Chapter : 4

World

Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan bukan milik kyo.

Rate : M

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca, dll.

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi

Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'.

.


Chapter 4: Eren Jaeger!?..

.

.

.

.

Dahulu kala. Dimana terdapat para manusia pengguna sihir dibumi. Mereka menggunakan sihir untuk melindungi diri mereka dari para monster yang menjadi terror bagi umat manusia.

Sudah sejak ratusan tahun manusia menggunakan sihir. Para manusia itu menyebut diri mereka sebagai..

[Sorcerer].

Para sorcerer dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka berkat seorang manusia yang telah membantu mereka membangkitkan sumber energy spiritual dalam diri mereka. Energy itu disebut, [Mana].

Dengan mana itu, setiap sorcerer mampu menciptakan sihir atau biasa disebut [magic]. Yang dimana sorcerer tersebut mampu memanfaatkan mana itu untuk menciptakan magic pertahanan maupun menyerang. Serta masih banyak lagi kegunaan magic bagi para sorcerer.

Karna itu semua berkat seorang manusia sorcerer pertama didunia ini yang membimbing mereka. Manusia itu adalah..

'The king of master dark magic Solomon'.

Seorang raja pertama didunia ini yang sangat membantu dalam perubahan sejarah manusia dibumi. dimana sudah sejak lama sebelum adanya kerajaan pertama itu, setiap manusia harus rela mati tanpa perlawanan yang berarti saat melawan para monster dan makhluk mitology lainnya yang menjadikan manusia sebagai mangsa mereka.

Karena manusia adalah yang terlemah dari makhluk lain yang ada dimuka bumi ini.

Karena kemampuan [Dark magic] Solomon itu, dia diangkat menjadi pemimpin kerajaan umat manusia pertama dibumi. Yang memberikan kejayaan bagi umat manusia.

.

Namun, hal yang tak terduga terjadi. Kemunculan seorang baru dibumi yang mengklaim dirinya sebagai 'Petapa enam jalan'..

'Rikudo sennin'.

Awal kemunculan Rikudou sannin, atau memiliki nama asli 'Hagoromo otsutsuki'.

Setiap manusia yang diajarkan oleh hagoromo, mereka akan memiliki energy spiritual yang berbeda dari [mana]. Energy itu adalah energy yang sama dengan yang ada dalam tubuh hagoromo sendiri. Yang disebut (Chakra).

Membuat hagoromo menjadi pengguna chakra pertama kali dibumi, dan membuat manusia yang memihak padanya menjadi pengguna chakra yang disebut..

(Shinobi).

Hagoro mengajarkan pada manusia biasa maupun sorcerer, yang tak lain mengajarkan pada mereka 'Ninshu'. Yaitu suatu ajaran yang diciptakan oleh Rikudo sennin, yang mengajarkan manusia misteri tentang chakra yang berfungsi untuk membuat ikatan antara para pengguna chakra. Dimana dengan chakra, mereka dapat merasakan perasaan antara yang satu dengan yang lainnya.

Prinsip dari Chakra hampir mirip dengan kegunaan Mana. Dengan chakra mereka dapat menciptakan sesuatu yang tidak mungkin pula. Dan dari chakra itu para shinobi dapat membuat keajaiban yang disebut (jutsu).

Hagoromo yang memiliki kekuatan yang menyamai king Solomon, sehingga kaumnya menyebut dia adalah 'Shinobi no kami' atau disebut Dewa shinobi.

Karena kekuatan besarnya itu yang membuat dia memiliki banyak shinobi dari para sorcerer maupun manusia biasa.

Puluhan tahun pun berlalu. Dimana kedua pihak yang berbeda kekuatan itu malah semakin memanas akibat banyaknya konflik yang terjadi. Membuat para shinobi maupun sorcerer memilih untuk tidak hidup bersama dan membagi kedua kubu menjadi dua ras. Atau dua pengguna.

Konflik yang terjadi semakin memanas. Tidak sedikit konflik yang terjadi akibat perselisihan ini. membuat sang raja dan sang dewa itu harus turun tangan untuk menyelesaikannya.

Hingga pada puncaknya, pertempuran besar terjadi antara the king of master dark magic Solomon dan Rikudou sannin hagoromo otsutsuki.

Pertempuran yang terjadi sangat mengerikan. Dimana [Dark Magic] Solomon mampu menciptakan 72 iblis. Atau yang biasa disebut [72 Devils] dan Dark magic mematikan lainnya. melawan (Six Path Sage Mode) dan kekuatan dewa milik Rikudou sannin.

Pertempuran yang terjadi itu membuat seluruh penjuru bumi bergetar dan kerusakan terjadi dimana-mana. Efek itu pun terjadi pada penghuni dibumi lainnya, seperti dragon, monster dan lain-lain.

Pertempuran itu membuat kedua kubu mengalami banyak kerugian, terutama korban jiwa. Para monster maupun naga hanya bisa berdiam diri tanpa ikut campur urusan manusia. Mereka memilh bersarang ataupun tertidur di tempat persembunyian mereka masing-masing. Karna mereka tau, umur manusia sangat berbanding terbalik dengan umur mereka yang sangat panjang. Apalagi para dragon yang dikatakan immortal.

Tapi yang pasti, mereka menunggu waktu yang tepat untuk kembali terbangun.

.

Hingga pada akhirnya, Rikudou sannin yang sadar akan kerugian dan mala petaka yang terjadi akibat pertempuran ini, membuat dia mengambil jalur tengah. Yaitu berdamai dengan penguasa pertama dibumi itu. karna memang dasarnya hagoromo tak suka berselisih dan lebih suka perdamaian.

Raja Solomon pun menyetujuinya dan membuat aliansi diantara kedua Ras. Akhirnya pertempuran besar itupun berakhir. Dan manusia dari kedua ras kembali membuat ikatan walaupun membutuhkan banyak waktu untuk menghilangkan dendam antara kedua ras..

Tapi lambat laun semua berjalan baik-baik saja.

.

.

Ratusan tahun sudah berlalu. Kedua penguasa telah tiada. Sejak saat itu manusia kembali mengalami masalah. Baik dari ras sorcerer maupun shinobi, kedua ras itu mengalami masalah internal dan eksternal yang membuat manusia kembali kedalam kegelapan.

Dan yang paling parah dari semua itu adalah..

Manusia kembali menjadi mangsa para Raksasa muka bumi ini.

Karena pemilik kekuatan terbesar dan yang dapat menyegel para makhluk besar itu telah tiada. membuat para monster terbangun dari tidur panjang mereka untuk kembali memangsa yang lemah.

karena bagaimanapun, hukum alam tetap berlaku..

yang kuat memangsa yang lemah.

Memangsa ataupun dimangsa..

Namun, dari ketiadaan kedua pemimpin itu, masih ada yang mereka berdua wariskan untuk kelangsungan hidup umat manusia dibumi. Yaitu kerajaan umat manusia yang dipimpin oleh orang terdekat raja yang juga memiliki kekuatan untuk melindungi umat manusia. dari kerajaan itu, muncul kerajaan-kerajaan lain dibumi dari kedua ras tersebut.

Namun bukan hanya itu saja yang tersisa dari peninggalan kedua legenda itu. masih banyak lagi yang tersisa. namun yang paling penting dari semua itu adalah..

Kedua ras yang telah bersatu untuk saling membantu dan membentuk pertahanan umat manusia untuk melawan para monster.

.

.

.

.

_((shinobi An sorcerer]]_

.

.

.

.

Di sekitar taman ditengah bangunan academi hagun, nampak banyak siswa yang mengerumuni empat orang disana. Tampak tiga orang berbeda gender yang dimana dippojok kanan dari kedua pria itu tampak mereka bertiga sedang menatap sombong, remeh dan dingin pada seorang pria berhodie yang saat ini tampak diam ditempatnya dengan wajah yang hanya terlihat setengahnya saja karena tertutup bayangan hodie dan surai pirangnya.

Setelah semua yang terjadi dalam kehidupan yang dirasakan pemuda berhodie itu, yang tak lain adalah Naruto shiba. Seorang pemuda cacat yang bahkan tak memiliki kedua sumber kekuatan itu. untuk pertama kalinya pemuda pirang itu merasakan hatinya hancur berkeping-keping karna sikap tak terpuji yang dilakukan oleh adiknya sendiri.

Bukan karena dia adalah orang yang lemah akan perasaannya sendiri. Tapi dia ingat, bagaimana dulu ketika mereka berdua masih kecil sering bermain bersama, makan bersama dan segalanya bersama. sama halnya dengan saudara pada umumnya.

Dia hanya merasa, bagaimana bisa adiknya yang bahkan sangat dia sayangi dari kecil ini berubah sedrastis ini. dia tak menyangka jika pertemuannya yang sudah tiga tahun ini malah menjadi pertemuan yang paling menyakitkan bagi dirinya. Ditambah lagi tanpa memandang tempat dan situasi, gadis itu membuat hatinya hancur.

Tapi naruto tau, kenapa adiknya itu mungkin sampai seperti ini pada dirinya. Tapi mungkin ini hanya persepsinya saja..

