World
Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan bukan milik kyo.
Rate : M
Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca!, dll.
Pair: Naruto x..
Genre : Action, adventure, fantasi
Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, pemuda yang masuk diacademi dengan tujuannya, namun dengan keterbatasannya membuatnya hanya dipandang sebelah mata.
.
Chapter 7: Wood village..
.
.
.
Academi Hagun
.
"hah.. aku bosan,. Kenapa sih Naruto itu tidak mengajak kita menyelesaikan Quest bersamanya. Aku ingin keluar mencari suasana baru.." gerutu seorang pemuda bersurai hitam beriris hijau.
Yang saat ini dia sedang ada di belakang gedung B yang dimana terdapat padang rumput dan sebuah kolam yang lumayan luas. Pemuda itu tampak tiduran dirumputan itu dengan kedua tangannya sebagai bantalan menatap langit.
"mm,. tenanglah Eren-san. Pasti Naruto-kun punya alasan kenapa tak mengajak kita. Karena ya-yang ku tau tadi pagi dari Naruo-kun, Questnya adalah rank S. jadi mungkin sangat berbahaya untuk kita." Seorang gadis beriris amethyst bersyrai indigo disampingnya tempak menenangkan Eren.
"aku tak suka jika dia seperti ini. sama saja dia meremehkanku,.. awas saja dia jika kembali nanti." Ucap Ellen tak suka.
"memangnya kau pernah keluar kota ini Eren-san?,.. hi-hingga kau yakin seperti itu ingit ikut." Tanya Hinata yang saat ini duduk dengan memakan roti ditangan kanannya memandang heran Eren.
"apa maksutmu Hinata?,. aku bahkan pernah pergi dari tempat yang paling jauh sekalipun!.." ucap Eren bangga dan duduk dari tidurannya tadi. Lalu sekian detik, bola mata Eren tampak melotot dan memalingkan wajahnya kearah lain untuk menghindari tatapan dari Hinata.
'gawat!,.. Aku mengatakannya. Sial!, sial!,.' batin Eren ketika dia baru ingat sesuatu. Keringat tampak mengalir dari dahinya.
"mmm,.. memangnya kau pernah kemana Eren-san?.. bukannya kau bilang sebelumnya jika kau tidak pernah keluar benteng?.." Tanya Hinata.
Karena seingat Hinata, Eren pernah mengatakan itu ketika dimana hari saat Naruto tak sadarkan diri waktu itu. mereka berdua berbincang dikamar pasien Naruto bersama dengan pemuda pirang itu yang masih belum sadar. Eren pernah bilang jika dia tak pernah keluar jauh dari benteng. Karena dia tak mau mati muda.
Padahal waktu itu Hinata bercerita jika dia sering keluar kota ini kerumahnya di dekat perbatasan kerajaan Vermilion. Selain dari itu, dia tak pernah. Palingan hanya Quest rank A yang sering Hinata lakukan untuk menambah poin. Dan Eren bilang waktu itu dia kagum dengan Hinata karena berani keluar masuk kota dengan jarak yang lumayan jauh itu.
"a- aaa,. Ii-iya Hi-hinata,. Aku pernah sekali keluar jauh.. hehe.. maaf Hinata." Ucap Eren gugup.
"i-iya tidak apa-apa kok. Lagipula memang murid yang ada disini berasal dari berbagai daerah dilluar sana.. jadi aku tak heran jika banyak yang keluar masuk kota ini.." Hinata tersenyum memaklumi.
"yah, seperti itulah Hinata.. dunia ini begitu kejam. Kita harus bertahan hidup dengan ketakutan para raksasa diluar sana yang bisa menyerang kapan saja." Eren tampak berpikir dengan tatapan dinginnya menatap air di kolam besar dibawahnya itu.
Hinata hanya menatap Eren seakan mengerti apa yang temannya itu rasakan saat ini. dia juga pernah mengalami penyerangan oleh para raksasa itu. naga, monster seakan taka sing lagi untuknya. Dia bisa mengerti persaan Eren yang ingin memusnahkan para raksasa itu. karena terlihat dari tatapan dingin Eren itu.
"mm.. Eren-san, daripada kita menunggu Naruto-kun kembali,. Lebih baik kita juga mengambil Quest yang dekat-dekat sini.. setidaknya rank A tak masalah untuk kita kerjakan berdua. Bagaimana?.." usul Hinata. Karena daripada Eren terus terlarut dalam pikirannya yang ntah Hinata tak mengerti, dan juga sambil menunggu kedatangan Naruto yang mungkin memakan waktu beberapa hari.
"ha?. Benar juga Hinata, baiklah ayo kita ambil Quest.." ucap Eren semangat dan berdiri dari tempatnya. Membuat Hinata tersenyum melihat mod Eren yang mulai kembali.
Hinata hanya membalas Eren dengan anggukan dan senyumannya, lalu ikut berdiri disamping kiri pemuda itu..
"kalian mau kemana?.. Hinata.."
Pendengaran Eren dan Hinata mendengar suara seseorang dari belakang mereka yang saat ini baru berjalan beberapa langkah menuju gedung A. membuat kedua orang itu memutar tubuhnya menghadap siapa pemilik suara berat khas laki-laki itu.
Eren tampak menajamkan matanya ketika menatap pria yang berjalan seorang diri beberapa meter didepannya itu.
'dia?!. Siapa dia.. auranya sangat kuat..' batin Eren melihat laki-laki yang memiliki ciri-ciri bersurai merah dengan rambut panjang yang poninya menutupi satu mata kanannya.
Dari pakaiannya dia adalah murid di academi ini. atribut yang dipakainya juga terlihat adalah seorang shinobi dengan rank Silver terlihat dipundaknya.
"siapa kau!?.. apa kau mencari Hinata?.." Tanya Eren yang saat ini terlihat waspada. Karena dari auranya terlihat jika orang didepannya itu terlihat kuat.
"E-eren-san te-.."
"tenanglah Hinata. Aku yang akan menjagamu sementara ini karena Naruto yang tak ada disini.." ucap Eren memotong perkataan Hinata yang terlihat cemas.
"kau, memang memiliki keberanian.. jaeger-san.. tak apa jika sedikit bermain denganmu disini.." ucap pemuda itu yang sedikit mematahkan lehernya kekanan dan kekiri seperti melakukan peregangan sebelum bertarung.
"E-eren-san!-.."
Kau cukup melihat saja Hinata. Aku yang maju.." ucap Eren kembali memotong perkataan Hinata kembali dan berjalan maju ke arah pemuda bersurai merah itu.
"heh.. kulihat seberapa kemampuanmu.." ucap pemuda itu yang saat ini mengaktifkan Ring'nya.
Boff!
Dan muncul asap kecil dan bersamaan dengan itu muncul kunai di tangan kirinya. dari raut wajahnya, terlihat datar.
'dia, seorang shinobi yang sepertinya memiliki masalah dengan Hinata. Hingga membuatnya tak segan melawanku untuk mendapatkan Hinata. Tak akan ku biarkan Hinata kenapa-napa sampai Naruto datang..' batin Eren menatap tajam pemuda itu sambil mengaktifkan Ringnya dan bergumam sesuatu..
([3D Maneuver Gear])!
Sring!
Muncullah sepasang Unit Control di kedua genggaman Eren yang terhubung dangan sepasang Black Box ,benda persegi panjang disisi pinggang kanan kirinya. Sepasang tabung gas juga terlihat diatas black box.
Di pinggang belakangnya juga terdapat sesuatu yang disebut Spesial Unit yang berbentuk lingkaran terpisah. tapi yang jelas semua benda itu saling terhubung dan memiliki fungsi masing-masing.
Ceklek! Sring!
"akan kutunjukkan padamu keahlianku.." ucap Eren datar sambil menancapkan kedua benda yang digenggamnya menyilang ke sepasang ujung lempengan tajam di benda persegi panjang di sisinya itu yang ternyata adalah tempat menyimpan lempengan logam baja yang dipasang disebuah benda yang digenggamnya hingga menjadi pedang.
Dua pedang digenggaman Eren.
'apa itu?,. aku tak pernah melihat alat itu dimanapun.' Batin pemuda bersurai merah dengan kelopak mata tertutup di kirinya itu.
"terkejut, heh?.. kau akan lebih terkejut dari ini.." ucap Eren datar yang mendapat respon heran dari pria bersurai merah yang sejak awal memejamkan matanya itu.
"tunjukkan padaku keahlianmu itu.. jaeger-san" ucap pemuda bersurai merah itu yang siap dengan kunai ditangan kirinya dipegang terbalik khas seorang shinobi.
Swuss! Swuss!
Kedua orang berbeda Ras itu saling merengsek maju. Saling mengikis jarak diantara mereka berdua dengan senjata di genggaman mereka yang siap dihunuskan.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
Ruang kepala sekolah
.
"ne tsuma,. Apa kau tak berlebihan memberikan hukuman itu pada kesalahan yang bukan dia perbuat?.." Tanya seorang pria bersurai putih panjang yang mencuat. Yang saat ini sedang tiduran dengan memejamkan matanya.
"tidak,. Jika kau saja bisa percaya padanya karena kemampuannya, aku juga bisa percaya padanya.." jawab wanita cantik bersurai pirang yang masih dengan aktifitas mainstreamnya saat ini. bertarung sengit dengan pasukan dokumen kertas di mejanya.
"kau tau? itu telalu mahal untuk murid seperti dia. Apalagi dia bukan berasal dari keluarga bangsawan.. kenapa kau malah membiarkannya berurusan dengan Ellen?.." Tanya pria bersurai putih itu lagi. Yang tak lain adalah Jiraiya.
"aku tau jika Ellen akan memantu Naruto. maka dari itu aku membiarkannya mendapatkan hukuman itu. lagipula aku percaya jika Ellen mampu mengontrol Naruto. jika apa yang kau katakan tentang Naruto itu benar, anata." Jawab wanita cantik bersurai pirang yang sedang ngobrol dengan Jiraiya yang mulai tampak berpikir.
"kenapa kau menjadi peduli dengannya sejak dua hari lalu?,. apa karena dia telah menunjukkan sedikit kemampuannya itu hingga membuatmu mengakuinya.." Tanya Jiraiya yang telah membuka kelopak matanya dan menatap istrinya yang tak lain adalah Tsunade.
"tidak, Anata.. aku hanya baru tersadar dari kesalahanku. Apalagi aku yang baru ingat karena ucapanmu itu. walaupun sudah sangat lama anak kita tiada,. membuatku menjadi wanita seperti yang tau skarang ini.. terobsesi dengan mereka yang kuat.. hiks,. Hiks." Tsunade yang menyesal. Tangisnya tak dapat dia tahan lagi karena ingatannya tentang anaknya yang mirip dengan Naruto yang telah tiada puluhan tahun lalu.
