Naruto milik Kishimoto-sensei

Highschool DxD milik Ishibumi-sensei

Mempersembahkan

The Journey of Chakra

Warning:

Mainstream! Bahasa tidak baku! Banyak kata umpatan, kasar, dan lain sebagainya.

Rate:

M (Mature)

Pairing:

Raiser x Harem

Summary:

Ini pasti ada sebuah kesalahan. Aku seharusnya mati dan ke akhirat berkumbul dengan teman dan keluargaku, bukan bereinkarnasi menjadi bajingan kaya berengsek yang sifatnya berbanding terbalik denganku.

Yah, aku rasa aku akan mencari cara untuk mati.

.

.

.

Di ruangan petinggi para youkai, terlihat Yasaka yang sedang duduk di kursi dengan para petinggi lain yang tempat duduk mereka sedikit lebih rendah daripada kursi Yasaka. Di depan mereka semua berdiri Tania yang sedang dalam posisi istirahat layaknya seorang tentara.

"Jadi bagaimana hasil pengamatanmu terhadap iblis murni yang membangkitkan chakra tersebut?"

Salah satu petinggi bertanya. Petinggi tersebut adalah youkai bertubuh yang cukup besar dan berkulit merah terang, menunjukkan bahwa dia adalah youkai oni.

"Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda semua, saya percaya bahwa iblis murni, Raiser Phenex-sama adalah makhluk pengguna chakra terkuat yang pernah saya lihat seumur hidup saya" Jawab Tania mantap.

'-sama, eh?' Pikir Yasaka mendengar ada rasa hormat saat Tania menyebut nama Raiser.

"Aku harap kau tidak melebih-lebihkan ucapanmu, Tania. Kami percaya kau sudah membaca biodata yang kita dapatkan mengenai Raiser Phenex" Ucap salah satu petinggi, youkai macan tutul berambut perak, sembari melihat lembaran informasi yang berhasil mereka dapatkan mengenai Raiser.

"Raiser Phenex, putra ketiga dari keluarga Phenex, keturunan iblis murni, 25 tahun" Baca petinggi itu.

"Dengan segala hormat, Enya-sama"

"Aku belum selesai membaca, Tania" Potong Enya, kembali meneruskan informasi yang mereka dapatkan.

"Hingga informasi ini ditulis, tercatat Raiser telah memiliki bidak lengkap, di mana semuanya adalah wanita, dan rumor mengatakan dia telah bermain dengan semua wanita tersebut"

Enya mengakhiri ucapannya.

"Hmm, seorang bejat sombong yang hanya bermain dengan wanita" Ucap youkai oni sebelumnya.

Para petinggi yang lain juga mulai bergumam mengenai iblis yang tengah mereka bahas ini, sementara Yasaka hanya bisa menghela nafasnya.

"Tunggu sebentar, para petinggi" Ucap Yasaka membuat suasana hening kembali.

"Kenapa kita tidak membiarkan Tania untuk menyelesaikan hasil pengamatannya. Tania, menurut sensor visualmu, berapa banyak chakra yang dimiliki oleh Raiser Phenex ini?"

"…"

"…"

Tania masih ragu untuk menjawabnya. Dia masih tidak percaya ada makhluk di dunia ini yang memiliki tingkat chakra sebesar itu. Jika Tania mengatakan yang sebenarnya, apakah para petinggi akan percaya dengan ucapannya.

"Tania?"

"…Aku, belum bisa mengatakannya dengan pasti, Yasaka-sama" Jawab Tania ragu.

"Hm?"

Hampir semua reaksi para petinggi memiliki reaksi yang sama. Tania adalah salah satu yang mereka percaya memiliki kemampuan sensor yang luar biasa. Jika seorang Tania masih belum bisa mengatakannya, maka seaneh apa energi Raiser ini?

"Kita lewati masalah itu, bagaimana dengan sifatnya selama dia di dunia manusia?" Tanya Yasaka.

"Izin menjawab, ada sedikit kejanggalan dalam observasi kami, Yasaka-sama. Meskipun kami melihat para gadis di bawah naungannya sangat dekat dengan Raiser-sama, tapi kami merasa Raiser-sama sendiri seolah tidak memiliki ketertarikan asmara ataupun nafsu pada semua gadis tersebut"

Mereka sempat mengawasi gerak-gerik Raiser dan para peeragenya semenjak mereka turun dari kereta. Raiser terlihat cukup dekat dengan semua gadisnya, tapi tidak dalam artian romansa.

