"M-mustahil..." Rias Gremory berbisik dengan sangat terkejut melihat pemandangan di depannya. Dia bukan satu-satunya yang melihatnya, tapi para anggota kebangsawannya, dan juga Sona bersama dengan dua pengusir setan yang dikirim oleh gereja menyaksikan dengan kaget dan tidak percaya saat musuh kuat yang mereka lawan—Kokabiel memuntahkan darah dari mulutnya dengan ekpresi terkejut sementara sebuah tombak telah menembus jantungnya.

Orang yang menyebabkan hal seperti itu berjalan dengan tenang melintasi medan pertempuran menuju area dimana Malaikat Jatuh itu jatuh. Wajahnya tidak menunjukkan keterkejutan atau ketakutan, tetapi dia memiliki seringai yang terlihat jelas di bibirnya saat dia melihat Kader yang sekarat.

"Tsk, ini sebabnya aku tidak ingin terlibat dengan hal-hal semacam ini..."

Itu tidak kurang dari itu.

Dunia akan terkejut ketika mereka mengetahui bahwa manusia telah membunuh Malaikat Jatuh kelas tinggi dengan mudah.

Uzumaki Naruto.

Itu akan menjadi nama yang akan membuat heboh dunia supranatural.

-000-000-000-000-

Uzumaki Naruto berjalan pelan menyusuri jalan setapak menuju sekolahnya. Ia berjalan perlahan sambil menikmati udara pagi yang segar di kota Kuoh. Sesekali ia bergumam pelan mengikuti alunan musik yang ia dengarkan melalui headphone nekomimi miliknya. Rambut pirangnya bergoyang perlahan mengikuti arah angin yang berhembus.

"Ah, pagi yang indah." Ucapnya dengan nada rendah, tak lupa sesekali ia memainkan pemutar musik kecil berbentuk persegi panjang untuk mengganti lagu yang menurutnya kurang pas untuk didengarkan dipagi ini.

Ia kemudian berbelok masuk ke dalam bangunan Kuoh Academy sambil sesekali menggoyangkan kepalanya menikmati musik. Ia masih bersikap seperti itu tanpa memedulikan belasan pasang mata yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Ada juga beberapa Iblis yang masih terus menatap intens pemuda pirang yang berjalan melewati mereka.

"Yo, Issei. Mau bertarung?"

Iblis bernama Issei Hyoudou menegang—tidak, semua iblis yang ada disana juga ikut menegang ketika Naruto mengajak Issei bertarung.

Ia hanya tersenyum lebar dan pada momen ketika tangan Naruto semakin mendekati bahu Issei—

Zaaa!

Dua pedang menyerbu ke arah leher Naruto.

Kiba dan Xenovia adalah yang muncul dalam sekejap itu. Mereka memegang Pedang Iblis-Suci dan Pedang Iblis Durandal ke arah Naruto.

Pedang Iblis-Suci, Pedang Suci, keduanya memancarkan aura menegangkan. Kedua mata mereka meruncing, sampai terlihat sangat menyeramkan.

"Aku tak tahu apa yang kamu rencanakan, Naruto-san, tapi bukankah leluconmu sudah berlebihan?"

"Aku tak bisa membiarkan pertarungan terjadi di sini."

Kiba dan Xenovia berbicara dengan nada yang terdengar mengancam .

Namun, bahkan tanpa bergerak sedikitpun, Naruto—

"Lebih baik kalian hentikan itu. Bukankah tangan kalian berdua gemetaran?"

Seperti yang Naruto katakan, tangan Kiba dan Xenovia gemetaran. Pedang yang bisa disebut mengerikan, selagi memegang Pedang Iblis-Suci dan Pedang Iblis, ekspresi mereka menjadi kaku.

"Membual itu tak apa-apa. Tak memahami perbedaan kekuatan dengan lawanmu adalah bukti terkuat, diantara aku dan kalian terdapat perbedaan kekuatan yang jauh. Kalian yang bahkan tak bisa apa-apa di hadapan orang macam Kokabiel tak akan sanggup melawanku."

Kokabiel adalah salah satu pimpinan Malaikat Jatuh yang meski keluarga Gremory sudah menggabungkan kekuatan tetap tak bisa mengalahkannya. Meskipun Issei sudah dalam mode Boosted Gear Balance Breaker, dia tak dapat mengalahkannya.

