Queen Service - Special Shot


Naruto by Masashi Kishimoto

Fiction by Izumi Azues


Rated : M (Mature)

Warning : Explicit Content

All characters is above 21 years old


09:00 - Konohana Agency

"Ehh? Kiba-san sakit?", wanita muda berambut indigo panjang itu sedikit terkejut setelah mendengar kabar dari gadis berambut pink.

"Ha'i, senpai. Inuzuka-san terkena flu", gadis itu menegaskan kabar yang ia dapatkan.

"Bagaimana progress video promotion (VP) untuk Kaze Entertainment?", tanya wanita itu pada rekan kerjanya.

"Tim VP sedang mengerjakan revisi tahap dua sebelum final rendering", jawab gadis muda itu sambil membaca catatan yang selalu ia bawa.

"Berapa persen?", kembali wanita itu bertanya.

"50%, karena Kiba-san sakit progress hari ini sedikit terhambat", ucap gadis itu memperkirakan persentase progress kerja.

"Hahh, semoga VP nya tepat waktu", wanita itu sedikit menghela nafas. Kepalanya sedikit pusing dengan kabar itu.

10:00 - Konohana Agency

"Moshi moshi, Hyuuga Hinata dari divisi public relation Konohana Agency. Ada yang bisa saya bantu?", ucap wanita berambut indigo itu saat mengangkat telfon. Kemudian mendengarkan suara dari penelfon itu.

"Ha'i, untuk penawaran kami pihak client akan menanggung beban pajak 5% sesuai dengan kesepakatan di meeting sebelumnya", wanita itu menjelaskan.

"Ehh? Terlalu besar?", ucap wanita itu terkejut.

"Tapi sebelumnya kita sudah sepakat. Selain itu kami juga akan membuatkan iklan durasi pendek secara cuma-cuma sebagai bonus", lanjut wanita itu menjelaskan mengenai proyek tersebut.

"Ehh? Dibatalkan?!", wanita itu terkejut.

"Tunggu...", sejenak wanita itu berfikir agar proyek itu tidak batal, namun tetap menguntungkan untuk kedua pihak.

"Baiklah, kita adakan meeting untuk membahas ini di hari Senin. Apakah anda tidak keberatan?", wanita itu menawarkan meeting lanjutan dengan client itu.

"Ha'i... Ha'i arigatou gozaimasu", ucap wanita itu ketika tawarannya diterima oleh client itu.

End Call

"Hahhhhh, ingin pulang", wanita itu kembali menghela nafasnya karena hari ini tidak selancar hari biasanya. Gadis berambut pink yang ada di sebelahnya hanya memandang kasihan kepada leadernya.

13:30 - Coffee Shop

"Apakah kita sudah mendapatkan tambahan pekerja graphic design Sakura-san?", tanya Hinata pada gadis yang duduk di kursi sebelahnya sambil mengaduk-aduk kopi yang barusan ia pesan sebelum kemudian meminumnya.

"Aku sudah mem-posting kemarin, sepertinya sudah ada beberapa yang mendaftar. Sebentar aku cek dulu", jawab Sakura kemudian mengeluarkan smartphone nya.

"Wahh, ada 34 orang yang mendaftar", ucap girang Sakura melihat banyaknya angka di smartphone nya.

"Ehh?", Hinata terkejut dengan angka pendaftar yang disebutkan juniornya itu.

"Ada 34 orang yang mendaftar. Kenapa senpai tidak terlihat senang?", tanya Sakura setelah mendapatkan respon seperti itu.

"Hahhh, kau melupakan tahap interview", ucap Hinata sambil menghela nafas dan memijat keningnya.

"Su- sumimasen deshita", ucap Sakura dengan wajah yang memerah sambil menunduk minta maaf.

20:00 - Kitsunebi Cafe and Bar

"Manager, aku pulang dulu. Terima kasih untuk hari ini. Sampai jumpa hari Senin", ucap gadis berambut pirang pucat pada pria berambut kuning yang mengenakan kemeja putih.

"Terima kasih untuk kerja kerasnya. Sampai jumpa hari Senin, Shion-san", ucap pria itu menjawab salam dari pegawainya yang ingin pulang.

"Kakashi-san, Shizune-san aku pulang duluan. Hari ini Hinata pulang, jadi aku ingin menyambutnya. Tolong jaga toko. Jaa ne", ucap pria itu kepada dua karyawannya yang bertugas sebagai bartender dan pramusaji.

"Ha'i manager. Hati-hati dijalan", ucap keduanya bersamaan.

21:00 - Hinata's Car

"Maaf selalu merepotkan senpai, karena selalu mengantarkan ku pulang", ucap Sakura di kursi depan penumpang mobil yang dikendarai Hinata.

"Mmm, tidak masalah. Tidak baik membiarkan seorang gadis pulang sendiri malam-malam", ucap Hinata sambil menjaga fokusnya pada jalan yang ada di depannya.

"Senpai~", mendengar jawaban itu membuat Sakura terharu.

"Suki desu!", lanjutnya agak ngaco.

"Maaf aku sudah punya tunangan", jawab Hinata ringan memperlihatkan kalung yang ia pakai terdapat cincin tunangan miliknya.

"Boo booo", ejek Sakura.

22:10 - Home sweet home

Sebuah mobil Mini Cooper warna putih beraksen strip hitam memasuki carport sebuah rumah yang bertuliskan 'Uzumaki Naruto' di pintu pagarnya, rumah itu bergaya modern minimalis bertingkat dua bercat putih, kontras dengan halaman depan yang tampak hijau asri. Setelah mesin mobil itu mati keluarlah seorang wanita dari pintu pengemudi.

Wanita itu mengenakan kemeja slim fit berwarna putih, rok pendek hitam dan stocking hitam, serta menggunakan sepatu high heels yang juga berwarna hitam. Ia keluar sambil menenteng sebuah bingkisan dan blazer yang tidak ia kenakan.

Setelah berjalan beberapa langkah wanita itu berdiri di depan pintu rumah tersebut. Mengambil nafas untuk menaikkan moodnya.

Jeglek

"Tadaima", seru Hinata sambil membuka pintu.

"Okaerinasai Hinata", jawab pria berambut kuning jabrik yang mengenakan kaos putih oversize dengan celana selutut berwarna senada. Pria itu tersenyum hangat pada wanita yang berdiri di depannya.

Setelahnya keduanya berjalan mendekat.

Grepp

Pria itu merengkuh wanita itu dalam pelukannya. Memberikan kehangatan tubuhnya pada tubuh wanita dalam dekapannya yang sedikit dingin karena angin malam.

"Tadaima Naruto-kun", ucap wanita itu mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu.

"Ha'i okaerinasai Hinata", jawab Naruto gemas dengan apa yang dilakukan kekasih sekaligus tunangannya itu.

"Hinata", ucap Naruto.

"Hmm?", tanya Hinata yang masih mempertahankan pelukannya.

"Bagaimana hari-harimu?", tanya Naruto.

"Mmmmmmm… Lelah?", jawab Hinata dengan intonasi pertanyaan.

"Ahahaha aku tau aku tau, tidak biasanya badanmu kaku seperti ini", ucap Naruto sedikit memijat pundak kekasihnya.

Pria itu tau betul kalau wanitanya sangat lelah secara fisik dan mental. Sejenak ia berpikir untuk dapat menghilangkan rasa lelah kekasihnya itu. Spontan Naruto langsung terpikirkan ide yang terlintas di kepalanya untuk memanjakan Hinata agar kembali semangat dan rileks.

"Ne, Hinata", panggil Naruto.

"Umm?", respon Hinata.

"Apakah kau ingin service spesial dariku malam ini?", Naruto memberinya sebuah tawaran.

"Service spesial?", tanggap Hinata memiringkan kepalanya karna sedikit bingung.

"Queen service", ucap Naruto mengutarakan ide yang barusan ia dapatkan untuk dapat memanjakan kekasihnya.

"Queen service? Apa itu Naruto-kun? Apakah aku akan menjadi ratu semalam?", tanya Hinata agak mendongak untuk menatap wajah Naruto.

"Mmm, kau sudah jadi ratuku untuk selamanya. Tapi, untuk ini spesial. Sangat spesial. Dan aku yakin kau akan sangat menikmatinya Hinata", jawab Naruto ringan yang membuat Hinata merona malu.

"Apakah ada peraturannya?", tanya Hinata.

