World

.

Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi.

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca!, dll.

Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 14: The Partner..

.

Opening Song: Hero's Come Back! By nobodyknows.

.

.

.

.

Apartemen Miyuki.

.

Malam hari diapartemen Miyuki, gadis cantik itu sedang berada didalam rumahnya bersama dengan dua gadis cantik yang bersurai berbeda dengannya itu.

Dimana saat ini dia berada di kamarnya duduk dengan memandang jendela kamarnya. Dimana dari jendela kamarnya itu, dia dapat melihat bulan purnama yang ada di langit malam itu.

Pakaiannya saat ini pun telah berganti dengan pakaian santai berupa kaus dengan rok panjang diatas mata kaki.

"Miyuki-chan, kenapa kamu melamun?.." ujar seorang gadis cantik bersurai silver yang saat ini ada di ambang pintu kamar Miyuki. dan masuk mendekat kearah gadis cantik itu.

"tidak kok Senpai.. aku hanya melihat bulan itu saja.." jawab Miyuki dengan sedikit senyum pada gadis bersurai silver di sebelahnya itu.

Dimana gadis bersurai silver itu tampak memakai pakaian seperti terusan namun bercelana panjang.

"benarkah?,.. bukannya kau memikirkan pemuda misterius itu ya.. hihi.." goda Rossweise tawa halus. Membuat gadis bersurai hitam itu merona tipis di wajahnya.

"senpai!.. tidak kok.. sungguh. Lagi pula aku tak punya hubungan apapun dengannya.." Miyuki tampak memanyunkan bibirnya imut sembari membuang wajahnya kearah lain. Ciri khas seorang gadis yang ngambek.

"kya!.. jika kau ngambek seperti itu kau semakin imut tau!.."

Gadis bersurai silver itu malah jadi gemas dengan Miyuki hingga menjewer kedua pipi gadis bersurai hitam itu. sedangkan Miyuki hanya mengaduh karena pipinya itu.

"lwepwaskwn Swnpwaii, sw-.."

Blarr!

Rintihan Miyuki terhenti seketika ketika mendengar sebuah ledakan dari luar apartemennya itu. membuat kedua gadis itu juga saling memandang sejenak dengan tatapan serius. Dan akhirnya kedua orang gadis cantik itu berlari keluar dari kamar Miyuki.

.

.

.

.

Blarr!

Sebuah ledakan terjadi di belakang apartemen kediaman Miyuki. dimana ledakan itu menyebabkan kebakaran di sekitar kediaman penduduk. Hingga membuat penduduk langsung berlari menjauh dari tempat kejadian.

Dan saat ini diatas atap disalah satu bangunan rumah warga, seorang gadis bersurai putih beriris amethyst berdiri dengan keadaan siaga. Menatap kearah depannya dimana diatas atap salah satu bangunan beberapa meter didepannya.

'jadi itu mereka.. yang diceritakan Miyuki..' batin gadis itu menatap datar kumpulan Shinobi yang terlihat berdiri diatas atap bangunan. Dimana terlihat dari jumlahnya sekitar 10 orang yang memakai jubah dengan masker dan hodie yang menutup surai mereka dari jubah coklatnya itu.

termasuk sang penyerang dengan bola api yang barusan mengincar gadis itu. namun gadis itu berhasil menghindar dan hanya mengenai tempat gadis itu berpijak sebelumnya.

"serahkan Miyuki sekarang juga. Maka kami akan melepaskan kalian.." ujar salah satu Shinobi yang ada di barisan paling ditengah itu pada gadis bersurai putih beriris amethyst yang ada didepan mereka itu.

"jangan pernah berharap lebih dari kematian kalian jika itu yang kalian inginkan.."

Bukannya gentar, perkataan dingin bagaikan es it keluar begitu saja dari mulut Kaguya dengan pandangan datar yang berbeda dari biasanya.

"begitu kah.. kalau begitu jangan berharap jika tak ada korban jiwa nantinya selain dirimu.." balas Shinobi yang sebelumnya berkata pada Kaguya itu tak kalah dinginnya seraya mengangkat tangan kanannya keatas dan mengarahkannya pada Kaguya seperti memberi kode.

(Katon: Gokakyuu no Jutsu)

Seorang Shinobi yang ada disisi kanan pria yang memberi aba-aba itu langsung membentuk Heand Seal dan menyemburkan bola api seukuran dua kali tubuh manusia kearah Kaguya. Dan bola api itu melesat kearah gadis cantik yang hanya menatap datar bola api itu.

"Jutsu seperti ini tak ada apa-apanya.." gumam Kaguya lirih yang hanya didengar oleh dirinya sendiri ketika tak bergeming menatap Jutsu yang mengarah padanya itu. dimana jika orang biasa yang terkena itu pasti akan hangus terpanggang.

(Byakugan)

Sring!

Mata amethyst Kaguya berubah warnanya menjadi lebih pekat dengan disekitar matanya muncul urat-urat yang terlihat.

Dan dengan cepat, Kaguya membentuk Heand Seal dengan kedua tangannya. Dan setelah selesai tampak tak terjadi apa-apa. Namun Kaguya mengarahkan telapak tangannya kedepan tak mengindahkan bola api itu yang semakin mendekat kearahnya.

Sring!

Tiba-tiba muncul udara transparan didepan kaguya yang terpisah seperti membuka udara itu dengan bentuk kotak-kotak yang semakin terbuka namun transparan. Tapi masih dapat dilihat oleh semua Shinobi itu.

Srrwuss!

"‼‼!.."

Semua Shinobi itu terbelalak sempurna ketika bola api itu menghilang seperti terserap oleh lubang transparan yang terbuka itu dan hilang seketika.

"mustahil!.. dia bisa menghilangkan Jutsu!.." ujar salah satu Shinobi yang tak percaya dengan apa yang mereka lihat itu.

Sring!

Wuss! Blarr!

"argg‼.."

Posisi tangan Kaguya masih tetap mengarah kedepan. Dan tiba-tiba dari atas para Shinobi itu muncul bola api yang berasal dari lubang transparan dari pecahan persegi itu. dan melesat kearah bawah dimana para Shinobi itu yang kaget seketika, dan terjadi ledakan kecil ditempat itu dengan para Shinobi itu sebagai korbannya.

"masih ada ya.." gumam datar Kaguya ketika merasakan masih ada yang selamat sekitar lima orang dari bola api itu.

"HAA‼.."

Apa yang dilihat Kaguya dengan matanya itu ternyata benar. lima orang Shinobi yang berhasil menghindar itu tiba-tiba melompat kearahnya dari segala sisi Kaguya. Namun gadis itu hanya diam tak bergeming menatap datar kedepan. Sedangkan para Shinobi itu siap dengan Kunainya yang ingin menusuk Kaguya dari segala arah itu.

Sring! Sring! Sring! Sring! Sring!

Crass!

Namun belum juga mereka mendarat di atap tempat Kaguya berdiri itu, tiba-tiba sebuah cahaya perak muncul disetiap Shinobi itu dengan sangat cepat dan terakhir, kelima Shinobi itu tiba-tiba tubuhnya langsung tertebas dengan luka melintang dari leher sampai pinggang kirinya dan jatuh tergeletak disekitar Kaguya tanpa nyawa.

