.

.

.

I'm In Trouble

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

5-toubun no Hanayome by Negi Haruba

Pair : ?

Rate : T

Mark :

"Naruto." : Berbicara

Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content

Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter

'Naruto.' : Pikiran atau Batin

["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon

Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy

Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.

.

.

Skip Time : Friday, 8 October. Nakano Quintuplets Residence

Saat ini terlihat lima kembar Nakano yang sedang berada di ruang tamu dan melakukan kegiatan masing-masing.

Mulai dari Ichika yang membaca majalah, Nino yang bermain handphone miliknya, Miku yang membaca buku sejarah, Yotsuba yang sedang menggambar, dan Itsuki yang terlihat kebosanan dan tidak melakukan apa-apa.

"Aku bosan sekali, apa yang harus kulakukan untuk mengisi waktuku, ya?"

"Entahlah, kau bisa saja bermain atau berjalan-jalan," ucap Ichika yang membalas perkataan Itsuki.

"Aku terlalu malas kalau melakukannya sendirian."

"Uzumaki-san tiba-tiba memberikan hari libur untuk kita. Apa yang dia lakukan ini memiliki alasan khusus? Aku jadi penasaran," ujar Yotsuba.

"Aku juga sama," balas Miku dengan singkat.

Nino merespon, "Kau ada benarnya, Yotsuba. Biasanya dia selalu datang di hari libur, membuatku muak saja."

Itsuki kemudian berpikir. Setelah berpikir beberapa saat, ia mendapatkan sebuah ide dan mengatakannya kepada mereka, "Aku punya ide, bagaimana jika besok atau hari minggu kita pergi ke rumah Uzumaki-kun? Hanya untuk yang mau-mau saja sih."

"Hmm, ide bagus. Kebetulan jadwalku juga sedang kosong. Aku bisa ikut dengan kalian," respon Ichika yang ditambah dengan anggukan kepala dari Miku sebagai persetujuan.

"Aku ikut!" ucap Yotsuba dengan semangat. Ia menambahkan, "Aku juga rindu dengan Naruko-chan. Aku ingin bermain dengannya!"

Itsuki kemudian menatap Nino yang tidak merespon, "Bagaimana denganmu, Nino? Apa kau mau ikut dengan kami?"

"Tidak ada pilihan lain. Daripada aku kebosanan, lebih baik aku ikut dengan kalian saja," balas Nino dengan tatapan yang malas. Membuat Itsuki dan Ichika tersenyum senang karena mereka bisa mengajak Nino yang notabene adalah sosok yang anti dengan Naruto.

"Baiklah, sudah diputuskan. Kalau begitu, besok kita akan ke rumah Uzumaki-kun!"

.

Change Scene : Naruto House

Terlihat Naruto dan Naruko yang sedang makan malam bersama. Setelah itu, mereka berdua bersama-sama membereskan ruang makan dan mencuci peralatan yang mereka gunakan. Setelah selesai, mereka kembali ke ruang tamu.

"Ya, setidaknya aku memberi hari libur kepada mereka. Walaupun agak mendadak sih."

Mendengar perkataan Naruto membuat Naruko penasaran, "Memangnya ada apa, Nii-chan? Tumben sekali kau meliburkan mereka."

"Ya, aku ingin menghabiskan waktu denganmu. Sebentar lagi, kita akan berulang tahun. Maka dari itu, aku sengaja meliburkan mereka untuk bisa bersama denganmu, Naruko."

Naruko yang mendengar itu terkejut, "Eh? Benarkah? Aku justru lupa dengan itu."

"Tidak masalah, setidaknya aku akan tetap mengingatkanmu. Lagipula, mana mungkin aku tidak meluangkan diriku sendiri untuk adik kesayanganku ini?" balas Naruto yang mengelus kepala Naruko dengan lembut. Membuat adiknya itu nyaman.

"Arigatou karena sudah mengingatkan dan selalu ada untukku, Nii-chan. Nii-chan adalah kakak terbaik yang pernah ada," ucap Naruko yang memeluk Naruto.

Naruto kemudian membalas pelukan adik kesayangannya itu, "Douitashimashite, Naruko. Hanya saja, cara kita merayakannya seperti biasa ya. Tanpa perayaan spesial. Kalau kita kedai Teuchi-jiisan, kita pasti mendapatkan bonus. Mungkin setelah itu, kita bisa pergi jalan-jalan untuk menghabiskan waktu bersama-sama."

Naruko menggelengkan kepalanya, "Aku tidak masalah untuk itu. Selama itu bersama Nii-chan, aku akan senang."

Mendengar itu membuat Naruto tersenyum. Untuk Naruto sendiri, Naruko adalah adik yang sangat mengerti dengan apa yang menjadi kekurangan mereka. Maka dari itu, ia sangat bersyukur karena bisa memiliki adik sepertinya.

Naruto kemudian berpikir, 'Kurasa, aku bisa memberikan hadiah yang sudah kusiapkan kepada Naruko. Setidaknya, aku ingin memberikan sesuatu kepada Naruko dengan kerja keras yang sudah kulakukan selama ini.'

Sementara itu, Naruko yang menyadari Naruto hanya diam saja tanpa merespon apa-apa mulai cemberut, "Mou. Nii-chan, apa kau tidak mendengarkanku?"

Mendengar nada kesal dan melihat wajah cemberut Naruko. Membuat Naruto mengelus kepala Naruko kembali, "Maaf, maaf. Tenang saja, Naruko. Nii-chan mendengarkanmu. Aku hanya memikirkan rencana yang akan kita lakukan nanti."

Naruko tetap saja cemberut, seolah-olah seperti anak kecil yang tidak diberikan permen. Menyadari itu, Naruto menyeringai dan berkata, "Kalau kau masih cemberut seperti itu. Maka, tidak kuberi uang saku dan tidak ada ramen untukmu. Bagaimana?"

Dengan cepat Naruko langsung bersimpuh di depan sang kakak, "Tolong jangan lakukan itu, Nii-chan. Aku mohon."

"Tenang saja, aku tidak akan melakukannya. Itu hanya iseng saja, siapa suruh kau cemberut terus. Aku kan sudah bilang, cemberut itu tidak cocok denganmu, Naruko."

"Aku tahu, kok. Lagipula, aku hanya ingin mengetes Nii-chan saja."

Naruto menyeringai, "Hoo … kalau begitu, itu tandanya kau ingin mencobanya kan, Naruko? Kalau begitu, akan kupotong uang sakumu. Khukhukhu."

"TIDAK MAU!"

DUK!

Naruto kemudian menjitak Naruko. Ia tidak ingin teriakan Naruko membuat tetangga sebelah tidak nyaman. Terutama juga telinganya sendiri. Maka dari itu, ia melakukannya. Membuat Naruko meringis kesakitan dengan air mata di ujung matanya.

"Bisa tidak kau tidak berteriak seperti itu, Naruko?"

