Name: White Dragon Shinobi
Author: FCI. The World Arcana
Rating: M
Genre: Adventure, Friendship
Pair: Vali Lucifer x Miku Hatsune x Luka Megurine x Lavinia Reni, Naruto Uzumaki x Moka Akashiya x Mizore Shirayuki, Arthur Pendragon x ?, Bikou x ?, Gaara x Le Fay Pendragon, Kurama x Yasaka, etc.
.
.
Chapter 4: First Kiss and Confrontation
Vali yang sedang melakukan pekerjaannya sebagai waiter di restoran milik Mikuo dengan Miku dan juga Luka, merasakan firasat tidak enak yang terjadi pada sosok Lavinia, sosok yang selalu saja membuatnya bingung dengan perasaannya. Di satu sisi dia mengganggapnya sebagai kakak, tapi di satu sisi dia adalah salah satu sosok yang dirinya harus akui merupakan gadis idealnya kalau dia tidak terpikat pada Kuroka waktu itu.
[Aku rasa firasatmu benar, Vali. Aku merasakan aura Lavinia di tempat kita bertemu dengan Miku-san dan dia sedang dalam bahaya saat ini.]
'Tapi bagaimana bisa dia berada disini? Bukannya dia harusnya berada di—Itu tidak penting Vali. Yang penting adalah, aku harus menyelamatkan dia." Balas Vali yang kemudian berkata Mikuo "Mikuo-san, aku izin keluar sebentar."
"Baru pertama kerja, kau sudah izin saja Rikuto-san. Sungguh tidak sopan." Balas Mikuo yang terlihat pura-pura marah pada Vali. Dia tahu dari gelagat Vali, kalau ada yang membuatnya cemas tidak karuan "Baiklah, aku akan memberikanmu izin kalau begitu. Tapi besok aku tambahkan jam kerjamu yang dari 8 jam menjadi 10 jam."
Vali tidak menggubris perkataan Mikuo dan langsung bergegas pergi dari sana, membuat Luka membatin 'Sebenarnya apa yang terjadi pada orang itu? Mencurigakan.'
Saat Vali keluar dari Konoha, dia pun bertemu dengan Naruto yang terlihat habis menjalankan misi bersama dengan Sakura dan Sai.
"Kau kenapa Vali? Kau terlihat gelisah?"
"Aku tidak tahu bagaimana bisa salah satu temanku bisa berada disini. Tapi dia sedang dalam bahaya saat ini, Naruto-san." Balas Vali dengan nada gelisah "Albion bilang padaku kalau dia saat ini sedang melawan seseorang dan orang itu sama kuatnya denganmu."
"Aku akan ikut denganmu kalau begitu Vali. Aku rasa aku tahu siapa sosok yang kau maksud itu." Balas Naruto yang kemudian melanjutkan "Sakura, Sai. Kalian pergilah duluan dan melaporkan misi ini pada sensei. Aku akan ada urusan sebentar."
Sai dan Sakura menggangguk dan meninggalkan mereka berdua sendirian. Vali kemudian berkata pada sepupunya "Lalu sekarang apa?"
"Pegang tanganku, Vali." Balas Naruto dan Vali pun memegang tangan Naruto dengan erat "Hiraishin!"
.
.
-Line Break-
.
.
Lavinia Reni yang saat ini sedang melawan salah satu pahlawan perang yaitu Sasuke Uchiha terlihat terengah-engah. Dia menatap Sasuke dengan frustasi karena Sacred Gear-nya tidaklah berguna sama sekali di hadapan api hitam milik Sharingan Sasuke, Amaterasu. Kondisinya juga terlihat mengkhawatirkan, bahkan bajunya yang menutupi payudaranya yang berukuran besar telah robek karena sabetan pedang Sasuke. Walaupun pemandangan itu tidak membuat ayah satu anak itu goyah. Meskipun dia harus akui kalau ukuran payudara Lavinia lebih besar dari Tsunade Senju dan Mei Terumi.
