.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : Next Day, After School
Saat ini, Naruto tengah berada di toilet laki-laki. Walaupun begitu, ia tampak tidak fokus karena memikirkan perkataan Miku tempo hari yang lalu.
'Aku sudah mencoba untuk mengabaikannya. Tapi, itu percuma saja. Hal itu tetap mengganggu di kepalaku sampai sekarang.'
Naruto menyadari datangnya sebuah tatapan intens dari seseorang di sebelahnya. Ia kemudian menoleh ke arah sosok tersebut.
"Mengapa kau terus melihatku seperti itu? Apakah kau gay?"
Ternyata sosok itu adalah Yusuke. Ia yang mendengar ucapan dari Naruto sempat kesal untuk sesaat. Akan tetapi, ia bisa mengendalikan dirinya.
"Menjadi pengajar di keluarga Nakano-san itu pasti sulit ya, Uzumaki-kun?"
Naruto yang mendengar itu terlihat santai. Meskipun begitu, ia tetap terkejut dan menyembunyikan ekspresinya dengan baik. Ia kemudian merespon, "Tidak juga. Ngomong-ngomong, kau tahu dari mana soal itu?"
"Karena ayahku adalah kepala sekolah di sini dan hubungan kami dengan ayah mereka sudah dekat sejak dulu."
Mendengar penjelasan Yusuke membuat Naruto berpikir, 'Begitu, ya. Pantas saja Nakano-sensei sangat percaya diri dengan koneksi yang ia miliki. Bahkan hal itu sempat ia katakan ketika terjadinya masalah di antara mereka.'
Melihat Naruto yang hanya diam saja membuat Yusuke berkata, "Ngomong-ngomong, kau pasti tahu kalau try-out akan segera mulai beberapa hari lagi. Hal itu bukanlah saat yang tepat bagimu untuk mengajari mereka, kan?"
"Huh?"
"Kau pasti bingung. Itu karena diriku akan menggantikan posisimu untuk mengajari mereka. Bahkan rumor tentang itu sudah tersebar sangat luas di sekolah ini."
"Hahaha, akhirnya aku memiliki kesempatan untuk merebut posisimu!" ucap Yusuke dengan senang. Ia kemudian menunjuk Naruto dan melanjutkan, "Akhirnya persaingan ini mencapai puncaknya! Aku pasti akan mengalahkanmu setelah dirimu telah mengambil tahtaku sejak dua tahun yang lalu, Uzumaki-kun!"
'Bocah ini benar-benar memiliki obsesi dengan mereka,' pikir Naruto. Kemudian, ia menjawab, "Persetan dengan itu. Pertama, aku tidak tahu siapa kau. Kedua, aku tidak peduli sama sekali. Jika kau tidak ada keperluan, maka pergilah. Aku ada urusan lain."
Dengan berakhirnya ucapan itu, Naruto berjalan keluar dari toilet dan beranjak pergi ke perpustakaan dimana lima kembar Nakano sudah menunggu dirinya.
Sementara dengan Yusuke, ia menjadi kesal karena Naruto tidak menganggap dirinya itu penting sama sekali. Ia menggeram dan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
'Lihat saja. Aku pasti akan mengalahkanmu, Uzumaki-kun ….'
.
[0_0]
.
Skip Time : Library
"Maaf, aku terlambat. Daripada berlama-lama, ayo kita mulai belajar kelompoknya …."
"Apa seseorang yang ada di belakangmu juga akan ikut belajar bersama kita, Naruto-kun?" respon Ichika terhadap perkataan Naruto.
Hal itu tentu saja membuat Naruto dengan cepat berbalik. Benar saja, ia sudah mendapati Yusuke yang ternyata sudah berada di belakangnya. Ia kemudian menatap Yusuke dengan tajam.
"Mengapa kau mengikutiku? Apa kau datang ke sini hanya sebagai pengganggu?"
"Tidak, aku hanya ingin memberitahu sesuatu hal," balas Yusuke. Ia kemudian menunjuk lima kembar Nakano yang duduk dalam meja yang sama dan berkata, "Apa kau sadar, Uzumaki-kun? Mereka hanya akan menjadi beban bagimu."
"Beban katamu?" ucap Nino yang mulai marah. Naruto yang merasa suasana menjadi menjadi buruk pun menghela nafas berat.
"Oi, Yusuke."
"Apa?"
BUAGH!