"hah.. dasar,. Tenanglah tsuma. Lebih baik kita melakukan yang terbaik.." Jiraiya yang sudah berada di samping Tsunade menenagkan istrinya itu.
"hiks.. ba-baiklah, anata.."
Kriet!
"khu..khu..khu.. sepertinya aku masuk disaat yang salah, ne jira-chan~.."
Pintu yang tiba-tiba terbuka itu menampakkan sosok pria bersurai lurus hitam berkulit pucat. Orochimaru.
"DIAM KAU DASAR KELAINAN!.." jengkel jiraiya dengan gajenya menunjuk-nunjuk Orochimaru yang baru masuk ke ruangan itu.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
"hoi, teme.. bagaimana sekarang?,. apa rencanamu untuk si sampah yang sok itu?.." seorang pemuda bersurai hitam spike bergaris-garis seperti kumis kucing di pipinya itu bertanya pada seorang pemuda bersurai raven dihadapannya yang tiduran di sofa.
"tak ada.. kita hanya menungu saja apa yang akan terjadi kedepannya. Lagipula dia tak akan mengusik kita.. walaupun aku sangat ingit sekali melawannya dengan kekuatan penuh.." jawap pemuda bersurai hitam raven itu pada temannya yang saat ini duduk di sofa dihadapannya yang memandangnya jengkel.
"kau ini teme.. lambat laun pasti dia akan menjadi lawan kita di turnamen. Kita harus bisa menyingkirkannya sebelum dia ikut di turnamen itu.." keluh pria bersurai spike hitam yang tak lain adalah Menma. Menatap tajam Sasuke.
"biarlah.. aku ingin melawannya dengan semua kekuatanku di turnamen nanti.. termasuk dirimu, dobe." Ucap Sasuke disertai kelopak mata yang terbuka menampil Sharingan yang aktif, menatap Menma dengan seringainya.
"heh.. kau percaya diri sekali, teme.." balas Menma yang balik menatap tajam Sasuke.
"hm.." balas Sasuke.
Kriet
"kalian berdua terlalu yakin dengan kemampuan yang kalian miliki.."
Perhatian mereka berdua teralihkan karena suara berat khas seorang pria yang baru datang kedalam ruang bangsawan milik mereka berdua, yang ada di gedung D lantai 2. Atau bisa dibilang ini seperti sebuah ruang club. Seperti yang lainnya.
"apa maksutmu?!.. kau meremehkan kami hah!?.." Menma yang melihat seorang baru datang beriris amethyst itu emosi. Seakan orang itu menghina mereka berdua.
Sedangkan Sasuke hanya memandang tajam pria yang baru datang itu.
Di penglihatan Sasuke pemuda itu adalah seorang Shinobi dan terdapat lambang layang-layang di bahunya menandakan dia adalah kelas 3 dan memiliki rank Diamond di bahunya.
"tidak.. apa kalian tak heran, bagaimana orang seperti dia bisa lolos dari serangan kalian berdua. Padahal jika dipikirkan lebih teliti, dia tak memiliki tehnik (Shunsin) maupun [Teleport Circle] seperti kita kedua Ras.. apa kalian tak memikirkan itu?.." ucap pria bersurai biru muda itu yang saat ini memilih duduk di sebelah Menma.
"yah, aku sempat memikirkan itu.. ntah dengan, teme.. dia seperti tak terlalu peduli dengan si sampah itu lagi.." ucap jengkel Menma sambil melihat Sasuke yang kembali memutup matanya.
"benarkah?.. aku sepertinya aku tak sependapat denganmu Menma.. aku tau tipe Uchiha itu seperti apa.. mereka tak akan dengan mudah melupakan seseorang yang membuat mereka tertarik.." pria itu berkata sambil bersidekap dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dibelakangnya dan menutup kelopak matanya.
"kalian berdua sama saja.. tapi apa yang kau katakan memang benar.. dia hebat juga bisa mengalahkan si ayam panggang itu. dan sekarang merubah namanya menjadi ayam cincang.. hahaha!.." Menma tertawa di akhir kalimatnya.
"berisik.." ucap Sasuke yang memiringkan tidurnya membelakangi dua orang itu.
"diam kau teme!.."
"kalian tetap saja tak berubah.." ucap pria bersurai biru muda itu.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
Forest
.
Dihutan bagian tenggara dari kota Soul. Seekor Naga putih yang panjang terbang diatas hutan itu. tubuhnya meliuk-liuk indah dengan sisik putih bersih dan bulu yang telihat anggun di bagian lehernya itu. dua orang berbeda gender terlihat duduk diatas punggungnya. Karena ukurannya yang saat ini tidak sebesar sebelumnya ketika Naga ini baru dipanggil beberapa jam lalu.
"kenapa kau dari tadi diam saja, baka?.. kau mabuk terbang hah?.." gadis bersurai putih seindah awan yang duduk didepan itu berkata dengan nada sindiran. Mata rubinya melirik kebelakang melalalui ekor matanya pada seorang pemuda yang duduk tepat dibelakangnya dengan jarak beberapa inci saja.
"tidak apa-apa.. aku hanya masih heran denganmu. Bagaimana aku bisa percaya jika seorang gadis menjengkelkan sepertimu memliki Legend Dragon: White Shenlong seperti ini sejak lahir.." ucap pemuda bersurai pirang yang saat ini bersidekap sambil memprhatikan sekitar dengan tatapan datarnya seperti biasa.
"kau menghinaku ha?!, begini-begini aku istimewa tau.. aku memang mendapatkannya sejak aku baru dilahirkan. Aku mendapatkannya memang mulai dari Whish masih dalam bentuk telur.. aku tak bisa menjelaskan lebih detail, tapi intinya aku dan Wish tumbuh besar bersama." Gadis cantik bersurai putih yang tak lain adalah Ellen itu menceritakan kisahnya dengan bangga. Sedangkan Wish, nama dari naga legenda itu tampak tersenyum dengan moncong Naganya.
"aku tak bertanya.. aku hanya kagum dengan Naga legenda ini. aku tak menyangka jika dia akan menjadi Mount milikmu.." balas Naruto cuek.
"kau menjengkelkan dasar kepala duren!,.. lebih baik kau diam atau aku akan menurunkanmu disini!.." ucap Ellen emosi.
"silahkan, aku tetap bisa pergi sendiri.. lagipula aku tak pernah menyuruhmu ikut denganku.." balas Naruto datar.
"APA KAU BILANG HAH?!.. KAU-.."
"kurasa pertengkaran suami istrinya bisa kalian tunda dulu.."
"KAMI BUKAN SEPERTI YANG KAU PIKIRKAN WISH!.."
Ellen tak terima tuduhan Mount'nya itu dengan wajah memerah.
"hm.." Naruto menanggapi.
"KAU JUGA BAKA!, MENJAUHLAH DARIKU!.." ucap Ellen sambil mendorong-dorong Naruto kebelakang agar lebih jauh dari dirinya.
Sementara yang didorong, bergeser saja tidak. Tetap bersidekap dada sambil memantau keadaan sekitar.
"diamlah daging.. kita bisa jatuh." Ucap Naruto sambil memegang lengan Ellen yang mendorong-dorongnya itu dan meletakkannya di perut rata Ellen. Membuat posisi mereka seperti pertemuan pertama mereka sebelumnya.
Sedangkan Ellen hanya terbelalak kaget dengan pipi semburat merah yang terlihat. Membuat dia tiba-tiba tenang dan terus menatap kedepan dengan ekspresi yang tetap.
'cara ini emang ampuh menghadapi gadis berisik ini.. merepotkan.' Batin Naruto memandang datar ke sekitar.
"hah.. kalian ini.. lihatlah kedepan, kita sampai di sebuah kota. Kita bisa istirahat disana satu malam, Karena hari mulai gelap. Sangat berbahaya jika kita lanjutkan perjalanan dimalam hari.." kata Wish ketika didepannya tampak sebuah tembok yang mulai terlihat.
"benar yang kau katakan Wish,.. tapi, kota apa itu?.." Tanya Naruto yang ikut melihat kearah yang dimaksut Wish. Memajukan wajahnya sampai didekat telinga Ellen.
Membuat Ellen semakin diam tak bisa focus dengan nafas yang mulai berat. Karena merasakan hembusam nafas Naruto yang menerpa daun telinga belakangnya. Membuatnya merasakan sensasi aneh yang pernah dia rasakan ketika pertemuan pertamanya dengan pemuda pirang ini.
Wajahnya semakin memerah. Kali ini pandangannya menjadi tak focus dengan kelopak mata yang terbuka setengah.
'sialan kau, baka!.. awas saja kau nanti.' Batin Ellen yang masih dalam keadaan yang sama.
"aku rasa itu kota magnolia.. lihat, ada tulisan nama kotanya di dinding diatas gerbang itu." ucap Wish yang saat ini menajamkan matanya melihat tulisan nama kota di dinding itu yang terlihat sekitar beberapa kilo meter lagi.
"kau bisa melihatnya Wish?.. aku,.. tak jelas." Naruto menajamkan matanya berusaha melihat apa yang Wish maksut. Namun tetap tak jelas dari jarak yang sejauh ini.
"benar juga,.. anda tak bisa melihatnya karena anda manusia. sedangkan kami para dragon, memiliki penglihatan yang lebih tajam dan jarak yang jauh.. maafkan aku Naruto-san." Wish menjelaskan.
"tak apa Wish,. Aku tak mempermasalahkan itu.. kita berhenti beberapa meter dari gebang itu saja. Aku dan si daging ini akan jalan saja sampai kedalam. Kau kembalilah dulu Wish.." Naruto berkata.
"baiklah, aku mengerti Naruto-san. Sebentar lagi kita akan mendarat.." ucap Wish.
Wuss!
Setelah sampai beberapa meter dari gerbang kota itu, Wish mendarat di dalam hutan dengan keempat kakinya yang kokoh. Sedangkan Naruto turun terlebih dahulu dari punggung Wish.
"hei daging, ayo cepat kita berangkat. Dan kembalikan dulu Wish ketempatnya.." ucap Naruto dari bawah, pada Ellen yang masih duduk di atas punggung Wish dengan wajah tertunduk.
Sret!
Greb!
Baru saja Naruto menyelesaikan perkataannya, Ellen terjatuh dari punggung naga itu ke arah Naruto. dan dengan sigap, Naruto menangkap tubuh Ellen yang dilihatnya tak sadarkan diri.
"ha?.. kau kenapa Ellen?, hei.." ucap Naruto yang menepuk-nepuk pipi mulus Ellen yang masih tampak semburat merah.
"tenanglah Naruto-san, dia hanya tertidur.. " Wish berkata. Yang saat ini memutar tubuhnya menghadap Naruto.