"Sepertinya kau sudah tidak bisa menggunakan kekuatan es milikmu, nona." Ucap Sasuke dengan dingin dan dia sudah membuat Chidori di tangannya "Jadi siapa kau, nona penyusup? Apa kau berniat untuk menghancurkan perdamaian yang aku dan sahabatku raih dengan susah payah?"
Lavinia tidak merespon dan hanya bisa membatin 'Maafkan aku Va-kun. Aku rasa ini akhirnya...'
Melihat Lavinia yang terus terdiam, Sasuke pun terlihat akan melesat dan menghujamkan teknik andalannya itu ke dada Lavinia. Tapi serangan dia terhenti oleh Naruto yang muncul dengan cepat menggunakan Hiraishin dan menahan pergerakan tangan Sasuke.
"Apa yang kau pikir kau kau lakukan ini, Naruto? Lepaskan aku!" Balas Sasuke yang melepaskan tangannya yang dipegang oleh Naruto dan dia pun berkata "Dia itu penyusup yang berpotensi menghancurkan perdamaian yang sudah kita bangun dengan susah payah. Jadi kenapa kau?"
"Tenanglah Sasuke. Dia bukanlah penyusup." Balas Naruto.
Sasuke yang mendengar itu tidak terlihat percaya dan dia pun berkata "Apa yang membuatmu berkata seperti itu?"
"Dia adalah rekan dari sepupuku dan aku percaya padanya, Sasuke. Jika kau percaya padaku sebagai sahabat, kumohon hentikan ini."
Sasuke masih tidak bergeming apalagi saat mendengar kalau gadis yang akan dia habisi adalah rekan dari sepupu Naruto yang terlihat sedang melindungi Lavinia dari dirinya. Bukannya dia tidak percaya pada sahabatnya itu. Tapi dia tahu sekali kalau Naruto tidak punya sepupu sama sekali dan keluarga yang dia miliki hanyalah mendiang ayah dan ibunya saja.
"Aku bisa yakinkan kau kalau gadis ini tidak berbahaya Uchiha. Aku tidak merasakan hawa negatif sama sekali di dalam dirinya."
Mendengar Kurama yang terlihat mengambil alih tubuh Naruto, Sasuke langsung membalikkan badannya dan berkata "Baiklah. Aku percaya padamu Naruto. Tapi jika dia melakukan sesuatu yang akan menghancurkan perdamaian di Elemental Nation... Aku akan meminta pertanggung jawabanmu dan sosok yang kau sebut sepupumu itu, Naruto."
"Aku mengerti..." Balas Naruto yang kemudian dibuat kesal oleh Sasuke karena dia main pergi saja, padahal dia ingin meminta Sasuke untuk menemui keluarganya sebelum Sarada membenci ayahnya sendiri karena jarang bertemu dengan dia dan ibunya. Setelah itu, dia pun berkata pada Vali "Bagaimana kondisinya?"
"Luka dia tidak begitu serius, tapi aku rasa dia trauma karena insiden ini."
Mendengar perkataan Vali, Naruto pun berkata "Sigh, maafkan atas perbuatan sahabatku itu Vali. Dia hanya tidak ingin perdamaian yang kami raih dengan air mata, keringat dan pengorbanan orang-orang yang kami sayangi dihancurkan begitu saja oleh seseorang."
"Aku mengerti Naruto. Tidak usah meminta maaf. Kalau aku jadi dia, juga aku akan melakukan hal yang sama." Balas Vali yang sudah membawa Lavinia dengan gaya bridal.
Saat Vali pergi terlebih dahulu ke Konoha untuk memberikan Lavinia penanganan medis, sebuah portal hitam terbuat di belakang Naruto dan mencengkram kerah baju Naruto dan menariknya ke dalam portal.
.
.
Thud
.
.
Naruto terjatuh dan melihat kalau Sasuke sudah berada disampingnya "Jelaskan apa yang terjadi disana, Naruto."
