Title : Luhan's Mind
Main Cast : Lu han, Oh Sehun dll
Rate : M
Author : ZeHunHanus
Warning : Typo? Biasalah..
Balasan Review :
Oh Baby Milky : makasih ya udah khawatirin aku, terhura. Jujur aku bilang gitu ga tau bkin konflik krna ini pertama kalinya bkin konflk (keknya aku dah bilang deh kemarin). Dan terima kasih suka ff abal2 ini
haha : sorry kalau mengganggu, nanti aku ubah ga pake 'itu' lagi. Maklum kalau ngetik kadang khilap. terima kasih sudah baca ff ku
Males login : aku kebanyakan enter karena emang sengaja dulu aku enternya cuman 3 kan eh malah hilang pas aku update jadi aku sengaja banyakin tapi aku usahain tiga titik dah. Eunha ga bisa kontrol Sehun kan dia bisa baca pikiran, tapi memang kemarin Sehun kebobolan(?) Krna saking takutnya sama Luhan jadi blank(?)
Ya aku juga sadar hubungan mereka terlalu cepet tapi kan klau dah suka orang hrus bertindak cepat ntar diambil orang lagi. Sehun bertindak cepet krna takut Lulu-nya diambil ama Naga tonggos eh Kris ganteng. Kamu ga ngeh ya? Eunha kan kebelet jadian sama Sehun jadi dia langsung aja cap jadian sma sehun padahal ga ditembak sma sehun krna dah kebelet pengen ehem2 sma Sehun(?). Dan maaf ya kalau ff aku masih bkin kamu bingung. Kedepannya aku usahain lebih baik lagi.
avs1105 : oh iya terima kasih ya infonya. Ya aku emang agak tidak tahu tentang bahasa formal Korea. Mungkin efek ga pernah gugel dan nonton drama kali ya. Maaf ya. Gimana ya aku juga ga bermaksud bilang "biarkan tuhan yang membalasnya" kesannya tuhan pendendam. Serius ga bermaksud gitu maaf kalau ga suka. Dan terima kasih ya sudah kritik dan saran bukan bash kok sayang *
Dan buat kalian yang sudah review terima kasih banget sudah suka bagian ini. Maaf kalau masih banyak kekurangan. Maaf juga ga bisa balas satu2 tapi aku baca kok.
H
U
N
H
A
N
Eunha tersenyum melihat kedua orangtuanya-eomma dan appa barunya- sedang bermesraan di taman kecil rumahnya, mereka seperti mengenang masa lalu saat masih Senior high school. Ya mereka bercerita kepada Eunha kalau dulu mereka sepasang kekasih, Mr Lu ayah barunya itu dulu adalah pertukaran pelajar dari Beijing. Lalu eommanya dan appa barunya itu satu kelas dan "Boom" mereka jatuh cinta lalu menjalin kasih selama dua tahun. Tapi hubungan mereka harus kandas di tengah jalan karena lelaki itu harus kembali ke Beijing. Ia tidak bisa menjanjikan apa-apa kepada kekasihnya bahwa ia akan kembali ke korea karena itu tidak mungkin. Sang kekasihpun mengerti dan rela hubungan mereka berakhir walau mereka masih sama-sama saling mencintai.
Pada hari itu lelaki itu ikut acara reunian sekolahnya dan pada saat itu juga ia bertemu dengan mantan kekasih tercintanya. Awalnya mereka malu-malu bertemu, mengobrol pun juga mereka malu karena jantung mereka masih berdetak dengan kencang seperti waktu sekolah dulu. Lambat laun mereka pun membuat janji bertemu di sebuah kafe dan pada hari itu juga mereka memutuskan menjalin kasih kembali walau wanita itu tahu kalau orang yang ia cintainya sudah berumah tangga tapi toh mereka sama-sama cinta.
Eunha tahu yang dilakukan mamanya adalah kesalahan besar, tapi biarkanlah kali ini mereka egois menghancurkan keluarga orang lain agar bisa bahagia. Ya hidup itu memang egois jadi kalian harus membiasakannya.
Eunha melangkahkan kakinya menuju kamarnya, mengambil handphonenya lalu membaringkan tubuh mungilnya di ranjang empuk itu. Jemarinya mulai mencari kontak di layar handphonenya lalu menekannya menempelkan di daun telinganya menunggu seseorang menjawab panggilannya.
"Halo"
"Aku ingin kita bertemu di kafe biasa, sekarang"
"SEKARAAANG!" Teriak Eunha lalu menutup telponnya sepihak.
"Sudah jam tiga" gumamnya. Lalu mulai bergegas untuk bertemu dengan seseorang.
