"Tadaima.." ucap seorang pria memasuki kediamannya itu.
"Ara? Itachi-kun? Apa yang terjadi? Tumben sekali kau pulang cepat." Ucap seoarng wanita paruh baya menatap pria bernama Itachi itu.
"Aa.. Kaa-san.. Un.. Ada beberapa hal yang terjadi." Ucap Itachi berusaha tersenyum.
"Apa terjadi sesuatu?" ucap wanita itu lagi, menyadari raut wajah Itachi yang tidak baik-baik saja.
"Mikoto.. Setidaknya biarkan dia masuk dulu." Kali ini suara pria paruh baya terdengar dari ruang keluarga.
"A.. Maafkan kaa-san." Ucap Mikoto menyadari dirinya mengintrogasi Itachi di depan pintu masuk.
"Jadi?" pria paruh baya itu menatap Itachi intens, meletakkan koran yang sedang ia pegang.
"Bukan apa-apa tou-san. Kasus kali ini sedikit membnuatku terkejut." Ucap Itachi berusaha tenang dan melupakan hal yang ia lihat hari ini.
"Tumben sekali kau pulang cepat nii-chan." Ucap seorang laki-laki berusia 17 tahun yang turun dari lantai 2.
"Ya.. Bosku cukup baik hari ini. Bagaimana sekolahmu hari ini Sasuke?" Elak Itachi.
"Begitulah." Jawab laki-laki bernama Sasuke itu.
"Tumben sekali kau tidak bersama Naruto." Ucap Itachi yang memang rumah mereka sudah biasa dijadikan tempat tongkrongan teman-teman Sasuke.
"Sesekali aku juga perlu menjauh dari kebodohannya." Komentar Sasuke sarkas.
"Hei.. Jangan berbicara seperti itu." Tegur Makoto menasehati.
"Hai.." jawab Sasuke enggan.
-Satu bulan kemudian-
"Hoam.."
"Ini masih pagi dan kau sudah menguap?" ucap Sasuke menggetok kepala pria di belakangnya.
"Ini semua gara-gara Kakashi-sensei dan tugasnya." Ucap pria berambut kuning jabrik itu.
"Kau baik-baik saja Naruto-kun?" tanya gadis berambut indigo yang duduk disamping Sasuke.
"Un.. Tenang saja Hinata-chan, tugas membunuh dari Kakashi-sensei tidak akan membunuhku." Jawab Naruto mengacak pelan rambut gadis itu.
"Kalau kau menyelesaikan tugas dariku jauh-jauh hari kau tidak akan mengeluh Naruto." Ucap pria paruh baya memasuki ruang kelas itu.
"Hai.. Arigatou Kakashi-sensei atas nasehatnya" jawab Naruto enggan.
"Baiklah.. Duduk dibangku kalian dan kita mulai home room pagi ini." Ucap Kakashi bersiap melakukan absen pagi itu.
"Aa.. Kau bisa masuk sekarang." Ucap Kakashi saat home room pagi itu akan selesai.
Pintu ruang kelas itupun terbuka, seseorang melangkah masuk kedalam ruangan itu dan cukup menyita perhatian seisi kelas dengan penampilannya, terutama warna rambutnya yang sangat menyita perhatian itu.
"Kau bisa memperkenalkan dirimu." Ucap Kakashi mempersilahkan.
"A.. Arigatou sensei.. Perkenalkan.. Namaku Haruno Sakura. Mohon kerja samanya." Ucap gadis berambut pink panjang itu menatap hampa ruang kelas itu.
"Ada yang ingin bertanya?" tanya Kakashi menatap murid-muridnya itu.
"Haruno-san, apa kau sudah punya pacar?" tanya murid laki-laki yang penasaran.
"Tidak." Jawab Sakura singkat.
"Hooo.."
"Hei.. Kenapa kalian malah menanyakan hal tidak penting seperti itu?!" teriak seorang gadis merasa kesal.
"Kenapa kau harus kesal Karin? Kamikan bertanya padanya." Ucap murid laki-laki itu santai.
"Diamlah Suigetsu!" teriak wanita bernama Karin itu lagi.
"Tunggu dulu.. Bukankah kau Haruno Sakura yang merupakan perwakilan negara untuk pertandingan Kyudo tahun lalu?" ucap murid laki-laki lain mengenali Sakura.
"Kiba benar.. Itu kaukan? Apa yang kau lakukan pindah kesini?" ucap murid lain mulai ribut.
"Bukankah wajar dia pindah kesini mengingat kasus doping-nya beberapa bulan lalu cukup menyita perhatian, mengingat sebelumnya dia juga memakai doping untuk ajang Aikido sebelum berganti haluan ke Kyuudo kan." Ucap Karin sarkas.
"Hei.. Kedua tuduhan itu sudah dibantah dan tidak terbukti." Ucap Kiba lagi.
"Hmm.. Karin benar? Aku tidak pernah menggunakan doping apapun selama mengikuti pertandingan dikelas apapun." Ucap Sakura dengan senyumnya.