"Kau cukup menikmati dan rileks Hinata", jawab Naruto sambil mengelus-elus kepala dan punggung Hinata secara bergantian.

"Baiklah kalau begitu. Aku terima tawarannya Naruto-kun", ucap Hinata.

"Baiklah. Untuk pembuka, apakah kau ingin makan malam atau mandi terlebih dahulu Hinata?", tawar Naruto melepaskan pelukan hangat yang berlangsung cukup lama itu.

"Aku ingin mandi Naruto-kun", jawab Hinata, masih mengalungkan tangannya di leher pria itu.

"Ok, tapi sebelum itu aku ingin memijatmu", ucap Naruto.

Grepp

Tanpa aba-aba Naruto langsung menggendong Hinata.

"Kyahh~", Hinata yang tidak siap dengan itu sedikit terpekik kaget.

Naruto membawa Hinata ke ruang relaksasi yang ada di lantai ke-2 rumah itu. Di ruangan itu terdapat tempat duduk sauna dan sebuah meja panjang. Setelah masuk, Naruto kemudian mendudukkan Hinata di meja panjang yang ada di ruangan itu.

"Aku akan melepaskan pakaianmu", ucap Naruto sambil meraih kancing pertama kemeja yang digunakan Hinata.

"Sebelum itu", ucap Hinata menghentikan aksi Naruto.

"Aku lupa ciuman selamat datang", lanjut Hinata meraba pipi dan bibir Naruto.

"Ahh, aku juga lupa. Kalau begitu-"

Cup

Sebuah ciuman manis mendarat di bibir Naruto. Sebuah ciuman yang berisi kerinduan setelah 4 hari tidak bertemu. Ya, mereka berdua memang sudah bertunangan. Namun Hinata harus pulang ke rumahnya di hari Senin-Kamis yang berarti ia hanya diperkenankan pulang ke rumah Naruto saat akhir pekan oleh ayahnya.

Cup

Ciuman yang berlangsung cukup lama itu ditutup oleh ciuman kecil yang mendarat di ujung bibir Hinata.

"Boleh aku melepasnya sekarang?", tanya Naruto, kembali meraih kancing kemeja yang dikenakan Hinata.

"Ha'i Naruto-kun", Hinata mengiyakan dengan rona merah di pipinya bekas ciuman barusan.

Tik tik tik

Satu-persatu kancing kemeja yang Hinata pakai ditanggalkan oleh Naruto hingga terlepas, memperlihatkan buah dada wanita itu yang berukuran besar yang ditutupi bra front closure berwarna putih.

Setelah melepas kemeja yang digunakan Hinata, Naruto kemudian membuka rok, bra, stocking, dan celana dalamnya, hingga tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh kelas model milik Hinata.

"Sekarang berbaring tengkurap", ucap Naruto kemudian memposisikan Hinata untuk tengkurap agar punggungnya bisa ia pijat.

Setelah itu Naruto mengambil minyak aromatik beraroma lavender kesukaan Hinata. Dituangkannya sedikit di tangannya kemudian ia mulai memberikan pijatan pijatan ringan pada punggung mulus Hinata.

"Uhhh~ ahh~", Hinata mendesah kecil, menikmati sentuhan dan pijatan yang diberikan kekasihnya pada punggung telanjangnya.

Setelah cukup memberikan pijatan di area pundak dan punggung, Naruto melanjutkannya ke area bokong dan kaki jenjang milik Hinata.

Naruto memberikan pijatan naik-turun dan memutar pada bagian bokong Hinata.

"Mmmmhh~ ahhh~", Hinata kembali mendesah, selain menikmati pijatan ia sedikit terangsang karena terus disentuh sejak tadi.

"Mmmhhh~ tetap di bagian itu Naruto-kunh~", ucap Hinata meminta Naruto untuk memijat bokongnya lebih lama.

"Yes, my queen", jawab Naruto kembali memijat bokong bulat kekasihnya.

Hinata tersenyum mendengar jawaban Naruto yang menurutnya selalu totalitas dalam menjalankan sesuatu.

"Ahhhhnn~", desah Hinata ketika Naruto memijatnya dengan gerakan dari bokong menuju ujung kaki.

"Ha'i, sekarang berbaring telentang", ucap Naruto.

Tanpa ba-bi-bu lagi Hinata langsung berbaring telentang, menampakkan dada besarnya dan vaginanya yang mulus tanpa bulu.

Sama seperti sebelumnya, Naruto mengoleskan minyak aromatik terlebih dahulu ke tangannya untuk kemudian digosokkan ke dada berisi Hinata.

"Mmmmmhh~ ahhh~ terus di sana Naruto-kun", desahan Hinata kembali keluar ketika Naruto memijat buah dadanya.

Cukup lama pijatan yang dilakukan Naruto di bagian dada Hinata. Setelah itu pijatannya turun ke bagian perut, pinggang, dan berakhir di kaki jenjang milik Hinata.

"Yosh, bagaimana Hinata? Lebih baik?", tanya Naruto sambil meraih tangan Hinata untuk memposisikannya duduk.

"Ha'i, aku jadi lebih semangat dan rileks. Arigatou Naruto-kun", ucap Hinata yang merasakan tubuhnya jauh lebih ringan.

"Douitashimashite, tapi queen service baru dimulai. Ayo, aku akan membasuh dan memandikanmu", ucap Naruto dengan senyum khasnya sambil mengambil handuk di dalam lemari yang ada di sana.

"Ha'i Naruto-kun", Hinata menjawab dengan semangat campur malu-malu.

Grepp

Naruto menggendong Hinata kembali ala bridal style menggunakan handuk untuk menahan tubuh telanjang Hinata yang licin karena minyak aromatik tadi. Naruto membawanya pergi ke bathroom untuk mandi.

Sesampainya di bathroom, Hinata diturunkan dari gendongan Naruto.

"Ha'i duduk di sini Hinata", ucap Naruto mendudukkan Hinata di kursi kecil kamar mandi. Membuka bajunya sendiri agar tidak basah saat memandikan wanitanya. Menyalakan shower lalu membasuh Hinata untuk menghilangkan sisa minyak yang masih tertinggal.

Setelah membasuh seluruh badan wanitanya, Naruto kemudian mengambil shampo milik Hinata. Lalu mulai mengeramasinya dari ujung rambut hingga ke pangkalnya. Memberikan sedikit pijatan pijatan pada kepala wanita itu.

"Uhhh~ yaa~ enak sekali dibagian itu", desah keenakan Hinata saat Naruto memijat kepalanya.

Setelah beberapa saat, Naruto lalu membilas sisa-sisa shampo hingga bersih dari rambut gelap Hinata. Kemudian ia mengambil sabun cair berwarna putih yang ada di sebelah botol shampo, menuangkannya di tangan dan menggosok-gosokkannya beberapa kali.

"Hinata, aku akan mulai menyabuni mu", ucap Naruto sebelum melakukan service nya.

"Ha'i Naruto-kun", jawab singkat Hinata.

"Kyahh~", pekik Hinata saat tangan Naruto mulai menggosok bagian-bagian tubuhnya dengan sabun.

Naruto memandikan Hinata dengan telaten, sangat perlahan dan penuh kasih sayang. Tangan, pundak, leher, dada, perut, punggung, bokong, selangkangan, dan kaki tidak luput dari tangan terampil Naruto. Hinata yang sangat menikmatinya terkadang mendesah ketika Naruto menggosok dibeberapa bagian tertentu tubuhnya. Setelah dirasa cukup, Naruto kemudian membilas seluruh permukaan badan Hinata hingga tidak ada lagi sabun di tubuh sexynya.

"Umu, apakah sudah cukup Hinata?", tanya Naruto sambil memandang tubuh berkilau Hinata.

"Ha'i Naruto-kun. Arigatou darling", ucap Hinata kemudian memeluk manja pria yang dicintainya itu.

"Doutashimashite Hinata. Berendam lah, sembari menunggu makan malam siap, kau mau makan malam apa Hime?", ucap Naruto.

"Umm, ramen ala Kitsunebi dan bir buah racikan mu", ucap Hinata minta dibuatkan ramen spesial ala Kitsunebi. Kitsunebi adalah cafe and bar milik Naruto yang dilakoninya saat masih kuliah dulu hingga sekarang.

"Ahh! Aku ingin porsi besar", tambahnya lagi.