"T-tapi itu kan karena kau selalu menjahiliku, Nii-chan."

"Kan aku sudah bilang, kalau aku tidak akan melakukannya. Kau saja yang mudah sekali dijahili, Naruko. Hahh, sudahlah. Lebih baik kita tidur. Ini sudah malam."

"Baiklah, Nii-chan."

.

[0_0]

.

Skip Time : Next Day. Saturday, 9 October

Naruto dan Naruko terlihat sedang membereskan rumah mereka. Ya, rutinitas di hari sabtu yang merupakan hari libur mereka. Setelah itu, mereka berdua secara bergantian membersihkan diri. Naruto yang sudah selesai duluan duduk di ruang tamu. Ia terlihat berpikir.

'Kurasa, mengajak Naruko pergi ke Tokyo adalah ide yang bagus.'

TOK! TOK! TOK!

Suara pintu yang diketuk dari luar membuat dirinya keluar dari acara berpikirnya. Ia kemudian bangun dan pergi ke arah pintu depan. Ketika pintu di buka, ia terkejut ketika melihat beberapa orang yang sangat ia kenal, "Minna …."

"Hai, Naruto," sapa Miku.

"Kami main ke sini," timpal Yotsuba.

"Aku hanya ikut dengan mereka," ucap Nino dengan nada yang malas.

"Ini pertama kalinya aku datang ke rumahmu, Naruto-kun," tambah Ichika.

Sementara itu, Naruto menatap Itsuki yang tidak berkata apapun. Ditatap oleh Naruto, membuat Itsuki sedikit mengeluarkan rona merah pada wajahnya, "A-aku datang ke sini karena aku bosan. M-maka dari itu, aku mengajak mereka juga."

Naruto kemudian tersenyum menatap mereka, ia berkata, "Ya, setidaknya hari ini adalah hari libur. Masuklah, beruntung kami juga sudah membersihkan rumah kami."

"Terima kasih, Naruto-kun," balas Ichika sebagai perwakilan, mereka kemudian masuk ke rumah Naruto. Mereka kemudian duduk di ruang tamu. Naruto yang menjadi orang terakhir kemudian memilih untuk duduk di sebelah Miku, membuat gadis itu merona.

"Boleh aku duduk disebelahmu, Miku?"

"T-tidak masalah, Naruto."

Ichika yang melihat itu berpikir, 'Wah, Miku sudah memulainya dengan sangat mudah. Tapi, aku tidak akan kalah.'

Itsuki yang menyadari tidak ada Naruko mulai bertanya, "Uzumaki-kun, dimana Naruko-chan?"

Yotsuba menambahkan dengan semangat, "Itu benar, Uzumaki-san! Dimana Naruko-chan? Aku ingin bermain dengannya!"

"Setahuku ia tadi sedang mandi, mungkin sebentar lagi dia akan datang ke sini."

Benar saja, baru saja Naruto berkata seperti itu. Tidak membutuhkan waktu selama lima detik, Naruko sudah datang dan hadir bersama mereka di ruang tamu.

"Wah, ada tamu ternyata. Halo, minna-san!" sapa Naruko dengan riang.

"Halo, Naruko-chan," balas empat kembar Nakano bersamaan, kecuali Nino. Naruto kemudian menatap mereka.

"Ngomong-ngomong, apa kalian sudah sarapan?"

Yotsuba menjawab sembari menggaruk belakang kepalanya, "B-belum sih."

Nino menambahkan, "Itu karena mereka semua terlalu bersemangat untuk datang ke sini. Jadi, begitulah."

"Hmm, begitu ternyata. Bagaimana jika kita makan bersama? Berhubung aku dan Naruko belum sarapan, kurasa sarapan bersama tidak ada salahnya."

"Eh, apakah itu tidak merepotkan kalian?" tanya Itsuki.

"Tidak sama sekali, Itsuki. Lagipula, aku ingin merasakan sarapan bersama di rumahku bersama kalian yang merupakan teman-temanku. Setidaknya, aku akan senang untuk itu."

"Ya, itu ide yang bagus, Nii-chan. Tapi, bahan dan persediaan kita sekarang sudah habis. Kita harus membelinya terlebih dahulu," respon Naruko, ia sepertinya baru menyadari bahwa bahan makanannya sudah habis karena dipakai untuk makan malam kemarin.

"Tidak masalah, aku yang akan membelinya. Lagipula, supermarket tidak terlalu jauh dari sini. Apa kalian tidak keberatan untuk menunggu sebentar?"

Nino menjawab, "Ya, kami tidak masalah."

"Tunggu … aku akan ikut denganmu, Naruto!"

Mendengar ucapan Miku, Ichika menimpali, "Aku juga akan ikut."

Naruto tersenyum dan membalas, "Sudahlah, kalian tidak perlu repot-repot untuk ikut denganku. Kalian adalah tamuku, aku tidak akan membiarkan kalian kerepotan karenaku."

"T-tapi ..."

Baru saja Ichika ingin membalas, akan tetapi ucapannya dipotong oleh perkataan Naruko, "Benar kata Nii-chan. Lebih baik kita di sini saja dan berbincang bersama-sama."

"Kalian sudah dengar, kan? Jika kalian ingin bertanya mengenai diriku, Naruko tahu segalanya. Kalian juga bisa bertanya kepadanya apapun. Lagipula, Naruko itu orangnya jujur. Ia tidak akan berbohong kepada kalian."

Mendengar ucapan Naruto membuat mereka memandang satu sama lain. Kemudian, mereka mengangguk bersamaan. Itsuki menjadi perwakilan diantara mereka merespon, "Baiklah, kami setuju."

"Bagus. Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku akan kembali dalam lima belas menit. Silahkan mengobrol semuanya."

Dengan berakhirnya ucapan itu, Naruto kemudian pergi dari sana. Meninggalkan mereka berenam sekarang. Merasa tidak ada perbincangan, Ichika mengambil inisiatif.

"Kami bisa bertanya apapun kepadamu kan, Naruko-chan?"

"Tentu saja, Aku akan menjawabnya dengan jujur. Nii-chan tidak pernah mengajarkanku untuk berbohong. Jika aku ketahuan berbohong, Nii-chan akan memotong atau tidak memberikanku uang saku," balas Naruko dengan nada bercanda.

Yotsuba yang terlihat bingung kemudian bertanya, "Eh? Bagaimana bisa begitu?"

Miku dan Itsuki yang sudah mengetahui alasannya tetap diam, karena mereka tidak memiliki hak untuk menjawab dan menjelaskannya. Mereka membiarkan pertanyaan itu dijawab oleh Naruko.

"Perlu kalian ketahui. Semenjak orang tua kami sudah tidak ada, Nii-chan selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Ia dibantu oleh salah satu murid ayahku untuk mencari pekerjaan. Maka dari itu, ia selalu menabung hasil pekerjaannya dan mengontrol segala pengeluaran kami."

