Frost of God

Dislclaimer: Masashi Kishimoto dan Satomu Satou

Genre: Adventure, Sci-fi, Fantasy, Tragedi.

Rate: T semi M

Warning: AU, OC, OOC, Typo bertebaran, penggunaan kata sering berubah dan kesalahan lainnya.

Happy Reading.


Temaram sebuah cahaya disuatu ruangan. Didalam ruang besar beserta segala isi yang terdiri dari laci, lemari, sebuah kasur beserta tambahan benda lainnya. Melihat dari tata letak ruangan, ini adalah sebuah kamar tidur. Tetapi untuk sebuah kamar tidur mempunyai ruangan yang luas dibandingkan dengan kamar tidur kebanyakan.

Bukan hanya itu, ditempat ini terdapat 4 kasur berukuran sedang yang dihias cukup elegan. Melihat ini kembali rasanya terlalu berlebihan untuk menyimpan 4 kasur dalam satu ruangan. Bahkan untuk orang berkelas sekalipun rasanya agak terlalu. Akan tetapi dari segi tertentu, ruangan ini pasti mempunyai alasan untuk menyediakan kasur berlebih.

Diantara kasur-kasur ini, terlihat Tubuh kecil seseorang sedang berbaring. Tubuh itu terlihat tak sadarkan diri dengan sebuah selimut cukup tebal menutupi sebagian tubuh. Belum ada tanda-tanda bahwa dia akan bangun. Seakan menikmati empuknya kasur dan hangatnya selimut.

Namun itu hanya berlangsung beberapa saat. Terlihat kelopak mata miliknya mulai bergerak, menunjukkan bahwa ia akan segera bangun. Perlahan kelopak mata itu mulai terbuka, menunjukkan sepasang iris mata biru torquis dan satu lagi berwarna hijau emerald.

"Ini...dimana?" ucapnya seperti berguman.

Iris berbeda warna itu akhirnya terbuka sepenuhnya untuk melihat dunia didalam ruangan. Penglihatannya masih samar, mengingat bahwa dirinya baru saja terbangun dari tidur nyenyak. Memfokuskan penglihatan serta mengumpulkan sedikit energi untuk bergerak, tatapannya langsung terfokus pada seseorang disana.

Seorang wanita berparas cantik bak seorang ratu Victoria dari inggris. Rambut hitam miliknya tampak berkilau, dimana dia memilih untuk mengikat rambutnya dengan gaya khas wanita eropa. Iris mata berwarna merah itu menatap dalam, seakan wanita ini mencoba untuk memasuki raga setiap orang.

Bibirnya yang kecil namun lentik seakan menambah kecantikannya. Ia terlihat seperti tersenyum, namun senyum itu seakan mempunyai banyak arti. Wanita yang menawan. Siapapun seakan ingin jatuh hati padanya dan menyerahkan segala hal untuk bisa mendapatkan hatinya. Tapi untuknya, ia tahu. Ia tahu jika wanita ini bukan sembarang wanita.

"Akhirnya kau bangun juga, Reishi."

Memilih diam menanggapi perkataan orang didepannya. Menggunakan salah satu ekspresi kebanyakan anak seusianya. Bingung.

"Kau tak perlu bingung seperti itu. Sekarang kau berada di tempat tinggalku. Karena Yomi adalah nama samaranku, ijinkan aku memperkenalkan diriku lagi. Aku Shiba Miya, dulunya aku bernama Yotsuba Miya. Karena menikah, sesuai tradisi aku harus mengganti margaku mengikuti suamiku. Aku harap kau bisa akrab dengan semua orang disini, terutama dengan kedua anakku."

Mashiro Yuki atau untuk sekarang Reishi hanya memandang datar tanpa emosi pada wajah anggun milik wanita ini. Meski parasnya bisa membuat siapa saja terlena dan ingin terus memandang wajah cantik itu. Tapi bagi Reishi, wajah cantik itu seakan menyembunyikan suatu hal. Entah itu hal baik atau hal buruk. Bahkan ketika melihat senyum itu, rasanya seperti ada gejolak kuat didalam dirinya berteriak untuk waspada.

Shiba Miya... wanita yang menakutkan.

Perlahan tubuh itu kemudian beranjak bangun dari kasur empuk. Mengambil posisi duduk dimana sebagian selimut masih menutupi bagian tubuh bawah. Ekspresi Reishi masih sama saat pertama mereka bertemu. Datar tanpa emosi. Bahkan saat kau melihat dua iris berbeda warna itu, hanya menampilkan suatu kehampaan saja.

"Yomi-san, maksudku Miya-san...Kenapa?"

"Kenapa?... apa maksudmu, Reishi?"

Ditempat tidurnya Reishi bisa melihat sedikit senyum dari Miya, walau samar. Entah apa yang dipikirkan olehnya hingga membawa dirinya menuju ketempat kediamannya. Yotsuba sendiri bukan sembarang keluarga besar. Melainkan sebuah keluarga paling berpengaruh dinegara jepang. Sekarang, dirinya berada dikediaman miliknya, bersama saudari dari pemimpin clan Yotsuba.

"Menggunakan sihir berbasis mental dan pikiran untuk membuat kesadaranku hilang seketika. Membawaku secara paksa menuju kediaman anda, bisa aku asumsikan jika anda telah menculikku. Perbuatan anda ini benar-benar nekat. Apa anda yakin jika perbuatan anda tak akan menimbulkan masalah besar pada keluarga anda? Lagipula kenapa anda begitu ingin membawaku ketempat kediaman anda?"

Sebagian besar ketika seorang anak terlantar menyadari dirinya berada disebuah tempat yang begitu nyaman dan terbebas dari segala macam ketidaknyamanan dalam menjalani hidup, mereka pasti akan sangat bahagia, terlebih lagi jika orang itu mau menawarinya tempat untuk tinggal. Tapi bagi Miya, anak ini seperti menjadi pengecualian.

Reishi, anak ini, kenapa dia bisa bersikap seperti itu. Sebuah sikap yang tak pantas untuk dimiliki oleh anak seusianya. Belum lagi mengenai kedua mata berbeda miliknya. Seperti batu safir dan emerald. Begitu indah, namun didalamnya tersimpan suatu hal mengejutkan. Bahkan ketika dia berada disinipun atau ketika ia menyambut Reishi ketika terlelap tidur. Ia sama sekali tak membayangkan akan menjadi seperti ini.

Wajah itu bahkan sama sekali tak berubah. Dingin seperti biasa dan merasa tak mempedulikan apapun disekitarnya. Aneh. Ini sungguh aneh. Segala hal yang Miya tahu, ini kali pertama dia berurusan dengan hal yang bisa dibilang tak wajar. Seorang anak aneh dan sangat pendiam, bahkan terlihat putus asa. Namun untuk beberapa alasan dia dianugrahi semacam kemampuan. Kondisi ini sangat tidak wajar, bahkan untuk anak kecil seusianya.

Miya tahu. Bahkan jika dunia ini sudah sangat modern dimana sihir hampir mendominasi segala aspek kehidupan dan aturan dari pemerintah sangat ketat untuk diterapkan. Bukan berarti dunia ini sangat ideal untuk ditempati tanpa ada satupun masalah.

Karena ia tahu pasti selalu saja ada hal buruk mengenai dunia. Semua orang mempunyai rahasia, termasuk dirinya dan keluarga ini. Entah rahasia itu begitu rahasia. Atau rahasia itu tak terlalu rahasia dimana jika tersebar tak akan memberikan banyak dampak buruk.

Dunia ini kejam. Miya tahu itu. Tak peduli sebagus apapun fasilitas yang ada serta kehidupan masyarakatnya. Selalu saja ada sisi gelap yang tak pernah terekpos ke hadapan publik. Seperti halnya bocah ini. Miya sedikit berasumsi jika bocah ini merupakan semacam korban dari sebuah proyek yang dikerjakan oleh seseorang ataupun kelompok. Kebetulan proyek itu melibatkannya sebagai subjek uji coba.

Entah dia adalah semacam proyek gagal atau berhasil. Miya tak tahu itu. Bukan hanya itu dengan adanya dia disini ada dua kemungkinan. Pertama dia kabur dari penelitian itu dan mencoba untuk bersembunyi dihutan, tempat dimana mereka bertemu. Kedua, ada kemungkinan dia dibuang oleh mereka. Entah karena ada kecacatan hingga akhirnya dia dibuang.

Dua kemungkinan ini bisa saja meleset. Masih ada banyak sekali kemungkinan yang bisa saja terjadi mengenai bocah ini. Cara tercepat untuk mengetahui itu semua adalah dengan memasuki pikirannya. Melihat isi otaknya untuk mengetahui apa yang terjadi. Seperti yang sudah dikatakan dunia ini kejam, bahkan untuk dia dan juga keluarganya. Yotsuba sendiri juga mempunyai ruang penelitian guna menciptakan seseorang berkemampuan sihir. Tentunya itu semua sangat menyiksa.