"Ha'i, akan ku siapkan. Sa, berendam lah. Jika sudah, aku tunggu di bawah", ucap Naruto melepaskan pelukannya.

"Umm!", Hinata mengangguk riang. Setelahnya Naruto keluar dari kamar mandi menuju dapur yang ada di lantai bawah untuk membuat makan malam.

Sepeninggalnya Naruto, Hinata langsung masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat. Berendam sambil sedikit mengusap-usap bagian tubuhnya yang tadi sempat dijamah oleh tangan dan jemari Naruto. Teringat betapa nyaman dan nikmatnya sentuhan prianya itu, meninggalkan sensasi pijatan pada kulit Hinata yang masih terasa.

Blush

Mengingat hal itu membuatnya merona.

"Kuuhhh~ tangan Naruto-kun masih terasa di sekujur tubuhku. Ahh~ Naruto-kun~", desahan Hinata keluar. Jemarinya diarahkan ke bagian kewanitaannya. Membayangkan jemarinya itu adalah jemari-jemari Naruto yang sedang memanjakan area kewanitaannya.

"Ahh~ ahh~ ahhhh~ Na- Naru~", desahnya saat menggesekkan jarinya di area kewanitaannya sendiri.

"Ahh! Gawat, aku terbawa suasana. Aku tidak ingin membuat Naruto-kun menunggu lama", tersadar dengan aksinya, Hinata buru-buru keluar untuk mengeringkan badan dan rambutnya.

Setelah itu ia pergi menuju kamar tidur miliknya dan Naruto. Menggeser pintu lemari besar berwarna putih yang ada di kamar itu. Dan berfikir.

"Umm, malam ini 'aman', jadi aku akan sedikit menggoda Naruto-kun. Hihihi", ucapnya sembari mengambil sebuah lingerie warna putih koleksinya. Tanpa basa-basi lingerie yang diambilnya tadi langsung ia kenakan.

Hinata berkaca terlebih dahulu, memutar sedikit badannya ke kiri dan kanan untuk memastikan penampilannya sudah pas.

"Ahh! Lip gloss", ucapnya saat mengetahui penampilannya yang sedikit kurang. Hinata kemudian mengambil lip gloss, meskipun tanpa itupun bibirnya tetap merona.

Setelah memastikan penampilannya benar-benar pas Hinata langsung menuju ke bawah, tempat kekasihnya itu sedang menyiapkan makan malam.

Sruk sruk sruk

Bak koki handal, Naruto mengiris daun bawang dengan cekatan. Potongannya halus dan rata. Setelahnya potongan daun bawang itu dimasukkan kedalam air es untuk menjaga kesegarannya.

Tap tap tap

Suara langkah kaki telanjang menghentikan kegiatan memasak Naruto. Arah pandangnya menuju tangga rumahnya yang memang berada tepat di depan dapur miliknya. Suara langkah kaki itu semakin terdengar.

Tidak lama setelahnya muncul wanita yang hanya mengenakan lingerie baby doll berwarna putih yang sangat menerawang, dengan rambut indigo panjang dan poni rata membingkai wajah cantiknya, kulit putih mulus, wangi, serta bentuk tubuh yang membuat perempuan lain pun iri. Naruto terpaku.

'Kami-sama, terimakasih banyak', ucap syukur Naruto dalam hatinya setelah melihat kekasihnya yang sangat 'wow' itu.

"Hinata", panggil Naruto saat Hinata benar-benar sampai di counter dapur rumah itu.

"Ha'i Naruto-kun?", ucap Hinata.

"Kau sangat cantik malam ini", ucap Naruto sambil sedikit berlari untuk menggendong tinggi-tinggi wanitanya.

"Hihihi arigatou Naruto-kun", kikik Hinata saat dirinya digendong untuk kesekian kalinya oleh Naruto.

Cup

Sedikit tidak tahan, Naruto mencium bibir kekasihnya setelah ia menurunkan Hinata dari gendongannya.

"Tunggu sebentar ya, aku akan meracik ramen nya terlebih dulu", ucap Naruto kembali ke dapur melanjutkan pekerjaannya.

"Ha'i Naruto-kun", ucap Hinata yang kemudian duduk di kursi counter dapur, sambil menikmati melihat betapa kerennya Naruto saat di dapur.

"Terimakasih telah menunggu, Kitsunebi ramen spesial dan bir buah", ucap Naruto menata makanan dan minuman serba besar itu pada meja counter.

"Mmm! Aromanya sangat harum", ujar Hinata setelah mencium aroma ramen buatan Naruto.

"Sa, mari makan", ucap Naruto mendudukan dirinya di samping kiri Hinata.

"Itadakimasu", mereka mengucapkannya bersamaan.

"Oishi, oishi yo Naruto-kun", ucap Hinata girang setelah mencoba kuah ramen nya.

"Yokatta, masih ada banyak, kau masih bisa tambah jika kurang Hinata", ucap Naruto ikut senang karena masakannya mendapatkan respon positif dari Hinata.

"Hontouni? Yatta!", Hinata meresponnya dengan senang.

Mereka berdua kemudian makan malam bersama sambil sedikit bercengkrama. Makanan yang enak dan suasana yang cair membuat Hinata melupakan seluruh masalah hidupnya, baginya Naruto adalah obat manjur untuk hati dan perasaannya.

"Gochisousama deshita", ucap Hinata menaruh gelas bir ukuran besar itu. Total wanita itu menghabiskan 3 porsi ramen ukuran besar dan 2 gelas bir ukuran besar.

"Fuah~ kenyangnya", ucap Hinata puas dengan masakan buatan kekasihnya itu. Saat ini wanita itu tengah duduk di sofa panjang dekat dapur.

"Naruto-kun", panggil Hinata.

Puk puk

Ia menepuk-nepuk bangku sofa yang ada di sebelahnya. Paham dengan maksud kekasihnya, Naruto yang semula sedang mengelap gelas langsung menghampiri dan duduk di samping Hinata.

Grepp brukk

Naruto yang baru duduk langsung didorong oleh Hinata hingga menindih pria itu. Naruto yang semulanya kaget langsung mengelus-elus kepala bermahkotakan rambut indigo itu. Memanjakan wanitanya dalam dekapannya.

"Ada apa Hinata? Apakah ada masalah saat kau bekerja?", tanya Naruto peka.

"Umm, hari ini banyak masalah", jawab Hinata jujur.

"Ceritakan padaku Hinata. Mungkin aku dapat memberimu solusi", ucap Naruto yang masih membelai mesra Hinata.

Hinata menceritakan masalahnya mulai dari awal hingga akhir. Naruto mendengarkan dengan seksama.

"Souka… Boleh aku memberikan sudut pandang ku?", tanya Naruto yang dijawab dengan anggukan dari Hinata. Setelahnya Naruto memberikan usul dan beberapa kemungkinan yang akan terjadi untuk masalah yang Hinata hadapi.

"Kau pasti bisa Hinata, cukup lakukan hal yang tadi ku jelaskan", ucap Naruto. Saat ini keduanya dalam posisi duduk, dengan Hinata yang nyaman memeluk lengan kekar Naruto.

"Ha'i arigatou Naruto-kun. Daisuki", balas Hinata.

Cup

Diiringi kecupan manis di pipi sebelah kanan Naruto.

"Ore mo Hinata motto daisuki", balas Naruto sambil tersenyum. Mendekatkan wajahnya pada Hinata. Lalu.

Cup

Mencium bibir tipis Hinata. Merasakan kelembutan bibir wanita itu dengan bibirnya.

"Mmmhhh~", Hinata melenguh dalam cumbuan Naruto. Menikmati sensasi itu. Namun.

"Ne, Hinata", ucap Naruto setelah melepaskan ciumannya dengan wanitanya.

"Umm?", Hinata merespon dengan semburat merah di pipinya.

"Sudah waktunya hidangan utama queen service", ucap Naruto mengedipkan sebelah matanya.

"Tunggu disini sebentar", belum sempat Hinata menjawab, Naruto terlebih dahulu meninggalkannya menuju kulkas besar yang ada di pojok dapur.

Membawa sebuah gelas kecil berisi minuman berwarna oranye ditangan kanannya.

"Osake?", tanya Hinata.

"Ya, cocktail untukmu. Special shot", jawab Naruto. Memposisikan Hinata untuk duduk diantara kedua pahanya.

