SetsunaZ1 2.0 Present

Disclaimer :

Naruto ©Masashi Kishimoto

HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi

H-20

Sudah sepuluh hari berlalu setelah pernyataan yang Naruto berikan pada semua pengikutnya di dalam pertemuan yang ia gelar selepas kepulangannya. Dan keadaan di wilayah Namikaze dan semua loyalisnya berjalan seperti biasa tanpa adanya keanehan karena Naruto sendiri yakin jika berita informasi perihal mereka semua, para bangsawan, ingin memulai perang maka kekacauan akibat panik akan terjadi dan parahnya mungkin akan ada orang-orang yang memanfaatkan konflik ini.

Dan karena itulah Naruto dan mengirimkan surat perintah untuk memobilisasi prajurit dan juga ksatria menggunakan Hassan sebagai perantaranya. Dan karenanya di tiap kota di perbatasan mulai diisi oleh ratusan prajurit dan beberapa knight yang mengabdi pada salah seorang bangsawan dalam fraksi Namikaze. Namun dirinya tidak menyangka saat salah seorang Hassan membawakan berita yang sangat tidak ia sangka.

"Beberapa desa di wilayah Baron Sieg sudah di invasi dan seperti laporan yang sudah-sudah, semua korban adalah laki-laki tidak ada satupun perempuan yang di bunuh dalam penyerangan tersebut."

Naruto terdiam di tempatnya duduk saat ini seakan dirinya disambar petir di hari yang cerah. Ia tidak menyangka jika pasukan Dvarga akan menginvasi mereka lebih cepat dari perkiraannya. Namun ia harus diam dan tetap tenang, emosi nya memang memuncak namun ia harus tetap berfikir dengan kepala dingin karena jika tidak kegagalan atas semua rencana akan ia dapati.

"Haruskah hamba mengeliminasi mereka semua?" tanya Hassan itu dan mendengarnya Naruto menimbang apa yang harus ia perintahkan hingga ia sampai pada sesuatu.

"Jangan eleminasi mereka biarkan mereka berfikir jika pertahanan kita memang lemah."

"Lalu apa yang harus hamba lakukan, Tuan?"

Naruto mulai berfikir saat melihat peta wilayah yang ada di dinding ruangannya, tepatnya wilayah dari Baron Sieg dan kemudian ia tersenyum.

"Hassan, pergi temui Baron Sieg dan katakan padanya bahwa ia beserta pasukannya harus berjaga di kota Wallen. Beritahu ia juga untuk mengevakuasi warga menuju wilayah ini dan potong semua rambut perempuan yang ada di kota itu. Dan jika perkiraan ku tidak meleset mengingat mereka perlu suplai makanan, mengurus persenjataan dan kesenangan mereka akan seks maka mereka akan tiba di kota Wallen dalam waktu 1 minggu dari sekarang." Hassan itu menatap Naruto dengan kedua matanya yang tampak dari lubang topeng yang ia kenakan, dan Naruto mulai menjelaskan rencana yang ia susun.

Ia menjelaskan jika rambut dari para perempuan akan digunakan untuk mengecoh pasukan Dvarga jika mengingat mereka semua hanya membunuh laki-laki. Lalu dengan kesalahan yang dibuat pasukan tersebut, maka mereka akan berhasil dalam peperangan di kota Wallen. Penyamaran yang digunakan akan menjadi pedang bermata dua jika prajurit Dvarga tahu bahwa penyamaran itu terbongkar.

"Setelah kau menyelesaikan tugas mu untuk menyampaikan rencananya, awasi pergerakan pasukan Dvarga. Jika kau rasa semua persiapan yang mereka perlukan sudah siap, beritahukan pada Baron Sieg untuk bersiap bersama dengan pasukannya. Dan menurut perkiraan ku mereka akan mengirim grup kecil sebagai pasukan pengintai, tolong eleminasi grup itu, laksanakan!" dan dengan titah Naruto, Hassan itu pergi dari ruangannya untuk menjalankan tugasnya dan di dalam hati Hassan itu sebuah rasa hormat dan kagum mulai tumbuh setelah mendengar rencana yang sangat detail dari Naruto.

Sementara itu di sebuah kota yang terletak tidak jauh dari kota Wallen, kota Wallais, pusat wilayah kekuasaan Baron Sieg, sedang terjadi kehebohan saat seorang gadis Demi-human dari ras Luppo sedang mengamuk meminta bertemu dengan Baron Sieg.

