Chapter : 5

World

Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan bukan milik kyo.

Rate : M

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca!, dll.

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi

Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'.

.


Chapter 5: tunjukan kekuatanmu, 'saber'!

.

.

.

Di ruang sidang gedung D academi Hagun.

.

"sekarang, bisa kau jelaskan kronologinya sampai-sampai kau melukai siswa lain Naruto?.." Salah satu gadis bersura perak tampak berbicara menatap serius pemuda bersurai pirang yang tak lain adalah Naruto.

Saat ini, diruang sidang yang ada di gedung D. terdapat seorang gadis bersurai perak panjang yang merupakan ketua kedisiplinan dari academi Hagun ini. siapa lagi kalau bukan Rossweiss Valkyrie. Dan terdapat beberapa orang sorecerer dan shinobi yang berada di ruangan itu.

Naruto tampak duduk tenang dikursinya ditengah-tengah ruangan. Sementara dihadapannya, meja Rossweiss tampak disebrangnya berhadapan dengan posisi naruto saat ini. Tatapan datar Naruto selalu setia menemaninya. Bahkan disaat seperti ini dia tampak tenang didalam ruangan yang luas dengan dia yang sebagai pusatnya.

Saat ini, Naruto sedang menjalani proses persidangan academi Hagun. Karena ulahnya yang hampir membunuh sorcerer murid di academi ini. hingga saat terakhir, dia didatangi oleh ketua disiplin tersebut dan dibawa ke ruang sidang ini.

Ruang ini adalah ruang yang ada di gedung D, yang berada di sebelah ruang auditorium. Ruangan ini berfungsi untuk tempat memberikan hukuman bagi siapapun yang melakukan kesalahan berat seperti hampir menghilangkan nyawa.

Jika kesalahan biasa, mungkin akan dibawa keruang osis atau ruang kedisiplinan.

"kau sudah tau sendiri dari murid lain Rossweiss. Dia melukai siswa disini." Ucap seorang laki-laki bersurai pirang dan memiliki emblem Diamond di bahunya. Menatap remeh Naruto yang saat ini memunggunginya. Karena posisinya berada dibelakang Naruto. Dimana pemuda pirang dari kelas 3 ini bersandar di tembok dengan wajah arogannya sambil bersidekap dada.

"kau tidak bisa memutuskannya begitu saja tanpa bukti lain Raiser.." balas seorang laki-laki bersurai silver berkacamata yang saat ini berdiri di sebelah kanan disebrang Raiser. Nereka berdua tampak berdiri.

"Apa yang dikatakan Raiser benar, Arthur. Dia memang melukai murid kelas tiga itu.. tapi jangan abaikan fakta yang ada, jika ketiga murid itulah yang memulainya." Seorang gadis bersurai hitam panjang diikat pony tail dengan pita orange. Himejima akeno, yang saat ini duduk disebelah kiri Rossweiss.

"hm.. kita dengar dulu dari pendapat Jaeger-san yang juga ikut terlibat Ross.." sedangkan seorang lagi gadis bersurai putih lurus panjang bermata amethyst memberikan saran tanpa menggubris perdebatan teman-temannya.

Sedangkan murid yang disebut namanya tadi tampak emosi yang terlihat jelas dari ekspresinya saat ini.

"baiklah kaguya.. Eren jaeger, apa pendapatmu.." ucap Rossweis yang menerima saran temannya yang saat ini duduk disebelah kanannya.

Eren berdiri dari duduknya yang berada tepat di sebelah kiri Naruto saat ini. dia juga ikut terseret, karena dia juga ikut dalam pertarungan beberapa jam tadi.

"aku tak terima kesalahan yang ditimpalkan kepada Naruto!, lagipula.. akulah yang menyerang mereka bertiga. Jadi.. aku juga adalah pelaku disini.." Eren tampak mengepalkan tangannya sambil merunduk memberikan pembelaan terhadap Naruto.

'kau juga bersalah bodoh!'

'apa kau gila!, membantu si cacat itu!'

'dasar bodoh!'

Cacian dan hinaan terdengar dari kedua Ras yang ada disudut kiri, belakang, kanan Naruto. Mereka tidak terlalu banyak, mungkin sekitar 20 orang dari kedua pengguna. Mereka dibawa sebagai saksi kejadian yang melibatkan Naruto dan Eren itu.

Naruto hanya diam tak bergeming menatap datar kedepan.

"kalian semua diam!.." Sona yang ada di sebelah kanan Kaguya langsung memberikan intruksi untuk para saksi diam. Karena malah mengganggu proses sidang.

"ya, kami tau kau juga ikut andil dalam masalah ini Eren. Tapi untuk masalahmu, kau masih tak terlalu berat karena tak menggunakan sihir atau jutsu maupun senjata.. tapi untuk Naruto, dia telah melakukan kesalahan dengan menyerang menggunakan senjata dan membahayakan nyawa dari murid disini.." Sona tampak berbicara memberikan pendapatnya.

"ara~ ara~.. apa yang dikatakan oleh Sona memang benar.." Akeno yang berada di kiri Rossweis setuju dengan perkataan temannya itu.

"tapi, Naruto-kun hanya mencoba me-melindungi dirinya!.." tampak seorang gadis cantik bersurai indigo yang tak lain adalah Hinata hyuga yang saat ini berdiri dari duduknya yang posisinya di kursi yang ada dibelakang Naruto.

Wajah Hinata tampak takut. Kedua tangannya saling meremat didepan roknya. Dia cemas ketika mendengar teman seasramanya terkena masalah dan langsung datang keruang sidang saat ini. dan dari yang dia dengar, bahwa Naruto menyerang karena melindungi Eren dan dirinya sendiri dari pembuat onar itu.

"benar!, Naruto hanya menolongku. Lagipula mereka dulu yang menggunakan Magic untuk mengakhiriku.. jika saja Naruto tak datang, mungkin akulah yang menjadi korbannya!.." Eren tampak memberitahukan fakta yang ada pada setiap orang yang ada di ruang itu. dia tak suka jika yang bersalah tak dihukum, malah yang benar diberi hukuman seperti ini. dia benci ketidak adilan!. Batin Eren.

"diamlah bodoh.. kau hanya membela si lemah itu karena kau teman sekelasnya. Dan aku juga tau, bahwa kau juga sama lemahnya seperti Naruto itu!.. hahaha!" Raiser tampak memperburuk suasa.

"YA!.. yang dikatakan Raiser benar kaichou.. si sampah itu hanya membela temannya saja. Dia bahkan tak memiliki perasaan melukai kedua teman sorcerer itu." seseorang laki-laki memiliki garis-garis seperti dikedua pipinya, bersurai hitam spike yang baru masuk dari pintu belakang Naruto langsung ikut menjatuhkan kedua orang yang menjadi tersangka saat ini. Menma tanpak menyeringai.

"hm. Menma benar Kaguya-kaichou.." Sasuke yang mengekor menma yang juga baru masuk ikut membenarkan ucapan menma.

"aku mengerti Sasuke, Menma.. lagipula, yang memimpin sidang ini bukanlah aku. Melainkan Rossweis selaku ketua kedisiplinan saat ini."

'Naru-nii..' seorang gadis anggun bersurai hitam lurus yang duduk di kursi belakang yang paling ujung, tampak memandang sendu Naruto. Walaupun dia membenci pemuda itu, tetap saja kenangan-kenangannya bersama pemuda itu masih teringat jelas diingatannya.

'hmm. Apa yg akan kau lakukan sekarang.. Naruto-kun?' batin seorang gadis imut bersurai hitam disudut belakang bagian kiri ruangan sidang itu memandang punggung Naruto.

"dari semua tuduhan yang mengarah padamu, aku tau kau sebenarnya melakukan itu untuk melindungi dirimu dan Eren. Menggunakan kekuatan didalam lingkungan sekolah tanpa adanya deklarasi 'Battle' memang tak diperbolehkan.. namun aku telah melihat bukti-bukti yang ada.." Rossweiss tampak berkata sambil memandang beberapa kertas dokumen ditangannya. Iya membalik kertas-kertas itu membacanya teliti.

Dalam pikirannya dia yakin bahwa pemuda didepannya ini memang bersalah karena hampir menghilangkan nyawa murid academi. Karena setelah kejadian itu, murid-murid yang terluka dan tak sadarkan diri langsung dibawa ke uks untuk mendapat penanganan. Dan bagi Rossweiss, mungkin pemuda yang terlihat biasa saja ini tak memiliki kekuatan besar. tapi saat dia lihat hasil foto dari luka sorcerer bertubuh penuh otot itu, luka sayatannya banyak sekali. Apalagi dari informasi yang dia dapatkan, bahwa Naruto menghilang dari dalam gedung A lantai dasar itu dan langsung menyerang dan menumbangkan sorcerer pembuat onar itu..

'kecepatan.. jadi dia memiliki skill kecepatan yang mendukung kemampuan berpedangnya. Tak diragukan lagi jika luka yang disebabkan serius. Aku yakin, Naruto pasti belum menunjukkan kartu AS'nya selama ini.' batin Rossweis ketika dia melihat beberapa gambar yang ada di kertas yang dia pegang dan mengigat fakta yang ada.

"Rossweis!, apa kau tak akan memberikan hukuman pada orang berbahaya seperti Naruto?.. bisa saja dia akan melakukan hal yang sama pada murid lain. Jika aku tak masalah, karena aku akan dengan mudah mengalahkannya.. karena orang cacat seperti dia, hanya bisanya membual." Raiser tampak menghina Naruto dengan seringainya. Dia sengaja memancing emosi Naruto. Agar dia mendapat hukuman yang lebih berat. Dan lagi agar image Naruto dihadapan murid- murid academi ini semakin jatuh. Dengan begitu, dia bisa menyingkirkan wajah sok cool Naruto dari academi ini.

'ya benar!.. berikan si sampah itu hukuman berat!.'

'dia aib!'

Hinaan itu semakin terdengar riuh di ruangan sidang ini karena ulah Raiser yang sengaja menyulut api dengan minyak tanah. Bahkan beberapa murid sampai melempari Naruto dengan kertas, makanan dan lain-lain.

"DIAM KALIAN DASAR BABI!.."

Seorang bersurai hitam kecoklatan beriris hijau yang tak lain adalah Eren, berteriak balik menghina para saksi yang ada. Dia tak tahan dengan ini. dia tak suka melihat teman sekelasnya ini dihina sampai seperti itu. ini sudah kelewatan. Batin Eren.

Dia melihat temannya itu daritadi hanya diam tanpa ada pembelaan sama sekali. Eren tak mengerti dengan jalan pikiran pemuda ini. walaupun dia tau jika Naruto adalah orang yang 'berbeda' sejak awal, tapi dia cukup memperhatikan kegiatan si pirang ini.