"Meskipun alkoholnya tidak terlalu kuat, namun cara menikmatinya yang akan membuatmu mabuk Hinata", bisik Naruto ditelinga Hinata dengan nada menggoda.

Blush

"Ba- baiklah, buat aku ma- mabuk Naruto-kun", ucap Hinata malu-malu dengan rona merah padam di wajahnya.

"Baik, kita mulai", ucap Naruto. Kemudian menenggak seluruh cairan itu namun tidak ditelan olehnya.

"Naruto-kun?", Hinata bingung kenapa cocktail yang ditawarkan kepadanya malah diminum Naruto sendiri. Namun setelahnya ia menyadari bahwa Naruto mengajaknya kiss and drink (minum dari mulut ke mulut) setelah kekasihnya itu menggerakkan rahangnya seperti sedang mengunyah.

Detik berikutnya kepala Naruto sedikit menunduk untuk menghampiri wajah Hinata yang ada dibawahnya.

Slurp cupp

Hinata menjilat bibir basah Naruto sebelum menerima ciuman dari kekasihnya itu.

'Manis', ucap Hinata dalam hati setelah mengecap rasa manis dari bibir Naruto yang ia yakin bahwa itu rasa dari cocktail yang kekasihnya buat.

Slurp slurp slurp

Kembali Hinata menjilati bibir Naruto, merasakan sedikit demi sedikit rasa dari cocktail yang ada di dalam mulutnya.

Slurp

"Mmmmhh~", lenguh Hinata dalam ciumannya. Merasa posisinya kurang nyaman, Hinata berbalik untuk dapat berhadapan dengan Naruto.

Posisi mereka saat ini adalah Naruto memangku Hinata duduk berhadapan. Dengan tangan Hinata melingkar di leher Naruto dan tangan Naruto melingkar di pinggang ramping Hinata.

Cup slurp slurp glup

Hinata mencium Naruto penuh nafsu, berusaha membuka mulut Naruto untuk dapat merasakan cocktail didalamnya.

Merasa mulutnya penuh karena semakin banyaknya saliva yang tercampur dengan cocktail, Naruto kemudian membuka mulutnya.

Slurp slurp glup cup

Setelah mulut Naruto terbuka, Hinata langsung menjamah bagian dalam mulut Naruto sedikit liar, karena menyukai rasa cocktail yang sudah tercampur saliva Naruto.

Glup glup

"Mmmmhhh~", desah Hinata setelah meneguk 'cocktail spesial' dari mulut Naruto.

'Ehh? Apa ini? Rasanya seperti melayang. Ahh Naruto-kun, ini sangat nikmat', ucap Hinata dalam hati. Dirinya mabuk oleh servis yang diberikan Naruto kepadanya.

Cup slurp cup cup

Cumbuan demi cumbuan terus Hinata lakukan. Naruto belum banyak bergerak karena mulutnya masih setengah penuh.

Grepp

Tiba-tiba Naruto memeluk Hinata, hal itu langsung menghentikan kegiatan Hinata yang mendominasi cumbuan mereka. Hinata langsung menoleh sedikit ke atas karena perbedaan tinggi keduanya. Dilihatnya Naruto yang juga merona dengan mata sayu sambil menahan cocktail yang ada di mulutnya. Paham dengan kondisi kekasihnya, Hinata mendongakkan kepalanya dan membuka mulut.

Setelahnya Naruto mendekatkan wajahnya, ia membuka sedikit mulutnya agar cocktail didalam mulutnya keluar dan berpindah ke mulut Hinata.

Glupp glup glupp

Hinata menenggak habis 'cocktail spesial' dari Naruto. Kini wajahnya merona sempurna, matanya sayu, nafasnya sedikit tersengal, kepalanya terasa melayang, dan perutnya terasa hangat karena alkohol yang terkandung dalam cocktail.

"Na- Naru~ aku sedikit mabuk~", Hinata mabuk dan mulai mengeluarkan suara sensualnya.

Deg

'Kuso! Hinata sangat menggoda. Tahan, kontrol dirimu Uzumaki', Naruto perang batin melihat Hinata yang mabuk dengan masih mengenakan lingerie baby doll nya.

"Naru~ cium aku lagi", ucap Hinata setengah sadar, masih terpengaruh efek alkohol.

Cup cupp slurp cup cup

Tanpa menunggu lama Naruto langsung melancarkan aksinya untuk melakukan deep kiss dengan kekasihnya itu. Lidahnya dan lidah Hinata menari-nari. Saliva merembes keluar di sudut bibir wanita itu yang langsung dinikmati Naruto.

'Ahh, Kami-sama. Bibir dan saliva Hinata sangat manis dan candu', ucap Naruto dalam hatinya saat menyesap saliva di bibir dan lidah Hinata.

Naruto tidak diam, tangan kanannya meraba-raba bokong sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk meremas payudara ukuran besar milik Hinata yang masih terbalut lingerie.

"Mmmmhhh~ ahhhh~ ahhn~", desahan Hinata terus keluar merasakan nikmat yang disalurkan oleh Naruto.

"Hinata", Naruto mengeratkan pelukannya, lalu menggigit pelan daun telinga sebelah kiri milik Hinata. Hingga.

"Hahhh~ ahh~ ahhhhhhhhh~ a- ku keluar!", Hinata mendesah panjang, wajahnya merah, badannya bergetar seperti tersengat listrik saat merasakan orgasme hebat pertamanya malam itu.

"Naru~ kau sangat hebat~ inihh~ sangat nikmat~", ucap Hinata di sisa-sisa sensasi orgasmenya.

"Apa hari ini kau 'aman' Hinata?", tanya Naruto.

"Umm, hari ini kita bisa 'melakukannya'. Naru~ kumohon, sentuh aku lebih banyak malam ini", jawab Hinata diiringi dengan godaan penggoyah iman.

"Yosh, kita ke kamar", ucap Naruto langsung berdiri, membawa tubuh mungil Hinata dalam pelukannya, kedua tangannya menahan bokong montok milik wanitanya agar tidak jatuh.

Setelah sampai kamar, Naruto duduk di pinggir spring bed ukuran king size itu. Naruto yang merasa gerah membuka kaos oversizenya, menampakkan tubuh atletisnya. Kemudian kembali mencium bibir adiktif milik Hinata. Kedua tangannya juga aktif meraba-raba, memberikan rangsangan untuk wanita yang dicintainya itu.

"Ahhhhnn~ ahh~ ahhh~ terus, sentuh di sana", desahan Hinata menjadi-jadi saat Naruto dengan lihainya memainkan buah dadanya.

'Kuhhhh~ kenapa hari ini begitu nikmat ahh~', batin Hinata merasakan nikmat luar dalam yang diberikan Naruto kepadanya.

"Aku akan membuatmu sangat menikmati malam ini Hinata", bisik Naruto di telinga kanan Hinata yang sukses membuat wanita itu menggigit bibir bawahnya sendiri.

Cup cupp cup

"Aahhhnn~ huuuhh~ ahhh~", Hinata mendesah nikmat saat Naruto menciumi tengkuknya dan tangan kekarnya menyusup meraba punggungnya dari balik lingerie yang ia kenakan.

Berkat posisi mereka yang berhadapan, kejantanan Naruto yang sedari tadi ereksi di dalam celana pendeknya dapat Hinata rasakan saat bergesekan secara tidak langsung dengan organ intimnya. Hinata kemudian menggoyangkan pinggangnya maju mundur untuk menikmati gesekan antara kewanitaannya dan kejantanan Naruto.

"Uhhh~ ahhh~ ahh~ a- aku-"

"Ahhnn~ ahh~ aaaaaaaahhhhhhhnn~", mendapatkan rangsangan hebat, Hinata orgasme untuk yang kedua kalinya. Badannya bergetar dalam pelukan Naruto. Dapat Naruto rasakan area kewanitaan Hinata basah karena cairan orgasmenya.

"Uhh~ Naru~"

Srett

Naruto melepaskan ikatan bra dan celana dalam lingerie baby doll yang Hinata kenakan hingga terlepas, menampakkan tubuh mulus telanjang Hinata yang masih di pangkuannya.

Bruk

Setelahnya Naruto memposisikan Hinata tiduran di kasur itu, menahan kedua tangan Hinata dengan tangan kekarnya agar ia leluasa dapat memanjakan bagian depan tubuh wanitanya itu.

Cup slurrpp cup

"Mmm~ aaahhh~ ahh~", desah Hinata saat Naruto mengecup dan menjilati payudara sebelah kanannya.

