SetsunaZ1 2.0 Present
Disclaimer :
Naruto ©Masashi Kishimoto
HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi
"Ugh.."
Matahari mulai terbit dari fajar dan di dalam sebuah kamar dapat terlihat seorang pemuda sedang tertidur dengan seorang gadis cantik di sampingnya. Dan saat melihat gadis itu yang masih tertidur lelap, pemuda itu, Naruto tersenyum melihatnya. Mereka berdua tidak berhubungan badan, hanya tidur bersama seperti suami-istri karena mau bagaimanapun dirinya sudah berjanji jika suatu hari nanti akan menjadikan gadis itu sebagai wanitanya.
Namun pikirannya melayang mengingat seseorang. Seorang gadis yang hidup dengan penderitaan di dalam hidupnya, seorang gadis yang sangat hebat dengan pendirian yang sangat kuat layaknya sebuah pohon di tengah badai, dan seorang gadis yang membuat dirinya menjadi seorang 'Pria'.
Ishar M'la, seorang hybrid yang diciptakan dari eksperimen kejam demi keselamatan umat manusia. Seorang wanita muda yang memikul beban dunia di bahunya yang ringkih dan dirinya meninggalkan wanita itu seorang diri tanpa berpamitan dan hanya meninggalkan kukri miliknya.
Yup, Kukri miliknya yang dibuat oleh semua Blacksmith di wilayah ini sengaja ia tinggalkan karena ia yakin jika suatu hari nanti mereka akan bertemu dan kukri itulah yang akan menjadi saksi bisu nya. Ada sedikit rasa bersalah mengkhianati perasaan Arthuria dihatinya namun ia juga tidak bisa membohongi fakta bahwa seorang bangsawan di benua ini, memiliki lebih dari satu orang istri adalah hal yang wajar.
Meregangkan tubuhnya sedikit dan menatap keluar jendela dimana matahari sudah mulai naik dan dapat ia dengar suara beberapa Maid dan Butler yang sudah memulai pekerjaan mereka. Tak ingin menunggu lama, Naruto segera memulai aktifitas paginya tanpa membangunkan Arthuria dan setelah semuanya selesai ia keluar dari kamarnya.
Tidak ada tatapan terkejut dari para pekerja seperti terakhir kali dan ia berjalan dengan santai menuju ruang kerjanya untuk mengurus masalah yang ada di wilayah ini dan memenuhi tugasnya sebagai seorang Lord.
"Hari baru dan masalah baru."
-_-_-
Hari sudah beranjak siang dan sekarang Naruto sedang beristirahat sejenak dengan secangkir teh hangat di mejanya dan beberapa camilan manis yang tersaji di meja santai. Di sebelahnya, Arthuria sedang menikmati teh yang ada dengan sikap layaknya seorang bangsawan. Namun di ruangan itu bukan hanya ada mereka berdua saja melainkan ada sepasang manusia yang sedang menikmati teh mereka tepat dihadapan Naruto dan Arthuria.
"Bisakah kalian bermesraan di tempat lain dan kenapa harus di ruang kerja ku?"
Naruto bertanya pada dua orang di depannya ini dengan wajah datar dan Arthuria yang mengeluarkan keringat kecil di keningnya hanya bisa tertawa hambar. Sedangkan salah seorang yang dimaksud Naruto hanya bisa terkekeh geli mendengarnya.
"Ayolah, Kau dan Arthuria juga sedang bermesraan di ruangan ini."
"Itu karena ruangan ini adalah tempat kami bekerja sialan! bukankah ruangan kepala Guardian itu tidak jauh dari ruangan arsip kepengurusan wilayah dan tata ruang, Ikki?"
"Yah anggap saja ini balasan karena meninggalkan kami di Penny Archypelago beberapa hari yang lalu! Bahkan kau sendiri tidak tahu hubungan sepupu mu dengan Mage mu, sobat."
"Hah?"
"Yah banyak yang terjadi selama 3 bulan terakhir. Menma dengan Nona Siluca, lalu setelah melepas jabatannya dan menjadi bagian dari pasukan Sasuke menjalin hubungan dengan seorang penjahit di kota ini."
