World

Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan bukan milik kyo.

Rate : M

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca!, dll.

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi

Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 9: Wood village part 2. War begins..

.

.

.

Siang hari, Wood village.

.

Di perbatasan dinding. Salah satu menara pengawas di pintu bagian depan atau bagian utara dari dalam desa Wood yang luas itu. atau bisa deisebut Leaf of Heaven.

"bagaimana?,. apa ada perkembangan sampai saat ini?.." Tanya seorang bersurai merah dengan zirah seorang Knight bawahannya yang ada di hadapannya saat ini.

"belum ada Tigre-sma. Masih sama seperti biasanya.." jawab Knight itu.

"benarkah?, apa taka da yang lewat diatas kita sejak pagi tadi?,.." Tanya komandan pasukan itu yang tak lain adalah Tigre.

"sebenarnya Tigre-sama, ada sebuah benda asing atau makhluk yang kami tak bisa melihatnya dengan jelas karena jaraknya sangat jauh dilangit barusan sebelum anda kemari. Tapi kami piker itu mungkin dragon liar yang lewat seperti biasanya.." jawab Knight nomer 2 yang ada di sebelah knight 1 barusan.

"itu yang ku khawatirkan. Kita tak bisa memprediksi musuh akan tiba darimana dan dengan apa.. tapi kita tetap harus meningkatkan penjagaan hingga Shion-hime selesai melakukan ritualnya malam nanti.." Tigre memberi perintah dengan serius.

"HAI' Tigre-sama.." jawab kedua Knight itu bersamaan.

Kemudian Tigre melompat turun dari dinding yang tinggi itu dan mendarat dengan mulus ditanah yang dia pijak saat ini. masih banyak tugas yang harus dia selesaikan.

"aku harap, rencana anda berjalan dengan baik, Naruto-san.. 'dia' bukanlah orang sembarang Naruto-san." Gumam Tigre yang berjalan ketempat pengawasan selanjutnya.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Diruangan Shion, masih terdapat dua orang gadis yang saat ini masih bergelut dengan pikirannya masing-masing. Mereka masih waspada jika nanti malam proses ritual itu tak akan berjalan dengan mulus.

Walaupun rencana sudah siap, tapi tetap saja. Rasa khawatir akan apa yang terjadi sebentar lagi tetap menghantui para penghuni desa ini. termasuk pemimpin desa ini sendiri.

"bagaimana menurutmu, Ellen-san?. Tentang rencana Naruto-san ini.. beberapa jam lagi ritual akan dimulai. Dan nanti malam pula, adalah malam bulan purnama.. aku takut jika rencana ini gagal.." Tanya Shion dengan nada lirih. Namun masih dapat didengar oleh Ellen di hadapannya.

"anda piker dimana Naruto saat ini?, dia sedang melakukan segalanya untuk kemenangan anda.. walaupun aku juga baru mengenal dia, dengan sifatnya yang terlihat tak peduli dan menjengkelkan itu. dia adalah orang yang mempertanggungjawabkan kata-katanya.. jika dia bilang akan melindungi desa ini, atau merebut kembali permata itu, pasti akan dia lakukan.. walalupun nyawanya sendiri taruhannya.." Ellen menjawab dengan arah pandangnya ke langit-langit ruangan itu. menerawang dan mengingat kembali tentang pemuda pirang itu.

"..karna itulah sifat yang paling ku suka dari dia.. tapi juga sifat yang paling aku benci dari dirinya.." lanjut Ellen dengan lirih. Namun dapat didengar oleh Shion dengan jelas.

"aku tau.. kau memang temannya yang baik.. aku,.. juga akan percaya padanya.." ucap Shion dengan senyuman tulusnya menatap meja dibawahnya itu. membuat Ellen juga menaggukan kepalanya menyetujui ucapan shion yang kemudian juga ikut tersenyum.

'teman, yaa.. ntahlah..' batin Ellen yang tersenyum simpul menatap sebuah Plate Call pemberian Naruto digenggaman tangan kanannya itu.

"ahh, Shion-sama,. Aku sepertinya harus keluar dulu untuk bertemu dengan Naruto untuk memberikan Plate Call padanya. Aku lupa jika dia tak dapat menggunakan mana.. jadi kau jangan kemana-mana. Aku hanya sebentar.. dan satu lagi, jika aku tidak kembali juga,.. pergilah lakukan ritualnya bila saatnya tiba Shion-sama.. para Knight'mu akan selalu melindungimu.." ucap Ellen kemudian mendapatkan anggukan mengerti dari Shion dan senyumannya. Segera Ellen pergi dari ruangan itu lewat pintu disampingnya setelah membalas senyuman Shion.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di lorong-lorong ruangan yang ada di pohon keramat ini, seorang pemuda bersurai pirang beriris blue shapire sedang berjalan santai dengan Great Sword sebetinggi tubuhnya itu. menuju ke tempat yang telah di rencanakan.

'jadi benar dugaanku. Tidak salah lagi..' Batin pemuda pirang beriris shapire itu yang tak lain adalah Naruto.

Dia berjalan dengan santai. Tatapan datarnya setia diwajahnya. Walaupun begitu, perempuan manapun tetap bersemu merah menatap wajahnya itu. hingga tak berselang lama, dihadapannya muncul seorang gadis bersurai putih awan yang indah. Berjalan ke aeahnya saat ini.

Tap Tap Tap

"Naruto, bagaimana?,.. apa kau telah melakukan tugasmu?.." Tanya gadis itu dengan senyumannya.

"hm?, aku baru akan kesana.. dan bagaimana dengan Shion?.." jawab Naruto datar seperti biasanya.

Mereka berdua saat ini sedang berhadapan beberapa meter. Senyuman Ellen tak luntur dikala melihat wajah datar Naruto.

"uhmm.. sebenarnya Naruto, dia sedang tak ada disana.. jadi lebih baik aku menunjukkannya padamu.. karena barusan aku mendengar dari Knight yang lewat jika dia ada ditempat itu.. untuk masalah Shion, dia ada dijaga oleh para Knight.." ucap Ellen yang mengerti dari gesture Naruto yang sepertinya ingin bertanya.

Dan tepat apa yang dipikirkan gadis bersurai putih itu.

"hm.. dimana?.." Tanya Naruto ketika apa yang ingin dia tanyakan tadi telah diketahui oleh Ellen.

"baiklah, kau ikuti aku, Naruto.. kita tak boleh membuang-buang waktu.." jawa Ellen disertai senyumannya.

Ellen kemudian berjalan melewati Naruto menuju ketempat yang dia maksutkan pada Naruto. dengan setelah dia menarik tangan pemuda pirang itu. walaupun Naruto hanya meresponnya biasa saja.

Mereka berdua berjalan melewati pintu-pintu ruangan yang ada di sebelah kanan mereka. Naruto hanya mengekor dibelakang Ellen dengan tangannya yang di genggam oleh Ellen.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di salah satu rumah pohon, seorang gadis bersurai pirang sedang melihat-lihat. Padangannya tak luput dari setiap sudut ruangan yang ada.

Setelah dia tak menemukan apa-apa kecuali beberapa barang yang tak penting seperti perabotan rumah, dia keluar dari rumah itu. karena walaupun rumah itu adalah rumah yang ada di dalam pohon tinggi dan besar itu, tetap saja keindahan meliputi rumah itu.

Karena interior maupun eksterior yang ada di rumah pohon di Wood village ini tetap tak kalah oleh zaman. Indah dengan batuan murni hasil tambang dari desa ini sendiri. Karena itulah, desa ini termasuk merupakan desa terindah dan pemilik pertahanan terkuat dibandingkan desa lainnya.

Luas desa ini pun tak bisa dianggap remeh. Karena desa ini mirip dengan luas perkotaan pada umumnya. Karena tempat tinggalnya saja yang unik, hingga disebut desa.

Kembali pada gadis bersurai pirang manis itu. yang kini menyusuri jembatan yang ada sebagai akses jalan diantara pohon ini.

Gadis itu berjalan agak terburu-buru menuju ke rumah pohon selanjutnya.

"ku harap semuanya telah menungsi ke tempat perlindungan.. hah.. hah.." gumam gadis itu dengan nafas yang tersengal-sengal karena dia baru saja pindah dari rumah satu ke rumah lainnya.

"ini rumah pohon terakhir.." gumam gadis itu ketika masuk ke rumah itu dan melihat kesegala ruangan yang ada. Jika masih ada seseorang yang tertinggal.

"..tak ada,.. syukurlah jika semua telah mengungsi.." ucap gadis itu setelah keluar dari rumah yang dimasukinya tadi dan menutup pintunya. sembari mengelap keringat didahinya setelah sampai di depan rumah barusan.

Gadis itu yang tak lain adalah Asia Argento. Yang saat ini berdiri dengan bertumpu pada kedua lututnya. Tugasnya adalah mengevakuasi para penduduk desa ini ke tempat perlindungan bawah tanah yang ada di desa ini.

Karena sesuai dengan rencana itu juga, agar mengurangi dampak korban jiwa yang akan terjadi dalam perang kali ini.

"ku harap ini segera selesai.." gumam Asia lirih.

Namun baru dia beristirahat sejenak, terdengar langkah kaki yang berlari mengarah ke arahnya.

"lapor, Asia-hime,.. dibagian barat seluruh penduduk telah dievakuasi ke tempat perlindungan.." ucap seorang tersebut saat tiba di hadapan Asia.

Orang tersebut ada seorang Knight yang bertugas dibawah Asia yang memiliki tugas sama dengan dirinya. Ada dua orang Knight juga yang ada di belakang knight yang melapor itu.

"lapor, Asia-hime,.. dibagian timur juga telah selesai dievakuasi.."

Baru saja Asia ingin menjawab Knight yang baru datang tadi, datanglah tiga orang Knight yang juga melapor padanya. Membuatnya mengurungkan niatnya tadi.

"baiklah,.. kalau begitu kalian tetap waspada di pos kalian masing-masing untuk menjaga para tempat perlindungan para penduduk.. laksanakan!.." perintah Asia tegas.

"HAI',.. Asia-hime!.." balas ke enam orang Knight berzirah itu yang langsung melesat dengan cepat ketempat tujuan mereka masing-masing.

"hah.. menjadi pemimpin memang sulit.. aku tak bisa membayangkan bagaimana sulitnya Nee-sama memimpin kedua tempat sekaligus.." ucap Asia lesu pada dirinya sendiri.

Karena bagaimanapun, menjadi seorang pemimpin tak semudah membalikkan telapak tangan seperti yang orang lain katakana. Banyak yang harus dikerjakan, tanggung jawab yang besar dan beban yang berat di emban oleh seorang pemimpin.

Tentu saja baru kali ini dia memberikan komando bagi para bawahannya. Karena selama ini Nee-sama'nya lah yang memberi komando untuk para Knight yang ada di desa ini.

"baiklah, sekarang aku akan melanjutkan tugasku.. walaupun aku tak mengerti untuk apa Naruto-san membutuhkan 'itu',.. tapi mungkin untuk berjaga-jaga.. semoga rencanamu ini berjalan mulus Naruto-san.." gumam Asia. Dan langsung pergi dari tempat itu dengan Magic circle'nya menuju ke tempat yang di tujunya.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Naruto side.

.

"ayo cepatlah Naruto-san.. jika tidak, mungkin dia akan menyadari kehadiran kita dan pergi dari tempat itu.." ucap gadis bersurai putih seputih awan yang sedang berjalan cepat menarik pria bersurai pirang yang hanya menatap datar ke arahnya itu.

"hm.." balas Naruto singkat.

Tak butuh waktu lama, Naruto sampai di salah satu lorong yang menuju ke bawah dari pohon keramat itu. tak ada pintu di sekitar mereka berdua. Hanya jalan lurus dengan batuan indah sebagai dindingnya.

"sepertinya kita sudah jauh dari ruangan Shion.." ucap Naruto pada Ellen yang ada di depannya saat ini. karena menurutnya, tempat ini menuju kebawah tanah dari tempat Shion yang ada di atas pohon keramat itu.

"ya memang.. ini adalah tempat persembunyian bagi para petinggi desa ini Naruto.." jawab Ellen tanpa menoleh ke arah Naruto yang menatapnya datar seperti biasanya.

"begitu ya.." gumam Naruto yang tetap mengikuti langkah Ellen yang cepat itu.

Seiring mereka yang terus berjalan itu, sampailah mereka di suatu persimpangan ruangan lorong yang ada di hadapan mereka saat ini. membuat Naruto menatap heran pada Ellen yang tampak menghentikan langkahnya saat ini.

"kemana?.." Tanya Naruto yang genggaman di tangannya saat ini telah diepaskan oleh Ellen.

"kita ke kanan Naruto.. karena jika ke kiri, itu merukana jalan menuju inti pohon ini.." Ellen menjelaskan setelah menghadap kea rah Naruto saat ini dengan senyumannya. Namun hanya mendapat tatapan datar dari Naruto.

Mereka berdua kembali berjalan menelusuri lorong itu. ke tempat orang yang dicari kedua manusia berbeda gender itu.

Hingga sampai mereka berdua di ujung lorong ini, dan terdapat dua pintu di kiri dan kanan. Kedua pintu itu memang lumayan besar dengan aksen unik. Pintu itu juga terlihat derbuat dari besi yang kokoh.

Memang sepertinya tempat yang sempurna untuk bersembunyi.

"aku dengar, dia ada di kanan diujung lorong ini Naruto. jadi aku yakin, dia ada disana.." Ellen meyakinkan Naruto. dan berjalan ke depan pintu itu.