Melihat Hinata menikmati cumbuannya Naruto tersenyum. Kemudian ia mengarahkan tangan kirinya ke arah selangkangan Hinata, dan mendapati vaginanya sangat basah.

"Mmmhhh~ ahh~ ahh~ yah~ ya, sentuh disana Naru~", desahan Hinata menjadi-jadi saat Naruto baru menyentuh vaginanya. Detik berikutnya Naruto menggesekkan jari tengahnya pada bibir vagina Hinata.

"Uuu~ ahhh~ ahh~ aaaaaahhhhhhhhh~", kembali Hinata orgasme.

"Hahh~ hah~ hahhh~", Hinata mengatur nafasnya.

"Ehh?~ Na- Naru~ a- aku baru keluar ahhhnn~ kalau terus aahhh~ kau sentuh ahh~ a- aku bisa hahh~ keluar lagi~", Hinata berbicara dengan susah payah saat Naruto terus menyentuh vaginanya saat ia masih menikmati sensasi orgasmenya.

"Naru~ ahhh~ ahh~ aaaaaaaaahhhhh~", Hinata orgasme lagi dalam waktu yang berdekatan. Seluruh tubuhnya sensitif.

"Naru~", Hinata memanggil Naruto dengan nada tidak berdaya. Mata sayu, wajahnya merona hingga telinganya, mulutnya sedikit terbuka untuk mengambil nafas.

"Mmm? Kau menikmatinya Hinata?", tanya Naruto.

"Ummhh~ aku sangat menikmatinya Naru~", jawab Hinata diiringi anggukan lemah.

"Yosh, akan ku lanjutkan", ucap Naruto.

"Umm~", Hinata hanya bisa pasrah dan menikmati kenikmatan yang diberikan Naruto kepadanya.

Cup slurpp cup

Mereka kembali ciuman, ciuman panas yang dapat menyalurkan rasa cintanya masing-masing.

"Aku akan memanjakanmu dan…", Naruto menggantungkan ucapannya.

"Ahhhh~", desah Hinata saat Naruto menggerakkan jarinya untuk kembali menggesek vaginanya.

"... Menikmati cairan cintamu", ucap Naruto menarik tangannya dari vagina Hinata, kemudian menjilati jemarinya sendiri yang terdapat banyak cairan cinta milik Hinata. Naruto menikmati cairan itu.

'Uhhh~ Naruto-kun sedang menikmati cairan vaginaku. Melihatnya membuatku sangat terangsang', batin Hinata saat melihat Naruto menjilati jemarinya sendiri untuk dapat merasakan cairan cinta miliknya.

Setelah cairan yang ada di jemarinya sudah tidak tersisa, Naruto kemudian menjilati pipi Hinata kemudian turun untuk menjilati dan menggigit manja leher putihnya.

"Mmmmhhhh~"

Saat dirasa cukup puas menjilati leher Hinata, Naruto berpindah ke kedua ketiak mulus tanpa bulu milik wanitanya itu.

"Uhhh~ ahhh~"

Bergerak turun. Naruto kemudian memanjakan payudara kekasihnya, ia dengan lembut meremas dan memijat kedua buah dada itu. Menciumnya, menjilati setiap inci payudara itu dengan lidah basahnya, serta mengulum dan menghisap dengan nikmat kedua puting merah muda payudara Hinata secara bergantian.

"Mmmhh~ ahhhh~ ahh~ nnnnhh~"

Bak cacing kepanasan, Hinata bergerak kesana-kemari, menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan Naruto di bagian dadanya.

"Ahhh~ Naru~ ahh~ aku kelu- ahhh~ aaaaaaahhhhhhh~", desahan panjang kembali keluar dari mulut Hinata saat dirinya lagi-lagi mencapai klimaksnya hanya dari rangsangan yang diberikan Naruto pada payudaranya.

Tidak memberikan Hinata kesempatan untuk sedikit menarik nafas, Naruto kembali merangsangnya dengan memberikan cumbuan di perut rata nan langsing Hinata.

"Mmmmmh~ ahh~ aahhh~", desah Hinata saat Naruto memberikan rangsangan di bagian perutnya.

Setelah puas mencumbu perut indah Hinata, Naruto pindah ke arah selangkangan kekasihnya itu. Vagina.

Cupp cup cupp

Naruto mencium bibir vagina mulus Hinata. Menciumnya seperti ia mencium bibir ramun Hinata. Menikmati tiap inci permukaan area kewanitaan itu.

"Emmmhh~ terus ahh~ disana nhhh~ Naru~", pinta Hinata, menikmati vaginanya diciumi oleh kekasihnya.

Mendengar hal itu Naruto tersenyum senang, usahanya tidak sia-sia untuk membuat wanitanya terbuai dengan sentuhannya. Mendengar hal itu pula membuatnya semakin semangat untuk membuat Hinata merasakan klimaksnya lagi dan lagi.

"Naru~ ahh~ aku uhhh~ keluar lagi aaaaahhhhhhh~", desahan panjang Hinata mengalun menyertai klimaksnya. Cairan vaginanya tumpah ruah yang langsung Naruto hisap.

"Nnnnnnnhhh~ ahh~ Naru~ aku ahh~ aaaaaaaaaahhhhhh~", Hinata kembali orgasme saat Naruto menghisap habis cairan cinta miliknya.

Sluuurrrpp cupp slurrp glup

'Manis. Cairan vagina Hinata sangat manis dan nikmat. Lebih nikmat dari semua jenis minuman yang pernah kucoba', batin Naruto saat menyesap habis cairan orgasme Hinata. Merasakan kenikmatan rasa cairan itu yang menurutnya sangat manis.

Lick lickk slurrrrp

"Na- Naru~ ini ahhh~ sangat nikmat ahhh~", desahan Hinata semakin kencang saat lidah Naruto merangsek masuk kedalam vaginanya, mengobrak-abrik rongga vaginanya yang sempit dan hangat itu. Mengulumnya seperti permen susu rasa buah kesukaannya.

Tidak tinggal diam, jemari Naruto memainkan klitoris Hinata. Memberikan gesekan naik dan turun pada tonjolan kecil berisi ribuan saraf aktif itu.

"Hhhh~ uuhhh~ ahh~ ahhhh~ ahh~ nik- hahh~ -mat sekali nhhh~ ahh ~ ahhh ~ahh", Hinata tidak dapat mengontrol desahan yang keluar dari mulutnya berkat belaian, ciuman, jilatan, dan hisapan yang Naruto lakukan berulang-ulang pada vagina dan klitorisnya.

Jleb jleb

Naruto melanjutkan aksinya dengan menenggelamkan jari telunjuk dan tengahnya ke dalam vagina basah Hinata. Menggerakkannya maju mundur dan memfokuskan untuk dapat menyentuh g-spot Hinata.

"Ahh~ Nah~ Naru kuhhh~ ahh~ kau nhhhh~ ahh~ ahh~ terlalu agresif haa~ ahhh~ ahhhh~ aku ahhhnnn~ tidak dapat menahannya ahh~ ahhh~ ahh~ aku keluar aaaaaaaaaaahhhhh!!!~", pekik Hinata merasakan orgasme terhebat sejauh ini. Tubuh bergetarnya sedikit terangkat keatas. Mulutnya terbuka dengan saliva merembes di sudut bibirnya. Pupil violet pucatnya sedikit melebar mengarah ke atas. Tanda bahwa ia mengalami klimaks yang sangat dahsyat.

'Ahh, saat orgasme Hinata terlihat sangat cantik dan menggairahkan. Aku tidak dapat menahan lebih lama lagi'. Batin Naruto saat melihat penampilan telanjang nan erotis kekasihnya yang bisa dibilang sudah sangat 'kacau' itu akibat foreplay yang dilakukannya sedari tadi

"Hahh~ hah~ hahh~", dadanya naik turun, Hinata berusaha mengatur tempo nafasnya setelah orgasme hebat barusan.

"Hinata", panggil Naruto dengan nada lembut.

Cupp

Diiringi dengan sebuah kecupan hangat di bibir Hinata.

"Naru~?", ucap Hinata sedikit bingung karena otak cerdasnya dibuat lumpuh sementara akibat foreplay yang dilancarkan Naruto dari awal.

"Kau baik-baik saja Hinata?", tanya Naruto sambil mengusap pipi merona Hinata dengan sayang. Sedikit merapikan rambut kekasihnya yang berantakan.

