XoXo-XoXo-XoXo

Ethereal Space © Kiriya Arecia

XoXo-XoXo-XoXo

.

.

.

VII

XoXo-XoXo-XoXo

"Kita akan berhenti pada pangkalan Dawn di Ceres untuk sementara waktu. Frekuensi menunjukkan adanya sinyal Zerg level tinggi. Pangkalan tidak besar, tapi merupakan tempat yang penting karena merupakan salah satu lokasi penambangan mineral. Jadi jangan berharap ada waktu santai seperti di Mars, karena kita masih akan berburu Zerg di sini."

Beberapa desahan terdengar, namun bukan hal yang membuat mereka layak diomeli. Menghadapi Zerg sendiri bukanlah hal mudah, apalagi mencari ratu. Sekali lagi fakta ini menghantam pemikiran mereka.

Setelah kejadian mengejutkan di armada 1, untuk sementara item pemblokir kekuatan spiritual setia menemani Shun, untuk menghindari kekacauan berulang.

Ada Zerg level tinggi yang berdiam di ceres, dan pangkalan Dawn cukup berharga untuk dibiarkan dalam marabahaya.

"Hanya dengan melihat keluar, rasanya aku diselimuti oleh rasa dingin yang luar biasa."

Tidak ada hal yang menyenangkan ketika melihat permukaan Ceres. Terlebih lagi ketika adanya informasi mengenai Zerg level tinggi berada di tempat ini, entah di bagian mana. Para staff di ruang informasi masih mengerahkan kemampuan mereka untuk melacak frekuensi yang tepat sehingga dapat menemukan lokasi yang perlu diamankan.

Hanya ada rasa getir dibanding merasa hebat mengenai kesempatan mengunjungi Pangkalan Dawn di Ceres. Meskipun itu tidak mencegah beberapa kadet mengambil foto lokasi mereka sekarang berada, selama itu bukan informasi top secret.

Meskipun story terminal mereka tidak akan segera terposting karena koneksi internet luar angkasa tidak selancar itu.

#PangkalanDawn #Ceres #ProjectAtalanta-01

XoXo-XoXo-XoXo

"Lihat alat pemblokir yang aku buat untukmu, Shun-san. Aku yakin ini cocok sekali untukmu."

Ada sebuah benda di tangan sang creator, terlihat seperti jepit rambut bermotif helai sayap putih dengan manik-manik seperti mutiara di tengahnya.

"Selain fungsi, bentuknya juga fashionable."

"Ini ... terlihat cantik." Yoru mengungkapkan kata pertama yang melintas di pikiran. Tapi sebetulnya fashionable tidak urgent di saat seperti ini.

"Bentuk portabel yang elegan dan minimalis seperti ini memudahkan untuk di bawa kemana-mana. Selain itu tidak akan berdampak pada manfaatnya," Matsuri kembali menambahkan sambil meletakkannya di sisi kiri rambut Shun.

"Terima kasih, Matsuri-chan." Shun menerima dengan senang hati. Itu lebih bagus dari pada alat yang Shirotsuki pasang padanya kemarin. Ribet, dan tidak bisa dibawa sembarangan. Memang creator muda lebih mengetahui mengenai hal yang disukai generasi yang berdekatan.

"Selain itu, ini bisa di setting untuk bisa digunakan untuk memblokir sepenuhnya yang berupa 100%, atau 90% ke bawah. Tapi tidak aku rekomendasikan kurang dari 60% karena itu artinya kekuatan spiritual Shun-san dapat digunakan, sehingga peluang untuk terlacak Zerg akan terbuka." Matsuri menjelaskan panjang lebar, "Meskipun demikian, dalam hal genting ketika memang diharuskan untuk melacak, akan membantu penggunaan lebih stabil."

Shun bertepuk tangan dengan tatapan kagum, "Luar biasa sekali."

"Yaa, kalau dipikirkan, memang ini lebih bagus dari berbagai sisi. Tetapi, aku tidak menduga kalau Matsuri-chan ikut dalam armada yang penuh bahaya ini." Pandangan Yoru beralih dari jepit rambut pada gadis kecil itu.

Yoru ingat jelas kalau Matsuri adalah creator muda yang berbakat di Mars. Dibanding ikut serta di front terdepan yang dekat dengan bahaya, Mars pilihan yang jauh lebih menguntungkan peneliti kecil ini. Apakah karena dia masih muda, sehingga berani mengambil keputusan yang tidak terpikirkan dampaknya?

