Title : Luhan's Mind

Main Cast : Lu han, Oh Sehun dll

Rate : M

Author : ZeHunHanus

Warning : Typo? Biasalah..

Maaf aku baru update, aku sibuk banget T.T. dan handphone androidku rusak ya aku selalu menulis storyku di handphone. Because laptopku rusak huweeee. Ini ngetiknya pake laptop adik. Terlalu banyak cobaan teman. Apalagi jadi maba ternyata sangat sulit tidak seindah di ftv T.T. dan terima kasih kalian masih menunggu ff gaje ini.

H

U

N

H

A

N

Luhan menatap wajah mamanya yang sibuk memerhatikan benda kotak yang menampilkan gambar-gambar itu, bola mata Luhan bergerak melihat jam dinding Sudah pukul 8 rupanya, gumam gadis itu, lalu bola matanya kembali menatap mamanya. Setelah memberikan Sehun kepuasan saat itu juga mereka langsung pulang. Tampak wajah Sehun berseri-seri berkat tangan dan mulut mungil Luhan sudah memanjakan 'adik kecilnya' sedangkan gadis itu hanya menunduk, meremas tangannya yang berkeringat. Di otaknya saat ini hanya ada mamanya dan mamanya, ia tak ingin mamanya kecewa karena perlakuannya yang nakal. Tapi apakah yang ia lakukan kepada Sehun itu termasuk wajar di Korea?

"Lulu ada apa?" Luhan tersadar dari lamunannya lalu ia menatap wajah mamanya yang terlihat khawatir. Menarik napas pelan lalu menghembuskannya.

"tidak apa-apa ma, waktu SMA apakah mama pernah berpacaran?" Mamanya terkekeh pelan mendengar pertanyaan anaknya yang terdengar polos di telinganya.

"tentu saja sayang, mama dulu terkenal dan banyak yang mengejar mama"

"apakah Baba termasuk?"

"tidak, mama dan baba dulu dijodohkan sayang karena kakek dan kakek dari baba bersahabat dan mereka membuat janji, agar mereka menjadi besan. Dan ternyata mama dan baba sekelas jadi pada saat bertemu kami cukup terkejut." Luhan menganggukkan kepalanya mengerti

"pasti mama mencintai baba?" mamanya menundukkan kepalanya dan tersenyum tapi yang Luhan lihat senyuman itu seperti kesakitan, pedih, dan kecewa.

"mama sangat mencintai baba tapi sepertinya baba tidak, sampai sekarang mama tak bisa membuat baba mencintai mama. Mama selalu melihat baba merenung dan menyebut nama perempuan yang mama tak kenal." luhan membelalakan matanya mendengar pernyataan mamanya dan merasa jantungnya berdenyut sakit. Jadi ia dilahirkan bukan karena cinta tapi paksaan? Luhan menggelengkan kepalanya, menepis pikirannya.

"lalu apakah mama pernah melakukannya dengan baba atau mama melakukannya setelah menikah dengan baba?" gadis itu meremas tangannya gugup. Semoga mamanya tidak marah mendengar pertanyaannya.

"tentu. Mama melakukannya dengan baba saat masih SMA" luhan tak percaya mendengar jawaban mamanya yang terdengar santai.

"jadi mama tidak virgin saat menikah dengan baba?" mamanya terkekeh pelan lalu mengelus surai anaknya.

"begitulah sayang. Lagipula mama yakin kalau baba yang akan menjadi suami mama."

"lalu kenapa kau menanyakan hal seperti ini lu? Kau masih kecil untuk menanyakan hal ini" lanjutnya.

Jleb

Perkataan mamanya benar-benar menusuk jantungnya.

"lulu sudah besar Ma" menarik napasnya pelan lalu meremas jemarinya gugup. Ia akan memberi tahu soal ini pada mamanya.

"mama tahu kan lulu dan sehun sekarang berpacaran?"

"huum"

"kemarin lulu, lulu.. lu.. lulu"

"ada apa sayang? Kenapa kau sangat gugup?"

"kemarinlulumenghisapmiliksehunsampaisehunmengeluarkansusukentalasinma" mamanya mengerjapkan kedua matanya mendengar perkataan anaknya yang sangat cepat.

"kau bilang apa sayang? Kau terlalu cepat"

"lu.. lulu.." menundukkan kepalanya lalu meremas baju piyamanya yang berwarna merah itu. "lulu menghisap milik sehun sampai mengeluarkan susu kental asin ma" ucapnya dengan nada pelan.

Mamanya terlihat shock tidak menyangka anaknya akan seberani itu melakukannya, tapi perkataan anaknya terdengar lucu di telinganya. Susu kental asin? Ada-ada saja.

Hening, hanya suara detakan jam dinding dan suara televise yang terdengar. Luhan tak berani mengangkat wajahnya untuk menatap wajah mamanya, ia masih setia menundukkan kepalanya.

"apakah sehun memaksamu melakukannya?" akhirnya mamanya membuka suara. Luhan meneguk ludahnya dengan pelan.

"tidak mama, aku sendiri yang ingin melakukannya" jawabnya masih menundukkan wajahnya yang cantik itu.

Lagi-lagi hening, tak ada jawaban dari mamanya. Sepertinya kita akan berpisah sehun, batin luhan mendramatisir.

"kkk begitu kah sayang?" Tanya sang mama mengelus kepala anaknya, luhan agak terkejut mendapatkan sapuan di surainya. Menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan sang mama.