Naruko melanjutkan dengan suara yang lirih, "Sebenarnya, aku juga ingin membantunya. Tapi, Nii-chan selalu melarangku. Ia selalu berkata bahwa aku tidak boleh terlibat dengan apapun yang berkaitan dengan pekerjaan. Ia tidak ingin masa kecilku terbuang sia-sia."

Yotsuba merespon dengan wajah yang tersenyum, "Begitu ternyata. Uzumaki-san memang kakak yang hebat."

"Kau benar, Yotsuba," tambah Ichika.

Miku dan Itsuki berpikir secara bersamaan, 'Setidaknya, penjelasan Naruko-chan mengenai dirinya sudah sangat membuatku sangat yakin kalau dia tidak pernah berbohong kepada kami.'

Sementara itu, Nino berpikir, 'Ya, jika dilihat-lihat. Uzumaki itu terlihat kokoh. Bentuk badannya seperti orang yang selalu bekerja keras. Berarti aku tidak salah dalam melihatnya.'

Naruko tersenyum, "Ya, dia kakak yang hebat. Dia kakak terbaik yang pernah ada. Aku sangat bersyukur karena memiliki kakak seperti dirinya."

Menyadari pertanyaan pertama dari Yotsuba selesai, Ichika kemudian bertanya, "Pertanyaan selanjutnya, apa ada sisi lain dari Naruto-kun yang kau ketahui, Naruko-chan? Mungkin dari sikap, kebiasaan, dan lain-lain?"

"Aku juga penasaran soal itu," ujar Yotsuba.

"Ya, Nii-chan adalah orang yang lebih mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Apalagi jika dia sudah menemukan teman yang ia sangat hargai. Kalian akan selalu diprioritaskan olehnya baik secara langsung ataupun tidak langsung."

"Kami sudah merasakannya, saat di festival kembang api beberapa bulan yang lalu. Lanjutkan, Naruko-chan," ujar Itsuki.

Naruko mengangguk, kemudian melanjutkan, "Nii-chan adalah orang yang penuh akan determinasi. Dengan itu, dia selalu pantang menyerah dan bisa membuat orang lain berubah secara perlahan-lahan."

"Ya, kami sudah melihatnya sendiri. Ambisi dengan rasa pantang menyerah dari Naruto memang tidak ada tandingannya," respon Miku.

Naruko mengangguk, lalu melanjutkan perkataannya, "Nii-chan itu orangnya sangat teliti dan cepat dalam mengingat sesuatu. Itu adalah kekuatannya. Tetapi, ia juga ceroboh walaupun tidak terlalu sering. Yang terakhir, kejahilannya.Entah mengapa, Nii-chan sangat suka menjahili dan menggoda orang lain jika orang itu sudah ia kenal. Jika kalian sudah merasakannya, semoga kalian tidak kesal."

"Ceroboh? Aku tidak menyangka Uzumaki itu bisa ceroboh. Soal yang terakhir, ia memang ahli untuk membuatku kesal," respon Nino yang daritadi diam saja.

"Ada lagi yang ingin ditanyakan?" tanya Naruko.

"Apakah Naruto pernah memiliki seorang kekasih selama dia bersekolah atau dimanapun dia berada?"

Pertanyaan Miku membuat empat kembarannya terkejut dengan bola mata yang membulat, mereka tidak menyangka jika Miku akan bertanya mengenai hal itu. Sementara itu, Naruko yang menyadari itu tetap terlihat santai.

Akan tetapi, hal itu tentu saja membuatnya berpikir, 'Kurasa, beberapa dari mereka sudah ada yang menyukai Nii-chan. Kalau begitu, aku akan coba dengan cara Nii-chan.'

"Tidak pernah sama sekali. Nii-chan itu bukan tipe yang sering berhubungan atau berdekatan dengan seorang gadis. Baru kali ini saja dia mengalaminya dengan kalian karena pekerjaan yang harus dia lakukan."

Ichika, Miku, dan Itsuki yang mendengar itu berpikir hal yang sama, 'Aku tidak menyangkanya sama sekali. Kupikir dia akan memiliki tambatan hati terlebih dahulu.'

'Ya, Uzumaki itu memang tidak seperti kebanyakan lelaki sih. Kita yang cantik-cantik begini saja terlihat biasa saja di matanya, aku tidak akan heran,' pikir Nino.

Yotsuba berkata, "Aku tidak menyangka kalau Uzumaki-san seperti itu."

"Ya, begitulah. Ngomong-ngomong, aku jadi penasaran. Apa diantara kalian ada yang memiliki perasaan kepada Nii-chan?"

Mendengar pertanyaan Naruko membuat mereka sangat terkejut dengan bola mata yang melebar. Terutama Ichika, Miku, dan Itsuki yang sudah memiliki perasaan terhadap Naruto. Naruko yang menyadari hal itu dan langsung berpikir, 'Sudah kuduga, diantara mereka sudah ada yang menaruh perasaan kepada Nii-chan.'

"Kurasa, pembahasan ini terlalu cepat bagi kalian. Mengingat kalian hanya diajari oleh Nii-chan selama beberapa bulan. Kalau begitu, apa ada yang ingin ditanyakan lagi?"

Kali ini, giliran Itsuki yang bertanya, "Untuk melakukan pekerjaannya sebagai guru les, setiap weekend Uzumaki-kun selalu datang ke kediaman kami. Tetapi, secara tiba-tiba Uzumaki-kun meliburkan kami di pekan ini. Apa kau tahu sesuatu, Naruko-chan?"

"Oh, itu. Itu karena Nii-chan akan menghabiskan waktu denganku. Itu dikarenakan tanggal sepuluh nanti adalah hari kelahiran kami berdua. Kebetulan, kami lahir di tanggal yang sama walaupun berbeda tahun kelahiran."

Mendengar penjelasan Naruko membuat empat kembar Nakano terkejut, kecuali Nino. Ichika menjadi orang pertama yang berhenti dari acara keterkejutan itu, "Aku tidak menyangka kalau Naruto-kun akan berulangtahun. Beruntung sekali kita datang ke sini, kita bisa mendapat informasi tentang Naruto-kun."

"Kau ada benarnya, Ichika. Ide Itsuki sangat bagus," respon Miku yang disetujui dengan anggukan kepala dari Yotsuba.

Itsuki berkata, "Aku sendiri bahkan tidak tahu apa-apa. Itu hanya ideku saja untuk mengajak kalian datang ke sini."

Nino yang dari tadi diam saja tanpa merespon mulai berkata, "Apa hanya itu alasan utamanya?"

Naruko menjawab dengan ekspresi senang dan semangat, "Itu benar. Semenjak orang tua kami tidak ada, kami tidak pernah merayakannya. Maka dari itu, Nii-chan selalu membawaku pergi jalan-jalan ke suatu tempat dan menikmati makanan favorit kami untuk merayakannya bersama-sama."