"Umm, aku baik-baik saja Naru~", jawab Hinata.

"Apakah kita bisa masuk 'menu utama'?", Naruto menatapnya penuh harap pada mata sayu Hinata yang ada dibawahnya.

"Unn, aku milikmu seutuhnya Naru~", jawab Hinata diiringi anggukan dan senyum malu-malu kucingnya. Memberikan hak atas tubuhnya yang sedari tadi diberikan kenikmatan dan dimanjakan seutuhnya oleh Naruto.

Tidak menunggu lama, Naruto melepaskan celana serta celana dalam skinny short pants nya yang dari awal ia kenakan. Membebaskan kejantanan dengan ukuran diatas rata-rata itu. Menampakkan penis keras dengan urat-urat menonjol yang membuatnya terlihat perkasa.

Hinata yang melihat Naruto membuka celananya hanya bisa menggigit bibir bawahnya, meskipun dirinya sering melihat kejantanannya dan melakukan kegiatan seksual dengan Naruto, namun hari ini terasa sangat berbeda. Entah kenapa ia sangat menginginkan Naruto, sentuhannya, cumbuannya, dan rayuannya yang bisa membuatnya lupa segalanya.

Cupp cup cupp

Kembali Naruto mencium bibir Hinata yang sedikit terbuka. Mencumbunya dengan penuh kasih sayang sebelum dirinya menggauli kekasihnya.

Naruto memposisikan dirinya di atas tubuh ramping Hinata atau melakukan posisi seks missionary. Menahan kedua kaki Hinata hingga membentuk 'M'. Setelahnya Naruto menggesekkan penisnya ke bibir vagina basah Hinata, melumuri kejantanannya dengan cairan yang keluar dari vagina kekasihnya.

"Uhhhh~ ahhhh~", desahan Hinata kembali keluar ketika Naruto menggesek-gesek penisnya di bibir vaginanya.

"Naru~ kau boleh memasukkannya", ucap Hinata mengizinkan Naruto untuk memasukkan penisnya kedalam lubang senggamanya.

"Ha'i Hime", balas Naruto tersenyum, ketika Hinata mengizinkannya untuk menyetubuhinya.

Srett Blesss

"Ahhhhhh~"

"Uhhh"

Desah mereka berdua saat Naruto memasukkan penisnya jauh kedalam vagina sempit Hinata.

'Aaahhhh masuk, penis Naruto-kun masuk. Nikmat sekali, aku bisa keluar kapan saja', batin Hinata merasakan kenikmatan saat penis keras dan hangat Naruto memenuhi vaginanya.

'Uhhhh, Hinata sangat sempit dan hangat. Aku harus menahannya sekuat tenaga agar tidak cepat berakhir', batin Naruto merasakan kenikmatan dari kehangatan vagina sempit Hinata.

Perlahan Naruto menggerakkan pinggangnya maju mundur, membuat penisnya keluar masuk vagina Hinata.

"Mmmmmhh~ ahhhh~ nnnnhhh~", desah Hinata saat Naruto memompa penisnya dengan ritme pelan.

Cupp slurrpp cup

Sambil melakukan penetrasi Naruto juga memainkan dua buah payudara Hinata, dicium dan dihisapnya payudara sebelah kirinya dan meremas lembut payudara sebelah kanannya. Memberikan tambahan rangsangan untuk Hinata.

"Ahh~ N- Naru~ kimochi~ annnhhhh~"

Naruto yang gemas sedikit mengigit manja puting payudara Hinata.

"Naru~ ahh~ a- mmmmhhh~ aku ahh~ ahh~ ahhh~ aku keluar aaaaaaaaahhhhnnnhh~", desahan keras keluar dari mulut Hinata saat dirinya orgasme.

"Mmmmhhh", lenguh Naruto saat dinding vagina Hinata menjepit penisnya saat orgasme. Sejenak menghentikan penetrasinya tanpa mencabut penisnya untuk merasakan pijatan vagina sang kekasih, sambil memandangi pemandangan erotis wanitanya.

"Hahh~ hah~ hahh~"

Cup

"Mmmmhhh~", lenguhan Hinata tertahan, saat Naruto kembali mencium bibirnya dengan lembut, sebuah ciuman lembut penuh cinta dari kekasihnya.

"Kau menikmatinya Hime?", tanya Naruto setelah melepaskan ciumannya. Lalu ia menempelkan dahinya ke dahi Hinata agar matanya dapat bertatapan langsung dengan manik amethystnya.

"Mmmhhh~ ya, sangat nikmat Naru~", jawab Hinata sambil mengatur ritme nafasnya.

"Hahh~ hah~ hahh~"

"Naru~", panggil Hinata lembut dengan nada manja.

"Mmm? Ada apa Hime?", tanya Naruto sambil mengelus-elus pipi merona Hinata.

"Berikan aku lebih banyak lagi kenikmatan darling~", ucap Hinata sambil meraih pipi kekasihnya untuk kemudian diusapnya.

"Dengan senang hati, my queen", jawab Naruto, senyumnya merekah saat kekasihnya minta untuk lebih 'dimanjakan'.

Setelah itu, Naruto kembali menggerakkan pinggangnya maju mundur. Memompanya masih dengan ritme pelan.

"Mmmhh~ ahhh~ ahh~"

"Naru~ uhhhh~ lebih cepat ahh~ ahhh~", pinta Hinata agar ritme gerakan Naruto sedikit lebih cepat.

"Baik, bersiaplah Hime", balas Naruto mengiyakan permintaan Hinata.

Naruto mulai meningkatkan kecepatan keluar masuknya.

"Mmmhhh~ yah~ kimochi~ ahhh~ ahh~ hmmmppphh~", desah Hinata tertahan saat Naruto mencium dan menaikkan kecepatan penetrasinya. Hinata mengalungkan tangannya di leher dan kaki jenjangnya melingkar di pinggang Naruto.

Sambil menikmati cumbuan dan penetrasinya pada wanitanya, tangan kekar Naruto kembali menjamah payudara Hinata, meremas dan memilin puting susu wanita itu.

Cupp cuppp slurrrpp cupp slurrp

"Hmmmpphh~ uhhh~ hhhh~ mmmmhh~ hmmphhh~ swugoi~ mwahhh~ kwimwochi~ mmhhhh~ Naruhh~", Hinata mendesah hebat, namun terkunci cumbuan Naruto.

Cupp

"Fuahhhhh~ hahh~ hahhh~ hah~ hahh~ ahhh~ Naru~ a- aku keluarr ahh~ ahh ~ mmmhhhh~ nnnnaaaaahhhhhhh~", desahan panjang Hinata menandakan bahwa ia kembali orgasme. Wajahnya memerah, tubuh telanjangnya bergetar, mulutnya sedikit terbuka dengan saliva mengalir di sudut bibirnya, dapat Naruto rasakan penisnya kembali terasa tersedot oleh vagina Hinata.

Slurpp cupp

Naruto menyesap saliva yang mengalir di sudut bibir Hinata.

"Ingin ganti posisi Hime?", tanya Naruto.

"Umm", jawab Hinata diiringi dengan anggukannya.

Kemudian Naruto memposisikan Hinata untuk melakukan posisi doggy style, setangah tengkurap dengan pantat Hinata yang menungging tinggi.

Sedikit menggesek-gesek kepala penisnya di bibir vagina Hinata. Dan kemudian.

Blessss

"Aaaannnnhhh~"

Kejantanan Naruto masuk sepenuhnya kedalam vagina Hinata. Digenjotnya Hinata dengan ritme sedang.

Plak plak plakk

"Ahh~ ahhh ~ ahh~ ahhh~"

Suara desahan serta benturan antara selangkangan Naruto dan bokong Hinata meramaikan kegiatan bercinta mereka.

"Naru~ ahh~ lebih cepat", Hinata meminta Naruto bergerak lebih cepat.

"Ha'i Hime", bisik Naruto di telinga kanan Hinata. Kemudian sedikit mempercepat gerakannya, Naruto ingin memberikan kenikmatan penuh pada Hinata dengan bergerak sesuai keinginan wanitanya itu.

Cupp

Naruto memberikan kecupan kecupan di telinga sebelah kanan Hinata. Puas dengan mengecupnya, pria itu lalu menjilat, mengulum, dan menggigit pelan telinga itu hingga sedikit memerah.

