The Color of Purple, a BoBoiBoy fanfic

Boboiboy Animonsta

Genre: Action, Frienship, kinda angst?

Rated T (mungkin bakal berubah nanti)

Warning: (kinda) Dark fic?, slow built and even slower update

Halo, lama tidak bersua. Untuk semua yang ngefollow fic ini, mungkin (mungkin lho ya) melihat perbedaan summary. Ternyata dlu aku salah taroh summary pas publish fic ini == that's what u get for having too many drafts and ideas but never finish it. More notes at the end pf the chapter. For now, enjoy!


"Hentikan sikap sembrono itu, Gopal." Omel Yaya dengan muka masam.

"Ya lo! Kau sudah lupa kejadian di Plabet Gurunda?" Tambah Ying berkacak pinggang.

Dikeroyokin oleh omelan, Gopal Cuma bisa nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, maaf maaf, tadi aku terlalu bersemangat." Boboiboy menghela napas. Paling tidak sahabatnya itu terdengar bersalah.

"Memangnya misi seperti apa yang kalian ambil?" Tanya Ochobot yang tengah terbang di samping Boboiboy. Gara-gara kerusuhan yang dibuat Gopal, dia jadi terbangun dari charge-nya.

"Entah. Aku belum cek juga." Boboiboy mengangkat tablet di tangannya. Kawan-kawannya pun mulai berkumpul di sekitarnya, ingin melihat tablet itu juga saat sang ketua team mengaktifkannya.

Sebuah hologram 3 dimensi muncul di hadapan mereka, menampilkan berbagai foto bentang darat yang dipenuhi oleh pohon-pohon raksasa. Sekilas planet itu terlihat seperti hutan hujan di Bumi, namun warna pohon-pohon itu bukan hijau melainkan berbagai warna yang saling bercampur, dari terang ke gelap. Akar dan tumbuhan menjalar menampak dan tumbuh dengan liar.

"Hm? Apa tidak salah nih?" Tanya Ying bingung. "Bukannya planet yang kita lihat di ruang komando warna nya putih."

"Iya, disini tidak ada salju sedikit pun.." timpal Yaya bertopang dagu.

"Kapten Kaizo salah kirim kali." Ujar Gopal terkekeh. "Ternyata dia juga manusia, bisa salah."

"Dia tu alien lah."

"Oh iya ya.."

"Masa' Kapten Kaizo salah kirim?" Gumam Boboiboy heran, tangan nya mengusap layar tablet untuk melihat foto-foto yang lain. Kebanyakan foto menggambarkan pemandangan di planet itu, beberapa menangkap tanaman-tanaman unik dengan deskipsi panjang di bawahnya (yang dilewatinya begitu saja), kemudian...

"Ini..." Bola mata Boboiboy membesar, sementara Gopal menjerit kecil di belakangnya, "semut?"

Boboiboy tidak begitu ingat tentang pelajaran biology (karena dia lebih tertarik dengan astronomi), tapi dia ingat wajah seekor semut yang dilihatnya di buku, diperbesar agar murid-murid bisa mempelajari anatomi nya. Tapi foto ini memiliki level yang jauh berbeda. Detail-detailnya sangat jelas, dari mata hitam yang besar, penjepit bahkan bulu-bulu halusnya. Bagaikan…

"Foto semut raksasa aaahh!" Jerit Gopal panik. "Planet itu dipenuhi dengan monster semut raksasa! Habislah kita, uhuhuhu..." isaknya pundung.

"Kau ini kenapa, Gopal..." ucap Ying datar, deadpanned. "Itu cuma foto close-up lah."

"Tapi kenapa foto-foto ini diambil dari jarak dekat?" Tanya Yaya masih bertopang dagu.

"Entah. Pasti ada alasannya." Boboiboy melihat foto selanjutnya, kali ini gambar laba-laba muncul, juga dari jarak dekat dan detail yang luar biasa. Gopal makin panik.

"Habislah kita, habislah kitaaa uhuhuuu-"

"Tenanglah, Gopal. Pasti semuanya bakal baik-baik aja." Kata Boboiboy menenangkan Gopal. "Ini kan cuma latihan misi, tidak mungkin Kapten Kaizo mau mencelakakan kita."

