Modern AU! Zombie theme! Ninja Theme! Berantakan!


"Ahhhh….." Suara teriakan terdengar memecah keheningan pagi di salah satu jalan.

Buagh

Bruk….

"Siallll…."

'Dasar bodoh'

"Diamlah gumpalan bulu…"

'Ahhahahaha…. Gumpalan bulu….'

'Cihh…. Diamlah lemah….'

'Bisakah kalian diam sejenak, kita tak tahu apa yang terjadi sekarang.'

'Isobu benar…, Jikukan Ninjutsu pasti akan membawa sesuatu yang buruk.'

"Ah…. Sakitnya kepalaku…" Seorang pemuda bersurai pirang bangun dari keadaan tersungkurnya dan mengusap kepalanya yang membentur jalanan.

'Kau masih saja gegabah dan keras kepala seperti biasanya, Gaki.'

"AH……"

'Bisakah kalian diam, aku sedang mencoba untuk tidur.' Kurama mendengus kesal, 'Terlebih, tempat ini tak muat untuk kita bersembilan, Sialan Kau Naruto….'

"Mah, jangan terlalu banyak protes, bola bulu." Balas Naruto. Kurama hanya mendengus kesal.

Naruto yang masih terduduk melihat sekeliling dan menyadari dirinya berada di tempat yang sangat asing baginya.

'Hei, apa kalian tau, kita ada di mana?'

'Jika aku tau kita dimana, aku tak akan banyak bicara.' Jawab Kokuo.

'Yaps… jika bukan karena idemu untuk memodifikasi Fuin itu, kita masih ada di Elemental Nation.' Isobu menghardik Kurama yang memejamkan matanya.

'Ck…'

'Ku rasa kita sudah bukan di Elemental Nation, Naruto…' Matatabi akhirnya bersuara, yang sedari tadi diam melihat tingkah saudara - saudaranya.

'Matatabi benar.' Choumei juga bersuara.

'Ku rasa kalian benar…' Pikir Naruto, 'Aku tak merasakan hawa keberadaan manusia cukup jauh dari sini.'

Mata Naruto melihat gedung gedung tinggi yang terlihat hancur di beberapa bagiannya. Jalanannya terlihat sangat sepi dan keadaan terlihat sangat porak-poranda.

"Gedung - gedung tinggi ini mengingatkanku pada reruntuhan Rouran…." Gumam Naruto.

"Ah…., atau mungkin ada Sara di sini…" Naruto melihat sekeliling. "Aku harus mencarinya."

Poft

"Biarkan aku membantumu, Naruto." Choumei tiba tiba muncul dari kepulan asap dan menampakkan bentuk chibi.

"Aih, baiklah… tapi memang berguna sekali idemu, Goku."

'Jangan dipikirkan' Jawab Goku. Goku tiba - tiba juga muncul.

"Aku akan berkeliling dulu bersama, Choumei." Ucap Goku, empat ekornya terkibas melihat gedung gedung tinggi di sekitarnya.

Naruto menganggukkan kepalanya, melihat Goku dan Choumei meninggalkan tempatnya berada.

'Hei… lihat Naruto… ada orang disana…' Saiken bersuara, 'Mungkin kau bisa bertanya padanya.'

Naruto melihat seseorang tengah berjalan tanpa arah di salah satu perempatan tak jauh dari tempatnya berada.

"Hei, Tuan….!!!" Naruto berteriak pada seseorang itu.

'Bisakah kau datang padanya saja,' Kurama kembali bersuara, 'Suara cemprengmu itu mengganggu tidurku, Naruto Sialan'

Naruto menghiraukan ocehan Kurama. Sementara itu, seseorang yang mendengar teriakan Naruto menoleh ke arahnya.

"Hei, kenapa dia berlari….??" Naruto kebingungan melihat orang itu tiba tiba berlari, setelah melihat keberadaan Naruto.

Orang itu semakin mendekat dan makin terlihat jelaslah bentuk dari orang itu.

'Orang ini tak memancarkan hawa kehidupan' Kurama berkata pada Naruto.

Setelah dekat, orang itu langsung melompat ke arah Naruto dan berniat menyerangnya. Dengan insting shinobinya dalam merasakan bahaya, Naruto menghindari orang itu ke samping.

"Hei, kenapa kau menyerangku..?"

Hanya geraman yang keluar dari orang itu. Orang itu kembali menyerang Naruto.

"Ouch… Kenapa dengan tubuhmu? Bisa membusuk seperti itu?"

Naruto melihat orang itu memiliki badan yang membusuk, terlihat luka menganga di beberapa bagian tubuhnya. Selain itu, disekitar mulutnya terdapat bercakan darah yang terlihat masih basah. Matanya pun melotot dan tak memiliki aura kehidupan.