Tap!

Suara seorang mendarat di belakang Kaguya. Sementara Kaguya hanya terlihat santai tanpa mengubah gesture sama sekali. Dan Byakugan'nya pun telah dia non aktifkan.

"kau sedikit terlambar Ross.."

ucap Kaguya pada seorang gadis yang saat ini membelakanginya. Sama dengan dirinya yang juga membelakangi gadis cantik bersurai perak itu yang saat ini membawa sebuah pedang ditangan kanannya dengan darah yang terlihat dari bekas musuhnya barusan. Keduanya saling membelakangi.

"maaf Kaguya. Aku baru menyadari ledakan itu.. dan sebaiknya kita kembali kedalam dan membicarakannya dengan Miyuki. biarkan mayat ini kita urus nanti.."

Ujar gadis bersurai silver yang tak lain adalah Rossweise dengan ekspresi serius. Dan itu disetujui Kaguya dan mereka berdua menghilang dari tempat itu dengan tehnik khas Shinobi maupun Sorcerer masing-masing.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Naruto side.

.

Mindscape.

Disebuah tempat yang terlihat tak terhingga luasnya. Dengan genangan air yang juga tak terhingga kedalamannya. Namun karena kejernihan air itu, tampak siapapun yang memandangnya pasti bagaikan sebuah cermin yang memantulkan bayangannya.

Langitnya pun terlihat seperti langit biasa pada umumnya. Namun terlihat juga seperti tanpa batas dengan awan putih indah yang melayang disana.

Dan terlihat diatas air itu, terdapat seorang pemuda bersurai pirang yang berdiri dengan mata terpejam. Namun beberapa detik kemudian, kelopak mata itu terbuka dan menunjukkan iris blue shapire yang indah bagaikan langit.

"dimana ini?.. tapi aku seperti pernah bermimpi tentang tempat ini sebelumnya.." gumam Naruto datar menatap sekitarnya.

Namun yang ada disekitarnya hanya langit dan air saja. Dan ketika dia melihat kebawah, tepatnya kakinya. Dia seketika dibuat kaget dan bingung.

'kenapa aku bisa berdiri diatas air?..' batin Naruto bingung.

"selamat datang kembali Naruto-kun.."

Sebuah suara lembut mengintrupsikan pendengarannya saat ini. membuatnya mencari asal suara itu dengan berbalik kebelakang.

Dan saat ini, dia dapat melihat seorang gadis cantik bersurai pirang yang surainya digerai lurus dan surai sisi kanan dan kirinya diikat dibelakang surainya, dengan poni di sisi kiri kanan wajahnya membingkai wajah cantiknya. Mengenakan pakaian gaun putih tanpa lengan diatas lutut tanpa mengenakan alas kaki apapun.

"kau?.. gadis yang ada di mimpiku waktu itu kan.." ucap Naruto yang seperti mengingat gadis cantik itu. dimana ketika dia melawan Kokabiel dan hampir kalah waktu itu. dan saat itu pula, sepertinya dia bertemu dengan gadis ini dimimpinya dan membantunya.

"hm?, kau melupakanku Naruto-kun?.. dan ini adalah kedua kalinya kita bertemu. Dan waktu itu bukanlah mimpi Naruto-kun..."

Ucap gadis cantik itu yang saat ini berdiri diatas air jernih itu sama dengan Naruto beberapa meter didepannya.

"benarkah?. Jika ini bukan mimpi, buktinya apa.." ujar Naruto yang masih tak percaya.

"kau mau bukti Naruto-kun?.." Tanya balik gadis cantik itu seraya berjalan dengan anggun mendekat kearah Naruto.

"hm.." balas Naruto datar.

Hingga gadis cantik itu tepat berada dihadapan Naruto dengan jarak beberapa cm, gadis itu mengangkat tangannya kedepan kearah wajah Naruto yang saat ini hanya diam tak bergeming. Dan menempelkan telapak tangannya pada pipi kir Naruto. dan mengelus wajah Naruto perlahan.

"apa sekarang kau percaya Naruto-kun?.. kau merasakannya kan.. aku nyata.."

Ujar gadis cantik itu seraya tersenyum kepada pemuda itu yang kini memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut telapak tangan gadis cantik itu.

"berarti kau yang membantuku waktu itu kan.. aku mengingatmu.." balas Naruto yang telah membuka kelopak matanya namun tangan kirinya menahan punggung telapak tangan gadis cantik itu agar tetap pada pipinya itu.

"benar.. akulah yang membantumu waktu itu.. Master.." ujar gadis cantik itu yang tetap tersenyum sembari memandang punggung tangannya yang di tahan oleh Naruto itu. seakan dia tau kenapa Naruto sampai seperti itu.

"hm?.. panggilanmu kenapa berubah?.. aku tak suka kau panggil seperti itu.. dan aku rasa aku sudah bilang waktu itu kan.." ujar Naruto datar. Karena ketika pipinya disentuh oleh gadis cantik itu, Naruto dapat merasakan hangat dihatinya. Seakan gadis ini terikat dengannya. Dan panggilan gadis itu yang berubah seketika membuatnya tak senang sebanarnya.

"benar.. tapi maaf Master. Aku tak bisa memanggilmu seperti biasa.. karena kau telah mengingatku hihi.. itu pun sudah kewajibanku.." gadis cantik itu tertawa halus yang malah membuatnya semakin terlihat manis.

"hah.. kalau itu kemauanmu, baiklah.. lalu aku ingat kau akan memberitahukanku siapa dirimu sebenarnya kan waktu itu ketika pertemuan kita selanjutnya.." ujar Naruto yang sebelumnya mendesah pasrah dengan kemauan gadis cantik itu.

"baiklah Master.. aku akan memperkenalkan diriku padamu.." balas gadis cantik itu yang tampak menjeda kalimatnya. Sementara Naruto hanya memperhatikan.

"aku adalah, yang berjalan dijalan putih mewakili umat manusia.. sang perwujudan dari pedang yang kau miliki saat ini.." gadis cantik itu menjeda kalimatnya dengan tatapan mereka berdua yang saling melekat satu sama lain.

"..Zettaiboe no Shiroken: Saber.."

"..dan namaku adalah.."

.

.

.

.

"..Arthuria.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"jMiyuki, mereka benar-benar kembali lagi untuk menculikmu.. ini tak seperti dugaanku, jika mereka tak akan kembali setelah kalah telak oleh Kira itu.. tapi malah sebaliknya.." ujar seorang gadis cantik bersurai putih beriris amethyst serius.

Dimana saat ini terdapat tiga orang gadis cantik berbeda warna surai. Yang berdiri di ruang tamu apartemen Miyuki. dimana setelah penyerangan itu, ketiga orang itu tampak langsung mendiskusikan apa yang sedang terjadi kepada Miyuki.

"Hmm, kau harus lebih berhati-hati lagi Miyuki-chan. Sepertinya mereka memang seperti ditugaskan sampai mereka berhasil dan tak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang mereka mau." Sahut Rossweise yang juga serius.

