Amakusa menatap kearah langit yang sesaat tadi dipenuhi oleh cahaya cahaya bunga api yang menyilaukan mata dan juga sedikit memekakkan telinga. Pertanda bahwa satu tahun telah berlalu sejak dirinya mulai tinggal di Honmaru milikknya.
Baginya yang baru saja menjadi seorang Saniwa, setahun ini adalah tahun yang paling membingungkan dan juga sibuk. Dia yang hanya seorang mahasiswa baru lulus dan sedang mencari pekerjaan diberbagai perusahaan dan juga berbagai posisi, mengikuti mengikuti tes dan juga interview hingga akhirnya dia diterima.
Walau sekarang jika dipikirkan Amakusa merasa dirinya terlalu naif dan juga sembrono, seharusnya dia tidak menggunakan cara lempar dadu dalam menentukan pekerjaan yang menerima lamarannya. Bagaimana bisa sebuah tes masuk kerja diisi dengan tes dan pemeriksaan yang mendetail dan juga 'unik', seperti tes spiritual, apakah yang dimaksudkan itu adalah tes mental dengan nama lain?. Bahkan dia sempat berpikir jika pekerjaan yang akan dia jalani nanti termasuk dalam bidang intelijen.
Amakusa tersenyum kecut jika mengingat pekerjaan yang dia dapatkan sekarang bahkan melebihi dugaannya, pekerjaannya sekarang seperti restoran All you can eat. Semua ada disatu pekerjaan dia bahkan memiliki 'gedung' sendiri. Dia merasa beruntung memiliki asisten dan juga patner yang membantunya setiap dia bingung dan mendapat masalah hampir setiap saat, mengingat semua itu Amakusa tertawa kecil.
Patnernya yang tak lain adalah pedang pertama Honmaru miliknya, Yamanbagiri Kunihiro. Pertemuan pertama mereka tidak begitu lancer, dengan sifat dirinya dan sifat pedang itu. Sebuah percakapan bisa berakhir dalam 5 detik, bahkan lebih cepat lagi. Belum sampai sehari Amakusa terburu buru memanggil pedang lain, berharap dengan begitu Yamanbagiri kunihiro tidak akan kesepian, namun efek dari tindakannya berbanding terbalik dengan dugaannya.
" Duplikat sepertiku, memang hanya mengecewakan Aruji" ucap Yamanbagiri kunihiro dengan bahu yang turun, Amakusa merasa seperti disiram oleh seember air dingin, kata kata tersangkut dilehernya saat melihat Yamanbagiri kunihiro, perlahan keluar dari ruangan tempa. Disaat itu pedang kedua muncul Yagen Toushirou, yang bahkan belum menyelesaikan salam perkenalannya sudah disambut oleh wajah penuh air mata Amakusa.
"Apakah anda kecewa karena saya yang muncul?" tanya Yagen, namun Amakusa menggeleng cepat, dan mengulurkan tangannya kepada Yagen.
"Salam kenal Yagen Toushirou, Saya Amakusa mulai dari sekarang mohon bantuannya ya" ucap Amakusa dengan senyuman kecil.
Jika Yamanbagiri kunihiro adalah patner Amakusa maka Yagen adalah konselornya, dan tugas pertamanya adalah menjadi penghubung antara Amakusa dan Yamanbagiri kunihiro, sebuah tugas yang cukup sulit melihat mereka berdua memiliki sifat yang hampir sama, sama sama negatif. Namun berkat kerja kerasnya juga akhirnya Amakusa dan Yamanbagiri kunihiro dapat berbaikan juga membuatnya menjadi konselor di Honmaru hingga sekarang.
Amakusa tersenyum kecil mengingat semua kejadian itu, bagi dirinya kedua pedang itu adalah pendukung terbesar dirinya hingga dapat melewati tahun pertamanya sebagai Saniwa, jika bukan mereka mungkin sekarang dia sudah tidak ada di Honmaru ini, atau bahkan di dunia ini. Jujur saja sifatnya tidak sesuai untuk menjadi Saniwa seperti Saniwa Saniwa yang lainnya.
"Ah, ternyata anda memang berada diatas atap aruji" panggil sebuah suara, Amakusa menoleh dan melihat Konnosuke berlari kearahnya. Amakusa tersenyum dan menaruh rubah itu di padanya. Tangannya mengelus pelan bulu rubah itu.
