Chapter 23: Marineford War
Kapal Armaggedon, Malam Hari
Tidak lama setelah itu Clarissa, Rimuru, dan Ban langsung saja berjalan meninggalkan aula kapal dan pergi menuju ke kamar mereka masing-masing. Sementara itu Naruto masih berdiri diam dan memandang pohon-pohon mangrove besar disekitarnya. Dia tiba-tiba teringat dengan dunia lamanya, terutama Desa Konoha, jujur saja ia sangat merindukan teman-temannya dan semua orang yang berharga baginya di dunia Shinobi. Namun sekarang dia harus fokus terhadap perang besar yang akan terjadi dalam beberapa hari lagi.
Naruto kemudian dikagetkan ketika seseorang menepuk bahunya, dia mengalihkan pandangannya dan melihat Naureen tersenyum kepadanya.
"Kamu pasti sedang memikirkan tentang masa lalumu, bukan?" Tanya Naureen.
Naruto menganggukkan kepalanya. "Ya, kau benar. Aku hanya merindukan mereka semua yang berharga bagiku."
Naureen kemudian tertawa. "Hahahaha. Tidak apa-apa itu wajar saja kalau kau merindukan mereka. Tapi ingatlah jangan lupakan rekan-rekanmu disini. Aku bisa merasakan mereka semua sangat menghormati dirimu, Naruto."
"Hehehe. Tentu saja aku tidak akan pernah melupakan mereka." Kata Naruto.
"Tapi kenapa kau ada disini, Naureen-san?"
"Aku hanya ingin berbincang denganmu." Kata Naureen.
Naruto menjadi penasaran. "Memangnya hal apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
"Ini tentang keluargamu, Vermillion." Jawab Naureen.
Naruto kemudian menjadi bingung. "Keluargaku?"
Naureen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Benar. Kau pasti ingin mengetahui latar belakang sejarah keluargamu bukan?"
"Pastinya." Kata Naruto.
"Tapi apakah aku boleh menanyakan satu hal kepadamu, sebelum aku menceritakan tentang asal-usul keluargamu itu?" Tanya Naureen sambil mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya.
Naruto mengangguk pelan. "Silahkan."
"Apa kau adalah orang yang bereinkarnasi dari dunia lain ke dunia ini, Naruto?"
Naruto pun agak terkejut ketika mendengar pertanyaan dari Naureen itu. "Ya, itu benar. Tapi darimana kau bisa mengetahui kalau aku bukan dari dunia ini, Naureen-san?"
"Kau tidak perlu terkejut seperti itu. Aku bisa mengetahuinya karena kau menggunakan kemampuan yang berbeda dari kemampuan buah iblis atau haki." Kata Naureen.
"Kemampuan yang kau gunakan hampir mirip seperti sihir, tapi ada sedikit perbedaannya. Itu seperti gabungan antara energi spiritual dan fisik, lalu digabungkan menjadi satu. Bukankah begitu Naruto?" Tanya Naureen sambil tersenyum kecil.
Naruto kembali terkejut karena Naureen bisa mengetahui tentang chakra. "Tepat. Kemampuan yang kugunakan disebut dengan chakra."
"Apa kau juga menggunakan sihir seperti halnya dengan Clarissa-chan?" Tanya Naruto kepada Naureen.
Naureen menganggukkan kepalanya. "Ya, kau benar."
"Naureen-san. Apa menurutmu masih ada banyak dunia-dunia lain selain dunia ini di luar sana?" Tanya Naruto sambil mengarahkan pandangannya kepada Naureen.
Naureen tertawa kecil begitu mendengarkan pertanyaan barusan. "Fufufufu. Tepat sekali. Masih banyak dunia-dunia di luar sana yang sama sekali kita tidak ketahui. Contohnya seperti sebuah pohon yang mempunyai banyak cabang."
"Di setiap cabang tersebut terdapat daun-daun yang sangat banyak. Itu hanya contoh kecil untuk menggambarkan dunia-dunia yang ada di setiap alam semesta ini."
Naruto menganggukkan kepalanya setelah mendengarkan perkataan dari Naureen. "Begitu rupanya, sepertinya masih banyak misteri di alam semesta ini."
"Ya, memang seperti itu. Baiklah sekarang aku akan memberikanmu tentang sejarah keluargamu itu." Kata Naureen.
"Dari apa yang kuketahui keluargamu itu bukanlah berasal dari dunia ini juga, melainkan dari dunia yang berbeda. Kemudian Klan Vermillion bisa menggunakan sihir."
Naruto tentu saja kaget mendengar itu. Dia tidak menyangka bahwa keluarganya bisa menggunakan kemampuan seperti sihir.
"Lalu apakah ayahku bisa menggunakan sihir?" Tanya Naruto.
"Dia tidak bisa menggunakannya. Aku sama sekali juga tidak mengetahui kenapa bisa seperti itu. Mungkin itu karena Xander tidak pernah menyadari kalau dia mempunyai kemampuan untuk mengendalikan sihir." Jawab Naureen.
"Aku mengerti. Apa menurutmu aku bisa mempelajari sihir?" Tanya Naruto.
Naureen menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja bisa. Untuk bisa menggunakan sihir, kau harus fokus kepada kedalaman energi sihirmu dan kemudian belajar bagaimana caranya agar bisa menyalurkan sihirmu ke seluruh tubuhmu."
"Aku paham sekarang." Kata Naruto.
