World

.

Disclaimer: Semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi.

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, Isekai, gak suka gak usah baca!, dll.

Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 15: Journey..

.

Opening Song: Hero's Come Back! By nobodyknows.

.

.

.

.

Ruang Osis.

.

Diruan Osis di waktu yang seharusnya adalah jam masuk pelajaran dimulai setelah jam istirahat. Namun diruang ini masih tampak beberapa orang yang ada didalamnya sedang membahas sesuatu dengan seorang pemuda bersurai pirang yang menjadi subjek pembicaraan ditempat itu.

"Jadi Naruto, kenapa Kaguya bisa sampai pingsan seperti ini?. apa kau melakukan hal tak senonoh padanya?."

Seorang gadis bersurai silver bertanya dengan intonasi yang serasa mencekam untuk pemuda yang ada dihadapannya saat ini. dimana gadis itu menanyakan perihal seorang gadis bersurai putih yang tak sadarkan diri yang dibawa Naruto dengan bridal style beberapa saat lalu dan diletakkan di shofa ruangan itu.

"aku sudah bilang kan, aku tak melakukan apapun.. kami hanya.. hanya tak sengaja dan tiba-tiba dia tak sadarkan diri seperti itu.." jawab Naruto yang masih tampak tenang ditatap menyelidik oleh gadis bersurai silver dihadapannya.

"hmmm.. benarkah?. Aku tak percaya. Kaguya tak mungkin mudah sekali pingsan jika tidak dalam keadaan benar-benar menghawatirkan ketika di pertarungan." Gadis cantik bernama Rossweise itu tak percaya.

"kalau kau tak percaya yasudah. Tanyakan sendiri padanya ketika dia sadar. dan aku harus kembali kekelas, Atau kau mau menggantikan hukumanku nanti?.." ujar Naruto datar berjalan meninggalkan Rossweise yang memicing tajam menatap punggung Naruto.

"tunggu dulu Naruto.. jika saja kau terbukti melakukan hal yang tidak-tidak, maka nyawamu akan kemabali ada di tanganku Naruto.." Rossweise tampak menatap serius Naruto yang saat ini menyentuh knop pintu ruangan itu yang terhenti karena ucapan gadis bersurai silver itu.

"hm?, memang apa yang akan kau lakukan?. Aku tak takut pada siapun.. kecuali Kami-sama tentunya." Balas Naruto dingin tanpa menoleh sedikitpun dan membuka pintu itu lalu pergi keluar dengan pintu itu yang kembali ditutupnya.

Dan kali ini Rossweise dibuat tertegun dengan kata-kata Naruto yang serasa menusuk itu. seakan apa yang pernah dialami Naruto itu membuat pemuda itu menjadi pribadi yang dingin seperti itu.

Namun dapat Rossweise rasakan jika terbesit perasaan aneh dari kata-kata pemuda itu yang didengarnya. Seperti sebuah perasaan terpendam akan sesuatu.

Rossweise hanya menatap datar pintu itu. dan kembali menatap Kaguya yang masih tak sadarkan diri disofa disampingnya itu.

'Naruto.. apa tujuanmu sebenarnya.' Batin Rossweise yang tampak larut dalam pikirannya itu.

.

.

.

.

"Apa kau tak berlebihan pada gadis itu, Master?. Dia sepertinya memperhatikanmu sekali."

Sebuah suara lembut berngiang dikepala Naruto. dimana saat ini Naruto sedang berjalan dilorong gedung D dan keluar dari gedung itu setelah pergi dari ruang Osis.

"Tidak.. dan kenapa kau tiba-tiba peduli dengannya. Yang jadi korban disini sebenarnya aku.." balas Naruto datar yang berucap lirih dan hanya dia yang mendengarnya. dan sesuatu yang berbicara dalam pikirannya ini tentunya.

"Kau tau sendiri jika aku memang bertugas melindungi manusia, Master.. dan kenapa kau berkata seperti itu?, kau yang telah membuat gadis bernama Kaguya itu pingsan.." balas Arthuria dalam pikirannya itu dengan saat ini tatapan polosnya yang Naruto tau itu dibuat-buat. dan membuat Naruto hanya memutar bola matanya.

"Bukan aku. Dia yang jatuh diatasku dan bukannya menjauh malah dia menjatuhkan wajahnya diatas wajahku. Hingga bibirnya itu mengenaiku.. jadi bukan salahku. Dia yang menciumku.." ucap Naruto datar.