"maafkan lulu ma" luhan memeluk mamanya erat tak ingin menatap wajah mamanya yang sedang marah. Well mama Luhan termasuk orang penyabar, lemah lembut dan tak pernah marah walaupun luhan pernah melakukan kesalahan fatal.

"tidak apa-apa sayang, mama mengerti, kalau kau memang percaya pada Sehun lakukan saja. Asal kalian harus bertanggung jawab dengan kelakuan kalian" merenggangkan pelukan dan mencium kening sang anak dengan sayang.

"xie xie mama" ucap luhan senang karena mamanya tak memarahinya, lulu kemudian mengecup pipi mamanya bertubi-tubi.

"I love you ma" mengecup pipi mamanya lama sampai terdengar suara 'muach' dari bibir anak itu.

"lulu" melepaskan pelukan lalu menatap mamanya sambil memasang senyuman manis.

"iya ma?"

"bagaimana dengan milik sehun?"

"mamaaaaaaaaaa" ucapnya dengan kesal

...

Luhan berjalan di koridor dengan perasaan tidak karuan. Ia merindukan sehun, sangat. Tapi ia cukup malu bertemu dengan lelaki yang bisa baca pikiran itu, setelah melihat milik sehun yang terbilang ukurannya yang sangat menakjubkan bahkan ukurannya saja mengalahkan milik pemain video porn.

Tadi Sehun menjemputnya tapi ia beralasan akan berangkat dengan Baekhyun. Sekarang saat jam istirahat ia langsung berlari ke toilet saat melihat sehun berjalan di koridor.

Luhan menundukkan kepalanya menatap satu persatu ubin yang ia lewati.

Bruuk

Luhan langsung membungkukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf karena telah menabrak seseorang. Ia ingin marah tapi ini salahnya sendiri tak memperhatikan sekitar. Ia kembali melangkahkan kakinya ingin segera kembali ke kelas.

Grep

"ikut aku" luhan melototkan matanya mendengar suara itu, bahkan tangan besarnya mencengkram lengan mungil luhan dengan kuat. Luhan hanya pasrah dibawa oleh Sehun.

...

Luhan mengelus lengannya yang memerah itu dan menatap ruangan yang sekarang ia pijak, ini kedua kalinya ia memijakkan kakinya di ruangan ini.

"sehun sebenarnya ada ap-..." perkataan luhan terhenti saat benda kenyal mendarat di bibirnya. Sehun memegang kedua tangan luhan lalu menghimpit tubuh luhan di dinding berdebu itu. Sehun menggerakan bibirnya dan menghisap bibir mungil kekasihnya dengan rakus. Jemari lelaki itu ia tautkan pada jemari mungil luhan lalu menuntun tangan itu ke lehernya.

Awalnya ia terkejut dengan ciuman Sehun yang tiba-tiba tapi lambat laun, gadis itu mulai terhanyut dalam permainan bibir lelaki itu. Luhan segera memeluk leher sehun dengan erat sesekali ia meremas surai hitam itu. Kepala mereka bergerak ke kiri dan ke kanan mencari posisi yang nyaman. Bahkan sehun dengan sengaja menekan dadanya ke payudara luhan yang terbungkus dengan seragam itu. Ada sensasi tersendiri ketika merasakan payudara luhan menekan dadanya. Nikmat.

Luhan segera memutuskan tautan karena paru-parunya membutuhkan oksigen. Sehun menyeringai dengan seksinya melihat mulut Luhan terbuka untuk mencari oksigen. Melihat Luhan yang mendongakkan kepalanya, lalu pupilnya membesar menatap leher luhan yang mengkilat karena keringat. Ia langsung saja mendaratkan bibirnya ke leher kekasihnya, bahkan tangan lelaki itu tak tinggal diam, tangannya meremas bokong Luhan dengan gemas.

Luhan sendiri berusaha menahan desahannya, tubuhnya bagaikan tersengat listrik karena merasakan benda tak bertulang dan basah dan hangat di lehernya uhh Luhan tak bisa mendeskripsikannya tapi satu yang Luhan ketahui ini benar-benar nikmat. Jemari lentik Luhan meremas surai sehun lagi lalu turun menekan tengkuknya agar cumbuan pada lehernya makin dalam.

'apakah ini yang namanya terangsang?' Sehun yang mendengar isi pemikiran kekasihnya yang konyol itu, hanya tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

Teng teng teng

Luhan segera mendorong bahu Sehun ketika mendengar bel berbunyi. "Sehun kita harus masuk sekarang". Sehun mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Luhan dan Sehun ingin mengutuk bel sialan itu diwaktu yang tidak tepat.

Luhan yang melihat lelakinya menampilkan aegyo itu tersenyum, mendaratkan bibirnya di bibir seksi Sehun lalu agak berjinjit dan mendekatkan bibirnya ke telinga Sehun. "kita bisa melanjutkannya nanti sayang" bisik Luhan di telinga Sehun. Mendengarnya ucapan kekasihnya matanya langsung berbinar-binar. Sebenarnya Luhan juga menginginkannya tapi pelajaran lebih penting daripada nafsunya saat ini. Ia tak ingin mengecewakan mamanya karena nilainya menurun.

"janji ya Luhan?" Luhan menampilkan cengirannya lalu mengangguk seperti anak anjing yang patuh.