"Kau mengerti?" Tanya Sehun menatap kekasihnya yang memperlihatkan raut wajah yang bingung. Dan sehun tahu jawabannya kalau gadis itu tidak mengerti.
Menghela napas lalu mulai mengerjakan tugas milik kekasihnya, biarkanlah nanti ia jelaskan karena ia ingin melakukan hal romantis dengan kekasihnya jika terus menjelaskan pelajaran ini tidak akan selesai karena Luhan terbilang gadis yang agak bodoh dalam pelajaran matematika.
Luhan tersenyum menatap wajah kekasihnya yang serius mengerjakan tugasnya.
'Beruntungnya aku'
"Iya kau sangat beruntung punya kekasih sepertiku. Pintar, keren, terlebih lagi sangat tampan" kata Sehun fokus mengerjakan tugas gadis itu. Luhan mengerjabkan matanya mendengar ucapan sehun yang terdengar narsis.
Saat ini Luhan berada di apartemen Sehun, membantu mengerjakan tugasnya dan juga sekalian berduaan dengan kekasihnya.
"Selesai" kata Sehun memberikan buku tulis itu pada Luhan. Luhan tersenyum lalu mengambil buku itu lalu memeriksa jawaban sehun.
"Woaah terima kasih" ucapnya menyimpan buku itu ke dalam tasnya. Sehun berdiri dari duduknya meninggalkan Luhan seorang diri tanpa berbicara apapun.
"Astaga, kenapa Luhan hari ini sangat cantik?" Gumam Sehun memegang jantungnya yang berdetak sangat cepat. Menarik napasnya pelan lalu menghembuskannya. Tangannya mengambil sebuah botol minuman bersoda dan dua gelas. Menghampiri Luhan yang sedang duduk di ruang tamu itu.
"Kau haus?" Tanya Sehun sembari meletakkan botol dan dua gelas tersebut. Luhan tersenyum mengangguk. Lalu duduk melantai walaupun ada sofa di ruangan ini.
Sehun diam melihat Luhan yang mengangguk, Luhan menatap Sehun dengan ekspresi berharap.
Semenit berlalu mereka masih dalam keadaan diam. Luhan memasang wajah datar lalu menuangkan soda itu ke gelasnya sendiri.
"Hei kau kenapa?" Tanya Sehun heran melihat Luhan yang tergesa-gesa minum.
"Pelan-pelan minumnya Lu" lanjutnya. Luhan menyudahi acara minumnya meletakkan gelas itu di meja.
"Aku bosan Sehun" ucap Luhan sambil mempoutkan bibirnya membuat lelaki itu gemas.
"Kemari, aku ingin memberitahumu sesuatu" ucap Sehun menepuk lantai di sebelahnya.
Luhan menggeser tubuhnya mendekati kekasihnya karena ia juga penasaran. Sehun tersenyum tipis ketika Luhan sudah duduk di dekatnya, ia menghadap kearah Luhan tiba-tiba ia mengangkat tubuh Luhan membuat gadis itu memekik kecil karena terkejut. Lalu mendudukkan bokong kekasihnya di pangkuannya.
"Kau membuatku terkejut Sehun" ucap Luhan dengan wajah memerah karena malu dengan posisi seperti ini. Memukul dada Sehun pelan.
Sehun terkekeh pelan ia mengelus surai Luhan dengan lembut lalu menyampirkan rambut indah itu ditelinga gadis itu. Menangkup pipinya lalu mengelus pipi gadis itu dengan lembut.
Jantung Luhan makin berdetak dengan kencang, wajah sehun makin mendekat lalu bibir mereka akhirnya bertemu. Luhan meremas bahu Sehun pelan ketika lelaki itu menggerakan bibirnya. Sesekali Sehun memiringkan kepalanya lalu melumat bibir itu lembut dan menghisap bibir yang telah membuatnya kecanduan.
Dua menit berlalu akhirnya sehun melepaskan tautannya, ia memeluk Luhan dan menyandarkan kepalanya di bahu sempit luhan.
"Jangan pernah meninggalkanku Luhan" Luhan tersenyum mengelus kepala Sehun lalu menganggukkan kepalanya sesekali mencium surai Sehun.
"Aku tidak akan meninggalkanmu"
Sehun menangkup pipi kekasihnya lalu kembali bibirnya mendarat di bibir mungil luhan tapi hanya kecupan ringan.
"I love you" kata Sehun mencium bibir Luhan.
"Hm aku tahu" jawab Luhan. Sehun mempoutkan bibirnya mendengar jawaban Luhan.
Luhan mencubit pipi Sehun karena gemas jika kekasihnya sudah memasang aegyo.
"Aku juga mencintaimu" Luhan mengecup bibir Sehun lama.