"Mari kita lanjutkan tentang sejarah klanmu itu. Klan Vermillion telah ada sebelum 'abad kekosongan' dimulai sekitar 800 atau 900 tahun yang lalu. Selain orang-orang yang mempunyai marga "D", Vermillion juga merupakan musuh utama dari pemerintah dunia. Maka dari itulah kenapa mereka sampai membunuh semua anggota Klan Vermillion kecuali dirimu." Kata Naureen dengan senyuman sedih.
"Aku tahu. Kalau bukan karena kakak prempuanku yang mengorbankan hidupnya. Mungkin saja Akainu sudah berhasil membunuhku saat itu." Kata Naruto.
"Seperti itulah sifatnya, dia akan mengupayakan segala cara untuk melindungi dirimu. Lalu apakah kau ingin membalaskan dendammu kepada Akainu?" Tanya Naureen.
Naruto menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tapi aku akan membalas kematian Nee-san dengan menghancurkan pemerintah dunia serta membunuh semua Tenryuubito itu suatu saat nanti."
Naureen tersenyum dan kemudian tertawa mendengar itu. "Tujuan yang bagus Naruto. Aku pasti akan mendukung dirimu dan berdiri disampingmu jika hari itu tiba."
"Hehehehe. Terimakasih, Naureen-san. Apa ada lagi hal yang ingin kau bicarakan?"
"Tidak ada. Ayah dan Ibumu pasti akan sangat bangga, jika mereka dapat melihat dirimu yang sekarang ini."
Naruto langsung tersenyum mendengar perkataan Naureen barusan. "Sekali lagi terimakasih atas pujianmu."
Beberapa Hari Kemudian
Markas Besar Angkatan Laut, Marineford
Hari ini adalah sebuah hari yang sangat bersejarah dan pastinya akan diingat oleh orang-orang di seluruh dunia. Mungkin, ini akan menjadi sebuah hari yang tidak akan dilupakan oleh angkatan laut, bajak laut, dan bahkan seluruh umat manusia, karena tepat hari ini, eksekusi komandan divisi 2 Bajak Laut Shirohige, Portgas D. Ace akan dilaksanakan di depan umum dan disiarkan secara langsung.
Namun yang menjadi pertanyaan dimana bajak laut Shirohige? Itu semua akan terjawab dalam waktu 3 Jam dari sekarang karena angkatan laut menjanjikan perang ini akan berlangsung selama 3 jam saja. Namun, apakah waktu tersebut cukup untuk mengalahkan bajak laut Shirohige beserta seluruh sekutunya?
Di pusat alun-alun Marineford, terdengar sebuah langkah kaki yang perlahan menaiki tangga panggung eksekusi. Seluruh prajurit angkatan laut yang berada disana pun langsung mengarahkan pandangannya kepada panggung eksekusi dan melihat Hiken no Ace, dengan kedua lengannya yang terbelenggu dengan rantai berjalan di dampingi oleh dua algojo yang telah di tunjuk oleh angkatan laut.
Tidak berhenti sampai disitu, terlihat ada satu orang lagi yang sedang berjalan ke panggung eksekusi tersebut dan dia adalah Sengoku. Sengoku tepat berdiri disebelah Ace dan melihat bahwa semua pasukannya telah berkumpul di Marineford dan sudah siap menghadapi perang ini. Sengoku telah memanggil seluruh tentara angkatan laut terkuat dari seluruh dunia untuk berkumpul di Marineford sehingga membuatnya cukup percaya diri bahwa hari ini mereka akan memenangkan pertempuran ini.
"Berikan aku denden mushi." Kata Sengoku kepada algojo yang berdiri disebelahnya.
"Hai!" Sang algojo pun memberikan denden mushi kepada Sengoku.
Denden mushi ini adalah denden mushi yang terhubung langsung dengan speaker yang berada di Marineford dan nampaknya Sengoku akan memberikan sedikit pidato atau kata-kata sebelum eksekusi ini dilaksankan dan membuat para angkatan laut kebingungan.
"Ada sesuatu yang harus aku katakan pada kalian semua. Hal ini menyangkut tentang kematian Portgas D. Ace hari ini." Kata Sengoku.
"Hmm?"
"Ada apa ini?"
"Apa yang akan Sengoku-san bicarakan?"
Bisik-bisik pun terdengar di barisan tentara angkatan laut bahkan para Shichibukai yang berada di garis depan pun sedikit melirik ke panggung eksekusi karena penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Sengoku.
"Ace, katakan pada mereka siapa ayahmu yang sebenarnya." Kata Sengoku.
Sontak, hal tersebut membuat semua tentara angkatan laut memiringkan kepala mereka sedikit karena mereka berpikir apakah pertanyaan seperti itu penting disaat seperti ini? Apa gunanya mereka mengetahui ayah dari Hiken no Ace saat ini.
Namun, berbeda dengan Ace yang tahu betul apa maksud dari Sengoku bertanya seperti itu. Ia mengangkat wajahnya sedikit dan tidak menunjukkan ekspresi kesal atau pun marah.
"Ayahku adalah Shirohige." Kata Ace.
"Bukan!" Bentak Sengoku.
"BENAR! AYAHKU ADALAH SHIROHIGE SEORANG!" Balas Ace berteriak.