"LEPASKAN! BIARKAN AKU BERTEMU DENGANNYA!"

"Ugh.. Tenang dulu, anda tidak bisa langsung bertemu dengannya."

"Kenapa? Karena aku demi-human? Karena aku keturunan monster, hah?"

Gadis itu terus berontak saat dihadang para prajurit milik Baron muda itu namun itu semua tidak membuat emosi yang dirasakan demi-human itu berkurang. Gadis itu tidak menunjukkan rasa lelah sedikitpun berbeda dengan prajurit yang sudah mulai lelah meladeni amukannya.

"Hentikan."

Prajurit yang menghadang gadis itu seketika diam layaknya patung saat mendengar suara yang berasal dari belakang mereka. Disana juga ada seorang pria muda berusia 20 tahunan sedang berdiri di depan pintu kediamannya, pria itu memiliki mata yang tajam, rahang yang kokoh dan warna rambut kecokelatan, tubuhnya tegap layaknya seorang ksatria dan caranya berbicara ataupun berjalan sangat berwibawa layaknya bangsawan.

Pria itu berjalan kearah mereka dan dengan senyum di wajahnya ia berkata, "Kau sudah berjuang untuk sampai kemari. Aku sudah mendengar kabar yang terjadi pada desa mu, aku meminta maaf karena tidak bertindak cepat. Kau pasti lelah bukan? Istirahatlah."

Gadis itu seketika menjadi tenang dan kemudian air mata mengalir dari wajahnya. Air mata syukur yang ia keluarkan membuat dirinya lega namun ia harus menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Dan saat ia membuka mulutnya, Sieg sudah memotongnya terlebih dahulu. "Aku tahu apa yang ingin kau katakan, Aku sudah tahu. Aku dan pasukan ku akan berusaha untuk menyelamatkan mereka yang bisa di selamatkan."

"Kalian.." Sieg melihat kearah prajurit yang ada di hadapannya saat ini dengan wajah yang sangat gelap. "Sampaikan pada seluruh kapten pasukan untuk bersiap. Dan panggil Komandan Banky untuk menemui ku." Salah seorang dari prajurit itu bergegas berlari untuk pergi dari tempat tersebut guna menuntaskan tugasnya dan prajurit itu juga sadar jika api peperangan akan terjadi di daerah ini, dan dirinya juga tahu jika itu hanyalah awalan saja dibandingkan bencana yang akan mereka temui dikemudian hari.

Sementara itu jauh di perbatasan dimana suara desahan dan juga bau amis dari darah dan cairan seksual bercampur menjadi satu, seorang pemuda sedang duduk termenung sendirian memandang rekan-rekannya yang sedang berpesta dengan para sandera.

Ada perasaan jijik melihat itu semua namun inilah ia menelan itu semua seakan membohongi perasaannya sendiri. Saat seorang wanita digilir terus menerus oleh sekelompok prajurit ataupun seorang anak yang menangis menahan sakit saat kelaminnya di rusak bajingan yang tidak memiliki hati nurani.

'Kapan ini semua selesai?' pikirnya saat melihat itu semua. Ia ingin semua ini berakhir dan walaupun tugasnya selesai saat ia mendapatkan obat untuk kekasihnya. Dirinya yakin, kekasihnya lebih memilih mati daripada hidup diatas penderitaan orang-orang ini.

"Oi Shirou! Kau tidak ingin ikut berpesta? Ada wanita cantik dengan dada besar di antara mereka semua."

Salah seorang dari prajurit itu mendekati Shirou dan berkata demikian sedangkan Shirou menatap prajurit itu dengan mata seperti ikan mati. Yang Shirou lihat saat ini bukanlah manusia melainkan binatang yang berjalan menggunakan kedua kaki dan memiliki kulit layaknya manusia dan tanpa mengenakan pakaian ataupun menutupi kemaluan yang bergelantungan, Prajurit itu dengan santainya meminum sebotol minuman keras.

Ingin rasanya ia membantai mereka semua namun jika ia melakukan itu, Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan bangsawan yang menyewanya saat ini. Perasaan yang ia rasakan bercampur aduk dan dirinya sendiri kebingungan memikirkan itu semua. Apakah dirinya masihlah manusia? Apakah ia harus tetap berada disini? Namun jika dirinya pergi, siapa yang akan menyelamatkan kekasihnya? Banyak pertanyaan yang saling berkecamuk di dalam pikirannya.