Shun melirik Yoru yang duduk di kursi samping ranjang tempatnya berada. Shun masih berada dalam kondisi; harus beristirahat. Apalagi dengan situasi mereka berada di Pangkalan Dawn sekarang ini, rasanya seperti masuk ke sarang musuh yang tidak terlihat. Dia dilarang menggunakan kekuatan untuk sementara waktu, bahkan itu harus diblokir. Namun setidaknya, serangan berupa dengungan tidak lagi ia rasakan.

Kamarnya tidak sering dikunjungi oleh orang-orang. Namun beberapa hari ini cukup ramai.

"Aku tidak senaif itu, Yoru-san." Matsuri memberikan jawaban, "Aku berada di armada ini untuk mendapatkan pengalaman dan layak ikut serta dalam misi. Intinya adalah, gadis kecil ini memiliki kemampuan untuk turut serta membantu menyelamatkan dunia di front terdepan."

Ia menjawab dengan percaya diri.

"Fufufu, Kita tidak bisa menyanggah ucapan dari Matsuri-chan."

"Jika ada masalah atau hal yang ingin disampaikan, silakan hubungi aku melalui terminal utama," Matsuri menunjuk gelang komunikasi di tangannya, "Aku juga menantikan bisa menikmati lagi puding buatan Yoru-san."

Setelah percakapan singkat itu terjadi, gadis kecil berseragam jas putih itu mundur diri, menyisakan dua orang di ruangan.

"Kau yakin sudah baik-baik saja, Shun-san?"

Shun mengangguk, "Setidaknya aku yakin tidak akan membuat kapal angkasa kita terlibat kekacauan lagi," Ia menunjuk alat pemblokir berbentuk jepit rambut di rambutnya. "Ini benar-benar berfungsi dengan baik."

"Baguslah kalau begitu. Keadaan Shun-san kemarin membuatku tenggelam dalam kepanikan luar biasa."

"Ya! Sangat disayangkan situasiku kemarin begitu buruk sehingga aku bahkan tidak tahu kalau Hajime menggendongku! Sebuah moment berharga yang tidak aku sadari! Berapa banyak orang yang ingin berada dalam posisi seperti itu!"

Yoru speechless untuk sesaat, sepertinya memang tuan muda ini sudah tidak apa-apa dilihat dari nada bicaranya sekarang. Ia mengambil apel yang ada di keranjang dan mengupasnya untuk Shun.

"Hajime-san terlihat sangat heroik dan kompatibilitas feromon kalian sepertinya cukup tinggi." Yoru mengingat kembali kejadian itu, saat dimana feomon alpha itu mampu menenangkan Shun yang dilanda kekacauan spiritual.

Lagi, Shun menanggapi dengan anggukan ringan, menyamankan diri bersandar di kasurnya yang empuk, "Kompatibilitas kami di atas 95%, makanya kami pernah dijodohkan oleh pihak kerajaan."

"Kalian... apa?" Yoru menatap Shun tanpa berkedip.

Pisau itu tergelincir dari apel yang sedang dipotong menuju ke jari telunjuk Yoru.

Ketajaman yang tidak diragukan untuk membuat darah mengucur.

Shun melihat apelnya berlumuran darah, "Yoru, tanganmu ..."

XoXo-XoXo-XoXo

"Itu seharusnya bukan hal yang mudah untuk diumbar." Haru duduk di kursi yang di tempati Yoru beberapa jam lalu.

"Yoru orang yang dapat dipercaya, jadi kupikir cerita tentang masa lalu tidak masalah." Shun sedikit merengut. Adegan berdarah itu tertangkap oleh Kai, Haru dan You.

Meskipun mereka terbiasa di medan perang, untuk melihat adegan berdarah secara tiba-tiba di saat yang tentram, tentu saja cukup untuk membuat kaget.

"Itu mengejutkan tentu saja." Haru menanggapi ucapan Shun, dia dapat memahami bagaimana level keterkejutan akan informasi semacam itu.

"Jadi bagaimana kelanjutan misi? Aku rasa kapal kita tidak rusak parah sehingga mendarat di pangkalan Dawn."