Bukan dia menyukainya, dia masih normal. Hanya saja, dari setiap saat Eren melihat Naruto yang selalu dihina, pemuda pirang itu tak pernah menggubrisnya. Dia hanya tenggelam dalam dunianya sendiri. Dan dari yang dia lihat selama beberapa hari ini, Naruto adalah orang yang baik.

Dia tau, Naruto adalah tipe orang yang cuek, dingin, tenang dalam segala hal dan yang pasti pandai dibidang academic. Berbanding terbalik dengan dirinya yang sangat ceroboh, pemarah dan sebagainya.

Dan Eren yakin. Naruto tak selemah yang dikatakan murid-murid lainnya.

'Na-naruto.. kenapa kau hanya diam saja. Bicaralah bodoh. Percuma jika kami memberikanmu pembelaan, tapi kau hanya diam seakan menerima nasibmu ini. dan lagi aku tak bisa asal membebaskanmu dari hukuman karena para saksi ini jelas-jelas akan menolak.' Batin Kaguya.

Karena dari penglihatan Kaguya, Naruto hanya duduk diam sambil menunduk menyembunyikan surai pirannya dengan hodienya. Hingga wajahnya tak terlihat saat ini karena tertutup bayangan hodienya. Bahkan gesture tubuhnya saja tak ada perubahan dengan adanya lemparan-lemparan barang dari para saksi. Ntah kenapa dia merasa iba dengan Naruto.

"diam kau Eren!.. orang yang berteman dengan sampah akan sama halnya dengan sampah tersebut.. memang kau akan bebas dari hukuman karena Karen membela si cacat itu ha, Eren!?.." Menma ikut berdiri dari duduknya dan memandang Eren yang saat ini terlihat sangat emosi. Seringai Menma tampak semakin lebar. Dia suka sekali dengan ini.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Disalah satu ruang kelas 3 digedung A.

"menurutmu bagaimana keadannya di sidang itu Rias?.." seorang laki-laki bersurai silver tampan yang saat ini bersandar di dinding dekat jendela. Memandang keluar dimana arah gedung D.

"aku rasa pasti terjadi hal yang menarik vali.." Rias yang sedang duduk dibangkunya yang berada di sebelah kanan vali, hanya membaca bukunya tanpa mengalihkan pandangannya.

"kau kenapa tak kesana?, padahal si Arthur dan Riser kesana ingin melihat persidangan itu setelah mereka berdua tau berita tentang si tak berlambang itu.. apalagi ketika mendengar si tak berlambang itu mengalahkan sorcerer ber'rank Gold dengan kecepatan yang dikatakan menyamai Arthur itu.." Vali tampak berkata sambil memandang ruang kelasnya yang terlihat banyak murid melakukan aktifitas masing-masing.

Karena saat ini kelasnya sedang tak ada pelajaran karena sensei yang mengajar saat ini sedang sakit dan tak masuk. Jadilah teman-temannya yang tertarik dengan si tak berlambang itu datang menghadiri sidang saat ini.

"ntahlah, vali. Aku hanya tak tertarik dengan si Naruto itu.. dia lemah. Aku hanya tertarik dengan pemilik 'Magic Dragon' saja." Rias menanggapi ucapan vali. Karena memang menurutnya Naruto memang lemah karena tak memiliki sumber energy spiritual seperti mereka. Dan yang jelas dia tak tertarik dengan yang lemah. Kecuali dengan pemilik sihir naga. Karena dengan sihir itu membunuh monster sekalipun akan mudah.

"berarti kau tertarik denganku eh, Rias?.." Vali tampak memandang Rias dengan senyum jahilnya.

Karena dia adalah sang Hakuryuukou pemilik salah satu Magic Daragon, dari sebuah Secred Gear, Devin deviding yang didalamnya bersemayam arwah sang White Dragon, Albion.

Membuat dia menjadi seperti sekarang ini, sorcerer, Rank Diamond ditahun ketiganya.

"tidak. Aku tak suka dengan orang gila bertarung sepertimu.. jika suamiku pemilik sihir naga, dia pasti akan melindungiku dengan kekuatanya.. bukan malah bunuh diri dengan gila bertarung." Rias tampak memandang vali jengkel.

"hahaha.. tenanglah Rias. Aku juga tak menyukai gumpalan daging sepertimu. Aku lebih suka bertarung dengan orang-orang yang kuat." Vali berkata dengan senyum simpul diwajahnya.

"heh.. maniak sepertimu jelas-jelas tak menghadiri persidangan itu karena belum mengetahui kemampuan sesungguhnya Naruto kan.." Rias tampak tak menggubris hinaan Vali dan memilih kembali membaca buku novelnya yang memiliki sampul bergambar Naga dengan tulisan 'Men of dragon'.

"yah mungkin.. aku hanya malas turun.. jika waktunya jam pulang bangunkan aku ya Rias.." ucap Voli sambil berjalan kerah bangkunya disebelah kiri Rias dan menidurkan kepalanya seperti murid-murid sekolah lainnya.

Rias hanya menatap jengkel Vali. Dia tak peduli dengan si pengganggu itu. dan ngomong-ngomong masalah Naruto, sesungguhnya Rias juga penasaran dengan kemampuan pemuda pirang itu. namun sepertinya akan sulit mengetahuinya secara langsung.

'ntah kenapa aku merasa dia orang yang misterius.. siapa dia sebenarnya?' batin Rias penasaran.

"Rias.."

Pendengaran Rias menangkap sebuah suara yang jelas berasal dari seorang gadis. dan terlihat seorang gadis bersurai putih panjang beriris rubi datang menghampirinya.

"ha?.. kau sudah kembali Ellen-chan?.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"kenapa kau membiarkan permasalahan ini diselesaikan oleh mereka sendiri anata?.."

Seorang wanita bersurai pirang yang tak lain adalah Tsunade, yang saat ini berada di kantornya bersama dengan suaminya yang saat ini juga duduk di tempat mereka masing-masing.

"aku hanya ingin dia menunjukkan siapa dia sebenarnya dihadapan para siswa lain tsuma." Ucap Jiraiya yang saat ini melihat kertas yang ada ditangannya. Terlihat tulisan-tulisan disana da nada beberapa gambar juga yang menunjukkan sebuah insiden yang dimana beberapa bangunan hancur dan kawasan hutan yang rusak beberapa minggu lalu.

"ha?.. kau benar-benar mengharapkan si sampah itu anata?.." Tsunade tampak jengkel memandang suaminya yang saat ini tampak seirus menatap surat kabar ditangannya. Dia tak menyangka bahwa suamnya akan dengan mudah mempercayakan masalah Naruto pada pihak kedisiplinan academi. Padahal dia ingin sekali menghukum si tak berlambang ini.

"jaga mulutmu tsuma. Dia murid di academi ini berarti dia anakku juga Sama seperti murid-murid lainnya." Jiraiya tampak memandang istrinya datar. Dia emosi mendengar istrinya yang terus menghina Naruto. jujur, itu mengganggu pendengarannya.

"gomenesai anata.. aku hanya tak mengerti, kenapa kau bisa sampai membela dia seperti ini.. padahal selama ini kau biasa saja pada siswa yang ada diacademi.." Tsunade tampak meredakan emosinya, memilih mengalah pada suaminya kali ini. karena salah suaminya sendiri yang tak memberitahukan padanya soal Naruto.

"apa kau tak ingat sama sekali tsuma?.." Jiraiya tampak berjalan melewati meja istrinya berada dan menuju ke jendela. Menatap keluar kearah gedung D.

"ingat apa.. anata?.." tsunade menatap serius suaminya yang seakan memberikan suatu misteri untuknya. Dia semakin dibuat bingung dengan ulah suaminya ini.

"dia.. Naruto shiba itu.." Jiraiya tampak memandang sendu gedung D dimana tempat persidangan saat ini berlangsung. Ucapannya tampak dijeda.

"katatakan anata.." kali ini Tsunade tampak berdiri dari kursi empuknya dan berdiri dibelakang Jiraiya, menatap punggung lebar suaminya. Pandangannya semakin seirus.

"dia.." jiraiya tampak berbicara tanpa menoleh sedikitpun kearah istinya. Dan membuat Tsunade semakin penasaran dan emosi dibuatnya.

.

.

"..mirip dengan anak kita yang telah tiada.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

'haha.. dasar sampah!..'

Hanya diam tak ada respon..

'pengecut!.. haha.!'

Seakan tuli..

'kau dan sampah disebelahmu hanya memberikan bau tak sedap sampah!..'

Aku tak mengerti dengan semua ini..

Apa yang sebenarnya mereka inginkan..

Aku tak pernah mengusik mereka..

Aku benci ini..

'pergilah sampah!..'

'kenapa kau diam Eren!?, apa kau juga sudah menjadi sampah seperti dia ha!?.. haha.'

Cukup sudah..

Aku benci ini.. aku benci siapapun yang menghina orang yang menganggapku ada.

'tunjukan siapa dirimu sebenarnya.. Master."

Suara itu. datang lagi.. suara yang sering aku dengar ketika situasi seperti ini..

'tunjukkan pada mereka, kekuatan kita..'

Suara itu kembali menggema di pikiranku..

tapi.. apa yang dikatakan suara itu memang benar..

Benar.. aku benci mereka. Akan ku tunjukan pada mereka..

Apa itu rasa penyesalan..

Dan rasa takut..

.

.

Ruangan sidang yang saat ini ramai dengan suara-suara hinaan, cacian dan makian semakin tak terkendali. Membuat para ketua organisasi academi sebagai pengadil dimejanya tampak marah. Ini kelewatan. Batin mereka ber'empat.

"DI-.."

"kalian semua membuat kesabaranku habis.."

Deg!

Belum selesai Kaguya berucap ingin menghentikan kericuhan yang terjadi, jantungnya seakan dipaksa berhenti ketika mendengar pemuda pirang yang dari tadi hanya diam tanpa ada pembelaan terhadap dirinya itu, bersuara.

Waktu seakan berhenti. Semua orang disana termasuk Eren yang saat ini berdiri disamoing Naruto memandang pemuda itu dengan mata yang agak membola.

Bahkan keempat orang pengadil berbeda Ras itu juga tampak tak bersuara terpaku dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Begitu pula dengan para saksi yang ada. Mereka mendengar sebuah suara dari Naruto yang sangat dingin dan menusuk.

Berbeda dengan Arthur dan Sasuke yang memandang serius kearah Naruto. Riser dan Menma menyeringai memandang rendah Naruto.

"Na-naruto.. kau.." hanya itu yang dapat Eren katakana ketika melihat Naruto yang mulai berdiri dari duduk tenang'nya. Dia dapat melihat gesture teman sekelasya ini mulai mengeras.

"aku tak mengerti dengan semua jalan pikiran kalian yang yang ada di sini.."

Aura disekitar Naruto tiba-tiba berubah mencekam. Bahkan siapapun diruangan itu merasakan hawa panas didalam ruangan itu. padahal sebelumnya diruangan ini sejuk. Hanya situasinya saja yang memanas. Tapi kali ini, panas yang mereka rasakan berbeda.