"Aku sudah menduga jika kau memang bukan sembarang anak biasa. Bahkan mengetahui jenis sihir apa yang kupakai. Mendengar dari perkataanmu barusan itu sudah meyakinkan pendapatku. Tapi kau tak perlu khawatir akan masalah yang akan terjadi nanti karena aku membawamu kesini. Meskipun perbuatanku padamu memang terdengar buruk, tapi bukan berarti aku adalah orang seperti itu. Percayalah aku bukan orang jahat. Tentunya alasan kenapa aku membawamu kemari adalah karena aku tertarik padamu. Tertarik akan kemampuanmu dan tertarik akan pemikiranmu yang berbeda dari kebanyakan anak, Reishi."

"Anda terlalu berlebihan, Miya-san. Anak yang sama sepertiku pasti ada banyak di negara ini. Anda terlalu melebih-lebihkan mengenaiku."

"Aku yakin pendapatku mengenaimu tidaklah berlebihan. Justru kau terlalu merendah diri, Reishi. Aku yakin jika anak seperti dirimu itu sangatlah langka. Karena itu kau tak perlu merendah seperti itu."

Alur pembicaraan ini sepertinya akan dikuasai oleh Miya. Tak peduli apapun perkataan Reishi, itu semua hanya akan menguatkan pendapat mengenai dirinya. Reishi tak menemukan satu pun hal untuk bisa membuatnya keluar dari situasi ini. Ia seperti mangsa terjerat dalam perangkap. Semakin berusaha untuk keluar, semakin kuat jeratan ini mengikat tubuhnya.

Tapi ada satu poin penting dimana ia bisa memanfaatkannya. Reishi tahu Yotsuba bukanlah sembarang keluarga biasa. Clan ini merupakan salah satu dari 10 clan besar yang amat ia waspadai. Pengaruh dari clan ini begitu besar dalam membantu fondasi pemerintahan jepang. Jaringan informasi dan komunikasi dari clan ini sudah pasti banyak. Jika ia berhasil menyusup masuk kedalam akses informasi dari clan ini, bisa saja ia mendapat suatu informasi yang bisa membantunya mewujudkan apa yang ia inginkan.

"Pengetahuanmu memang tinggi. Bisa mengetahui sihir tipe apa yang telah kugunakan padamu. Sepertinya aku tak perlu repot-repot untuk menjelaskan beberapa hal mengenai sihir. Mengingat ucapanmu barusan aku rasa kau memang sudah paham. Tak kusangka jika seorang anak terlantar sepertimu bisa mempunyai pengetahuan setinggi ini."

"Aku memang seorang anak terlantar, tapi aku tetap belajar untuk memahami bagaimana dunia ini berjalan. Memanfaatkan semua hal yang bisa kupakai, dari buku tua ataupun melihat kebiasaan seseorang. Karena kutahu, tanpa itu semua akan sulit bagiku untuk hidup didunia ini. Bahkan jika dunia ini sudah dipenuhi oleh teknologi canggih dan infrakstruktur modern, tak ada jaminan untuk seorang gelandangan sepertiku bisa hidup dengan tenang."

"Begitu ya. Kau pasti sudah mengalami banyak hal hingga bisa berucap seperti itu. Hanya ingin tahu saja. Melihat dirimu mempunyai pengetahuan yang cukup. Apa kau juga tahu mengenai keluarga Yotsuba?"

"Hanya sedikit. Yotsuba merupakan salah satu dari 10 clan besar yang ada dijepang. Kalau tak salah Yotsuba merupakan clan paling tersohor dari 10 clan besar, dimana pengaruh clan ini lebih besar ketimbang clan lainnya. Serta... kalau tak salah kepala clan saat ini dijuluki sebagai penyihir terkuat. Hanya itu saja yang kuketahui mengenai Yotsuba."

Seperti dugaannya, dia bukan sembarang anak biasa. Perkataan Reishi mengenai Yotsuba memang terdengar biasa. Tapi untuk anak seumurannya bisa memberikan informasi seperti itu, terlebih informasi itu sedikit rahasia walau tak akan memberikan efek besar. Perkataanya mengenai Yotsuba memang menakjubkan. Miya ingin tahu dari mana dia mendapatkan semua informasi ini. Mengingat dia adalah anak terlantar tanpa rumah dan orang tua. Ini patut dipertanyakan.

"Karena itulah,Reishi..."

Sontak Miya langsung bangun dari kursi yang ia duduki. Berdiri disana dimana tatapannya tak pernah lepas dari Reishi. Tak lama kedua kaki miliknya mulai melangkah. Bukan untuk meninggalkan tempat tersebut atau memilih untuk berjalan disekitar ruangan guna mencari hal untuk dibicarakan. Langkah kakinya tertuju pada Reishi.

Reishi masih berada disana. Tak bergerak sedikitpun dari kasur yang tengah ia duduki. Namun iris mata miliknya sedikit menengadah guna melihat lebih jelas akan ekspresi apa yang tengah ditunjukan oleh Miya. Karena Miya sedang berdiri, otomatis wajahnya secara reflek terangkat. Hingga tak lama wajah putih miliknya langsung merasakan sebuah rasa hangat. Sebuah sensasi di kulit putih miliknya tak kala kedua tangan milik Miya memegangi wajahnya.

"Reishi, sudah kuputuskan. Aku ingin kau bergabung menjadi bagian dari Yotsuba, menjadi milikku. Menjadi seorang "Guardian" yang pantas untuk berada disiku. Entah itu menjadi seorang perisai untuk melindungiku ataupun menjadi sebuah tombak untuk menggapai ambisi milikku."

Bisa dibilang kedua iris berbeda warna itu saling menatap satu sama lain, jarak mereka berdua begitu dekat. Iris merah milik Miya dimana senyuman pada bibir lentiknya itu tak pernah hilang. Menatap begitu dalam pada iris heterochromia milik Reishi. Tatapan Miya seakan menyelam begitu dalam untuk bisa menaklukan Reishi. Meski begitu tatapan itu seakan tak berpengaruh pada Reishi. Wajah miliknya juga sama tak berubah, datar tanpa emosi.

"Tidak terima kasih. Aku tak mau menyerahkan hidupku begitu saja pada anda. Aku yakin ada orang lain yang lebih cocok untuk menerima posisi tersebut. Lagipula bocah sepertiku menjadi seorang "Guardian", apakah itu tidak terlalu berlebihan untuk anda?"

Pemandangan diantara mereka berdua bisa dikatakan agak sedikit memalukan. Terlebih jarak diantara mereka begitu dekat. Sangat dekat sampai membuat jantung siapapun akan bergetar hebat jika melihat pemandangan ini. Reishi adalah seorang lelaki tapi karena usianya terbilang masih kecil, bisa dibilang jika ini adalah sebuah hal yang biasa. Sama seperti Miya. Ia sudah dewasa dan tahu jika perbuatannya saat ini agak tidak sopan. Tapi karena Reishi masih seorang anak-anak. Miya rasa jika ini tidak terlalu berlebihan.

Jantung siapapun pasti akan bergetar hebat dan tak karuan jika berada diposisi Reishi sekarang. wajah mereka berdua begitu dekat, hanya menyisakan 5 centimeter jarak diantara mereka. Tapi bagi orang lain, wajah yang didekap oleh seorang wanita cantik seperti Miya, jika mereka lelaki sudah pasti semburat merah akan langsung menghiasi pipi. Perasaan tak tenang dan rasa gugup sudah pasti mulai menguasai. Tapi untuk kasus Reishi. Ketertarikan pada seorang lawan jenis, walau lawan jenis itu sudah berumur dan beranak 2, sama sekali tak mempengaruhi dirinya.

Wajah itu seperti batu yang dikikir menyerupai wajahnya. Tak bergeming sedikitpun ataupun menunjukkan suatu ekspresi gelagapan pada kondisinya saat ini. Tenang tanpa ekspresi, bahkan jika dirinya sedang didekap oleh seorang wanita cantik seperti Miya. Tak ada satupun perubahan signifikan terhadap wajahnya. Malahan dia tengah menunggu. Menunggu wanita ini untuk segera berbicara.

"Tidak. Perkataanku mengenaimu tidaklah berlebihan. Malahan kau pantas menerima posisi tersebut. Dengan sihir dan pelatihan dari Yotsuba, ditambah kemampuan yang kau miliki. Menjadi seorang "Guardian" bukanlah hal yang sulit untukmu. Aku yakin itu."

"Tapi kenapa harus aku? Bukankah diluar sana masih ada banyak orang lain yang bisa anda jadikan sebagai "Guardian" anda. Kenapa anda malah memilih seorang anak gelandangan sepertiku untuk menjadi "Guardian" milik anda?."

Sejenak terdiam untuk mengambil nafas. Miya tak menyangka jika bocah ini akan terus memberinya perlawanan untuk menolak negosiasi yang ia berikan. Seakan keras kepala atau entah apa yang membuat Reishi terus menolak tawaran dari Miya.

Bocah yang tangguh. Seakan dia tahu jika apa yang dikatakan olehnya mempunyai makna tersembunyi. Bagi bocah seumurannya, langsung percaya pada perkataan orang dewasa, entah itu benar atau tidak bukanlah hal yang biasa. Tapi dia, apa yang membuatnya bisa memahami jalan pikiran orang dewasa.

