Rena sedang asyik lihat-lihat Carousell sampai lupa waktu. Berharap semoga kutek impiannya belum ada yang incar. Setelah scroll dan scroll ternyata masih ada. Rena bernapas lega. Syukurlah!

Sambil menggelayut manja lengan Ryuu, wanita itu berkata, "Bubub–aku boleh nambah kutek lagi nggak?"

"Nggak boleh!" suara Ryuu tetap lembut meskipun marah. "Mending beli kopi atau novel biar kosakata kamu bertambah."

"Iya, deh."

Rena kembali melanjutkan novel dengan semangat. Selalu menurut perkataan kekasihnya. Tidak lupa mengingatkan supaya tidak membuang-buang uang untuk barang tak berguna.

Satu jam kemudian, raut wajah Rena berubah muram. Naskah novelnya ditolak. Jiwanya seolah tersedot oleh keputusasaan.

"Kamu… kenapa, Rena?" ucap Ryuu terbata-bata.

"Lebih dari sepuluh kali naskah nggak diterima. Ikut kursus menulis pun masih kurang cukup untuk meningkatkan skill. Seluruh energiku tersedot habis hanya karena masalah ini. Ingin menyerah aja rasanya."

Ryuu merangkul, lalu mengusap kepala wanita malang itu. Ketika pasanganmu terpuruk, yang dibutuhkan hanyalah pelukan hangat.

"Jangan bilang begitu. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Berproses itu nggak bisa cepat. Dimulai dari langkah-langkah kecil dulu. Kalau capek istirahat dulu, ya. Jangan dipaksakan."

"Mau es krim coklat mint. Pleaseee…" pupil mata Rena membesar seperti seekor anjing yang minta digendong.

"Apapun untukmu, beb."

Tiada yang mustahil di dunia ini. Selama berusaha dan berdoa, mimpimu pasti akan terwujud. Entah sekarang atau di masa depan.

Hari ini merupakan hari spesial. Pertama ulang tahun Ryuu. Kedua Miracle Of Love–novel pertama Rena–resmi diterbitkan. Ryuu diundang ke acara peluncuran buku sebagai tamu. Penggemar Rena kebanyakan mahasiswi.

"Miracle Of Love menceritakan tentang kisah cinta dua remaja, Rika dan Rio. Walaupun berbeda sekolah, mereka berusaha untuk bertemu secara langsung. Hingga akhirnya ayah Rika melarang berpacaran dengan Rio karena beda status."

Usai acara, Rena dan Ryuu merayakan ulang tahun di apartemen. Kue ultah sudah siap, tinggal dikeluarkan dari kulkas. Sushi pun selesai dibuat. Koki dari restoran langganan mulai bekerja pukul 15.00. Mereka pulang pukul 18.00.

Ryuu meniup lilin, lalu berkata, "Semoga kehidupan rumah tangga kita baik-baik saja."

"Semoga kamu semakin bijak dalam menghadapi hidup dan rajin bekerja!" ucap Rena memeluk erat tubuh kekasihnya.

"Makasih banyak, beb." Ryuu mencium kening wanita itu.

Mereka menyantap aneka sushi yang menggiurkan. Dagingnya segar dan juicy tanpa tercium bau amis. Kue ultah buatan Ryuu menggunakan gula khusus pengidap diabetes. Rasanya tidak terlalu manis, sesuai selera Rena.

"Pengen makan dua, tapi nggak jadi. Takut gemuk." Rena menjulurkan lidahnya.

"Sebaiknya begitu. Sisanya buat besok sarapan." Ryuu menggendong kekasihnya dengan bridal style. Tahu-tahu ia sudah mabuk Awamori. "Karena aku ingin bercinta denganmu, beb!"