"apa aku bisa.. mendengar ucapan kalian sekali lagi.."

Kaguya, Rossweiss dan semua yang ada didalam ruangan itu dibuat terkejut ketika melihat Naruto yang memutar tubuhnya menghadap kebelakang. Menghadap para murid yang menjadi saksi disana. Yang membuat suasana semakin mencekam adalah ..

Kelopak mata itu terbuka, menampakkan iris mata yang berbeda. Membuat beberapa siswa mundur beberapa langkah.

"Na-naruto.." Hinata hanya dapat berkata lirih dan hampir tak terdengar oleh siapapun. Dia dapat merasakan, gejolak emosi yang terlihat jelas dibola mata yang bersinar dalam bayangan hodie itu.

'cih.. mau sok pamer rupanya kau Naruto..' batin pemuda bersurai spike berkumis kucing itu yang memandang benci Naruto. dia benci melihat orang lemah yang sok pamer seperti Naruto.

Semua siswa yang menjadi saksi maupun sebagai penonton semakin dibuat terkejut karena dihadapan mereka, pemuda misterius yang tadi berputar menghadap mereka dengan berpejam, bagaikan slow motion ketika membuka kelopak matanya yang terpejam dan menampakkan sepasang iris mata berbeda warna.

Yakni blue shapire di mata kanannya dan biru pekat beriris vertical putih yang menyeramkan dimata kirinya yang menyala didalam bayangan hodienya. dimana saat itu juga udara menjadi semakin sesak karena killing intens dari Naruto.

"grr.. jangan sok kuat kau hanya dengan perubahan kecil itu sampah!.." Riser yang dibuat shok langsung tak terima jika Naruto menunjukkan perubahan yang sangat kentara di mata kirinnya. Yang dimana dihadapan Riser, bahwa si sampah itu mau sok pamer, Padahal dia lemah. Batin Riser.

'ternyata dugaanku memang tepat..' batin sosok gadis imut berwajah datar bersurai hitam panjang yang daritadi duduk dibelakang pojok kanan dengan senyum manisnya.

"bisa katakan sekali lagi.. siapapun.. aku tak mendengarnya.."

Suara Naruto kembali bergema diruangan yang udaranya terasa sesak itu. diamana beberapa murid seperti menyaksikan malaikat kematian dibalik iris berbeda itu yang menyala didalam bayangan hodie pemuda pirang itu.

"heh.. kau kira aku takut heh.. kau, dan SAMPAH si Eren itu-.."

Sring! Jleb!

Brakk! Brakk!

Tak perlu lagi basa-basi. Naruto yang tak mau mendengar lanjutan ucapan Riser langsung menghilang dari tempatnya dan menusuk Riser tepat dijantungnya dan langsung terdorong menabrak tembok tempat Riser bersandar tadi hingga hancur dan meluncur menabrak tembok Ruang auditorium hingga membuat cekungan dan membuat retakan seperti sarang laba-laba.

Semua orang yang ada didalam persidangan academi Hagun itu tampak melotot menyaksikan kejadian yang tak terduga itu.

bahkan Arthur, sorcerer kelas 3 ber'rank Diamond saat ini yang digadang-gadang adalah yang tercepat. Apalagi permainan pedangnya yang tak bisa dibilang biasa itu tampak shok melihat kecepatan pergerakan Naruto yang notabennya dikatakan yang paling lemah. Bahkan tak memiliki sumber energy spiritual seperti kedua Ras.

Sama halnya dengan keempat pemimpin persidangan saat ini..

Dimana kaguya yang juga shok karena kecepatan dan kuatnya dorongan pemuda yang menurutnya misterius itu. dia hanya mampu membelalakkan kedua mata indahnya membuat face datar diwajah cantiknya hilang seketika. Sama halnya dengan Rossweiss, Sona dan Akeno.

Mereka semua tampak memandang kepulan debu melalui celah lubang besar di ruangan persidangan dan ruang auditorium dimana tempat mendarat kedua sorcerer itu.

Setelah kepulan debu itu hilang, tampak Naruto yang telah berdiri membelakangi Riser yang terluka tepat dijantungnya.

Hodie yang menutupi kepala sipirang tampak terbuka karena gerakannya tadi ketika menyerang Riser.

Menampakkan wajah dingin dengan kedua mata yang telah kembali normal namun sangat dingin dan tajam yang menusuk siapapun yang menatap matanya. Tantou'nya yang digenggam terbalik setia ditangan kirinya.

Tap Tap Tap

Langkah kaki pemuda pirang itu terdengar nyaring ditelinga siapapun yang ada di ruang pengadilan itu. sampai pada ahirnya, kembali pemuda itu berada di depan lubang besar yang dia buat barusan. Tak berselang lama, pemuda itu kembali menjadi pusat sorotan dalam ruang itu.

"aku tak peduli jika aku harus membunuh murid yang ada.. bahkan seisi academi ini bila perlu." Suara Naruto terdengar sangat dingin dan menantang.

Dia tak peduli lagi dengan academi ini. tujuannya di academi ini telah musnah. Tak ada lagi yang bisa menghambatnya. Aturan? Dia tak peduli soal itu. aturan ada untuk di langgar.. itulah prinsipnya. Berlebihan memang, tapi inilah Naruto. tak suka terikat peraturan yang bahkan orang-orang didalamnya berhati busuk.

Hanya melihat seorang dari luarnya saja.

Lagipula untuk apa dia mengikuti peraturan yang ada jika yang bersalah saja tak dihukum, sedangkan dirinya yang hanya membela diri dan nama baik keluarganya diadili seperti ini?..

'tak berguna..' batin Naruto

Semua orang dalam ruangan sidang tampak berdiri. Memandang Naruto.

"kau!.. berani sekali kau dasar sampah!.. kau ingin mati ha?!.." Menma yang memang berasal dari clan bangsawan lima pilar shinobi merasa dirinya direndahkan. Seakan dirinya bisa mati kapanpun dihadapan pemuda sombong berwajah tembok itu. dia tak suka. Batin Menma.

"ara~ara~.. cukup Naruto-kun.. kau tak boleh melakukan itu.." Akeno yang pertama kali sadar ketimbang ketiga temannya itu langsung berkata. Bukannya dia membela Menma atau Riser, tapi ini juga demi kebaikan Naruto pula. Agar tak ada pertumpahan darah diacademi ini.

"Naruto, aku selaku pemimpin persidangan kali ini meminta maaf padamu, jika perkataan siswa yang ada disini menyakitimu.. tapi-.."

"aku tak peduli dengan semuanya.. KALIAN!, Semua yang ada disini, aku menantang kalian bertarung hidup ataupun mati.. sebanyak apapun jumlah kalian,.. AKAN KUBUNUH KALIAN SEMUA.."

Rossweiss yang tadi bermaksut meminta maaf mewakili semua murid yang ada dipersidangan ini tampak harus menelan bulat-bulat perkataannya yang dipotong oleh pemuda pirang itu.

Semua yang ada dalam ruang itu kaget seketika dengan ekspresi yang berbagai macam. Takut, marah, dan sebagainya, ketika mendengar deklarasi 'Battle' dari pemuda misterius itu.

Setiap orang yang ada disana tampak membeku merasakan killing intens dari gesture Naruto yang tampak biasa namun siap bertarung. Udara disekitar semakin sesak. Beberapa murid tampak ketakutan dan mundur beberapa lankah.

Namun berbeda dengan seorang gadis cantik yang anngun ini, tampak menatap sendu Naruto. dia pun tak bisa berkata apa-apa. Dia kenal Naruto sejak kecil. Jika sudah seperti ini, taka da yang bisa menghentikannya. Kecuali orang tersayang bagi Naruto. tapi sepertinya untuk saat ini, dia tak bisa melakukan apa-apa.

Arthur tampak memandang tajam Naruto. bukannya dia tersulut emosi, namun dia hanya berusaha melihat pergerakan Naruto untuk bersiaga jikalau pemuda misterius itu menyerangnya mendadak seperti halnya Riser.

"cukup Naruto, kau kelewat batas!.. kau-.."

"apa maksutmu kaguya?.. aku yang bersalah?.. aku tak peduli siapa yang bersalah atau tidak. Karena di academi ini pun, tak ada yang namanya keadilan. Rakyat rendahan sepertiku hanya akan mendapat diskriminasi.."

Kaguya yang perkataannya dipotong hanya dapat membeku ketika iris amethysnya memandang iris blue shapire Naruto yang sagat dingin itu. begitupun perkataan dari pemuda beriris blue shapire itu.

Uchiha sasuke yang sedari tadi hanya diam, memandang tajam Naruto dengan sharingan tiga tomoe'nya yang telah aktif. Dia siap kapanpun jika harus bertarung.

Wush!

Srett!

Tap!

Tampak semua orang yang ada didalam ruang itu kembali terkejut karena sebuah pukulan dari belakang Naruto yang berasal dari Riser yang tiba-tiba muncul. Namun pukulan itu sangat mudah dihindari oleh Naruto dengan memiringkan kepalanya kekiri dan langsung melompat jauh ketengah ruangan dan memandang dingin Riser.

"jangan sombong kau cacat!.. hanya dengan pisau dapur itu saja kau tak akan bisa membunuhku.. aku ini abadi!., karena aku adalah Riser phoenix, dari clan bangsawan lima pilar sorcerer, Phoenix!.. aku menerima tantanganmu!.." Riser yang tampak baik-baik saja namun ada bekas robekan dipakaiannya yang tertusuk oleh senjata Naruto. pemuda penerus clan Phoenix itu tampak marah dengan ocehan Naruto yang menurutnya sok itu.

"siapapun dan berapa pun jumlah kalian, ku tunggu di area bertarung digedung E sekarang.. siapapun kalian.." ucap dingin Naruto yang langsung menghilang dari tempatnya karena kecepatan bergeraknya itu.

"Naruto!.." teriak Eren Dan ikut pergi dari ruang itu dengan berlari.

.

.

Ruangan sidang yang saat ini mendadak hening, karena kepergian Naruto. tampak siapapun yang ada disana berekspresi berbeda-beda. Bahkan ada yang tampak pingsan karena ucapan dan hawa yang ada.

Tapi dari sekian banyak manusia dari kedua pengguna, tampak ekspresi marah'lah yang paling kentara. Apalagi Menma, Sasuke, Riser dan murid lainnya.

"aku akan datang melawannya dan membunuh si sampah itu." ucap Riser yang terlihat sangat bersemangat dan amarah yang terlihat jelas diwajah arogannya memecah suasana hening yang terjadi.

'aku juga ikut Riser-sama!..'

'aku juga akan memberikannya pelajaran..'

'akan kubunuh dia..'

Beberapa sorcerer dan shinobi yang sangat yakin dengan kemampuannya itu, tampak marah dan memutuskan ikut dalam pertarungan hidup ataupun mati tersebut.

"aku-.."