"hah.. merepotkan.. jika begini, bagaimana caranya kau kembali?.. karena aku takut dengan adanya dirimu, malah akan membahayakan drimu sendiri karena kau Legend Dragon.. yang akan menarik perhatian orang-orang yang ingin memilikimu." Ucap Naruto.
"anda tenang saja Naruto-san, aku bisa merubah ukuran tubuhku.. jadi anda tak perlu khawatir. Dan aku akan berada di leher Ellen-chan. Hingga membuatku seperti kalung biasa." Balas Wish.
Sring!
Swuss!
Setelah Wish mengucapkan kata-katanya tadi, dia langsung merubah ukuran tubuhnya menjadi sangat kecil hingga seukuran kalung biasa. Karena bentuk tubunya itu yang seperti ular, dia dengan mudah menyamar menjadi benda-benda yang serupa dengan kalung, gelang, cincin. Lalu dia terbang ke leher Ellen dan mengalungkan tubuhnya disana.
'hebat,.' Batin Naruto menatap datar Wish yang ada diliher Ellen.
"baiklah, kita akan masuk ke kota itu sekarang." Ucap Naruto sambil memindah posisi Ellen yang sebelumnya bridal style, menjadi digendong di punggung Naruto. kemudian Naruto kembali melompati dahan-dahan untuk mencapai gerbang kota itu.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
Kota Magnolia.
.
Kota Magnolia. Adalah sebuah kota indah yang ada di bagian tenggara kota Soul. Kota yang masih berada di wilayah kerajaan Vermilion yang terletak dinegara Api. Kota ini memiliki bangunan yang bermacam-macam.
Tapi yang paling mencolok dari kota ini adalah penduduknya rata-rata adalah para Sorcerer. jarang sekali ada shinobi disini. Karena penghuni kota ini termasuk Ras sorcerer, sehingga academi di kota ini merupakan academi untuk para Sorcerer yang singgah disini maupun yang tinggal disini.
"anda mau kemana Naruto-san?.. kita sudah berada didalam kota." Kata Wish pelan. Hingga hanya dapat didengar oleh Naruto dan Ellen. Andaikan saja Ellen tak tertidur tentunya.
"kita mencari penginapan dulu,. Aku lelah menggendong si uban ini." ucap Naruto datar.
"aku melihat dari beberapa meter didepan ada tulisan penginapan. Mungkin anda bisa kesana saja Naruto-san.." Wish tampak menajamkan penglihatannya mencari sebuah penginapan. Dan akhirnya menemukannya tak jauh dari lokasi mereka bertiga yang saat ini berjalan.
"baiklah kita kesana Wish.." jawab Naruto.
Naruto terus berjalan dijalanan yang terbuat dari batuan persegi yang ditata rapi itu. berjalan diantara kerumunan penduduk kota Magnolia.
Bahkan tak sedikit pula dari beberapa orang yang berpapasan dengan Naruto menatap mereka berdua, Ellen dan Naruto tentunya. Karena Wish tak terlihat.
Menatap mereka dengan berbagai ekspresi. tapi yang paling banyak adalah iri. Karena pemuda tampan yang berwajah datar itu menggendong seorang gadis cantik yang tertidur. Membuat kaum perempuan iri dengan gadis itu. begitupun sebaliknya dengan kaum pria.
Tapi Naruto tak menghiraukan itu. dia tetap berjalan kearah dimana ada penginapan yang ditunjukkan oleh Wish.
.
.
"hah.. akhirnya aku bisa istirahat juga." Ucap pemuda bersurai pirang yang saat ini tiduran di lantai kamar di penginapan yang ada di kota Magnolia ini. kemudian dia menoleh ke samping kirinya, dimana tak jauh dari kirinya seorang gadis tertidur di atas kasur lipat yang disediakan dipenginapan ini. selimut menutupi tubuhnya.
Karena saat ini Naruto dan Ellen sedang berada di penginapan setelah beberapa saat lalu Naruto memesan satu kamar yang tersisa. Hingga membuatnya terpaksa harus satu kamar dengan Ellen yang saat ini masih tertidur dihari yang mulai gelap ini.
"anda bisa mandi terlebih dahulu Naruto-san. Biarkan Ellen-chan aku yang menjaganya." Ucap seekor naga kecil yang menggulung tubuhnya didekat Ellen.
"baiklah.. setelah ini aku akan pergi juga keluar untuk mencari makan.. jadi tolong kau jaga dia sampai aku kembali.." ucap Naruto yang berjalan kekamar mandi di pojok kamar itu.
Ruangan penginapan ini ada tiga ruangan. Satu kamar, satu ruang bersantai dan satu untuk dapur. Tapi karena Naruto hanya semalam saja disini, dia memilih mencari makanan jadi diluar sana. Daripada repot-repot memasak.
Skip time.
Naruto telah menyelesaikan mandinya dan saat ini telah berada di jalanan kota Magnolia ini. pakaiannya telah berganti dengan pakaian kaus lengan pendek dan dilapisi pakaian lengan panjang berhodie berwarna hitam. Sedangkan celananya dia memakai celana putih panjang bersepatu. Kedua tangannya di masukkan kesaku celananya seperti biasa.
Berjalan santai menatap datar seperti biasanya.
"aku ingin ramen. Apa disini ada.." gumam Naruto yang mulai mencari makanan faforitnya itu.
Tak berselang lama, dia menemukan kedai ramen yang terletak di tengah-tengah kota. Membuatnya tersenyum dan masuk kedalam kedai itu dan memesan beberapa porsi ramen jumbo.
.
.
"hah.. kenyangnya.. nanti saja pulangnya aku akan membelikan Ellen makanan. Aku ingin berkeliling melihat kota ini untuk sementara.." ucap Naruto yang berjalan santai dijalanan yang ramai oleh penduduk Magnolia.
Beberapa menit Naruto berjalan, dia melihat sebuah gedung academi yang ada di tengah kota ini. dia meliha academi ini juga luas. Gedungnya pun juga lumayan besar. walaupun tak setinggi dan sebesar di Soul.
"ini kah academi Sorcerer yang ada di kota ini.. lumayan juga." Naruto berkata sambil masuk kedalam academi itu yang memiliki nama Academi Magy di pinggir gerbangnya itu.
Bruk!
"ittai!.. "
Tanpa sadar, Naruto merasakan tubuhnya ditabrak oleh seseorang yang dari suaranya adalah seorang gadis. karena sebelumnya Naruto yang berada di dalam area academi itu melihat kekiri letak gedung para murid.
"maaf, kau tidak apa-apa?.." Tanya Naruto yang melihat seorang gadis bersurai pirang yang terlihat kesakitan sambil mengelus pantatnya yang kesakitan, yang saat ini sedang terduduk di jalan area academi ini. Naruto mengulurkan tanganya untuk membantu gadis itu.
"i-iya aku tak apa-apa.. ah!,. pe-pemuda-san to-.."
"ada disini kau rupanya heh gadis manis.. berusaha meminta bantuan ya.."
Ucapan gadis bersurai pirang itu terpotong karena suara pria yang berasal dari pintu salah satu gedung yang ada dibelakang gadis itu. membuat tatapan datar Naruto yang semula mengarah pada gadis yang saat ini berdiri disampingnya itu, menatap datar ke pria yang saat ini berjalan kearahnya.
"berikan gadis itu padaku.. dan kau akan ku bebaskan dari sini. Aku tak akan melukaimu." Ucap pria itu dengan senyumnya.
"ja-jangan.. dia orang jahat yang berusaha me-memperkosaku dan ingin mengambil sesuatu dariku.. aku mohon." Pinta gadis bersurai pirang yang saat ini bersembunyi dibalik punggung Naruto dengan wajah ketakutan dan air mata yang mengalir.
"hm?.." ucap Naruto yang tak lepas pandangannya dari pria didepannya itu. dan sebentar melirik gadis yang setingigi dadanya itu.
"dia berbohong,. Aku ini kekasihnya. Jadi tolong berikan dia padaku.." pria itu berhenti mendekat ketika berada lima meter dari Naruto yang hanya ditatap datar oleh pemuda pirang beriris blue shapire.
"jika kau kekasihnya kenapa gadis ini ketakutan denganmu?.. dan apa-apaan dengan orang yang mengaku kekasihnya tapi mencoba berbuat hal tak senonoh seperti dirimu.. jangan kau kira aku orang yang bisa kau bodohi begitu saja.." Naruto tetap tak bergeming. Membuat pria bersurai putih pucat di depannya itu tampak semakin memperlebar senyumannya.
"KHU..KHU.. berarti kau juga harus mati disini bocah!.." ucap pria itu yang tadi senyumnya kini berubah menjadi wajah dengan tawa gilanya itu yang saat ini mengaktifkan Magic circle di kedua tangannya.
Sring!
Muncul sebuah pistol ditangan kanannya dan sebuah pedang di tangan kirinya. Menatap Naruto dengan pandangan gilanya.
'dia adalah seorang sorcerer.. menarik.' Batin Naruto menatap datar lawannya saat ini.
"ber-berhati-hatilah pemuda-san. Dia berbahaya.." gadis bersurai pirang dibelakang Naruto memperingatkan dengan gesture tubuhnya yang menunjukkan rasa takut itu. seragam putih gadis itu juga terlihat robek di bagian belakangnya.
Karena jika pemuda yang berniat menyelamatkannya ini sampai tewas, dia takkan bisa memaafkan dirinya sendiri. Dan kehormatannya, serta yang lebih parah dirinya akan terbunuh disini. Batin gadis pirang itu.
"kau tenanglah nona. Lebih baik kau berlindung saja.. aku merasa dia tak sendirian disini." Ucap Naruto pelan yang hanya bisa didengar olehnya dan gadis pirang itu. yang tetap menatap datar pria bersurai putih pucat dihadapannya.
"ba-baiklah pemuda-san-.."
"namaku, Naruto shiba. Kau bisa panggil aku Naruto.. dan perkenalannya nanti saja. Aku masih ada urusan disini." Ucapan gadis pirang itu terpotong dengan Naruto yang memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Dan mendapatkan anggukan dari gadis bersurai pirang dibelakangnya yang dia lirik dengan ekor matanya itu.
Dor! Dor! Dor!
Sret!
Baru saja Naruto selesai bernegosiasi dengan gadis bersurai pirang itu, tiga buah tembakan yang memuntahkan peluru itu mengarah langsung menuju Naruto dan gadis dibelakangnya itu. namun dengan sigap, Naruto telah menggendong gadis itu untuk menghindar sekaligus dengan dirinya dari peluru itu. dan mendarat di sebuah pohon di debelakang Naruto lalu meletakkan gadis itu yang tadi digendongnya ala bridal style.
"tunggulah disini nona." Perintah Naruto yang mendapatkan anggukan dari gadis itu.
.