Naruto kemudian menghela nafas dan menceritakan semuanya tentang Vali, bibinya yang pergi setelah Perang Dunia Shinobi Ketiga yang juga merupakan ibu dari Vali dan dimensi lain yang dulu ditinggali oleh Kurama.
"Dan kau mempercayainya begitu saja?"
"Sensei telah mengkonfirmasikan hal itu padaku, Sasuke. Tentu saja aku percaya."
Mendengar balasan Naruto, Sasuke pun berkata "Benar-benar diluar dugaan. Dimensi kita berdekatan dengan dimensi lain yang berisikan dewa, iblis, malaikat dan malaikat jatuh. Dan sepupumu itu merupakan darah campuran antara manusia dan iblis, dan juga Kurama-san aslinya adalah makhluk hidup yang dulu tinggal disana sebagai Youkai Kitsune sebelum dirinya dijadikan sebagai Bijuu oleh Rikudou Sennin. Apa aku masih kurang sesuatu disini?"
Naruto terlihat mengabaikan ucapan sarkas Sasuke, tapi Sasuke belum selesai "Tapi apa kau yakin mereka di sebelah itu tidak akan kesini dan membuat kerusuhan. Mereka pasti akan tertarik dengan kita sebagai manusia yang mempunyai kemampuan di luar nalar dan akan melakukan apapun untuk menjadikan kita sebagai bagian dari mereka. Kalau itu terjadi, bukankah tempat ini akan menjadi medan perang sekali lagi?"
"Kita akan menghadapi mereka untuk melindungi rumah kita Sasuke." Balas Naruto yang pandangannya menggelap, lalu dia melanjutkan "Menurut Vali, banyak di antara mereka yang mengira kalau kita ini manusia lemah karena tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi disini berbeda Sasuke, Rikudou-jiji memberikan kita kekuatan untuk melindungi diri kita sendiri dan melawan balik. Kalau mereka benar-benar mencoba menginvasi tempat ini, kita tidak akan memberikan mereka belas kasih."
"Itu yang ingin aku dengar darimu, Naruto."
.
.
-Line Break-
.
.
Berbeda dengan Naruto, Vali terlihat membawa Lavinia secara terburu-buru untuk memberikan pertolongan medis. Di sepanjang perjalanan, dia bisa melihat tatapan tajam banyak pria kepadanya karena membawa gadis yang terlihat amat cantik di mata mereka. Saat sampai di rumah sakit, Lavinia pun diurus oleh Sakura yang merupakan istri dari sosok yang hampir menghabisi nyawa Lavinia.
"Bagaimana keadaan temanku, Sakura-san?"
"Kau tenang saja. Dia baik-baik saja sekarang. Kau hanya tinggal menunggunya sadar, Rushifa-san."
Vali yang telah mengganti namanya sebagai Rikuto Rushifa pun berkata "Syukurlah..."
Setelah itu Vali akan segera ke kamar Lavinia, tapi tangannya di tahan oleh Sakura "Ada apa, Sakura-san?"
"Aku minta maaf, Rikuto-san." Balas Sakura
"Kenapa kau meminta maaf?" Tanya Vali yang terlihat bingung akan kata maaf dari Sakura.
"Aku minta maaf atas perbuatan suamiku terhadap temanmu, Rushifa-san." Balas Sakura yang menyadari kalau suaminya yang telah melakukan itu pada Lavinia.
"Tidak usah meminta maaf, Sakura-san." Balas Vali yang melanjutkan "Aku yakin suamimu itu hanya melakukan tugasnya sebagai protector bagi Konoha dan Elemental Nation."
Setelah itu, Vali pun meninggalkan Sakura dan masuk ke kamar Lavinia dirawat. Dia pun senang saat melihat kalau Lavinia telah sadar. Saat tatapan mata mereka bertemu, Lavinia pun menangis saat melihat sosok yang dia cintai dan ingin memeluknya. Lavinia pun bersiap untuk bangkit dari kasurnya dan berlari ke tubuh Vali serta memeluknya, tapi tubuhnya oleng karena kakinya masih begitu sakit setelah pertarungannya dengan Sasuke. Vali yang melihat itu langsung menangkap tubuh Lavinia sebelum dia terjatuh.
