Disclaimer : Masashi Kishimoto
Author : Mr. Battosai
Chapter 29
Steal like an Artist.
. . . . . . . . .
Tap!
Tap!
Yugao memandangi pria dihadapannya ini cukup lama.
Lelaki itu menggendongnya dengan Gerakan cukup luwes. Rambut hitamnya bergerak seiring dengan perpindahan tubuh mereka dari satu dahan ke dahan lainnya. Ini bukan kali pertama Yugao di gendong oleh lelaki ini (karena sebelumnya dia yakin, lelaki ini juga yang menggendongnya dari rumah laknat di jurang itu), tapi rasanya tetaplah.. nyaman?
Tubuh bidang lelaki itu, pembawaannya yang tenang, dan track record pendek yang ia ketahui mengenai si pemilik topeng serigala membuat dia merasa tenang dalam dekapannya.
Sharingan itu meliriknya. Entah bagaimana mata Uchiha itu kelihatan cukup horror kalau diperhatikan dari jarak sedekat itu.
'er.. mata itu benar-benar seperti mata Shinigami.'pikir Yugao buru-buru mengalihkan pandangannya dari wajah Anbu Ookami yang tertutupi topeng.
"apa aku membuatmu tidak nyaman?"
Ucapan sambil lalu itu terdengar oleh telinga Yugao yang sangat peka. Dia Kembali mengalihkan pandangannya kearah pria Uchiha itu.
"Yurusei.. matamu cukup menakutkan."
Lelaki bertopeng serigala itu balas memandanginya, tanpa kelihatan merasa perlu memperkenalkan dirinya secara lebih layak; atau setidaknya menampakkan wajahnya.
'Tapi siapa lagi yang tidak mengenali Anbu bertopeng serigala ini?'batin Yugao simpel. Reputasinya cukup tersohor sebagai segelintir Anbu Uchiha yang tersisa.
"kukira kau menyukainya."komen Ookami akhirnya. Matanya lagi-lagi melirik ke arah Yugao, memastikan bahwa wanita itu mendengarnya dengan baik. Tapi Wanita itu malah kelihatan.. sedang memikirkan hal lainnya?
Naruto tidak tau dan tidak cukup peduli untuk bertanya lebih jauh.
'ini adalah pengawal Kushina-sama.. kan?'batin Yugao dalam pikirannya sendiri. Dia mencoba mengingat hal yang bisa mengenalkannya lebih baik pada Anbu bertopeng serigala ini. Tapi nihil. Pria ini sama misteriusnya dengan serigala hutan yang liar.
Beberapa kali memang, meskipun Yugao tidak dalam kondisi sangat berkonsentrasi pada keadaan disekitarnya, dia merasa seperti.. terbang? Atau malah Bepindah dimensi?
Entah bagaimana, hal itu membuat kepalanya makin pening.
'apakah aku berhalusinasi atau memang Ookami memiliki jutsu sejenis milik Yondaime?' Yugao tidak pernah digendong Yondaime; sudah jelas, tapi pernah bepergian dengan tim Anbu pengawalnya Yondaime Hokage aka Shiranui Genma dan team nya.
'rasanya mirip sekali.. apa Ookami juga mempelajari jutsu yang sama?'pikirnya bingung dan mual.
"kau merasa pusing?"samar-samar suara bariton itu terdengar lagi. Yugao merasa dia sedang mabuk udara? Tubuhnya tidak begitu menyukai cara Ookami berpindah tempat kelihatannya.
"apa kau memakai Hiraishin untuk berpindah tempat?"tanya Yugao akhirnya. Dia memejamkan matanya, mencoba menetralisir rasa pening dan mual yang ia rasakan.
Naruto menunduk sedikit, menghindari dahan pohon yang menghadang di hadapannya. Seperti membawa karung saja dan bukannya manusia, dia berpindah-pindah dengan cepat dan cekatan.
"tidak."ucapnya akhirnya, tau bahwa Wanita berambut ungu aka Yugao Uzuki itu sedang menunggu jawabannya. "tapi kau bisa beristirahat sebentar lagi."
Yugao mendesah Panjang. Masih memejamkan matanya.
"rasanya seperti mabuk laut."
'apa ini sebuah complaint atau apa? Aku kira orang-orang suka dibawa terbang?'pikiran Naruto berbalik ke tahun-tahun dimana dia menggendong istri Yondaime, dan tidak sekalipun dia mendengar Kushina mengeluh.
'aku bahkan tidak tau bagaimana rasa mabuk laut itu. Dari buku yang kubaca, mabuk laut harusnya terjadi di laut, tapi bagaimana mungkin dia merasa mabuk laut di hutan seperti ini?'Naruto sebenarnya tidak setuju dengan statement Yugao, tapi dia tidak begitu peduli untuk bicara pada Wanita itu mengenai opininya.
Dibelakang keduanya, mengekor Anbu bertopeng Rusa yang tidak habis pikir dengan cara Ookami dalam merescue Yugao Uzuki. Pria itu kelihatan melakukannya dengan mudah dan.. cenderung kurang bertanggung-jawab?
'merepotkan.. entah apa yang ada dipikiran Ookami, tapi aku yakin berpindah-pindah dengan kecepatan itu akan membuat orang-orang muntah.'pikirnya ngeri membayangkan betapa mualnya Yugao Uzuki digendong dan diajak berteleportasi berulang-ulang.
Keduanya mungkin sudah bergerak sejauh 2 mil kearah Selatan dari lokasi terakhir mereka, meninggalkan Hato dan Kuma menghadapi 'paket Konoha' yang disebut Ookami. Seharusnya bivak itu sudah dekat lokasi mereka sekarang.
Vegetasi areal itu secara umum memang sudah berubah menjadi banyak ditumbuhi jamur-jamur raksasa yang tingginya bisa mencapai 30 meter dengan anak-anak jamur yang juga menempel di batangnya. Walaupun begitu, sinar matahari pagi kelihatannya cukup untuk menghangatkan padang jamur itu supaya bisa ditinggali manusia untuk sementara waktu.
Ookami mendarat di salah satu batang Jamur yang berukuran cukup besar, yaitu diameter batang 4 meter. Dengan tanpa menurunkan Yugao Uzuki dari gendongannya, pria itu menyentuh permukaan batang jamur itu, dan mengalirkan chakra kesitu. Chakra hitam keluar dari tangannya, dimana seperti sakelar listrik, deretan kanji-kanji hitam mulai bermunculan disekitar batang jamur tadi. Itu hanya terjadi sebentar, sebelum sebuah pintu kayu terlihat mencolok memunculkan dirinya di batang jamur dihadapannya.