"Hyodou Issei, menurutmu berapa peringkat kekuatanmu di dunia ini?"

"A-aku tak tahu."

Meskipun sudah pernah diberitahu kalau kekuatan Sekiryutei itu abnormal dan sudah ditakuti banyak mahluk. Tapi Issei tahu kenyataan kalau dirinya masih tak berpengalaman.

"Dihitung dari atas dalam kondisi Balance Breakermu yang tak sempurna, mungkin bernomor 4 digit—diantara 1000 sampai 1500. Tidak, untuk pemilik yang mesum, mungkin lebih rendah lagi?"

"... " Issei hanya diam mendengarkan.

"Ada banyak orang-orang kuat di dunia ini. Bahkan sang Satan Merah, Sirzechs Lucifer, tak akan masuk peringkat 10 besar."

Naruto kemudian mengangkat satu jarinya.

"Namun, posisi pertama sudah ditentukan, Eksistensi yang tak ada bandingannya."

"A-apa kamu mau bilang, k-kalau kamulah posisi pertama itu?"

Naruto mengangkat bahunya untuk menanggapi pertanyaan Issei.

"Suatu saat kamu akan tahu sendiri, namun itu bukan aku. Hyodou Issei, kamu adalah eksistensi yang berharga, akan lebih baik kalau dia diurus dengan hati-hati, Rias Gremory-senpai."

Naruto melihat ke arah belakang Issei, dimana Rias Gremory tengah berdiri.

Ekspresinya tampak tidak senang. Disekitar Rias, terdapat Asia, Akeno, dan Koneko. Secara gamblang Asia nampak kebingungan dan kebalikannya, Akeno dan Koneko terlihat sudah siap bertarung.

"Naruto-kun, apa artinya semua ini? Kalau kamu mau—"

"Heavenly Dragon, Naga yang dijuluki seperti itu. Welsh Dragon, di masa lalu naga itu tak menjalani hidup yang memuaskan. Lantas akan bagaimana akhir dari dirimu, yang memiliki naga itu sekarang, senpai?"

"..."

Menanggapi kata-kata itu seketika Rias terdiam.

"Aku tak datang kemari untuk bertarung hari ini. Aku hanya ingin sekolah seperti biasannya. Aku takkan ingin bertarung dengan Welsh Dragon di sini, apalagi—aku masih banyak pekerjaan."

Usai mengatakan itu, Naruto melangkahkan kakinya dan mulai beranjak pergi.

Meski Naruto sudah pergi, tak satupun jejak kegugupan hilang dari kelompok iblis itu. Kiba dan Xenovia menyarungkan pedang mereka namun tak ada kelegaan pada ekspresi mereka.

Asia yang datang dan mendekap Issei, tanpa bicara langsung merangkul tangannya.

"Bu-Buchou?"

Rias Gremory menatap balik pion kesayangannya. Tidak tau harus berkata apa ketika Issei memanggilnya. Banyak hal yang terlintas dipikirannya sejak kemarin ia melihat adik kelasnya yang bernama Uzumaki Naruto, dengan begitu mudahnya mengalahkan Kokabiel.

Tidak pernah terbesit dalam pikirannya bahwa di sini, di sekolah ini, di kota ini akan ada seseorang yang memiliki kekuatan sebesar itu. Ia masih tidak tau bagaimana caranya Naruto menyembunyikan kekuatan yang besar tersebut tanpa ada satupun yang menyadarinya, bahkan pion nya—Koneko— yang biasanya mampu merasakan aura pun tidak merasakannya. Memikirkan hal tersebut membuat tubuhnya gemetaran. Andaikan pemuda itu berniat membunuh mereka, pasti sekarang ia dan teman-temannya sudah tidak akan berada di dunia ini lagi.

Tangannya semakin bergetar.

"Rias, kau gemetaran."

Ujar Sona Sitri yang dari tadi mengamati dari jauh, kini berdiri disamping Rias sambil memegang kedua pundak dari sahabatnya, mencoba menenangkannya. Sona tidak akan heran jika Rias sampai setakut itu. Ia sendiri pun mengetahuinya.

"So-Sona, a-aku..."