"Menurut pengamatan kami, Raiser terlihat seperti orangtua bagi para gadis itu"

"Hmm"

'Ada apa ini? Tidak mungkin sifat seseorang bisa berubah dalam hitungan hari, bahkan jika dia berusaha bersandiwara sekalipun. Biodata inipun merupakan informasi terbaru, tidak mungkin seorang iblis murni berubah dalam satu malam'

"!"

Yasaka membulatkan matanya.

'Tidak, justru itu yang perlu diperhatikan! Perubahan sikapnya bisa saja dipengaruhi oleh kebangkitan chakranya!'

"Katakan pada kami, di mana Raiser Phenex dan para peerage nya sekarang?" Tanya Yasaka berdiri dari singgasananya.

"Izin menjawab Yasaka-sama, setelah menerima barang yang anda berikan, mereka masih berada di area hutan hingga saat ini" Jawab Tania.

"Panggil mereka sekarang dan katakan kita akan makan siang bersama" Titah Yasaka membingungkan beberapa petinggi, tapi ada juga yang memahami maksud Yasaka.

"Baik, Yasaka-sama"

Tania langsung bergegas pergi untuk memanggil para iblis tersebut, menyisakan para petinggi di ruangan itu.

"Ada apa, Yasaka?" Tanya youkai oni.

"Kau belum memahaminya, Sukamaru-dono?"

Bukan Yasaka yang menjawab, melainkan Enya yang membalikkan pertanyaan kepada sang oni.

"Aku tidak suka hal yang bertele-tele, jika kau tahu cepat beritahu aku, macan putih!"

"Yasaka-dono berspekulasi bahwa perubahan sikap Raiser Phenex dipengaruhi oleh kebangkitan chakra yang dirinya alami" Jawab tenang Enya.

"Jika memang begitu, bukankah juga ada kemungkinan Raiser Phenex yang datang saat ini hanyalah penipu dan bukan iblis murni asli"

"Anda salah dalam dua hal, Sukamaru-dono. Pertama, untuk apa iblis murni repot-repot menulis surat dan mengatakan bahwa salah satu iblis ada yang membangkitkan chakra, jika mereka ingin menyusup, akan lebih baik jika mereka tidak mengatakan apapun" Ucap Enya.

Sukamaru mengangguk, menunggu penjelasan Enya yang lain.

"Kedua, kita sudah tahu dari Tania bahwa Raiser Phenex dan Ravel Phenex adalah iblis murni, meskipun begitu Tania juga mengatakan bahwa dia juga merasakan bahwa mereka berdua juga memiliki chakra" Sambung Enya.

"Apapun itu, kita harus memastikan dengan mata kepala kita sendiri bagaimana sifat Raiser Phenex yang saat ini berada di wilayah youkai" Ucap Yasaka dan segera memanggil para pelayan untuk menyiapkan jamuan makan siang.

.

.


.

.

*KRIIIIIING*

Jam tangan di masing-masing pergelangan tangan para gadis berbunyi, menandakan bahwa waktu telah mencapai tengah hari.

"Baiklah, waktu habis, permainan yang sangat bagus" Ucap Raiser yang langsung merapikan keenam senjata yang dia bawa.

Beralih ke para gadis, terlihat mereka semua terbaring di tanah, tidak peduli dengan debu yang menempel di tubuh mereka, karena mereka tahu itu tidak penting dengan cat warna-warni yang ada di sekujur tubuh mereka.

"Hah…hah…hah…setidaknya…kami menang, kan?" Tanya Ravel yang masih mencoba mengumpulkan staminanya.

"Tentu, kalian menang sesaat setelah kalian berhasil mengetahui rahasia permainan ini" Jawab Raiser santai.

"…"

"…"

"…Apa ada alasan kenapa anda terus mengejar kami, Raiser-sama?"

"Ayolah, tidak akan seru jika permainan berakhir di tengah jalan, lagipula aku tidak ingin barang yang sudah disiapkan Yasaka menjadi sia-sia jika tidak digunakan"

Sekali lagi, Raiser menjawab pertanyaan Mira dengan santai.

"APAAAAA!?"

Para gadis berteriak, tidak peduli nafas mereka belum terkumpul.

"Ahahaha, maaf maaf, aku bercanda. Alasan aku terus mengejar dan menyerang kalian adalah untuk memberikan kalian jawaban mengenai pertanyaanku di awal" Ucap Raiser berusaha menenangkan para gadis.

