World

Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi.

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca!, dll.

Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 13: Mysterious Man‼. Users Double Sword..

.

Opening Song: Hero's Come Back! By nobodyknows.

.

.

.

"tak akan pernah kumaafkan kalian semua.."

Sring!

Gumam lirih Kira yang mengeluarkan dua buah katana secara bersamaan dengan kedua tangannya dari sarung pedang yang berbentuk silang diunggungnya dan menyisakan satu ada ditengah sarung pedang menyilang itu yang terlihat lebih pendek dari keduanya.

Hingga saat ini pemuda misterius itu menggenggam dua buah katana yang panjang 150 cm lebih itu dengan wujud yang agak berbeda.

"cepat!, habisi orang itu!.."

Perintah sang ketua dengan topeng putih polo situ dari tempat paling belakang dari semua bawahannya. Sedangkan para bawahannya itu langsung berlari melesat kearah pemuda misterius yang menyebut namanya adalah Kira itu.

Wuss!

Wuss!

Terlihat semua bawahan sang ketua itu melesat dengan Kunai yang siap di tangan mereka. begitupun Kira yang juga melesat dengan cepat kearah para Shinobi itu yang tak terlihat raut wajah takut atau ragu dari pemuda misterius itu.

Malah pandangan datar dan dingin yang menusuk seakan tak mau melepaskan mangsa dari hadapannya siapapun itu. yang sampai saat ini tak disadari oleh para Shinobi itu.

Wuss!

Crass! Crass!

"argg‼.."

Dua orang terdepan dan Kira yang sudah hampir tak ada jarak diantara ketiganya, langsung menggunakan Kunai mereka berdua untuk melakukan serangan menusuk kearah Kira. Namun Kira lebih dulu membaca gerakan keduanya sehingga lebih dulu pemuda itu merendahkan tubuhnya dan berputar 360 drajat disertai dengan ayunan kedua Long Sword Katana miliknya horizontal. Dan berhasil memotong kaki dari kedua Shinobi itu hingga mereka berdua menjerit kesakitan dan tergeletak ditanah.

Wuss!

Wuss!

Tak mau berhenti, Kira kembali melesat maju sedikit dan melompat kedepan agak tinggi demi menyambut seorang Shinobi yang juga melompat didepannya itu dengan dengan berusaha mengayunkan Kunai miliknya kearah Kira.

Crass!

'a-apa!..'

Brukk!

Namun tanpa diduga oleh Shinobi dihadapan Kira itu, tiba-tiba pemuda itu sudah mengayunkan kedua Katana'nya menyilang dan muncul dibelakang Shinobi yang membatin tak percaya dengan kecepatan pemuda itu. hingga membuat Shinobi itu terpotong kedua tangannya serta luka X di dadanya dan jatuh ketanah.

Tap!

(Fuuton: Kazekiri no Jutsu)

Wuss! Wuss!

Baru saja Kira mendarat, dia harus disuguhi sebuah pisau angin yang berhembus dari seorang Shinobi di sisi kanannya yang langsung mengarah pada dirinya.

Wuss!

Sring!

Shinobi yang melakukan Jutsu itu sepertinya juga terlihat shok dengan mata terbuka lebar menyaksikan apa yang dilakukan pemuda misterius itu. karena dihadapannya, Kira tak menghindar dari serangannya. Malah melesat dengan sangat cepat menyongsong serangannya dan mengayunkan secara menyilang kedua Katana'nya untuk memotong serangan Shinobi itu.

Tap! Srett! Srett!

Crass! Crass!

Selang sepersekian detik Kira melakukan gerakan itu dan mendaratkan kaki kanannya, dia langsung melesat secara zig zag kearah Shinobi penyerangnya tadi dan dengan sangat cepat hingga tak terlihat gerakannya oleh Shinobi itu. dan muncul dibelakang Shinobi itu dengan kuda-kuda merendah dan tubuh bagian atas condong kedepan disertai dengan kedua tangannya yang lurus kebelakang tubuhnya disisi kanan dan kiri tubuhnya. Hingga kedua Long Sword Katana miliknya lurus menyamping tubuhnya horizontal.

Brukk!

Wuss!

Tubuh Shinobi itupun ambruk dengan separuh tubuh bagian kanannya dari leher kanannya hingga pinggang kirinya yang terpisah dengan mata Shinobi itu yang melotot. Dan Kira yang langsung melompat tinggi kebelakang dengan gerakan tubuhnya diudara yang berputar dan terlihat seperti sebuah seni gerakan yang khas.

Crass!

Brukk!

Seorang Shinobi yang terpaku melihat kearah atas dimana Kira melayang itu dan turun dengan tubuh yang juga berputar tak teratur, membuat Shinobi itu langsung kembali sadar dari keterkejutannya ketika Kira sudah diatas tepat tubuhnya dan mengayunkan Katana'nya vertical. Hingga membuat Shinobi itu belum sempat melakukan perlawanan dan hanya bisa berteriak kesakitan dengan kepala bagian atasnya tepat ditangah, terbelah dua dan ambruk ke tanah tanpa nyawa.

Tap!

Wuss!

Sring! Sring!

Kembali Kira melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, dia baru mendarat dan kembali melesat zig zag dengan sangat cepat kearah dua Shinobi yang melesat kearahnya dari arah depannya sembari mengayunkan kedua Katana miliknya dari gerakan zig zag'nya menuju ke dua orang Shinobi itu.

Crass! Crass!

"Arggghh‼.."

Hingga muncul Kira dibelakang kedua Shinobi itu beberapa meter. Dimana kedua Shinobi itu tampak diam seketika dengan kedua tangan mereka sedang membentuk Heand Seal namun berhenti. Dan berakhir dengan kedua tubuh bagian atas dan bawah mereka terpisah dan ambruk ketanah dengan teriakan memilukan dimalam itu.

.

'a-apa!.. dia cepat.. dan semua serangannya tampak tak terlihat..'

Batin Miyuki yang tampak melihat gerakan pemuda yang menolongnya itu sejak awal dengan tubuh lemah karena terluka. Dan lagi dia tampak kagum dengan gerakan pemuda itu yang seperti mengayunkan kedua pedang ditangannya tanpa kesulitan sedikitpun.

'dia juga.. me-meliki dua pedang yang dia gunakan sekaligus.. dia pengguna aliran dua pedang yang handal.. bahkan dengan kecepatannya, dia bisa membuat musuh tak sempat melakukan serangan fisik padanya.. orang i-ini sungguh hebat..'

Batin Miyuki mengagumi pemuda misterius didepannya itu. karena menurutnya, pengguna dua pedang itu memang jarang sekali. Apalagi jika pedang yang digunakan sepanjang itu, dan lagi gerakan pemuda itu cepat. Hingga terlihat bahwa pemuda itu tak kesulitan sama sekali melawan Shinobi sebanyak itu dengan kedua pedang di tangannya. Batin Miyuki.

"huek!.. ta-tapi, pe-pemuda ini, sungguh sadis..'

Miyuki tampak menahan mual dengan menutup mulutnya dengan tangan kirinya. Karena melihat setiap serangan dari pemuda itu tak luput dari tubuh musuhnya yang terbelah. Itu membuat Miyuki ngeri sendiri melihatnya.

Apalagi itu seperti ciri khas pemuda itu jika dilihat dari serangannya yang cepat dan tak memberi musuh kesempatan.