'apakah ini soal kaa-san..' batin pemuda itu sedih. Namun berbeda dengan ekspresinya yang tak terlihat saat ini. tapi yang jelas, dia tak akan peduli tentang perasaannya untuk sementara ini.

Apapun yang terjadi sekarang, itu sudah tertulis dalam hidupnya. Naruto tak akan menyalahkan sang pencipta untuk ini.

Tapi yang pasti, hal ini tak akan pernah membuat tujuan hidupnya berubah.

Dia ingat, tujuan..

Benar. Tujuannya kenapa dia berlatih selama ini. hal ini tak ada apa-apanya daripada pengorbanannya selama ini. terutama ibu angkatnya.

Dia tak akan membuat tujuannya menjadi terhalang hanya karena perasaannya.

.

.

"apa yang sedang terjadi disini?.."

Sebuah suara yang terkesan tegas tiba-tiba terdengar dibalik kerumunan itu. membuat siapapun siswa disana baik dari shinobi maupun sorcerer yang ada mengalihkan perhatian mereka pada suara itu. kecuali pemuda berhodie itu yang masih setia ditempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Bergeming saja tidak, apalagi menoleh kearah sumber suara.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki itu yang terdengar mendekat, membuat semua siswa yang ada disitu membuka jalan bagi seorang gadis bersurai putih bermata amethys dan seorang gadis berkcamata bersurai hitam pendek sebahu yang berjalan membelah kerumunan itu. menuju ketengah dimana ada empat orang yang terlihat berselisih disana.

"ada yang bisa berbicara disini?.. atau kalian semua tuli.." suara dari gadis berkacamata itu terdengar sangat menusuk bagi semua yang ada disana. Termasuk ketiga orang special yang ada ditengah kerumunan itu.

Kedua gadis tu berhenti di dekat keempat siswa itu. dimana posisi Naruto memunggungi mereka berdua dan ketiga murid berbeda ras yang menatap kedua gadis disiplin itu.

Semua siswa disana tampak membeku takut menatap ekspresi dingin khas seorang ketua osis di academi ini. ditambah tatapan datar dari wakil ketua osis bersurai pendek itu menambah kesan horror jika harus berhadapan dengan kedua gadis cantik namun tegas itu.

Bahkan untuk sekedar berbicara saja mereka tak bisa. Seakan tatapan dan hawa disekitar yang tiba-tiba mencekam ini membuat mereka seperti dipaksa untuk bungkam.

"maaf.. Sona-senpai." Miyuki tampak menatap gadis bersurai hitam pendek berkacamata yang memiliki nama Sona sitri. Miyuki tampak biasa saja tanpa ada rasa takut ataupun ragu ketika berbicara dihadapan kedua orang gadis itu.

"apa yang sedang kalian semua lakukan?.. cepat kembali ke kelas masing-masing." Sona tampak berbicara memberikan intruksi kepada semua yang ada disana untuk masuk kekelas karena jam istirahat setelah ini akan usai. Jika mereka terlambat masuk, maka hukuman akan mereka dapatkan.

"termasuk kalian berempat." Ketua osis itu tampak ikut memberi perintah pada keempat orang yang dia tau jika dalang keributan ini adalah mereka berempat.

"apa yang?!-.."

"aku tak suka dibantah sona.." ucap kaguya datar. Pandangannya tak lepas sedikitpun dati punggung tegap Naruto yang dimana kepalanya agak tertunduk dengan kedua tangan yang terkepal hingga memutih.

Sona yang sepertinya menolak perkataan ketuanya langsung bungkam tanpa ada penolakan lagi.

Sona yang memandang ketuanya datar ciri khasnya, mengerti jika kaguya sudah berkata seperti apapun, dia tak suka dibantah. Selama perkataannya itu benar. Dan sona tau, jika apa yang dilakukan ketuanya ini pasti memiliki maksut tertentu yang pasti dia akan diberitau nantinya oleh kaguya

"hai'/hai'/hm.."

Ketiga orang yang tak lain adalah miyuki, menma dan sasuke pergi dari sana menuju kekelas mereka masing-masing tanpa ada bantahan.

Namun kedua gadis itu tampak bingung ketika melihat satu-satunya murid yang masih tersisa yang menggunakan hodie itu tak bergeming dari tempatnya. Membuat ekspresi datar di wajah sona heran. Namun berbeda dengan gadis bersurai putih itu yang tak lain adalah kaguya otsutsuki.

Teman sekelas sona, yang berarti mereka memiliki ciri lambang yang sama namun berbeda ras. Dimana sona adalah ras sorcerer dan kaguya adalah ras shinobi.

kaguya berjalan mendekati Naruto.

"kenapa kau tak kembali kekelasmu?.." ucap kaguya memandang wajah naruto yang tertutup bayangan itu.

Tak aja jawaban..

Selang beberapa detik, mata amethyst kaguya tampak membola. Wajah datar kaguya lenyap seketika digantikan ekspresi kaget dengan tubuhnya yang perlahan mundur sedikit. Mendapat respon bingung dari sona yang hanya memperhatikan interaksi mereka berdua.

'dia..' mata amethyst kaguya tak bisa lepas dari pandangan kedua bola mata pemuda berhodie itu.

"trimakasih kaguya-kaichou.."

Sona semakin dibuat bingung dengan Kaguya yang semakin mundur ketika sona yang berada dibelakang Naruto mendengar jika pemuda didepannya ini mengucapkan kata 'trimakasih' pada ketuanya.

'apa yang kau rasakan kaguya?..' batin Sona semakin curiga dan memandang tajam punggung tegap naruto.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki dari pemuda bersurai pirang itu yang menjauh berjalan menuju ke gedung tempat kelasnya berada. Ini hari yang merepotkan bagi dirinya.

"apa yang kau rasakan kaguya?.." Tanya sona ketika dia berjalan kearah kaguya dan berhenti tepat dihadapan kaguya yang saat ini mematung menatap punggung Naruto yang semakin menjauh dari pandangannya.

Wajah datar kaguya kembali seperti sebelumnya.

"pemuda itu.. kita harus berhati-hati terhadapnya sona." Bukan lagi sebagai rekan kerja di organisasi osis ini, namun sebagai seorang teman kaguya dan sona saling berbicara.

Karna kaguya tau. Dari tatapan Naruto ketika dia menatapnya, sebuah dendam terlihat jelas dimata shapire itu. senyum yang ditunjukan pemuda itu bukan malah membuat dirinya senang ataupun tertarik seperti halnya seorang gadis tertarik pada seorang pria. Senyum itu..

Senyum palsu yang mengerikan.

Terlihat beragai luka di iris biru pemuda itu yang tertutup senyum palsu yang memberikan kesan 'berhati-hatilah' pada siapapun yang melihatnya. Termasuk dirinya.

Dibalik senyum palsu itu, tampak jelas suatu emosi negative yang sangat kentara bagi kaguya. Dendam itu.. ditujukan pada siapa?. Pertanyaan itu muncul dikepala gadis cantik bersurai putih itu.

Walaupun kaguya tau masalah apa yang baru saja terjadi antara Naruto dan ketiga orang special itu dari info yang berasal dari salah satu murid yang melapor padanya. Kaguya mencoba membantu pemuda itu. walaupun seharusnya dia meminta penjelasan pada keempat orang itu secara langsung diruangannya, tapi menurutnya akan malah menambah masalah antara ketiga orang special itu dan Naruto.

Kaguya hanya ingin meredam permasalahan ini.

Karena jika ketua osis itu bertanya alasannya pada ketiga orang itu jawabannya pasti sudah jelas.

Mereka hanya membuka sebuah fakta dihadapan semua murid.

Karna jika ingin memberi hukuman pun tak akan bisa. Karena selain mereka adalah murid special kepala sekolah, mereka tak melakukan kekerasan fisik apapun. Walau kenyataannya mereka bertiga memang salah telah menghina pemuda pirang itu dihadapan murid-murid academi hagun ini.

Dan yang terpenting..

'sebenarnya, apa alasan miyuki melakukan ini semua terhadap kakaknya?..' batin kaguya mnyelidik.

.

"aku tau kaguya.. memang seharusnya mereka bertiga diberi hukuman atas ini. tapi tanpa bukti dan murid –murid lain yang membela mereka bertiga membuat ini mustahil.. dan Naruto yang kau critakan itu, aku merasa iba dengannya" sona tampak frustasi menghadapi permasalahan yang baru ini. tapi dilain pihak, dia juga merasa kasihan dengan Naruto.

"sebaiknya kita pikirkan ini nanti.. kita juga harus masuk ke kelas karena plajaran sepertinya telah dimulai." Ucap kaguya yang kemudian berjalan mendahului sona.

'huft.. aku tau ini berat kaguya. Tapi ku harap kau bisa mengambil keputusan yang tepat menghadapi masalah pemuda itu.' batin sona ikut berjalan mengekor mengikuti kaguya menuju kekelas mereka berdua.

.

.

