Naruto milik Kishimoto-sensei

Highschool DxD milik Ishibumi-sensei

Mempersembahkan

The Journey of Chakra

Warning:

Mainstream! Bahasa tidak baku! Banyak kata umpatan, kasar, dan lain sebagainya.

Rate:

M (Mature)

Pairing:

Raiser x Harem

Summary:

Ini pasti ada sebuah kesalahan. Aku seharusnya mati dan ke akhirat berkumbul dengan teman dan keluargaku, bukan bereinkarnasi menjadi bajingan kaya berengsek yang sifatnya berbanding terbalik denganku.

Yah, aku rasa aku akan mencari cara untuk mati.

.

.

.

Pagi hari sudah menjelang, entah apakah konsep itu masih berlaku di dunia bawah yang tidak ada matahari dan bulan. Yang jelas ini adalah waktunya untuk kembali beraktivitas, iblis sekalipun memiliki rutinitas harian layaknya seorang manusia.

Di kamar yang sangat luas, pria itu membuka matanya. Menampakkan iris biru yang tengah menatap langit-langit kamar. Dalam diam, pria itu mengambil posisi duduk di tepi ranjang dengan pandangan menatap lantai berkarpet yang dia tebak sangat mahal.

Pria itu berdiri dan berjalan ke salah satu sisi ruangan, di mana terdapat sebuah cermin besar yang menempel di dinding. Pria itu memberanikan diri melihat pantulannya di cermin.

Pria muda yang terlihat berumur 22 tahun, rambut pirang yang bagian poninya disisir ke atas, memiliki iris berwarna biru gelap, tidak ada guratan di pipinya.

Badan pria itu bergetar.

"UUUUWWWAAAAAAARRRR"

Pria itu menciptakan sebuah pusaran energi emas di tangannya dan menghantamkannya ke arah cermin, menghancurkan cermin itu dan apapun yang berada di belakangnya, meninggalkan sebuah lubang besar di dinding itu.

Dari lubang yang dibuat pria itu, berdatangan beberapa penjaga dan pelayan, yang memang merupakan dinding yang membatasi kamarnya dengan lorong di luar kamarnya.

"Raiser-sama! Anda tidak apa-apa?"

Salah satu penjaga memanggilnya, memastikan dirinya baik-baik saja.

Pria itu, Raiser, tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana itu.

Apa dia baik-baik saja?

Raiser berjalan ke luar dari lubang yang dia ciptakan, mengabaikan pertanyaan dan tatapan para pekerja yang berada di sana.

Raiser terus berjalan tanpa tahu tujuannya di istana ini, karena memang dia tidak punya satu ingatan apapun tentang tempat ini. Raiser tidak ingat kamar tadi, dia tidak ingat lantai ini, dia tidak ingat tangga ini, dan hanya terus berjalan hingga akhirnya dia berhenti di aula utama, tempat yang dia datangi sebelumnya.

Dari aula utama, Raiser melihat sebuah pintu yang sangat besar. Merasa sangat yakin ke mana pintu itu terhubung, Raiser membukanya dan melihat sebuah halaman utama yang sangat luas.

Raiser menutup matanya sebentar untuk menyatu dengan alam, dia bisa merasakan hampir semua orang melihat dirinya dari belakang, tapi dia tidak memedulikannya. Kali ini dia fokus mencari di mana tidak ada siapapun yang mengganggunya.

Tidak jauh dari tempatnya berdiri, Raiser merasakan tidak ada siapapun di salah satu area hutan yang berada jauh di samping istana ini. Merasa sudah cukup, Raiser menghentikan mode sagenya dan membuka matanya.

Dengan salah satu kemampuannya, Raiser menyelimuti dirinya dengan jubah chakra berwarna emas dan terbang dengan sangat cepat, meninggalkan warna emas melintang layaknya ekor meteor.

"ADA APA INI!?"

Vurvogel akhirnya sampai ke aula utama bersama dengan istrinya Layla, bersamaan dengan Ravel yang masih mengenakan piyama merah mudanya.

"Ka-kami tidak tahu, Vurvogel-sama"

"Kami mendengar ledakan di kamar Raiser-sama dan melihat Raiser-sama menghancurkan dinding kamarnya"

"Onii-sama!?"

"Lalu Raiser-sama ke aula ini dan terbang ke arah hutan tak bertanah"

Vurvogel diam berpikir, berusaha mencari tahu apa yang dilakukan putranya di hutan tak bertanah, hutan mati yang hanya ditumbuhi pepohonan yang sangat keras, pohon Gigas Cedar, pohon yang sangat keras yang konon hanya bisa ditebang oleh iblis tingkat atas.

"Aku akan mengikuti Onii-sama" Ucap Ravel berlari ke luar, mengeluarkan sayap apinya dan langsung terbang ke arah yang sama yang dituju Raiser sebelumnya, tidak memedulikan bahwa dirinya masih mengenakan piyamanya.

Kali ini semuanya terdiam. Ini pertama kalinya mereka melihat Ravel yang tidak memedulikan penampilannya, dia langsung terbang tanpa menunggu apapun.

"Untuk saat ini, biarkan Ravel membujuk Raiser, kita tidak tahu apa yang Raiser pikirkan saat ini"

Layla mencoba menenangkan suaminya.

"Kau benar. Aku rasa itu adalah keputusan terbaik untuk saat ini" Ucap Vurvogel.