.

"a-apa-apaan pria itu!.. dia menggunakan aliran dua pedang dan tak memberikan mereka kesempatan menyerang secara fisik!.. grrr‼. Itu tak heran jika dilihat dari kedua pedang yang dia gunakan.. itu memang tipe pedang tipis namun kuat, yang akan dengan mudah memotong benda karena ketajaman dan bentuknya yang panjang dan tipis di bilahnya itu.. dia lawan yang tangguh.."

Ketua Shinobi yang tak menyebutkan siapa dan darimana mereka itu tampak menggeram marah seraya mengidentifikasi pemuda itu. termasuk senjata yang terlihat biasa digunakan pemuda itu, namun sangat berbahaya jika penggunanya sangat ahli seperti itu.

Pandangan ketua itu terlihat terpaku dengan setiap gerakan pemuda berhodie itu. bahkan tubuhnya sempat bergetar sedikit ketika melihat sudah 10 bawahannya, dibabat habis oleh pemuda yang seperti tak berperikemanusiaan itu.

.

.

Srass!

Clep! Clep!

Pemuda misterius itu yang tampak berhenti setelah serangan terakhirnya dengan berdiri tegak seraya mengayunkan kedua Long Sword Katana miliknya menyilang dari atas kebawah untuk menghilangkan bercak darah di bilahnya itu. dan membuat tetesan darah itu jatuh ketanah dan rerumputan disamping kanan kirinya.

Dan saat ini pemuda itu tampak hanya datar melihat sekitarnya. Dimana musuhnya tampak tiba-tiba hanya diam membeku beberapa meter disekitarnya.

Padahal sebelumnya mereka semua bergerak bersamaan untuk menyerbu Kira. Namun berhenti seketika, ketika rekan-rekannya dibabat habis oleh pemuda misterius itu.

"kenapa kalian berhenti?.. semua rekan kalian yang telah meluaki gadis itu telah tumbang.. dan selanjutnya.. kalian semua.."

Ucap datar Kira yang daritadi hanya diam menatap semua Shinobi itu yang masih belum bergerak dari tempatnya. Itu membuatnya, jijik.

Karena menurutnya, bagaimana mungkin mereka semua dengan berani mengeroyok seorang gadis sendirian dengan tanpa belas kasihan. Bahkan dimalam seperti ini, mereka sepertinya berencana menculik gadis itu.

Dan ketika dirinya menumbangkan 10 rekannya yang menyiksa gadis itu hingga parah seperti itu, mereka semua malah diam tiba-tiba. Itu tak menunjukkan jika mereka memiliki sikap kesatria untuk melawan yang sepadan dengan mereka semua.

Semua itu membuat dia semakin bertambah..

"aku semakin muak dengan kalian.."

Lanjut Kira dengan dingin dan pandangan yang sangat menusuk bagi semua Shinobi yang menjadi lawannya saat ini.

Pandangan tajam nan dingin Kira membuat para Shinobi itu mundur satu langkah tanpa disadari mereka sendiri. Genggaman pada Kunai mereka pun tampak bergetar dengan pandangan mereka yang tampak marah dan takut bersamaan.

Marah karena teman mereka yang terbunuh dengan sadis oleh pemuda itu, dan takut dengan pemuda itu yang dengan mudahnya membunuh rekan-rekan mereka.

"HAAA‼.. kubunuh kau sialan!." Teriak seorang Shinobi yang ada disisi kanan pemuda itu yang terlihat marah dan takut. Dipaksakan untuknya berani menyerang pemuda misterius itu.

(Katon: Gokakyuu no Jutsu)

Wuss!

Shinobi yang berteriak itu langsung membuat Heand Seal dengan cepat dan menyemburkan sebuah bola api seukuran dua kali tubuh manusia dewasa yang melaju kearah Kira dengan membabat habis tanaman dan pohon dijalur serangannya.

"heh.. itu yang ku tunggu.."

Gumam Kira datar seraya menyeringai dibalik kerah tingginya itu seraya menatap serangan yang menuju kearahnya dengan pandangan menarik. Sikapnya pun terlihat tenang dikala sebuah serangan yang menghanguskan siapapun dijalur serangannya itu.

Sring!

Kira mengubah posisinya menjadi kuda-kuda dengan tubuh merendah. Dan kedua Katana'nya yang diposisikan menyilang didepan dadanya seraya pandangannya mengarah pada bola api yang menuju ke arahnya itu.

[Eine Technique: Triple Slash]

Wuss!

Sring! Sring!

Brass!

Kira memnggumamkan tehniknya dan langsung menghilang dari tempatnya melesat kearah bola api itu. dan dengan ayunan pedangnya yang sangat cepat sebanyak dua kali, dia menciptakan dua buah gelombang angin yang langsung membelah api itu menjadi empat bagian karena serangannya yang seperti X.

Dan serangan terakhir ketika api itu terbelah oleh tebasan angin itu, sembari dalam masih keadaan melayang didalam kobaran api disekitarnya karena terbelah itu, dia memposisikan kedua Katana'nya disisi kanan tubuhnya dengan tubuh merendah dan condong kedepan.

Sring!

Crass!

"arghh!.."

Dengan sangat cepat dia melakukan serangan terakhir dengan sebuah tebasan bersamaan menyamping dari kanan atas ke bawah kiri. Dan muncul dibelakang tepat si pembuat Jutsu itu dengan tubuh merendah. Dan Shinobi itu yang tubuhnya terbelah menjadi tiga dari leher, pundak dan kakinya.

"HAAA‼.."

Sisa 9 Shinobi yang tampak terpaku itupun ikut memberanikan diri mereka dan melesat bersamaan kearah Kira dari segala arah. Itu membuat Kira hanya melirik dengan ekor matanya kearah mereka satu per satu saja.

Wuss!

Trank!

Lima orang Shinobi terdepan langsung secara bersamaan melakukan serangan dengan Kunai ditangan kanan mereka secara vertical kearah Kira yang sebelumnya hanya diam. Dan membuat kelima Shinobi itu secara bersamaan mengenai Kira yang saat ini merendah dengan kedua pedangnya yang menyilang diatas kepalanya untuk menahan serangan kelima orang Shinobi itu.

"hanya ini kemampuan kalian?, aku sudah memberikan kesempatan menyerang untuk kalian loh.."

Ucap Kira datar dengan posisi yang tak berubah. Bahkan dari kata-katanya tampak mengejek kepada kelima Shinobi itu.

"a-apa kau bilang!.." Geram salah satu Shinobi yang menyerang pemuda misterius itu saat ini.

'heh.. membosankan..' batin pemuda misterius itu seraya menyeringai dibalik kerahnya.

[Eien Technique: Whirl Cut]

Sring! Crass! Crass! Crass! Crass! Crass!

"argg‼.."

Kira yang dalam keadaan merendah dengan menahan Kunai ke lima orang Shinobi, hingga dia dengan cepat dia memutar tubuhnya keatas seraya berputar cepat dengan menggunakan kedua pedangnya dan menciptakan gelombang dari tebasan berputarnya itu. dan memotong kelima Shinobi itu sekaligus menjadi beberapa bagian dengan teriakan terakhir para Shinobi itu.

Tap!

Kira mendarat dengan sempurna setelah lesatan berputar ke udara tadi dan menatap 4 Shinobi bawahan pria bertopeng polos sisanya.