Luhan menatap wajah Sehun lalu pandangannya turun ke bawah. Ia memperhatikan dada bidang sehun yang tertutup baju berwarna hitam itu.
'Aku ingin melihat dada bidang itu lagi' pikir Luhan. Sehun melepaskan bajunya sontak luhan terkejut dan menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Kenapa kau membuka bajumu?" Tanya Luhan.
"Kenapa? Bukannya kau ingin melihat dadaku lagi?" Luhan merutuki dirinya karena pikirannya yang benar-benar mesum. Dan terlebih lagi kenapa ia harus punya kekasih yang bisa baca pikiran? Luhan tak akan bisa berbohong pada Sehun.
"Ya tentu saja kau tidak bisa berbohong padaku sayang" Sehun melepaskan kedua tangan Luhan yang menutupi wajah cantiknya lalu menggenggam pergelangan tangan gadis itu mengarahkan ke dadanya lalu turun ke area perutnya yang kotak-kotak itu. Luhan dan Sehun dengan kompak menelan saliva mereka karena merasa gairah mereka mulai naik. Luhan yang tergoda dengan dada bidang dan perut sixpack Sehun dan Sehun yang merasa terangsang mendapat elusan di dada dan perutnya, tangan kekasihnya benar-benar halus.
Untung saja Luhan sudah tidak mimisan lagi melihat tubuh Sehun. Luhan mengelus dada dan perut sehun abstrak lalu gadis itu memajukan wajahnya mencium bibir kekasihnya agak rakus. Luhan menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir Sehun lalu lidahnya menyapu di dagu dan berpindah ke rahang tegas sehun lalu turun ke leher lelaki itu.
Lidah Luhan menari-nari di leher lelaki itu, bahkan jakun lelaki itu naik turun karena menelan saliva, Sehun mendongakkan kepalanya sambil memejamkan matanya menikmati lidah luhan, ia meremas pinggang gadis itu pelan. Luhan mulai menggigit pelan leher itu lalu menghisapnya sesekali menjilatnya lalu kembali menghisapnya sehingga membuat noda kemerahan yang kontras dengan kulit putih sehun.
Luhan tersenyum puas melihat karyanya lalu menjauhkan wajahnya dari leher Sehun.
"You're mine" kata Luhan. Sehun lalu menggendong tubuh luhan dan membaringkan tubuh kekasihnya di sofa dan menindihnya.
"Yes, i'm yours" bisik Sehun mengelus pipi kekasihnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya, Luhan mulai memejamkan matanya siap menerima bibir Sehun. Akhirnya bibir Sehun bertemu dengan bibir Luhan ia mulai melumat bibir kekasihnya bahkan tangannya sudah mengelus paha mulus itu karena Luhan yang memakai rok tetapi luhan segera menahan tangan sehun dan melepaskan tautan mereka menatap sehun.
"Ada apa?" Tanya sehun
"Sepertinya ada tamu Sehun" sehun menatap pintu apartemennya dan benar juga belnya berbunyi disaat itu sehun bangun dari tubuh luhan ia berdecak kesal. Ia ingin mencekik orang yang telah mengganggunya.
Cklek
Sehun memasang wajah datar saat melihat orang yang sangat ia tak harapkan datang.
"Kenapa kau datang disaat yang tidak tepat brengsek?" Tanya Sehun kesal dan sang tamu mengabaikan pertanyaan sang tuan rumah langsung saja masuk kedalam.
"Wow Luhan apa yang kau lakukan disini?"
"Eh chanyeol, baekhyun mana?" Tanya Luhan.
Chanyeol duduk di samping luhan lalu bersandar di sofa empuk itu. Chanyeol memperhatikan penampilan luhan yang agak berantakan dan bibir yang memerah sepertinya bibir itu agak basah.
Tap
Tap
Tap
Chanyeol mengalihkan pandangannya menatap sehun dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu menampilkan smirknya saat melihat bercak merah di leher sehun.
'Luhan ganas sekali'
"Jadi ini maksudmu aku datang disaat yang tidak tepat" kata Chanyeol menganggukkan kepalanya. Sehun memutar matanya kesal lalu duduk di tengah memisahkan chanyeol dan Luhan.
"Kalau begitu pulang sana" ucap Sehun masih kesal.
"Wow Lu, karyamu bagus sekali" kata Chanyeol menepuk tangan memberi luhan pujian. Luhan tersenyum senang.
"Dan sepertinya Luhan lebih agresif daripada kau bung" Chanyeol merangkul bahu Sehun lalu menepuk pelan bahu lebar itu. Sehun menyipitkan matanya sebelah.
"Siapa bilang luhan lebih agresif daripada aku?" Tanya Sehun, luhan memutar matanya jengah melihat tingkah sehun yang kekanakan.