Ia kemudian melanjutkan dengan suara yang lirih, "Nii-chan melakukan itu hanya untuk diriku, bukan untuk dirinya sendiri. Sebagai adiknya di rumah, aku bisa menjamin dirinya tidak pernah memperhatikan kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Ia selalu mengatakan jika aku bahagia, maka dia akan merasa senang. Itu adalah sesuatu yang aku benci dari dirinya."

Mendengar penjelasan itu membuat mereka terlarut dalam keheningan dan pikiran mereka sendiri-sendiri. Itsuki menjadi orang pertama yang memecah keheningan itu, "Bagaimana jika kita melakukan sebuah rencana pada Uzumaki-kun?"

"Untuk hari ulang tahunnya?" tanya Nino.

"Tentu saja! Aku memiliki rencana yang bagus untuk itu, Uzumaki-kun pasti senang dengan ini."

"Kalau itu untuk Naruto, aku ikut," respon Miku.

"Aku juga ikut!" ujar Ichika dan Yotsuba dengan semangat.

Nino menghela nafas, "Karena kalian ikut semua. Aku tidak bisa untuk mengatakan kalau aku tidak ikut. Setidaknya, untuk kali ini saja."

Mendengar perkataan mereka membuat Naruko tersenyum dan berkata, "Aku bersyukur karena Nii-chan menemukan teman seperti kalian. Aku selalu melihat mata penuh kehidupan dari Nii-chan setelah memulai pekerjaannya dalam mengajari kalian berlima."

Yotsuba kemudian bertanya dengan tawa gugup, "Err, apa maksudnya? Aku kurang paham."

"Saat ini, Nii-chan melihat kalian sebagai kehidupan barunya yang ia jalani dengan senang hati. Ia selalu terlihat senang karena bisa mengajari kalian secara perlahan-lahan."

Miku bertanya, "Apa kau pernah mendengar Naruto menceritakan tentang keluh kesahnya selama mengajari kami?"

"Tidak pernah sama sekali. Hanya saja, Nii-chan pernah bercerita sekali mengenai salah satu diantara kalian. Itu adalah Itsuki-san."

Mendengar itu membuat Itsuki terkejut, "Eh? Uzumaki-kun bercerita mengenai diriku?"

"Kau benar. Nii-chan pernah bercerita bahwa suatu hari ia pernah diajak berteman oleh salah satu gadis cantik seperti Kaa-chan. Akan tetapi gadis itu bodoh, dan gadis itu mengajaknya berteman tanpa pikir panjang. Itu yang ia ceritakan kepadaku. Setelah kupikir-pikir … ternyata itu adalah kau, Itsuki-san."

Mendengar itu membuat Itsuki menunjukkan dua reaksi berbeda. Dia senang karena disebut cantik oleh Naruto. Akan tetapi, dia juga kesal karena diceritakan sebagai gadis yang bodoh. Itu tidak salah juga jika diliat dari fakta yang ada. Hanya saja, itu mengundang gelak tawa dari yang lainnya.

Itsuki berkata dengan wajah yang cemberut, "Mou, beraninya Uzumaki-kun membicarakanku di belakang. Awas saja nanti!"

"Awas saja apanya, Itsuki?"

Mendengar suara yang mereka kenal, mereka menoleh ke arah suara. Rupanya, Naruto sudah berada di sana dan berada sangat dekat dengan Itsuki. Hal itu membuat Itsuki over-blushing sampai-sampai asap keluar dari atas kepalanya.

'I-itu terlalu dekat.'

"Nii-chan, kau sudah kembali ternyata. Keberadaanmu di sini sudah seperti hantu, tahu!"

"Maaf, Naruko. Aku hanya iseng saja, kok. Ngomong-ngomong, aku selalu bersin di supermarket. Apa kalian membicarakanku?"

"Begitulah, Nii-chan. Katamu aku harus jujur jika mereka bertanya apapun?"

"Itu tidak salah, sih."

Mendengar itu mereka terlihat menunjukkan reaksi yang berbeda. Ichika yang bersiul-siul, Nino yang terlihat santai dengan memainkan handphone miliknya, Miku yang tersenyum kaku, Yotsuba yang tertawa gugup, terakhir Itsuki yang memalingkan wajahnya.

Naruto yang melihat itu hanya bisa berpikir, 'Mereka benar-benar menunjukkan wajah yang tidak berdosa sama sekali.'

Naruto kemudian memberikan apa yang ia beli kepada Naruko, "Nih, ambil. Ngomong-ngomong, jika kau ingin ahli dalam memasak. Minta saja Nino untuk mengajarimu, aku berani jamin dia ahlinya."

Naruko kemudian mengambil bahan-bahan itu dan berkata, "Baiklah, Nii-chan. Tapi, aku tidak tahu Nino-san itu yang mana."

Naruto dengan santai menunjuk Nino, "Itu orangnya. Kau tidak keberatan untuk mengajari adikku kan, Nino?"

"Jika itu urusan memasak, aku tidak masalah. Lagipula, memasak adalah salah satu keahlianku. Kalau begitu, kami akan memasak di dapur. Kalian tunggu saja di sini. Ayo kita ke dapur, Naruko."

"Baiklah, Nino-san."

Setelah itu, mereka pergi ke dapur. Meninggalkan Naruto dan empat kembar Nakano yang tersisa di ruang tamu. Tanpa ada rasa curiga, Naruto mengobrol bersama mereka berempat untuk mengisi waktu selama Nino dan Naruko memasak makanan untuk sarapan mereka.

Setelah beberapa waktu terlewati, Nino dan Naruko datang membawa banyak hidangan ke meja makan. Mereka kemudian berpindah ke ruang makan dan mulai duduk di tempatnya masing-masing. Setelah itu, mereka makan bersama dengan tenang.

Setelah selesai, Naruto dan Naruko mencuci segala peralatan yang mereka pakai dan bergabung kembali dengan lima kembar Nakano di ruang tamu.

"Mengenai kemampuan memasak Naruko. Bagaimana menurutmu, Nino?" tanya Naruto.

"Aku akui, adikmu memiliki bakat untuk itu. Hanya perlu beberapa latihan dan pengetahuan memasak lagi dan adikmu akan menjadi sepertiku."

Mendengar ucapan Nino membuat Naruko senang, "Arigatou atas pujiannya, Nino-san."

"Tidak masalah."

"Baguslah. Setidaknya, aku senang jika Naruko memiliki bakat untuk itu. Jika kau berniat mendirikan sebuah restoran suatu saat nanti, aku ingin kau menerima Naruko sebagai salah satu karyawanmu."

"Ya, kita lihat saja nanti. Tidak ada yang tahu untuk itu, Uzumaki."

