I Can't Change Your Death, But I Can Make Your Life Better

Rate T

Naruto milik Masashi Kishimoto. Author hanya meminjam karakternya dan latarnya.

Warning! Fanfiksi ini mengandung beberapa unsur kebencian, kalau tidak suka mohon tekan tombol kembali. Time Travel AU. NO PAIR (ada ShiIta sedikit, selain itu sama sekali gaada). Alur tidak jelas dan pendek, karena aku hanya ingin fanfiksi cepat (walau aku tahu alur ini bisa dikembangkan lagi). Ada kemungkinan OOC (aku usahakan tidak).

Fanfiksi ini terinspirasi dari [Ashes and Dust] by RecklessWriter di AO3.

Link fanfiksinya: /works/27864413/chapters/68223693

Oke, selamat membaca!

.

.

.

Dua setengah tahun setelah mereka mulai berpergian dan mengunjungi banyak negara besar, Sasuke dan Itachi datang ke Desa Ame untuk meminta bantuan dari Pain.

Awalnya Sasuke menentang ide itu, tapi Itachi menjelaskan bahwa rinnegan yang dimiliki oleh Pain dapat membantu mereka membunuh Madara dan Zetsu. Dan jika negosiasi mereka gagal, Itachi berniat menggunakan kotoamatsukami pada pemimpin Pain dan membuatnya membantu mereka.

Jadi disinilah mereka sekarang, berhadapan dengan Pain yang menatap mereka tanpa ekspresi untuk meminta bantuan.

"Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke. Aku mendengar banyak gosip tentang kalian berdua di Konoha. Kau pernah bergabung, dan kau pergi begitu saja. Kenapa kau sekarang kembali?"

"Pain-sama." Ujar Itachi seolah-olah hal ini adalah hal yang normal. "Kami memiliki informasi yang cukup… meresahkan. Bisakah kita bertiga bisa bicara di tempat yang lebih privasi?"

"Oh?" Pain memiringkan kepala, tatapannya jatuh pada Sasuke dan pria itu mengerutkan kening. "Kau… chakramu sangat kacau. Seolah-olah ada sesuatu yang dipaksa masuk kedalam tubuhmu."

Sasuke menegang, tapi Itachi dengan mudah mengalihkan perhatian Pain kembali. "Pain-sama, apakah kau akan mendengarkan… informasi ini?"

Pain mengalihkan pandangan dari Sasuke, mengangguk menyetujui dengan ekspresi penasaran. "… ah, tentu. Ayo, ikutlah."

.

.

.

Mereka mengikuti Pain hingga menara tertinggi di Desa Ame. Disana, Konan sudah menunggu dan Sasuke kembali menegang ketika melihat wanita itu.

"Kau bisa mempercayai Konan. Sekarang, informasi apa yang ingin kalian berikan?"

Itachi dan Sasuke saling berpandangan.

"Kalian harus berhenti mengikuti rencana Madara." Ujar Sasuke, kemudian menjelaskan dengan singkat bahwa dia berasal dari masa depan dimana semua mayat bangkit kembali dan berperang melawan yang hidup, dan Madara yang sekarang bukanlah Uchiha Madara yang asli.

Konan menyipitkan mata, terlihat tidak percaya. Tapi Pain hanya diam dan mendengarkan.

"Jadi, rencana kami gagal."

Sasuke tidak tahu rencana Pain, tapi pria itu tampak tidak peduli. "Jika yang kau katakan itu benar, maka itu akan menjelaskan aliran chakramu yang sangat kacau itu."

"…"

"Pada akhirnya, tidak ada kedamaian di dunia ini. Rencana itu semata-mata hanya untuk keserakahan Madara… Uchiha Sasuke, maukah kau menunjukkan masa depan yang kau lihat itu padaku?"

"Tunggu! Yahi—Pain! Kau tidak boleh gegabah!"

"Konan. Mataku bisa melihat genjutsu. Aku akan tahu jika Uchiha Sasuke berbohong." Pain melirik Konan yang masih terlihat tidak percaya, tapi kali ini wanita itu menutup mulutnya. "Bagaimana, Uchiha Sasuke?"

Sasuke bertukar pandangan dengan Itachi dan memperoleh anggukan singkat dari kakaknya itu. "Baiklah."

"Hm, mulailah, aku siap melihatnya. Tapi kau perlu mengetahui konsekuensi jika berani berbohong, Uchiha."

Sasuke menyipitkan mata ketika mendengar ancaman itu, tapi dia tidak mengatakan apapun dan mengaktifkan sharingannya untuk membawa Pain masuk kedalam tsukuyomi.

Sama seperti yang terjadi pada Itachi, Pain melihat semuanya, baik dari sudut pandang Sasuke maupun Itachi. Hanya beberapa detik yang terlewati di dunia nyata sebelum Pain menarik diri dari semuanya.

"Jadi begitu… Zetsu dan Uchiha Madara, tidak, Uchiha Obito yang merencanakan semua ini. Dan Danzo dari Konoha yang membunuh anggota asli Akatsuki…"

Sebersit kebencian muncul di mata Pain, tapi dengan cepat menghilang dan digantikan dengan tatapan tanpa ekspresi seperti sebelumnya. "Baiklah, kalian ingin menyegel Zetsu dan Uchiha Obito untuk mencegah kehancuran di dunia. Kami akan membantu kalian. Untuk Orochimaru dan Kabuto…"

Itachi langsung menyela sebelum Sasuke sempat menjawabnya. Orochimaru adalah urusan mereka—mengingat ular itu menginginkan tubuh dan sharingan mereka berdua. "Kami yang akan mengurusnya. Lagipula Orochimaru masih memiliki chokuto yang menjadi milik dewa Susanoo."

