Naruto milik Kishimoto-sensei
Highschool DxD milik Ishibumi-sensei
Mempersembahkan
The Journey of Chakra
Warning:
Mainstream! Bahasa tidak baku! Banyak kata umpatan, kasar, dan lain sebagainya.
Rate:
M (Mature)
Pairing:
Raiser x Harem
Summary:
Ini pasti ada sebuah kesalahan. Aku seharusnya mati dan ke akhirat berkumbul dengan teman dan keluargaku, bukan bereinkarnasi menjadi bajingan kaya berengsek yang sifatnya berbanding terbalik denganku.
Yah, aku rasa aku akan mencari cara untuk mati.
.
.
.
Di stasiun dunia iblis, Sirzechs sedang mengantarkan kepergian adik perempuannya, Rias, yang akan kembali ke dunia manusia. Terlihat Rias masih berada di pintu kereta berbicara dengan kakaknya, sementara semua bidaknya sudah masuk dan duduk di dalam kereta.
"Apa kau yakin tidak ingin tinggal lebih lama lagi, Rias? Kau baru tinggal di sini selama satu malam, aku rasa ayah dan ibu ingin kau tinggal lebih lama" Tanya Sirzechs memastikan lagi.
'Aku rasa kau yang menginginkan aku tinggal lebih lama'
Rias menggeleng.
"Aku rasa aku akan pulang ke dunia manusia dulu, onii-sama. Aku berencana berbicara dengan Raiser saat aku berada di dunia manusia, tanpa gangguan dari ayah dan ibu serta orangtua Raiser" Jawab Rias.
Sirzechs berhenti. Dia belum membicarakan teorinya tentang individu baru yang masuk ke dalam tubuh Raiser kepada adiknya. Rias hanya diberitahu bahwa Raiser telah hilang ingatan. Sirzechs harus memastikan keraguannya terlebih dulu sebelum membiarkan Rias berbicara dengan Raiser.
"Baiklah, aku rasa memang itu yang terbaik. Kabari aku jika kau sudah sampai di Kuoh, Rias"
"Baik onii-sama. Aku pergi dulu"
Sirzechs mengangguk dan membiarkan Rias masuk ke dalam kereta, melihat semua bidaknya sudah duduk di kursi mereka masing-masing, kecuali Koneko yang masih berdiri melihat jendela.
Rias menghampiri Koneko dan memegang pundak gadis kecil itu.
"Ada apa, Koneko?"
Koneko masih terus melihat ke luar jendela selama beberapa saat sebelum akhirnya menggeleng dan melihat ke arah Rias.
"Tidak apa-apa, Buchou. Hanya perasaanku saja"
Rias mengangguk berbalik mencari kursi. Koneko sekali lagi melihat ke luar jendela selama beberapa detik sebelum akhirnya memutuskan berbalik mencari kursinya, melewatkan seekor wyvern yang terbang dari salah satu area hutan.
Sementara di luar kereta, Sirzechs masih berdiri di sana menunggu hingga kereta adik perempuannya hilang melewati portal dimensi. Barulah saat portal itu menutup, Sirzechs berbalik berjalan meninggalkan statiun itu.
Tujuannya saat ini, laboratorium Ajuka.
'Mari kita lihat apa Ajuka sudah selesai dengan alatnya'
.
.
Raiser memijat pangkal hidungnya. Dia saat ini sudah duduk di ruang tamu di kediaman Phenex. Setelah Serafall datang dengan membawa para gadis lain, mereka langsung dibawa pulang dengan menunggangi hewan yang dia tahu adalah seekor naga.
Setelah berada di kediaman Phenex, Raiser menjelaskan dan mengulangi ucapannya di hutan sebelumnya, kali ini semuanya mendengarkan begitu juga dengan Ajuka dan Serafall. Raiser juga membenarkan teori dari Ajuka dan Serafall.
"Sekarang, ada yang ingin bertanya lagi?" Tanya Raiser malas. Dia bahkan tidak mengetahui nama dari para gadis yang datang bersama Serafall dan Ajuka.