"Aku tau senpai.. apa yang harus aku lakukan?.. kita tak mungkin selalu bersama seperti ini, pasti ada saatnya kalian punya urusan sendiri nantinya.. dan karena kalian mengetahui ini, mereka pasti juga akan membunuh kalian juga.." balas Miyuki yang tampak khawatir dengan mereka berdua.

"Kau tenanglah Miyuki-chan.. kami bisa menjaga diri kami sendiri.. kau tak perlu khawatir dengan itu." Kaguya tampak menenangkan Miyuki.

"Apa yang dikatakan Kaguya itu benar Miyuki-chan,. Lagipula, aku aku sudah mendiskusikannya dengan Jiraiya-sensei. Dan dia juga telah bergerak menyelidiki kejadian ini.."

Ujar Rossweise dengan senyumnya. Dan itu sukses membuat kedua gadis yang ada dihadapannya itu tersenyum lega.

Karena setidaknya, mereka tak sendirian melawan mereka yang ntah berjumlah berapa orang yang ada di tempat asal mereka. lagipula ini juga sudah menjadi kewajiban bagi pihak academi untuk melindungi murid-muridnya.

"Baiklah Miyuki, ayo kita bereskan mayat-mayat itu sebagai bukti bagi pihak academi.." ujar Kaguya dan disetujui oleh kedua gadis yang berada dihadapannya itu yang menganggukan kepala mereka setuju.

Mereka bertiga pun kembali berjalan keluar dari dalam apartement Miyuki menuju kebelakang apartement itu melewati pintu keluar didepan ruang itu.

.

Hingga mereka bertiga sampai di tempat sebelumnya pertarungan terjadi. Ketiga orang gadis itu berpencar mencari kumpulan mayat Shinobi itu.

Hingga beberapa menit mereka bertiga mencari disekitar tempat kejadian, akhirnya mereka bertiga berkumpul diatas atap apartement Miyuki. dan ketiganya sama-sama memiliki ekspresi bingung.

"apa kalian mendapatkan bukti?.." Tanya Rossweise pada kedua temannya itu.

"maaf senpai, aku tidak menemukan siapa-siapa.. tapi aku hanya melihat sebuah bekas hitam yang menjadi tempat mayat itu sebelumnya berada.." jawab Miyuki.

"hm.. aku yakin kita bertiga sama-sama tak mendapatkan satu mayat pun sebagai bukti. Dan kalian juga dapat melihat disekitar kalian ini kan.. jejak hitam yang membentuk tubuh mayat itu. sepertinya mereka menghilangkan jejak agar tak ada yang bisa mengambil informasi tentang mereka.."

Ujar Kaguya yang membuat kedua temannya itu melihat kesekitar tempat yang mereka pijak. Dimana di atas atap itu terdapat jejak hitam yang menggantikan para mayat itu. dimana terdapat lima jejak disekitar mereka.

"ini tidak mungkin. Bagaimana bisa mayat-mayat ini menghilang begitu saja.. bukankah kau tak merasakan kehadiran Shinobi lain di sekitar sini kecuali mereka semua itu kan Kaguya?.." Ucap Rossweise serius.

Karena apa yang dikatakan Rossweise memang benar, bagaimana mungkin ada mayat yang tiba-tiba menghilang dalam hitungan menit ketika mereka tak merasakan kehadiran orang lain yang mengambil mayat itu. sedangkan ditempat mayat itu terdapat bekas hitam seperti hangus.

"lebih baik kita pikirkan didalam saja. Sepertinya mereka juga tak ada yang datang lagi.." ujar Kaguya yang menggunakan Byakugannya untuk melihat keadaan sekitar.

"uhmm.. ano, sebagai rasa terimakasihku, aku akan memasakkan makan malam untuk kalian senpai.." ujar Miyuki dengan tersenyum pada ke dua senpai'nya itu yang bersedia sukarela membantunya saat ini.

Kaguya dan Rossweise setuju dengan itu seraya membalas senyuman Miyuki. mereka bertiga pun kembali kedalam apartemen Miyuki untuk mendiskusikan lebih lanjut.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Unknown place.

.

"Arthuria?.. nama yang indah.."

Ujar seorang pemuda bersurai pirang yang saat ini tampak tersenyum kecil pada seorang gadis cantik yang bersurai senada dengan dirinya itu, yang saat ini gadis itu tampak membalas senyum pemuda tampan itu.

Mereka berdua juga sama-sama berada ditempat luas dengan berdiri diatas air dengan beratap langit yang cerah dengan awan putih indah.

"trimakasih Master.." balas gadis cantik bersurai pirang itu yang menyebut dirinya bernama Arthuria.

"jadi, kau adalah perwujudan dari Saber?.. tapi kenapa hanya aku yang bisa menggunakanmu?.." tanya Naruto bingung. Karena selama ini, siapapun orang yang berusaha menggunakan atau hanya menggerakkan pedang besar terbalut kain putih itu tak ada yang bisa. Padahal dirinya dengan mudah menggunakan pedang itu walaupun ukurannya sama dengan tingginya itu.

"hihi.. kau tau?, aku bahkan tak pernah tersenyum sebelumnya dikehidupanku. Aku hanya focus pada kekuatan dan kekuatan untuk melindungi apa yang berharga bagiku.. sampai aku terkena kutukan dan tersegel menjadi wujud ini.." Arthuria tampak bercerita. Sedangkan Naruto mendengarkan dengan seksama.

"dan jika tebakanku benar, kutukan itu membuatmu yang saat ini berwujud Saber tak dapat digunakan oleh siapapun.. kecuali orang yang benar-benar cocok untukmu." ujar Naruto yang mulai paham dengan maksut gadis cantik itu.

"benar, karena kekuatanku yang bahkan bisa menghancurkan benua dimasa itu.. aku disegel. Dan tak ada satupun orang yang bisa membuka segel itu ditempat ketika kau menemukanku.. bahkan tempat itu adalah tempat keramat yang setiap orang masuk, mereka tidak akan keluar hidup-hidup.." Arthuria menjeda kalimatnya dengan ekspresinya saat ini tampak sendu.

"tapi, mimpi burukku selama ratusan tahun itu seakan sirna.. ketika banyak orang yang menginginkan kekuatan besar ratusan tahun lalu, mereka hanya mati sia-sia ketika pertama menyentuhku. Bahkan belum sampai mereka tiba di altar mereka sudah tak bernyawa dengan segel untuk kedua ras yang tak dapat dimasuki siapapun itu.."

"dan dirimu, merupakan orang yang berhasil mencabutku dari altar dengan segel itu. dimana dirimu yang tak memiliki Chakra maupun Mana, seakan kesucian dari dirimu yang netral itu berhasil mensinkronkan auraku dan dirimu.. bahkan aku merasa diriku telah kalah ntah kenapa. Dan hatiku yang terasa hangat ketika dirimu menyentuhku pertama kalinya.. dan itu semua sudah cukup untukku mengetahui kau adalah orang yang berhati murni.. hingga dengan mudah kau berhasil mencabutku dari singgasana kesendirianku.." Arthuria menjeda kalimatnya.

"ketika kau berhasil melepaskanku dari altar itu, kau adalah yang menjadi satu-satunya orang yang bisa menyentuh dan menggunakanku.. ikatan kita terhubung. Aku adalah milikmu seutuhnya dan selamanya seperti itu.. dan kau adalah Masterku. Kau bisa menggunakan kekuatanku untuk melindungi umat manusia Master.."