Naruto hanya bisa diam mendengar itu semua dengan tampang bodohnya. Jika mengingat usia mereka semua maka itu adalah hal yang wajar tapi kenapa orang-orang terlalu cepat menemukan tambatan hatinya tidak seperti pembaca cerita ini.
"Ah iya, Aku ingin mendengar detailnya nanti malam."
Ya, pasangan itu adalah Ikki dan Stella, Kepala dari Guardian Knight dan Kepala Staff Kepengurusan wilayah dan Tata Ruang wilayah Namikaze. Semenjak tinggal bersama benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya dan selama 3 bulan perjalanan Naruto, Cinta itu mulai tumbuh semakin besar.
Lalu yang mereka bahas barusan adalah pesan yang Ikki bawa untuk disampaikan kepada Naruto selaku pemimpin dari wilayah ini. Beberapa hari yang lalu, Ikki dan tim nya baru sampai di wilayah Namikaze dan tentu saja mereka ketinggalan perjamuan kepulangan Naruto. Saat itu Menma tidak terima dengan semua itu dan marah kepada Naruto namun dengan memberikan mereka semua alkohol terbaik dan libur selama seminggu, orang-orang yang menurut Naruto menyebalkan itu mulai tenang dan bersikap seperti tidak ada masalah sama sekali.
"Oh iya, Stella bagaimana dengan proyek pembangunan yang kau ajukan beberapa bulan lalu?"
"Ah iya, tuan-"
"Panggil saja Naruto, Aku sedang beristirahat dari tugas ku dan karena kita seumuran kau bisa bersikap santai kepadaku yah selama itu diluar pertemuan formal. Kau tau? Marquess Uzumaki, Paman ku, di luar kunjungan formal ia selalu memperlakukan ku seperti anak-anak dan kalau kau tanya kenapa, hmm.. mungkin karena kau dan Ikki mulai serius menanggapi hubungan kalian berdua? Yah, Intinya sekarang kau adalah bagian dari keluarga kami. Jadi bersikap santai saja."
Mendengar itu semua sebuah perasaan yang tidak mengenakan memenuhi dada Stella. Senang, sedih, marah dan penyesalan semua bercampur menjadi satu saat mendengar itu semua. 'Keluarga' sebuah kata yang sangat memabukkan dan sebagai orang yang haus akan kasih sayang, Stella sudah menemukan keluarga yang ia cari selama ini.
"Baik jika anda berkata seperti itu, Tu-Naruto."
Mendengarnya Naruto tersenyum dan dapat ia lihat di mata gadis itu ada perasaan senang karena mendengar apa yang ia dengar. Yah mengingat jati diri gadis itu sebagai budak beberapa bulan yang lalu maka itu wajar dan sekarang dirinya bisa melupakan semua yang sudah terjadi dan melangkah maju.
"Yah seperti diskusi kita beberapa bulan yang lalu, beberapa proyek sudah mulai berjalan dan sepertinya dalam waktu satu bulan proyek ' Five Serpent' akan selesai dan mulai bisa berjalan dan menjadi pemasukan bagi wilayah ini. Lalu untuk pembuangan kotoran bawah tanah sedikit terhambat karena kendala pada peralatan, yah para Blacksmith memprioritaskan pembuatan Battle Gear dibandingkan pembuatan peralatan tambang."
"hm.. sebenarnya aku yang memerintahkan mereka semua untuk memprioritaskan pembuatan Battle Gear."
"Tcih.."
"Hei, Apa kau baru saja mendecih Stella?"
"Ah itu hanya perasaanmu saja, Naruto."