Sehun tersenyum dan lagi mencium bibir Luhan yang sudah membuatnya candu. Tangan lelaki itu segera merapikan rambut dan seragam kekasihnya karena ulahnya, Luhan hanya bisa tersenyum karena perlakuan Sehun yang benar-benar manis.

Menautkan jemari mereka lalu Sehun membuka pintu gudang itu. Pintu gudang terbuka dan Luhan cukup terkejut karena di depan mereka berdiri seseorang yang telah membuat keluarganya berantakan. Sehun hanya menampilkan eskpresi datar andalannya melihat gadis yang dulu pernah ia suka itu, dan ia benar-benar menyesal dan agak jijik pernah menyukai gadis itu. Sehun menarik tangan Luhan berjalan melalui gadis itu, Luhan menampilkan smirknya kepada Eunha atas kemenangannya.

Eunha mengepalkan tangannya, ia marah, kesal, dan dendam atas gadis itu, tunggu pembalasanku Luhan.

...

Teng Teng Teng

Mendengar bel menandakan akhir pelajaran hari ini membuat sebagian siswa-siswi menghela napasnya lega karena sudah merindukan ranjang empuk mereka dan ingin mengisi perut kosong mereka walaupun ada beberapa siswa-siswi menghela napas kecewa karena masih ingin belajar, ini termasuk siswa-siswi yang cerdas. Lain halnya dengan Luhan dengan bibir yang melengkung ke atas sambil memasukkan bukunya ke dalam tas ranselnya yang berwarna ungu itu.

"Luhan tunggu aku ya, aku mau ke toilet dulu" kata Baekhyun menitipkan tasnya pada Luhan.

"kau ingin ku temani?" Baekhyun menggelengkan kepalanya lalu mulai lari terbirit-birit karena panggilan alam yang harus dituntaskan. Baekhyun langsung saja masuk di bilik toilet dengan terburu-buru dan melakukan aktivitas yang ia harus lakukan sedari tadi.

"haaah~ leganya" ucap baekhyun sambil mencuci tangannya di wastafel sambil menatap pantulan dirinya yang selalu menampilkan wajah manis dan menggemaskannya.

"Well, well, well siapa ini? Tumben kau sendiri? Tapi itu bagus"

Baekhyun hanya memutar matanya malas lalu dengan sengaja menyipratkan air ke wajah Eunha, gadis yang mencoba genit pada kekasihnya. Eunha tersenyum lalu menyapu wajahnya lembut dengan telapak tangannya.

'akan ku coba pada Baekhyun' pikirnya walaupun ia tahu Baekhyun menatap benci padanya apa salahnya mencoba. Mungkin saja berhasil.

Tap

Eunha menepuk lalu agak meremas bahu Baekhyun memejamkan matanya dengan konsentrasi penuh. Mencoba telepati dan mengendalikan tubuh Baekhyun agar rencananya berjalan dengan mudah.

"mengerti?" tanya Eunha. Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan. Eunha menampilkan senyum mengerikannya.

"kalau begitu lakukan sekarang" mengecup pipi Baekhyun lalu meninggalkan baekhyun seorang diri di toilet. Eunha benar-benar tak menyangka ia berhasil, padahal Baekhyun sangat membencinya, hmm aneh. Seandainya ia juga bisa mengendalikan Luhan pasti sangat menyenangkan.

...

"Aishh Baekhyun kenapa kau lama sekali?" tanya Luhan agak kesal saat Baekhyun menghampirinya.

"Sehun menunggumu di taman belakang" kata Baekhyun, Luhan memiringkan kepalanya menatap Baekhyun, nada suara baekhyun terdengar datar tak seperti biasanya yang selalu ceria.

"benarkah? Biasanya Sehun selalu menghampiriku." Baekhyun hanya diam tak menjawab pertanyaan Luhan.

"baiklah Baekhyun, aku pergi dulu ya" Baekhyun menganggukkan kepalanya lalu diam duduk di kelas seorang diri.

...

Sehun menatap wajah wakil kepala sekolah yang sibuk menjelaskan sesuatu yang sehun anggap tidak penting. 'ayolah aku ingin bertemu dengan Luhan, aku merindukannya'

"kau mau kan Sehun? Aku tahu kau pasti bisa mengharumkan nama sekolah kita dan membuat kedua orang tuamu bangga" sehun mencibir dalam hatinya mendengar wakil kepala sekolah itu menyebut orang tuanya. Ya mereka akan bangga jika aku tak mengganggu mereka, batin Sehun.

"maaf pak, tapi aku tidak bisa ini terlalu tiba-tiba. Apalagi olimpiadenya akan dilaksanakan minggu depan. Aku bukan professor yang bisa belajar hanya waktu seminggu. Aku permisi" jelas Sehun membungkukkan dirinya lalu mulai meninggalkan ruangan itu.

"Luhan sayang tunggu aku" ucap Sehun ia tidak sabar akan melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda tadi saat jam istirahat, ia tak sempat mengabarkan kekasihnya kalau ia bertemu dulu dengan wakil kepala sekolah tadi karena handphonenya kehabisan batteray, pasti gadis itu kesal karena menunggunya. Ia melangkahkan kakinya dengan semangat menuju kelas kekasihnya.

"Baekhyun?" panggil Sehun melihat baekhyun seorang diri di kelas.

"mana Luhan?" tanya Sehun.

...