Sisa Shinobi itu, bersamaan membuat Heand Seal secara bersamaan dengan posisi mereka yang berada di empat sudut disekitar Kira.

[Katon: Gokak-..]

[Eien Kunst: Shadow Motus]

Sring! Sring! Sring! Sring!

Semua Shinobi yang merapal Heand Seal itu terhenti seketika ketika merasa pemuda misterius itu menghilang dari tempatnya meninggalkan bayangan biru dari pakaian yang dipakainya.

Crass! Crass! Crass! Crass!

Keempat orang Shinobi yang kalah cepat dengan tehnik Kira, yang dimana pemuda misterius itu menghilang dari tempatnya dan muncul ditempat ke empat Shinobi itu acak dengan meninggalkan bayangan biru. Dan kembali berdiri dengan posisi merendah di tempatnya semula di tengah keempat Shinobi itu. dan seketika itu, semua tubuh Shinobi itu langsung terbelah menjadi empat bagian.

.

'a-apa!.. dia berhasil hanya dengan menggunakan tehnik pedangnya melawan Shinobi sebanyak itu.. d-dia hebat..'

Batin seorang gadis cantik yang bersandar dipohon dengan tubuh terluka yang tampak takjub dengan pemuda misterius itu. bahkan Miyuki saja membunuh 4 Shinobi sebelumnya menggunakan Mana'nya untuk menghabisi mereka.

Miyuki tampak melihat pemuda misterius yang membelakanginya saat ini itu tampak memasukkan kembali kedua pedangnya ke dalam sarung pedang dipunggungnya. Dan berbalik menatap kearah gadis cantik itu.

Miyuki dapat melihat pemuda misterius itu berjalan santai kearahnya. Sedangkan gadis cantik itu masih terpaku oleh pemuda yang dipanggilnya Kira itu.

Greb!

"kyaa!.. a-apa yang kau la-lakukan?.."

Miyuki harus terjengit kaget ketika dirinya tiba-tiba digendong ala bridal style oleh Kira, tanpa persetujuannya. Dan untungnya gadis cantik itu langsung mengalungkan lengannya pada leher Kira.

"kita harus pergi dari sini.. kau pun terluka. Jadi aku akan mengantarmu.." Balas Kira dengan suara ramah dan terkesan lembut pada Miyuki.

"mm, ba-bagaimana dengan yang bertopeng putih sebelumnya?.. dia tak ada.." Tanya Miyuki lirih. Seraya pandangannya menatap iris Kira dengan sedikit khawatir.

Karena daritadi Miyuki melihat pertarungan Kira, dia tak melihat jika ketuanya itu ikut menyerang. Dia malah terlihat hanya mengobservasi keadaan saja dan membiarkan anak buahnya mati sia-sia.

Dan ketika semua anak buahnya gugur, Miyuki baru sadar jika ketuanya yang berada lumayan jauh memang dari pertarungan itu, telah tiada ditempatnya. Dengan kata lain mungkin pria itu telah kabur. Batin Miyuki.

"biarkan dia pergi.. kau adalah prioritas utama disini.. dan sebaiknya kau simpan kembali pedangmu itu.." ucap Kira yang langsung berlari kearah sebelumnya Miyuki sampai ditempat ini dengan membawa Miyuki.

"ba-baiklah.. ka-kau pelan-pelan, tubuhku sakit tau.." ujar Miyuki dengan suara seperti merajuk setelah menghilangkan kembali Yukianesa ditangan kanannya sebelumnya itu.

"aa!.. ma-maaf hehe.." balas Kira dengan rasa bersalah. Sedangkan Miyuki hanya menundukkan wajahnya karena ntah kenapa semburat merah tipis muncul dipipi chubinya ketika mendengar suara dari Kira.

Walaupun dia tak bisa melihat dengan jelas wajah pemuda itu, tapi dia masih bisa mendengar suara dan melihat mata pemuda itu.

Dan itu sudah cukup baginya untuk mengetahui jika dia orang baik dan terbukti dari dia yang menyelamatkan Miyuki.

Mereka terus bergerak dimalam itu menuju ke kediaman Miyuki.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Apartemen Miyuki.

.

Didalam kamar yang terlihat sangat rapi dan memiliki interior feminism seperti gadis pada umumnya. Dan perabotan juga terlihat mengisi dari ruang tamu sampai kamar.

Didalam kamar itu sendiri tampak seorang pemuda berpakaian tertutup dengan jubah biru yang melekat ditubuhnya. Sedang meletakkan secara lembut seorang gadis cantik bersurai hitam panjang yang saat ini berada digendongannya ke atas kasur quin sizenya.

Di atas kasur gadis itu tampak memandang pria yang hanya terlihat matanya saja itu dengan pandangan sendu. Tubuh atasnya pun masih tertutupi jaket pemberian pemuda misterius yang telah menolongnya itu.

"aku harus mengobati lukamu.. tapii.."

Ucap pemuda itu agak ragu-ragu ketika melihat gadis itu memandang kosong namun sendu pada dirinya saat ini.

"ma-maaf Kira-san.. aku tak bisa menggerakkan tubuhku.. ja-jadi aku mohon bantuannya.." balas Miyuki dengan semburat merah dipipinya ketika tau maksut dari pemuda itu.

Karena saat ini dia sulit menggerakkan tubuhnya. Rasa sakit mulai kembali terasa dilukanya. Apalagi lengan kanannya yang perih jika digerakkan akibat terkena tendangan Shinobi itu.

Ntahlah adapa dengan tubuhnya ini. kenapa jadi lemah seperti ini. padahal seharusnya dia bisa bertahan dengan sakit seperti ini. tapi karena pikirannya tentang kakaknya, dia jadi tak bisa berpikir jernih dan merasa seakan dirinya itu lemah.

"huft.. apa tak ada keluargamu disini?, mungkin mereka bisa-.."

"tak ada.. lakukanlah. Aku tak bisa menunggu temanku, dan aku juga tak mau mengganggu mereka dimalam-malam begini.. jadi.. la-lakukanlah.." ucap Miyuki dengan semburat merah di pipinya dan suaranya yang semakin lirih.

"hah.. baiklah.. tapi sebelumnya, aku minta maaf untuk ini.."

Ucap pemuda itu dengan sedikit rasa bersalah. Dan Miyuki membalasnya dengan anggukan lirih.

Kira mengambil jaket yang menutupi tubuh Miyuki dan meletakkannya di nakas dekat kasur Miyuki.

Lalu pemuda itu mengulurkan tangannya untuk membukakan pakaian gadis itu dari atas secara perlahan. Dimana pakaian gadis itu robek disana-sini dengan banyak bercak darah bekas lukanya.

'kuso!.. kenapa aku gemetar seperti ini!. ntah kenapa ini sangat sulit bagiku..' batin pemuda itu dengan tangan gemetar harus melepas pakaian Miyuki dengan perlahan.

Karena mau bagaimana lagi. Hanya ada dirinya dan gadis itu saja ditempat ini. dia tak mungkin meminta bantuan orang lain. Yang ada nanti malah jadi panjang urusannya. Jadi mau tak mau ini harus dia lakukan untuk mengobati gadis ini. dan ini juga permintaan gadis itu.

Walaupun sebenarnya pemuda itu tak mau Karena merasa tak sopan tentunya.

