Commander

NARUTO: Masashi Kishimoto

AZUR LANE:

Warning: Typo, OOC, DLL

Start Story

Malam ini, seharusnya menjadi malam yang biasa bagi markas aliansi Azur Lane yang baru saja dibangun. Di mana saat ini sudah menunjukkan jam malam ketika pangkalan mulai sepi. Namun, yang terlihat di sini malah sebaliknya. Tak ada serangan apa pun yang yang terjadi saat ini, tapi tetap saja semua gadis kapal yang berada di pulau ini terlihat berlari dengan tergesa-gesa dari asrama mereka menuju ke keluar.

Entah mengapa, tapi hal ini membuat hampir semuanya merasa gelisah. Tak terkecuali seorang wanita dewasa berambut pirang sebahu yang mengenakan gaun tidur berwarna putih, "Terlihat indah ... Dan begitu mencekam di saat yang sama," gumamnya.

Sesuatu yang muncul di atas langitlah yang menjadi penyebabnya. Tak ada tahu itu apa, dan tak ada yang tahu apa penyebabnya. Namun, yang jelas lingkaran raksasa berwarna merah darah yang berada di atas langit itu tak bisa diabaikan begitu saja. Bisa saja itu adalah ulah Sirene.

"Apa tindakan kita, Wales?" tanya gadis yang berada di sampingnya. Ia memiliki rambut pirang yang lebih pucat jika dibandingkan dengan Wales. Namun, lebih pendek dalam hal tinggi badan.

Wales mendecak. Ia sendiri juga tak bisa mengambil keputusan secara sembarangan. Dia telah ditunjuk sebagai pengurus sementara dari pangkalan baru ini. Mengingat para gadis kapal yang baru datang ke sini masih sangat sedikit, jadi tentu saja dia tak bisa mengambil tindakan secara gegabah dengan cara mengirim armada ke sumber lingkaran raksasa itu yang tak jelas lokasinya dan membahayakan pangkalan. Tidak ... Dia telah diberikan mandat dan kepercayaan. Tentu saja dirinya tak ingin mencoreng nama baik ratunya dan Royal Navy.

Namun, dia juga tak bisa mengambil resiko dan mengabaikannya. Jadi, satu-satunya yang bisa ia lakukan saat ini adalah... "Segera perketat penjagaan dan selalu bersiap untuk pertempuran kapan saja! Ingat! Jangan sampai ada yang lengah!!" ujarnya dengan nada lantang sembari mengibaskan tangan.

Tanpa sepatah kata pun, para gadis kapal yang mendengar arahannya itu langsung bertindak dan menyebar ke seluruh pangkalan. Bahkan, kapal-kapal yang berjejer rapi di dermaga seketika saja bersinar terang dan kemudian menghilang menjadi kubus- kubus kecil. Sepertinya mereka adalah bagian yang bertugas untuk patroli di sekitar pulau.

Sementara itu, Wales tetap diam seorang diri di tempatnya sembari menatap lingkaran itu dengan pandangan yang sulit diartikan, "Semoga saja tak terjadi sesuatu yang buruk," gumamnya. Sepertinya ia berharap kalau keputusannya ini tidak salah.

Wales langsung menancapkan pedang miliknya ke tanah dan menggunakannya sebagai tumpuan tangan. Ia menghela nafas panjang. Sepertinya malam ini seluruh pangkalan tidak akan tidur.

Sakura Empire [In the same time]

Hal yang serupa juga terjadi di fraksi yang melambangkan keindahan ini. Banyak anggota fraksi mereka yang keluar dari tempat tinggal dan turun ke jalanan. Namun, wajah mereka sama sekali tak menunjukkan kekhawatiran sedikit pun. Malahan, hal yang paling mencolok adalah mereka semua bersujud seolah menyembah lingkaran itu.

Malahan, dapat dilihat dengan jelas beberapa gadis kecil seumuran anak TK yang diketahui sebagai kapal perusak, sedang berlarian dengan senangnya sambil menyanyikan sebuah lagu. Entah lagu apa itu …. Namun, bait-bait nya jelas terasa seperti sedang menganggukkan dan memuja.

