Queen Service - Overdrive
Naruto by Masashi Kishimoto
Fiction by Izumi Azues
Rated : M (Mature)
Warning : Explicit Content
All characters is above 21 years old
10:00 - NaruHina's Bed
"Nghhhhh~", lenguhan Hinata saat terbangun karena cerahnya sinar matahari yang sedikit menerobos gorden kamar miliknya dan kekasihnya itu.
Matanya mengerjap beberapa kali agar ia tidak kembali tertidur. Saat kesadarannya telah utuh, ia melihat kekasihnya yang tengah terlelap dengan posisi miring menghadap dirinya, dengan lengan kekar yang masih melingkar di pinggangnya.
'Hihihi', tawa kecil Hinata dalam hatinya ketika sadar bahwa posisi mereka tidak berubah dari awal mereka bersiap tidur, sesaat setelah bercinta semalam.
Setelahnya wanita itu semakin mendekatkan badannya ke tubuh kekasihnya itu. Memeluknya, untuk menyalurkan kehangatan tubuhnya pada pujaan hatinya.
Merasakan sebuah gerakan yang ada pada kasurnya, perlahan kelopak mata yang menyembunyikan manik biru itu terbuka. Mata pria itu langsung tertuju pada wanita dalam pelukannya. Ia tersenyum, karena kekasihnya itu sedang memeluk dirinya sambil menggosok-gosokkan kepalanya pada dada bidangnya.
"Ohayou, Hinata", sapa pria itu pada wanita yang ada di dekapannya.
"Ohayou, Naruto-kun", Hinata sedikit mendongak untuk membalas sapaan kekasihnya.
Cup
Setelahnya wanita itu memberikan ciuman selamat pagi pada kekasihnya.
"Jam berapa ini Hinata?", tanya Naruto setelah Hinata memberikan morning kiss kepadanya.
"Jam 10. Apakah Naruto-kun ada urusan?", jawab Hinata sembari melempar tanya pada Naruto.
"Umu, sepertinya aku akan sibuk untuk bermesraan denganmu", jawab Naruto sambil memejamkan matanya, membuat ekspresi seperti berpikir.
"Hihi, Naruto-kun gombal", ucap Hinata sedikit terkikik sambil kembali memeluk Naruto.
"Tapi… Itu ide bagus", lanjutnya dengan semburat merah di kedua pipinya dan tatapan menggoda.
"Ahaha, kau ini", ucap Naruto saat diserang oleh tatapan menggoda kekasihnya itu. Sedikit gemas, Naruto kembali memeluk tubuh telanjang Hinata.
"Ne, Naruto-kun", panggil Hinata sambil menatap mata kekasihnya.
"Mmm? Ada apa Hinata?", tanya Naruto sambil membelai pipi Hinata.
"Seperti biasa, 'milikmu' selalu semangat saat bangun tidur", ucap Hinata kembali dengan nada menggoda saat dirinya merasakan pahanya bergesekan dengan kejantanan kekasihnya yang mengeras.
"Kurasa hampir seluruh laki-laki mengalaminya. Tapi, selain itu… Ada kau di sini dan aku selalu memikirkanmu Hinata", ucap Naruto, tidak memungkiri ucapan kekasihnya itu yang bisa membuatnya selalu terangsang.
"Naruto-kun", Hinata menunduk, agak sedikit malu karena ucapan Naruto.
"Ne, darling. Need some help?", setelahnya ia kembali menatap Naruto, menawarkan 'bantuan' untuk berbuat sesuatu pada kejantanan kekasihnya itu.
"Kau yakin? Kau sudah cukup istirahat?", tanya Naruto, khawatir kekasihnya kelelahan karena mereka baru bercinta semalam suntuk.
"Ha'i, Naruto-kun. Aku baik-baik saja, dan kupikir Naruto-kun belum puas dengan permainan semalam, karena hanya orgasme sekali", ucap Hinata dengan senyumnya meyakinkan Naruto bahwa ia baik-baik saja.
"Ahaha, kau terlihat puas dan letih secara bersamaan semalam. Lagipula masih banyak waktu di akhir pekan ini, jadi kita bisa 'melakukannya' kapan saja", Naruto berkata dengan sedikit terkikik.
"Ahaha, Naruto-kun terlalu jujur", ucap Hinata juga sambil tertawa renyah, ia menyukai kejujuran kekasihnya itu.
"Tapi, Naruto-kun juga harus menikmatinya, jadi jangan menahannya. Aku juga akan memanjakan mu", sambung Hinata, menatap kekasihnya sambil mengusap-usap rahang tegas Naruto.
"Hinata", Naruto terpaku mendengar ungkapan tulus kekasihnya.
"Jaa, onegaishimasu", lanjut Naruto menerima 'tawaran' Hinata.
"Ha'i, Naruto-kun", ucap Hinata senang dengan jawaban kekasihnya.
Cupp cup cupp
Setelahnya Hinata memberikan kecupan kecil pada dada bidang Naruto, yang langsung memberikan sensasi unik padanya.
"Uhhhhh", lenguhan berat Naruto, menikmati cumbuan Hinata pada dada bidangnya.
Cup cup cupp
Setelah puas mencumbu dada bidang kekasihnya, Hinata kemudian memberikan kecupan pada leher milik Naruto. Menciumnya dan memberikan sedikit gigitan kecil hingga menimbulkan kissmark pada leher kokoh kekasihnya.
"Ughhhh ohhh", kembali Naruto melenguh menikmati cumbuan kekasihnya.
Mendengar lenguhan nikmat Naruto, Hinata menghentikan cumbuannya.
"Apakah Naruto-kun menyukainya?", tanya Hinata dengan nada menggoda.
"Uhhh, ya aku sangat menyukainya, sangat nikmat. Bisakah aku mendapatkannya lebih banyak Hinata?", ucap Naruto dengan wajah bersemu merah dan mulut yang sedikit terbuka untuk mengatur nafasnya.
"Tentu Naruto-kun, sekarang giliran ku untuk memanjakanmu", ucap Hinata sambil memainkan jemarinya pada dada bidang kekasihnya.
"Bersiaplah Naruto-kun"
Sett bruk
Hinata kemudian mendorong Naruto hingga posisinya terlentang, lalu menindih pria itu. Selimut yang menutup tubuh telanjang keduanya ia singkirkan agar tidak menghalangi kegiatan wanita itu untuk memanjakan kekasihnya.
Cup cupp cup
Tanpa berlama-lama Hinata mencium bibir Naruto sedikit agresif. Naruto yang ada di bawah hanya bisa pasrah menikmati permainan Hinata. Bukan karena merasa dipecundangi, namun ia tau bahwa wanitanya itu memang ingin bermain-main dengan tubuhnya. Ia ingin wanitanya melakukan kegiatan yang ia suka, selain itu dirinya sendiri juga sangat menikmati sentuhan dari wanitanya.
Cupp slurrrppp slurrp cup
Hinata menggunakan lidahnya untuk menjilati bibir tebal Naruto. Menikmatinya seakan bibir itu adalah gula-gula manis.
Cuppp
Setelah puas menjilati bibir kekasihnya, Hinata kemudian memegang dagu Naruto, bermaksud membuka mulut pria yang ada dibawahnya itu. Naruto yang paham keinginan Hinata kemudian membuka mulutnya, dan menjulurkan lidahnya.
Cupp cup slurrrppp cup cup
Tanpa berlama-lama Hinata menyambut juluran lidah Naruto, mengecupnya, menjilatinya, dan menyedotnya dengan penuh gairah.
"Mhhhhhh~ ahhhh~ ahh~", desahan Hinata keluar saat dirinya menikmati lidah milik kekasihnya itu.
Seperti Hinata yang menikmati lidahnya, Naruto juga merasakan hal yang sama. Namun lenguhannya tertahan karena wanitanya telah menguasai mulutnya dengan permainannya yang lihai.
Slurrrrrppp cup
"Ahhhh~ seperti biasa, bibir dan lidah Naruto-kun membuatku candu hihihi", Hinata berucap sambil memainkan bibir Naruto yang basah akibat ulahnya.
"Hahhh hahh hah kau semakin lihai Hinata. Aku hampir kewalahan hahh hah hahh", balas Naruto dengan nafas tersengal. Wajahnya bersemu merah dengan mulut yang sedikit terbuka dan saliva yang merembes dari sudut bibirnya.
"Ne, Naruto-kun. Julurkan lidahmu lagi", pinta Hinata sambil kembali membuka mulut Naruto.
Tanpa pikir panjang Naruto kemudian menjulurkan lidahnya sesuai permintaan kekasihnya. Hinata kemudian memberikan kecupan kecil sebelum dirinya ikut menjulurkan lidahnya ke bawah untuk memberikan salivanya pada Naruto yang ada dibawahnya.
Setelahnya Hinata kembali bermain-main dengan lidah Naruto, mencampur adukkan salivanya dengan saliva kekasihnya menggunakan jarinya.
"Fuahhhh~ sekarang telanlah Naru~", ucap Hinata.
Glupp
Naruto kemudian menenggak habis saliva yang diberikan Hinata kepadanya. Manis ia rasakan saat menelan cairan bening itu.
"Hahhh hahh hah", Naruto mengatur nafasnya kembali.
"Oishi?", tanya Hinata pada Naruto.
"Umm, oishi Hinata. Berikan aku lagi, aku menyukainya", jawab Naruto dengan wajah yang bersemu merah. Tidak ia pungkiri, ia sangat menyukai cairan saliva wanita yang dicintainya itu.
"Hihihi, Naruto-kun kawaii. Jaa~ aku akan memberikannya hingga Naruto-kun puas", ucap Hinata sedikit terkikik geli karena kekasih tampannya yang sangat populer di kampusnya dulu saat ini sedang memintanya untuk memberikan salivanya dengan wajah merah padam.
Kemudian Hinata kembali memberikan 'hal' yang diinginkan oleh Naruto. Cukup lama mereka melakukannya. Hingga.
"Uhhhh~ Ne, Naru~. 'Milikmu' berdenyut hebat~", ucap Hinata setelah puas memberikan Naruto cumbuan dan saliva miliknya. Ia merasakan kejantanan Naruto berdenyut yang bersinggungan dengan bokongnya.
"Hahhh hah. Ya, aku sangat ingin 'keluar'. Bisakah kau bantu aku Hinata? Hahh hah hah", Naruto berbicara dengan nafas yang berderu.
"Dengan senang hati Naru~", ucap Hinata mengiyakan permintaan Naruto untuk mencapai klimaksnya.
Sreett
Hinata berpindah ke sisi kiri Naruto. Mendekapnya dari samping, mensejajarkan kepalanya pada dada bidang kekasihnya. Mengangkat sedikit lengan kekar Naruto, bermaksud memindahkan agar pergerakannya lebih bebas.
"Baiklah aku mulai Naru~. Don't hold back, just cum whenever you want, darling~", ucap Hinata dengan nada sensual yang semakin meningkatkan birahi Naruto.
Hinata kemudian mulai menggenggam kejantanan kekasihnya yang sudah sangat keras dengan precum yang sudah meluber menutupi kepala penis itu.
"Uggghhhh", Naruto melenguh merasakan kejantanannya disentuh dengan tangan halus Hinata.
Dengan gerakan perlahan Hinata mulai menaik-turunkan tangannya, mengocok kejantanan yang penuh pembuluh darah dan saraf itu. Memberikan Naruto kenikmatan.
"Uhhhh~ bagaimana? Sangat nikmat bukan? Naru~", tanya Hinata, yang tetap menggoda Naruto. Dirinya sendiri juga terangsang, dan ketika ia menyentuh selangkangannya, vaginanya sudah basah. Setelahnya ia menggesek-gesekkan jemarinya, Hinata masturbasi sambil tetap memberikan Naruto handjob.
"Uhhhh ohhhh ya, ini sangat nikmat Hinata. Aku bisa keluar kapan saja", jawab Naruto sambil menahan ejakulasinya yang bisa keluar kapan saja.
"Jaa, keluarkan saja Naru~, jangan ditahan mmmhhh~", ucap Hinata, lalu menghisap puting kecil milik kekasihnya yang sudah tidak berdaya akibat serangannya itu.
'Ahhhh ini sangat nikmat, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menikmati ini', ujar Naruto dalam hatinya.
Slurrrpp slurpp
Hinata menghisap puting kiri Naruto dengan penuh nafsu, dan menjilatinya dengan gerakan memutar untuk menambah rangsangan pada kekasihnya.