"Tenanglah Lavinia, aku tidak akan kemana-mana."
Lavinia yang mendengar itu menangis dan mulai memeluk Vali dengan sangat erat karena dia benar-benar takut Sasuke akan membunuhnya dan itu akan membuatnya tidak bisa bertemu Vali lagi.
Kemudian Vali dikejutkan akan Lavinia yang menciumnya. Vali ingin sekali menghentikan ciuman Lavinia itu karena dia masih ingin sendiri karena apa yang dilakukan Kuroka, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tubuhnya malah merespon dan memperdalam ciuman dari Lavinia.
"Va-kunnn..."
'Agh, tubuh bodoh. Apa yang kau lakukan?'
Vali mengalami perdebatan batin untuk memilih melanjutkan ciuman mereka atau menghentikan ciuman mereka. Tapi Vali akhirmya memilih untuk masa bodo dan melanjutkan ciumannya dengam Lavinia, dia juga membalas pelukan Lavinia.
"Wow, kau bergerak cepat ternyata Vali."
Vali pun terkejut dan menghentikan ciumannya dengan Lavinia saat melihat Naruto dan kedua istrinya datang dan melihatnya berciuman dengan Lavinia. Melihat ceringai dari sang sepupu, Vali pun berkata dengan nada panik "Ini tidak seperti yang kalian lihat, Naruto, Mizore-san, Moka-san."
"Benarkah? Aku rasa kau menikmatinya tadi Vali."
"Ugh..."
Vali dibuat kalah telak oleh respon Naruto dan hal itu membuat wajahnya dan Lavinia memerah. Memang benar dia menikmati ciuman dari Lavinia, makanya dia tidak mencoba untuk menghentikan ciuman dari Lavinia.
Vali kemudian menghela nafas dan berkata "Jadi kenapa kau datang kesini bersama dengan kedua istrimu, Naruto?"
"Aku hanya ingin memberikan ini pada temanmu ini." Balas Naruto yang menunjukkan sebuah parsel berisi buah yang dikemas rapi "Ini semua adalah perbuatan sahabatku itu. Jadi sebagai sahabat, aku harus bertanggung jawab."
"Kau tidak ada maksud lain kan, Naruto-kun?" Tanya Moka yang tersenyum manis tapi Naruto harus dibuat merinding saat melihat senyuman istri pertamanya itu "Gadis itu sangat cantik dan seksi lagipula."
"Ahahaha, jangan bercanda Moka-chan. Bagiku, kalian berdua sudah cukup, lagipula aku sudah melihat kalau gadis itu hanya memiliki perasaan pada sepupuku ini." Balas Naruto membuat Vali menatapnya dengan jengkel meskipun Naruto bisa melihat rona merah di pipi Vali dan juga Lavinia. Lalu dia memutuskan untuk pergi bersama istrinya setelah dia menaruh parsel buah yang dia beli "Vali, aku tahu kau masih sakit hati karena perbuatan gadis bernama Kuroka itu, tapi jangan lewatkan kesempatan yang ada di hadapanmu Vali. Aku bisa melihat seberapa besar rasa cintanya kepadamu sampai-sampai dia memutuskan untuk mengejarmu dan membuatnya hampir mati di tangan Sasuke."
Perkataan Naruto membuat Vali terdiam dan dia pun mengangkat tubuh Lavinia dan meletakkannya dengan lembut di atas kasur. Saat Lavinia melihatnya pergi, dia pun berkata "Kau mau ke mana Va-kun?"
"Aku akan bekerja terlebih dahulu. Aku akan kembali lagi kesini dan aku akan membawamu untuk tinggal di apartemenku."
Saat Vali ingin memutar kenop pintu kamar Lavinia dirawat, dia pun berkata "Va-kun, aku memang mencintaimu. Akui akui itu. Tapi kau tidak perlu memberi respon sekarang. Aku akan selalu menunggu jawabanmu Va-kun."