"Pertanyaan anda di awal?" Beo Mira.

"Tentang langkah awal menjadi kuat" Ingat Xuelan.

"Ah"

Mira berterima kasih pada Xuelan, entah kenapa selama permainan tadi, mereka berdua menjadi semakin lebih dekat.

"Benar. Sekarang, menurut kalian apa langkah awal untuk menjadi kuat?" Tanya Raiser sekali lagi.

"Menemukan rekan yang bisa kau percaya?"

"Berani mengorbankan dirimu demi temanmu?"

"Siap menerima serangan musuh demi menyelamatkan temanmu?"

"…"

Raiser terdiam mendengar tebakan mereka Sebenarnya jawaban yang ada dipikiran Raiser adalah menyadari betapa lemahnya diri sendiri, tapi setelah mendengar semua jawaban para gadis di depannya, Raiser tidak berani menyalahkan tebakan mereka.

"Ahahaha, semua yang kalian katakan semuanya benar. Semua itu adalah langkah awal menjadi kuat" Ucap Raiser sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

'Sudah kuduga. Onii-sama yang sekarang lebih keren dari yang sebelumnya' Pikir Ravel kagum pada kakaknya.

'Hm, Raiser-sama yang sekarang lebih bijak dari sebelumnya. Hanya dengan satu kali latihan bersama, banyak makna yang dapat diambil dari hal tersebut. Aku tidak sabar menunggu latihan selanjutnya' Pikir Xuelan.

"Apa latihan kami selanjutnya, Raiser-sama?" Tanya Mira penasaran.

'Hm, aku belum memikirkan sampai sejauh itu. Niat awalku adalah mengajari mereka masing-masing salah satu jutsu yang berbeda satu sama lain untuk menyeimbangkan kekuatan mereka semua. Meskipun begitu aku jutsu yang mereka kuasai juga harus tetap bisa membela diri mereka seorang diri' Batin Raiser.

"Ano, Raiser-sama!" Sela Rii memotong pikiran Raiser.

"Oh, ya, ada apa?"

"Mohon maaf atas kelancangan saya mengatakan ini, tapi apa kami benar-benar tidak bisa kembali menjadi peerage Raiser-sama?" Tanya Rii dibenarkan oleh Nii.

Terlepas dari mereka berdua yang memang dengan senang hati menjadi budak Raiser, tapi setelah mengetahui Raiser akan melatih mereka, mereka bertanya-tanya apa yang bisa mereka berikan kepada Raiser sebagai imbalan yang telah dia berikan kepada mereka semua selama ini.

"Hm, setelah saya pikirkan, Rii dan Nii ada benarnya, Raiser-sama. Dengan apa yang telah anda berikan kepada kami selama ini, satu-satunya yang bisa kami pikirkan untuk membalas Raiser-sama adalah dengan memberikan seluruh jiwa dan raga kami sebagai budak anda" Jelas Xuelan, yang kali ini dibenarkan Mira dan Mihae.

'Fuck, kita kembali ke topik ini. Akan percuma latihan yang kuberikan kepada mereka semua jika mereka tetap menjadi iblis tingkat bawah setelah aku mati, …'

'…kecuali perbedaan kekuatan mereka dengan iblis lain sangat terlihat' Akhir Raiser dalam hatinya.

"Mereka benar, onii-sama. Jika menggunakan perspektif orang ketiga, saat ini anda yang merupakan iblis murni tingkat atas sedang melatih beberapa gadis manusia- bukan bermaksud menyinggung," Jeda Ravel melihat ke arah Mira, Mihae, dan Xuelan yang dibalas anggukan mereka bertiga.

"Akan tetapi, dari pandangan iblis lain, tindakan anda saat ini bisa dianggap sebagai penghianatan kepada bangsa iblis, sementara fraksi lain kemungkinan besar akan mengganggap anda sebagai variabel yang bisa digunakan untuk melawan bangsa iblis, dengan cara meminta anda untuk melawan bangsa iblis atau melatih fraksi lain" Jelas Ravel panjang lebar sembari menggunakan pose berpikirnya.

'Sudah kuduga cepat atau lambat Ravel akan menyadarinya, cara berpikirnya hampir mengingatkanku dengan Shikaru'

Meskipun tidak secerdas kakeknya, Shikamaru, tapi Shikaru memiliki cara penyelesaikan yang cukup unik.