"Betul tu. Lagipula ini kan bukan tempat misi kita, jadi jangan khawatir." Tambah Ying.

"Kalian bicara apa." Sahut sebuah suara. Keempat remaja itu menoleh dan melihat Komandan Kokoci dan Fang memasuki ruangan. "Ini memang tempat misi latihan kalian."

Yaya dan Ying tampak terkejut. Planet itu nampak berwarna putih saat mereka pertama kali melihatnya di Ruang Komando, jadi mereka mengira itu adalah planet salju dan es. Sementara Gopal menjerit "alamak!", Boboiboy melirik Fang dan tangan kirinya yang telah diperban.

"Tunggu dulu, planet ini berwarna hijau. Bagaimana mungkin ada hutan di planet bersalju?" Tanya Yaya kaget.

"Hutan memang tidak mungkin tumbuh di planet bersalju." Jawab Komandan Kokoci. "Planet ini bernama I17-5X, dan ini sama sekali bukanlah planet bersalju."

"Meskipun warna nya putih?"

"Hmm, menurut data," sela Ochobot, yang matanya berkedip kebiruan, menandakan proses scanner data sedang bekerja. "Planet ini memiliki kadar oksigen yang sangat tinggi. Oksigen ini memenuhi atmosphere-nya yang lebih tinggi dari bumi, membuatnya nampak lebih besar dan menyerupai White Star (Bintang Putih) dari jauh."

"Benar, White Star biasanya hanya berisi gas saja. Dan keberadaan White Star dengan komposisi padat baru ini diteliti dan dijelajahi oleh beberapa orang saja." Desah Komandan Kokoci, terdengar resah. "Informasi mengenai planet ini dan apa yang ada di dalamnya masih belum banyak diketahui. Misi ini akan lebih sulit dari kelihatannya. Karena itu, Fang akan ikut juga dalam misi ini."

"Benar kah Fang?" tanya Yaya senang. Semakin ramai, semakin bagus.

Mendengar namanya, Fang mengangkat kepalanya. "B-begitulah. Kapten yang menyuruhku." Ucapnya datar.

"Tapi kau kan…" Boboiboy tidak melanjutkan kalimatnya, hanya melirik tangan kiri Fang. kawan-kawannya pun ikutan melihat ke arah lirikan itu dan terlonjak kaget.

"Lho? Fang, tanganmu diperban! Kau terluka pas latihan tadi?" tanya Ying.

"Yeah, tapi ini hanya luka ringan." Jawab Fang melambaikan tangannya santai. Ekspresinya tidak berubah sedikit pun. Boboiboy bernapas lega. Mungkin teknologi alien telah menyembuhkan luka itu.

"Tapi apa kau benar baik-baik saja, Fang? Jangan memaksakan diri." Kata Yaya cemas.

Fang tertegun sesaat mendengar itu. Kemudian tersenyum kecil. "Tenang saja, kalau hanya misi kelas 2, satu tangan saja sudah cukup."

"Heleeh, jangan menangis ketakutan kalau kau diserang serangga raksasa di sana." Cibir Gopal tersenyum jenaka.

"Kita liat saja nanti." Fang menjawab dengan senyum percaya diri. "Hm? Serangga raksasa?"

Tanpa kata-kata, Gopal menunjuk hologram yang masih menyala. Fang menatap yang lain, itu Cuma gambar close-up kan? Semua orang memberi respon seperti menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan berekspresi pasrah. Sudah, biarkan dia bicara sesukanya, begitu isi pesannya.


Benar-benar deh.

Seharusnya misi ini mudah. Kapten Kaizo membuatnya terdengar mudah; hanya memanen tanaman langka yang ada di planet hutan hujan ini, dan men-scan beberapa area untuk menyempurnakan peta hologram mereka. Mudah sekali, begitu pikir semua orang.

Tapi…

"AAAAAKKKKHHH!"

Kalo ternyata mereka harus

"LARI! SELAMATKAN NYAWA KALIAN!"

melawan serangga raksasa,

ceritanya jadi lain kan?