"Kata aku" jawab Chanyeol, Sehun mempoutkan bibirnya lalu memeluk Luhan erat, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis itu.
"Sayaang, chanyeol jahat sekali padaku" adu Sehun manja, Luhan terkekeh pelan lalu mengelus tengkuk Sehun lembut.
"Tak usah dengarkan dia, Chanyeol kan sok tahu" kata Luhan. Chanyeol memutar matanya malas melihat kelakuan Sehun yang kekanakan.
"Ada apa menyuruhku kemari?" Tanyanya. Gadis berambut pendek itu hanya menatapnya sekilas lalu menyeruput capucinonya dengan khidmat.
"Duduklah dulu" katanya lalu kembali menyeruput capucinonya.
Lelaki itu menghela napas lalu duduk mengikuti perintahnya.
"Kenapa kemarin kau tak ke sekolah?" Tanyanya.
"Aku ada urusan yang sangat penting" jawabnya.
"Karena kau rencanaku gagal total"
"Apa maksudmu?"
"Sekarang Sehun dan Luhan berpacaran, kenapa kau sangat lamban hah?" Tanyanya mulai emosi.
"Tidak mungkin, bukannya mereka bertengkar?"
"Jika mereka bertengkar mana mungkin mereka berpacaran"
"Aku harus balas dendam pada gadis brengsek itu" lanjutnya lelaki itu hanya diam menundukkan kepalanya tak berani menatap gadis itu. Ia merasakan sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya.
"Aku punya rencana dan kau harus membantuku" lelaki itu menganggukkan kepalanya pelan.
"Ahjummaaaaa" teriak mingguk lalu berlari kecil menghampiri Luhan, gadis itu tersenyum menjongkokkan dirinya sembari merentangkan tangannya menunggu pelukan mingguk.
Greb
"Mingguuuk" mengecup pipi mingguk bergantian.
"Ahjumma mana lelaki itu? Dia tidak mengganggu ahjumma lagi kan?" Tanya Mingguk, Luhan terkekeh pelan mendengar pertanyaannya.
"Dia belum datang" ucap Luhan berdiri sambil mengelus kepala mingguk.
"Dia lelaki pemalas ahjumma, dia tidak pantas dengan ahjumma"
"Sayaang" panggil Sehun mengecup pipi Luhan singkat membuat Mingguk melototkan matanya dengan cepat ia menarik tangan Luhan menjauhkannya dari sehun.
"Kau tidak boleh mengecup pipi ahjummaku, ahjumma milik mingguk"
"Hei bocah" sehun jongkok lalu memegang kepala mingguk.
"Ahjumma-mu itu milikku bukan milikmu"
"Tidak, ahjumma milik mingguk bukan milikmu" luhan menghela napas memijit tulang hidungnya melihat sehun dan mingguk beragumen.
'Dimana sifat dewasamu sehun'
Sehun dan mingguk masih saja berdebat bahkan tadi Luhan mencoba menghentikan mereka tapi ia diabaikan.
"Baekhyuuun" panggil Luhan, merasa dipanggil gadis imut itu melangkahkan kakinya mendekati Luhan dan sehun yang berdebat dengan anak kecil.
"Ada apa ini?" Tanya baekhyun, Luhan menghela napas pelan.
"Ahjumma milikku bukan milikmu bocah"
"Tidak, ahjumma milikku bukan milikmu"
"Ahjumma bukan milik kalian berdua" ucap Baekhyun lalu membawa Luhan pergi.
Sehun dan Mingguk mengerjabkan matanya lalu saling berpandangan.
"Hei bocah ke sekolah sana nanti terlambat"
Mingguk mempoutkan bibirnya lalu melangkahkan kakinya.
'Dasar ahjussi jelek'
Sehun menaikkan alisnya sebelah membaca pikiran bocah itu.
'Dasar anak-anak pikirannya masih labil' ejek sehun.
Disisi lain Luhan menggerutu melihat tingkah sehun yang menyebalkan.
"Kau tahu sehun benar-benar kekanakan, dia tidak punya sifat dewasa. Setiap bertemu dengan anakku dia selalu saja bertengkar"
"Kau tahu lah Sehun kan takut kau direbut oleh anak kecil itu" Luhan mendudukkan dirinya di kursi lalu menopang dagunya.
"Aku bukan pedofil baek" ucap Luhan malas.
"Hahahaha bagaimana dengan tugas mu? Sudah jadi? Aku pinjam ya" Luhan mengambil buku tugasnya lalu memberikannya pada baekhyun. Untung saja ada Sehun yang membantunya.
"Cepat salin, sudah mau masuk" baekhyun dengan cepat pergi dari hadapan luhan lalu duduk di tempatnya dengan gesitnya ia mensalin tugas luhan.