"Mata kami telah terbuka sekarang, karena kami mendengar tentang kelahiran anak dari orang itu di suatu pulau. Berdasarkan sedikit informasi yang diberikan oleh Cipher Pol, kami bahkan memeriksa seluruh bayi yang lahir pada hari itu, termaksud bayi yang masih dalam kandungan ibunya tapi, kami tidak menemukanmu. Hebatnya, ibumu rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanmu dan menggunakan sebuah trik yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya dan bahkan aku yakin hanya dialah satu-satunya wanita yang sanggup melakukan hal tersebut." Kata Sengoku.
Semua orang yang berada disana pun semakin penasaran dengan maksud dari perkataan Sengoku. Mereka masih tidak bisa mendapatkan apa yang dimaksud dan inti dari pesan yang disampaikan oleh sang Fleet Admiral tersebut.
"Ibumu berhasil mengelabui kami, tidak, bahkan ia mengelabui seluruh dunia. Nama ibumu, Portgas, D Rouge. Tinggal di sebuah pulau Baterilla di South Blue. Hal yang dia lakukan benar-benar menentang hukum alam dan itu semua dia lakukan hanya untuk melindungi mu, putra tercintanya. Dia mengandungmu selama 20 bulan dan tak lama setelah melahirkanmu, dia meninggal dan itu wajar saja karena dia sudah kehabisan tenaga dan energinya sebagai seorang manusia." Kata Sengoku.
Semakin Sengoku terus berbicara, semakin pula Ace menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya karena ia harus menahan emosinya. Ia tidak suka jika ada orang yang membicarakan ibunya ataupun keluarganya.
"Setelah 3 bulan ayahnya meninggal, anak itu lahir dan di dalam tubuhnya darah dari seseorang yang paling terkutuk di seluruh dunia ini. Anak itu adalah kau. Ayahmu adalah Gol D Roger!" Kata Sengoku.
Pulau Sabaody
Seluruh orang yang menyaksikan siaran langsung melalui denden mushi di pulau Sabaody pun langsung sangat terkejut dan shock karena mendengar perkataan dari Sengoku tersebut tentang ayah kandung dari Hiken no Ace.
"Hiken no Ace! Putra Gol D. Roger!?"
"Ternyata, dia masih hidup! Keturunan dari sang Raja Bajak Laut!!" Kata salah satu wartawan.
Disisi lain Pulau Sabaody lebih tepatnya di Grove 25, terlihat Naruto, Kru-nya dan Naureen yang berada di kapal Armageddon. Mereka semua pun yang menyaksikan hal tadi juga cukup terkejut ketika mendengarnya.
"Huh. Ternyata benar seperti yang kau bilang sebelumnya, Lilith." Kata Ban kepada Lilith.
"Sudah kubilang kan. Tidak mungkin angkatan laut akan mengeksekusi Hiken no Ace jika tidak ada hal yang sangat penting darinya." Kata Lilith.
"Ara-ara, aku sedikit terkejut mendengar Ace-san adalah putra dari Gol D. Roger." Kata Clarissa.
"Hm, kau tepat. Benar-benar hal yang tidak disangka." Kata Arturia.
"Tapi, ini semua akan semakin menarik." Kata Vali.
"Hn benar." Kata Gray.
"Naureen-san. Apa kau mengetahui hal tersebut?" Tanya Rimuru kepada Naureen.
"Tidak, aku juga baru mengetahuinya saat ini." Jawab Naureen.
"Lalu, Naruto-Kun. Apa kita akan pergi ke Marineford sekarang juga?" Tanya Ino kepada Naruto.
"Ya! Kita akan pergi kesana sekarang juga." Kata Naruto.
Lalu, Naruto pun menatap kearah Naureen dan bertanya. "Naureen-san, apa kau akan ikut dengan kami ke Marineford?"
"Fufufu, begitulah! Aku hanya ingin menyaksikan perang yang akan terjadi saat ini secara langsung dan juga melihat reaksi dari si sialan Sengoku dan Garp itu, ketika mereka berdua melihatku datang di perang besar itu!" Kata Naureen sambil tersenyum.
"Souka. Kalau begitu ayo kita segera pergi ke Marineford." Kata Naruto kepada mereka semua.
Kemudian kapal Armageddon pun mulai berlayar meninggalkan pulau Sabaody dan menuju ke Marineford untuk menyelamatkan Hiken no Ace.
Marineford
"SENGOKU-GENSUI! Lapor! Gerbang keadilan terbuka dengan sendiri!" Seorang prajurit tiba-tiba datang dan membawa kabar yang membuat Sengoku sedikit terkejut.
"A-Apa!? Bagaiamana bisa!?" Teriak Sengoku.
Disisi lain, tiba-tiba angin berhenti berhembus dan membuat keadaan sekitar menjadi sangat tenang dan hening tanpa adanya suara sedikit pun dan membuat semua tentara yang berdiri disana sangat tegang karena mereka tahu bahwa ini sangat tidak wajar dan hal ini pun dirasakan oleh Shichibukai yang berdiri di garis depan.
"Tiba-tiba menjadi sangat tenang..." Gumam Hancock.
"Heheheheheh, ini sangatlah tidak wajar..." kata Doflamingo.
Hancock sedikit melirik ke Doflamingo denga tatapan sinisnya. "Aku yakin aku tidak meminta pendapatmu atau menyuruhmu untuk berbicara."
Seketika, terlihat ada asap tebal muncul jauh didepan mereka dan akhirnya, mereka melihat ratusan bahkan mungkin ribuan kapal sedang bergerak mendekati Marineford.
"MEREKA DATANG! BERSIAP!"
