai naik.
Dari mata safir biru Naruto yang menatapnya dengan tajam, terlihat setetes air mata yang jatuh. Itsuki menyadari itu, ia merasa dirinya mengatakan sesuatu yang fatal bagi dirinya dan Naruto saat ini.
"T-tunggu, k-kau salah paham, Uzumaki-kun."
"Jika bukan karena penyakit, hutang, dan keadaanku yang seperti ini. Aku sudah pasti tidak akan mengajari kalian. Aku juga membenci diriku sendiri karena itu. Asal kau tahu, aku melakukan ini untuk Naruko. Bukan untuk diriku sendiri," ujar Naruto dengan lirih yang masih saja menitikkan air matanya.
"Dibandingkan segala perlakuan Nino yang mencoba menjauhkanku dari kalian. Ternyata dirimu lebih parah, Itsuki. Padahal, kau adalah teman pertamaku. Tetapi, dirimu yang sekarang ini berada di luar perkiraanku."
Itsuki yang mendengar itu mulai terlihat ketakutan, ia terlihat sangat panik. Seakan berharap sesuatu yang tidak ia inginkan itu tidak terjadi. Dengan ekspresi yang terlihat berkaca-kaca, Itsuki mencoba meyakinkan Naruto kembali, "U-Uzumaki-kun, ini tidak seperti yang kau pikirkan …."
"Sudahlah, aku tidak ingin membahas ini lebih jauh. Aku ingin pulang. Tolong menyingkir dari hadapanku, Nakano-san," ujar Naruto yang mulai melangkah pergi. Bahkan dirinya saat ini tidak mempedulikan Itsuki yang terus saja memanggil dirinya.
'Aku memerlukan waktu untuk sendiri saat ini.'
[0_0]
Itsuki PoV on
Kulihat, Uzumaki-kun sudah pergi meninggalkanku walaupun aku sudah memanggilnya berkali-kali. Aku juga tidak bisa untuk mengejarnya sekarang, karena aku tidak memiliki keberanian lebih untuk melakukannya. Saat ini, aku hanya bisa terdiam. Diriku berulang kali mencoba memahami apa yang sudah terjadi.
Kemudian, aku memikirkan kembali tentang apa yang sudah ia lakukan untuk kami. Terutama pada saat festival kembang api yang diadakan sehari sebelumnya. Uzumaki-kun memang selalu tidak memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu, bahkan ia rela untuk mengorbankan dirinya sendiri untuk kami yang berstatus hanya sebagai temannya.
Mengingat itu membuat diriku mulai terduduk dengan lemas di tangga penyebrangan yang sepi saat ini. "Apa yang sudah aku perbuat?" ucapku dengan lirih. Saat ini, ketakutan yang kupikirkan menjadi sebuah kenyataan.
Aku tidak bisa berhenti untuk memikirkan itu berkali-kali, bahkan aku sampai menangis saat ini. Ini semua salahku karena aku tidak bisa jujur pada diriku sendiri, ditambah lagi dengan perkataanku yang sangat kejam dan frontal bagi dirinya.
Aku sangat merutuki diriku sendiri yang mengatakan itu dengan tidak memikirkan perasaan Uzumaki-kun saat ini. Aku merasa diriku tidak memiliki wajah di hadapannya untuk hari selanjutnya. Tetapi, aku akan berusaha untuk meminta maaf kepadanya. Itu harus kulakukan.
'Maafkan aku, Naruto ….'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 11 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