'Menghindar Naruto, dan hancurkan orang itu… dia sudah mati…'

'Apa yang kau bicarakan, Kurama?' Naruto bertanya pada kemari sembari menghindari terkaman orang itu.

'Apa kau masih ingat ketika Konoha di serang oleh Furido dan Sora?' ucap Kurama.

'ya, aku masih ingat.' Naruto menendang orang itu dan membuatnya tersungkur ke belakang.

'Salah satu anak buahnya memiliki sebuah jutsu yang dapat membangkitkan orang dari kematian.' Kurama membuka matanya, 'Dan membuat orang yang diserang mayat hidup itu berubah menjadi sepertinya.' Tambahnya.

'Ah…. Seperti Edo Tensei….' Ucap Naruto, 'Apa namanya yaa….Zombie…'

'Hancurkan saja, Gaki.' Ucap Gyuki pada Naruto.

Zombie itu kembali bangkit dan hendak menyerang Naruto. Naruto tak tinggal diam, ia menyalurkan sedikit chakranya ke kaki, kemudian menendang kepala orang itu.

Jrash…. Crash… Splat…

Darah bercucuran dan muncrat ke segala sudut. Kepala orang itu hilang, badannya kelimpungan, kemudian jatuh tak bernyawa.

"Ah.. sial… aku harus bersih bersih…" Gumam Naruto.

'Hei, Gaki… bisakah kau ke sini, ada yang ingin kutunjukkan padamu…' Suara Son terdengar di kepala Naruto.

'Baiklah… tunggu Son.' Naruto pergi meninggalkan tempat itu.

Srek..

Naruto berlari, melompati puing puing. Ia pergi ke tempat Son berada.

'Di atas sini, Gaki…'

Naruto menoleh ke atas, di puncak gedung tertinggi, terlihat Son dan Choumei melambaikan tangan ke arahnya.

Naruto menganggukkan kepalanya, lalu melompat ke dinding gedung itu. Ia kemudian berlari vertikal ke atas untuk menemui Son dan Choumei.

Syut

Tap

"Ada apa Son?" Naruto bertanya pada Son.

"Lihatlah itu" Son menunjuk ke suatu arah.

Naruto melihat ke arah yang Son tunjuk, dan terkejutlah dia melihat banyak sekali Zombie seperti tadi tengah mengerubungi sebuah gedung.

"Aisss… ada banyak sekali makhluk jelek itu?" Naruto sedikit mengalirkan chakra ke kedua matanya. "Pasti disana sangat busuk baunya…"

"Aku tadi sedang berkeliling, dan melihat seseorang tengah berlarian dikejar kawanan Zombie, lalu masuk ke gedung itu." Jelas Son pada Naruto, "Keramaian itu mengundang zombie lain dan akhirnya mengerubungi gedung tempat orang itu berlindung."

Naruto menganggukan kepala mendengar penjelasan Son.

'Jadi, akan berperan menjadi pahlawan lagi, Naruto???' Shukaku bertanya pada Naruto.

'Mau bagaimana lagi… ada orang yang membutuhkan bantuanku…' Gumam Naruto.

Naruto kemudian berlari dan terjun langsung ke arah gerombolan zombie itu.

'Son….' Ucap Naruto.

'Chaiyoooo……'

Naruto mengepalkan tangannya, kemudian gumpalan chakra terbentuk dengan warna lava menyala. Membuat pagi itu semakin terang.

"Maaf kawan…."

Boommm

KRAK

Duar….

Naruto mendarat dan membuat gerombolan zombie itu berantakan. Dengan sekali pukulannya, Naruto dapat menghancurkan gerombolan zombie itu.

Para zombie terbakar karena chakra lava milik Naruto, yang kemudian hilang menjadi abu.

"Fiuh…." Terlihat Naruto keluar dari retakan tanah yang ia buat akibat pukulannya tadi.

'Anak dalam ramalan telah kembali…' Ledek Kurama.

'Kau berisik, Bola Bulu….'

Srek…

"Tuan…. Terimakasih…. Karena kau telah menyelamatkanku…" Seseorang keluar dari dalam gedung yang hampir rubuh itu. "Kau hebat sekali bisa mengalahkan mereka hanya dengan sekali pukul… apa Kau ada di tingkat A?"

Naruto berdiri tertegun melihat seorang anak keluar dan mengoceh padanya.

'Hei hei…. Apa aku tak salah lihat ini?' Gumam Kurama.

'Tak ada yang mustahil, kau tau….'

xxx

Krik

Krik

Terdengar suara kecil hewan di malam yang dingin.