Rehat sejenak yang menurut Naruto berkesan dibandingkan sebelumnya. Sekarang ruangan kerja ini tampak hidup dan dirinya bisa menjadi seorang pemuda biasa yang bersenda gurau bersama dengan orang-orang yang seumuran dengannya. Mungkin jika dikatakan balas dendam pada dirinya sendiri karena tidak bisa merasakan hal tersebut lebih cocok dibandingkan metafora apapun itu. Karena saat berumur 19 tahun, dirinya sudah dikirim menuju perang pertamanya dan merasakan semua emosi gelap yang ada dalam dunia ini. Sekarang ia hanyalah pemuda biasa yang menikmati kehidupannya, setidaknya sampai ia mendapati masalah di kemudian hari.
-_-_-
Hari sudah malam dan tidak ada seorangpun di mansion Namikaze yang masih berlalu lalang, walaupun ada itu hanyalah para penjaga dan juga orang-orang yang memang memiliki tugas di malam hari kecuali dua orang pemuda yang sedang bertemu di sebuah ruangan. Kedua orang itu tidak lain adalah Naruto dan Ikki, Mereka berdua sedang membicarakan apa yang sebelumnya tertunda dan Naruto dibuat terkejut saat pertama kali mendengar apa yang Ikki bicarakan.
"Jadi orang yang melakukan perjalanan bersama dengan ku dan bertempur di sisi ku sebulan yang lalu adalah seorang putri?"
"Pada awalnya, hamba pun terkejut saat pertama kali mendengar hal tersebut. Laurentina Le Asteria, Tuan putri dan keturunan kerajaan Aegir terakhir dan hamba rasa mereka berencana untuk menjadikan Penny Archypelago sebagai pusat Aegir yang baru."
Dirinya sendiri tidak percaya saat mendengarnya dan tidak ia sangka bahwa Aegir sangat kejam sampai menjadikan keluarga kerajaan sebagai bagian penelitian mereka. Namun dirinya sendiri senang karena kerajaan itu mendapatkan karma mereka sendiri bahkan tanpa campur tangannya. Dan setelah mendengar perkiraan yang Ikki sampaikan sebuah rencana masuk kedalam otaknya namun itu adalah masalah di lain hari.
"Lalu tuan ku, Arthur tidak sengaja datang untuk membantu kita dalam peperangan tersebut. Sebenarnya tujuannya adalah menuju wilayah ini dan membawa pulang Arthuria namun setelah melihat hasil dari peperangan anda waktu itu, Ia memutuskan untuk kembali menuju Britania."
Naruto sendiri tidak terkejut jika mendengar itu semua. Dulu Arthuria dikirim kemari untuk belajar dan sebagai pengikat hubungan antara Airia dan Britania namun setelah beberapa tahun berlalu dan Namikaze Naruto yang menjadi pemuda brengsek membuat Raja Uther menarik pertunangan tersebut. 'Menurut ku wajar saja karena tidak ada seorang ayah yang ingin putri kecilnya menikah dengan orang tidak berguna. Jika saja Arthuria tidak keras kepala dan tetap bersikukuh bahwa aku akan berubah mungkin hubungan kami tidak bisa di lanjutkan.'
Sekarang ia sudah mendapatkan agenda yang harus ia lakukan setelah perang ini selesai dan salah satunya adalah memberikan bantuan dan menjadi pendukung untuk kerajaan yang akan lahir. Mungkin mengirim seorang perwakilan diplomasi adalah langkah yang tepat namun siapa? Dan lagi ia harus mengirim beberapa orang yang dapat melatih para Guardian of the Sea agar bebas di dunia ini dengan mengajarkan mereka bahasa manusia.
"Ikki, Berapa total pasukan yang kita punya?"
"Tuan ku, total pasukan yang kita punya kurang dari 300 orang. 120 knight dan sisanya hanya pasukan biasa, jika anda dan nona Siluca dihitung juga maka kita memiliki seorang Wizard dan seorang Mage di pasukan."
Naruto menghela nafasnya setelah mendengar itu semua, ada sedikit rasa kecewa juga di dalam hatinya saat mendengar itu. Dan lagi ia juga tidak bisa mengerahkan seluruh Guardian Knight karena ia tidak bisa mengosongkan seluruh wilayah ini.
"Hundred Face."
"Ya tuan ku."