Lanjut gadis itu dengan pandangannya saat ini mendongak menatap mata indah Naruto yang tetap menatap datar gadis cantik itu.

Gadis cantik itu merasa lega ketika dirinya sudah terbuka dengan Masternya ini. walaupun sepertinya Masternnya ini merasa ada yang mengganjal, tapi untuk Arthuria, ini adalah momen paling indah untuknya ketika seorang yang telah berbagi kehidupan dengannya itu bisa mendengar curahan hatinya yang lama terpendam hingga ratusan tahun.

Gadis cantik itu menatap lekat Naruto yang saat ini melepaskan tangannya dari punggung tangan Arthuria yang tadi dipipinya. Pemuda itu menatap kebawah menjauhkan pandangan sendunya dari Arthuria.

"tidak.. aku tak mau menggunakan kekuatanmu.. aku tak pernah suka bergantung pada orang lain.. karena sejak aku kecil, semua orang menjauhiku karena perbedaan yang kumiliki.. jadi sejak aku pergi dari konoha, aku berlatih sendiri karena tak ada yang mau melatihku.. setiap orang hebat yang ku temui, mereka malah menghinaku dan menjatuhkan mentalku.. maka dari itu, aku selalu berlatih secara otodidak dengan segala kekuranganku.." Ujar Naruto yang tampak mulai down.

"hingga pada hari aku bertemu sensei.. ketika aku masih terlalu muda untuk berlatih tanpa seorang guru satupun, dia datang padaku dengan sepenuh hati mengangkatku sebagai muridnya dan melatihku dengan sabar.. walaupun aku sudah tau sedikit konsep berpedang dan telah menciptakan tehnikku sendiri, dia tetap mengajariku sampai menjadi aku yang sekarang ini.. dan saat itulah aku bertemu denganmu Arthuria.."

"namun, ketika aku baru merasakan kebahagiaan telah menemukan guru yang kuanggap ayahku sendiri.. semua sirna.. dia tewas didepan mataku."

Suara Naruto semakin lirih. Suaranya yang biasanya tegas namun santai dan tenang, berubah drastic menjadi semakin parau. Dari suaranya itu, sangat terasa kepedihan dan rasa sakit kehilangan seorang yang berharga baginya. Kehilangan seorang yang sudah seperti ayahnya sendiri.

Tes

Bahkan tak terasa. Setetes air mata mengalir melewati pipi pemuda itu dan jatuh di air tempatnya berpijak. Hingga menciptakan riak air yang terlihat jelas disana. Dan pemuda itupun terlihat hanya ekspresi datar dalam rasa sedih dihatinya.

Ntah apa yang terjadi. Naruto tak mengerti dengan dirinya saat ini. setiap saat dia mengingat gurunya itu, dia selalu menjadi rapuh. Sama halnya ketika mengingat ibu angkat dan adiknya Miyuki.

Namun, emosi yang sudah terlatih sejak umurnya 9 th itu, membuatnya seakan menjadi sebuah batu yang kaku. Tak dapat menunjukkan emosinya yang sesungguhnya melalui ekspresi wajah. Sangat sulit baginya.

Hingga ketika dia sedih dalam diam. Hanya ada tetesan air mata yang menggambarkan suasana hatinya saat ini. walaupun wajahnya hanya datar dan pandangan kosong diirisnya, namun terlihat sendu disaat yang sama. Jangankan menggambarkan suasana hatinya melalui ekspresinya, untuk mengeluarkan suara tangis seorang manusia pun baginya itu hal yang sulit.

Karena sejak penyerangan itu ditambah dengan kematian kedua orang berharga baginya, dia telah membunuh emosinya sendiri. Demi tujuannya.

Greb!

Iris Naruto sedikit terbelalak dengan tubuh tegapnya itu yang sedikit tertegun ketika merasakan tubuhnya direndahkan dengan halus dan didekap dengan lembut oleh seorang gadis dari depannya. karena terasa dari tubuhnya yang memang lebih tinggi dari gadis itu dan gumpalan empuk milik gadis itu yang dapat dia rasakan.

Namun bukan nafsu yang muncul dihati Naruto. melainkan sebuah kehangatan yang dapat dia rasakan tiba-tiba dihatinya itu. ntah perasaan apalagi ini, seakan dia pernah merasakan ini sebelumnya.

"bersedihlah Master. Aku tak melarangmu menjadi rapuh dihadapanku. Keluarkan semua bebanmu saat ini. berhentilah dan duduk saat kau merasa lelah. Tapi, jangan sampai kau terlarut dalam keheningan air. Kembalilah bangkit dan berjalan kedepan melawan arus.. dengan begitu kau akan menjadi semakin kuat menghadapi tekanan lainnya yang akan datang.."

Ujar gadis cantik yang saat ini mendekap Naruto. gadis cantik yang tak lain adalah Arthuria itu berkata dengan penuh perhatian dan motivasi disetiap ucapannya yang terlontar. Dan kata-kata lembut itu membuat hati Naruto kembali tersentuh oleh gadis cantik itu.

"karena ada kalanya kita berhenti sejenak untuk mengkoreksi diri dan memperbaikinya agar menjadi lebih baik.. dan ketika saatnya tiba, kembalilah melangkah maju untuk menyongsong masalah lainnya yang akan datang, karena kita sudah siap untuk itu.."

"jadi Master, kau tak perlu khawatir terlihat lemah. Aku tau siapa dirimu Master.. kehilangan bukanlah suatu akhir.. melainkan suatu awal untuk memulai hidup baru. Jadilah semakin kuat dengan usahamu.. karena aku akan selalu ada untukmu Master.."

Dan ketika kata-kata Arthuria berhenti. Naruto dapat merasakan sebuah semangat kembali bangkit dalam hatinya. Dia pun dapat merasakan gadis cantik itu tersenyum kearahnya dengan elusan lembut disurai pirang Naruto oleh Arthuria.

"baiklah.. Arthuria, bolehkan aku meminjam bahumu untukku bersandar setiap aku membutuhkannya seperti ini?.."

Gumam lirih Naruto. pandangannya tetap datar seperti biasanya. Namun dari suaranya telah berubah menjadi lebih memiliki semangat untuk kembali berjalan kedepan dan tak kembali kemasa lalu.

"kau tak perlu meminta Master. Aku selalu membuka kedua tanganku sepenuh hati untuk tempatmu bersandar dan mendekapmu.. karena kita sudah terikat bersama. Aku akan selalu ada untukmu Master."

Balas Arthuria dengan posisi yang tak berubah sama sekali. Keduanya berdiri dengan Arthuria yang mendekap kepala Naruto didadanya dengan pemuda itu yang merendah. Bahkan Naruto dapat mendengar detak jantung gadis cantik itu yang terdengar lembut.

Elusan lembut Arthuria pada surainya membuat Naruto memejamkan matanya dan mengangkat tangan kanannya yang semula tergantung tak bergerak, menjadi memeluk pinggang ramping Arthuria. Gadis cantik itu semakin tersenyum manis menatap surai pemuda di dadanya itu yang senada dengan miliknya.