Tanpa aba-aba dan basa-basi yang berlebihan. Naruto memberikan sebuah pukulan ke wajah Yusuke dengan sangat kuat. Membuat hidung Yusuke mengeluarkan darah sebagai efek yang diberikan atas pukulan itu.
Beruntung sekali, perpustakaan itu sangat sepi karena di sana sudah sangat sore. Hal itu menyisakan hanya mereka saja yang berada di sana. Hal itu tentu saja membuat lima kembar Nakano terkejut. Terutama Yusuke yang menjadi sasaran pemukulan.
Miku dan Itsuki berniat untuk menghampiri Naruto. Akan tetapi, Naruto menyadarinya dan berkata, "Kalian tetaplah di sana. Ini adalah urusanku."
Mendengar ucapan Naruto yang dingin membuat Miku dan Itsuki mengurungkan niatnya. Sementara Yusuke sendiri meringis kesakitan sembari memegangi hidungnya.
"Aku tahu kau ingin bersaing denganku. Aku tahu kau ingin merebut posisiku. Aku tahu kau ingin memberikan intimidasi dan hal-hal lain untuk membuatku jatuh sebelum ujian mulai. Aku bahkan tidak masalah jika kau mau melakukan apapun yang kau inginkan ..."
"Tapi, jika itu mengenai dirimu yang menghina teman-temanku. Maka, aku tidak akan tinggal diam. Mungkin kau memang anak kepala sekolah di sini. Tapi, apa hal itu akan membuatku takut? Tidak sama sekali. Silahkan kau adukan perbuatanku ini kepada ayahmu, itu pun jika kau punya harga diri."
Naruto saat ini memandang Yusuke dengan tatapan yang bengis dan kejam. Ia seolah-olah ingin menghabisi Yusuke hidup-hidup.
"T-tapi kan benar, kalau mereka merenggut kebebasanmu. Bahkan nilaimu yang turun sebelumnya ini karena mereka, kan?"
"Itu memang benar …," balas Naruto dengan santai.
Lima kembar Nakano yang mendengar itu pun terkejut, berbeda lagi dengan Yusuke yang tersenyum seolah dirinya itu sudah menang. Tapi, hal itu tidak beranjak lama setelah Naruto melanjutkan perkataannya.
"Kau tidak salah. Tapi, aku tidak pernah menyesal telah melakukannya untuk mereka. Jika diriku tidak mengambil pekerjaan ini, kurasa hidupku akan terlalu monoton dan membosankan. Itu semua karena aku hanyalah lelaki yang terpaku dengan kesendirianku."
"Belajar dan belajar, hanya itulah hidupku. Aku mengenal mereka yang awalnya benar-benar sebodoh itu, sampai-sampai diriku ikut melakukan sesuatu hal yang bodoh juga. Aku sangat menghargai semua hal yang sudah kulewati bersama mereka."
"Bersama mereka, aku melewati banyak hari dengan banyak hal yang kujadikan sebuah pengalaman untuk diriku. Mereka juga layaknya keluarga yang harus kulindungi. Selama mereka menginginkannya, maka aku akan menuruti mereka."
Naruto menjelaskan semua itu dengan tegas. Hal itu membuat Yusuke terdiam untuk sesaat. Lain lagi dengan lima kembar Nakano yang benar-benar memperhatikan Naruto dalam diam, sampai-sampai mereka memiliki reaksi tersendiri.
"Naruto …," gumam Miku.
'Uzumaki-kun, kau selalu saja bertindak seperti ayah kami yang sesungguhnya,' pikir Itsuki sembari tersenyum.
Ichika membatin, 'Seperti biasa. Naruto-kun dengan segala aksinya yang tidak kami ekspektasi, tapi kami membutuhkannya.'
Yusuke kemudian tersenyum licik ketika ia memiliki ide. Ia kemudian berkata, "Kalau begitu, kau perlu membuktikannya. Ayo kita buat taruhan."
Mendengar itu membuat lima kembar Nakano tersentak dalam keterkejutan mereka. Lain lagi dengan Naruto, ia justru tersenyum setelah mendengarnya.
"Jika kau tidak masuk dalam jajaran seratus besar dalam try-out nanti. Kau harus berhenti menjadi guru les mereka dan aku akan menggantikan posisimu," lanjut Yusuke.
"Hei, hei. Apa itu tidak berlebihan!"