"Arigatou, Lavinia."
Saat Vali kembali bekerja, dia tidak tahu harus merespon apa pada perasaan Lavinia walaupun mereka telah berciuman barusan. Dia harus akui kalau dia memang mempunyai perasaan pada sosok yang dulu dia anggap kakak itu, tapi melihat Luka dan Miku membuat konflik di hatinya.
[Vali...]
"Vali, jangan melamun saja. Cepat ambil masakan untuk pelanggan."
"Maaf..." Balas Vali yang kemudian mengambil pesanan yang telah dimasak oleh Mikuo dan istrinya yang bernama Meiko.
Setelah agak sepi, Miku pun menghampiri Vali dan berkata "Kau tadi kenapa melamun, Rikuto-kun?"
Sang kakak dan kakak ipar menaikkan alisnya saat Miku menggunakan suffiks kun saat berbicara dengan Vali. Vali yang mendengar itu tanpa sadar berkata "Aku hanya memikirkan tentang kau dan Luka-san."
"Huh..."
Wajah Miku dan Luka memerah karena perkataan Vali, meskipun Luka tidak mengerti apa yang membuat wajahnya memerah saat mendengar perkataan Vali.
'Sial! Mulut bodoh! Apa yang kau katakan?'
"Kenapa kau memikirkan tentang kami berdua, Rikuto-kun?"
Vali yang terlihat panik langsung keluar dari kedai "Hei, Naruto. Tunggu aku. Ayo kita latihan bersama."
"Aneh..." Ucap Meiko yang kemudian berkata "Perasaan tidak ada Naruto-san disana."
.
.
-Line Break-
.
.
"Maaf ya, Va-kun. Aku jadi merepotkanmu."
"Tidak apa-apa Lavinia." Balas Vali yang terlihat sedang mendorong sebuah kursi roda.
Wajah Vali terlihat memerah saat dirinya dan Lavinia diperhatikan oleh banyak penduduk Konoha yang berfikiran kalau mereka berdua adalah pasangan yang serasi, meskipun ada beberapa pemuda yang iri kepadanya karena mendapatkan gadis secantik dan seseksi Lavinia.
"Rikuto-san..."
Vali pun berhenti saat melihat sosok Luka yang entah kenapa terlihat kesal saat melihat dia dan Lavinia "Oh, itu kau Luka-san. Kau ingin melakukan night shift-mu sebagai penyanyi di restoran Mikuo-san kan? Kau mau aku antar setelah aku membawa temanku ke apartemenku?"
'Teman, pantatmu...' Batin Luka dengan kesal, padahal bisa terlihat dari interaksi mereka kalau mereka lebih daripada itu. Kemudian dia berjalan melewati Vali dan berkata "Tidak usah. Kau urusi saja pacarmu itu, Rikuto-san."
"Kau yakin?"
"Aku bisa mengatasinya sendiri. Rokudaime-sama dan Naruto-san sudah melatihku beberapa gaya bela diri setelah peristiwa itu."
Melihat kepergian Luka, Vali pun menghela nafas dan itu membuat Lavinia berkata "Siapa dia Va-kun? Pacarmu kah?"
"Bukan. Dia bukan pacarku." Balas Vali yang melihat kemarahan di wajah cantik Lavinia dan dia pun melanjutkan membawa Lavinia ke apartemennya.
.
.
-Line Break-
.
.
"Hei, Naruto..."
"Ada apa?" Balas Naruto yang menahan pukulan Taijutsu dari Vali.
"Kau kan punya dua istri Naruto. Bagaimana caramu mengatasi mereka berdua?"
Mendengar pertanyaan sepupunya itu, Naruto balik bertanya "Kenapa kau bertanya seperti itu, Vali? Kau ingin mengikuti jejakku?"
Wajah Vali memerah karena perkataan sepupunya itu "Jangan asal bicara! Aku tidak ada keinginan seperti itu."