"Sudah cukup.. Sakura-chan.. Kau bisa duduk disamping Uzumaki Naruto. Naruto angkat tanganmu." Ucap Kakashi santai.
"Sakura-chan? Sensei apa hubunganmu dengan anak baru itu?" tanya murid lain menyadari betapa akrabnya sensei mereka dengan anak baru itu.
"Naruto angkat tanganmu." Ucap Kakashi enggan menanggapinya.
"Hai.." jawab Naruto mengangkat tangannya.
"Aa.. Uchiha-san, setelah ini ajak dia berkeliling sekolah." Ucap Kakashi sebelum meninggalkan ruangan itu.
"Salam kenal, aku Uzumaki Naruto kau bisa memanggilku Naruto, lalu dia Sasuke yang akan mengantarmu berkeliing nanti." Ucap Naruto menatap gadis yang duduk dibangku sebelahnya yang memang kososng.
"Salam kenal." Ucap Sakura dengan senyum tipisnya.
"Hoo.. Apa kau tau kalau kau sangat manis kalau tersenyum. Sebaiknya kau sering-sering tersenyum." Ucap Naruto dengan polosnya.
"Aa.. Unn.." Sakura yang kaget dengan pujian tiba-tiba dari Naruto hanya bisa tersenyum canggung.
"Baiklah cukup sampai disini dulu, jangan berkeliaran sampai Kurenai sensei datang." Ucap Kakashi merapikan buku absennya sebelum meninggalkan kelas itu.
"Haruno-san.. Kau taukan sekarang sedang musim panas? Kenapa kau malah memakai seragam musim dingin? Apa kau sebodoh itu?" ucap Karin mengangetkan Sakura yang sedang focus dengan buku bersampul hitam ditangannya.
"Aa.. Hahaha.. Benar juga.. Pagi ini aku buru-buru dan tidak menyadarinya. Terimakasih sudah mengingatkan." Ucap Sakura tersenyum canggung.
"Lalu apa-apaan warna rambutmu? Apa kau ingin menarik perhatian seisi sekolah hingga mengecatnya menjadi pink norak itu?" komentar Karin lagi.
"Aa.. Rambutku tidak di cat.." jawab Sakura menananggapi masih dengan senyumnya.
"Jadi apa pekerjaan orang tuamu?" kali ini Hinata yang duduk disamping Sasuke mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Hinata kau sungguh menanyakan itu?" komentar Karin merendahkan Sakura.
"Aaaa.. Aku tidak punya orang tua. Aku disini karena beasiswa." Jawab Sakura ringan.
"Beasiswa saja tidak akan bisa membuatmu masuk kesekolah ini bodoh. Ini sekolah elit yang mencetak lulusan terbaik untuk menjabat dan bekerja diposisi penting." Komentar Karin.
"Kalau yang kalian maksud uang sumbangan, pihak sekolah berbaik hati untuk membebaskanku dari biaya itu lalu untuk uang seragam dan yang lainnya aku bekerja paruh waktu untuk memenuhi sisanya." Jawab Sakura.
"Part time? Eww.." Komentar beberapa murid perempuan dikelas itu tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
"Tentu saja. Kaukan salah satu benalu yang menikmati uang sumbangan orang tua kami untuk sekolah ini." Komentar murid perempuan lain.
"Hentikan.. Berhenti mengganggunya." Ucap Sasuke sukses membuat semua diam.
"Karin-chan tidak menganggunya dan hanya ingin berteman, bukan begitu Karin-chan?" tanya Hinata membela Karin.
"Hinata benar. Kenapa kau harus sewot?" ucap Karin yang mukanya sudah memerah.
"Diamlah. Kau sangat berisik." Ucap Sasuke ketus.
"Kau baik-baik saja?" Naruto menyadari perubahan sikap Sakura yang langsung kehilangan senyumnya begitu tidak ada yang memperhatikannya.
"Aku baik-baik saja. Terimakasih sudah mengkhawatirkanku Uzumaki-san." Ucap Sakura kembali tersenyum.
-jam istirahat makan siang-
"Ayo.. Jam istrirahat tidak terlalu banyak." Ucap Sasuke menghampiri meja Sakura.
"Aa.. Un.. Baiklah." Ucap Sakura bangkit dari duduknya.
"Lalu kau mau apa dobe?" tanya Sasuke menyadari Naruto mengikutinya keluar dari ruang kelas.
"Hei.. Menjelaskan dengan 2 orang akan lebih mempersingkat waktu." Elak Naruto.
"Apa kau sangat kesepian?" ejek Sasuke lagi,.
"Hei! Siapa yang kesepian?!" elak Naruto kesal.
"Aa.. Apa kalian duo komedi?" ucap Sakura sepontan membuat Naruto tertawa dan Sasuke cukup kaget dengan pertanyaan polos itu.
"Ahahahaha.. Bisa dibilang begitu Sakura-chan. Si teme ini sangat kesepian kalau aku tidak ada didekatnya." Ucap Naruto tertawa puas.
"Diamlah dobe! Lalu jangan sok akrab dengan memanggil namanya. Memangnya kau sudah izin?" ucap Sasuke kesal, menjitak kepala Naruto.