Mereka kemudian berusaha memperbaiki kerusakan yang ada di kamar Raiser dan area di sekitarnya. Dari para pekerja, muncul gosip tentang bagaimana mereka melihat Raiser yang diselimuti api emas dan terbang tanpa menggunakan sayap. Mereka mulai memikirkan apa yang terjadi dengan tuan mereka saat melihat Raiser yang terbang layaknya meteor emas.

.


.

Rii dan Nii membuka matanya. Mereka dengan jelas merasakan lonjakan chakra yang sangat besar di kediaman Phenex. Mereka dengan cepat terbangun dari ranjang.

"Apa itu!?"

Rii dan Nii mengalihkan pandangannya ke salah satu ranjang dan melihat salah satu teman mereka sudah bangun, Xuelan. Gadis yang berasal dari keluarga bela diri sebelum menjadi iblis reinkarnasi.

"Xuelan! Kau sudah sehat!?"

Xuelan mengangguk menjawab pertanyaan Nii dan turun dari ranjang. Gadis itu jelas merasakan adanya perbedaan dalam dirinya, hal terakhir yang dia ingat adalah ledakan yang mengakibatkan dia tereliminasi.

"Lupakan itu! Kita harus segera ke kediaman Raiser-sama. Ada sesuatu yang terjadi" Ucap Rii membuka jendela ruangan dan meloncat tanpa menunggu beberapa gadis yang juga mulai terbangun.

Nii segera mengikuti saudarinya ke luar dari jendela. Xuelan yang tidak tahu apa yang terjadi, memutuskan mengikuti Nekomata kembar itu.

Saat Xuelan ke luar dari jendela, dia tidak tahu bahwa dia tengah berada di lantai empat, jadi dia bersiap mengeluarkan sayapnya, yang mana tidak muncul.

Terkejut karena sayapnya tidak muncul, Xuelan dengan cepat menggunakan dinding sebagai pijakan dan meloncat ke salah satu dahan, menggapai dahan itu dan membiarkan dirinya bergantung di sana selama satu detik lalu melepaskan pegangannya dan mendarat ke tanah dengan sempurna.

"Rii! Nii!"

Walau bingung karena sayapnya tidak muncul, Xuelan berusaha menepis kebingungannya saat melihat Rii dan Nii sudah berlari jauh di depannya, mereka berlari menggunakan tangan dan kaki mereka layaknya hewan.

"Sial! Apa yang terjadi sebenarnya!"

Xuelan segera berlari berusaha menyusul kedua nekomata itu, mencondongkan badannya ke depan dan membiarkan tangannya ke belakang, berusaha berlari dengan kecepatan semaksimal mungkin.

Dia rook, sialan. Kecepatan bukanlah bidangnya.

"Xuelan-san!"

Xuelan tidak mendengar panggilan dari Mihae dan terus berlari menjauh dari sana.

Mihae hanya melihat dari jendela di lantai empat, tidak tahu apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Di belakang Mihae, terlihat semua gadis sudah mulai terbangun dan turun dari ranjang karena mendengar keributan sebelumnya.

"Mihae, ada apa dengan Xuelan? Di mana Rii dan Nii?" Tanya wanita berambut ungu bergelombang, Yubelluna.

"Aku tidak tahu, Yubelluna-sama. Aku terbangun saat mendengar Xuelan-san berteriak memanggil Rii dan Nii dari luar ruangan" Jawab Mihae.

"Apa kau tahu ke arah mana mereka?"

"Aku rasa mereka berusaha ke kediaman Raiser-sama"

Yubelluna mengangguk dan melihat semua orang yang masih berada di ruangan tersebut.

"Karlamine, Siris, Mira. Kalian ikuti Xuelan, pencegahan jika mereka pergi ke tempat lain. Yang lainnya, ikuti aku ke kediaman Raiser-sama"

Semuanya mengangguk.

Karlamine, Siris, dan Mira dengan cepat berlari melompat dari jendela dan mendarat dengan sempura di tanah. Mereka bertiga berusaha mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Xualan, Rii, dan Nii, yang ternyata prediksi Yubelluna benar. Mereka melihat jejak Xuelan tidak ke arah kediaman Phenex, melainkan berbelok ke arah lain.

Yubelluna kembali melihat mereka yang masih berada di ruangan.

"Semuanya mendekat, aku akan meneleportasikan kita ke kediaman Raiser-sama"

Tanpa banyak bicara, semuanya mendekati Yubelluna yang menciptakan lingkaran sihir teleportasi di bawah mereka.

"Ini!"

Yubelluna terkejut.

"Ada apa, Yubelluna-sama?" Tanya salah satu gadis berambut coklat, Marion.

"Aku tidak bisa menghubungkan lingkaran teleportasi ini ke Raiser-sama, begitu juga dengan Ravel-sama dan yang lain"

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya salah satu kembar yang lain, Nel.

"Aku tidak tahu, aku akan berusaha memindahkan kita ke lokasi terdekat dengan kediaman Phenex yang bisa kujangkau dengan sihirku"

Yubelluna dengan hati-hati mencari koordinasi yang dia tahu berada paling dekat dengan kediaman Phenex, lalu memindahkan mereka semua ke sana berharap koordinasi itu tidak terlalu jauh dari tujuan mereka.

.


.

Hutan tak bertanah, dinamakan seperti itu karena tanahnya yang tidak subur dan keras, menyebabkan hanya pohon yang kuat saja yang bisa tumbuh di tanah itu. Meski begitu, hutan itu tetap ditumbuhi oleh banyak pepohonan membuatnya seperti hutan pada umumnya.

Di salah satu area kosong di hutan tersebut, sebuah cahaya emas turun dari langit dan mendarat di sana, mengakibatkan banyak debu yang beterbangan. Setelah debu menghilang, terlihat Raiser dengan jubah emas yang berdiri di tengah-tengah area.

