.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : Nakano Quintuplets Residence
Sesampainya di kediaman mereka, Itsuki dihentikan oleh Ichika dan Nino yang terlihat menatap dirinya dengan penuh kekhawatiran. Sementara itu, Yotsuba sedang bermain game dan Miku sedang membaca buku di sofa.
"Itsuki, ada apa denganmu? Matamu sembab sekali," ujar Ichika.
Nino menimpali dengan suara yang meninggi, ia terlihat emosi, "Siapa yang membuatmu menangis, Itsuki?! Katakan saja kepadaku, akan kuhajar orang itu!"
"A-aku tidak apa-apa, Ichika, Nino …."
Mendengar respon Itsuki membuat Miku menghentikan kegiatannya, ia kemudian menghampiri Itsuki, "Itsuki, kau bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan orang lain seperti Nino. Kutebak, apa ini ada hubungannya dengan Naruto?" ucap gadis itu dengan tatapan yang tajam.
Mendengar asumsi Miku membuat Itsuki menegang dengan bola mata yang membulat atas keterkejutannya, dan itu dapat dilihat oleh semuanya. Yotsuba yang merasakan dirinya harus ikut mendengarkan mulai berhenti memainkan gamenya, ia memilih untuk menghampiri mereka.
Merasa tertangkap basah, ia kemudian memilih menceritakannya, "I-itu benar, a-aku akan menceritakannya. Kumohon dengarkan aku dulu, jangan ada yang emosi duluan. Terutama kau, Nino," dengan berakhirnya ucapan Itsuki membuat semua orang menganggukan kepalanya sebagai tanda persetujuan.
"Jadi begini …."
.
"B-begitulah yang terjadi, hiks … a-aku melakukan s-sesuatu yang fatal, hiks. P-padahal aku adalah t-teman pertamanya, t-tetapi aku terlalu b-bodoh, hiks. B-bahkan Uzumaki-kun s-sampai membandingkan apa yang kulakukan, hiks … d-dengan p-perlakuan Nino yang ia terima s-selama ini," jelas Itsuki yang menangis.
Ichika, Miku, dan Yotsuba hanya bisa terdiam. Mereka bisa merasakan Itsuki adalah orang yang salah di sini. Mereka juga kesal dengan apa yang dilakukan Itsuki, tetapi mereka tidak bisa melampiaskan rasa kesal mereka kepadanya. Karena, mereka adalah keluarga.
Berbeda dengan Itsuki, Nino memiliki reaksi yang lain. Ia terlihat emosi "Ternyata Uzumaki yang membuatmu begini. Kalau begitu … besok, aku akan menemuinya untuk melakukan konfrontasi padanya."
Mendengar itu, Itsuki mencegahnya, "K-kumohon jangan lakukan itu, Nino. I-ini adalah masalah yang aku perbuat, aku juga menyadari kesalahanku. Biarkan aku menyelesaikannya sendiri, kita bukanlah anak-anak lagi, kau tahu?"
Ichika kemudian maju dan menepuk bahu Nino, "Apa yang Itsuki katakan itu benar, Nino. Kau tidak bisa mencampuri urusan orang lain dengan dirimu, ini bukan wilayahmu. Kali ini, apa yang dilakukan oleh Itsuki memang agak keterlaluan. Jadi, biarkan saja mereka menyelesaikannya dengan cara mereka …."
Yotsuba terlihat tidak mengerti apa-apa, ia hanya tertawa gugup. Tetapi, ia mengerti jika terjadi permasalahan antara Itsuki dan Naruto. Sementara itu, Miku menimpali ucapan mereka.
"Nino, aku tahu kau perduli pada Itsuki, bahkan kau memiliki kepedulian yang lebih besar kepada kami semua. Tetapi, seperti apa yang Ichika katakan … kita tidak bisa mencampuri urusan mereka untuk saat ini."
Miku melanjutkan, "Jika kita membantu Itsuki secara baik, itu tidak masalah. Tetapi, jika dengan caramu yang melakukan konfrontasi. Aku sangat tidak setuju, karena yang kau lakukan bukannya memperbaik keadaan, melainkan memperburuk keadaan."