"Loh, bukannya kau malah menikmati itu Master.. terbukti kau yang tak mau melepaskan pelukanmu itu dari dirinya, kan.. dan kau yang malah melumat bibirnya hingga dia pingsan detik itu juga.." Arthuria masih dengan tampang polosnya yang berada didalam tubuh Naruto saat ini.

"Diam.. Aku hanya reflek ketika mau berkata-kata walaupun saat itu masih menyatu. Tapi dia berpikiran lain rupanya. Dan kau juga sama saja Arthuria. Seharusnya kau bisa merasakan apa yang ku rasakan waktu itu kan,." balas Naruto datar. Walaupun diwajah datarnya itu sedikit rona merah terlihat. Namun sangat samar hingga hampir tak terlihat.

"Perasaan apa Master?, aku tak merasakan apapun.. yang ku rasakan hanya kau bukan melepaskan bibir gadis itu, malah melumat bibirnya, loh." ujar Arthuria.

"Terserah.. aku sudah bilang tadi dan aku tak suka mengulangi perkataanku.. lagipula Mastermu itu siapa?. Kenapa kau malah membela dia.." ujar Naruto tak terima, namun wajahnya tetap saja datar.

"Masterku adalah dirimu.. tapi kau harus ingat, perempuan itu peka terhadap perasaan.. dan satu hal yang harus kau ingat sebagai laki-laki, Perempuan selalu menang dalam berdebat dengan kalian laki-laki.. dan kau harus mengalah pada perempuan, Master.. dan kami perempuan, loh.."

Sepertinya Naruto harus merutuki hal ini. karena dapat Naruto lihat dipikirannya, Arthuria tampak duduk dengan anggunnya diatas air jernih itu dengan senyuman manis. Tapi anehnya pakaiannya tak basah terkena air itu. Tak lupa jari telunjuk tangan kanannya dia sentuhkan ke air dibawahnya berkali kali seperti anak kecil.

Dan pandangannya saat ini mengarah pada air dibawahnya itu dengan jarinya yang menyentuh bayangan wajah Naruto tepat dipipi pemuda itu yang seakan wajahnya itu terpantul wajah Naruto diair itu. mereka terhubung.

Seperti cermin. Namun ditempat itu adalah Arthuria dan bayangannya diair itu adalah Naruto. yang sangat jelas menunjukkan wajah datar Naruto namun tampak kesal. Dan jari Arthuria yang dia mainkan dipipi bayangan Naruto diair itu membuat gadis itu semakin manis dengan kejahilannya.

"Dasar perempuan dengan perkataannya.." balas Naruto yang tampak mengalah. Sedangkan Arthuria didalam pikirannya itu tampak hanya tersenyum manis menatap bayangan diair itu.

Hingga tak terasa karena perbincangan mereka berdua, Naruto sudah sampai dilorong gedung menuju kelasnya.

"Dan bisakah kau berhenti memainkan pipiku Arthuria.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di kelas 2 gedung C untuk Ras Sorcerer, seorang gadis cantik bersurai hitam panjang dan lurus sedang bersiap membenahi barang-bangnya seperti buku tulis dan pensil yang ada dimejanya itu dan dimasukkan kedalam tas miliknya yang tak terlalu besar atau kecil. Namun terlihat feminim untuk gadis cantik itu.

'huft.. ku harap besok tak menjadi hari yang berat untukku..' batin gadis bersurai hitam panjang itu yang telah selesai mengemasi alat tulisnya.

Karena saat ini semua teman sekelasnya pun tampak pergi keluar dari kelas itu yang sebelumnya juga melakaukan hal yang sama dengan gadis cantik nan anggun itu.

Karena saat ini memang jam waktunya pulang dari academi karena proses belajar mengajar telah usai di siang ini.

Miyuki keluar dari kelasnya dan berjalan dilorong bersama dengan murid lainnya yang juga bertujuan akan pulang ke rumah mereka masing-masing.

.

.

Digedung A lantai dasar, Miyuki ternyata berada disana setelah keluar dari gedung C tempat dimana kelasnya berada sebelumnya. Dan saat ini Miyuki tampak berjalan santai didalam lantai dasar gedung itu. dan berjalan menuju ke tempat papan Quest yang ada didepannya saat ini.

