-jam istirahat-
"Hah.. Apa lebih baik aku ke atap saja ya?" ucap Sakura menimbang-nimbang sambil menatap bento ditangannya, pikirannya terhenti saat sesuatu membasahi kepalanya.
"Aa.. Maaf tanganku licin.." komentar Karin sambil menuangkan makan siang kekepala Sakura diikuti sekotak susu, kemudian melemparkannya kotak susu itu kearah Sakura.
"Apa yang kau lakukan." Ucap Sakura menyadari cardigan Sasori ikut kotor.
"Wah.. Lihat siapa yang sudah berani melawan sekarang." Ucap Karin mendekati Sakura, menarik kerah baju gadis itu.
"Hentikan." ucap Sakura menatap Karin enggan.
"Apa? Bukankah tadi kau menantangku? Apa hanya dengan ini saja kau sudah ketakutan?" ucap Karin semakin kuat mencengkram kerah baju Sakura.
"Lepaskan." Ucap Sakura berusaha menyembunyikan suaranya yang bergetar ketakutan.
"Kau memang perempuan menjijikkan yang tidak berguna. Kau itu hanya hama! Hama menjijikkan sepertimu tidak pantas berada didekat Naruto dan Sasuke. Jadi menjauhlah dari mereka!" bisik Karin ditelinga Sakura sebelum akhirnya mendorong keras Sakura hingga ia terjatuh.
"Hah.." Sakura hanya bisa menghela nafas berat dan berdiri. Iapun tidak mau memperpanjang masalah dan memilih pergi dari sana.
"Hei.. Siapa yang mengizinkanmu pergi? Wajah dan baumu sudah merusak selera makan siangku! Seharusnya kau meminta maaf." Ucap Karin yang merasa kesal, menyandung kaki Sakura hingga jatuh tersungkur
"Akh." ringis Sakura dalam posisi tersungkur itu.
"Wah.. Lihat.. Apa kau semenyesal itu?" ucap Karin menginjak kepala Sakura yang masih tersungkur itu.
PLAK!
"Hei! Kalian ini benar-benar menjijikkan ya." Ucap seorang gadis mengagetkan semua orang disana.
"Apa-apaan kau!" teriak Karin kesal setelah mendapat tamparan diwajahnya.
"Bukannya kau yang apa-apaan? Aku sudah memperhatikanmu berkali-kali. Berhentilah bersikap seperti gadis murahan dan berhenti mengganggunya!" teriak gadis itu lagi membuat Karin segera pergi dari sana.
"Sakura? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" tanya pria berambut merah itu menghampiri Sakura.
"Aa.. Gaara senpai.. Dia diganggu jadi aku membantunya." Ucap Ino santai.
"Siapa yang melakukannya Ino?" tanya Gaara tajam.
"Gadis dari kelasnya. Karin dan teman-temannya. Dari pada itu.. Dia.." Ino menyadari Sakura yang duduk mematung, mengusap pelan hidungnya yang sudah mengeluarkan darah.
"Sakura? Kau baik-baik saja?" tanya Gaara melihat Sakura yang menampung darah yang keluar dari hidungnya agar tidak mengotori bajunya.
"Senpai.. Darahnya tidak mau berhenti.." Ucap Sakura mulai panik.
"Sakura-chan?! Apa kau gila! Kenapa kau setenang itu?!" Ucap Ino disamping Sakura buru-buru memberikan sapu tangannya.
"Aku akan bawa dia ke UKS. Segera hubungi wali kelasnya." Saran Gaara melihat murid-murid yang mulai melihat kearah mereka. Gaarapun menggendong Sakura bridal style pergi dari sana.
"Tu.. Tunggu senpai aku masih bisa berjalan." ucap Sakura yang kaget tiba-tiba digendong pergi meninggalkan tempat itu.
-UKS-
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Gaara yang duduk disamping Sakura.
"Un.. Terima kasih senpai, maaf merepotkanmu dan mengotori seragammu lagi." Ucap Sakura canggung, melihat jejak darah diseragam Gaara.
"Hei, kalau kau baik-baik saja kenapa menangis?" tanya Gaara menyadari Sakura berusaha menghentikan air matanya.
"Maaf." Ucap Sakura buru-buru mengusap matanya.
"Jangan seperti itu. Matamu bisa lecet." Ucap Gaara yang dengan lembut mengusap air mata Sakura.
"Maaf." Ucap Sakura lagi.
"Aku akan pergi membeli minum dulu." Ucap Gaara beranjak pergi dari sana.
"Jangan aku tidak mau merepotkanmu lagi senpai." Ucap Sakura cepat, menahan tangan pria itu.
"Itu tidak merepotkan Sakura." Ucap Gaara tersenyum dan pergi dari sana.
"Sakura?!"
"Ni.. Nii-chan.." Sakura menatap pria yang berlari mendekatinya dan langsung memeluknya itu.
"Kau baik-baik saja?" tanya Sasori menatap adiknya itu.
"Maaf aku merepotkan nii-chan lagi." Ucap Sakura merasa tidak enak.