"Uhhhhh ohhhh yaahh tetap disana Hinata", ucap Naruto sambil terus melenguh keenakan saat Hinata mengocok dari pangkal kepala hingga ujung kepala kejantanannya.
"Hora~ jangan ditahan Naru~ uhhhhh~", ucap Hinata masih mengocok penis Naruto dengan tangan kirinya yang basah dan licin karena cairan percum pria yang dicintainya itu terus meluber. Ia juga terus memainkan jemari kanannya untuk masturbasi.
"Ohhhhh uhhhh uggghhh ahhhh, sebentar lagi aku keluar Hinata ahhh uhhh"
Sluurrrpp cup slurrpp
Kembali Hinata menghisap dan menjilati puting kecil Naruto.
"Ohhhh Hinata aaahhh aku uhhhhh ingin keluar ahhh"
"Mmmmhhhh~ yahh~ keluarkan saja Naru~"
"Ahhhhh ak- aku keluar uhhhhhh hahhhhh hahhhh"
"Yah~ ahhh~ ahhhh~ aaaaaaaaaaaaahhhhh~"
Spluurrrttt splurrttt spluuuurrrtt splurrtt splurrtt
Naruto mengeluarkan sperma dalam jumlah banyak. Mengenai perut sixpack nya serta melumuri jemari Hinata dan penisnya. Hinata juga mengalami orgasme karena permainan 'solo' nya, tubuhnya bergetar.
"Hahhh hahhhhh hahh"
"Ahhhhh~ hahhh~ huhhhh~"
Keduanya mengatur nafas sembari menikmati sisa-sisa orgasme hebat mereka.
"Hinata hahhh, kau juga klimaks? Hahhh hahh apakah kau masturbasi?", sambil mengatur nafas, Naruto yang baru sadar bahwa Hinata juga mengalami orgasme bertanya pada wanita itu.
"Uhhhhh~ yahh~ aku juga ahhh~ tidak tahan Naru~", jawab Hinata juga sambil mengatur nafasnya.
"Naruto-kun keluar sangat banyak, namun penismu masih ereksi. Sudah kuduga Naruto-kun belum puas hanya dengan satu kali orgasme", ucap Hinata kembali tangannya mengocok penis perkasa milik kekasihnya itu yang telah berlumuran sperma miliknya.
"Uuugggghhh hahhhhh yahh kau benar uhhhh Hinata, a- aku ughhh belum puas ohhhh aku juga hhhhh menahan untuk tidak ahhhh masturbasi selama uhhhhh kau tidak ada", Naruto berbicara terbata sambil melenguh menikmati jemari Hinata yang kembali mengocok penisnya dengan tempo lambat.
"Akhirnya Naruto-kun jujur hihihi. Jaa, karena saat ini ada aku, aku akan benar-benar membuatmu puas Naru~", ucap Hinata dengan nada menggodanya.
Srett bruk
Kembali Hinata menindih Naruto, namun keduanya saat ini memperagakan posisi sex sixty-nine.
"Naru~ aku juga ingin merasakan kenikmatan. Kumohon manjakan vaginaku", ucap Hinata sambil menyodorkan pantat sexy nya ke hadapan Naruto.
"Tentu Hinata" jawab singkat Naruto, yang kemudian langsung menjilati dan menghisap bibir vagina Hinata yang basah.
Cup sluuuurrpp slurrpp cupp
"Hyaahhh~ ahhh~ yahh~ tetap disana Naru~", desahan Hinata tak tertahankan saat Naruto mulai mengobrak-abrik bibir vaginanya dengan lidahnya.
Tidak tinggal diam Hinata kemudian mengulum kepala penis Naruto, menjilatinya dalam mulut basahnya. Merasakan rasa dari sisa sperma Naruto akibat ejakulasinya tadi.
Slurrrpppp
"Ahhhhhh~ sperma Naruto-kun sangat nikmat seperti biasanya", ucap Hinata setelah menelan habis sisa-sisa sperma yang melumuri penis dan perut sixpack Naruto.
"Cairan vaginamu mmmhhhh juga sangat nikmat Hinata mmmmhh", balas Naruto sambil tetap menjilati dan mengulum bibir vagina Hinata yang tidak berhenti mengeluarkan cairan cintanya.
"Aaaahhhh~ yaa~ jangan berhenti Naru~", desah Hinata.
Slurrppp slurrpp
Kembali Hinata mengulum kepala penis Naruto, menaik-turunkan kepalanya untuk memberikan rangsangan lebih pada kekasihnya itu.
Clkkk clkk clkk clkk
"Mmmmhhh~ ooohhhh~ ngoahhh~ ahhh~ ahh~ Naru~ gawat ahhh~ aku mhhh~ sangat ingin meminum spermamu", ucap Hinata susah payahnya setelah melepaskan kulumannya pada penis Naruto.
"Uhhhhh ya kau bisa mhhhh menikmatinya Hinata", ucap Naruto masih sambil mencumbu vagina rapat milik kekasihnya.
"Jaa~ itadakimasu~", ucap Hinata seperti ingin menyantap sesuatu.
Blessss
"Ugggghhhh Hinata ohhh ini sangat nikmat hhhhh", Naruto mendesah saat Hinata mengulum habis penisnya dari ujung hingga pangkalnya. Hinata memasukkan penis besar Naruto hingga ke kerongkongannya yang membuat kekasihnya merasakan kenikmatan luar biasa pada kejantanannya.
Sluuuurrrppp gluppp sluurrrrp
Kepala Hinata naik turun untuk memompa penis Naruto. Wanita itu memberikan deepthroat pada kekasihnya yang ada dibawahnya. Campuran saliva Hinata dengan precum Naruto merembes keluar dari bibir wanita itu.
'Ahhhh ini tak tertahankan. Penis Naruto-kun sangat nikmat. Dan vaginaku sangat basah karena permainan Naruto-kun. Uhhhhh aku bisa klimaks kapan saja', jerit dalam hati Hinata merasakan kenikmatan bercinta.
Sluuurrrpp slurrrpp glupp slurrpp
"Mmmhhhhh~ mmhhh~ mhhh~ mmmmhhh~"
"Hhhhh uhhhhhh ohhhhh hhhhhh"
Keduanya menikmati kuluman mereka. Menikmati tiap tetes cairan cinta yang keluar dari alat vital keduanya.
"Ssssshhh Hinata aku hhhhh mau keluar ohhh"
"Mhhhhh~ mmmhhh~ mhhhh~"
"Ohhhhh ohhh ghhhhhhhhhhh Hinata hhhhhh"
"Mmmmmmppppppphhhhh~"
Splurrrrttttt glup spluuurrrttt glupp spluuurrtt glup
Naruto mengeluarkan sperma kentalnya di dalam kerongkongan Hinata yang langsung ditelan habis tanpa sisa olehnya. Setelahnya Hinata membersihkan sisa-sisa precum dan sperma yang ada pada kepala penis Naruto.
"Fuaaaahhhh~ gochusousamadeshita ahhhh~ uhhh~", ucap Hinata diiringi desahan yang keluar dari mulutnya setelah selesai 'menyantap' penis Naruto.
Kemudian Hinata berbalik badan dan menghampiri wajah kekasihnya untuk menciumnya.
Cupp
Hinata memberikan ciuman singkat sebelum memeluk kekasihnya yang ada dibawahnya.
"Hahhh~ apakah kau menikmatinya Naru~? Uhhh~", tanya Hinata dengan posisi tengkurap menindih Naruto.
"Yahh hhhh aku sangat menikmatinya Hinata hahhh", jawab Naruto yang masih mengatur nafasnya hasil klimaks yang barusan ia dapatkan.
"Yokatta~ ahhh~ hahh~", ucap Hinata dengan desahan, ia juga mengatur nafasnya setelah melakukan deepthroat. Dirinya juga merasakan orgasme berkat Naruto yang 'bermain' dengan vaginanya.
"Aku mencintaimu Naru~", sambung Hinata, mengungkapkan rasa cintanya pada sang kekasih.
"Aku juga mencintaimu Hinata", jawab Naruto sambil mengelus manja kepala Hinata yang bersandar pada dada bidangnya.
Mereka masih di posisi itu beberapa menit untuk mengatur nafas dan menetralisir sensasi setelah keduanya mengalami klimaks.
"Wahh, sudah tengah hari. Kita melewatkan sarapan", ucap Naruto setelah melihat jam digital di meja samping tempat tidurnya.
"Ahh, Naruto-kun benar. Sudah jam 12:33", balas Hinata membenarkan ucapan Naruto setelah ia juga melihat jam itu.
"Yosh, ayo pergi mandi. Kemudian kita makan siang. Kau ingin makan apa Hinata?", tanya Naruto.
"Ummm, aku ingin makan hamburg buatanmu", jawab Hinata sambil melempar senyum manisnya.
"Ha'i dengan senang hati", ucap Naruto mengabulkan permintaan Hinata sambil membalas senyum pada wanita yang menidurinya itu.
"Yatta!", Hinata bersorak kecil mendengar jawaban kekasihnya.
Naruto yang mendengarnya hanya bisa tersenyum gemas sambil memeluk wanitanya.
"Baiklah, ayo pergi mandi. Lalu kita makan siang", ajak Naruto.
"Ha'i Naruto-kun", jawab Hinata mengiyakan ajakan kekasihnya.
Mereka kemudian bangkit dari ranjang hangat milik keduanya untuk pergi mandi bersama. Setelah kegiatan mandi bersama, mereka kemudian turun ke dapur untuk menyiapkan makan siang.
Terlihat seorang pria yang mengenakan kaos oblong berwarna putih polos dan celana pendek selutut warna caramel, ia sedang menggiling daging yang barusan dipotong dadu.
Disampingnya ada seorang wanita yang mengenakan apron serta t-shirt putih oversize hingga menutupi sebagian paha mulusnya dan skinny short pants berwarna senada yang sedang memotong bawang bombay.
Keduanya terlihat asik menyiapkan makan siang mereka.
"Ne, Naruto-kun", panggil wanita yang ada di samping pria itu, sambil tetap memotong-motong bawang bombay.
"Umm, ada apa Hinata?", tanya Naruto sambil terus memutar alat penggiling daging.
"Bagaimana kabar Kitsunebi?", tanya Hinata mengenai usaha cafe dan bar milik kekasihnya itu.
"Semuanya baik, bulan depan aku akan rencanakan untuk membuka cabang baru di daerah Chiba", ucap Naruto, melempar senyum pada Hinata.
"Benarkah? Omedetou Naruto-kun, aku senang mendengarnya", Hinata senang mendengar kabar itu, ia bangga pada kekasihnya karena usaha yang ia jalankan berjalan baik.
"Ehehe arigatou Hinata", balas Naruto sedikit cengengesan sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Jadi, sudah berapa banyak cabang yang sudah buka Naruto-kun?", tanya Hinata kembali untuk memperpanjang obrolan mereka.
"Ummm, 1. 2. 3… Ahh, ada 11", jawab Naruto dengan pose berpikir.
"Sugoi, aku sangat bangga padamu", ucap Hinata melepaskan pisau yang ia genggam lalu memeluk sang kekasih.
"Ahaha kau terlalu memujiku Hinata. Tapi, terimakasih. Aku bisa sampai titik ini juga karena berkatmu yang selalu menemani dan banyak membantuku. Arigatou Hinata", ucap Naruto membalas pelukan kekasihnya. Dengan penuh kasih sayang ia membelai punggung dan kepala Hinata saat memeluknya.
"Hihi, douitashimashite Naruto-kun. Aku akan selalu di sisimu", tawa kecil Hinata dalam pelukan kekasihnya. Sedikit tersipu malu karena Naruto sangat menghargai dan menyayanginya.
"Jaa, ayo kita selesaikan masakannya. Ku yakin kau juga sudah lapar", ucap Naruto setelah merasa cukup berpelukan dengan Hinata.
"Ha'i Naruto-kun", balas Hinata.
Setelah mereka berdua menyelesaikan masakan yang mereka buat, pasangan itu kemudian menyantap makan siang itu sambil bersenda gurau disertai obrolan hangat yang menambah cita rasa masakan jadi lebih enak.
"Fuahhh~ aku kekenyangan Naruto-kun hehehe. Masakan mu selalu enak", Hinata sedikit tertawa setelah menelan potongan daging hamburg terakhirnya.
