SINNER OR A SAINT

WRITE BY: CHARLIZA21

RATE : NGAWUR

GENRE : FANTASY

PAIR : NARUTO X KAORU

DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO, DAN FUNA

.

.

.

.

Dalam keheningan kamarnya yang penuh layar-layar elektronik berkedip, Naruto merasa terjebak dalam dunianya sendiri. Matahari telah lama terbenam, tetapi cahaya komputernya masih menyinari ruangan kecil yang ia sebut 'basis operasi'.

"Satu pertandingan terakhir," gumamnya kepada dirinya sendiri sambil menekan tombol 'Mulai' di layar monitor yang berkilauan. Sebuah permainan daring yang ia cintai telah memanggilnya beberapa tahun terakhir.

Setelah empat hari tanpa tidur, mata Naruto mulai terasa berat dan tubuhnya terasa sangat lelah. Ia harus menahan rasa kantuknya sebentar lagi, menyelesaikan permainannya kemudian mengabari pelanggannya bahwa rangking yang dipesannya sudah selesai. Tiba-tiba, segalanya menjadi redup dan seolah olah dalam sekejap, tubuhnya menghilang entah kemana.

Detik berikutnya, Naruto tidak lagi melihat layar monitor, tetapi langit terbuka dengan awan awan aneh yang membentuk langit biru yang tak dikenal. Dia merasakan tanah dibawah kakinya yang bukan lantai keras kamar tidurnya.

"Dimana aku?" Bisikmua sambil mencoba memahami situasi yang tak terduga ini. Kecemasan yang belum pernah dirasakannya menyelinap perlahan.

Rasa kantuk dan lelah yang dirasakan sebelumnya sudah tak terasa lagi, bahkan nyeri punggung nya juga hilang.

Apakah ia tertidur dan bermimpi? Tidak, desiran angin segar jelas terasa di punggungnya, atau ia sudah mati? Itu juga tidak mungkin, yang diketahuinya jika seseorang sudah mati akan berada di seberang sungai, mungkin.

'Aku tidak menyangka tanah suci seperti Rueda terlibat perang dengan negara lain. Dewi benar benar murka terhadap mereka.'

Hah? Naruto menoleh ke sumber suara, tidak ada siapapun dari arah suara itu berasal, yang dilihatnya hanya dua ekor burung yang sedang bertengger di atas pohon besar. Naruto menggelengkan kepalanya, tidak mungkin seekor burung bisa berbicara layaknya manusia. Itu jelas tidak mungkin.

Tetapi, ditempat yang tidak diketahui ia harus mencoba apapun untuk mendapatkan informasi. Meski sedikit gila mencoba berbicara dengan burung.

"A-ano, maaf telah menyela kalian. Bisakah kalian menjelaskan perang yang dimaksud?" Tanya Naruto mencoba sesopan mungkin.

'Manusia, kau bisa paham ucapan kami? Tidak..., apa anda salah-satu dewa yang turun ke dunia ini juga?'

Naruto yang awalnya hendak menggelengkan kepalanya berubah langsung mengangguk terhadap ucapan burung itu. Lebih baik mereka salah paham daripada mengetahui jika seorang manusia aneh bisa berbicara dengan hewan. Bukannya hal yang wajar menjawab hal aneh dengan maksud aneh, kan?

"Begitulah, aku baru saja datang ke dunia fana ini, jadi aku tidak mengetahui tentang perang yang kalian maksud. Aku juga bermaksud menemui Dewi itu untuk meminta informasi tentang dunia ini."

Mungkin hal yang aneh untuk seorang dewa tidak mengetahui apapun tentang kondisi dunia ini. Namun, Naruto juga tidak punya alasan berbohong terhadap hal yang tidak diketahui. Bisa saja Dewi yang turun ke dunia ini hanyalah seorang manusia yang mengaku sebagai Dewi, ia juga tidak menyangkal jika Dewi juga pasti ada, mengingat ia tiba tiba datang kesini dengan mengetahui bahasa burung.

Burung itu meminta maaf karena informasi yang dimilikinya tidak lengkap. Burung itu hanya menjelaskan apa yang diketahuinya.