Namun ternyata pandangannya saat ini tertuju pada seorang gadis bersurai merah dihadapannya yang saat ini juga seperti melihat-lihat Quest yang ada di papan Quest itu.

"Rias-senpai.."

Ujar Miyuki lembut yang tampak sudah ada tepat dibelakang gadis yang dipanggilnya itu, yang membuat gadis bernama Rias itu agak kaget sejenak ketika merasa ada yang memanggilnya dari belakangnya. Dan menoleh kearah sang pemanggil itu seraya berbalik kebelakang.

"Eh.. Miyuki-chan.. kau sedang apa disini?, apa kau juga ingin mengambil Quest?.." Tanya gadis bersurai merah itu dengan senyumnya menatap Miyuki saat ini yang juga tersenyum padanya.

"Mm.. iya senpai.. aku sedang dalam keadaan mood yang ingin pergi keluar kota saat ini. jadi mungkin aku akan mengambil Quest keluar. Lalu senpai sendiri?." Balas Miyuki yang tampak memandang papan Quest yang ada dibelakang Rias.

"Begitukah?.. kalau aku, sih.. ingin mengambil Quest dalam kota saja. Karena Point milikku memang sudah lumayan. Jadi aku ingin yang mudah dulu saja.." jawab Rias dengan nada senang dan tampak bersemangat.

"Aku tak heran jika kau begitu santai senpai.. karena memang kau dari keluarga bangsawan salah satu Pilar. Jadi tak heran jika kau berbakat.."puji Miyuki.

"Tidak kok Miyuki, kita sama saja.. dan kau jangan memujiku seperti itu, kau membuatku tersanjung.." balas Rias yang terlihat agak malu-malu dengan pujian Miyuki dan membalas senyum gadis itu.

"Hihi.. senpai-.."

Tap Tap Tap

Miyuki yang awalnya tertawa halus dan ingin mengatakan sesuatu pada Rias, langsung terhenti seketika ketika pandangannya saat ini melihat seorang pemuda yang baru turun dari tangga disudut kiri didepannya. Dan itu membuat Miyuki terpaku seketika.

Begitupun Rias yang bingung melihat Miyuki tiba-tiba tampak terpaku dan tak berkata apapun, dia mengikuti arah pandang Miyuki ke arah kanannya dengan sedikit menghadapkan tubuhnya ke arah sana pula.

Dan seketika itupun pandangan mereka berdua terpaku pada sebuah objek manusia yang berjalan santai setelah sudut kiri ruangan itu jika dilihat dari pintu keluar. Pemuda itu tampak berjalan ke arah kedua gadis cantik yang terpaku itu.

Tepatnya karena jalan keluar menuju ke pintu ada dielakang Miyuki beberapa meter saat ini.

Kedua gadis itu semakin membeku ketika pemuda itu berjalan telah melewati depan Rias yang pandangannya mengikuti pemuda bersurai pirang spike itu namun jambangnya tampak sedikit lebih panjang.

Wuss!

Bagaikan hembusan angin yang menerpa melewati pintu jauh dibelakang Miyuki yang menggoyangkan surainya dan pemuda itu. dimana Miyuki yang saat ini pandangannya tampak membola ketika pemuda itu telah lewat di sebelah kirinya. Hingga posisi mereka berpapasan saling membelakangi namun bersebalahan.

Iris Miyuki membola dengan tubuhnya yang terapaku dan lidahnya yang kelu seketika. Ketika melihat iris pemuda bersurai pirang spike saat ini yang bagaikan slow motion disebelahnya, tampak sangat dingin dan hanya focus kedepan tanpa melihat kearah Rias ataupun Miyuki yang merupakan orang yang ada di disekitarnya.

Bagaikan cambuk yang tiba-tiba menghujani hati Miyuki ketika dalam keadaan itu. pandangannya tak kuat harus memandang iris blue shapire dingin bagaikan kutub utara milik pemuda bersurai pirang spike itu. hingga Miyuki menundukkan wajahnya dengan bayangan surainya menutupi ekspresinya saat ini.

Sedangkan Naruto yang bahkan tak melihat sedikitpun kepada kedua gadis itu hanya menatap lurus kedepan kearah pintu keluar. Dan dia melewati begitu saja Miyuki yang berpapasan dengannya menuju ke pintu keluar gedung itu.

Sedangkan Rias yang melihat kedua adik kakak itu hanya bisa diam seribu kata. Dia merasa tak bisa berkata apapun ketika melihat Naruto yang tiba-tiba ada di gedung itu berpapasan dengan mereka.