"Ahaha syukurlah kau menikmatinya Hinata", ucap Naruto membereskan peralatan makan mereka ke wastafel untuk ia cuci.
"Setelah makan aku ingin menggerakkan tubuhku", ucap Hinata sambil meregangkan tangannya ke atas.
"Jaa, berenang lah di atas Hinata. Aku akan menyusulmu setelah mencuci piring", ucap Naruto memberikan saran untuk berenang di kolam renang yang ada di lantai dua rumahnya.
"Wahh, ide bagus. Baiklah, aku akan kesana lebih dulu", ucap Hinata menerima saran yang dilontarkan Naruto untuk berenang. Setelahnya wanita itu bangun dari kursi meja makan dan berjalan menuju lantai dua rumah itu untuk berenang.
"Umm, aku akan segera menyusul mu Hinata", ucap Naruto yang melihat kekasihnya itu beranjak pergi ke lantai dua.
14:30 - Swimming Pool
Terlihat seorang wanita muda berdiri di pinggir kolam renang, melakukan gerakan stretching ringan untuk meminimalisir cedera otot. Tubuh wanita sexy itu hanya dibalut T-Back Thong Swimsuit berwarna putih polos, memamerkan tubuh ramping erotis dengan ukuran payudara besar dan bokong kencangnya. Rambut biru kelam panjangnya dikuncir agar tidak menghambat pergerakan pemanasan yang dilakukannya.
Setelah cukup melakukan pemanasan, wanita cantik itu menghampiri bench kolam renang dan duduk diatasnya. Kemudian mengambil water based sunscreen yang ada di meja dekat bench itu, menuangkan cairan itu pada telapak tangannya sebelum mengoleskannya pada tangan, kaki dan perutnya.
"Cuaca yang bagus untuk berenang, bukan begitu Hinata?", ucap pria yang menghampiri wanita itu sambil membawa dua gelas minuman yang ada di tangannya. Pria itu bertelanjang dada, memperlihatkan otot dada dan perut sixpacknya. Ia hanya mengenakan boxer pendek berwarna hijau tosca.
"Ya, cuaca yang bagus Naruto-kun", jawab wanita itu sedikit menghentikan kegiatan mengoles sunscreen pada tubuhnya.
"Apakah Naruto-kun juga akan ikut berenang bersamaku?", tanya Hinata, lalu berdiri berhadapan dengan Naruto.
Sesaat Naruto memperhatikan kekasihnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Tentu, siapa yang akan melewatkan kesempatan berenang bersama wanita cantik dan sexy sepertimu Hinata?", ucap Naruto ringan sambil menaruh gelas berisi minuman yang ia bawa, tanpa sadar ucapannya sudah membuat kekasihnya tersipu malu.
"Mou, Naruto-kun berlebihan", ucap Hinata salah tingkah dengan wajah bersemu merah.
"Ahaha tidak, aku tidak berlebihan. Kau sangat indah di mataku Hinata", Naruto melontarkan pujian sambil mendekati Hinata yang berdiri di depannya. Memegang dagu wanita cantik itu, memandang lurus mata amethyst berkilau milik wanitanya, dan menikmati indahnya bentuk wajah sang kekasih. Sebelum.
Cupp
Ciuman manis berhasil didaratkan Naruto pada bibir ranum Hinata. Mengecupnya dengan perlahan, menikmati manis dari bibir kekasihnya tanpa bosan. Detik-detik berlalu ciuman manis itu terus berlangsung. Hingga.
Sett
"Naru~ aku ingin berenang", ucap Hinata sedikit mendorong Naruto untuk melepaskan ciuman yang bisa membuatnya mabuk kepayang itu. Pipinya sudah merah padam, tidak dipungkiri bahwa ia juga tidak rela melepaskan ciuman manis itu.
"Ahh, maaf Hinata. Aku sedikit tidak tahan denganmu", ucap Naruto.
"Umm, aku tau Naruto-kun", ucap Hinata sangat memaklumi kekasihnya itu.
"Ne, Naruto-kun. Bisa bantu aku untuk mengoleskan sunscreen di punggung ku?", sambung Hinata kembali duduk di bench kolam renang itu.
"Tentu Hinata. Berikan aku krimnya", ucap Naruto.
Setelahnya Naruto mulai mengoleskan sunscreen itu pada punggung mulus kekasihnya yang sedang berbaring tengkurap pada bench kolam renangnya.
Desahan halus Hinata mengalun seirama dengan olesan yang dilakukan oleh Naruto. Dengan telaten Naruto mengoleskan krim penahan sinar UV itu di punggung dan bokong sexy kekasihnya. Setelah dirasa cukup Naruto kemudian mengikat simpul tali bikini yang dikenakan Hinata.
"Arigatou Naruto-kun", ucap Hinata berterima kasih pada Naruto yang telah mengolesinya dengan sunscreen. Wanita itu mengubah posisi tiduran nya menjadi duduk di bangku.
"Douitashimashite Hinata", balas Naruto sambil melemparkan senyumannya.
"Apakah Naruto-kun ingin ku olesi juga?", tawar Hinata.
"Emm, aku tidak pernah menggunakannya saat berenang. Tapi, untuk saat ini aku sangat ingin menggunakannya", jawab Naruto dengan seringai nakalnya.
"Baiklah, berbaringlah Naru~", ucap Hinata juga dengan tatapan nakal dan lidah yang menyeka sudut bibirnya. Ia lalu mendorong perlahan tubuh kekar kekasihnya hingga setengah berbaring, kemudian mendudukkan dirinya di atas selangkangan kekasihnya.
Setelah itu Hinata mengambil sunscreen lalu menuangkan agak banyak pada telapak tangannya, menggosok-gosokkan di kedua tangannya sebelum mengoleskannya ke tubuh bagian depan kekasihnya.
"Naruto-kun~", panggil Hinata dengan nada sensual, sambil tetap membalurkan sunscreen itu di dada bidang Naruto.
"Ya, Hinata?", jawab Naruto.
"Naruto-kun mengatakan aku sexy~. Tapi, lihatlah ini. Kau juga sangat sexy Naru~", ucap Hinata sambil menggerayangi tubuh atletis milik kekasihnya yang licin akibat sunscreen. Jemarinya aktif bermain pada area dada dan perutnya.
"Mmmmh ya, aku tau Hinata. Dan hanya dirimu yang bisa menikmatinya", balas Naruto sambil menahan lenguhannya, ia pasrah. Dirinya cukup terangsang karena jemari kekasihnya yang menyentuh beberapa titik sensitif di bagian perut dan dadanya.
Kejantanan milik pria berambut kuning itu membesar dan berkedut akibat rangsangan yang diberikan oleh kekasihnya itu. Hingga wanita yang duduk di atasnya merasakan bahwa penis pria yang ada dibawahnya sedang 'on fire' karena bergesekan secara tidak langsung dengan vaginanya.
"Ne, Naru~. Bolehkah aku 'memakanmu' lagi?", Hinata membisikkannya tepat di samping telinga kanan Naruto. Memohon untuk 'memakannya' lagi seperti saat mereka bangun tidur tadi.
"Hhhhhh ya, lakukanlah Hinata. I'm yours honey", jawab Naruto, merelakan lagi tubuhnya dijamah sedemikian rupa oleh belahan jiwanya.
Perlahan wanita itu turun dari atas tubuh Naruto, dan berlutut tepat di depan selangkangan pria itu yang kemudian membuka celana boxer itu hingga menampakkan penis besar milik Naruto.
"Ahhhh~ Naruto-kun sudah sangat keras dan berdenyut~", ucap Hinata setelah membuka celana pendek Naruto.
"Uhhhhhh", lenguhan berat keluar dari mulut Naruto saat kejantanannya berhasil dibebaskan kekasihnya.
Lick lick slurrrp
Hinata mulai menjilati batang penis Naruto. Memberikan rangsangan kenikmatan untuk pria itu.
"Hummm~ ohhh~ clkkk~ ahhh~ oishi~", desah Hinata mengulum kepala penis besar kekasihnya.
Clkkkk slurrrppp clkkk slurpp
Hinata mulai menggerakkan kepalanya naik turun untuk mengulum penis Naruto. Tangannya yang bebas mengocok pelan batang kejantanan itu memberikan tambahan rangsangan untuk kekasihnya.
"Ughhhhh ohhh Hinata hhhhh ini sangat nikmat uhhh", lenguhan Naruto menikmati service yang diberikan kekasihnya.
Slurrrpp clkkk clkkk clkkkk clkk
Tanpa menjawab ucapan Naruto, Hinata tetap mengulum kepala penis dan mengocok batang kejantanan itu. Menikmati kejantanan milik kekasihnya itu secara perlahan menggunakan mulutnya.
"Hmmm~ mhhhh~ clkkk~ ohhhh~ mmhhh~", desah Hinata saat mengulum penis kekasihnya.
"Uhhhh aku hhhhh ingin keluar uhhh Hinata", ucap Naruto kesulitan karena rangsangan hebat kekasihnya.
"Ohhhh~ gohhhh~ mhhh~ ywahh~ kewluarkhan~ mhhhh~ swajah~ Nwaruh~" ucap Hinata kurang jelas karena ia tidak melepaskan kulumannya pada kepala penis Naruto.
Clkkkk clkkk slurrrp clkk clkkk
Hinata semakin mempercepat gerakan kulumannya, ia gunakan lidahnya untuk menjilati kepala penis pria itu dalam mulutnya dengan gerakan memutar. Sembari tetap mengocok batang penis Naruto dengan tempo pelan yang membuat pria itu merasakan dua sensasi berbeda pada kejantanannya.
"Ohhhh yaaahhh uhhhhh aku keluar Hinata aggghhhh"
Splurrrttt splurttt splurttt splurrrttt splurttt
"Uggggghhhhhhhhh hahh hahhh hhhh ghhhhh"
"Hempppphhhhhhhhhh~ mmmmmhhhh~"
Naruto menembakkan sperma segarnya dalam mulut Hinata dalam jumlah banyak yang sedikit meluber pada sudut bibir kekasihnya itu.
"Mmmmhhhhh~ clkkkk~ mmhhhh~ aaaaa~" desahan halus Hinata setelah melepas kulumannya pada penis Naruto. Wajah erotisnya menyala merah. Ia membuka mulutnya, memperlihatkan pada Naruto spermanya yang bercampur dengan saliva dalam mulutnya.
Naruto yang melihat suguhan 'pemandangan' erotis kekasihnya lalu menjulurkan tangan kanannya, meraih dagu kekasihnya sebelum memasukkan jari telunjuk dan tengahnya pada mulut Hinata. Memainkan lidah wanitanya yang penuh dengan sperma putih dan kental miliknya.
"Hahhhh hhhh Hinata kau benar-benar erotis sekali hhhhh", ucap Naruto melihat Hinata mengulum kedua jarinya sambil masih menahan cairan sperma di dalam mulutnya.
Cuppphh
Hinata melepaskan kuluman jari Naruto. Menggerakkan rahangnya seperti mengunyah, mencampur adukkan sperma kekasihnya dengan saliva yang ada di mulutnya. Sebelum.
Glekkkk
Hinata menelan habis tak tersisa cairan yang ada di dalam mulutnya.
"Fuaahhh~ ahhhh~ oishi", ucap wanita itu sedikit menyeka sudut bibirnya, kemudian berdiri.
Cuuppp cupp cuppphh
Hinata mencium bibir Naruto dengan panas. Mengecap rasa bibir tebal milik kekasihnya itu.
"Ahhhh~ gomen ne Naruto-kun. Aku sedikit terbawa suasana", ucap Hinata setelah puas mencium Naruto.
"Tidak masalah Hinata, aku sangat menyukainya", balas Naruto dengan melempar senyum pada Hinata.
"Arigatou Naruto-kun"
Cupp
"Ngomong-ngomong, kau tidak jadi berenang Hinata?", tanya Naruto setelah menerima kecupan singkat Hinata.
"Ah! Aku sampai lupa", jawab Hinata dengan polosnya, lupa akan tujuan utamanya ke kolam renang.
"Ahaha kau ini", ucap Naruto lalu sedikit mengacak-acak rambut wanita itu karena gemas dengan kekasihnya yang masih sedikit lupa dengan tujuan awalnya.
"Jaa, berenang lah duluan. Aku ingin pemanasan terlebih dahulu", sambung Naruto.
"Umm!", Hinata mengangguk, kemudian menuju tangga kolam renang itu untuk turun ke dalam air.