Sedangkan Miyuki hanya memejamkan matanya dengan perlakuan lembut pemuda ini yang membantunya melepaskan pakaiannya itu.

"a-apa!.." gumam pemuda itu kaget ketika melihat apa yang ada dihadapannya saat ini.

Membuat gadis cantik itu sedikit demi sedikit membuka kelopak matanya untuk melihat kenapa pemuda itu sepertinya terkejut. Dan dapat Miyuki lihat jika iris mata pemuda yang berdiri disamping tempat tidurnya itu terbelalak kaget.

'a-apakah karna tubuhku yang tidak terlalu bagus ya..' batin gadis itu dengan rasa malu ketika tubuhnya dilihat oleh pemuda misterius itu dengan pandangan serius oleh pemuda itu.

Karena sejak kecil tak pernah ada yang melihatnya kecuali ibunya tentunya dan, kakaknya Naruto. karena Miyuki merasa jika kepada Naruto'lah dia bisa terbuka dan tak pernah menyembunyikan apapun dari pemuda itu. termasuk tubuhnya sendiri. Karena dia sangat percaya pada Naruto walaupun dia tau jika mereka berdua bukan saudara kandung.

Tapi saat ini, dia merasa aneh ketika tubuhnya dilihat oleh pemuda ini. ntahlah bagaimana reaksi kakaknya nanti jika tau akan hal ini. batin Miyuki.

"ke-kenapa Kira-san?.. maaf jika tu-tubuhku yang tak indah in-ini membuatmu tak nyaman.." ucap lirih Miyuki dengan matanya yang terpejam dan semburat merah dipipinya.

"a-ah!.. ti-tidak kok.. bukan karena itu. ju-jur tubuhmu ini sangat indah. Mungkin inilah yang diidam-idamkan oleh banyak kaum pria.. tapi bukan itu masalahnya.." ujar pemuda itu dengan terlihat gugub dan selalu melihat kearah lain karena berusaha menjaga kehormatan gadis cantik itu.

Karena memang tubuh gadis cantik itu tampak indah. Ditambah wajahnya yang cantik dengan proporsi tubuh yang sempurna menurutnya itu. tapi bukan itu yang membuatnya sampai terlihat terpaku.

"mmm,. La-lalu?.." balas Miyuki dengan keadaan yang sama.

Sedangkan pemuda misterius itu tampak tetap melihat kearah lain dengan pandangan yang saat ini menjadi serius. Namun bukan karena tubuh Miyuki yang saat ini hanya memakai dalaman saja, namun karena..

"luka ditubuhmu.. telah sembuh.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

9 am. Academi Hagun.

.

Diatas atap gedung C, terlihat seorang pemuda bersurai pirang dan seorang gadis imut yang saat ini duduk dipangkuan pemuda itu.

Bukannya terlihat senang dari ekspresi pemua itu, malahan sebaliknya. Wajahnya tampak datar namun juga pasrah. Bahkan pemuda itu tampak tak bisa melakukan apapun dengan posisi seperti itu.

Tapi berbeda dengan gadis super imut berpipi chuby itu yang menatap polos kedepan seraya menjilati es krim stik ditangan kanannya itu.

Keduanya tampak duduk didekat pagar pembatas yang menghadap langsung pada pemandangan academi dibawah mereka berdua itu. dimana saat ini jam istirahat untuk para murid academi ini.

"ellmmtt~.." gadis super imut itu menjilati es krimnya dengan nikmatnya tanpa rasa bersalah atau sungkan dengan pemuda yang menjadi tempatnya bersandar itu seraya menikmati pemandangan dari atas atap gedung.

"hah.. kau ini seperti adikku saja Ophis.. kau membuatku seperti seorang penyuka anak kecil kau tau.." ucap pemuda yang memangku gadis imut itu datar seraya lengannya yang terlihat melingkar di pinggang gadis bersurai hitam panjang itu.

"eumm~.. biarkan.. aku tak peduli dengan kata-kata orang lain Naruto-kun .." balas Ophis tanpa menghiraukan ekspresi Naruto yang aneh dibelakangnya itu.

"hah.. aku jadi tak bisa berpikir jernih jika bergini caranya Ophis.." gerutu Naruto datar seraya menaruh dagunya diatas surai hitam Ophis dengan ekspresi pasrah. Sedangkan kedua lengannya itu yang sejak tadi melingkar di perut Ophis terus ia gerakkan.

Bukan kerena apa, itu karena tangannya dipegangi dengan erat oleh tangan kiri Ophis yang tak bisa dia lepaskan. Seakan genggaman itu adalah baja yang mengikat tangannya. Pahal hanya tangan gadis imut. Sehingga mereka berdua tampak seperti sepasang kekasih yang sedang bermesraan.

Padahal tidak.

Bukannya Naruto tak bisa melepaskannya, melainkan dibutuhkan tenaga ekstra untuk itu. karena ntah perasaannya saja atau apa, tenaga Ophis sangat kuat dengan hanya pegangan tangannya saja!. Batin Naruto.

"memang apa yang kau lakukan semalam dengan Hinata sampai kau saat ini tak bisa berpikir jernih Naruto-kun?.. eulmm~.." bals Ophis dengan tampang polos dan datarnya tanpa melirik sedikitpun pada wajah Naruto disurainya itu.

"tidak ada!.. hanya makan bersama, lalu tidur.. itu saja.. da-, he!.. aku baru sadar kenapa kau jadi seakan sangat akrab denganku seperti ini?.." ujar Naruto yang baru sadar dengan apa yang terjadi dengan mereka berdua.

"..mungkin jika ku jelaskan sekarang, kau akan langsung.. mati.."

Deg!

Ucapan datar dari Ophis yang tiba-tiba menjadi horror baginya itu membuat jantung Naruto seakan berhenti berdetak sementara ketika mendengarnya. bahkan Ophis mengucapkan itu dengan pandangan serius untuk pertama kalinya dan menghentikan acara menjilati es krimnya.

"tidak.. lebih tepatnya, kau akan lebih memilih mati.." lanjut Ophis. Seakan tak menghiraukan ekspresi Naruto saat ini yang tampak tegang.

"apa maksutmu Ophis?.. aku tak mengerti.." balas Naruto yang saat ini menatap surai gadis itu serius.

"aku hanya bercanda.. eulmmm~.." balas Ophis yang tiba-tiba menjadi datar dan terlihat polos seperti sebelumnya. Mengabaikan Naruto yang saat ini swetdrop karena perubahan drastic gadis imut itu.

"hah.. kau i-.."

"Naruto.."

Belum selesai Naruto berucap, sebuah suara mengintrupsikan pendengarannya untuk menoleh kebelakang, dimana tepat dibelakangnya terlihat seorang gadis cantik bersurai putih seindah awan yang terlihat sudah berdiri dibelakangnya tepat.

"Elen?, sejak kapan kau ada disini?.." ucap Naruto bingung ketika melihat gadis cantik itu seperti menunduk hingga bayangan surainya menutupi ekspresinya.

"sejak kau dan gadis loli itu bermesraan.. dan karnaitu kah yang membuatmu tak merasakan kehadiranku, baka.." balas Elen dengan suara yang terdengar sangat dingin.

"benarkah?, mm-maaf kalau begitu.." Naruto yang merasakan hawa aneh dari Elen itu tiba-tiba tampak gelagapan.