"hm.. pemuda yang menarik.. kau bahkan sudah menjadi sorotan diacademi ini." tampak siluet seorang yang tak terlihat karena tertutup bayangan diantara gedung dan pepohonan di sekitar taman itu ketika semua siswa telah masuk ke kelas masing-masing.

Sosok itu melihat semua kejadian itu dari awal.

Hingga tak berselang lama, sosok itu tampak menghilang dalam lingkaran sihir yang menelan tubuhnya dari bawah ke atas.

"ini akan semakin menarik."

Ucap sosok itu dengan senyumnya sebelum benar-benar menghilang dari tempat itu.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"psstt.. sasuke.. apa kau takut pada kaguya-kaichou?.."

Seorang pemuda bersurai hitam spike tampak berbisik pada temannya yang berada dibangku sebrang kirinya yang dimana posisi mereka ada dipojok kiri dari belakang.

"tidak.. aku hanya menghormatinya saja. Lagipula menjadi ketua osis itu memang sulit." Pemuda yang dipanggil sasuke itu berbicara pelan sambil terus menatap guru yang mengajar didepan kelas itu.

Karna sasuke tau, beban menjadi ketua osis memang berat. Karena harus ekstra disiplin dan wajib bersikap adil ketika menghadapi suatu masalah. Sasuke tak suka itu. lebih baik dia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelesaikan ujian 'Nest' untuk menaikkan tingkat Ranknya daripada harus berpikir keras untuk hal yang tak menguntungkan buatnya.

"aku juga. Hanya saja aku malas menanggapi ocehan sok bijak dari para pengurus organisasi dan dewan guru yang ada disini.. aku lebih suka bertarung." Pemuda yang tak lain adalah menma itu menanggapi ucapan sasuke.

Mereka berdua memang saat ini sedang menjalani jam pelajaran setelah istirahat beberapa menit lalu. mereka tampak sedang melakukan aktifitas mereka berdua masing-masing. Dimana sasuke yang focus menatap guru yang menerangkan didepan dan menma yang tampak menidurkan kepalanya diatas meja sambil memejamkan matanya. Mereka memiliki sifat yang sangat berbanding terbalik.

"hm." Gumam sasuke membalas perkataan menma.

"dasar teme.." menma tampak membuka kelopak matanya dan menatap jengkel teman sekelasnya itu yang menjawap perkataannya dengan omongan yang tak jelas. Apalagi wajah tembok sok tampan sok cool dan sok-sok lainnya yang menurut menma sangat menyebalkan hingga ingin rasanya menma memukul habis-habisan wajah itu dengan pasukan clon'nya melalui tehnik andalannya.

"hentikan tatapan menjijikkanmu itu dobe.. aku masih laki-laki normal." Sasuke tampak tak mengubah posisinya sama sekali dan terus focus ke depan dengan kedua tangan diatas meja yang disatukan menutup mulut hingga hidungnya. Gaya cool ala uchiha sasuke.

"HUUEEKK!.. aku masih suka gadis-gadis, tau!. Dasar teme!.." menma tampak muntah-muntah dibawah bangkunya dan berdiri menunjuk-nunjuk sasuke yang tak bergeming sama sekali.

"MENMA!.. apa yang kau lakukan dijam pelajaranku!.. cepat keluar dari kelas ini dan tunggu hingga pelajaranku usai!.." guru bergender perempuan ber surai ungu diikat dibelakang memakai kaus dalam berjaring dan pakaian ala guru berwarna coklat tampak melekat ketat ditubuh seksinya.

"Go-gomenesai!, Anko sensei.." menma tampak berdiri sambil menundukkan tubuhnya meminta maaf pada guru sexy itu.

Menma menatap mata sasuke yang memandang dirinya datar.

"awas kau teme.." ucap menma dengan wajah jengkelnya pada sasuke yang hanya tenang sambil menatap kepergian menma yang keluar kelas sesuai instruksi anko.

"dasar-dobe." Gumam sasuke menatap datar menma yang terkena hukuman.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Disebuah ruangan kepala sekolah tampak seorang laki-laki bersurai putih yaitu wakil kepala sekolah yang duduk di kursinya dimana didepannya terdapat meja dengan name tag 'wakil kepala sekolah'.

Saat ini adalah jam siswa untuk pulang kerumah, apartemen atau ke asama mereka masing-masing. Namun seorang siswa ber hodie ini yang tak lain adalah Naruto shiba yang sedang menghadap kepada kepala sekolah untuk mengurus masalah tempat tinggalnya dan hinata.

Tapi sepertinya ruangan itu sepi dan hanya terdapat mereka berdua saja. Naruto dan wakil kepala sekolah jiraiya. Akhirnya jadilah dia berurusan dengan wakil kepala sekolah ini.

"hm.. kau tak perlu kawatir Naruto, itu semua aku yang telah mengaturnya. Kau akan tinggal bersama denga hyuga Hinata." Jiraiya tampak tersenyum berkata dengan Naruto. Namun berbeda dengan pemuda tampan beriris blue shapire itu yang menatap datar jiraiya yang dimana sejak kedatangan Naruto beberapa menit lalu memberitahukan maksut kedatangannya menemui jiraiya. Atau seharusnya kepala sekolah yang hendak ditemui Naruto.

Namun sepertinya kepala sekolah itu sedang sibuk, jadi wakil kepala sekolah, pun jadi.

"kenapa kau membuatku harus sekamar dengan si gadis polos situ?.. merepotkan saja." Naruto tampak memandang datar kearah jiraiya yang saat ini nyengir gaje khas orang tua seusianya.

"he he.. alasanku hanya satu Naruto.." jiraiya tampak menjeda kalimatnya dan memandang serius Naruto. Sifat cengengesannya tiba-tiba hilang seketika.

"hm?.." naruto bingung.

"aku tau latar belakang Hinata seperti apa. Dan keluarganya menuntut untuk dia menjadi kebanggaan di clannya. Ditambah statusnya yang tinggi disana, membuat ayahnya memaksa pihak sekolah untuk membuat dia semakin kuat dengan rank tinggi." Jiraiya menjelaskan.

"lalu?.. kau terpaksa menggunakanku sebagai tidak langsung adalah gurunya?.." balas naruto yang tampak tak kalah serius dari jiraiya.

"benar. Aku telah mendapat persetujuan untuk ini. walau tak sepenuhnya kutunjukan kebenarannya pada mereka, tapi aku yang akan bertanggung jawap penuh soal ini." jiraiya tampak bersandar di sandaran empuk kursinya dan memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya tentang masalah hyuga ini.

Karna jiraiya ingat bagaimana ayahnya hinata mendatanginya dan istrinya untuk meminta pertanggung jawaban kepada mereka soal hinata yang tak berkembang pesat seperti lainnya. Malah menjadi yang terburuk diclannya. Kalah oleh kakaknya, hyuga Neji yang saat ini telah mencapai maks rank ditahun ketiganya. Sungguh kakaknya itu menjadi kebanggaan clan hyuga.

Maka dari itu jiraiya terutama tsunade yang notabennya adalah istrinya dituntut untuk bisa menjadikan hyuga hinata menjadi murid dengan lulusan [Master] dan menjadi shinobi Rank S yang tak diragukan kemampuannya kelak untuk menjadi penerus clan hyuga.

Dan jiraiya telah bersepakat dengan istrinya untuk masalah Naruto dan Hinata yang satu atap namun berbeda kamar. Namun atas paksaan dari jiraiya tentunya. Sebagai istri, tsunade hanya menurut.

"aku menolak.. aku akan pergi dari asrama" tanpa basa-basi Naruto berdiri dari duduknya dan berjalan menjauh menuju pintu keluar ruangan kepala sekolah itu.

Bukan karena apa, tapi seorang putri harus tinggal seatap dengannya yang hanya rakyat biasa?, ini akan menjadi malapetaka untuknya. Dia akan diburu oleh clan hyuga jika sampai terjadi apa-apa dengan gadis hyuga itu. walaupun jiraiya telah bilang jika dia yang akan bertanggung jawap penuh kepada clan hyuga, tapi tetap saja.

Apa kata orang jika seorang dari clan bangsawan lima pilar yang kuat, tinggal seatap dengan rakyat biasa yang bahkan bisa dibilang cacad. Apa lagi mereka yang berbeda Ras. Ini akan menjadi masalah yang merepotkan.

Selain itu..

"apa karna masalah dijam istirahat tadi naruto?.." ucapan jiraiya langsung membuat pemuda itu berhenti diambang pintu sebelum tangannya membuka knop pintu itu.

"maksutmu?.." naruto yang memang tak luntur wajah temboknya masih tetap diposisinya tanpa ada niatan untuk menatap wakil kepala sekolah itu.

"aku mengerti permasalahanmu dan adikmu itu tadi.. aku melihatnya dari atas gedung A ini.. lagipula masalah statusmu dan hinata tak akan menjadi permasalahan selama ini keputusan academi.. aku telah mengaturnya Naruto." jiraiya berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ke jendela dibelakangnya. Menatap langit.