Di kerajaan Balmore terdapat seorang manusia yang mengaku sebagai teman Dewi dunia ini, Celestine. Manusia itu memiliki kemampuan menciptakan sebuah potion yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit dan luka hanya dengan sekali meminumnya. Manusia itu lalu menjual potion ke seluruh negara yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar memiliki masa kadaluarsa yang cukup singkat. Tanah suci Rueda mengklaim memiliki hak atas berkah ilahi manusia itu dan mematahkan netralitas mereka dengan bersekutu dengan kekaisaran Aligot untuk merebut malaikat itu dari Balmore.

Semua manusia berfikiran jika manusia itu mendapatkan berkah dari Celestine dan berperan sebagai malaikat untuk manusia. Namun, seluruh hewan sepakat jika tidak mungkin seorang manusia diberikan banyak sekali berkah oleh seorang Dewi, dan mereka beranggapan bahwa manusia itu adalah seorang Dewi yang sedang menyamar ke dunia.

Seperti yang diduga dari seekor burung, Naruto tidak mengerti sama sekali dengan penjelasannya.

"O-oh, terimakasih. Lalu, dimana manusia itu?"

'Baru saja saya bertemu dengannya. Beliau berada di desa terdekat dari sini.'

Lalu Naruto melihat ke arah yang di tunjukan oleh burung itu, ia bisa melihat pemukiman yang cukup jauh dari tempatnya berada.

"Hmm..., bagaimana ciri ciri manusia itu?"

'Beliau bernama Kaoru, seorang anak perempuan dengan rambut hitam, memiliki wajah yang imut namun dengan mata menakutkan.'

Setelah mengucapkan terima kasih, Naruto pergi meninggalkan tempat itu menuju desa di mana orang bernama Kaoru itu berada.

Sepanjang perjalanan, Naruto mencoba mencari tahu tentang kekuatan yang ia kuasai. Jika orang yang bernama Kaoru itu bisa mengeluarkan potion, mungkin Naruto mempunyai kekuatan yang sama. Sihir? Itu mungkin saja.

"FIREBALL!"

Tidak terjadi apa apa ketika Naruto meneriakkan hal itu. Apa ia kurang fokus, yosh mari kita coba lagi.

Naruto membayangkan bola api keluar dari tangannya, kemudian meneriakkan kata itu lagi.

"FIREBALL!"

Tidak terjadi apa apa. Hmm, mungkin ia tidak menguasai sihir. Apa kekuatannya penguatan fisik? Ia memang merasa ada perbedaan dengan tubuhnya dulu, itu mungkin kekuatan yang dimilikinya.

Lalu bagaimana jika ia bertemu bandit di sekitar sini, ia menguasai beladiri ketika sekolah dulu, tapi ia tidak pernah menggunakannya ketika bertarung dengan orang lain. Kemungkinan bandit memiliki senjata tajam untuk melawannya, sungguh hal yang bodoh bertarung dengan tangan kosong.

"Eh."

Naruto menghentikan langkahnya melihat sebuah pedang berada di tangannya. Darimana datangnya pedang ini?

"Mungkinkah...,"

Naruto menyadari sesuatu. Kekuatannya bukanlah penguatan fisik, melainkan sesuatu yang lebih menakjubkan. Ia segera mencobanya.

Naruto memikirkan sebuah senjata yang bisa digunakan dalam jarak jauh, sebuah senjata yang ia lihat dari game fps yang dulu dimainkannya.

Seperti yang diduga, ditangan kirinya keluar sebuah pistol berwarna silver. Ia melihat detail pistol itu, tidak ada peluru didalamnya, hanya seperti pistol mainan biasa.

Ketika Naruto mencoba menembak menggunakan pistol itu, suara letupan senjata dapat terdengar dan peluru ditembakkan dari pistol itu. Naruto sangat senang bahwa pistol itu bukanlah mainan.

Naruto mencoba senjata lainnya, hand granat, flashbang, hingga basoka mampu ia keluarkan.

"Hahahaha!! Menakjubkan, kekuatan ini sangat menakjubkan! Mulai saat ini, akulah Naruto Namikaze resmi menjadi dewa senjata di dunia ini!!!" Meneriakkan hal itu dengan ekspresi wajah yang sangat senang.