"Tentu. Karena kau itu begitu spesial. Bahkan jika diluar sana masih banyak kandidat untuk posisi tersebut, belum tentu aku menemukan seseorang seperti dirimu. Bahkan jika kemungkinannya tidaklah nol, tapi aku tak ingin mengorbankan kesempatan ini pada kemungkinan itu. Sejak pertama kali melihatmu aku sudah merasa bahwa kau bukan sembarang anak biasa. Tutur katamu, sikapmu serta pemahamanmu akan dunia ini. Kau itu dianugrahi banyak hal, namun tak ada seorang pun yang tahu akan kelebihanmu. Seperti halnya sebuah permata di tumpukan kotoran."

Miya tak akan menyerah. Meski wajah putih nan bersih miliknya masih belum menunjukan perubahan, pasti ada sebuah celah. Sebuah titik kecil dimana ia bisa menghancurkan ekspresi bagai boneka itu. Miya tak bisa melepaskan bocah ini. Pemahamannya mengenai dunia ini sangat jarang dimiliki oleh bocah seumurannya, belum lagi akan kemampuan langka miliknya.

Miya ingin tahu, apa kemampuan Reishi hanya sebatas melihat lebih dalam pada jaringan tubuh seseorang? Tidak pasti bukan hanya itu saja. Jika dikembangkan bisa saja ada potensi lain didalam Reishi untuk meningkatkan kemampuan miliknya. Karena itu melepaskan bocah ini akan sangat fatal untuk kedepannya.

"Lagipula, bukankah ini bagus. Seseorang sepertimu yang hidup sendiri didunia ini, tanpa orang tua, tanpa rumah, dan tanpa tujuan yang jelas. Tak ada seorangpun didunia ini bisa hidup seperti itu. Kau itu masih kecil dan tak pantas untuk menjalani kehidupan seperti ini. Banyak hal yang perlu kau pelajari dan ketahui di umurmu saat ini. Seharusnya anak sepertimu lebih banyak bermain bersama seumuranmu daripada hidup seorang diri di hutan belantara."

Miya sejenak terdiam mengambil nafas untuk melihat apakah ada perubahan pada wajah dingin itu. Tentunya wajah itu masih sama seperti biasa. Dia tangguh, atau mungkin setiap ucapan Miya tak lebih dari sebuah basa-basi tak penting milik orang dewasa. Seakan jika Reishi tahu atau muak mendengar kata penyemangat seperti itu.

Bisa dikatakan ini merupakan ucapan yang sering dikatakan oleh orang dewasa untuk sekedar menasehati buah hati mereka. Begitu. Jika itu memang benar, maka cara ini tidak akan berhasil. Lagipula mata ini seperti sudah menjelaskan semuanya.

Menyadari ini, ekspresi Miya berubah. Wajah itu tak menunjukkan aura intimidasi kuat untuk mendominasi lawan bicara. Seperti bukan Miya saja saat ia harus menunjukan ekspresi seperti ini. Ekspresinya sekarang berubah menjadi lebih lembut. Seperti halnya seorang ibu yang sedang memeluk anaknya. Bibir itu bahkan tersenyum sangat tulus. Sama halnya seperti senyuman seorang ibu.

"Reishi, saat melihat matamu itu entah kenapa hatiku terasa sakit. Matamu itu seakan menggambarkan bahwa kau sudah menjalani kehidupan kejam nan sulit. Aku tak tahu apa yang kau lalui namun aku berpikir itu semua bukanlah hal bagus untuk dikatakan. Ini pertama kalinya aku mengetahui seseorang, apalagi anak seumuranmu sudah menjalani kehidupan seperti ini, dan juga ini pertama kalinya untukku merasakan perasaan ini. Aku masih tak percaya jika anak seusiamu bisa menjalani kehidupan seperti ini."

Sejenak Reishi terdiam melihat perubahan pada wajah anggun itu. Tampak lebih hangat dan begitu lembut. Wajah itu seakan berkata bahwa ia merasa tak tega dan merasa kasihan atas hidupnya. Seperti halnya menenangkan tangisan seorang bayi, menggunakan tutur kata lembut dan belaian tangan. Ngomong-ngomong Miya sendiri juga merupakan seorang ibu dari 2 anak, maka tak aneh bagi seseorang seperti dirinya bersikap seperti ini.

"Aku tak mengerti kenapa anda bisa begitu baik, kepada orang asing sepertiku yang tak lebih dari seorang gelandangan. Aku selalu percaya bahwa orang sebaik anda tidak pernah ada dimuka bumi ini, bahkan orang itu rela memberikan rumah, tujuan dan arti untuk hidup. Tapi setelah melihat anda, entah kenapa pemikiranku tentang tidak adanya seseorang seperti anda terasa menghianatiku."

Wajah miliknya tiba-tiba tertunduk, seakan terdiam didalam pikirannya sendiri. Tidak terlalu lama hanya beberapa detik. Tapi entah perkataan Miya berhasil masuk kedalam hatinya atau karena hal lain, terlihat bibir kecil itu tampak sedikit tersenyum. Namun senyum itu tak menggambarkan rasa kebahagian. Itu bagaikan senyum tulus menerima penderitaan. Dan saat itu, begitu Miya melihat ekpresi bocah ini, mental pertahanannya seakan hancur.

"Seperti perkataan anda barusan aku memang tak punya apa-apa dalam hidup ini. Meski begitu, didalam hatiku yang kosong ini ada satu hal yang membuatku berjuang untuk terus hidup. Itu adalah senyuman. Begitu hangat dan tulus seolah dia begitu senang melihatku. Aku tak tahu siapa wanita ini, apa dia ibuku, kakakku atau orang asing. Hanya saja senyumannya memberiku semangat untuk terus hidup."

Miya terdiam.

Bukan apa-apa tapi mendengar tutur kata barusan itu, entah kenapa hatinya menjadi memanas. Ini bukanlah cemburu ataupun iri hati. Perasaan ini begitu berdebar-debar seperti ingin meledak. Terlebih, ekspresinya tadi, apa itu?. Miya berpikir dan seakan percaya jika wajah itu tak akan pernah berubah. Wajah itu pasti akan tetap seperti itu selayaknya boneka. Namun ketika mendengar pengakuannya itu serta ekspresinya tadi sangat tak tertahankan. Bagaimana mengatakannya. Begitu murni. Sama seperti seorang Malaikat tengah menangis.

Tidak. Bukan seperti ini.

Seharusnya dia berhasil membuat bocah ini luluh dan percaya bahwa ia adalah orang baik. Menerima keinginannya setulus hati dan membuatnya menjadi bagian dari Yotsuba. Tapi bukan seperti ini. Kenapa saat ini hatinya menjadi tak kuat melihat perubahan dari Reishi. Ia memang berharap jika wajah bagai boneka itu bisa hancur dan berubah menjadi ekspresi lain.

Kenapa semua ini tak berjalan sesuai kehendaknya.

Miya sekarang menangkap wajah Reishi tampak berbeda dari biasanya. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa sungkan untuk melihat kearahnya. Terlihat wajah itu tampak beberapa kali berpaling. Seolah ia tak ingin melihat kearahnya.

"Ada apa? Apa ada yang aneh dengan wajahku?"

Miya mencoba untuk mempertahankan sikapnya. Meski didalam hatinya ia seakan sulit namun ia paksakan untuk tetap tenang. Ia juga takut apa ia tak bisa menahan dirinya.

"Ah ti-tidak. Hanya saja, entah kenapa senyuman anda barusan begitu mirip akan seseorang didalam hatiku. Maaf jika perkataanku menyinggung."

Begitu ya.

Pada akhirnya semua ini tak berjalan sesuai keinginannya. Miya berpikir bahwa dia bisa membuat bocah ini menjadi miliknya sebagai pengabdi setia untuk Yotsuba. Mencurahkan segala hal didalam dirinya hanya untuk kepentingan Yotsuba. Tapi ia tak tahu harus bersikap apa sekarang. Didalam hatinya ia memang ingin menjadikan bocah ini sebagai bagian dari Yotsuba. Bukan sebagai alat belaka, tapi sama seperti halnya sebuah keluarga.

Tidak. Kenapa ia berpikir seperti ini.

Ini tidak seperti dirinya. Ia bangga pada dirinya sendiri sebagai bagian dari Yotsuba. Sebagai bagian keluarga paling terhormat diantara 10 clan besar. Ia bahkan tak segan mengorbankan dirinya untuk Yotsuba, dan itu terbukti akan beberapa percobaan yang telah ia alami. Tak peduli siapapun orang itu, asal-usulnya, ataupun jika orang itu berasal dari bayi tabung. Selama mereka berguna sebagai alat untuk Yotsuba, maka ia akan menerima mereka semua.

Tapi hati dingin miliknya seakan goyah ketika bertemu anak ini. Begitu hampa dan kosong. Ia bagaikan melihat dunia penuh akan keputusasaan. Menyerah pada harapan untuk membuatnya bisa hidup bahagia. Dia memang mempunyai kelebihan, entah dari pemahaman atau kemampuan spesial. Tapi Miya rasa itu harus dibayar mahal untuk mendapatkan kelebihan tersebut.

Miya sejenak memejamkan mata guna menghilangkan pikiran berkecamuknya. Ia tak menyangka jika hatinya bisa menjadi goyah oleh anak ini. Jika harus berpendapat, ini semua mempunyai sisi baik dan juga buruk.

