Chapter selingan, sengaja post di hari kabisat. Chapter selingan lainnya akan dipost pada hari April Mop.

Happy Reading! :D


Chapter 296: Ka(mar)bi(natu)sat(uan)


Mundo: Would anyone know any good vendors for professional-quality brass knuckles?

Miyon: I know you're serious, but you say the scariest shit sometimes.

Yeah, that's the intro for today.


~Okay Google, Play PPAP~ (Reference: Mashin Sentai Kiramager The Movie 'BeBop Dream'.)

Di kediaman Scorcas, terlihat jam analog di atas meja ruang tengah yang sedang menghitung mundur.

00 : 02

00 : 01

00 : 00

*cuckoo bird noise.*

"Sudah waktunya." ujar seseorang yang melihat jam itu. "Let's go! Minna!"

Di depannya terdapat Thundy, Icy, dan Elwa yang sedang tertidur setelah seharian mengurus Carmel yang terlelap di pangkuan ayahnya. Dia memakai gag glasses di wajah, jas hujan putih, feather boa hitam sebagai selendang tari, dan sepatu croc abu-abu. Kemudian pemutar musik diletakkan di atas meja dan dia menekan tombol untuk memainkan sebuah lagu.

PPAP~

Sosok itu pun mulai menari mengikuti musik dengan riang.

I have a pen, I have an apple~

Ah!

Apple-pen~


Thundy menyetrum beberapa monster yang mengepung mereka bertiga. "Bagaimana kita bisa sampai mengalami mimpi yang sama seperti ini?"

Elwa yang sempat mendengar lagu tadi sedang menendang monster yang terlalu dekat dan membakar monster yang lain. "Dari mana lagu itu berasal?"

"Aku tidak mau tau!" seru Thundy kesal sambil menyetrum beberapa monster di dekatnya dalam sekali serang.


I have a pen, I have a pineapple~

Ah!

Pineapple-pen~

Icy dan Greif yang terbang di udara (with the former riding the latter in giant form) melakukan tarian dari lagu itu. "Apple-pen, pineapple-pen~ Ah! Pen pineapple apple pen~"

Kemudian beberapa monster bersayap yang mulai mengerumuni mereka langsung dibekukan saat itu juga, setelah itu mereka kembali melanjutkan tarian.


Begitu juga dengan si sosok yang masih menari di dunia nyata.

Pen pineapple apple pen~

Tepat segera lagu itu berakhir, mereka bertiga segera bangun dari mimpi. Thundy dan Elwa langsung membentak orang yang memutar musik barusan (yang anehnya tidak membangunkan Carmel, entah karena dia heavy sleeper atau sudah terbiasa mendengar teriakan orang-orang sejak masih bayi sampai tak terusik sama sekali). "DIAM, EMY!"

Orang yang bersangkutan melepas gag glasses dan menurunkan tudung jas hujan dengan wajah risih. "Gomen ne..."


(Transisi: Kumpulan biskuit berjatuhan dari langit.)


~Failed Gingerbread Man~ (Reference: Ghosty Comic.)

Wiona membawa nampan kue. "Aku membuat gingerbread man, tapi sepertinya banyak yang gagal."

"Hah? Gagal gimana?" tanya Alpha bingung.

"Ada yang badannya terbelah dua."

"Nooo! G0j0!"

"Kemudian ada yang kepalanya hilang!"

"M4m1 juga?!"

"Lalu ada banyak yang berlubang di tengahnya."

"4c3, R3ng0ku, K4ky01n, Bucc3ll4t1?! (Banyak amat!)"

"Dan ada juga yang tinggal remah."

"Nooo! Sp1d3rm4n!"


(Transisi: Ney dan Duco bermain pongo.)


~Lompat Tali~ (Reference: RWBY Chibi episode 'Cat Burglar' bagian 'Jump Ropes'.)

Glinea meluruskan cambuknya selama beberapa detik dan meluncurkannya ke punggung Zen, yang berbalik tepat pada waktunya untuk menangkap ujung cambuk di tangannya.

Greif mengamati tali cambuk di antara mereka dengan seksama, lalu melompat tinggi ke udara... hanya untuk turun dan melompat lagi sambil bernyanyi dengan gembira. "Salem gesit, Salem cepat, Salem terjatuh dari tangga!"

Ternyata mereka main lompat tali.