"kau tak tau apa-apa.. dan jangan sebut dia adikku lagi. Jika tidak ingin kepalamu berpisah dari tubuhmu.." nada dingin yang menusuk itu terdengar jelas bagi siapapun yang ada di ruangan itu. yang tak lain ditujukan pada jiraiya.

Mereka tetap saling memunggungi.

"hmm?.. aku tau kau kecewa naruto. Tapi jangan kau limpahkan kekecewaanmu itu pada orang yang salah.. aku tak tau seberapa kuat dirimu dan apa saja yang telah kau lalui.. tapi satu hal yang harus kau tau bocah.."jraiya tampak tak terpengaruh dengan ancaman Naruto. Dia masih setia memandang awan yang indah dilangit sore itu.

"sekeras apapun dunia terhadapmu, tapi ingatlah.. bahwa masih ada yang menyayangimu."

Deg!

Ucapan jiraiya membuat seakan jantung dari pemuda pemilik surai pirang itu seakan terhenti seketika, ketika mendengar ucapan penuh makna dari wakil kepala sekolah itu.

Mata Naruto yang tadi tampak membola, kembali kesedia kala. Wajah datarnya menyiratkan akan kesedihan hatinya. Dia ingat semuanya..

Kata-kata itu.. persis seperti yang dikatakan sensei bau tanah'nya waktu itu..

'Apa yang sebenarnya berusaha kau beritahu padaku.. sensei' batin Naruto sedih.

"aku hanya pasrahkan si hyuga itu padamu, bukan untuk kau didik soal kekuatan.. dan aku tak perlu memberitahumu semuanya. Karna kau pasti tau maksutku." Jiraiya tampak menolehkan wajahnya menandang punggung tegap Naruto.

Jiraiya tau. Dia tau soal pemuda ini. pemuda ini cerdas dalam berpikir. Jadi jiraiya tak perlu terlalu banyak menjelaskan maksut dari ucapannya. karena alasan lain jika hinata ada didekat pemuda itu, jiraiya yakin. Hinata akan bekembang dengan sendirinya tanpa ada paksaan dan keterikatan dari clannya.

"ntahlah.."

Cklek

Jiraiya tampak tersenyum memandang pintu yang telah tertutup leh Naruto yang keluar dari ruangannya setelah berkata tadi.

'aku tak mengambil keuntungan dari ini. aku hanya ingin siswa yang ada disini enjadi seorang yang berhasil. Bukan menjadi seorang yang kuat namun penuh akan keserakahan..' batin jiraiya menatap kembali jendela itu dan memandang kebawah sana.

Dimana hatinya merasakan di usianya yang sudah tua ini, dia harus melakukan hal-hal yang berguna bagi umat manusia dibumi ini. karna itulah tujuan utama academi ini didirikan sejak awal.

Menciptakan manusia yang memiliki rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

Dimana kekuatan akan lemah dihadapan suatu ikatan.

Jiraiya tampak tersenyum bahagia memandang kebawah sana dari jendela itu. dimana tidak ada lagi murid diacademi ini, dengan kata lain talah pulang. Namun hanya terlihat dimana di bangku taman itu tampak seorang gadis bersurai indigo yang menunggu seseorang. Dan dari pandangan jiraiya orang yang ditunggu itu tampak menghampiri gadis itu.

Mereka berdua pergi dari taman itu dengan pemuda berhodie itu menggendong gadis bersurai indigo itu dipunggungnya.

Senyum diwajah tua jiraiya tampak semakin jelas menatap kedua orang itu. terutama kepada pemuda yang menggendong sang gadis tersebut.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Malam hari di sebuah apartemen yang terlihat biasa saja namun memiliki ruangan yang luas didalamnya. Dimana seorang gadis cantik bersurai hitam lurus yang terlihat anggun, sedang berada di kamarnya berdiri tepat dihadapan sebuah cermin meja rias miliknya.

memandang cermin itu yang dimana memantulkan bayangan dirinya yang sama persis. Wajah datarnya terlihat memandang wajahnya sendiri dicermin itu tanpa bergeming.

Tatapan mata beriris hitamnya melihat tubuhnya sendiri dari atas hingga kebawah.

Dipandangannya, dirinya tampak cantik. Memakai jubah tidur panjang yang agak transparan yang panjangnya diatas mata kakinya yang diikat memutari pinggang rampinnya dengan tali yang berada dipinggangnya. Jubahnya memperlihatkan dalamannya yang berwarna hitam.

Ini adalah hal biasa baginya. Memakai pakaian seperti ini ketika tidur. Lagi pula hanya dirinya sendiri yang ada di apartemen ini.

Ntah kenapa pikirannya kalut saat ini. pikiranya kembali teringat kejadian diwaktu istirahat tadi siang. Ntah apa yang dia lakukan. Tapi bagi dirinya, itu adalah respon bagi dirinya yang dimana kekecewaan terhadap orang yang sangat dia sayangi pergi meninggalkannya tiga tahun lalu.

Dan kembali tanpa berusaha menemui dirinya.

Apakah sebegitu buruknya dirinya dimata orang tersayangnya itu selain ibunya sendiri tentunya. Karena sejak lahir, dia tak pernah tau siapa ayahnya yang sesungguhnya. Yang dia tau dari cerita ibunya, hanya jika ayahnya telah tiada bersama kakak kandungnya yang katanya adalah laki-laki bersurai hitam lurus sama seperti dirinya.

Ia, Miyuki shiba. Teringat akan ceita ibunya tentang keluaraga ini. keluarga shiba. Semua kenangan tentang keluarganya tak ada yang tersisa. Hanya kenangan saja. Bahkan foto-foto telah terbakar saat insiden penyerangan clan shiba waktu itu. ibunya bercerita semuanya.

Ayah dan kakaknya mengorbankan hidup mereka demi keselamatan ibunya yang waktu itu mengandung dirinya sekitar 2 bulan didalam kandungan.

Miyuki tak mempermasalahkan kejadian yang telah lama berlalu itu hingga umurnya yang saat ini 16 tahun. Miyuki sadar jika semua itu telah menjadi takdirnya.

Menjadi korban pembantaian para musuh clan shiba.

Setetes air mata mengalir dari kedua mata indahnya. Mengalir melewati pipi mulusnya dan terjatuh ke lantai dibawah kakinya.

Mengingat kenangan buruk keluarganya membuatnya goyah. Hilang sudah Miyuki yang terlihat cantik, baik, kuat dan tegar selama ini.

Bahkan yang membuatnya lebih kecewa lagi..

Naruto shiba.

Kakak angkatnya yang sangat dia sayangi selama ini menghianati dirinya. Gara-gara kepergian kakaknya, ibunya meninggal. Batin miyuki.

Kepergian Naruto membuat ibunya sakt-sakitan. Dimana disaat terakhir ibunya, miyuki harus dibuat sangat kecewa karena permintaan ibunya yang ingin bertemu dengan Naruto disaat terakhirnya.

Namun itu mustahil.

Bruk!

"hiks.. hiks.. kaa-san.." miyuki jatuh terduduk dilantai kamarnya disebelah kasurnya. Air mata itu semakin deras mengalir mengingat kenangan ibunya.

"aku benci padamu Naru-nii.. aku benci.. hiks! Hiks!.." tangisan miyuki terdengar sangat pilu. Kekecewaannya begitu mendalam pada Naruto.

Dalam hatinya, dia tak mau seperti apa yang dilakukannya pada naruto siang tadi, namun kekecewaannya yang mendalam mengalahkan perasaannya. Membuatnya harus menjadi monster. Untuk memberi pelajaran bagi monster itu sendiri.

"aku kecewa padamu Naru-nii.. kau meninggalkanku disaat keadaanku terpuruk karna keadaan kaa-san. Kau tak pernah memberi kabar apapun.. hiks.. kau bagai hilang ditelan bumi.. dan kau kembali tanpa menemuiku sama sekali hiks!.. hiks!.. apa aku begitu menyedihkannya untukmu Naru-nii?.. hiks~"

Semua yang ada di hati Miyuki dia ungkapkan. Semua kekecewaannya yang mendalam terhadap kakaknya yang paling dia sayangi. Terhadap kakaknya yang dulu selalu melindunginya dari bahaya, kakak yang selalu ada untuk dirinya dikala ia sedih maupun senang.

Sosok itu menghilang tanpa menyisakan apapun. Kecuali kepedihan dalam pertemuan kembali mereka.

Selain karna kepergian Naruto yang membuatnya harus kehilangan ibunya, Miyuki harus bertahan hidup sebatang kara tanpa ada siapapun disisinya. Kecuali kepala desa itu yang selalu memberikan dia uang dan makanan untuk hidup. Tapi bukan itu saja yang dia butuhkan. Tapi dia butuh sosok kakaknya yang selalu menjadi tameng bagi dirinya yang dulu sangat lemah, Menjadi keluarga disaat dirinya hanya hidup dengan ibunya. Menjadi segalanya untuknya.

Miyuki sangat menyayangi Naruto..

Namun kekecewaan dan kepedihannya sebagai seorang gadis yang harus bertahan hidup sendiri tanpa keluarga dan sikap Naruto padanya, mengalahkan perasaannya.