Namun setidaknya ia berhasil menyelamatkan seorang gadis dari terkaman binatang dihadapannya. Walaupun ia harus membunuh orangtua gadis itu, Ia harus melakukannya agar tidak di anggap pengkhianat. Dan dalam waktu seminggu dari sekarang, pasukan ini akan menduduki kota kecil di perbatasan yang akan menjadi basis masuk pasukan utama menuju wilayah ini.

"PERIKSA PERBEKALAN DAN SENJATA KALIAN! SEMINGGU DARI SEKARANG KITA AKAN PERGI MENUJU KOTA WALLEN!"

Dan sorakan para prajurit makin menjadi-jadi karena saat kota Wallen berhasil diduduki, maka pemuas nafsu mereka semua akan bertambah dan mental Shirou akan makin hancur.

"Itulah rencana ku."

Jauh di barat Kerajaan Airia, berbatasan langsung dengan wilayah Duke Namikaze dan para Loyalisnya, Dvarga. Di sebuah ruangan yang sangat megah seorang pria berambut hitam sedang duduk di kursi kebesarannya tanpa mengenakan pakaian. Pria itu tidak sendirian, di kanan dan kirinya ada wanita-wanita yang sudah tidak bisa berfikir dengan baik dan di depannya, tepat di bawah selangkangannya, seorang wanita lain sedang menjilati kelaminnya tidak hanya itu di ruangan tersebut banyak wanita yang sudah tidak sadarkan diri dengan banyaknya cairan putih di tubuh mereka maupun di lantai.

"Jadi begitu, dengan kau merusak mentalnya maka pria itu akan menjadi alat yang bagus untuk kita semua."

Pria itu tidak sendirian, melainkan ada seorang pria lain di dalam ruangan itu, tepat di atas ranjang. Pria itu sedang memainkan dada seorang wanita dihadapannya dan sesekali menjilati leher wanita itu.

"Dan seperti perjanjian kita, Wilayah itu akan menjadi milik mu dan aku akan mengambil para wanitanya kecuali 3 wanita, kan? Arthuria Pendragon, Gabriel Angel dan Kuisha Abaddon. Bagaimana dengan Saintess?"

"Ah dia? Kau bisa memilikinya. Aku hanya memerlukan ketiga wanita itu untuk rencana ku ughh-"

Melihat pria yang ada di ranjang itu mengejang karena ejakulasi, pria yang ada di kursi miliknya terkekeh.

"Seperti kesepakatan kita, Kau akan membantu dengan mengirim pasukan milik mu saat penyerangan bukan? Dan saat kau menjadi raja, kita akan membuat Aliansi."

Pria itu bangkit dari ranjang dan mulai mengenakan pakaian miliknya. Saat ia melihat wanita yang ada di atas ranjang itu, Ia tersenyum dan menarik rantai yang terhubung pada pengekangan di leher wanita itu.

"Aku akan mendukung mu selama kau bisa menaklukkan wilayah Namikaze, Jendral Derec." Ucap pria itu dan berjalan keluar menyeret 'barang' miliknya tanpa memperdulikan jika 'barang' itu kesulitan untuk bernafas.

"Yah senang bekerja sama denganmu, Raiser Phoenix."

Setelah keluar dari ruangan itu, Raiser tersenyum. Senyum yang sangat licik yang cocok dengan bajingan busuk seperti dirinya.

"Kau pikir kau siapa? Ingin menjadi raja? Kau beserta pasukan mu akan mati bersama dengan Namikaze keparat itu! Saat kalian saling bertempur, Red Phoenix akan membantai kalian semua! Seorang mantan petualang ingin bersanding dengan Raja seperti ku? Heh, Lelucon macam apa itu!"

Ada pepatah yang berbunyi " Jika kau adalah orang baik maka kau akan berkumpul dengan orang baik dan sebaliknya." Begitulah keadaan saat ini. Seorang bajingan akan berkumpul bersama dengan bajingan lainnya untuk melaksanakan tujuan busuk mereka. Seseorang yang ingin membuat kerajaan dimana ia bisa melakukan seks setiap hari dan seorang bajingan yang menghalalkan segala cara demi menjadi raja.