"Sang dewa telah kembali pada kami…"

"… Menunjukkan kebenaran dunia pada kami…"

Begitulah isi dari beberapa lirik yang mereka nyanyikan. Entah apa maksud dari lirik itu. Namun, yang pasti itu adalah sesuatu yang sangat dinanti oleh Sakura Empire.

Tepat di tengah-tengah pulau ini, tempat di mana tumbuh sebuah pohon Sakura raksasa yang sangat disakralkan oleh seluruh fraksi, seorang gadis berambut hitam yang dihiasi 2 hiasan rambut berbentuk Pheonix, dan mengenakan gaun merah menawan, berdiri dalam diamnya sembari menatap lingkaran raksasa di langit dengan lekat. Di tangannya, ia memegang sebuah perkamen yang terlihat sangat kuno dan usang. Namun, sebuah gambar di dalamnya yang memperlihatkan sesosok mirip manusia berwarna oranye masih bisa terlihat dengan jelas dan sesosok Rubah raksasa

"Saudari, apakah yang kulihat ini memang benar?" tanya seorang gadis di belakangnya yang lumayan mirip dirinya. Gadis itu juga terlihat terkejut dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Ramalan yang telah dijaga oleh Sakura Empire untuk waktu yang lama akan segera terwujud …. Sang dewa akan datang pada kita," ujarnya pelan.

Bertahun-tahun yang lalu, saat generasi pertama diciptakan, mereka dengan penuh semangat petualangan terus mencari suatu tempat yang cocok untuk dijadikan markas bagi fraksi ini selain melawan Sirene. Hingga pada akhirnya, mereka menemukan sebuah pulau dengan banyak pohon sakura yang tumbuh tepat di tengah pulau. Pohon itu seakan menarik mereka ke mari. Namun, ternyata bukan hanya pohon saja yang mereka temukan di sana. Sebuah perkamen aneh misterius juga ada di sana. Saat itu, Nagato yang masih muda memberanikan dirinya bersama rekan-rekannya untuk membuka dan melihat isinya.

Apa yang mereka dapati dalam perkamen itu sungguh menarik minat. Beberapa puisi dan lukisan menyertai di dalamnya …. Ketika jiwa-jiwa pemberani disesatkan dalam kegelapan …. Ketika musuh seolah kawan, dan kawan seolah musuh …. Ia akan datang memberikan harapan pada mereka yang mengikutinya …. Ia akan melindungi …. Ia akan mengasihi … Itu adalah sebagian penggalan yang masih bisa mereka lihat di dalamnya. Namun, cukup dengan itu saja sudah membuat hati terpaut dan sangat meyakini kalau ini adalah ramalan yang dititipkan oleh surga pada mereka. Semua percaya kalau inilah alasan mengapa mereka begitu tertarik pada pulau ini selain keindahannya.

Semenjak saat itu, mereka yang menemukan perkamen itu terus menceritakan isi ramalan ini pada generasi baru yang lahir. Lama kelamaan, cerita ini terus tertanam dalam hati setiap gadis dan secara perlahan menjadi kepercayaan di Sakura Empire untuk waktu yang sangat lama dan meyakini kalau orang yang diramalkan itu adalah dewa mereka. Semenjak itu, Sakura Empire terus menunggu kedatangannya.

"Hyuuga, Ise! Persiapkan sebuah Armada khusus sekarang juga! Aku sendiri yang akan memimpin!" ujarnya membuat dua gadis bertelinga binatang yang bertugas mengawalnya terkejut. Namun, tanpa protes sedikit pun mereka langsung menyanggupi perintah pemimpin mereka.

"Segera laksanakan!" ujar mereka berdua sambil mengundurkan diri.

"Saudari, kau adalah pemimpin dari fraksi ini. Tidak seharusnya kau turun tangan langsung," ujar gadis di sebelahnya yang mengaku sebagai saudarinya. Sepertinya dia agak khawatir dengan keselamatan Nagato yang juga merupakan pemimpin dari fraksi ini, "Bagaimana jika kita berkonfrontasi dengan Azur Lane?"

Tanpa menjawab, Nagato langsung melangkahkan kakinya beranjak dari sana. Namun, sesaat kemudian, ia berhenti sembari memandang lingkaran raksasa yang masih terlihat jelas di angkasa, "Kau sendiri tahu, sudah berapa lama aku menantikan kedatangannya. Aku sendiri yang ingin menyambutnya ke mari," ucapnya sambil mulai melangkah lagi.