"HA HA HA.. kau cepat juga ya bocah!.. kemari dan hadapi aku!.." tawa gilanya semakin bertambah ketika menyaksikan kecepatan Naruto yang menyelamatkan gadis itu dari tembakannya.
Swuss!
Dor! Dor! Dor!
Naruto tak menanggapi ocehan pria itu, dan memilih melesat cepat menuju pria berwajah gila itu. namun tak mau tinggal diam, pria itu kembali menembakan senjata apinya kearah Naruto yang melesat itu.
Sret! Sret! Sret!
Dengan mudah Naruto berhasil menghindari peluru-peluru itu dengan dirinya yang melakukan gerakan zig zag.
Sret!
Baru sampai di tepat didepan pria itu, Naruto sudah disambut dengan tebasan vertical dari pria itu. walaupun tak berpengaruh karena Naruto dengan mudah membaca gerakan pria bersurai putih itu dengan memiringkan tubuhnya.
Duagh!
Duagh!
Wush!
Tak mau hanya menghindar, Naruto melayangkan tendangan sabit kirinya disaat bersamaan ketika dia menghindar itu. hingga mengenai perut pria itu dan membuatnya membungkukkan tubuhnya. Dan sekali lagi Naruto memberikan tendangan berputar dengan tumit kaki kanannya tepat mengenai wajah pria yang membungkuk kesakitan itu dan menyebabkan pria itu meluncur cepat kebelakangnya.
Grass!
Pria itu yang dalam keadaan meluncur terkena tendangan Naruto, memutar tubuhnya vertical dan menancapkan pedangnya di tanah sebagai rem yang menghentikan lajunya. Hingga menciptakan garis berlubang yang diakibatkan oleh goresan pedangnya itu.
"HA HA HA.. kau hebat juga bocah!.. tapi ini masih pemanasan.. dan sebelum itu, perkenalkan,.. aku adalah Freed sellzen. Sorcerer dari Vatikan" pria itu memperkenalkan dirinya dengan wajah gilanya yang ternyata memang bukan berasal dari kota ini.
"aku Naruto shiba.. dan apa tujuanmu kemari?, dan kenapa kau mengincar gadis yang ada di academi ini?.." Tanya Naruto datar.
Karena dari yang dia lihat, gadis bersurai pirang dibelakangnya yang memperhatikan pertarungannya itu menggunakan seragam academi. Manalagi jika bukan dari academi ini. karena hanya satu academi yang ada di kota Magnolia ini. dan yang membuat Naruto penasaran adalah tujuan pria bernama Freed didepannya itu yang mengincar gadis pirang itu.
"HA HA HA.. tatapanmu boleh juga bocah. Tak ada rasa takut sama sekali dalam tatapanmu.. tapi akan ku beritahu tujuanku mengincar gadis itu padamu karena aku salut dengan ketenanganmu ini.." ucap Freed memotong kalimatnya dengan tetap wajah gilanya itu tak pernah luntur dari wajahnya.
Naruto hanya menatap datar Freed.
"dan tujuanku adalah,.. mengambil Secred Gear yang ada didalam tubuh gadis itu.." Freed menjelaskan tujuannya.
"bagaimana kau tau gadis itu memiliki benda seperti yang kau katakan itu?.. dan akan kau gunakan untuk apa?.." Tanya Naruto datar.
"HA HA HA.. tak penting aku tau darimana.. akan ku gunakan untuk apa kau pun tak perlu tau.. tapi yang pasti.. 'dia akan bangkit'.." jawab Freed dengan ekspresi gilanya itu.
Membuat Naruto memicingkan matanya menatap Freed. 'dia',.. siapa?. Batin Naruto.
"cukup basa-basinya bocah!.. aku akan mengambil Secred Gear milik gadis itu!.." ucap Freed dan langsung merengsek maju menyerang kearah Naruto.
Swuss!
Sret!
Tak mau hanya diam, Naruto ikut maju mengikis jarak diantara mereka. sampai didepan Naruto, Freed mengayunkan pedangnya horizontal dari kiri kekanan. Namun dapat dibaca dengan mudah oleh Naruto dan membuatnya melakukan sikap kayang. Yang dimana pedang itu bagai slow motion yang melewati diatas wajahnya. Hingga terlihat cerminan wajahnya disisi lebar pedang itu.
Duagh!
Dalam posisi yang sama, Naruto melakukan tendangan depan dangan kaki kirinya. Namun ditahan dengan mudah oleh Freed yang menyilangkan tangan kanannya.
Swuss!
Duar!
Freed mendorong dengan tangannya yang menyilang itu mengakibatkan Naruto terlempar kebelakang dengan salto kebelakang karena Freed kembali menembakkan timah panasnya kearah Naruto.
Duar! Duar! Duar!
Freed menembak kearah Naruto yang saat ini berusaha menghindari tembakan itu dengan salto kebelakang beberapa kali.
Swuss!
Dengan cepat, Naruto melakukan gerakan zig zag untuk menghindari tembakan Freed. Dan dengan cepat, Naruto telah berada disamping kiri Freed membuat pria berwajah gila itu sedikit shok karena kecepatan Naruto.
'heh..' batin Freed yang dalam keadaan slow motion diamana pukulan tangan kiri Naruto hampir mengnai wajahnya yang berubah menyeringai itu.
Wusss!
Buagh!
Brak!
Pukulan Naruto yang hampir mengenai wajah gila itu, tiba-tiba seorang memukulnya dengan keras dibagian pipi kirinya yang tepat mengenainya hingga membuatnya terlepar kebelakang. namun dengan mudah Naruto menjaga keseimbangannya.
"hanya melawan bocah ini saja kau lama sekali Freed.."
Naruto yang saat ini mengelap darah yang ada disudut bibirnya itu menatap datar siapa penyerangnya itu. dan terlihatlah seorang gadis bersurai hitam yang memakai pakaian serba minim yang saat ini tangannya terlapis mana. Yang saat ini berdiri disisi kanan Freed.
"HA HA HA.. diamlah kau Raynere. Aku sedang bersenang-senang disini.." balas Freed dengan senyum gilanya.
Naruto menatap datar kedua orang berbeda gender yang menatapnya saat ini.
Sring!
Jleb!
Insting bertarung Naruto yang tiba-tiba berteriak itu, membuat dia harus melompat kesamping kanan demi menghindari sebuah tombak cahaya yang saat ii menancap di tanah tempatnya berdiri tadi.
'ternyata benar. Pria itu tak sendirian disini..' batin Naruto yang posisinya saat ini terdesak oleh tiga orang dari dua arah. Dimana penyerang dengan tombak cahaya itu berada disisi kirinya yang memakai dress merahvdiatas lutut dengan belahan dadanya yang terlihat. Memiliki surai biru dongker panjang.
"kenapa kau ikut-ikutan Kalawaner-nee?.. sedikit orang saja sudah cukup untuk mengalahkan bocah yang sepertinya tak memiliki Mana atau Chakra ini." ucap Raynere yang menatap saudaranya yang bernama Kalawarner.
"kau jangan gegabah Rayner. Aku merasakan dia bukan orang sembarangan.." balas Kalawarner yang saat ini kembali memunculkan tombak cahaya dari Magic Circle di tangan kanannya saat ini.
'sial, aku tak membawa senjataku.' Batin Naruto yang menatap datar ketiga orang itu dengan tenang. Dimana saat ini Naruto sedang dalam keadaan tersudut.
"kalian terlalu lama!,.. biar aku yang menyerangnya terlebih dahulu!,. ha ha ha!.." wajah gila itu kembali menyerang. Berlari dengan kecepatannya kearah Naruto.
Swuss!
Sret!
Freed yang sampai didepan Naruto kembali mengayunkan pedangnya dengan cepat dan brutal. Membuat Naruto harus meliuk-liukkan tubuhnya menghindari tebasan Freed.
Syatt!
Greb!
Dengan posisi yang masih menghindari tebasan pedang Freed, Naruto memegang pergelangan tangan kiri Freed yang memgang pedangnya itu dengan tangan kanannya yang saat ini berhadapan face to face.
Dor!
Greb!
Kembali Freed yang menembakan pistolnya kearah kepala Naruto yang masih memegang pergelangan tangannya, Namun dihindari dengan mudah dengan memiringkan kepalanya lalu menggenggam pergelangan tangan kanan Freed dengan tangan kirinya. Membuat kedua tangan Freed terkunci.
"ap-apa!.. kau.." ucap Freed dengan wajah shoknya. Karena serangannya ditahan dengan mudah oleh Naruto yang hanya tangan kosong itu. wajah datar Naruto membuat Freed semakin geram.
Duagh! Duagh!
Naruto melakukan tendangan lutut dengan kaki kanannya tepat ke perut Freed beberapa kali hingga membuat wajah gila itu memuntahkan darah segar dari mulutnya dengan mata yang melotot.
Swuss!
Buagh!
Naruto yang masih melakukan tendangan lutut itu, merasakan kehadiran seorang dari belakangnya yang mencoba menusuknya dengan tombak cahaya. Namun dengan mudah Naruto membaca itu dan melempar Freed kearah gadis itu yang tak lain adalah Kalawarner, setelah sebelumnya Naruto mengambil pedang milik Freed. Hingga kedua orang berbeda gebder itu saling bertabrakan dan terlempar kebelakang dan terserat ditanah karena kuatnya lemparan Naruto.
"sial!.. hebat juga bocah itu!." Freed geram.
"uggh!,.. menyingkirlah dari atas tubuhku bodoh!,.. aku sudah bilang dia bukan bocah sembarangan.." balas Kalawarner yang telah menyingkirkan tubuh Freed yang sebelumnya menindihnya yang tadi dalam keadaan tengkurap.
"diam!.. akan ku habisi dia!.." ucap Freed yang saat ini melihat Naruto sedang beradu serangan antara pedang cahaya milik Raynere dan pedang milik freed yang dipakai Naruto. membuatnya kembali melesat kearah mereka berdua.
Swuss!
Kalawarner pun ikut melesat mngeroyok Naruto.
.
Trank! Trank! Trank! Trank! Trank! Trank! Trank!
Naruto yang masih beradu serangan pedang dengan pedang itu tampak santai menangkis serangan Rayner yang tampak kewalahan dengan ekspresi mengeras itu.
"kau, hebat juga sebagai seorang wanita." Ucap Naruto disela-sela adu pedangnya itu.
Trank! Trank! Trank! Trank!
"heh, kau juga.. tak kusangka kau bisa menggunakan tehnik menyerang menggunakan senjata tajam dengan tehnik terbalik para shinobi itu.. apalagi dengan tangan kirimu. Kau memang lawan yang menarik.." balas Raynere yang memuji balik Naruto.
Mereka berdua masih beradu pedang, sementara insting Naruto kembali memberi sinyal bahaya dari belakangnya.
Trank! Trank!