Poft

Poft

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Gyuki bertanya pada Naruto.

"Aku juga kurang paham…" gumam Naruto

"Apa kau yakin akan menjaga anak itu, Naruto?" Saiken berucap.

"Yah… begitulah… apa kau tidak lihat seperti apa kejadian tadi." Naruto menoleh ke seorang remaja yang tertidur di seberang api unggun.

"Kita kekurangan informasi tentang keadaan kita… kurasa kita harus mengumpulkan informasi terkait dunia ini…" Ucap Kokuo.

"Kokuo benar… dengan begitu, kita bisa bertahan di dunia ini sampai kita bisa menemukan jalan kembali." Matatabi mengibaskan kedua ekornya.

"Ah… ini pasti akan seru…" Ucap Shukaku.

"Yapss… sudah lama aku tak merasakan petualangan baru seperti ini…" Son terlihat setuju dengan Shukaku.

Sementara Choumei hanya menganggukkan kepalanya.

"Cih, kalian berisik sekali…." Kurama mendecih kesal, "Tapi aku setuju dengan Kokuo… bagaimana kalau kita berpencar agar semakin cepat kita bisa mendapatkan informasi." Kurama memberikan saran pada yang lain.

"Baiklah, sudah diputuskan, kita akan berpencar… Aku yakin kalian bisa menjaga diri kalian baik - baik, jika terjadi sesuatu segera hubungi yang lain."

Para Chibi Bijuu menganggukkan kepala mereka. Kemudian, mereka segera pergi berpencar ke segala arah.

"Hei, kenapa kau tidak ikut pergi, Kurama…?" Naruto bertanya pada Chibi Kurama yang masih bersantai dan memejamkan matanya.

"Malas….," Perempatan muncul di dahi Naruto."Terlebih, aku bisa menikmati kesunyian tanpa ocehan mereka…"

"Hah…" Naruto hanya menghela nafas. Ia tahu, beginilah sifat Kurama.

"Hei, Gaki, selagi yang lain mencari informasi, apa yang akan kau lakukan…?" Tanya Kurama.

"Pastinya, aku harus mencari tempat aman dahulu… lalu menemukan cara untuk menyelamatkannya." Naruto kembali menoleh ke arah remaja perempuan yang tertidur di seberangnya.

"Tak ku sangka kita akan terdampar di dunia lain seperti ini…." Ucap Kurama yang membuka matanya.

"Tak apa… semoga yang lain di dunia sana bisa baik baik saja… selagi kita mencari jalan pulang juga…" Ucap Naruto.

"Apa kau telah mendapatkan informasi tempat aman terdekat di sini?"

"Yah, Kagebunshin ku baru saja memberikanku info kalau ada sebuah tempat aman tak jauh dari sini."

Kurama menganggukkan kepalanya, "Baiklah… aku akan tidur lagi…"

Poft

Kurama menghilang, dan kembali ke tubuh Naruto.

Sementara Naruto hanya menghela nafas. Ia duduk bersila kemudian berdiam diri. Terlihat distorsi udara di sekitar tubuh Naruto. Di sekitar matanya juga muncul tanda jingga namun samar, menandakan Senjutsu miliknya mulai aktif.

"Uh…. Dunia ini sangat menderita…" Gumam Naruto. Ia kembali berkonsentrasi, ia bisa merasakan banyak titik dan gerombolan hawa kehidupan tak jauh dari tempatnya berada. Selain itu, ia bisa merasakan para Bijuu semakin menjauh.

Naruto merasakan energi kotor di dunia tempatnya berada sekarang. Sedikit demi sedikit ia mengeluarkan kembali aura yang telah ia serap dan membuat udara di sekitarnya kembali bersih.

"Para makhluk jelek itu juga masih memiliki aura kehidupan meskipun sangat samar, Naruto."

Kurama kembali muncul dari dalam tubuh Naruto.

"Kau benar…. Dan manusia di dunia ini juga tak memiliki chakra seperti kita." Naruto membuka matanya, pigmen jingga di sekitar matanya juga menghilang.

"Tapi, ada sebagian orang yang memiliki energi lebih besar dari yang lainnya…"

"Ku rasa ada kekuatan unik selain chakra di dunia ini…" Ucap Kurama.

"Selain itu, para zombie ada juga yang memiliki aura gelap lebih besar dari lainnya… terutama…" Naruto memalingkan wajahnya dan melihat atas ke sebuah arah.

"Kita pikirkan itu nanti, Naruto…" Ucap Kurama, "yang terpenting kita harus tau dulu seperti apa dunia ini…"

Poft…

"Dan yang lebih penting lagi…., aku akan mengisi perutku yang lapar." Semangkuk ramen hangat keluar dari fuin yang Naruto keluarkan dari kantongnya.