"Sudah kubilang! Tadi sudah kubilang!" jerit Gopal histeris. "'Itu Cuma photo close-up, Gopal', 'jangan heboh begitu.', 'kau Cuma terlalu penakut.'…." ejeknya dengan suara tinggi, "SEKARANG LIHAT! SERANGGA RAKSASA! UHUHUHUHU—"

"Berisik!" balas Fang kesal, karena 1) dia memang lengah karena tidak memperhatikan diskripsi misi dengan teliti, 2) jeritan Gopal terlalu nyaring dan menyebalkan, terlebih saat ada tarantula setinggi 5 meter yang mengejar mereka!

"Alien? Apa ini alien? Kenapa sebesar ini!" tanya Boboiboy yang panik, berlari sambil sesekali menoleh ke belakang dengan was-was. Jarak antara mereka dan mulut hewan berkaki 8 itu tidak juga melebar sekencang apapun mereka berlari!

"Ini pasti karena kadar oksigen di tempat ini." Jelas Ochobot, 'sayap' kecil di pundaknya bergerak hampir menyamai kepakan burung kalibri. "Oksigen dalam jumlah besar akan membuat serangga tumbuh lebih besar!"

"Ying, Yaya, apa kalian tidak bisa melakukan sesuatu?" tanya Boboiboy dengan napas tersengal. "Perlambat gerakannya? Memberatkan gravitasinya? Apapun?"

Ying langsung muncul di samping Boboiboy, berlari dengan kecepatan standar untuk menjawab. "Tidak bisa, laba-laba ini terlalu besar. Akan sulit untuk benar-benar menyelimuti tubuhnya dalam radius kekuatan kami." Yaya yang kini terbang rendah di samping mereka mendukung dengan anggukan.

"Bakar saja Boboiboy! Kill it with fire!" jerit Gopal diantara isak paniknya.

"Hey, mana boleh!" tukas Boboiboy cepat. "Selain karena kita berada di kawasan hutan, oksigen yang melimpah di planet ini akan membuat api semakin mudah menyebar."

"Dey, kau kan juga ada kuasa Air, padamkan saja setelahnya!"

"Tidak, aku tidak akan mengambil resiko besar seperti itu." Boboiboy terdiam sejenak, mengevaluasi situasinya. "Fang, apa kau punya cara untuk melumpuhkan serangga ini?"

"Ada," adalah jawaban pemuda berkacamata setelah jeda, "tapi aku butuh jarak."

Boboiboy mengangguk. "Aku juga punya. Yaya, Ying." Boboiboy menjulurkan tangannya. Yaya dan Ying seketika tau apa yang direncanakan ketua mereka. Dengan sigap Yaya menyambut tangan Boboiboy dan membawanya terbang jauh ke depan dengan Ochobot yang sempat berpegangan dengan kaki Boboiboy. Ying menghilang dan muncul di samping Fang. keduanya kemudian berlari dengan kencang menyusul Boboiboy dan Yaya.

"Tunggu! Kenapa aku malah ditinggal! Boboi— UWAH" seru Gopal panik, sementara teman-temannya sudah sangat jauh di depan sampai tidak terlihat lagi, namun terputus saat kaki laba-laba mendarat tepat di sampingnya. "Uwaaahhh! AMAH! APAH!" Seketika Gopal berlari lebih kencang lagi, bahkan lebih kencang dibanding ketika dia dikejar oleh kucing gila.

Ying dan Fang hanya melongo saat Gopal melewati mereka.

"Fang!" panggil Boboiboy."Hentikan pergerakan laba-laba itu!"

"Memang itu niatku." Gerutu Fang pelan, segera melepas tangan Ying dan memutar badan menghadapi laba-laba raksasa dengan kuda-kuda penuh percaya diri, "Ombak Bayang!"

Seperti namanya, ombak berwarna hitam muncul dari belakang Fang. Gerakannya amat cepat, melewati Boboiboy dan Yaya namun menyapu tanah di bawah kaki laba-laba raksasa di belakang mereka. Tergerus oleh arus ombak itu membuat laba-laba terhenti, bahkan hampir oleng ke belakang. Boboiboy melihat kesempatan dan segera berubah wujud menjadi Boboiboy Daun.