Merasa bosan, Yotsuba merekomendasikan sesuatu, "Bagaimana jika kita menonton film di bioskop? Atau bermain bersama di game center? Kami yang bayar."

"Daripada seperti itu, bagaimana jika kita lakukan dua-duanya saja? Ini kan hari libur," ujar Ichika.

"Aku setuju saja. Tergantung Naruto dan Naruko," ujar Miku yang diikuti dengan anggukan Itsuki. Untuk Nino sendiri, ia akan mengikuti apapun yang mereka lakukan. Untuk saat ini, dia tidak ingin sendirian seperti orang bodoh.

"Bagaimana denganmu, Naruko? Apa kau ingin ikut dengan mereka?"

"Aku sih mau-mau saja, asalkan Nii-chan juga ikut. Jika tidak ada Nii-chan, aku tidak akan ikut."

Menyadari semua tatapan mata tertuju kepadanya, membuat Naruto menghela nafas. Ia kemudian berkata, "Baiklah, baiklah. Ayo kita bersenang-senang."

.

[0_0]

.

Skip Time : Cinema

Saat ini, mereka sedang menonton film yang sedang ditayangkan dari kursi penonton. Jika dilihat dari posisi dari kiri ke kanan di tempat mereka duduk. Terlihat mulai dari Yotsuba, Naruko, Itsuki, Ichika, Naruto, Miku, dan yang terakhir adalah Nino.

Saat menonton, Naruto dikejutkan dengan kepala Miku yang tiba-tiba bersandar di bahunya. Rupanya Miku tertidur. Maka dari itu, ia mencoba mengambil inisiatif dengan berbisik memanggil Ichika yang duduk di sebelahnya. Ia tidak bisa mengatakan dengan suara yang normal, karena bisa mengganggu penonton yang lain.

"Oi, Ichika, Bisa tukar bangku denganku?"

Ichika tidak menjawab. Melainkan ia melakukan hal yang sama dengan Miku entah disengaja atau tidak. Hal itu membuat Naruto terdiam dan merona karena itu.

'Filmnya berdurasi hampir dua jam, apa aku akan berada dalam situasi seperti ini dalam waktu yang selama itu?'

.

"Filmnya sangat bagus! Iya kan, minna?"

Naruko membalas dengan ceria, "Kau benar, Yotsuba-san!"

"Kuakui, itu tidak terlalu buruk," komentar Nino.

Sementara itu, Naruto sendiri berpikir, 'Bagus apanya? Aku bahkan tidak menikmatinya dengan serius dikarenakan dua gadis itu menempel pada diriku. Membuatku tidak fokus menonton.'

Setidaknya, Naruto bisa selamat dikarenakan ia bisa membangunkan keduanya di saat filmnya hampir berakhir. Beruntung juga bioskop itu gelap saat pemutaran film berlangsung. Alhasil, tidak ada yang menyadari sesuatu yang Ichika dan Miku lakukan terhadap dirinya.

Miku saat ini wajahnya merona, karena mengingat apa yang ia lakukan. Ia berpikir, 'Aku malu. Bisa-bisanya aku bertindak sejauh itu dengan Naruto.'

'Setidaknya, itu tidak buruk karena aku bisa menikmati bahu Naruto-kun,' pikir Ichika dengan wajah yang merona.

Nino yang menyadari itu berkata, "Ichika, Miku. Apa terjadi sesuatu? Kalian terlihat aneh."

Dengan cepat, keduanya membalas secara bersamaan, "T-tidak ada apa apa."

Hal itu membuat Itsuki menatap mereka dengan kecurigaan yang membesar dan berpikir, 'Sepertinya mereka sudah melakukan sesuatu kepada Uzumaki-kun tanpa kami sadari. Mengingat hanya mereka berdua yang duduk di sebelah Uzumaki-kun.'

Kemudian Yotsuba berkata dengan semangat, "Menonton film sudah. Sekarang, kita pergi ke game center!"

.

[0_0]

.

Skip Time : Game Center

Selama di game center, mereka memainkan banyak permainan bersama-sama. Sampai-sampai Naruto bisa membawa satu boneka untuk mereka semua dari mesin crane game. Hal itu membuat mereka melongo karena kemampuan Naruto dalam melakukannya.

Kemudian, Naruko menunjuk salah satu mesin photobox yang berukuran besar dan berkata, "Nii-chan, ayo kita lakukan itu sekali lagi! Kali ini, teman Nii-chan ikut semua. Setidaknya, kita harus punya kenangan bersama, kan?"

"Ide bagus, Naruko-chan. Kalau begitu, ayo kita lakukan!" ucap Yotsuba.

Mereka kemudian masuk ke mesin photobox itu dan membentuk formasi. Kali ini, Naruto berada di tengah. Disebelah kiri dan kanan Naruto berdiri Miku dan Itsuki. Sementara Ichika dan Nino berada di paling pinggir dari kedua sisi yang berbeda. Tidak hanya itu, Yotsuba dan Naruko berada di bagian depan. Terutama Yotsuba yang menunduk dan mensejajarkan dirinya dengan Naruko, agar semuanya bisa terlihat dalam foto.

Naruko dan Yotsuba membentuk pose V di tangan mereka sambil tersenyum sumringah. Miku memiringkan kepalanya mendekati bahu Naruto dan Itsuki merangkul bahu Naruto. Sementara Ichika hanya tersenyum lebar dan Nino yang tersenyum kecil.

CKREK! CKREK! CKREK! CKREK! CKREK! CKREK!

Ada enam lembar foto yang dicetak dan diambil dalam pose yang sama. Setelah itu, mereka langsung mengecek hasil fotonya. Ternyata hasilnya sangat bagus. Membuat mereka senang akan hal itu. Mereka kemudian mengambil masing-masing satu lembar foto untuk disimpan. Akan tetapi, Ichika menyadari sesuatu.

"Ne, Itsuki. Sekarang kau sudah berani merangkul Naruto-kun, ya?"

"I-itu … aku hanya ingin merangkul Uzumaki-kun saja, kok," balas Itsuki dengan wajah yang merona. Menyadari Ichika mulai mengeluarkan mode menggodanya, membuat Naruto berinisiatif.

"Sudahlah, Ichika. Lagipula, itu kan bisa dijadikan kenangan untuk kita. Yang terpenting, kita semua bisa bersenang-senang hari ini. Aku berterimakasih kepada kalian yang mau repot-repot meluangkan waktu dan uang kalian hanya untuk kami."

Miku menjawab, "Tidak masalah, Naruto. Lagipula, itu adalah keinginan kami. Maka dari itu, santai saja dan tidak perlu merasa sungkan untuk kali ini."

"Perkataan Miku ada benarnya, Uzumaki-san. Ngomong-ngomong, untuk besok apa kau memiliki acara?" tanya Yotsuba.