Kita mulai dari sisi buruknya terlebih dahulu. Miya sendiri terkenal sebagai penyihir yang mampu mengendalikan alam bawah sadar seseorang. Entah itu memasuki alam bawah sadar orang lain, memanipulasi alam bawah sadar mereka, ataupun menghilangkan kesadaran seseorang secara instan. Perlu diketahui ia juga merupakan bagian dari subjek percobaan dimana dirinya berakhir kehilangan bagian penting dari dalam dirinya sebagai manusia.

Emosi.

Bisa dibilang jika emosi didalam dirinya sudah menghilang. Entah itu rasa sedih, gembira atau sukacita, Miya sendiri hanya punya satu ekspresi untuk menggambarkan itu semua. Wajah anggun miliknya akan terus seperti itu, bahkan jika ada kejadian yang dapat memicu emosinya, wajah itu akan tetap sama.

Sisi baiknya bisa dikatakan jika percobaan terhadap dirinya sendiri masih ada kecacatan. Bisa dibilang kejadian ini merupakan bukti bahwa percobaan itu tidak sepenuhnya berhasil. Ini berarti sisi manusia didalam dirinya tidak sepenuhnya menghilang dan ia akhirnya bisa merasakan kembali emosi ini. Perasaannya sebagai seorang manusia didalam dirinya kembali memuncak. Itu semua disebabkan oleh bocah ini.

Jika ini memang harus terjadi biarlah. Tapi Miya akan tetap berpegang teguh akan tujuannya. Meskipun agak sedikit berbeda, tapi bukan berarti ia harus melangkah mundur menerima perbedaan itu. Karena itu ia sudah membuat keputusan bulat akan nasib bocah ini sekarang. Agak disayangkan memang jika sedikit tak sesuai, tapi hasilnya juga pada akhirnya sama.

"Reishi, jadilah bagian dari Yotsuba. Tidak, lebih tepatnya jadilah bagian dari keluargaku. Sebutan Guardian untukmu nanti hanyalah sebatas formalitas. Karena pada dasarnya aku ingin kau menjadi bagian dari keluargaku. Tapi, akan ada sedikit masalah jika tiba-tiba aku langsung mengadopsimu menjadi bagian dari keluargaku. Karena itu jadikan ini sebagai rahasia diantara kita. Aku ingin kau menjadi Guardianku sekaligus sebagai bagian dari keluargaku."

Reishi sendiri seakan terkejut melihat perubahan tiba-tiba dari seseorang bernama Shiba Miya. Parasnya begitu cantik dan anggun serta iris mata merah miliknya seakan memikat siapa saja. Namun sekarang sikap elegan itu seakan hancur berubah menjadi seseorang penuh akan rasa iba. Reishi tak menyangka jika Miya akan menjadi seperti ini. Mendekapnya secara tiba-tiba dan mencurahkan keinginannya. Sosok elegan dari Shiba Miya hancur seketika.

"Aku….menjadi bagian dari keluarga anda?"

Iris matanya sedikit membulat. Seakan tak percaya akan perkataan tulus barusan. Bahkan jika itu berasal dari seseorang bermartabat seperti Miya. Mendengar itu Miya langsung melepaskan dekapannya dan langsung melihat ke arah wajah putih dan polos sebagai mana seorang anak kecil. Melihat itu entah kenapa tiba-tiba bibir tipis miliknya langsung tersenyum lembut melihat wajah Reishi.

"Iya. Aku harap kau mau menerimanya. Bagaimana?"

Wajah elegan milik Miya sekarang bak hancur berkeping-keping. Wajah itu sekarang tak lagi menunjukan senyum anggun dan intimidasi tinggi. Sekarang ini wajah Miya diliputi keinginan tinggi dan tekad kuat untuk mengajak anak ini, Reishi menjadi bagian keluarga miliknya.

Tapi ini aneh. Bahkan setelah semua perkataan penuh tekad kuat dan keseriuasan tinggi dari Miya barusan, kenapa harus memasang muka seperti itu. Dia seharusnya bahagia dan senang atas tawarannya barusan. Karena sekarang ia bisa bebas dari semua penderitaan dan rasa hampa. Tapi kenapa, wajah itu kembali menjadi tak beremosi. Apa Reishi tak mempercayai semua ucapannya barusan.

"Setelah semua ini aku ragu untuk menolak tawaran anda. Bahkan seorang wanita terhormat seperti anda mau mengangkatku menjadi bagian keluarga anda. Tapi tak apa, anda tak perlu menganggapku seperti itu. Seseorang sepertiku yang tak mempunyai apa-apa, bahkan alasan untuk hidup. Namun ketika aku mendengar perkataan anda mengenai diriku, membuatku sadar akan sebuah fakta…."

Apa sudah berakhir?

Apa sekarang Miya bisa mendengar jawaban iya dari bocah bersuarai pirang didepannya. Jika memang maka keinginan terbesar didalam dirinya sudah tercapai. Menjadikan bocah ini sebagai Guardian pribadi sekaligus bagian dari Yotsuba serta menjadi bagian dari keluarga. Apa keputusannya ini tak terlalu egois? Apa ia kelak akan menyesali keputusannya kelak? Miya tak bisa menjawabnya sekarang.

Lebih dari itu, apa keputusan Reishi. Apa ia menerima tawarannya atau tidak. Setelah berhasil menghancurkan topeng hampa itu dan melihat perubahan suasana dirinya. Sudah seharusnya ia langsung menerima tawarannya. Tapi pecahan itu seakan kembali berkumpul dan menyatu untuk kembali menyusun sebuah topeng bernama hampa. Serta ucapannya barusan, entah kenapa Miya agak tak tenang. Merasa tegang, menunggu jawaban seperti apa yang akan keluar dari Reishi.

"Miya-san, kuterima tawaran anda. Menjadi Guardian anda ataupun menjadi pengabdi setia untuk Yotsuba. Miya-san semua perkataan anda mengenaiku memang benar. Orang tua, tempat tinggal ataupun alasanku untuk terus hidup, aku sama sekali tak mempunyai itu semua. Karena itu, lebih baik kuserahkan hidupku ini pada anda. Entah itu mempunyai arti atau tidak sama sekali, setidaknya aku merasa berguna jika anda memang mau menggunakan saya. Anda tak perlu sungkan, silahkan gunakan saya sesuka hati anda, Miya-san bukan tapi Miya-sama."

Eh!. Tunggu, kenapa jadi seperti ini?.

Wajah itu, mata itu dan perkataan barusan, apa-apaan semua ini. Miya tak mengerti. Kenapa semua ini menjadi sangat berantakan. Tidak, dari awal tujuan miliknya juga sudah mulai melenceng. Tujuan awal Miya adalah untuk membuat bocah ini menjadi patuh dan mengabdikan hidupnya demi Yotsuba. Tentunya itu semua tidaklah mudah mengingat dia sungkan untuk menerima tawarannya.

Kemudian setelah mendengar sedikit kisah kehidupan milik Reishi. Miya merasakan sebuah reaksi asing didalam tubuhnya. Hati paling dalam Miya seraya berkata untuk merangkul anak ini menjadi bagian keluarga. Saat itu juga beberapa emosi didalam dirinya merangkak kembali keluar. Karena itu Miya sudah tak peduli lagi akan tujuan utamanya membawa bocah ini.

Tapi perkataannya barusan seolah menghancurkan kembali keinginan Miya tadi. Dimana membuat Reishi menjadi bagian keluarga. Apa dia memang sengaja untuk mempermainkan dirinya hingga menjadi seperti ini? Lebih dari itu, tatapannya barusan serta ekspresi miliknya tadi bukanlah main-main. Miya merasakan aura kuat dari pengakuannya barusan untuk menyerahkan hidupnya.

Menakutkan.

Miya tak pernah tahu jika ada seseorang seperti Reishi, terlebih dia masih kecil. Untuk membuat kepribadian seperti Reishi, perlu diadakannya sebuah eksperimen pada otak untuk merubah kepribadian. Dimulai dari menghapus semua emosi dan hanya menyisakan setidaknya 1 atau 2 emosi saja.

Tapi anak ini, jika dia memang berasal dari sebuah fasilitas penelitian, maka dari dulu emosi didalam dirinya sudah lama menghilang. Tapi Miya sama sekali tak menemukan fakta jika Reishi berasal dari sebuah fasilitas penelitian. Sebenarnya, kehidupan macam apa yang telah ia jalani hingga bisa menjadi seperti ini.

Wajah cantik itu terlihat melamun, atau lebih tepat terlihat shok. Iris merah Miya terlihat sedikit membulat. Setelah semua percakapan tadi, bahkan sampai dititik dimana emosi miliknya kembali memuncak. Keinginan untuk menjalin suatu hubungan layaknya keluarga, langsung sirna begitu saja. Miya tak tahu harus bersikap apa sekarang. Saat ini luapan emosi didalam dirinya bergerak tak stabil. Apa ia harus marah, senang atau kecewa. Miya tak tahu. Ia tak bisa mengekspresikan itu semua.

Apa semua percakapan ini telah direncanakan oleh bocah berumur 7 tahun ini? Jika memang benar, maka sejak awal Miya sudah berada dalam genggamannya. Membuat dirinya tunduk dan luluh padanya dan berpikir untuk menjadikannya sebagai bagian dari keluarga miliknya. Terburuk dari itu semua adalah, emosi didalam dirinya kembali memuncak. Dan sekarang ini gejolak emosi didalam dirinya tidak stabil.