Luhan yang mengenakan dress selutut yang berwarna soft yaitu warna baby pink yang membuat penampilannya sangat cantik dan menggemaskan dengan higheels berwarna krem, ia selalu menatap dirinya di cermin kecilnya setiap lima menit sekali merapikan makeupnya atau rambutnya.
Luhan yang sedang duduk di halte yang tak jauh dari rumahnya menunggu sehun menjemputnya. Ia terlalu malu untuk di jemput di rumahnya, malu diejek oleh mamanya.
Jantungnya berdegup dengan kencang karena ini pertama kalinya mereka akan berkencan.
"Semoga cuaca hari ini bagus" ucapnya pelan sembari mendongakkan kepalanya melihat langit biru dengan yang menghiasi awan. Karena mereka berencana akan berjalan di taman.
Piip piip piip(?)
Bunyi klakson menyadarkan lamunannya lalu ia berdiri mendekati mobil Sehun, membuka pintu itu lalu masuk ke dalam mobil Sehun.
Sehun mengerjapkan matanya menatap Luhan yang hari ini sangat sangat cantik, ia tertegun dengan penampilan Luhan apalagi Luhan sekarang sangat malu-malu.
"Hai Sehun" kata Luhan mengulum bibirnya, merasa malu karena sehun menatapnya terus.
Sehun menangkup pipi Luhan lalu menatap wajahnya intens.
"Kenapa hari ini kau sangat cantik Lu?" Tanya Sehun lalu mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Luhan.
Luhan melototkan matanya lalu menutup bibir sehun dengan tangannya saat jarak wajahnya dengan wajah sehun lima senti.
"Kenapa lu?" Tanyanya memegang tangan Luhan.
"Aku tidak ingin penampilanku berantakan karena kau" sehun mendengus kesal. Ia mencium singkat bibir luhan lalu mulai menjalankan mobilnya, luhan sendiri langsung menatap wajahnya dicermin, ia takut penampilannya berantakan dihari pertama mereka kencan. Sehun terkekeh pelan lalu tangannya mengelus surai luhan dengan lembut.
"Kau selalu cantik dimataku sayang" luhan mengalihkan pandangannya dari cermin dan menatap Sehun lalu tersenyum tipis. Luhan memajukan wajahnya mendekati pipi sehun.
Chup
Chup
Chup
Chup
Ia mengecup pipi sehun beberapa kali lalu tersenyum. "Saranghae" bisik Luhan lalu mengecup pipi Sehun sekali lagi.
Sehun tersenyum malu dan salah tingkah ia mengelus rambut belakangangnya lalu mengelus tengkuknya, luhan kembali duduk tenang di jok mobilnya.
Grep
Luhan menundukkan kepalanya dan tersenyum melihat tangan besar sehun menggenggam tangannya yang mungil.
'Bukankah tangan sehun sangat pas di tanganku, tangan sehun juga pasti sangat pas jika dia meremas da-" luhan menggelengkan kepalanya. Astaga apa yang ku pikirkan? batinnya berbisik.
"Memikirkan hal mesum lagi hm?" Tanya sehun dan menggoda luhan.
"Si-siapa yang memikirkan hal yang mesum?" Tanya Luhan gugup panik.
Sehun tertawa pelan lalu mengalungkan tangannya di leher Luhan, mendekatkan tubuh luhan pada tubuhnya, dengan cepat ia mengecup kening Luhan.
Luhan dengan cepat menjauhkan dirinya pada tubuh sehun lalu merapikan rambut panjangnya.
"Astaga sehun jangan membuat penampilanku berantakan dulu" sehun hanya bisa terkekeh pelan.
"Kau tahukan ini kencan pertama kita jangan sampai penampilanku jelek lalu orang akan berkata 'wah gadis itu tidak cocok dengan lelaki tampan itu'" sehun tertawa dengan keras mendengar perkataan luhan. Kekasihnya benar-benar menggemaskan.
"yaak sehun berhenti tertawa"
Tes
Tes
Tes
Air menetes membasahi bumi dengan derasnya, luhan mengerjapkan matanya lalu ekspresinya berubah jadi sedih. Padahal mereka sudah hampir sampai di taman.
"Sehun bagaimana ini?" Tanya Luhan, sehun yang sudah memarkirkan mobilnya di area taman itu mengelus kepala kekasihnya.
"Bagaimana kalau kita ke bioskop saja?" Tanyanya, luhan menggelengkan kepalanya pelan.
"itu sudah biasa lagipula aku ingin kencannya di taman bukan di bioskop"
"Tapi sayang sekarang hujan" sehun mengelus kepalanya Luhan, menenangkannya. Luhan hanya bisa menundukkan kepalanya tak bersemangat.