"Ya, aku memilikinya. Aku ingin berjalan-jalan dengan Naruko ke suatu tempat untuk menghabiskan waktu bersama. Memangnya ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya penasaran saja," balas Yotsuba yang menatap Itsuki, ia melihat Itsuki menganggukan kepalanya.

"Ne, Uzumaki-kun. Bisa aku pinjam Naruko sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya."

"Silahkan saja, Itsuki."

Kemudian, Itsuki membawa Naruko ke tempat yang tidak jauh dari mereka. Ya, itu agar Naruto tidak mendengar apa yang ia rencanakan.

"Naruko-chan, aku memiliki ide untuk besok. Apa kau memiliki kunci cadangan rumahmu?"

"Aku punya sih. Tapi untuk apa?"

"Kami akan sedikit mendekor rumahmu selama kalian berdua pergi. Maka dari itu, kita bisa merayakan ulang tahun kalian bersama-sama. Terutama untuk Uzumaki-kun."

"Kalau begitu, kurasa tidak masalah. Kebetulan aku juga selalu membawanya kemana pun aku pergi. Maka dari itu, aku tidak perlu repot-repot untuk melupakan tentang kunci rumah. Ini, Itsuki-san."

Itsuki yang mengambil kunci rumah Naruto kemudian ia simpan di dalam tasnya, lalu ia berkata, "Arigatou, Naruko-chan."

"Seharusnya aku yang bilang itu, Itsuki-san. Karena kau adalah orang yang paling niat hanya untuk memberikan sesuatu yang berharga untuk Nii-chan."

"Kau bisa saja, Naruko-chan. Kalau begitu, ayo kita kembali. Aku takut Uzumaki-kun akan curiga karena kita terlalu lama."

"Baiklah, Itsuki-san."

.

[0_0]

.

Skip Time : Next Day, Ichiraku Ramen Stall. Sunday, 10 October

"Lihat siapa yang datang! Selamat ulang tahun Naruto-kun dan Naruko-chan!"

Teuchi yang berada di sebelah Ayame menambahkan, "Seperti biasa, kalian selalu datang ke sini di saat kalian berulangtahun."

Naruko menjawab dengan ceria, "Terima kasih atas ucapan dan sambutannya."

"Begitulah. Itu sudah menjadi rutinitasku untuk merayakannya bersama Naruko. Terima kasih atas ucapannya, aku hargai itu karena kalian tidak melupakan ulang tahun kami," balas Naruto.

"Kali ini, aku beri gratis seperti biasa asalkan tidak lebih dari lima porsi. Ngomong-ngomong, apa rencanamu setelah makan di sini?" tanya Teuchi.

"Terima kasih untuk itu, Teuchi-jiisan. Soal itu, aku akan menghabiskan waktu bersama Naruko. Pergi ke beberapa tempat yang cocok untuk rekreasi dan wisata kurasa tidak terlalu buruk."

"Ya, kurasa kau sudah memikirkannya matang-matang. Kalau begitu, nikmatilah hari ini dengan baik, Naruto."

"Aku sudah pasti akan melakukan itu, Teuchi-jiisan."

Sementara itu, Naruko hanya diam saja dan memikirkan sesuatu selama kakaknya dan Teuchi berbicara. Ya, dia memikirkan persiapan yang Itsuki lakukan untuk membuat kakaknya itu senang.

'Itsuki-san, kuharap kau sudah mempersiapkan semuanya.'

.

[0_0]

.

Change Scene : Naruto House

Di sisi lain, di rumah Naruto sudah terlihat lima kembar Nakano beserta dengan Ebata. Mereka sedang mendekorasi rumah Naruto secara sederhana, khususnya di ruang tamu yang akan menjadi tempat untuk merayakan ulang tahun Naruto dan Naruko.

Beruntung sekali Ebata hari ini juga tidak sedang sibuk. Maka dari itu, mereka bisa meminta tolong kepada Ebata untuk ikut membantu.

"Ini lumayan melelahkan," ucap Nino yang kembali dari dapur dan mengusap keringatnya dengan kasar. Ia bertugas membuat kue dan beberapa cemilan.

"Tapi ini cukup menyenangkan!" balas Yotsuba dengan semangat. Ia membantu Nino dalam mengurus persiapan memasaknya. Di sisi lain, Ichika bersama Miku dan Itsuki mengurus banyak balon bersama dengan Ebata yang tidak jauh dari mereka.

Miku yang sedang menyiapkan beberapa balon ikut merespon, "Setidaknya, kita harus berusaha untuk membuat Naruto mendapatkan kenangan yang sangat berharga."

Ichika menambahkan, "Itu benar, kita tidak bisa diam saja."

"Ini demi Uzumaki-kun yang sudah berusaha demi kita. Aku harap kita bisa membuatnya senang dengan ini," ucap Itsuki dengan tatapan yang serius. Ebata yang sedang memposisikan balon dengan model alphabet dan mendengar itu semua menjadi tersenyum tanpa mereka sadari.

'Aku tidak tahu apa yang kau lakukan kepada mereka sehingga mereka sangat menghargaimu, Naruto. Setidaknya, mereka benar-benar memikirkan dirimu.'

.

[0_0]

.

With Naruto and Naruko

Naruto dan Naruko selama seharian sudah pergi berjalan-jalan. Pergi ke Tokyo Tower, kebun binatang, dan lain-lain. Hal itu cukup menyita waktu mereka dari pagi sampai malam. Mereka saat ini sedang berjalan kaki untuk pulang ke rumah.

"Bagaimana Naruko? Apa itu sudah cukup?"

"Itu sangat lebih dari cukup, Nii-chan. Aku tidak menyangka kalau Nii-chan akan mengajakku pergi ke Tokyo! Beruntung kita menaiki kereta, jadi itu tidak terlalu mahal dalam perjalanan."

"Ya, untuk itu aku memang mencari cara untuk meminimalisir pengeluaran kita. Setidaknya, kita bisa pergi ke banyak tempat dan menghabiskan waktu kita bersama-sama."

"Kau benar, Nii-chan. Aku sangat senang hari ini. Ini pertama kalinya kau mengajakku pergi ke kota lain setelah Tou-chan dan Kaa-chan tidak ada."

"Aku senang jika kau senang, Naruko. Soal itu, aku memang sudah berniat untuk melakukannya sejak beberapa tahun yang lalu. aku menabung dengan sabar dan membedakan tabungan untuk kita dengan tabungan untuk ulang tahun kita. Maka dari itu, aku tidak memikirkan seberapa besar atau kecilnya pengeluaran kita untuk hari ini."

"Kau itu memang penuh rencana, Nii-chan. Aku jadi sangsi jika kau menyembunyikan sesuatu dariku."

'Apa Naruko mengetahuinya?' pikir Naruto dalam keterkejutannya. Ia membuat wajahnya terlihat biasa saja agar tidak membuat Naruko curiga, tetapi tidak dengan isi hatinya yang terus bertanya-tanya akan hal itu.