Haru menghela napas, "Meskipun tidak ada Ratu seperti yang kamu katakan, pangkalan ini harus diamankan dari Zerg. Para atasan bilang ada cukup waktu untuk kita membereskan masalah di sini, jadi ya, kita berada di sini. Semakin cepat urusan Zerg Ceres ini selesai, semakin cepat kita bisa melanjutkan perburuan." Ucapannya bernada kesal. "Dan aku mengira armada ini ekslusif untuk pengejaran Ratu, ternyata tidak juga."

Tentu saja, melindungi orang-orang di pangkalan ini juga penting, tetapi dibanding evakuasi, mereka tetap meminta pekerja untuk menambang bahkan setelah mengetahui adanya Zerg. Mereka tidak ingin pengiriman mineral terhenti. Bahkan para pekerja tidak mengetahui masalah Zerg yang ada di Ceres ini.

Rasanya cukup egois.

Di sisi lain, penggunaan mineral memang diperlukan untuk didistribusikan secara berkala ke tiga koloni demi menyokong ekonomi.

Perintah ini benar-benar membuat sakit kepala.

"Dua jam lagi, aku dan Kai sebagai pemandu tim akan pergi ke lokasi penambangan. Karena di deteksi ada sarang Zerg di sana."

Pantas saja ada dengungan yang tak terhitung mengisi pendengaran Shun. Sarang berarti ada banyak Zerg. Shun meraih lengan Haru, ucapannya bernada sangat serius, "Pergi ke terowongan yang isinya sarang Zerg itu sangat berbahaya."

Pertarungan di tempat sempit seperti bawah tanah tidak menguntungkan. Dalam keadaan seperti ini, kekuatan spiritual Shun jelas yang paling berguna untuk segera menemukan dibanding alat pendeteksi di ruang utama, kendati kembali mengenang clash antara spiritual Shun dan spiritual Zerg Ceres, mereka tidak bisa menggunakan potensi Shun sembarangan.

Haru memegang tangan yang terasa dingin itu, "Misi kita sejak awal sangat berbahaya, tuan muda. Dengan arahan yang didapat, kami akan pergi ke terowongan yang memiliki zerg di dalamnya, mengevakuasi pekerja, memasang barrier, lalu 'boom!', meledakkan sarang mereka."

Tidak sesimpel kedengarannya.

XoXo-XoXo-XoXo

"Holy shit! What the fuck."

Aoi tidak memiliki waktu untuk memberi teguran terhadap kata yang keluar dari mulut Arata. Matanya mendapati ratusan telur Zerg di dalam terowongan penambangan mineral yang belum dijamah pekerja. Telur itu berwarna putih, namun ukurannya cukup besar.

"Haru-san, Kai-san!"

Kai yang membuka jalan yang dipenuhi bebatuan keras dengan kekuatan fisiknya pun terkesima, "Ini akan menjadi salah satu pemandangan tidak terlupakan dalam hidupku."

"Hati-hati, ada telur berarti kemungkinan besar ada Zerg induk atau penjaganya." Haru segera memperingatkan seluruh anggota tim yang berada di belakangnya.

Mereka memasuki terowongan di kedalaman 5000 meter, barrier berisi oksigen yang terpasang di daerah penambangan juga hanya sampai sejauh ini. Entah keberuntungan atau sialnya menemukan telur monster pembunuh sebanyak ini tanpa tahu apa jenis makhluk di dalamnya. Ketika menetas, tidak akan terbayang berapa banyak korban pekerja di Pangkalan Dawn yang akan jadi santapan Zerg.

"Meskipun telur, jelas ini bukan menu yang enak untuk digoreng ataupun direbus ..."

"Tolong, jangan membayangkannya, Arata."

"Semakin cepat semakin baik, segera siapkan penanda, racun peleleh, granat dan bom untuk meledakkan tempat ini." Haru segera memberikan perintah.

Kai menambahkan, "Tim pengguna spiritual bersiap. Juga pastikan semua pekerja sudah di evakuasi jauh dari terowongan E5-7."

Mereka meletakkan alat peledak di antara telur itu dengan hati-hati. Berharap tidak ada Zerg yang muncul, maupun ada telur yang menetas. Gemetar melanda tubuh beberapa tentara, terjebak dalam rasa takut, gugup memenuhi hati, dan panik yang mengisi pikiran, namun berusaha menjalankan misi dengan baik.