Terdengar sebuah pengumuman diseluruh penjuru Marineford dan membuat semua orang disana mengangkat senjatanya dan mengarahkan seluruh Meriam yang berada di Marineford kearah kapal yang mendekati mereka.
"Mereka muncul secara tiba-tiba! Bagaimana bisa!?" Kata Sengoku yang masih heran.
Semakin lama, kapal-kapal tersebut mendekat kearah Marineford namun, para angkatan laut melihat ada hal aneh karena mereka tidak melihat kapal Shirohige diantarnya.
"Hehehehe! Sepertinya akan menarik! Keluarlah Shirohige!" Teriak Doflamingo.
Tiba-tiba, di lautan yang berada tepat di Marineford, terdengar suara riak air yang sangat aneh dan banyak gelembung-gelembung air muncul dari sana dan tercipta pusaran air seolah-olah ada sesuatu yang akan muncul dari bawah air.
"Tidak mungkin!" Kata Sengoku yang memperhatikan pusaran air tersebut.
"AKU MELIHAT BAYANGAN DARI PUSARAN AIR TERSEBUT!" Kata salah satu prajurit angkatan laut yang melihat hal aneh dalam pusaran tersebut.
Pusaran air tersebut meluap ke atas dan menimbulkan efek shock kepada setiap prajurit angkatan laut yang melihatnya dan dari pusaran tersebut muncul sebuah kapal besar yang dilapisi gelembung. Kapal tersebut lebih besar dari kapal-kapal yang lainnya. Tidak berhenti sampai disitu, ternyata ada kapal serupa dan sama besar yang kembali muncul dari bawah laut dan kapal itu tidak lain adalah kapal utama bajak laut Shirohige, Moby Dick.
Satu persatu anggota bajak laut Shirohige mulai muncul dari kapal tersebut.
"Seluruh anggota bajak laut Shirohige sudah datang!" Teriak salah satu prajurit angkatan laut.
"Lihat! Dia adalah komandan divisi 1 Marco!" Kata salah satu prajurit angkatan laut sambil menunjuk Marco.
Sekarang, semua mata tertuju pada bagian depan kapal Moby Dick. Terdengar suara langkah kaki seseorang yang perlahan menaiki tangga. Semua angkatan laut yang berdiri disana pun menelan ludah mereka dan bahkan salah satu Shichibukai, yaitu Gecko Moria terlihat ketakutan. Dan akhirnya, Shirohige muncul dihadapan mereka.
Shirohige menatap ke alun-alun Marineford lebih tepatnya kearah panggung eksekusi dan melihat Ace yang di ikat oleh rantai dan ada dua algojo yang memegang pedang serta Sengoku yang berdiri disebelahnya.
"Gurarara! Sudah berapa puluh tahun tidak bertemu, Sengoku?" Tanya Shirohige.
"Shirohige..." Gumam Sengoku.
"Semoga anakku yang tersayang baik-baik saja! Gurararara! Bertahanlah sebentar lagi, Ace!"
Pulau Sabaody, Grove 2
Di pulau Sabaody Grove 2, terlihat ada lima orang yang menyaksikan dimulainya perang besar antara Markas besar angkatan laut melawan bajak laut Shirohige.
Kelima orang tersebut adalah Leon the Red Flash, Jeniffer Agatha the Queen of Apocalypse, Lescalata Hyenso the Black Vampire, Ridge Fang the Lightning Wolf dan Gilgamesh the King of Heroes. Mereka berlima ingin melihat siapa pemenang dari perang ini yang akan mengubah seluruh dunia nanti.
"Ara-ara. Sebentar lagi perang besar akan dimulai!" Kata Jeniffer.
"Kau benar. Siapa yang memenangkan perang tersebut akan mengubah hal-hal yang terjadi di dunia ini!" Kata Ridge.
"Dibandingkan dengan angkatan laut atau bajak laut Shirohige, aku lebih tertarik menyaksikan putra Xander dan Jeanice itu di perang tersebut. Bukankah begitu Leon?" Kata Lescalata sambil melirik kearah Leon.
"Hn. Kau benar. Aku tahu putra Xander dan Jeanice tersebut sangat kuat. Tapi, aku ingin melihat langsung seberapa kuatnya putra mereka berdua itu!" Kata Leon.
"Heh, kalian berdua juga harus tahu. The King of Knight, Arturia Pendragon ada di bajak lautnya dan aku pun tahu betul seberapa kuatnya Arturia, belum ditambah lagi dengan anak perempuan keduamu yang sadis itu. Bisa dikatakan angkatan laut tidak mempunyai kesempatan untuk menang dari bajak laut Kitsune itu." Kata Gilgamesh sambil menyeringai.
Marineford
"OYAAAJJII!" Teriak Ace sekeras mungkin agar dapat terdengar oleh kaptennya dan sosok yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.
Bagi Ace, ini adalah merupakan sebuah dilemma yang sangat besar karena di satu sisi dia tidak ingin mati konyol di disini dan ia sangat ingin menjadikan Shirohige sebagai raja bajak laut dan yang terpenting, ia harus membalaskan dendamnya kepada Teach. Disisi lain, dia tidak ingin melihat Nakamanya terluka hanya karena ia akan dieksekusi dan sampai seluruh bajak laut Shirohige beserta aliansinya jauh-jauh datang hanya untuk menyelamatkannya.
"Oyaji! Teman-teman! Padahal, aku sudah pergi seenaknya dan mengabaikan peringatan kalian!" Kata Ace.