"Terimakasih pada peninggalan, Tou-san… Aku bisa mempelajari Fuinjutsu dan sangat berguna sekarang."

"Cih…."

Remaja yang mencium baru harum terbangun dari tidurnya. "Baunya sungguh enak Nii-san… apa aku juga boleh memakannya?"

Naruto yang mendengar remaja bersurai merah itu berucap padanya, menyodorkan mangkuk itu padanya.

"Tentu saja boleh, aku juga membawa lebih" Semangkuk ramen lain telah ada di tangan Naruto.

Remaja perempuan itu menatap berseri semangkuk ramen di hadapannya, "Sudah lama aku tak memakan makanan seperti ini."

"Makanlah…"

Tak perlu waktu lama, perempuan itu melahap Ramen yang Naruto berikan. Ia begitu menikmati makanannya itu dan membuatnya selesai menghabiskannya dengan waktu tak lama.

"Kau sungguh lapar rupanya…"

Perempuan itu hanya menggaruk belakang kepalanya dan tertawa kikuk.

"Makanlah lagi, aku membawa banyak persediaan." Naruto kembali menyodorkan makanan dan dengan senang hati perempuan itu menerimanya.

Sementara Kurama hanya diam memperhatikan interaksi kedua manusia di depannya.

"Jadi, setelah kejadian tadi, adakah yang kau ingat?"

"Kejadian apa?"

Naruto menoleh ke arah Kurama, keduanya saling bertatapan lalu Naruto melanjutkan kembali ucapannya.

"Ummm… tak apa kalau kau tak ingat… Setelahnya, aku belum tau siapa namamu?"

"Um… namaku, Kushina…."

Naruto yang mendengar ucapan Kushina terdiam. Ia pernah melihat foto ibunya ketika masih kecil, dan memang ibunya sangat mirip dengan perempuan di depannya. Namanya pun sama.

Kurama hanya mendengus, ia sedikit tergelitik melihat ekspresi Naruto. Sebuah kebetulan yang kebetulan, ada seseorang yang memiliki nama sama dengan wajah dan perawakan sama dengan seseorang dari Elemental Nation.

'Sungguh sangat aneh, Pak Tua…' pikir Kurama.

"Kurasa kita harus mulai terbiasa dengan keadaan, dan jangan memasang wajah bodoh itu, Naruto…" Kurama memukul kepala Naruto dengan salah satu ekornya.

"Aduhh… bisakah kau tidak menggunakan kekerasan dasar, bola Bulu…" Sergah Naruto.

Sementara Kushina yang tak mengerti keadaan hanya bisa tertawa melihat interaksi keduanya.

Dan oops… kenapa Kushina tidak terkejut melihat seekor hewan bisa berbicara? Lihat saja keadaan dunia di sekitarnya sekarang. Tak ada yang mustahil.

"Ehem…. Jadi apa kau sendiri saja ketika mereka mengejarmu?" Naruto berdehem dan bertanya pada Kushina.

"Seingatku, aku berada di sebuah lab dan kemudian berusaha kabur dari lab itu karena para zombie itu mengejarku." Jelas Kushina, ia juga bingung dan ragu dengan jawabannya.

Naruto menganggukkan kepalanya mengerti. Ada ingatan yang hilang dari Kushina.

"Oh, ya… perkenalkan, aku Naruto…" Naruto memperkenalkan diri.

"Ya… Naruto Nii-san…"

"Baiklah, ini sudah larut malam, kau bisa tidur kembali," Ucap Naruto, "Aku akan berjaga jaga."

Kushina menganggukkan kepalanya lalu kembali berbaring untuk tidur.

"Fiuh…" Naruto menghela nafas, "sungguh sebuah kebetulan sekali…"

"Gah… lucu sekali ekspresimu tadi, Naruto…" Ucap Kurama. "Namun, melihat amukannya tadi jadi mengingatkanku pada ibumu dulu…" tambahnya.

"Hah…, kurasa ini akan menjadi petualangan panjang."

Srek..

Tak jauh dari tempat Naruto dan Kurama berada, terlihat seseorang tengah mengawasi.

"Beritahu markas komando jika subjek berhasil kabur dan saat ini sulit untuk ditangkap."

Sosok itu berbicara melalui saluran komunikasi di telinganya.

"Aku harus menunggu waktu yang tepat untuk membawanya kembali ke lab." Sosok itu bergumam, kemudian pergi dari tempat itu.

"Apa kau akan membiarkannya pergi…?"