"hiks.. akan kutunjukan padamu Baka-Aniki.. aku juga bisa menjadi monster, untuk mengalahkan para monster diluar sana. Dan menunjukan padamu, aku bukan seperti dulu miyuki yang lemah.." miyuki berkata sambil mengusap air matanya dengan punggung telapak tangannya.

Miyuki berdiri dari posisinya dan memandang datar cermin yang mempelihatkan lekuk tubuhnya yang indah dan anggun itu. berjalan sedikit ketempat tidur disebelah kanannya dan menidurkan dirinya diatas kasur Quinn size'nya. Selimut ia gunakan untuk menutupi tubuh indahnya.

Memilih tidur untuk menghilangkan kesedihannya dan beban pikirannya yang sudah ada sejak pulang dari academi.

.

.

.

.

_((sAs]] _

.

.

.

.

Diasrama khusus siswa academi hagun, terlihat seorang pemuda bersurai pirang yang duduk di piggran kasurnya. Terlihat sebuah robekan kain hitam dengan sebuah aksen merah yang tak jelas bentuknya karena tak utuh digenggam oleh pemuda itu.

Ada sebuah kotak hitam pula di atas kasur di sebelah kanan pemuda itu.

Kotak itu adalah kotak yang diberikan oleh kepala desa konoha saat dia baru tiba di konoha satu bulan lalu.

Naruto ingat perkataan kepala desa itu.

'dalam kotak ini berisi bukti-bukti kematian ibumu..'

Naruto memandang kain digenggamannya. Teksturnya, watnanya, aksen merahnya. Pemuda itu berusaha menghafalnya. Karna jika terjadi sesuatu pada kain ini, dia akan dengan mudah mengerti siapa pelakunya jika tanpa kain ini.

naruto menggigit ibu jari tangan kanannya dan mengeluarkan darah. Dia oleskan darahnya pada Ring dijari manis tangan kirinya, dan menyatukan kedua telapak tangannya.

Sing!

Cahaya muncul dari telapak tangan yang menyatu itu. sekian beberapa detik, cahaya itu hilang. Dan memunculkan sebuah kertas yang tergulung digenggaman Naruto.

Membuk surat itu dan membacanya.

"untuk anakku, Naruto shiba.

Maafkan ibumu ini yang tak bisa menjadi ibu kandung untukmu. ibu tau kau bukanlah anak kandungku seperti halnya miyuki. Tapi, ibu selalu melakukan yang terbaik untukmu nak. ibu tak pernah menganggapmu orang lain. Ibu selalu menganggapmu anakku sendiri.

Jadi, jika kau membaca ini, itu berarti ibu telah tiada di dunia ini nak. Ibu minta maaf padamu karena tak bisa menemanimu dan melihatmu tumbuh menjadi orang yang kuat bersama dengan adikmu miyuki.

Jadi ibu mohon padmu nak, jaga baik-baik adikmu. Ini adalah permohonan terakhir ibumu yang telah tiada didunia ini. walau apapun yang terjadi, ikatan kalian akan mengalahkan apapun yang menghalangi.

Yakinlah nak, jika ada suatu kegelapan, pasti ada cahaya. Walaupun hanya setitik. Tapi yang pasti..

Tetaplah jadi Naruto'ku yang peduli pada orang lain. Jadilah dirimu sendiri nak.

Karena sejak kehadiranmu, hari-hariku yang sepi karena kehilangan suami dan anak laki-lakiku menjadi kembali berwarna dan tersinari seperti halnya warna suraimu yang cerah nak..

Jika kau bertemu dengan keluarga kandungmu suatu saat nanti, tolong titipkan salamku pada mereka. Katakan pada mereka. bahwa ibu berterimakasih karena telah melahirkanmu, seorang anak laki-laki yang baik, pintar, pemberani dan peduli pada orang lain.

Ibu sangat menyangimu dan miyuki. Ibu tak mempermasalahkan dirimu yang pergi untuk berlatih selama apapun. Asal kau kembali dan menjaga miyuki dengan baik.

Ibu titip miyuki padamu nak. Karna kau adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa bagi miyuki.

Semarah, sebenci apapun dia nanti terhadapmu, cobalah untuk berusaha.

Karena ibu percaya padamu. Kau pasti bisa nak.

.

Ibu sangat menyayangimu Naruto.

10 juni 1xxx

Tes Tes Tes

Setitik hitam muncul di atas kertas putih itu. dari setitik menjadi dua, semakin bertambah tatkala air mata menetes jatuh dari iris blue shapire Naruto yang saat ini menundukkan wajahnya sampai tak terlihat ekspresinya.

Tubuhnya bergetar menahan perasaan sedihnya. Namun taka da suara sesenggukan ciri seorang manusia yang sedang menangis. hanya body langue' nya saja yang terlihat. Genggaman tangnanya pada kerta itu semakin keras.

"kaa-san.. apa yang harus ku lakukan sekarang?.." Naruto tampak berbicara lirih.

Dia bingung. Disatu sisi, dia telah berjanji pada ibunya i=untuk akan menjaga miyuki sebaik mungkin dengan nyawanya sendiri. Tapi disisi lain, dia harus menerima kenyataan bahwa miyuki sangat membenci dirinya karena kematian ibunya.

Selain itu, perbuatan miyuki padanya bisa dibilang keterlaluan untuk kakaknya sendiri.

Walau naruto tau, jika apa yang dilakukan miyuki pasti karena alasan tertentu yang tak lain adalah masalah kematian ibunya. Hatinya pun juga sakit menerima perlakuan miyuki yang keterlaluan.

Bagi naruto, dia tak masalah jika orang lain, bahkan seluruh dunia menghinanya. Tapi jika itu adiknya sendiri yang melakukan itu dengan kebencian dan kekecewaan yang jelas terlihat untuk naruto, membuat hatinya hancur.

Greb!

Terlalu lama Naruto melamun, dia tak sadar jika seseorang telah memeluknya dari samping kirinya. Dimana tampak pintu kamar di sebrang kirinya telah terbuka. Yang berarti ada seorang yang masuk. Dan tak lain adalah seorang gadis bersurai indigo, hyuga hinata.

Pemuda itu terlonjak kaget karena merasakan gumpalan daging empuk bagian dada gadis itu yang menempel pada lengan kirinya, dan sepasang lengan lembut yang mendekapnya.

Dia bisa merasakannya. Pelukan ini, bagaikan ibunya dulu yang memeluknya dengan penuh rasa kasih saying ketika dia kecil dulu. Dan dia mendapatkan perasaan kasih sayang ini lagi, dari seorang..

"hinata-san?.."

Naruto berucap lirih. Dari nadanya terdengar sendu walaupun dari pendengaran hinata sudah jelas jika pemuda itu berusaha menutupinya.

"tak a-apa Naruto-san.. aku tau perasaanmu. Karena aku juga kehilangan ibuku sejak kecil.." hinata tampak menarik lembut kepala bersurai pirang Naruto kearah dekapannya. Hingga membuat surai pirang itu tenggelam dalam bongkahan daging lembut milik hinata.

"bagaimana kau tau.." Naruto tampak tak tarpengaruh dengan keadaan itu. perkataannya masih terdengar sendu.

"aku bisa mengerti dari ucapanmu barusan. Ka-karena aku pernah mengalaminya.. jadi, tak masalah jika kau ingin menumpahkan kesedihanmu saat ini Naruto-san.." ucap hinata lirih. Terlihat pula wajahnya yang memerah dengan keadaan ini.

Karena ini pertamakalinya pula bagi hinata memeluk seorang laki-laki sampai seperti ini. ntah apa yang merasuki hinata hingga berani seperti ini. tapi yang jelas, dia tak bisa melihat orang sebaik Naruto bersedih karena ditinggal seorang ibu.

Karena dia sendiri harus kehilangan ibunya ketika ibunya melahirkan adik perempuannya. Itu sangat menyakitkan. Ditambah hinata tau, apa yang dialami pemuda ini disekolah siang tadi..

"trimakasih.. hinata." Naruto tampak membalas pelukan hinata dan semakin membenamkan kepalanya yang berada di bongkahan itu. taka da perasaan negative mengenai ini.

Hanya perasaan nyaman Ketika ada seorang yang peduli denganmu disaat siapapun menolak kehadiranmu.

"uh-uhm.. a-aku tak ingin kau bersedih.. kau tenang saja, a-aku tidak akan berbuat seperti mereka yang menyakitimu." Ucap hinata semakin lirih. Namun masih bisa didengar oleh naruto dengan jelas.

Wajah hinata semakin memerah. Apalagi kedua 'aset'nya yang sebelumnya bahkan tidak ada yang pernah bersentuhan dengan siaapun seperti ini, bersentuhan beberapa kali seharian ini dengan pemuda yang baru dkenalnya. Tapi ntah apa yang terjadi dengannya, dia tak pernah seperti ini sebelumnya pada laki-laki. Kenapa pada pemuda ini saja dia bisa menjadi seberani ini. ntahlah, Hinata tak mengerti.