"hm.. biar aku yang membukanya.." ucap Naruto yang menghentikan Ellen yang ingin membuka pintu itu. dan dibalas senyuman serta anggukan oleh gadis bersurai putih itu.

Kriet!

'tak dikunci?..' batin Naruto ketika membuka pntu dengan gagangnya yang berbentuk lingkaran besar ditengahnya yang harus diputar ke arah kiri. Seperti brankas baja pada umumnya.

Ketika pintu itu terbuka, sedikit Naruto tak dapat melihat apa yang ada didalamnya karena gelap. Begitupun Ellen yang ada di belakang Naruto beberapa inci ikut mengintip ke dalam.

"sebaiknya kita masuk untuk melihatnya Naruto.." ucap Ellen di belakang Naruto dan dibalas gumaman oleh pemuda pirang itu seperti biasanya.

Pintu itu dibuka semakin lebar oleh Naruto. dan mereka pun masuk kedalam dengan Naruto yang memimpin. Masuk ke ruangan yang gelap gulita itu.

Klik!

Sedikit terkaget ketika Naruto melihat tempat dalam ruangan itu menyala. Hingga memperlihatkan sebuah ruangan yang terlihat sangat rapi dan memang memiliki barang-barang seperti milik para petinggi.

Namun saat menoleh kebelakang, Naruto dapat meihat Ellen yang tersenyum ke arahnya dengan jari yang masih menekan tombol lampu di tembok di dekat pintu itu.

"maaf jika mengagetkanmu Naruto. tapi kebetulan tanganku yang meraba dinding disebelah ini menemukan tombol yang ternyata adalah tombol lampu.. hehe.." Ellen gugup ketika melihat Naruto yang menatapnya tajam.

"hm.. sudahlah,. Kita cari dia.." perintah Naruto.

"uhm.." jawab Ellen sambil mengangguk serius.

Mereka berdua berpencar ke setiap sudut ruangan mewah yang ada sini.

.

Sampailah Naruto pada salah satu kamar yang ada di ruangan itu. pemuda itu melihat isi yang ada dalam kamar tersebut.

Seperti kamar biasa, Namun memang perabotannya mewah dengan kasur king size yang ada di tengah kamar itu.

'tak ada.. dimana dia?.. jangan-jangan, Ellen telah menemukannya..' batin Naruto yang kemudian berbalik untuk menuju ketempat Ellen.

"Naruto?,.."

Namun baru saja Naruto membalikkan tubuhnya, Ellen telah ada di hadapannya yang juga terlihat kaget. Naruto menajamkan matanya menatap Ellen.

"kau menemukannya?.." Tanya Naruto.

"tidak.. hah.. aku lelah mencari Naruto. lagipula kita terus saja sibuk dari pagi.. kita beristirahat dulu ya.." pinta Ellen yang memang terlihat peluh di dahinya.

Gadis itu berjalan mendekat kearah Naruto yang menapnya datar saat ini.

"ini bukan saatnya istirahat.." jawab Naruto yang saat ini berhadapan dengan Ellen yang terlihat tersenyum kearahnya.

"ta-tapi,.. Naruto,.."

Cup!

"!.."

Naruto hanya bisa melotot kaget. Ketika respon dari gadis didepannya ini malah mencium bibirnya secara mendadak.

Walaupun dia sering melihat orang berciuman dulu, apalagi soal perempuan. Dia terbiasa. Tapi kali ini?, dia mendapatkan ciuman dari gadis yang bahkan tak pernah ia sangka-sangka. Apa yang terjadi dengan gadis ini?.. batin Naruto.

"ulmhh.. slurp.." ciuman yang dilakukan Ellen semakin ganas. Dia melahap bibir pemuda pirang itu hingga liur menetes dari kedua bibir yang saling terpaut satu sama lain itu.

Kedua lengan gadis bersurai putih seindah awan itu megalung di leher pemuda pirang itu. tak lupa tangan kanan Ellen yang mendorong surai pirang Naruto untuk tak menjauh. Malah semakin di perdalam oleh Ellen.

Bruk!

Ellen yang terbawa nafsu itu mendorong Naruto perlahan ke arah tempat tidur dibelakang Naruto tanpa melepas pagutan mereka berdua. dan bersamaan, Ellen menjatuhkan tubuhnya dan Naruto bersamaan pada ranjang king size itu.

Dimana posisi Ellen saat ini berada di atas Naruto. dimana Ellen tak mau melepaskan ciuman ganasnya itu pada pemuda pirang di bawahnya.

"ullmmmhh.."

Pertahanan Naruto goyah ketika lidah Ellen menerobos deretan gigi putihnya dan mengobrak abrik isi dalam mulutnya.

Wajah Ellen semakin memerah. Nafsu menggerogoti dirinya. Terpejam menikmati apa yang dia lakukan.

Sedangkan Naruto tampak ikut terpejam perlahan. Kedua tangannya melingkar ke pinggang gadis bersurai putih itu.

Hingga beberpa menit mereka tetap dalam aktifitas yang sama, Ellen menyudahinya dan duduk di perut keras Naruto. menatap sayu pemuda dibawahnya itu. tangannya membuka pakaian tempur yang memang terdiri dari pakaian dan rok pendek diatas lutut namun menggunakan soft yang terlihat di pahanya itu.

Pakaian atasnya telah terbuka seutuhnya dan dia jatuhkan ke lantai. Dan menampakkan buah dadanya itu. membuat Naruto yang menatap datar Ellen bersemu merah walau tipis.

Kedua tangan Ellen menggenggam tangan Naruto untuk menuntunya meremas kedua asetnya itu. Naruto hanya menuruti apa yang dikehendaki Ellen.

"ahhnn.. ahhh~.." Ellen mendesah ketika telapak tangannya membantu telapak tangan Naruto untuk meremas asetnya itu.

Hingga beberapa menit, Ellen kembali menghentikan aktifitasnya itu. dan turun kebawah menggesekkan kemaluannya pada milik Naruto yang terbungkus celana panjangnya itu. menggesekkannya hingga beberapa kali.

"ahhh~.. uhh~.." desahan Ellen semakin menjadi.

Terasa benda yang dia jepit itu semakin mengeras. Dia menghentikan aksinya kembali dan turun ke kaki Naruto untuk membuka celana pemuda pirang yang masih tetap pada ekspresinya.

"Naruto-kun~.." ucap Ellen sensual sembari mengelus benda yang mengeras di balik celana hitam itu.

Greb!

Saat celana Naruto akan diturunkan dari singgasananya oleh kanan Ellen, tengan putih mulusnya itu telah digenggam erat oleh Naruto. sementara tangan kirinya yang masih mengelus benda keras di balik celana itu dihentikannya tiba-tiba.

Ellen menatap kaget Naruto dengan mata yang membola menatap apa yang ada dihadapannya.

"dari mana kau mendapatkan ini?.." Tanya Naruto dengan pandangan dingin kearah wajah shok Ellen.

Karena dihadapan Ellen saat ini, Naruto menunjukkan benda persegi yang disebut Plate call untuk berkomunikasi. Yang ditunjukkan padanya dihadapan wajahnya saat ini.

"bu-bukannya Plate call itu kau yang memberikannya padaku,.. Naruto-kun. Apa kau lupa?.." jawab Ellen yang kembali tenang dan kembali mengelus benda dibalik celana itu.

Namun kembali dia shok akibat benda yang disentuhnya itu tak keras seperti tadi. Kembali ke bentuk awalnya. Bahkan tak merespon telapak tangan mulusnya saat ini.

Duagh!

Brak!

Namun baru saja pandangannya menatap kea rah Naruto, sebuah rasa sakit dia rasakan diperutnya yang terdorong oleh posisi Naruto yang berusaha berdiri dari telentangnya itu. dan membuat Ellen terlempar ke belakang hingga menabrak dinding dekat pintu itu.

"cukup sudah bermain drama'nya.." ucap Naruto datar yang saat ini berdiri beberapa meter dihadapan gadis bersurai puth yang mencoba berdiri itu.

"A-APA YANG KAU LAKUKAN HAH!.." teriak gadis bersurai putih itu pada pemuda didepannya.

"satu yang perlu kau ingat pelacur.. aku tak akan memberikan milikku pada orang yang tidak ku cintai. Apalagi pelacur sepertimu.." ucap Naruto dingin. Hingga membuat perempuan di hadapannya itu membolakan matanya atas apa yang diucapkan Naruto.

"apa maksutmu Naruto-kun?!.." ucap perempuan itu tak terima.

Sring!

"sudahlah. Tak perlu berbasa-basi lagi.. aku tau kau bukan Ellen yang sesungguhnya.. tunjukkan dirimu,. Ibara.." Naruto sangat dingin kali ini. Saber di punggunya telah ia genggam di tangan kirinya.

"ba-bagaimana kau bisa tau.." Tanya perempuan itu gemetar dan mundur selangkah.

"sejak awal aku memang merasa ada yang aneh dengan dirimu.. selain aura yang berbeda, kau juga tau semua tempat yang ada disini. Sedangkan Ellen yang asli tak tau tempat ini sedetail dirimu.. dan yang membuatku makin ingin membunuhmu.."

Syut!

Pyarr!

Ucapan Naruto dia jeda karena dia melempar Plate call yang dia genggam di tangan kanannya ke tembok ruangan di kanannya itu hingga hancur berkeping-keping.

".. dimana Ellen berada?.. itu bukanlah PC yang ku berikan padanya. Karena dia tau aku tak dapat menggunakan Mana.. dan PC yang kuberikan padanya memiliki bentuk fisik yang berbeda.." Naruto melanjutkan dengan wajah yang tak main-main.

"HA HA HA.. kau sudah tau sejauh itu rupanya.. jika kau tau, kenapa kau masih mau meneruskan drama ini sampai ke bagian intim heh,.. Naruto-kun~?.. bilang saja jika kau yang pernah melihat tubuhku ketika bersama Disonashu-sama waktu itu, kau juga ingin mencicipinya eh.." wanita yang ternyata adalah Ibara, tampak tak takut lagi. Malah dia semakin berani dihadapan Naruto dengan pakaian yang dia buka seluruhnya dalam wujut Ellen.

Dari gayanya juga terlihat sensual di hadapan Naruto. seperti wanita penggoda lainnya.

"tidak. Aku hanya harus memastikannya lagi jika benda yang kau bawa tadi adalah benda yang bukan berasal dariku ketika aku memelukmu tadi untuk mengambilnya.. jadi tak usah kau menunjukkan tubuh kotormu itu dihadapanku pelacur.." ucap Naruto yang tak terpengaruh sedikitpun oleh pose ibara saat ini.

"grrr.. kau.. dasar pria munafik!.."

Boff!

Ibara tampak semakin marah karena hinaan Naruto itu. dan kembali merubah tubuhnya ke tubuh aslinya menggunakan tehnik (Henge) para shinobi.

'jadi benar. Dia adalah seorang shinobi.' Batin Naruto karena merasakan aura chakra dar tubuh Ibara.

"tak usah banyak bicara.. katakan dimana Ell-.."

Deg!

Brukk!

Kata-kata Naruto harus terpotong akibat tubuhnya yang tiba-tiba tak bisa digerakkan serta rasa nyeri yang amat sangat di jantungnya saat ini. membuatnya terjatuh telentang di lantai itu dengan tangan kanan yang meremas letak jantungnya saat ini.

Tap.. tap..

"HA HA HA.. ada apa Naruto-kun?~.. sakit?~.. aku telah menyuntikkan racun ini padamu ketika kita berciuman tadi.. jadi kau tak perlu repot-repot untuk menyelamatkan desa ini.. karena kau, akan MATI.." ucap wanita bersurai hitam lurus itu yang kini duduk kembali tepat di bagian benda Naruto. dan menggesekkannya kembali.

Sebuah suntikan yang sebesar ibu jari terlihat tergeletak di tempat wanita itu menabrak dinding tadi bersamaan dengan sisa pakaian maidnya yang asli.

"uhh~.. karena khau akan mati disini.. aku akan memberikanmu hadiah special.. ahh~.. sebelum aku menjadi istri penguasa desa ihni~.."

Cup~

"ahh~.. uhh~.."

Kembali pelacur itu melakukan hal yang sama pada Naruto diatas tempat tidur tadi. Yang memang wanita itu kondisinya tak memakai pakaian sama sekali.

Naruto hanya dapat meringis kesakitan karena jantungnya saat ini. walaupun tubuhnya di beri kenikmatan duniawi oleh wanita busuk diatasnya itu dia tak dapat merasakannya. mulutnya pun tak dapat berkata apa-apa karena efek racun ini yang mematikan seluruh indra pada tubuhnya secara perlahan.

Sementara racun dalam tubuhnya menyebar. Wanita jalang itu menciumi dan menggrayanginya sesuka hatinya. Menghiraukan pemuda yang sedang kesakitan dibawahnya itu.

"kita akan lakukan apa yang belum semphat khita lakukan thadi.. Naruto-kun~.." ucap wanita itu yang kembali duduk di kaki Naruto dan melakukan hal sama seperti sebelumnya.

Sring!

"apa ini!.."

Namun baru saja Ibara akan membuka celana Naruto, sebuah cahaya putih yang menyilaukan tiba-tiba muncul. Dan membuat seluruh ruangan ini tersinar terang oleh cahaya itu.

Duagh!

Brakk!

"argg!.."