Luhan mendecak sebal menunggu Sehun di taman belakang, ini sudah lima belas menit. Ia mengira Sehun sudah di taman karena Baekhyun mengatakannya tadi.

"harusnya ku telpon saja, pabbo kau Luhan" Luhan mencari kontak kekasihnya di benda persegi panjang itu, tapi tiba-tiba seseorang menutup hidung luhan dengan sapu tangan, ia merasakan sesuatu yang menusuk indra penciumannya, benar-benar tajam dan menusuk. Kepalanya mulai pusing dan tubuhnya tiba-tiba saja lemas. Akhirnya matanyapun terpejam, walaupun tubuh luhan lemas dan tidak bisa digerakkan tapi luhan masih bisa mendengar suara seseorang ia tahu seseorang membiusnya tapi siapa?

"maafkan aku Luhan" seseorang membisikkan sebuah permohonan maaf yang tulus.

...

"Luhan?" tanya Baekhyun

"dia pulang dengan Kris tadi" kata Baekhyun datar. Sehun mengernyitkan alisnya.

"mwo? No no no Baekhyun. Tidak mungkin Baekhyun" kata Sehun.

"terserah kau" baekhyun mengambil handphonenya karena merasakan handphone itu bergetar.

"halo, sudah ku lakukan" sehun hanya diam melihat Baekhyun menelpon dengan seseorang. Rasanya baekhyun hari ini sangat aneh benak Sehun.

"baiklah" ucap Baekhyun menutup telponnya dengan seseorang. Lalu mengambil tasnya dan meninggalkan sehun.

"ada apa dengan baekhyun? Kenapa hari ini sangat dingin? Ck itu bukan urusanku, aku akan menelpon Luhan beraninya dia pulang dengan naga sialan itu"

...

Tuut tuuutt tuuutt

"Lu Han kenapa kau tak mengangkat telponku? Kau ingin dihukum huh?" gumam Sehun kesal. Ini sudah limapuluh kalinya ia menelpon kekasihnya tapi tak ada jawaban. "oh apakah kau tak ingin diganggu berdua dengan kris mu itu hah?" bentak sehun pada handphonenya.

"ah terserah kau sialan" sehun melempar handphonenya. Lalu mencoba tidur siang. Saat ini ia di rumahnya karena eomma dan appanya tadi menelponnya karena ingin membicarakan suatu yang penting. Saat ia benar-benar tak ingin bertemu dengan orangtuanya tiba-tiba menelponnya mengajaknya makan malam bersama.

...

Luhan mulai membuka matanya pelan, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Yang pertama kali ia lihat adalah gelap, apakah aku sekarang buta? Apakah seseorang menjual mataku? Tidaaaakkkkk, teriak Luhan dalam hati. Ia mencoba menggerakan tangannya yang terikat pada sandaran tangan dan kakinya yang terikat pada kaki kursi tapi tidak bisa karena tali itu diikat sangat kuat, Luhan sangat yakin tali itu membuat kulitnya terluka.

"mpppphhhh... mmmpphhhhh..." teriak Luhan, tapi sepertinya itu sia-sia karena mulutnya tertutup.

Suara saklar lampu menyala, dan bohlam lampu mulai menyalakan cahayanya membuat Luhan harus menyipitkan matanya karena cahaya itu.

"akhirnya uri Luhan sudah bangun? Bagaimana tidurmu? Nyenyak hm?" Luhan melototkan matanya saat seseorang menghampirinya, dia adalah Eunha. Oh sialan sekali kau Eunha, batin Luhan.

Eunha mencondongkan tubuhnya menatap wajah Luhan dari dekat, lalu terkekeh pelan.

PLAAK

Menampar pipi kanan Luhan dengan keras, lagi kembali ia tertawa. Eunha tersenyum manis lalu membuka lakban yang menutup mulut Luhan. "sialan kau, lepaskan aku" teriak Luhan. Gadis berambut pendek itu sudah menduga Luhan akan mengatakan itu.

PLAAK

Menampar pipi kanan Luhan untuk kedua kalinya, pipi Luhan sudah tercetak bekas tangan gadis itu. "sebenarnya apa yang kau inginkan jalang?" teriak Luhan.

"yang ku inginkan? Hmmm" Eunha mengetukkan jari telunjuknya di dagunya terlihat berfikir, lalu menyeringai. "aku ingin kau mati" Luhan melototkan matanya.

"ahh tidak, tidak, kalau kau mati kau hanya merasakan sakitanya hanya sekali. Tidak, tidak, tidak, aku ingin kau menderita dan merasakan bagaimana rasa sakit itu, kau akan menikmatinya" Eunha mengelus pipi Luhan sambil tersenyum, senyuman yang mengerikan.

"kau tahu Luhan aku sebenarnya tidak ingin keluargamu hancur tapi aku sadar kau tidak pantas untuk bahagia, tapi kau pasti sangat bahagia kan karena Sehun menjadi milikmu? Karena kau aku gagal mendapatkan Sehun sialan" Eunha menegakkan badannya lalu menjambak rambut Luhan.

"Arrghhh lepaskan sialan" ringis Luhan. Eunha makin menarik kuat rambut Luhan seakan ia ingin rambut Luhan lepas dari kulit kepala gadis itu.