Napas lega hanya terjadi setelah dua jam pemasangan peledak berhasil. Semua orang segera menjauh pergi dari lokasi. Remote peledak maksimal dapat digunakan dari jarak sekitar 3 km. Efek penghancuran terowongan dapat dibatasi dengan barrier yang terbuat dari kekuatan spiritual, jadi mereka harus berkonsentrasi penuh untuk mencegah reruntuhan melebar ke bagian lain terowongan.

Setelah keluar dari terowongan E5-7, remote peledak jarak jauh siap digunakan. Saat ini mereka berada di terowongan E2-7.

"Pengguna kekuatan spiritual, bersiap menahan efek ledakan."

"Lima detik sebelum peledakan."

Getaran seperti gempa terasa selama beberapa menit. Tapi tidak akan meluluh lantakkan seluruh terowongan yang ada. Ketika getaran berakhir, semua tentara bersorak gembira.

"Tetap waspada menuju jalan keluar! Dengan penghancuran sarang, pasti akan ada Zerg yang muncul. Kita harus segera berada di daratan agar lebih memiliki peluang besar untuk menang."

"Segera menyebar keluar menggunakan jalur terowongan E1 hingga A1!"

"Yes, Sir!"

Mempercepat langkah mereka untuk keluar dari lokasi penambangan, sebuah peringatan dari ruang komando melalui alat komunikasi terdengar.

"Ada objek yang mendekat di lokasi E2-7, bersiap menyerang!"

Senapan milik Kai segera tertuju ke arah terowongan. Serangga berukuran dua kali lebih besar dari ukuran manusia terlihat dengan jelas. Di belakangnya ada berpuluh ekor yang muncul meskipun dengan ukuran yang lebih kecil.

Zerg tipe semut. Eciton. Marabunta.

Beberapa tipe Zerg sudah diketahui saat persiapan dilakukan, sisanya adalah tentang menghadapinya di lapangan secara langsung.

"Satu level S, sisanya B+!"

"Eciton tidak bisa melihat, mereka menggunakan sungutnya. Segera potong untuk mengacaukan arah serangan mereka!" Seruan dari Haru terdengar.

Pertempuran utama baru dimulai.

XoXo-XoXo-XoXo

Meskipun pertarungan di terowongan adalah hal yang sangat mereka hindari karena berbahaya. Tidak mudah untuk menarik perhatian Zerg menuju ke daratan. Mereka bertarung seraya berusaha melarikan diri menuju ke atas.

Haru terbangun dengan rasa pusing bersarang di kepala, ia memijit pelipisnya pelan sebelum mengingat kondisi mereka terakhir kali. Matanya segera terbuka dan mengedarkan pandangan, reruntuhan penuh batu tersebar dimana-mana. Ada lengan Zerg disela reruntuhan batu besar, selebihnya sepertinya tidak ada bahaya akan adanya serangan.

"Oh, sudah bangun. Ada yang sakit?"

Menoleh ke belakang, Haru mendapati Kai yang bersandar di bebatuan. Haru meneliti keadaannya, "Bagaimana situasinya?"

"Kita sudah terjebak di reruntuhan sekitar 70 menit. Zerg level S sudah di arahkan melawan tim di daratan oleh tim You. Sebagian Zerg level B sudah diatasi oleh Aoi dan Arata."

"Kondisimu?"

"Hm, patah kaki kiri dan luka tusukan di perut."

Mendengar ucapan Kai, Haru segera mengecek keadaan pemuda di sampingnya, pakaian disingkap hingga menunjukkan luka tusuk di perut yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, begitu pula kaki yang memakai perban.

Cara bertahan hidup yang Kai lakukan memang tidak diragukan.

"Sudah menggunakan anastesi dan obat penyembuh?"

Kai yang mendapati seragam militernya disingkap sedikit terkesiap, "Hm, sudah. Kalau tidak, aku mungkin bisa kehabisan darah." Ia menyahut, "Tindakan berani menyentuhku cukup membuatku kaget. Dilihat dari sikapmu, tidak ada luka luar, sepertinya?"

Haru berdeham, "Sedikit pusing, tapi sepertinya tidak ada luka parah padaku. Tampaknya serangan spiritual yang membuatku pingsan. Justru kamu cukup berantakan."