Namun ntah kenapa, dia juga sangat menikmati keadaan ini. seakan dia memiliki seorang yang berharga untuknya untuk dia lidungi.

"aku percaya padamu Hinata.. trimakasih.." Naruto tampak melepaskan dekapan Hinata dan memberikan senyuman tulusnya kepada gadis cantik yang memakai pakaian santai berupa kaus ungu yang terlihat ketat dibagian dadanya yang besar itu dan celana pendek hitam diatas lutut itu yang kontras dengan kulit putihnya.

Hinata membalas senyum Naruto.

"uhm.." Hinata mengangguk dengan rona merah dipipinya ketika menyaksikan sendiri senyum diwajah Naruto yang menambah ketampanannya walau memang sudah tampan sih. Menurut hinata.

Tapi kali ini berbeda. Karena dimana wajah itu selalu datar dan tertutup hodie itu tanpa menunjukkan ekspresi tertentu setiap saat, kali ini hinata mendapatkan senyum tulus itu.

'pemuda yang baik..' batin Hinata senang. Karena bisa mengenal pemuda misterius tapi baik dan rendah hati ini.

Karena jika boleh jujur, Hinata sempat kasihan ketika tau fakta bahwa pemuda yang terlihat kuat menurut Hinata ini, ternyata tak memiliki sumber energy seperti kedua Ras. Ditambah kejadian penghinaan Naruto yang terjadi tadi siang, membuat Hinata bukan malah membencinya seperti murid lain tetapi malah membuatnya semakin ingin dekat dengan pemuda itu.

Ntahlah, Hinata tak mengerti kenapa. Tapi yang jelas, naruto memiliki nasib yang hampir sama denganya. Dikucilkan, tak dianggap, lemah. Tapi jika lemah, mungkin berlaku hanya untuk dirinya. Karena dia yakin, kenapa pemuda itu bisa sampai seperti sekarang ini pasti berkat kemampuannya yang Hinata tak mengerti.

"aku heran, kenapa kau tak menjauhiku tadi siang setelah tau jika aku ini berbeda.. aku mengira jika kau tidak tau kejadian itu makanya saat aku menyusulmu dikelas kau hanya seperti biasanya.." Naruto tampak memandang Hinata heran.

"uhmm.. aku tak mengerti, tapi aku tau jika kau memang tak memiliki emblem di bahumu ketika kau gendong diperjalanan tadi pagi, dan saat aku mengetahui cerita dirimu tadi siang dari temanku.. aku merasa kau justru adalah orang baik. Dan itu terlihat sejak pertama kita bertemu dika- kamarku pagi tadi.." jelas Hinata dengan jari telunjuk mengusap-usap dagunya khas orang berpikir sambil memiringkan kepalanya. Tatapan polosnya bahkan membuat kesan imut dan manis sekali bagi siapapun yang melihatnya.

Namun berbeda dengan naruto yang malah saat ini tampak ikut berpikir dengan wajah seriusnya dan tangannya yang mengusap-usap dagunya.

"seperti itu ya.."

Kryuk!

Kedua manusia muda berbeda gender dan Ras itu tampak teralihkan perhatiannya kepada suara yang berasal dari perut itu.

Dari Naruto.

"kau lapar'kan Naruto-san.. mari makan, sebelum kekamarmu tadi a-aku telah menyiapkan makanan untuk ki-kita berdua." Hinata menunjukkan maksut awalnya dating kekamar Naruto untuk mengajaknya makan malam bersama. Karena ini waktunya makan malam.

"hm?.. kau baik sekali hinata.. baiklah ayo.." Naruto memuji Hinata yang membuat rona mera di pipi gadis cantik itu semakin terlihat.

"u-uhm.. Arigtou" Hinata tampak malu-malu dan menundukkan wajahnya menutupi rona merah dipipinya. Mode khas Hinata.

Mereka berdua keluar dari kamar Naruto yang dimana sebelumnya barang-barang peninggalan ibunya dan bukti kematian ibunya telah dia masukkan kedalam kotak hitam itu dan kembali memasukkannya kedalam 'Blood Ring' khusus Naruto yang diberikan oleh kepala desa konoha untuknya.

.

Mereka tidur dikamar masing-masing setelah usai menyantap masakan lezat Hinata. Karena dari awal asrama ini memang campuran, namun memiliki masing-masing nomor pada pintunya. Dan setiap murid di asrama memiliki ruang makan atau dapur, ruang tengah, dua kamar dan dua kamar mandi (dikamar hinata dan ruang tengah).

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Jam istirahat di academi Hagun.

.

Hari ini mungkin hari yang agak berbeda dari bisanya. Karna sejak pagi tadi, pemuda bersurai pirang ini yang tak lain adalah Naruto. Mendapatkan death glare dan hal negative lainnya dari siswa yang berasal dari kedua ras di academi Hagun ini. memang seharusnya ini adalah hal biasa baginya, tapi yang membuatnya agak bebeda adalah, miyuki.

Dimana setiap Naruto berpapasan dengan gadis itu, selalu saja bagaikan tak saling kenal. Bahkan niat Naruto untuk meminta maaf karena kesalahannya selama ini tak bisa. Karena selalu saja ada yang menghalangi. Ntah itu dari teman Miyuki yang tiba-tiba datang, dan dari sikap Miyuki sendiri yang seperti memilih tak menganggap Naruto.

Hingga akhirnya Naruto memilih untuk menunggu saat yang tepat saja, ntah itu kapan. Tapi yang jelas saat ini perasaannya masih sakit karena kelakuan adiknya itu.

"hah.. aku bosan. Lagipula tujuanku kemari sepertinya sia-sia.." Naruto tampak berguam sendiri meratapi nasipnya.

Karena memang tujuan Naruto berada diacademi ini karena alasan melindungi adiknya. Tapi karena adiknya saja sepertinya lebih kuat dari dirinya, untuk apa lagi dia disini. Ntahlah, antara dia dan miyuki, itu hanya kata setiap murid yang ada disini. Lagipula Naruto juga tak tau sekuat apa Miyuki sekarang.

"aku ingat.." Naruto yang saat ini tiduran di atap gedung C, bangun dan duduk lalu mengambil sebuah benda dari saku celananya. Dia memandang benda itu yang dimana benda itu berbentuk lingkaran memiliki diameter sekitar 5 centi dan memiliki warna kuning agak transparan.

Benda ini adalah 'CED' atau Coin of Energy Dimention. Sebuah benda berwujud koin yang memiliki warna kuning transparan dan memiliki pinggiran koin yang tebal dengan bentuk seperti suatu ukiran. Koin ini adalah koin yang wajib dimiliki oleh para murid di academi. Setiap siswa yang diterima pasti akan mendapatkan sebuah CED.

CED ini berfungsi untuk menyimpan data yang akan menunjukan point yang didapat si pemilik CED. Sifatnya sama seperti Ring. Namun CED hanya bisa digunakan oleh satu siswa saja. Karena akan dapat digunakan menggunakan 'Blood seal' setiap siswa. Maka dari itu, Naruto dapat menggunakan benda ini. termasuk Ring khusus miliknya yang juga menggunakan konsep yang sama.

"hanya 600.. aku tau aku mendapat nilai penuh 300 poin dari tes academic. Dan 300 poin dari hasil kelulusan masuk atau penerimaan akhir academi.. huft.. merepotkan." Ucap Naruto.

Karena faktanya, poin terbanyak akan siswa dapatkan ketika dalam tes penerimaan. Jika di total poin yang didapat jika full adalah 300 poin untuk pembagian Ras diawal tes, 300 poin untuk lulus tes academic dengan nilai sempurna, 300 poin nilai sempurna untuk lulus tes Quest Monster hunter, dan 300 poin untuk hasil penerimaan akhir. Jadi jika ditotal semua jika siswa itu mendapat nilai sempurna adalah 1.200 poin yang akan di 'Transfer' kepada siswa baru.

Namun karena setiap siswa berbeda kemampuan, hanya beberapa saja yang dapat nilai sempurna dalam satu tes. Tak ada yang dapat nilai sempurna dalam semua tes. Tapi dipastikan pasti yang berhasil lulus sampai ke penerimaan hasil akhir mereka akan memiliki rank Bronze. Minimal 1000 poin.

Dan saat ini poin yang terlihat di CED milik Naruto adalah 600 poin. Sangat minim. Karena hanya berhasil lulus dengan nilai sempurna di tes academic dan poin untuk hasil penerimaan akhir. Dia tak mendapatkan poin dari tes pembagian Ras, karena dia dapat kesempatan memilih di Ras mana dia akan ditempatkan. Karena Miyuki berada di Ras Sorcerer, maka dari itu dia memilih ditempatkan di Ra situ setelah bersepakat dengan Jiraiya.

Tak ada yang tau setiap poin milik siswa lain. Kecuali Rank emblem mereka yang dapatterlihat dengan mata telanjang. Dan poin itu akan digunakan ketika selesai tes kenaikan Rank. Karena yang diperlukan untuk 'memperlihatkan' seberapa kuat mereka hanya Rank emblem, Battle. Bukan poin. Karena poin hanya untuk menunjang siswa untuk lebih aktif dan mendapatkan poin maks dan menaikkan Rank mereka setelah maks.