"KENAPA KALIAN TIDAK TINGGALKAN SAJA AKU!? SEMUA JADI SEPERTI INI GARA-GARA KEEGOISANKU SENDIRI!!" Teriak Ace.
"Bukan! Akulah yang menyuruhmu untuk pergi, anakku." Bantah Shirohige.
"PEMBOHONG! BICARA APA KALIAN INI!? KALIAN WAKTU ITU TELAH BERUSAHA MENGHENTIKANKU!" Balas Ace kepada Shirohige.
"Aku yang menyuruhnya pergi betulkan, Marco?" Tanya Shirohige kepada Marco.
"Ya, aku juga mendengarnya! Sepertinya kami jadi membuatmu terjebak dalam kesulitan ya, Ace!" Kata Marco.
Shirohige langsung menundukan sedikit badannya dan menyilangkan kedua tangannya dan memasang kuda-kuda bertarung. Lalu Shirohige dengan kedua tangannya memukul udara di sampingnya dan menimbulkan retakan di udara tersebut. Seketika air laut yang berada di Marineford naik dan menjadi Tsunami dengan tinggi puluhan meter. Yang pasti lebih tinggi daripada alun-alun Marineford.
"Apa ini!?"
"TSUNAMI!"
"Bagaimana dia bisa membuat Tsunami sebesar ini!?"
"Jadi ini kekuatan dari Shirohige?"
Seluruh tentara-tentara angkatan laut membelalakkan mata mereka karena mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Tsunami dengan tinggi puluhan meter akan mengahancurkan Marineford dan bagaimana bila seseorang membuat Tsunami sebesar ini. Yang mereka pikirkan saat ini hanyalah satu.
Shirohige adalah seorang Monster.
Dibawah panggung eksekusi, tepatnya di tempat duduk para Admiral, mereka bertiga melihat Tsunami itu dengan santai karena bagi mereka ini bukanlah masalah yang besar. Tetapi salah satu dari mereka setidaknya harus bertindak atau tidak akan banyak korban jiwa dan kerusakan parah bagi Marineford. Aokiji yang merasa 2 kawannya tidak mau bertindak memutuskan untuk bertindak lebih awal dan menyelamatkan Marineford dari Tsunami dan seketika Aokiji menghilang dari kursinya.
"Ice Age!"
Aokiji membekukan 2 gelombang air besar yang sebelumnya mengepung Marineford dan membuat gelombang air tersebut menjadi gunung es yang menjulang tinggi. Seluruh tentara-tentara angkatan laut yang melihat Tsunaminya terhenti langsung bersorak-sorak karena gembira.
"Tsunaminya terhenti!"
"KITA SELAMAT!"
"INI ADALAH KEKUATAN ADMIRAL AOKIJI! DIA MENYELAMATKAN KITA!"
"JANGAN REMEHKAN ANGKATAN LAUT!"
Shirohige yang melihat Tsunaminya terhenti hanya tersenyum santai dan melihat pria yang barusan membekukan Tsunaminya tersebut dengan senyuman.
"Aokiji! Si Bocah berandalan itu!!" Kata Shirohige kepada Aokiji.
Aokiji yang mendengar ucapan Shirohige tersebut hanya diam saja dan memilih untuk tidak membalas kata-kata Shirohige tersebut. Aokiji langsung membuat 5 tombak es dan ia arahkan kepada Shirohige.
"Partisan!"
5 tombak es tersebut melesat ke arah Shirohige dengan kecepatan tinggi.. Shirohige yang melihat hal itu masih saja tersenyum karena bagi bajak laut legend seperti Shirohige, serangan ini bukanlah hal yang patut diwaspadai.. Shirohige lalu kembali memukul udara dan menimbulkan retakan di udara..
Tombak tombak es tersebut hancur berkeping-keping dan Aokiji pun terkena efek dari serangan tersebut yang membuat dirinya terbelah menjadi butiran es.
"Ara-ara." Aokiji hanya menggumam dan seketika tubuhnya menjadi butiran es dan jatuh ke laut. Butiran es tersebut kembali menyatu menjadi Aokiji dan ia membekukan seluruh lautan yang ada disekitarnya.
Shirohige melihat sekitarnya dan menemukan bahwa seluruh lautan sekarang sudah menjadi es dan ia sudah tidak bisa menggerakkan kapalnya lagi untuk mendekati Marineford. Tapi disisi lain ini merupakan keuntungan baginya karena dengan lautan yang beku ini, para bajak laut Shirohige bisa turun dan berjalan di lautan es tersebut dan menyerbu Marineford.
"ANAK-ANAKKU! TURUN DARI KAPAL DAN HANCURKAN ANGKATAN LAUT!" Teriak Shirohige kepada para anak buahnya.
Kemudian semua pasukan Shirohige langsung turun dari kapal dan menyerbu Marineford dan ini menandakan bahwa perang antara angkatan laut dan bajak laut Shirohige telah dimulai.
Disisi lain dari barisan para Shichibukai, seseorang yang dijuluki atau diberi gelar sebagai pendekar pedang terkuat di dunia yaitu Taka no Me, Mihawk perlahan melangkahkan kakinya dan bergerak sedikit maju dan menatap Shirohige dengan tajam. Para anggota Shichibukai yang lainya pun langsung mengarahkan pandangannya pada Mihawk.
"Kenapa? Apa kau ingin bertarung dengan kakek tua itu?" Tanya Doflamingo yang melihat kearah Mihawk dengan senyumannya yang khas.