Dalam keadaan mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan Rayner, Naruto meneruskan ayunannya itu hingga berputar kebelakangnya dimana Naruto menyambut tusukan tombak cahaya Kalawarner hingga membuat tombak itu menancap ke tanah di dekat kaki kirinya.
Membuat Kalawarner terkejut dengan iris yang membola sesaat.
Duagh!
Diwaktu yang bersamaan dimana Naruto telah menangkis serangan Rayner lalu tusukan tombak Kalawarner, Naruto tak mau kembali menerima sabetan pedang Rayner yang ada dibelakangnya, hingga Naruto melakukan tendangan kebelakang dengan kaki kanannya yang tepat mengenai perut Rainere yang memuntahkan darah.
Duagh!
Tak mau mengalah, dengan waktu yang sama dan kecepatannya Naruto menggunakan tombak Kalawarner yang masih menancap itu sebagai pijakan dan melakukan tendangan lututnya ke atas membuat Kalawarner memuntahkan liurnya keudara.
Duagh!
Brakk!
Tampak slow motion, dimana dalam waktu yang sama Naruto yang masih dalam keadaan salto kebelakang setelah melakukan tendangan lutut keatas pada Kalawarner yang memuntahkan liurnya itu, melakukan tendangan kebawah dengan kaki kanannya yang tepat mengenai Raynere yang menunduk itu, dan membuat wajahnya membentur jalan dibawahnya itu.
Buagh!
Swuss! Blarr!
Dengan saat sama, Naruto yang telah melakukan tendangan pada Raynere, kembali menyerang Kalawarner dengan pukulan tangan kananya yang telak mengenai pipi kiri gadis itu dan membuat Kalawarner meluncur cepat kebelakang dan berhenti ketika menabrak pohon di belakang Kalawarner itu.
Dor!
Trank!
Baru Naruto selesai dengan dua gadis itu, sebuah timah panas berusaha menembus kepalanya dari arah tempat persembunyian gadis pirang yang berusaha dia selamatkan saat ini. namun dengan mudah Naruto menangkisnya dengan mengayunkan pedangnya.
Naruto menatap datar Freed yang saat ini dihadapannya beberapa meter menyandra gadis bersurai pirang itu yang tadi melakukan tembakan padanya.
"ha ha ha.. aku mendapatkan gadis ini bocah!.. jika kau bergerak sedikit saja, akan ku tembak kepala pirang yang mirip denganmu ini.." Freed tampak menodongkan pistolnya pada sisi kanan kepala gadis pirang yang saat ini ketakutan itu.
Jleb!
Naruto yang mengikuti perintah Freed agar tak terjadi apa-apa pada gadis pirang itu, dibuat terkejut ketika merasakan perut bagian kanannya tertusuk sebuah pedang cahaya yang berasal dari belakangnya saat dia melirik dengan ekor matanya saat ini.
"heh,.. kau cepat juga bocah. Dengan mudah bisa menahan seranganku dan Kalaw-nee.. dan kau bisa melakukan counter attack dengan tepat diwaktu yang tepat.. " ucap gadis yang tadi wajahnya mencium tanah itu yang saat ini beberapa inci dibelakang Naruto menggenggam gagang pedang cahaya ditangan kanannya itu.
"chough!.. " Naruto memuntahkan darah segar dari mulutnya dengan posisi yang sama. Membuat Freed memperlebar senyuman gilanya itu.
"khu.. khu.. aku suka dengan semangat yang kau miliki pemuda tampan.." ucap Raynere yang saat ini menghimpitkan asetnya yang besar itu ke punggung Naruto dan menggesek-gesekkannya sensual. Tak lupa gigitan kecil dilakukannya pada daun telinga kiri Naruto.
Namun tak ada respon dari pemuda pirang yang menundukkan wajahnya itu.
"heh,.. kau lengah bocah.." timpal Kalawarner yang sudah bangkit di depan pohon yang ada dibelakangnya itu.
Gadis bersurai pirang itu saat ini menangis menatap pemuda pirang yang menundukkan wajahnya itu yang membuat ekspresinya tak terlihat karena bayangan surainya.
Jika dia bisa bertarung dengan baik, dia pasti bisa membantu pemuda penyelamatnya itu!. tapi, dia hanya bisa melakukan Magic type Support saja. Apa yang harus dia lakukan skarang?!. Batin gadis bersurai pirang itu. yang menatap Naruto dengan pandangan miris.
.
"hanya ini,. kemampuan kalian?.."
"A-APA!.."
Ucap ketiga orang itu shok yang tak lain adalah Freed, Raynere dan Kalawarner yang mendengar pemuda bersurai pirang itu berkata.
Deg!
"!..."
Jantung ketiga musuh Naruto itu seakan berhenti berdetak sementara ketika merasakan tatapan kosong namun menusuk dari Naruto yang mengangkat wajahnya itu. seakan tak ada rasa sakit yang dia rasakan.
Seakan pedang cahaya yang terbuat dari Mana yang terkompres itu yang saat ini bersarang di tubuhnya seakan bukanlah masalah untuk Naruto.
Sleb!
Grass!
"ka-kau!.. bagaimana bisa!.." ucap Raynere shok ketika tusukan pedangnya dia cabut dari tubuh Naruto dan dia tusukkan lagi kearah jantung Naruto. namun dengan mudah pria bersurai pirang itu memiringkan tubuhnya ke kanan dengan lebih cepat dari tusukan itu dan menggenggam pedang cahaya itu dengan tangan kosong hingga membuat telapak tangan kanan Naruto mengeluarkan darah karena tergores bilah tajam yang di genggamnya itu.
"heyaa!,."
Swuss!
Kalawarner yang baru sadar dari keterkejutannya itu langsung melesat maju dengan cepat dan berusaha menusukkan tombak cahayanya tepat kearah Naruto.
Trank!
Dengan mudah tanpa menoleh kearah Kalawarner, Naruto mengankat tangan kirinya yang menggenggam pedang terbalik itu dan menangkis keatas tusukan Kalawarner hingga tombak itu terlepas dari tangannya dan melayang diudara diatas Naruto.
Srett!
Duagh!
Dengan saat yang bersamaan, Naruto menarik kearahnya pedang yang digenggamnya itu dan melakukan tendangan tepat bersarang ke ulu hati Rayner yang ikut tertarik oleh pedangnya itu. hingga membuatnya kembali meuntahkan darah segar dan posisinya yang merunduk akibat terkena tendangan yang bersarang diperutnya itu.
Srett!
Brukk!
Masih dengan waktu yang sama, dimana kedua gadis yang menjadi musuh Naruto itu shok dengan counter attack Naruto. pria bersurai pirang itu menarik pedang Rayner yang masih di genggamnya dan memutar tubuhnya kekiri kearah Kalawarner yang akan melakukan pukulan berlapis Mana itu. dan menyebabkan kedua tubuh gadis itu kembali berbernturan. Dan kembali melesat kearah dinding bangunan academi hingga menciptakan retakan sarang laba-laba dan kepulan asap.
Dor! Dor! Dor!
Dalam keadaan yang dilihat slow motion, Naruto yang baru melempar tubuh Raynere itu kembali merasakan tembakan pistol dari Freed yang melesat cepat kearahnya.
Wuss!
Trank! Trank! Trank!
Wuss!
Namun dengan sigap Naruto melemparkan pedang cahaya Rayner yang masih digenggamnya itu kearah tembakan Freed. Hingg peluru-peluru itu berbelok arah karena mengenai pedang cahaya yang kemudian hilang di tengah lesatannya. Namun dengan timing yang tepat, tombak cahaya milik Kalawarner yang jatuh melayang disamping pundak kanannya dia genggam dan dilemparkannya dengan kecepatan penuh hingga melesat cepat kearah kepala Freed yang saat ini terbelalak sempurna.
Jleb!
Namun sayang. Dengan cepat, Freed mendorong tubuhnya dan gadis bersuri pirang itu saling menjauh hingga jarak diantara mereka berdua membuat tombak cahaya itu hanya menancap di dinding pagar masuk academi ini. dan menghilang setelahnya.
"ggrrr.. kau!.. akan kuhabisi kau bocah tengik!.." geram Freed.
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
Seperti terlihat dalam keadaan slow motion. lima tembakan diarahkan pada Naruto yang saat ini melangkahkan kakinya untuk melesat kearah Freed.
Syut!
Trank! Trank! Trank! Trank! Trank!
Dengan saat yang sama, Naruto melemparkan pedang Freed di tangan kirinya kearah tembakan pria bersurai putih pucat itu. dan mengakitbatkan kelima timah panas itu membentur pedang yang melesat berputar itu dan mengubah arahnya kesembarang arah.
Deg!
Masih terlihat dalam slow motion, Naruto membolakan iris blue shapire'nya ketika melihat diwaktu dia melesat ini, Freed tersenyum gila mengarahkan pistolnya pada gadis bersurai pirang yang tampak ketakutan itu.
Dor!
'sial!,. aku takkan sempat menyelamatkan gadis itu jika begini.. tidak.. masih ada cara lain!." Batin Naruto ketika dalam gerakannya ini melihat timah panas itu keluar dari moncong pistol Freed.
'takkan kubiarkan..'
[Ittou Shura]!
Blarr!
Sring!
Gumam Naruto setelah dia membatin tadi. Sebuah ledakan terjadi ketika Naruto melepaskan tehniknya dan menghilang dari lesatannya itu.
Timah panas itu masih melesat kearah kepala gadis pirang itu..
Hingga sepersekian detik..
Jleb!
.
"chough!.."
Wajah gila Freed semakin menjadi ketika melihat pemandangan dihadapannya beberapa meter itu. seseorang terbatuk darah dengan peluru yang menembus tubuhnya.
"Na-naruto-san.. ma-maafkan aku.. hiks.." ucap gadis bersurai pirang itu menatap Naruto dengan pandangan miris dan suara yang lirih. Air mata gadis itu mengalir semakin deras ketika darah itu merembes dan mengenai seragam putihnya.
Naruto yang memeluk gadis bersurai pirang itu dengan terduduk dimana kepala gadis bersurai pirang itu bersandar di dada kanannya dengan tangan kanan Naruto menopan surai pirang gadis itu.
Ekspresi Naruto tak terlihat karena tertutup bayangan surainya.
"HA HA HA HA!.." tertawa gila Freed kembali terdengar dari berlakang Naruto yang memang posisinya membelakangi Freed.
"tak apa nona,.. kau jangan khawatir. aku baik-baik saja.. chough!" Naruto membalas ucapan gadis itu yang merasa bersalah. Darah dari tubuh Naruto mentes mengenai seragam gadis pirang itu. ditambah luka tusuk di tubuhnya membuatnya semakin mengenaskan dimata gadis pirang itu.