"Akar Menjalar!"

Benalu muncul dari berbagai pohon di sekitar mereka, bergerak dengan cepat melilit kaki-kaki laba-laba itu, membuatnya ambruk ke tanah. Saat ombak bayang Fang mulai menipis, mereka melihat laba-laba itu terbelit benalu dan tidak bisa bergerak.

"Berhasil!" sorak Yaya dan Ying berpelukan.

"Phew, selamat." Desah Boboiboy lega.

"Berkat aku." Sambung Fang tersenyum puas sambil menyilang tangan dengan penuh gaya.

"Ye lah…"

"Tunggu, di mana Gopal?" tanya Yaya sambil menengok ke kanan dan ke kiri. Gopal yang berbadan besar harusnya mudah terlihat, tapi jaket hijaunya menjadi kamuflase sempurna di tempat ini. Hijau sepanjang mata memandang.

"Dia tadi berlari cepat sekali, aku sampai kaget." Timpal Ochobot.

"Hey, jangan bilang di tersesat." Kata Fang dengan nada lelah duluan.

"Oh! Itu dia!" kata Boboiboy cepat, menunjuk Gopal yang berlari dengan kecepatan tinggi ke arah mereka.

BOOM BOOM BOOM

"APAAAHH! AMAAAHH!" jeritnya seraya melewati mereka.

"Apah dan amah-mu ada di Bumi lah Gopal. Dipanggil mulu sih. Laba-labanya sudah berhasil kami hentikan." Jelas Ying sewot. "Kalau teriak-teriak terus nanti kau bakal menarik perhatian serangga… lain…"

BOOM BOOM BOOM

Ternyata, saudara-saudara, ada jangkrik raksasa sedang mengejar Gopal dari belakang.

"APAAAHH! AMAAAHH!"

"BERHENTI MENJERIT!"


Setelah 1 jam berlari ke sana kemari dan bersembunyi, akhirnya mereka bisa duduk seraya mengistirahat tubuh mereka dengan tenang tanpa kejaran serangga karnivora. Sebuah pohon raksasa dengan akar yang tidak kalah besar yang tumbuh menjulang ke atas menciptakan semacam goa kecil untuk mereka bersembunyi dengan tenang.

"Phew, akhirnya bisa kabur juga." Ucap Boboiboy lega.

"Sebenarnya kita bisa kabur lebih cepat jika seseorang tidak terus-terusan menjerit seperti bayi dan menarik perhatian semua serangga di planet ini." Tak perlu disembunyikan, Fang menatap Gopal dengan ekspresi deadpan.

"Dey! Ini reaksi yang wajar lah," tukas Gopal membela diri. "Versi kecilnya di Bumi saja sudah membuatku ketakutan setengah mati, sekarang ukurannya kayak rumah pula? Hiii!"

"Halah, semuanya hal juga membuatmu takut kan?" balas Fang memutar mata.

"Sudah, sudah. Yang penting sekarang sudah aman." Yaya segera melerai keduanya sebelum perdebatan kecil mereka semakin membesar. "Ayo kita mulai lakukan misi dan segera keluar dari planet ini."

"Betul." Ying menimpali, "dan jangan lupa tentang misi tambahannya." Karena sibuk melarikan diri, mereka tidak sempat memotret bentang darat dengan alat yang mereka bawa.

"Kita bisa melakukannya sambil mencari tanaman langka ini," Bobooiboy menoleh pada Ochobot, si robot kuning pun maju dan mengeluarkan peta hologram dari matanya. Sebuah peta sederhana dengan dengan banyak bagian yang kosong pun muncul di hadapan mereka. Ada titik yang menandai keberadaan mereka di peta,juga sebuah tanda merah yang menjadi destinasi mereka. Tanda merah tersebut berada tepat diperbatasan peta yang terekam. Berarti daerah melewatinya belum terjamah dan didata.

"Jaraknya tidak begitu jauh dari destinasi. Kita bisa berpencar setelah sampai di titik tujuan." Usul Fang yang kemudian dibalas dengan anggukan setuju dari Bobooiboy.