"Aku tahu kau mempunyai perasaan pada Miku-san, Luka-san, dan rekanmu itu kan."
"Ugh..."
Kemudian mereka menghentikan latihan mereka dan duduk sambil meminum minuman yang mereka bawa "Jadi apa masalahnya?"
"Entahlah..." Balas Vali yang kemudian melanjutkan "Aku tahu aku merasakan perasaan pada Lavinia, meskipun dulu aku selalu merahasiakannya karena aku pikir dia hanya mengganggapku sebagai adik kecil saja. Tapi entah kenapa, aku juga merasakan perasaan pada mereka berdua juga. Aku tidak ingin menyakiti mereka semua dengan hanya memilih salah satu, tapi kalau aku memilih mereka bertiga... Sama saja dengan sifatku seperti dia."
Naruto tahu siapa yang sepupunya maksud. Issei Hyoudou, rival dari sepupunya yang punya keinginan mempunyai harem bahkan walaupun sudah mempunyai harem yang bahkan bisa dibilang banyak sekalipun, dia masih saja merebut sosok yang dicintai sepupunya. Setelah itu Naruto pun berkata "Kalau kau bisa adil pada mereka bertiga, kenapa tidak?"
"..."
"Aku tahu perjuanganmu menaklukkan hati Luka akan sulit karena trauma-nya, tapi Miku-san mengganggapmu sebagai pahlawannya. Saat dia tahu kau itu sepupuku, bahkan dia menanyakan banyak hal tentangmu, bahkan makanan dan minuman favoritmu."
Wajah Vali memerah karena itu dan kemudian Naruto melanjutkan "Lagipula kalau kau mempunyai istri yang banyak, kau bisa membantuku menghidupkan klan Uzumaki kembali, Vali."
"Maksudmu?"
"Kau ingat tentang sejarah klan Uzumaki yang pernah aku beritahukan kepadamu?"
Vali tahu dari Naruto dan ibunya kalau dulu sekali klan Uzumaki tinggal di sebuah tempat bernama Uzushiogakure yang tempatnya dekat dengan perbatasan tanah api dan tanah air. Tapi naas-nya tempat itu dihancurkan oleh gabungan 3 desa besar yaitu Kirigakure, Kumogakure dan Iwagakure
"Seperti yang kau tahu... Setelah Uzushiogakure hancur, banyak anggota klan Uzumaki yang dulunya tinggal di Uzushiogakure dan selamat dari invasi itu terpecah-pecah dan saat ini berada di seluruh pelosok Elemental Nation. Salah satunya adalah kedua ibu kita Vali."
"Tapi apa hubungannya ini dengan mempunyai istri banyak?"
"Clan Revival Act. Sebuah tindakan dimana jika sebuah klan terancam hancur atau punah, maka satu-satunya orang yang tersisa dari klan itu harus mempunyai banyak istri agar mereka banyak mempunyai keturunan dan klan itu akan berjaya lagi."
"Kau ingin aku mempunyai istri yang banyak untuk membangkitkan klan dari ibu kita? Kenapa tidak kau saja?"
"Dengarkan aku dulu, Vali." Balas Naruto yang kemudian melanjutkan "Aku tidak berkeinginan untuk menambah istri lagi. Moka-chan dan Mizore-chan telah cukup bagiku. Kakashi-sensei tahu kau adalah anak dari bibiku yang merupakan anggota klan Uzumaki juga. Pasti dia akan dipaksa oleh para tetua desa untuk membuatmu mempunyai banyak istri untuk membuat klan kita tetap hidup.
"Tapi—"
"Kau mencintai mereka bertiga kan? Kalau begitu lakukan saja." Balas Naruto yang kemudian melanjutkan "Tapi aku tahu kau pasti akan sama sepertiku dan kau sudah cukup dengan mereka bertiga saja. Jadi aku punya jalan kedua setelah kau menikahi mereka bertiga kelak."
"Jalan apa itu?"
"Membawa semua anggota klan Uzumaki yang masih hidup dan tersebar di seluruh pelosok Elemental Nation."