Beberapa gadis mengangkat tangannya secara bersamaan, mereka adalah Mihae, Burent, dan Isabella.
Mihae adalah gadis berambut hitam panjang dan berperawakan kecil, tapi sedikit lebih besar daripada Mira dan Ravel. Sebelum menjadi iblis reinkarnasi, Mihae adalah pewaris dari salah satu kuil yang mengajarkan dirinya bagaimana menggunakan sihir tertentu, shikigami.
Burent adalah gadis berambut merah yang bersahabat sejak kecil dengan Marion dan Shuriya. Saat Shuriya diajak menjadi iblis karena energi sihirnya yang cukup besar, dia dan Marion meminta untuk direinkarnasi menjadi iblis juga.
Isabella adalah gadis dewasa dengan perawakan tinggi dan tubuh yang cukup kekar seperti Siris. Isabela memiliki rambut berwarna coklat yang dia semir merah di beberapa helai. Berbeda dengan mayoritas gadis yang lain, Isabela meminta dirinya untuk direinkarnasikan karena mengetahui dia dapat memiliki kekuatan yang besar setelah menjadi iblis.
"Kau, gadis tomboy" Tunjuk Raiser ke Isabella.
"Saya merasakan kekuatan saya menjadi lebih besar dari sebelumnya, bahkan lebih besar daripada saat saya menjadi iblis. Apa itu berarti saya akan menjadi lebih kuat jika saya menjadi ibis lagi?"
'Gadis ini gila kekuatan, tapi ingin mencari kekuatan yang instan. Berbeda dengan gadis Xuelan' Pikir Raiser.
"Bukankah itu sudah jelas? Tentu kalian akan menjadi lebih kuat saat kalian kembali menjadi iblis"
Bukan Raiser yang menjawab pertanyaan Isabella, melainkan Ajuka yang terlihat yakin dengan jawabannya.
"Aku tidak akan mengatakan itu" Ucap Raiser mengejutkan semua orang.
"Seperti yang kujelaskan, chakraku terbagi dalam evil piece. Akibatnya evil piece itu menjadi tidak stabil karena benda itu harus mengalirkan dua energi disaat yang bersamaan, kemungkinan karena hal itu kalian kesakitan sebelum aku mengambil evil piece kalian"
Mereka semua terkejut, terutama Ajuka. Evil piece yang Ajuka ciptakan memang dirancang hanya untuk mengalirkan energi sihir iblis yang berasal dari iblis kelas atas melalui bidak king itu sendiri.
Alasan hanya iblis kelas atas yang dapat memiliki evil piece karena energi sihirnya akan terbagi ke peerage yang lain dan mengalirkannya secara berkala. Ada kemungkinan jika iblis menengah ke bawah memasukkan bidak king ke dalam tubuhnya, energi sihirnya akan terkuras dengan sangat cepat.
'Aku benar-benar tidak memikirkannya. Aku selalu berpikir iblis kelas atas berarti adalah iblis bangsawan murni, aku tidak berpikir iblis kelas atas adalah mereka yang memiliki energi lain selain energi iblis'
Ajuka mungkin tidak sadar, tapi dia juga iblis yang memiliki sifat angkuh dan merasa lebih tinggi dari siapapun. Itulah kenapa dia menciptakan evil piece yang hanya mampu mengalirkan energi dari iblis keturunan murni.
Kali ini Yubelluna mengangkat tangannya.
"Aku akan menjawab pertanyaan mereka terlebih dulu" Ucap Raiser melihat Mihae dan Burent selama beberapa saat lalu menunjuk Burent.
"Apa sebenarnya chakra? Kami tahu itu adalah energi bangsa youkai atau siluman seperti nekomata"
'Aku rasa aku memang harus mulai dari situ, dan youkai, aku sudah mendengar kata itu beberapa kali. Kurasa youkai sebangsa dengan gadis kucing kembar itu'
Raiser menepis pikirannya dan menjawab pertanyaan Burent.