"trimakasih.. Arthuria.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

6 Am.

.

Pagi hari dikota Soul, dua orang gadis yang saat ini sedang ada diasrama academi Hagun. Berada diruang tengah atau ruang utama yang menghubungkan dengan berbagai ruang lainnya, sedang tampak bersiap dengan seragam academi mereka.

Mereka masing-masing tampak memeriksa buku dan alat tulis yang perlu mereka bawa ke academi dan memasukkannya ke Ring yang ada dijari mereka dengan magic ataupun Jutsu. Karena mereka berdua berbeda Ras.

"ne, Hinata-chan.. menurutmu bagaimana?, apa kita harus menunggu Naruto sadar untuk berangkat keacademi?.." Tanya seorang gadis dari Ras Sorcerer yang terasa dari aura Mana yang berasal dari tubuhnya. Gadis cantik itu memiliki surai putih seindah awan dan bertanya pada gadis di sampingnya yang bersurai indigo. Mereka berdua duduk disofa diruang utama itu.

"aku rasa, Elen-san saja yang berangkat terlebih dahulu keacademi. Biar aku yang menunggu Naruto-kun sadar.." balas Hinata lembut.

"tapi Hinata-chan, kau pasti terlambat jika-.."

Drrr‼

Ucapan Elen terhenti ketika merasakan sebuah getaran hebat di tempat mereka saat ini. dan getaran ini sangat kuat seakan dapat meruntuhkan gedung asrama ini. hingga retakan muncul dibeberapa bagian tembok ruangan itu.

"Hinata-chan, kita harus membawa Naruto!.."

Ujar Elen dengan cepat langsung disetujui Hinata yang mengangguk serius. Mereka berdua langsung berlari kearah kamar Naruto.

Brak!

Elen dengan keras membuka pintu kamar Naruto diikuti dengan Hinata yang ada dibelakangnya mengekor. Namun pandangan mereka berdua terbelakak ketika melihat apa yang ada didalam kamar Naruto saat ini.

"Naruto/kun.."

Gumam kedua gadis itu lirih ketika melihat seorang pemuda yang tampak berdiri bertelanjang dada di hadapan mereka yang saat ini membelakangi mereka berdua. Pemuda bersurai pirang itu berdiri di samping kasurnya seraya memandang kepalan tangan kirinya yang terangkat didepan.

Getaran yang sebelumnya muncul tiba-tiba itu berhenti seketika. Dan mereka berdua dapat melihat jika lantai disekitar kaki Naruto retak menjalar keseluruh ruangan dimana kaki Naruto menjadi pusatnya.

"maaf membuat kalian khawatir.."

Gumaman datar Naruto yang masih membelakangi Elen dan Hinata. membuat kedua gadis cantik yang ada dibelakangnya itu kembali sadar dari tertegun mereka sebelumnya ketika melihat Naruto. kedua gadis itu masih tak dapat berkata apapun dengan pandangan tak percaya.

"bukankah ini saatnya kita keacademi?.." ujar Naruto yang membalikkan tubuhnya menghadap mereka berdua dengan sebuah senyum tipis diwajah datarnya itu seperti tanpa dosa sedikitpun.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Academi Hagun.

.

Seorang gadis cantik nan anggun bersurai hitam panjang nan lurus, sedang duduk di bangkunya di dalam kelasnya saat ini. dimana didepan kelasnya saat ini sedang ada seorang guru yang mengajar pelajaran saat ini.

Namun gadis itu tampak hanya memandang kosong buku dan alat tulis yang ada diatas mejanya. Sedangkan saat ini dia duduk dibangku yang ada di bagian tengah.

Raganya memang tampak berada disini, namun pikirannya melayang ke hari dimana dia bertemu dengan pemuda misterius yang dipanggilnya Kira itu.

.

Flashback On.

Disebuah kamar disalah satu apartemen yang ada di kota Soul. Seorang gadis cantik bersurai hitam panjang dan lurus sedang berbaring diatas kasur dengan keadaan yang setengah telanjang. Dimana di sebelah gadis cantik itu ada seorang pemuda serba tertutup namun namun keren bagi yang melihatnya.

"luka ditubuhmu.. telah sembuh.."

Gumam seorang misterius itu yang saat ini pandangannya mengarah pada arah lain demi menjaga pandangannya dari surge dunia milik Miyuki itu. karena baginya, menjaga kehormatan seorang gadis adalah yang utama.

"mmm.." gumam Miyuki yang memerah dengan menyilangkan kedua tangannya di dadanya.

Sret!

Pemuda yang dipanggil Kira menarik selimut yang ada dibawah kaki Miyuki tanpa melihat tubuh Miyuki sama sekali. Hingga selimut itu menutupi semua tubuh Miyuki hingga lehernya. Gadis itu dibuat tertegun olehnya.

"trimakasih.. Miyuki.. Miyuki Shiba.." balas Miyuki ketika melihat pemuda itu yang dilihat Miyuki termenung melihat wajahnya saat ini yang kembali mucul semburat merah walaupun tipis. Gadis cantik itu pun mengucapkan namanya ketika sadar bahwa dia belum memperkenalkan namanya itu.

"jadi,. Kau adalah keturunan terakhir klan Shiba. yang dibantai sekitar 15 tahun yang lalu ya.." ujar pemuda itu yang terlihat iris birunya tampak dingin.

"benar. aku adalah satu-satunya keturunan klan Shiba.. walaupun ada kakakku. Namun dia bukan berasal dari klan yang sama denganku.." ekspresi Miyuki berubah seketika menjadi sendu ketika membahas tentang keluarganya. Apalagi saat dia menyebut kakaknya itu.

"hm.. jadi aku tahu sekarang. Klan Shiba.. aku pernah membaca beritanya. Klan Shiba merupakan klan dari Ras Sorcerer yang memiliki tingkat regenerasi fisik. Walaupun hanya luarnya saja dan masih kalah dengan klan Phoenix yang memiliki regenerasi tingkat tinggi dengan element apinya.." ujar Kira yang tampak mengingat informasi tentang klan dari Miyuki.

"benar,. klan kami dianugrahi dengan regenerasi fisik. Namun itu memiliki harga yang tidak murah. Dimana kami harus merasakan rasa sakit dikepala ketika proses itu. dan itupun masih rasa sakitnya akan masih terasa walaupun lukanya sudah sembuh. Seperti yang aku rasakan sekarang ini.." Miyuki menjeda kalimatnya.

"dan klan kami pun memiliki sumber Mana terbesar ketimbang klan Sorcerer lainnya. Sama halnya dengan klan uzumaki dari Ras Shinobi. Dimana mereka memiliki ketahanan tubuh yang tinggi hingga bisa membuat mereka berumur panjang serta jumlah Chakra yang melimpah ketimbang klan Shinobi lainnya. Bahkan klan uzumaki juga dikenal dengan Fuinjutsu'nya yang sangat kuat.."

Miyuki menghentikan kisahnya itu ketika dirinya sudah tak kuat membendung rasa sedihnya. Bahkan irisnya saat ini tampak berkaca-kaca siap untuk mengeluarkan Kristal bening dari irisnya itu.