Sehun diam menatap gadis itu dan terlihat luhan benar-benar kecewa.
"Kau tahu Lu aku malah bersyukur hari ini hujan"
luhan mengangkat wajahnya dan menatap sehun.
"Kenapa?"
"Karena tak akan ada yang melirikmu atau menatap suka padamu. Aku tak suka milikku dipandang lelaki lain" bibir luhan langsung naik mendengar gombalan sehun.
"Kalau begitu sebentar ya Lu aku mau ke supermarket dulu membeli sesuatu" luhan menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan handphonenya, ia mulai bermain game. Sehun maju dan mengecup singkat pipi Luhan, ia membuka pintu mobil kakinya sudah ancang-ancang ingin berlari kencang.
Menarik napas pelan lalu mulai berlari menghampiri supermarket yang tak jauh dari tempat ia parkir.
luhan hampir mengumpat karena sehun lupa menutup pintunya. Ia memajukan tubuhnya lalu menutup pintu mobil itu.
Tak beberapa lama kemudian sehun kembali dengan tangan yang memegang beberapa makanan dan air mineral. Luhan menyimpan handphonenya di pahanya lalu menatap sehun yang agak basah. gadis itu melepaskan seatbeltnya lalu menghadapkan tubuhnya pada sehun. Tangan mungilnya mengacak rambut basah sehun dan juga ia menghapus jejak-jejak air di wajah kekasih tampannya.
"Kenapa kau harus hujan-hujanan?" Tanya luhan, luhan mengangkat rok dressnya lalu mengelap wajah sehun. Mau bagaimana lagi tak ada handuk atau semacamnya.
sehun yang salah fokus tadi melihat paha putih mulus itu lagi, ia meneguk salivanya pelan lalu mulai menjalankan mobilnya.
"Sehun kita mau kemana?" Tanya Luhan sedangkan sehun hanya diam ia harus membawa luhan ke tempat yang sepi.
"Sehun kenapa kita ada disini?" Tanyanya bingung, ia melihat ke sekitar hanya ada danau dan tak ada yang lain selain jalanan dan pepohonan.
Sehun melepaskan seatbeltnya lalu menarik tengkuk luhan. Bibirnya mencium bibir mungil luhan lalu melumatnya rakus. Luhan yang tak siap itu hanya melototkan matanya dan mendorong dada sehun kuat.
"Sehun kau kenapa?" Tanya Luhan bingung.
"Hari ini kau sangat cantik lu" ucap Sehun yang mulai merasakan nafasnya memberat, sial baru ia lihat pahanya saja sudah begini, bagaimana kalau yang lain?
Terlihat pipi luhan memerah karena pujian sehun, sehunpun tersenyum melihat tingkah luhan yang menggemaskan tapi mengapa gairahnya makin naik.
"Kau makin membuatku bergairah lu" akunya, sehun menepuk pahanya sendiri sambil menatap luhan gairah.
'Sehun kau membuatku takut' pikir Luhan dengan jantung yang berdegup kencang karena takut.
Sehun menggenggam tangan Luhan erat, lalu menatap wajah cantik Luhan.
"Aku hanya ingin kau duduk dipangkuanku Lu" kata Sehun mengelus punggung tangan Luhan berusaha menenangkannya.
Akhirnya Luhanpun duduk dipangkuan sehun sambil menatap wajah sehun yang memerah karena nafsu. sehun berusaha mengatur nafasnya yang memberat.
"Luhan" panggilnya tangan sehun mengelus paha Luhan lembut, jantungnya berdegup kencang ia hanya bisa meremas baju sehun yang basah.
Sehun mulai mencium bibir Luhan sambil memiringkan kepalanya. luhan menarik napasnya pelan saat bibir sehun menyentuh bibirnya akhirnya ia memejamkan matanya lalu melingkarkan tangan di lehernya.
Sehun melumat bibir Luhan sambil memegang pipi kanan gadis itu. Ia menghisap bahkan menggigit bibir itu sampai membuat sang gadis berteriak kecil, tak membuang kesempatan ia langsung saja melesakkan lidahnya di mulut mungil luhan lalu menjelajahi goa hangat kekasih cantiknya.
Luhan mengajak lidah sehun menari-nari, sesekali ia mendorong lidah itu. Sehun cukup terkejut karena sepertinya gadis itu mulai pintar dalam french kiss, sehun melepaskan tautannya lalu menatap Luhan.
"Siapa yang mengajarimu hm?" Sehun mulai menarik resleting dress luhan dari belakang.
"rahasia" luhan menjulurkan lidahnya dan saat itu juga sehun langsung memasukkan lidah gadis itu ke mulutnya dan mengemutnya.