"Chakra adalah energi kehidupan yang merupakan penggabungan antara energi fisik dan spiritual yang berada di dalam tubuh seseorang. Tidak banyak orang bisa membangkitkan chakra secara alami, karena untuk membangkitkan chakra secara alami, mereka harus menyebarkan kesadaran mereka ke luar tubuh"
"Menyebarkan kesadaran ke luar tubuh?"
Raiser mengangguk.
"Biasanya menyebarkan kesadaran ke luar tubuh dilakukan dengan meditasi yang memerlukan fokus yang sangat tinggi. Pilihan lain adalah saat seseorang berada di ambang kematian, tapi tidak banyak yang kembali hidup menggunakan cara ini"
Saat otak dan tubuh sudah berada di ambang kematian, kesadaran mereka secara otomatis akan menyebar dan pada saat itulah chakra mereka bangkit. Akan tetapi, mereka lebih dulu mati sebelum bisa diselamatkan.
"Tunggu, Bukankah chakra berasal dari garis keturunan? Saya dan Rii sudah memiliki chakra dari lahir"
Raiser mengangguk sekali lagi.
"Karena risiko kematian yang tinggi dan kesulitan mencapai fokus tertinggi meditasi, akhirnya mereka memutuskan menggunakan cara lain yaitu berkembang biak. Dua atau setidaknya satu orangtua yang memiliki chakra, akan melahirkan keturunan yang langsung memiliki chakra dari lahir"
Mereka tidak bisa berkata-kata, informasi ini adalah informasi yang sangat penting, mungkin informasi ini dapat merusak keseimbangan kekuatan antar fraksi.
'Apa itu alasan Yasaka ingin bertemu dengan Raiser?' Pikir Serafall.
Di mata Yasaka, Raiser adalah iblis murni yang membangkitkan chakra secara alami. Jika Raiser mengetahui dan menyebarkan rahasia kebangkitan chakra ke fraksi lain, pihak youkai jelas akan dirugikan dan membuat mereka menjadi tambah lemah di mata fraksi lain.
'Berarti alasan Yasaka meminta bertemu dengan Raiser untuk mengetahui apakah Raiser mengetahui bagaimana chakranya bangkit. Jika Yasaka menyadari Raiser mengetahui sesuatu tentang kebangkitan chakra…'
Ada dua kemungkinan yang muncul di kepala Serafall. Pertama, Yasaka akan meminta Raiser untuk tidak menyebarkannya dengan imbalan yang tentunya sangat besar, mengingat itu akan menentukan kehidupan bangsa youkai.
Atau kemungkinan kedua, Yasaka akan membunuh Raiser sebelum dia sempat menyebarkannya, atau setidaknya mengawasi Raiser sampai Yasaka yakin Raiser tidak akan menyebarkannya.
'Akan kupikirkan ini di lain waktu' Pikir Serafall mencoba kembali fokus ke dalam percakapan.
"Baik, kau" Tunjuk Raiser melihat Mihae.
"Karena kami juga memiliki chakra, apa itu berarti kami bisa memiliki keturunan yang memiliki chakra?"
Mihae dibesarkan sebagai miko atau gadis kuil, yang artinya dia tidak dapat memilih sembarang pasangan. Jika semua orang mengetahui bahwa dia memiliki chakra dan dapat mewariskannya ke anaknya, ada kemungkinan dia akan dipaksa untuk mengandung dari berbagai macam pria dan ras.
Fuck, bahkan ada kumungkinan dia akan diculik dan diperkosa hanya untuk mengandung anak mereka.
"Seperti yang kujelaskan sebelumnya, karena kalian sekarang memiliki chakra, jadi sangat pasti anak kalian juga akan mewarisi chakra kalian"
"Tanpa terkecuali?"
Raiser mengangguk.
"Bahkan jika pria itu juga memiliki energi lain?"