"beraninya kau memanggilku sialan"

PLAK

"aku benar-benar membencimu"

PLAK

Eunha tersenyum melihat penampilan Luhan yang mengenaskan di matanya, "Luhan mungkin kau harus berterima kasih pada sahabatmu jika bukan karena sahabatmu kau tidak akan berada disini merayakan pesta kecil kita"

"baekhyun? Tidak mungkin, sejak kapan kalian..."

"berteman? Cih aku tidak sudih berteman dengan jalang sok imut itu. Kris, ambilkan kursi untukku" Luhan membelalakkan matanya mendengar nama Kris disebut. Apakah mereka kerja sama? Tega sekali kau Kris.

"kenapa terkejut begitu sayang? Kau mengenalnya? Ah tentu saja kau mengenalnya" kekeh Eunha. Kris datang sambil membawa kursi, ia hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap Luhan. Luhan sendiri tidak percaya dengan yang ia lihat sekarang, jadi Kris mendekatinya karena disuruh oleh Eunha. Untung saja ia belum terlalu menyukai pria yang sangat tinggi itu.

Eunha duduk lalu menyilangkan kakinya, "ah iya Luhan kau tahu, aku bisa mengendalikan tubuh orang dan mereka akan mematuhi perintahku. Tapi kenapa kau tidak bisa ku kendalikan jalang?" Eunha menghela napasnya kesal. Luhan mengernyitkan alisnya tak mengerti ucapan Eunha, jadi tadi Baekhyun dikendalikan oleh Eunha. Ia menghela napasnya lega, ia tahu baekhyun tidak mungkin akan melakukan itu. Eunha benar-benar wanita yang mengerikan, batin Luhan

"tapi sekarang aku bisa menyiksamu dan kau akan tahu bagaimana itu neraka" Eunha mengambil stun gun (alat kejut listrik), lalu tangan gadis berambut pendek itu menekan tombol pada alat itu sampai keluar kilatan-kilatan listrik. Luhan melototkan matanya lalu mencoba memberontak.

"hentikan, jangan lakukan sialan" teriak Luhan menatap takut alat itu, lagi-lagi ia menggerakkan kaki dan tangannya berharap ikatan itu lepas dan ia bisa kabur tapi nyatanya ikatan itu hanya menambah rasa sakit pada tubuh Luhan.

'Sehun tolong aku'

"kau masih berani memanggilku sialan?!" bentak Eunha lalu mengarahkan alat itu pada leher Luhan dan alat itu menyentuh kulit Luhan. "ARRRGGHHH" Tubuh gadis itu bergerak-gerak karena efek listrik, rasanya benar-benar sakit. Ia hanya bisa memejamkan matanya menahan rasa sakitnya.

Eunnha tertawa melihat Luhan yang begitu kesakitan, lalu ia menjauhkan stun gun dari tubuh itu. Tiba-tiba Luhan pingsan tak sadarkan diri karena aliran listrik yang sudah menjalar di tubuhnya. Leher gadis itu terdapat luka karena alat itu membuat Eunha tersenyum senang, karena ia yakin Sehun pasti tidak akan menyukainya lagi dan akan meninggalkan Luhan. Jujur saja Eunha mulai mencintai Sehun karena perlakuan Sehun ke dirinya benar-benar manis.

"begini saja sudah pingsan?" Eunha menarik rambut Luhan lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah gadis itu. "padahal ini baru pemanasan, payah sekali kau jalang" melepaskan tangannya pada Luhan lalu menamparnya lagi.

Suara langkah kakinya bergema di ruangan putih itu, lalu membanting pintu itu dengan kesal. Lalu ia berjalan ke ruang tengah, Eunha mendekati Kris yang menundukkan kepalanya, nampaknya pria itu sedang gelisah dan khawatir.

"Eunha kumohon jangan siksa Luhan" pinta Kris saat Eunha duduk di sampingnya. Ia benar-benar tak tega mendengar teriakan luhan, terdengar dengan jelas bahwa gadis itu benar-benar kesakitan dan menderita.

"apa maksudmu huh?!" bentak Eunha

"bukannya kau tak mencintai Sehun? Kau bisa cari lelaki lain yang lebih tampan" kata Kris pelan.

"tidak, aku sadar ternyata aku mencintainya" Kris agak terkejut mendengar pernyataan Eunha, ternyata orang yang seperti Eunha bisa jatuh cinta.

"kalau begitu aku akan memberitahukan pada Sehun" kata Kris lalu berdiri, Eunha menyilangkan kakinya lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa empuk itu.

"beritahukanlah pada Sehun dan besok kau akan melihat tubuh Luhan yang sudah tak bernyawa itu di sekolah"katanya santai. Kris menghentikan langkahnya mendengar ucapan Eunha. Kris membalikkan badannya menatap Eunha dengan kesal.

"kau kira aku tak berani? Kalau kau memberitahukan pada seseorang akan ku pastikan hidupmu akan menderita" Eunha berdiri lalu berjalan ke arah kamar Kris. Iya saat ini mereka sedang di rumah Kris, Kris yang terbilang anak merantau dari negara bambu itu dan punya banyak uang karena orangtuanya, sehingga punya banyak tempat bernaung. Eunha mengurung Luhan di gudang rumah Kris.

"apa yang harus ku lakukan? Ini semua salah Sehun" gumam Kris

...

