Title : Luhan's Mind
Main Cast : Lu han, Oh Sehun dll
Rate : M
Author : Fihannie
Warning : Typo? Biasalah..
Cerita pasaran, alur berantakan, membosankan maklum masih belajar. Ini hasil imajinasiku. Jadi maafkan kalau gaje /nyengir cantik/
*Luhan pov*
Aku menatap hamparan bintang dari jendela kamarku, ini adalah kebiasaanku setiap malam memandang langit malam dari jendela. Bintang sangat bersinar malam ini. Kerlap-kerlip. Itu sangat indah aku sangat kagum melihatnya. Apalagi bulan juga menampakan sinarnya dengan terang. Seandainya aku punya kamera pasti aku akan memotret bulan dan bintang malam ini. Ah Baba sampai sekarang belum membelikanku benda itu.
"Semoga kau berhasil membuatku jatuh cinta luhan" sial perkataannya lagi-lagi terlintas dipikiranku. Dan sialnya lagi kenapa tubuhnya sangat seksi?
"Luhan waktunya makan malam" yang teriak itu mama. Aku segera berjalan keluar dari kamarku menuju meja makan. Perutku benar-benar sudah kelaparan. Dan ingin meminta jatahnya. Eitts jatah makan bukan jatah iykwim.
Aku menatap berbinar makanan yang tersaji di depanku. Woaah masakan mama memang yang terbaik mengalahkan chef-chef yang berada di restoran-restoran berbintang lima. Kenapa mamaku tidak jadi chef saja ya?
Mama mulai mengambilkan aku makanan. Aku tahu aku terlalu manja kepada mama. Tapi makanan mama akan tambah lezat jika mama yang mengambilkannya, menurutku sih begitu kkk~ "Xie xie mama" kataku mengucapkan terima kasih lalu aku mulai makan dengan lahap, aku bertingkah seperti tak pernah makan beberapa hari. Saat ini hanya aku dan mamaku yang makan malam, katanya Baba lagi ada urusan. Aku juga tidak tahu urusan apa itu. Sudah tiga hari berturut-turut Baba tidak makan malam dengan kami.
Saat aku fokus makan, aku teringat dengan Sehun. Sebaiknya aku minta saran kepada Mama.
"Mama.. bagaimana agar orang tak bisa membaca pikiran kita?" Mama mengernyitkan alis, apakah pertanyaanku aneh? Tentu saja aneh. Rata-rata orang tidak percaya di jaman modern ini masih ada yang bisa baca pikiran.
"Maksudmu Lu?"
"Begini ma tadi di sekolah ada yang bisa baca pikiranku ma, dan itu benar-benar menganggu" jelasku asal.
"Ahh begitu, coba jangan tatap matanya mungkin" aku menganggukkan kepalaku. Mungkin bukan ide yang buruk. Sebaiknya aku coba mengikuti saran mama.
.
.
.
.
.
.
.
Aku berangkat ke sekolah pagi sekali. Aku berdiri di depan pagar menunggu seseorang. Masih sedikit siswa siswi yang datang, iyalah hanya orang bodoh atau yang terlalu rajin datang sepagi ini. Tunggu, aku bukanlah orang yang rajin. Jadi apakah aku orang bodoh? Shit.
Aku melihat mobil yang berlalu lalang padahal ini masih pagi tapi jalan sudah penuh dengan kendaraan-kendaraan yang membuat polusi. Aku memainkan handphoneku untuk membunuh rasa bosanku. Menunggu memang menjengkelkan bukan? Aku mulai membuka Instagram. Apakah sehun punya instagram? Aku mulai mengetik namanya di pencarian. Eoh? Tidak ada. Cih dia benar-benar kampungan. Atau mungkin dia samarkan nama instagramnya?
"Huweeekk" aku tersadar dari lamunanku ketika aku mendengar suara anak kecil menangis. Aku mencari sumber suara itu. Ahh itu disana, rupanya dia terjatuh. Aku menghampirinya dan membantu anak kecil itu aku menggendongnya dan membawa anak itu duduk yang berada tak jauh dari tempat dia terjatuh.