"Tak apa, selagi dia tak mengganggu, aku tak akan bertindak."

Sementara Kurama hanya mendengus. Ia menyamankan posisi kemudian ikut tidur bersama yang lainnya.

xxx

"Jadi, Nii-san… kita akan kemana?" Kushina bertanya pada Naruto.

"Um, kita akan ke salah satu tempat pengungsian di sekitar sini."

"Ah… iya, memang ada shelter di daerah ini…" Kushina berujar.

Pagi ini mereka akan menuju ke salah satu shelter, dengan harapan bisa mengumpulkan informasi dan persediaan. Yah meski Naruto masih memiliki banyak Fuin yang tersegel makanan, ia hanya mau berjaga jaga saja.

Informasi yang ia dapatkan dari Matatabi semalam, dunia ini sepertinya menghadapi kepunahan massal akibat penyakit yang menyerang Manusia sehingga membuatnya menjadi zombie.

Lingkungan juga ikut terkontaminasi, sehingga akan sangat jarang orang bisa mendapatkan bahan makanan segar. Selain itu, banyak shelter - shelter pengungsian yang dibentuk oleh para manusia yang bisa bertahan hidup.

Setelah memberikan sekeping informasi itu, Matatabi kembali pergi untuk mencari informasi lain.

"Hah, kurasa kita sudah dekat…" ucap Naruto. Mereka bisa melihat sebuah gerbang tinggi menjulang di kejauhan. Terlihat juga beberapa orang bersenjata yang berjaga di gerbang itu dan bagian atas benteng. Tempat itu mengingatkannya pada Konoha.

"Bisa tunjukkan tanda pengenal kalian?"

"Ah… maaf ini… " Kushina menunjukkan sebuah gelang, dan penjaga itu seperti mengetik sesuatu.

"Baiklah, Kushina… lalu kau, mau tanda pengenalmu?" Penjaga menunjuk ke arah Naruto.

Sementara Naruto yang tak memiliki tanda pengenal hanya bisa berwajah bingung. "Maaf, aku tak memiliki tanda pengenal."

Sang petugas itu menatap Naruto curiga, "Bisakah kau maju? Aku akan memeriksamu dulu."

Naruto menuruti kemauan sang petugas, ia maju ke kedepan, kemudian sebuah drone muncul dan memeriksa Naruto.

"Siapa namamu?" Tanya sang petugas

"Naruto"

"Baiklah, Naruto-san… kau lolos pemeriksaan, selanjutnya kau harus membuat tanda pengenal."

"Baik, terimakasih, Tuan…"

Sang petugas dan drone itu menyingkir, kemudian pintu besar terbuka. Naruto takjub dengan pintu itu, yang terlihat terbuat dari baja tebal.

Ketika pintu gerbang dibuka, Naruto tak berhenti untuk takjub melihat keadaan di dalamnya. Beberapa gedung modern yang tak pernah ia lihat berdiri tegak. Terlihat juga drone penjaga yang terbang berkeliling.

"Baiklah, Nii-san. Aku sebelumnya sudah pernah di sini, jadi aku bisa menunjukkan jalan." Ucap Kushina, membuyarkan ketakjubannya.

"Ah iya… ku rasa aku memang perlu tanda pengenal."

"Baiklah, ikuti aku, Nii-san…"

Naruto menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Kushina. Namun langsung mengikuti begitu melihat Kushina makin menjauh.

xxx

"Bisakah kau berhenti untuk memasang tampang bodohmu, sialan…" Kurama terus mengumpat melihat tingkah Naruto.

"Cih, diamlah, Kurama… aku sedang mengagumi keadaan ini…"

"Tapi bisakah kau bertingkah biasa saja… ha…"

"Hhhaha…" Kushina terkekeh geli melihat tingkah Naruto dan Kurama, "Kalian memang partner yang akrab."

"Cih…"

Tap

Set..

"Wah wah…. Apa ini? Ada seorang Ninja tersesat." Seseorang menghadang jalan Naruto dan Kushina, sehingga membuat keduanya berhenti. Memang Naruto saat ini masih mengenakan pakaian ninja (Naruto the Last) dan tak sempat berganti pakaian.

"Maaf tuan, bisakah kau menyingkir, kami ingin lewat."

"Saa… lihat ini, aku melihatmu di buku buronan…" Orang itu menghiraukan perkataan Kushina, "Pemerintah memasang harga tinggi jika berhasil membawamu kembali."

Kushina takut mendengar ucapan orang itu, dan membuatnya bersembunyi di belakang Naruto.

"Mah, tak perlu membuang waktu, bisakah kau serahkan anak itu padaku…" Ancam Kosume. "Kita bisa bagi hasil jika mendapatkan upah dari Pemerintah."

