Previous Chapter
"Ngomong-ngomong. apa kau pernah naik motor dengan kecepatan tinggi, Nino?"
"T-tidak, memangnya ada apa?"
"Kau tahu kalau motor ini adalah motor sport, kan?"
Nino yang mendengar itu pun tersentak, "Jangan katakan padaku kalau kau ingin mengendarainya dengan kecepatan tinggi?"
"Bingo! Tumben kau menggunakan otakmu, Nino …."
"Kau menyindirku?"
Nino kemudian mencubit pinggang Naruto. Membuat Naruto mengaduh kesakitan, "Ittai, ittai! Kumohon hentikan itu, Nino! Maafkan aku …."
"Baiklah, baiklah. Aku memaafkanmu …," balas Nino yang melepaskan cubitannya. Setelah itu, ia memegang Naruto dengan erat.
Tepat setelah ucapan itu selesai, lampu lalu lintas menunjukkan pergantian menjadi hijau. Naruto yang melihat itu langsung menarik pedal gas motornya dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Untuk Nino sendiri, ia tidak merasa takut. Ia merasa aman dikarenakan dirinya mempercayai kemampuan berkendara Naruto. Nino juga sekarang mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya, terutama mengenai perasaan yang ia rasakan saat bersama Naruto.
"Uzumaki, aku menyukaimu …."
.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : Iruka Cake Shop
Naruto dan Nino datang dengan kondisi pakaian yang basah, terutama pada Naruto. Itu dikarenakan terjadi hujan deras secara mendadak tepat ketika mereka hampir sampai ke toko Iruka.
Beruntung Nino memakai jaket yang Naruto berikan. Tidak hanya itu, gadis itu tertutupi oleh tubuh Naruto yang ada duduk di depannya. Membuat pakaian gadis itu tidak basah secara berlebihan.
"Beruntung sekali, kita sudah sampai di sini. Kau tidak terlalu basah kan, Nino?"
Nino menjawab, "Y-ya, begitulah. I-itu semua berkat dirimu, arigatou …."
"Douitashimashite. Ngomong-ngomong, di mana mereka?" balas Naruto yang mencari keberadaan kembar Nakano yang lain.
"Kami di sini, Uzumaki-san! Apa kau juga sudah membawa Nino?"
Terdengar suara Yotsuba dan terlihat juga gadis itu berdiri serta melambaikan tangannya dari salah satu tempat yang tersedia di sana. Naruto dengan santai menjawab dan menghampiri tempat di mana Yotsuba berada, "Ya, aku sudah membawanya untuk kalian."
Sementara itu, Nino terdiam saat ini dengan wajah yang memerah. Ia berpikir, 'A-aku mengatakannya! Aku mengatakannya! Bodoh, mengapa aku mengatakan kalau aku suka dengannya?'
Kemudian, gadis itu melihat Naruto yang berjalan dengan reaksi yang biasa saja. Membuat dirinya berpikir kembali, 'Selain itu, mengapa Uzumaki terlihat biasa-biasa saja? Apa dia tidak mendengarnya?'
Menyadari kalau Nino tidak mengikutinya, membuat Naruto menghampiri Nino. Ia melihat wajah gadis itu memerah, kemudian ia menyentuh dahi gadis itu dengan tangan kanannya dan berkata, "Kau hanya diam di sini dengan wajah yang memerah, apakah kau sakit?"
Perlakuan itu tentu saja membuat wajah Nino lebih memerah lagi, "T-tidak, a-aku tidak sakit …."
"Kau serius? Wajahmu sangat merah sekarang. Jika kau merasa sakit, akan kuambilkan obat untukmu …."
"Sudah kubilang, aku tidak sakit. Lebih baik, kau ganti baju sekarang dan khawatirkan dirimu sendiri. Yang lebih basah di sini adalah kau, bodoh!"
Naruto kemudian melihat dirinya sendiri, "Kurasa kau benar. Kalau begitu, bergabunglah bersama mereka. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dan nanti aku akan bergabung jika aku sudah selesai. Soal jaketku, kau pakai saja dulu. Agar kau tidak kedinginan untuk saat ini."
"Uh, baiklah …."
.
With Nakano Quintuplets
"Bersulang!" ucap kembar lima Nakano secara bersamaan dan mempertemukan gelas yang berisi minuman mereka masing-masing.
"Semuanya, kerja bagus! Kita sudah menyelesaikan ujian dan mendapat promosi kelas bersama-sama …," ujar Ichika.
Miku menimpali, "Aku tidak menyangka kalau kita bisa menghindari nilai merah dalam semua pelajaran yang diujikan di ujian ini …."
"Hal itu juga membuatku senang, sampai-sampai rasanya aku ingin membingkai dan memajang hasil ujianku!"
Ichika kemudian menambahkan perkataan Yotsuba, "Lakukan saja, Yotsuba. Lagipula, kejadian seperti ini jarang terjadi …."
Nino yang sedari tadi diam saja kemudian berkata, "Ngomong-ngomong, apa kita boleh seboros ini untuk merayakan keberhasilan ujian kita?"