Kasihan sekali lututnya terluka. Aku ingat, aku selalu menyimpan plester luka di tasku, aku mengambil plester luka yang berada dalam tasku lalu tak lupa membersihkan lukanya dengan air yang kubawa. Awalnya dia meringis lalu aku mulai menutup lukanya dengan plester luka tadi, tak lupa meniupnya pelan-pelan terlebih dahulu. Lihat dia, benar-benar manja sepertiku. Kkk~.
"Apakah masih sakit?" Dia hanya menganggukkan kepalanya dengan bibir yang melengkung kebawah. Ahh dia sangat imut. Bolehkah aku menculik anak ini? Ah tidak.. tidak.. aku tidak mau masuk penjara. Aku menghapus air mata yang masih membekas dipipinya.
"Aku akan memberikanmu lolipop tapi berjanjilah jangan menangis arra?" Anak itu terlihat antusias ketika mendengar ucapanku lalu ia menganggukkan kepalanya dua kali dengan semangat. Akupun memberikan lolipop rasa buah kepada anak imut itu, dia tersenyum dan bibir kecilnya mendarat dipipiku. Ahh rupanya dia menciumku. Anak ini genit sekali.
"Mingguk harus ke sekolah, mingguk tak ingin terlambat, gomawo ahjumma" katanya riang dan berlari dengan kaki pendeknya menuju sekolahnya. Tunggu apakah tadi dia memanggilku ahjumma? Astaga anak itu. Apakah wajahku setua itu sehingga aku dipanggil ahjumma?
Aku menghela napas, dia anak kecil luhan. Dia masih polos, dia belum tahu apa-apa. Aku berdiri dari dudukku dan berjalan dengan tak bertenaga, padahal tadi aku sudah sarapan. Entahlah sepertinya makanan yang aku makan tadi tidak bermanfaat. Aku menghembuskan napasku pelan. Aku jadi malas bertemu dengan Sehun.
"Apakah ini caramu membuatku jatuh cinta? Malas bertemu denganku?" Aku terkejut dengan suara yang masuk indra pendengaranku.
"Astaga kau membuatku terkejut" ucapku mengelus dada. Dia seperti hantu muncul tiba-tiba.
"Yaaak bisakah kau tidak perlu mengungkapkan apa yang ada dipikiranku?"
Sehun hanya mengedikkan bahunya acuh. Rasanya aku ingin membanting namja ini aku menghentakkan kakiku kesal lalu pergi meninggalkannya seorang diri.
*author pov*
Sehun tersenyum melihat luhan yang pergi sambil menghentak-hentakan kakinya. "Dia sangat imut, tapi dia akan sangat menakutkan jika mesummnya muncul" gumam Sehun. Lalu pergi menuju ke kelasnya karena bel sudah berbunyi
.
.
.
.
.
Beberapa kali bibirnya terbuka dengan lebar, tapi untung saja ia menutup mulutnya dengan tangan lentiknya, jika tidak lalat ataupun cicak bisa masuk dalam mulutnya. dia benar-benar mengantuk dan bosan. Luhan ingin ke toilet tapi takut jika salah masuk di toilet lagi. Ia masih trauma dengan kejadian kemarin.
Saat ini jam kosong, Mr. Lee tak sempat masuk ke kelas karena ia sedang sakit. Yaahh menyeramkan memang karena mereka semua bersyukur guru itu sakit. Mereka bersikap begitu karena guru itu sangat horor dan merupakan salah satu guru killer sehingga ditakuti oleh siswa-siswa
"Luhann" luhan mengangkat kepalanya, mengernyit alisnya menatap yeoja itu. Yeoja itu mempunyai mata yang sipit, bibir yang mungil dan berponi. Ia ingat dengan gadis ini, ia merupakan teman sekelasnya. Karena hanya dia yang selalu berani mengajak luhan berbicara terlebih dahulu.
Luhan menatap keatas kebiasaannya jika ingin mengingat sesuatu. 'Siapa ya namanya. Ah aku lupa.' Luhan mengetuk jari lentiknya di meja masih memikirkan nama gadis imut dihadapannya sekarang 'Ah aku baru ingat namanya adalah.'
"Iya daehyun?" Yeoja itu tertawa dengan keras. Luhan sampai terkejut mendengarnya tertawa, tawanya benar-benar tidak anggun tidak seperti wajahnya yang imut. "Yaaak.. namaku baekhyun bukan daehyun lu" untung baekhyun menanggapinya dengan tertawa, biasanya gadis lain akan marah atau menangis jika namanya dilupakan. Oke ini berlebihan. luhan menggaruk pipinya tak gatal.