Bunyi dentingan sendok dan piring yang terdengar, tidak ada yang berani membuka percakapan, karena peraturan di rumah ini hanya kepala rumah tangga yang boleh berbicara, anggota keluarga lain hanya bisa berbicara jika ditanya atau memberikan pendapatnya. Membosankan, ck Luhan kau dimana? Gumam Sehun gelisah karena mengkhawatirkan Luhan. Perasaannya benar-benar tidak enak mengenai gadis itu. Sampai sekarang ia tak bisa menghubunginya, seandainya saja orangtuanya tak berada di rumah sudah ia pastikan ia akan segera ke rumah Luhan.

"Sehun" Sehun membuyarkan lamunannya menatap sang appa yang memanggilnya.

"iya appa?"

"sampai sekarang kau belum pernah mengenalkan kami dengan seseorang"

"maksud appa?"

"kekasihmu sehun, kau tidak punya kekasih? Kalau tidak aku bisa mengenalkanmu pada anak teman bisnis appa" sehun tertawa dalam hatinya mendengar ucapan appanya.

"aku sudah punya kekasih appa"

"benarkah sehun? Besok kenalkan pada eomma" Sehun menganggukkan kepalanya mendengar ucapan eommanya, "eomma pasti menyukainya". Untung saja orangtuanya bukan pemaksa yang harus melakukan kemauan mereka.

Selesai makan sehun kembali ke kamarnya dan menelpon Luhan lagi, dan hasilnya sama saja panggilannya tak dijawab oleh gadis China itu. Kemana kau sebenarnya sayang?, batin Sehun.

Ia mulai menelpon Baekhyun, hanya dia yang melihat Luhan terakhir kali.

"hallo Baekhyun"

"ada apa Sehun? tidak biasanya kau menelponku" tanya Baekhyun di seberang sana. Sepertinya baekhyun sudah kembali seperti dulu tidak seperti tadi, mendengar suara baekhyun yang bersemangat.

"kemana Luhan?"

"huh? Kenapa bertanya padaku? Justru aku yang harusnya bertanya padamu. Luhan tega sekali meninggalkanku di sekolah" Sehun mengerutkan alisnya.

"tapi tadi kau bilang padaku kalau Luhan pulang dengan Kris, kau tidak berbohong padaku kan?"

"aku bilang seperti itu? Aku tidak pernah mengatakan seperti itu. Melihat Kris hari ini saja tidak"

"Yak byun Baekhyun apa maksudmu?" tanya Sehun mulai panik.

"aku benar-benar tidak pernah bilang seperti itu, sebenarnya Luhan dimana?" tanya Baekhyun yang ikutan mulai panik.

"aissh sudah ku tutup dulu"

"jangan dulu se-"

Sehun menutup icon merah itu lalu bangun dari duduknya ia akan ke rumah Luhan sekarang juga, walaupun jam sekarang menunjukkan pukul setengah 10 dan mungkin akan mengganggu mama Luhan tapi daripada ia khawatir dan bisa tidur dengan tenang mengetahui Luhan baik-baik saja.

...

Ting Tong Ting Tong

'semoga Luhan ada di dalam dan baik-baik saja' gumam Sehun menenangkan dirinya, menghembuskan napasnya pelan berusaha tampak baik-baik saja.

Cklek

Suara pintu terbuka membuat lamunan sehun pecah, kemudian ia berdiri dengan tegap lalu memasang senyuman terbaiknya di hadapan mama Luhan.

"ada apa sehun?" Tanya mama Luhan santai, tak menampakan raut wajah khawatir berarti Luhan baik-baik saja.

"annyeonghaseyo ahjumma, apakah Luhan ada?" Tanyanya, jantungnya sudah berdegup dengan kencang semoga Luhan baik-baik saja, dan membuktikan bahwa firasatnya salah.

"ahh Lulu sedang ke rumah teman, dia akan bermalam disana, tadi dia mengirimkan mama pesan" Sehun menghembuskan napasnya lega mendengar perkataan mamanya.

"ah kalau boleh saya tahu, Luhan ke rumah siapa?"

"oh dia tak memberitahumu, aduh dasar Lulu ini. Dia ke rumah Baekhyun temannya yang imut itu" sehun mengerjapkan matanya mendengar nama Baekhyun, bukannya Baekhyun juga tidak tahu Luhan berada, apakah dia mengerjaiku? Sialan, batin Sehun kesal

"ah begitu ya, baiklah ahjumma aku permisi dulu" Sehun agak membungkukkan badannya lalu menggerakkan kakinya menuju mobilnya, tujuannya sekarang adalah rumah Baekhyun.

Sesampai di rumah Baekhyun, Sehun mengetuk pintu baekhyun tak sabaran, bahkan memencet belnya juga dengan tak sabaran ia benar-benar ingin bertemu Luhan dan akan memarahi kekasihnya karena sudah membuatnya khawatir.

"Yaaakkk kau tidak tahu sopan santun dalam bertamu hah?" kesal Baekhyun, Sehun langsung saja masuk ke dalam rumah Baekhyun lalu mulai memeriksa ruangan satu persatu.

"sehun ada apa? Kau kenapa sih?" Tanya Baekhyun kesal sambil mengekori sehun.
"dimana kau menyembunyikan Luhan?" Tanya Sehun menatap gadis itu tajam.

"kenapa bertanya padaku? Aku sudah bilang aku tidak tahu. Aku daritadi menelponnya tapi dia tak menjawabnya"

Sehun menghela napasnya mendengar ucapan Baekhyun bahkan gadis itu tak berbohong, ah untung saja ia bisa baca pikiran jadi ia dengan mudah tahu orang itu berbohong atau tidak.