"Jika energi si pria juga bisa diwariskan ke anaknya, maka ada kemungkinan anak kalian akan memiliki dua energi yang stabil dari awal"
Wajah Mihae memucat, dia bisa melihat masa depannya jika dia pergi dari naungan Phenex dan semua orang mengetahui masalah chakranya. Terlebih Mihae sangat sadar akan kemampuannya di mana dia bukanlah tipe petarung.
Semuanya sedikit bingung melihat reaksi Mihae saat mendengar jawabannya, berbeda dengan Raiser yang mengalihkan pandangannya ke arah Yubelluna.
"Apa pertanyaanmu?"
"Bagaimana dengan evil piece yang ada di dalam tubuhmu, Raiser-sama? Apa itu juga membuat energi sihirmu tidak stabil, karena kurasakan sebaliknya, energi anda sangat tenang meskipun lebih besar dari sebelumnya"
"Untuk masalah energiku yang tenang, anggap saja karena aku terbiasa dengan dua energi yang berbeda. Untuk masalah bidakku, sebenarnya aku juga ingin mengambil yang ada di dalam tubuhku, tapi saat kucoba ternyata bidak di dalam tubuhku sudah melebur menjadi energi murni yang tidak bisa diambil"
"…Apa?"
Ajuka mencoba memastikan pendengaran iblisnya.
"Sepertinya saat chakraku dialirkan ke evil piece yang ada di dalam tubuhku, benda itu tidak dapat menampung chakraku dan akhirnya melebur menjadi energi tanpa meninggalkan bentuk fisik"
Ile yang merupakan gadis kecil berambut hijau, saudari kembar dari Nel, mengangkat tangannya.
"Apa itu berarti Raiser-sama bukan king lagi?"
Mereka semua diam.
"Aku rasa bukan seperti itu" Ucap Serafall.
"Bidak di dalam tubuh Raiser-chan tetap ada, hanya saja tidak dalam bentuk fisik. Karena evil piece di dalam tubuhnya sudah menyatu dengan energi lain, bisa kusimpulkan Raiser-chan menjadi king secara permanen"
Ajuka mengangguk.
"Ada kemungkinan hal itu juga akan terjadi pada bidak lain jika bidak itu digunakan"
Kali ini semua gadis yang merupakan mantan peerage Raiser terdiam. Dari yang mereka tangkap, jika mereka memilih untuk menjadi peerage Raiser sekali lagi maka ada kemungkinan mereka akan menjadi peerage Raiser seumur hidup tanpa ada cara mengeluarkan bidak itu selamanya.
"Tidak perlu cemas, aku tidak ada niatan untuk menggunakan evil piece" Ucap Raiser mengangkat bahunya.
"Tunggu, Raiser-sama! Izinkan saya kembali menjadi peerage anda!"
Mihae berdiri dari kursinya. Jika harus memilih antara menjadi peerage Raiser selamanya atau dipaksa dihamili oleh semua orang, dia dengan senang hati menjadi iblis, terlebih dia sangat yakin Raiser di hadapannya adalah orang yang berbeda.
"Nya! Kami juga ingin tetap menjadi Raiser-sama!"
Kali ini Rii dan Nii yang berdiri. Mereka sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan bagaimana Raiser memperlakukan mereka. Sebaliknya, mereka justru senang saat 'disentuh' oleh King mereka, mengingat salah satu sifat kucing adalah gila seks.
"Uh… kami…"
Beberapa dari mereka ada yang ragu. Ini adalah kesempatan terakhir mereka menjadi manusia dan kembali ke kehipan normal mereka, tapi mereka juga takut mengungkapkan perasaan mereka di hadapan king mereka DAN dua raja iblis yang juga berada di sana.
"Aku rasa kalian salah paham. Saat aku bilang kalian boleh memilih tinggal di sini, maksudku adalah tanpa menggunakan evil piece. Kalian boleh tinggal di sini walau kalian bukanlah iblis"
"Raiser-chan, kurasa itu hanya akan memperburuk keadaan" Sela Serafall.
Raiser menunggu Serafall melanjutkan ucapannya.