"Mianhae baekhyun. Aku lupa" salahkan otak luhan yang mudah lupa dengan sesuatu. Efek baca fanfiction rated M mungkin. Eh.
"Tidak apa-apa lu. Mau ke kantin? Aku benar-benar bosan dikelas." Luhan menganggukkan kepalanya sepertinya bukan ide yang buruk.
"Baiklah"
.
.
.
.
.
.
Baekhyun makan dengan khidmat. Sedangkan Luhan hanya memesan bubble tea, ia merasa tak begitu lapar. Luhan meneguk minuman dingin itu. Gadis itu merasakan tenggorokannya segar ketika minuman bertapioka itu melewati tenggorokannya. Luhan melihat ke sekeliling kantin, sangat sepi mungkin karena ini belum waktu istirahat.
Luhan melototkan matanya karena melihat sehun berjalan seorang diri. "Baekhyun, kau kenal sehun?" Tanya luhan tapi pandangannya tetap mengarah ke arah sehun
"Sehun? Tentu saja luhan semua orang pasti kenal sehun, waeyo?" Tanya baekhyun. Luhan menatap baekhyun sambil menggigit bibirnya.
"Apa sehun benar-benar bisa baca pikiran?" Baekhyun mengernyitkan alisnya bingung mendengar pertanyaan Luhan.
"Tidak lu. Hahahaha kau mendengarnya dimana?" Luhan menggelengkan kepalanya. 'Apa sehun berbohong kepadaku? Tapi kemarin dia bisa membaca pikiranku dengan benar'
"Ah anio baek" luhan tersadar dari lamunannya menampilkan senyumnya canggung
"Apakah kau menyukai sehun?" Luhan refleks menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak. Yaah walaupun tubuh seksinya dan wajahnya yang tampan termasuk tipenya tapi sifatnya luhan sangat benci. Sangat menyebalkan.
"Kau tahu Luhan. Sehun digosipkan gay karena dia tidak pernah tertarik dengan yeoja, hmm apalagi dia suka sekali mengabaikan yeoja-yeoja padahal fansnya banyak dan cantik-cantik" luhan mengerjapkan matanya beberapa kali tak percaya mendengar cerita baekhyun "Benarkah? Tapi tidak mungkin. Dia sangat tampan baek"
"Hahahaha kebanyakan orang tampan itu gay loh" luhan menganggukkan kepalanya setuju dengan perkataan baekhyun 'Pantas saja aku bukan tipenya rupanya dia gay, tidak tidak lu. Kau pasti bisa membuat dia jatuh cinta'
"Aku bisa membuat sehun suka dengan perempuan" ucap luhan sungguh-sungguh dan sepertinya ia keceplosan mengucapkannya. Baekhyun hanya tertawa mendengar ucapan luhan.
"Ngomong-ngomong kenapa kau membawa kacamata?" Tanya baekhyun. Luhan melirik kacamata itu yang berada di sakunya lalu menggelengkan kepalanya. Baekhyun mengedikkan bahunya acuh tidak peduli.
Sehabis mengisi perut mereka di kantin, mereka segera bergegas ke kelas mereka. Luhan sangat menyukai baekhyun karena sifat ramahnya dan baekhyun sangat friendly sehingga luhan langsung nyaman dengan baekhyun. Mungkin mereka cocok jadi sahabat.
Luhan melihat sehun yang berjalan yang disekelilingnya banyak yeoja-yeoja sambil membawa hadiah dengan bungkusan warna merah muda untuk sehun. 'Woaah dia benar-benar punya banyak fans tapi menurutku mereka berlebihan. Sehun kan bukan aktor .'
Sehun menghela napasnya dan menghentikan langkahnya. Mereka juga berhenti mengikuti Sehun.
"Bisakah kalian meninggalkanku sendiri" tutur sehun lalu memasang senyum mautnya, melihat senyum maut laki-laki itu Yeoja-yeoja atau kalian bisa menyebutnya fans-fans sehun menganggukkan kepalanya tapi tak berniat pindah dari tempatnya, mereka tak ingin kehilangan kesempatan melihat senyuman Sehun yang langka.