"siapa dia Naruto-kun?.. mengganggu saja.." celetuk Ophis dengan posisi yang malah dibuat semakin rapat dengan Naruto yang malah terlihat khawatir ntah kenapa itu.

"dia-.."

"oh, kau gadis yang diceritakan Hinata-chan tadi pagi itu ya.. berani sekali kau bermesraan dihadapanku seperti itu.. disaat aku sejak tadi mencari si baka ini, kalian malah asik-asikan disini.."

Ucapan Naruto kembali dipotong oleh Elen yang masih dalam posisi sama. Sedangkan aura membunuh yang dirasakan Naruto membuat dia harus menelan ludahnya berat. Serta merutuki dirinya sendiri dalam hatinya karena hal ini terjadi pada dirinya.

"kau itu yang apaan.. mengganggu hubungan sepasang kekasih.."

"DIA BUKAN KEKASIHMU DASAR LOLI!.." teriak Elen tak terima dengan pengakuan sepihak dari gadis imut bersurai hitam panjang itu yang saat ini terlihat berdiri dari duduknya dengan sebuah stik es krim yang sudah habis dimulutnya.

Keduanya tampak berhadapan dengan pandangan memicing tajam dan sebuah animasi sengatan listrik terlhat dikeduanya.

"sebenarnya apa yang kalian perdebatkan-.."

"DIAM!/diam.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Ruang Osis.

.

"kau kenapa Miyuki-chan?.. sejak tadi kau hanya melamun saja.. kau terlihat aneh hari ini.." Tanya seorang gadis cantik bersurai hitam pendek berkacamata yang sedang membaca arsip di kursi dibelakang meja yang ada disebelah meja ketua Osis.

Karena sejak tadi gadis cantik bernama Miyuki itu sudah datang ditempat ini tak seperti biasanya. Dimana dia biasanya berada di kantin membeli makanan dengan Akeno, Rias atau Elen. Tapi tumben sekali gadis ini mencari Kaguya diawal jam istirahat ini.

"mm, tidak apa Sona-senpai, aku hanya kepikiran saja.. dan ini yang ingin ku bicarakan dengan Kaguya-senpai.. karena mungkin dia yang merupakan ketua Osis disini bisa memberiku masukan.."

Balas Miyuki yang sepertinya agak gugup dengan kedua tangannya itu meremat rok yang dia pakai. Apalagi dari gesture duduknya di shofa dihadapan Sona itu tampak jika gadis itu sedang gelisah. Karena sejak tadi dia tak bisa duduk diam.

"hah.. baiklah jika kau tak mau mengatakannya sekarang. Tapi mungkin orang yang kau cari sebentar lagi akan tiba.. mungkin saat ini dia sed-.."

Kriet!

Belum juga Sona selesai bicara. Pintu ruangan Osis itu sudah terbuka dan membuat kedua orang gadis cantik yang ada didalam ruangan itu menoleh kearah pintu itu bersamaan.

Dimana terlihat dipandangan mereka berdua, seorang gadis cantik bersurai putih panjang beriris amethyst cantik yang masuk kedalam ruangan itu.

Bersama dengan seorang gadis bersurai silver cantik yang juga mengekor dibelakangnya masuk dengan membawa kantung plastic berisi makanan dan minuman yang mungkin habis dia beli dari kantin.

"hm?, Miyuki-chan.. tumben kau datang kesini. Biasanya kau ngobrol dikantin dengan yang lainnya.." Tanya seorang gadis bersurai putih panjang yang tersenyum kearah Miyuki itu. dan duduk dishofa di depan Miyuki.

"apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan Miyuki-chan?.. sepertinya kau mengabaikan jam istirahat ini untuk datang kemari ya.." gadis cantik bersurai silver ikut menyahut yang saat ini duduk disebelah Miyuki dan memandang Miyuki heran.

"mm,. ano.. senpai.."

"katakan saja Miyuki-chan.. kau tak perlu ragu-ragu pada kami. Mungkin kami bisa membantu jika ada masalah.."

Sona yang sepertinya tahu kenapa Miyuki tampak ragu untuk membicarakannya. Berusaha meyakinkan gadis cantik itu yang tampak memandang menunduk dengan dirinya sebagai pusat perhatian itu.

"huft.. baiklah. Mm,. Kaguya-senpai, aku ingin cerita padamu. Karena aku dengar kau adalah senior disini dan kau juga memiliki kepemimpinan yang bagus. Jadi aku ingin bercerita padamu dan kalian yang ada disini, aku harap merahasiakan hal ini dari siapapun Rossweis-senpai, Sona-senpai.."

Miyuki berkata dengan pandangan yang serius memandang Kaguya yang ada didepannya. Dan itu mendapat respon dari ketiga orang gadis itu. begitupun Sona yang langsung berjalan mendekat dan duduk disebelah Kaguya.

"baiklah Miyuki-chan, kami akan merahasiakan ini.. jadi katakanlah adaapa.." ucap Kaguya yang mencoba mengerti keadaan Miyuki saat ini. membuat kedua temannya itu tampak ikut memandang serius Miyuki.

"begini Kaguya-senpai.. semalam.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Ruang kepala sekolah.

.

Seorang wanita bersurai pirang berpakaian rapi namun terbuka di belahan dadanya itu, terlihat membaca sebuah berkas ditempatnya seperti biasa.

Tatapannya Nampak serius memandang berkas yang dibacanya itu. sedangkan tangan kanannya menopang pipi kanannya yang ada diatas meja.

Hingga tanpa dia menyadarinya, sebuah suara pintu yang terbuka dari sudut kanannya itu. namun wanita itu tetap focus pada berkasnya itu.

"tsuma.. kau serius sekali. Kau sedang membaca apa?.."

Pria yang sebelumnya masuk dari pintu itu berjalan mendekat pada wanita itu dan ketika pria itu sampai, dia langsung bertanya pada sang istri yang nampaknya tak mengerti dengan kehadirannya itu.

"ah,.. anata. Sejak kapan kau datang?.." Tanya balik sang istri yang tampaknya baru sadar setelah sang suami berkata padanya itu.

"hah.. kau ini,. aku barusan tiba. Kau sampai tak menyadari kedatanganku. Adaapa tsuma?.." Tanya sang pria yang memiliki surai putih panjang yang mencuat seperti duri itu. dan memegang pundak istrinya lembut.

"mm, aku sedang membaca laporan yang kau berikan. Laporan milik Naruto itu.." jawab sang istri yang bersurai pirang itu seraya menunjukkan berkas yang ada dimejanya itu. Tsunade.

"haha.. sekarang aku baru tau kenapa kau seperti itu.. itu karena kau tak percaya dengan apa yang kau baca itu kan.." ujar Jiraiya dengan cengiranya. Menggoda istrinya yang sebelumnya tak tertarik dengan Naruto itu. sekarang malah istrinya berubah 180 drajat sejak dirinya sedikit sadar tentang Naruto.

"diam!.. aku hanya mengakui saja jika dia ternyata cukup berbakat juga. Dan aku tak menyangka apa yang dilakukan Naruto ini membuatku takjub.." balas Tsunade dengan wajah memerah malu karena suaminya itu.

"kau bilang itu cukup berbakat?,.. yah walaupun aku tau kau hanya menyembunyikan yang sebenarnya dariku.. dan sejak kau tau jika Naruto itu mirip dengan anak kita, kau juga jadi lebih memperhatikannya dari kejauhan.. dan akupun hanya bisa mendukung pemuda itu dari balik layar.."Jelas Jiraiya yang terlihat tersenyum kepada istrinya itu.