Mendengar ucapan mereka membuat Nino berpikir kembali, setelah dirasa sudah memikirkannya. Ia mulai merespon, "Baiklah, baiklah. Kalian menang, aku juga tidak berpikir sampai kesana."
Kemudian, Nino menatap Itsuki dengan tajam, "Itsuki, selesaikan masalahmu. Jika ia sampai membandingkan apa yang kau perbuat dengan apa yang kulakukan kepadanya. Itu tandanya kau memang sangat menyakitinya."
Tidak sampai disitu, ia melanjutkan, "Jujur, aku memang membenci Uzumaki dan selalu mencoba menjauhkannya dari kita semua dengan caraku sendiri. Tetapi, melihat apa yang ia lakukan untuk kita di festival kembang api kemarin membuatku berpikir kembali. Bahwa, Uzumaki itu lebih mementingkan sebuah hubungan pertemanan dibandingkan dirinya sendiri."
"Ditambah lagi, aku juga kesal dengan apa yang kau lakukan kepadanya. Tetapi, aku tidak mungkin melampiaskan kepadamu. Karena, kita adalah keluarga …."
"Itu benar, Itsuki. Jadi, jangan merasa dirimu sendirian lagi, ok?" ujar Ichika.
"Kami semua akan selalu menemanimu dan membantumu sebisa kami," tambah Miku dengan senyum kecilnya.
"Karena kita adalah kembar lima yang tidak terpisahkan," ucap Yotsuba dengan ceria. Mendengar itu, membuat Itsuki menangis kembali. Ia kemudian memeluk keempat kembarannya itu.
"Hiks … a-arigatou, minna …."
"Douitashimashite, Itsuki …."
Malam itu menjadi malam dimana Itsuki mengeluarkan semua emosinya. Semua kembarannya itu hanya bisa menenangkan dan berjanji akan membantunya. Setelah itu, Itsuki memilih untuk pergi ke kamarnya.
Sesampainya di sana, ia merebahkan dirinya di kasur miliknya. Tiba-tiba, ia teringat mengenai pembicaraan yang Naruto bicarakan dengan ayahnya. Kemudian, ia mengeluarkan handphone miliknya dan mulai menghubungi ayahnya. Sesudah tersambung, ia mulai berbicara.
["Moshi-moshi, Itsuki desu. Ada yang ingin aku tanyakan kepada ayah."]
["Itsuki-kun ternyata, tumben sekali kau menghubungi malam-malam. Ada apa? Tanyakan saja."]
["Mengenai persyaratan yang ayah berikan kepada Uzumaki-kun. Apa ayah bisa memberitahukannya kepadaku? Aku sudah bertanya kepadanya, tetapi ia tidak ingin mengatakannya."]
["Baiklah, akan kujelaskan. Uzumaki-kun akan ayah berhentikan sebagai guru les kalian jika salah satu dari kalian ada yang mengalami kegagalan dalam salah satu nilai pelajaran yang diujikan pada ujian tengah semester, itu adalah kesepakatan yang ayah buat untuknya."]
Mendengar itu membuat Itsuki terkejut dengan bola mata yang membulat, ia kemudian memikirkan alasan mengapa Naruto bertindak seperti itu. Ia dapat memikirkan Naruto yang mencari caranya sendiri untuk menghidupi dirinya dan Naruko, dan ini adalah alasan utamanya.
["Terima kasih atas informasinya. Kalau begitu, Itsuki tutup teleponnya …."]
["Baiklah …."]
Setelah menutup panggilan telepon dengan ayahnya, Itsuki memandangi langit-langit kamarnya itu. Ia memikirkan bagaimana cara memperbaiki hubungannya dengan Naruto saat ini. Walaupun saudari-saudarinya akan membantunya, ia juga harus bergerak untuk melakukannya.
Ia hanya bisa berharap semuanya akan cepat membaik, ia masih merasa dirinya sangat bersalah saat ini karena sudah menyakiti perasaan Naruto yang sangat menganggapnya sebagai teman yang berharga. Penyesalan memang selalu datang di akhir bagi dirinya.
Memikirkan itu dalam diam bahkan membuat dirinya menangis kembali. Saat ini, ia terlihat seperti sosok yang tidak berdaya. Mencoba melepaskan segala emosinya dengan isakan kecil dalam tangisannya.