Sona menggeleng, "tidak apa-apa, Rias. Itu wajar. Kau takut, aku takut, kita semua takut. Tidak pernah ada yang menyangka jika Uzumaki Naruto sekuat itu dan selama ini tinggal di Kuoh tanpa terdeteksi. Kita sudah melaporkan kejadian ini kepada Lucifer-sama dan Leviathan-sama. Kita akan baik-baik saja, okey?"

-000-000-000-

"Azazel, jawab aku. Apa sebenarnya kekuatan si Uzumaki itu? Aku ragu dia bisa membunuh Kokabiel tanpa menggunakan senjata tersembunyi."

Azazel, pemimpin golongan Malaikat Jatuh, menatap anak didiknya dan anak angkatnya dengan alis terangkat. Memang benar Vali suka bertarung dengan seseorang yang kuat tapi ada hal lain yang harus diketahui terlebih dahulu, jika itu Vali dia biasanya akan langsung bertarung dengan anak laki-laki yang menjadi perbincangan di dunia supranatural saat itu.

Namun dia malah datang kesini untuk menanyakan kebenaran kekuatan Uzumaki Naruto.

Tapi sebenarnya, mungkin Valí akhirnya mendengarkan nalurinya dan menyuruhnya untuk tidak bermusuhan dengan pemuda itu.

Lagipula…

"Kekuatan itu adalah Sacred Gear Longinus, Telos Karma."

"Telos karma? Serius, Azazel?"

"Itu faktanya dan harus kukatakan, pemuda itu memang telah memperoleh kendali mengerikan atas Sacred Gear itu. Aku dapat menyatakan, pemuda itu mungkin saja telah menguasai Balance Breaker, seperti Slash Dog."

"Mmmmm begitu…. Jadi maksudmu dia lawan yang kuat?"

Azazel hampir memukul keningnya dengan mejanya. Sepertinya dia terlalu optimis. Dia menghela nafas panjang karena kebodohan anak angkatnya. Mungkin ini saatnya untuk memperjelas masalahnya.

"Vali, beri tahu aku sesuatu. Apakah kamu tahu persis kekuatan apa yang dimiliki Telos Karma?"

"... Tidak, tapi itu pasti merupakan kekuatan yang luar biasa untuk diklasifikasikan sebagai Longinus."

"Sebenarnya kamu salah, ini mungkin Longinus yang paling sederhana menurutku."

"Hah? Bagaimana? Tinggalkan misteri itu pada dirimu sendiri, Azazel. Apa kekuatannya?"

"Kontrol pilihan."

Vali berkedip.

Azazel menatapnya tanpa ekspresi.

Vali mengerutkan kening.

Azazel hanya mengangkat alisnya.

Bibir Vali sedikit bergerak.

Azazel menyeka salah satu telinganya dengan kelingkingnya.

"Bagus! Kamu menang, jelaskan lebih jelas tentang apa kekuatan itu."

"Bah, aku tidak pernah bisa menerima rasa hormat dari siapa pun. Baiklah, aku akan menjelaskannya dengan baik. Manipulasi pilihan. Kekuatannya tidak terlalu mencolok seperti milikmu atau Booster Gear atau Longinus lainnya."

Azazel kemudian melanjutkan.

"Pengendalian pilihan, hubungan antara sebab dan akibat. Mereka dapat menentukan dengan tepat tindakan (sebab) apa yang akan menghasilkan reaksi (akibat) tertentu, memungkinkannya untuk memutuskan apa, dan bagaimana sesuatu terjadi tanpa perlu menentukan "mengapa" sesuatu itu bisa terjadi, karena "mengapa" ditentukan oleh kausalitas itu sendiri, yang merupakan proses yang berada di bawah kendali pengguna."

"... "

"Dalam kasus ini ketika Pemuda Uzumaki itu menggunakan perubahan sebab dan akibat untuk menusuk Kokabiel."

Dari penjelasan Azazel yang cukup panjang tadi, Vali mulai paham betapa berbahayanya Longinus ini.

"Sama seperti tombak iblis Gae Bolg. Dengan menyebutkan nama serangannya dia memulai penyebabnya (Tombak yang mengenai musuh) dan memberikan efek yang diinginkan (Menusuk jantung sampai mati). Singkatnya tombak yang Uzumaki pake itu telah diresapi dengan Telos Karma yang mengabaikan jarak, mengabaikan naluri terlatih Kokabiel, kekokohan tubuhnya, kerapuhan yang membentuk tombak biasa itu, untuk menusuk jantung malaikat jatuh itu dan membunuhnya."