"Apa kalian yakin ingin melawan Naruto?.. terutama kau Riser."

Menma yang sempat ingin berbicara, terpaksa menghentikannya dan mendengarkan ucapan dari Kaguya yang saat ini terlihat serius.

"ya,.. aku sangat yakin.." terlihat keyakinan yang jelas dari ucapan Riser.

'ya!, kami juga Kaguya-kaichou'

Beberapa orang dari kedua pengguna yang tadi ingin ikut melawan Naruto juga tampak bersemangat.

"ja-jangan Riser-san.. Na-naruto hanya emosi.. tolong ma-mafkan dia.." hinata yang merasa tak mau Naruto kenapa-napa, berusaha meminta meyakinkan Riser agar tak menyakiti Naruto.

"gadis ini benar Riser.. kita lah yang salah, sebaiknya kita yang meminta maaf karena kejadian ini.." Arthur yang berada dibelakang, maju untuk mendukung pendapat Hinata. Karena kenyataannya memang Naruto tersulut emosinya akibat kelakuan murid-murid yang tak tau diri.

"ara~ara~.. yang dikatakan Arthur memang benar.." Akeno yang turun dari tempatnya juga tampak menyetujui pendapat Arthur. Begitu pula dengan ketiga temannya yang mengangguk mendukung Akeno.

"aku tak peduli!.. dia telah menyerangku, dan aku akan membalasnya.. lagipula dia yang menantang kita, untuk apa kita takut dengannya.. aku akan melawannya.." balas Riser.

"aku tau Riser, tapi kau pikirkan dulu resikonya.. kita tak mengetahui kemampuan dari Naruto. kau jangan gegabah Riser." Rossweis selaku ketua kedisiplinan memberikan pendapatnya agar tak ada yang menjadi korban. Ini juga tanggung jawapnya sebagai ketua kedisiplinan.

"aku-.."

"tunggu menma.."

Menma yang ingin berkata, kembali dibuat jengkel karena ucapannya dipotong oleh Sasuke yang berada di sampingnya. Karena saat ini mereka berdua berada di yang paling belakang dari semua siswa yang berdiskusi ditengah ruangan itu.

"sebaiknya kita jangan ikut campur dulu Menma. Aku juga ingin melawannya, tapi ini belum saatnya.. biarkan si Phoenix itu yang menjadi bahan percobaan melawan si sampah itu." Sasuke tampak memberikan pendapatnya pada menma dengan nada yg sepelan mungkin agar taka da yang mendengar kecuali mereka berdua.

"kau benar juga Sasuke.. Kita hanya tinggal mencari kelemahannya saja saat dia melawan si ayam panggang itu bukan.. kau cerdas juga Teme.. hahaha" balas menma.

"kau itu yang bodoh, dobe.." ucap sasuke sambil berjalan keluar dari ruang sidang di gedung D itu.

"dasar kau teme!.. mau kemana kau? Hei!?.." Menma tampak mengekor dibelakang Sasuke.

.

"baiklah jika ini keputusannya.. siapapun yang ingin ke gedung E, silahkan ikuti kami.. dan untukmu Riser-.."

"aku tau apa yang harus ku lakukan Kaguya-kaichou.."

Ucapan Kaguya langsung dipotong begitu saja dengan arogannya. Mereka semua tampak pergi dari ruangan itu dengan tehnik mereka masing-masing.

'Naru-nii.. maafkan aku..' Miyuki yang sejak tadi hanya bisa diam mendengarkan setiap perkataan yang ada. Lagipula ini juga kesalahan dirinya. Dia sejak tadi hanya duduk diam dikursinya, dan ikut pergi dari ruangan itu.

'menarik,.. kita lihat kemampuanmu.. Naruto-kun' batin sosok gadis bersurai hitam panjang berwajah super imut namun datar itu, yang menghilang dari tempatnya duduk daritadi dengan lingkaran sihir yang menelan tubuhnya dari bawah sampai atas.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di Arena Battle gedung E.

Seorang siswa academi sedang duduk disalah satu bangku penonton di pojok kiri paling belakang dari pintu masuk yang terlihat terbuka itu.

Ruangan ini sangat luas. Terlihat didalamnya merupakan area bertarung berbentuk persegi yang luas. Dan dikelilingi bangku penonton yang berbentuk melingkari arena bertarung itu. sedangkan dari luar tampak berbentuk setengah lingkaran yang besar.

'apa aku harus melakukan ini?.. tapi bagaimana jika miyuki ikut melawanku.. aku tak bisa membunuhnya." Naruto yang saat ini duduk dengan bertumpu pada satu kakinya yang ditekuk dan kaki kanannya yang digunakan sebagai penyangga lengan kananya. Dan kepalanya yang tampak menunduk dengan tantou yang ada di punggung kirinya vertical.

Saat ini, dia hanya merasa bingung. Apakah dia akan melakukan ini?, karena dia memang tak terima dengan perlakuan murid yang ada saat di persidangan. dan jika dia termakan emosinya, dia yakin akan dengan mudah membunuh murid-murid yang ada saat ini.

Itulah kenapa dia harus memikirkannya matang-matang. Jangan sampai ini malah akan membuatnya berurusan dengan kerajaan pusat. Ini malah akan merepotkan.

"tapi yang pasti, aku akan memberi mereka pelajaran.." tampak kepala bersurai pirang itu yang tak tertutup hodienya mendongak menunjukkan wajah dinginnya.

Bersamaan dengan itu, tatapan dinginnya menatap sekitar 30 orang murid dari kedua pengguna yang datang. Namun tampak beberapa sorcerer yang datang dengan lingkaran sihir mereka masing-masing.

Naruto memandang mereka semua datar. Termasuk Miyuki, Rossweis, Akeno yang juga datang melalui lingkaran sihirnya.

Dan Eren yang memandangnya serius, seakan dia tak percaya jika temannya akan nekat seperti ini. tapi dia tak bisa berbuat apa-apa pula. Hanya bisa menyaksikan.

"hentikan ini Naruto!.. ini masih bisa dibicarakan baik-baik.." Kaguya yang merupakan ketua osis itu maju paling depan berusaha meyakinkan Naruto.

"be-benar Naruto.. aku tak mau ka-kau terluka.." Hinata tampak ikut maju dan berusaha membujuk Naruto.

Naruto tampak tak bergeming dan Hanya menatap datar mereka berdua.

"sudahlah diam kalian!.. aku akan menghajarnya!.. heyaa!.." namun Riser yang tak mau bernegosiasi, Langsung berlari dari tempatnya dengan kecepatan penuh berusaha menyerang Naruto yang masih pada posisinya.

Sret!

Pukulan berlapis api Riser tampak hanya mengenai udara kosong. Karena Naruto yang dengan mudah menghindar dengan melompat keatas.

Tak mau musuhnya kabur, Riser mengeluarkan Magicnya pada kakinya yang langsung bersinar dan melompat sangat tinggi dan cepat. Sehingga dengan mudah dia menyusul posisi Naruto yang melayang diudara.

"tak berguna.."

Naruto bergumam ketika Riser yang dengan cepat sampai didepannya dan memberikan tendangan sabit kanannya kearah Naruto. namun dengan mudah dibaca oleh penglihatannya dan menangkisnya dengan tangan kirinya.

'cih!..' Riser mengumpat dalam hatinya ketika dengan mudah Naruto kembali menagkis tendangan berputar dengan tumit kaki kirinya.

Greb!

Wush!

Tak mau terus diserang, Naruto memegang kaki Riser yang masih dia tahan dengan tangan kanan'nya yang menganggur dan melemparnya kebawah ketengah arena.

Tap!

Riser mendarat dengan mudahnya. Wajahnya tampak mengeras melihat kecepatan reflek Naruto.

Tap.

Naruto pun mendarat dengan mulus diatas sebuah bangku penonton. Yang membuatnya tampak lebih tinggi dan memandang Riser dan semua orang yang datang itu dibawahnya.

Wajah itu tetap datar dan tenang.

"Riser hentikan!.. kau malah memperburuk keadaan!.." Rossweis yang melihat Riser kembali berusaha mengeluarkan sihirnya berusaha membujuknya agar menghentikan pertarungan ini sebelum ada yang terluka.

"DIAM!.. aku akan memberitahukannya apa itu rasa sakit!.."

Riser mengangkat tangannya keatas dan muncul lingkaran sihir ditelapak tangannya dan muncul bola api yang ada tepat ditelapak tangan kanannya.

"akan ku tunjukkan padamu siapa itu Riser phoenix!.."

[Fire ball]!

Wush!

Blarr!

Bola api itu dilemparkan oleh Riser menuju kearah Naruto dan meledak ketika menegenai tempat dimana Naruto berpijak tadi. Karena saat ini Naruto telah melompatinya dan mendarat di ujung arena yang berhadapan dengan Riser.

"heyaa!.."

Wush! Wush! Wush!

Bola api yang Riser lemparkan kearah Naruto semakin banyak. Namun dengan mudah Naruto meghindarinya dengan berlari zig zag dan meliuk-liuk melompat diudara.

Blarr! Blarr! Blarr!

Ledakan terjadi beberapa kali ketika bola api yang dihindari Naruto menabrak dinding dan bangku penonton yang ada. Hingga membuat kerusakan dan kebakaran kecil terjadi akibat api Riser.

Tak mau terpanggang, Naruto melesat kearah Riser dengan tantounya menghindari bola api Riser yang terus dilemparkannya.

"lambat.."

Sring!

Crass!

"arrgg!.. "

Riser yang mendengar Naruto berkata sesuatu, langsung merasakan sakit ketika kedua tangannya dipenggal oleh senjata Naruto.

.

"Sona!, cepat buat Kekkai penghalang agar kerusakannya tak semakin meluas!.. dan siapapun yang bisa membuat kekkai, bantu Sona!.." ucap Kaguya memberi perintah.

"baiklah Kaichou!.."/ 'hai' Kaguya-kaichou!..'

Ucap Sona dan enam orang dari dua pengguna murid lain yang langsung menyebar keberbagai sudut ruangan yang luas itu dan membuat Kekkai. Mereka menahan Kekkainya agar tak mudah hancur atas perintah Sona.

"bagaimana ini kaichou?,.. apa yang harus kita lakukan?.." Rossweis tampak gelisah menyaksikan pertarungan sengit Naruto dan Riser yang dimana kedua tangan Riser tumbuh lagi dari api yang menyelimuti tangannya dan kembali beradu serangan dengan Naruto yang kembali menggores tubuh Riser namun kembali berregenerasi. Kemampuan Phoenix.

"kita lihat apa yang terjadi setelah ini, Ross.. jika bertambah parah, maka terpaksa kita ikut andil untuk menghentikan Naruto."

"hai' kaichou.."

Sedangkan sisa murid yang ada didekat Kaguya tampak menyaksikan dengan serius pertarungan yang terjadi dengan berbagai ekspresi.

.