"tadi aku ke rumah Luhan, dan mamanya mengatakan kalau dia menginap di rumahmu" kata Sehun duduk di ruang makan Baekhyun, ia menunduk dan mengacak rambutnya resah.

"huh? Tapi Luhan tak pernah kesini" Baekhyun ikut duduk di sebelah Sehun yang nampak berantakan.

"aku tahu, tapi Baekhyun apakah benar Luhan pulang dengan Kris tadi?" Tanya Sehun menatap kedua mata Baekhyun berharap gadis itu mengatakan yang sebenarnya.

'melihat Kris saja tidak pernah' pikir Baekhyun kesal karena sedari tadi lelaki pucat itu menanyakan itu terus.

"aku tidak tahu, serius. Kau tahu Luhan kan? Kalau kau sudah melarangnya dia akan melakukannya" perkataan Baekhyun benar juga, semenjak jadian dengan gadis rusa itu dan Sehun melarang Luhan untuk bertemu dan berhubungan lagi dengan Kris, gadis rusa china itu benar-benar melakukannya. Ah kekasihnya benar-benar penurut.

"kau benar, tapi tadi kau mengatakannya saat pulang sekolah" baekhhyun menggigit bibirnya dan mulai mengingat kejadian saat pulang sekolah tadi. Yang terakhir yang ia ingat saat buang air kecil di toilet dan entah bagaimana ia bisa berada di UKS.

"aku bilang seperti itu?" sehun menganggukkan kepalanya pelan,

"dan tadi kau sangat aneh baek" lanjutnya

"aneh? Maksudmu?"

"kau tadi berbicara sangat dingin padaku dan pokoknya kau sangat aneh tadi" baekhyun menggaruk kepalanya tak gatal.

"apakah tadi kita bertemu?" Tanya Baekhyun akhirnya, ya seingatnya ia tak pernah bertemu dengan Sehun seharian ini.

"Yaak baekhyun, apa maksudmu? Jelas-jelas tadi kita bertemu saat pulang sekolah" oke ini membuat Sehun dan Baekhyun mulai kebingungan.

"Seingatku kita tak pernah bertemu saat di sekolah tadi. Saat pulang sekolah aku ke toilet dulu dan menitipkan tasku pada Luhan lalu saat di toilet aku…" baekhyun menggantungkan kalimatnya, karena ia lupa kejadian di toilet tadi.

"aku apa?" desak Sehun.

"aku tidak tahu, tiba-tiba aku sudah berada di UKS seorang diri" Sehun mengusap keningnya yang mulai berdenyut sakit. Sebenarnya ada apa dengan Baekhyun kenapa ia nampak seperti orang linglung

"berikan handphonemu Baek" Baekhyun dengan patuh mengambil handphonenya di kamar lalu menghampiri Sehun dan memberikan handphonenya. Sehun mulai memeriksa log panggilan Baekhyun, ia ingat kalau pacar sahabatnya ini ditelpon oleh seseorang, mungkin bisa member petunjuk.

"ada apa sehun?" Tanya Baekhyun.

"baekhyun nomor siapa ini? Angka terakhirnya 223" kata Sehun sambil menunjukkan nomor yang tertera di layar handphonenya. Baekhyun menyipitkan matanya lalu memperhatikan nomor itu. Jika ia mengenal nomor itu pasti ia langsung save nomor itu walaupun tidak penting.

"aku tidak tahu" baekhyun menggembungkan pipinya.

"hahh~ tadi kau mengobrol dengan nomor ini baek"

"benarkah?"

Sehun mulai menekan icon telpon berwarna hijau itu dan memanggil nomor tersebut ia penasaran dengan nomor ini, mungkin ada hubungannya dengan Luhan. Dan sialnya nomor ini tidak aktif.

"baekhyun aku pulang dulu dan tolong beri tahu aku jika kau ada kabar tentang Luhan"

…..

Pukul 06.30 Sehun sudah berangkat ke Sekolah, ia tidak mungkin melakukan ini jika bukan karena kekasihnya yang sampai sekarang belum ada kabar. Sehun menunggu Luhan di gerbang sekolah. Lebih baik ia melihat Luhan berjalan dengan Kris daripada tak ada kabar sama sekali.

"sebenarnya kau sekarang dimana Luhan?" tanyanya pada diri sendiri, sudah 30 menit ia menunggu tapi kekasihnya belum menampakkan dirinya. Akhirnya ia mencoba menelpon Luhan walaupun kemungkinan besar gadis itu tak menjawabnya.

Tuuutt tuuut tuuutt tuuut

Degupan jantungnya dan suara menyambungkan ditelepon bersahutan membuat pemuda itu makin panic. "sehun apa yang kau lakukan disini? Sudah ada kabar tentang Luhan?" Sehun mematikan teleponnya lalu menatap Baekhyun sendu, ia benar-benar takut Luhan disakiti oleh seseorang. Mengerti dengan tatapan Sehun Baekhyun merangkul bahu sehun walaupun susah payah karena perbedaan tinggi mereka.

"jangan khawatir, pasti Luhan sudah berada di kelas saat ini" hibur Baekhyun. Sehun menganggukkan kepalanya lalu mulai berjalan ke kelasnya. Mereka hanya diam karena di pikiran mereka saat ini hanya tentang Luhan, dimanakah gadis itu? Apakah dia baik-baik saja?