"Dia tak mau pergi bersamamu…"

"Kosume… Kosume Nakama…"

"Kosume-san."

"Hah…. Memang tak bisa dengan cara halus…"

Tanpa aba - aba, Kosume meninju Naruto, namun berhasil ia tangkap.

Tak

Tap

"Boleh juga, kau Ninja…" Kosume melayangkan tendangan ke Naruto, namun kembali berhasil ditangkis.

"Ah…. Aku sudah muak…"

Kosume menjauh, kemudian kembali menerjang, namun sekarang pukulannya diselimuti api.

"Oh, waw… Katon…"

"Cih…"

Naruto menangkis lengan Kosume, membuat pukulannya meleset. Kemudian, Naruto mengalirkan sedikit chakra pada lututnya.

Buagh

Guakk..

Perut Kosume terkena tendangan lutut Naruto, membuatnya memuntahkan darah dan jatuh terduduk. Kosume memegangi perutnya, dan meringis kesakitan.

"Jadi, bisakah kau menyingkir?"

Kosume yang merasakan tendangan Naruto, ketakutan. Ia menyingkir dan membuka jalan bagi Naruto dan Kushina.

"Kenapa tak kau habisi saja dia?" Kurama yang sedari tadi diam melihat kejadian akhirnya bersuara.

"Sia sia tenagaku."

"Hmmm"

"Nii-san… kau memang kuat…" Kushina terkagum melihat kejadian tadi, "Bisakah kau mengajariku?"

Naruto hanya terkekeh mendengar permintaan Kushina.

Brugkk…

Naruto yang sedang berjalan, harus kembali terhenti karena seorang wanita berambut pirang tiba tiba jatuh tersungkur di depannya.

"Hei, apa kau tidak apa - apa?" Naruto berusaha menolong wanita itu.

"Ah… ini semakin menarik saja…" Ucap Kurama.

"Aku tak apa…" ucap Wanita itu. Sementara Naruto hanya berdiam melihat wajah wanita yang baru saja ia tolong.

"Hei… aku bilang tak apa…" ucapan wanita itu membuyarkan lamunan Naruto.

"Ah yaa…."

"Uh… ku lihat kalian asing dengan tempat ini… Aku bisa menjadi penunjuk jalanmu…" Tawar Wanita itu.

"Ah, tak apa, ada aku, aku pernah datang ke tempat ini…" Sanggah Kushina.

"Um… tapi kau pasti belum banyak tau tempat rahasia lain…"

"Jadi… bisakah kau menunjukkan padaku tempat Armoury?"

"Bagus… aku tau tempat Armoury terbaik di sini."

Naruto menganggukkan kepalanya. Ia kemudian mengikuti wanita itu. "Terimakasih…."

"Oh iya… perkenalkan, namaku Tsunade…. Senju Tsunade…"

"Tsunade…-san…" Naruto hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Sementara Kushina terlihat ragu untuk mengikuti mereka, Naruto berteriak.."Jangan melamun saja Kushina, cepatlah…"

"Ah… ya, ba ik Nii-san…" Ucap ragu Kushina, namun bergegas mengikuti Naruto.

Srek…

Mereka bertiga berjalan cukup jauh, melewati beberapa distrik wilayah kumuh. Yang membuat Naruto juga tak menyangka ada tempat seperti ini.

"Jadi selain shelter ini, apakah kau pernah ke shelter lainnya, Tsunade-san?"

"Yah begitulah…" jawab Tsunade, "Setelah 'Outbreak' terjadi, banyak terbentuk shelter, klan dan titik tempat pengungsian lain." Tambahnya.

"Shelter ini, merupakan yang kedua terbesar di kota ini." Jelas Tsunade, "Yang terbesar, ada di barat kota, kau bisa mendapatkan dan menemukan banyak barang bagus di sana."

"Di sana, pemerintahan, Asosiasi Mutan dan badan Riset bertempat."

Naruto menganggukkan kepala, kepingan informasi ini sangat berguna baginya untuk melanjutkan tujuannya.

"Apa kau tau kenapa terjadi 'Outbreak' ini?" Tanya Naruto penasaran.

"Entahlah… aku juga kurang paham, tapi banyak rumor mengatakan ada beberapa kelompok orang di dunia ini yang sengaja melakukannya."

Sepertinya informasi dari Son melengkapi informasi ini. Ia menerima kabar dari Son sebelumnya, jika ada pemeran di balik kejadian 'Outbreak' ini. Son juga merujuk jika 'Outbreak' ini menjadikan manusia menjadi zombie dan ada beberapa orang yang menerima mutasi oleh dampaknya. Sama seperti Kosume, mungkin dia orang yang menerima mutasi, terlebih Tsunade tadi menyebutkan Asosiasi Mutan.