Ini karena sebab dan akibat sudah diputuskan.

Vali menelan ludah sedikit setelah mendengar hal ini, kekuatan yang mampu mengabaikan kekuatan musuhnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam setiap pertarungan. Di mana saat memasuki pertempuran pengguna dapat mengontrol dan mengubah peristiwa yang terjadi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Itu adalah kekuatan yang menakutkan.

"Bukan hanya itu. Ini bukanlah manipulasi pilihan itu sendiri, melainkan pengendalian, yaitu membuat atau menyangkal sebab dan akibat. Itu sebabnya tombak cahaya Kokabiel tidak mengenai seorang pun. Uzumaki itu dengan satu pemikiran membatalkan hubungan sebab dan akibat sehingga tombak itu akan kehilangan efeknya, yang tadinya menjamin untuk membunuh semua orang tetapi malah tidak membunuh siapa pun (meleset)."

Vali berkedip mendengar kata-kata Azazel.

"Maksudnya…?"

"Maksudku, jika Uzumaki itu memilih serangan tombak cahaya Kokabiel tidak mengenainya. Maka, semua serangan itu tidak akan pernah bisa mengenainya."

Azazel meletakkan tangannya di dagunya sambil berpikir.

"Faktanya, kalau dipikir-pikir, jika dia mampu menyangkal kemungkinan, dia bisa mengubah kenyataan untuk meniadakan efek yang tidak diinginkan, seperti kematian temannya, dia bisa menyangkal efek itu dengan membuat kematian temannya tidak terjadi. Jadi—"

"Jadi kamu bisa kembali ke masa lalu."

"Mungkin, iya. Itulah mengapa dikatakan bahwa kendali atas pilihan adalah kekuatan yang mendekati kemahakuasaan."

"Tapi, tapi…. Tapi kenapa Telos Karma tergolong kelas rendah dan kenapa tidak ada yang tahu tentang kekuatan ini?"

"Karena tingkat kekuatan ini tidak dimiliki oleh karma Telos. Oh, aku yakin kalau Breaker Telos mampu melanggar hukum alam semesta, tapi tak seorang pun pernah mencapai tingkat kekuatan itu."

"Kalau begitu... Apa yang bisa Uzumaki itu lakukan?"

"Itulah sebabnya aku mengatakan bahwa anak itu mungkin telah mencapai Balance Breaker, bukan karena kekuatan yang dia tunjukkan saat melawan Kokabiel, tetapi karena penguasaannya. Penguasaannya itu hampir seperti Slash Dog. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana dia tinggal di Kuoh selama bertahun-tahun dan lebih buruk lagi? Dia hidup di bawah pengawasan dua saudara perempuan Maou yang ambisius dan tidak ada yang menyadarinya?"

Vali menyilangkan tangannya sambil berpikir sebelum menghela nafas sambil berpikir.

"Sebenarnya, itu poin yang bagus. Bisa jelaskan?"

"Dengan Telos karma. Uzumaki itu telah membuat efek pengalihan, orang-orang dapat melihatnya, mereka dapat berinteraksi dengannya tetapi perhatian mereka yang sebenarnya dialihkan, sejujurnya itu adalah kekuatan yang menakutkan.

"Mengalihkan? Bagaimana kekuatan seperti itu bisa dikaitkan dengan pengendalian Pilihan?"

"Kupikir itu anomali pada Uzumaki itu, kupikir dia secara tidak sadar memerintahkan Sacred Gearnya untuk membuat rangkaian sebab-akibat di mana semua perhatian padanya dialihkan..."

"Apa kamu yakin?"

"Aku sedikit melakukan analisis dan penyelidikan. Kupikir Uzumaki itu telah mencapai Balance Breaker saat dia lahir."

"Begitu."

"Ya."

"Hmmm."

"Jangan bertarung dengannya!!"

"Mengapa tidak?"

"Yah, aku senang sekali kamu berhati-hati. Ini pertarungan yang akan membuatmu kalah, bukan karena kamu lemah. Tapi sebaliknya, kamu sepuluh kali lebih kuat dari anak itu, tapi bukan berarti kamu akan menang dalam pertarungan itu. Dengan kontrol level Sacred Gear itu, dia akan membunuhmu."

"Aku tidak meragukannya. Mungkin dia bisa membatalkan Divide-ku atau sesuatu yang lain."