"kau hebat juga bocah!.. bisa secepat itu dalam waktu yang singkat. Dan kau berhasil menyelamatkan nyawa gadis itu dengan mengorbankan tubuhmu sebagai perisai.. ha ha ha!.." ucap Freed berpura-pura memandang kasihan Naruto yang dada kirinya mengalirkan darah segar itu.
Ternyata Naruto berhasil sampai sepersekian detik dari laju peluru Freed dan menyelamatkan gadis bersurai pirang itu dengan menggeser tubuh gadis itu yang otomatis membuat tubuhnya sendiri sebagai perisai.
"sungguh keberuntungan tak mengenai jantungmu.. tapi kau tak akan bisa bertarung lebih lama lagi dengan kedua luka parah ditubuhmu itu bocah!.. dan ku pastikan tembakan selanjutnya, akan mengenai kepalamu.." ucap Freed dengan senyum gilanya sambil menodongkan pistolnya dari jarak beberapa meter itu kekepala belakang Naruto.
"cukup bermain-mainnya.." ucap Naruto datar yang ditujukan ntah pada siapa.
Dor!
Greb!
"a-apa!.. mustahil!.." geram Freed tak percaya jika peluru hasil tembakannya yang tepat mengarah pada kepala pemuda pirang itu, digenggam dengan tangan kirinya yang bahkan pemuda pirang itu hanya memiringkan kepalanya saja kekanan tanpa melihat darimana peluru itu berasal.
Karena saat ini, [Ittou Shura] milik Naruto masih aktif. Jadi..
"serangan lambat seperti ini tidak ada apa-apanya.." ucap Naruto datar.
"ARRGGG!.."
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
Freed yang berteriak geram, menembakkan pistol Magic'nya yang dimana pelurunya itu dapat diisi ulang dengan Mana miliknya. Dan menembakkannya secara brutal dan bertubi-tubi.
Sring! Sring! Sring!
Dengan mudah Naruto menghindari timah panas itu dengan menggendong gadis bersurai pirang itu bridal style.
Seperti sebuah bayangan Naruto menghilang dari serangan Freed. Padahal itu hanya gerakan Naruto yang melebihi batas dirinya sendiri. Hingga dengan mudah peluru-peluru itu tak ada yang mengenainya karena Naruto terus menghindar tanpa melihat serangan dari pelaku itu.
Sring!
Duagh!
Blarr!
"arggg!.."
Freed berteriak kesakitan ketika serangannya tak ada yang mengenai Naruto, malah si pemuda pirang itu tiba-tiba ada di belakangnya dengan lompatannya dan melakukan tendangan vertical dengan tumit kanannya dan mengenai tepat kepala Freed hingga membentur tanah dibawahnya dengan keras dan mengakibatkan cekungan dalam dengan lebar satu meter.
Duagh!
Swuss!
Blarr!
Tak ada ampun. Naruto yang baru saja melakukan tendangan tumit itu, kembali menggunakan kaki kanannya untuk memberikan tendangan keras tepat ke kepala Freed yang terlihat kesakitan itu. hingga membuatnya bagaikan bola sepak yang ditendang oleh seorang striker, mengakibatkan tubuh Freed berputar dan meluncur dengan cepat hingga menabrak dinding gedung academi yang ada dibelakangnya hingga menciptakan ledakan kecil dengan asap yang menutupi daerah itu.
"hah.. hah.. uggh.." nafas Naruto mulai berat dengan efek luka yang diterimanya. Sementara gadis pirang digendongannya itu menatap wajah Naruto dengan miris. Tak ada kata-kata yang terucap. Seakan lidahnya kelu saat ini.
Sring! Sring! Sring! Sring! Sring! Sring! Sring!
Deg!
Jantung Naruto seakan berdetak lebih cepat ketika perasaan waspada muncul lagi.
Dan benar saja, diudara diatasnya muncul puluhan Magic circle yang dimana terdapat tiga orang yang berada diatas gedung dari tiga penju yang mengepung Naruto.
Mata Naruto menajam ketika melihat pendatang baru yang berada ditengah itu. gadis loli bermata biru dengan surai pirang pendek diikat twintail. Memakai pakaian hitam.
Ketiga orang itu mengangkat kedua tangan mereka yang berarti puluhan magic circle atau lingkaran sihir itu ciptaan mereka bertiga.
"heh, kau datang diwaktu yang tepat.. Mitlet.." ucap Raynere disisi kiri menyeringai menatap Naruto.
"benar ucapanmu, Raynere.." ucap Kalawanere di sisi kanan Mitlet.
Yang berarti selama pertrungan Naruto dengan Freed tadi, mereka berdua telah bangkit dan melompat keatas gedung itu untuk membantu rekan mereka yang dipanggil Mitlet itu yang sejak awal telah menyiapkan serangannya untuk serangan berskala besar seperti ini. batin Naruto yang tak bergeming dari posisinya dan memandang datar musuhnya.
"aku telah menunggu saat yang tepat untuk menghabisinya nee-san. Aku sejak tadi ada disini.. seperti yang kita rencanakan.." balas Mitlet
"heh.. rencana kita berhasil, ne.." ucap Raynere dengan seringai kejamnya. Begitupun Kalawanere yang ikut menyeringai.
Puluhan lingkaran sihir yang lama-lama semakin banyak dan membesar itu. ditatap datar Naruto yang saat ini siap dengan kuda-kudanya.
"terimalah ini bocah!.. serangan gabungan kami!.." teriak Raynere.
[Magic Combined: Sou Spears]!
Puluhan magic circle yang melayang diatas academi Magy itu memunculkan ujung tombak yang terlihat banyak itu. dan dengan cepat, tombak-tombak lancip yang seukuran tubuh manusia dewasa itu keluar dan melesat seperti hujan yang menghujani academi Magy itu.
Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt!
Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt!
Puluhan tombak yang berasal dari lingkaran sihir itu jatuh dengan cepat bagaikan cahaya yang turun.
Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!
Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!
Suara puluhan tombak cahaya yang menghujani academi itu mengalun bagaikan suara rintikan air hujan. Yang menancap dan meghancurkan segala sesuatu yang ada dibawahnya.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
Penginapan kota Magnolia.
Satu jam setelah kepergian Naruto.
.
"dimana sih, baka itu.. lama sekali dia keluar. Apa jangan-jangan dia bersenang-senang dengan gadis lain ya!.." geram Ellen yang saat ini teah berganti pakaian santainya berupa dress biru muda diatas lutut dengan celana panjang ketat hitam yang melapisi kaki jenjangnya. Rambut indahnya terlihat masih basah karena telah melakukan ritual mandinya setengah jam yang lalu.
Saat ini dia menunggu kedatangan Naruto yang dikatakan Wish jika Naruto sedang pergi mencari makanan. Tapi nyatanya pemuda pirang itu tak kembali juga setelah sudah satu jam ini.
"tidak Ellen-chan.. aku merasakan getaran energy yang berasal dari Mana dari arah utara. Aku yakin Naruto-san ada disana.." Wish yang berdiri dengan kempat kakinya menatap serius Ellen yang ada dihadapannya.
"kenapa kau yakin sekali Wish?.. apa kau tadi mengikutinya?.." Tanya Ellen heran.
"tidak.. tapi aku mengirim sedikit Mana'ku kepakaian yang dipakai Naruto-san sebelum dia pergi tadi. Untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang buruk, kita bisa mudah melacak keberadaannya." Jawab Wish.
"kau telah memikirkan sejauh itu.. baiklah, kita pergi ke sana sekarang Wish.." ucap Ellen yang keluar dari ruang bersantai itu dan keluar menuju arah yang Wish tunjukkan.
"cepatlah Ellen-chan. Aku merasa ada luapan Energy Mana dari arah yang ku katakan tadi.. sepertinya Naruto-san sedang bertarung disana.." balas Wish yang saat ini telah merubah wujudnya lagi menjadi kecil dan mengalungkan dirinya dileher Ellen.
"aku mengerti Wish.." Ellen semakin mempercepat larinya melewati kerumunan orang yang berlalu lalang itu.
'baka!.. jangan sampai kau mati disini. Aku tak akan memaafkanmu jika itu sampai terjadi..' batin Ellen cemas. Yang saat ini mengeraskan wajahnya.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
'mereka melakukan serangan kombinasi dengan skala besar.. baiklah..' batin Naruto yang menatap puluhan lingkaran sihir itu melayang diudara. Membuat Naruto menatap tajam sesuatu cahaya yang keluar dari sana.
"terimalah ini bocah!.. serangan gabungan kami!.." teriak Raynere.
[Magic Combined: Sou Spears]!
Puluhan magic circle yang melayang diatas academi Magy itu memunculkan ujung tombak yang terlihat banyak itu. dan dengan cepat, tombak-tombak lancip yang seukuran tubuh manusia dewasa itu keluar dan melesat seperti hujan yang menghujani academi Magy itu.
Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt!
Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt!
Puluhan tombak yang berasal dari lingkaran sihir itu jatuh dengan cepat bagaikan cahaya yang turun. Namun bersamaan dengan itu, sebuah gumaman dari seorang bersurai pirang yang hanya dapat didengar oleh gadis bersurai pirang panjang yang ada di gendongannya itu..
[Saber]
Sring!
Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!
Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!
Suara puluhan tombak cahaya yang menghujani academi itu mengalun bagaikan suara rintikan air hujan. Yang menancap dan meghancurkan segala sesuatu yang ada dibawahnya.
.
Hujan tombak itu mulai mereda. Dengan asap yang mengepul menutupi area yang terkena serangan skala luas itu. membuat ketiga orang pelaku penyerangan itu menatap hasil karyanya dengan tersenyum puas.
"apa hanya ini kekuatan pria itu?.." gumam Mitlet ntah pada siapa. Menatap datar area dibawahnya itu.
"yah,.. pria tampan itu harus berakhr disini. Sayang sekali dia ada di pihak musuh.. jika tidak mungkin aku mau menjadi kekasihnya.." ucap Raynere yang bersidekap dibawah dadanya saat ini.
Sementara Kalawarner hanya menatap tajam dimana tempat pemuda itu berada sebelumnya yang hanya tertutup debu yang semakin menghilang itu.
Deg!
"AWAS!.."
Swuss!
Tiba-tiba saja Kalawarner yang menatap tajam kepulan debu yang mulai menghilang itu, merasakan bahaya yang datang. Dan benar saja sebuah gelombang bulan sabit mengarah pada gedung tempat mereka berpijak. Membuatnya berteriak pada kedua rekannya hingga mereka menghindar.
Sring!
Blarr!
Benar saja. Gelombang cahaya berbentuk bulan sabit itu membelah setengah gedung academi yang mereka pijak tadi. Hingga setengah potongannya terjatuh ke bawah dan hancur.