Sekarang ini pun, ketika Miya melihat wajah putih bersih bagai boneka itu sama sekali tak berubah. Untuk sekilas memang, tapi iris merah milik Miya bisa melihat adanya suatu perubahan tersendiri dari anak ini. Miya mencoba melihat lebih dalam pada iris heterochromia milik anak ini guna mencari sebuah kebohongan.

Tapi, ia tak mendapat apapun selain sebuah keseriusan, bahkan aura miliknya terasa berbeda. Maka tak aneh bila saat ini wajah anggun miliknya tampak berbeda. Senyum anggun dari bibir lentik itu kembali terukir. Namun saat dilihat tak ada kesan bahwa senyuman itu begitu indah untuk dilihat. Malah senyuman itu terlihat menakutkan untuk dilihat oleh seorang anak berumur 7 tahun seperti Reishi. Seperti seorang maniak atau psikopat.

Shiba Miya

.

..

.

Wanita yang Menakutkan

.

Frost of God

Mashiro Yuki, tidak untuk saat ini Reishi adalah namanya. Terlempar kedunia lain ketika mengunjungi altar misterius ditempat kelahirannya. Hingga tiba-tiba cahaya aneh langsung memakan tubuhnya dan sekarang ia berakhir didunia ini. Selama 6 bulan lebih ia dedikasikan untuk mencari segala macam informasi. Ia berharap bisa menemukan cara untuk mengirim kembali dirinya kedunia asal. Namun untuk saat ini ia masih belum menemukan apa-apa.

Sekarang ini, bisa dikatakan ia berada dalam kondisi paling buruk. Tertangkap oleh seseorang dan berakhir menjadi bagian sebuah keluarga ternama. Menjadi seorang Guardian dari keluarga Yotsuba, terlebih dia dipilih langsung oleh salah satu dari 2 saudari ternama, Shiba Miya. Sempat menolak walau akhirnya ia menerima tawaran dari Miya. Untuk sekarang dan kedepannya, ia akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk Yotsuba, atau setidaknya begitu.

Penampilan Reishi juga sedikit berubah. Ketika resmi menjadi bagian dari Yotsuba, dia diberi beberapa pakaian dan juga kamar pribadi. Karena masih kecil pakaian tersebut juga tidak terlalu mencolok. Hampir sama seperti pakaian miliknya dulu. Saat ini, ia memakai kaos polos lengan panjang berwarna hijau tua serta celana panjang sampai tumit berwarna hitam. Mungkin karena ini didalam rumah maka pakaian miliknya terkesan begitu santai. Tapi mengingat posisinya, ia sedikit menduga jika pakaian seorang Guardian bukanlah seperti ini. Walaupun ada beberapa pakaian lain, tapi untuk sekarang ia rasa pakaian ini cukup cocok.

Meski Miya memang sudah menyetujui dirinya untuk tinggal disini sebagai seorang Guardian, bukan berarti anggota keluarga lainnya akan langsung setuju begitu saja akan keputusan dari Miya. Sudah pasti akan ada penolakan hampir dari seluruh anggota keluarga akan keputusan Miya membawa anak asing seperti dirinya.

Terlebih sang suami, Shiba Tatsurou sangat mempertanyakan dan menolak keras akan keputusan Miya. Sudah jelas, perbuatan Miya ini bisa saja mencoreng nama baik dari dua keluarga. Bahkan jikalau memang Miya membutuhkan seorang Guardian tentunya ada kandidat lain. Bukan bocah berumur 7 tahun dengan asal-usul tak jelas.

Memang, terjadi perdebatan sengit antara keluarga Yotsuba dan sang suami. Bahkan saudari Miya juga seakan tak bisa berkata apa-apa akan keputusan saudari perempunya. Seperti biasa Miya bahkan dalam keadaan panas seperti ini pun, wajah miliknya sama sekali tak berubah. Tak mempedulikan akan tekanan atmosfer dari semua orang, terutama Maya sang saudari. Wajah anggun itu sama sekali tak akan pernah terusik, bahkan jika suasana sedang memanas sekalipun.

Semua orang tahu, Yotsuba Maya dan Yotsuba Miya merupakan saudari. Kehebatan mereka sebagai seorang penyihir serta kecantikan mereka juga bukanlah main-main. Meski saudari kandung, bukan berarti Maya selalu mendukung akan keputusan Miya. Bisa dibilang jika ia dan Miya sama sekali tidak dekat, malah mereka terlihat seperti bermusuhan. Karena memang mempunyai prinsip dan pemahaman berbeda, bisa dibilang keduanya tengah berperang dingin.

Meski begitu bukan berarti Maya sama sekali tak penasaran pada bocah bersurai pirang disana. Ini pertama dalam hidupnya Maya melihat Miya bertindak diluar nalar. Maka dari itu memang benar jika bocah ini mempunyai hal istimewa didalam dirinya. Bahkan saat inipun, bocah itu juga terlihat tak bergeming walau menerima tekanan kuat seperti ini. Jujur saja, Maya saat ini tengah melihat 2 boneka berukuran manusia. Satu diantaranya bergerak sementara satunya lagi hanya terdiam menunggu sang marionete untuk menggerakan tubuh miliknya.

Lagipula untuk seorang bocah seumurannya, rasanya agak aneh melihat tingkah lakunya. Sangat berbeda dan jauh dari kata normal. Maya sendiri juga tak tahu harus berkata apa ketika ia melihat paras dari bocah bersurai pirang ini. Wajah putih bersih tanpa emosi serta iris mata berbeda warna.

Perpaduan warna antara iris biru bagai lautan dalam dan iris hijau bersinar bagai batu emerald tidak terlalu buruk. Meski begitu Maya tak tahu kenapa tatapannya begitu hampa tanpa ekspresi. Apa terjadi sesuatu ketika ia tiba dikediaman ini? atau mungkin dia sudah seperti itu ketika tiba dikediaman ini.

Melihat lebih dalam, iris violet Maya entah kenapa merasakan sesuatu ketika melihat bocah ini. kedua iris mata berbeda, indah seperti permata namun memancarkan keterpurukan. Dibalik wajah penuh akan kehampaan itu, Maya ingin tahu apa keistimewaan bocah ini sampai Miya membawanya ketempat kediaman Yotsuba.

Apa bocah ini istimewa karena perbedaan warna pada bola mata miliknya atau mungkin terdapat sesuatu dibalik iris mata berbeda warna itu. Melihat lebih dalam pada bocah itu dan tiba-tiba Maya merasakan sebuah gejolak aneh menyerang tubuhnya. Rasanya seperti merasakan hempasan kekuatan dari bocah bersurai pirang ini. Maka tak aneh jika wajah anggun miliknya secara samar berubah. Bocah ini, didalam dirinya tersembunyi kekuatan besar. Walau sedikit tapi Maya masih bisa merasakan pancaran kekuatan tersebut. Bocah ini apa dia menyembunyikan sesuatu.

Kemudian perdebatan sengit diantara 2 keluarga besar ini bisa mereda. Setelah beberapa penolakan serta pembelaan, perdebatan ini akhirnya berhasil reda. Terima kasih pada Maya. Jabatannya sebagai pemimpin klan Yotsuba maka perdebatan ini menemui titik terang.

Meskipun masih ada ketidaksukaan ketika Maya mengijinkan sang saudari mengangkat bocah itu sebagai Guardian miliknya. Lebih dari itu sebenarnya ada alasan khusus kenapa Maya mengijinkan anak ini menjadi Guardian Miya. Maya ingin memastikan mengenai perasaannya pada anak ini. Apa dia memang begitu spesial atau tidak.

Karena itu selang beberapa hari setelah perdebatan di hari itu. Sekarang ini didalam ruangan kediaman Yotsuba. Tidak seperti sebelumnya dimana hampir seluruh kepala anggota keluarga hadir. Namun sekarang didalam ruangan ini hanya ada 3 orang saja. Yotsuba Maya dan Miya serta sang bocah spesial, Reishi. Tentunya ini adalah alasan kenapa Maya menyetujui keinginan sang saudari. Ingin memastikan sendiri mengenai hal tersembunyi didalam bocah ini.

Sama halnya seorang ratu dari kerajaan Victoria. Terlebih Maya sendiri mempunyai penampilan bak seorang bangsawan. Surai berwarna violet kehitaman bersinar oleh cahaya bulan. Memakai pakaian berupa dress panjang berwarna serupa. Ditambah akan gaya khasnya ketika menerima seorang tamu.

Duduk elegan pada sebuah sofa satu orang, dimana sandaran sofa itu agak tinggi. Ditemani oleh satu set lengkap untuk minum teh diatas sebuah meja kecil. Terlihat tangan itu memegang cangkir berisi teh hangat. Cara memegang cangkir tersebut juga begitu elegan, seperti ada etika tersendiri.

Sebelum meminum teh tersebut Maya sebentar menghirup aroma khas dari teh ini. Untuk merasakan aroma menenangkan serta harum khasnya dari sebuah teh. Kemudian bibir kecil berwarna merah itu mulai meminum teh tersebut secara perlahan. Puas akan rasa dari teh tersebut, Maya kemudian meletak cangkir itu kembali pada meja kecil dihadapannya.