"Aku hanya ingin melihat. Seberapa jauh jarak antara aku dan laki-laki tersebut." Kata Mihawk sambil memegang pedang yang ada di punggungnya dan mengambilnya.
"Orang yang melihat matanya pasti akan tahu bahwa ia adalah kesatria dingin yang tidak kenal ampun. Maka dari itu ia dijuluki Taka no Me." Kata Hancock di dalam hati yang juga sedikit melirik ke arah Mihawk.
"Jadi itu pedang terkuat di dunia?" Kata Smoker yang melihat kearah Mihawk.
Mihawk kemudian menghunuskan pedangnya dan mengarahkanya ke tempat Shirohige berdiri. Seketika dari pedang tersebut keluar sayatan besar berwarna hijau dan melaju kearah Shirohige dengan kecepatan tinggi. Seluruh orang yang berada dalam jangkauan sayatan tersebut langsung menghindar karena mereka tau jika mereka terkena maka mereka akan terbelah menjadi dua bagian.
Shirohige hanya tersenyum melihat serang dari Mihawk tersebut dan tidak berbuat apa-apa. Seketika sayatan hijau itu terhenti sebelum menjangkau Shirohige dan sayatan hijau tersebut terlempar ke atas.
"Ada seseorang yang menghentikannya."
"Siapa yang sanggup menghentikan serangan Taka no Me?"
Terdengar suara-suara dari barisan angkatan laut karena mereka penasaran siapa yang bisa menghalau serangan pendekar pedang terkuat di dunia. Mata seluruh orang tertuju pada kepulan asap yang terlihat ada bayangan seseorang yang berdiri di dalam kepulan asap tersebut. Saat asap tersebut mengilang mereka melihat seseorang yang tubuhnya mengkilap dan dilapisi oleh berlian.
"Itu komandan divisi 3 bajak laut Shirohige. Diamond Jozu." Kata salah satu tentara angkatan laut.
Jozu yang mendengar namanya disebut hanya menyeringai kepada para angkatan laut yang menatapnya dengan tatapan yang penuh ketakutan.
Disisi lain, di tempat duduk para Admiral, Borsalino atau Kizaru menatap pertempuran yang sedang berlangsung dengan kesal. Jika dia terus berdiam diri seperti ini, sudah pasti seluruh prajurit angkatan laut yang berada di barisan depan pasti akan mati mengingat yang mereka hadapi adalah Shirohige dan juga para komandan divisinya yang sangat hebat.
"Hmmm sepertinya aku harus ikut bertarung." Gumam Kizaru.
"Dengan kondisimu seperti itu? Kau hanya akan menjadi beban." Kata Akainu dengan ketus.
"Kau meremehkanku, Sakazuki? Seingatku, terakhir kali kita bertarung kau bahkan tidak bisa mengimbangi kecepatanku." Kata Kizaru dengan nada yang sangat mengejek.
"Cih. Lakukan saja sesukamu. Aku akan tetap disini." Kata Akainu.
Kizaru pun bangkit dari duduknya dan ia menengok keatas dimana panggung eksekusi berada dan ia tersenyum kepada Sengoku.
"Sengoku-san, bolehkah aku ikut bertarung?" Tanya Kizaru.
"Kau yakin kau baik-baik saja?" Tanya Sengoku.
"Aku berjanji akan menghindari pertarungan yang tidak penting dan menjamin bahwa eksekusi Portgas D. Ace akan berjalan dengan sempurna." Kata Kizaru.
"Kalau begitu, lakukanlah yang terbaik Borsalino. Barisan depan sangat membutuhkan bantuanmu." Kata Sengoku.
Kizaru hanya menganggukan kepalanya dan seketika, ia berubah menjadi partikel cahaya kecil dan pergi ke barisan depan.
Di kapal Shirohige, atau yang lebih dikenal dengan nama Moby Dick, Shirohige sedang memantau jalannya perang dan ia masih belum memutuskan untuk turun ke medan tempur. Saat ini, ia merasakan bahwa anak buahnya berhasil menekan para prajurit angkatan laut dan itu membuatnya sedikit lega.
Namun, Shirohige sedikit terkejut saat melihat sebuah cahaya terang yang tiba-tiba muncul dihadapannya dan membuat beberapa pengawal Shirohige yang berada dibelakangnya sampai harus menutup mata mereka.
"T-Terang sekali!"
"Apa itu!"
Cahaya terang itu menghilang dan betapa terkejutnya mereka saat melihat Kizaru yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka.
"Yasakani no Magatama!"
Tanpa basa-basi, Kizaru langsung menyerang Shirohige dan ia menembakan ratusan peluru cahaya kearah Shirohige.
Namun, Shirohige hanya tersenyum dan nampaknya ia pun tidak berencanan untuk menghindari serangan tersebut. "Oi, Oi, benar-benar menyilaukan." Kata Shirohige sambil tersenyum.
Belum sempat serangan Kizaru mengenai Shirohige, tiba-tiba serangan itu terhenti oleh sebuah kumpulan api berwarna biru dan membuat beberapa prajurit angkatan laut terkejut karena jika ada seseorang yang sanggup menghentikan serangan admiral, maka orang tersebut bukanlah orang biasa.
Api biru tersebut perlahan memudar dan perlahan memunculkan sesosok yang tentunya tidak asing lagi bagi para angkatan laut dan wajar saja serangan Kizaru berhasil di hentikan olehnya. Dia adalah Marco, komandan divisi 1 bajak laut Shirohige.