"aku mengerti sekarang.. jadi karena kelebihan itu, yang membuat klan Shiba dibantai dari wilayahnya.." balas Kira.

"benar.. sampai sekarang para pembantai itu masih belum diketahui identitas dan tujuan mereka.. selain karena kelebihan kami itu.." ujar Miyuki.

"aku paham perasaanmu.. e-, ehm!.. tapi kau kuat juga bisa bertahan dengan luka-luka itu. dan kesembuhan luka mu itu membuatku takjub.. andai aku punya kelebihan seperti itu.."

Ucap Kira yang tampak mengalihkan pembicaraan agar membuat Miyuki tak memikirkan masalalunya itu. seraya eye smile terlihat di iris Kira yang membuat Miyuki tampak tersenyum mendengar nada dari Kira yang tampak iri dengan dirinya.

"kau hanya melihat dasarnya saja Kira-san.. bahkan ayahku, dia bisa menggunakan kemampuan tingkat tertinggi dari kelebihan ini.. selain dia bisa langsung sembuh dari luka sefatal apapun, dia bahkan bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati beberapa menit setelah kematian orang itu.. dengan cara meregenerasi semua sel yang ada didalam tubuh sang target hingga seperti baru lagi.."

Ujar Miyuki dengan rasa semangat yang tiba-tiba merubah moodnya ketika membicarakan kelebihan ayahnya itu yang dia ingat dari cerita ibunya ketika masih hidup.

"sugoi!.. aku jadi semakin ingin memiliki kekuatan seperti itu!.. apakah kau bisa juga melakukan itu Miyuki-san?.." Tanya Kira yang tampak sangat takjub dengan nada yang menurut Miyuki aneh. Namun itu membuat Miyuki tersenyum mendengarnya.

"mm, maaf Kira-san.. aku tidak bisa mencapai tingkatan itu.. diklan kami, hanya ayahku orang yang mencapai tingkat itu.. aku hanya dasarnya saja. Namun, bisa langsung sembuh dari luka itu aku sudah bersyukur. Walaupun aku tidak bisa mencapai tingkat ayahku.." balas Miyuki yang memandang iris takjub Kira saat ini.

"hmm.. bukannya tidak bisa. Kau pasti bisa suatu saat nanti.. hanya saja kau harus berlatih keras dulu untuk itu.." ujar Kira yang membalas senyuman Miyuki dengan eye smile'nya.

"tapi Kira-san.. kemampuan itu tak gratis. Apalagi kemampuan ayahku yang mencapai tingkat akhir itu.." Miyuki tiba-tiba berubah menjadi murung. Dan itu membuat Kira menjadi heran.

"ha?.. maksutmu, menggunakan kemampuan itu memiliki resiko atau efek samping?.." ucap Kira yang tampak paham dengan pandangan serius.

"benar.. seperti diriku, yang meregenerasi lukaku ini, aku harus merasakan sakit kepala untuk itu.. dan aku selalu menahan itu.. apalagi resiko meregenerasi tubuh orang lain.. resikonya pun semakin besar. dimana penggunanya harus merasakan rasa sakit 150 kali lipat dari sang target.."

"maksutmu?.." ujar Kira yang tampak tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"kemampuan ini, adalah kemampuan yang membuat si pemiliknya tak bisa mati.. dimana si pengguna, harus membaca ulang riwayat semua sel yang ada dalam tubuh target yang ingin di sembuhkan dengan rentang waktu 0,2 detik.. dan membutuhkan waktu 10 detik untuk ayahku merestorasi semua sel dalam tubuh targetnya.. dalam selang waktu mengidentifikasinya itu, dia harus merasakan rasa sakit sang target 150 kali lipat.. dan sang target bisa dihidupkan dalam kurun waktu sebelum 5 jam.. karena nyawa arwah sang target masih berada didunia ini.." ujar Miyuki datar. Namun terbesit rasa sedih dimatanya itu.

"apa!.. kemampuan yang sangat mengerikan. untuk penggunanya, namun kekuatan dewa untuk sang target yang diregenerasikannya.. sangat berbeda dari klan phoenix yang butuh air mata mereka untuk meregenerasi targetnya.." Kira tampak tak percaya dengan apa yang didengarnya dari Miyuki itu.

Karena baru kali ini dia mendapat informasi tentang pemilik kemampuan regenerasi terkuat dari ayahnya Miyuki ini. dimana kemampuan itu merupakan kemampuan dewa menurutnya. Karena dengan mudah dapat menyembuhkan luka sefatal apapun dengan sihir. Bahkan dapat membangkitkan yang mati dalam kurun waktu kurang dari 5 jam!. Batin Kira.

'jadi itu alasan kenapa klan shiba dibantai. Sang pemimpin mampu menggunakan kemampuannya secara maksimal dengan tingkat tertinggi.. namun, resikonya itu bahkan lebih parah untuk sang pengguna. Berarti jika asumsiku benar, pemilik kemampuan itu pasti merasakan rasa sakit 150 kali lipat walaupun tubuhnya tak bermasalah dalam waktu 0,2 detik ketika menggunakan kemampuan itu.. sungguh kemampuan yang hebat..' batin Kira yang mulai faham dengan kemampuan terkuat klan Shiba itu.

"benar. jika dalam tahap biasa sepertiku, sakit kepala saja yang kurasakan. Ini memang tahap awal karena aku masih belum berani merasakan rasa sakit seperti itu.. walaupun aku tak mengerti kenapa dari cerita ibuku, ayahku bahkan mampu menggunakan kekuatan itu berkali-kali ketika pembantaian itu berlangsung tanpa terlihat dia terkena efeknya.." ujar Miyuki.

"hm.. begitu ya. Itu berarti ayahmu adalah orang yang sudah sangat terlatih menyembunyikan rasa sakitnya.. walaupun aku tak mengira seperti apa rasa sakit 150 kali lipat hingga berkali-kali seperti apa yang ayahmu lakukan.. tapi aku sangat kagum dengan beliau.."

Kira tampak tersenyum dengan terlihat eye smilenya menatap Miyuki yang tampak tertegun itu.

"terimakasih.. Kira-san.." balas Miyuki membalas senyum Kira dengan semburat merah tipis diwajahnya.

"sama-sama.. tapi Miyuki-san, jika ayahmu memiliki kemampuan itu bagaimana dia bisa tewas?.." Tanya Kira yang tampak bingung ketika mengetahui suatu hal yang mengganjal dipikirannya itu.

"ibuku bilang, aku waktu itu masih dikandungan Oka-san saat kejadian pembantaian itu. dan dari cerita ibuku, Oka-san dan kakakku yang masih berumur 3 tahun diberi jalan untuk kabur dari tempat itu oleh Tou-sama yang melawan mereka.. dan ketika itu, kakakku terbunuh ketika dalam perjalanan. Dan ibuku yang hampir tewas pula oleh para pembantai yang berhasil mengejar kami.." jeda Miyuki dengan air mata yang tampak menggenang di pelupuk matanya.

"Namun seorang kakek dari Ras Shinobi menyelamatkan ibuku. Yang masih bernyawa dan membawa kami ketempat aman didesanya yang jauh dari situ.. hiks.." Miyuki bercerita dengan isakan tangis pada kalimatnya.