Naruko melanjutkan, "Tapi aku percaya kalau Nii-chan tidak menyembunyikan sesuatu dariku."

Naruto membalas dengan lirih, "Setidaknya, aku masih tidak ingin memberitahumu mengenai apa yang terjadi pada diriku, Naruko."

Naruko yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu, Nii-chan?"

"Tidak ada apa-apa. Daripada begitu, lebih baik kita cepat-cepat pulang."

"Baiklah, Nii-chan."

.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di rumah. Mereka kemudian langsung masuk saja setelah membuka kunci pintu rumah. Menyadari ruangan yang sangat gelap membuat Naruto bertanya kepada Naruko.

"Gelap sekali."

"Namanya juga sudah malam, Nii-chan."

Naruko kemudian berinisiatif untuk menyalakan lampu rumah. Ketika sudah menyala, Naruto sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Selamat ulang tahun!"

Ternyata, lima kembar Nakano sudah berada di ruang tamu yang sudah didekor dengan sederhana tapi cantik. Banyak balon yang ditata ditambah dengan bannerdan balon alphabet bertuliskan happy birthday di sana. Di sana juga sudah terdapat sebuah kue ulang tahun yang sudah dipasangi lilin, hanya saja lilinnya belum dinyalakan.

"Minna …."

"Kau pasti terkejut ya, Nii-chan?"

Naruto kemudian menatap Naruko dan berkata, "Tunggu, apa kau juga mengetahui hal ini, Naruko?"

"Aku sih tidak tahu sama sekali apa yang ingin mereka lakukan. Hanya saja, aku tahu siapa yang merencanakan ini untuk kita."

"Huh? Kalau begitu, siapa yang merencanakannya?"

Naruko dengan santai menunjuk ke salah satu arah, "Itu orangnya di sana. Itsuki-san yang merencanakan ini semua."

"Itu benar, Itsuki adalah orang yang merencanakan ini semua, Naruto," ujar Miku yang disetujui dengan anggukan kepala dari yang lainnya.

Entah karena terlalu senang atau terharu. Naruto secara tiba-tiba menitikkan air mata tanpa ia sadari dan ia langsung saja mengusap matanya dengan kasar. Mereka yang melihat itu justru tersenyum dan menghampiri Naruto.

"Selamat ulang tahun, Uzumaki-kun," ujar Itsuki sembari menepuk bahu Naruto.

"Aku awalnya tidak menyangka bahwa kau akan berulang tahun, Naruto-kun," ucap Ichika.

Nino menambahkan, "Kami tahu itu semua dari adikmu. Coba saja tanyakan nanti."

Miku berkata, "Sebagai temanmu yang sangat kau hargai, kami ingin memberikan kenangan terindah untukmu, Naruto."

Terakhir adalah Yotsuba, dia mengakhiri, "Aku tidak bisa berkata apa-apa karena sudah didahului mereka. Intinya … selamat ulang tahun, Uzumaki-san! Bagaimana perasaanmu, apa kau senang?"

Naruto kemudian tersenyum dengan tulus dan menatap mereka, "Ini pertama kalinya aku merayakan ulang tahunku bersama teman-temanku. Walaupun ini terdengar kekanak-kanakan, aku sangat senang dengan ini semua. Arigatou, minna …."

"Douitashimashite …."

Kemudian Yotsuba berteriak dengan semangat, "Kalau begitu, bagaimana kita nyalakan lilin dan buat permohonan!"

"Ide bagus, Yotsuba. Kalau begitu, ayo kita siapkan!" balas Ichika.

Kemudian, mereka membawa kue yang dibuat Nino ke meja makan. Tidak lupa mereka juga menyalakan lilin yang ditancapkan pada kue tersebut. Mereka semua duduk di samping Naruto dan Naruko yang berada di depan kue dengan lilin yang menyala.

"Kalian berdua, buatlah permohonan sebelum meniup lilinnya secara bersamaan," ucap Miku.

"Kami menunggu," tambah Nino.

Itsuki yang melihat Naruto sedang berpikir mulai berinisiatif, "Naruko-chan, kau duluan kalau begitu. Sepertinya Uzumaki-kun sedang berpikir mengenai apa permohonan yang dia inginkan."

"Baiklah, Itsuki-san."

Naruko kemudian melanjutkan, "Aku ingin bersama dengan Nii-chan dan kalian semua. Aku juga ingin Nii-chan selalu bersama dan mengawasiku sampai aku dewasa nanti."

'Aku juga ingin berharap seperti itu, tapi aku tidak bisa berjanji. Maafkan aku, Naruko,' pikir Naruto. Setelah itu, ia berkata, "Sekarang giliranku. Aku hanya berharap, agar diriku bisa bersama kalian sedikit lebih lama. Aku berharap diriku selalu bisa mengawasi kalian semua sebagai temanku, terutama juga untuk menemani Naruko hingga dia dewasa nanti."

'Aku mengerti apa yang kau harapkan, Naruto. Semoga kau selalu sehat agar bisa mewujudkan itu semua,' pikir Miku yang mendengar permohonan Naruto.

Itsuki yang mendengar permohonan Naruto menatap pria yang ia sukai itu dengan tatapan yang sedih dan berpikir, 'Uzumaki-kun ….'

FYUH!

Lilin itu ditiup secara bersamaan oleh Naruto dan Naruko. Hal itu membuat lima kembar Nakano bertepuk tangan. Naruto kemudian mengambil pisau dan beberapa piring kecil, sementara Naruko mencabut lilin yang terpasang di kue ulang tahun itu.

Setelah Naruto kembali, Naruko mengambil pisau dan memotong kue itu dengan rata menjadi tujuh bagian yang sama besar. Kemudian membagikannya kepada yang lain. Setelah itu, mereka memakannya dengan santai. Setelah selesai, Naruto dan Naruko membawa piring dan pisau yang digunakan dan mencucinya bersama-sama.

Setelah beberapa saat, Naruto dan Naruko kembali bergabung dan duduk bersama mereka. Merasa penasaran, Naruto bertanya, "Ngomong-ngomong, apa hanya kalian saja yang mempersiapkan ini semua?"

"Tidak. Kami juga dibantu oleh Ebata-san. Sayang sekali dia harus dipanggil oleh ayah kami untuk melanjutkan pekerjaannya," balas Itsuki.

"Begitu ternyata. Ya, setidaknya aku tahu kalian tidak hanya berlima saja untuk melakukan ini semua."

Naruto kemudian pergi ke kamarnya untuk mengambil sesuatu, membuat yang lain memandangnya dengan bingung. Setelah itu, Naruto kembali dengan membawa sebuah kotak berukuran kecil yang sudah dibungkus dengan kertas kado.

"Naruko, ambil ini."

Naruko yang mengambil apa yang Naruto berikan untuknya kemudian bertanya dengan ekspresi yang kebingungan, "Apa ini, Nii-chan?"