Raiser melihat sekeliling lalu menghilangkan jubah chakranya. Dengan masih banyak yang dia pikirkan, Raiser membuat segel tangan yang selalu dia-, selalu Naruto pakai.

"Kagebunshin no jutsu"

Raiser berbisik dengan pelan dan menunggu, sayangnya tidak terjadi apapun. Raiser menghela nafas mengingat sesuatu sambil duduk di salah satu batu yang cukup besar.

'Baik, aku memang sudah menduganya'

Semenjak chakranya yang semakin besar, Naruto semakin kesulitan menggunakan ninjutsu yang hanya membutuhkan sedikit chakra. Saat Naruto kecil, dia tidak bisa menggunakan bunshin karena chakranya yang terlalu besar. Kemudian saat dia menyerap chakra Kaguya dan para Bijuu, Naruto tidak dapat menggunakan kagebunshin karena chakranya yang semakin besar.

Karena chakra yang sangat besar dan pengendalian chakranya yang bisa dikatakan tidak bagus, Naruto tidak bisa melakukan ninjutsu yang berada di peringkat A ke bawah yang hanya menggunakan sedikit chakra.

Iya, memiliki chakra yang besar tidak selalu menyenangkan. Dia ingin menampar Madara dan Kaguya yang berniat memiliki semua chakra di dunia.

Raiser menggelengkan kepalanya. Mencoba mengingat pertemuannya dengan pecahan dirinya-, pecahan Uzumaki Naruto di alam bawah sadarnya.

Uzumaki Naruto sudah mati, dirinya sekarang hanyalah gumpalan chakra yang memiliki ingatan Naruto. Dari yang dia tangkap berdasarkan penjelasan Naruto tua, harusnya dia tidak mengingat dirinya. Raiser Phenex seharusnya tetap memiliki ingatan dan membangkitkan chakranya saja. Akan tetapi karena suatu kebetulan (kehilangan kepalanya), ingatan Raiser digantikan oleh ingatan Naruto.

Oke, dia sedikit merinding membayangkan apa yang akan dilakukan si bajingan Raiser jika dia memiliki chakra seorang Uzumaki Naruto.

Raiser kembali menggelengkan kepalanya, terlalu banyak yang harus dia pikirkan.

'Jika aku ada karena chakra, ada kemungkinan aku menghilang jika semua chakra di tubuh ini menghilang, atau dengan kata lain mati'

Menurut Naruto tua, chakranya selalu bereinkarnasi. Jadi jika dia bunuh diri, ada kemungkinan dia akan kembali bereinkarnasi dalam wujud chakra, tanpa membawa ingatannya. Kemungkinan lain, karena dia sekarang adalah chakra yang memiliki ingatan, ada kemungkinan siklus reinkarnasi akhirnya terputus dan chakra Naruto menghilang selamanya dari muka bumi. Atau kemungkinan lain, dia akan tetap bereinkarnasi dengan membawa ingatannya juga.

'Apapun itu, intinya aku hanya perlu mati'

Maksudnya, apa yang dia miliki lagi. Dirinya tidak mengingat apapun tentang kehidupan Raiser. Dia hanya mengingat kehidupan Naruto, sedangkan Naruto yang asli sudah mati dan berkumpul dengan keluarganya di akhirat.

Intinya dia bukan Raiser yang dunia ini kenal, dan dia juga bukan Naruto lagi.

Tunggu, mungkin lebih mudah jika menyebutnya Raiser yang memiliki ingatan Naruto.

Tidak, mungkin akan lebih mudah jika mengatakan ingatan Naruto masuk ke tubuh Raiser menggantikan ingatan Raiser.

FUCK, bermuram durja bukanlah gayanya!

Apa yang telah terjadi, maka terjadilah!

'Kenapa aku terlalu banyak memikirkannya! Aku adalah orang yang melakukan sesuatu lebih dulu, berpikir kemudian!'

Raiser dengan santai menciptakan rasengan dan menghantamkannya ke dadanya.

"…Tidak sesakit yang kupikirkan"

Apa karena resistensi tubuh ini yang sangat tinggi, dia tidak tahu.

Raiser mencabut tangan yang berada di dadanya dan melihat sebuah lubang menganga di dadanya, namun hal itu hanya bertahan selama 1 detik karena api mulai muncul di dadanya lalu padam, meninggalkan dadanya yang kembali utuh hanya menyisakan kemejanya yang telah robek di bagian dada.

Orochimaru akan menyukai tubuh ini, pikir Raiser mengingat satu-satunya Sannin yang masih hidup.

Raiser mulai memikirkan cara terbaik yang bisa dia gunakan untuk mengakhiri hidupnya. Mengingat kemampuan regenerasi tubuh ini, hanya ada beberapa jutsu dan teknik yang muncul di otaknya, tapi dia juga berusaha untuk tidak menyebabkan kasualitas apapun di dunia ini.

Pilihan terbaik saat ini adalah menusuk dirinya sendiri menggunakan all-killing ash bones, tapi dia tidak tahu apakah dirinya sebagai pengguna bisa mati menggunakan teknik itu.

Pilihan lain adalah amenominaka. Jutsu ruang dan waktu, memindahkan salah satu dimensi buatan Kaguya ke dirinya dan membiarkan dirinya tenggelam dalam lautan lava atau lautan asam. Masalahnya adalah jutsu ini memindahkan semua orang yang berada di dalam jarak jutsu ini, sementara dia tidak tahu sejauh apa jangkauan jutsu ini.