Untuk mereka berdua, Miya dan Reishi hanya memilih diam melihat sang kepala klan Yotsuba meminum secangkir teh disana. Bagi Miya sendiri ia sudah terbiasa melihat betapa anggunnya sang saudari saat meminum teh, terlebih ia juga sering meminum teh bersama sang saudari.

Untuk Reishi sendiri, ia juga memilih terdiam. Bukan karena terpana akan keanggunan dan kecantikan dari Maya, melainkan ia sama sekali tak tertarik atau memang tak peduli akan keindahan pemandangan didepannya. Lagipula apa seseorang meminum teh memancarkan sebuah aura keindahan? Ia sama sekali tak mengerti itu.

Tentunya, ia dan Miya berada disini bukan untuk melihat sang kepala klan sedang meminum teh. Alasan kenapa mereka berdua disini adalah karena panggilan pribadi tersendiri dari Maya. Miya sendiri juga bisa menebak jika sang saudari seumurannya pasti akan melakukan ini. Pastinya dia juga merasakan sesuatu didalam bocah ini sama seperti dirinya. Dan itu terbukti akan keberadaan mereka disini.

"Sekarang, Miya bisa kau katakan padaku kenapa kau begitu terobsesi untuk mengangkat bocah ini menjadi Guardian milikmu. Apa dia begitu spesial sampai kau menjadi keras kepala untuk tetap menjadikannya Guardian milikmu."

Rasa hening didalam ruangan ini langsung saja buyar ketika Maya mulai angkat suara. Ia tak akan berlama-lama dan akan langsung ke intinya. Lagipula perdebatan di hari sebelumnya juga masih simpang siur akan kebenaran dari perkataan Miya. Dia bukan sembarang bocah karena didalamnya tersembunyi kekuatan misterius, begitulah sebagian besar perkataannya.

"Sudah pasti aku tak akan melakukan sesuatu begitu saja tanpa alasan yang jelas, Maya. Tentunya alasan kenapa aku mau mengangkat anak ini, Reishi, semua karena kelebihan yang dimiliki olehnya. Kemampuan, pemahaman, serta cara berpikir yang sama sekali tak dimiliki oleh anak seumurannya. Bukankah aneh jika dia memiliki itu semua. Terlebih akan kemampuan penglihatan miliknya. Jujur saja pertama kali mendengar apa yang ia lihat mengenai diriku, aku merasa tak percaya. Tapi mendengar ia menjelaskan segala sesuatunya begitu detil, aku rasa keputusanku untuk mengangkatnya menjadi Guardianku adalah keputusan yang tepat."

Maya terdiam seksama mendengarkan setiap tutur kata dari Miya. Kemampuan, pemahaman serta cara berpikirnya tidak dimiliki oleh anak seumurannya. Maya tak bisa menangkap akan maksud Miya mengenai 3 hal ini. Jika seperti itu bukankah berarti jika anak ini hanya dikarunia kejeniusan jika dia memang seperti itu atau mungkin memang ada maksud lain. Satu hal, mata tanpa emosi itu bagaimana cara dia melihat dunia ini. Ah begitu. Dia dewasa terlalu cepat.

Kemampuan penglihatan. Apa mata berbeda warna itu memang mempunyai kemampuan khusus. Jika iya apa itu seperti Elemenental Sight, dimana pengguna mengunakan Eidos untuk menyelam kedalam lautan data untuk memperoleh informasi seperti benda, bangunan dan keberadaan seseorang, atau mungkin kemampuan itu seperti mata kristal dimana mempunyai sensitivitas tinggi terhadap roh.

Jika memang seperti itu maka memang anak ini cukup spesial. Terlebih untuk keluarga Yoshida. Mengingat keluarga itu masih berpegang teguh pada penggunaan sihir kuno, sudah pasti kemampuan mata anak ini menjadi incaran mereka.

"Mengenai kemampuan miliknya. Memangnya apa yang dia lihat dengan kedua mata berbedanya itu?"

Kembali meminta penjelesan. Maya sendiri juga tak bisa berasumsi jika kemampuan penglihatan itu adalah Elemental Sight ataupun mata kristal. Bukan berarti setiap kemampuan tipe persepsi bisa dikategorikan pada kemampuan tersebut. Maya ingin tahu, apa jenis kemampuan persepsi dari bocah ini. Jika memang benar spesial maka keputusan Miya sangatlah benar untuk membawa bocah ini pada Yotsuba. Tapi, jika biasa saja maka itu semua tak lebih dari sekedar sampah.

Mendengar itu, Miya hanya tersenyum kecil akan perkataan Maya. Lagipula jika dijelaskan oleh kata-kata maka akan memakan banyak waktu dan belum tentu Maya bisa menerima setiap penjelasan darinya. Maka dari itu membuktikannya langsung adalah pilihan terbaik.

"Reishi, ini perintah pertama dariku. Gunakan kemampuan matamu untuk melihat kedalam diri Maya. Kemudian jelaskan semua yang kau lihat didalam diri Maya."

"Tentu."

Jawaban itu begitu singkat, datar dan tanpa emosi. Namun dari nada ucapannya tadi tersirat rasa patuh begitu dalam ketika menerima perintah dari sang majikan. Berkonsentrasi, kedua iris berbeda warna itu menatap Maya begitu dalam. Hijau bagai emerald dan biru bagai lautan dalam. Tatapan tanpa emosinya itu seakan menghancurkan setiap lapisan demi lapisan pada diri Maya.

Maka tak heran jika Maya agak sedikit gelisah ketika tatapan itu mulai tertuju padanya. Sesaat ia juga melihat bocah itu mengeluarkan satu ekspresi. Dia terlihat sedikit tersentak saat melihat dirinya. Apa mungkin dia menyadari akan kemampuan sihir miliknya yang begitu besar.

Tidak lebih dari 2 menit bocah ini menatap dirinya. Sampai tak lama bibir kecil bocah itu mulai bergerak untuk memberikan semua jawaban

"Menakjubkan. Pancaran Psion didalam diri anda begitu besar. Walau anda saat ini mencoba untuk menahannya guna menghilangkan aura sihir anda, tapi tetap saja kemampuan sebesar itu pasti akan sulit untuk ditahan. Melihat itu, aku seperti berada dihadapan bintang raksasa. Untuk keadaan anda aku tak melihat adanya masalah pada diri anda. Entah itu organ dan jaringan tubuh, saraf dan peradaran darah, neuron otak dan mental anda semuanya dalam kondisi baik. Sepertinya anda begitu ketat dalam menjaga kesehatan. Untuk jangka kehidupan anda masih lama. Sepertinya anda dikaruniai umur panjang. Menurut perhitunganku akan jangka hidup anda, adalah 47 tahun 5 bulan 23 hari 6 jam 43 menit 33 detik dari sekarang."

Seakan tak bisa bereskpresi mendengar jawaban terperinci dari bocah ini. mendengar setiap tutur kata dari bocah ini barusan, iris violet miliknya tiba-tiba menajam. Dari semua perkataannya tadi ada beberapa yang bisa ia anggap benar, salah satunya mengenai pancaran psion miliknya yang besar. Dan bocah ini bisa langsung mengetahui akan besarnya aura sihir miliknya, walau ia sudah menahan aura miliknya sekuat mungkin.

Tapi untuk selebihnya ia agak tak bisa mempercayai itu. Melihat kedalam tubuh manusia dan mengetahui apakah ada kerusakan atau tidak. Ini sulit. Maya ingin percaya namun nalarnya berkata tidak. Bocah ini, dia begitu berbahaya.

Sementara itu Miya yang berada disisi Reishi hanya menunjukan wajah anggun seperti biasanya. Sebenarnya Miya sedikit berharap jika Maya tak akan seterkejut itu seperti dirinya. Karena dia adalah saudarinya maka tak aneh jika ia akan bersikap sama seperti dirinya.

"Tapi. Ada satu hal kecacatan didalam tubuh anda. Walau kecacatan itu tak akan memberikan dampak pada anda tapi tetap saja membekas didalam diri anda. Maaf jika tidak sopan, kecacatan itu berasal dari salah satu organ milik anda. Organ reproduksi anda sepertinya kurang bekerja dengan baik. Khususnya pada rahim anda. Hanya saja kecacatan itu bukan berasal dari bawaan atau ada kelainan genetik. Melainkan adanya faktor dari luar yang membuat rahim anda menjadi tak berfungsi. Apa mungkin, anda mengalami pemer-"

Reishi tak bisa menyelesaikan perkataannya ketika tiba-tiba sepasang tangan langsung membekap mulutnya. Meskipun tiba-tiba tapi tak ada perubahan pada wajah datar itu. Meskipun tindakan tersebut dapat mengagetkan seseorang.

Untuk Miya sendiri dimana ia tiba-tiba membekap Reishi untuk tidak menyelesaikan perkataannya tadi. Saat ini entah kenapa wajahnya terhalang oleh rambut hitam miliknya. Maya sendiri juga sama. Ekspresi miliknya tiba-tiba tak bisa terlihat jelas. Terhalang oleh surai violet kehitaman miliknya. Kemudian suasana tiba-tiba menjadi sunyi.