"hanya itu kemampuanmu sampah!.. aku ini abadi, kau takkan bisa mengalahkanku hanya dengan pisau dapur itu!.." Riser yang tubuhnya tersayat-sayat oleh senjata Naruto tampak menyeringai arogan. Karena tubuhnya dengan mudah kembali beregenerasi.

Naruto menatap datar Riser yang berada beberapa meter di hadapannya. Dia tampak mempelajari setiap pergerakan Riser termasuk regenerasi super cepat clan Phoenix itu.

"baiklah.. aku akan serius.." ucap Naruto datar.

"heaya!.." Riser berteriak dan melesat maju dengan bola api di kedua tangannya.

Wush! Wush!

Srett! Srett!

Blarr! Blarr!

Riser kembali melemparkan bola apinya kearah Naruto. namun dengan mudah dibaca oleh penglihatannya dan menghindarinya. Sehingga setiap bola api itu hanya mengenai tempat Naruto berpijak saat berlari itu.

Wush! Wush!

Greb! Greb!

Keduanya saling beradu pukulan ketika jarak diantara mereka tak terhindarkan lagi. Dan kedua pukulan itu sama-sama ditahan dengan masing-masing tangan mereka yang menganggur. Dimana tangan kiri Naruto yang memebawa senjatanya digenggam oleh Riser dan juga sebaliknya.

"grrr.. kau!.." Riser tampak menggeram marah karena dengan mudah Naruto mengimbanginya.

"ada apa?.. hanya ini kemampuanmu?.." Naruto hanya memandang datar Riser dan membalikkan omongan Riser padanya.

"diam kau sampah!.."

Sret!

Wush!

Riser yang tak suka diremehkan langsung memberikan tendangan sabit kaki kanannya pada Naruto namun dengan mudah Naruto melompat kebelakang.

Sring!

Crass!

"arrgg!.."

Setelah mendarat, Naruto langsung melesat dengan kecepatannya dan menyabetkan Tantounya kearah Riser. Dimana penerus clan phoenix itu membelalakkan matanya dan berteriak kesakitan ketika tangan kirinya kembali terpotong oleh serangan cepat Naruto.

"masih belum.." gumam Naruto.

Sring! Crass! Sring! Crass! Sring! Crass!

Riser yang tak bisa membaca kecepatan Naruto hanya dapat menahan rasa sakit ketika seluruh tubuhnya ditebas oleh pemuda beriris blue shapire itu. walaupun begitu, luka ditubuh Riser langsung beregenerasi. Tapi tetap saja, rasa sakit masih menggerogoti tubuhnya karena serangan acak Naruto yang mengenai tubuhnya itu.

"grr.. AAAAGGGGG!"

Blarrr!

Riser yang tampak kesakitan langsung berteriak hebat dan bersamaan dengan itu tubuhnya mengeluarkan api yang menyelimutinya dan membuat ledakan besar dengan tubuhnya sebagai pusatnya untuk menghalau sekaligus memberikan serangan berskala besar kepada Naruto yang dari tadi menyerangnya dan tak mampu untuk diikuti oleh indra penglihatannya.

.

'yeah!, hebat Riser-sama!..'

'uwooo!..'

Beberapa sorcerer yang ada di pinggiran arena itu tampak bersorak gembira karena menurut mereka Riser dapat mengalahkan Naruto yang memiliki kecepatan diatas penerus clan phoenix itu.

"hebat juga si sampah itu, bisa memembuat si phoenix itu kewalahan.." Sasuke tampak serius menyaksikan pertarungan antar sorcerer itu.

"kau benar teme.. sampah itu memiliki kecepatan yang sama dengan si Arthur itu.." Menma yang ada disebelah Sasuke tampak menatap tak suka dengan Naruto yang ternyata dapat mengimbangi Riser. Bahkan menyudutkan Riser.

Sementara Arthur yang mendengar namanya di sebut-sebut oleh Menma yang tak jauh darinya, hanya menatapnya melalui ekor matanya sebentar dan kembali menatap serius kepulan debu dihadapannya.

Karena Arthur juga seuju dengan ucapan Menma. Dia juga merasa kecepatannya disamai oleh Naruto yang notabennya tak memiliki energy spiritual.

'seberapa kuat kau Naruto-san..' batin Arthur.

Berebda dengan halnya Hinata yang saat ini menatap cemas Naruto. dia hanya bisa berdoa tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena dia takut, jika dia masuk ke arena, malah dia menjadi beban untuk kedua pihak.

'semoga kau baik-baik saja Naruto..' batin Hyuga itu sedih.

.

Wush!

"hahaha!.. mati kau sampah!.." Riser tampak muncul dari kepulan debu yang menutupi arena barusan dengan terbang keatas dengan sepasang Magic [Fire wing] miliknya. Dia melayang dengan bebasnya diudara menatap angkuh kepulan debu dibawahnya.

"sungguh aku tak mengira sekuat ini manusia clan Phoenix.."

"a-apa!.." mata Riser tampak melotot menyaksikan siluet seseorang didalam debu itu.

Sekian detik, debu itu hilang dan menyisakan Naruto yang dimana pakaiannya tampak hangus tersisa seragam putihnya saja yang dimana seragam lengan kirinya telah tak ada dengan luka bakar dibeberapa bagian ditubuhnya.

"tak ku sangka.. selain [Regenerasi] yang kau miliki, kau memiliki sihir skala besar yang memebuatku lengah karena berusaha menghabisimu.." ucap Naruto datar seperti taka da efek apapun pada luka bakarnya itu. karena memang luka seperti ini sudah biasa baginya yang bahkan pernah hampir mati melawan Legend of Heavy dragon sebelumnya. Ini taka da apa-apanya.

"kau!.. akan ku habisi kau kali ini sampah!.." teriak Riser marah, dan mengangkat kedua tangannya diudara sambil memandang bengis Naruto yang ada beberapa meter dibawahnya.

[Great Fireball]!..

Wush!

Naruto memicingkan matanya ketika melihat bola api raksasa diatas Riser yang suhunya terasa dikulit pemuda beriris blue shapire itu. dia memejamkan matanya berkonsentrasi.

"hahaha!.. apa kau sudah pasrah ha!.. aku akan membunuhmu disini!.." Riser berteriak menghina Naruto yang dihadapannya tampak sudah pasrah.

.

"A-APA!.. Riser sudah gila jika akan menggunakan sihir tingkat tingginya itu.." Rossweiss tampak kaget dan menatap serius Riser.

"sial.. ku harap Sona dan yang lainnya siap dengan ini.." Kaguya hanya bisa berharap para penjaga Kekkai disekitar arena ini siap dengan kemungkinan besar yang akan terjadi akibat tehnik yang dikeluarkan Riser ini.

"ara~ara~.. apa kita tak akan berbuat sesuatu Kaguya-kaichou?.. kita bisa dengan mudah menggagalkan tehnik itu dari sini.." Akeno yang tetap dengan gaya menggodanya memberikan pendapatnya pada Kaguya.

"jangan.. aku ingin melihat Naruto itu mengeluarkan semua kekuatannya kali ini.. biarkan ini menjadi pertarungan Naruto untuk menunjukkan siapa dia sebenarnya.." balas Kaguya penasaran pada Akeno yang ada di belakang sebelah kirinya.

"fuu~fuu~.. baiklah Kaichou.." ucap Akeno dengan gaya khas'nya.

.

Wuss!

Naruto memejamkan matanya ketika bola api raksasa itu dilemparkan kearahnya. Dia dapat merasakan panasnya bola api itu yang perlahan hampir membakar tubuhnya.

Namun sepersekian detik, kelopak mata beriris blue shapire itu terbuka dan sebuah kalimat terucap dari Naruto..

[Ittou shura].. wuss!

BLAAARRR!

Ledakan besar terjadi ketika bola api raksasa itu mengenai tempat Naruto berpijak sebelumnya. Membuat Arena Battle di gedung E itu langsung hancur luluh lantak dengan bangku penonton yang juga ikut hancur hanya menyisakan cekungan besar dalam ruangan yang sangat luas itu. debu berterbangan dimana-mana menutupi arena.

Tak ada yang terlihat disana. Hanya siluet seorang bersayang yang terlihat terbang diatas arena.

"HA HA HA!.. MATI KAU SAMPAH!.. HAHAHA!.." Riser yang tampak terbang dengan sayap apinya itu terlihat tertawa dengan sangat yakinnya karena dia mengira serangannya telah membunuh Naruto yang dihadapannya terlihat pasrah.

.

Krrtt! Pyar!

Kekkai yang melindungi murid-murid yang ada didekat Kaguya dan lainnya tampak retak dan pecah setelah menerima efek dari serangan Riser.

"Naruto!.." Hinata yang berada di dalam sihir pertahanan milik sorcerer yang ada dipinggiran itu tampak menatap sedih. Dimana tempat itu kini terlihat hancur dengan cekungan yang luas seluas arena itu. tak ada yang tersisa.

"tenanglah Hinata.. semua akan baik-baik saja." Kaguya yang ada disebelah Hinata tampak menenangkannya. Namun Kaguya tau, ini tak akan berakhir dengan begitu saja. Pandangan Kaguya tampak mengobservasi setiap sudut dari Gedung E ini.

"ta-tapi Otsutsuki-san-.."

"lihatlah.. Hinata.." ucapan Hinata tampak dipotong oleh Kaguya dan menyuruhnya ikut melihat dimana pandangan Kaguya saat ini..

"Na-naruto.." mata indah Hinata tampak terbelalak menyaksikan yang terjadi didepannya saat ini..

.

"ara~ara~.. Naruto-kun memang penuh kejutan..fu~fu~." Akeno juga tampak terkejut dengan yang disaksikannya saat ini.

"kau benar akeno.. dia memang pria yang penuh kejutan.." Rossweiss ikut menyetujui ucapan Akeno yang ada didekatnya ketika melihat apa yang terjadi saat ini. wajah cantiknya tampak tersenyum manis menatap apa yang terjadi.

.

"dia..grr, siapa dia sebenarnya!.." berbeda dengan reaksi dari Menma yang menatap semakin benci.

Sama halnya dengan Sasuke yang tampak wajahnya mengeras.

Begitu pula dengan para murid disana yang terlihat semakin tidak suka, benci, marah dan sebagainya. Karena dihadapan mereka semua yang ada saat ini..

"kau tertawa kenapa,.. Phoenix-san?.."

Deg!

Sebuah suara yang mengintruksikan pendengaran Riser membuat tubuhnya kaku seketika. Jantungkan seakan dibuat berhenti berdetak karena mendengar suara datar dari seseorang yang baru saja dianggap telah binasa karena serangan berskala besar miliknya itu.

"ta-tak mungkin!.. kau!.." ucap Riser tak percaya.

Karena saat ini, dipandangannya, bahkan semua orang yang ada di gedung itu, terlihat Seorang pemuda beriris blue Shapire bersurai pirang memegang Tantou ditangan kirinya dan menatap datar Riser..