Sebenarnya ada versi lain dari amenominaka, yomotsu hirasaka, di mana dia hanya perlu membuka celah dimensi dan memindahkan objek tertentu ke tempat atau dimensi lain. Sayangnya hingga Naruto mati, dia masih tidak bisa menguasai teknik itu. Sempat muncul teori tentang Kaguya yang memakai jutsu ini dengan menggunakan Zetsu hitam sebagai bantuan.

Pilihan lain, Raiser bisa saja mencoba meledakkan dirinya dengan menggunakan bijuudama, tapi sekali lagi, dia berusaha untuk tidak menyebabkan kasualitas, terutama ke orang-orang tak berdosa di dunia ini.

Raiser memikirkan teknik baru yang Kurama beritahu padanya, Naruto, saat para bijuu berpamitan ke bulan.

Mode Baryon. Mode di mana dia menggabungkan chakra dirinya dan Kurama menjadi sebuah medan energi yang mengikis energi kehidupan di sekitarnya, termasuk dirinya. Masalahnya adalah karena sekarang chakra Kurama juga tercampur dengan bijuu yang lain, dia tidak tahu apakah itu akan berdampak pada mode baryon.

Pikirkan saja. Jika menggabungkan chakranya dan Kurama dapat mengikis energi kehidupan, apa yang terjadi jika dia menggunakan chakranya yang saat ini sudah tercampur dengan chakra Kaguya, digabungkan dengan chakra Kurama yang sudah tercampur dengan chakra delapan bijuu yang lain.

Iya, dia akan membuang mode baryon jauh di belakang kepalanya…

…untuk saat ini.

"ONII-SAMA!"

Pemikiran Raiser terhenti begitu melihat gadis yang dia tahu adalah adik dari Raiser, Ravel, terbang ke arahnya dengan menggunakan sayap yang terbuat dari api. Terlihat Ravel masih mengenakan pakaian yang Raiser tahu adalah piyama atau baju tidur berwarna merah muda.

Ravel dengan mulus mendarat di dekat Raiser duduk dan menghilangkan sayap apinya. Gadis itu melihat dirinya dari atas ke bawah dan kaget melihat baju bagian dadanya yang sobek.

"Apa yang terjadi, Onii-sama? Apa kepalamu sakit? Apa kau mengingat sesuatu?"

Raiser jelas mengingat sesuatu, tapi dia tahu bukan itu maksud pertanyaan Ravel, jadi Raiser menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak berpikir ingatan Raiser Phenex akan kembali"

Dari yang dijelaskan Naruto tua, ingatan Raiser sudah terhapus sepenuhnya dan digantikan oleh ingatan Naruto.

Ravel mendekat dan menyentuh kedua pipi Raiser.

"…Tidak peduli apa yang onii-sama ingat, onii-sama tetaplah Raiser Phenex. Onii-sama tetaplah kakakku yang sangat kusayang. Aku tidak akan menggantinya bahkan dengan dunia sekalipun"

Ravel memang sangat dekat dengan Raiser dibandingkan dengan Kakaknya yang lain. Kakak pertamanya yang fokus pada urusan politik karena pewaris klan Phenex dan Kakak keduanya yang fokus pada pekerjaan, membuat Ravel selalu lebih dekat dengan Raiser saat dirinya masih kecil.

Raiser tersenyum. Walau dia tahu Raiser adalah seorang bajingan, ternyata Raiser punya orang yang menyayanginya.

"Ravel, aku ingin kau menjawab pertanyaanku dengan jujur"

Ravel mengangguk begitu mendengar ucapan kakaknya.

"Bagaimana sifat Raiser sebelum dia kehilangan ingatannya?"

Kali ini Ravel tidak berani menjawab langsung, dia berusaha mencari kalimat yang tidak melukai perasaan Kakaknya.

'Iya, seberengsek itulah Raiser' Pikir Raiser begitu melihat Ravel diam beberapa saat.

"Raiser-sama!"

Muncul lagi tiga gadis yang berlari ke arah mereka. Ravel bersyukur begitu melihat Rii dan Nii, diikuti oleh Xuelan, jadi dia bisa mengalihkan pertanyaan kakaknya. Raiser berdiri dari batu yang dia duduki karena dia pikir tidak sopan hanya dia yang duduk di antara semuanya.

Begitu sudah cukup dekat dengan Raiser dan Ravel, Rii dan Nii berhenti. Akan tetapi, berbeda dengan Xuelan yang terlihat tidak memiliki niatan untuk berhenti. Xuelan terus berlari dan meloncat menyiapkan tendangannya ke arah Raiser.

Raiser yang melihat tendangan yang mengarah ke wajahnya dengan santai menahan tendangan itu dengan tangannya. Raiser melepas genggamannya dan membiarkan gadis itu mendarat di depannya, tapi gadis itu belum selesai. Xuelan langsung berbalik dan bersiap melakukan tendangan ke belakang, mengalirkan sihir ke kakinya memunculkan api seperti yang biasa dia gunakan.

Bukan api merah atau kuning yang ke luar dari kakinya, melainkan api berwarna biru. Xuelan menepis keterkejutannya, berusaha fokus untuk mengalahkan orang di depannya.

'Chakra Matatabi'

Matatabi adalah bijuu berekor dua yang memiliki wujud kucing. Kekuatan dari Matatabi adalah api birunya, walau tidak sepanas amaterasu, tapi apinya tidak akan padam oleh apapun kecuali dihentikan oleh Matatabi sendiri, berbeda dengan amaterasu yang akan padam setelah 7 hari 7 malam.