"Ittai.. Aa.. Apa itu menganggumu Sakura-chan?" tanya Naruto menatap Sakura intens.
"Ti.. Tidak.." ucap Sakura cepat, merasa rishi dengan tatapan intens dari Naruto.
"Baiklah.. Mulai sekarang aku dan si teme ini akan memanggilmu dengan Sakura-chan. Lalu kau bisa memanggiku Naruto dan dia Sasuke." Ucap Naruto santai.
"Hei.. Kalian mau membahas ini sampai kapan?" tanya Sasuke kesal.
"Gomen." Ucap Sakura buru-buru mengejar Sasuke yang sudah berjalan menjauh.
"Aa.. Naruto-kun, Sasuke-kun? Kalian mau kemana?" tanya Hinata yanag berpapasan dengan ketiganya saat keluar dari ruang guru.
"Kami akan mengantarnya berjalan-jalan sekolah Hinata-chan." Jawab Naruto santai.
"Kau sendiri kenapa keruang guru?" tanya Sasuke menatap Hinata.
"Aa.. Ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan dengan Kurenai-sensei." Jawab Hinata.
"Segera kembali ke kelas. Jam makan siang tidak banyak." Komentar Sasuke mengusap kepala Hinata lembut.
"Un.. Lalu bagaimana dengan kalian?" tanya Hinata menatap Sasuke dan Naruto bergantian.
"Kami akan segera menyelesaikan ini." Ucap Sasuke lagi.
"Baiklah. Aku akan menunggu kalian untuk makan siang bersama." Jawab Hinata tersenyum.
"Hinata-chan kau bisa sakit perut. Sebaiknya kau makan saja duluan." Cegah Naruto.
"Tidak, aku akan menunggu kalian karena makan sendiri itu tidak enak." Jawab Hinata santai.
"Hah.. Baiklah." Ucap Naruto mengalah. Keempatnya pun berpisah didepan ruang guru itu.
"Kalian sangat akrab ya." Ucap Sakura yang hanya mengamati interaksi ketiganya tanpa berbicara.
"Kami tumbuh besar bertiga." Jawab Sasuke singkat.
"Pantas saja kalian terlihat sangat akrab." Ucap Sakura santai.
"Baiklah. Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Sasuke setelah ia menunjukkan tempat-tempat penting di sekolah itu.
"Tidak.. Terimakasih telah mengajakku berkeliling." Ucap Sakura lagi.
"Kalau begitu ayo kita cepat kembali. Hinata-chan pasti sudah menunggu lama." Ucap Naruto buru-buru.
"Ayo." Ajak Sasuke menatap Sakura yang hanya mematung.
"Un.." ucap Sakura mengikuti keduanya kembali ke kelas.
"Kalian lama sekali." Gerutu Hinata menatap Sasuke dan Naruto yang memasuki kelas.
"Maaf." Jawab Sasuke santai, menghampiri bangkunya dan mengeluarkan kotak makannya setelah memutar bangkunya menghadap meja Sakura, sedangkan Hinata menghadap meja Naruto.
"Wah.. Makan siangmu imut sekali Hinata-chan." Komentar Naruto menatap kotak bekal Hinata, memang isinya terlihat sangat imut untuk ukuran anak SMA.
"Aa.. Aku tidak bermaksud membuatnya seperti itu." Ucap Hinata malu.
"Wah.. Kau membuatnya?" ucap Naruto kagum.
"Un.. Aku iseng mencoba memasak pagi ini." Jawab Hinata lagi.
"Wah.. Apakah aku boleh mencobanya?" tanya Naruto menatap hamburger steak itu.
"Tentu saja." Ucap Hinata memberikannya dengan senang hati.
"Hentikan Naruto, makan saja makananmu sendiri. Hinata bisa tidak kenyang." Ucap Sasuke menatap Naruto ketus.
"Kau juga cobalah Sasuke-kun." Ucap Hinata memberikan hamburger steaknya pada Sasuke.
"Kau sendiri memakannya." Komentar Naruto ketus.
"Setidaknya aku menukarnya dengan lauk milikku." Ucap Sasuke yang memberikan telur gulungnya pada Hinata.
"Aku juga!" ucap Naruto tidak mau kalah memberikan sosisnya pada Hinata.
"Sakura-chan? Kau tidak ikut makan? Jam makan siang akan segera berakhir." Ucap Hinata menatap Sakura yang akan memasang earphonenya.
"Aa.. Aku akan makan nanti." Jawab Sakura canggung.
"Kenapa? Makan sekarang saja Sakura-chan." Ucap Naruto memaksa.
"Ba.. Baiklah." Ucap Sakura mengalah, iapun mengeluarkan kotak makannya.
"Sakura-chan.. Dimana laukmu yang lain?" tanya Naruto menatap kotak makan Sakura yang hanya berisikan nasi, umeboshi dan beberapa lembar rumput laut.
"Aku tidak bisa makan banyak." Elak Sakura cepat.
"Jam makan siang akan segera habis, cepat habiskan makananmu dobe." Ucap Sasuke menghentikan tatapan iba Naruto pada Sakura.
TBC