Pain melirik Itachi, tapi tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk. "Hm… rinnegan memiliki satu kemampuan yang belum pernah dicoba, tapi aku tidak yakin cara ini akan berhasil menyegel Zetsu dan Uchiha Obito."

"Apa maksudmu?"

"Apakah kalian mengetahui legenda bernama pertapa dari enam jalan? Dikatakan bahwa pemilik mata rinnegan pertama adalah pertapa dari enam jalan, yang kemudian menyegel chakra jahat yang mengancam bumi kedalam tubuhnya sebelum menciptakan bijuu." Pain menjelaskan. Tatapannya melihat ke arah kejauhan seolah-olah tidak sedang berada disana.

"Kami… pernah mendengarnya. Pencipta chakra pada ninja, disebut sebagai manusia setengah dewa."

"Aku berpikir… bagaimana jika Zetsu dan Uchiha Obito disegel kedalam sebuah kotak, seperti para bijuu? Kotak yang tidak memiliki celah, mirip kotak dimensi… dan kemudian kotak itu dihancurkan agar mereka tidak pernah menemukan jalan keluar di dunia ini."

"Pain, apa maksudmu kau ingin membuat kotak hitam tanpa waktu?" Konan akhirnya membuka suara. "Tapi salah satu langkah saja, kau bisa ikut tersegel di dalamnya!"

"Hm… tapi hanya itu satu-satunya cara untuk menyegel makhluk seperti Zetsu. Kita bahkan tidak tahu apakah dia manusia atau bukan." Pain melambaikan tangan dengan ekspresi tidak peduli. "Atau kalian punya ide lain?"

"Zetsu? Tidak. Patung Gedo dan Uchiha Obito? Ya. Kau bisa mengurus Zetsu. Kami akan mengurus patung Gedo dan Uchiha Obito."

"Kalian tahu dimana patung Gedo sekarang berada?" tanya Konan. "Kami mungkin mendapatkan kepercayaan Madara, tapi patung Gedo yang menjadi tempat penampungan chakra bijuu selalu dibawa oleh Zetsu. Kami hanya melihatnya sekali ketika Pain tidak sengaja memanggilnya."

"Amaterasu memberitahuku lewat mimpi. Aku tahu dimana patung Gedo sedang berada sekarang." Sasuke merasa konyol mengatakannya dengan keras, tapi memang itulah yang terjadi. Bahkan Itachi juga mulai mendapatkan mimpi dari Tsukuyomi.

Pain menatap Sasuke dengan alis terangkat, tapi tidak mengatakan apapun tentang itu dan hanya mengangguk. "Baiklah. Pertemuan Akatsuki ada di dekat Yukigakure, tiga minggu dari sekarang. Hanya Zetsu dan Madara… tidak, Uchiha Obito yang akan datang secara nyata. Yang lainnya hanya akan menggunakan bayangan."

Itachi dan Sasuke bertukar pandangan. "Terima kasih atas informasi dan kepercayaanmu, Pain-sama. Sebagai balasan, aku juga akan memberitahu rencanaku untuk Uchiha Obito."

Konan mengerjapkan mata dengan ekspresi terkejut, sedangkan Pain hanya menatap Itachi tanpa ekspresi yang berarti di wajahnya. Sasuke sendiri sudah tahu apa yang akan dilakukan Itachi—mereka sudah membicarakannya sebelumnya, dan Sasuke cukup yakin dengan segel buatannya.

"Senju Tsunade mengoperasi mataku dua setengah tahun yang lalu, menjadikan mangekyou sharingan milikku menjadi eternal. Bersamaan dengan itu, aku memiliki kemampuan milik Uchiha Shisui, kotoamatsukami, sebuah genjutsu yang dapat mempengaruhi pola pikir orang lain."

"… begitu. Aku mengerti." Pain mengangguk, sedangkan Konan menyipitkan mata.

"Kami harap kau tidak akan menggunakan kemampuan ini untuk… mencuci otak kami?"

"Tidak. Aku tidak akan menggunakannya pada kalian. Shisui tidak akan senang jika aku menggunakan matanya untuk mencuci otak orang lain." Jawab Itachi, mengabaikan gumaman Sasuke tentang 'nii-san sepertinya lebih mencintai Shisui daripada aku, adik kandungnya sendiri.'

"Kepercayaan adalah hal yang rapuh. Jangan mengkhianati kepercayaan kami, Uchiha."

"Tentu saja, Pain-sama." Itachi menjawab dengan sopan, sedangkan Sasuke hanya mengangguk.

"Pergilah, kalian bisa menginap di desa ini. Kami berdua akan mendiskusikan hal ini."

.

.

.

Itachi dan Sasuke menginap selama dua hari sebelum berangkat menuju Desa Yuki. Kali ini mereka menggunakan kecepatan ninja dan hanya berhenti sebanyak tiga kali untuk membeli persediaan dan pakaian hangat, sehingga dalam waktu kurang dari dua minggu, mereka sudah sampai di perbatasan Desa Yuki.

Mereka bertemu dengan Obito dan patung Gedo, tapi Zetsu tidak terlihat dimanapun.

Obito yang masih berpura-pura menjadi Tobi mencoba menganggu mereka dengan ucapannya yang menyebalkan, tapi Itachi dan Sasuke tidak menanggapi perkataannya dan langsung menyerangnya.

"Gyaaahhh~! Dua Uchiha itu menyerangku~! Aku harus bagaimana?! Tolong aku~!"

.

.

.

Tbc.