Masih dengan menunduk, Ookami masuk ke ruangan dalam jamur itu. Dibelakangnya, Shika mengekor. Walaupun dari luar, kelihatannya batang jamur itu seperti opsi yang cukup ekstrim untuk ditinggali oleh manusia, ternyata di dalamnya, situasinya tidak seburuk yang tadinya diperkirakan Shika.
Terdapat 3 gulungan besar di sana, Sebuah meja kecil untuk menulis, penerangan berupa lilin yang sudah memiliki tempatnya di dinding, 3 unit Tanto, dan 3 unit Katana, medical kit dalam scroll berkanji medic, dan sebuah futon.
Naruto menurunkan Yugao, membiarkannya berdiri dengan kakinya sebelum melepaskan pegangannya ke Wanita berambut ungu itu.
"logistic bisa kau temukan di gulungan besar paling kanan. Gulungan tengah berisi peralatan makan, lilin, dan sejenisnya, gulungan paling kiri berisi gulungan fuinjutsu penyimpanan untuk keperluan misi."
Yugao mengangguk, dia memutarkan tubuhnya menghadap kearah Ookami dan Shika, menundukkan kepala memberi penghormatan.
"arigatou.. Ookami, Shika-Taichou."
Shika menggeleng, "bukan apa-apa, kau ninja Konoha dan sudah sepantasnya kami menolongmu."pria bermarga Nara itu melirik kearah Ookami, dimana pria itu sudah bersiap untuk meninggalkan ruangan persembunyian itu tanpa menggubris Yugao.
Yugao tetap berada di tempatnya sampai Ookami dan Shika keluar dari dalam bivak itu. Sementara itu, setelah serigala-nya Uchiha itu keluar Bersama Shika, ia dengan cekatan, segera melemparkan 6 buah kunai berkanji fuinjutsu ke masing-masing batang jamur disekitar bivak tadi; Menjadikan bivak itu sebagai pusatnya.
Kunai-kunai tadi secara perlahan-lahan seperti meresap ke dalam batang jamur, tidak meninggalkan sisa sedikitpun. Shika mungkin tidak menguasai fuinjutsu sebagaimana para ninja yang memasteri seni di bidang itu, tapi dia masih belum melihat ada perbedaan yang mencolok dari lingkungan disekitarnya.
'ya? Ini hanya aku atau..-'
Pikirannya belum jauh meninggalkan tubuhnya saat kemudian di hadapannya dia melihat Chakra kemerahan mulai menyelimuti Kawasan bivak itu, berlangsung sekitar 5-10 detik sebelum kemudian selubung chakra tadi berubah menjadi cahaya putih menyilaukan mata yang sanggup membuatnya memejamkan mata tidak tahan dengan kilaunya.
dan..
Perlahan tapi pasti cahaya tadi Pecah begitu saja menghilangkan batang jamur tempat bivak tadi berada.
Rasanya seperti debu-debu berkilauan terbang, dan lenyap di udara yang hampa.
"waw.."mata Shika terfokus pada prosesi itu. Dia mendecak kagum tanpa bisa dicegah, bahkan oleh dirinya sendiri.
"merepotkan.. dimana kau belajar ini?"Shika tidak bisa menahan ucapan itu untuk tidak keluar dari mulutnya. Itu terjadi secara spontan saja, dan dia.. tidak bisa berpikir hal lain selain mengungkapkan rasa ingin tahunya itu.
Lain halnya dengan Shika, pria yang diajak bicara, hanya memandanginya, sambil memiringkan wajahnya sedikit.
Mereka berpandangan beberapa saat.
"apa kau mau membayarku untuk menjawab ini?"tanyanya sopan.
"sial Ookami.. kau..-"
Poooft!
Pria serigala itu menghilang sebelum pukulan Shika mendarat di kepala-nya. Dan begitulah selanjutnya keduanya berlarian menuju kearah track yang telah disepakati Bersama Hato dan Kuma. Tentu saja Ookami yang berada di depan, sedangkan Shika dengan sumpah serapah dalam dada-nya siap memberi pukulan ke atas kepala lelaki Uchiha itu.
. . . . . . . . . .
Meanwhile
Perbatasan Konoha dan Sunagakure.
Terlihat tiga orang Anbu berlari melewati celah-celah bebatuan pasir Kaze No Kunni itu. Ketiganya tidak lain adalah pembawa gulungan pesan dari Hokage kepada Kazekage yang saat ini sedang berada dalam tandu untuk memimpin rombongan pasukannya melakukan marching kearah Hi No Kunni; tepatnya Konohagakure.
Pasukan pengawalnya yang berjumlah 15 orang tersebar berjalan mengiringi tandu itu, bersiap siaga dengan segala kemungkinan serangan infiltrasi, maupun cuaca yang ekstrim. Pakaian khas Sunagakure mereka memang benar-benar cocok untuk melindungi mereka di cuaca gurun, ber angin, dan panas terik itu.
Suara angin menjadi satu-satunya backsound dari perjalanan rombongan negara pasir ini.
"apa ada tanda-tanda pergerakan dari Konoha?"pelan terdengar suara Kazekage bertanya ke pengawal disebelahnya yang hanya terhalang oleh tirai kain penutup.
"belum ada Kazekage-sama. Konoha kelihatannya akan memilih jalur infiltrasi."
Kazekage yang mendengar ini menaikkan alisnya sedikit.
"track ini adalah track rahasia yang hanya dilalui oleh Anbu kita.. mungkinkah.. ini juga track yang sama yang dilalui oleh Anbu mereka?"
Tidak mungkin.. bukan.. satu jalan cukup lebar ini hanya diketahui oleh pihak Sunagakure? Itu benar-benar kedengaran seperti mustahil terjadi. Anbu Konoha dengan komandannya yang terkenal jago infiltrasi itu tidak mungkin melewatkan detail seperti ini.
"eto-o Kazekage-sama, kemungkinan tim tracking Konoha juga mengetahui jalur ini. Kalau sesuai dengan perhitungan anda, pasti akan ada pasukan Konoha yang ditugaskan di areal ini."