Ocean [Location unknown]

Enterprise merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya malam ini. Sungguh sebuah keanehan jika ini adalah kenyataan. Awalnya, ia sedang dalam perjalanan menuju ke markas Azur Lane sebagai perwakilan dari Eagle Union. Namun, sebuah lingkaran raksasa muncul begitu saja di atas langit dan kebetulan sangat dekat dengan Lokasinya, sehingga dirinya memutuskan untuk mengecek ke sana walaupun itu berbahaya.

Ia tahu resikonya sangat berbahaya. Namun, itu saja tak bisa diabaikan begitu saja, setidaknya dia bisa mendapatkan informasi sedikit.

Namun, apa yang dia lihat setibanya di sana membuatnya tak percaya dengan penglihatannya untuk sesaat. Di sana, diantara banyaknya Sirene yang karam berdiri sesosok manusia. Ia tahu kalau itu bukanlah gadis kapal melainkan benar-benar manusia. Mengingat sosok itu adalah seorang lelaki.

"Dia yang menghancurkan mereka?" ujarnya tak percaya. Bagaimanapun juga, mengatasi Sirene sebanyak ini bukanlah hal yang bisa dilakukan seorang diri. Apalagi, pelakunya adalah manusia. Tapi anehnya orang itu bisa berdiri di atas air kayak mereka.

Enterprise mencoba mendekat padanya karena tak terasa mengancam. Namun, senjatanya selalu ia siagakan. Sesaat kemudian, dia bisa melihat dengan jelas orang yang melulu lantahkan semua Sirene itu. Si Pria melihat kepadanya. Dia adalah seorang remaja berambut pirang. Sepertinya, orang itu menyadari kedatangan dirinya dan melirik siapa itu yang datang. Terangnya sinar purnama membuat Enterprise bisa melihat wajah lelaki itu yang nampak sangat kelelahan, matanya …. Ya, dia kenal betul tipe orang macam apa yang memiliki mata seperti itu …. Pejuang, mereka yang memiliki alasan bertarung, tapi jiwa mereka telah hancur sangat parah melebihi raga.

"Kau yang melakukan semua ini?" tanya Enterprise sembari melihat sekelilingnya di mana terdapat banyak sekali Sirene yang hancur, sebelum matanya kembali pada orang itu, "Siapa kau sebenarnya?" tanyanya lagi.

Namun, orang itu hanya diam tak menjawab pertanyaan Enterprise. Matanya secara perlahan menutup, seperti ia kehabisan tenaga. Dan benar saja, tubuhnya langsung ambruk seketika.

Pyurr

Enterprise dengan cepat langsung menolong orang itu sebelum dia mati tenggelam di lautan ini. Ia langsung membopongnya dan mengubah senjatanya dalam bentuk kapal sebelum menaikkannya ke atas.

Tanpa membuang waktu, Enterprise langsung kembali melanjutkan perjalanannya menuju markas Azur Lane. Berharap bisa mendapatkan pertolongan bagi pemuda ini, "Siapa kau sebenarnya?" gumannya sembari melihat wajah si pemuda. Secara samar-samar, dia bisa mendengar orang itu mengatakan Terima kasih dengan nada yang lemah, "Jangan khawatir, aku pasti menolongmu," ujarnya sembari berlalu dari sana.

Markas Azur Lane [Keesokan harinya]

Hari yang buruk bagi kapal perang dari Royal Navy, Prince of Wales …. Atau lebih tepatnya seluruh pangkalan ini. Sejak semalam, tak ada satupun dari mereka yang tidur karena waspada dengan fenomena yang terjadi saat itu. Mungkin waktu terbaik yang bisa mereka dapatkan untuk beristirahat hanya sekitar 15 menit saja dengan cara bergilir. Kantung mata yang terlihat jelas padanya sudah menjadi bukti kalau dia belum tidur semalaman sebagai orang yang bertanggung jawab.

"Hoaahm~ Sepertinya kita sudah bisa tak khawatir tentang semalam," ujar seorang gadis berambut pirang panjang dengan mata merah di sebelahnya, "Sial. Aku sama sekali belum tidur," keadaannya tak jauh beda dengan Wales

"Ya, mungkin ini yang terbaik bagi pangkalan," komentar Wales sambil menguap. Namun, masih berusaha terlihat anggun dengan cara menutup mulutnya dengan elegan. Ia tak tahu harus bersyukur atau apa. Tapi, setidaknya tak hal buruk yang terjadi semalam, namun karena bersiaga semalam membuat mereka semua kurang tidur.