Kali ini di belakang Naruto muncul seseorang dengan pakaian hitam, Salah seorang Elder Hassan yang memiliki spesialisasi dalam penyusupan, setidaknya lebih berguna daripada Cursed Arm.
"Hundred Face, ku berikan waktu ku 2 minggu untuk menyusup menuju Dvarga. Kumpulkan semua informasi yang kau bisa. Banyaknya pasukan, persenjataan dan benteng mereka, lalu telusuri juga pasokan makanan dan dana perang yang mereka miliki. Semakin cepat kau mengumpulkan informasi yang ku mau semakin bagus. Pergilah."
Dan dengan kepergian Hundred Face, Naruto tahu apa yang harus ia lakukan. Mengenali dirimu sendiri sebelum mengenali musuh adalah hal yang penting dalam peperangan dan juga masih ada beberapa variabel yang memungkinkan dalam perang dan jika ia tidak hati-hati melangkah maka ia akan kalah.
Sementara itu di sebuah pedesaan di perbatasan, api peperangan sudah membumbung tinggi. Bukan peperangan namun pembantaian. Banyak mayat manusia yang tercerai berai dari tubuhnya dan banyak suara desahan perempuan yang terdengar dari desa itu.
"Sakit... Ayah... Tolong aku.."
Bukan hanya wanita namun anak-anak juga menjadi korban dalam nafsu orang-orang itu. Seperti yang dikatakan Naruto, mereka memiliki derajat yang lebih rendah daripada binatang. Mereka tidak peduli dengan suara tangisan manusia kecuali seorang manusia yang muak melihat itu semua.
Dirinya tidak lebih dan tidak bukan adalah seorang pengembara yang mendapatkan tugas dari seorang bangsawan untuk bergabung dengan pasukan ini. Dirinya sendiri tidak mau namun demi mendapatkan ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit yang diderita seseorang yang ia cintai ia harus menelan pahitnya kenyataan dan menutup mata akan kemalangan orang-orang. Benci rasanya saat melihat anak-anak sekalipun menjadi korban kebejatan pasukan ini namun ia harus berpura-pura tidak melihat itu semua.
"Hei Shirou, ada dua orang yang melarikan diri."
Mendengar itu Shirou mengalihkan pandangannya. Dari kejauhan dapat ia lihat dua orang demi-human sedang berlari menjauh dari desa tersebut. Ia hanya menghela nafas dan menciptakan sebuah busur dari ketiadaan.
Creation magic, Sihir yang dimiliki segelintir orang dan banyak syarat-syarat yang harus di lalui untuk membuat senjata menggunakan sihir tersebut dan kelemahan terbesarnya adalah senjata yang ia ciptakan dengan menggunakan sihir miliknya tidak dapat mengalahkan senjata aslinya belum lagi ia harus mempelajari cara menggunakan senjata. Sejauh ini hanya belati dan busur yang dapat ia gunakan dengan keahlian yang lumayan. Dan semua itu di dukung dengan Cursed Eye yang ia miliki.
Mata miliknya sangat istimewa dibanding siapapun. Salah satu Cursed dari 5 jenis Cursed Eye, Aquilla, The Eagle Eye. Mata yang dapat melihat dalam jarak yang sangat jauh mata yang di inginkan setiap pemburu yang ada di dunia ini. Dan dengan satu tarikan nafas, anak panah itu terlepas dari busurnya tepat mengenai pria itu dalam jarak seratus meter dari lokasinya memanah.
"Biarkan aku yang pergi, kalian tetaplah disini."
Shirou menghilangkan busur miliknya dan menaiki kuda miliknya untuk mendekati demi-human itu. Saat jaraknya sudah mendekat dapat ia dengar jika gadis demi-human itu meneriaki dan memanggil pria itu dengan sebutan 'Ayah'. Sedangkan pria itu tidak dapat menggerakkan tubuhnya karena anak panah Shirou menembus tubuhnya.
Tapak kaki kuda itu sudah mendekat dan gadis demi-human itu meneriaki Shirou dan menatapnya dengan wajah penuh amarah.