"Saat ini kita berada di dunia iblis. Bahkan jika raja iblis memperbolehkan mereka yang telah menjadi manusia untuk tinggal denganmu dengan keluarga Phenex, keluarga lain hanya akan melihatnya sebagai nilai kelemahan dan mungkin pilar dari Phenex akan dicabut"
'Politik. Salah satu hal yang kubenci selama menjabat sebagai Hokage'
Jika dia adalah Naruto yang masih berumur 16 tahun, mungkin dia akan mengatakan persetan semuanya dan tetap melakukan apa yang ingin dia lakukan.
Akan tetapi, setelah menjabat menjadi Hokage selama puluhan tahun, dia tahu terkadang politik bisa digunakan untuk memanipulasi pemerintahan. Jika Raiser tetap bersikeras membiarkan para gadis yang telah menjadi manusia itu tinggal di kediaman Phenex, maka justru itu hanya akan membawa dampak buruk bagi mereka semua.
'Dari apa yang sudah kupahami dari percakapan ini, aku anggap kedudukan sosial keluarga iblis tergantung dari kekuatan dan kemurnian mereka'
Kekuatan sosial keluarga iblis tergantung dari pilar yang mereka duduki. Semakin murni dan kuat mereka, semakin tinggi kedudukan sosial mereka di mata sosial dan itu dapat membantu mereka di berbagai bidang.
Ada dua cara untuk meningkatkan kedudukan sosial suatu pilar, yaitu kemenangan rating game dan seberapa murni keturunan mereka. Semenjak perang saudara, banyak keluarga iblis yang status pilarnya dicabut karena mereka menikah dengan bangsa selain iblis.
Yang semula terdapat 72 pilar iblis, menjadi sekitar 31 pilar karena punah pada Great War dan perang saudara. Lalu dari 31 pilar itu berkurang lagi karena kehilangan status mereka saat menikah dengan bangsa di luar iblis murni.
Jika status bangsawan Phenex dicabut, ada kemungkinan mereka akan kehilangan tanah dan koneksi perdagangan mereka. Yang artinya percuma para gadis tinggal dengan keluarga Phenex jika keluarga Phenex tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka.
"Untuk sementara, aku rasa tidak apa-apa bagi para gadis untuk tinggal di sini selama semalam, dan hanya semalam. Pembahasan ini sebaiknya dilanjutkan di tempat yang lebih tertutup dan dihadiri oleh semua raja iblis"
Ajuka memutuskan untuk menunda pembahasan ini. Hal semacam itu bukanlah hal yang bisa dibahas di ruang tamu dengan beberapa orang.
"Kau benar, Aju-chan. Kita harus membahas masalah ini dengan Sir-tan dan Falbi-chan"
Serafall melihat ke arah Raiser.
"Kau juga bisa ikut dengan kami, Raiser-chan. Selain karena masalah keluarga Phenex, kita juga harus membahas sesuatu bersama"
Raiser mengangguk. Dia tahu dia harus menyelesaikan masalah ini sebelum dia bisa tenang mencari cara untuk mengakhiri hidupnya dan mengakhiri reinkarnasi bodoh ini.
Raiser mendekat ke arah Ajuka dan Serafall yang berdiri dan menciptakan lingkaran teleportasi. Sebelum Mereka bertiga menghilang, Raiser melihat para gadis.
"Kalian bebas memilih jalan apapun. Aku berjanji akan menjaga kalian yang memilih untuk tinggal di bawah naunganku"
Itulah ucapan terakhir dari Raiser sebelum mereka menghilang dari ruangan itu, meninggalkan para gadis seorang diri.
Ravel berdiri dan melihat semua gadis yang ada di ruangan itu.
"Kenapa kalian terlihat ragu-ragu saat kita membahas kemungkinan kalian menjadi iblis lagi, hah!?"
Bentakan Ravel mengagetkan semuanya. Mereka tertunduk karena ini pertama kalinya mereka mendengar Ravel Phenex membentak seseorang dengan penuh amarah.
"Apa kalian lupa apa saja yang telah onii-sama berikan pada kalian semua!?"