"sebaiknya aku mengambil Quest saja.." Naruto berkata dan berjalan menuju ke pintu keluar atap gedung C dan turun keluar menuju gedung A.

.

.

Di gedung A lantai 1. Dimana disana terdapat sebuah 'Board Quest' yang besar tepat disebrang pintu masuk, yang berada di sudut dinding. Terlihat ruangan itu penuh dengan siswa baik dari Sorcerer maupun Shinobi.

Mereka semua berada disini untuk mengambil Quest yang sesuai dengan kemampuan mereka. Karena jika tidak, nyawa mereka yang akan melayang nantinya. Walau dalam system academia da yang disebut 'Cover' yang dimana setiap siswa diacademi mendapatkan Plate call yang dapat digunakan untuk menghubungi pihak academi untuk meminta bantuan, tetap saja setiap siswa harus memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bertahan hidup diluar benteng kota.

Tampak seorang pemuda berhodie yang berjalan masuk kedalam ruang Quest itu. direksinya melihat banyak siswa yang sedang memilih Quest da nada pula yang sedang ngobrol.

'Sepertinya mereka sedang berdiskusi untuk membuat Party dalam sebuah Quest'. Batin Naruto.

Karena dari yang naruto dengar mereka tampak berdiskusi seperti membahas masalah Quest yang sulit, dan membutuhkan beberapa orang shinobi atau sorcerer. Otomatis mereka akan membuat party untuk menyelesaikan Quest itu.

Naruto kembali berjalan menuju ke board yang ada di paling ujung kiri dari dirinya yang menghadap Board Quest saat ini. melihat tiap kertas permintaan atau Quest yang ada.

'tak ada yang menarik.. rank C?, rasanya kurang' batin naruto dan kembali berjalan melewati kerumunan murid disana dan menuju ke yang paling ujung kanan dari board itu.

'rank SS?, hm.. sepertinya menarik.' Batin naruto memandang Quest yang dimana kertas itu ujung atasnya di beri paku kecil untuk menjepit kertas permintaan itu.

"hm?, tapi kenapa imbalannya sedikit sekali.. hanya 10 Gold untuk rank SS seperti ini?." Naruto tampak mempertimbangkan pilihannya dan melihat ke Quest rank SS lainnya. Tapi ntah kenapa seperti ada yang memanggilnya untuk mengambil Quest dengan imbalan yang sedikit itu. padahal Quest rank SS lain memiliki imbalan 100 G lebih.

Akhirnya Naruto mengambil kertas itu dari Board dan memasukkannya kedalam saku celananya.

"heh. Lihat si cacat tanpa lambang ataupun rank ini.."

Saat Naruto berbalik dan berjalan beberapa langkah untuk keluar dari Room quest itu, terdengar suara dari seorang laki-laki bertubuh besar dengan otot yang terlihat jelas dari balik seragamnya. Menghadang jalan Naruto.

"kau ingin menjalankan quest?, kau akan terbunuh saat baru keluar dari benteng kota tolol!.. hahaha.." sedangkan seorang laki-laki bersurai pendek lagi yang berada di sebelah kanan pemuda berotot itu juga tampak menghina Naruto yang saat ini hanya menatap datar mereka.

"sebaiknya kau pulang dan menyusu pada ibumu ne bocah.. hahaha!.." timpal seorang pemuda bersurai panjang disebelah kiri orang yang berotot itu.

Naruto tampak mengepalkan tangannya. Dengan wajahnya yang tak terlihat karena tertutup bauangan hodienya.

"hahaha.. dasar cacat!, kau berani dengan kami ha?!.." orang nerotot yang tampaknya adalah pemimpinnya mencengkram kerah seragam Naruto karena melihat pemuda pirang itu mengepalkan tangannya.

"kami ini sorcerer kelas 3 dengan rank Gold. Kami senior'mu loh.." pemuda bersurai panjang itu tampak menunjukkan siapa mereka dengan seringai kejamnya.

Naruto tampak tak bergeming.

"ggrr.. kau berani mengacuhkan kami cacat!?" pemuda bersurai pendek itu langsung menarik hodie Naruto dengan kasar dan memperlihatkan surai pirangnya.

Ketiganya tampak terjengkang sedikit ketika menatap ekspresi dingin dan menusuk Naruto saat ini. seakan mereka baru saja membangunkan naga yang tertidur di sarangnya.

"kau menantang kami ha!?.." sang pemimpin yang masih mencengkram kerah Naruto, tampak kembali kesedia kala. Karena bagi dia, untuk apa dia takut pada orang lemah yang bahkan berada jauh dibawah tingkatannya saat ini?. tubuhnya bahkan lebih besar dari pemuda lemah ini.

"sialan kau!.."

Wush! Duagh!

Brakk! Brakk!

Saat sang pemimpin yang memegang kerah Naruto hendak melayangkan tinjuannya kearah wajah Naruto, seseorang menendangnya dari belang membuat dia terlempar kearah samping dan menabrak temannya yang bersurai pendek sehingga melayang dan terbentur ke tembok. Membuat satu-satunya pria bersurai panjang terbelalak kaget.

Buagh!

Brakk!

Belum selesai sampai disitu, satu-satunya pemuda bersurai panjang yang tersisa, hanya bisa merasakan sakit di pipinya yang terkena pukualan kepalan tangan kanan dari orang tersebut dan langsung menabrak dinding pula.

Orang itu tampak bergerak memunggungi Naruto yang saat ini menatap datar siapa laki-laki yang membantunya ini tanpa persetujuan dirinya. Karena Naruto tak suka dibantu. Dia lebih suka berusaha dengan kemampuannya sendiri.

"aku tak suka dengan orang yang suka menindas orang lain!.." ucap laki-laki itu yang sepertinya seumuran dengan Naruto.

Ketiga orang itu bangun, dan memandang pemuda bersurai hitam kecoklatan bermata hijau itu dengan bengis. Begitu pula pemuda bersurai hitam kecoklatan itu memandang ketiga orang itu yang berjalan kehadapannya dengan amarah.

"kuhajar kalian!.." pemuda beriris hijau itu berlari mengikis jarak antara dia dan ketiga sorcerer itu.

"hyeaa!" ketiga orang itu ikut berlari menyerang pemuda beriris hijau itu.

Sebuah pukulan melayang kepada pemuda beriris hijau itu, namun dengan cepat pemuda itu langsung menunduk menghindari serangan itu dan bersamaan memberikan sebuah pukulan kearah ulu hati sang pria bersurai pendek.

Buagh!

Pemuda bersurai pendek itu langsung terjengkang kebelakang dan terjatuh dengan posisi berguling-guling memegang ulu hatinya yang tadi terkena serangan.

Duagh!

Brakk!

Tak berselang lama, sebuah pukulan melayang kearah kepala pemuda beriris hijau itu. namun dia berhasil menghindar dengan memberikan tendagan berputar kearah kepala laki-laki bersurai panjang dan langsung meluncur kesamping dengan kepala membentur tembok dan pingsan seketika.

Belum sempat pemuda beriris hijau itu bernapas lega, sebuah tendangan depan langsung bersarang diperutnya ketika dia baru saja menyeimbangkan tubuhnya.

Duakk!

Buagh!

Tak mau sia-sia tendangannya tadi, sang pemimpin langsung memberikan sebuah pukulan upper cut hingga membuat pemuda beriris hijau itu memuntahkan liurnya.

Srett!

Wush!

Kembali si pemimpin yang terlihat marah itu memegang kerah sang peuda beiris hijau lalu mengangkatnya diatas kepalanya dan melemparkannya keluar dari gedung A.

"choug!.. kuso!" pemuda beriris hijau itu tampak menuntahkan darah dari mulutnya sambil meringis memegangi perutnya yang terkena tendangan dari laki-laki berotot itu.

"berani sekali kau!, mau jadi sok pahlawan rupanya kau heh!.." laki-laki berotot itu tampak semakin marah dan berjalan mendekati pemuda beriris hijau yang tampak terduduk dengan menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya.

Sret!

Laki-laki berotot itu yang sudah sampai didepan pemuda bersurai hitam kecoklatan itu langsung menarik kerah pemuda beriris hijau itu dan mengangkatnya tinggi. Membuat pandangan keduanya saling bertemu.

"aku adalah Eren jaeger!?.. sorcerer ber'rank Bronze ditahun pertama ini!,.. aku tak akan membiarkanmu menyakiti teman sekelasku!.." pemuda yang marah itu menunjukkan siapa dirinya yang ternyata adalah teman sekelas Naruto. Menatap marah laki-laki berotot yang juga menatap bengis Eren.

"dasar orang tak berguna!, untuk apa kau membela si cacat itu ha?!.." laki-laki berotot itu tampak semakin marah dan menghina Eren.

"karena aku adalah temannya!.."

Duakk!

Wuss!

Tap!