Itsuki pun menjawab, "Tenang saja, semua ini tidak memakai uang kita. Kita di traktir oleh Iruka-san dan Shizune-san saat ini. Uzumaki-kun memiliki atasan yang sangat baik."
"Begitu ternyata. Kalau begitu, setelah ini kita harus berterima kasih kepada mereka."
"Kau benar, Nino. Ngomong-ngomong, aku baru sadar kalau kau memakai jaket Naruto-kun saat ini. Apa terjadi sesuatu saat ia menjemputmu?"
Nino dengan santai menjawab pertanyaan Ichika, "Hujan deras terjadi secara mendadak sebelum kami sampai ke sini, beruntung Uzumaki meminjamkan jaketnya kepadaku sebelum itu terjadi. Ia menyuruhku memakainya karena ia tidak ingin aku kedinginan."
"Kau benar-benar diperhatikan, aku jadi iri. Selain itu, dimana Naruto-kun?"
"Ia kembali bekerja untuk saat ini, nanti dia akan bergabung bersama kita."
"Baiklah. Ngomong-ngomong, karena kita semua lulus dan berhasil dengan cara yang sama. Bagaimana jika kita saling berbagi kue yang kita miliki? Ditambah lagi, kita memesan kue yang berbeda-beda …," ucap Itsuki yang terlihat bersemangat.
Ichika yang mendengar itu menjadi sweatdrop, 'Bukankah itu tujuan utamamu agar bisa merasakan semua kue ini?'
"Ini, Ichika …."
Mendengar Miku memanggilnya, membuat Ichika menoleh kepada Miku yang duduk tepat di sebelahnya. Ia terkejut ketika melihat Miku yang memberikan kue yang ia miliki dengan garpu sebagai medianya.
"Selamat karena kau meraih nilai tertinggi di antara kita …."
"Aku juga sama sekali tidak menyangka kalau kau akan menjadi yang terbaik untuk ujian kali ini, Ichika …," ucap Nino yang menimpali perkataan Miku.
"Aku hanya beruntung saja," ucap Ichika yang kemudian memakan kue pemberian Miku. Ia terlihat gugup untuk saat ini karena terus-terusan ditatap oleh Miku.
"Selanjutnya, aku tidak akan kalah darimu …."
"A-aku tahu …."
.
With Naruto
"Aku dan Shizune akan beristirahat dulu …."
"Sisanya kami serahkan kepadamu, Naruto-kun. Kalau kau mau kue, ambil saja. Kami juga sudah menyediakan bagian untukmu …," ucap Shizune menimpali perkataan Iruka.
"Baiklah Iruka-nii, Shizune-nee. Terima kasih banyak. Kalau begitu, serahkan sisanya padaku …."
Shizune kemudian berkata, "Satu lagi. Jangan memaksakan dirimu untuk hari ini, Naruto-kun. Aku tahu kau belum istirahat sama sekali dan kau baru saja kehujanan. Kuharap kau mengerti."
"Tentu saja, Shizune-nee. Aku akan mengingatnya dan aku akan bekerja semampuku, setidaknya biarkan aku melakukan sisa pekerjaanku sebelum diriku pulang."
"Baiklah, kami akan selalu mengawasimu dari CCTV seandainya terjadi sesuatu terhadap dirimu. Kalau begitu, selamat bekerja …."
Dengan berakhirnya ucapan Iruka, mereka berdua pergi meninggalkan Naruto sendiri yang mulai melakukan pekerjaannya. Ia membersihkan banyak area dapur, kemudian mencuci banyak piring dan peralatan yang sudah terpakai.
"Kerja bagus …."
Mendengar sebuah suara dari belakangnya, membuat Naruto menoleh ke asal suara. Di sana, ia melihat Nino yang membawa beberapa piring dan peralatan makan yang sudah kotor.
"Kukira siapa. Ternyata kau, Nino. Ada apa?"
"Aku hanya membawakan ini saja. Ngomong-ngomong, dimana Iruka-san dan Shizune-san?"
Naruto kemudian mengambil apa yang di bawa Nino dan berkata, "Terima kasih sudah membawakan ini semua. Soal itu, mereka sedang beristirahat sekarang."
"Padahal aku ingin berterima kasih kepada mereka. Kupikir diriku akan menunggu di sini sampai mereka selesai …."
.
With Ichika
Saat ini, terlihat Ichika yang sendirian di kamar mandi. Ia sedang mencuci muka dan tangannya tepat setelah mereka selesai merayakan keberhasilan ujian mereka. Akan tetapi, Ichika terlihat sedang memikirkan sesuatu.
'Apakah aku bisa menyembunyikan perasaanku? Seharusnya aku mendukung Miku, bukan menjadi penghambatnya untuk saat ini ….'
Ia kemudian terpikirkan kembali di mana ketika dirinya mendapatkan nilai tertinggi di antara mereka berlima. Membuat dirinya berpikir kembali.
'Aku rasa, diriku mulai terdorong sejak saat itu. Sejak Miku memberitahu kalau dia akan menyatakan perasaannya apabila mendapatkan nilai tertinggi di antara kami semua. Aku pikir itu semua yang mendorong diriku untuk melampauinya ….'