Cukup lama keheningan terjadi. Bahkan bisa saja membuat seseorang menjadi canggung bila berada pada situasi ini. tak ada yang berucap ataupun berkata. Entah itu Miya, Maya ataupun Reishi sendiri. Ah pengecualian untuk Reishi karena Miya masih membekap mulutnya. Sekian keheningan ini terjadi, akhirnya sang pemimpin klan memutuskan untuk angkat suara.

"Miya, sebagai pemimpin dari klan Yotsuba. Dengan ini kunyatakan anak itu sebagai Guardian milikmu. Dan sebagai pemimpin dari klan Yotsuba kuperintahkan kau untuk terus mengembangkan potensi dari anak ini. Setelah kusadari, anak ini masih mempunyai banyak sekali potensi untuk dikembangkan."

"Sesuai keinginanmu, Maya."

Begitulah, keputusan langsung dari pemimpin klan Yotsuba. Reishi, secara resmi sudah menjadi Guardian milik Miya dan sekaligus bagian dari Yotsuba. Karena ini keputusan langsung dari Maya maka tak siapapun lagi yang merasa keberatan akan keputusan mutlak darinya. Jikalau memang tidak suka, maka persiapkan dirimu untuk menghadap padanya.

Dengan ini Reishi atau Mashiro Yuki resmi menjadi bagian dari Yotsuba dimana statusnya sebagai Guradian milik Miya. Meski begitu ia juga perlu menjaga diri agar tak terlalu menonjol dalam menunjukan kelebihannya. Jika itu terjadi maka situasi akan menjadi lebih buruk dari ini. Lagipula ia memilih cara ini sebatas untuk mencari informasi saja, tidak lebih.

belum lama setelah beranjak pergi dari ruangan Maya. Kali ini berada disalah satu lorong kediaman Yotsuba. Terlihat Miya berjalan begitu anggun beserta Reishi tak jauh dibelakangnya. Tak ada pembicaraan diantara mereka. Memilih diam untuk berada didalam pikiran masing-masing.

Meskipun ada satu kejadian tak terduga yang bisa saja menjadi bahan pembicaraan. Tapi mengingat Reishi tak lebih dari seorang penjaga. Mengajak sang majikan berbincang merupakan tindakan tak sopan. Ia akan bicara jika sang majikan menyuruhnya bicara atau saat Miya menanyakan sesuatu. Dan keheningan inipun tak lama buyar.

"Reishi. Mengenai kondisi Maya, aku harap kau tak lagi mengungkit hal itu. Itu adalah aib terbesar yang dimiliki oleh Yotsuba Maya. Topik itu sangatlah tabu untuk dibicarakan. Aku tak tahu jika kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu hanya dengan melihat kedalam diri Maya. Mengingat jika hal tersebut hanya diketahui oleh beberapa orang dari Yotsuba. Kau memang menakjubkan."

Begitu rupanya. Pantas saja Miya tiba-tiba langsung mendekap mulutnya untuk menghentikan ucapannya. Itu memang benar karena topik tersebut memang tabu. Tapi itu juga merupakan kesimpulan yang dia ambil sesuai perintah dari Miya.

"Aku mengerti. Tapi aku tak bisa membayangkan hal seperti apa yang terjadi sampai membuat rahim milik Maya-sama menjadi tak berfungsi. Bahkan jikalau itu hanya sebatas pemerkosaan belaka seharusnya tak memberikan dampak seperti itu. Bahkan stress sendiri kemungkinannya juga kecil. Jika memang seperti itu, maka kejadian itu sepertinya berada diluar pemahaman manusia. Pastinya tindakan yang terjadi pada Maya-sama sungguh tak manusiawi."

"Syukurlah kau cepat paham. Akibat dari peristiwa itu sebagian ingatan didalam Maya juga menghilang. Untuk mencegah adanya suatu reaksi, dimana Maya menjadi hilang kendali jika topik tersebut terdengar ditelinganya, maka dari itu semua keluarga Yotsuba sepakat untuk tidak membicarakan topik tersebut."

Apa ia perlu menunjukan bentuk simpati? Jika iya maka seperti apa? Umumnya jika mendengar suatu bentuk tragedi dari seseorang, biasanya mereka akan menunjukan suatu ekspresi duka dan mengeluarkan kata-kata penuh akan simpati. Tapi untuk seseorang seperti dirinya, dimana bentuk kekejaman dan hal tak manusiawi selalu mengitarinya. Apa yang terjadi pada Maya juga tak jauh berbeda dari kekejaman yang pernah ia lakukan.

Ia seorang pembunuh dimana menghabisi nyawa korban tanpa pandang bulu. Disamping itu ia juga tak segan untuk memberikan suatu pemandangan horror, entah itu bagi korban atau seseorang yang melihat aksinya. Karena itu Reishi memilih untuk tidak menunjukan suatu bentuk ekspresi saat mendengar sedikit cerita dari pemimpin klan Yotsuba. Lagipula dirinya juga orang luar bukan siapa-siapa disini. Statusnya dikediaman ini hanya sebagai Guardian pribadi dari Miya, tidak lebih dari itu.

Sekarang hari-hari sebagai seorang Guardian dari salah satu klan ternama di jepang, Yotsuba dimulai. Peran baru didunia asing ini yang ia ambil setelah mempertimbangkan setiap konsekuensinya. Ia akan membiarkan dirinya berada didalam genggaman Yotsuba. Membuat mereka berpikir jika ia akan patuh pada klan ini. Tapi dari semua ini, tujuan utama miliknya adalah informasi.

Segala bentuk informasi, berguna atau tidaknya itu tergantung. Tapi dari segala informasi ini, ia berharap dengan bergabung menjadi bagian dari Yotsuba ia dapat menemukan informasi yang dapat memulangkan dirinya pada dunia asalnya. Entah itu semacam alat sihir modern ataupun semacam sihir kuno. Apapun itu asalkan bisa membuat dirinya kembali pulang. Tak peduli apa yang akan ia korbankan nanti, asalkan ia bisa menemukan cara untuk pulang. Apapun itu, akan ia berikan.

...

..

.

Aktifitas sebagai Guardian dari Yotsuba juga baru berjalan beberapa hari. Tentunya dari beberapa hari itu, ia juga harus menempuh beberapa tes untuk menunjukan kelayakan dirinya sebagai seorang Guardian. Tes tersebut juga cukup beragam, mulai dari tes bertarung, penggunaan sihir, memahami informasi ataupun etika dalam melayani sang majikan.

Dari semua tes itu Reishi bisa melewati itu semua. Walau diawal berjalannya tes ini ia sempat mengalami kegagalan, namun itu bisa dipungkiri mengingat tes tersebut baru mulai berjalan. Kedepannya, perkembangan miliknya meningkat begitu signifikan. Bahkan membuat beberapa anggota keluarga seakan tak percaya akan perkembangan darinya.

Tentunya ia sengaja melakukan ini. Jika diawal tes ia menunjukan setiap kelebihannya dalam melewati segala tes dalam sekali percobaan, semua pasang mata terhadap dirinya akan berubah. Dan itu akan mengganggu rencana jangka panjangnya.

Berbicara akan setiap kegiatan dirinya sebagai seorang Guardian. Ada satu kejadian yang cukup membekas. Selang beberapa hari ia menjadi Guardian, akhirnya ia dipertemukan dengan kedua anak dari sang majikan. Saat itu disalah satu ruangan pribadi milik Miya. Berdiri secara berhadapan, Reishi maupun kedua anak Miya.

Reishi sama sekali tak berekspresi seperti biasanya walaupun ia bertemu seseorang seumurannya. Sementara itu, dua anak tersebut tampak terkejut menyadari ada keberadaan asing didalam kediaman mereka. Terutama sang anak perempuan, dia terlihat agak terkejut melihat ibunya membawa seorang anak asing. Sementara satu anaknya lagi, berjenis kelamin laki-laki juga sama terkejut namun sebisa mungkin ia menutupi keterkejutannya itu.

Kalau tak salah Miya sendiri juga pernah berkata agar ia bisa akrab dengan kedua anaknya nanti. Dan Reishi tak tahu jika hari dimana ia bertemu dengan kedua anaknya akan tiba. Tapi melihat ekspresi mereka, nampaknya Miya sama sekali tak memberitahukan apapun, entah itu mengenai dirinya ataupun statusnya sekarang. Walau begitu Reishi tak mengharapkan apapun dari pertemuan ini. Lagipula ekspresi seperti itu juga wajar, mengingat ketidaktahuan mereka ketika melihat dirinya disini.

"Ara. Kalian sudah pulang rupanya. Tatsuya, Miyuki-san. Melihat ekspresi kalian berdua, aku rasa itu bisa dibenarkan. Mengingat ketidaktahuan kalian akan kondisi saat ini juga merupakan salah ku, tapi itu tak apa. Kuharap kalian bisa menerima ataupun akrab dengan kehadiran baru seseorang di kediaman ini. Tolong perkenalkan dirimu."

Sesuai perintah dari sang majikan, maka ia akan melakukannya. Walau perintah ini seharusnya bukanlah perintah khusus, melainkan suatu etika untuk memperkenalkan diri saat bertemu orang tak dikenal. Tapi karena statusnya disini ia tak akan melakukan suatu tindakan tanpa titah dari sang majikan, bahkan jikalau itu untuk memperkenalkan diri.