"Uhhhh~ ahhh ~ ahh~ kimochi~ ahhh~ ahh~"

Puas 'bermain' dengan daun telinga Hinata, Naruto bergerak turun untuk memberikan cumbuan pada belakang pundak mulus kekasihnya. Memberikan rangsangan dan sensasi berbeda yang langsung dirasakan oleh Hinata.

"Hyahhh~ ahh~ Naru~ nhhhhhhh~ ahh~ aku ahhhh~ kelu- nhhh~ aahhhhhhhhhhhhh~"

Srett

"Kyahh~ tu- tunggu- Naru~ ahhh~ aku ahh~ ahh~ baru keluar ahhh~ ahh~", desah Hinata menjadi-jadi saat Naruto terus menggenjotnya tanpa memberikannya kesempatan untuk sedikit menikmati orgasmenya.

"Aku akan memberikanmu klimaks yang lebih nikmat Hinata", bisik Naruto kembali disertai dengan gigitan manja di telinga Hinata.

Hinata sedikit menggigit bibir bawahnya saat Naruto membisikkan hal itu, namun setelahnya bibirnya kembali terbuka, untuk mengeluarkan desahan desahan merdu nan menggairahkan yang mengalun mengiringi kegiatan bercinta mereka.

"Ahh~ ahhh~ ahhh~"

'Ahh, permainan Naruto-kun begitu nikmat. Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain kenikmatan ini', batin Hinata menikmati 'permainan' yang Naruto suguhkan.

Sret

Naruto menggunakan jemarinya untuk menggesek klitoris sambil tetap memberikan penetrasi dilubang vagina Hinata

"Ahhhh~ nhhhhh~ ahh~ Na- Naru~ ahhh~ nhhhh~ ahhh~ aku keluar ahhh~ ahh~"

Mendengar hal itu Naruto sedikit memundurkan pinggangnya, kemudian menghentakkan selangkangannya untuk dapat memperdalam tusukan penisnya pada vagina wanitanya.

"Aaaaaaaahhhhhhhhhh~ aku keluar~", Hinata mendesah panjang akibat orgasme hebat dari 'permainan' yang mereka lakukan. Cairan cinta dari vagina Hinata kembali merembes keluar dengan jumlah banyak.

Setelahnya Naruto melepaskan penisnya, merebahkan dirinya menyamping dibelakang Hinata atau posisi seks spoon style. Mengangkat satu kaki Hinata dengan tangan kanannya, dan melingkarkan tangan kirinya untuk bantalan kekasihnya.

Blesss

"Aaaaaaahhhnnnn~", desahan panjang Hinata saat Naruto kembali memasukkan penisnya kedalam vagina hangat dan licinnya dari belakang.

Dengan gerakan normal Naruto menggerakkan pinggangnya maju-mundur.

"Ahh~ ahhhh~ nnnhhhh~ aahhh~ ahh~ kimochi~ nnnhhhh~ ahh~ ahhh~ Naru~ mmmhhh~ hmmmphh~"

Naruto memasukkan jari telunjuk dan tengahnya ke dalam mulut Hinata yang sedari tadi terbuka, sedikit meredam alunan desahan kekasihnya. Naruto juga kembali menciumi pundak mulus kekasih, merasakan feromon yang keluar dari tubuh wangi Hinata.

"Hmmmpphh~ fuahhh~ clkk~ mmhhhh", Hinata menikmati jemari Naruto dalam mulutnya. Menjilat, menghisapnya, dan membasahi jari Naruto dengan saliva nya.

Sedikit demi sedikit Naruto menaikkan tempo gerakannya, membuat ranjang ukuran king size itu bergetar dan sedikit berdencit.

"Nwaruh~ mmmhhh~ kwimochii~ hmmmmpphh~ ohhhh~ Naruhhh~ awkuhh~ ohhh~ mmhh~ ohhhhhhhhhhhhhh~", tubuh Hinata bergetar, tanda ia mencapai klimaksnya lagi.

"Hahh~ hah~ hahh~ hahhh~ hahh~", Hinata mengambil nafas dengan ritme cepat.

Naruto mengeluarkan kedua jarinya dari mulut Hinata, untuk kemudian bergerak sedikit kebawah untuk meraih buah dada lembut dan kenyal kekasihnya.

"Naru~ a- aku baru ahhh~ keluar mhhhh~ aku~ ahhh~ ahh~ masih mmmhhhh~ sangat sensitif", ucap Hinata dengan desahan saat Naruto kembali menggerakkan penisnya sambil meraba dan memainkan payudaranya.

Tidak mengindahkan ucapan Hinata, Naruto terus menusukkan penisnya kedalam vagina kekasihnya.

"Ahh~ ahhh~ nnhhhh~ ahhh~ ak- aku ahhhh~ tidak mhhhhhh~ bisa ahh~ ahhh~ uhhh~ menahannya ahh~ ah~ ahhhhhhhhhhhhhhh~", tidak berselang lama Hinata kembali orgasme.

"Na- Naru~ mhhh~ tunggu sebentar", ucap Hinata terbata-bata karena masih dalam keadaan orgasme, tubuhnya juga masih bergetar. Naruto yang mendengarnya kemudian melepas penisnya.

"Kau baik-baik saja Hime? Maaf, aku sedikit kehilangan kendali", tanya Naruto sambil memeluk tubuh telanjang Hinata dari belakang.

"Aku hahh~ baik-baik saja hah~ Naru. Biarkan hahh~ aku menikmati hahh~ orgasmeku hah~ terlebih hhhh~ dahulu", jawab Hinata sambil mengatur nafasnya.

"Umm, aku mengerti Hime", balas Naruto mengeratkan dekapannya pada Hinata. Membelai kepala wanitanya dengan sayang, menciumi rambut kekasihnya yang sedikit lepek karena keringat hasil dari kegiatan bercinta keduanya.

Posisi itu bertahan beberapa menit, hingga tubuh Hinata benar-benar sudah tidak bergetar karena orgasmenya.

"Ne, Naru", panggil Hinata.

"Mmm?", tanya Naruto

"Kau belum 'keluar'?", tanya Hinata.

"Belum, ada apa Hime?", ucap Naruto

"Maaf, hanya aku yang bersenang-senang", balas Hinata.

"Aku tetap menikmatinya Hime", ucap Naruto.

"Sepertinya 'kau' masih semangat", ucap Hinata.

Merasakan gesekan penis besar Naruto pada bokongnya masih mengeras dan berdenyut.

"Ya, aku masih semangat. Aku tidak pernah lelah untuk menikmati mu Hime", bisik Naruto, sambil menggesek-gesekkan penisnya di bokong berisi Hinata.

"Uhhhh~"

"Bagaimana kalau aku di atas Naru?", tanya Hinata.

"Yosh"

Naruto langsung telentang.

"Nikmati aku sepuasmu Hime", ucap Naruto yang sukses men-trigger Hinata untuk langsung mengambil posisi duduk di atas perut sixpack Naruto.

"Baiklah, aku akan menikmati mu Naru~"

Cupp cup slurp cupp

Hinata dengan bergairah mencium Naruto yang ada dibawahnya. Menjilat, mengulum, menghisap, merasakan seluruh bibir, lidah dan saliva Naruto.

Cuppp

Benang saliva menghubungkan lidahnya dan Naruto saat Hinata mengakhiri ciuman basah mereka.

Slurrpp

"Oishi", ucap Hinata saat ia menyesap saliva Naruto yang meluber di sudut bibirnya.

"Saatnya kembali bermain~", lanjut Hinata meraih penis tegak Naruto dengan satu tangannya. Membelainya perlahan, dan sedikit mengocoknya.

"Mmmhhhh", lenguh Naruto saat penisnya disentuh jemari jemari halus Hinata.

Hinata kemudian menggesek-gesekkan kepala penis Naruto pada bibir vaginanya yang basah.

Srett blessss

"Hnnnnnnnnnhhhhhhhhhhh~"

"Uggghhhh"

Hinata menenggelamkan penis Naruto jauh ke dalam vaginanya.

'Ahhhhh~ posisi ini tidak tertahankan', batin Hinata sambil bergetar, yang ternyata kembali orgasme hanya dengan memasukkan penis Naruto kembali kedalam vaginanya.

'Kuhhh, penis ku masuk sangat dalam, Hinata menjepit ku sangat kuat. Aku harus menahannya sedikit lagi', batin Naruto yang juga keenakan dengan posisi mereka saat ini (cowgirl a.k.a woman on top).