Naruto yang tadi ditelanjangi oleh Hinata kembali memakai celana pendeknya. Lalu berdiri untuk melakukan pemanasan. Tak berselang lama pria itu kemudian ikut bergabung bersama wanita yang lebih dulu masuk ke kolam renang itu. Mereka berenang kesana-kemari, bermain-main, dan diiringi oleh candaan dari keduanya.
Setelah puas berenang dan bermain air. Naruto dan Hinata langsung pergi mandi setelah cuaca berganti jadi gerimis. Lalu mereka makan malam bersama sebelum memutuskan untuk pergi ke kamar mereka berdua.
20:30 - NaruHina's Bedroom
Keduanya saat ini tengah duduk nyaman di sofa bed kamar itu. Terlihat wanita yang hanya mengenakan kaos putih oversize dan seamless thong warna hitam sedang bersandar pada dada kiri kekasihnya. Pria yang juga mengenakan kaos putih oversize dan short pants hitam itu tengah memeluk dari samping kanan wanitanya. Mereka tengah menonton sebuah televisi besar dengan tayangan drama Jepang.
"Ne, Naruto-kun apakah menurutmu Kuroki akan menyatakan perasaannya pada Haruko?", tanya Hinata saat sedang fokus menonton.
"Mmm, aku tidak bisa menebaknya Hinata. Dia pria yang berbelit-belit. Kenapa ada wanita yang mendekati pria yang sulit mengatakan ya atau tidak", jawab Naruto yang juga masih fokus menyimak jalan cerita drama itu.
"Ahaha, semua pria tidak sepertimu Naruto-kun", Hinata sedikit tertawa dengan jawaban yang diberikan Naruto kepadanya. Hinata mengakui bahwa kekasihnya itu memang tegas dalam mengambil keputusan.
"Mmm? Ada apa denganku Hinata?", Naruto balik tanya pada kekasihnya. Menatapnya dengan wajah bingung.
"Pffft ahahaha tidak semua pria jujur dengan hatinya. Naruto-kun selalu jujur dan tegas", jawab Hinata kembali tertawa karena wajah bingung Naruto yang menurutnya lucu.
"Ahaha ya, aku tidak suka berdusta pada diriku atau orang lain. Tapi apa kau tau aku sering berbohong kepadamu Hinata?", ucap Naruto. Menatap kekasihnya itu tepat di matanya.
"Mmm? Apa itu Naruto-kun", tanya Hinata sedikit penasaran tanpa melepaskan pandangannya dari mata berwarna biru cerah kekasihnya itu, bersiap mendengar pengakuan Naruto.
"Aku berbohong keadaanku baik-baik saja saat kau menanyakan kabarku lewat telfon setiap kali kita berpisah dalam seminggu. Sebenarnya aku sangat merindukanmu Hinata. Jika aku jujur, aku takut dirimu tidak fokus saat bekerja", ucap Naruto tersenyum simpul.
"Naruto-kun"
Brukk
Hinata mendorong Naruto hingga menindihnya setelah kekasihnya itu mengatakan kebohongan 'manis' padanya. Memeluk pria yang sangat ia cintai itu.
"Aku juga selalu merindukanmu saat aku bekerja Naruto-kun", ucap Hinata dalam pelukannya.
"Ahahaha ternyata kita sama", Naruto tertawa sambil membalas pelukan wanitanya. Mengelus punggung dan kepala bermahkotakan rambut biru gelap kekasihnya, sebuah gerakan tanda sayangnya pada Hinata.
"Hihihihi ha'i Naruto-kun. Kita serasi", ucap Hinata sedikit tertawa geli karena ia dan kekasihnya merasakan hal yang sama ketika mereka berpisah untuk bekerja di hari Senin hingga Jumat.
"Ahh! Ngomong-ngomong soal serasi. Apakah Naruto ingat hal pertama yang kita lakukan dulu hingga akhirnya kita pacaran?", sambung Hinata mengingat cerita lamanya bersama kekasihnya.
"Mmm, kalau tidak salah kita berdua sama-sama mengeluh di balkon apartemen masing-masing saat semester satu dulu", ucap Naruto mengingat-ingat momen pertamanya bersama Hinata.
Flashback on : 4 Years Ago - First Conversation
Di sebuah apartemen berlantai lima, terlihat dua penghuni kamar yang saling bersebelahan itu terlihat sedang menelpon seseorang, keduanya sama-sama gusar. Terlihat dari raut kedua muda-mudi itu berwajah asam dengan dahi yang mengkerut.
Setelah panggilan itu berakhir muda-mudi itu keluar dari kamar mereka menuju balkon apartemen masing-masing.
"Hahhh / huhh", keduanya menghela nafas berbarengan.
"!!", keduanya sontak langsung menengok ke arah sumber suara masing-masing. Pemuda itu menengok ke arah kanan dan gadis itu menengok ke arah kiri. Mereka bertatapan.
"Kau sedang apa? / Kau sedang apa?", kembali keduanya tidak sengaja bicara bersamaan dengan kalimat yang juga sama.
"Mencari udara / Menghirup udara", kali ketiga mereka bicara bersamaan.
Hening menyelimuti keduanya, mereka masih bertatapan. Tenggelam dalam keindahan mata masing-masing. Hingga.
"Pffftttt ahahahahaha", tawa dari Naruto memecah keheningan. Gadis yang menjadi teman saling tatap tadi juga ikut tertawa.
"Ahh gomen gomen", sambung Naruto setelah puas tertawa.
"Konbanwa Hyuuga-san", kembali Naruto berbicara dan menyapa gadis yang menjadi tetangganya itu.
"Konbanwa Uzumaki-san", sapa balik Hinata setelah menyeka air mata yang keluar akibat tertawa barusan.
"Apa yang kau lakukan di balkon saat udara dingin seperti ini Hyuuga-san?", tanya Naruto sedikit ingin tau gadis tetangga sebelah itu.
"Ada sedikit masalah mengenai biaya hidupku semester ini", jawab Hinata ringan, sambil menatap rembulan yang sedikit ditutupi awan.
"Ada yang bisa kubantu Hyuuga-san?", tanya pemuda itu juga sambil menatap rembulan di langit.
"Kurasa tidak, aku akan langsung diejek apabila mengatakan alasan konyol kenapa biaya hidupku semester ini bermasalah", balas gadis itu.
Pemuda yang melihat dan mendengar penuturan gadis itu terdiam sejenak.
"Ceritakan saja padaku Hyuuga-san. Mungkin aku bisa memberikan opini dan saran untukmu", ucap pemuda itu melemparkan senyum yang bisa membuat siapa saja terpana, termasuk gadis itu.
Lama gadis itu menimang-nimang jawaban yang akan ia berikan.
"Sebenarnya…", ucap Hinata menggantungkan kalimatnya.
Naruto hanya bisa bersabar mendengar alasan kenapa biaya hidup gadis itu bermasalah.
"... A- aku…", gadis itu menggantungkan lagi ucapannya. Wajahnya menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya.
Kruyukkk~
"Ehh?", Naruto sedikit kaget karena perut gadis yang jadi lawan bicaranya berbunyi lumayan keras. Ekspresinya terheran-heran.
Sedangkan gadis itu sudah tidak bisa berkata-kata. Ia sangat malu. Kedua tangannya menangkup wajahnya yang tersipu malu.
Naruto yang semula kaget itu kemudian tersenyum.
"Hyuuga-san", sapa Naruto.
Hinata yang merasa dipanggil secara perlahan melepaskan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Dilihatnya pemuda itu sedang menatapnya dengan senyum simpul di wajahnya.
"Kau ingin ngobrol di tempatku? Kebetulan aku ingin menyiapkan makan malam. Jika kau tidak keberatan, kau boleh makan malam di tempatku", ucap Naruto menawarkan bantuannya pada gadis itu.
Hinata yang mendengar hal itu sedikit berkaca-kaca. Dengan wajah yang masih merona merah ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Setelah itu Naruto membukakan pintu apartemennya, kemudian menyiapkan makan malam. Hinata yang baru pertama kali masuk ke ruangan laki-laki hanya clingak-clinguk memperhatikan ruangan itu.
"Silahkan ini untukmu Hyuuga-san", ucap Naruto memberikan semangkuk ramen buatannya pada Hinata.
Hinata yang melihat makanan yang ada dihadapan terkesima, karena tampilan dan aroma ramen itu sangat apik.
"Apakah kau yang membuat ini Uzumaki-san?", tanya Hinata, terheran-heran karena penampilan ramen itu sekelas restoran.
"Ya, aku yang membuatnya dari awal. Aku menerima komentar karena menu ini akan ku jadikan tugas kuliahku", ucap Naruto.
Kruyuuuuk~
Perut gadis itu berbunyi lagi untuk kedua kalinya, yang membuat sang gadis kembali merona hebat.
"Silahkan dinikmati Hyuuga-san", ucap Naruto sambil tersenyum, kemudian memberikan Hinata sepasang sumpit. Ia tau bahwa gadis yang duduk di seberang nya sudah sangat lapar.
Dengan gerakan perlahan Hinata mengambil sumpit yang diberikan Naruto.
"Itadakimasu", ucap Hinata sambil menangkupkan kedua tangannya untuk berdoa.
Slurrrrppp
Hinata menyeruput suapan pertama ramen buatan Naruto. Merasakan mie yang bercampur sedikit kuah itu dalam mulutnya. Detik berikutnya matanya melebar, lalu menatap ramen yang sedang ia makan, kemudian menyuap kembali ramen itu hingga habis tak tersisa.
Sejenak gadis itu terdiam.
"Uzumaki-san", ucap Hinata sambil menatap mangkuk ramen nya yang sudah kosong.
"Ada apa Hyuuga-san?", tanya Naruto, berhenti makan sejenak.
"Apa aku boleh tambah lagi?", ucap Hinata menatap Naruto dengan wajah bersemu merah dan mata berbinar.
"Tentu, tapi sebelum itu. Berikan komentarmu. Aku akan memberikan sebanyak yang kau mau jika komentarmu bagus Hyuuga-san", ucap Naruto santai.
"Umm… Ramen ini cocok untuk menu musiman, seperti saat musim gugur saat ini karena komposisi rempah yang digunakan dominan berkarakter panas. Aku merasakan rasa cengkeh dan ginseng pada kuahnya, komposisinya sudah pas. Namun sepertinya soyu yang digunakan sedikit berlebih, jadi rasa dan aroma dua rempah tadi cenderung tertutupi. Secara keseluruhan ramen ini sudah bagus. Aku akan memberikan skor 8,5/10", komentar Hinata terhadap ramen buatan Naruto.
Naruto yang menyimak perkataan Hinata sedikit terkagum.
"Sejauh ini komentarmu adalah yang terbaik Hyuuga-san. Jujur saja, aku sudah banyak meminta pendapat orang-orang mengenai menu ini. Tapi jawaban yang mereka berikan kurang membuatku puas. Mereka hanya bilang ramen ini enak tanpa memberiku penjelasan. Terima kasih banyak Hyuuga-san. Akhirnya aku dapat menyelesaikan tugasku. Dan ya, kau boleh tambah sesuai keinginanmu Hyuuga-san", ucap Naruto bercerita tentang tugas kuliahnya.
"Wahh benarkah. Jaa, tolong berikan aku ramen buatanmu lagi Uzumaki-san", ucap Hinata dengan wajah yang sumringah.
"Ha'i Hyuuga-san, dengan senang hati", balas Naruto sambil tersenyum.
Hinata kemudian melanjutkan makan malamnya di apartemen Naruto. Mangkuk demi mangkuk ramen ia habiskan. Naruto yang melihatnya nampak serius memperhatikan gadis itu makan.
"Gochisousama deshita", ucap Hinata menyelesaikan mangkuk ramen terakhirnya.
"Terimakasih banyak atas makanannya Uzumaki-san", lanjut Hinata sedikit mencondongkan badannya untuk berterima kasih.
"Panggil aku Naruto, Hyuuga-san. Kita ada di kelas Perniagaan yang sama, selain itu kita bertetangga, jadi aku ingin lebih akrab lagi denganmu", ucap Naruto.
Hinata sedikit tersipu karena Naruto menyuruhnya untuk memanggilnya dengan nama depan.
"B- baiklah Naruto-kun. K- kalau begitu panggil aku Hinata", ucap Hinata sedikit terbata. Dengan malu-malu kucing ia meminta Naruto memanggilnya dengan nama depan juga.