Kamera bergerak ke samping dan kita dapat melihat Salem muncul dengan gips di salah satu kaki dan tongkat penyangga, menyanyikan lagunya sendiri dengan nada mengejek. "Zen gesit, Zen cepat, Zen harus MENGAMBIL SAMPAHNYA SETELAH DIA SELESAI MAKAN!"


(Transisi: Danish Family menaiki mobil van yang terlihat lepas kendali karena dikemudikan Victor.)


~Daydream Section: Expressive Android~(Reference: V-Cinema Movie Kamen Rider Drive Saga: Kamen Rider Chaser.)

Exoray, Lucy, dan Hikari terlihat sedang nongkrong bersama di atap markas sambil minum jus.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Hikari.

Lucy menghela nafas lelah. "Ototou-chan masih butuh istirahat."

"Moncong-moncong, jika kita jadi karakter anime..." Exoray menunjuk Naoto yang sedang tertidur di atas meja piknik di depan mereka. "Si kucing biru seiyuu-nya bakalan sama kayak namesake-nya tapi suaranya kayak karakter Basara yang sering disangka cewek sama orang-orang."

Kedua gadis di sebelahnya hanya sweatdrop mendengar itu.

Setidaknya dia memikirkan Uesugi Kenshin dan bukannya Switzerland.

"Hai teman-teman!" Seseorang menyapa mereka. "Kejadian kemarin liar sekali ya!"

Garcia berjalan menghampiri mereka... dengan senyum cerah di wajahnya. Mereka bertiga hanya terdiam menatap gadis android itu ketika mereka sedang minum.

"Garcian senang kalian bertiga baik-baik saja." Gadis android itu tertawa ceria.

Ketiga orang itu tetap terdiam, kemudian Lucy dan Exoray segera menyemburkan minuman mereka ke arah Hikari yang duduk di antara kedua bersaudara itu, dengan slow motion, diulang sebanyak empat kali, dalam berbagai sudut. Naoto langsung terbangun karena terkena cipratan dari semburan minuman barusan.

Kedua bersaudara itu menatap Hikari dengan ketakutan.

"Sorry." (Lucy)

"Sorry..." (Exoray)

Mata Hikari mulai berkedut karena kesal.

Garcia tertawa lagi. "Apa Hikarin baik-baik saja?"

Hikari segera berdiri dan berjalan mengambil handuk, dia sempat menabrak Lucy yang mengikutinya bersama Exoray.

"K-kau membuatku takut!" seru Hikari sambil mengusap wajahnya yang basah dengan handuk.

"Apa ada yang salah?" tanya Garcia.

"Ti-tidak ada yang salah, tapi ada yang tidak benar!" balas Exoray panik sambil mengusap mulutnya dengan lengan baju.

Lucy memegangi bahu Garcia dengan khawatir. "Kau baik-baik saja, Garcia?"

Gadis itu menurunkan tangan Lucy dari bahunya. "Garcian baik-baik saja! Garcian baru saja menjadi manusia!"

Hikari hanya tercengang mendengarnya. "Haaaah?!"

"What?!" Naoto juga sama terkejutnya.

"Sebenarnya, Garcian ingin menanyakan sesuatu pada kalian." ujar gadis itu. "Garcian ingin memastikan Alexian baik-baik saja, bolehkah Garcian mengawasi Alexian untuk kalian?"

"Please? Pretty please? Tidak apa-apa kan? Alright, Lucian? It's all good, right? Come on, please?" Exoray hanya menatap khawatir Garcia yang terus memohon pada mereka.

"Garcian boleh melakukannya kan, please?" Lucy hanya mengangguk canggung ketika Garcia memegangi pundaknya.

"Please? It's alright, Hikarin?" Hikari mengangguk sedikit. "Boleh? Sungguh? Syukurlah!"

Hikari mencoba memukuli Garcia tapi meleset.

"Thank you! Garcian berhutang budi pada kalian." Garcia berjalan pergi.

Exoray segera berlari mengejar gadis android itu. "Tunggu, Garcia!"

Lucy mendapati Hikari sedang menggigiti handuk yang dia pegang.


To Be Continue, bukan Track Ball Cup (?)...


Fun facts for today:

1. The intro is Persona 5 reference.

2. Bagian Daydream Section sebenarnya tidak canon, jadi beberapa kejadian seperti Miyon membelah diri seperti amoeba (Chapter 292) dan Garcia mendadak menjadi ekspresif itu tidak pernah terjadi.


Ya, itu saja.

Review! :D