Namun ketika cahaya itu menghilang, Ibara merasakan rasa sakit di kepalanya ketika sebuah tendangan bersarang. Dan menabrak kembali dinding sebelumnya. Membuatnya meringis kesakitan.

"dasar wanita jalang.. berani sekali kau melakukan hal itu padanya.." ucap seorang gadis cantik yang saat ini berdiri dihadapan Ibara yang berusaha bangkit dengan darah di kepalanya itu akibat benturan keras pada tembok berlapis baja di belakangnya.

"kau!.. siapa kau berani-beraninya mengganggu kesenanganku!.." teriak Ibara marah pada gadis cantik dihadapannya saat ini.

"siapa aku itu tak penting.. sekarang berikan penawarnya, dan tunjukan dimana gadis bernama Ellen itu berada.." bantah gadis cantik yang menatap datar Ibara saat ini. yang dimana gadis itu berdiri disamping kiri tubuh tergeletak Naruto.

"penawar racunnya tak ada padaku dasar jalang!.. dan aku tak akan memberitahumu dimana gadis itu berada!.. heyaa!.." dengan keadaan yang tetap sama. Tak memakai sehelai bajupun ditubuhnya, Ibara merengsek maju setelah memunculkan dua kunai di kedua genggamannya dari Ring yang dipakainya.

Srett! Srett! Srett!

Namun seperti melawan anak kecil. Setiap tebasan dari Ibara hanya di hindari gadis cantik bersurai pirang yang diikat rapi di belakang surainya itu. dan hanya surai bagian samping dan depannya saja yang menjuntai yang semakin menambah kecantikan gadis itu.

"a-apa!.." ucap Ibara tak percaya karena tebasannya hanya dihindari dengan sedikit gerakan saja oleh gadis cantik di hadapannya saat ini.

Swus! Tap

Buagh!

Brakk!

Ketika tebasan Ibara yang terlihat terbuka, Gadis itu melompat keatas Ibara dan mendarat di belakang Ibara dengan santainya. Dan memukul wanita bersurai hitam itu tepat di punggungnya hingga meluncur dan menabrak dinding disamping ranjang King size itu hingga menciptakan sarang laba-laba.

"arggg!.."

Greb!

Tak hanya itu, gadis cantik itu mencengkram leher wanita jalang itu dengan keras. hingga membuat pemiliknya merintih dan meronta ronta kesakitan. Sementara senjatanya telah terjatuh dilantai akibat serangan gadis cantik ini.

"aku bahkan jijik harus menyentuhmu seperti ini,.. kau tak pantas menjadi seorang wanita,," ucap gadis cantik itu yang masih mencengkram keras leher Ibara yang tak bisa berkata apapun itu. hanya meronta kesakitan.

Wuss!

Brakk!

"arrgg!.."

Belum selesai siksaan dari gadis cantik itu. Ibara harus merasakan sakit lagi dipunggungnya ketika dia dilempar dengan keras tanpa ada rasa perikemanusiaan dari gadis cantik itu. dan meciptakan cekungan dalam yang hampir menembus dinding kamar itu.

Wuss!

Duagh!

Brakk!

Belum cukup. Ibara yang masih tersangkut di cekungan dekat pintu itu, kembali merasa sakit dua kali lipat di perut dan punggungnya ketika gadis cantik itu menghilang dari tempatnya dengan gerakan cepat, dan muncul di depan Ibara dengan sebuah tendangan depan yang tepat mengenai perut Ibara yang kembali melucur dengan cepat menembus tembok itu dan berhenti ketika punggungnya menabrak dinding ruang tengah hingga menciptakan cekungan kecil.

Sring!

Greb!

Kembali gadis cantik itu menghilang dari tempatnya dan muncul dihadapan wanita jalang itu. dan mencengkram wajah Ibara yang terduduk itu. dan mengangkatnya hingga posisi mereka sama-smaa berdiri.

"ja-jangan bunuh a-aku.. jika ti-tidak,. Kau tak akan tau dimana gadis.. itu.." ucap Ibara lirih dengan rasa sakit ditubuhnya itu. pandangannya gelap karena telapak tangan gadis cantik itu yang mencengkram wajahnya. Walaupun kedua tangannya mencoba melepaskan cengkraman gadis pirang cantik itu, tapi mustahil dengan tenaga yang dimilikinya saat ini.

Gadis cantik itu tak menggubris apa yang dikatakan wanita jalang itu. gadis itu menutup matanya berusaha berkonsentrasi dengan apa yang dilakukannya saat ini. terlihat aura putih menguar dari tangan kanan yang mencengkram kepala Ibara itu.

"ARRGG!..." Ibara menjerit kesakitan dengan apa yang dilakukan gadis cantik itu.

Hanya beberapa detik, gadis cantik itu menghentikan apa yang dia lakukan saat ini. aura di tangan kanannya menghilang.

"kau tak perlu memberitahuku. Aku sudah tau dimana Ellen berada.." ucap datar gadis cantik itu tanpa melepas cengkraman pada wajah Ibara.

"hah.. hah.. to-tolong ampuni a-aku.. jika ti-tidak ann-.."

Brakk! Brakk!

Brass!

Gadis cantik itu tak mau mendengar apa yang disampaikan wanita jalang itu. dan memilih membenturkan kepala Ibara pada tembok dibelakang wanita jalang itu berkali-kali. Dan ter akhir dilakukannya dengan keras hingga membuat kepala itu hancur bersamaan dengan tembok dibelakang tubuh tak berkepala itu yang juga hancur berkeping-keping.

"aku tak akan memaafkan orang yang telah menyakiti dia.. termasuk kau wanita jalang." Ucap gadis cantik yang menatap dingin jasat tak berbusana dan tak berkepala itu tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Tatapan dinginnya mengisaratkan rasa sakit untuk siapaa saja yang menjadi musuhnya.

Sring!

Kemudian gadis cantik itu menghilang dari tempatnya dan muncul di tempat Naruto tergeletak tadi. Lalu gadis itu memapah tubuh tak sadarkan diri Naruto.

Drrr!

'getaran apa ini?..' batin gadis cantik itu yang merasakan getaran di tempatnya saat ini. dan dengan cepat, dia menatap Hand clock di pergelangan tangan kiri Naruto.

'pukul 7. Sial. Sepertinya penyerangan telah dimulai.. aku harus cepat.' Batin gadis cantik itu.

Sring!

Gadis cantik itu dengan cepat menggunakan Magic circle putihnya yang membuat mereka berdua menghilang dari tempat itu meninggalkan pecahan cahaya yang semakin lama semakin mengurai dan menghilang diudara.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

6.00 malam. 1 jam Sebelum penyerangan.

.

Saat ini, seorang gadis bersurai pirang pucat sedang berada disalah satu ruangan di bagian inti pohon keramat. Yang berada di bawah tanah tepat di bawah akar dari pohon raksasa itu.

Shion. Saat ini sedang duduk bersila di suatu altar yang ada didalam ruangan yang terlihat sacral. Dibawahnya terdapat symbol aneh yang besarnya hampir setengah ruangan ini.

Dan dihadapannya pula, sebuah crystal berwarna ungu sebesar ibu jari manusia dengan bentuk lancip. Melayang dengan dikelilingi sebuah tanaman yang mencuat keatas dari lantai dibawahnya.

Sedangkan disebelahnya tanaman yang mencuat itu pula kosong. Karena isinya yang dicuri.

Sedangkan ritual ini dilakukan untuk merecharge energy crystal itu sendiri untuk ketahanan kekkai dan hidup tumbuhan yang ada didesa ini. maka dari itu, sebulan sekali wajib dilakukan ritual ini oleh penerus dari pemimpin keturunan berdarah murni dari pemimpin desa ini. maka dari itu, selain Shion dan Asia yang masih tahap belajar ini taka da lagi yang bisa melakukannya. Bahkan membuka pintu penjaga ruangan ini saja taka da yang bisa kecuali penerus leluhur ini.

Shion tampak bersemedi dengan kedua telapak diarahkan pada crystal itu. dan menyalurkan energy spiritualnya.

Karena melakukan ini pun, membutuhkan energy yang tidak sedikit.

'maafkan aku para Knight ku.. aku harus melakukan ini untuk masa depan desa ini..' batin Shion yang masih berkonsentrasi sambil memejamkan matanya.

Trank! Trank!

Brakk! Brakk!

'Arrggg!..'

Crass! Crass!

Sementara itu dipendengaran Shion, dia dapat mendengar jika didepan ruangannya sedang terjadi kekacauan. Bahkan senjata yang saling beradu dan tebasan pada tubuh para Knight yang berjaga diluar sana itu terdengar seperti alunan lagu.

'Shion-sama!,.. tetaplah focus dan jangan hiraukan kami!.. kami akan menahan para pemberontak ini!..'

Teriakan para Knight'nya yang menghadapi para Knight pemberontak itu terdengar pilu di telinga Shion. Walaupun begitu, dia harus tetap melakukan tugasnya ini.

Setetes air mata mengalir dari iris ungu yang tertutup kelopak mata itu.

Merasakan penderitaan yang dihadapi para Knight setianya.

Trank! Trank!

'heya!..'

Jrass! Crass!

Alunan pertarungan dibalik pintu ruangan sacral itu berlangsung semakin sengit. Para pemberontak dibawah pimpinan orang yang disebutkan Naruto itu memang banyak jumlahnya.

Tapi rencana ini harus tetap dilakukan.

Karena dia bertugas untuk memperbaharui Kekkai pelindung desa ini dan menjaga keamanan Crystal itu. karena hanya Shion saja yang dapat mengendalikannya.

'maaf kan aku para Knight'ku..' batin Shion yang air mata terus mengalir dipipi mulusnya itu. karena saat ini penyerangan dilakukan dari dalam desa ini sendiri oleh orang yang dikatakan Naruto itu pastinya. Tapi dia yakin jika rencana Naruto ini pasti akan berhasil.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Wood village.

.

Grroarrr!

Bruss!

Seekor Naga dengan ukuran Large, menyemburkan api panasnya berintensitas tinggi ke arah desa itu. namun masih dapat di tahan oleh kekkai pelindung dari Altheum Crystal saat ini.

"awas!.. itu naga yang lewat diatas kita tadi!.. laporkan pada Tigre-sama cepat!.." Knight yang ada di menara pengawas tampak memandang khwatir pada naga raksasa di atasnya yang mencoba menerobos masuk dengan serangan gilanya itu. bahkan panasnya api dari Naga itu dapat dia rasakan dari jarak sejauh ini.

"hai'!.." balas rekannya itu yang kemudian melompat dari menara yang tinggi itu menuju ke tempat yang dia tuju. Sementara Knight lainnya focus ke naga raksasa diatasnya itu.

"bagaimana ini?,. apa yang harus kita lakukan sedangkan komandan tak terlihat batang hidungnya dari tadi.. apa yang dia lakukan saat ini?!.." Tanya satu rekannya yang ada di sebelah Knight pertama itu dengan emosi.

"apa kau bodoh!.. dimanapun Tigre-sama berada, perintahnya tetap sama!, pertahankan desa ini dengan seluruh kemampuan kita walaupun nyawa kita taruhannya!.. ini demi masa depan para shinobi dan sorcerer muda desa ini!.." sang Knight pertama itu memberikan apa yang dia pikirkan dengan nada serius dan tegas.

Membuat rekannya itu, dan Knight lain yang ada didekatnya itu terpaku oleh ucapan Knight pertama tadi.

"HAI'!.."

Semua Knight yang bertugas menjaga dinding utara itu membalasnya dengan semangat dan keyakinan pada diri mereka.

'tapi siapa yang mengirim Dragon sebesar ini kemari?.. atau jangan-jangan memang ini juga rencana musuh.. baiklah kalau begitu.' Batin Knight pertama itu menatap serius Dragon yang masih menyerang dengan semburan api berintensitas tingginya.

Grrooarr!

Bruss!

Dragon itu terus menyerang dengan melayang diatas kekkai di gerbang bagian utara.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Asia side.

.

Asia saat ini sedang berlari menuju ke pohon keramat yang berada di tengah-tengah desa itu. karena posisinya saat ini berada di ujung bagian barat desa ini. dia telah selesai melakukan tugasnya saat ini. karena itu, dia bermaksut menuju ke tempat Nee-sama'nya berada saat ini.

Asia masih berlari dengan sekuat tenaganya. Walaupun dia dapat menggunakan Teleport circle, itu hanya akan menguras Mana'nya saja. Karena itu lebih baik dia bergerak cepat apabila ada seorang yang ingin bertemu dengannya dijalan jika ada sesuatu yang ingin disampaikan.

'hah.. hah.. Nee-sama, aku harap kau baik-baik saja..' batin Asia sembari tetap berlari dijembatan-jembatan itu.

Tap!

Asia menghentikan lajunya ketika seorang Knight dari ras shinobi mendarat dihadapanya saat ini.

"Asia-hima, maafkan hamba.. tempat ritual telah diserang oleh Knight pemberontak bawahan Disonashu.. dan saat ini para kedua kubu sedang bertarung di dekat ruangan ritual Shion-sama.." ucap Shinobi itu dengan tangan kananya yang memegang perut bagian kanannya yang mengeluarkan darah dibalik zirahnya yang bolong itu.

"a-apa!.. jadi para pemberontak telah memulai penyerangan mereka dari dalam desa ini." ucap Asia kaget.

Tap!