"Yaya dan Ying akan melakukan penjelajahan; kemampuan kalian sangat tepat untuk melakukannya. Bawa juga Ochobot bersama kalian. Jangan terlalu jauh, ini hanya misi tambahan. Misi utama adalah mencari tanaman langka; aku, Fang dan Gopal yang akan melakukannya. Kita akan berkumpul kembali di titik destinasi setelah 30menit."

Keempat anggota team-nya plus Fang pun mengangguk setuju dengan rencana Boboiboy.

"Okkey, ayo keluar!" Boboiboy berdiri, bersiap untuk keluar dari goa dan memulai misi, "kali ini, jangan sampai menarik perhatian serangga-serangga disini."

"Kalau begitu kita harus menyumpal mulut Gopal," ujar Fang tanpa berbisik.

"Dey!" protes Gopal ga terima, yang kemudian dibalas dengan tawa kelima rekannya.


Pada akhirnya, mulut Gopal memang disumpal dengan masker peredam suara dari kekuatan bayang Fang. Berkat itu, mereka pun berhasil keluar dari hutan tanpa dikejar serangga dan sampai di tempat tujuan mereka; sebuah padang bunga warna-warni yang sangat luas. Terdapat beberapa bukit kecil di sana dan sini, yang paling tinggi memiliki sebuah pohon tua raksasa yang tampak sangat menonjol di dataran rendah berkarpetkan rumput dan bunga. Kelima perwira TAPOP pun menganga kagum.

"Indahnyaa," pekik Yaya dan Ying kagum.

"Kita seharusnya membawa keranjang piknik ke sini." Celetuk Gopal setelah masker bayang Fang menghilang.

"Hey, jangan main-main lah. Ini misi, jangan lengah." Sanggah Fang cepat, walaupun ia juga setuju ini adalah tempat yang sempurna untuk berpiknik. Cuaca yang selalu carah, oksigen yang melimpah membuat suasana sangat sejuk dan nyaman.

"Mungkin lain kali kita bisa mengunjungi planet ini untuk sekedar berpiknik dan berswafoto." Usul Boboiboy tersenyum kecil. "Tapi Fang benar, untuk sekarang misi lebih utama. Ayo bergerak seperti yang sudah direncakan sebelumnya."

Dengan aba-aba darinya, Yaya dan Ying pun meluncur pergi ke utara dengan alat yang mereka bawa untuk merekam bentang darat dan melengkapi peta mereka. Ochobot memasang timer 30 menit untuk mengingatkan mereka untuk berkumpul kembali ke lokasi ini. Sementara itu Boboiboy, Gopal dan Fang mulai berpencar dan mencari tanaman yang menjadi misi mereka di padang bunga.

"Apa kalian menemukannya?"

"Belum lagi. Tanaman itu mirip benalu biasa saja, sulit menemukannya di antara bunga begini."

"Berpencar lebih jauh, tapi jangan sampai keluar dari jarak pandang masing-masing."

Sementara mereka mencari, Fang tampak menghela napas di bagian utara padang. Dirinya bosan bukan main. Benar-benar sekedar misi level 2, sama sekali tidak ada tantangannya. Jika saja misinya adalah melawan serangga raksasa di sana, mungkin akan lebih wah. Tapi tentu saja Fang terjebak melakukan misi bocil begini.

'Kau masih lebih lemah dari Boboiboy'

Kata-kata abangnya masih terngiang jelas dalam pikirannya. Fang menggenggam rumpunan bunga di hadapannya. Lebih lemah? Dirinya yang memiliki pengalaman lebih lama, jabatan yang lebih tinggi, dan mengendalikan jam kuasa dengan lebih baik, dan sudahkah ia menyebut soal pengalaman? Karena Fang sudah menjadi prajurit kecil bahkan sebelum Boboiboy tau bahwa alien memang ada.

Semakin dipikirkan, semakin Fang kesal. Ia pun beranjak dari posisinya dan mendekati pohon raksasa yang berdiri megah di atas bukit di tengah padang. Pohon tersebut begitu besar dan rindang, tak ada tanaman yang tumbuh di bawahnya. Beberapa dahan menjuntai hingga ke tanah, sementara beberapa tanaman lain hidup meliliti pohon tersebut bagai benalu. Fang memeriksanya sambil melamun.