"Sudahlah, Nino. Biarkan hal itu menjadi urusanku," balas Naruto. Ia kemudian menambahkan, "Apa itu seratus besar? Meh, membosankan."
Naruto kemudian menunjuk Yusuke dan melanjutkan perkataannya, "Mari kita naikkan levelnya. Setidaknya sampai sepuluh besar, aku akan mengalahkanmu dan membuktikan bahwa mereka bukanlah beban untukku. Jika aku menang, menjauhlah dari mereka."
"Uzumaki-san …," ucap Yotsuba.
Nino yang mendengar itu berpikir, 'Dia benar-benar gila. Tapi, aku senang karena ia benar-benar memikirkan kami.'
"M-mustahil kau bisa melakukannya …," ucap Yusuke sembari mengeluarkan ekspresi yang tidak meyakinkan. Ia kemudian berkata, "Tapi, aku terima taruhan itu. Kalau begitu, aku duluan. Aku ingin mengobati wajahku berkat tinjuanmu itu, sialan."
Dengan berakhirnya ucapan itu, Yusuke pergi dari sana. Menyisakan Naruto dan lima kembar Nakano yang berada di perpustakaan itu.
"Miku, Itsuki. Maaf jika responku tadi terlalu kasar untuk kalian."
"Tidak apa-apa, Naruto," ujar Miku.
Setelah itu, Itsuki menambahkan, "Itu benar. Kau membela kami sejauh ini saja sudah membuat kami senang. Arigatou, Uzumaki-kun …."
Naruto menganggukan kepalanya sebagai respon. Kemudian, ia berkata, "Kalau begitu, ayo kita mulai. Gara-gara orang itu, waktu kita terbuang sia-sia."
"Baik!"
.
[0_0]
.
Skip Time : Street
Terlihat Naruto yang sendirian. Ia berniat pulang ke rumahnya setelah mengajari lima kembar Nakano sampai sore hari. Akan tetapi, sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Uzumaki-kun!"
Mendengar itu, membuat Naruto menoleh ke arah asal suara. Ya, di sana ia melihat Itsuki yang menghampirinya.
"Huh? Kau tidak pulang bersama yang lain?"
"Tidak. Itu karena aku ingin menginap di rumahmu, sekalian aku ingin membicarakan sesuatu hal yang penting. Karena try-out sebentar lagi akan dimulai," balas Itsuki.
"Begitu ternyata. Kalau begitu, itu tidak akan menjadi masalah. Lagipula, Naruko pasti akan senang jika dirimu datang ke rumah kami. Ayo kita pulang, aku sudah lapar."
.
[0_0]
.
Skip Time : 23.00 PM, Naruto House
Itsuki melihat Naruko yang sudah tertidur. Akan tetapi, ia tidak melihat keberadaan Naruto. Ia kemudian pergi ke ruang tamu untuk mencarinya. Sesampainya di sana, ia menemukan sosok yang ia cari.
"Uzumaki-kun …."
"Ah, Itsuki. Kukira kau sudah tidur."
"Tidak, kok. Ngomong-ngomong, kau sedang apa?" tanya Itsuki. Ia bahkan menghampiri Naruto dan melihat apa yang lelaki itu lakukan. Setelah itu, ia duduk di sebelah Naruto.
"Aku sedang membuat berbagai catatan dan latihan soal sebagai persiapan try-out kalian nanti."
"Begitu ternyata. Apa kau tidak lelah, Uzumaki-kun?"
Naruto menggelengkan kepalanya dan merespon, "Tidak sama sekali. Selelah-lelahnya diriku, aku harus tetap menjalankan tanggung jawab ini dengan maksimal. Walaupun aku bermasalah dengan ayahmu, ia tetap membayarku sampai sekarang. Maka dari itu, aku harus berusaha dengan baik."
"Baik, baik. Kau menang, Uzumaki-kun …."
Meskipun berbicara seperti itu, Itsuki menunjukkan betapa khawatirnya dirinya terhadap Naruto. Itu terbukti dari ekspresi penuh kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah cantiknya.
Naruto kemudian bertanya, "Ngomong-ngomong, apa yang ingin kau bicarakan denganku? Sebenarnya aku juga penasaran, apa yang akan kau lakukan setelahnya. Karena dari semua saudarimu, hanya dirimu sendiri yang belum menemukan pekerjaan."