Kai meringis pelan, "Harusnya aku bisa membawa kita keluar, tapi maaf, situasiku tidak memungkinkan. Kita perlu menunggu bantuan. Reruntuhannya terlalu banyak untuk diatasi dengan kekuatanku. Oh ya, meskipun terlihat baik-baik saja, kau harus di periksa. Kau pingsan cukup lama."

Haru menatap Kai dalam diam, membuat Kai juga turut diam.

Apakah ada ucapannya yang salah atau bagaimana?

Haru menghela napas kemudian, "Weaver ant. Itu tipe Zerg yang tadi kita lawan. Setidaknya mereka tidak menyebar racun seperti marabunta. Jadi perutmu tidak akan membusuk karena racun."

"Kejamnya kata-kata itu ..."

Mungkin di mata Haru, ia tampak bertarung dengan begitu gegabah. Kai sendiri mengakui ia adalah orang yang lebih memfokuskan diri menyerang dibanding mengatur strategi.

Suasana kembali hening, mereka berdua terdiam di sana. Karena kondisinya benar-benar tidak memungkinkan mereka untuk keluar. Rasanya seperti terkubur dalam tumpukan batu besar dengan sedikit ruang untuk mereka. Haru memperhatikan informasi yang ada pada terminal komunikasinya.

Berapa lama oksigen bertahan di tempat ini?

Berapa lama sinyal masih akan terhubung?

Apakah ada bantuan yang sudah mengarah kemari?

Tentu saja, mana mungkin mereka membiarkan orang penting seperti Kai untuk terkubur di tempat seperti ini.

"Mungkin 20 menit lagi akan ada yang datang membantu. Toh kita tidak bisa membantu dalam kondisi seperti ini. Menghadapi Zerg yang masih ada adalah prioritas."

Kai kembali menyamankan diri dengan bersandar pada batu di belakangnya. Mata birunya menatap ke atas yang gelap.

Terowongan ini gelap.

Rasanya masa depan juga terlihat begitu.

Beberapa saat lalu, seperti begitu dekat dengan kematian. Hal yang jarang Kai pikirkan, meskipun kadang terbesit. Sekarang rasanya ia terlalu sibuk bekerja, ketika ia akhirnya mencicipi sedikit romance, ia mulai menginginkan banyak.

"Haru, kalau perburuan ini selesai, mau menikah denganku tidak?"

Alis Haru naik sebelah, keadaan kepala Kai sepertinya lebih layak untuk segera diperiksakan. Tapi ekspresi wajah pemuda itu cukup meyakinkan, jadi dia tertawa kecil. "Tentu, pernikahan seperti apa yang kau inginkan?"

Ada saat di mana, sebuah senyuman dapat mengubah dunia dan hati seseorang.

"Hhh … Rasanya, aku ingin menciummu sekarang."

"… boleh."

XoXo-XoXo-XoXo

Hajime mengirim delapan tim ke terowongan, sementara ia dan tim yang tersisa mengawasi dataran Ceres. Beberapa Zerg akan lebih mudah dihadapi di daratan, jadi tugas tim yang dikirim adalah berusaha mengarahkan zerg keluar. Bertempur di dalam terowongan bukanlah prioritas, meskipun barrier telah di pasang untuk memperkuat dinding.

Rapat dengan para pimpinan membuahkan hasil yang membuat mereka tidak memiliki waktu istirahat meskipun mendarat di pangkalan Dawn. Bahkan Yoru turut serta membantu di ruang komando.

Getaran terasa hingga pangkalan, membuat pasti bahwa misi meledakkan sarang telah dilaksanakan. Kendati demikian, ruang komando masih sangat sibuk dengan berbagai aktifitas mengawasi pertempuran dari layar monitor dan mengarahkan.

Beberapa tim yang sudah berhasil mengatasi Zerg di area tertentu, diarahkan untuk membantu tim lain. Sedangkan yang terluka tetap di tempat dengan tim medis yang menyegerakan diri untuk membantu di lapangan.

XoXo-XoXo-XoXo

Ada gerakan tercipta dari bebatuan yang besar penutup jalan keluar, sebuah lengan Zerg terlihat oleh Haru. Tangannya bersiap dengan senjata yang ada di tangan.

"Zerg!"

"Hei, aman, aman." Shun melongok dari balik tumpukan batu yang belum disingkirkan. Sedikit tidak terduga, rambut putih yang familiar dan suara ceria berdiri di samping Zerg yang berukuran tiga kali lebih besar dari dirinya.