"Umm, aku mengerti Hinata", balas Naruto yang langsung memanggilnya dengan nama depan.
"Ngomong-ngomong kau jurusan apa Hinata?", lanjut Naruto, bertanya pada gadis itu. Ia sedikit penasaran dengannya.
"Aku mengambil jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Relasi Publik", ucap Hinata.
"Kalau Naruto-kun sendiri?", Hinata balik tanya pada Naruto.
"Jurusan yang kuambil Desain Produk dengan konsentrasi Seni Kuliner", jawab Naruto.
"Wahh, apakah Naruto-kun ingin menjadi koki?", tanya Hinata, menebak profesi yang akan dijalani oleh pemuda itu kelak.
"Umm, tidak. Aku hanya senang bereksperimen dan membuat menu baru. Selain itu aku ingin membuka bisnis kuliner", jawab ringan Naruto.
"Sugoi, semoga kau berhasil Naruto-kun", ucap salut dengan impian pemuda itu.
"Ahaha, ya. Terimakasih Hinata. Masih banyak rintangan yang harus ku lalui kau tau?", tawa ringan mengiringi ucapan terimakasih Naruto pada gadis itu.
"Ha'i Naruto-kun. Ganbatte!", ucap Hinata menyemangati Naruto.
"Arigatou Hinata", ucap Naruto dengan senyum tulusnya, yang secara tidak langsung membuat Hinata sedikit kesemsem.
"Jadi, apa alasanmu saat di balkon tadi?", lanjut Naruto, bertanya apa yang dilakukan gadis itu saat ke balkon tadi.
"Sebenarnya aku ke balkon setelah menelpon ayahku, aku memintanya untuk memberikan uang tambahan di semester ini. Namun ayahku tidak memberikannya dan malah memarahiku", jawab Hinata menceritakan kronologis sebelum ia ke balkon tadi.
"Aku memintanya karena… Uang yang diberikan sebelumnya sudah kuhabiskan untuk membeli makanan", sambung Hinata mengatakan alasan sebenarnya.
"Pfffff ahahaha pantas saja kau dapat menghabiskan tujuh mangkuk ramen", tawa Naruto pecah saat mendengar hal itu. Menurutnya hal itu sangat konyol, terlebih yang menimpa hal itu adalah seorang gadis.
"Hmphhh, tertawalah. Aku memang suka makan banyak dan dokter bilang metabolisme tubuhku sangat cepat", Hinata sedikit kesal karena Naruto menertawakannya. Pipinya menggembung lucu dengan semburat merah karena malu.
"Ahh gomen gomen. Aku tidak bermaksud. Aku hanya tidak menyangka gadis cantik sepertimu punya nafsu makan yang besar", ucap Naruto, merasa tidak enak pada sang gadis.
"Ehh?", Hinata sedikit membeku karena Naruto menyebutnya gadis cantik. Wajahnya kembali merona.
"Lagipula aku tidak mempermasalahkan kesukaan orang lain", sambung Naruto.
"J- Jaa, kalau kau sendiri. Apa yang kau lakukan sebelum ke balkon tadi?", tanya Hinata masih dengan rona merah di pipinya, mengalihkan pembicaraan.
"Aku? Tadi sebelum ke balkon aku ditelpon ibuku. Ia menyuruhku untuk mendapatkan pacar segera. Jika tidak, aku akan didepak dari keluargaku sendiri. Sangat konyol bukan?", ucap Naruto, menceritakan kenapa ia juga ada di balkon.
"Pfffff ahahahahaha, itu sangat lucu ahahaha", kali ini giliran Hinata yang tertawa karena cerita Naruto.
"Ahaha ya, konyol sekali", pemuda itu juga ikut tertawa, menertawakan ceritanya sendiri.
"Ahahaha, maaf Naruto-kun aku tidak bermaksud", ucap Hinata yang masih sedikit tertawa ringan.
"Ahaha tidak masalah Hinata", balas Naruto, mewajarkan respon Hinata.
"Tapi bukannya kau populer di kampus Naruto-kun? Bukankah mudah saja bagimu untuk mendapatkan pacar?", tanya Hinata yang bingung kenapa Naruto tidak memiliki pacar.
"Mmm, kau tau mereka hanya melihatku dari penampilan dan keluargaku? Bukan karena aku adalah Uzumaki Naruto", jawab Naruto dengan nada serius.
"Lagipula, memiliki sebuah hubungan harus memikirkan jangka panjang", imbuh Naruto, memberikan perspektif sebuah hubungan.
"Umm, kau benar. Sebuah hubungan harus punya visi dan juga…", ucap Hinata, sebelum.
"Bermanfaat bagi orang banyak / Bermanfaat bagi orang lain", mereka berdua kembali mengatakan hal yang sama, buntut dari kalimat yang dilontarkan gadis itu.
"Ehh?", Hinata sedikit bingung, ia tidak percaya ucapannya dan pemuda itu lagi-lagi memiliki makna yang sama.
"Kita satu pemikiran Hinata?", respon Naruto yang juga terkejut.
"Ya, aku sendiri juga kaget Naruto-kun", jawab jujur Hinata.
"Ne, Hinata. Apa kau punya pacar?", tanya Naruto, yang sudah sedikit keluar dari topik pembicaraan. Pemuda itu bertanya sambil intens memperhatikan Hinata.
"Umm, tidak Naruto-kun. Ada apa?", Hinata sedikit bergeleng saat menjawab pertanyaan Naruto.
"Aku menyukaimu. Pemikiran mu logis dan kau gadis yang cantik. Maukah kau jadi kekasihku Hinata?", ungkap Naruto tanpa pikir panjang, menyatakan perasaannya pada Hinata dengan wajah serius.
"Ehh?", Hinata sedikit tersentak dengan pengakuan Naruto. Wajahnya merona hebat.
"Apa kau tidak menganggapku aneh?", sambung Hinata.
"Kenapa?", tanya Naruto.
"Tentang nafsu makanku yang besar?", kembali Hinata bertanya.
"Tidak, aku menyukainya. Lagipula kau jujur dengan keadaanmu. Hanya sedikit orang yang berkata jujur dengan kondisinya", ucap Naruto realistis dengan senyum menawannya.
"B- Baiklah kalau begitu. Mohon bantuannya Naruto-kun", dengan malu-malu Hinata menerima pengakuan Naruto. Detik berikutnya mereka resmi berpacaran.
Flashback off : Back to Nowadays
"Di hari minggunya kita pergi ke rumah orang tuamu untuk meminta restu namun sempat ditolak, kemudian kau bilang akan kabur bersamaku apabila tidak diizinkan ayahmu. Lalu berakhir diizinkan dengan syarat aku tidak boleh menikahimu dulu, dan kau harus bekerja selama 2 tahun setelah lulus agar dirimu merasakan sulitnya dunia kerja", ucap Naruto.
"Dan di minggu berikutnya kita pergi ke rumah orang tuamu. Lalu kedua orang tuamu minta agar kita segera menikah, kemudian Naruto-kun menolaknya dengan alibi pernikahan membutuhkan persiapan matang. Setelah perdebatan panjang, kita memutuskan untuk bertunangan", sambung Hinata.
"Ahahaha aku jadi nostalgia", ucap Naruto sambil mengingat-ingat momen pertama dulu dengan kekasihnya hingga akhirnya mereka bertunangan.
"Hihihi kita berdua tidak pernah berubah. Bukan begitu Naruto-kun?", ucap Hinata yang juga bernostalgia.
"Umm, kau benar Hinata", jawab Naruto sambil mengelus manja belakang kepala Hinata.
"Kau ingat kita dulu dijuluki apa oleh mahasiswa lain Naruto-kun?", tanya Hinata sambil menikmati belaian dari pria itu.
"Mmm, kalau tidak salah Lionheart Couple", jawab Naruto.
"Ya, Naruto-kun benar", ucap Hinata dengan nada senang.
"Aku tidak tau kapan julukan itu pertama kali ditujukan untuk kita. Kau tau sesuatu tentang itu Hinata?", ucap Naruto kembali bernostalgia.
"Kita dulu sering menggalang dana sosial. Saat itu kita meminjam salah satu stan kantin kampus untuk menjual ramen, dan keuntungannya kita donasikan untuk salah satu rumah sakit anak. Hingga kita dilarang untuk berjualan lagi oleh salah satu organisasi kampus yang merasa tersaingi oleh usaha kita. Dan orang-orang yang tau bahwa kita membuat program itu menjuluki kita Lionheart Couple, karena program itu berhasil membuat kampus kita menjadi salah satu kampus percontohan", Hinata bercerita sambil tetap memeluk kekasihnya yang ada dibawahnya.
"Ahh, aku ingat. Kalau tidak salah aku hampir memukul wajah ketua organisasi itu saat berdebat sengit. Dan kau tau kenapa aku tidak jadi memukul ketua organisasi itu Hinata?", ucap Naruto.
"Ehh? Naruto-kun hampir memukulnya?", tanya Hinata yang sedikit kaget karena ceritanya kurang lengkap.
"Ya, aku hampir memukulnya Hinata. Saat ketua organisasi itu mengolok-olok usaha kita berdua. Kau menghentikan aku yang hampir mendaratkan tinju di wajahnya. Kau berkata 'Kekerasan di area kampus dilarang Naruto-kun. Jika kau ingin memukulnya, pukul lah aku. Aku tidak ingin melihatmu jadi contoh yang buruk'. Sangat keren, hingga tidak kita sadari bahwa kita telah dikelilingi orang-orang", Naruto kembali bercerita dan menirukan ucapan Hinata dalam ceritanya.
"Mooouuu Naruto-kun, itu sangat memalukan", cicit Hinata mendengar cerita Naruto sekaligus mengingat kejadian itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya pada dada bidang kekasihnya karena malu.
"Ahahaha, tidak Hinata. Itu sangat keren", ucap Naruto sedikit menggodanya.
"Tapi kau tau apa yang paling keren Hinata?", tanya Naruto.
"Umm, apa Naruto-kun?", sambil menggeleng Hinata balik tanya.
"Saat semester 6 dulu aku hampir pernah diperkosa oleh salah satu penghuni perempuan apartemen kita saat aku sedang tertidur. Perempuan itu nekat melompat dari balkon kamarnya menuju balkon ku dan masuk lewat pintu beranda yang tidak terkunci. Kau yang ingin menemuiku hanya terdiam di pintu masuk saat perempuan itu menindih dan menciumku. Setelahnya aku terbangun dan reflek mendorong perempuan itu. Aku melihatmu memasang wajah murka. Kemudian kau bertanya padaku 'Kau selingkuh dariku Naruto-kun?', dan aku hanya menjawab 'Apa yang kau maksud Hinata?'. Kemudian kau menghampiri perempuan yang wajahnya sudah panik itu dan kau berkata 'Lihat baik-baik', kemudian menciumku, lalu bercinta denganku di hadapan perempuan itu. Hingga akhirnya perempuan itu pindah dari apartemen itu sehari setelahnya", Naruto bercerita panjang lebar.
"Itu amat sangat keren Hinata. Sangat epic", sambung Naruto, memuji Hinata sambil mengelus gemas kepalanya.
"Hihihi. Arigatou Naruto-kun. Aku hanya tidak ingin kehilanganmu", ucap Hinata, sedikit terkikik karena ia mengingat kejadian itu.
"Umm, aku juga tidak ingin kehilanganmu Hinata", balas Naruto.
Cup
Lalu mendaratkan kecupan di pucuk kepala wanitanya.
"Ne, Naruto-kun", panggil Hinata.
"Mmm?", jawab singkat Naruto.
"Ingin mencoba hal baru?", dengan wajah merona Hinata bertanya sambil mendongakkan sedikit kepalanya hingga ia bisa menatap wajah kekasihnya.
"Apa itu Hinata?", tanya Naruto sedikit penasaran.
Hinata merangsek naik, mensejajarkan mulutnya dengan telinga kanan Naruto.
"Overdrive", singkat Hinata, membisikan satu kata dengan nada sensual.
"Overdrive?", tanya Naruto sambil melirik Hinata.
"Ya, aku ingin melihatmu bisa bertahan atau tidak jika aku memiliki kecenderungan hipersexuality", ucap Hinata masih dengan nada sensual sambil bermain-main dengan garis rahang Naruto dengan jarinya.
"Bukankah seksualitas mu normal Hinata?", tanya Naruto.
"Tentu. Tapi aku ingin mencobanya Naruto-kun", jawab Hinata.