Si rambut merah kusam aka Sabaku Rasa menganggukkan kepalanya mengerti. Sudah barang tentu mereka akan bertemu ninja Konoha disini. Meskipun kelihatannya Sandaime Hokage adalah orang yang baik hati, dia tau kalau pria itu mendapat gelar sebagai professor ninja bukan karena rasa sentimental nya itu.
Melainkan skill ninja dan taktikal yang pria itu miliki.
'Kalau saja.. Hiruko ini tidak muncul.. Daimyou Kaze No Kunni tidak mungkin meminta Sunagakure menyerbu Konoha.'
Pikirannya melayang pada perintah utama dari Daimyou negara Angin itu, yang menghendaki Sunagakure dengan ninja-nya yang sedikit, untuk bersiap mengakuisisi Konoha kalau keadaan jadi diluar kendali.
Perintah yang sangat konyol mengingat betapa banyak jumlah pasukan yang dimiliki Konoha, peralatan perang mereka, belum lagi ditambah dengan ninja-ninja kuat mereka.
Judi yang sangat besar. Kalau menang, tanah Sunagakure akan bertambah, dan kesejahteraan warga juga bertambah.
Kalau kalah, syukur-syukur Konoha tidak meminta ganti rugi atau malah balik mengakuisisi Sunagakure.
'Orang itu hanya memikirkan kekuasaan dan harta.'pikir Rasa kecut.
Mau bagaimana lagi, Daimyou yang merupakan civilian mana tau perjuangan para ninja dalam berperang. Walaupun begitu, apa mau dikata, para civilian lah dengan uang banyak yang mereka miliki yang mampu membiayai operasional negara, sementara para ninja yang tidak sekaya itu hanya bisa menjadi suruhannya.
'aku hanya berharap semoga Konoha memanglah bukan dalang dibalik munculnya Hiruko ini.'pikir Rasa jauh. Dia tidak buta secara politik maupun strategi perang, hanya saja, apa salahnya untuk berharap bahwa setidaknya peperangan tidak akan terjadi kan?
'hidup sudah terlalu pelik tanpa perlu ditambahi dengan drama seperti ini.'ingatannya Kembali dipenuhi dengan scene dari 3 orang anaknya yang berada di desa. Sebagai seorang Ayah sudah tentu yang diinginkannya adalah anaknya bisa tumbuh dengan nyaman dan tanpa melalui masa kecil dengan peperangan.
Kazekage Sunagakure itu Kembali menghembuskan napasnya Panjang.
'ini bukan waktunya untuk bernostalgia apalagi melemahkan mental. Kami-sama.. semoga ada jalan keluar terbaik dari ini semua.'
Dia masih memejamkan matanya untuk menenangkan hati, saat tiba-tiba tandu yang dibawa oleh pengawalnya berhenti.
Suara burung gurun terdengar jauh di langit sana. Rasa menajamkan pendengarannya untuk mendengarkan apa yang terjadi diluar tandu yang membawanya.
"aku membawa pesan dari Sandaime-Hokage untuk disampaikan pada Kazekage-Dono."
Terlihat 3 orang Anbu berjubah putih muncul menghadang jalan rombongan Sunagakure itu. 5 orang otomatis berdiri stand by dengan senjata terhunus di depan 3 orang itu untuk melindungi Kazekage mereka yang mendengarkan dari dalam tandu kayu berselimut tirai itu.
"kami tidak datang untuk mengintervensi."tegas salah satu dari Anbu tadi menjelaskan. Dia mengeluarkan gulungan sepanjang satu jengkal dari dalam armour-nya, mengangkatnya setinggi dada.
"aku harus memastikan gulungan ini dibaca oleh Kazekage langsung."sambungnya masih dengan nada tegas. Disebelah kanan dan kirinya, 2 orang rekannya standby bersiap menyerang apabila keadaan menjadi tidak kondusif.
Jelas sekali, kedua belah pihak berada dalam trust-issue dengan melihat kuda-kuda bertarung yang dipakai oleh masing-masing ninja beda desa itu.
"aku tidak percaya pada kalian. Bagaimana kami tau kalau isi gulungan itu bukan jebakan?! Kita berada dalam suasana konflik, tidak mungkin aku membiarkanmu menemui Kazekage langsung!"seru salah satu pengawal Kazekage yang paling dekat dengan tandu. Pria itu ikut-ikutan mengeluarkan kunai dari poket senjatanya.
"serahkan pada kami; kalau memang niat kalian baik, karena kamilah yang akan menyerahkan gulungan itu pada Kazekage."
Salah satu Anbu berjubah putih itu mendengus.
"perintah dari Hokage-sama adalah menyerahkannya langsung. Bagaimana aku tau kalian tidak akan merobek-robek pesan ini dan bukannya menyampaikannya pada Kazekage?"
"Ck! Mana mungkin begitu! Kalian lah yang biasanya tidak bisa dipercaya!"
"yare.. kau hanya tidak ingat bagaimana itu terjadi dulu di perbatasan Kumogakure."sindir salah satu Anbu Konoha sengit. "pokoknya pesan ini harus sampai langsung ke tangan Kazekage!"ucapnya ngotot.
"MANA BISA BEGITU! ITU SUDAH BERLALU DAN HAL-HAL SUDAH BERUBAH! KAMI TIDAK MUNGKIN-"ucapan Jounin Sunagakure itu terpotong saat melihat serpihan pasir emas melayang searah angin kearah Anbu Konoha pembawa pesan itu. Pasir tadi kemudian membentuk tulisan :
'INI KAZEKAGE.'
Lima orang ninja penjaga Kazekage itu hanya memperhatikan ini dengan pandangan campur aduk. Kazekage hanya turun langsung begini kalau keadaan sudah diluar kendali bawahannya. Padahal hanya cekcok mulut yang terjadi diantara mereka, tapi itupun tidak bisa mereka handle dengan baik.
'LETAKKAN GULUNGANNYA DIATAS SINI.'
Tulisan pasir emas itu terbentuk sebentar, kemudian langsung berubah menjadi bentuk nampan emas. Melayang-layang di udara menunggu gulungan dari Konoha seperti yang dikatakan ninja-ninja bermantel putih itu.
Salah satu Anbu bermantel putih melirik temannya sekilas, sebelum kemudian menganggukkan kepalanya dan meletakkan gulungan oleh Sandaime-Hokage itu di atas nampan pasir jutsu Kazekage. Benda itu melayang dengan mulus di udara menuju tandu Kazekage, kemudian menghilang masuk dalam tandu pria pemimpin Sunagakure itu.