Sementara itu, di luar kamar Itsuki terlihat empat kembaran yang lain. Mereka dapat mendengar isakan kecil Itsuki yang terasa menyayat hati. Ichika sebagai kakak tertua mengajak mereka untuk turun ke ruang tamu, mereka hanya menurut saja.
"Jadi, bagaimana caranya untuk membantu Itsuki? Apa kalian memiliki ide?" tanya Miku. Mereka sudah berada di sofa saat ini, ekspresi mereka terlihat sangat serius.
"Maaf, Miku. Aku tidak tahu ide yang terpikirkan," balas Yotsuba dengan tertawa gugup.
Nino menambahkan, "Aku juga sama."
Sementara itu, Ichika membuat pose berpikir. Setelah mendapat ide, ia mengutarakan pendapatnya, "Bagaimana jika besok kita ajak Naruto-kun untuk menginap di sini untuk sehari? Alasannya mudah, kita akan memancingnya dengan belajar bersama menjelang ujian tengah semester. Dengan sikapnya yang sangat mengutamakan tanggung jawab yang ia dapatkan untuk mengajari kita, ia pasti mau untuk melakukannya."
Ichika melanjutkan, "Ditambah lagi, hari selanjutnya adalah hari libur nasional. Kita bisa belajar bersama di perpustakaan umum. Aku juga sudah memiliki rencana lain untuk membuat situasi dimana mereka hanya akan berdua saja."
"Untuk belajar di perpustakaan umum aku 100% menolak dan memilih untuk tidak ikut. Sebenarnya, untuk Uzumaki yang menginap di sini, aku ingin menolaknya juga. Tetapi, karena ini untuk Itsuki. Aku ikut saja dengan idemu, Ichika," ujar Nino.
"Aku juga tidak masalah," timpal Miku yang ditambah dengan anggukan Yotsuba sebagai tanda persetujuan.
Ichika yang mendengar itu tersenyum, "Baiklah, kuanggap kalian semua setuju. Aku juga akan mencoba membicarakan masalah ini dengan Naruto. Yang hanya aku pikirkan respon Naruto ketika melihat Itsuki besok di sekolah, aku tidak yakin ini akan berjalan mudah."
"Setidaknya, lebih baik dicoba daripada tidak sama sekali," balas Miku.
"Kau benar, Miku. Kalau begitu, aku ingin ke kamar. Sudah malam, aku mengantuk," ucap Yotsuba yang menguap. Mereka yang menyadari hari semakin malam juga memilih untuk pergi ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat.
.
[0_0]
.
Skip Time : Next Day
Terlihat Naruto yang secara tidak sengaja bertemu dengan kembar lima Nakano yang juga kebetulan baru tiba di sekolah. Yotsuba yang menyadari itu menyapanya. Sementara itu, Itsuki yang melihat keberadaan Naruto hanya bisa terdiam tanpa bisa menatapnya. Naruto menyadari itu.
"Ohayou, Uzumaki-san …."
"Ohayou, Yotsuba … dan juga kalian semua," balas Naruto dengan senyum yang terlihat sangat dipaksakan.
'Kali ini, Naruto menggunakan senyum palsu. Sepertinya apa yang dikatakan Itsuki memiliki efek besar pada dirinya,' pikir Miku yang melihat itu. Tidak hanya Miku, Ichika juga menyadarinya. Mereka berdua melihat satu sama lain kemudian mengangguk saja.
"Ne, Naruto-kun. Hari ini, apa kau bisa menginap di rumah kami untuk hari ini saja? Berhubung besok adalah hari libur, aku ingin kau mengajari kami. Ujian semakin dekat, kau tahu? Besok, kami juga ingin mengajakmu belajar bersama di perpustakaan umum," ujar Ichika.
"Hmm … tidak masalah. Kakashi-nii juga kebetulan sedang libur hari ini. Kurasa, aku bisa melakukannya. Kalau begitu, aku duluan," ucap Naruto yang mulai pergi dari sana dengan cepat. Meninggalkan mereka dengan tatapan yang berbeda-beda.
"Ia sangat menjaga jarak. Kulihat, ia bahkan tidak menatap Itsuki sama sekali," ucap Nino dalam pengamatannya.