"Siapa yang melakukannya?! Ayo ke rumah sakit!" ajak Sasori menatap lekat wajah Sakura, mengecheck kondisi hidung Sakura itu.
"Aku baik-baik saja.. Perawat bilang hidungku tidak apa-apa." ucap Sakura menolak.
"Apa kau yakin?" tanya Sasori tidak yakin.
"Bagaimana dengan pekerjaan nii-chan?" ucap Sakura panik, mengganti topik.
"Tenanglah.. Atasanku mengizinkanku pulang duluan hari ini.. Tenanglah ok.. Dari pada itu Sakura.." Sasori menyadari ada yang aneh dengan Sakura.
"Aku baik-baik saja." ucap Sakura cepat, menyadari Sasori masih tidak mau menyerah.
"Sakura?" Sasori menyadari wajah Sakura sedikit memerah, segera memegang kening Sakura dan benar saja, suhu tubuhnya cukup tinggi.
"Gaara?" wanita yang datang bersama Sasori tadi cukup mengagetkan Gaara.
"Temari Nee-chan." Ucap Gaara melihat nee-chan nya itu repot-repot datang karena seorang gadis yang tidak ia kenal.
"Nee-chan?" tanya Sasori bingung.
"Aa.. Dia adikku senpai." Ucap Temari cepat, mennyenggol lengan Gaara.
"Aa.. Aku Sabaku no Gaara." Ucap Gaara buru-buru memperkenalkan diri saat ditatap oleh Sasori.
"Gaara-san.. Terimakasih sudah menolong Sakura." Ucap Sasori tersenyum ramah.
"Bukan masalah." Ucap Gaara.
"Aa.. Sensei.. Aku akan membawanya pulang." Ucap Sasori menatap Kakashi yang memang masuk ke UKS bersamanya tadi.
"Tentu.." Jawab Kakashi paham.
"Aku pergi dulu, belajar yang benar." Nasehat Temari, mengacak rambut Gaara sebelum pergi bersama Sasori.
-apartement Sakura-
"Maafkan aku nii-chan.. nee-chan.. Aku menyusahkan kalian." Ucap Sakura yang merasa bersalah.
"Tenanglah.. Kau tidak menyusahkan kami." Ucap Sasori cepat.
"Senpai benar. Kau sama sekali tidak menyusahkan Sakura-chan." Ucap Temari yang baru selesai mengecheck suhu tubuh Sakura.
"Baiklah.. Kami harus kembali bekerja. Jangan lupa makan bubur dan obatnya, setelah itu beristirahatlah. Temari juga sudah memasak sup untuk makan malammu. Lalu berhenti memakan makanan cepat saji Sakura-chan." Nasehat Sasori saat membuka kulkas didapur Sakura dan hanya menemukan beberapa botol minum dan 2 buah bento yang sudah akan expire.
"Segera hubungi kami jika kau butuh banpak ok?" ucap Temari mengingatkan.
"Terimakasih nii-chan nee-chan.." ucap Sakura lagi.
"Baiklah.. Kami pergi dulu." Ucap Sasori dan Temari meninggalkan Sakura.
"Hah.. Aku lagi-lagi menyusahkan mereka." Gumam Sakura yang tengah berbaring dikasurnya itu. Menepis pikiran itu, Sakura segera bangkit untuk memakan bubur yang sudah dibuatkan Temari agar bisa meminum obat dan kembali beristirahat.
"Aku benar-benar harus berterimakasih pada mereka." Ucap Sakura menyadari pakaiannya sudah terjemur dengan rapi ditambah kulkasnya pun sudah terisi penuh dengan bahan makanan.
Pip Pip Pip
Tring~
"Aa.. Nii-chan apakah ada yang keting.." Sakura mematung melihat siapa yang memasuki apartementnya itu.
"Jadi disini selama ini kau bersembunyi ya?" ucap pria itu menatap Sakura.
"Ke.. Kenapa kau bisa disini?" ucap Sakura ketakutan melihat pria itu.
"Apa begitu caramu menyapa ku yang selama ini kesulitan mencari keberadaanmu?" ucap pria itu mendekati Sakura yang membatu ketakutan.
"Ja.. Jangan.." ucap Sakura ketakutan.
"Tenanglah.. Aku hanya akan mengunjungimu sesekali untuk mengechek keadaan kelinci kecilku ini." Ucap pria itu menarik tangan Sakura dan menyuntikkan sesuatu ketangan gadis itu.
"Ugh.." Sakura merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, ia merasa pusing berat.
"Aa.. Pas sekali kau sedang drop. Aku ingin menguji kemampuan obat baru itu." Ucap pria itu tersenyum senang.
"To.. Tolong.." gumam Sakura lirih.
"Baiklah.. Aku pergi dulu.. Lain kali aku akan mengunjungimu lagi dan jangan coba-coba untuk kabur lagi kali ini kalau kau tidak mau hal buruk lainnya terjadi." Ucap pria itu melangkah pergi meninggalkan Sakura yang tergeletak lemas dilantai.
TBC