"Bagaimana caranya?", kembali Naruto bertanya.
"Kemarin saat medical check up aku meminta rekomendasi obat perangsang untuk wanita. Dokter memberikanku obat yang dapat memberikan efek hiperseks dengan durasi 3 jam", Hinata menjelaskan bagaimana cara agar ia menjadi hiperseks jangka pendek.
"Apakah obat itu tetap membuatmu sadar?", tanya Naruto kembali memastikan kalau obat itu aman dan Hinata tidak terkena efek samping.
"Dokter bilang obat ini hanya meningkatkan birahi tiga kali lipat. Mungkin efeknya sama seperti obat perangsang", jawab Hinata.
"Mmm, baiklah", ucap Naruto sedikit ragu ajakan Hinata untuk 'bertarung' dengannya.
Setelahnya Hinata beranjak dari posisi nyamannya, mengambil bingkisan yang kemarin ia bawa pulang. Mengeluarkan sebuah tabung putih berisi obat itu. Kemudian menghampiri Naruto yang masih duduk di sofa bed kamarnya.
"Kau siap Naruto-kun?", tanya Hinata mengeluarkan satu buah pil dari tabung putih itu.
"Apa kau yakin Hinata? Maksudku, aku takut kau ketergantungan", Naruto menghentikan tangan Hinata, ia sedikit ragu dengan keputusan kekasihnya.
Hinata sedikit mengurungkan niatnya untuk meminum obat itu. Apa yang Naruto ucapkan bisa saja terjadi padanya.
"Umm, Naruto-kun ada benarnya", ucap Hinata dengan sedikit nada penyesalan. Kepalanya sedikit menunduk.
"Lagipula kau tidak perlu mengkonsumsi obat Hinata. Kita selalu bercinta lebih dari satu jam, kau tau?", ucap Naruto. Hinata yang mendengarnya langsung menegakkan kepalanya kembali.
"Umm, gomen ne Naruto-kun", ucap Hinata menaruh pil itu kembali ke tempatnya. Lalu memeluk kekasihnya yang masih duduk nyaman di sofa bed kamar mereka.
Naruto balas memeluk kekasihnya, dapat ia rasakan wanita itu sedikit bergetar. Dipeluknya Hinata untuk memberikannya kehangatan dan ketenangan untuknya.
"Ne, Hinata", panggil Naruto setelah Hinata cukup tenang dalam pelukannya.
"Umm?", jawab Hinata singkat.
"Aku bisa membuatmu overdrive dengan caraku sendiri Hinata"
"Bagaiman-"
Cupp cup cuppphhh
Sebelum Hinata menyelesaikan kalimatnya, Naruto sudah terlebih dahulu mencium bibir ranumnya. Awalnya sedikit kaget karena Naruto menciumnya tiba-tiba, namun setelahnya Hinata telah tenggelam dalam cumbuan mereka.
Cupphh cup cuppp
"Ahhhh~ mhhhh~ Naru~ ahhh~", Hinata mendesah ditengah ciuman mereka. Ciuman basah, penuh gairah dari keduanya.
Cuppphhh
"Hahhh~ hahhh~ hahh~"
"Hahh hahhh hah"
"Hahh~ Naru~ kau benar hahhh~ aku tidak perlu hahhh~ obat itu hahhh~", ucap Hinata dengan nafas tersengal, wajahnya memerah, matanya sayu. Wanita itu berhasil terangsang karena ciuman panas mereka.
Brukk
Setelahnya Hinata mendorong tubuh Naruto hingga menindihnya di sofa bed kamar itu.
Cuppp cup slurrrrpp
Lalu menciumi dan menjilati bibir kekasihnya dengan bergairah, mendominasi pria itu.
Sretttt
Dengan gerakan lihai wanita itu menurunkan short pants yang dikenakan kekasihnya untuk mengeluarkan kejantanan miliknya yang sudah mengeras, lalu ia mengocok perlahan penis itu dengan tangan kirinya.
"Hhhhhh mhhhhhh", lenguhan berat tertahan keluar dari mulut Naruto saat wanitanya memberikan handjob untuknya.
Sluuurrrpp cupp cuppphhh
"Hahhh~ Naru~ hhhh~ rangsang aku ahhh~ lebih banyak~ hhhhh"
Cupp cuppp slurrrppp
Ucap wanita itu, meminta kekasihnya untuk memberikan lebih banyak rangsangan untuknya.
Greppp
Dengan posisi Hinata yang tengkurap menindihnya, Naruto menggunakan tangan kirinya yang bebas untuk menggapai bokong wanitanya sambil terus melayani alur ciuman mereka yang semakin panas.
"Annhhhh~", desahan panjang Hinata keluar saat Naruto memainkan bokongnya.
Slurrppp cupp slurrppp
"Ahhh~ yaaahh~ cllkkk~ terus ahh~ clkkk~ Naru~", desahan Hinata mengalun mengiringi cumbuan dan rangsangan yang mereka berikan.
Cukup lama mereka ada diposisi itu. Hingga.
Cupppphhh
"Ahhhh~ N- Naru~ annnnhhh~ ak- aku keluar anhh~ ahhh~ anhhhhhhhhhhhhhhhh~", Hinata mendesah panjang, tanda klimaks pembuka bagi permainan mereka malam ini. Seamless thong yang digunakannya sudah basah dengan cairan cintanya. Gerakan handjob nya juga sedikit berhenti karena tubuhnya menggelinjang hebat.
"Ahhh~ Naru~ maaf aku orgasme hahh~", ucap Hinata yang masih mengatur nafasnya yang tersengal.
"Tidak masalah Hinata. Kau bisa orgasme sebanyak yang kau mau", balas Naruto dengan nada nakal sambil sedikit menepuk-nepuk bokong berisi wanitanya.
"Kalau begitu, Naruto-kun juga tidak boleh 'menahannya' juga", ucap Hinata kembali mengocok kejantanan kekasihnya yang masih keras itu.
"Ghhhhhh kau yakin Hinata? Uuhhh", balas Naruto sedikit melenguh karena wanitanya kembali memberikan rangsangan kepadanya.
"Ha'i… Akan ku nikmati cairanmu hingga tetes terakhir Naru~", bisik Hinata dengan nada menggoda tepat di telinga kiri Naruto.
"Ugghhh kau semakin hhhhh erotis dan mesum Hinata ghhhhh", ucap Naruto setelah mendengar bisikan Hinata.
"Ahhhh~ ya, itu karena Naruto-kun. Dan aku sangat menyukainya. Jaa, keluarkan sperma milikmu Naruto-kun annnhhh~" balas Hinata. Ia mendesah sambil terus memberikan handjob pada Naruto.
"Uggggghhhh Hinata ggghhhhh ak-"
Srettt brukk
Saat Naruto berada di ujung ejakulasi, Hinata dengan cepat berpindah posisi hingga berhadapan dengan penis besar milik kekasihnya. Mereka membentuk posisi sixty-nine, dengan Hinata yang berada di atas dan Naruto di bawah.
Cllkkkk slurrrpppp
"Ghhhhhh ohhhhh Hinata hhhhh", Naruto melenguh nikmat saat Hinata mengulum penis besarnya, menenggelamkan kejantanannya hingga kerongkongan wanita itu. Deepthroat.
"Gohhh~ kewluarkhan~ mmmhhh~ ohhh~ Nwaruh~" ucap Hinata disela kulumannya.
Cllkkk slurrpp clkk cllkkkk
"Ohhhh Hinata ghhhh Hinatahhhhhhhhhhhhhh"
Spluuurrrtt spluuurrt splurrttt splurrrttt splurrt
"Hmppphhhhhhhhh~ mhhhhh~ mmhhh~"
Naruto membenamkan spermanya dalam jumlah banyak pada kerongkongan Hinata.
Glupppp glupp
Bak minuman kesukaannya, wanita itu tanpa ragu menelan habis sperma yang ada di dalam kerongkongannya.
Srettt
Hinata kembali merubah posisinya, ia mengurung Naruto dengan berada diatasnya agar ia dapat melihat wajah kekasihnya yang ada dibawahnya.
"Naru~", panggil Hinata.
"Hahhhhh hhhhhh ya Hinata hhhhh", jawab Naruto, masih mengatur nafasnya karena ejakulasi barusan.
"Lihat aku~", ucap Hinata.
"Hinata", singkat Naruto melihat ekspresi kekasihnya. Wajah kekasihnya itu merah padam, matanya sayu, dengan mulut terbuka yang menampakkan lidah penuh benang saliva dan spermanya. Sangat menggoda dan menggairahkan.
"Bolehkah kita masuk 'menu utama' Naru~", ucap Hinata yang masih dalam posisinya.
"Tentu Hime", balas Naruto mengiyakan ajakan kekasihnya untuk saling 'terhubung'.
"Jaa"
Srettt
Hinata dengan sigap melepas kaos oversize dan seamless thong yang ia kenakan, lalu membantu melepaskan kaos yang dipakai Naruto. Kini keduanya telanjang tanpa busana. Kemudian Hinata kembali menindih tubuh Naruto.
Cup cuppp slurrpp
Kembali Hinata mencium bibir Naruto dengan penuh gairah. Bertukar saliva dengan kekasihnya dan mencoba mendominasi cumbuannya.
Cuppphhh
"Ahhhh~ Naru~ aku tidak tahan lagi hhhhh~", ucap Hinata diiringi desahannya saat ciuman panas itu ia hentikan.
Dengan tangan tangan kanannya ia menggapai penis besar milik Naruto yang ada dibawahnya, menggesek-gesekkan kepala kejantanan itu dengan bibir vaginanya yang sudah sangat basah dan licin dengan cairan cintanya.
"Mphhhh~ ahhhhhh~ ahhhhhh~", Hinata meracau saat dirinya menggesekkan kepala penis Naruto pada bibir vaginanya. Dapat dirasakannya sensasi nikmat menjalar di sekujur tubuhnya.
"Khhhhh Hinata gomen", ucap Naruto singkat. Sedikit tersiksa dengan perbuatan wanitanya pada kejantanannya. Sebelum.
Blesssss
"Annhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh~", desahan panjang Hinata mengalun memenuhi kamar mereka. Tubuh wanita itu bergetar hebat tanda mencapai klimaks hebat.
"Gomen Hinata. Kau tidak apa-apa?", tanya Naruto pada kekasihnya yang ada diatasnya.
"U- umm ahhh~ ak- aku mmhhhhh~ t- tidak a- apa-apa nhhh~ Naru~ mmmhhh~. J- jangan hhhhh~ bergerak hnnhhh~ dulu mmhhhh~", jawab Hinata dengan terbata dengan tubuh yang masih menggelinjang.
"Ya. Bergeraklah setelah orgasmemu reda Hime", ucap Naruto sambil mengelus dan mengecup kepala Hinata.
Beberapa saat berlalu, tubuh Hinata sudah tidak bergetar hebat seperti sebelumnya.
"Naru~", panggil Hinata.
"Mmm? Ada apa Hinata?", tanya Naruto.
"Nakal~" ucap Hinata singkat sambil menyentuh pucuk hidung Naruto.
"Gomen Hinata, aku tidak tahan", balas Naruto mengakui kesalahannya karena mengganggu kesenangan Hinata saat kekasihnya itu bermain-main dengan penisnya.
"Jaa, aku harus menghukummu Naru~", ucap Hinata dengan intonasi sensualnya.
"Baiklah, lakukan apa yang ingin kau lakukan Hime", ucap Naruto. Menyerahkan dengan senang hati tubuhnya untuk didominasi oleh Hinata.
"Hihihi, kau akan sangat menikmati hukumanmu Naru~", ucap Hinata sedikit tertawa karena respon Naruto.
"Onegaishimasu Hime", ucap Naruto.
"Dengan senang hati Naru~"
Jlebb jlebb jlebb
"Annnhhhh~ ahhhhhh~ nhhhh~ mhhhh~ ahhh~"
"Ghhhhh hhhhhhhh mhhhhh"
Keduanya mendesah saat Hinata mulai menggerakkan pinggulnya naik turun untuk mempenetrasi penis besar itu dalam vaginanya yang sempit.
"Ahhhh~ ahhhh~ Naru~ ahhhh anhhh~", Hinata mendesah saat kejantanan Naruto mencapai cervix nya. Memberikan rangsangan lebih dan kenikmatan lebih baginya.
Cuppp sluurrrppp cupph
"Ohhh~ iwnih~ swangat~ mppphh~ ohhhh~ nwikmathh~ Nwaruh~ ohhh~", ucap Hinata dalam ciuman basah mereka.