Tampak berdiri terbalik diatap bangunan arena Battle.

Atau bisa dibilang berdiri terbalik. Karena seakan kakinya memiliki perekat yang membuatnya bisa menempel dimana saja.

Tampak saat ini aura transparan menyelimuti tubuh Naruto.

"kau!.. heyaa!.."

Wuss! Wuss! Wuss! Wuss!

Riser yang tampak kembali dari shoknya, langsung kembali menyerang Naruto dengan melemparkan puluhan bola api kearah Naruto.

Blarr! Blarr! Blarr! Blarr!

Namun seakan sebuah ilusi. Dimana setiap bola api yang dilempar kearah Naruto tampak hanya melewatinya saja bagaikan hantu. Dan membentur atap itu hingga membuat ledakan disetiap benturan api itu.

'a-apa?!.. kenpa seranganku tak mengenainya sama sekali?!.. adaaapa ini..' batin Riser yang terus melemparkan bola apinya kearah Naruto. namun tetap tak ada yang mengeaninya karena seakan Naruto hilang dari satu tempat ketempat lain di atas atap itu dengan tetap berdiri terbalik.

"cukup main-mainya.."

Nada dingin itu terdengar dari Naruto dan sangat jelas ditelinga Riser ketika dia berhenti menyerang dengan nafas yang tersengal-sengal. Berbeda dengan Naruto yang seperti tak ada efek apa-apa. Membuat Riser yang saat ini menatap horror Naruto.

Sring!

Crass!

"arrg!.."

Mata dari penerus clan Phoenix itu terbelalak saat tiba-tiba Naruto menghilang dari tempatnya dan muncul didepannya, lalu tanpa aba-aba Naruto kembali menghilang dari hadapannya dengan rasa sakit ditubuhnya karena tangan kanannya harus terputus.

Sring! Crass!

"arrgg!"

Kembali Riser berteriak kesakitan ketika merasakan tangan kananya kembali terpotong sebelum tangan kirinya selesai beregenerasi.

Sring! Crass! Sring! Crass! Sring! Crass! Sring! Crass! Sring! Crass!

"AARRGG!"

Suara teriakan Riser menggema di arena itu. ketika seluruh tubuhnya dipotong-potong seperti daging cincang oleh Naruto yang gerakannya tak bisa dibaca sama sekali oleh Riser. Dimana saat ini tubuh Riser seperti orang yang disiksa diudara ketika tubuhnya yang dipotong-potong itu kembali beregenerasi kembali, namun kembali dipotong. Itu semua terjadi sangat cepat, sehingga membuat Riser hanya pasrah menerima tubuhnya dicincang.

.

Dari pinggiran arena tampak semua orang dari kedua Ras menatap horror kejadian dihadapan mereka. Mereka semua menatap jijik tubuh Riser yang terpotong-potong itu. bahkan ada yang mutah-mutah ditempat.

Namun yang pasti, semua yang ada disana menatap tak percaya dengan apa yang mereka saksikan saat ini. membuat mereka berpikir dua kali ketika akan ikut masuk ke arena.

Bahkan taka da yang berkomentar akan kejadian ini. hanya terpaku pada apa yang mereka saksikan.

.

Duagh!

Wuss!

Brakk!

Kepala dan Tubuh yang hanya setengah tanpa tangan dan kaki itu meluncur jatuh kebawah ketika ditendang oleh Naruto tanpa ada rasa perikemanusiaan sama sekali. Dan membentur tepat ditengan cekungan besar diarena itu.

Tap

Naruto mendarat dengan mulus tak jauh dari tubuh tak utuh yang teronggok dengan darah yang ada disetiap inci tubuh itu.

"aku tau kau memiliki Regenerasi tinggi.. tapi tetap saja jika semakin lama kau terkena serangan berakibat fatal, regenerasimu juga akan semakin melambat.." ucap Naruto pada Riser yang saat ini sekarat dengan dinginnya.

Riser tak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya yang tak beregenerasi lagi itu terlihat menyedihkan. Darah disekujur tubuhnya dan kelopak matanya yang terbuka setengah, hanya bisa memandang takut Naruto. tampak jelas dari sorot matanya yang meminta belas kasihan. Sayap api ditubuhnya pun telah hilang.

Bahkan hanya untuk berkata saja, Riser tak sanggup. Dia hanya pasrah jika sorcerer terlemah menurutnya yang ada didepannya saat ini akan membunuhnya.

" berakhir sudah-.."

(Suiton: Teppoudama no Jutsu)!

Niat untuk membunuh Riser ditempat dengan melemparkan sebuah kunai dari kantung ninja'nya dengan tangan kanannya, tampak harus dia urungkan dengan melompat salto kebelakang beberapa meter akibat serangan peluru air berbagai ukuran yang bahkan sampai puluhan itu. dan mengenai tempatnya berdiri.

Tap!

[light Spear]!

Naruto mendarat dengan sempurna. Namun, belum selesai dia bernapas lega, puluhan tombak cahaya seukuran manusia itu membuatnya harus kembali melompat dan meliuk-liukkan tubuhnya untuk menghindarinya. Membuat tombak itu menancap ditanah tempatnya berpijak.

Tap.

Naruto kembali mendarat dan berdiri dimana posisinya saat ini jauh dari Riser, dan memandang siapa yang menghujaninya dengan kedua jenis serangan berbeda itu.

Tap Tap Tap

Wuss Wuss Wuss

Dihadapan Naruto, tampak lima orang shinobi dan lima orang sorcerer yang tampak memandang Naruto marah. Kesepuluh orang pengguna itu adalah murid yang tadi ada di pinggiran arena ini. dengan kata lain, mereka yang juga tak suka dengan Naruto.

"kalian juga ingin mati rupanya.." Naruto berkata datar pada kesepuluh orang itu.

Kesepuluh orang itu hanya menatap marah Naruto. tanpa banyak bicara, lima shinobi itu kembali berlari kearah Naruto dengan melemparkan sebuah kunai mereka masing-masing..

(Kunai Kagebunshin no Jutsu)!

Lima kunai yang mengarah kepada Naruto berubah menjadi puluhan yang meluncur dengan cepat kearah Naruto.

Wuss! wuss! wuss!

Sret! Sret!

Tak mau tubuhnya terluka tertusuk puluhan kunai itu, Naruto menghindarinya dengan kecepatannya yang lebih unggul.

Trank! Trank! Trank!

Sementara menghindari kunai itu, beberapa kunai sisanya ditangkis dengan senjata Naruto. kemudian melompat kesamping berusaha mengobservasi lawannya.

Sring!

Blarr!

Benar saja, ketika Naruto baru mendarat ditempatnya muncul linkaran sihir yang berada dibawahnya dan meledak seketika oleh serangan jarak jauh milik lima sorcerer. Namun sayang, ledakan itu tak mengenai sasarannya karena Naruto kembali melesat maju kearah lima shinobi yang juga merengsek maju kearahnya.

"heyaa!"

Para shinobi berteriak seakan memberikan semangat pada diri mereka sendiri dan berusaha menyerang Naruto dengan taijutsu dan kunai yang mereka bawa.

Seperti slow motion, ketika jarak antara Naruto dan kelima Shinobi itu tersisa 2 meter, Naruto kembali mengaktifkan tehniknya..

[Ittou Shura]

Blarr! Sring!

"a-apa!" para shinobi itu kaget ketika tanah tempat Naruto berlari sebelumnya hancur diiringi hilangnya Naruto dari pandangan mereka.

Slow motion tampak mereka rasakan ketika hawa membunuh terasa dari belakang mereka para shinobi yang saat ini berhenti dan mencari keberadaan Naruto. dimana mereka dapat merasakan killing intens dari seorang dibelakang mereka.

[Line Drive]

Sring!

Crass! Crass! Crass! Crass! Crass!

"ARRGG!"

Kelima orang shinobi itu hanya dapat membelalakan mata mereka ketika merasakan sebuah serangan satu arah atau satu tusukan dengan kecepatan tinggi yang tak terlihat oleh mata dari belakang mereka. yang membuat semua tubuh mereka mendapat sabuah serangan yang mengakibatkan tersayat-sayat dan diakhiri dengan mereka yang terpelanting keudara kedua arah.

Seperti air yang dibelah dua dengan sebuah tusukan berkekuatan penuh.

Dan mereka dapat melihat seorang yang tadi dibelakang mereka, saat ini berpindah didepan mereka yang tak lain adalah Naruto. sebelum mereka menutup mata mereka dengan keadaan sekarat.

Sring! Sring! Sring!

[Light Spear]!

Wuss! Wuss! Wuss!

Beberapa detik Naruto menghirup nafas setelah aksi sadisnya, dia dibuat terkejut dengan tiga buah tombak cahaya milik tiga sorcerer dimana setiap didepan telapak tangan sorcerer itu ada lingkaran sihir yang mengeluarkan tombak cahaya itu yang kini melesat cepat kearah Naruto.

Sring!

Jleb! Jleb! Jleb!

Hanya butuh sedikit gerakan bagi naruto yang saat ini dalam mode [Ittou Shura] untuk menghindari tombak cahaya itu dan menancap di tanah.

"Heya!"

Sepersekian detik insting bertarungnya merasakan bahaya dari arah belakangnya. Yang benar saja, kedua orang sorcerer sisanya muncul dengan berteriak dari belakangnya sambil mengarahkan pukulan berlapis sihir yang terbukti dari tangannya yang dilapisi aura biru muda.

Namun dengan mudah dapat dihindari oleh Naruto dengan memutar tubuhnya menghadap kedua sorcerer itu lalu menangkap kedua pergelangan tangan kedua sorcerer itu dan melmparkannya jauh kearah ketiga sorcerer sebelumnya hingga mereka saling bertabrakan.

Bruk!

Kelima sorcerer yang saling bertabrakan itu terpental karena kuatnya lemparan Naruto yang masih dalam mode tehniknya.

'hah.. hah.. kuso,.. tubuhku mulai merasakan efeknya.' Batin Naruto yang saat ini tampak kelelahan dengan Nafas yang sedikit tersengal. Tehnik mode'nya saat ini telah hilang.

(katon: Gokkakyu no Jutsu)!

Wuss!

Blarr!

Baru saja Naruto mengistirahatkan tubuhnya beberapa detik, muncul bola api besar dari belakangnya yang melesat cepat kearahnya dan meledak menghancurkan tanah tempatnya berpijak tadi. Karena saat ini Naruto telah melompat ke samping dengan melihat kearah asal serangan.

Ternyata sosok Uchiha Sasuke yang berdiri dibelakangnya tadi beberapa meter yang baru ikut andil dalam pertarungan ini ketika tubuhnya mulai kelelahan.

"kau sudah sampai batasmu ya.. sayang sekali, aku akan membunuhmu sekarang." Ucap Sasuke datar.

"tampaknya kau yakin sekali Uchiha.." balas Naruto yang tak kalah datar dari Sasuke.