"hah.. hah.. Asia-hime, kekkai bagian utara sedang diserang oleh seekor Dragon berukuran Huge. Tapi kami yang ada disana siap menghadapi Dragon itu jika kekkainya sampai hancur.." ucap Knight dari menara pengawas utara sebelumnya yang memberi laporan pada Asia.

"sial.. jadi bagian dalam dan luar desa ini telah diserang.. baiklah kalau begitu. Kalian berdua lakukan tugas kalian masing-masing, dan untukmu Shinobi-san, tolong bantu cari dimana Naruto-san dan Ellen-san berada saat ini. sementara aku akan mencari dimana komandan Tigre berada untuk membantu Nee-sama.." perintah Asia yang langsung mendapat anggukan dari kedua orang berbeda ras itu yang langsung pergi dengan teleport mereka masing-masing.

"aku harus cepat.." gumam Asia yang menghilang dengan Teleport circlenya menuju ke tempat yang dia tuju.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"ha ha ha.. akhirnya kau datang juga.. tigre.." ucap seorang pria bersurai putih dan berjanggut putih. Dari wajahnya dia memang sudah berumur. Namun wajah menjijikannya saat ini membuat siapa saja yang melihanya ingin sekali membunuhnya.

"aku sudah tau jika ini rencanamu,.. Disonasu.. atau harus ku panggil, Disonashu-dono.." balas seorang Knight bersurai merah yang membawa dua panah di punggungnya. Dia mengambil panah berwarna coklat dari punggungnya. Dan mengarahkannya pada Disonashu didepannya saat ini.

"kau ingin membunuhku?, tapi sayang, aku masih ada tugas lainnya saat ini.. slamat tinggal.."

Sring!

Jleb!

Baru saja Tigre memunculkan anak panah dari cahaya yang berasal dari Mana'nya yang terkompres itu, dia tembakan pada kakek itu. namun masih gagal Karena kakek itu melarikan dirinya dahulu dengan Shunsinnya.

Ini memang termasuk dalam rencana Naruto. menyelamatkan Elen yang disandra oleh kakek itu.

Dimana keadaan Ellen skarang sedang terikat oleh tali di beberapa bagian tubuhnya dan posisinya terikat kedua tangan menyamping dan kedua kaki merapat. Kedua tangan dan kakinya diikat di dua tiang di sisi Ellen.

"Ellen-san.. kau baik-baik saja?.." Tanya Tigre yang telah membuka seluruh ikatan Ellen dan mencoba menyadarkan Ellen saat ini.

"uhh.. kuso!, si kakek itu.. berani sekali dia menyentuhku dengan kulit keriputnya itu!.. tak akan ku maafkan dia!.." Ellen yang sudah sadar itu langsung mengungkapkan kemarahannya. Tanpa melihat Ekspresi dari Tigre yang memerah saat ini.

"aa-ano.. kau tidak diapa-apakan olehnya kan?.." Tanya Tigre yang menatap pakaian Ellen. Masih utuh?. Batin Tigre.

"ya tidak bodoh!.. aku juga bisa merasakan jika terjadi sesuatu pada tubuhku. Tapi yang ku maksut tadi, dia tiba-tiba muncul dibelakangku ketika aku mencari Naruto. dan membekapku hingga aku pingsan.. itu yang ku maksut menyentuhku tadi bodoh!.." Ellen emosi. Dia menatap bagaikan Dragon yang lapar akan daging manusia kepada Tigre.

"..!.."

Hanya anggukan cepat secepat sebuah kipas tangan yang digerakkan dengan bola mata membola sempurna dan berwarna putih menatap Ellen horror. Tubuhnya yang tadi gagah itu yang kini terduduk, mundur dengan cepat hingga menyentuh tembok ruangan itu dengan keringat yang tiba-tiba muncul diseluruh tubuh berlapis zirahnya.

"baguslah jika kau mengerti.. tapi ngomong-ngomong kita ada dimana?.." Tanya Ellen pada Tigre yang kembali normal.

"ehmm.. Ellen-san kau disekap di ruangan baja di bawah tanah pohon keramat ini.. jadi kita harus cepat menemui Shion-sama yang aku dengar dari Knight bawahanku dia di serang di tempat ritual.." jawab Tigre yang juga kembali normal dan mendekat kea rah Ellen yang menatapnya serius.

"baiklah.. ayo-.."

Sring!

Perkataan Ellen terpotong begitu muncul sebuah cahaya putih dihadapan kedua orang berbeda gender itu. yang kemudian cahaya itu menghilang dengan memunculkan dua orang berbeda gender juga. Yang kemudian cahaya itu pecah bagaikan kaca dan mengurai diudara.

"apa yang-.. Naruto!.."

"Naruto-san!.."

Kembali ucapan Ellen harus terpotong ketika dihadapan mereka berdua, seorang Naruto dipapah oleh seorang gadis cantik bersurai pirang yang dengan lembuat memberikan tubuh itu kedalam pelukan Ellen yang sampai dihadapannya setelah berlari barusan.

"siapa kau?.. dan apa yang terjadi pada Naruto-san?.." Tanya Tigre yang bersiaga di samping Ellen dengan [Magic bow] miliknya. Sementara gadis yang terancam itu tak bergeming dan hanya menatap datar Tigre.

"apa yang kau lakukan pada Nauto?.." Tanya Ellen yang tak mengalihkan pandangan datarnya pada wajah Naruto yang pingsan dimana posisinya terduduk memeluk tubuh bagian atas Naruto dengan tangan kirinya menahan surai pirang itu tepat di aset miliknya.

"aku menyelamatkannya dari wanita bernama Ibara. Dan mungkin kalian sudah tau siapa dia.." penjelasan dari gadis cantik itu membuat kedua orang berbeda gender dihadapannya terkejut.

"tapi yang terpenting, cepat cari gadis bernama Asia itu.. dan mintalah gadis itu memberikan apa yang Naruto tugaskan untuknya.. jika tidak cepat, dia bisa mati.. " gadis cantik itu kembali bersuara.

"ka-kau siapa?.. kenapa kau tau semua ini?.." Tanya Ellen.

"sudahlah Ellen-san, dia sudah bilang jika nyawa Naruto dalam bahaya. Ayo cepat kau bawa Naruto ke Asia-hime. aku akan pergi ke tempat Shion-sama untuk membantunya.." bantah Tigre yang menatap serius Ellen yang menganggukan kepalanya menyetujui ucapan Tigre.

"baiklah kalau begitu.. kuserahkan keselamatan pemuda itu di tanganmu.. Ellen-sama.."

Sring!

Gadis cantik itu menghilang ditelan cahaya setelah ucapan terakhirnya. Membuat Ellen terkejut seketika.

"adaapa lagi Ellen-san?.. ayo cepat. Jika Naruto mati disini, maka desa ini pun akan ikut mati!.." tegas Tigre.

"i-iya.." jawab Ellen yang kembali kepada kesadarannya.

Sring!

Mereka berdua pun menghilang dengan [Teleport Magi] mereka masing-masing.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Sring!

Asia yang muncul dengan lingkaran sihirnya didepan pintu ruangan ritual itu. dibuat terkejut karena banyak mayat para Knight yang tergeletak tak bernyawa karena pertarungan dua kubu itu.

"Knight-san!.. apa-kau baik-baik saja?.. aku akan mengobatimu.." ucap Asia pada seorang Knight yang bersandar sebelah pintu ruangan sacral itu.

"A-asia-hime.. ja-jangan ke-sini.. pergilah!.." ucap Knight itu lirih dengan menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya seraya mengerlus pipi putih Asia yang mengalir air mata itu perlahan.

"K-knight-san.." gumam lirih Asia yang menatap tak percaya pada Knight terduduk bersandar itu.

Dimana dihadapan Asia, tubuh Knight itu penuh luka tusukan dan lubang kedua kakinya yang menganga. Bahkan tangan kiri Knight yang mengelus pipinya itu, serasa kasih sayang seperti keluarganya sendiri. Dan yang membuatnya menatap miris adalah satu tangan kanan Knight itu tak ada.

"HA HA HA.. akhirnya kau datang juga Asia-hime.." ucap seorang yang tiba-tiba ada dibelakang Asia dari gelapnya bayang-bayang.

"Di-disonashu-jiji.." gumam Asia dengan mata membola ketika melihat kakek tersayangnya itu menatapnya dengan senyum palsu yang semakin melebar menjijikan.

.

"KYAA!.."

.

"Asia-chan!.." teriak gadis yang ada didalam ruangan itu yang tak lain adalah Shion. Dengan konsentrasi yang terpecah.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"A-apa ini?!.." teriak Knight diseluruh bagian dinding yang ada di Wood termasuk Knight yang ada di rumah pohon.

Bahkan semua Knight yang ada di Wood village menatap ke atas dimana Kekkai yang melindungi desa ini, menghilang sedikit demi sedikit.

Membuat desa itu yang dari luar desa ini tak terlihat, menjadi terlihat jelas. Seperti sebuah benteng pohon yang besar dengan pohon raksasa yang ada ditengah desa itu.

'ke-kekkainya.. menghilang..'

'bagaimana ini!.. kita tak memiliki pertahanan lagi!'

'tetap focus pada pertahanan!.. jangan hiraukan Kekkainya!..'

Ucapan para Knight yang siaga di posisi mereka masing-masing yang terlihat menatap ke atas mereka. berbagai macam ekspresi mereka tunjukan ketika hal itu terjadi. Tapi yang lebih parah adalah..

Groarr!

'awas!-..'

Bruussss!

'ARRRGGGG!...'

Dragon yang sebelumnya melayang di udara bagian utara itu, menyemburkan api berintensitas tinggi'nya pada setiap orang Knight yang ada dibawahnya saat ini. membuat para Knight yang tak sempat menghindar karena keterkejutannya itu. langsung tewas terpanggang semburan api itu.

Groarr!

Raungan Dragon yang menggema itu terdengar hingga penjuru desa itu.

Wuss!

Dragon itu melesat turun menuju ke dinding yang berfungsi sebagai benteng pertahanan ter akhir itu dengan cepat.

Brak!

'ARRGG!..'

Gerbang dan dinding batang pohon raksasa yang ada dibagian utara jebol oleh hantaman dari tubuh Dragon berukuran Large itu. sisa Knight yang ada di belakang dinding itu ikut terkena imbasnya ketika batang raksasa itu menimpa mereka pula.

Groarr!

Dragon itu meraung keras ketika telah berada di dalam desa Wood. Tatapan tajam Dragon itu mengarah pada para Knight yang baru tiba dihadapannya saat ini yang berdiri dengan tubuh besarnya ditanah.

'kalian!.. Summon, Mount kalian skarang!.. kita hadapi Dragon ini diudara!..'

'hai'!..'

Para Knight dengan busur itu melakukan tehnik pemanggil mereka masing-masing dari kedua Ras.

(Summoning Jutsu: The Warrior)

[Summoning Mage: The Gatherer]

Boff! Sring!

Secara serentak, pulihan Knight itu melakukan pemanggilan para Mount mereka. muncullah asap tebal dan cahaya di hadapan Dragon itu yang terlihat memicingkan matanya karena cahaya itu.

Rrraarrr!

Puluhan makhluk bersayap berwarna merah dan biru muncul dari kepulan asap dan cahaya itu. terlihatlah puluhan ekor monster yang biasa disebut Magical beast yang telah menjadi Mount untuk para Knight itu.

Para Mount dari shinobi itu memiliki fisik seperti wyvern. Namun bukan sisik yang ada pada tubuh mereka. melainkan bulu indah seperti burung. Sayap yang menyatu dengan lengan Warrior itu terlihat lebar. Kepalanya yang mirip seperti burung namun bukan paruh, melainkan rahang dengan taring yang tajam. Memiliki Enam mata dengan 3 dimasing-masing sisi kiri dan kanannya. sesuatu yang mencuat juga ada diatas kepala monster itu. ekornya yang panjang dengan duri di ujungnya itu menambah kesan tersendiri bagi makhluk yang menyerupai burung dan naga ini.

Sementara para Mount milik Sorcerer itu memiliki fisik seperti yang juga seperti wyvern dan burung, namun yang berbeda adalah bulu mereka berwarna biru dengan 4 kaki belakang. Tidak dua seperti Warrior itu. memiliki leher yang lebih panjang dan paruh dengan taring yang terlihat jelas.

Kedua Magical Beast itu hampir mirip, namun hanya berbeda di beberapa bagian saja. Tapi yang jelas kedau makhluk yang menjadi Mount para Knight demgan ukuran medium 0-itu merupakan ciri khas kedua Ras masing-masing .

Groarr!

Rrraarrr!

Dragon dan para Warrior serta Gatherer yang ditunggangi oleh para Knight itu saling meraung menatap musuh mereka.

Wuss!

Wuss!

Dragon itu mengepakkan sayapnya dan terbang ke atas langit. Diikuti dengan puluhan Knight dengan Mount mereka masing-masing.

'bunuh Dragon itu!.. '

'heyaa!..'

Teriakan para Knight yang berusaha menjaga desa tempat kelahiran mereka itu terdengar mengalun diudara. Pertarungan para Knight dan Dragon di langit malam itu dimulai.

Rraarrr!

Groarr!

Brusss!

Semburan api dari Dragon itu diarahkan pada para Knight yang menjadi musuhnya saat ini. namun dihindari oleh para Knight itu.

'habisi Dragon ini!.. '

'YAA!..'

.

.

"sudah dimulai.." ucap seorang berjubah hitam yang bersidekap dada yang melayang dengan sepasang sayap berbulu hitam yang terlihat tak rapi.