Sementara itu Boboiboy tampak sibuk mencari tanaman yang dimaksud. Terbesit dalam pikirannya untuk berpecah menjadi tiga untuk mempermudah misi, tapi ia memiliki ide yang lebih bagus. Ia pun berubah menjadi Boboiboy Daun. Sebagai bagian dirinya yang dapat mengendalikan tanaman, ia ingin mencoba mencari tahu apa ia bisa merasakan 'aura' tanaman atau semacamnya. Mungkin mendeteksi tanaman, atau mungkin setidaknya mengendalikan tanaman selain yang keluar dari dirinya.

Menahan godaan untuk bermain-main yang menjadi emosi yang mendominasi wujud ini, Daun pun berjongkok dan berkonsentrasi. Ia mencoba melacak tanaman yang ia cari dengan sekedar petunjuk visual dan deskripsi singkat yang diberikan. Samar-samar, ditengah ribuan bunga yang mengelilinginya, Daun bisa merasakan eksistensi tanaman lain, tanaman yang ia cari. Ketika membuka mata, fokusnya tertuju pada pohon besar di tengah padang. Di sana!

Daun pun berdiri dan berjalan menuju pohon tersebut untuk memeriksa apa intuisi tumbuhannya tepat. Dari jauh ia sudah melihat Fang sudah berada di sana, memeriksa pohon tanpa focus; tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dari tadi mereka focus untuk menyelesaikan misi, Boboiboy tak sempat membahas pertengkaran kecil mereka. Boboiboy dan Fang sudah biasa cekcok, tapi untuk kali ini pemuda bertopi dinosaurus itu merasa ada masalah yang lebih dalam pada diri Fang dari sekedar superiority complex.

Boboiboy memikirkan bagaimana ia bisa menkonfrontasi Fang tentang ini, tapi kemudian terusik oleh jeritan dari Gopal yang berada tak jauh darinya.

"ABHACGUWFJBWFYSAJCAHFLEBLEBLEB" Kalimatnya jadi tidak karuan karena takut, tangannya bergetar menunjuk sesuatu di udara. Boboiboy mengikuti arah telunjuk itu mengarah, dan matanya seketika membesar.

Lebah. Lebah raksasa. Berukura sebesar telapak tangan orang dewasa yang jangkuk, terbang dengan santainya tak jauh dari mereka. Suara dengung sayapnya terdengar begitu nyaring, mereka bahkan bisa merasakan hembusan angin dari lebah tersebut.

"J-jangan bergerak Gopal… Dia ga akan hinggap.. Jadilah bunga…" bisik Boboiboy pada Gopal. Tapi percuma, kawannya itu sudah pingsan berdiri rupanya.

Syukurnya, lebah mutan itu akhirnya terbang menjauh dari keduanya. Boboiboy mengeluarkan napas lega, ia tak mau membayangkan bagaimana rasanya disengat lebah dengan ukuran seperti itu. Tapi kelegaannya tak bertahan lama, saat menyadari lebah tersebut terbang ke arah pohon raksasa. Fang!

"Fang! Fang! Awas! Lebah!" jerit Boboiboy pada pemuda berjaket tanpa lengan itu. Tapi Fang terlihat tidak mendengar peringatannya,membuat Boboiboy panik dan mulai berlari ke arahnya. "FANG!"

"Hah?" Fang akhirnya menoleh ke arah Boboiboy, bersamaan dengan hinggapnya lebah mutan itu pada lengan sang pemuda yang terekspos.

NYIT!

"A-" Fang akhirnya menyadari apa yang hinggap di lengannya dan merasakan detik-detik sengat lebah tersebut menusuknya.


Annnd done. Terima kasih udah pada sudi baca sampai sini, dan juga pada yang setia nunggu ini fic update. 3 tahun men, wow. Aku berniat untuk menyelesaikan fic ini sampai tuntas karena ngeliat ada yang post short animation dari Sky Song. The uwuness killed me and now I've been reborn to continues some of my abandoned fic. Wish me luck.

English ver. coming soon.