Keadaan benar-benar dead-lock, karena satu sama lain tidak ada yang mau mengalah dalam menjalankan tugasnya. Kazekage yang hanya diam mendengarkan memberi isyarat kearah pengawalnya yang paling dekat untuk merapat kearahnya.
"apa kau mengenali tempat ini dengan baik?"Kazekage berbicara dengan nada monoton pada Jouninnya itu.
Baki, ninja muda itu mengangguk. Dia adalah salah satu Anbu divisi infiltrasi dari Sunagakure, mana mungkin dia tidak mengenali medan mereka itu.
"apa kau tau bahwa di 270 derajat kearah timur ada pegunungan dengan gua yang pintu masuknya horizontal dan sempit?"
"hai Kazekage-sama, ada beberapa gua disana, tetapi hanya ada satu yang pintu masuknya berupa celah horizontal yang sempit."
Rasa kelihatan memandang jauh, seperti menerawang masa depan.
"kalau begitu, bawa aku kesana."
Baki terkejut, "e-eto.. Yondaime-sama, apakah kau yakin ini bukan jebakan dari Konoha?"
Yondaime Kazekage itu hanya mendesah.
"Kita tidak punya pilihan lain, Konoha adalah aliansi Sunagakure dan Sandaime Hokage bukanlah pria yang picik. Kita bisa mencobanya."
Baki masih kelihatan ingin protes, tetapi saat telapak tangan Pemimpin Sunagakure itu diangkat di hadapannya, dia langsung terdiam secara otomatis. Apa mau dikata, Kazekagenya sudah membulatkan tekad, akan sulit untuk mengubah keputusannya.
"apa kau kira aku selemah itu sampai-sampai tidak bisa bertarung untuk melindungi nyawaku?"gumam pelan pria berambut merah itu tegas.
Baki menahan napas, kelihatan pasrah.
"tentu tidak Kazekage-sama.. maafkan aku."ujarnya lesu. Bagi Baki, melayani Kazekage yang sudah seperti ayah angkatnya itu adalah pengabdian yang tidak ternilai. Dia tentu ngeri sekali kalau sampai Kazekage mati saat ia yang bertugas menjadi pengawalnya. Bukan Cuma tentang pemimpin negara ke ninja, tetapi Rasa sudah seperti ayah baginya.
"kalau begitu jangan buang waktu. Sandaime Hokage menungguku disana. Kita-"
Tiba-tiba 5 ekor burung gurun menukik ke arah mereka, dan entah bagaimana burung-burung itu menjatuhkan bulunya ke arah rombongan itu. Karena di Sunagakure, adalah hal yang biasa melihat burung gurun sesekali melintas bergerombol, ninja Sunagakure menganggap hal ini sebagai sesuatu yang biasa saja dan tidak mengambil reaksi.
Baki masih tercenung sampai suara keras dari ninja Konoha dihadapannya menganggetkan mereka.
"LINDUNGI KAZEKAGE, KITA DISERANG!"
Dan seketika keadaan menjadi chaos saat bulu-bulu burung tadi mendadak meledak satu per satu menyebabkan bebatuan di celah lembah itu runtuh kearah rombongan Sunagakure itu.
'sial! Seseorang berusaha membatalkan perdamaian Suna dan Konoha.'pikir salah satu Anbu Konoha yang saat ini Bersama 2 rekan Konohanya dan 1 ninja Sunagakure beringsut menjauhkan diri dengan memanggul tandu menjauh dari celah lembah itu. Ketiganya terpaksa menolong karna ninja pemanggul tandu Kazekage terlalu lambat dalam merespon serangan barusan.
'tapi siapa?!'
Tap!
Tap!
"Kuso! Apa kalian yang merencanakan penyerangan ini?!"desis Baki berbahaya. 3 Konoha itu meliriknya sengit.
"Apa matamu buta!? Kita diserang dan kami membantumu sekarang!"
"BOHONG! BISA SAJA INI AKAL BULUS KALIAN UNTUK MENYABOTASE KAZEKAGE!"kekeuh Baki sambil berteriak. Dia marah sekali dengan kondisi ini dimana konvoi mereka harus mengalami chaos.
"SIAL KAU! KALAU BUKAN KARENA HOKAGE-SAMA MENUGASKAN KAMI UNTUK MENGAWAL KALIAN PASTI SUDAH KUTINGGALKAN DARI TADI!"balas salah satu Anbu sengit.
Tap!
Tap!
"dalam masa peperangan tidak ada ninja yang akan saling percaya. Apalagi meminta untuk melindungi pemimpin dari desa lawannya. Kau-"desisan Baki itu mendadak berhenti saat suara Kazekage dari dalam tandu terdengar berat dan tegas.
"HENTIKAN BAKI! CUKUP! Kita bisa diskusikan ini nanti."titahnya disertai killing intent. "sekarang fokuslah, siapapun yang mengirim burung-burung tadi pastilah menginginkan perang antara Konoha dan Sunagakure. Makin cepat bertemu Sandaime Hokage makin baik."
"TAPI-"Baki sudah mau protes lagi, saat killing inten Kazekage itu bertambah kapasitasnya. Pria Jounin itu mulai merasakan bulu kuduknya berdiri begitu sadar killing intent itu spesifik diarahkan padanya oleh Kazekage Sunagakure itu.
"ini perintah Baki. Laksanakan dan jangan banyak protes!"
. . . . . . . . . .
Bersama Sandaime Hokage
Di persembunyian celah pegunungan.
Pria itu terlihat mengenakan stelan perangnya, berupa baju terusan hitam, pelindung tangan dan kaki dari jaring kawat lengkap dengan pelindung kepala khas samurai yang memiliki besi pelindung leher. Di dahi-nya symbol Konohagakure terpampang nyata pada bendana yang ia kenakan. Sandaime tengah duduk dengan bendera berlogo Konohagakure membentang di belakangnya. Sepasang obor, kursi lain dan meja kecil lain juga terlihat diletakkan disana.
"apa ada kabar terbaru mengenai pergerakan Sunagakure, Karasu?"
ANBU yang diajak berbicara mengangguk.
"seharusnya mereka akan tiba sekitar 30 menit dari sekarang."