"Buka saja. Kau akan mengetahuinya."

Mendengar itu, Naruko langsung saja membuka kotak itu. Naruko kemudian terkejut dengan mata yang membulat ketika mengetahui apa yang diberikan oleh kakaknya. Ternyata, itu adalah ikat rambut, gelang, dan kalung berbentuk tabung yang terlihat cantik. Semuanya di desain secara custom dan berwarna biru safir.

"Nii-chan, i-ini semua untukku?"

"Tentu saja, Naruko. Aku sudah mempersiapkannya sejak lama, tapi baru memberikannya sekarang. Setidaknya, aku ingin memberikan sesuatu kepadamu dengan usahaku sendiri sejauh ini."

Tanpa basa-basi, Naruko langsung saja memakai semua hadiah yang Naruto berikan. Dirinya merasa senang saat ini. Ia kemudian dengan cepat memeluk Naruto dan berkata, "Nii-chan, arigatou atas segalanya! Nii-chan adalah kakak terbaik yang pernah aku miliki! Aku menyayangimu!"

Naruto membalas pelukan dan perkataan Naruko sembari mengelus kepalanya dengan lembut dengan salah satu tangannya, "Douitashimashite, Naruko. Aku juga sayang padamu, melebihi diriku sendiri."

Lima kembar Nakano yang menyaksikan itu hanya bisa tersenyum tanpa berkata apapun. Setelah beberapa saat, Naruko kemudian menatap Nino dan bertanya, "Apa kue tadi Nino-san yang membuatnya?"

"Bagaimana kau bisa tahu jika aku yang membuatnya?"

"Aku dan Nii-chan menyadari kalau tempat sampah kami sudah terisi. Tadi pagi, Nii-chan sudah membuangnya di penampungan sampah yang tidak jauh dari rumah. Ditambah lagi, kami tadi pagi tidak sarapan. Maka dari itu, aku bisa menyimpulkannya dari sana."

Naruto kemudian menepuk kepala Naruko, "Baru saja aku ingin bertanya seperti itu. Tapi kau sudah mendahuluiku. Setidaknya, aku bangga karena kau bisa menyadari hal itu."

"Arigatou atas pujiannya, Nii-chan."

"Douitashimashite, Naruko."

Lima kembar Nakano yang mendengar itu hanya bisa berpikir secara bersamaan, 'Pola pikir mereka benar-benar hampir sama. Itu hebat.'

Kemudian, mereka semua berbincang antara satu sama lain. Hingga malam pun tiba dan mereka pun izin pamit setelah membereskan semuanya. Termasuk dengan apapun yang mereka gunakan untuk merayakan ulang tahun Naruto dan Naruko.

Naruto menatap Naruko dari dekat pintu dengan lima kembar Nakano yang ikut menatap Naruko dari belakang tubuh Naruto, "Aku akan mengantar mereka ke depan. Kalau kau mau tidur, duluan saja. Aku akan menyusul nanti."

"Baik, Nii-chan. Kalau begitu, aku masuk duluan. Minna, sekali lagi aku ucapkan terima kasih karena sudah mempersiapkan ini semua untuk kami."

Itsuki membalas, "Sama-sama, Naruko-chan."

"Ini tidak menjadi masalah karena ini adalah keinginan kami," tambah Yotsuba.

"Aku hargai itu. Setidaknya, lihat jam sekarang. Kalian pasti tidak ingin berjalan kaki untuk pulang, kan?" tanya Naruto dengan santai.

"Tentu saja tidak!" balas Nino.

"Baguslah. Kalau begitu, ayo kita pergi."

.

Tidak butuh waktu lama untuk Naruto mengantar mereka. Saat ini, mereka berada di tepi jalan yang sepi dikarenakan sudah larut malam. Menyadari sesuatu, Naruto kemudian menghampiri Itsuki dan mengelus kepalanya dengan lembut. Membuat Itsuki terkejut dan blushing karena itu.

Ichika dan Miku yang melihat itu tidak merasa cemburu. Karena menurut mereka, Itsuki pantas mendapatkannya untuk sekarang.

"U-Uzumaki-kun? U-untuk apa itu?"

Naruto tersenyum tulus dan menatap Itsuki dengan jarak yang sangat dekat, ia berkata, "Anggap saja itu adalah ucapan terima kasih dariku. Karena kau yang membuat rencana ini untuk membuatku senang. Walaupun aku sudah berterimakasih kepada kalian, aku tetap mengapresiasi dirimu yang mau membuat rencana seperti ini untuk kami. Arigatou, Itsuki."

"D-douitashimashite, Uzumaki-kun."

'Tahan Itsuki, tahan. Kau tidak boleh meledak di saat seperti ini …,' lanjut Itsuki dalam pikirannya. Setidaknya, ia sangat senang karena mendapatkan apresiasi dari Naruto sendiri. Ia juga senang karena bisa membuat lelaki yang ia sukai menjadi bahagia.

"Kalian ini. Berhentilah bermesraan di depanku," ucap Nino.

"Siapa juga yang bermesraan. Bilang saja jika kau iri, dasar tsundere," balas Naruto yang membuat semuanya tertawa karena itu.

"APA KATAMU!

"Sudah-sudah, tidak perlu diteruskan. Ah, itu taksi," ucap Ichika.

Mendengar itu, membuat Naruto dengan cepat memberhentikannya untuk mereka. Ia kemudian membukakan pintu taksi itu untuk mereka. Sebelum mereka masuk ke taksi, Naruto berkata.

"Sekali lagi, aku ucapkan terima kasih kepada kalian semua."

"Itu tidak masalah. Kami senang karena bisa melakukannya untukmu dan adikmu, Naruto," balas Miku mewakili kembarannya yang lain.

Itsuki berkata, "Kalau begitu, kami pulang dulu. Sampai jumpa besok di sekolah, Uzumaki-kun."

"Sampai jumpa besok, minna …," balas Naruto yang menutup pintu taksi yang mereka gunakan. Setelah itu, taksi itu mulai berjalan untuk mengantarkan mereka kembali ke rumahnya. Naruto hanya bisa menatap kepergian taksi itu dengan senyuman yang tulus.

'Kami-sama, semoga dirimu bisa membiarkan aku bersama dengan mereka sedikit lebih lama lagi. Aku masih ingin mengajari dan menuntun mereka, setidaknya sampai mereka lulus.'

.

.

.

To Be Continued

.

.

Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Special Chapter, Chapter 24 Up. Pertama-tama, gua minta maaf karena sebulan lebih nggak ada update. Itu dikarenakan gua udah masuk kuliah lagi dan sibuk dikarenakan tugas kuliah yang terlampau banyak. Tapi, kerangka fic ini tetap ada dan gua akan usahain biar bisa gua tamatin sampai habis.

Tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic. Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.

Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!

Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!

FCI. Cursed-Eternal Out