"untung saja kita cepat menghindarinya.. tapi, DIA?!.." ucap Raynere tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. begitupun kedua rekannya yang ada di sebelahnya yang saat ini berdiri di gedung sebelah yang hancur itu.
"hanya ini?.. maaf, tapi aku kembalikan serangan kalian tadi.. sekarang, majulah kalian semua.." ucap dingin pemuda pirang yang ada di antara tempat yang berlubang-lubang akibat hujan tombak cahaya sebelumnya. Gadis pirang panjang ada di belakang Naruto menatap kagum pada pemuda yang saat ini membawa pedang besar terlilit kain yang aneh itu.
[Ittou Shura] Naruto kembali diaktifkan saat serangan itu berakhir.
'a-apa!.. pedang aneh apa itu?!.. selain ukurannya yang tak wajar, dia juga berhasil selamat dari serangan kami tanpa goresan sedikitpun!..' batin ketiga gadis yang saat ini menjadi musuh Naruto. menatap shok pemuda pirang dengan pedang besar di tangan kirinya.
"heyaa!.."
Trank!
Dari balik runtuhan gedung sebelumnya, muncul Freed yang berlumuran darah dikepalanya dihadapan Naruto. Menyerang Naruto dengan pedang yang sebelumnya di tangan kanannya. Namun dengan mudah ditangkis oleh Saber ditangannya yang di arahkan horizontal di atas kepalanya.
"HA HA HA.. HEBAT!.. aku terkesan denganmu Naruto!.. aku akan mengingat namamu.." ucap gila Freed yang kemudia melompat kebelakang jauh sampai ke tempat ketiga gadis itu berada.
Sring!
Freed menodongkan pistolnya pada Naruto, menggantikan pedangnya yang menghilang dilingkaran sihirnya. muncul cahaya yang berkumpul di moncong pistolnya itu. semakin lama semakin besar.
"terimalah ini sebagai perpisahan kita Naruto!.. heyaa!" teriak Freed dengan wajah gilanya.
Blarrr!
Sebuah tembakan peluru Magic yang seukuran 3 meter itu melesat cepat kearah Naruto dan gadis bersurai pirang yang saat ini ketakutan dibelakang Naruto.
Pemuda pirang itu menatap datar serangan yang menuju kearahnya itu dengan Saber yang siap diayunkan.
[Half Moon Slash]
Naruto membuat kuda-kudanya. Mengkonsentrasikan Saber ditangan kirinya hingga bercahaya putih yang lama kelamaan semakin terang. lalu dengan cepat Naruto mengayunkan Saber yang digenggamnya terbalik itu secara horizontal dari kiri ke kanan bersamaan dengan tubuhnya yang juga ikut berputar 360 derajat.
Sring!
Sebuah tebasan bulan sabit berwarna putih selebar 5 meter muncul dari tebasan Saber itu. meluncur dengan cepat.
Duarrr!
BLARRR!
Dua serangan yang saling berlawanan dari arah bawah dan atas gedung itu saling bertabrakan. Hingga menciptakan ledakan diudara yang besar. tapi tak sampai disitu. [Half Moon Slash] yang mengenai serangan musuh itu tak hilang, dan terus meluncur cepat hingga menghancurkan setengah dari tinggi gedung yang dipijak oleh musuhnya itu.
Swuss!
Tebasan bulan sabit itu masih terus meluncur keudara dan membelah langit malam ini. Hingga semua warga yang berlalu lalang dikota itu menatap takjub menyaksikan tebasan bulan sabit yang bercahaya membelah langit dimalam hari ini dari kejauhan.
Prass!
Dan tebasan itu hilang setelah ratusan meter diatas permukaan bumi.
.
"hah.. hah.. dimana mereka?.." Tanya Naruto yang jatuh terduduk dengan Saber yang tergeletak disebelahnya. [Ittou Shura] miliknya telah hilang.
Karena saat ini tak ada tanda-tanda dari keempat orang penyerangnya itu. sepertinya mereka kabur setelah melakukan serangan besar-besaran tadi. Dan sepertinya Mana pada tubuh mereka juga menipis akibat tehnik yang mereka gunakan. Batin Naruto.
"Na-naruto-san!.. sudahlah, jangan kejar mereka. lukamu parah karena melindungiku.. maafkan aku hiks.. hiks.." ucap gadis bersurai pirang panjang yang mencegah Naruto yang berdiri membawa Saber ingin mengejar keempat musuhnya itu.
Gadis itu memeluk Naruto erat dari belakangnya.
"baiklah jika itu maunu nona.. tapi lepaskan pelukanmu ini. lukaku tertekan karena palukanmu ini. nn-nona.." ucap Naruto yang meringis karena lukanya yang menganga itu tertekan oleh pelukan gadis pirang itu.
"A-AH!. Ba-baiklah.. gomenasai!,. Naruto-san.." gadis itu meminta maaf pada Naruto setelah dengan cepat melepaskan pelukannya untuk mencegah Naruto tadi. Hingga mereka saat ini berhadapan.
"tak apa.. luka seperti ini, aku sudah pernah merasakannya. Kau tak perlu minta maaf nona.." ucap Naruto datar seperti biasa. Saber dipanggulnya di bahu kirinya.
"mm.. na-namaku Asia argento. Panggil saja Asia,. Dari Wood village.. ma-maafkan aku. Karena aku, kau jadi seperti ini.. " gadis pirang itu memperkenalkan dirinya dengan wajah yang hampir menangis lagi.
"sudahlah Asia. Tenanglah, aku tak apa-apa. Dan ngoomong-ngomong, kau dari tempat yang akan kami tuju?.." ucap Naruto yang mengelus surai pirang gadis itu lembut. Sedangkan gadis itu hanya menangguk imut dengan semburat merah tipis di wajahnya.
"Naruto!.."
Perhatian mereka berdua teralihkan dengan datangnya Ellen yang berlari kearahnya itu.
"Ellen?.. kenapa kau-.."
Plakk!
Ucapan Naruto berhenti dikala Ellen yang tiba di hadapan Naruto langsung menampar keras pipi kirinya dengan wajah datar tanpa belas kasihan.
"lihat keadaanmu. Kau terluka parah, tapi kau masih tenang seperti ini dengan gadis lain.. apa kau tidak sayang dengan nyawamu?!.. " ucap Ellen datar dan diakhiri dengan setetes air mata yang mengalir dari iris ribinya.
Brukk!
"ma-mafkan aku Ellen.. hah.. chough!" Naruto kembali terduduk dan batuk darah. Membuat Ellen ikut bejongkok disamping kanannya dan Saber yang tergeletak disamping kirinya.
"apa yang harus aku lakukan baka!.. hiks, lukamu parah. Hiks.." Ellen pertahanan Ellen hancur, dan menangis disamping Naruto dengan tangannya menopang pundak kanan Naruto.
"chough!.. hah.. hah.. tenanglah Ellen." Ucap Naruto yang menatap datar daerah sekitarnya.
"bagaimana-.."
Sring!
Ucapan Ellen terhenti karena tiba-tiba cahaya hijau menyelimuti bagian luka Naruto dari belakangnya.
[Healing Magic: Heal]
"aku bisa mengobati lukanya.. sekaligus membalas kebaikan Naruo-san padaku.." ucap Asia yang telah mengaktifkan sihirnya yang saat ini kedua tangan asia muncul dua cincin di kedua jari tengahnya yang bersinar hijau.
Kedua telapak tangan dengan Magic circle hijaunya menyentuh punggung tegap Naruto. dimana cahaya hijau itu mulai menutup luka Naruto sedikit demi sedikit. Namun dalam waktu yang sangat lambat.
"i-ini.. [Secred Gear: Twilight Healing]?!.. kau memilikinya?.." gumam Ellen tak percaya karena dihadapannya saat ini, pengguna Secred gear yang dikatakan jarang sekali ada. Dan pengguna Secred gear pun dapat dihitung dengan jari. Batin Ellen.
"hah.. hah.. Secred gear yang diincar oleh si gila itu?.." Tanya Naruto yang mulai pulih perlahan dengan nafas yang memburu. Dia berusaha menstabilkan pernafasannya.
"i-iya.. maaf aku hanya bisa membantu ini saja Naruto-san.. aku tadi tak bisa membantumu bertarung.." jawap Asia lirih. Keringat bercucuran dari dahinya. Mana'nya semakin menipis untuk sihir ini.
"tak masalah Asia.. setiap orang memiliki keahlian mereka masing-masing.. jangan terus merasa bersalah seperti itu." pemuda pirang itu tersenyum sambil menoleh sedikit kebelakangnya. Menatap melalui ekor matanya.
"terimakasih.." ucap Ellen yang menatap Asia dengan senyumnya. Air mata masih menetes dari iris rubinya.
"uhmm.." balas Asia mengangguk dengan senyumnya yang terlihat dipaksakan karena masih ada rasa bersalah di hatinya
Namun tak ada yang tau itu.
.
.
"pria yang menarik.." gumam seorang dari jauh yang sejak awal menyaksikan pertarungan itu.
Kemudian pria yang ada dibelakang bangunan yang lumayan jauh dari academi itu, menghilang dibalik gelapnya bayang-bayang gedung itu..
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
"kuso!.. awas kau Naruto. akan ku ingat luka yang telah kau berikan ini!.." geram pria bersurai putih pucat yang memegang bahu kanannya yang tidak ada lengannya lagi dengan lumuran darah, dengan tangan kirinya itu.
"tenanglah Freed. Aku rasa kita akan bertemu lagi dengan pria tampan itu. dan kau bisa membalaskan dendammu yang kehilangan tangan kananmu akibat serangan gila pria tampan itu.." ucap perempuan bersurai hitam panjang berpakaian minim yang ada di sebelah kanan pria yang ternyata adalah Freed.
Ternyata serangan terakhir itu sempat mengenai tangan kanan Freed yang telat menghindar akibat interval pistol magic'nya itu. dia juga tak menyangka jika serangan pemuda pirang itu tak hilang bersamaan serangannya. Malah utuh hingga melesat ke langit dimana posisinya terbang menjauh.
"aku juga tak menyangka jika pemuda yang aku tak merasakan Mana atau Chakra sedikitpun, bisa membuat hal ini terjadi. Rencana kita hancur." Timpal Kalawarner di samping kanan Raynerer.
"kalian benar Nee-chan.. dan Freed-san, tutup luka'mu itu dengan kain. Kau akan kehabisan banyak darah.. " saut Mitlet di sisi kanan Kalawarner.
"aku tau!.." jawab Freed emosi. Lalu dia melilitkan perban dari sobekan pakaiannya ke tangannya yang buntung itu.
Magic circle berwarna biru muda kecil berada dibawah kedua kaki kaki mereka.