Luhan mendorong dadanya dan menyentil bibir Sehun, Luhan dapat merasakan tangan besar itu mengelus punggungnya.
"Hm sehun apa kau yakin kita akan melakukannya disini? Bagaimana kalau ada yang melihat kita?" Tanya Luhan membuka satu persatu kancing baju Sehun.
"Tidak ada dear, kau lihat sekarang hujan deras mereka sibuk menghangatkan diri mereka masing-masing. Jadi ayo kita 'menghangatkan' diri kita" kata Sehun menekankan kata menghangatkan itu membuat Luhan terkekeh pelan karena ia mengerti maksud Sehun.
"Aku ingin kita melakukannya di belakang, kalau disini sangat sempit Sehun" kata gadis itu, mengangkat bokongnya lalu berpindah tempat ke belakang, jujur saja ia sangat gugup akan melakukannya dengan Sehun. Ini pertama kali buatnya, apakah mamanya tak akan marah jika ia melakukan hal ini? Apakah mamanya tak akan marah jika tahu anaknya sebentar lagi tak virgin? Apakah-
"Hei sayang, jika kau belum siap kita tak perlu melanjutkannya" kata Sehun ia membaca pikiran Luhan tadi, Luhan tersadar dari lamunannya dan menatap wajah sehun yang memerah. Luhan menggelengkan kepalanya.
"Ti-tidak" kata Luhan lalu duduk dipangkuan Sehun mencium bibir itu dengan terburu-buru bahkan sehun dapat merasakan tangan kekasihnya bergetar. Sehun melepaskan tautan itu dan menangkup pipi gadis itu sesekali mengelusnya.
"Jangan memaksakan diri sayang" kata Sehun menenangkan Luhan.
"Maaf Sehun aku belum siap" kata Luhan, sehun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya mengerti.
"Tidak apa-apa sayang" ucap Sehun lembut mengecup kening Luhan dengan sayang.
Luhan memeluk leher Sehun dengan erat lalu melepaskan pelukannya.
"Astaga sehun bajumu basah, buka bajumu dulu nanti kau sakit" kata Luhan lalu berpindah tempat dari pangkuan Sehun, ia membantu membuka kancing baju Sehun dan sialnya sehun tak memakai baju apapun di dalamnya.
'Ahh tidak kenapa tubuh sehun sangat menggoda' pikir Luhan mengalihkan pandangannya dari tubuh Sehun, bahkan membelakanginya.
Sehun terkekeh pelan lalu menaruh baju itu di bagasi, dan celananya juga ia buka dan menaruhnya di bagasi. Tenang saja Sehun memakai bokser tak mungkin kan ia hanya memakai celana dalam di hadapan Luhan.
Luhan masih setia membelakanginya, sehun melihat punggung mulus itu dan seketika itu juga gairahnya kembali naik, ia menundukkan kepalanya melihat selangkangannya yang menonjol.
"Luhan" panggil Sehun.
"Iya Sehun" kata Luhan ingin membalikkan badannya tapi
"Jangan berbalik Lu, apapun yang terjadi jangan pernah berbalik"
"Kenapa?" Kata Luhan membalikkan badannya karena ia penasaran. Luhan menyesal telah melakukannya harusnya ia menuruti perkataan Sehun, bahkan Luhan dapat melihat tonjolannya di celana Sehun. Gadis itu merasa kasihan lalu mendekati Sehun.
"Jangan mendekat Lu ku mohon" kata Sehun pelan karena takut juniornya makin tegang jika dekat Luhan.
Luhan menulikan telinganya ia tetap mendekati sehun, lalu melihat dengan dekat selangkangannya. Luhan turun dari kursi penumpang dan jongkok di hadapan lelaki itu, bahkan Luhan membuka paha itu lebar-lebar.
"Ja-jangan Lu" kata Sehun sekali lagi.
Jari jemari lentik luhan memegang bokser sehun ia mengerjapkan kedua matanya menatap wajah sehun yang memerah.
"Sehun angkat pinggulmu dulu" Sehun menuruti perkataan sang kekasih, ia mengangkat pinggulnya, luhan tersenyum lalu menurunkan bokser sehun dan saat itu juga ia melihat kejantanan Sehun.
Jantung luhan berdegup sangat kencang karena ini pertama kalinya akan melihat kejantanan sehun yang selama ini ia mimpikan. Apakah milik kekasihnya sesuai dengan imajinasinya?
Dan
Sret(
Akhirnya ia melihat kejantanan itu yang dari dulu ia sangat ingin melihatnya, nafas Luhan mulai memberat bahkan ia merasakan hawa sekitarnya panas. Dan sesuai dengan imajinasinya milik Sehun benar-benar panjang dan besar padahal milik Sehun belum sepenuhnya tegang astaga Luhan tak bisa mendeskripsikannya. Bagaimana jika milik Sehun masuk? Apakah muat? Pasti rasanya sangat sakit.