"jadi pak tua itu berhasil melakukan tugasnya ya.. HAHAHA!.." tawa gila dari seorang pria bersurai putih pucat yang saat ini ada di sebelah kanan pria bersayap itu.

"diamlah Freed!.. telingaku sakit mendengar tawa gilamu itu!.." seorang gadis bersurai hitam lurus yang berpakaian minim berteriak di samping kanan Freed.

"diam kau Raynere!.." balas orang yang ternyata adalah Freed itu pada gadis disebelahnya yang ternyata adalah Raynere.

"sudah diamlah kalian berdua.. kenapa kalian tak bisa diam seperti Mitlet.." sahut seorang gadis yang memakai dress dengan belahan dadanya yang terlihat itu. yang dimana perempuan ini berada disamping kiri pria berjubah hitam itu.

"uhm.. apa yang diucapkan Kalawa-nee, benar.. kalian seperti anjing dan kucing saja.." seorang gadis bertubuh loli yang ada disebelah kiri perempuan bernama Kalawarner itu iku menyetujuinya.

"KALIAN BERDUA SAMA SAJA!.." Freed dan Raynere tak terima.

"diamlah kalian semua.. kita akan mengambil Crystal terakhir itu.. ayo.." seorang berjubah hitam dengan sayap hitam itu memberi perintah dengan nada yang menyeramkan. Membuat keempat orang disampingnya berkeringat dingin.

"HAI'!.."

Keempat orang itu menurut apa yang dikatakan orang berjubah yang sepertinya adalah pemimpin mereka.

Mereka berlima yang saat ini melayang beberapa kilo meter dari permukaan tanah di hutan bagian utara desa Wood itu, meluncur terbang cepat ke arah desa Wood yang telah kehilangan Kekkai pelindungnya itu.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Sring!

Muncul lingkaran sihir teleport di depan ruangan sacral tempat tersimpannya Crystal yang ada di bawah pohon keramat ini.

Dan memunculkan seorang pria bersurai merah dengan dua busur dipunggungnya yang langsung menatap kaget dengan apa yang ada dihadapannya.

"semua Knight disini.. mati.. sialan kau Disonashu!.. kau buat para Kngiht desa ini memberontak karena hasutanmu.." geram Tigre yang saat ini telah menggengam Magic Bow berwarna coklat miliknya.

Tap Tap

Tigre langsung berlari melewati para mayat itu untuk ke ruang dimana dia tau jika disana ada Shion sedang melakukan ritualnya.

'a-apa!.. pintunya,.. terbuka..' batin Tigre tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini ketika berhenti tepat didepan pintu masuk ruang altar itu.

"jika pintu ini terbuka, berarti hanya ada dua fakta. Shion-sama dan Asia-hime yang membukannya ntah dari dalam atau luar,. Atau orang lain selain dari keturunan para leluhur yang membukanya.. tapi jika selain kedua tuan putri yang keturunan para leluhur, tidak ada yang lain lagi. tidak ada yang bisa membuka segel pintu ini.. jangan-jangan!.." gumam Tigre menatap serius pintu yang terbuka sedikit itu. dan kaget ketika menyadari apa yang dia pikirkan saat ini.

Dengan cepat, Tigre memnuka pintu kayu sederhana itu dan masuk kedalamnya.

Dan alangkah terkejutnya ketika melihat apa yang ada didalam ruangan khusus itu.

"Shion-sama!, Asia-hime!.."

Tigre yang melihat kedua orang gadis cantik pemimpin desa ini yang tergeletak tak sadarkan diri di tengah-tengah altar itu langsung berlari kearah kedua gadis itu.

"Asia-hime,.. apa yang terjadi disini?,.." Tanya Tigre yang telah berada disebelah Asia yang terlihat mengerjapkan matanya beberapa kali itu karena tepukan lembut Tigre di pipi mulusnya itu.

"uhmm.. Tigre-san, ce-cepat temukan Disonashu.. dia berhasil mendapatkan Altheum Crystal itu.." ucap Asia yang saat ini telah berada di pangkuan Tigre itu.

"bagaimana bisa?, bukankah yang bisa menyentuh kedua Crystal itu hanya kalian berdua?,. bagaimana si tua Bangka itu bisa membawanya.." Tanya Tigre geram.

"dia menggunakan sebuah benda seperti kubus transparan. Yang mampu menetralisir Crystal itu yang diserap didalam kubus itu. Tigre-san, itu adalah cara yang sama dengan yang dilakukan orang berjubah hitam yang mencurinya dulu.. hiks.." Asia menangis diakhir ceritanya ketika rasa bersalah kembali menghinggapinya.

"jadi,. Dia membuat anda membuka segel pintu itu dengan paksa ketika Shion-sama ada didalam.. bagaimana mungkin cara yang sama bisa terjadi kedua kalinya?.." Tanya Tigre.

"tidak, Tigre-san.. ini berbeda. Saat pencurian pertama, orang berjubah hitam itu datang sendiri kehadapanku dan membuatku tidak sadar untuk mengambil Crystal itu. walaupun aku juga tidak tau bagaimana dia bisa membuka pintu itu.." Asia menjelaskan.

"baiklah jika begitu Asia-hime.. anda pergilah temui Naruto yang sedang terkena racun saat ini. aku akan membawa Shion-sama ke tempat aman.. nanti aku akan menyusul kalian.." ucap Tigre yang dimana mereka berdua telah berdiri dengan tangannya menopang Asia.

"a-apa!.. Naruto-san terkena racun?.. baiklah aku akan mencarinya.. to-tolong bawa Nee-sama ke tempat aman Tigre-san.." ucap Asia dengan wajah cemas.

"serahkan padaku Asia-hime.." balas Tigre yang langsung mebawa Shion bridal style.

"baiklah, aku pergi dulu Tigre-san.." ucap Asia yang langsung pergi dengan lingkaran sihirnya setelah mendapat anggukan setuju oleh Tigre.

Sring!

Tigre pun ikut pergi dari tempat itu.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Elen side.

.

Sring!

Muncul lingkaran sihir di balkon pohon raksasa itu di yang menghadap bagian utara dari desa ini. dan memunculkan dua orang berbeda gender yang saat ini seorang pemuda bersurai pirang itu sedang dalam pelukan sang gadis.

"Naruto bertahanlah.. aku akan mencari Asia sampai ketemu.. hah.. hah.." Ellen tampak terduduk dengan Naruto dipelukannya. Peluh menetes dari dahinya dan nafas yang mulai memburu.

Karena sudah beberapa kali dia menggunakan [Teleport Maagic] untuk berpindah dengan cepat ke tempat yang memungkinkan ada Asia disana. Tapi hasilnya nihil. Hingga dia memutuskan untuk berada dibalkon yang terhubung dengan ruangan Shion ini untuk sekaligus melihat situasi di desa ini.

"A-apa!.. seekor Dragon?.. itu adalah Grimtalon Drake Dragon.. naga dengan tingkat bahaya Large. sesuai dengan ukurannya.." gumam Ellen ketika melihat ke langit malam diatasnya, seekor Naga dengan tubuh besar sedang terbang dan menyemburkan apinya ke arah kumpulan Knight yang melawannya itu.

Para Knight itupun juga tak tinggal diam dan menghindar saja. Para Knight itu tampak menembakan anak panah dari Mana dan jutsu dari para Shiobi yang membombardir tubuh besar Dragon itu.

"ha ha ha.. seekor kucing yang memeluk tikus dihadapanku ya.." seorang pria muncul samping kanan Ellen.

"siapa kau!?.." tanya Ellen dengan wajah seriusnya menatap pria yang melayang dengan magic [Fly] itu.

"aku?.. ha ha ha.. aku adalah Freed Shelzeen.. Sorcerer rank A dari kota Vatican.. salam kenal nona cantik.." Freed memperkenalkan dirinya seperti seorang terhormat dengan senyum gila menjijikkan menurut Ellen itu.

'dia.. pasti salah satu dari musuh yang menyerang desa ini..' batin Ellen menatap tajam Freed.

"sudahlah Freed, jangan terlalu lama bermain. Kita punya tugas menghabisi kedua putri itu. jika tidak, mereka berdua akan menggagalkan ritualnya.." ucap seorang gadis yang baru saja datang yang juga melayang disamping kiri Ellen saat ini.

Mata Ellen memicing tajam enatap gadis disamping kirinya yang memakai dres terbuka dibagian dada itu.

'jadi mereka mencari kedua putri itu untuk membunuhnya..' batin Ellen yang menatap kedua sorcerer itu bergantian.

"ha ha ha.. apa kau tau dimana kedua putri itu ne, nona?.." Tanya Freed dengan wajah gilanya.

"katakana atau kau akan mati disini bersama orang skarat dipelukanmu itu.." wanita bernama Kalawarne itu menyiapkan tombak cahaya miliknya.

"aku yang akan membunuh kalian terlebih dahulu sebelum kalian menyentuh Naruto.." ucap Ellen datar setelah meletakkan Naruto di lantai balkon itu.

"A-APA!.. NARUTO!.. HAHAHA… kesempatan yang bagus untuk membunuhnya dan membalaskan dendamku!.. heyaa!.." Freed yang mulai menggila lagi ketika menyadari pria bersurai pirang itu ternyata adalah Naruto yang tak sadarkan diri. Langsung terbang ke arah Naruto dengan pedang ditangan kirinya itu.

Sring!

Brass!

Wuss!

Beberapa centi pedang itu akan menusuk tubuh Naruto, sebuah pusaran angina dasyat melindungi tubuh Naruto dari serangan Freed. Yang langsung membuat pria itu terpental beberapa meter kebelakang.

Trank!

Brass!

Kalawarner yang tak mau diam, menyerang Ellen berusaha menusuk tombaknya selagi Ellen focus pada pertahanan di tubuh Naruto itu. namun nihil, Ellen yang tau serangan akan datang dari belakangnya merentangkan tangannya kearah Kalawarner yang kemudian muncul Magic circle yang memunculkan pusaran angin yang sama dan mementaalkan wanita dengan dress sexy itu.

"boleh juga kau nona.. hahaha.. akan ku tunjukan kekuatan baruku padamu.." ucap Fredd yang membuka jubbah yang menutupi lengan kanannya itu.

Sring!

Terlihatlah sebuah lengan mekanik yang dimana ujungnya berubah bentuk menjadi sebuah Gunner yang diarahkan pada Ellen.

"baiklah.. tunjukkan semua kemampuan kalian." Ucap Ellen datar tanpa rasa takut sedikitpun.

Sring!

Muncul Magic circle di kedua telapak tangan Ellen saat ini.

Duar! Duar! Duar!

Freed yang mengarahkan Gunnernya pada Ellen, menembakkan Gunnernya yang memuntahkan Magic ball yang merupakan timah panas yang berasal dari lengan mekaniknya itu. dengan Mana, Freed dapat mengisinya lagi tanpa perlu khawatir. Dengan senjata ini pula, dia dapat menggunakannya sebagai pengganti pistolnya yang tentu saja kemampuan Gunner ini lebih unggul ketimbang pistolnya itu.

Ellen yang tak mau terkena tembakan seukuran kepalan tangan itu, mengarahkan telapak tangan dengan lingkaran sihirnya kearah lajur tembakan Freed.

[Whirlwind]!

Muncul sebuah pusaran angin yang berbentuk lonjong berputar liar menyerap tembakan Freed itu.

Wuss!

Ellen yang berhasil memerangkap tembakan Freed di pusaran anginanya, mengarahkan pusaran angina yang masih berputar liar itu kea rah kirinya. Dimana terdapat Kalawarner yang membolakan matanya ketika dia saat ini kembali ingin menusukkan tombak cahayanya pada tubuh Ellen kembali.

Wuss!

Blarr! Blarr! Blarr!

Tembakan Freed yang masih berada di pusaran angin itu langsung dilepaskan oleh Ellen kearah Kalawarner. Dan membuat tiga tembakan itu mengenai rumah pohon yang ada di belakang Kalawarner sebelumnya hingga berlubang seukuran peluru Mana itu.

'hampir saja aku terkena serangan Freed dari gadis ini.. gadis ini tak bisa diremehkan..' batin Kalawarner yang telah menghindari serangan Ellen kearah kiri dengan cepat sebelumnya.

'aku harus membuat mereka menjauh dari Naruto.' batin Ellen yang kemudian kembali mengarahkan kedua lengannya pada dua arah yang berbeda di tempat Freed dan Kalawarner disisi kiri dan kanannya.

[Whirlwind Falle]

Sring!

Brass!

Dua buah pusaran angin yang dimana lingkaran sihir di telapak tangan Ellen sebagai pusatnya, mengarah pada Freed dan Kalawarner yang terkejut dengan serangan Ellen.

Mereka mencoba menghindari serangan itu. namun pusaran angin dari Ellen seakan menyedot mereka berdua untuk masuk kedalam pusaran angin itu. yang dimana pusaran angina itu semakin membesar ketika kedua orang itu terserap di dalamnya.

Wuss!

"SIALAN KAU!.."

"UGHH!.."

Freed dan Kalawarner hanya bisa pasrah ketika tubuh mereka berdua berputar-putar terperangkap didalam pusaran angina yang terhubung dengan Ellen itu. lalu Ellen terbang menjauh kearah utara dengan menarik pusaran anginnya.

'dengan begini aku bisa leluasa bertarung dengan mereka berdua.' Batin Ellen yang terbang dengan magic [Fly]. Yang saat ini dia sudah cukup jauh dari Naruto.