"Mungkin, kita tidak tahu kemampuan pastinya Uzumaki itu. Tapi percayalah bocah itu tidak normal, karena pengendalian kekuatan dasar Telos Karma yang mengubah efek pertarungan, seperti membuat musuh meleset dari serangannya, membuatnya tersandung, membuatnya melukai dirinya sendiri, sangatlah hebat. Sejujurnya aku tidak terkejut dia membunuh Kokabiel dengan mudahnya."

"Sekali lagi aku bertanya, kenapa Sacred Gear itu dianggap peringkat rendah padahal berbahaya? Lagipula dia membunuh Kokabiel dengan mudah, adakah yang mampu menghentikannya?"

"Kamu salah, Vali. Angka 13 itu bukan menunjukkan peringkat, tapi itu hanya menunjukan kemunculan pertama Longinus itu. Uzumaki itu mungkin memiliki keberuntungan dan unsur kejutan. Di sisi lain, aku sangat ragu kalau dia mampu membunuh mahluk sekelas dewa di mode dasarnya."

"Begitu ya."

"... "

"... "

Mereka berdua tetap diam cukup lama. Vali memikirkan cara untuk mengatasi kekuatan Uzumaki itu jika mereka akhirnya bertarung. Azazel tidak berpikir banyak tapi betapa menariknya mempelajari Longinus pemuda itu. Semua yang dia katakan hanyalah asumsi yang berhasil dia kumpulkan dengan mempelajari catatan dan sejarah selama ini.

Bersama dengan Innovate Clear adalah Sacred Gear tipe Longinus yang paling tidak diketahui. Tidak seperti yang lain, keduanya hanya sedikit disebutkan dalam sejarah sehingga kebanyakan orang hampir tidak tahu apa-apa tentang mereka.

Satu-satunya alasan kenapa Azazel sangat berpengetahuan adalah karena studi tentang Sacred Gear yang merupakan referensi yang tepat untuk memahami keperkasaan Telos Karma.

"Jadi Azazel, apa yang akan dilakukan dengan Uzumaki itu?"

"Tidak banyak sebenarnya. Menurut beberapa sumber dia hanya melakukan yang manusia normal lainnya lakukan pada umumnya. Bisa juga itu hanyalah pengalihan karena kekuatannya."

Azazel melanjutkan perkataannya, "Mungkin kita bisa memasukkan dia ke dalam kelompok kita yang akan membentuk aliansi tiga fraksi, mungkin pihak iblis pun melakukan hal yang sama."

"Tsk, aku bisa melihatnya. Gadis-gadis Kuoh itu akan syok ketakutan."

"Pastinya. Baiklah, aku akan bicara dengan Michael untuk mengetahui apakah kita bisa memberikan semacam perlindungan pada anak itu. Ada kekuatan di dunia ini yang ingin menggunakan kekuatannya."

Brigade Khaos adalah yang utama tetapi bukan satu-satunya.

Itulah yang dipikirkan Azazel.

"Mari kita tinggalkan dia sendiri untuk sementara waktu. Dia akan tahu bahwa dia sudah terlibat dalam hal yang berbahaya dan tidak ada jalan keluar lagi untuknya."

"Dengan Longinusnya, dia akan baik-baik saja."

Maka si setengah Iblis dan Malaikat Jatuh tetap diam, memikirkan banyak hal, pekerjaan, sekutu, musuh, pertempuran, politik dan banyak lagi, segala sesuatu yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang hingga pertemuan puncak tiga faksi.

Beberapa hal mungkin sudah pasti.

Tapi, kemudian...

Vali teringat sesuatu.

"Azazel, apakah aku juga harus menghadiri pertemuannya?"

"Tentu saja, Vali. Karena kau adalah Hakuryuukou."

"...Hei, Azazel. Apa perang tak akan berlangsung lagi?"

"Kau hanya mencari pertempuran. Kau benar-benar mirip dengan ideal naga. Kau adalah tipe orang yang tak akan hidup lama."

"Tak apa. Aku tak tertarik dengan hidup lama. Hanya saja, aku merasa sedikit kecewa karena lahir dalam masa ini."

"Itu benar-benar seperti Hakuryuukou. Dan, setelah mengalahkan semua orang-orang kuat, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan mati. Aku tak tertarik dengan dunia yang membosankan."