"Shun?"

"Ya, ini Shun!"

Seperti tidak ada hal aneh, tim medis segera berjalan menuju mereka dari bebatuan yang telah disingkirkan untuk segera memberikan bantuan pengobatan.

Kenapa sepertinya tidak ada hal yang aneh bagi tim yang datang bersama Shun?

Jelas-jelas ada Zerg, atau Haru mulai berhalusinasi?

Haru menoleh pada Kai sambil menunjuk ke arah Shun yang berdiri, seperti berbicara dengan Zerg.

"Tidak salah, aku juga melihatnya dan bingung sekarang."

"Tidak apa, kami juga masih bingung dengan apa yang terjadi." Kouki menanggapi dengan senyuman obrolan dua orang itu. Sementara di pihak lain, masih ada satu Zerg yang membuka jalan menjadi lebih lebar dengan menyingkirkan bebatuan ke sisi dinding terowongan.

"Kou-kun… Kau bingung dan masih bisa tersenyum?" Mamoru sekarang sedikit mengerti kenapa mereka bisa bersama dengan Shun dalam misi ini.

"Lagipula bukannya Shun sebaiknya tidak ikut?"

"Jadi begini …." Yoru menghela napas.

Di pangkalan, beberapa waktu lalu.

"Karena telur-telur yang akan menetas itu sudah dihancurkan, artinya sudah cukup aman untukmu, kan, Shun-san?"

"Seharusnya aman!" Shun mengalihkan pandangan pada Matsuri. Seperti meminta persetujuan.

"Kita bisa mencobanya dengan melepaskan pemblokiran frekuensi secara bertahap." Matsuri menunjuk alat yang dipakai Shun pada rambutnya.

"Oke, berarti aku boleh ikut ke terowongan!"

Yoru memegang bahu Shun, "Tentu saja kita harus meminta izin dari Hajime-san. Ini bukan piknik, ini misi penyelamatan milik tim medis."

"Yoru, kau lupa kalau aku punya kemampuan spiritual untuk mendeteksi bahaya. Ini sangat bermanfaat bagi tim medis!"

Yoru menunjuk ruang komando di belakang, dimana monitor menampilkan sinyal pendeteksi zerg sedang digunakan oleh staf. "Kita punya itu—"

"Yoru! Bagaimana bisa kemampuanku sekarang memiliki persaingan seperti ini!"

Yoru menghela napas, "Bukan tentang kemampuanmu, tapi keadaanmu—"

"Hajime-san memperbolehkan, tapi kita harus ikut, Yoru-san. Tim medis akan pergi dipimpin oleh Kouki-san." Matsuri berucap kalem. Segera bertindak mengkonfirmasi pada Hajime dibanding ikut serta obrolan dua orang dihadapannya.

"Hajime-san mengizinkan?!"

"Yey!"

Kai sepertinya bisa membayangkan hal itu terjadi dengan sangat detail. Hal seperti itu memang bisa terjadi, tetapi untuk Hajime mengizinkan Shun setelah kejadian heboh beberapa waktu lalu, cukup tidak terduga.

"Kok bisa, Hajime mengizinkan?"

"Bukannya jelas karena Hajime yakin kita berhasil membereskan semua Zerg yang berbahaya di sini?" Haru menjawab tanpa beban.

"Bagaimana dengan Zerg yang ada di sana?! Yang sepertinya sedang mengobrol dengan Shun?!"

"Hal ini," wajah Kouki terlihat menjadi lebih serius, "Saat memasuki terowongan, tidak ada sinyal zerg yang terdeteksi. Kami mengira itu mayat Zerg, karena makhluk itu tidak bergerak. Namun ia tiba-tiba bangun saat Shun-san mendatanginya, dia tidak menyerang tapi malah bersikap seperti itu terhadap Shun-san. Hal ini sudah aku laporkan pada Hajime-san dan Shirotsuki-san."

"Mungkinkah Shun-san mengendalikannya?" Mamoru berpendapat sambil memegang dagunya, "Ah, tapi sepertinya Matsuri-san lebih memahami situasi saat ini, itu tampaknya tidak berbahaya untuk saat ini."

Netra Mamoru memperhatikan Zerg tipe semut itu dalam diam. Dibanding mengendalikan, satu-satunya monster itu tampak mematuhi perintah Shun tanpa paksaan. Rasanya seperti ada aura anak anjing kecil pada sang Zerg.