Sandaime memejamkan matanya sejenak, teringat hasil rapat darurat Bersama Daimyou Negara api.
"tunjukkan bahwa Konoha tidak bersalah, dan gagalkan invasi. Itu adalah satu-satunya cara supaya Negara Api tidak menghancurkan Konoha."
"apa sudah ada kabar dari ANBU yang kita kirim ke gunung Shumisen?"
Karasu menggeleng. "belum, tapi mereka akan mengabariku secepat mungkin setelah hasilnya diperoleh."
"dan bagaimana mereka akan mengabarimu?"tanya Hiruzen lagi. Butuh 2-3 hari hanya untuk mengabarkan pesan menggunakan elang paling kuat untuk melintasi Tsuchi No Kunni sampai ke Hi No Kunni; jadi mengabari dengan sangat cepat kecuali kau memiliki Hiraishinnya Kiroii Sekko pasti hampir mustahil.
'kecuali..'pikiran Sandaime terpotong saat Karasu bersuara lagi.
"aku berbagi summoning yang sama dengan Ookami. Kami bisa menggunakannya untuk komunikasi emergency."
"souka.."
Sandaime bangkit dari kursinya dan bergerak, ia memandang jauh pada areal bebatuan yang menghampar dihadapannya.
"semakin cepat mereka menuntaskannya akan semakin baik. Konoha benar-benar sedang di ambang masalah."
Karasu yang mendengar ini tidak menjawab, hanya mengikuti arah pandang Hokage Ketiga itu.
'benar. Semakin cepat.. semakin efisien.. semakin baik.'
Poooft!
"Sandaime-sama, rombongan Sunagakure terkendala reruntuhan di celah lembah."seorang ANBU berlutut dibelakang Sandaime Hokage dengan menyerahkan bulu burung berwarna kehijauan kepada Kage itu.
"kami menemukan itu di lokasi kejadian, terlihat seperti mengandung bahan peledak yang bisa meruntuhkan batu."
Sandaime menghela napas Panjang, dia mengambil bulu burung itu dan mendekatkannya ke wajah untuk bisa melihat dengan lebih baik.
'siapapun itu.. pasti ingin agar Konoha dan Sunagakure berperang.'pikir Hiruzen dalam hati. Ia kemudian melirik kearah ANBU tadi.
"segera perintahkan timmu untuk memberikan pengawalan ketat pada rombongan Kazekage!"
"hai!"
Sepeninggalan kapten ANBU tadi, Sandaime melirik kearah ANBU Karasu yang berada di sebelahnya. Pria Sarutobi itu kelihatan Lelah sekali.
"tolong pastikan status Kumogakure dan Iwagakure untukku. Kita harus menyiapkan yang terburuk kalau misi Gunung Shumisen menjadi kacau."
Karasu mengangguk. "akan kulakukan. Jaga dirimu baik-baik disini."
Sandaime mengangguk. Wajahnya begitu tenang, karena peperangan bukanlah hal baru untuknya. Walaupun begitu, tetap saja dia akan mengupayakan segala hal untuk mencegah peperangan terjadi. Seperti saat ini, bukan saatnya baginya untuk pensiun dan mengeluh. Dia harus memperjuangkan tekad Api Konoha-nya.
'demi Konoha ya.. kuharap semua ini tidak perlu sampai ke titik peperangan.'
. . . . . . . .
Bersama Kuma dan Hato
Pesisir Iwagakure.
'300 meter..'pikir Hato memperkirakan. Dia melirik kearah Kuma yang berada di dahan pohon di dekatnya.
Hato memberi kode tangan untuk bersembunyi ke Kuma. Mereka juga menekan hawa keberadaan mereka sampai titik paling rendah.
Di kejauhan memang terlihat sesosok remaja berambut silver acak. Remaja itu mengenakan masker wajah, sedang berlari melintasi pepohonan di hadapan mereka. Tidak lain dan tidak bukan adalah Hatake Kakashi; mata remaja itu kelihatan merah dengan dahi-nya menyala membentuk symbol aneh. Bukan seperti Sharingan, tapi lebih menyerupai chakra merah yang aneh dan symbol mata.
'satu..'pikir Hato menghitung. Kuma memandanginya dengan pandangan ingin tahu, karena spesialisasi Hato adalah sensorik; dan karena kapten tidak ada, maka sudah sewajarnya ia menunggu instruksi si sensorik. Pria itu menunggu sampai Kakashi lewat, dan tetap menunggu sampai sekitar 7 menit berlalu dan Hato juga belum bergerak.
Tapi Ketika sudah masuk ke kisaran 15 menitan..
"Hato-"
Hato bergeming. Dia memberikan isyarat tangan ke Kuma. "ada satu rombongan lagi akan menyusul, tetap bersembunyi."
Kuma mengangguk, tapi turut merasakan saat dua chakra familiar lain mendekat kearah mereka dari areal yang berlainan.
"..-untukmu Ookami dan Taichou, juga bersembunyi, mereka akan segera sampai."
Jadi itulah titik temu mereka sebelum melakukan pengejaran terhadap Kakashi Hatake. Tapi, tidak diketahui rombongan kedua ini adalah rombongan siapa. Bukan mustahil bahwa bisa jadi rombongan ini adalah musuh yang memback-up Kakashi demi tercapainya tujuan Hiruko.
"status?"Shika bertanya, apa mau dikata keberadaan rombongan berikut ini bukanlah yang mereka perkirakan.
"aku benci mengatakan ini tapi kelihatannya kita kedatangan tamu dari Kirigakure."Hato berbicara dengan nada lugas dan agak kesal.
"2 orang pemegang pedang legendaris dan seorang anak-anak. Taichou?"
'ck. Kuso.'refleks Shika melirik kearah tempat persembunyian Ookami yang berada tidak jauh darinya. Tentu mempertimbangkan betapa merepotkannya rombongan yang datang ini dan persentase keberhasilan misi mereka, dia tidak punya banyak pilihan lain.
'mengumpankan Ookami untuk rombongan ini terasa sangat bodoh karena hanya Ookami yang memiliki Doujutsu untuk serangan pamungkas pada Hiruko. Kelihatannya memang kami tidak punya banyak pilihan lain..'pikirnya penuh pertimbangan. Apa mau dikata, keberhasilan misi ini adalah mutlak dan tidak ada opsi lainnya.