'Adaapa dengan orang itu.. a-auranya aneh.. bukankah dia Naruto itu.' batin Rias ketika dia hanya terdiam dan membatin.

Karena itulah yang membuatnya terpaku. Bukan karena baru pertama kali bertemu pria itu, melainkan karena ketika pria itu lewat didepannya terasa aura aneh yang dia rasakan. Bahkan dia sampai tak bisa memanggil nama pria itu ketika merasakan aura aneh tersebut dari tubuh Naruto.

"Miyuki-chan.. kau tak apa-apa?.."

Ujar Rias yang baru terasa lega ketika aura menyesakkan itu telah menghilang seiring dengan Naruto yang telah keluar dari tempat itu. seraya tangan kanannya memegang bahu kiri Miyuki.

"Aku tak apa kok senpai.. maaf aku harus segera pulang.." ujar Miyuki yang tampak tersenyum pada Rias saat ini. dan berjalan mendekat pada papan Quest melewati Rias.

Lalu mengambil Quest yang sejak kemarin hari sudah akan diambilnya. Namun baru sekarang dia ambil. Lalu pergi begitu saja melewati pintu yang sebelumnya di lewati Naruto.

Sedangkan Rias saat ini tampak memandang sendu punggung Miyuki yang menghilang dari ambang pintu keluar itu.

'Miyuki.. kau tersenyum palsu untuk menutupi kesedihanmu. Kau tak bisa berbohong dari sesama perempuan sepertiku..' batin Rias.

Karena Rias dapat merasakan perasaan Miyuki saat ini sebagai sesame perempuan. Karena bagaimanapun senyuman yang ditunjukkan oleh Miyuki itu sangat terlihat jika itu adalah senyum palsu. Karena dia tahu, jika Miyuki tak pandai berbohong darinya.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

At night.

9 pm, Soul city.

.

Disebuah dinding tinggi pembatas antara kota dan hutan diluar sana. Dimana dinding ini setinggi lebih dari 40 meter.

Sedangkan tepat diatas dinding yang tebal sekitar 10 meter lebih itu terdapat seorang pemuda bersurai pirang yang saat ini mengenakan pakaian tertutup seperti seorang Shinobi.

Namun terlihat mengenakan sebuah jubah yang tanpa hodie berwarna putih namun berkerah tinggi hingga menutupi mulut dan hidungnya. Jubahnya pun terlihat panjang sampai diatasmata kaki dibagian samping dan belakang. Namun di bagian depan terbuka dari pinggang sampai bawah. Serta memiliki aksen garis hitam di beberapa bagian pundak dan bawah jubahnya.

Sementara bawahannya dia tampak mengenakan celana Shinobi hitam pada umumnya dan bersepatu Shinobi.

Dibelakang pinggangnya sebuah Tantou terdapat disana yang dipasang secara horizontal dengan gagangnya berada di kiri.

Pemuda itu tampak berdiri di tepi dinding itu yang tepat menghadap hutan diluar sana. Surai pirangnya bergerak liar tertiup angin dimalam ini. sedangkan irisnya menatap datar pada hutan didepannya itu bersama dengan bulan purnama yang menjadi background langit malam ini.

"Kau akan berangkat sekarang, Naruto-kun?.."

Seorang gadis bersurai hitam panjang yang sangat imut namun berwajah datar dan sok polos, berdiri dibelakang pemuda itu tepat beberapa meter. Dan berjalan mendekati pemuda itu.

"Hm.. aku sudah melakukan tugasku malam ini Ophis.. jadi aku harap kau lakukan tugasmu selama aku tak ada disini." Balas pemuda yang sebelumnya dipanggil Naruto itu oleh gadis bertubuh loli bernama Ophis itu.

"Kau tenang saja.. percayakan padaku. Tapi apakah kau tak ingin aku mengikutimu lagi?. Aku bosan, loh jika berada di tempat ini terus.. aku lebih suka mengikutimu kemanapun." Ujar Ophis yang saat ini tampak memeluk punggung Naruto dan menyandarkan kepalanya dipunggung tegap Naruto yang jelas lebih tinggi dari Ophis.