"Dan disinilah kita…" Tsunade berucap.

"Hei, jika kau mencari senjata… datang saja ke sini…"

"Ada banyak makanan di sini"

"Tikus telah masuk perangkap."

"Apa yang baru saja ia katakan…" Naruto yang sedari tadi fokus mengobrol dengan Tsunade, terlupa dengan keberadaan Kushina.

"Ah… Kushina… dimana kau…"

"Ha ha ha… betapa polosnya dirimu…" Seseorang tertawa dengan lantang.

Brukk

"Ini bayaranmu, sekarang pergilah…" Orang itu menyerahkan sebuah tas pada Tsunade.

"Terimakasih bos…." Tsunade melihat ke arah Naruto yang terlihat kebingungan, "Maaf, Naruto-san" Tsunade kemudian pergi.

"Anak anak, kita bisa berpesta malam nanti, karena Buronan itu berhasil kita serahkan."

'Ini akan menarik, untung saja aku tidak ikut pergi dengan yang lain.' Ujar Kurama.

"Dimana kalian membawa Kushina?" Ujar tenang Naruto.

"Kau tak perlu tahu, yang pasti bukan di sini… hahahahaha" Orang itu kembali tertawa. Ia keluar dari balik bayang dan menampakkan wajah yang Naruto kenal.

"Mizuki… "gumam Naruto.

"Ah, jadi kau tau namaku… baguslah…" Ujar Mizuki.

"Tugasku sekarang adalah menyingkirkanmu" Ucap Mizuki, "Anak - anak… hajar…" Titah Mizuki pada anak buahnya.

Anak buah Mizuki langsung menyerang Naruto ketika mendengar perintah.

Naruto tak bergeming, dia masih diam saja. Salah satu anak buah Mizuki mengayunkan tangannya, hendak memukul Naruto. Dengan sigap, Naruto memiringkan kepalanya lalu menghantam perut orang itu, sehingga membuatnya terjungkal ke belakang.

Melihat kawannya berhasil dikalahkan dengan sekali pukul, anak buah Mizuki yang lain mengeluarkan senjata. Tapi apalah daya, insting dan pengalaman Naruto selama menjadi Shinobi, membuatnya dengan mudah mengalahkan mereka yang mengeroyoknya.

"Memang dasar cecunguk tak berguna…." Mizuki mencak - mencak mengetahui anak buahnya dikalahkan dengan mudah.

Kretek

Krek..

Mizuki melepas kaosnya lalu berlari menerjang Naruto. Tubuhnya terlihat membesar dari sebelumnya.

Blar…

Naruto berhasil menghindari pukulan Mizuki, "Nostalgia rasanya…" Gumamnya.

"Jangan hanya menghindar saja, ninja sialan…" Mizuki kembali menyerang Naruto. Namun tanpa tenaga yang banyak, ia bisa menghindar dan dengan cepat membuat Rasengan.

"Dan ini pun Dejavu, nostalgia…." Rasengan Naruto mengenai perut Mizuki, membuatnya berputar lalu terhempas ke belakang.

Syut

Blar…

Mizuki membentur tembok dan langsung tak sadarkan diri.

"Harus cepat, sebelum mereka jauh…"

Tap

"Jangan dulu pergi, Ninja-san…"

"CK… apalagi ini…." Gumam Naruto.

Naruto dihadang oleh seseorang berseragam, mungkin petugas keamanan.

"Kau membuat kerusuhan di wilayahku, ikut dengan kami sekarang."

"Aih…. Baiklah…." Naruto menuruti permintaan sang petugas. Tak lupa petugas keamanan lain membawa komplotan Mizuki.

Poft

Syut

Tap tap

Naruto dibawa ke pusat komando keamanan. Ia akan meladeni para petugas ini, yah di samping itu juga, ia ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi.

'Entah kenapa kau mau buang buang waktu seperti ini, Naruto.' Ucap Kurama.

'Tak apa,'

'Terserahmu lah… kau pasti punya maksud lain…' Kurama kembali tidur.

Naruto dibawa ke sebuah gedung, banyak drone terlihat berlalu lalang.

"Semoga harimu indah, Ninja-san…." Kata penjaga di depan.

xxx

"Argh… bisakah kau untuk tidak kasar??" Ucap Tsunade, "Kau bisa mengatakannya jika kau mau…"

"Hah…, memang kau tidak jauh dari Baa-chan…" Gumam Naruto.

"Aku belum setua itu, sialan."