"Kau yakin rencana ini akan berhasil Naruto? Mengingat Danzo Shimura, salah satu tetua desa Konoha membantu ketiga desa besar menghancurkan Uzushiogakure. Aku tidak yakin mereka bersedia untuk membangkitkan klan ini disini, Naruto."
"Kau ada benarnya. Aku hanya berhasil membujuk Karin yang memang ingin lebih dekat dengan anak baptisnya, Sarada." Balas Naruto yang menghela nafas panjang dan kemudian melanjutkan "Tapi aku tidak sudi untuk menambah istri lagi hanya untuk melestarikan klan kita agar tetap hidup."
"Aku juga sama. Baru suka dengan tiga orang saja, salah satu dari kedua orang itu telah membuatku pusing."
[Ouch. Kasian sekali host-ku ini.]
"Diam kau, Albion!" Teriak Vali dengan kesal. Naruto yang mendengar Vali terlihat kesal, merasa iba. Dia tahu persis perasaannya karena di dalam tubuhnya juga ada makhluk yang menyebalkan sama seperti kadal yang berada di dalam tubuh saudaranya itu.
"Hah... Siapa yang kau sebut makhluk menyebalkan, baka-gaki? Kau sudah bosan hidup ya?"
"Tentu saja kau, bola bulu."
"Ggggrrrrrrr..."
.
.
-Line Break-
.
.
Di restoran Mikuo, entah kenapa dia melihat Luka selalu menjauhi Vali dan hal itu membuat Vali frustasi. Padahal kemarin mereka telah menunjukkan perkembangan dan Vali juga berhasil menghancurkan dinding tebal yang dibuat Luka sendiri karena trauma-nya.
"Kalian berdua itu kenapa sih?" Tanya Miku saat melihat pelanggan sudah mulai sepi "Perasaan hubungan kalian itu sudah membaik kemarin. Kenapa sekarang kau jadi dingin kembali pada Rikuto-kun, Moka-chan?"
"Kau tanya saja sendiri pada dia." Balas Luka dengan ketus.
Vali yang mendengar itu hanya menghela nafas dan membatin dengan kesal 'Ini anak... Dia itu pacarku bukan, istriku juga bukan. Bahkan, dia punya trauma kepada laki-laki kan? Kenapa dia jadi semarah itu saat melihat kedekatanku dengan Lavinia. Apa dia cemburu?'
"Kalau kau cemburu karena kedekatanku dengan Lavinia, bilang saja Luka-san. Jangan dibawa-bawa ke pekerjaan seperti ini. Bukannya hal ini tidak terlihat professional."
"Cemburu... Sia—Siapa yang cemburu? Jadi orang jangan kepedean, Vali-san."
Luka pun berlari menjauh dan keluar untuk menenangkan diri tapi dia menabrak seseorang. Saat melihat Luka terjatuh, Vali terlihat ingin membantunya tapi dia keduluan oleh orang yang Luka tabrak.
"Lama tidak bertemu ya, Luka-chan."
Mendengar kata-kata orang itu, Vali melihat Luka yang begitu ketakutan saat melihat sosok yang ditabraknya. Dia ingin sekali membantu Luka, tapi Miku sudah berada di dekat Luka dan berkata kasar pada sosok yang berada dihadapannya ini.
"Mau apa kau kemari, Kaito Shion?"
Dengan santai, orang itu membalas "Kasarnya kau pada pelanggan sepertiku, Miku-chan. Kau mau bisnis kakakmu ini hancur karena ketidaksopanan-mu ini kepadaku?"
"Cuih. Aku tidak sudi sopan pada orang sepertimu, Shion."
"Minggir, Hatsune. Urusanku bukanlah denganmu, tapi dengan Luka-chan."
Mendengar itu, Vali pun teringat pembicaraannya dengan Naruto tentang Luka
.
.
-Flashback-
.
.
"Jadi siapa yang waktu itu hampir melecehkan Luka, Naruto?"