Namun untuk bertanya pada Matsuri, sepertinya harus menunggu dahulu. Karena gadis kecil itu saat ini sedang bersama dengan Shun, bersenang-senang dengan Zerg.

XoXo-XoXo-XoXo

"Sebetulnya aku bisa berjalan. Jadi untuk digendong seperti ini …" Kai merasa sulit untuk berkata-kata.

"Kau tidak suka diperlakukan seperti ini olehku?"

Haru, di sisi lain, sebagai orang yang menggendong Kai di punggungnya masih tetap berjalan di barisan belakang. Ada terlalu banyak batuan untuk dilewati oleh kendaraan yang mereka gunakan, jadi mereka harus mendatangi mobil yang tidak bisa menembus reruntuhan bebatuan akibat pertarungan.

"Aku tidak bermaksud meremehkanmu, hanya saja rasanya aku terlihat menyedihkan sekarang. Aku tidak ingin terlihat seperti ini di depanmu ..." Ucapannya terdengar pelan, hanya ingin mereka berdua yang mendengarnya.

Langkah Haru berhenti sejenak, "Kalau kau memilih untuk berjalan, itu akan memperlambat kita semua. Evakuasi masih perlu dilanjutkan."

"Ugh—"

Tetapi karena ini adalah Haru. Jika orang lain yang menggendongnya, Kai tidak akan merasa itu masalah besar. Tentu saja akan tidak terbayangkan jika Shun menggendongnya, itu jelas tidak akan pernah terjadi.

Ingin terlihat keren dihadapan orang yang disukai adalah hal yang biasa, kan?

Pride nya sebagai male alpha cukup tinggi.

Tapi justru yang sekarang terjadi adalah menurunnya kualitas keren yang ada pada dirinya. Hal ini membuat Kai merasa frustasi.

"Lagipula … Kai, kau selalu terlihat keren. Sesekali seperti ini tidak masalah." Haru menyahut tanpa menoleh, langkahnya cukup stabil, tapi ada sedikit rona merah di telinganya.

Oh … situasi apa ini!

Ternyata tidak buruk terjebak dalam situasi seperti saat ini.

Persetan dengan male alpha yang harus terlihat gagah setiap saat!

Sebuah senyum muncul di bibir Kai. Tangannya yang tadi sempat canggung di bahu Haru, mulai melingkar dengan lebih nyaman dan berani. Ia meletakkan dagunya di bahu Haru, lalu berbisik ke telinga pemuda beta yang menggendongnya, "Kalau begitu, nanti biar aku yang menggendongmu di depan—aahh!"

"Jangan tiba-tiba berbisik sepeti ituu!"

Rasa meremang di leher Haru karena bisikan tidak terduga.

Nyaris saja sebuah insiden dimana Kai hampir jatuh menghantam batu terjadi.

"Kai, kalau Haru lelah menggendongmu, kau boleh naik Diablo. Sebentar lagi kita sampai ke mobil evakuasi." Shun berseru.

"Tidak apa-apa, tadi aku hanya hampir jatuh—err karena tersandung batu." Haru segera menyahut Shun dan mengamankan perasaannya.

"Siapa Diablo?" Kai menatap Shun. Seingatnya, tidak ada rekan mereka yang bernama Diablo di tim ini.

"Dia," Shun menepuk lengan Zerg tipe semut Bulldog yag berada di sisinya. Semua orang terlihat menjaga jarak dengannya kecuali Matsuri, namun Shun terlihat santai. Hanya anggota tim yang waswas jika semut raksasa itu tiba-tiba menyerang mereka.

"Tidak, terima kasih." Kai segera menyahut. "Meskipun ia terlihat patuh padamu, aku tidak ingin mengambil resiko mati diinjak oleh Zerg nantinya. Lagipula situasiku sekarang, bersama Haru lebih nyaman."

Kai melirik Haru dengan cengiran. Haru mulai berpikir, harusnya tadi ia tidak memuji pemuda alpha ini.

"Aww, Kai. Kau membuat Diablo sedih."

…. Bagian mana yang terlihat sedih dari makhluk yang biasanya saling membunuh dengan mereka, Shun?!

"Tapi baiklah, aku akan memberikan waktu nyaman untuk kalian berdua." Shun mengedipkan matanya, lalu menoleh pada gadis di sebelahnya, "Matsuri-chan, kau ingin naik di atas Diablo?"