"Luhan" panggil sehun, luhan tersadar dari lamunannya. Ia menggenggam milik Sehun dengan kedua tangannya, bahkan tangannya saja tak cukup.
Sehun menggigit bibir bawahnya. Luhan melihat ekspresi sehun yang sepertinya menahan sakit, ya dia sangat kesakitkan karena kau sangat lamban melakukannya Lu.
Luhan meremas milik Sehun dengan kedua tangannya, lelaki itu menyandarkan kepalanya di jok mobil, meremas kursi itu. Sehun sangat ingin mengumpat karena Luhan sangat lamban.
Luhan memejamkan matanya dan mengecup ujung kejantanan milik Sehun. Ia menahan napasnya. Luhan memasukkan milik kekasihnya itu ke dalam mulutnya bahkan kejantanan itu tak muat di dalam mulutnya hanya setengahnya saja yang masuk.
Untung saja Baekhyun kemarin memaksanya menonton film blue dan mengajarkan Luhan melakukannya, walaupun luhan awalnya jijik tapi ternyata ada juga manfaatnya.
Sehun meremas rambut Luhan pelan. Gadis itu mulai memaju mundurkan kepalanya pelan agar milik Sehun keluar masuk di mulutnya, sesekali ia menghisap kejantanan itu dan lidahnya melilit batang kejantanan Sehun. Batang kejantanan yang tak masuk dalam mulutnya ia mengelusnya, menggenggamnya dengan erat, lalu meremasnya.
Sehun menggigit bibir bawahnya kuat, nafasnya makin memberat. Luhan mulai memanjakan milik Sehun ia masih mengulum milik Sehun sesekali ia mengeluarkannya dan menjilat seluruh batang penis Sehun sesekali juga ia menghisap twinsball lelaki itu. Ya dia ingat dengan fanfiction rated m yang pernah ia baca.
Kembali ia masukkan milik Sehun ke dalam mulutnya dan menggerakkan kepalanya cepat, mengulumnya, menghisap batang itu dengan kuat, tangannya meremas twinsballnya dan tangan satunya memijat batang yang tak masuk sepenuhnya dalam mulutnya.
Nafas Sehun makin memberat, miliknya sudah benar-benar tegang bahkan ia merasakan miliknya sudah berkedut-kedut. Akhirnya Sehun menggerakkan pinggulnya, menyodok mulut luhan membuat gadis itu tersedak karena milik sehun yang panjang itu mengenai kerongkongannya.
Sehun memegang rambut luhan dan masih menyodoknya mulut mungil kekasihnya.
"Sebentaarhh lagi lu~" ucap Sehun susah payah. Luhan mengerti dan menghisap kuat milik kekasihnya
"Ahhh~" leguhan nikmat keluar dari bibir sehun, ia menumpahkan semua cairan putih kental itu ke mulut kekasihnya. Luhan sampai tersedak karena cairan sehun yang banyak sekali. Dan terpaksa ia menelan cairan itu.
Mengeluarkan batang sehun dari mulutnya dan menatap kekasihnya yang memejamkan mata sambil mengatur napasnya.
"Sehun" panggil Luhan.
"Iya hm?" Tanya Sehun menundukkan kepalanya dan menjilat bibir Luhan yang terdapat sisa cairannya.
Luhan menggigit bibir bawahnya.
"Ah tidak apa-apa Sehun" Luhan duduk disamping Sehun sesekali ia melirik batang Sehun yang sudah kembali 'tertidur' itu.
Ia sangat ingin melakukannya tapi ia tak mungkin bisa menikmatinya karena ia memikirkan mamanya. Apakah mamanya akan marah jika ia memberikan hartanya kepada Sehun?
TBC
Sorry ya baru update karena sibuk banget huweeee T.T. dan maaf kalau adegannya ga hot masih belajar sayang. Dan juga thanks for DearLu09 yang sudah beritahu aku masalah di wattpad itu hehe. Aku ga prnah update ff di tempat lain cman di sini loh hehehe.
Hmmn apalagi ya bingung oh iya review ya kritik dan saran yang membangun. Jangan bikin down ya:''
Ah masalah luhan dah punya pacar itu hati saya kretek. Memikirkan bagaimana nasib Hunhan. Yang HunHan Shipper jangan pergi ya(?) Tapi kita juga harus mensupport Luhan dan menghargai keputusannya. Kalau itu settingan jujur saya kecewa dengan Luhan tapi yaa mungkin itu satu2nya cara agar dramanya laku opps.