"Kenapa kau bertanya? Kau ingin menghabisinya?" Tanya Naruto yang menaikkan alisnya.
"Aku tidak akan melakukan itu. Aku hanya akan melindungi dia jika orang itu kembali lagi."
Mendengar jawaban Vali, Naruto pun berkata "Namanya Kaito Shion. Dia adalah salah satu shinobi dari Kirigakure. Aku dan sensei ingin sekali membunuhnya karena telah melakukan itu pada Luka. Tapi karena kekurangan bukti, aku dan sensei hanya bisa mengusirnya dari Konoha selama beberapa waktu."
"Tapi kenapa kau dan Hokage-sama tidak habisi saja dia? Kau dan Hokage-sama adalah pahlawan perang dan kalian pasti punya kekuatan untuk melakukan itu, apalagi kau yang merupakan seorang Jinchuuriki dari Bijuu terkuat di Elemental Nation. Jadi kenapa kau?"
"Karena dia adalah putra dari Daimyo dari Mizu no Kuni. Jadi sensei dan aku, bahkan Mei Terumi yang merupakan Mizukage disana tidaklah bisa berbuat banyak selain melarangnya datang ke Konoha selama beberapa waktu. Kalau aku atau sensei melakukan hal yang lebih, kerjasama Konoha dan Kiri bisa hancur."
"Bagaimana kalau seseorang yang terikat dengan suatu desa tapi tidak ada hubungannya apapun dengan shinobi yang melakukan sesuatu."
"Huh..."
.
.
-Flashback End-
.
.
Buaaaakkkkk
.
.
Sosok bernama Kaito itu harus dibuat terpental saat dia memegang dagu Luka dan hampir menciumnya dengan paksa. Mikuo, Miku dan Luka terkejut saat melihat pelakunya adalah Vali. Sedangkan dengan Kaito, dia pun menatap Vali dengan amarah dan berkata "Kurang ajar! Apa kau tahu siapa yang kau pukul ini, brengsek?"
"Tentu saja, aku tahu." Balas Vali dengan singkat dan kemudian melanjutkan "Kau adalah manusia hina dan rendahan yang bisanya hanya melecehkan kaum wanita saja karena kau pikir mereka adalah kaum yang lemah."
"Kau—"
'Albion... Kau bisa menekan chakraku sampai ke titik terendah kan?'
"Jadi kau akan menggunakan kekuatan normalmu?"
"Iya begitulah. Tanpa chakra dan ninjutsu sekaligus tanpa Sacred Gear." Balas Vali dengan serius. Memang kekuatan sebenarnya dari Vali terletak di Sacred Gear-nya dan juga kemampuan shinobi yang dia pelajari dari sepupunya. Tapi walaupun begitu, Vali masihlah manusia setengah iblis. Jadi kemampuan normalnya masih bisa mengatasi beberapa shinobi yang kekuatannya belum menyamai level Naruto ataupun Sasuke.
[Kau serius bisa mengatasinya?]
"Jangan remehkan aku, Albion. Aku bisa lihat dia hanyalah orang yang banyak bicara saja dan hanya menggunakan statusnya sebagai putra dari seorang Daimyou untuk mendapatkan apa yang dia inginkan." Balas Vali yang kemudian melanjutkan "Dan aku bisa lihat kalau dia bahkan bukanlah orang yang battle ready seperti Hyoudou atau Saji."
"Jadi aku bisa tanya siapa nama orang yang sok pahlawan untuk menghalangiku untuk mendapatkan dia?"
Melihat pemuda itu menunjuk Luka, tatapan Vali menajam pada sosok Kaito. Walaupun dia adalah manusia setengah iblis, tapi dia juga mempunyai trait seekor naga karena keberadaan Albion. Jadi hal itu membuatnya agak posesif pada hal yang dia suka atau dia anggap miliknya.
"Namaku adalah Rikuto Rushifa dan aku tidak akan memberikan dia pada siapapun, termasuk orang brengsek sepertimu Kaito Shion."
-To Be Continued-