Brass!

Perangkap angin milik Ellen menghilang dan membuat kedua orang itu terbebas dengan memegangi kepalanya yang pusing.

"sialan kau gadis kecil!.." ucap Kalawarner geram.

"Sialan kau!,.. akan ku habisi kau terlebih dahulu!.. setalah itu pria pirang itu!.." teriak Freed marah.

"akan ku tunjukkan,. Pada kalian.." ucap Ellen menjeda kalimatnya sembari mengarahkan kedua tangannya di depan dadanya da menyatukan kedua telapak tangannya.

Muncullah lingkaran sihir putih di antara telapak tangannya itu yang semakin membesar. Lalu diarahkan tangan kanannya yang terdapat lingkaran sihir itu ke atas.

Cahaya muncul dari lingkaran sihir itu dan membuat kedua orang berbeda gender dihadapan Ellen menyipitkan matanya.

'Ku panggil kau wahai perwujudan angin'

[Brilliant Fallen Spirit Slayer: Arifar]!

Sring!

Cahaya putih yang bersinar itu semakin terang. Setelah beberapa detik. Cahaya itu menghilang sedikit demi sedikit dan memunculkan sebuah pedang dari lingkaran sihir itu yang gagangnya digenggam dengan tangan kanan Ellen.

Pedang long sword itu memiliki bentuk seperti pada umumnya. namun antara bilah tajam dan gagangnya berbentuk unik seperti sayap besi disalah satu sisinya. Serta memiliki warna silver yang indah.

"..keahlianku yang sesungguhnya.." lanjut Ellen yang siap dengan Arifar di sisi kanannya itu.

"eh.. kau kira aku takut dengan mainanmu itu ha!.." ucap Freed yang menatap gila seperti biasanya.

"kita serang bersamaan Freed!.." Kalawarner memberikan intruksi.

Swuss!

Swuss!

Kedua orang dari kubu yang berbeda itu saling merengsek terbang maju kearah lawan mereka.

'cepatlah datang.. Asia..' batin Ellen di sela lesatannya saat ini.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Naruto side.

.

Sring!

Muncul lingkaran sihir disamping Naruto. hingga terlihatlah siapa yang datang tersebut.

"Naruto-san!.." ucap orang tersebut yang ternyata adalah seorang gadis bersurai pirang manis yang berlari mendekat kearah Naruto yang tergeletak itu dan duduk dengan bertumpu pada kudua lututnya disamping Naruto.

"untung saja aku tau dimana Naruto-san dari Wish yang tadi bertemu denganku.. aku rasa Wish memang sengaja mencariku karena Ellen-san.." gumam Asia yang telah berada didekat Naruto.

'jadi ini alasan dia memberikan ku tugas untuk membuat penawar racun khusus dari desa ini.. dia sudah memprediksi jika hal ini akan terjadi.. apa dia bisa melihat masa depan?.. tapi itu tidak mungkin. Tak ada sihir seperti itu..' batin Asia ketika saat ini dia sedang melakukan penyembuhan dengan Healing magenya.

"baiklah, tunggu sebentar Naruto-san.. aku akan mengobati system sarafmu dulu. Agar penawar racunnya bisa diserap baik oleh tubuhmu.." gumam Asia yang masih focus pada penyembuhan bagian saraf Naruto yang mulai rusak oleh racun itu.

[Healling Magic: Heal]

Gumam Asia yang mengobati Naruto dengan kemampuan Secred gearnya itu.

Selang beberapa menit, Asia menghentikan aksinya. Dan mengambil sebuah penawar racun dengan cairan berwarna hijau dalam sebuah suntuikan seukuran ibu jari dari Ringnya.

Jleb!

Asia menyuntikkan Antidote itu pada pembulu darah pada lengan kiri Naruto dan menunggu reaksinya.

'semoga ini berhasil. Karena racun ini memang berasal dari tanaman desa ini sendiri. Dan kebetulan sekali jika apa yang dikatakan Naruto-san itu benar.' Batin Asia setelah tadi dia mengobati Naruto dan otomatis apa yang menjadi penyebab tubuh Naruto seperti ini dia bisa tau.

"kenapa tubuh Naruto-san tidak sadar juga?.. adaapa ini?!.." Asia panic ketika taka da reaksi dari tubuh Naruto yang tak ada tanda jika akan sadar.

"khu khu khu.. kau tak akan bisa menyembuhkannya ne, Asia-hime~.." ucap seorang yang muncul dari pintu ruangan yang ada di belakang Asia.

"ka-kau!.. dimana Crystal itu!?.." ucap Asia emosi menatap seorang kakek di hadapannya beberapa meter saat ini.

"maaf saja Asia.. aku telah memberikannya pada 'temanku' barusan.. jadi kau tak perlu repot mencarinya lagi.. lagipula, aku kesini untuk membunuh si pirang itu. karena dia, aku kerepotan disni.. dan karena dia pula yang mengintipku pada malam itu hingga kalian semua tau apa rencanaku.." geram kakek itu yang ternyata adalah Disonashu.

"tak akan kubiarkan kau menyentuh Naruto-san!.." ucap Asia yang berdiri membentengi tubuh Naruto.

Sring!

Krakk! Krakk!

Muncul boneka kayu dengan wujud setengah manusia dan monster yang membawa pedang di kedua tangannya di sampig Disonashu dan membuat Asia membolakan matanya.

"Ka-kaa-sama!.." gumam Asia tak percaya jika boneka kayu dihadapannya itu memiliki wajah mirip dengan ibu kandungnya yang telah tiada.

(Kugutsu: Miroku)

Gumam kakek itu yang menatap dengan seringai licik pada Asia yang terlihat meneteskan air matanya.

"aku adalah seorang shinobi pengguna Kugutsu ber'Rank A. hahaha.." kakek itu tertawa puas.

"ja-jadi kau yang membunuh Kaa-sama.. hiks." Asia menangis menatap sedih wajah ibunya yang dimana separuh tubuh bagian bawahnya berbentuk ular.

"aku membunuhnya karena dia menolak menjadikanku pemimpin selanjutnya desa ini menggantikan kakakmu. Dan aku tidak membunuh kalian berdua sejak itu karena aku telah bertemu dengan 'teman'ku itu dan bertugas untuk membuatmu dan kakakmu membuka pintu segel itu.. karena memang hanya tersisa kalian berdua saja yang dapat membukanya.. hahaha.." Disonashu menjelaskan.

"kaa-sama.. hikss.." Asia terduduk dengan tangisan yang semakin terdengar ketika mendengar penjelasan Disonashu.

"akan kubuh kau sekarang juga.. haha.. haa!.."

Krakk! Wuss!

Benar chakra dari sepuluh jari kakek itu mengendalikan Kugutsu itu agar maju menyerang Asia dengan pedang yang siap dihunuskan..

Blarrr!

"kya!.."

"agghh!.."

Namun baru saja Disonashu menyerang dan belum sampai kugutsu itu mengenai Asia. Sebuah ledakan Energy berasal dari belakang Asia membuat Disonashu dan Kugutsunya terlempar kebelakang menabrak dinding dibelakangnya hingga retak.

"apa kau terluka.. Asia?.."

Ucapan seorang yang tiba-tiba muncul dari belakangnya dan memutar posisi tubuhnya hingga terlidung dari kugutsu tadi, membuat Asia mendongakkan wajahnya menatap wajah pria yang tadi ditolongnya.

"Na-Naruto-san.." gumam Asia terlihat bahagaia karena orang yang memeluknya saat ini berhasil selamat dari racun itu.

"SIALAN KAU BOCAH!.. KUBUNUH KAU DISINI DAN KUJADIKAN TUBUHMU DAN KEDUA PUTRI ITU MENJADI KUGUTSU'KU!.." Disnosashu yang telah bangkit itu berteriak gila kepada Naruto yang membelakanginya saat ini.

"HA!.." karena taka da respon dari pemuda itu. kakek itu langsung menggerakkan Kugutsunya lagi untuk memenggal kepala Naruto dan Asia sekaligus.

Trank! Blarr!

Namun sepertinya harapan kakek itu harus musnah ketika kagutsunya yang terbang kea rah Naruto harus hancur ketika sebuah Great Sword tiba-tiba muncul dari Magic circle beberapa meter diatas dibelakang Naruto yang langsung menusuk tepat tubuh Kagutsu itu hingga hancur berantakan dan pedang besar itu tertancap di lantai dibelakang Naruto.

"A-APA!.. Kagutsuku!.."

Sleb!

Pedang yang tertancap itu dicabut oleh Naruto dengan mudah setelah membalikkan tubuhnya menghadap kakek itu dan membelakangi Asia.

"cukup.. katakana dimana orang itu.. atau kupenggal kepalamu." Ucap Naruto dingin menatap kakek itu yang terlihat membolakan matanya dengan tubuh gemetar.

Sementara Asia yang ada dibelakang Naruto mundur menjauh.

"tak akan kubiarkan kau-.."

Wuss!

Dakk!

Brakk!

Perkataan kakek itu terpotong seketika ketika Naruto melesat dengan cepat dari tempatnya berdiri tadi ke arah kakek itu dan mengayunkan Saber kearah perutnya hingga membuat dia memuntahkan darah. Dan menabrak lagi dinding dibelakangnya hingga hancur dan membuatnya menabrak dinding ruangan Shion.

Sring!

"katakana atau ku remukkan kepalamu saat ini juga.." kembali Naruto menghilang dari tempatnya dan muncul didepan kakek itu dengan Saber yang bilah tajamnya menempel dikepala Disonashu itu.

"a-ampuni aku.. dia a-ada di gua suci beberapa meter ke barat dari d-desa ini.. sebentar lagi, dia akan melakukan ritual pemanggilannya.. hah.. hah.." kakek yang berlumuran darah itu berkata dengan lirih karena merasakan tubuh bagian perutnya remuk dibagian dalam akibat hantaman Saber itu.

"untuk apa dia melakukan ritual itu?.." Tanya kembali Naruto dengan datar tanpa belas kasihan.

"me-memanggil-.."

Wuss!

Crass!

Tak sempat kakek itu melanjutkan kata-katanya. Karena kepalanya harus terpenggal akibat seseorang yang baru saja datang. Untungnya Naruto telah berhasil menghidarinya sebelum pedang dari orang yang baru saja datang itu mengenainya juga.

"dasar sampah.." ucap orang tersebut yang terlihat seorang gadis dengan pakaian minim dengan membawa Light sword ditangan kanannya itu.

"kau.." sementara Naruto yang beberapa meter dibelakang gadis itu menatapnya datar.

"kita bertemu lagi pria tampan.." ucap gadis itu yang tersenyum kearah Naruto setelah memutar tubuhnya menghadap Naruto.

"kenapa kau membunuhnya?. Bukankah dia rekanmu.." Tanya Naruto datar.

"walaupun dia sekutu kami, tapi kami tak akan membiarkan informasi itu bocor begitu saja.. yah, walaupun kau sudah tau sedikit.. maka dari itu, aku akan membunuhmu pria tampan." jawab gadis itu.

"hm?.." gumam Naruto.

"hah.. sayang kau adalah musuhku. Jika tidak, aku mungkin akan menjadikanmu milikku.." ucap gadis itu melanjutkan ketika mendengar Naruto yang hanya cuek itu.

Wuss!

Trank!

Gadis yang bersurai hitam dengan pakaian minim itu langsung menyerang Naruto dengan pedang cahaya miliknya. Namun ditahan dengan mudah oleh Saber ditangan kirinya.

"jika aku mau menjadi milikmu, apa kau akan berhenti melakukan kejahatan seperti ini, Raynere?.." Tanya Naruto datar.

"a-apa?!.." sementara Raynere hanya kaget dengan mata membola menatap wajah Naruto yang sangat dekat dengannya beberapa centi ini. karena posisi pedang mereka yang saling menahan membentuk huruf X. hingga wajah mereka berdua berdekatan.

"be-benarkah?.." lanjut Rayner yang wajahnya mulai memerah dengan tekanan pada pedangnya semakin melemah.

Syutt!

Jlebb!

Namun ketika Naruto akan berkata, sebuah anak panah melesat kearah gadis didepannya dari samping dimana terdapat lubang bekas kakek itu tadi. Namun mereka berdua berhasil menghindar dengan menjauh satu sama lainnya.

Muncul seorang pria bersurai merah yang saat ini mengarahkan busurnya pada Raynere di balik lubang besar itu.

"Narut-san!.. biar aku yang melawannya.. kau bawa Shion-sama ke tempat dimana musuh berada sekarang untuk membatalkan ritualnya!.." ucap Tigre serius Dimana dibelakagnya saat ini terdapat Asia dan Shion yang telah sadar menatap Naruto dan Raynere.

"kau!.. pengganggu!.." teriak Raynere gaje seperti gadis pada umumnya. Wajahnya tampak kesal menatap Tigre yang sepertinya bingung dengan tingkah musuhnya itu.

"hm.."

Swuss!

Tanpa menghiraukan gadis dihadapannya, Naruto melesat cepat dari tempatnya kearah Shion dan langsung menggendong Shion bridal style dan melompati balkon yang sangat tinggi dari permukaan tanah itu ke pohon lain yang ada di dekatnya yang jauh lebih pendek dari pohon keramat itu.

"HEI.. MAU KEMANA KAU, BAKA!.." teriak Raynere yang sepertinya akan berlari menyusul Naruto namun dihentikan oleh Tigre yang menhadang didepannya.