"Tidak.. aku butuh kau di tempat ini. karena kau tau sendiri keadaannya bukan?,. jadi aku harus pergi sendiri. Hah.. lagipula aku merasakan firasat jika aku akan bertemu seseorang yang merepotkan nantinya dalam perjalananku ini." ucap Naruto yang tampak mendesah pasrah tanpa terusik sama sekali dengan tingkah Ophis yang manja itu.

"Sekuat apapun musuhmu aku sangat yakin kau bisa mengatasinya Naruto-kun.. percayalah padaku.." balas Ophis.

"Bukankah kau tau sendiri ketika melawan si Oji-san bersayap itu aku juga dibantu temanku.. apa aku kali ini bisa melakukannya sendirian?.." Naruto tampak melirik Ophis dengan ekor matanya. Dimana Ophis masih memeluk Naruto dari belakang.

"Jika itu, bukannya kau memang waktu itu masih pertama kali mengeluarkan kekuatan penuh dari senjatamu?, dan aku yakin kali ini kau pasti bisa melakukannya. Lagipula aku juga yakin jika potensi dari Saber itu masih belum terbuka semua. Itu masih belum seberapa bukan.." balas Ophis yang tersenyum simpul saat ini dengan mata terpejam.

'Hah.. aku benar-benar merasa memiliki adik selain Miyuki..' batin Naruto pasrah dengan kelakuan Ophis itu.

Bagaimana tidak, Naruto bahkan merasa baru saja mengenal Ophis. Tapi ntah kenapa gadis itu bersikap manja seperti ini padanya. Membuatnya harus ekstra sabar untuk itu.

"Hm.. aku mengerti Ophis.."Balas Naruto.

Sedangkan Ophis langsung melepas pelukannya pada Naruto dan mundur beberapa langkah. Seraya menatap punggung pemuda itu dimana kini pemuda itu ikut berbalik menghadap pada Ophis.

"Per-.."

"NARUTO‼.."

Ucapan Ophis harus terhenti seketika. Karena mendengar sebuah teriakan dari belakangnya yang terlihat dari bawah balik dinding. Membuat Naruto dan Ophis menghadap pada sumber suara itu yang sebelumnya dibelakang Ophis dari dalam kota.

Wuss!

Dan terlihatlah seorang pemuda bersurai hitam kecoklatan yang meluncur cepat dengan sebuah pengait baja yang tersambung dengan sebuah benda persegi panjang di kedua sisi pinggangnya. Yang terkaitkan dengan dinding itu dan membuatnya tertarik kearah tali pengait bajanya. ketika melewati atas dinding itu pengaitnya terlepas dari dinding dan kembali di sebuah tempat disisi atas kotak persegi panjang itu.

Sring! Sring! Srakk!

Dan membuat pemuda itu melayang keudara dengan cepat lalu turun karena gravitasi bumi dan mendarat ke atas dinding dihadapan Naruto dan Ophis dengan cara berputar horizontal dan berpijak di atas dinding dengan sempurna namun agak terseret kedepan.

Hingga posisi pria itu tampak merendah dengan kedua tangannya menggenggam sebuah unit control yang tersambung dengan black box dipinggangnya. Wajahnya tampak menunduk dengan bayangan surainya menutupi wajahnya.

"Eren.. apa yang kau lakukan disini?.." ujar Naruto datar ketika mengetahui siapa yang baru datang itu.

"Aku yang seharusnya berkata seperti itu.. apa yang kau lakukan hingga dengan mudahnya ingin meninggalkan kami semua begitu saja?.." balas Eren tak kalah datar. Namun posisinya tetap sama dengan ekspresinya tertutup bayangan surainya.

"Kau tau darimana jika aku akan pergi?. Bukankah-.."

"Aku tau darimana itu bukan urusanmu.. aku selalu berusaha menjadi temanmu walaupun kau tak ingin menemui ku lagi. Karena aku sadar, sejak aku bergabung dengan Nagato-senpai kau terlihat lebih dingin padaku dan terkesan tak memperdulikanku lagi. Kau selalu menghilang begitu saja ketika jam istirahat yang padahal aku ingin mengajakmu bertemu dengan yang lainnya. setidaknya kita bisa membeli makanan bersama dikantin, kan.." ujar Eren masih tetap datar.

"Maaf.. tapi bukannya aku tak ingin bertemu denganmu atau benci denganmu akibat kau bergabung dengan club itu, bodoh.. tapi memang aku mempunyai urusan lain yang harus ku kerjakan." Balas Naruto yang tetap datar.