"Apakah boleh?!"

"Tentu saja, lihatlah Diablo tidak keberatan sama sekali."

Yang terlihat di mata para anggota tim hanyalah wajah semut bertaring yang semakin seram jika dilihat dari dekat.

XoXo-XoXo-XoXo

"Semakin banyak kejutan yang aku dapatkan ketika berhubungan dengan kemampuan spiritual Shun. Jadi dimana sekarang Zerg yang katanya patuh pada Shun?" dari layar terminal, sosok berseragam putih bernama Wakatsuki terlihat. Kesibukannya di pangkalan Mars untuk meneliti tingkat frekuensi Zerg belum rampung, dan sekarang ia mendapat informasi tambahan.

"Di sini." Shun menunjuk sebuah kardus jeruk yang tertutup di lantai.

Alis Wakatsuki naik sebelah, namun sebelum ia berkata-kata, kotak perlahan terbuka dan terlihat seekor semut berukuran sebesar kucing. Dia naik ke atas bahu Shun dengan gerakan yang cepat.

"Itu … lebih kecil dari yang aku duga."

"Wujudnya bisa menjadi lebih besar. Tapi karena Hajime tidak ingin ada keributan yang terjadi di sini, situasinya jadi seperti ini."

"Lebih baik menyingkirkannya sebelum membahayakan orang-orang." Hajime berkomentar.

"Dia bisa seperti itu … membuat hasrat meneliti tubuh Zerg meningkat." Mata Wakatsuki berbinar selama beberapa detik.

Diablo mendesis ke arah layar terminal.

Wakatsuki, "….."

Wakatsuki memastikan lanjutan pembicaraan mereka, "Informasi tentang hal ini belum sampai ke pihak atas, kan?

"Sejauh ini yang mengetahui hanya tim Kouki. Hajime-kun sudah melarang hal ini disebarluaskan." Shirotsuki menjawab, saat ini mereka melakukan obrolan daring di ruang lab armada.

Wakatsuki mengusap pelipisnya, "Aku menakutkan adanya teori Shun juga ias mengendalikan Zerg nantinya."

Shun mengangkat tangannya, "Aku tidak yakin bisa melakukan hal itu. Diablo mengikutiku karena dia menyukai spiritualku, Bukan karena ia berpikir aku ratu. Kalian tidak berpikir aku ias membuat para Zerg menyukaiku, kan? Karena semenjak frekuensi spiritualku mencapai setingkat ratu, bukannya mendapat anak buah Zerg, mereka semua ingin membunuhku."

Wakatsuki dan Shirotsuki berdeham dalam waktu yang bersamaan.

Mungkin ada terbesit pemikiran di mana mereka bisa mengendalikan Zerg dan menjadikannya seperti peliharaan yang manis. Tentu saja pembayangan itu segera musnah mengingat kemampuan Zerg yang bisa membuat puluhan orang mati dalam sekejap.

"Shun-kun, kau bisa menjamin Zerg di sampingmu itu tidak membunuh manusia?"

"Selama tidak ada yang mengganggu. Diablo lebih suka tidur. Baru-baru ini saja dia bangun dari diapause."

Shirotsuki mengelus dagu,"Sepertinya kalian terkoneksi karena memiliki hobi yang sama."

Diablo resmi bergabung secara tertutup di armada dengan syarat dan ketentuan berlaku.

XoXo-XoXo-XoXo

[Ethereal Space VII - tbc]

XoXo-XoXo-XoXo

a/n:

Sangat ingin segera menamatkan fanfic ini, tapi sepertinya masih perlu sekitar 3 chapter atau lebih. Endingnya sudah kepikiran dari awal, tapi rute menuju ending cukup membuat pusing untuk dituliskan, haha. *cries*

Terima kasih untuk pembaca yang sudah setia menunggu dan berkomentar. Selalu jadi motivasi untuk bisa melanjutkan hingga akhir.

Catatan:

Terminal komunikasi merujuk pada perangkat atau sistem yang digunakan untuk mengirim dan menerima pesan atau informasi antara individu atau kelompok.

Diapause adalah suatu keadaan istirahat yang terjadi pada beberapa jenis organisme, terutama serangga, yang memungkinkan mereka untuk bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

akhirnya bisa buka akun ffn!

08/02/2024