Title : Wallpaper
Genre : Romance
Rating : T
Words : 770
"Kelasku sebentar lagi mulai," pemuda dengan rambut platina itu segera mengambil tasnya dan mengembalikan ponsel yang tadi ia pinjam pada sang pemilik. "Kelasmu juga sebentar lagi, kan? Kapan pulangnya?" tanyanya pada pemuda berkacamata yang tengah membaca buku.
"Sekitar jam tiga, mungkin," jawabnya tanpa menoleh.
"Oh, begitu ya, tunggu saja aku di gerbang,"
"Tidak perlu," balas pemuda berkacamata, "kau tidak perlu mengantarku hari ini. Bukankah setelah kuliah kau ada acara keluarga?"
Draco Malfoy, pemuda itu terlihat tidak suka dengan balasan kekasihnya. "Aku lebih suka menghabiskan waktu seharian denganmu daripada menghadiri pesta membosankan itu,"
Harry Potter, dengan senyum manisnya kembali bicara. "Aku akan pulang dengan Ron, kami mau sekalian melihat latih tanding Ginny nanti," balas Harry.
Draco akhirnya mengangguk mengerti walau masih tidak rela. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, bye," katanya dan mencium bibir Harry sekilas.
Harry tersenyum tipis setelah Draco pergi, ia menyimpan bukunya bersiap untuk masuk ke kelasnya juga. Ia mengambil handphone miliknya untuk melihat jam, namun segera menghela napas saat mendapati wallpaper handphonenya lagi-lagi berganti.
"Draco!" teriak Harry kesal walau tau jika pacarnya itu tidak akan mendengarnya.
Ini sudah yang kesekian kalinya Draco mengganti wallpaper ponselnya. Harry sebenarnya tidak terlalu keberatan dengan keisengan Draco, hanya saja gambar yang dipilih Draco selalu menyebalkan. Dan kali ini, Draco menggantinya dengan foto Harry —yang seingat Harry saat itu ia masih sepuluh tahun yang tengah manangis saat diperiksa oleh dokter gigi (Harry sendiri bingung, kenapa dia masih takut pada dokter gigi setelah berumur sepuluh tahun).
Namun Harry hanya bisa tersenyum simpul setelahnya. Bagaimana pun juga, ia tidak bisa marah.
.
"Hai!" sapa Hermione pada Ron dan Harry yang sedang makan siang di kantin.
"Hai!" balas Harry dan Ron bersamaan saat gadis itu duduk di samping Ron.
"Sudah menyelesaikan posternya, Harry?" tanya Hermione teringat dengan poster untuk festival kampus yang perancangannya dipercayai pada Harry.
Harry mengangguk, ia meminum tehnya sebelum bicara. "Sudah selesai, tinggal kau cetak, akan kukirim nanti padamu,"
"Kau membuatnya di handphone, kan?" tanya Hermione yang diangguki oleh Harry.
"Kau boleh melihatnya, kalau-kalau ada yang kurang,"
Hermione hanya mengangguk dan mengambil ponsel Harry. Ia sedikit terkejut saat membukanya, namun ia tertawa setelahnya. Ron dan Harry memandangnya heran.
"Kau kenapa?" tanya Ron bingung.
Hermione yang masih tertawa memperlihatkan pada Ron wallpaper ponsel Harry. Dan Ron juga ikut tertawa, tidak peduli jika mulutnya masih berisi makanan.
Harry yang bingung kemudian mengambil kembali ponselnya dari Hermione. Mendengus malas melihat jika wallpapernya lagi-lagi diganti oleh Draco. Bagaimana mungkin Harry tidak melihat isi ponselnya lagi setelah Draco meminjamnya beberapa saat lalu?
"Kau lucu sekali, mate," kata Ron kembali melihat wallpaper Harry. Itu adalah foto Harry yang tertidur —dengan tidak elitnya dan menggunakan piyama berwarna pink. "Bukankah itu piyama yang aku berikan? Kau bilang kau tidak suka! Tapi kau tetap memakainya, oh, aku terharu," kata Ron dan kemudian tertawa kencang sekali.
"Draco!" geram Harry yang hanya membuat Hermione dan Ron makin tidak bisa berhenti tertawa.
.
"Morning, my dear!" sapa Draco saat Harry baru saja keluar dari kamarnya.
Harry terlonjak kaget mendapati Draco yang tiba-tiba sudah berada di apartemennya. "Dray, kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu," kata Harry menatap Draco tajam.
"Untuk apa mengetuk kalau aku punya kuncinya?" balas Draco sambil memeluk pinggan Harry, membawanya mendekat.
"Itu namanya tata krama, Mr Malfoy, ini bukan rumahmu," Harry membalas dengan mencubit kedua pipi Draco gemas.
Draco balas mengecup kening Harry dan memberinya ciuman singkat di bibir. "Kita berangkat?" tanyanya pada Harry yang balas mengangguk.
Harry menyusul Draco menuju mobilnya, meletakkan tasnya namun kemudian berseru. "Ah! Aku lupa mengunci pintu!" dan ia langsung keluar dari mobil. Draco hanya terkekeh pelan melihat Harry yang menaiki tangga dengan terburu-buru.
Ia bersiap menyalakan mobil, dan kemudian melihat handphone Harry yang ada di atas dashboard mobilnya. Ia kembali tersenyum jahil dan mengambil handphone itu sebelum pemiliknya datang.
Tidak perlu waktu lama, akhirnya Harry kembali. Ia langsung duduk dan melihat ponselnya yang berada di atas dashboard, di tempat yang sama dimana ia meninggalkannya. "Kau menyentuhnya, kan?" selidik Harry.
"Hanya meminjam sebentar," balas Draco.
"Berhentilah mengganti wallpaperku seenaknya," omel Harry sambil memasang sabuk pengamannya, "menyebalkan saat orang lain membukanya dan kemudian tertawa terbahak-bahak melihat wallpaperku,"
"Ayolah, aku hanya sekedar melihat jadwal kuliahmu saja," Draco membela diri.
Harry menyipitkan kedua matanya menatap taham Draco. Ia kemudian segera mengambil handphone saat Draco mulai menjalankan mobilnya. Harry tidak menghela napas seperti biasanya lagi saat membuka handphonenya. "Well, sekarang aneh rasanya karena kau tidak mengganti wallpaperku," gumamnya dan tersenyum tipis.
Draco ikut tersenyum. Oh ya, tentu saja, mana mau dia mengganti wallpaper kali ini. Foto mereka berdua yang saling merangkul dengan latar belakang menara Big Ben pada sore hari. Foto pertama di kencan pertama mereka.
Wallpaper — Completed
.
.
A/N
Halohalohalohalohalohalo semua!
Masih ada yang nungguin, kan? Makasih buat yang masih nungguin walau aku kalau update selalu nggak nentu...
Btw, seperti yang disampaikan Hermione kemarin, kalau ada chapter/oneshot yang mau dibikinin sequel langsung komen aja judulnya yaah, mumpung lagi libur, gak kemana-mana (karena emang dari sananya anak rumahan) jadi aku berbaik hati mau bikinin sequel yang kalian minta. Tapi nggk bisa semuanya juga:) ... . And, kalau ada saran atau masukan, silahkan...