"..hiks.. dan sejak saat itu, hiks.. O-oka-san bilang jika tempat itu sudah luluh lantak tak bersisa dari informasi yang diberikan kakek yang menyelamatkan kami itu.. semua mayat disana dibakar disalah satu tempat ditengah desa klan kami.. hiks.. termasuk Tou-san yang sudah tak bisa dikenali lagi wujudnya.. hiks.. hiks.."

Kisah Miyuki berakhir dengan suara tangisan Miyuki yang saat ini tampak terduduk bersandar di sandaran futonnya dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya dan kedua tangannya menutupi wajahnya yang menangis itu. air mata mengalir dan menetes melewati pipi mulusnya.

Mengingat kisah dari mendiang ibunya itu membuatnya kembali rapuh. Ketika harus mengingat masalalu keluarganya yang hancur. Bahkan kakak laki-lakinya ikut tewas dalam usia muda. Dan kenapa dirinya yang ada dalam kandungan ibunya itu tak ikut tewas!. Dengan begitu Miyuki tak harus menderita seperti ini.

Greb!

"‼.."

tertegun. Miyuki menghentikan tangisnya seketika ketika merasakan tubuhnya ditarik lembut kesamping kirinya dan didekap oleh seorang pria yang ada disisi kirinya itu. yang saat ini ikut duduk difutonnya. Surai hitamnya pun dielus lembut oleh pemuda yang mendekapnya itu.

"sudah.. berhentilah menangis. aku tau apa yang kau rasakan. Kehilangan seorang yang berharga untukmu itu sangat menyakitkan.. maafkan aku karena telah membuatmu mengingat hal itu.." ujar pemuda yang mendekap Miyuki itu dengan sangat lembut.

"hiks.. tak apa.. Kira-san.." balas Miyuki dengan masih sesenggukan karena tangisnya itu. walaupun begitu, senyum masih terpatri diwajahnya dengan semburat merah itu karena dipeluk oleh seorang pemuda.

'Naru-ni..' batin Miyuki ketika mengingat kakaknya itu. seakan dirinya saat ini sedang didekap oleh kakaknya.

Padahal pemuda ini adalah orang lain yang baru dikenalnya.

Dan beberapa menit berlalu dengan keadaan yang sama. Hingga terdengar suara dengkuran halus dari gadis cantik itu. dimana Kira dapat melihat Miyuki terlelap dalam dekapannya. Sedangkan Kira menatap datar gadis cantik yang dielus surainya itu.

Selang waktu beberapa jam, Kira yang kembali menaruh Miyuki dikasurnya dan menyelimuti gadis itu lagi karena selimut itu sempat terbuka. Dan Kira yang turun dari futon itu dan berdiri di samping Miyuki menatap datar wajah damai gadis cantik itu.

Dengan lembut, Kira mengusap sebuah bekas jejak air mata yang ada di pipi mulus Miyuki dengan ibu jarinya dengan sangat lembut agar tak membangunkan gadis cantik itu. namun tampaknya Miyuki masih merasakannya, yang terbukti dari gadis itu yang mengeliat dan menggenggam lengan Kira.

'gadis yang manis.. kau tetap cantik dalam keadaan tidur.' Batin Kira yang tampak eye smile diirisnya itu. dan dengan perlahan dan lembut, Kira melepaskan tangan Miyuki.

Wuss!

Kira berjalan keluar dari kamar itu dan menutup pintunya pelahan. Meninggalkan gadis cantik itu yang tertidur. Lalu keluar lewat pintu depan apartement tempat tinggal Miyuki dan juga menutup pintu itu. lalu dia melompat tinggi keatas apartemen itu dan berdiri membelakangi.

Dimana saat ini pemuda itu berdiri dengan angin malam yang berhembus menggoyangkan jubahnya. Dengan berlatarkan bulan purnama dihadapan pemuda misterius itu, Kira menoleh sedikit kesamping kiri dan menampakkan iris biru menyala dibagian mata kirinya.

Wuss!

Dan dalam kedipan mata, pemuda itu menghilang meninggalkan hembusan angin malam ini.

Flashback End

.

'ba..'

'Shiba..'

"Shiba-san.."

"ah!.. mm ma-maaf sensei, adaapa?.."

Ujar Miyuki yang tampak kaget ketika melihat seorang sensei perempuan bersurai hitam yang berdiri disebelah kiri Miyuki yang ternyata memanggil nama Miyuki itu. sensei itu tersenyum kepada Miyuki.

"kau tak istirahat?, aku melihatmu melamun daritadi.. apa kau sakit?.." Tanya sensei itu yang tampak memaklumi Miyuki.

"ti-tidak kok sensei. Aku tak sakit.. dan ini aku juga mau istirahat kok Mitsuru-sensei.."ujar Miyuki yang berdiri dari bangkunya.

"baiklah.. jika sakit, jangan dipaksakan oke.." balas sang sensei yang tersenyum kearah Miyuki dan pergi meninggalkan Miyuki yang mengangguk membalas senyuman senseinya itu.

Miyuki ikut pergi dari kelasnya yang sudah kosong itu menuju ke kantin.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"Naruto.. kenapa kau melamun sendirian disini?.." Tanya seorang gadis cantik bersurai putih bermata amethyst yang saat ini berdiri dibawah salah satu pohon di belakang gedung E. dimana tempat itu memang seperti sebuah hutan kecil daerah academi. Dimana tempat ini terlihat jarang dilewati para murid. Dan kebetulan gadis itu hanya jalan-jalan mencari suasana baru karena bosan selalu berada di ruang Osis.

"hm?.. Kaguya-kaichou.. aku hanya sedang ingin sendiri. Adaapa kau kemari?.." jawab Naruto datar.

Dimana pemuda itu saat ini duduk dibawah pohon sembari bersandar dipohon itu dihadapan Kaguya saat ini. duduk seraya menatap sebuah Nackle dengan Black Diamond kecil tergantung di Nacklesnya itu.

"aku kebetulan ingin mencari udara segar ketika lewat sini.. dan kalung apa itu?. kenapa terlihat menyeramkan.." Tanya Kaguya penasaran dengan yang dipegang Naruto saat ini. bahkan gadis itu terlihat berjongkok dihadapan Naruto dengan pandangan tertarik pada Necklace dengan diamond hitam yang ada digenggaman Naruto.

"hm?. Ini adalah hadiah artifak yang ku dapat dari seorang yang yah.. mungkin bisa dibilang aku senang dengan tekadnya yang bertujuan baik. Namun dia menggunakan cara yang salah untuk tujuannya itu.." ujar Naruto datar. Dan mengangkat sebelah alisnya ketika melihat wajah Kaguya yang sangat dekat dengan kalungnya itu. bahkan bibir dengan lipstick merahnya itu dapat Naruto lihat dengan jelas.

"begitu ya.. aku seperti pernah membaca tentang artifak ini.. kau mendapatkannya dari seekor Magical Beast kan?.. tapi apa ya. Aku lupa informasi itu.." ujar Kaguya yang masuk dalam mode berpikirnya. Dengan jari telunjuk yang dia apit dengan bibir itu.

Glek!