"Nwaruh~ ohhh~ bwergerakhlah~ mppphhh~ mhhhh~", sambung Hinata yang semakin mendesah hebat.
Plak plak plak plak
Naruto yang paham maksud kekasih kemudian ikut menggerakkan pinggangnya ke atas dan ke bawah untuk menambah kecepatan penetrasinya. Dapat ia rasakan bahwa penisnya disedot kuat oleh vagina Hinata.
"Ahhhhhh~ anhhhhhhh~ mhhhhhhhhh~ ya hhhhh~ terus Naru~ ahhhhhhh~", desah Hinata seirama dengan kecepatan penetrasi Naruto.
Cukup lama mereka ada dalam posisi itu, keringat sudah bercucuran dari keduanya, lenguhan dan desahan nikmat mengalun, bunyi benturan penetrasi mereka juga turut meramaikan kegiatan kedua insan yang sedang bercinta itu.
"Khhhhhh Hinata aku hhhhh ingin keluar ghhhhh", ucap Naruto disertai lenguhan yang sebentar lagi mencapai klimaks.
"Ahhh~ yahh~ mhhh~ keluarkan ahhhh~ ahh~ ahhh~ didalam Naru~ ahhh~ nhhhh~ berikan hhhhhh~ aku ahhh~ spermamu ahhh~ ahh~ ahh~", balas Hinata dengan desahan nikmat yang tidak berhenti keluar dari mulutnya.
Plak plakk plak plak plakk
Benturan antar selangkangan mereka semakin cepat seirama dengan cepatnya penetrasi Naruto pada vagina Hinata.
"Ghhhhh Hinata akhhhhhhhhhhhhhhhhh"
"Ahh~ ahhh~ Naru~ anhhhhhhhhhhhhhhhhhh~"
Spluurrrttt spluuurrtt splurrrt splurrtt
Desahan panjang keduanya jadi tanda klimaks mereka. Keduanya menggelinjang menikmati orgasme masing-masing. Naruto membenamkan seluruh sperma hangatnya di dalam vagina Hinata, saking banyaknya sperma itu meluber keluar melalui sela-sela vagina sempit wanita itu.
"Hahh hahhh hhhhh Hinata", panggil Naruto disela-sela mengatur nafasnya.
"Naru~ uhhhhh~", jawab Hinata, masih menikmati orgasmenya.
"Sepertinya libidoku belum turun", ucap Naruto.
"Umm, aku dapat merasakannya Naru~ annnhhh~", balas Hinata sambil sedikit menggoyangkan pinggulnya. Dapat ia rasakan penis besar Naruto yang masih berdenyut keras di dalam vagina basahnya.
"Aku juga masih sangat terangsang Naru~", sambung Hinata, mendongak ke atas untuk dapat melihat wajah Naruto yang ada dibawahnya.
"Hinata"
Cupp cuppp slurrrppp cupp
"Mhhhh~ ahhhh~ clkk~ Naru~ ahhh~ nhhhh~"
"Mhhhhh mmmmm mmmhhhh"
Naruto kembali mencium bibir Hinata. Menjilati permukaan kenyal itu sambil sedikit menekan kepala wanitanya untuk memperdalam ciuman mereka. Saliva mereka tumpah ruah di sudut bibir masing-masing. Mereka berdua tenggelam dalam cumbuan itu, meningkatkan gairah dan libido keduanya.
Cuppphhhh
Ciuman mereka terlepas, benang-benang saliva saling terhubung antara mulut Naruto dan Hinata yang sama-sama terbuka.
"Ahh~ haahh~ Naru~ aaaaaa~", Hinata membuka mulutnya dengan lidah yang menjulur keluar, memberikan kode untuk Naruto untuk melakukan hal yang sama.
Tanpa pikir panjang, Naruto membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Setelahnya, Hinata memberikan saliva yang ada di mulutnya pada mulut Naruto. Lalu memainkan saliva yang ada di mulut kekasihnya menggunakan jemari dan lidahnya. Sebelum ia memegang dagu Naruto untuk menutup mulutnya.
Gluppp
Naruto menelan campuran saliva mereka berdua tanpa ragu.
"Oishi?", tanya Hinata.
"Umm", jawab Naruto sambil menganggukkan sedikit kepalanya.
"Ayo mulai lagi Naru~", lanjut Hinata, memberikan instruksi untuk melanjutkan kegiatan bercinta mereka. Naruto hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab Hinata, dirinya sedikit 'melayang' setelah ciuman panas barusan.
Setelahnya Hinata merubah posisinya menjadi duduk di atas Naruto namun membelakanginya atau posisi sex reverse cowgirl tanpa mencabut penis kekasihnya yang masih ada di dalam vaginanya.
"Aku mulai Naru~ ahhhh~ ahhhh~ nhhh~ ahhh~", desahan Hinata keluar saat dirinya menggerakkan tubuhnya naik turun untuk menyodokkan penis besar Naruto pada vaginanya. Naruto yang ada di bawah membiarkan wanitanya mendominasi tubuhnya sambil menikmati sensasi nikmat yang Hinata berikan.
"Ahhh~ Naru~ nnnhhhhh~ posisi ini ahh~ tak tertahankan mhhhh~ ak- aku ahhh~ bisa keluar kapan saja nhhhh~ ahhhhh~", Hinata semakin mendesah hebat saat dirinya menggerakkan tubuhnya naik-turun dengan liar.
"Ghhhh tidak perlu menahannya hhhhh Hinata. Orgasme sebanyak hhhhhhh yang kau mau", ucap Naruto saat Hinata memompa penisnya dengan tempo cepat. Lalu.
Greppp
Naruto menggenggam dua bokong berisi Hinata dan menghantamnya pada selangkangannya. Menenggelamkan penisnya jauh kedalam vagina hingga menyodok cervix wanitanya.
"Aaa~ ahhh~ aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh~"
Hinata kembali mencapai orgasmenya. Tubuhnya bergetar seperti tersengat listrik, wajahnya memerah dengan mulut terbuka dan lidah menjulur keluar. Pupil matanya terangkat ke atas, merasakan kenikmatan klimaks hebat yang menimpanya.
Brukk
Setelahnya Hinata ambruk terlentang di atas tubuh Naruto. Cairan cintanya tumpah ruah membasahi bibir vagina dan penis Naruto yang ada di bawahnya.
"Kau baik-baik saja Hinata?", tanya Naruto setelah Hinata ambruk di atasnya, sambil memegang pipi kanan kekasihnya itu.
"Uhhh~ u- umm ak- aku aaa~ ahhh~ baik-baik saja Naru~ ahh~", dengan susah payah Hinata menjawab disaat dirinya masih merasakan sisa-sisa orgasmenya.
"Naru~ hhhh~ kumohon, te- terus uhhh~ buat aku ahhh~ orgasme", sambung Hinata, meminta agar Naruto memberikannya lebih banyak orgasme.
Naruto yang mendengarnya tersenyum. Lalu memeluk perut rata Hinata yang ada diatasnya.
"Ha'i Hime. Aku akan melayanimu sepenuh hati hingga kau puas", ucap Naruto.
"Aishiteru Naru~", ucap Hinata mendengar jawaban dari permintaannya.
"Aishiteru yo Hime. Jaa, aku mulai Hinata", ucap Naruto membalas pernyataan cinta Hinata, sekaligus meminta izin kekasihnya untuk kembali bersenggama.
"Umm~ lakukanlah Naru~", balas Hinata.
Jleb jleb jleb jleb jleb
Tanpa merubah posisi mereka Naruto menggerakkan selangkangan dari bawah tubuh Hinata yang ada di atasnya. Mereka melakukan posisi sex pearly gates, dimana posisi wanita terlentang di atas tubuh pria dan pria melakukan penetrasi dari bawah.
"Nhhh~ ahhh~ ahhh~ ahh~ ahh~ Naru~ ya hhhh~ i- ini mhhh~ sangat nikmat ahhh~ mhhh~ ahh~ ahh~ ahhh~", desahan Hinata kembali mengalun saat Naruto mulai mempenetrasikan penisnya pada vaginanya.
Settt
Tidak tinggal diam, tangan kiri Naruto memainkan buah dada Hinata, memijatnya dan memelintir puting merah muda itu. Lalu tangan kanan Naruto mengarah ke selangkangan, menggapai clitoris kecil milik Hinata, menggosoknya berlawanan arah jarum jam. Gerakan kedua tangan Naruto sontak membuat Hinata semakin menjadi-jadi.
"Hnggggggg~ ahhh~ ahhh~ ahhh~ Naru~ ohhhh~ ini sangat nikmat ah~ ah~ ahh~ ahhh~ ahhh~ ahh~ ahhh~ ak- aku kelu- aa- ngggaaaaaahhhhhhhhhhhhhh~", Hinata kembali orgasme dalam kurun waktu yang berdekatan.
"Khhhhh aku juga ingin keluar sebentar lagi Hinata. Bertahanlah hhhhh", balas Naruto dengan tidak menghentikan pergerakan tangan dan penisnya, sekaligus tidak memberikan kesempatan Hinata untuk menikmati orgasmenya.
"Hhhh~ ya hhhhh~ keluarkan ahhh~ ahhh~ ahh~ cairanmu Naru~", ucap Hinata.
"Hhhhh cium aku Hime"
Cuppp slurrrpp cuppp cup cuppp
Hinata kemudian menolehkan kepalanya untuk mencium bibir Naruto yang ada di bawahnya. Ciuman basah mereka menambah gairah keduanya, saliva merembes keluar dari mulut masing-masing, lidah mereka saling membelit.
"Hohh~ Nwaruh~ ohhh~ akwuh~ mpphhhh~ iwnginhhh~ kweluwar~ ohh~ clk~ ohhh~", ucap Hinata dalam cumbuan mereka.
"Ohhhh ya aku hhhhh juga Hime ohh", balas Naruto yang juga ingin mencapai klimaks.
Jlebb jleb jlebb jlebb jleb jleb jleb
Penetrasi Naruto semakin cepat, kedua tangannya yang memainkan payudara dan clitoris Hinata juga bergerak semakin liar, dan cumbuan mereka semakin panas. Penis Naruto semakin berkedut di dalam vagina Hinata yang semakin menyedotnya kedalam. Membuat keduanya semakin mendekati klimaks.
"Ohhhh~ mpphhh~ Naru~ ohhh~ clk~ mhhh~ ohhh~ ohh~ oh~ ohh~ mphh~ oh~ mmmmmmmmmppphhhhhhhhhhhhhhh~"
"Khkkk ghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"
Spluurrrtt splurrttt splurrttt splurrt splurrt splurrt
Desahan panjang tertahan dari keduanya menandai klimaks mereka. Naruto kembali membenamkan penisnya sedalam-dalamnya dan menyemburkan sperma hangatnya kedalam rahim Hinata.
Keduanya menggelinjang menikmati orgasme masing-masing. Luberan sperma dan cairan cinta keluar dari sela-sela vagina sempit Hinata, wanita itu kembali mendapatkan creampie kesukaannya.
"Naru~ mhh~ ini ahh~ sangat nikmat nhhh~", ucap Hinata yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Uhhh ya ini sangat nikmat dan menyenangkan hhhh", balas Naruto yang juga masih menikmati ejakulasinya.
"Unhh~ aku ingin menikmatinya lagi Naru~", ucap Hinata, saat ini ia sudah kepalang menikmati sensasi bercinta dengan kekasihnya.
"Ya, ayo kita lakukan Hime", balas Naruto sambil menciumi pipi wanitanya.
"Umm", balas Hinata sambil mengangguk.
"Kita berganti posisi Hime, aku ingin menikmati payudaramu", lanjut Naruto, lalu meremas pelan gumpalan buah dada Hinata yang masih terlentang diatasnya.
"Anhhhh~ umm", sedikit mendesah, Hinata mengiyakan ajakan Naruto untuk berganti posisi.
Naruto kemudian mencabut penis yang sedari tadi berada dalam vagina hangat wanitanya.
"Ahhhh~", desahan Hinata sedikit keluar bersamaan dengan Naruto yang mencabut penisnya. Cairan sperma milik Naruto sedikit menyembur dari area kewanitaan Hinata, menandakan banyaknya volume cairan tersebut.
Srettt
Setelahnya mereka berdua berganti posisi. Masih berada di sofa bed kamar mereka, Naruto duduk sambil memangku Hinata berhadapan dengannya. Keduanya melakukan mastery sex position.