"Ayolah, sudah kubilang aku tidak suka dengan perbudakan" Bela Raiser.

"Kalau begitu, anda tidak perlu mengganggap kami seperti budak! Tolong anggap kami anak buah anda, Raiser-sama!" Pinta Mihae.

Walau dirinya pernah menjabat sebagai hokage dan memiliki anak buah, entah kenapa Raiser tahu hal itu tidaklah sama.

"Aku masih tidak bisa melihat kalian sebagai anak buahku" Balas Raiser.

"Bag-bagaimana jika onii-sama menganggap kami sebagai adik onii-sama?" Tanya Ravel mengagetkan semua, tidak terkecuali Raiser.

"Tolong jangan bilang hal itu meskipun bercanda, kau hampir membuatku terkena serangan jantung" Ucap Raiser mengelus dadanya.

"Lagipula, seperti yang dikatakan Sera, ingatanku adalah seorang pria biasa berumur 200 tahun. Kalian terlalu muda di mataku untuk memandang kalian sebagai adikku" Jelas Raiser mengibaskan tangannya.

"Kalau begitu, bagaimana jika anda menganggap kami sebagai anak anda, Raiser-sama?" Tanya Mira polos.

"!"

Oke, Raiser terkena serangan jantung ringan.

"Itu ide yang bagus Mira" Ucap Xuelan.

"Tolong kau jangan ikut-ikutan, Xuelan!"

"Apa kami harus mulai memanggil Raiser-sama, Daddy?" Tanya Nii berusaha menggoda Raiser.

"Kalian mau memenjarakanku!?"

"Nyahahaha~"

Semua gadis tertawa mendengar candaan tersebut, kecuali Ravel yang tengah memikirkan sesuatu.

"…Kurasa itu akan berhasil" Gumam Ravel.

"Hm? Kau mengatakan sesuatu, Ravel?" Tanya Raiser mengganti topik.

Para gadis yang lain juga ikut menghentikan tawa mereka, ingin tahu apa yang Ravel pikirkan.

"Izinkan aku tanya sesuatu onii-sama. Onii-sama tidak ingin mereinkarnasikan kami menjadi iblis karena itu terlihat seperti perbudakan di mata onii-sama, benar kan?" Tanya Ravel serius yang dibalas anggukan Raiser.

"Jadi selama itu bukan perbudakan, onii-sama setuju untuk mereinkarnasikan kami lagi kan?" Tanya Ravel sekali lagi.

"Aku tidak mengerti kenapa kau mengatakan hal itu seolah kau juga ingin direinkarnasikan, tapi ya, jika bukan perbudakan aku dengan senang hati akan mereinkarnasikan kalian semua" Jawab Raiser.

"OHH"

"Jika memang begitu, maka saya punya saran yang dapat menarik minat onii-sama" Ucap Ravel sombong.

"Ho ho, mari kita dengarkan saranmu, adikku"

Raiser dan para gadis yang lain mendengarkan dengan seksama.

"Bagaimana jika onii-sama mereinkarnasikan kami semua menjadi iblis, lalu kemudian secara hukum dan legal, onii-sama mengadopsi kami semua menjadi anak onii-sama. Jika onii-sama langsung mengadopsi kami semua, tentu banyak pihak iblis yang akan kontra begitu mendengar iblis bangsawan mengadopsi beberapa manusia. Akan tetapi, jika onii-sama mengadopsi kami setelah bereinkarnasi, kita bisa meminimalisir keluarga lain yang ingin protes. Melihat sisi baiknya, para gadis akan secara tidak langsung mendapat status sebagai bangsawan mengingat 'ayah' mereka adalah bangsawan murni. Sisi buruk yang bisa saya bayangkan adalah tetap adanya yang akan melakukan protes, meskipun tidak sebanyak jika onii-sama langsung mengadopsi kami semua" Jelas Ravel panjang lebar.

"…"

"…"

"Itu…ide yang cukup brilian" Ucap Raiser.

'Benar juga, dengan mereka menjadi anakku, aku tidak perlu takut tentang status mereka setelah aku berhasil mati, tapi aku tetap harus melatih mereka menjadi kuat untuk tidak diremehkan oleh bangsawan lain'

"Tunggu sebentar Raiser-sama, kami hanya bercanda!" Ucap Xuelan cepat.