Raiser memunculkan chakra emas yang menutupi tangannya dan menahan tendangan Xuelan.

Mereka yang hanya bisa menonton, awalnya terkejut melihat Xuelan yang menggunakan api biru, tapi keterkejutan mereka bertambah begitu melihat Raiser memunculkan energi yang jelas mereka rasakan bukanlah energi sihir yang biasa King mereka gunakan.

'Reflek sialan' Pikir Raiser. Harusnya Raiser berusaha membiarkan dirinya terkena serangan gadis di depannya.

"Xuelan! Apa yang kau lakukan!" Teriak Rii begitu sadar dari keterkejutannya.

"Kalian, larilah! Dia bukan Raiser-sama!" Balas Xuelan.

Melihat tendangannya ditangkis, Xuelan merendahkan tubuhnya berniat melakukan tendangan ke kaki Raiser, berusaha menghilangkan keseimbangannya.

'Hoo?'

Raiser mencoba untuk tidak bergerak, berusaha sekuat tenaga mengabaikan insting dan refleknya, berniat membiarkan tendangan Xuelan mengenai dirinya.

"BERHENTI! ONII-SAMA MENGALAMI AMNESIA!"

Tendangan Xuelan terhenti beberapa sentimeter dari kaki Raiser, yang terlihat sedikit kecewa serangan Xuelan terhenti.

"…Apa?" Tanya Xuelan melihat ke arah Ravel yang melihat ke arah Rii dan Nii.

"Kalian belum menjelaskan kondisi onii-sama ke yang lainnya?"

Rii menggaruk belakang kepalanya.

"Nyahahaha, kami terbangun dan secepat mungkin berlari ke mari saat merasakan chakra Raiser-sama"

"Tunggu, apa? Chakra?" Tanya Xuelan yang semakin bingung.

Xuelan berdiri dan melihat Raiser dari atas ke bawah. Awalnya dia mengikuti Rii dan Nii yang kabur dari ruang perawatan, lalu mereka berhenti di dekat Ravel dan Raiser.

Tidak, entah kenapa Xuelan tahu ada yang berbeda dari Kingnya. Cara dia duduk, cara dia berdiri, Xuelan dapat melihat bahwa pria yang mirip Raiser itu adalah seorang yang sangat kuat dan sangat ahli dalam pertempuran. Xuelan seperti melihat sosok ayahnya sendiri saat melihat pria itu, sosok yang sama yang mengajarinya seni bela diri saat masih menjadi manusia.

"Xuelan!"

'Apa lagi ini'

Muncul lagi beberapa gadis yang datang dari arah yang sama dengan Xuelan dan yang lainnya sebelumnya. Mereka adalah Karlamine, Siris, dan Mira. Terlihat mereka masih mengenakan pakaian pasien seperti Xuelan dan lainnya.

Siris, gadis mudah berperawakan cukup besar daripada gadis pada umumnya, berambut hitam panjang yang biasa dia ikat ke atas. Kali ini dia tidak sempat mengikat rambutnya, membiarkan rambut panjangnya tergerai.

Karlamine, gadis bertubuh ideal dengan rambut coklat muda yang dipotong seleher. Sebagai pendekar pedang, Karlamine percaya bahwa rambut yang panjang hanya akan mengganggunya. Oleh karena itu, terkadang dia beradu argumen dengan Siris yang juga menggunakan pedang sebagai senjatanya.

Mira, gadis bertubuh kecil hampir mirip dengan tubuh Ravel, berambut biru panjang yang biasa dia ikat ke samping. Mira disebut oleh semuanya sebagai bidak terlemah di peerage Raiser, walau dia tidak yakin apakah itu benar atau tidak.

Karlamine, yang sebelumnya memanggil Xuelan, memfokuskan dirinya ke Raiser.

"Raiser-sama! Apa yang anda lakukan di tengah hutan seperti ini?" Tanya Karlamine mewakili para gadis yang lain.

"Hah… Bagaimana bisa kalian semua juga datang ke sini tanpa tahu apapun? Aku masih bisa memaklumi Rii dan Nii, tapi bagaimana kalian menjelaskan hal ini?" Tanya Ravel melihat ke arah Xuelan, Karlamine, Siris, dan Mira.

Akhirnya setelah mencari batu yang nyaman untuk diduduki, semuanya menjelaskan apa yang terjadi berdasarkan versi mereka masing-masing. Rii dan Nii yang berlari ke sumber chakra yang mereka yakini adalah chakra Raiser. Xuelan yang terbangun berbarengan dengan Rii dan Nii karena merasakan sesuatu yang aneh.

'Dia merasakan chakraku seperti gadis kucing ini, yang tidak tahu apapun tentang chakra pada saat itu. Gadis Xuelan ini punya insting yang bagus'

Lalu Karlamine menjelaskan bagaimana mereka terbangun mendengar teriakan Mihae, lalu Yubelluna yang menyuruh mereka mengejar Xuelan sementara yang lainnya pergi ke kediaman Phenex.

'Situasi semakin rumit saja. Aku bahkan tidak tahu siapa yang mereka sebutkan'

Ravelpun mulai menjelaskan kepada mereka tentang apa yang terjadi dari saat rating game, hingga kondisi Raiser yang membangkitkan chakranya dan kehilangan ingatannya. Ravel berharap ayah dan ibunya juga menjelaskan situasi kakaknya ke peerage yang berada di kediaman Phenex.

Raiser hanya diam mendengar penjelasan dari mereka semua, berusaha memahami semua informasi baru yang- tunggu, ada penjelasan yang dilewati oleh Ravel dan saudari kucing itu.