"a-aku.. hah.. sudahlah.." Tsunade tampak mengalihkan pembicaraan dengan menutup berkas yang ada di mejanya itu dan melihat kearah jendela luar di kirinya itu.

"haha.. dan apa kau tau tsuma?.." ujar Jiraiya menatap serius istrinya itu. dan istrinya yang merespon dengan menatap bingung suaminya.

"apa?.." Tanya balik Tsunade cuek karena perkataan suaminya itu seakan menyindir dirinya.

"kau tau berita tentang-.."

Kriet!

"Kokabiel telah tewas Tsunade.. khukhukhu"

Belum perkataan Jiraiya selesai, seorang telah membuka pintu ruang kepala sekolah itu dan menyahut apa yang ingin dikatakan oleh Jiraiya. Dan mendekat kearah mereka berdua.

"apa!.. kau bercanda kan Orochimaru?!.. itu tak mungkin.. dia itu seorang legenda diperang Great War ke 3.. bahkan namanya saja sudah bisa dibilang tak asing lagi untuk dunia karena [Light Magic]nya yang legendaris melebihi si mesum Azazel itu kan.." ujar Tsunade tak percaya dengan apa yang didengarnya dari Orochimaru itu. bahkan wanita itu sampai berdiri dari kursinya itu dengan mata membola.

Namun berbeda dengan Jiraiya yang hanya memasang wajah serius disamping istrinya. Seakan dia memang sudah mendengar itu. alias memang dia sudah mendengar berita itu.

"khukhukhu.. aku pun sebenarnya tak percaya dengan berita itu.. karena manamungkin legenda yang sama dengan kita dari ras Sorcerer itu tewas.." balas Orochimaru yang tampak berpikir itu.

"kau benar Orochimaru.. bahkan kita bertiga dulu waktu pertama bertemu dan melawannya saja sangat sulit.. Dan saat Great War ke 3 itu, dia termasuk yang bersama kita membantu dalam perang itu dengan membunuh puluhan pasukan musuh sendirian.. saat dia bersama dengan Azazel dan Sirzech.. apalagi kekuatannya dalam mode [True Form] itu pun tak main-main.. bahkan sebuah kota saja bisa dia hancurkan sendiri dalam satu malam.."

Gumam Jiraiya yang berusaha mengingat informasi tentang Kokabiel saat puluhan tahun lalu. dimana disaat itu 3 legenda Sanin Shinobi, bersama dengan 3 legenda Magy Sorcerer itu pernah bermusuhan dan bertarung. Dan setelah perang Great War 3 usai, mereka kembali menjadi rival dan berdamai.

Bahkan si Kokabiel itu jika Jiraiya ingat, dia pernah membuat sebuah pasukan musnah seketika dalam sebuah serangan berbasis cahaya miliknya itu. dimana pasukan pemberontak waktu itu harus mati mengenaskan dalam hujan tombak yang ukurannya bukan main-main.

Karena itu Jiraiya sempat tak percaya dengan kematian pria itu. walaupun dia menghilang puluhan tahun lalu karena dia bilang ingin mengembara untuk membasmi para dragon dan membantu yang lemah di tempat tujuannya. dan sampai situ, informasi tentang pria itu sudah hilang bagai ditelan bumi.

"lalu Orochimaru, siapa yang berhasil membunuh sang legenda itu.. karena aku rasa legenda dengan rank SS sama seperti kita itu tak mungkin mudah dikalahkan begitu saja.." Tanya Tsunade.

"hmm.. untuk itu tak ada informasi yang jelas. Karena waktu itu, aku mendapatkan informasi dari seorang bawahanku yang berada di Magnolia.. dan informasi lainnya dia bilang masih menyusul.." balas Orochimaru yang menatap Tsunade dengan ekspresi khasnya itu.

"kau benar Orochimaru, aku juga mendapat info dari mata-mataku dan sama sepertimu.. tak ada informasi siapa yang mengalahkannya.. ini masih misteri.." ujar Jiraiya.

"begitu ya,. Berarti info yang kita ketahui sampai saat ini hanya orang yang berhasil mengalahkan Kokabiel itu bukanlah orang sembarangan.. ini sangat berbahaya anata.." Tsunade tampak khawatir dan memandang wajah suaminya itu.

"kenapa kau khawatir tsuma?.." Jiraiya menenangkan istrinya itu.

"apa yang dikatakan Tsunade benar, Jiraiya.. ini memang harus diwaspadai, karena jika dia adalah lawan.. maka itu bisa mengancam kerajaan.. tapi jika sebaliknya. Jika dia kawan.."

".. maka kita harus tetap waspada terhadapnya.."

Jiraiya memotong perkataan Orochimaru yang tampak meyeringai dengan lidah bak ular itu. memandang tertarik pada apa yang dipikirkannya saat ini.

"kalian berdua benar.. kita harus tetap waspada dipahak Mana dia berada.. ini juga untuk keselamatan kerajaan dan isinya.." balas Tsunade.

Tok Tok Tok

"masuk.." Ujar Tsunade mendengar ketukan pintu ruangannya itu.

Kriet!

"maaf mengganggu Tsunade-sama, Jiraiya-sensei, Orochimaru-sensei.. saya ingin membicarakan hal penting dengan Jiraiya-sama.. apakah saya boleh meminta waktunya sebentar?.."

Ujar seorang yang baru masuk itu dimana dari suaranya adalah seorang gadis. memiliki surai silver cantik.

"oh, Rossweise-chan.. ya baiklah, aku akan keluar sebentar lagi. Kau tunggulah diluar dulu.." balas Jiraiya yang seperti mengerti dengan apa yang ingin dibicarakan oleh gadis itu. serius.

"hai'.. Jiraiya-sensei.." ujar Rossweise yang langsung keluar dari ruangan itu menunggu diluar.

"baiklah tsuma, Orochimaru.. aku akan menemui muridku dulu. Nanti kita bicarakan ini lagi.."

Dengan begitu Jiraiya ikut keluar dari ruangan itu meninggalkan kedua orang berbeda gender itu yang sebelumnya menyetujui kata-kata Jiraiya. Dimana saat ini mereka berdua masih berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.

"khukhukhu.. aku akan kembali ke lab Tsunade. Aku masih ada kerjaan disana.."

"yah.. aku tau itu.." ujar Tsunade menyetujui dan kembali duduk dikursi empuknya itu. dengan Orochimaru yang juga meninggalkan ruangan lewat pintu yang juga dilewati Jiraiya.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Sepulang sekolah.

.

Seorang gadis cantik nan anggun yang sersurai hitam panjang dan lurus sedang berjalan menuju apartemennya. Bersama dengan seorang gadis cantik bersurai putih panjang yang surai nya juga lurus beriris amethyst yang berjalan disamping kanannya itu.

Namun ternyata seorang gadis bersurai silver ikut menyusul mereka berdua dengan berlari kecil kea rah mereka berdua seraya memanggil dan mengangkat tangan kanannya dan menggoyangkannya.

"Rossweise-senpai, kau juga mau pulang bersama?.." ujar gadis cantik dengan penjepit rambut disurai hitamnya itu bertanya pada gadis yang saat ini berjalan disamping kirinya dengan senyuman.