"Kau tidak bisa menyentuh seorang raja dengan semudah itu yoi!" Kata Marco yang menyeringai kepada Kizaru.
"Huuu! Bajak laut Shirohige benar-benar menakutkan." Kata Kizaru yang tersenyum.
"Tubuh apa itu!?" Kata seorang tentara angkatan laut.
"Dia menerima langsung serangan Admiral Kizaru! Tapi, dia masih bisa berdiri!" Kata tentara angkatan laut disebelahnya.
"Apa kekuatannya benar-benar seperti yang digosipkan!?" Balas temannya tersebut.
Kizaru yang mendengar itupun langsung berkata. "Kekuatan yang lebih mengerikan dari buah iblis logia! Tipe Zoan Mythical Beast. Tidak peduli serangan seperti apapun yang dia terima, ia bisa memulihkan dirinya lagi bersama-sama dengan apinya!"
"Seranganmu, melukaiku loh." Kata Marco tersenyum.
"Pembohong." Balas Kizaru.
Marco pun langsung berubah ke wujud burung Phoenix miliknya dan terbang dengan cepat menuju kearah Kizaru dan langsung menendang Kizaru. Tapi, Kizaru berhasil menahan tendangan Marco dengan menyilangkan kedua tangannya didepan wajahnya.
"Ugh, sakit nih." Kata Kizaru.
"Pembohong." Balas Marco.
Kemudian Marco pun langsung mendorong tendangannya dan mengakibatkan Kizaru terlempar kebawah.
"Kalian semua, mundurlah!" Kata Jozu kepada anak buahnya.
"Komandan Jozu!" Para anak buah Jozu pun langsung menyingkirkan dari situ setelah mendengar perkataan dari komandannya itu.
Jozu pun langsung berlari dan meninju es, kemudian terlihat sebuah retakan berbentuk lingkaran yang sangat besar dan Jozu pun langsung mengangkat sebuah yang sangat besar. Lalu, Jozu melemparkan bongkahan es yang sangat besar tersebut kearah tentara-tentara angkatan laut didepannya.
"Itu bongkahan es!!"
"Besar sekali!!"
"Cepat hentikan bongkahan es itu!!"
Tentara-tentara angkatan laut yang melihat bongkahan es itupun menjadi sangat panik dan takut karena ukurannya yang sangat besar itu.
"Kurang ajar, mereka berdua! Meninggalkan tempat ini begitu saja. Jika kita semua pergi, lalu siapa yang akan menjaga tempat ini!?" Kata Akainu yang berdiri dari kursinya.
"Daifunka!"
Kemudian terlihat tangan Akainu yang sudah berubah menjadi magma dan Akainu pun langsung mengeluarkan serangannya yang terlihat seperti sebuah tinju magma yang besar dan langsung membuat bongkahan es tersebut menjadi berubah menjadi hujan batu vulkanik.
Hujan batu vulkanik tersebut pun langsung mengarah ke pasukan bajak laut Shirohige bahkan hujan batu vulkanik itu menghantam dan menghancurkan salah satu kapal dari bajak laut Shirohige.
"Salah satu kapal kita terkena serangan itu. Segera menjauh dari kapal." Kata salah satu anak buah Shirohige. Para anggota bajak laut Shirohige pun langsung segera berlari menjauh dari kapal yang terkena serangan hujan batu vulkanik itu.
Lalu, terlihat salah satu dari batu vulkanik tersebut mengarah langsung ke Shirohige dan Shirohige yang melihat itupun langsung mengarahkan senjatanya ke batu vulkanik tersebut. Lalu, Shirohige meniup api magma dari batu vulkanik itu dan langsung menatap kearah Akainu.
"Kenapa kau tak menyalakan lilin ulang tahun saja, bocah magma." Kata Shirohige kepada Akainu.
"Tentu saja itu untuk pemakamanmu nanti, Shirohige." Balas Akainu sambil menyeringai.
Sementara itu disisi lain wilayah Marineford, terlihat sebuah kapal bajak laut yang tengah melintasi perairan. Itu adalah kapal dari Kitsune Kaizokudan. Namun tidak jauh dari kapal mereka terlihat kapal perang angkatan laut yang sedang berlayar.
Rimuru yang melihat kapal perang angkatan laut tersebut pun langsung memberitahukannya kepada eman-temannya yang lain. "Minna! Aku melihat sebuah kapal perang angkatan laut."
"Benarkah? Apa yang sedang mereka lakukan disini?" Kata Clarissa dengan heran.
Gray menganggukkan kepalanya. "Itu aneh. Seharusnya semua prajurit angkatan laut sekarang berada di Marineford."
"Jadi apa yang harus kita lakukan dengan mereka?" Tanya Ino.
"Apa kita langsung mengeceknya saja? Jika kapal itu memang milik angkatan laut, kita habisi saja semua prajurit yang ada didalam kapal itu." Kata Lilith.
"Ide bagus." Kata Ban.
Vali kemudian menyeringai. "Kalau begitu biar aku saja yang melakukannya."
Arturia mengarahkan pandangannya ke Naruto. "Bagaimana pendapatmu?"
"Seperti yang dikatakan Lilith, kita akan melihatnya terlebih dahulu. Vali, Clarissa, kalian berdua pergilah untuk memastikan apakah kapal itu memang milik angkatan laut atau bukan!" Kata Naruto.