Bukan tanpa alasan dia mengatakan itu. Xuelan juga sadar diri, dia tidak mungkin pantas menjadi iblis bangsawan keluarga Phenex, terutama menjadi anak Raiser yang sekarang yang dia yakin akan mencapai sesuatu yang luar biasa di masa depan.

"Hahaha, senjata makan tuan. Aku putuskan, kalian akan menjadi putri-putriku! Buahahahaha" Ucap Raiser sumringah sambil tertawa.

"Eh, apa berarti kami tidak bisa melakukan seks lagi dengan Raiser-sama?" Tanya Rii.

"Karena kalian hanya anak secara hukum, kurasa kalian masih bisa melakukan seks dengan onii-sama"

"Eh? Apa?"

.

.


.

.

Raiser dan para gadis kembali ke kediaman Yasaka dan membersihkan diri mereka masing-masing, sebelum akhirnya dipanggil ke ruang makan yang cukup luas.

Seperti layaknya ruangan makan formal di Konoha, masing-masing dari mereka disediakan meja kecil untuk masing-masing dari mereka, dengan Yasaka duduk dengan Kunou di sisi ruangan dan para petinggi di sisi ruangan lain sebelah kanan Yasaka, sementara Raiser dan yang lainnya berseberangan dengan para petinggi dan berada di sebelah kiri Yasaka.

"Jadi bagaimana pagi pertama kalian di kediaman youkai, Raiser-kun? Kami harap semuanya sebagus yang kalian harapkan" Tanya Yasaka sembari menyuap makanan yang ada di hadapannya.

"Kami belum kemanapun Yasaka-sama, kami hanya berlatih di area hutan. Bicara soal itu, terima kasih sudah menyediakan barang dadakan yang kuminta tadi pagi" Jawab Raiser.

"Aku jadi ingin tahu latihan apa yang kalian lakukan hingga membutuhkan alat tersebut" Ucap Enya penasaran.

"Izinkan aku menceritakan pengalaman kami, onii-sama"

Raiser mengiyakan usul Ravel dan membiarkan dia menceritakan kejadian tadi dengan versinya. Sementara itu Raiser mengingat kembali kejadian lain, tepatnya saat Raiser mereinkarnasikan mereka semua.

Setelah mempertimbangkan usulan dari Ravel, Raiser menyadari bahwa usulan mereinkarnasikan dan mengadopsi para gadis adalah yang terbaik untuk sementara ini. Kemungkinan hanya beberapa bangsawan yang akan protes, kemungkinan terburuk adalah para petinggi iblis yang juga tidak menyetujui.

Berkat informasi dari Ravel, kemungkinan besar yang paling bisa terjadi adalah protes menggunakan jalur hukum, di mana bisa saja para gadis yang dia adopsi harus menunjukkan kelayakan mereka menyandang gelar Phenex. Raiser dapat memikirkan dua kemungkinan yang akan terjadi mengenai tes kelayakan tersebut.

Yang pertama adalah tes kelayakan para gadis sebagai seorang pemimpin wilayah dengan membiarkan mereka bertanggung jawab terhadap wilayah yang mungkin ada diberikan kepada masing-masing dari mereka dengan tujuan akhir mencapai batas tertentu, entah itu hasil dari sumber daya alam atau sumber daya manusia, dalam kasus ini adalah sumber daya iblis.

Akan tetapi kekurangan dari tes ini adalah waktu yang diperlukan cukup panjang, dan Raiser tidak ingin menunggu terlalu lama agar dirinya bisa fokus dengan tujuan awalnya.

Oleh karena itu, Raiser berharap kemungkinan kedua yang akan dilakukan oleh para petinggi.

Memperlihatkan kelayakan para gadis dengan menunjukkan kekuatan mereka masing-masing. Bisa saja mereka akan diberikan misi untuk membasmi iblis liar atau semacamnya, tapi ada juga kemungkinan mereka harus bertarung dengan keluarga bangsawan lain, rating game.

Dengan permikiran itu, sesaat setelah dirinya mengirimkan surat pemberitahuan adopsi para gadis ke pihak Phenex dan keempat Maou, Raiser juga langsung memikirkan sesi latihan yang cocok dengan bidak yang sudah para gadis itu dapatkan.

Ravel mendapatkan bidak queen, yang artinya Raiser harus mengajari teknk yang bisa digunakan untuk bertahan, menyerang, sekaligus mendukung anggota tim.