Syutt!

Jlebb! Jlebb!

Insting Naruto kembali berteriak ketika merasakan serangan dari belakannya yang saat ini menghadap Sasuke. Ternyata dua buah Rantai Chakra yang melesat kearahnya berusaha menusuknya dari belakang, namun kembali Naruto melompat kesamping lumayan jauh demi menjaga jarak dari kedua sisi. Hingga kedua Ranti itu menancap di tanah tempatnya berdiri tadi.

"sial.. (Chain)'ku tak mengenainya.." ternyata Menma'lah yang tadi menyerang Naruto. karena terlihat Rantai chakra yang menancap itu terhubung dengan punggung menma yang saat ini berjalan santai kearah Sasuke. Tampak kedua Rantai chakra itu kembali kebelakang punggung Menma dan berkumpul dengan sebuah Rantai chakra lainnya. Berarti ada 3 Rantai chakra yang dikendalikan Menma saat ini.

"apa kau sudah menyelesaikan tugasmu dobe?.." ucap Sasuke pada menma tanpa melepas tatapan datarnya pada Naruto yang ada di hadapannya saat ini.

"yah,..aku telah membawa tubuh ayam panggang itu dan shinobi lain yang terluka kepada Kaguya untuk dipindahkan keruang UKS untuk disembuhkan oleh Medic disana.." balas Menma.

Tap Tap Tap Tap Tap

Lima orang sorcerer yang menyerang Naruto tadi kembali muncul dibelakang kedua shinobi itu. dengan tombak cahaya ditangan mereka.

"kami akan membantumu Uzumaki-san, Uchiha-san.." salah satu sorcerer itu berkata.

"hm.." balas Sasuke"

"yosh!.. kita bunuh dia. Walaupun kita berduaa saja sebenarnya sudah cukup untuk mengalahkannya teme!.."

"biarkan saja dobe.. mereka akan menjadi tameng untuk kita.." balas Sasuke pelan hingga hanya didengar oleh Menma.

"haha.. kau pandai juga teme.."

.

Naruto POV

Mereka berusaha bersatu untuk mengalahkanku. Tidak, aku yakin si Uchiha itu punya rencana lain terhadap para sorcerer itu. dan yang ku lihat saat ini, Kaguya-kaichou dan Rossweis-san taka da ditempatnya. Aku yakin mereka berdua membawa si Phoenix itu dan lainnya ke ruang pemulihan.

Dan hanya tersisa Hinata, Miyuki dan Akeno yang menyaksikan. Sedangkan Sitri-san dan sepuluh shinobi san sorcerer yang tersisa sedang menjaga Kekkai diluar sana. Tapi kenapa dengan Miyuki?, dari tadi dia hanya diam tak bersuara. Tatapannya kenapa berbeda sejak saat di dalam ruang sidang dari tatapannya waktu itu. Apa yang dia pikirkan sebenarnya.

Eren juga tampak disana. Aku tak tau apa yang dipikirkannya saat ini. dia hanya diam, berbeda saat didalam ruang tadi. Padahal dia ada disudut itu setelah aku sampai disini sejak awal. Dia hanya menatapku bagaikan takut saat ini. Ntahlah.

Tapi aku harus focus untuk saat ini. pertarunganku belum selesai.

Tapi apa yang harus kulakukan saat ini. jika aku menggunakannya sekali lagi, tubuhku memang masih mampu bertahan. Tapi jika musuh yang datang semakin banyak, aku tak akan bisa bergerak lagi karena efek [Ittou Shura] yang digunakan berkali-kali.

Terpaksa aku harus menggunakannya..

Aku memejamkan kedua kelopak mataku berusaha berkonsentrasi dan membukanya setelah sekian detik. Menggunakan kesempatan terakhirku sebelum menggunakan [Ittou Shura] sekali lagi.

"baiklah.." gumam diriku sendiri.

Crass!

Aku menggores sedikit ibu jari tangan kananku. Dan mengoleskan darah di ibu jari tanganku ke telapak tangan kiriku horizontal setelah sebelumnya Tantou milikku kutancapkan ditanah dekat kaki kiriku.

Aku menyatukan kepalan tangan kananku dengan telapak tangan kiriku yang terolesi darahku. Menggunakan 'Blood seal' khusus milikku sendiri. Dan berkonsentrasi..

Aku yang memiliki keterbatasan

Aku yang tak memiliki apapun selain jiwa dan ragaku

Dengan jiwa dan ragaku, kupersembahkan padamu

Aku memanggilmu wahai sang dewi yang tersegel

Muncullah dan tunjukkan wujudmu!

"muncullah wahai kau sang cahaya!.." aku melafalkan mantra pemanggilku dengan lantang diakhir kalimat.

[Saber]!

Sring!

Aku meneriakkannya dan muncul sebuah lingkaran sihir besar yang bercahaya, berlambang sebuah sayap malaikat putih yang muncul diantara kedua tanganku. Aku memisahkan kedua tanganku yang menyatu secara perlahan. Dan bersamaan dengan itu, muncullah sebuah gagang pedang yang panjang dan terus kutarik tanpan menyentuhnya. Hingga memunculkan sebuah Great Sword yang melayang didepanku horizontal.

Hingga ku gengganm gagangnya yang cukup untuk dua tangn itu dengan tangan kiriku.

Jleb!

Aku menancapkannya ditanah tepat didepanku. Dimana wujud pedang itu memeiliki diameter sekitar 30 cm dan panjang kseluruhan hampir menyamai dengan tinggi ku. Kedua bilah tajamnya tertutup sebuah kain putih panjang yang melilitinya hingga keujung antara gagang dan bilahnya.

Naruto POV END.

.

"a-apa!.. dia memiliki pedang sebesar itu!.." Menma tampak terbelalak ketika sejak awal Naruto memunculkan lingkaran sihir dan kemunculan Great Sword yang tak ukurannya gila itu!.

Sama halnya dengan semua orang yang ada di dalam gedung E itu. tampak terbelalak tak percaya dengan penglihatan mereka. Pedang yang ditutupi kain itu memiliki ukuran yang tak wajar.

Bahkan Eren, Miyuki tampak kagum dengan pedang yang dimiliki Naruto.

Sasuke tampak mengaktifkan (Sharingan) tiga tomoe miliknya. Wajahnya mengeras melihat pedang itu.

"pedang yang terkesan biasa yang muncul dari lingkaran Magic unik. Yang bahkan si pemanggil tak memiliki [Mana] dalam tubuhnya.. kau memang menarik Naruto-san" ucap Arthur yang daritadi hanya diam, dan kini tampak semakin terkejut dengan Naruto.

"ara~ara~.. dia memang calon suami yang pantas.. fu~fu~" lain halnya dengan Akeno yang tampak semakin tergoda dengan Naruto yang penuh kejutan itu. membuat Miyuki yang mendengarnya melotot tak suka kearah Akeno yang hanya tersenyum menggoda membalas pelototan Miyuki.

.

"jangan takut!.. ayo serang!.." Menma yang berteriak langsung memberikan intruksi pada para sorcerer yang sempat mundur beberapa langkah karena terkejut. Membuat kelima sorcerer itu berlari menerjang Naruto.

"tunjukkan kekuatanmu, 'Saber'!.."

Sleb!

Naruto menggenggam Saber dengan tangan kirinya dan memposisikannnya lurus kedepan. Seakan menantang kelima sorcerer yang merengsek maju itu.

Syutt!

Srett!

Seorang sorcerer paling depan melempar tombak cahayanya kearah kepala Naruto, namun dengan mudah Naruto memiringkan kepalanya hingga hanya mengenai udara kosong.

Syutt!

Trank!

Kembali sorcerer kedua melempar tombak cahayanya dan ditangkis dengan mudah dengan sisi lebar dari Saber.

Duagh! Syutt!

Jleb!

"arrgg!"

Tak mau tinggal diam, Naruto mengaitkan kaki kirinya yang masih memakai sepatu itu kepada tantou yang menancap ditanah disebelah kaki kirinya itu dan menendang gagangnya dengan kekuatan penuh hingga meluncur tepat kearah sorcerer pertama yang memang paling depan. Dan menancap tepat di tenagah perutnya hingga ujung antara gagang dan bilahnya. Membuat sorcerer itu berteriak kesakitan dan tumbang.

Tap Tap Tap

Naruto berjalan santai dengan Saber yang diseret di tangan kirinya menuju 4 sorcerer yang tersisa yang berlari kearahnya.

"heayaa!"

Sring! Syutt! Syutt! Syutt!

Sorcerer kedua tampak melompat sambil menciptakan tiga lingkaran sihir didepannya. Dan muncul tiga tombak cahaya yang melesat kearah Naruto.

Trank! Trank! Trank!

Ketiga tombak cahaya itu terpental kesegala arah ketika Naruto mengayunkan Saber untuk menangkis tombak cahaya itu dengan mudah. Bahkan seperti tak berpengaruh dengan ukurannya yang besar itu. karena jika dilihat dari jauh saja sudah terlihat sangat berat.

Trank! Pyarr!

Sorcerer ketiga tampak sampai didepan Naruto yang berjalan, mengayunkan tombak cahayanya secara vertical kearah kepala Naruto. namun dengan mudah naruto mengangkat Saber horizontal diatas kepalanya. Membuat kedua benda takam itu berbenturan. Namun tombak cahaya itu langsung pecah menjadi partikel cahaya kembali.

Duagh!

"choug!.."

Dengan cepat Naruto menggunakan ujung gagang Saber untuk menyerang ulu hati sorcerer itu hingga memuntahkan darah.

Srett! Duagh!

Blarr!

Tak memberi ampun, Naruto kembali dengan cepat memberikan tendangan berputar kearah kepala sorcerer yang sedang kesakitan itu dengan tumit kakinya. Membuat sorcerer itu melucur jauh kearah kiri Naruto dan menabrak dinding pembatas penonton hingga tak sadarkan diri.

Wush! Duagh!

Tak hanya itu, bersamaan dengan penyerangan sorcerer ketiga tadi, muncul sorcerer keempat dari depannya yang berusaha menusuk Naruto dengan tombak cahanyanya. Namun dalam posisi yang baru stabil setelah melakukan tendangan berputar tadi, Naruto yang posisinya masih memungguni sorcerer keempat itu menggunakan ujung bilah tajam Saber yang posisinya terbalik, atau gaya memegang senjata khas Naruto untuk menusuk tepat diperut sorcerer itu. namun tak menembus tubuhnya, menancap saja tidak. Seperti sebuah pedang runcing terlilit kain yang tak memberikan luka fisik pada musuhya.

"Cought!.."

Duagh!

Blarr!

Sorcerer itu tak diberi ampun. Walaupun mmuntahkan darah segar dari mulutnya akibat serangan ujung lancip saber yang melukai organ dalamnya, Naruto melakukan tendangan salto kebelakang tepat mengenai kepala sang korban hingga membentur tanah dibawahnya dan membuat ledakan kecil. Sorcerer itu tak sadarkan diri seketika.