"Ravel"

Semuanya mengalihkan pandangannya ke arah Raiser. Selain Ravel, para gadis yang lain mengalihkan pandangannya ke arah Raiser karena merasakan ada sesuatu yang berbeda dari ucapan Raiser.

Tidak, suara Raiser jelas sama seperti bagaimana mereka mengingatnya. Akan tetapi, bagaimana dia mengucapkannya, mereka bisa merasakannya bahwa ucapan yang dikeluarkan King mereka terasa lebih, berwibawa?

Layaknya seoang raja yang sesungguhnya.

"Iya, onii-sama?"

"Kau lupa menjelaskan bagian di mana aku mengambil semua evil piece dari tubuh semua orang"

"…"

"…"

"…"

"AAPPAAAAAA!"

.


.

Ini pertama kalinya Yubelluna menggunakan sihir teleportasi tanpa perantara apapun. Normalnya, untuk memudahkan beteleportasi, orang yang memakai sihir teleportasi akan menggunakan perantara untuk mencapai lokasi yang akan dicapai. Perantara paling mudah adalah kertas sihir yang terhubung dengan satu tempat tertentu, atau koneksi pada sumber sihir tertentu.

Yubelluna biasanya melakukan teleportasi ke Kingnya dengan menggunakan koneksi di antara mereka, evil piece. Akan tetapi, Yubelluna tidak bisa menghubungkan sihirnya dengan sihir Raiser, membuat dia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Dia bahkan tidak bisa menghubungkan lingkaran sihirnya dengan para peerage yang lain.

Dengan terpaksa Yubelluna menggunakan sihir teleportasi dengan berfokus pada koordinat kediaman Phenex, berusaha sedekat mungkin dari yang dia tahu. Yubelluna sedikit lega begitu melihat mereka berpindah ke gerbang utama kediaman Phenex.

Seperti bangsawan iblis lain, kediaman Phenex juga sama besarnya dengan kediaman klan lain, yang berarti jarak dari gerbang utama ke pintu utama adalah sekitar 1-2 kilometer.

"Ayo. Kita harus segera memastikan kondisi Raiser-sama"

Yubelluna langsung menggunakan sihirnya untuk melayang dan terbang diikuti oleh gadis-gadis yang lain. Mereka yang tidak bisa menggunakan sihir untuk terbang berusaha menggunakan sayap mereka, yang sayangnya tidak bisa, menambah kebingungan mereka. Akhirnya beberapa dari mereka memutuskan untuk berlari.

Saat hampir sampai di pintu utama, mereka melihat seekor wyvern, tunggangan yang biasa digunakan untuk berpergian, mendarat di dekat pintu utama. Saat mereka sudah saling dekat, barulah mereka melihat Serafall dan Ajuka berada di punggung makhluk itu.

"Ah, Yubelluna-chan" Sapa Serafall melompat turun dari punggung makhluk itu lau mendarat di dekat Yubelluna dan para gadis lain yang berhasil mengikutinya.

Ajuka turun dengan santai, menggunakan alat yang ada di punggung wyvern.

"Leviathan-sama. Beelzebub-sama. Kehormatan bisa bertemu kalian"

Yubelluna memimpin para gadis, menunduk hormat kepada Serafall dan Ajuka.

"Yang lebih penting Yubelluna-chan. Apa yang kalian lakukan di sini? Apa tubuh kalian baik-baik saja?"

'Setelah evil piece dikeluarkan dari tubuh kalian'

"Setelah beristirahat, kondsi tubuh kami sudah membaik, Leviathan-sama"

'Setelah tereleminasi dari arena'

Serafall menganggukkan kepalanya sementara Ajuka memperhatikan mereka satu persatu, dari atas ke bawah, dari Yubelluna hingga ke Ile dan Nel.

'Sihir mereka masih ada, begitu juga dengan chakra. Jadi meski evil piece telah diekstrak, mereka masih memiliki kemampuan mereka, pengecualian untuk kemampuan iblis mereka'

"Aju-chan, kau bisa masuk penjara jika melihat mereka seperti itu"

Serafall menyikut badan Ajuka.

"Ahahaha, maafkan aku. Aku hanya penasaran dengan tubuh kalian"

"…Maaf?"

Yubelluna berusaha memastikan apa maksud ucapan Ajuka.

"Ah, maksudku aku penasaran bagaimana kondisi kalian setelah kalian tidak menjadi iblis"

"…"

"…"

Semua gadis selain Yubelluna yang awalnya hanya menunduk, mengangkat wajah mereka.

"…Maaf, apa?"

"Hm? Kalian belum tahu? Raiser mengeluarkan evil piece dari tubuh kalian saat kalian tidak sadarkan diri kemarin. Aku kira Rii dan Nii sudah menjelaskannya pada kalian. Tunggu, di mana yang lainnya?"

Mengabaikan pertanyaan Serafall, mereka semua melihat satu sama lain.

"Ki-kita bukan iblis lagi?"

"…Kita jadi manusia lagi?"

"Apa itu berarti kami bebas?"

Pertanyaan terakhir tersebut menghentikan semua orang di sana. Serafall dan Ajuka melihat satu sama lain, lalu Ajuka melihat para gadis di depannya.

"Secara teknis, iya. Mengingat kalian bukanlah iblis lagi, kalian berarti sudah tidak terikat dengan bangsa iblis lagi"

Ajuka kembali melanjutkan penjelasannya, mengabaikan tanggapan mereka.