"Ookami?"ucapnya akhirnya. Mereka sudah melupakan kejadian kejar-kejaran sebelumnya. Panggilan itu membuat pemilik sepasang mata merah Uchiha itu meliriknya dari seberang pohon.
"kejar Hatake Kakashi, kami akan mengurus tamu tidak diundang ini."
Pria setinggi 180 cm itu mengangguk, kemudian melemparkan scroll penyimpanan pada Shika yang menangkapnya dengan sigap.
"pakai kalau kalian sudah tidak punya pilihan lain."ucap Ookami ringkas. Mendapat pandangan penuh menyelidik dari Shika, sedangkan suara Hato terdengar lagi via HT.
"sebentar lagi.. kalian seharusnya siap dan tidak banyak bicara."komen pelan Hato mengingatkan. Kemungkinannya memang sangat kecil, tapi kelihatannya Hato dan yang lainnya berusaha sebisa mungkin menghindari perkelahian tidak terduga pada misi ini.
'tentunya tidak mungkin. Sejak kapan Kirigakure menjadi sangat friendly pada Konoha?'pikir Naruto skeptis. Dia melirik kearah Shika lagi, "aku akan menjelaskannya nanti. Dan-"
Ookami menjeda ucapannya, sedangkan yang lain tetap bersiaga penuh. Perlahan tapi pasti entah bagaimana kelihatannya hutan itu menjadi berkabut, dan sebagaimana yang diharapkan dari sharingan, mampu mendeteksi bahwa kabut tersebut tidaklah normal.
"mereka sudah sampai, sampai jumpa nanti."ucapnya pada Shika yang tidak memberikan reaksi apa-apa melainkan memfokuskan dirinya pada apa yang mungkin mereka hadapi di depan.
"nee kenapa bersembunyi begitu menyambut kami Konoha-san."ucapan itu kemudian muncul diiringi dengan menjadi semakin pekatnya kabut di areal hutan itu, membuat 3 ANBU yang ada disana semakin bersiaga.
Mata Shika melirik kearah tempat terakhir Ookami berada, tau bahwa pria itu sudah pergi membuatnya menjadi sedikit lebih tenang.
"bukankah kalian memang menunggu kami KONOHA NIN?!"
Entah mendung darimana, tapi yang jelas petir menggelegar mengiringi ucapan itu.
JLEGAAR!
JLEGAAR!
Dikejauhan suara petir bersahut-sahutan menambah suasana horror. Hujan pun turun, awan yang semula cerah menjadi kelabu dan kabut itu mulai menipis.
'kabut ini untuk melakukan deteksi kelihatannya.'Kuma melirik kearah Shika dan Hato, tau bahwa pandangan mereka sama mengenai kabut ini.
Di sana, di tengah jalan beberapa meter dari tempat persembunyian para ANBU Konoha tersebut telah muncul seorang pria jangkung, tingginya kira-kira sama dengan pedang yang ia gunakan. Ia memakai baju ketat tanpa lengan dengan dua garis tipis berwarna cerah di dadanya, ikat pinggang kain bergaris serta celana berwarna cerah. Terlihat ada perban di sekitar leher dah wajahya yang juga menutupi telinganya. Sama seperti anggota Tujuh Ninja Ahli Pedang dari Kiri lainnya, ia memiliki gigi tajam seperti hiu. Ada bekas luka berbentuk huruf 'x' di pipi kanannya dan tanda kotak-kotak berwarna merah yang menutupi rahangnya.
'Juzo Biwa dan..'
JLEGAAR!
Petir Kembali menggelegar, sedangkan sosok lain yang menemani sosok pertama tadi kelihatan tertawa riang di bawah tarian kilat yang menyambar-nyambar itu.
"DIMANA NYALI KALIAN ANBU KONOHA?! APA SUDAH TAKUT DULUAN?!"ucapnya lantang. Pria itu memiliki mata biru, rambut panjang sampai ke pinggang berwarna hijau dengan dua poni yang jatuh di atas kedua pipinya serta mempunyai bibir berwarna gelap, ia mengenakan rompi tanpa lengan berwarna coklat tua yang panjang sampai ke lutut di mana di dalamnya berwarna ungu ditambah dengan memakai ikat pinggang coklat muda, celana panjang berwarna abu-abu muda dan sama seperti anggota Tujuh Ninja Ahli Pedang dari Kiri yang lain. Ia memakai perban yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya, lehernya turun sampai ke dada, termasuk kedua tangan dan tulang keringnya.
'Raiga Kurosuki? Hmm dan seorang anak kecil.. berkulit pucat, rambut hitam pendek runcing, mata cokelat, dan alis kecil.. mengenakan perban seperti masker di bagian bawah wajah.. celana baggy dengan pola bergaris-garis khas dari Kirigakure dan mimesis pergelangan tangan (penghangat yg memanjang sampai dengan siku, benda ini juga terdapat di kaki-nya).. siapa dia?'pikir Shika cepat menganalisis.
"RAIRYU NO TATSUMAKI!"
WUUUSH!
Belum sempat Shika berpikir dengan tenang, pria tadi mengangkat kedua tangannya ke udara, mengumpulkan petir pada pedangnya dan menyerang kearah persembunyian mereka dengannya. Serangan itu besar, sembrono, dan membabi buta karena merusak pohon-pohon seketika.
DAAAAR!
'kuso!'pikir Shika yang belum sempat berpikir, tapi secara berbarengan baik ia Hato dan Kuma melompat ke depan, mendarat sekitar 20 meter dari si caster jutsu.
Si pria dengan pedang besar menaruh pedangnya dan menjadikannya tumpuan ke bawah, mereka sekarang berhadapan 3 vs 3.
"kami tidak dalam misi untuk menyerang kalian."mulai Shika aka ANBU bertopeng Rusa membuka pembicaraan.
'ini benar-benar situasi yang merepotkan.'pikir Shika jengkel. Sementara Konoha sedang genting, ini adalah hal terakhir yang dia harapkan untuk temui.
'ini harusnya mudah kalau ada Ookami disini.'pikir Kuma simpel. 'tapi keberhasilan misi nomor satu jadi dia harus mengikuti Hatake Kakashi.'pria itu, bersiap dengan Kunai di depan dada berjaga-jaga kalau tiba-tiba mereka diserang. 'benar-benar diluar dugaan.'
Hato bergeming tapi kelihatan focus pada lawan dihadapan mereka, ia kelihatan sedang berkoordinasi dengan serangga-serangganya.