"Sehun kumohon terima hadiahku lalu kita akan jadi sepasang kekasih yang romantis. Aku pasti akan populer"
"Ya Tuhan sehun tampan sekali"
"Sehun benar-benar tipeku. Aku ingin menjadi kekasihnya"
Sehun hanya menggelengkan kepalanya membaca pikiran semua yeoja-yeoja itu yang membuat dirinya geli.
Banyak yang menyukainya karena sehun tampan, terkenal dan kaya. tentu saja ia tau kalau mereka semua hanya ingin memanfaatkannya agar mereka populer. Sehun hanya ingin yeoja yang mencintainya dengan tulus, apa adanya bukan karena ada apanya.
Ia mendesah pelan melihat mereka. tak ada pergerakan akhirnya laki-laki itu melanjutkan langkahnya ke ruang olahraga.
Luhan tak buang kesempatan, kakinya melangkah mengikuti Sehun masuk dalam ruang olahraga. Meninggalkan Baekhyun yang sedari tadi curhat dengan Luhan.
"Untung saja sepi" gumamnya ketika melihat sekeliling ruang olahraga. Mata rusanya mencari Sehun.
"Kemana dia?" Tanya luhan pelan. Luhan melangkahkan kakinya, matanya masih mencari laki-laki yang bisa baca pikiran itu.
Luhan tidak mengerti kenapa sehun cepat sekali menghilang? Apakah Sehun punya kekuatan menghilang? Atau Sehun itu seorang ninja? Luhan menggelengkan kepalanya. Menepis pikiran konyolnya. Tapi mungkin saja karena Sehun bisa baca pikiran bisa saja ia bisa teleportasi atau mungkin seorang ninja.
Gadis itu menghela napas pelan. Sebaiknya dia keluar saja dari sini. Sepertinya Sehun bukan diruangan ini. Sia-sia ia mengikuti namja itu.
Luhan memutar badannya, lalu melangkahkan kakinya segera keluar dari ruangan ini.
"Ada apa mencariku?" Ia menghentikan gerakannya ketika mendengar suara seseorang yang masuk dalam indra pendengarannya. Suara seksi yang ia sukai.
Luhan merogoh sakunya untuk mengambil kacamata hitamnya. Ia mengikuti saran Mamanya agar namja menyebalkan ini tak bisa membaca pikirannya lagi.
Ia memakai kacamata hitam itu lalu berbalik menatap Sehun. Luhan terkikik senang karena sehun pasti tidak akan bisa membaca pikirannya lagi.
Sehun menatap luhan dengan tatapan heran, keningnya berkerut menatap Luhan. Mengapa luhan memakai kacamata ditempat seperti ini?
"Hai sehun tampan. Ya kau benar aku mencarimu. Apa sekarang kau bisa membaca pikiranku?" Luhan memasang senyum kemenangan. Ekspresi wajah luhan seperti memenangkan togel.
Sehun memasang wajah datarnya. Luhan benar-benar gadis bodoh, pikirnya.
Luhan tertegun menatap penampilan Sehun. Ia menelan salivanya dengan pelan.
Penampilan sehun sungguh Errr seksi Rambut yang berantakan, keringat yang mengalir dengan indah di jakun Sehun. lagi mata Luhan salah fokus, ia lagi-lagi menatap kejantanan Sehun yang terlihat menonjol. Sepertinya celananya terlalu ketat atau kejantanan Sehun memang besar dan kejantanannya sepertinya tambah lebih besar dan panjang daripada kemarin. Apa yang sehun lakukan tadi sehingga penampilannya seperti ini? Apa sehun sedang ereksi?
"Ya Tuhan Sehun seksi sekali, aku rela diperkosa oleh Sehun" pikirnya sambil menjilat bibirnya menatap Sehun seakan ingin menerkam nya di ruangan ini juga.
"Kau benar-benar ingin kuperkosa hm?" Luhan melepas kacamatanya mendengar perkataan Sehun.
"Ka-kau masih bisa baca pikiranku?" Tanya Luhan, Sehun menghela napas. Sebenarnya ia tak suka dengan gadis dari Beijing ini karena sangat mesum.
'Tidak ada salahnya aku menggoda gadis ini, agar dia jerah'. pikirnya. Sehun benar-benar tidak mengerti dengan gadis bermata rusa ini. Jika gadis-gadis lain memuja sehun karena wajahnya yang tampan, tubuhnya yang bak model, kekayaannya dan populer. Tapi Luhan malah selalu berpikiran tentangnya kejantanannya. Luhan benar-benar tipe agresif dan Sehun tidak menyukainya.