"ngomong-ngomong, ayo …. Kita harus menyambut wakil dari Royal Navy yang datang," ujar si gadis sambil melangkah lebih cepat dari Wales. Sepertinya dia tetap terlihat semangat walau sedang kurang tidur, dan itu hanya membuat Wales tersenyum saja melihatnya.

"Tunggu aku, Cleveland," ujar Wales sembari mengikuti gadis pirang itu.

Sesampainya di dermaga, mereka berdua melihat seorang wanita yang baru saja turun dari sebuah kapal sembari menenteng koper. Ia mengenakan sebuah gaun putih indah nan menawan, sungguh selaras dengan warna rambutnya yang dilindungi oleh sebuah topi fedora yang terlihat mahal. Wanita itu tak sendiri. Di sebelah, seorang gadis kecil berambut ungu yang tengah bersembunyi.

"Lama tak berjumpa, Illustrious," sapa Wales.

Wanita yang dipanggil Illustrious itu menoleh ke suara yang memanggilnya. Rupanya itu adalah salah seorang kepercayaan ratu, Prince of Wales. Namun, rasanya dia tak terlihat baik, "Sepertinya kau terlihat kacau, Your Majesty," sapa Illustrious melihat kantung mata pada rekannya itu. Wales hanya tertawa canggung saja menanggapi hal itu.

"Ya, kau tahu? Kejadian semalam itu membuat kami harus waspada," balas Wales dengan senyum kecil. Illustrious hanya mengangguk maklum saja menanggapi balasan Wales tadi. Saat sedang kemari, ia juga melihat lingkaran raksasa itu. Namun, karena lokasinya terlalu jauh jadi dia tak bisa mengirimkan pesawat pengintai.

"Ya kau benar. Sangat indah tapi membuatku merinding," ujarnya dengan tangan di pipi.

"Ngomong-ngomong, sebaiknya kita pindah ke tempat yang nyaman untuk ngobrol," ujar Wales mengalihkan pembicaraan. Ia membuat gesture seolah-olah agar Illustrious mengikutinya. Tanpa membuang waktu lagi, mereka segera pergi dari sana.

Enterprise [Air Carrier Form]

Enterprise terus menatap pria yang ditemukannya dengan seksama. Ada yang aneh dengan orang ini. Penyembuhannya …. Sangat tak wajar. Lihatlah luka-luka fatalnya itu yang sangat dengan cepat menutup. Entah dia harus bersyukur atau takut. Awalnya, dia khawatir tak akan bisa sampai tepat waktu di markas agar mendapatkan pertolongan yang memadai untuknya. Namun, dia harus dikejutkan dengan regenerasi yang si pirang miliki, walaupun dia masih belum sadar semenjak ia temukan semalam. Sejak ia menemukannya, ia bisa merasakan perasaan aneh yang membuatnya merinding, tapi di saat yang sama perasaan itu juga terus menariknya ke tempat si pemuda. Kebetulan atau takdir? Entahlah …. Dia juga tak tahu.

Setidaknya ia bisa legah untuk dua hal. Pertama, orang ini kondisinya sudah tak terlalu kritis, sehingga pertolongan pertama yang dia berikan dirasa cukup untuk saat ingin. Kedua, nampaknya nampaknya markas aliansi yang dia tuju lokasinya tak jauh lagi dan orang ini bisa mendapatkan perawatan lanjutan. Namun, yang tidak ia tahu adalah apa yang telah menantinya di sana. Entah halusinasi atau apa, dia bisa melihat banyak kelopak sakura yang beterbangan.

Prolog End

Ok, mungkin ada yang menunggu saya mengupdate The Steel Fox, tapi maaf saya malah membuat fanfic baru. TSF sendiri progressnya telah mencapai sekitar 50%. Maaf saya baru mulai menuliskan nya seminggu yg lalu. Namun, saat menulis sebuah ide tiba" saja terlintas dan Voilah! Jadilah ini. Wkwkwk maaf semua