"Ravel-sama, saya-"
"Yubelluna! Kau sebagai ratu dari onii-sama harusnya membantu onii-sama, kenapa kau malah ragu-ragu!"
Yubelluna kembali menundukkan kepalanya tidak berani melanjutkan ucapannya.
Isabella berdiri setelah memantapkan pikirannya.
"Dengan segala hormat, Ravel-sama. Raiser-sama telah memberikan kami kebebasan dalam memilih dan saya akan memilih untuk pergi dari sini dan melakukan apapun yang saya mau"
Ravel bertambah marah, tapi Isabella belum selesai dengan perkataannya.
"Satu-satunya alasan saya memilih menjadi budak Raiser-sama karena kekuatan yang saya dapatkan saat menjadi iblis, tapi setelah mendapat kekuatan bernama chakra ini, saya rasa saya tidak punya alasan lain untuk kembali menjadi budak" Jelas Isabella.
Ravel mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, dia bukanlah tipe petarung, tapi dia tetaplah seorang Phenex yang menguasai api dan angin. Ravel siap memukulkan tangannya yang telah berlapis api ke wajah Isabella yang juga bersiap menahan dan membalas pukulan Ravel.
"Tunggu Ravel-sama!"
Rii dan Nii bertindak cepat menahan badan dan tangan Ravel yang masih berlapis api. Xuelan juga bertindak cepat mengunci pergerakan tangan Isabella dengan mengaitkan kedua tangannya di masing-masing tangan Isabella.
"Isabella, tindakanmu sudah keterlaluan!" Ucap Xuelan menguatkan kunciannya pada Isabella.
"Alasanku mau menjadi budak dari Raiser-sama karena dia sangat percaya diri dengan kekuatan, tapi semenjak dia kehilangan ingatannya, kalian bisa melihat Raiser-sama justru malah terlihat lebih lemah dan tidak ingin bertarung!"
Balasan dari Isabella membuat semuanya terdiam, seakan menyetujui ucapannya. Kecuali beberapa dari mereka yang terdiam karena memikirkan sesuatu yang berbeda.
'Apa dia tidak bisa melihat justru Raiser-sama yang sekarang lebih kuat dan mungkin lebih berpengalaman dari yang dulu?' Pikir Xuelan yang sejak tadi mengamati gerak tubuh Raiser saat berada di ruangan.
Xuelan yang diajari seni bela diri sejak kecil, tentu mudah melihat gerakan Raiser-sama yang baru merupakan gerakan tubuh dari seseorang yang telah mengalami berbagai macam pertarungan, layaknya seorang veteran perang.
Isabella dan yang lainnya tentu tidak dapat melihat hal ini karena kurangnya pengetahuan mereka tentang seni bela diri. Dari penglihatan mereka, gerakan tubuh Raiser terlihat seperti seseorang yang sangat santai layaknya orang yang siap tidur kapan saja.
'Terlihat lemah!? Apa mereka tidak bisa merasakan betapa besar dan tenangnya chakra Raiser-sama!?' Pikir Rii dan Nii bersamaan.
Saat Rii dan Nii mendengar penjelasan Raiser tentang chakra yang merupakan gabungan energi spiritual dan energi fisik, mereka sadar hanya ada satu cara bagi seseorang mencapai tingkat chakra sebanyak itu, yaitu memiliki banyak pengalaman dan kebijakan serta fisik yang setara.
Dengan chakra sebanyak itu, Rii dan Nii percaya Raiser adalah orang yang paling kuat dan berpengalaman dari semua pengguna chakra yang pernah mereka temui.
Rii dan Nii juga tahu, semakin besar chakra seseorang, semakin liar aliran chakra orang itu karena tingkat kesulitannya yang semakin tinggi. Rii dan Nii merasakan aliran chakra Raiser yang sangat tenang layaknya air sungai tanpa percikan apapun.
Satu-satunya penjelasan yang dapat mereka simpulkan adalah Raiser memiliki kendali penuh dari tiap tetes chakra yang dia miliki, seolah dia dapat menggunakan semua kekuatan chakra itu dari tetes pertama hingga terakhir.