"ne, Miyuki-chan.. kau sejak tadi senyum-senyum terus. Dan lihat wajahmu kembali memerah seperti Hinata-chan loh,. Hihi.."

Ujar Rossweise dengan senyumannya tanpa membalas kata-kata Miyuki. sedangkan gadis yang disebut namanya itu tampak menundukkan wajahnya langsung menutupi semburat merahnya.

"memangnya adaapa Ross?, apa kau tau sesuatau?.. atau jangan-jangan Miyuki-chan tak memberitahukan pada kita apa yang terjadi setelah dia diselamatkan Kira itu ya.. " Kaguya tampak ikut menggoda Miyuki saat ini. dimana mereka bertiga berjalan bersama saat ini.

"mm, tidak kok.. aku sudah menceritakannya semua. Hanya.. hanya saja.. aku.. eee.." Miyuki semakin tak bisa focus dengan apa yang diucapkannya saat ini. dan itu membuat kedua gadis disampingnya bertambah penasaran dengan senyuman mereka masing-masing.

"ne, kau menyukai pemuda itu kan Miyuki.. karena secara kan, dia telah menyelamatkanmu.." ujar Rossweise dengan senyumannya. Membuat gadis cantik bersurai hitam lurus itu terjengan kaget dengan tuduhan Rossweise.

"ti-tidak kok senpai.. aku.. ee.. hanya teringat saja dengan kejadian semalam.." bantah Miyuki dengan meremat roknya itu.

"oh, kau mengingat kejadian dimana dia mengobati lukamu eh, Miyuki-chan.." Rossweise semakin gencar menggoda Miyuki.

"ah!.. tidak bukan i-itu!.. a-aku hanya.. hanya.." seketika Miyuki dengan keras membantah itu pula. dan sangat jelas omongan Miyuki semakin tak karuan.

"sudahlah Ross, jangan menggoda dia terus. Nanti dia jadi pingsan karena teringat itu dan rasa sukanya pada pria itu pada pandangan pertama.." ujar Kaguya dengan senyum manisnya.

"eh!.. kau sama saja Kaguya.. tapi apa yang kau katakana memang benar.. dan Miyuki, kami ini juga perempuan loh, jadi kami tau dengan mudah tentang perasaan seorang perempuan.. hihi.." Rossweise pun berusaha membuat Miyuki terbuka pada mereka berdua.

"ah!.. tidak kok.. mm, sudahlah jangan dibahas.. tapi mungkin dia juga seumuran dengan kita.." balas Miyuki dengan wajah semakin memerah karena mereka berdua. Namun tampaknya gadis cantik itu berusaha mengalihkan pembicaraan agar dia tak semakin disudutkan.

"hm?, kau bilang dia tak terlihat wajahnya?.. lalu kau tau darimana Miyuki-chan?.." Tanya Kaguya. Dan disetujui oleh Rossweise yang menganggukan kepalanya.

"mm, ya aku pun tak tau jelas.. tapi dari tingkah lakunya yang sopan, dari pandangannya yang selalu berusaha mengalihkan pandangannya dari tubuhku waktu itu, dari kata-katanya.. aku hanya menebak dari itu.." ucap Miyuki dengan senyum kali ini.

"souka?.. aku jadi penasaran dengan pemuda itu.." sahut Rossweise.

"hm.. aku setuju.. dan untuk malam ini, kita bertiga juga telah sepakat kan untuk menginap dirumahmu Miyuki-chan.." ujar Kaguya.

"mm.. iya senpai.. walaupun aku merasa merepotkan kalian.." ujar Miyuki tak enak.

"tenanglah Miyuki-chan. Itu hanya bantuan kecil seumpama para Shinobi misterius itu datang lagi.. dan mungkin juga pemuda itu akan datang lagi padamu. Hihi.. kami bisa melihatnya nanti.." Rossweise tersenyum.

"mm.. baiklah senpai.. arigatou Rossweise-senpai, Kaguya-senpai.." ucap Miyuki tersenyum ke kedua temannya itu.

"sama-sama Miyuki-chan/ tak masalah Miyuki-chan.." balas kedua gadis cantik dikiri kanan Miyuki yang tersenyum kearahnya.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan kerumah Miyuki.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di taman yang ada di dekat lapangan tengah academi Hagun, seorang pemuda bersurai pirang yang duduk di salah satu kursi panjang dibawah pohon. Tampak memandang datar sebuah buku kecil yang ada di tangan kirinya.

Karena memang tempat ini adalah tempat biasanya dia duduk untuk menunggu seorang yang biasa bersamanya itu.

Namun tanpa disadari pemuda itu, seorang gadis bersurai putih sedang mendekat kearahnya dan duduk disebelahnya seraya memperhatikan pemuda itu heran.

"hei baka, kenapa kau tak pulang?.. kau menunggu siapa?." Ujar seorang gadis cantik bersurai putih berirs rubi yang saat ini duduk ditaman bersama dengan seorang pemuda tampan yang duduk disampingnya itu.

Karena saat ini semua murid sudah pulang. Tapi pemuda ini belum pulang juga dan masih duduk sendiri di bangku taman di tengah academi Hagun itu. dan jadilah gadis itu ikut duduk menemani pemuda bersurai pirang itu.

"aku sedang menunggu seseorang.. kau pulanglah dulu tak apa.." balas pemuda bersurai pirang yang tak lain adalah Naruto seraya dengan cepat memasukkan buku kecil itu di ranselnya.

"dasar muka tembok.. tidak,. Aku akan menemanimu.." ujar Elen cuek tanpa melihat wajah datar Naruto disebelahnya.

"hah.. terserah kau saja.." balas Naruto yang bingung dengan kelakuan Elen.

Tap! Tap! Tap!

"Naruto-kun!.."

Beberapa menit mereka berdua duduk disana, hingga tiba seorang gadis cantik bersurai indigo yang saat ini berlari kecil kearah mereka berdua dari arah belakang gedung B. dimana gadis itu memanggil Naruto yang juga menoleh kearah kanannya itu.

"Hinata-chan?.. ternyata si baka ini menunggumu ya.." ujar Elen ketika Hinata sudah ada di samping Naruto itu.

"eh, mm.. i-iya Elen-san. Apa kau juga mau pulang bareng?.." balas Hinata tersenyum kearah Elen ketika melihat gadis cantik itu yang sepertinya bersama Naruto menunggu dirinya pulang.

"dia kan berbeda arah Hinata.. jadi itu tak mungkin.." ucap Naruto cuek.

"oh,. Ka-kalau begitu-.."

"aku ingin berkunjung ke tempatmu Hinata.. aku bosan diapartemen sendirian.. jadi boleh kan.."

Ujar Elen memotong perkataan Hinata yang sebelumnya tampak tak enak pada Elen. Tapi setelah mendengar ucapan Elen, ekspresi Hinata tampak berubah menjadi sumringah.

"benarkah?.. kalau begitu ayo Elen-san, aku juga ingin memasak makanan special hari ini.. dan kita bisa masak bersama hihi.."

Ujar Hinata yang merasa sangat senang itu. dan menarik tangan Elen dan Naruto disisi kiri dan kanannya untuk segera pulang ke asrama.

"ta-tapi Hinata!.."

Perkataan Naruto harus terpotong ketika melihat kearah Elen yang saat ini tersenyum mengejek kearahnya dan menjulurkan lidahnya dengan ekspresi menjengkelkan untuk Naruto lihat.