Xuelan seperti sebelumnya, mendapatkan bidak rook, hanya saja kali ini dia cocok dengan dua bidak rook sekaligus. Karena Xuelan yang sejak awal sudah memiliki kekuatan serangan yang bagus, Raiser berpikir dia hanya perlu sedikit mengajari Xuelan tentang taijutsu.

Mira mendapatkan bidak knight, berbeda dengan sebelumnya yaitu pawn. Raiser memiliki beberapa pemikiran kenjutsu yang mungkin bisa dia ajarkan kepada Mira. Raiser hanya perlu menganalisis proporsi dan pergerakan tubuh Mira. Jika tebakan Raiser benar, Mira memiliki tubuh akrobatik, yang berarti Raiser harus menyiapkan banyak pedang untuk Mira.

Kasus Mihae juga sama dengan Xuelan, Mihae mendapatkan dua bidak bishop, yang berarti dia memiliki demonic power atau chakra yang cukup besar yang bisa dia kuras, dan Raiser sudah tahu jutsu apa yang akan dia ajarkan pada Mihae, terutama saat Raiser tahu kekuatan awal Mihae adalah pengguna shikigami.

Rii dan Nii, masing-masing dari mereka mendapatkan empat pawn, dan tidak peduli bidak apa yang mereka dapatkan, sejak awal Raiser sudah memikirkan jutsu apa yang akan dia ajarkan pada mereka berdua.

Dia tidak sabar untuk memulai latihan besok.

"Bagaimana denganmu, Raiser-dono?"

Pemikiran Raiser terpotong oleh pertanyaan salah satu petinggi, Enya, kalau Raiser tidak salah ingat.

"Kudengar kau ingin belajar tentang chakara, termasuk senjutsu. Apa kau yakin?" Tanya Enya tersenyum.

"Tentu, aku ingin tahu apakah benar bahwa berlatih senjutsu akan membuat mentalmu menjadi gila"

"Heh, kau bahkan tidak akan tahu chakra saat aku menampar wajahmu dengan tinju chakraku" Ucap Sukamaru.

"…"

"…"

"Itulah kenapa aku ingin belajar chakra" Balas Raiser tersenyum ringan. Dia tidak ingat kapan terakhir kali dia tersinggung saat ada yang mencelanya.

"Maafkan Sukamaru, Raiser-dono. Seperti warnanya, dia hanya melihat merah"

"APA KAU BILANG MACAN!?"

'Wow. Komentar rasis pertama yang kudengar semenjak aku di dunia ini'

.

.


.

.

"Bisa kau ulangi isi surat itu Grayfia, aku rasa para maou yang lain juga perlu mendegarnya" Ucap Sirzechs yang kembali mengumpulkan ketiga temannya. Sudah berapa banyak mereka duduk di ruangan ini.

"Surat ini ditulis dan ditandatangi langsung oleh Raiser Phenex. Isi surat ini menyatakan dengan gamblang bahwa Raiser Phenex-sama, putra ketiga keluaga Phenex, mengadopsi Ravel Phenex, Mira, Mihae, Xuelan, Rii, dan Nii untuk menjadi putri dari Raiser Phenex" Baca Grayfia.

Semua terdiam sebelum akhirnya ketiga pria di sana melihat ke arah teman perempuan mereka, Serafall, yang merupakan orang terakhir yang melihat Raiser dan para gadis.

Serafall hanya bisa melongo. Belum genap dirinya meninggalkan Raiser 24 jam di dunia manusia, informasi pertama yang dia dapat adalah… ini.

"Aku rasa kita akan lebih sering bertemu dalam waktu dekat ini" Ucap Falbium.

.

.

.

Ini dia chapter 11, lebih pendek dari yang kubayangkan sih. Karena memang kalau dilanjut bakal panjang, jadi kupotong aja di sini

Chapter depan akan sedikit time skip mengenai latihan para gadis, tapi juga membahas kelanjutan pengadopsian para gadis.

Untuk sekarang ayo kita balas komen kalian.

Akhirnya up lagi?

Makasih

Lanjut latihan?

Bakal ada bagian yang kuskip sih nanti

You had the same idea for fic but can execute it will?

It's okay, I hope you can write it soon, I want to read this kind of story too.

Paling benci kalau omongan dipotong?

Bener banget

Lanjut?

Oke

Mungkin itu aja, seperti biasanya, waktu update ku tidak menentu

Akhir kata,

Ags, Out