"kau tak boleh kemana-mana.. lawanmu adalah aku.." ucap Tigre dengan seringai diwajahnya.

"sialan kau pria merah!.. aku harus mengejarnya! Menyingkirlah kau!.." teriak Raynere yang langsung melesat kearah Tigre.

"tak akan!.." Tigre pun juga berteriak dan merengsek maju kearah Raynere.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Trank! Trank! Trank!

Dentuman pedang terdengar diudara diantara rumah pohon yang berada di utara desa ini.

Seorang gadis bersurai putih sedang dengan lihainya menggerakkan tubuh dan pedangnya untuk menyerang seorang prria berwajah gila dan seorang wanita memakai dress.

"hah.. hah.. kau hampir sehebat pemuda pirang itu dalam bertarung nona.." puji satu-satunya pria disana yang beberapa meter melayang diharapan gadis bersurai putih.

"kau benar Freed.. hah.. dia bisa mengimbangi kita berdua.." rekannya juga ikut memuji.

"kalian terlalu berlebihan.. tak usah banyak bicara. Segera selesaikan ini.." ucap gadis bersurai putih yang terlihat dihadapannya melayang dua orang berbeda gender yang tak lain adalah Freed dan Kalawarnere.

"haha.. aku setuju dengan ucapanmu nona.. akan kutunjukkan kekuatanku yang sekarang untuk mengalahkan Naruto,.. tapi akan kuperlihatkan dulu padamu nona. Dan jangan salahkan aku jika kau terbunuh.. hahaha.." ucap Freed yang kemudian mengarahkan Gunner'nya pada Ellen beberapa meter didepannya itu.

Sring!

Cahaya berkumpul di depan Gunner milik Freed yang terarah pada Ellen.

Begitupun Kalawarnere yang menyiapkan sepuluh Light spears di sekitarnya yang melayang dengan lingkaran sihir di belakang sepuluh Light spears itu.

"tunjukkan kemampuanmu Arifar!.." Ellen tak mau kalah.

Gadis bersurai putih itu memposisikan pedangnya di sisi kanannya yang dan digenggamnya dengan erat. Dia mengkonsentrasikan Mana yang ada dalam tubuhnya ke pedang miliknya itu hingga memunculkan cahaya putih namun berbeda dengan milik Naruto.

"cepat selesaikan Freed!.." teriak Kalawarner yang siap melepaskan Light spearsnya.

"hahaha.. kita habisi dia!.. lalu ku-.."

[Halfmoon Slash]!

Wuss!

Crass!

"ARRGG!.."

Sebuah teriakan kesakitan menggema di tengah pertarungan itu. ketika suara dari Freed terpotong oleh sebuah serangan gelombang bulan sabit putih berdiameter 20 meter yang meluncur cepat secara vertical kearah Freed dan Kalawarnere yang ada beberapa meter di hadapan Ellen.

Membuat Ellen membolakan iris rubinya melihat bagaikan slow motion dimana gelombang indah namun mengerikan itu melintas didepannya membabat habis semua yang menghalangi jalurnya.

Jrass!

Pyarr!

Bahkan pandangan Elen mengikuti arah gelombang bulan sabit itu hingga meluncur jauh dengan tanah yang tergores karena ujung tebasan dibagian bawah bulan sabit itu sedalam 3 meter. Hingga melewati dinding bagian utara yang telah jebol itu. dan menghilang menjadi serpihan cahaya ketika telah melewati dinding dan pepohonan yang hancur terbelah karena gelombang gila itu.

Jejak tebasan gila itu terlihat membelah tanah di tengah-tengah jalan tanah diantara rumah pohon yang ada itu. hingga membuat para Knight melongo dan menatap ngeri hasil gelombang bulan sabit itu.

"Freed!.."

Sebuah teriakan dari Kalawarner yang terbang turun menuju rekannya yang tergeletak ditanah itu.

"a-apa.. wanita itu berhasil lolos?.. dan!.." gumam Ellen ketika melihat Kalawarnere yang berhasil menghindar terlebih dahulu ketimbang Freed yang memang ada di sebelah kirinya dimana serangan itu berasal dari sisi kanan Kalawarner.

Ellen menatap ngeri tubuh Freed yang tersisa setengah bagiannya saja. Yaitu disisi kanannya dari pundak kanan hingga kaki kanannya yang telah tiada. Kalawarnere tampak mengguncang tubuh tak sadarkan diri Freed sambil memanggil nama Freed berharap pria itu masih hidup.

"Na-ruto.." gumam Elen tak percaya dengan pandangannya saat ini.

Dimana Elen melihat Naruto yang berada beberapa kilo jaunya di samping kirinya di dekat rumah pohon yang ada di sebelah pohon keramat yang menghadap bagian utara itu.

Naruto berdiri dengan Saber ditumpukan pada pundak kirinya menatap datar Elen. Dimana Naruto berdiri diatas dahan pohon besar dengan Shion disamping kananya sedang tersenyum kearah Elen.

"sisanya disini kami serahkan padamu Elen-san!.." teriak Shion dari kejauhan itu yang dibalas anggukan dan senyumannya kearah Naruto yang menatap datar dirinya.

Namun Elen Nampak melihat seulas senyum simpul dari Naruto sebelum dia kembali menggendong Shion bridal style dan menaruh Saber di belakang punggungnya dengan tali kain putih yang melilit bilah tajamnya itu.

'syukurlah kau selamat.. Naruto..' batin Elen bahagia menatap punggung Naruto yang kembali melompat jauh kearah barat.

Namun hanya sebentar ketika sebuah Light spears meluncur kearahnya dari bawah.

"musuhmu adalah aku!.." teriak Kalawarnere yang ada dibawah menatap marah Elen.

Swuss! Swuss!

'baiklah.. kuhabisi kau, dan akan ku bantu para Knight itu melawan Dragon diatas sana setelahnya..' batin Elen. Yang juga ikut melesat kebawah menuju ke Kalawarnere yang juga melesat kearahnya terlebih dahulu.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Naruto masih bergerak cepat melompati dahan-dahan pohon yang ada di hutan bagian barat desa ini.

Shion yang masih digendongan Naruto hanya mentap wajah Naruto saja dari tadi. Sedangkan yang dilihat hanya menatap datar ke depan tanpa menghiraukan gadis digendongannya itu.

"mm. Naruto.. apa kau bisa mengalahkan orang itu agar kita bisa mendapatkan Crystal itu kembali?.." Tanya Shion ragur-ragu.

"ntahlah.. kita lihat saja nanti.." jawab Naruto datar.

"kenapa kau, mau mengambil Quest ini.. padahal imbalannya tak sesuai. Dan lagi kau dan temanmu itu harus mempertaruhkan nyawa untuk Quest ini.. apa kau mengincar pointnya?.." Shion kembali bertanya heran.

"tidak. Aku tak pernah menghiraukan point yang kumiliki. Karena selama ini aku hanya mlakukan semua berdasarkan tujuanku.. apapun Rank'ku, Emblem yang ku miliki, dan dari Rasa pa aku,.. aku tak perduli. Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan.. dan untuk Quest ini, ntahlah.. aku hanya merasa jika aku harus mengambilnya saja dan menyelesaikannya.." Naruto menjelaskan tanpa memandang wajah shok Shion.

Karena bagaimana mungkin masih ada orang didunia ini yang tak memandang Rank mereka?. padahal semua sorcerer maupun shinobi pasti mengejar rank tertinggi untuk mendapatkan apa yang raja persembahkan untuk mereka.

"kau.. tak menginginkan kerajaan sendiri?.. walaupun kerajaan itu berada dibawah naungan kerajaan pusat. Tapi, kau akan memiliki segalanya.. harta, tahta bahkan wanita yang kau inginkan. Apa kau tak menginginkan itu semua?.." Tanya Shion terkejut menatap wajah datar Naruto.

"tidak. Aku hanya punya satu tujuan saat ini.. membunuh seseorang.." jawab Naruto dengan wajah dingin.

"a-apa!.. kenapa kau memiliki dendam sebesar itu?, hingga kau menyingkirkan semua keinginan yang lain.." Shion kembali bertanya.

"sudahlah. Itu tak penting.. untuk saat ini, pikirkan saja tujuan kita kemari.." jawab Naruto.

"uhmm.." Shion hanya mengangguk dengan wajah murung karena jawaban Naruto.

Naruto terus bergerak beberapa menit menghiraukan bahaya yang mengancam diluar benteng ini.

Hingga beberapa menit mereka terus bergerak, Sampailah mereka disuatu lembah dengan pohon dan tebing batu yang ada disisi kiri dan kananya.

"tempat apa ini?.." Tanya Naruto datar pada Shion digendongannya.

"ini adalah Valley of the Eclipse.." jawab Shion.

"lembah gerhana?.." gumam Naruto.

"benar. Lembah ini adalah tempat makam para leluhur kami.. dimana tempat ini pula, ritual pemanggilan dapat dilakukan.. maka dari itu, kita harus cepat menemui orang itu dan mengambil Crystal itu Naruto.." ucap Shion khawatir.

"hm.." balas Naruto yang kemudian kembali melesat menuju ke pintu gua yang ada beberapa meter didepannya dan Shion itu.

Tap!

"kalian tak akan kubiarkan mengganggu ritual itu.. hah.. hah.. sampai aku mati pun tak akan ku biarkan!.. hahahaha!.."

Baru Naruto melesat, seseorang menghadangnya tepat dimulut gua itu dengan tawa gilanya. Bahkan keadaannya yang tak utuh itu terlihat mengenaskan.

"Freed.. dengan setengah tubuhmu kau masih bisa sampai sejauh ini.." gumam Naruto. sementara Shion disampingnya menatap miris dengan mulut yang ditutup telapak tangannya sendiri.

"akan ku persembahkan.. nyawaku!.. hahaha.." teriak Freed sembari melakukan blood seal dengan tangan kirinya dan menghentakkannya ditanah

[Forbidden Magic: Rising Resurrection]!

Seluruh tubuh Freed muncul tanda segel yang menjalar dari telapak tangannya ke seluruh tubhnya. Dan dengan itu seperti tak ada apa-apa yang muncul. Hanya segel dari telapak tangannya pula yang menjalar ke tanah dibawahnya hingga membentuk seperti sarang laba-laba.

"apa yang dia lakukan Naruto?.." Tanya Shion bingung.

"itu sihir terlarang. Yang mengorbankan nyawa penggunanya.. tak ku sangka dia pemilik tehnik ini.." jawab Naruto datar menatap Freed yang tersenyum gila dengan darah masih merembes dari tubuhnya.

Kretek! Kretek! Kretek! Kretek! Kretek! Kretek!

Kretek! Kretek! Kretek! Kretek! Kretek! Kretek!

Tiba-tiba tanah dihadapan Freed retak. Bukan hanya di hadapan Freed, bahkan di sekitar Naruto dan Shion pun sama.

Kretek! Kretek! Kretek! Kretek! Kretek! Kretek!

Hingga muncullah mayat hidup yang seperti terbangun dari tidurnya di dalam tanah. lima, sepuluh dan terus naik jumlahnya hingga ratusan mayat hidup yang terlihat tak utuh memang. Namun dari tangan mereka, menggenggam senjata mereka masing-masing.

Ghaaa!

Ratusan mayat hidup itu berteriak seakan mereka merespon panggilan dari Freed. Hingga saat ini ratusan mayat hidup itu menghadap pada Naruto dan Shion.

"Na-Naruto.. bagaimana ini!?.." ucap Shion bingung dan ketakukan yang saat ini bersembunyi dibelakang Naruto yang menatap datar mayat hidup yang mengepungnya itu.

"tenanglah.." jawab Naruto datar.

"hahaha.. masih belum!.. Naruto!.." teriak Freed yang kembali melakukan Blood Seal.

[Summoning Magic: Cerberus]!

Sring!

Seketika Freed menghentakkan tangan kirinya di tanah itu, muncul cahaya yang terang dengan lingkaran sihir di tanah hadapannya.

Grroarrr!

Munculah seekor Magical beast berbentuk anjing dengan tiga kepala yang dimasing-masing rahangnya terbelah menjadi dua. Ukurannya pun tak main-main. Yaitu Cerberus berukuran Large. Hampir menyamai ukuran Dragon yang menyerang desa Wood saat ini.

"Naruto!.." Shion semakin khawatir.

Sring!

"kau naiklah kepunggungku. Akan ku antar kau masuk ke gua itu. biar aku yang melawan mereka semua.." perintah Naruto yang langsung dituruti Shion. Saber telah digenggamnya di tangan kirinya. Dan tangan kanan Naruto menopang gumpalan benda kenyal di bawah tubuh Shion yang mengalungkan kedua lengannya ke leher Naruto.

"hahaha.. kau tak akan bisa mengalahkan mereka!.. jika aku mati saat ini juga, mereka tak akan bisa dihentikan!.. ghahaha!.. ChougH!.."

Brukk!

Freed yang menggila itu terkapar dengan darah mengalir diseluruh tubuhnya dan muntahan darahnya itu. bersamaan dengan segel diseluruh tubuhnya yang menelannya hingga menghitam seluruhnya dan menghilang setelah beberapa detik.

Groarr!

Ghaaa!

Seluruh makhluk itu merengsek maju untuk menghabisi Naruto. namun tak mau diam, Naruto juga merengsek maju kearah mulut gua beberapa meter didepannya itu yang dijaga oleh Cerberus.

Trank! Trank!

Crass!