Clarissa dan Vali menyeringai puas mendengar perkataan dari kaptennya itu. Mereka berdua menganggukkan kepalanya dan pergi menuju ke kapal perang angkatan laut itu.
Tidak butuh waktu yang lama untuk mereka berdua sampai dan berdiri di pinggir kapal perang itu. Clarissa dan Vali cukup terkejut dengan isi orang-orang dari kapal perang angkatan laut ini. Emporio Ivankov, Sir Crocodile, Jinbei, Buggy the clown, hingga Monkey D. Luffy. Sungguh kombinasi yang sangat aneh dan menarik menurut mereka berdua.
Clarissa dan Vali akhirnya memutuskan untuk menyapa mereka semua dan melihat reaksi yang akan mereka lakukan.
"Ara-ara. Sungguh kombinasi kelompok yang aneh bukan?"
"Justru itulah hal yang bikin menarik. Mantan anggota tentara revolusioner, Shichibukai, dan generasi terburuk berada di satu kapal yang sama."
Jinbei, Crocodile, Invakov, Buggy, dan Luffy yang melihat kedatangan Death Queen dan White Dragon Emperor langsung terkejut dan membelalakkan mata mereka. Mereka semua pun mengambil posisi siap bertarung waspada terhadap kedua orang itu.
Luffy kemudian menatap Clarissa dan Vali. "Apa kalian berdua bagian dari angkatan laut?"
Semua orang yang ada di kapal itu kecuali Clarissa dan Vali melebarkan kedua bola mata mereka. Karena Mugiwara tidak mengetahui siapa kedua orang itu. Padahal kelompok bajak laut mereka menjadi perbincangan hangat selain perang yang sedang berlangsung saat ini.
Ivankov menatap Luffy dengan heran. "Oi! Apa kau tidak mengetahui siapa mereka berdua?"
Luffy menggelengkan kepalanya. "Tidak."
"Selalu menjadi idiot seperti biasa." Gumam Crocodile.
Vali langsung saja tertawa. "Hahahaha. Padahal kau sudah bertemu dengan dua anggota kelompok kami saat di pulau Sabaody. Tapi kau bahkan tidak mengetahui siapa kita?"
Luffy pun kebingungan. "Eh, siapa?"
"Ara-ara. Tentu saja Arturia Pendragon dan Rimuru Tempest." Kata Clarissa tersenyum.
Luffy yang mendengar itu langsung kaget. "Kalian berdua juga anggota dari kelompok bajak laut, Naruto?"
"Itu benar." Kata Clarissa.
"Akhirnya kau mengetahuinya juga." Kata Vali.
Jinbei menatap curiga kepada Clarissa dan Vali. "Jadi apa yang kalian lakukan disini?"
"Bukankah sudah jelas? Kita akan pergi ke Marineford untuk membebaskan Hiken." Kata Vali.
Luffy sangat senang mendengar perkataan dari Vali. "Yosh. Kalau kelompok bajak laut Naruto mengikuti perang, Ace pasti akan bebas."
"Ara-ara. Kau terlalu menyanjung kami Luffy-san." Kata Clarissa.
Melihat bahwa isi dari kapal perang itu bukan prajurit angkatan laut, Clarissa dan Vali memutuskan untuk kembali ke kapal mereka dan memberikannya kepada yang lainnya.
"Tunggu. Tolong sampaikan salamku kepada Naruto." Kata Luffy kepada Clarissa dan Vali.
Clarissa menganggukkan kepalanya. "Tentu. Pasti akan kusampaikan."
Setelah itu Clarissa dan Vali langsung menghilang dari sana dan muncul kembali di kapal bajak laut mereka.
"Jadi bagaimana situasinya?" Tanya Ino ketika melihat kedatangan Clarissa dan Vali.
Clarissa kemudian tersenyum. "Tenang saja. Kapal perang angkatan laut itu tidak membawa prajurit angkatan laut. Namun jika kalian melihatnya secara langsung, maka kalian pasti akan terkejut."
"Kenapa?" Tanya Rimuru.
Vali kemudian menjawab. "Karena di kapal itu berisi mantan anggota revolusioner, Shichibukai, dan bajak laut. Emporio Ivankov, Jinbei, Crocodile, Buggy, dan Monkey D. Luffy. orang-orang yang menarik bukan?"
Anggota kelompok bajak laut Kitsune lainnya pun cukup terkejut dan terheran ketika mendengarkan perkataan dari Vali itu.
Gray mencibir. "Sungguh kombinasi yang sangat aneh."
Arturia mengangguk setuju. "Itu cukup mengejutkan juga."
"Tapi bukankah itu menjadi semakin menarik? Jika mereka bergabung dalam perang yang akan berlangsung beberapa saat lagi." Kata Ban.
"Aku pasti menantikan hal itu juga." Kata Lilith setuju dengan perkataan Ban.
"Luffy kah?" Guman Naruto.
Clarissa menatap Naruto. "Luffy-san mengirimkan salam untukmu, Naruto-kun."
Naruto menyeringai. "Kalau begitu tidak perlu membuang waktu lagi. Kita harus tiba di Marineford secepatnya. Kalian semua sebaiknya bersiap-siaplah untuk menyambut peperangan ini."
Anggota Kitsune Kaizokudan lainnya menganggukkan kepala mereka dan tidak sabar menantikan peperangan yang sedang terjadi di Marineford saat ini.
To Be Continued