Rii dan Nii melepaskan Ravel karena terlihat dirinya sudah cukup tenang, walau sebenarnya Ravel juga memikirkan perkataan Isabella.
'Tidak, dia salah. Aku tidak tahu, tapi entah kenapa aku bisa yakin onii-sama justru menjadi lebih kuat dari sebelumnya' Pikir Ravel.
Ravel bukanlah ahli bela diri seperti Xuelan yang bisa melihat gerakan Raiser. Ravel juga bukan ahli sensor seperti Rii dan Nii yang bisa merasakan chakra Raiser. Ravel tidak menggunakan mata ataupun sensornya, melainkan menggunakan instingnya sebagai ahli strategi.
Insting Ravel sebagai ahli strategi mengatakan bahwa dia akan kalah dari Raiser jika mereka bertarung.
Cara Raiser berbicara, pembawaannya dalam mengatakan sesuatu, dan bagaimana dia mengucapkannya, Ravel bisa tahu kakaknya menjadi orang yang bahkan lebih mengerikan saat merencanakan sesuatu, seolah Ravel tidak akan mungkin bisa menebak apapun yang akan dilakukan oleh Kakaknya, sesuatu yang tidak terduga!
"Ano…"
Semuanya memandang Ile dan Nel yang mengangkat tangannya ragu-ragu.
"Ile tidak terlalu paham hal rumit…" Ucap Ile yang diberi anggukan oleh kembarannya.
"Yang Ile pahami, Raiser-sama menyuruh Ile dan Nel memilih untuk kembali ke keluarga kami atau tetap tinggal dengan Raiser-sama, kan?" Tanya Ile pelan.
Ravel mau tidak mau menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan gadis kecil di depannya.
"Jika memang begitu, Nel dan Ile memilih untuk pulang ke keluarga kami" Jawab Nel polos.
Ravel mencoba memikirkan keputusan yang harus dia ambil, sampai dia melihat Mihae mengangkat tangannya.
"Ravel-sama, saya rasa Raiser-sama serius saat menyuruh kami memilih. Saya rasa keputusan Raiser-sama sudah bulat"
Ravel tahu. Dia tahu kakaknya sangat serius membiarkan semua gadis ini memilih antara kembali menjadi peerage kakaknya atau pergi dari sini. Dia hanya kesal melihat beberapa gadis yang memang berniat pergi.
"Maafkan aku. Aku menunjukkan sesuatu yang tidak pantas pada kalian. Kalian benar, onii-sama sudah memberikan kalian pilihan, anggap saja itu sebagai perintah terakhir kalian sebagai peerage onii-sama, atau perintah pertama kalian sebagai peerage baru dari onii-sama"
Ravel kembali duduk di salah satu kursi dan menutup matanya, membiarkan mereka yang ingin pergi untuk meninggalkan ruangan ini.
Yubelluna memutuskan untuk membuka mulutnya.
"Saya… Terima kasih atas waktunya selama ini, Ravel-sama. Saya mohon sampaikan permohonan maaf saya kepada Raiser-sama"
Ravel diam mendengarkan tanpa menggerakan tubuhnya, tetap menutup matanya.
"Aku, akan mencoba kembali ke dunia manusia" Ucap Yubelluna menyiapkan sihir teleportasi.
Marion, Burent, dan Shuriya saling pandang selama beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan berdiri di dekat Yubelluna, pergi ke dunia manusia.
"Ile dan Nel akan kembali ke rumah"
Ile dan Nel berjalan ke luar ruangan, pulang ke keluarga mereka. Mereka adalah salah satu keluarga iblis kelas rendah yang memutuskan menjadi bidak Raiser dengan imbalan keluara Phenex membantu keadaan keluarga mereka.
"Saya akan berkelana di dunia bawah" Ucap Siris berdiri dan mengambil pedang besar yang ada di ujung ruangan.