"Perkenalkan namaku Reishi. Statusku disini sebagai Guardian pribadi milik Miya-sama untuk memenuhi segala kebutuhan beliau. Serta aku juga diperintahkan untuk bisa memenuhi kebutuhan kalian. Silahkan panggil saja aku jika kalian membutuhkan sesuatu, terutama untuk anda, Miyuki-sama."

Untuk seseorang seumuran mereka, apalagi salah satu dari mereka bertindak sebagai seorang pesuruh. Tentunya mereka berdua seakan tak bisa percaya jika seseorang seumuran mereka menjadi seperti pelayan. Lagipula umur mereka kurang lebih 7 tahun. Belum cukup paham mengenai maksud sang ibu.

Walau begitu mereka berdua sebenarnya cukup paham untuk menilai kondisi. Mengesampingkan umur, sebenarnya mereka sudah mendapatkan didikan khusus diumur mereka sekarang. Karena itu tak ayal bagi mereka berdua merasa terkejut ketika tiba-tiba muncul seseorang seumuran mereka memperkenalkan dirinya sebagai seorang pelayan.

Terlebih untuk Miyuki, entah kenapa ia merasa mendapatkan perlakuan berbeda. Menganggap dirinya setara dengan sang ibu, rasanya agak berlebihan. Karena itulah ia tak tahu harus menunjukan sikap seperti apa. Sementara itu, sang anak laki-laki terlihat seperti ia bisa menerima kondisi ini.

Wajahnya semula terkejut mendengar situasi saat ini, namun secara tiba-tiba ia bisa mengendalikan dirinya. Wajahnya juga tampak terlihat tenang. Meski begitu, Tatsuya seperti tak bisa menyembunyikan tatapan menyelidik pada anak bersurai pirang didepannya. Iris azur miliknya sedikit menyipit, seakan mencari maksud lain dari kedatangan anak ini.

Juga, perbedaan antara warna iris mata miliknya, entah kenapa membuatnya tak nyaman. Meskipun mata seperti itu sangat jarang dan indah untuk dipandang, hanya saja mata itu seperti tak cocok untuk dimiliki oleh anak ini. Wajah itu hampir tak memiliki emosi, bahkan tatapannya tak jauh berbeda dari sebuah boneka. Mata itu begitu indah, namun menunjukan rasa kelam.

Untuk Reishi sendiri ditatap seperti itu oleh anak seumurannya. Ah ralat sebenarnya mereka tidak seumuran. Wajahnya sama sekali tak terintimidasi oleh tatapan anak didepannya. Meski dia sedang melihat kearahnya penuh menyelidik, ia tak akan terpengaruh oleh tatapan seorang bocah.

Walau begitu, entah kenapa aura dari anak ini sedikit berbeda. Ia terlihat seperti memendam sesuatu didalam dirinya. Dimana Reishi merasa jika dia menyimpan semacam kemampuan khusus didalam tubuhnya. Biarlah, ia bisa memastikan itu nanti.

"Baiklah. Kuharap kalian semua bisa mengakrabkan diri satu sama lain. Tatsuya, Miyuki dan juga Reishi."

Sedikit menunduk sambil menutup kedua mata. Reishi menerima perintah lain dari Miya. Agak sedikit lama ia seperti itu sampai wajah bagai boneka itu kembali terlihat. Kembali memperlihatkan tatapan seorang boneka tanpa ekspresi. Antara Tatsuya dan Miyuki, sejujurnya hanya Tatsuya yang sepertinya memperlihatkan tatapan tak suka.

Bukan karena ia merasa benci atas kehadiran dirinya, melainkan karena ia memang tak tahu apapun mengenai anak bersurai pirang didepannya. Ia merasa curiga akan anak ini, terlebih dari tingkah laku dan wajahnya. Jujur dirinya masih belum bisa menerima keberadaan anak ini.

Bagi Reishi sendiri ia bisa membaca sedikit maksud dari tatapan bocah laki-laki didepannya. Tidak seperti sang anak perempuan disebelahnya, anak ini seakan tahu jika dirinya bukan sembarang orang. Tapi meski begitu ia hanya perlu bertingkah layaknya Guardian sebagai mana perintah Miya padanya.

Tak lebih dan tak kurang, hanya itu saja. Semua itu cukup untuk menghilangkan tatapan permusuhan dari bocah ini. Tapi bukan berarti itu semua pasti akan berjalan sesuai kehendaknya. Terkadang ada 1 atau 2 hal tak sesuai dari skenario.

Tentu saja, untuk mengantisipasi hal itu ia perlu menyusun beberapa skenario lain agar ia bisa menjalankan rencananya ini. Sekarang, langkah pertama dalam menjalankan rencana ini adalah dengan membuat mereka berdua bisa sedikit menerima dirinya. Tak perlu dekat seperti halnya seorang teman, tapi cukup sebagaimana seorang pelayan.

Akhirnya pertemuan itu diakhiri tanpa ada satu patah kata keluar dari mereka berdua. Seakan memang masih belum bisa menerima situasi atau ada keadaan genting memaksa mereka untuk segera bergegas. Walau begitu, Miya tidak mempersalahkan sikap acuh mereka berdua. Malah hal seperti itu memang wajar.

Mengingat posisi mereka berdua sebagai bagian dari keluarga utama. Perlu sedikit waktu bagi mereka untuk menerima kondisi ini, lagipula ini juga berlaku untuk Reishi. Ia masih baru dalam menjalankan perannya sebagai Guardian dan masih perlu menerima banyak bimbingan dan pengalaman.

Terlebih, Miya perlu melakukan beberapa percobaan pada Reishi nanti. Seperti melihat kedalam memori miliknya. Meskipun dia sudah memberitahu Miya mengenai dirinya, bukan berarti Miya percaya. Bisa saja ada beberapa hal tak sesuai perkataan atau memang ada beberapa rahasia didalam memori pikirannya. Miya ingin tahu itu. Seperti apa, sosok seorang Reishi saat Miya menjelajahi memorinya kelak.

Berbagai kegiatan untuk hari ini bisa dibilang selesai. Itupun jika tidak ada perintah tambahan atau titah sang majikan. Berada didalam sebuah kamar minimalis, dimana terdapat satu kasur untuk 1 orang. Satu lemari pakaian kecil guna menyimpan dan mengganti baju. Tak lupa ada 1 rak kecil dan besar guna menyimpan beberapa aksesoris dan beberapa buku.

Kamar ini disediakan khusus bagi Reishi. Meskipun ia seorang Guardian bukan berarti ia harus terjaga selama 24 jam sehari. Ia juga seorang manusia, terlebih usianya masih kanak-kanak. Karena itu perlakuan seperti ini memang wajar untuk mengistirahatkan tubuh kecil miliknya. Walaupun statusnya tak lebih dari seorang Guardian bukan berarti ia akan mendapatkan perlakukan tidak manusiawi.

Mengesampingkan tubuh Yuki saat ini, dimana ia berwujud anak-anak. Dia merupakan manusia hasil modifikasi sebuah eksperimen, dimana seluruh tubuhnya bisa berubah bentuk. Entah itu untuk menirukan wujud seseorang atau merubah sebagian tubuhnya menjadi senjata. Terlebih, tubuhnya sudah beradaptasi jauh untuk tidak merasakan rasa lelah maupun lapar. Jika mau Yuki bisa saja begadang tanpa makan dan minum selama 1 minggu penuh.

Memilih untuk duduk ditepi kasur seraya tatapannya menatap lurus pada tembok kamar. Kembali berpikir akan langkah selanjutnya dalam memulai rencana jangka panjangnya ini. Ia tidak akan bersikap idealis dimana ia bisa mengakhiri ini semua dalam kurun waktu tertentu. Namun ia juga tak akan merasa pesimis dan menyerah dalam mencari jalan pulang.

Ia akan mencoba realistis dalam menghadapi kondisinya sekarang. Karena ia yakin jika ini semua tak akan cepat selesai. Waktu yang terbuang bisa saja mencapai tahunan. Tapi bukan berarti waktu tak bisa dipangkas. Jikalau ada cara untuk memangkas waktu, walau 1 detikpun, akan ia lakukan. Semua itu agar ia bisa kembali pulang menuju dunia asalnya dan kemudian menemui sang penyelamat, Kanase.

'Banyak hal telah terjadi ketika aku tiba didunia ini. Dunia canggih dimana sihir hampir menguasai segalanya. Selama 6 bulan lebih, aku dedikasikan untuk mencari informasi yang bisa mengirimku kembali ketempat asalku. Namun, sampai sekarang aku masih belum menemukan apapun. Entah itu sihir kuno maupun modern ataupun sebuah alat canggih untuk mengirimku kembali ketempat asalku. Sekarang, aku berakhir menjadi bagian dari sebuah keluarga di jepang, Yotsuba. Meski begitu aku tak akan melupakan tujuanku. Karena situasi menjadi lebih rumit, aku perlu menyusun beberapa rencana dan skenario, untuk waktu sekarang ataupun untuk waktu mendatang. Apapun yang terjadi aku harus bisa pulang kedunia asalku'.

.

..

.

Tbc