Swush!

Tap!

Setelah penyerangan itu, Naruto melompat kedepan satu meter dan mendarat sempurna.

Swush! Duagh!

Namun, baru saja Naruto mendarat dengan mulus. Sebuah sabetan tombak cahaya yang mengarah kekepalanya. Namun bersamaan dengan itu, Naruto telah membaca gerakan sorcerer ke lima itu dan memghindarinya dengan melakukan sikap kayang. Lalu bersamaan dengan itu, Naruto mengayunkan Saber horizontal kearah perut sang sorcerer itu.

"Chough!.."

Wuss!

Blarr!

Sorcerer itu langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya, bersamaan dengan ayunan pedang Naruto yang masih berputar searah jarum jam itu, dia melempar tubuh sorcerer itu kearah depan dan menabrak sorcerer kedua yang baru saja ingin menyerang. Dan membuat kedua tubuh itu meluncur cepat kearah tembok dibelakang Sasuke dan Menma yang tampak terbelalak seperti hampir copot kedua bola mata mereka ketika kedua tubuh sorcerer itu melewati samping kanan kiri mereka berdua.

.

"lambat.." Naruto berhenti bergerak ketika semua sorcerer itu telah tak sadarkan diri. Dan ucapan dinginnya yang menusuk itu membangunkan Sasuke dan Menma dari keterkejutannya.

Membuat mereka berdua tampak memandang marah kearah Naruto.

"kau!.. Teme!, kita habisi dia bersamaan!.."

"hm.."

Kedua shinobi itu yang berjarak sekitar sepuluh meter dari Naruto, bersamaan mebuat Heandseal.

(Katon: Ryuuka no Jutsu)

(Fuuton: Atsugai)!

Wuss! grrooaarr!

Sasuke dan Menma yang telah menyelesaikan Heandseal'nya mengeluarkan jutsu mereka dengan intensitas besar. dimana kedua jutsu tingkat B itu menyatu menjadi sebuah Naga api raksasa seukuran sepuluh meter dengan pisau angina diseluruh inci tubuh Naga api itu. melesat dengan kecepatan penuh ditambah Wind element yang membuatnya semakin cepat. Melesat kearah Naruto.

"mati kau sampah!.. hahaha!.." berteriak bengis ketika jutsu yang bersatu menjadi jutsu tingkat A itu melesat kearah Naruto.

Sasuke hanya menatap serius dengan Sharingan'nya yang masih aktif.

.

Sringg!

"NARUTO!" / "Naru-nii!"

Semua orang yang tersisnya disekitar Arena itu tampak berteriak memanggil nama Naruto yang saat ini menjadi sasarang naga api angin raksasa itu.

Bahkan Hinata tampak meneteskan airmatanya saat dalam keadaan slow motion setiap orang disana menghilang ditelan lingkaran sihir Teleport Akeno. dangan semua orang disana diteleport paksa oleh Akeno yang menciptakan lingkaran sihir raksasa untuk Hinata, Miyuki, Eren, Arthur dan korban sorcerer lainnya yang dibawa sebelumnya oleh Arthur dengan kecepatannya kearah mereka berlima.

.

.

Naruto hanya menatap datar Naga api angin pemotong itu. memposisikan tubuhnya dimana kedua kakinya membuat kuda-kuda. Tangan kirinya menggenggam gagang Saber terbalik seperti biasanya, erat. Dan tangan kanannya menggengang gagang sisanya biasa. Memposisikan pedangnya disebelah kiri tubuhnya yang merendah karena kuda-kudanya.

Berkonsentrasi penuh..

'ku pinjam kekuatanmu, Saber..' batin Naruto.

[Saber art: Parrying]!

Saber mengeluarkan pendar cahaya putih yang perlahan semakin terang. Naruto memutar tubuhnya bersamaan dengan ayunan pedang besar Saber miliknya yang dimana bilah tajamnya berada dibawah dan gaganngnya diatas digenggam dengan kedua tangannya yang dimana posisi pedang besar itu disebelah kiri tubuhnya seperti biasa. Berputar sebanyak dua kali. dan mengarahkan sisi lebar Saber yang bercahaya itu didepan nya..

Dan dengan keras, Naruto menancapkannya ditanah dengan gagangnya yang masih dia genggam degan kedua tangannya.

Sring! Wuss! Grroarr!

BLAAAARRRRRRR!..

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Sekian menit berlalu. Academi Hagun yang sebelumnya tampak tenang, berubah mengalami getaran hebat yang berasal dari gedung E sebelumnya. Bahkan saat ini gedung E yang sebelumnya tampak rapid an indah dari luar, kini terlihat debu dan asap mengepul membumbung tinggi menutupi area itu. ntah bagaimana keadaan gedung dan seisinya itu saat ini.

Bahkan semua penghuni Academi Hagun tampak keluar dari kelas mereka semua yang awalnya jam pelajaran masih belangsung. Kini ramai disaksikan banyak orang.

Sring!

Muncul lingkaran sihir besar didekat kepulan asap tebal itu. dari lingkaran sihir itu muncul yang tak lain adalah Akeno, Rossweiss, Hinata, Miyuki, Eren, Arthur dan lima orang sorcerer yang tak sadarkan diri.

Dimana Hinata tampak terduduk dengan airmata yang masih mengalir dipipinya. Tak hanya itu, Miyuki yang bahkan sebelumnya bersikap dingin pada Naruto tampak menatap kosong pada gumpalan asap tebal dihadapanya saat ini.

Pikiran semua orang yang sebelumnya menyaksikan pertaruangan itu campur aduk. Bahkan ekspresi menggoda Akeno tak terlihat lagi. Dia menatap sedih pada Miyuki dan Hinata yang terlihat terpukul itu.

Rossweiss tampak menundukkan Wajahnya hingga membuat ekspresinya tak terlihat.

Namun berbeda dengan Eren yang tampak marah. Dan Arthur yang menatap serius gumpalan asap itu.

"NARUTOO!.. aku tau kau tak selemah itu!.. tunjukkan dirimu bodoh!. Sia-sia aku memperhatikanmu selama ini!.. aku salut denganmu yang selalu rendah hati itu. yang selalu tenang dalam hinaan tentang dirimu. Woii! Naruto!.." Eren tampak berteriak kearah gumpalan asap itu. hingga menggema diarea academi. Suaranya bahkan seperti hampir membuat pita suaranya putus. Namun ekspresi marahnya berbanding terbalik dengan air mata yang tampak menetes.

Entah apa yang dia rasakan. Marah bercampur sedih. Dia tau Naruto tak selemah itu. bahkan pertarungan tadi tak sampai kekuatan penuh dari pemuda beriris blue shapire itu. bahkan dia pernah melihat Naruto menghancurkan sebuah batu besar didekat hutan dipagi hari ketika dia berlatih pagi. Tak sengaja bertemu dengan Naruto dan mengikutinya. Dan dari penglihatannya, Naruto bahkan menghancurkan batu besar itu dengan satu pukulan. Dan gerakannya yang cepat itu membuatnya terkesan.

Tak mungkin Naruto mati semudah ini!. batin Eren.

Selang beberapa menit. Keheningan terjadi diantara mereka. Para murid mulai berdatangan mendekat kearah mereka. Asap mulai menipis dan sedikit menampakkan pemandangan gedung E yang rusak parah dari bayangan-bayangan yang terlihat.

"kau.. berisik Eren.."

Deg!

Detak jantung siapapun yang ada diarea gedung E itu seperti merasakan detak jantungya berhenti berdetak sementara. Dengan tubuh mereka yang tiba-tiba kaku karena mendengar sebuah suara dari kepulan asap yang mulai menghilang itu.

Bahkan Hinata yang tadi menangis sesenggukan tiba-tiba menghentikan tangisnya dan mendongak menatap kearah gedung E yang mulai tampak sedikit demi sedikit itu.

Begitupun Miyuki yang langsung membola kan matanya karena melihat siluet yang berdiri di balik kepulan asap yang mulai menghilang itu.

Bahkan semua orang yang saat ini ada di dekat gedung E itu tampak membola kan mata mereka menatap tak percaya dengan apa yang mereka saksikan saat ini.

Kepulan asap dan debu itu menghilang sepenuhnya.

Dan terlihat sosok manusia yang berdiri tegak dengan tangan kirinya menggenggam Great Sword setinggi tubuhnya itu yang dipanggul di bahu kirinya. Menatap datar mereka semua.

Surai pirangnya tampak bergoyang karena hembusan angina lembut. Cahaya matahari tampak menyinari wajah tampan pemuda itu yang berada diantara puing-puing bangunan gedung E itu..

Wajah bahagia tampak diraut beberapa orang. Tak terkecuali Hinata, Miyuki, Akeno dan Rossweiss.

"Naruto!/Naru-nii!"

.

.

.

.

To be continue..


.

A/N: mm. kyo lagi no koment deh.. tapi kyo pastiin chap depan alur kyo agak cepetin dan kekuatan Naruto akan semakin terlihat. Karena di chap ini udah terlihat sih. Dan yang pasti Naruto itu kuat. Kyo juga gak suka lah kalo Naruto lemah. Hehe.

Glosarium:

1. Great sword Saber: pedang berukuran lebar sekitar 30 cm, bermata dua lancip diujung, panjang keseluruhan 175 cm. dengan gagang panjang seukuran 3 genggaman tangan Naruto. dililit kain putih diseluruh bilah tajamnya.

Seperti biasa, jika para reader-san berkenan ingin melihat image yang berhubungan dengan fict kyo ini, senpai-senpai sekalian dapat meliahatnya di album fb kyo. Dengan nama fb kyo adalah..

Kyoigneel

Image persis dengan image di akun kyo ini. dan yang mau jadi teman di FB juga boleh kok.. special thank's for all my reader and all my author-senpai.. :D

Sejujurnya sih, kyo suka bikin para readers penasaran, jengkel, marah dan lain-lain ke kyo. Bukan dalam hal negative si, tapi karena bagi kyo, dengan kalian begitu berarti kalian menunjukkan rasa ketertarikan dalam fict ini. rasa penasaran, menunggu dll. Yang jelas si itu pendapat kyo pribadi dalam hal positiv.

Tapi pasti kyo gk bakal ngecewain kalian kok. Itu cuma alur yang udah Kyo setting sedemikian rupa.

Jadi kyo mohon maaf untuk yang tersakiti karena fict kyo ini.

Dan jujur, kyo gak ada rasa benci dan lain-lain kok ke kalian semua. Hehe.

Thanks buat semua dukungannya.

Maaf buat semua yang review belom kyo balas satu persatu. Hehe. Tapi kyo sangat berterima kasih kepada kalian.

Dan jika kalian berkenan, silahkan tinggalkan jejak berupa Review. Karna itu akan sangat membantu semangat dan menulis kyo

.

Chapter 6: First Quest..