"Mau bagaimana lagi, ini semua salahku," balas Itsuki dengan lirih dan wajah yang terlihat sedih.
Melihat itu, Ichika menepuk bahu Itsuki, "Tenanglah, kami semua akan membantumu untuk berbaikan dengannya. Asalkan dirimu juga sadar akan kesalahanmu dan berani meminta maaf, setidaknya itulah yang diajarkan Naruto-kun kepadaku."
"Itu benar, Itsuki. Aku juga percaya Naruto bukanlah tipe orang yang pendendam. Mengingat ia selalu memprioritaskan temannya. Ditambah lagi, hanya kita saja yang dianggapnya sebagai teman," tambah Miku.
"Semangat, Itsuki!" ujar Yotsuba dengan ceria.
"Minna, arigatou …."
Mereka yang melihat itu tersenyum saja. Setelah itu, mereka pun pergi ke ruang kelasnya masing-masing sebelum jam pelajaran dimulai.
.
[0_0]
.
Skip Time : Classroom
Saat ini, terlihat Naruto yang sedang mencatat di buku miliknya dengan serius. Tidak lama kemudian, Itsuki yang baru saja tiba di kelas melewati mejanya. Akan tetapi, Naruto tidak memperdulikan hal itu. Itsuki hanya bisa tersenyum dengan pahit.
'Apa kau membenciku, Uzumaki-kun?' pikir Itsuki yang sudah duduk di tempatnya dan menatap punggung Naruto dengan ekspresi kesedihan yang ia tunjukkan saat ini.
Dengan Naruto, ia menyadari sebuah tatapan datang kepadanya. Dari ujung matanya, ia dapat melihat Itsuki menatapnya dengan ekspresi sedih yang terlihat jelas di wajah gadis itu.
'Sebenarnya, aku tidak membencinya sama sekali. Hanya saja, aku memerlukan waktu untuk diriku sendiri,' batin Naruto yang melanjutkan kegiatan mencatatnya. Setelah sepuluh menit berlalu, guru matematika sudah datang di kelasnya.
Guru itu meminta murid di kelasnya untuk mengerjakan tugas tertulis secara berkelompok. Kelompoknya berjumlah hanya dua orang, dan ditentukan secara acak oleh guru itu sendiri. Guru itu kemudian membuat beberapa kelompok.
"Naruto Uzumaki …," mendengar itu membuat Naruto menatap gurunya, berharap seolah pasangan kelompoknya bukan seseorang yang tidak ia inginkan.
"Kau kupasangkan dengan Itsuki Nakano, kalian kubuat sebagai kelompok 15. Kalian akan mengerjakan latihan halaman 18 sampai 24 di buku paket."
"Baiklah, Sensei …," balas Naruto. 'Sial, mengapa di saat seperti ini aku harus satu kelompok dengannya?' lanjutnya dalam pikirannya.
Itsuki yang mendengar perkataan gurunya hanya terdiam seolah tidak percaya, 'Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?' pikirnya dengan panik.
"Berhubung sebentar lagi ujian tengah semester akan dimulai, Sensei membuat kelompok ini untuk memperkuat pemahaman kalian secara bersama-sama. Untuk kalian yang sudah mendapatkan pasangannya masing-masing, silahkan kalian duduk sesuai kelompok yang sudah diberikan. Mulailah untuk mengerjakannya, batas pengumpulannya adalah saat istirahat."
"Baiklah, Sensei!" jawab murid-murid secara bersamaan. Setelah itu, murid-murid mulai berpindah tempat secara sementara untuk mengerjakan tugas yang guru mereka berikan. Sementara itu, Naruto menghampiri Itsuki.
"Permisi, Nakano-san …," ucap Naruto yang duduk di samping Itsuki. Membuat Itsuki terkejut dengan bola mata yang membulat karena mendengar panggilan Naruto kepadanya yang berubah, sama seperti terakhir ketika mereka berada di jembatan penyebrangan.
"Uzuma …," ucapan Itsuki tidak bertahan lama karena dipotong oleh perkataan Naruto.
"Maaf, Nakano-san. Bisakah kita mengerjakan tugasnya terlebih dahulu?" potong Naruto dengan cepat. Membuat Itsuki mengangguk lemah menyetujuinya.