Naruto yang melesat itu dihadang oleh mayat hidup di depannya yang berusaha menebas tubuh Naruto. namun dengan mudah Naruto menangkis semua serangan mayat hidup itu dan menebaskan Saber secara horizontal hingga membuat musuh didepannya terbelah.

Swuss!

Duagh!

Wuss!

Pemuda pirang itu melompat ketika dibelakangnya terdapat mayat hidup yang mengayunkan pedangnya horizontal. Dan membuat kepala mayat hidup didepannya sebagai pijakan dan kembali melompat kedepan.

Groarr!

Wuss!

[Ittou Shura]!

Blarr!

Sebuah cakar besar yang terayun ke arah Naruto dari depannya itu yang berasal dari Cerberus yang melompat kearahnya yang juga masih melayang itu berusaha membelah Naruto. namun serangan anjing itu gagal ketika Naruto menghindari cakaran itu setelah mengaktifkan modenya dan melompat ke lengan Cerberus dengan cepat dan kembali melompat turun ke kumpulan mayat hidup di depannya. Sedangkan Cerberus itu mendarat ditanah menimpa kumpulan mayat hidup itu.

Tap!

Naruto mendarat dengan mulus ditengah-tengah mayat hidup itu. dan memposisikan Saber di tangan kirinya terbalik di sisi kanannya. Kuda-kudanya siap untuk melakukan tehniknya dengan [Ittou Shura] yang aktif.

[Line Drive]

Sring!

Crass! Crass! Crass! Crass! Crass!

Crass! Crass! Crass! Crass! Crass!

Graaa!

Puluhan mayat hidup dihadapannya yang terbelah menjadi beberapa bagian dengan sekali gerakan tusukan membelah hingga jarak beberapa meter hingga sampai mereka berdua di mulut gua itu.

"ayo shion.. aku akan mengantarmu terlebih dahulu untuk memastikan. Cerberus itu tak akan bisa masuk kesini.." ucap Naruto.

"baiklah Naruto.. huek!.. ke-kepalaku pusing sekali.." ucap lirih Shion yang terlihat mual-mual dengan tangan yang menutup mulutnya.

Jleb! Jleb!

Yang kemudian melempar kunai kekkai di kedua sudut mulut gua itu agar untuk sementara mayat hidup itu tak dapat mengikuti mereka.

"tenanglah.. itu hanya efek tehnikku yang dimana kau tidak terbiasa dengan kecepatannya.." Naruto menenangkan Shion dipunggunggnya.

Tap Tap

Kembali Naruto berlari semakin masuk kedalam gua itu dengan cepat.

Hingga diujung gua itu, terlihat seorang yang bersila membelakangi mereka dihadapan orang berjubah hitam itu yang terdapat dua permata yang tertancap tempatnya di tengah altar yang berbentuk seperti lingkaran seluas beberapa meter dengan langit gua diatas altar itu berlubang yang langsung menampakkan bulan purnama dilangit mala ini.

"hentikan!.." teriak Shion yang telah turun dari punggung Naruto dan berlari menuju ke orang berjubah itu.

"berhenti Shion!.." teriak Naruto ketika dia merasa ada yang aneh.

Greb!

"kyaa!.."

Dan benar saja, orang berjubah itu menghilang dari tempatnya meninggalkan kedua crystal yang bersinar itu. dan muncul dibelakang Shion dan mencengkram leher mulus Shion.

"lepaskan dia.." ucap Naruto datar.

"kau hebat juga telah berhasil menerobos masuk sampai kemari.. tapi sudah terlambat jika ingin menghentikan ritual pemanggilan ini.. Naruto.." ucap orang tersebut yang terdengar dari suaranya adalah seorang pria. Yang memutar tubuhnya dan Shion menghadap padanya.

"kau.. siapa kau?.. kenapa kau tau tentangku.." Tanya Naruto datar yang siap dengan Saber.

Srett!

Wuss!

"kyaa!.."

Trank!

Tak menjawab, pria berjubah hitam itu malah mendorong Shion ke sisi kanannya dan menyerang Naruto dengan pedang cahaya yang dia munculkan di tangan kanannya. Namun masih ditahan dengan mudah oleh Naruto.

"kau tau,.. tak sulit mengenalimu yang telah membuat seluruh kota Magnolia gempar akibat seranganmu itu.. apalagi kau berhasil memukul mundur ketiga anak buahku di Magnolia waktu itu.." ucap pria itu yang saat ini saling menahan senjata mereka masing-masing.

"jadi kau melihat semuanya waktu itu.. tak kusangka kau adalah pemimpin mereka.." balas Naruto datar.

Srett!

Kedua orang itu saling menjauh. Menjaga jarak diantara kedaunya.

"Shion, kau lakukan tugasmu.. akan ku tahan dia.." ucap Naruto. yang dibalas gumaman oleh Shion dan berlari menuju altar untuk membatalkan mantra itu.

Sring!

Yang kemudian menghilang dari tempatnya dan muncul di belakang pria itu dengan tebasan Saber. Namun masih bisa dibaca oleh pria itu yang menghindar ke depan ketempat Naruto sebelumnya.

"heh.. tak akan ku biarkan kau gadis kecil!.." ucap pria itu yang melesat menuju Shion yang telah bersila di depan ke dua Crystal itu.

Wuss!

Trank!

Namun masih di hadang oleh Naruto dengan Saber di tangan kirinya itu.

"lawanmu adalah aku.." ucap Naruto.

Grebb!

Tap! Tap! Tap!

Wuss!

Naruto mencekik leher pria itu dengan tangan kanannya kemudian membawa pria itu melompati dinding gua dan melompat keluar gua itu dari lubang di atas altar.

"arrgg!.."

Wuss!

Pria itu melepas cengkraman dilehernya ketika sampai diluar diatas gua itu yang terlihat seperti bukit.

Syut! Jlebb!

Naruto melempar dua kunai kekkai lagi di pinggir mulut gua itu untuk menjaga agar pria itu tak dapat masuk.

"percuma kau lakukan itu Naruto.. ritualnya akan selesai sebentar lagi.." ucap pria berjubah hitam yang kini berada di depan Naruto dengan lubang itu sebagai pemisahnya.

"terserah kau mau berkata apa.. tapi akulah Lawanmu.." balas Naruto datar.

Wuss!

Naruto melesat maju ke arah pria itu dan menebaskan Saber.

Trank!

Namun pria itu dapat menahannya dengan mudah tanpa bergerak dari tempatnya.

Trank! Trank!

Kembali Naruto mengayunkan pedangnya horizontal dari samping kirinya. Namun ditahan dengan pedang cahaya pria itu. dan terus Naruto melakukan serangan dengan pedangnya itu hingga membuat pria itu bergerak mundur.

Sret!

Greb!

Naruto yang melakukan tendangan sabit dengan kaki kanannya dihindari dengan merunduk oleh pria itu dan mencengkram kaki Naruto dengan tangan kirinya.

"hyaa!.." teriak pria itu.

Srett!

Wuss!

Pria itu memutar tubuhnya bersamaan dengan tubuh Naruto yang ikut berputar. Dengan membuat dua kali putaran, pria itu melempar Naruto kea rah dimana mulut gua sebelumnya.

'kuat sekali tenaganya..' batin Naruto yang dalam keadaan terlempar beberapa meter itu.

Wuss!

Duagh!

Wuss!

Namun tak mau berhenti, pria itu kembali melesat lebih cepat dari tubuh Naruto dan sampai di depan Naruto, dia melakukan tendangan hingga mengenai tubuh pemuda pirang itu dan kembali melesat kearah kerumunan mayat hidup itu.

Blarr!

Ledakan kecil terjadi ketika tendangan kuat itu menyebabkan tubuh Naruto yang membentur tanah dan menghancurkan beberapa mayat hidup yang ditimpanya itu.

'dia kuat. Bahkan saat masih dalam mode ku tadi, dia bisa mengimbangi kecepatanku.. tenaganya juga bukan main-main." Batin Naruto yang berusaha bangkit terduduk itu. kepulan debu masih menutupi Naruto.

Ghaaa!

Ratusan mayat hidup itu mendekati Naruto berusaha memenggal kepalanya dengan senjata mereka masing-masing.

Sring!

Crass! Crass! Crass! Crass!

Namun tanpa diduga, tubuh puluhan mayat hidup itu terbelah dengan mudahnya ketika Naruto menghilang dari tempatnya lagi menebas mereka dengan Saber.

Wuss!

Tap!

Naruto melompat ke belakang dimana terdapat batu besar yang ada dan berdiri diatasnya. Menatap pria berjubah hitam yang berdiri di atas mulut gua yang bersidekap menatap Naruto.

"tak ku sangka.. kau memang kuat.." ucap Naruto datar menatap pria jauh didepannya.

Bahkan Cerberus berada di tanah disamping kanannya menatap Naruto dengan amarah yang terlihat jelas. Bahkan ratusan mayat hidup itu terlihat seperti sebuah pasukan yang berbaris rapi didepan pria berjubah itu.

Dimana jarak diantara kedua orang itu sekitar 10 meter dengan Naruto yang hanya sendiri. Dan pria itu dengan ratusan pasukannya.

"kau tau?, pasukan mayat hidup ini adalah Immortal.. kau tak akan bisa membunuh mereka Naruto.." ucap Pria itu dengan seringainya.

Karena memang kenyataannya mayat hidup yang telah dibunuh Naruto kembali bangkit dengan keadaan semula.

"ini bukanlah pertama kalinya bagiku seorang diri melawan sepasukan seperti ini.. walaupun bukan mayat hidup seperti ini, tapi aku yakin mereka dapat dihentikan.." balas Naruto tak gentar.

Walaupun keadaannya hanya seorang diri dengan dihadapannya ratusan mayat hidup dengan Cerberus berukuran Large dan pria misterius didepannya. Tatapan datar tak luntur dari wajahnya.

"aku suka orang seperti dirimu.. Naruto.. kalau begitu, akan ku perkenalkan diriku padamu sebagai hadiah karena membuatku terkesan dengan keberanianmu ini.." ucap pria disebrang sana dengan seringainya yang menjeda kalimatnya itu.

Naruto hanya menatap datar pria itu dengan Saber yang dipanggul dipundak kirinya dan tangan kanan dimasukkan ke saku celananya. Surai pirangnya bergoyang lembut akibat angina malam yang menerpa.

"perkenalkan.. aku adalah Sorcerer dengan rank SS.." ucap pria itu yang membuka hodie jubahnya hingga memperlihatkan wajahnya dengan berlatarkan bulan purnama dibelakangnya. Serta ratusan mayat hidup didepannya dan Cerberus yang semua itu menjadi pasukannya saat ini. pria itu menjeda kalimatnya..

.

.

.

"dan namaku adalah.."

.

"Kokabiel.."

.

.

.

To be continue..

.


A/N: mungkin di chap ini kyo buat panjang amat karena permintaan seorang Guest yang lebih baik percepat perangnya daripada menghabiskan banyak chapter. Yah kyo setuju aja sih walaupun berapa chapter pun kyo gak masalah sebenernya. Tapi tak apalah.. sepertinya reader tersebut tak sabar arc ini berakhir. Itu menurur kyo sih.

Tapi Kyo berterima kasih kok buat reader tersebut. Dan ini kyo udah persembahin. 1 chap hampir selesai arc ini.

Dan karena itu mungkin chap depan adalah arc penutupan..

Beberapa review yang kyo bales dari guest yang seperti biasa:

1. Yu: menurut yu-san nunjukin atau tidak dichap ini? menurut kyo sih dikit, tapi chap depan jelas nunjukin kekuatannya. :)

2. Guest: berapa lama partnya?, mungkin part depan selesai.

3. Dark-Uzumaki: itu terserah anda kok.

4. Gak lucu02: yah sedikit. Dan chap depan mungkin.

5. Shenju666: ntahlah, kyo juga masih berpikir. Tapi kyo udah ada rencana kok pairnya udahan.

6. Hienzo-kun: thank's kawan supportnya.

7. Dark uzu: karena factor mood kawan.

8. kuro neko: ntahlah. Tapi buat pemeran antagonis seperti Freed lebih seru disiksa dulu biar death perlahan. Khukhu.

9. pendosa000: ntahlah untuk lemon. Karena di arc ini kyo Cuma ngikuti alurnya aja. Bisa fifti-fifti.

10. Guest: pasti tau dichap ini. dan seiring berjalannya chap pasti terlihat.

11. Kazeryuu: thank's buat sarannya kawan. :)

Thank's supportnya buat kalian semua. seperti biasa yang punya akun kyo bales lewat Pm.

Glosarium:

1. Magical beast: monster yang mamiliki fisik menyerupai hewan dengan ukuran tubuh yang sama seperti Dragon yang dapat dijadikan Mount. Tergantung tingkat bahayanya.

2. Dragon: monster yang setara dengan Megical beast bahkan lebih.

Bagaimana menurut kalian di chap ini?, ancur kah? Kurang menarikkah?. Silahkan komentar di colom Review kawan.

Seperti biasa kawan. Jika tertarik dengan para Dragon atau makhluk lain yang ada, kalian bisa lihat bagaimana wujudnya di album fb kyo agar lebih mengena feellnya. Dengan name profil: Kyoigneel. Image sama dengan profil akun Kyo ini.

Jika ada pertanyaan silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Mm.. seperti biasa, Review berupa kritik maupun saran dari kalian sangat membantu Kyo dalam menulis. :)

See you next time!

.

Next chapter 10: Wood village part 3. the Sealed and the Dragon