"Walaupun begitu, diriku justru yang mendapatkan nilai tertinggi. Jika sudah begitu, apa aku juga boleh melakukannya?"
.
With Naruto and Nino
"Seharusnya kau tidak perlu membantuku untuk melakukan ini, Nino."
"Tidak perlu apanya? Anggap saja ini adalah bentuk terima kasih karena kami sudah ditraktir, Uzumaki. Kau tidak perlu memikirkan hal itu lagi," balas Nino, rupanya ia membantu Naruto dalam mencuci piring dan peralatan kotor lainnya.
"Setidaknya jangan terlalu banyak. Kalau seperti ini justru terkesan kalau aku tidak melakukan bagianku, karena kau sudah membantu sebanyak itu. Lebih baik kau kembali bergabung bersama yang lain, aku akan memanggil Iruka-nii dan Shizune-nee setelah merapikan ini semua …."
"B-baiklah kalau begitu …," balas Nino yang mulai melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Akan tetapi, ia menghentikan langkahnya dan Naruto menyadari hal itu.
"Ada apa?"
Tanpa membalikkan badan, Nino menjawab, "Apakah kau lupa dengan apa yang kukatakan saat kita kembali ke sini? Kurasa akan wajar jika kau melupakan hal itu, karena aku mengatakannya secara mendadak dan terburu-buru."
Mendengar itu justru membuat Naruto bingung, sementara Nino wajahnya sudah memerah. Naruto kemudian berkata, "Err … apa maksudmu, Nino? Aku tidak mengerti …."
"HEE!"
Melihat Nino yang berbalik menatap dirinya, membuat Naruto menggaruk bagian kepala belakangnya yang tidak gatal dan berkata, "Sungguh, aku tidak mengerti apa maksudmu. Terlebih lagi, aku tidak sempat mendengar apa yang kau katakan terakhir kali karena angin berhembus sangat kencang dan kecepatan motor yang tinggi. Maafkan aku …."
"Alasan apa itu!"
"Memangnya apa yang kau katakan tadi? Bisakah kau mengulanginya lagi?"
"B-bukan apa-apa …," ucap Nino yang mulai pergi dari sana, membuat Naruto kebingungan karena tidak mengerti apa yang gadis itu maksudkan.
Nino yang melangkah pergi pun berpikir, 'Dia tidak mendengarnya, dia juga tidak menyadari coklat valentine pemberian Miku. Dia benar-benar tidak peka dan aku senang kalau dia tidak mengetahui pernyataanku ….'
Kembali ke Naruto, ia sedang memasukkan beberapa piring ke dalam lemari penyimpanan. Walaupun begitu, ia masih memikirkan apa yang Nino katakan sebelumnya.
"Sebenarnya, apa yang Nino maksud?"
Kemudian, terdengar suara langkah kaki di belakangnya. Naruto yang sudah selesai kemudian membalikkan badannya dan berkata, "Iruka-nii, Shizune-nee. Aku sudah …,"
Akan tetapi, ia tidak menyelesaikan perkataannya karena ia tidak melihat atasannya, ia justru melihat Nino yang berdiri tepat di depannya saat ini sembari bersidekap dada.
"Tadi, aku mengatakan kalau aku menyukaimu …."
Perkataan Nino membuat Naruto terdiam dan melongo, seolah-olah ia tidak percaya dengan apa yang gadis itu katakan. Ia kemudian menjawab, "T-tunggu dulu …."
Dengan cepat, Nino memotong perkataan Naruto dan berjalan menghampiri Naruto sembari berkata, "Aku tidak menuntut jawaban darimu. Walaupun kau sangat menyebalkan dan kita sama sekali tidak memiliki kecocokan. Aku akan membuatmu menyukaiku …."
Hal itu tentu saja membuat Naruto melangkah mundur sampai dirinya menabrak kabinet bawah dapur yang tepat berada di belakangnya. Nino kemudian berhenti tepat di depan Naruto dengan jarak yang sangat dekat, Naruto bahkan dapat melihat wajah gadis itu yang memerah.
"Walaupun kau memang tidak peka, setidaknya kau akan menyukai satu perempuan di dunia ini. Dan perempuan itu adalah aku!"
Naruto yang terdiam pun tidak bisa berkata apapun, karena ia tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini. Tanpa mereka sadari, Ichika mendengar semua perkataan mereka dari balik dinding yang ada di sana.
Ia sudah mendengar segalanya sejak awal, bahkan ia sangat menjaga suaranya sendiri dengan cara menutup mulutnya agar ia tidak ketahuan dalam mendengarkan pembicaraan mereka. Setelah itu, ia dengan cepat pergi dari sana.
'A-aku tidak menyangka kalau Nino juga menyukai Naruto-kun. Bahkan ia sudah menyatakan perasaannya lebih duluan daripada Miku ataupun diriku sendiri. Apa yang harus kulakukan kalau sudah seperti ini?'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Ya, setelah UTS dan kerjaan yang kelar. Akhirnya gua bisa ngetik lagi walaupun updatenya lama lagi gara-gara keterbatasan waktu yang gua punya.
Chapter 36 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