Tak lupa, ia menyayat kedua pipinya seperti kumis kucing untuk menandakan bahwa ia terlahir kembali sebagai dewa di dunia ini.

"Yosshh!! Ayo temui potion berjalan itu!!"

Dengan langkah gilanya, ia tertawa sepanjang perjalanan menuju desa terdekat.

--

Di sinilah sekarang Naruto, di sebuah desa bermana Myrthen.

Naruto bisa melihat prajurit yang sedang bertarung di alun alun desa, ia berusaha bersembunyi agar tidak ketahuan.

"Serahkan yang disini pada kami! Kaoru dan anak-anak pergilah kesumur!" Teriakan seorang pria berambut kuning kepada sekumpulan anak-anak disana.

"Baiklah!"

Itu dia. Seorang perempuan berwajah lucu dengan mata menakutkan ada diantara anak-anak itu. Naruto segera mengejar mereka yang berlari ke sebuah bangunan yang cukup besar.

Naruto tidak segera menghampirinya, ia bersembunyi melihat keadaan terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Kaoru. Ia segera menyiapkan sniper jika sesuatu terjadi kepada wanita itu.

Selama perjalanan menuju desa ini Naruto menyadari setiap senjata yang di keluarkan nya. Jika ia menggunakan senapan, maka akan ada fitur auto aim yang menargetkan siapapun yang Naruto kehendaki. Namun jika ia menggunakan senjata tajam, ia langsung menguasai senjata apapun seperti seorang ahli senjata. Inilah kenapa Naruto menggunakan sniper, dari jarak yang cukup jauh, Naruto hanya tinggal melihat musuh yang mungkin membahayakan Kaoru dan langsung melumpuhkannya.

Naruto juga menyiapkan flashbang dan gas beracun jika musuh terlalu banyak.

Naruto tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan Kaoru dari jarak sejauh ini. Yang bisa dilakukannya hanya mengawasi pergerakan ketiga prajurit yang berada dalam bangunan itu.

Lalu, seorang gadis disamping Kaoru mengambil potion ditangannya dan berlari ke arah tiga prajurit itu, menjatuhkan dirinya kedalam sumur.

Apa yang dilakukan gadis itu? Mengorbankan nyawanya seperti itu. Naruto segera bersiap ketika melihat ketiga prajurit itu menghampiri Kaoru.

Ketiga prajurit itu langsung terjatuh memegang leher mereka masing-masing, Naruto belum melakukan apapun kepada mereka. Dengan kata lain, Kaoru yang menumbangkan mereka.

Naruto menghela nafasnya, semua persiapan yang dilakukan terasa percuma. Kaoru menyelamatkan gadis yang jatuh tadi entah bagaimana caranya dan menceramahi mereka berdua. Setelah selesai, Naruto segera menghampiri mereka bertiga.

"Halo selamat siang, senang berkenalan denganmu." Sapa Naruto kepada mereka.

"Hah? Siapa?" Kaoru menatap aneh ke Naruto, sedangkan anak lelaki disamping Kaoru segera melindunginya.

Kaoru segera menyadari senjata yang di bawa Naruto, "bukankah itu senjata modern? Darimana kau mendapatkannya?"

"Ah itulah yang ingin kutanyakan. Dewi potion berjalan, aku ingin berbicara denganmu."

"Oy! Siapa yang kau panggil potion berjalan!?"

Dengan percakapan yang aneh, entah bagaimana Naruto dapat meyakinkan Kaoru yang menakutkan dan berbicara panjang lebar dengannya.

Ada perbedaan bagaimana cara mereka terpanggil ke dunia ini, Kaoru bertemu dengan dewa bumi dan dewa dunia ini, anggap saja seperti prolog dasar cerita novel isekai lainnya.

Setelah itu, Kaoru memperkenalkan Naruto ke semua orang disana sebagai teman sesama dewa yang berlibur ke dunia ini. Tidak ada alasan lain yang masuk akal karena senjata yang dibawa Naruto sangat aneh di dunia ini.

Roland, Francette dan beberapa prajurit yang mengikuti mereka mengerti dengan ucapan Kaoru, memberi salam kepada Naruto dengan sedikit canggung.

#TBC