"Tentu saja bodoh" sehun mulai mendekati Luhan. Luhan yang melihatnya jadi tertantang ia bahkan membusungkan dadanya bermaksud menggodanya.
Sehun tentu saja laki-laki normal tapi entahlah kalau bertemu dengan tipe agresif seperti gadis yang berasal dari Beijing ini ia tidak bernafsu. Sekali lagi ia tidak suka dengan gadis agresif. Sehun lebih suka dengan wanita yang 'pasrah' dibawahnya ketika sehun menyerang.
Sehun menghentikan langkahnya ia kira reaksi gadis China ini akan sama seperti kemarin. Luhan menatap Sehun dengan tatapan bingung ketika sehun berhenti. "Apakah harus aku yang memulainya? Sepertinya bercinta di ruang olahraga bagus juga"
Sehun terkejut membaca pikiran luhan yang benar-benar mesum. Ayolah ia hanya ingin melakukannya kalau sudah menikah, melakukannya pada malam pertama. Apalagi ia tak mau melakukannya dengan gadis yang sudah tidak virgin lagi. Dilihat dari tingkahnya, gadis ini pasti sudah tidak virgin lagi. Pikir Sehun.
Luhan melangkahkan kakinya, mendekati sehun sampai payudara sintalnya yang terbalut dengan pakaian sekolah sudah menempel di dada bidang sehun, walaupun dadanya tidak cukup besar tapi cocoklah untuk diremas.
Luhan menggodanya dengan memasang wajah seksinya. Tangan Luhan bergerak ingin menyentuh dada bidang namja itu.
Melihat pergerakan gadis rusa itu, memegang tangan luhan bermaksud menghentikan pergerakannya.
"Apa yang ingin kau lakukan gadis mesum?"
"Aku? Aku ingin menggodamu." Jawabnya dengan memasang wajah polos. Laki-laki tinggi ini menghembuskan napasnya pelan.
"Kemarin aku sudah bilang kau bukan tipeku" jawab Sehun.
Luhan yang mendengarnya merasa tertohok dengan perkataan Sehun. Ia kira kemarin sehun mengatakannya hanya bercanda tapi ternyata ia serius. Luhan tidak terima dengan perkataan Sehun bahkan waktu sekolah di Beijing banyak namja-namja yang mengejarnya dan menyatakan cinta padanya.
"Tapi aku ingin membuatmu jatuh cinta Sehun" Sehun menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan napasnya pelan. Seandainya ia tahu akan begini ia tidak akan pernah mengatakan kalimat itu. Padahal kemarin Sehun hanya iseng mengatakan itu.
Luhan menatap Sehun yang terlihat berpikir.
"Kenapa sehun? Apakah aku kurang cantik? Aku kurang seksi? Aku tahu payudaraku tidak terlalu be-" sehun segera memotong perkataan Luhan, jangan sampai gadis ini berbicara 'kotor'.
"Bukan begitu Lu. Kau cantik, kau seksi dan kau sangat sempurna" Luhan merona mendengar pujian sehun.
"tapi..." ia menggantungkan kalimatnya.
"Tapi apa sehun?" Tanya Luhan tidak sabaran.
"Tapi ka-"
Sehun menghentikan kalimatnya ketika ia mendengar bel sudah berbunyi.
"Maaf lu, bel sudah berbunyi"
Ia tahu saat ini jam istirahat tapi ia tak mau berduaan dengan Luhan apalagi ditempat tertutup seperti ini. memanfaatkan kesempatan yang ada untuk kabur. Sehun langsung saja melarikan diri dari hadapan luhan.
"Yaaaakk Sehun mau kemana?"
Luhan yang melihatnya hanya menghembuskan napasnya kasar dan mematahkan kacamata yang tak berdosa itu. Ia masih penasaran dengan perkataan Sehun tadi.
TBC
Maaf ya telat Update T.T sibuk syuting nih /ditabok/ sibuk mau UN nih... ini aja ngetiknya kalau lgi stress dengan pelajaran hehehe.
Oh iya maaf ya klau kurang memuaskan:(( silahkan kritik dan saran jangan bash ya hatiku trlalu rapuh /kaga/