Setelahnya Hinata kembali memasukkan penis Naruto ke dalam vaginanya. Lalu menggerakkan badannya naik-turun untuk melakukan penetrasi.
Plak plak plak plakk
Suara benturan dari keduanya mengalun seirama dengan gerakan wanita itu yang terus memompa penis yang ada di dalam vaginanya.
"Ahhh~ ahh~ mhhhh~ Naru~ ahhh~ nhhhh~ ahhh~ ahh~", Hinata mendesah menikmati kegiatan bercinta mereka. Tangannya memegang bahu Naruto untuk menopang tubuh dan menstabilkan gerakannya.
Greppp
"Anhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh~"
Desahan panjang mengalun keluar dari mulut Hinata saat Naruto menggenggam kedua buah dadanya dan meremasnya pelan, yang membuatnya juga mengalami orgasme. Tubuhnya berhenti bergerak sebentar.
Cuppp cupp lickk lickk cupp
Setelahnya Naruto mencumbu kedua payudara besar milik wanitanya. Mencium, menjilati, mengulum, dan menghisap dengan perlahan untuk menaikkan sensitivitas Hinata.
"Naru~ mhhh~ ahhh~ ak- aku mnhhhh~ bisa anhh~ keluar lagi nhhhh~ jika ahhh~ kau terus mhhh~ merangsang ahhh~ payudaraku hhhh~", Hinata mendesah hebat saat Naruto 'menikmati' payudaranya. Ia belum menggerakkan kembali badannya setelah orgasme barusan.
Srettt grepp
Menyadari Hinata menikmati cumbuan nya, Naruto kemudian menggunakan kedua tangannya untuk menggerayangi punggung dan bokong wanitanya. Memberikan belaian lembut pada permukaan kulit mulus kekasihnya. Serta meremas lembut bokong Hinata.
"Nhhhh~ Naru~ aku ahhh~ merasa mhhh~ sangat ahhh~ sensitif ahhh~. A- aku nhhhh~ ahhh~ kelu- ahh~ ahh~ aaaaaahhhhhhhhhhhhh", Hinata kembali orgasme. Tubuhnya bergetar seiring wajahnya yang bersemu merah.
Cuppp cuuppp cup
Naruto kemudian mencium bibirnya. Memberikan luapan cintanya untuk wanitanya.
"Kau menikmatinya Hinata?", tanya Naruto setelah melepaskan ciumannya.
"Hhhh~ umm~ aku nhhh~ sangat menikmatinya hhhh~ Naru~", jawab Hinata sambil mengatur nafasnya yang memburu sehabis orgasme.
Naruto tersenyum senang mendengar jawaban kekasihnya.
"Mau pindah ke kasur?", Naruto bertanya lagi.
"Umm, ayo 'bermain' di tempat yang lebih luas Naru~", ucap Hinata sambil memeluk manja Naruto.
"Baiklah"
Srett
Naruto kemudian berdiri sambil menahan tubuh Hinata yang masih 'terhubung' dengannya. Setelahnya berjalan beberapa langkah untuk menuju kasur hangat mereka. Kemudian mencabut penis besarnya dan merebahkan wanitanya tepat di tengah spring bed ukuran king-size itu.
"Naru~ cepatlah aku sangat menginginkanmu~", ucap Hinata yang sempat-sempatnya menggoda Naruto dengan membuka lebar selangkangannya membentuk huruf 'M', dan dua jarinya yang membuka bibir vagina berlumuran sperma itu.
"Ahaha ha'i ha'i", balas Naruto dengan sedikit tawa renyah saat dirinya digoda wanitanya.
Setelahnya Naruto memposisikan penisnya didepan vagina basah Hinata. Keduanya menggunakan posisi sex G-Whiz. Lalu.
Blesssss
"Anhhhhhhh~"
"Uhhhhh"
Desah keduanya saat penis besar berotot itu masuk sepenuhnya kedalam vagina sempit wanita itu.
Jlebb jlebb jleb jleb jleb
Naruto memaju-mundurkan selangkangannya untuk penetrasi. Menggerakkan penisnya keluar-masuk vagina itu dengan tempo sedang.
"Ahh~ ahhh~ nhhh~ ahhh~ Naru~ ahh~ penismu mhhh~ ahh~ tepat mengenai ahhh~ g-spot ku ahhh~. Ini sangat nikmat nhhh~ ahhh~ uhhhh~ ahhh~ ahhh~", desahan Hinata kembali mengalun indah menemani kegiatan mereka.
"Uhhhhh ya aku juga menikmatinya Hinata ohhhh", balas Naruto yang juga menikmati posisi itu.
Greppp
Naruto kemudian menggapai payudara Hinata. Meremas kedua gumpalan lemak itu untuk lebih merangsang wanitanya agar mencapai klimaks.
"Uhhhh~ ahhhhhhh~ ahhh~ Naru~ terus. Ahhhhhh~ ahhh~ nikmat sekali ahhh~ ahhh~ a- ahh~ ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh~", Hinata kembali orgasme. Cairan vaginanya merembes keluar. Namun.
Jlebb jlebb jlebb jlebb jleb
"A- ahhh~ ahhh~ N- Naru~ a- aku ahhh~ masih sangat sensitif ahhhh~", Hinata kembali mendesah saat Naruto melanjutkan penetrasinya setelah dirinya orgasme.
"Gomen Hinata. Aku tidak dapat mengendalikan diriku lebih lama ghhhhh", ucap Naruto sambil terus 'menyodok' dan meremas dada wanitanya.
"Ahhhh~ mhhh~ tidak masalah ahhh~ Naru~. A- aku hhhh~ sangat ahhhh~ menginginkanmu ahhh~", balas Hinata, desahannya semakin menjadi-jadi.
"Hinata"
Gyutttt
Naruto menarik kedua puting merah jambu Hinata keatas.
"Ahhh~ ahh~ ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh~", Hinata kembali orgasme, tubuhnya bergetar.
Srett
Naruto berganti posisi, merebahkan tubuhnya dibelakang Hinata, lalu mengangkat kaki kanan wanitanya. Little Spoon Leg Lift sex position.
Jlebb
"Aaaannnhhhhh~", desah Hinata, saat Naruto kembali memasukkan penisnya pada kewanitaannya.
Naruto melakukan penetrasi dengan tempo sedang untuk tetap dapat merasakan sensasi bercinta yang nikmat namun tetap bertenaga.
'Ahhhh ini sangat nikmat Naru~', jerit Hinata dalam hatinya saat merasakan sensasi bercinta mereka.
Cupp cup cuppphh
Naruto mencium Hinata di sela-sela penetrasinya. Mengecup dan mengulum bibir ranum kekasihnya.
"Ahhh~ ahhhh~ nhhhh~ terus bergerak ahhh~ Naru~ mhhhhh~ sedikit lagi ahh~ aku keluar ahhhh~"
"Uhhhh ha'i Hime"
Jlebb jleb jleb jleb
Perlahan tapi pasti, Naruto menaikkan tempo penetrasinya. Membuat tubuh Hinata bergoyang seirama dengan hentakan penetrasi Naruto.
"Ahhhh~ ahh~ ahhhh~ ahhh~ Naru~ ak- aku uhhh~ ingin keluar ahhhh~ mhhhh~", Hinata mendesah hebat karena penetrasi Naruto yang terbilang cepat.
Naruto yang mendengarnya kemudian memundurkan pinggangnya sedikit kebelakang, lalu menghentakkan pinggangnya satu kali kembali dengan cepat dan dalam. Hingga.
Jlebbbb
"Aa- aaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhnnnnn~", desahan panjang Hinata mengalun merdu bersamaan dengan orgasme yang dialaminya. Tubuhnya menggelinjang hebat. Wajahnya merona merah dengan mulut yang terbuka.
"Hinata, gomen aku akan sedikit agresif", bisik Naruto sesaat setelah Hinata orgasme.
"U- umm, nikmati tubuhku Naru~", balas Hinata dengan mata sayu, masih menikmati sisa-sisa sensasi orgasmenya.
"Arigatou Hinata"
Setelahnya Naruto kemudian mendominasi permainan cinta mereka berdua. Menit demi menit berlalu, jam demi jam terus berputar. Begitu pula dengan kegiatan bercinta dua insan itu. Entah sudah berapa lama mereka melakukan kegiatan itu, namun yang pasti sang fajar telah menampakkan cahayanya.
Kini mereka berdua tengah memperagakan Missionary sex position. Tidak kenal lelah dan bosan Naruto tetap mempenetrasikan penisnya dalam vagina hangat Hinata, sambil meremas manja kedua payudara besar milik wanita yang paling ia cintai. Mereka sudah bercucuran keringat dan kissmark menghiasi bagian tubuh tertentu keduanya.
"Na- Naru~ ahhhh~ aku i- ingin mhhhhhhh~ keluar lagi ahhhhhhnnn~", Hinata mendesah saat dirasanya akan orgasme lagi, ia tidak menghitung sudah berapa puluh kali orgasme dalam semalam suntuk ini, yang ia tau hanyalah memadu kasih dengan Naruto sebanyak-banyaknya.
"Ghhhhh aku juga ingin keluar Hinata", balas Naruto. Bersiap untuk orgasme pamungkasnya.
Naruto fokus untuk mempercepat gerakan penetrasinya. Menghantam cervix Hinata dengan kepala penis besarnya secara berkala, yang memberikan rangsangan tambahan untuk wanitanya. Tangannya kali ini menahan lutut wanita itu untuk terus membentuk huruf 'M'.
"Ohhh~ ahhhh~ anhhhhh~ mmnnhhh~ ahhhh~ Naru~ aaaahhhh~ mmhhhh~ nhhhh~"
"Ghhhhh shhhh hhhhhhhh"
"Ahh~ ahhh~ hhh~ ahhh~ aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh~"
"Ughhhhhhhhhhhhhhhh"
Spluurrrtt splurrttt splurrttt splurrt splurrt
Naruto menenggelamkan penisnya dalam-dalam, mengisi penuh rahim Hinata dengan sperma hangatnya. Setelah itu ia lalu mencabut penisnya dari dalam vagina wanitanya, yang langsung disusul oleh luberan sperma yang keluar dari lubang sempit itu.
Bruk
Naruto merebahkan tubuhnya di samping kiri Hinata.
"Hahhh hahhh hahhh"
"Hhhh~ hahhhh~ hhhh~"
Keduanya mengatur nafas mereka yang memburu setelah orgasme hebat mereka. Setelah lebih stabil keduanya saling menatap. Memperhatikan wajah masing-masing. Kemudian.
Cup
Ciuman manis mereka curahkan sebagai simbol kasih sayang antara keduanya.
Grepp
Naruto kemudian memeluk Hinata. Memberikan kehangatan tubuhnya pada wanita yang sangat ia cintai itu.
"Arigatou Hinata, aku sangat mencintaimu", ucap Naruto sambil tetap memeluk kekasihnya.
"Douitashimashite Naruto-kun, aku juga sangat mencintaimu", balas Hinata, sambil mengeratkan pelukannya pada Naruto.
"Hinata", panggil Naruto.
"Umm?", jawab Hinata.
"Seperti kita terbawa suasana", ucap Naruto sambil memandang hordeng kamar mereka yang sedikit tertembus cahaya mentari pagi.
"Ahh, sudah pagi. Aku tidak menyadarinya", balas Hinata sedikit kaget, ia juga sedikit melihat jam yang ada di meja telah menunjukkan pukul 06:21.
"Kau lelah Hinata?", tanya Naruto, ia masih nyaman memeluk wanita itu.
"Lumayan, tapi mood ku sangat bagus. Naruto-kun sendiri?", ucap Hinata, balik bertanya.
"Kurang lebih sama sepertimu Hinata", jawab Naruto.
"Hihihi kita serasi lagi", ucap Hinata sedikit tertawa. Ia sangat bahagia saat ini.
"Ahaha kau benar", balas Naruto juga ikut tertawa.
"Zzzzz"
Tidak lama setelah itu Hinata tertidur pulas di pelukan Naruto dengan wajah bahagia. Naruto yang semula kaget karena wanitanya tiba-tiba tertidur lalu tersenyum. Kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang keduanya.
"Oyasumi Hinata"
Cup
Naruto mencium pipi Hinata sebelum menyusulnya untuk tidur di Minggu pagi yang cerah itu.
06:54 - End