"Apa ada sesuatu yang terjadi dibawah Konnosuke?, atau ada berita penting yang perlu kamu sampaikan?" tanya Amakusa, mata hijaunya menatap mata hitam Konnosuke. Rubah itu bergelung dipaha Amakusa dan menguap
"Tidak ada berita apapun dari pemerintah aruji, anda bisa bersantai untuk sekarang" ucap Konnosuke, tapi rubah itu melupakan pertanyaan pertama dari Amakusa. Rubah itu melupakan bahwa sekarang ada belasan toudan sedang mencari Amakusa dibawah sana, rubah itu melupakan bahwa aruji mereka itu memiliki keahlian untuk bersembunyi ditempat yang sulit untuk diraih dan ditemukan.
Amakusa tersenyum kecil, Konnosuke adalah asisten yang pertama membantunya saat dia benar benar masih awam mengenai tugasnya, Amakusan kembali tenggelam dalam lamunannya, membuatnya tidak mendengar suara para toudan yang memanggilnya dengan nada khawatir.
Amakusa teringat setelah beberapa minggu diawal dia menjadi Saniwa, mereka mulai mendapat masalah serius lainnya, yaitu mengenai makanan. Mereka tidak kesulitan dalam arti masalah keuangan melainkan masalah menu makanan mereka, yang bisa dikatakan hanya berputar di menu yang sama. Amakusa tidak buruk dalam memasak namun dia juga memiliki batas, dan disaat itulah Amakusa berpikir untuk memanggil Kembali toudan baru setelah mendiskusikannya dangan Yamanbagiri kunihiro dan Yagen. Amakusa memang belum memanggil pedang lain sejak memanggil Yagen, dia tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi, namun setelah berbicara dengan kedua toudan nya. Akhirnya dia Kembali berani memanggil toudan lainnya.
Memandang pandai besi kecil dihadapannya Amakusa menerima tachi dari pandai besi itu, terkadang dia berpikir bagaimana bisa mahluk sekecil itu dapat menempa pedang pedang disini. Namun Amakusa Kembali fokus pada pedang ditangannya dan membangkitkannya.
"saya Shokudaikiri Mitsutada, Saya bahkan bisa memotong tempat lilin perunggu... Ya, itu tidak keren sama sekali." Ucap Shokudaikiri mitsutada.
"'Apa kau bisa memasak?" pertanyaan dari Amakusa membuat tachi itu tertegun namun Shokudaikiri mengangguk, dan tidak menyadari jika Amakusa dan Yamanbagiri kunihiro mengepalkan tangan penuh dengan kemenangan.
Saat makan malam, Amakusa, Yamanbagiri kunihiro dan Yagen melakukan fist bump ajaran dari Amakusa saat Shokudaikiri tidak melihat, akhirnya mereka dapat makan dengan layak.
Dan setelah itu perlahan tapi pasti Amakusa mulai membangkitkan toudan toudan yang lainnya. Membuat Honmaru miliknya itu mulai dipenuhi oleh berbagai toudan dengan bermacam sifat dan perilaku yang unik. Membuat tempat itu dipenuhi oleh tawa dan juga membuat hati Amakusa terasa hangat, terkadang Amakusa merasa khawatir dan ragu untuk mengirim para toudan ke berbagai misi, tapi melihat tekad dan mata penuh kepercayaan diri para toudan, dia merelakan mereka pergi, dengan membawa omamori tentunya.
"Aruji, bagaimana kau bisa berada disana?!, jangan bergerak kami akan kesana!" sepasang suara yang sangat Amakusa kenal, Yamanbagiri kunihiro dan Yagen toushiro membuat Amakusa Kembali ke dunia nyata, Amakusa menoleh kebawah dan melihat wajah panik kedua toudan itu, dia juga dapat melihat ekspresi kesal dan lega diwajah mereka. Dan Amakusa tahu, dia dalam masalah.
Saat kedua toudan itu telah duduk disebelah kanan dan kirinya, Amakusa hanya pasrah mendengarkan ceramah dari Yamanbagiri kunihiro dan Yagen. Amakusa Kembali melihat kebawah saat mendengar suara berisik lainnya, dan dia melihat para toudan lain telah berkumpul dibawah memandangi mereka, wajah mereka dipenuhi rasa lega. Dan tanpa dikomando mereka mulai mencari jalan menuju atap Honmaru, dengan cara mereka masing masing baik cara normal maupun yang dapat membuat Amakusa menggelngkan kepala.
Amakusa tertawa melihat para toudan yang perlahan lahan memenuhi atap tempat dia duduk bersama Konnosuke, Yamanbagiri Kunihiro dan juga Yagen. Amakusa tertegun saat melihat serbuk putih berjatuhan dari atas langit, dia mengadahkan kepalanya dan melihat salju berjatuhan, Amakusa tersenyum dan menatap para toudan yang melihat kearahnya.
"Minna, selamat tahun baru, ditahun inipun mohon bantuannya " ucap Amakusa tersenyum kepada para toudan nya yang dibalas dengan berbagai macam jawaban dan senyuman dari mereka.