"maaf untuk mengatakan ini, tapi misi kami adalah untuk memastikan misi kalian gagal."ucap pria yang membawa pedang besar. Suaranya mantap dan terdengar horror karena diiringi killing intent.
Ninja yang memegang pedang Kiba alias pedang dengan logam mencuat menyeringai. "kau tahu mereka mungkin tidak akan memerlukan informasi itu Juzo, informasi itu hanya akan berakhir di pemakaman mereka."
Salah satu ninja yang lebih muda, terlihat hanya diam saja. Tapi Shika tau, bahwa dia adalah penyebab adanya kabut di hutan itu sebelumnya.
'namanya belum ada di Bingo-book, jadi kemungkinan adalah calon pemegang pedang legendaris selanjutnya.'pikir Hato mengamati. 'ketiganya memiliki elemen suiton, dan Raiga terkenal dengan penggunaan elemen raitonnya.'
"maa.. maa.. apa Kirigakure sedang berusaha menyebabkan perang dunia ke-3?"ucap Shika akhirnya. Kali ini dia melirik kearah Juzo, memang pria itu terkenal dengan reputasinya yang brutal, namun dia tetaplah lebih kooperatif dan serius saat menjawab dibandingkan si Raiga yang terkenal maniak.
"aku berperang untuk fraksi lainnya. Hiruko menjanjikan pada kami bahwa ia akan membantu pihak kami memenangkan perang di Kirigakure."jelas pria itu datar. "jadi kami harus mengagalkan misimu disini."
"kau tahu Hiruko dengan tehnik Chimera-nya akan menjadi bahaya untuk desamu juga, dia bisa menghianati desa tempatnya lahir, jadi apa jaminannya dia tidak akan menghianati kalian?"respon Shika diplomatis. "misi ini bukan hanya tentang Konoha tapi tentang mencegah peperangan terjadi akibat tehnik itu."
Raiga tertawa mengejek.
"mencegah Konoha dihancurkan maksudmu?"tantangnya sinis. "kami tau bahwa Konoha di ambang peperangan dengan negara api dan beberapa desa bersiap menyerbu Konoha untuk invasi kalau-kalau keadaan menjadi runyam. Jangan bodohi kami dengan kata-kata itu!"semburnya sengit. Dia menggesek-gesekkan kedua pedangnya, menimbulkan suara logam berdesing yang sadis.
"kelihatannya tidak ada pilihan, Shika."kali ini Hato yang berbicara. Pria itu kelihatannya sudah selesai berkomunikasi dengan serangga-serangganya. Ia melirik kearah ANBU bertopeng Rusa yang berada sedikit di depannya.
"kita harus segera menyelesaikan ini untuk menuntaskan misi."
"senang bertemu dengan kalian Kirigakure no Shinobigatana."ucap Kuma akhirnya setelah beberapa saat hanya diam mengamati. Pria besar itu memandang kearah Shika, menunggu aba-aba pria itu.
"merepotkan, tapi sebuah kehormatan bertemu dengan kalian disini."ucap Shika cukup untuk didengar oleh pihak lawan. Ia kemudian berbisik lebih pelan, tau bahwa mereka terhubung satu sama lain via HT, "ini harus jadi 3 lawan 1 dibandingkan 3 lawan 3. Kita bisa mulai dengan Raiga Kurosuki dan berturut-turut ke Juzo Biwa.."
Syuuut!
Syuuuut!
2 set shuriken di lemparkan membuka pertarungan itu dari pihak Konoha. Sesuatu yang mendapat sambutan girang dari Juzo yang terkenal suka bertarung.
Trank!
Trank!
Trank!
Juzo menangkis itu, mendapat seringaian dari Reiga yang kemudian mengambil kuda-kuda dan ninja lainnya yang bersiap membuat hand-seal.
'kabut itu.. tidak lagi.'pikir Shika langsung melemparkan kunai menginterupsi ANBU itu. "Hato."ucapnya pelan.
Tentu saja ninja tadi menghindari kunai itu dengan melompat kearah lainnya. Kemudian bersiap melakukan handseal lagi.
"Ayo berpesta kalau begitu!"ujar Juzo sambil berlari bersiap mengayunkan pedangnya kedepan.
'Ookami.. kuharap kemampuanmu jadi sangat berguna untuk sekarang.'pikir Shika sambil menangkis sabetan pedang Kubikiribucho, dia melompat kebelakang, kemudian membuat segel tangan.
'demi Konoha, kami mengandalkanmu, Ookami!'
. . . . . . . .
Tap!
Tap!
'aku agak tidak yakin dengan yang terjadi di belakang, tapi apapun itu misi ini adalah prioritas.'pikir Naruto sambil berlari dengan cepat. Semakin cepat Gerakan sharingannya maka semakin cepat pula dia bergerak. Itu dikarenakan salah satu kemampuan sharingannya adalah pengendalian waktu.
Tap!
Tap!
Tap!
'Shinobigatana ya.. pasti menyenangkan kalau bisa mencoba salah satu pedangnya.'Naruto teringat dengan scroll yang dia berikan pada Shika, dia sangat yakin kemungkinan pria itu tidak membutuhkannya. Tapi siapa yang tau kan?
'itu adalah scroll bantuan emergency dari ROOT kalau-kalau keadaan menjadi buruk.'pikir Naruto realistis. 'mereka tentu tidak tau itu. Tapi siapa yang tau bahwa mungkin suatu saat kuantitas akan membantu mereka.'
Kagami pernah memberikan Naruto scroll itu, dia bilang hanya boleh digunakan kalau keadaan memburuk.
'ini misi yang penting. Paling tidak kita tau bahwa Konoha memiliki back-up plan.'
Satu hal yang Naruto pelajari, ROOT sebenarnya selalu memback-up misi ANBU Konoha, walaupun tidak selalu tampak. Dan walaupun ROOT melakukannya dengan caranya sendiri, paling tidak mereka ada pada pihak yang sama.
Naruto memfokuskan pandangannya ke depan, di kejauhan terlihat objek misinya bergerak dengan cukup cepat. Ia mulai memperlambat gerakannya.
Terbiasa bepergian dengan Kagami Uchiha memang sangat melatih Ookami. Dia mau tidak mau harus bisa mengimbangi kecepatan gerak pria Uchiha itu; yang terkenal sebagai tangan kanannya Sandaime Hokage, Head Clan Uchiha, dan prodigy didikan Nidaime Hokage sendiri.