"Ya, aku ingin membicarakan soal itu. Ditambah lagi, aku masih ragu dengan kemampuanku untuk menghadapi try-out ini."
Naruto menganggukan kepalanya sebagai respon. Kemudian ia berkata, "Jadi, apa kau sudah memiliki rencana untuk dirimu sendiri?"
"Aku sudah memilikinya. Aku berencana untuk menemui Shimoda-san, ia kebetulan bekerja di sebuah lembaga khusus pendidikan. Aku berniat untuk membantunya, sekaligus meningkatkan hal-hal yang menjadi kekuranganku. Menurutmu bagaimana, Uzumaki-kun?" jelas Itsuki.
"Begitu, ya. Aku sih tidak masalah. Karena hal itu memungkinkan dirimu meningkatkan nilai, prestasi, dan kemampuanmu. Selama bisa membantu dirimu menjadi lebih baik, aku akan menyetujuinya."
Naruto tersenyum kecil dan melanjutkan, "Tidak hanya dirimu, aku yakin saudarimu yang lain juga memiliki kekurangan pada hal lain dan mereka mencoba mengatasinya dengan cara mereka sendiri. Mungkin pengecualian untukmu yang sudah memberitahuku tentang rencanamu ini."
Mendengar penjelasan Naruto membuat Itsuki tersenyum. Itu dikarenakan ia mendapatkan dukungan penuh dari sosok yang ia sukai dan ia sudah anggap seperti ayah mereka sendiri.
"Nyatanya. Hanya dirimu saja yang kuberitahu soal apa yang kurencanakan, Uzumaki-kun …."
"Tidak dirimu, tidak saudarimu. Rasanya sama saja, aku seperti merasakan déjà vu dengan masalah Nino dengan dirimu. Bahkan juga sampai teringat saat aku sedang meyakinkan Miku untuk pertama kalinya," balas Naruto yang sweatdrop di tempat.
Mendengar itu membuat Itsuki tertawa kecil. Ia kemudian berkata, "Itulah kami, terkadang kami tidak bisa memberi tahu apa yang kami inginkan. Apalagi untuk bercerita kepada mereka. Maka dari itu, kau harus terbiasa, Uzumaki-kun."
"Mungkin hanya pada awalnya aku merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan kalian. Tapi sekarang, aku justru lebih terbiasa. Kurasa itu karena kalian sudah berubah menerima diriku dan itu karena kalian sudah menghabiskan banyak waktu bersamaku."
Itsuki merespon, "Itu benar, Uzumaki-kun …."
"Anyway, terima kasih karena sudah menceritakannya kepadaku. Aku senang karena kau terbuka dengan diriku mengenai masalah yang kau miliki. Kuharap kau bisa melewati ini semua dengan hasil yang baik nantinya."
Naruto melanjutkan, "Jika kau memerlukan tempat untuk bercerita, katakan saja. Aku akan membantumu sebisaku. Lagipula, aku merasa kalau kau lebih nyaman bercerita kepada orang lain daripada ke saudarimu sendiri."
"Terima kasih karena sudah mendengarkan ceritaku dan menawarkan dirimu untuk menjadi tempat untukku bercerita, Uzumaki-kun. Dan, kau benar soal itu. Aku tidak akan membantahnya sama sekali, karena itulah kenyataannya," balas Itsuki sembari tersenyum.
"Sama-sama, Itsuki."
Naruto kemudian melihat jam dindingnya yang sudah menunjukkan jam setengah dua belas malam. Ia kemudian menatap Itsuki.
"Oi, Itsuki. Kau tidak tidur? Ini sudah mau tengah malam."
"Iya juga. Kebetulan sekali, aku sudah mulai mengantuk. Dirimu sendiri bagaimana, Uzumaki-kun?"
Naruto menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak akan tidur jika aku belum menyelesaikan ini semua, Itsuki. Nanti aku menyusul, kok."
"Uh, baiklah. Kuharap kau tidak memaksakan dirimu sendiri. Kalau begitu, aku duluan. Oyasumi, Uzumaki-kun …."
Tepat ketika ucapan itu selesai. Itsuki bangun dari duduknya dan mulai meninggalkan Naruto. Naruto yang melihat itu tersenyum dan mulai melanjutkan pekerjaannya kembali.
'Arigatou karena sudah mengkhawatirkanku. Oyasumi, Itsuki ….'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 43 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