"Akan tetapi, tidak ada kasus iblis reinkarnasi yang berubah kembali menjadi ras mereka. Ada kemungkinan dengan kalian pergi dari sini, kalian akan diburu oleh ras lain hanya untuk mengetahui rahasia dibalik pengekstrakan evil piece kalian"

Penjelasan Ajuka membuat semua gadis itu ketakutan.

"Kami datang ke sini selain menjemput Raiser-chan, juga ingin mengatakan pada Raiser-chan untuk kembali mereinkarnasikan kalian kembali" Penjelasan Serafall membuat beberapa gadis menampakkan raut kecewa.

"Karena kami bukan peerage Raiser-sama lagi, apa ada kemungkinan kami bisa menolak saat Raiser-sama ingin mereinkarnasikan kami?" Tanya salah satu gadis berambut coklat pendek dengan sedikit surai merah, Isabella.

Serafall mengangkat bahunya.

"Aku tidak yakin Raiser-chan yang lama akan memberikan kalian pilihan semacam itu, tapi semenjak Raiser-chan kehilangan ingatannya, aku jadi tidak bisa menebak apa yang akan dia lakukan"

"Eh?"

"Apa?"

"Hilang ingatan?"

"Aku anggap kalian juga tidak tahu akan hal itu" Ucap Ajuka.

Mereka semua menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana jika kita masuk dulu. Tidak ada gunanya membahas ini jika kalian belum terkumpul semua" Usul Serafall mengetuk pintu kediaman Phenex.

Pintu dibuka oleh salah satu maid, Kasumi. Melihat siapa yang datang, Kasumi membungkuk hormat.

"Silahkan masuk, Leviathan-sama, Ajuka-sama, para gadis sekalian"

Mereka semua mengikuti Kasumi yang menuntun mereka ke ruang tamu. Setelah mempersilahkan mereka semua duduk, Kasumi kembali berbicara.

"Raiser-sama saat ini sedang berada di hutan tak bertanah. Vurvogel-sama meminta anda semua untuk menunggu di ruangan ini hingga Raiser-sama kembali"

Kasumi langsung pergi meninggalkan ruangan tanpa mendengar balasan dari mereka semua. Saat Kasumi sudah tidak berada di ruangan itu, barulah Serafall dan Ajuka memandang semua gadis yang sebelumnya adalah peerage Raiser itu.

"Jadi… ada yang ingin kalian tanyakan?"

.


.

Seperti Serafall dan Ajuka yang menjelaskan semuanya di kediaman Phenex. Ravel dibantu oleh Rii dan Nii, juga menjelaskan kepada para gadis yang berada di hutan tak bertanah.

Ekspresi mereka selalu berubah setiap mendengar penjelasan yang mereka dapatkan. Di mulai dari kaget, heran, senang, dan kecewa. Setelah mendengar semua penjelasan yang ada, barulah mereka memberanikan diri untuk berbicara.

"Jadi, anda bukan Raiser-sama?" Tanya Siris hati-hati.

"Iya, aku bu-"

"Secara teknis, onii-sama masih Raiser Phenex, hanya saja otak onii-sama menciptakan ingatan buatan yang entah kenapa sangat ahli dalam hal chakra… dan mungkin bela diri" Sambung Ravel sambil mengingat gerakan yang dilakukan kakaknya sangat berbeda dari Raiser Phenex yang dia ingat.

'Oke, pertama si Serafall, lalu Ravel. Ada apa terjadi antara kalian dengan memotong perkataan orang lain?'

Mendengar jawaban Ravel, semuanya mengangguk. Xuelan mengangkat tangannya meminta izin berbicara.

"Ingatan buatan yang menggantikan ingatan Raiser-sama ini, apa sebenarnya ingatan yang ada di kepala Raiser-sama sekarang? Jujur, saya sempat kaget melihat gerakan tubuh Raiser-sama yang sangat berbeda. Anda seperti seseorang yang sudah bertempur sepanjang hidupnya"

"Aku bukan ingatan bua-" Raiser menghentikan jawabannya.

'Tunggu dulu, secara teknis aku memang ingatan buatan. Aku adalah ingatan buatan dari seorang Uzumaki Naruto, menggantikan ingatan seorang Raiser Phenex'

"Baiklah aku memang ingatan buatan, aku mengingat kehidupan seseorang bernama Uzumaki Naruto. Seorang ninja berusia 200 tahun yang menggunakan chakra untuk bertarung" Jawab Raiser pasrah, membenarkan teori dari Ajuka sebelumnya.

Kali ini Rii dan Nii mengangkat tangannya.

"Apa yang terjadi dengan tubuh kami yang memiliki chakra?

"Apa Raiser-sama tahu senjutsu?"

Raiser membuang nafasnya. Dia tahu ini akan menjadi jawaban yang sangat panjang.

"Itu berhubungan dengan evil piece yang sebelumnya berada di tubuh kalian. Saat Raiser membangkitkan chakranya, koneksi yang kita miliki dengan evil piece membuat chakraku juga tersebar ke tubuh kalian"

Raiser melihat mereka satu persatu.

"Walau aku sudah mengambil evil piece dari kalian, tubuh kalian sudah tahu bagaiamana rasa dari chakra dan itu mengakibatkan kalian membangkitkan chakra kalian masing-masing dengan masih menggunakan sedikit chakraku di tubuh kalian"

Kali ini Raiser hanya melihat Nii.

"Dan iya, aku bisa menggunakan senjutsu"

Mengabaikan tatapan kagum dari Rii dan Nii, Karlamine mengangkat tangannya.