"Sehun…" panggil seseorang membuat Baekhyun dan Sehun memalingkan wajahnya dapat mereka lihat dua perempuan dengan napas terengah-engah menghampiri mereka.

"ada apa?" Tanya Sehun.

"anuu sehun.. aku….." Baekhyun menyipitkan matanya mendengar gadis itu tergagap berbicara. 'pasti dia mau menembak Sehun' pikir Baekhyun membuat Sehun terkekeh membaca pikiran konyol sahabatnya.

"hei, asal kau tahu ya Sehun sudah punya kekasih bernama Luhan" jelas Baekhyun masih menatap sinis gadis berambut ikal itu.

Berambut ikal itu membulatkan matanya lalu memegang tangan baekhyun sedikit menggoyangkannya. "ya ya itu Luhan….Luhan…. dia.." masih gagap membuat Sehun memegang kedua bahu gadis itu.

"kau tahu dimana Luhan? Cepat jawab!" berambut ikal itu mengambil sesuatu di sakunya lalu memberikan sebuah handphone yang diketahui merupakan handphone kekasihnya.

"dimana kau mendapatkannya?" Tanya Sehun memeriksa handphone itu tapi tak dapat menyala karena baterainya sudah habis.

"aku menemukan handphone Luhan di taman belakang, seandainya handphone itu tak berbunyi mungkin aku tak menyadari ada handphone itu. Dan saat aku mau mengangkatnya handphone itu langsung mati" jelasnya.

"kau tidak melihat Luhan disitu?" gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

Sehun berlari menuju ke taman belakang yang disusul Baekhyun dan Chanyeol, ya saat sehun mengobrol dengan gadis itu disaat itu juga Chanyeol datang dan Baekhyun harus menjelaskannya lagi.

Sesampainya di taman belakang Sehun memeriksa gudang yang kemarin mereka pakai untuk berciuman(?) tapi tak ada seorangpun disana. Sehun duduk lalu menelungkupkan wajahnya di lututnya. Air matanya mulai menetes ia benar-benar takut jika sesuatu terjadi pada Luhan, ia gagal menjadi kekasih yang baik untuk Luhan. Hah~ seandainya kemarin ia tak dipanggil oleh wakil kepala sekolah ini semua tak akan terjadi.

"Luhan sebenarnya kau dimana sekarang? Kau membuatku khawatir" gumam Sehun yang masih setia menyembunyikan wajahnya.

Baekhyun dan Chanyeol saling berpandangan lalu menatap Sehun, sehun tak pernah seperti ini. Chanyeol mengelus punggung Sehun "bagaimana kalau kita memeriksa cctv, siapa tahu ada petunjuk" saran Chanyeol.

Sehun mengangkat wajahnya lalu memeluk sahabatnya dengan erat, astaga kenapa ia tak memikirkannya dari tadi. "ah kau benar Chanyeol. Kita harus ke ruangan cctv sekarang" Sehun langsung saja berlari meninggalkan pasangan kekasih itu.

….

Di ruangan cctv, si guru BK mulai menayangkan kejadian kemarin yaitu di kelas Baekhyun dan Luhan. Jantung sehun berdegup dengan kencang melihat tayangan di CCTV itu.

Drrtt drrtt drrt

"sebentar aku menerima telpon dulu" dengan kompak mereka bertiga menganggukkan kepalanya, lalu guru BK itu mulai keluar dari ruangan itu.

"lihat Baekhyun kita memang bertemu kemarin" kata Sehun sambil menunjuk di layar computer itu. Baekhyun menggaruk kepalanya tak gatal, seingatnya tak pernah.

"tunggu dulu Sehun, kau ingat perkataan Jessica tadi dia menemukan handphone Luhan di taman. Kenapa kita melihat tayangan yang di kelas"

"ah kau benar" chanyeol mulai mengarahkan kursor ke folder taman belakang lalu mengkliknya dan entahlah apa yang dilakukannya chanyeol lagi sehingga layar mulai menampilkan tayangan kejadian kemarin. Dapat mereka lihat Luhan yang sedang menunggu seseorang dan Sehun melototkan matanya saat melihat seseorang menggendong Luhan ala karung beras. Mereka tak dapat melihat wajahnya karena orang itu memakai topi dan baju berwarna hitam.

"seseorang menculik Luhan" kata Baekhyun menutup mulutnya tak percaya yang ia lihatnya sekarang. "siapa itu?" Tanya Baekhyun. Sehun memperhatikan bentuk postur tubuh itu dan sangat tak asing dimatanya.

"Kris sialan" gumam Sehun mengepalkan tangannya kuat. Sudah ia duga kalau naga sialan itu sangat menyukai kekasihnya sampai bermain kotor seperti ini.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi lalu berjalan menjauhi ruangan itu sambil tersenyum mengerikan.

"aku punya ide dan ini akan semakin menarik. Luhan lihat saja sehun akan meninggalkanmu secepatnya" Eunha tertawa dengan senang

TBC

Hola saya kembali lagi, maaf kalau mengecewakan chap ini dan maaf kalau baru update. Terima kasih yang sudah menunggu FF ini /peluk erat/

Sekali lagi review biar makin semangat nulisnya. Jangan marah ya di chapter ini ya. Dan terima kasih yang sudah baca, follow, dan favorite atau numpang lihat doang hehe. Sampai jumpa chapter depan