Bukan hal yang mudah, tapi setelah lewat bertahun-tahun, pada akhirnya kecepatannya bisa mengimbangi pria itu. Kreatifitasnya selama menjalankan misi juga turut bertambah, pengalaman bertarung dan yang paling penting pengetahuan akan jutsu. Hanya segelintir orang yang tau bahwa pengetahuan jutsu ketua clan Uchiha itu merivali bahkan bisa jadi lebih daripada Sandaime Hokage sendiri. Bedanya dia memilih bergerak dalam diam, sementara Hiruzen Sarutobi adalah pilar dalam cahaya Konoha.
Sebagai tambahan, Naruto Uchiha aka Ookami berhasil membentuk jutsu originalnya sendiri selama dalam bimbingan Kagami Uchiha, diantaranya adalah peningkatan pemakaian henge. Bagi Naruto henge bukan hanya sekedar meniru, tetapi dia berhasil mengembangkannya sampai ke titik menguasai kemampuan dari apa yang ia henge-kan.
Seperti kalau berhenge menjadi macan, maka dia bisa meningkatkan pergerakannya secepat macan. Atau menjadi burung elang dan membuatnya bisa terbang. Dia juga menguasai Reika No Jutsu, tehnik yang katanya hanya dikuasai oleh Dan Kato.
Grrgrgrgrgrgrrg
BRAAAAK!
Tiba-tiba dari arah bawah tanah muncul pusaran tornado menyerbu kearah kaki ninja serigala itu. Sesuatu yang dihindari Naruto dengan mudah. Dia mendarat di dahan yang lain, menunggu siapapun itu untuk muncul dihadapannya.
"ANBU Konoha lagi ya,"suara itu terdengar setelah akhirnya tornadonya berakhir dan memunculkan sosok pria dengan mata berwarna terang dan rambut cokelat. Seorang lelaki jangkung dan kurus bertanda satu persegi empat berwarna ungu di dahi, ia menyisir poninya ke sisi kiri wajah, dan jubah di sisi kanan tubuhnya. Terlihat ada tali dari bahu kiri yang dibiarkan menggantung ke bawah.
Naruto memandanginya dengan pandangan tidak tertarik.
"apa maumu?"ucapnya tanpa basa basi.
Pria itu menyeringai. "aku harus menghentikanmu. Apa Konoha sudah kehabisan ANBU sampai-sampai hanya mengirim satu orang? Ckck aku kecewa. Kalian bukan tandingan untuk Hiruko-sama."
Naruto mengabaikannya, "kau benar-benar membuang waktuku, orang aneh."
Orang tadi melebarkan matanya merasa tersinggung. "KAU TIDAK AKAN KUBIARKAN LEWAT BANGSAT!"
Naruto bergeming, dia membuat 3 clone, yang kesemuanya memiliki sharingan. Melihat ini pria dihadapannya menertawakannya semakin sadis, sangat mengejek.
"HAHAHA! hanya itukah kemampuanmu? Kau tidak akan bisa mengalahkanku dengan kemampuan itu, ninja bodoh!"
Ketiga clone Naruto tadi mengambil katana dipunggungnya, kemudian mulai merangsek maju satu per satu.
Syuuut!
Syuuut!
Syuuuut!
Trank!
Dikejauhan terlihat Kakashi Hatake sudah melewati gerbang pertama, yaitu gerbang kayu setinggi 8 meter dengan ukiran singa dan gapura seperti kuil lawas. Naruto segera memfokuskan perhatiannya kesana, dan dengan satu seal, segera bertukar posisi dengan salah satu clone yang saat ini sedang berhadapan langsung dengan ninja dihadapannya.
'genjutsu sharingan!'batin Naruto saat mata mereka bertemu, dalam Gerakan lambat perlahan-lahan Naruto berubah menjadi puluhan gagak setiap kali pria itu menebaskan kunai-nya kearahnya.
Syuuuuut!
Kaok Kaok. Kaok.
SYUUUUT!
Kaok. Kaok. Kaok.
Dan kejadian yang sama terjadi berulang-ulang.
"CK! APA KAU HANYA AKAN MELAWANKU DENGAN GAGAK-GAGAK BODOHMU INI?!"
Syuuut!
Kaok. Kaok. Kaok.
Mau bagaimanapun pria itu menyerang, lawannya selalu berubah menjadi gagak setiap kali kunai yang dipegangnya menyabet kearah tubuh pria itu.
"SIAL KAU! AYO KELUARKAN JUTSUMU YANG LAIN DAN HADAPI AKU DENGAN BENAR!"
Syuuut! Syuuut!
Kaok. Kaok. Kaok.
"KONOHA! KAU TIDAK AKAN KUBERIKAN AMPUNAN!"
Syuuut! Syuuuut!
Sriiiiing!
Kaok. Kaok. Kaok.
Suara makian pria itu mengikuti kepergian Naruto sebagai backsound. Sekarang ia melanjutkan perjalanannya mengikuti Kakashi Hatake melintasi gerbang meninggalkan ninja dibelakangnya yang sedang bertarung dengan dirinya sendiri.
'aku penasaran mengenai apa lagi yang menungguku dibelakang sana.'pikir Naruto bersiap untuk melintasi gerbang itu, saat telinganya mendengar suara mantap sebuah jutsu.
"KUCHIYOSE NO JUTSU : SATOUJA DAKOUMO!"
Naruto seketika menolehkan kepala-nya lagi kearah belakang, memandangi bahwa mulai muncul ular berwarna kebiruan Panjang, yang mulai membelah diri dengan banyak kepala. Ular-ular itu bergerak dengan bebas tanpa arah ke arah hutan. Mendesis bingung ke segala arah.
Seringai pria Uchiha itu mengembang dan tanpa kesulitan berarti ia segera bershunshin kearah pria tadi untuk menyentuh pundaknya. Memunculkan segel fuinjutsu yang perlahan-lahan mengeluarkan sinar terang dan menelan pria itu mulai dari punggung ke seluruh tubuhnya tanpa sisa.
'mari kita lihat ada apa lagi disini..'pikirnya bersemangat sebelum Kembali menghilang mengejar Kakashi Hatake yang sudah pergi ke belakang pintu gerbang besar itu.
TBC.