"Lalu kenapa kau memutuskan pergi sendiri?, apa kau tak menganggap kami semua temanmu?.. dan meninggalkan kami sendiri?.." eren tak mau kalah dan terus mengutarakan yang dia tau.

"Justru karena kalian temanku lah, aku tak mau membuat kalian terperosok dalam urusanku.. dan perlu kau ketahui, aku tidak pergi selamanya dari sini. Aku akan kembali, bodoh.." ujar Naruto sedikit nada mengejek terdengar ditelinga Eren.

"Kau berbohong!.. tidak mungkin kau pergi begitu saja tanpa berpamitan pada kami dan disaat malam-malam seperti ini.. itu jelas bahwa kau sedang tidak melakukan Quest bukan?.." Eren tampak berdiri dan memandang datar penuh emosi pada Naruto didepannya.

Sedangkan Ophis hanya diam saja tanpa berkomentar dengan wajah datarnya itu. karena dia yakin dengan keadaan saat ini, pasti Naruto punya solusinya. Dan Eren pun tampak tak menghiraukan dirinya.

"Terserah kau mau bilang apa Eren.. tapi aku tetap menganggap kalian di club itu temanku termasuk Hinata.. dan aku sudah bilang sebelumnya kan?, jika aku pasti kembali.." ujar Naruto menatap iris eren yang memicing tajam itu.

Sring!

"Hentikan niatmu itu yang aku tak tau apa yang akan kau lakukan diluar sana sekarang juga.. atau aku yang akan menghentikanmu dengan paksa.." ujar Eren yang irisnya berkilat tajam dan menyilangkan tangannya yang menggenggam unit controlnya dan menancapkannya di benda tepat di black box dipinggangnya. Dan ketika dia kembali menariknya bersamaan, unit controlnya telah bersatu dengan sepasang lempengan logam tajam dan menjadi sepasang pedang di kedua tangan Eren.

"Cobalah untuk mengerti Eren.. aku-.."

"Tutup mulutmu, duren!.. aku tak akan membiarkanmu pergi sendirian dan meninggalkanku lagi seperti waktu itu. kau hentikan niatmu atau aku yang akan ikut denganmu!.." ujar Eren yang memotong perkataan Naruto dengan nada dingin penuh emosi yang kentara di nadanya. Begitupun irisnya berkilat tajam menatap iris datar Naruto.

"Kau adalah temanku.. teman pertamaku di academi. Tapi maaf, aku tak bisa mengabulkan satupun dari dua saratmu itu.. ini urusanku. Bukan urusan kalian.. termasuk dirimu, Elen maupun Hinata." Balas Naruto datar.

"Begitu ya.. kalau begitu, maafkan aku pula.."

Wuss!

"Aku akan menghentikanmu dengan paksa Naruto!.." teriak Eren seraya berlari dengan cepat kearah Naruto saat ini.

Sementara Naruto tetap menatap datar Eren yang melesat kearahnya dengan senjata yang baru Naruto kerahui yang saat ini dipakai Eren.

Tap!

"Tak perlu Ophis. Biar aku yang urus ini.. kau cukup diam saja. Tugasmu nanti setelah ini.." ujar Naruto datar ketika melihat Ophis yang ingin maju melesat kearah Eren yang masih berlari itu dan mencegah gadis itu. seraya Naruto berjalan ke arah Eren pula.

Gadis itu menurut apa yang dikatakan Naruto dan kembali diam ditempatnya. Dimana Ophis saat ini memakai pakaian dress mengembang diujung bawahnya berwarna purple kehitaman. Sedangkan Eren menggunakan seragam sekolahnya yang sepertinya benar-benar mencari keberadaan Naruto sejak diacademi.

Wuss!

Trank!

Keduanya saling mengikis jarak. Namun berbeda karena Naruto hanya berjalan saja dan Eren yang berlari cepat kearahnya. Eren yang tiba dihadapan Naruto langsung mengayunkan pedang ditangan kanannya vertical kearah dada Naruto. namun ditahan dengan mudah oleh Naruto dengan tantou yang diambilnya dari pinggangnya dengan tangan kiri.

Sret!

Trank!

Eren yang tau serangannya ditahan, detik itu juga langsung memutar tubuhnya seraya kembali mengayunkan pedang di tangan kirinya secara horizontal kearah pinggang Naruto. namun kembali ditahan dengan tantou pemuda pirang yang hanya terlihat setengah wajah atasnya saja karena kerah pakaian yang dikenakannya itu.