.

.

.

.

Asrama.

.

Di dapur salah satu kamar di asrama academi Hagun. Seorang gadis cantik bersurai indigo dan seorang gadis cantik bersurai putih beriris rubi yang saat ini berada di dapur. Sedang melakukan kegiatan yang biasa dilakukan seorang perempuan pada umumnya.

"Hinata.. kau ternyata pandai ya dalam hal memasak.. dari caramu memotong dan memberikan bumbu pada masakan sangat lihai.." puji Elen yang saat ini tampak menggoreng sesuatu di penggorengan.

"mm, sejak kecil aku memang senang membantu kaa-san'ku memasak.. ta-tapi kau juga pandai kok Elen-san.." balas Hinata yang saat ini memotong sayuran. Gadis itu tampak membalas senyuman Elen padanya.

"hehe.. tidak Hinata.. kau lebih pandai-.."

Brakk!

Ucapan Elen harus terhenti ketika sebuah suara berisik mengintruksikan pendengaran mereka berdua. Dan membuat mereka berdua saling pandang untuk sesaat dan memandang ke luar dapur.

"kau mendengarnya kan Hinata?.. ayo kita lihat,.." ujar Elen yang memandang serius Hinata.

"uhm.. itu sepertinya berasal dari kamar Naruto-kun.." balas Hinata.

Dengan begitu, mereka berdua segera berjalan keluar dari dapur dan menuju ke sumber suara itu.

Hingga sampai mereka didepan pintu kamar Naruto, dan dipandangan mereka terlihatlah pemuda pirang itu.

"Naruto-kun/Naruto!.."

Kedua orang gadis itu seketika berlari mendatangi Naruto saat ini. karena pemuda itu tampak terduduk di samping futonnya dengan nakas disamping futonnya yang tampak ambruk disebelahnya itu.

"kau kenapa Naruto-kun?.." Tanya Hinata yang saat ini berjongkok disamping Naruto. menatap khawatir pemuda pirang itu yang saat ini tampak memegangi kepalanya. Sedangkan Elen juga khawatir di disamping Hinata.

"ti-tidak.. tiba-tiba kepalaku sakit sekali.. gg,. Chough!.."

Naruto yang berkata dengan susah payah, tiba-tiba memegangi dadanya yang terasa sakit dan memuntahkan darah seketika kelantai didepannya itu. hingga membuat kedua gadis cantik itu semakin khawatir.

'apa yang terjadi dengan Naruto.. apa ini karena efek dari yang waktu itu ketika pertarungan terakhirnya di Wood Village?..' batin Elen yang sepertinya sadar dengan apa yang terjadi pada Naruto.

"Naruto-kun.."

"hah.. hah.. aku tak apa.." balas Naruto dengan keringat dingin yang terlihat di dahinya itu. bahkan tangannya yang saat ini digenggam oleh Hinata tampak bergetar.

"Hinata.. lebih baik kita keluar saja, biarkan Naruto beristirahat mala mini.. kita akan menjaga Naruto dari luar kamarnya saja Hinata.." ujar Elen.

"uhmm, ba-baiklah.."

Dengan begitu mereka berdua membantu Naruto tiduran kembali difutonnya dan meninggalkan Naruto yang tampak memejamkan matanya setelah sebelumnya Hinata membersihkan muntahan darah dilantai kamar Naruto itu.

.

"ne, Elen-san.. sebaiknya kau jangan pulang du-dulu.. aku takut jika Naruto bangun nanti, dia mencari dirimu.." ucap Hinata pada Elen dengan rasa khawatir. Mereka berdua saat ini berada di luar kamar Naruto yang pintunya tertutup itu.

"baiklah Hinata.. lagipula, aku juga ingin menjaga Naruto jika saja ada hal yang tak diinginkan nantinya.." balas Elen yang juga khawatir.

karena jika dilihat dari posisi Naruto, pemuda itu pasti memiliki musuh yang nantinya akan mengincarnya. apalagi dalam keadaan pemuda itu yang sepertinya sedang tak sehat. akan dengan mudah nantinya musuh menyerang pemuda itu. batin Elen.

maka dari itu, Elen untuk saat ini memutuskan akan tinggal disini malam ini untuk memastikan keadaan sekaligus keamanan Naruto tentunya.

.

.

Sedangkan didalam kamar Naruto. pemuda itu tampak memejamkan matanya dengan posisi tidur telentang diatas futonnya.

.

Mindscape.

.

Disebuah tempat yang terlihat tak terhingga luasnya. Dengan genangan air yang juga tak terhingga kedalamannya. Namun karena kejernihan air itu, tampak siapapun yang memandangnya pasti bagaikan sebuah cermin yang memantulkan bayangannya.

Langitnya pun terlihat seperti langit biasa pada umumnya. Namun terlihat juga seperti tanpa batas dengan awan putih indah yang melayang disana.

Dan terlihat diatas air itu, terdapat seorang pemuda bersurai pirang yang berdiri dengan mata terpejam. Namun beberapa detik kemudian, kelopak mata itu terbuka dan menunjukkan iris blue shapire yang indah bagaikan langit.

"dimana ini?.. tapi aku seperti pernah bermimpi tentang tempat ini sebelumnya.." gumam Naruto datar menatap sekitarnya.

Namun yang ada disekitarnya hanya langit dan air saja. Dan ketika dia melihat kebawah, tepatnya kakinya. Dia seketika dibuat kaget dan bingung.

'kenapa aku bisa berdiri diatas air?..' batin Naruto bingung ketika pandangannya meilhat ke kakinya itu.

"selamat datang kembali Naruto-kun.."

Sebuah suara lembut mengintrupsikan pendengarannya saat ini. membuatnya mencari asal suara itu dengan berbalik kebelakang.

Dan saat ini, dia dapat melihat seorang gadis cantik bersurai pirang yang surainya digerai lurus dan surai sisi kanan dan kirinya diikat dibelakang surainya seperti dikelabang, dengan poni di sisi kiri kanan wajahnya membingkai wajah cantiknya. Mengenakan pakaian gaun putih tanpa lengan diatas lutut tanpa mengenakan alas kaki apapun.

"kau?.. gadis yang ada di mimpiku waktu itu, kan..".

.

.

.

.

To be continue..

.

Ending: River by tatsuya ishii

.


A/N: untuk chap ini, kyo butuh komentarnya. Apakah ada yang kurang atau bagaimana menurut kalian.

Untuk review yang menggunakan akun seperti biasa kyo akan balas lewat Pm. Dan untuk Guest, mungkin belom sekarang kyo balas. Karena sesuai jalannya chapter pasti akan terjawab. Dan mungkin beberapa chapter depan akan kyo bales review dari Guest di akhir cerita seperti biasa.

Dan seperti biasa kawan. Jika tertarik dengan weapon milik chara disini contohnya Miyuki-chan, dan style or sword si pemuda yang dipanggil Kira oleh Miyuki-chan, kalian bisa lihat wujudnya di album fb kyo.

Dengan name profil: Kyoigneel.

Image sama dengan profil akun Kyo ini.

Dan terakhir jika ada pertanyaan dan komentar silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Mm.. seperti biasa, Review berupa kritik maupun saran dari kalian sangat membantu Kyo dalam menulis.

See you next time!

Kyoigneel out!

.

Next chapter 14: The Partner..