"Aku ikut dengamu"
Isabella memutuskan untuk ikut dengan Siris, dan akhirnya mereka meninggalkan ruangan seperti yang lainnya.
Di ruangan itu hanya tersisa Ravel yang masih menutup matanya tanpa bergerak, Rii dan Nii yang duduk tenang melihat para gadis pergi, Xuelan yang tetap berdiri sambil melipat tangannya, Mira yang menundukkan kepalanya, Mihae yang melirik ke semua penghuni ruangan, dan Karlamine yang masih memikirkan keputusannya.
Setelah membulatkan keputusannya, Karlamine berlutut di hadapan Ravel layaknya kesatria.
"Ravel-sama, saya bersumpah sebagai kesatria akan mengikuti semua perintah Raiser-sama dengan sungguh-sungguh. Kali ini Raiser-sama memerintahkan saya untuk memilih pilihan saya"
Ravel tetap diam.
"Saya memilih untuk kembali ke dunia manusia dan kembali mengabdi pada keluarga bangsawan di dunia manusia"
Karlamine akhirnya berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan. Beberapa detik berlalu, barulah Ravel membuka matanya, melihat para gadis yang tersisa di ruangan.
"Bagaimana dengan kalian?" Tanya Ravel berusaha senetral mungkin untuk tidak menunjukkan emosinya.
Selain Mira yang sudah Ravel tahu alasannya, dia melihat ke arah para gadis yang tersisa.
"Nyahahaha. Kami adalah siluman kucing, kami lebih suka diperintah, terutama oleh Raiser-sama yang baru"
Rii menjawab dengan cukup canggung dan dibantu dengan anggukan kembarannya.
"Jika Raiser-sama yang dulu memerintahkan saya memilih, tanpa ragu saya akan pergi dari dunia bawah dan kembali ke dunia manusia" Ucap Xuelan.
"AH, kami paham! Kau juga menyadari kekuatan Raiser-sama yang sekarang!"
Xuelan mengangguk membenarkan ucapan Rii. Mira dan Mihae menampakkan raut kebingungan.
"Kekuatan Raiser-sama…"
"…yang sekarang?"
Mereka semua mengangguk, bahkan Ravel yang masih tidak yakin dengan dirinya.
"Percayalah, aku berani jamin Raiser-sama yang sekarang jauh lebih kuat dari sebelumnya" Jelas Rii antusias.
"Bicara soal itu" Potong Ravel.
"Ada apa dengan tendangan apimu sebelumnya? Itu pertama kalinya aku melihat kau menggunakan api biru"
Xuelan juga berpikir mendengar pertanyaan Ravel.
"Saya rasa saya secara tidak sengaja menggunakan chakra saya" Jawab Xuelan.
"Apa itu berarti kami juga bisa melakukannya?" Tanya Mihae yang disetujui Mira.
Xuelan mengangkat bahunya. Dia memang cukup paham dengan teori chakra yang telah dijelaskan Raiser sebelumnya, tapi jika masalah praktik…
Xuelan melihat ke arah Rii dan Nii yang meletakkan kedua tangan mereka di pinggang, menyombongkan diri.
"Jangan khawatir, kami akan mengajari kalian semua hal yang kami tahu tentang chakra"
Ravel tahu, ini tidak akan berakhir dengan baik.
.
.
.
Dan akhirnya selesai, untuk sementara ini tidak ada yang perlu dibahas masalah chapter ini. Jadi kita akan langsung membalas review yang ada.
Saran api Raiser emas? Rencananya aku memang mau menggunakan itu. Ingat bagaimana di movie The Last, semua teknik Naruto menjadi emas?
Penasaran dengan masalah rating game Raiser? Sama :v
Aneh kalau tidak menggunakan sudut pandang Naruto dan tidak ada gunanya crossover? Tidak juga, karena semua teknik yang akan digunakan oleh peerage Raiser berasal dari anime Naruto.
Nunggu pertemuan dengan Rias? Tungguin aja :v
Semangat thor, lanjut? Siap
Akhir kata,
Ags, out