Mereka menggunakan tehnik sihir [Fly] yang biasa digunakan sorcerer Rank B keatas. Dengan kata lain mereka terbang menjauh untuk menghindari Naruto dan serangannya itu. dan saat ini mereka terbang diatara pohon-pohon didalam hutan diluar kota Magnolia itu. pergi menuju tempat tujuan mereka selanjutnya.
'awas kau Naruto. akan kubalas dipertemuan kita selanjutnya..' batin Freed yang tersenyum gila.
.
.
.
.
_((sAs]]_
.
.
.
.
Siang hari dihutan tenggara kota Magnolia.
.
Terlihat seekor ular naga putih, atau disebut White Shenlong yang merupakan seekor Legend dragon terbang diatas langit dengan anggunnya. Awan-awan telihat disisi naga itu.
Beberapa naga seperti Wyvern, Akhenath, Bluerrion, Carenath, Silkara dan masih banyak lagi dragon yang mereka temui.
Tapi anehnya. Setiap Naga yang mereka temui atau berpapasan saat terbang itu, mereka menghindar. Atau hanya melewati sisi Wish saja. Memang saat ini ukurang Wish tidak terlalu besar karena Wish tak menggunakan ukuran aslinya.
Tapi tetap saja aneh jika para Naga yang ukurannya lebih besar dari Wish yang sementara itu menghindarinya. Seakan tau jika Wish adalah Legend Dragon. Atau mereka memang tau.
Terlihat tiga orang yang tak lain adalah Ellen, Asia dan Naruto yang duduk dipunggung Wish. Dimana Ellen yang paling depan dan dilanjut Asia dan Naruto.
Asia ikut dengan Naruto dan Ellen ketempat tujuan mereka, Wood village.
Karena memang tempat itu adalah tempat tinggal Asia. Dia berada di Magnolia karena bersekolah di academi Magy dikota itu. dia hanya menetap dengan membayar sewa apartemen saja. Jadi tak masalah jika dia keluar masuk kota Magnolia. Apalagi dia ikut disaat academi mengalami renovasi karena rusak parah akibat pertarungan tadi malam.
Dia tau tadi pagi lewat pengumuman saat dia tiba di academi itu untuk memriksa keadaan.
"ne, Asia-chan,. Kau tak diapa-apakan oleh si baka dibelakangmu itu kan?.." Tanya Ellen sambil melirik kebelakang melalui ekor matanya.
"a-apa maksutmu Ellen-san?.. Naruto-san orang yang baik." Ucap Asia tak mengert denganmaksut Ellen.
"kau tak perlu mendengarkannya Asia.." sahut Naruto yang menatap datar sekitar.
"Hah?.." Asia hanya tersenyum dengan menggaruk pipinya dengan jari telunjuk. Bingung dengan kedua orang yang baru ditemuinya ini.
Sementara Wish hanya tersenyum dengan moncong Naganya.
Asia ikut Naruto dan Ellen menuju ke desanya itu untuk alasan tertentu. Serta kejadian tadi malam, Asia ceritakan semuanya mulai dari dirinya yang pulang telat karena harus membersihkan perpustakaan yang memang jadwalnya jatuh pada dirinya disore hari pada saat itu. dan berakhir dia yang tertidur di perpustakaan.
Dan kejadian dimana dia di sergap tiba-tiba oleh wajah gila itu yang untungnya berhasil lolos walaupun seragamnya robek karna tarikan Freed, hingga akhir cerita sampai tibanya Ellen di lokasi.
Hingga Naruto mendapat pujian dari Ellen malam itu pula, dimana Asia ikut menginap di penginapan Ellen untuk menyembuhkan luka Naruto yang bertahap itu tentunya.
Karena jika diteruskan pengobatannya ditempat yang sama, alias ligkungan Academi Magy, maka mereka akan mendapatkan masalah berupa para sorcerer lain yang tiba disana nantinya karena pertarungan itu.
Jadilah penyembuhannya itu dilakukan di penginapan Naruto dengan cara yang sama.
.
.
Sudah hampir malam. Dimana Wish masih terbang dengan santainya diudara tanpa ada rasa lelah. Padahal sudah sejak pukul 9 mereka melanjukan perjalanan hingga waktu yang hampir malam ini. tapi nyatanya, tak ujung sampai juga ke Wood village yang menjadi tujuan mereka.
"ne, Asia-chan,.. apa masih jauh ya?.. aku lelah dari tadi kita tak istirahat." Tanya Ellen yang saat ini menyandarkan tubuh depannya pada punggung Wish.
"tidak kok Ellen-san, sebentar lagi kita sampai.. coba lihat kedepan!.." ucap Asia girang sambil menunjuk hutan beberapa kilo meter dibawahnya. Atau lebih tepatnya, didepannya.
Membuat Ellen yang tadi tampak lesuh, kini bersemangat menatap dimana yang ditunjuk Asia. Tapi kemudian, matanya menyipit karena yang dilihatnya hanya hutan saja. Tak ada yang lain.
"Nanti kau akan tau Ellen-san.. Wish-san, tolong lebih cepat lagi.. kita hampir sampai.." ucap Asia sambil tersenyum.
"serahkan pada saya, Asia-chan.." kata Wish. Yang menambah kecepatan terbangnya itu.
.
Hingga beberapa saat, mereka berhenti di atas sebuah hutan. Dengan instruksi dari Asia, Wish terbang turun ke hutan itu dan melayang didalam hutan itu tanpa menyentuh tanah.
"kau tinggal ditengah hutan seperti ini Asia-chan?.." gadis bersurai putih itu bingung. Dimana direksinya hanya melihat hutan belantara.
"tunggulah Ellen-san. Aku akan membukakan Seal'nya untuk kalian. Karena hanya penduduk sini saja yang bisa membukanya untuk keluar masuk desa.." ucap Asia yang melompat turun dari Wish. Lalu berjalan beberapa meter kedepan.
Saat dikira cukup. Asia melakukan Blood Seal, dimana dia menggigit ibu jarinya hingga berdarah lalu mengoleskannya pada telapak tangan kirinya horizontal. Lalu dia memejamkan matanya seraya mengarahkan telapak tangan kirinya kedepan dimana telapak tangan kanannya menyentuh punggung telapak tangan kirinya itu.
Sring!
Muncul aksara sihir dari telapak tangan asia, atau yang biasa di sebut [Run Mage]. yang kemudian semakin meluas hingga keudara kosong yang seperti itu adalah prisai tak kasat mata yang dikelilingi Run itu.
Namun setelah beberapa detik, Run itu menghilang. tapi seperti tetap tak terjadi apa-apa. Membuat Ellen yang menatapnya dari tadi bingung.
"selamat datang di Wood village.." ucap Asia dengan senyum manis dan rasa bangga yang kentara dari ucapannya.
"hah!?.." Ellen semakin bingung dibuatnya.
"ikuti aku Wish-san.." ucap Asia yang kemudian berjalan kea rah dimana telapak tangannya tadi mengarah.
Sring!
Tubuh Asia seperti menembus suatu medan energy yang tak kasat mata. Padahal itu hanya hutan belantara biasa. Tapi tubuh Asia menghilang masuk ntah kemana. Membuat Ellen bingung.
Namun seperti perintah Asia barusan, Wish yang masih membawa kedua manusia di punggungnya itu melayang secara perlahan mengikuti jejak Asia.
Sring!
Dan mereka pun juga sama. Menghilang menembus suatu medan energy tak kasat mata.
"A-apa!?.. indah sekali.." ucap Ellen menatap takjub pemandangan didepannya itu.
"anda benar Ellen-chan.. desa ini sangat indah. Berbanding terbalik dengan sebutannya sebagai sebuah desa." Wish ikut berkomentar.
Dimana dihadapan para teman baru Asia itu, sebuah tempat yang sangat indah. Dengan ratusan rumah yang terbuat dari pepohonan yang menjulang tinggi di desa itu. dimana hanya terdapat puluhan pohon-pohon yang besarnya bukan main. Setinggi 10 meter lebih.
Pohon-pohon itu terlihat berdekatan. Walaupun ada juga yang jaraknya berjauhan. Tapi pohon-pohon itu saling terhubung satu sama lain dengan jembatan-jembatan kayu yang ratusan jumlahnya itu maupun dahan pohon-pohon itu sendiri yang digunakan sebagai akses jalan untuk semua penduduk desa Wood.
Tidak hanya itu. disekitarnya juga terdapat kolam sumber mata air, taman bunga, lahan pertanian dan sebagainya yang ada disebuah desa. Tak luput dinding yang tak kalah tinggi mengitari desa ini yang terbuat dari kayu pohon raksasa pula. Yang runcing diujung atasnya dan terdapat menarai pengintai pula di setiap sudut Wall itu.
Tapi yang paling menakjubkan adalah sebuah pohon raksasa yang paling besar dari semua pohon yang ada. Pohon yang memiliki dahan yang sangat luas hingga seperti sebuah payung yang melindungi pohon-pohon dibawahnya.
Menakjubkan. Itu kata-kata yang terdengar dari Wish dan Ellen melihat pemandangan ini.
Asia yang melihat teman barunya itu takjub, kemudian dia juga ikut memandang desanya dengan bangga dan senyuman manis dibibirnya..
"inilah tempat dimana aku dilahirkan.."
.
.
"..Wood Village.."
.
.
.
.
To be continue…
.
A/N: mmm… sebelumnya kyo minta maaf atas keterlambatan updatenya karena kesibukan yang melanda de real world kyo ini. dan kyo akan ganti summerynya mulai chap ini. bagaimana menurut kalian?..
Lalu bagaimana menurut kalian chap ini?.. buruk kah, hancur kah?, typo dimana-mana kah?, Atau gaje kah?.. silahkan komentar dikolom Review sesuka kalian.. jika ada typo maupun kesalahan, harap tulis dikolom komentar ya. agar kyo tau letak kesalahan kyo.
karena author juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan..
Dan para readers, dapat menjalankan tugasnya selain menjadi penikmat fiction, tapi juga pemberi masukan dan saran untuk kesalahan mana yang kalian temukan.. hehe
Glosarium:
1. Secred Gear: benda yang memiliki kekuatan, yang ada dalam tubuh sorcerer sejak lahir. Dimana pemilik Secred Gear itu dapat dihitung jumlahnya.
2. Wyvern, Akhenath, Bluerrion, Carenath, Silkara: nama beberapa Naga.
Seperti biasa kawan. Jika tertarik dengan para Dragon atau makhluk lain yang ada, kalian bisa lihat bagaimana wujudnya di album fb kyo agar lebih mengena feellnya. Dengan name profil: Kyoigneel. Image sama dengan profil akun Kyo ini.
Jika ada pertanyaan silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Mm.. seperti biasa, Review berupa kritik maupun saran dari kalian sangat membantu Kyo dalam menulis.
See you next time!
.
Next chapter: Wood village part 1. Kesatria pemanah dan peninggalan leluhur..