'Apa kau sekarang sangat membenciku, Naruto?' pikir Itsuki dengan sedih karena mendapatkan respon seperti itu.
Naruto kemudian mengeluarkan buku tulis miliknya yang sudah berisi jawaban tugas yang seharusnya mereka kerjakan dan memberikannya kepada Itsuki.
"Ambil ini, kau boleh menyalinnya. Setidaknya, aku tidak ingin kau kesulitan mengerjakannya untuk saat ini, Nakano-san," lanjut Naruto yang mengeluarkan handphone dan earphone miliknya untuk ia gunakan sekarang.
Setelah memutarkan sebuah lagu, ia memilih untuk tidur. Meninggalkan Itsuki yang menatapnya dengan penuh keheranan. Selanjutnya, Itsuki tersenyum dengan tulus dan mulai menyalin jawaban dari buku tulis yang Naruto berikan kepadanya.
'Setidaknya, Uzumaki-kun masih memperhatikanku ….'
.
[0_0]
.
Skip Time : Cafeteria
Terlihat Naruto yang diikuti oleh Itsuki yang berada dibelakangnya. Mereka berdua terlihat membawa makanan masing-masing. Mereka berdua berpisah tanpa berkata apapun. Naruto berada di meja makan favoritnya, sedangkan Itsuki satu meja dengan empat kembar Nakano lainnya.
"Jadi, bagaimana situasimu bersama Naruto selama di kelas?" tanya Miku.
Itsuki yang sudah duduk menghela nafasnya dengan berat, "Sangat buruk, ia bahkan masih memanggilku dengan marga kita."
"Tenang saja, Itsuki. Masih banyak kesempatan," hibur Yotsuba dengan nada yang ceria.
Nino kemudian menimpali, "Apa hanya itu saja yang terjadi selama kau bersamanya di kelas?"
"Tidak juga. Kebetulan, guru matematika kami membuat tugas kelompok dengan satu kelompok yang berisi dua orang. Aku dibuat satu kelompok dengan Uzumaki-kun …."
Mendengar itu membuat Ichika terlihat antusias, "Lalu, apa yang terjadi?"
"Ketika aku ingin meminta maaf, perkataanku dipotong olehnya dengan formal. Ia mencoba menjaga jarak dengan beralasan tugas yang lebih utama. Tapi …."
"Tapi apa?" tanya Yotsuba yang terlihat sangat penasaran.
"Ia memberikan buku miliknya kepadaku yang berisi semua jawaban dari tugas yang seharusnya kami kerjakan secara bersama-sama. Ia kemudian memilih untuk tidur dengan mendengarkan lagu dari handphone menggunakan earphonenya …," jelas Itsuki.
Kemudian, ia melanjutkan dengan lirih, "A-apakah masih ada harapan untukku?"
Miku yang mendengar itu kemudian tersenyum kecil dan menepuk bahu Itsuki yang kebetulan berada di sebelah dirinya, "Tentu saja masih ada, Itsuki. Buktinya, ia masih memperhatikanmu. Seharusnya kau senang karena ia masih memperhatikanmu walaupun kau sudah menyakitinya."
Itsuki pun merona, "A-aku tadi juga sempat senang, kok. Hanya saja, a-aku tidak berani mengucapkan terima kasih kepadanya."
"Tidak masalah, Itsuki. Setidaknya masih ada harapan. Karena rencana A gagal, aku akan beralih ke rencana B. Saat Naruto-kun menginap nanti, aku akan membicarakan masalah ini sebagai kakak tertua kalian," ucap Ichika dengan ekspresi bangga yang ia tunjukkan.
Nino yang melihat ekspresi Ichika mulai memandangnya dengan jijik, "Menjijikkan."
Respon Nino membuat Ichika tertunduk dengan aura suram yang terlihat di atas kepalanya. Nino, Miku, dan Yotsuba yang melihat itu hanya bisa sweatdrop di tempat. Sementara Itsuki yang mengerti tujuan mereka untuk membantunya mulai tersenyum.
'Minna, arigatou … aku sangat bersyukur karena memiliki kalian semua.'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 12 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