Eren yang berteriak diwajah laki-laki itu langsung memberikan tendangan depan dengan kedua kakinya yang bebas, dan mengambil jarak dari laki-laki itu sambil bersalto diudara untuk menyeimbangkan tubuhnya dan berhenti tepat saat dia berpijak dengan kedua kakinya ditanah sambil bertumpukan tangan kanannya pada lutut kakinya. Sementara tangan kirinya tampak memegangi perutnya yang terasa masih sakit.

"kau!.. dasar sampah!.." laki-laki berotot itu tampak menatap nyalang Eren.

Tangannya tampak diangkat keatas. Lingkaran sihir muncul lalu lingkaran itu turun kebawah melewati tangan kanannya dan sesuatu seperti cahaya muncul menyelimuti tangan kanannya ketika lingkaran sihir itu lenyap.

'dia menggunakan sihirnya.. gawat' batin Eren ketika melihat musuhnya mulai serius sepertinya.

"kau akan merasakan [Magic] milikkku bocah.. aku adalah yang terkuat ketimbang kedua anak buahku tadi.." laki-laki berotot itu berkata dengan seringai bengisnya, memandang Eren yang saat ini bersiaga dengan kuda-kudanya.

'kuso!.. aku tak membawa'nya'!.." batin Eren merutuki nasibnya ketika melihat jarinya yang tak memakai Ring miliknya. Karena di dalam Ring itu, senjatanya disimpan. Sial sekali nasibnya kali ini. tapi bagaimanapun juga, dia harus tetap berusaha. Dia bukan tipe orang yang mudah putus asa!.

"HAHAHA!.. dimana Magic'mu bocah?, apa kau juga cacat seperti orang tak berlambang itu?!.." laki-laki berotot yang saat ini telah mengaktifkan sihir di tangan kirinya yang terlihat dilapisi cahaya biru muda itu terlihat berjalan mendekati Eren sambil menghina si pemuda pemilik iris hijau itu.

"jangan kau menghina teman sekelasku lagi!.. heya!" Eren tampak tersulut emosinya langsung merengsek maju mengikis jarak anatara dia dan si laki-laki berotot itu.

"HAHAHA!.. KU HABISI KAU SAMPAH!.." si laki-laki berotot itu tampak ikut berlari maju sambil menyiapkan tangan kananya guna memukulkannya kearah Eren. Karena dia yakin, dengan tangannya yang saat ini berlapis [Mana] miliknya, dia akan menumbangkan bocah yang sepertinya tak memiliki kemampuan apapun sama seperti si sampah bersurai pirang itu. bati sang pemimpin berotot.

"heya!" / "haa!"

Sring!

Crass! Crass! Crass!

Eren dan laki-laki berotot itu hampir saja saling memberikan hantaman mereka masing-masing. Hanya tersisa jarak 5 cm dari masing-masing kepalan tangan yang hampir mengenai masing-masing kepala dari mereka, tiba-tiba keduanya berhenti seketika sebelum kedua pukulan itu saling bersarang.

Keduanya tampak tetap pada posisi mereka dimana pandangan keduanya tampak membola sempurna.

"a-apa.." Eren tampak tak bisa berkata apa-apa. Seakan lidahnya tercekat seketika. tubuhnya kaku seperti tak bisa digerakkan karena shok.

"sa-sampah!.." ucap laki-laki berotot itu dengan mata yang membola.

Bruk!

Berbeda dengan Eren, laki-laki berotot itu langsung mengumpat dan jatuh perlahan kesamping dengan tubuh yang tersayat-sayat dan sebuah Tantou yang menancap tepat dipunggungnya.

"kau tak perlu melindungiku Eren.. aku tak butuh bantuan." Ucap seorang pemuda bersurai pirang yang saat ini berdiri membelakangi Eren. Dimana pemuda beriris hijau itu berbalik menghadap siapa yang membantunya barusan.

"Na-naruto.." kedua mata Eren kembali membola menatap punggung tegap Naruto.

Bahkan, semua murid dari dua pengguna yang menyaksikan sejak awal kejadian Naruto, Eren dan ketiga pembuat onar itu, langsung membeku seketika. Bagaikan melihat malaikat kematian mereka sendiri ketika melihat kecepatan bergerak Naruto yang dimana dia sempat berada didalam gedung A lantai 1 langsung melesat dengan kecepatan yang tak bisa diragukan lagi dan langsung menyerang pemimpin pembuat onar itu dengan cepat tanpa bisa diikuti oleh penglihatan mereka.

Tampak berbagaimacam ekspresi ditampilkan oleh murid-murid academi Hagun saat ini. mereka tampak semakin merinding melihat ekspresi dingin Naruto.

Dimana saat ini Naruto memutar tubuhnya dan berjalan kearah Eren. Atua lebih tepatnya kearah laki-laki berotot yang saat ini ntah nasibnya bagaimana karena tubuhnya penuh luka sayatan.

"kau.."

Sleb!

Eren yang hendak berkata, membatalkannya karena melihat Naruto yang saat ini berada disebelahnya dan mencabut Tantou'nya dari punggung sorcerer yang tergeletak itu, dan memasukkannya kedalam tempatnya yang Naruto pegang ditangan kananya. Lalu membuat Tantou itu menghilang mengikuti Ring di jari manis tangan kirinya yang menyala. Dan hilang seiring dengan hilangnya cahaya kecil itu pula.

.

.

.

.

To be continue…


A/N: huft.. akhirnya chap 4 selesai juga.#Ngelap keringet.. hehe..

Dan akhirnya muncul juga salah satu chara favorit kyo!. #Plakk!, lebai lu thor!..

Sorry-sorry hehe.. kyo kebawa suasana. :V

Trimakasih buat siapapun yang udah ngereview fict kyo. Dan trimakasih juga yang udah bersedia melihat image kyo mungkin di FB, dan invite kyo jadi teman.

Dan yang terpenting, kyo sangat bersyukur karena atas izin sang pencipta, kyo bisa menyelesaikan chap 4 ini dengan sehat walafiat..

Seperti biasa, jika para reader-san berkenan ingin melihat image yang berhubungan dengan fict kyo ini, senpai-senpai sekalian dapat meliahatnya di album fb kyo. Dengan nama fb kyo adalah..

Kyoigneel

Image persis dengan image di akun kyo ini. dan yang mau jadi teman di FB juga boleh kok.. special thank's for all my reader and all my author-senpai.. :V

Glosarium:

Class 1: 1. Bronze: 1000 Point

2. Silver: 1500 Point

Class 2: 3. Gold: 2000 Point

4. Platinum: 2500 Point

Class 3: 5. Diamond: 3000 Point

6. Cristal: 3000 Point

Graduated: 7. Master: Special graduated

8. Legend: Specialization Quest

# ini adalah pembetulan untuk Rank emblem di chap 3 sebelumnya. Karena dichap 3 sebelumnya kyo kurang focus dan alasan lain banyak typo karena tiba-tiba document yang saya masukan di akun fanfict kyo banyak terjadi perubahan. Yah seperti itulah.

Untuk pair, jangan dikira karena chap ini Hinata-chan adalah pairnya naruto. Karena masih banyak kemungkinan nanti dichap-chap depan masih banyak gadis yang berinteraksi 'ekstrim' dengan si pirang. Jadi tunggu aja siapa yang jadi pairnya. Kan masih ada juga chara dari anime lain selain NARUTO and HS DXD yang kyo masukan disini untuk alurnya.

Jadi bisa aja si Mikasa-chan atau Ellen-chan dan lain-lain yang bakal kyo jadiin pair. Jadi siahkan menebak atau saran ke kyo.

#penting!

Mungkin para reader ada yang kecewa dari fict kyo masalah kekuatan Naruto yang terlihat LEMAH.. tapi kyo tekankan.. para Author dewa lainnya pasti juga membuat sebuah fict dimana chara utamanya memiliki kekuatan yang dahsyat!. Dan gk sedikit pula yang buat chara utamanya lemah.. DIAWAL!..

Jadi jangan kuatir masalah kekuatan di chara utama. Karna ada sebuah kata-kata yang kyo tiba-tiba ingat..

'SEMUA AKAN KUAT PADA AKHIRNYA'.. haha.

Dan masalah Miyuki-chan, disini sudah terlihat sedikit. Dan kembali kyo tekankan.. 'semua akan indah pada waktunya'.. #Itu yang bener thor!.. #Plakk!.. hehe.

Jadi buat yang gak suka, udah ada peringatan diatas. Silahkan baca sendiri..

Dan yang terpenting kyo gk marah ataupun dendam pada yanggak suka dengan karya kyo. Kyo menyayangi kalian semua! :V #PLAKK! JIJIK DENGERNYA THOR!..

Haha. Sorry-sorry..

Untuk yang terakhir, kyo minta maaf yang sebesar-besarnya pada para readers yang mungkin tersinggung karena perkataan kyo..

Terakhir, jika ada unek-unek yang ada dipikiran kalian, silahkan kirim REVIEW ke kyo. Karena sekali lagi review dari kalian sangat membantu saya dalam menulis.

Terakhir..#UDAHH!..

Go-gomenesai minna!.. #kabur.

.

Chapter 5: tunjukkan kekuatanmu, 'Saber'!..