Perlahan Hinata menggerakkan pantatnya naik turun, memberikan sensasi berbeda pada Naruto yang ada dibawahnya.

"Ahh~ ahhhh~ nnhhhh~ ahh~ ahhh~"

"Uhh mmmhh ohhh mhhh"

Desahan dan lenguhan saling bersahutan, keduanya menikmati kegiatan bercinta mereka yang entah sudah berapa lama berlangsung. Bagi Naruto, dirinya sangat menikmati posisi ini, dimana ia dapat dengan puas memandangi tubuh erotis Hinata yang naik-turun untuk 'mengendarainya'.

Hinata yang melihat ekspresi keenakan Naruto tersenyum puas. Ia tidak hanya menaik turunkan badannya untuk bersenggama, melainkan memberikan gerakan melingkar agar vaginanya dapat menghisap penis Naruto dengan kuat yang akan menambah kenikmatan bercinta bagi kekasihnya.

Cupp cup slurp cup cupp

Setelahnya Hinata mencium bibir tebal Naruto yang ada dibawahnya. Memberikan cumbuan basah, mirip apa yang dilakukan Naruto di posisi sebelumnya.

Sambil terus menggerakkan tubuhnya, Hinata kembali 'bermain' dengan tubuh bagian atas Naruto. Wanita itu menggerayangi dada bidang dan perut sixpack kekasihnya. Memberikan kiss mark pada pangkal leher, dan mengulum puting kecil Naruto. Menikmati tiap jengkal kulit tan eksotis pria yang ia cintai.

"Uggghh ahh uhhhhh", lenguh Naruto saat Hinata menjamah tubuh atletisnya.

"Nhhhh~ ahhh~ ahh~ ahh~ mmmmmhhh~ ahh~ ahhh~ ahhh~ Naru~ uhhh~ ini sangat ~ nhhhh~ nikmat", desah Hinata saat dirinya mempercepat tempo gerakannya.

"Uhhh ya, aku hampir mencapai klimaks. Hime, ayo kita selesaikan", ucap Naruto. Kemudian ia meraih bokong Hinata, membantunya untuk mempercepat gerakannya. Pinggangnya juga ia gerakannya seirama dengan gerakan Hinata.

Plak plakk plak

Suara benturan dari bokong Hinata dan selangkangan Naruto bergema seirama dengan suara desahan dan lenguhan dari keduanya.

"Ahh~ ahhh~ nhhhh~ ahhhh~ Naru~ ahh~ ahhhh~ mhhhh~ aku keluar ahh~ ahhh~ mhhhh~ ahh~ aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh~"

Tubuh bergetar Hinata ambruk di atas tubuh kekar Naruto. Ia memeluk kekasih sambil merasakan orgasmenya.

Srettt bruk

"Maaf Hime, aku sudah tidak tahan lagi", ucap Naruto setelah dengan cepat memutar tubuhnya untuk kembali berada di atas Hinata.

"Umm, isi aku dengan cairanmu Naru~", balas Hinata pasrah karena dirinya sudah kepalang menikmati 'permainan' Naruto dari awal.

"Aishiteru Hinata", lanjut Naruto setelah mendengar balasan Hinata.

Cupp

"Aishiteru yo Naru~", balas Hinata setelah menerima ciuman penuh cinta dari Naruto.

Setelahnya Naruto menggerakkan pinggangnya untuk kembali melakukan penetrasi pada lubang vagina Hinata.

"Uhh~ ahh~ ahh~ nhhhhh~ ahhh~ Naru~ a- ahhh~ aku sangat mhhhh~ sensitif ahh~ ahhh~ ahh~ ahhhhhhhhhhhhhnnnnnn~"

'Kepalaku melayang, apakah aku mabuk? Ahh, permainan Naruto-kun membuatku terbang', batin Hinata merasakan kepalanya yang mendadak kosong lantaran klimaks hebatnya.

Naruto melanjutkan penetrasinya, kali ini sedikit cepat hingga ranjang yang digunakan keduanya sedikit bergoyang. Selain itu Naruto juga memainkan buah dada kekasihnya yang tergolong besar itu, menenggelamkan jemarinya pada gumpalan lemak wanitanya.

Jlebb jlebb jleb

Gerakan Naruto makin cepat seiring berjalannya waktu.

'Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi', batin Naruto saat dirinya ingin mencapai klimaks.

"Hime, boleh aku keluarkan didalam?", tanya Naruto yang masih melakukan penetrasinya.

"Ahhh~ uhhh~ hyaahh~ ya ahh~ keluarkan didalam ahhh~ ahh~ nhhh~ berikan aku mhhh~ ahhh~ cairan ahhh~ ahh~ hangatmu Naru~", balas Hinata patah-patah akibat desahannya.

"Mau keluar bersamaan Hime?"

"Uhhh~ ya ahhh~ ahhh~ ayo keluar ahh~ mhhh~ bersamaan Naru~ ahh~ nhhhh~ ahhh~ ahhh~ ahh~ ahhhh~ uhhh~ nhhhh~ ahhh~"

"Aku keluar Hime ugggggggghhhhhhhhhh"

Spurrrrtt spurrrtt spuuurrrtt spurrt spurrt

"Ya ahh~ ahh~ aaaaaaaaaaaahhhhhhhhh~"

Keduanya mencapai klimaks hebat. Cairan cinta Hinata dan sperma Naruto bercampur keluar dari vagina sempitnya. Tubuhnya bergetar menikmati orgasme yang sudah tidak terhitung berapa kali. Keduanya basah keringat akibat permainan panas mereka yang entah sudah berapa lama mereka mainkan.

'Ahh, hangat. Cairan Naruto-kun memenuhi rahimku', batin Hinata merasakan perutnya menghangat karena semburan sperma Naruto yang memenuhi rahimnya.

Naruto tumbang, menindih Hinata yang ada dibawahnya, memeluk wanita itu. Menciumnya, sebelum berbaring di sebelah kanan wanita itu sambil tetap merengkuh kekasihnya dalam pelukannya.

"Bagaimana Hime, apakah kau puas dengan queen service yang kuberikan?", tanya Naruto setelah ritme nafasnya kembali normal sambil mengelus-elus kepala Hinata dengan lembut.

"Uhh~ ya, aku sangat menikmatinya Naru", jawab Hinata yang masih merasakan sisa-sisa orgasmenya.

"Jika boleh, aku ingin kau melakukannya lagi", lanjut Hinata.

"Tentu, bagaimana jika sebulan sekali?", tawar Naruto.

"Umm, aku setuju. Akan bosan jika dilakukan terlalu sering. Bukan begitu Naruto-kun?", balas Hinata.

"Ha'i Hime", ucap Naruto sambil tersenyum. Kemudian mendekatkan bibirnya ke dahi Hinata.

"Naruto-kun", panggil Hinata, menempelkan keningnya ke dahi Naruto.

"Ha'i Hinata?", jawab Naruto.

"Arigatou, perasaan dan pikiranku jadi lebih baik. Terima kasih untuk semuanya Naruto-kun", ucap Hinata menatap dalam manik safir kekasihnya.

"Douitashimashite, Hinata. Aku akan selalu bersamamu dan mendukungmu. Jadi, kembalilah ke pelukanku jika dirimu merasa lelah dengan kegiatanmu. Aku akan selalu memanjakan mu Hime", balas Naruto sambil membelai pipi merona dan menatap mata amethyst Hinata yang sedikit berkaca-kaca.

Cup

Kecupan manis mendarat di kening Hinata. Sebuah simbol kasih sayang Naruto untuk kekasihnya yang sangat ia cintai.

"Aku mencintaimu, Hinata"

"Aku juga mencintaimu, Naruto-kun. Sungguh mencintaimu"

Cup cupp cup

Keduanya kembali bercumbu mesra untuk mengakhiri kegiatan bercinta mereka, cumbuan penuh luapan rasa cinta dari Naruto dan Hinata.

Dibawah selimut hangat, keduanya berpelukan tanpa sehelai benang. Berbagi kehangatan melalui tubuh dan cinta kasih diantara keduanya. Wajah bahagia tampak dari Naruto dan Hinata. Sebelum akhirnya Hinata terlelap lebih dulu, meninggalkan Naruto yang masih membelainya dalam peluknya.

"Oyasumi, Hinata"

Cup

04:45 - End