'Bahkan kebiasaan dan tingkah lakunya sama' Ucap Kurama. Dunia ini memang punya orang orang yang mirip dengan dunianya sebelumnya.

"Hah, kau menjual diriku dan Kushina demi uang untuk berjudi dan mabuk.."

"Hei… aku tidak mabuk…"

"Merepotkan…" Keluh Naruto, "Bisakah kau beritahu aku, kemana mereka membawa Kushina?"

"Ha?? Kushina… ?? Siapa Kushin…a?"

"Perempuan berambut merah yang bersamaku tadi…"

"Ah perempuan itu…, aku tak tahu, aku hanya membantu mereka membawamu ke tempat itu, selebihnya bukan urusanku…." Ujar Tsunade.

"Cih…"

'Jangan berpikiran mesum, dasar sialan…'

'Diamlah, Kurama…'

"Boss, pasti tak akan suka dengan caraku."

Naruto yang ada saat ini hanya merupakan Kage Bunshin. Ia diperintahkan oleh Naruto untuk mengikuti Tsunade. Dan terdamparlah dia di sini, di distrik hiburan.

Sementara Bunshin Naruto membawa Tsunade, Naruto asli sedang di interogasi. Ini pasti akan lama.

Beberapa waktu kemudian

"Ah… selesai juga…" Naruto kemudian melakukan Shunshin, menuju ke tempat Bunshinnya berada.

"Hei… bisakah kau turunkan aku….??"

Poft

Brug…

"ah… aduh…"

"Dia mabuk" Gumam Naruto. Naruto memukul belakang kepala Tsunade dan membuatnya tak sadarkan diri.

'Bisakah kau berhenti mengirimkan potret potret itu di kepalaku, Bola Bulu Sialan….?'

'hahahahaha….. tapi bagian lain setuju dengan ku kan??'

"Cih…"

Naruto kemudian membawa Tsunade pergi dari tempat itu.

Srek

"Menarik sekali…" Gumam Seseorang, "Menurut analisis, levelnya pun tak diketahui…"

"Ini akan menjadi penemuan besar."

"Hhahahah"

"Bisakah kalian berhenti tertawa, aku sedang menikmati keheningan ini."

xxx

"Aku berhasil membawanya, bos…"

"Bagus, segera bawa dia ke ruang isolasi…, Transformasinya akan segera dimulai…"

"Baik bos…" Sang anak buah pergi meninggalkan bosnya.

"Jadi, apakah aliansi lain masih belum bergerak?"

"Entahlah, tapi yang pasti, mereka juga sedang dalam keadaan waspada."

"Di dunia seperti ini, level seperti itu masih belum teridentifikasi."

"Sungguh akan menarik."

"Kita juga masih melakukan penyelidikan, siapa di balik 'Outbreak' ini…"

"Tetap lanjutkan pekerjaanmu, dan terus awasi gerakan orang itu…"

"Hah…" helaan nafas kembali keluar dari mulut sang Bos.

'Outbreak' ini membawa dampak sangat besar bagi Manusia. Pada awal kejadian ini bermula, populasi manusia mengalami penurunan yang sangat signifikan. Kejadian ini pun mengancam kepunahan umat manusia. Entah siapa yang memulai.

Pun demikian, 'Outbreak' juga membawa dampak bagi evolusi manusia. Beberapa dari mereka mendapatkan sebuah kekuatan, itu pun para zombie juga mengalami mutasi dan terus berkembang. Seakan ada yang mengatur semuanya, agar tetap terjadi keseimbangan.

Para manusia yang mengalami mutasi, mendapatkan berbagai jenis kekuatan. Mereka dinaungi oleh Asosiasi Mutan, kumpulan orang yang memiliki kekuatan di atas batas wajar manusia sebelum bencana terjadi. Selain itu, ada Badan Riset, yang merupakan organisasi yang bergerak dalam meneliti bencana ini. Dan mereka bekerja sama dengan Pemerintah untuk menyelamatkan umat Manusia.

Selain itu, banyak klan ataupun Shelter yang tak memiliki afiliasi. Mereka bergerak sendiri, bertahan hidup di tengah lingkungan kejam dan ancaman dari alam.

xxx

Di pusat kota yang sepi, tak ada tanda kehidupan. Di gedung paling tinggi di antara yang lain. Bangunan di sekitarnya terlihat ditinggalkan dan tak berpenghuni, serta tak utuh lagi.

Di gedung itu, terdapat banyak sekali jaring jaring dan berpusat pada satu titik. Di titik itu terdapat sosok, yang tengah duduk di sebuah singgasana. Ia membuka matanya, lalu bergumam, "Aku akhirnya menemukan energi untuk berevolusi"

TB…C