Namun orang-orang itu tidak tahu dengan apa yang akan mereka hadapi dalam perang nanti. Seorang ahli strategi dan orang yang mendapatkan 'Medal of Honor' di bumi, orang yang tidak kenal ampun pada musuhnya dan orang yang dapat memanipulasi siapapun hanya dengan permainan kata sederhana. Dan orang itu sedang berjalan menuju Dark Forest untuk menemui orang-orang yang sudah menjadikan dirinya sebagai Raja mereka, disebut 'orang' pun itu tidak cocok karena yang ditemuinya adalah Monster yang sudah ia tolong beberapa bulan lalu.

Namun Naruto harus terdiam saat melihat apa yang ia lihat sekarang ini. Goblin yang kurus dan Orc serta Ogre yang gemuk sekarang berubah! Membuat dirinya sendiri tidak percaya dengan apa yang dilihat matanya. Para Monster itu, berubah dan memiliki tubuh layaknya Binaragawan dan selalu meneriaki sesuatu yang ia ajarkan pada mereka saat bekerjasama membangun pemukiman ini.

"BERSAMA KULI MEMBANGUN NEGERI."

"Dan mereka meneriakinya dengan semangat." Naruto tidak bisa untuk tidak terkejut dengan itu semua. Hanya dengan sebuah kalimat yang ia lihat di salah satu platform sosial media yang menghina suatu kaum hanya karena kebanyakan dari kaum tersebut berkerja sebagai kuli, memiliki efek besar di dunia lain. Para Monster lemah menjadi monster yang sangat kuat akibat kalimat tersebut.

"TUAN JOHN DATANG!"

Seketika dengan teriakan penjaga gerbang, Gerbang kayu di hadapannya terbuka dan ratusan bahkan ribuan monster humanoid berlari kearahnya namun berhenti seketika dengan wajah ketakutan dihadapannya.

'Hm? Kenapa dengan mereka?' pikirnya dan Itu semua langsung dijawab entitas yang ada di dalam tubuhnya.

"Itu semua akibat Link yang kita buat. Aku adalah Beast yang berada pada titik puncak para Beast maka dari itu mereka yang hanya monster lemah merasa tertekan saat berhadapan dengan mu."

'Ah jadi begitu..'

"Tenanglah! Kenapa? Sekarang kalian takut pada penyelamat kalian?" Ucapnya dan karena ucapan tersebut, Naruto berhasil membuat para Monster tenang dan tidak takut kepada dirinya. "Aku perlu kekuatan kalian, Dalam 10 Hari pergilah menuju wilayah Namikaze dengan semua monster yang sanggup bertempur. Selama kalian disana, Aku akan menjamin makanan kalian, Di dalam wilayah Namikaze ataupun di pemukiman ini. Paham?"

"Maaf tuan, tapi kenapa kami harus membantu wilayah Namikaze? Kami disana hanya menjual apa yang bisa kami jual untuk mendapatkan makanan." Jawab salah seorang orc, seketika kepala Orc itu terlepas dari lehernya.

"Aku tidak tahu jika kalian para Monster begitu cepat melupakan bantuan manusia. Kalian pikir selain wilayah Namikaze, Wilayah mana yang mau melakukan jual-beli dengan monster? Dan asal kalian tahu, Lord Namikaze adalah sahabat ku. Maka dari itu kalian harus menbantunya! Ini bukan permintaan, ini perintah!"

Dengan begitu, Naruto sudah mendapatkan pasukan tambahan dalam perang yang akan datang. Ia sudah mendapatkan Infantry hebat, Perisai daging dengan regenerasi super dan pekerja yang bisa mengangkat batu untuk Catapult miliknya. Semua persiapan sudah selesai dan hanya beberapa persiapan kecil yang harus ia siapkan sembari menunggu Hassan yang ia kirim untuk mengumpulkan informasi dari pihak musuh.

'Saaa.. Ayo kita lihat siapa yang akan menulis sejarah dan menjadi sejarah.'

*

To Be Continue..

BENGKULU, 11 DESEMBER 2023

Catatan : Kok di chapter sebelumnya tuh seminggu yang lalu? Gw males up sumpah! Lu tau kek mager aja gitu padahal gak sampe 5 menit buat up di FFN sama kek lu yang mager beres-beres sarang lu padahal gak sampe 5 menit