"Kenapa kau melakukan semua ini, hah!"
Shirou hanya bisa diam mendengar itu. Impiannya dulu untuk menjadi seorang 'Hero', Pahlawan yang berjuang demi orang-orang yang kesusahan namun ia tahu jika ia ingin melindungi seseorang maka ia harus mengambil nyawa seseorang juga, sebuah penyesalan dalam hidupnya.
"Pergilah, melaporlah pada penguasa wilayah ini dan mintalah dia untuk mengakhiri Dvarga. Tapi maaf, Aku harus membunuh ayah mu."
Gadis itu hanya bisa menahan tangisnya dan berlari pergi dari tempat kejadian. Walaupun sakit saat mendengar suara sebuah pedang yang memotong 'daging' sang ayah, gadis itu terus berlari. Rasa bersalah dan juga amarah di dalam dirinya membakar emosinya hingga menjadi sebuah pupuk yang menyuburkan dendam di hatinya karena itulah, gadis itu akan dikenal sebagai salah satu dari 'The Four Hunteress' milik Namikaze Naruto di masa yang akan datang.
-_-_-
To Be Continue
-_-_-
Author's Note
Oke tod, maaf sebelumnya jika kalian protes karena samanya update story ini dan yah aku akui walau ada beberapa kendala yang aku temui untuk melanjutkan story ini.
Pertama, Riset itu mudah namun penuangan isi kepala itu sulit. Yah, mungkin diantara kalian ada seorang Reader yang mencoba untuk menulis dan menjadi Author tapi gagal karena kesulitan menuangkan ide atau sudah jalan 1-2 chapter tapi stuck dan tidak di lanjut, kan? Ya karena penuangan ide di otak menjadi kata-kata dalam suatu cerita itu sulit. Jadi harap maklum yah tehe~
Kedua, Patah hati. Ada 2 cara melupakan 'mantan', mencari yang baru atau membunuh masa lalu. Dan gw sendiri memilih cara yang kedua, walau sulit dan masih keinget sama 'dia' gw sendiri masih harus terus melupakannya.
Ketiga, Tuntutan anak rantau. Banyak hal yang harus gw pikirin di perantauan gw bre mulai dari Kerjaan, pembagian pengeluaran, penekanan habis-habisan bulanan bahkan gw sendiri cuma punya jatah 150K untuk sebulan itupun cuma buat beli rokok. Nah kok bisa 150K buat sebulan? 50K beli rokok, 50K beli permen karet, 50K pegangan darurat. Dan sisanya gaji yah jangan ditanya di kemana-in.
Gw tau kalau gw salah karena gak bisa tepatin janji gw sendiri tapi gw harap kalian semua maklum dengan itu. Gw juga tau kalo lu semua nih kagak mau tahu urusan gw tuh apa dan mau gak mau kalau update ya harus update tapi gw mohon pengertian kalian semua.
Dan terakhir, chill ae mapren~ nih fic g bakalan putus di tengah jalan karena janji gw dulu tuh. Sebelum web fanfiction tutup karena sepi peminat, gw bakalan nerusin nih fic. Dan kalau lu tanya kapan tamat dan di chapter berapa tamat gw bisa jawab sih, entah?
Yah soalnya fanfic ini gw buat tanpa draft dan ngikutin alur yang ada di kepala gw. Riset yang gw lakuin juga gw tulis di buku kecil (pocket book) untuk referensi jadi yah gitulah. Mungkin aja bisa 100 chapter atau 200 chapter? Entahlah hehe~
Dan jangan harap gw buat lemon yah anjeng! Gw kagak bisa tuh buat lemon walau cuma "ah uh ah uh" doang -_-
Btw, semoga kalian semua sehat dan diberikan kelancaran dalam apapun itu entah mencari rezeki atau kesehatannya. Ku do'a kan yang terbaik bagi kalian yang nemenin project useless dari lama.
Sekian, FI. BIJISETSUNA
BENGKULU, 4 DESEMBER 2023