"Apa yang harus kami lakukan sekarang? Mengingat kami bukan lagi peerage dari Raiser-sama"

"Bereksperimen dengan kekuatan baru kalian, berjudi, atau mengintip orang mandi, itu terserah kalian. Aku bukanlah orang yang menentukan hidup kalian" Jawab Raiser sambil mengibaskan tangannya, menunjukkan dia tidak peduli.

"Aku rasa para Maou tidak akan setuju dengan hal itu, onii-sama"

"Ano"

Raiser melihat gadis terakhir yang belum bertanya, Mira.

"Apa saya…apa saya bisa tetap menjadi peerage Raiser-sama?"

"…"

"…"

"…Aku tidak menduga pertanyaan itu"

Rii dan Nii terlihat sangat antusias menunggu jawaban Raiser, begitu juga dengan Xuelan. Terlihat Karlamine dan Siris yang sedikit ketakutan dengan jawaban yang akan mereka dengar.

"Setelah kalian kembali menjadi manusia, bebas dari kekangan iblis seperti Raiser Phenex, kenapa kalian ingin kembali menjadi budak?" Tanya Raiser.

"Sebelum Raiser-sama menjadikan saya iblis, saya hanyalah yatim piatu biasa. Lalu Raiser-sama datang dan mengatakan bahwa anda menginginkan saya-"

'Oke, selain berengsek, kau juga pedophil, huh' Pikir Raiser ingin memukul Raiser, dirinya sendiri.

"-Tapi, setelah saya menjadi iblis, saya diberikan makanan kapanpun saya menginginkannya, pakaian yang bagus, dan kasur yang sangat nyaman. Saya… saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan jika saya berhenti menjadi budak Raiser-sama" Sambung Mira mendudukkan kepalanya, entah karena sedih atau malu melihat mereka semua.

Mereka akhirnya sadar. Selama mereka menjadi peerage, mereka tidaklah dekat, layaknya hanya sebatas teman kerja, mereka bahkan tidak tahu kisah masa lalu dari masing-masing dari mereka.

*BUAGH*

"Onii-sama!"

"Raiser-sama!"

Mereka semua melihat Raiser memukul pipinya sendiri, meskipun luka di wajahnya menghilang dalam hitungan detik.

'Aku tidak berpikir. Aku ingat beberapa gadis ini masih remaja. Tentu saja mereka masih kebingungan, terutama mereka yang tidak punya siapapun lagi untuk kembali'

Dirinya mengingat Naruto yang tidak punya siapapun dan apapun saat dirinya masih kecil.

"Aku mengatakan kalian bebas melakukan apapun, termasuk meminta bantuan dariku. Aku akan menyediakan apapun yang kalian inginkan jika kalian memang tidak tahu harus apa setelah menjadi manusia. Kalian tidak perlu menjadi budak hanya untuk menerima bantuan dariku"

Raiser melihat mereka semua.

"Kalian bebas memilih pergi dariku, kalian juga bebas memilih untuk tetap tinggal bersamaku. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya kepada kalian"

Entah kenapa mereka semua kagum mendengar ucapan Raiser, ucapannya terasa sangat, sangat penuh dengan keyakinan dan percaya diri. Seolah apapun yang dia katakan, yang dia janjikan, akan selalu dia tepati.

"Raiser-chan!"

Semua momen mereka menghilang, saat mereka melihat seekor wyvern yang ditunggangi oleh Serafall dan Ajuka beserta beberapa gadis yang Raiser tahu adalah mantan peerage dirinya.

Ah iya, sepertinya dia harus mengulang ucapannya dari awal.

.

.

.

Oke dan cut, untuk sementara itu saja chapter kali ini

Mari kita membahas beberapa hal.

Di sini aku membuat konsep di mana lingkaran teleportasi hanya dibolehkan saat keadaan genting dan formal.

Bagi bangsa iblis, menggunakan lingkaran teleportasi untuk berpindah sejauh beberapa kilometer atau berpindah langsung ke dalam rumah adalah sesuatu yang 'tidak sopan'.

Sekarang mari kita membalas beberapa komentar.

Bakal sepi karena MC bukan Naruto? Aku mencoba menyebarkan bahwa bukan hanya Naruto atau tokoh utama lain yang bisa dijadikan cerita, walau ya sebenarnya Naruto di sini hanya berkedok Raiser. Coba lihat, kebanyakan fic menggunakan tokoh utama atau tokoh yang disorot sebagai MC fic, Naruto, Issei, Rias, dll. Kenapa kita tidak coba menggunakan Motohama sebagai MC?

Aku siapa? Kau anak dari Ayah dan Ibumu.

Ingin tahu titik balik kehidupan Raiser/Naruto? Well, seperti yang sudah dijelaskan di chapter ini dan di sinopsis, goal utama Raiser adalah mati dengan cara yang tidak merugikan orang lain.

Kalau bisa jangan dikasih sharingan karena sudah terlalu kuat? Untuk itu aku setuju, karena itu aku juga membuat kelemahan di mana Raiser tidak bisa menggunakan teknik ninja dasar, seperti henge dan bunshin.

Ga seru kalau bukan Naruto? Itulah inti cerita ini, aku ingin membuat cerita yang seru selain menggunakan Naruto sebagai MC, walau ini masih berhubungan dengan 'Naruto'

Jadi bukan lompat dimensi semata? Iyap, aku menggunakan konsep layaknya chakra Indra dan Ashura yang terus bereinkarnasi mencari tubuh baru, bedanya chakra Naruto bereinkarnasi tidak sebatas waktu, tapi juga ruang.

Lanjut? Oke

Tetap semangat dan jaga kesehatan? Terima kasih.

Akhir kata,

Ags, out