'dasar gadis aneh.. tak usah seperti itu juga.. lagipula ini hanya hadiah dari Kokabiel itu yang ternyata muncul setelah kematian Manticore gila miliknya yang ku ambil ketika akan pergi dengan Wish ketika kabur dari para Dragon waktu itu.' Batin Naruto yang menelan ludahnya ketika melihat pose Kaguya yang seperti bibir itu menggoda dirinya.

Dan dari yang Naruto ingat, dia Kira hadiah yang diberikan Kokabiel adalah makhluk hitam dengan kekuatan gila itu. tapi ternyata ada benda yang dibawanya ini yang muncul dari kepala makhluk hitam itu setelah mati.

"umm.. hah.. akwu lwupa.. biar aku baca nanti. Tapi ngomong-ngomong kemana semua temanmu?. Kenapa kau menyendiri disini?.." Tanya Kaguya heran dengan bibirnya yang masih mengapit kecil jari telunjuknya. Menatap polos Naruto yang swetdrop dibuatnya.

"hah.. jika yang kau Tanya Eren, dia sedang berkumpul dengan anggota club barunya bersama Hinata dan lainnya.. untuk Elen, akurasa dia mencariku saat ini. untuk Ophis aku tak tau. dia pergi menjalankan Quest.." balas Naruto panjang kali lebar.

"umm begitukah?.. tapi kenapa kau tak ikut club sama sekali?.. bukankah kau bisa mendapat banyak teman jika begitu?." Tanya Kaguya.

"tidak.. kau tak akan mengerti jika ku jelaskan.." balas Naruto datar. Kemudian ia menyimpan kembali Nackle itu di sakunya.

'aku hanya tak ingin temanku ikut terseret dengan urusanku yang nantinya akan malah membuat susah diri mereka sendiri.. aku hanya tak ingin melihat temanku tewas karena urusanku.' Batin Naruto yang mendongak menatap kosong dedaunan pohon yang ada diatasnya.

"benarkah?.. kau Kira aku ini siapa sampai tak mengerti hal yang kau maksut itu Naruto?.." Kaguya tampak menatap datar Naruto dengan iris menajam dan tubuhnya yang dicondongkan kedepan. Membuat jarak wajahnya dan Naruto hanya terpaut beberapa cm.

'gadis ini..' batin Naruto tampak tetap memandang datar wajah cantik Kaguya dengan setetes keringat besar di belakang surainya menatap tingkah Kaguya itu.

"Hah,.. bisakah kau menyingkir, dalam buku yang ku baca, kau bisa membuat seorang pria-.. mmm, apa namanya.. aku lupa.. tapi itu bukan aku tentunya.. ketika kau terlalu dekat seperti ini.." ujar Naruto datar.

"hm.. aku bukanlah tipe gadis yang takut dengan pria. Aku bisa menghabisi mereka dengan tanganku. Jadi untukmu, jangan harap kau bisa melakukan seenakmu sendiri Naruto.." balas Kaguya dengan sebuah senyum yang sangat amat manis.

'gadis yang mengerikan..' namun tidak untuk Naruto yang mengerti arti dari senyum manis itu. sebuah senyum yang mengisaratkan sebuah rasa sakit bagi yang menjadi targetnya.

Sret!

Kaguya yang mendengar permintaan Naruto dan mengerti apa yang dimaksut pemuda itu, menjauhkan tubuhnya dari Naruto dan bangkit berusaha berdiri kembali. namun alangkah kagetnya Kaguya ketika kakinya menginjak sebuah batu ketika akan berdiri itu, hingga membuatnya jatuh terjengkang kebelakang dihadapan Naruto.

Bruk!

Cup!

"..‼/‼.."

Namun Kaguya harus kembali terkaget dengan mata membola dan tubuh membeku ketika merasakan tubuhnya yang hampir menyentuh tanah itu langsung didekap oleh seorang pemuda dihadapannya yang memiliki reflek terlatih dan memutar rubuhnya hingga pemuda itu berada dibawah gadis cantik yang didekapnya itu. dan membuat punggung pemuda itu terjatuh ketanah dengan gadis itu yang ada diatasnya.

Namun mereka berdua harus sama-sama membeku ketika bibir mereka malah tak sengaja terpaut karena Kaguya yang jatuh ada diatasnya itu. bahkan tubuh mereka tak ada jarak sama sekali dengan posisi mereka saat ini.

Hingga beberapa menit mereka tetap pada posisi sepeti itu tanpa ada yang bergerak sama sekali. Bahkan dekapan Naruto tak kendur sedikitpun. namun ekspresi mereka berdua yang tampak membola untuk gadis cantik itu. dan Naruto yang tetap datar. Walaupun sejenak dia sempat membola pula.

'ap-apa-apaan ini!.. kenapa.. kenapa aku tak mau lepas darinya!.. kenapa dengan tubuhku.. bibirku.. bi-bir Na-Naruto.. ka-kami!..' batin Kaguya yang dengan gelagapan dan wajahnya yang sudah memerah itu. surai Kaguya yang panjang menutupi wajah mereka berdua seakan menutupi wajah mereka yang masih terpaut.

Dimana iris Kaguya masih menatap iris datar Naruto saat ini. seakan kemauan otaknya itu tak direspon oleh tubuhnya.

'kenapa ini.. tubuhku bergetar.. dan kenapa lidahku kelu tak bisa mengucapkan kata-kata apapun. Adaapa dengan tubuhku..' batin Naruto dengan tubuh bergetar.

Berbeda dengan Naruto yang saat ini tampak bergetar dengan keaadaannya saat ini. bukan karena bibirnya yang masih terpaut. Bukan karena aset milik Kaguya yang menghimpit dadanya. Bukan karena posisinya yang seperti itu. namun..

.

.

.

'Master.. kau sedang mencium seorang gadis loh..'

.

.

.

.

To be continue…

.

Ending: River by tatsuya ishii

.


A/N: untuk pertanyaan kalian, mungkin ada yang terjawab di chap ini. dan untuk Kira, saya rasa belum terbongkar sepenuhnya itu siapa.

untuk yang komentar lanjut, ini udah lanjut kawan. dan jika pertanyaan juga sudah kyo bales lewat pm. dan maaf untuk guest saya belom sempat balas review kalian kawan. tapi tenang aja pasti kyo bales jika yang ditanyakan gk ada di scen.

Bagaimana menurut kalian chap ini?. silahkan komentarnya kawan. Kyo butuh masukan dari kalian dan para senior author yang telah mengunjungi fict gaje kyo ini.

jika ada kesalahan dalam hal apapun tolong beritau letak kesalahannya. kyo gk sempat koreksi semua ulang soalnya. trimakasih.

Seperti biasa kawan. Jika tertarik dengan weapon milik chara disini contohnya Miyuki-chan, dan style si pemuda yang dipanggil Kira oleh Miyuki-chan, kalian bisa lihat wujudnya di album fb kyo.

Dengan name profil: Kyoigneel.

Image sama dengan profil akun Kyo ini.

Dan terakhir jika ada pertanyaan dan komentar silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Karena kyo sangat butuh saran dari kalian jika ada yang salah dalam penulisan dan lainnya kawan.

See you next time!

Kyoigneel out!

.

Next chapter 15: Journey..