Duag!

Wuss!

Masih belum selesai, Eren melakukan tendangan berputar kearah dada Naruto yang masih ditahan oleh tangan Naruto yang menyilang hingga membuat Naruto terseret kebelakang. Namun Eren langsung melompat kearah Naruto seraya mengayunkan kedua pedangnya vertical dari atas kepalanya.

Trank! Wuss!

Krkk!

Mendarat dengan tebasan kedua pedangnya itu, namun serangannya hanya mengenai pijakan Naruto sebelumnya karena Naruto melompat kesamping kirinya. Hingga membuat pedangnya retak karena tekanan yang over dari ayunan Eren tadi dan bertabrakan dengan permukaan dinding yang keras itu.

Wuss!

Masih dalam keadaan merendah, Eren kembali melesat kearah Naruto yang ada di sisi kanannya.

Wuss!

Buss! Jleb!

Namun Naruto ternyata melompat jauh kebelakang untuk menghindari Eren yang kembali mengayunkan pedangnya. Namun dengan cepat Eren melesat dan menggunakan pengait dikedua pingganggnya itu dan tertancap di dibawah Naruto tepat karena masih dalam keadaan melayang.

'Senjata apa yang digunakannya itu?.. dari jarak sejauh ini..' batin Naruto masih dalam keadaan slow motion melayang itu seraya pandangannya menatap pengait yang tertancap dibawahnya.

Buss! Sring!

Dan Naruto kembali di kagetkan dengan Eren yang malah dengan jarak sejauh itu meluncur cepat kearahnya dengan tarikan dari pengaitnya itu.

"Haaa‼.."

Sring! Sring! Sring!

Dengan kedaannya yang meluncur yang membuat kecepatannya bergerak diudara bertambah, Eren melakukan gerakan berputar vertical seperti roda dengan kedua pedangnya mengarah pada Naruto yang ada dilintasannya saat ini, yang dalam keadaan turun karena gravitasi.

'Apa!.. gerakan apa itu?. aku baru melihatnya.' Batin Naruto yang dalam keadaan terdesak itu dia masih menganalisa gerakan dari serangan Eren yang menuju ke arahnya itu.

Srannggg!

Trank!

Dengan keadaan meroda seperti itu, Eren membuat permukaan dinding yang menjadi lintasannya itu ikut terkena tebasannya hingga membekas. Dan dentingan logam keras disertai percikan api terlihat ketika serangannya itu mengenai sang target.

Namun ternyata sang target menggunakan Tantou di tangan kirinya untuk menahan laju vertical kedua pedang Eren dengan keadaan tangan kanan Naruto menahan bilah tantounya untuk mengimbangi tekanan dari serangan Eren.

Hingga saat ini Naruto tampak posisi terbalik dengan kaki diatas yang berada di hadapan Eren yang merendah dengan kedua pedangnya secara vertical tertahan oleh tantou Naruto.

Sring! Prang!

Tak terduga, ternyata Eren yang memberikan tekanan lebih pada kedua pedangnya itu menyebabkan kedua pedangnya patah dan Naruto yang terpental kebelakang.

Tap!

'Dia.. kenapa tenaganya kuat sekali. Eren.. ada sesuatu yang aneh dengannya.' Batin Naruto yang mendarat dengan mulus jauh didepan Eren yang menatap dingin dirinya itu.

Klek! Sring! Sring!

Kembali Eren menyatukan unit control dikedua tangannya untuk menyatukannya kembali dengan dua bilah logam di black box di pinggangnya. Setelah sebelumnya membuang sisa logam patah di unit controlnya. Hingga kembali menjadi sepasang pedang di kedua tangannya.

"Kenapa kau tak membalas seranganku?. Bukankah kau lebih kuat dari yang ku Kira, eh.." ujar Eren tampak mengejek berusaha membuat Naruto melawannya dengan kemampuannya yang dia tau jika Naruto pernah berhasil selamat dari lawannya para Shinobi dan Sorcerer beberapa minggu yang lalu.

"Jika itu yang kau mau.. aku akan menghargaimu karena usahamu ini. jadi aku akan menuruti permintaanmu sebagai sesama Sorcerer pengguna aliran pedang.." balas Naruto datar.

Karena dia tak punya waktu lagi untuk bertarung dengan Eren. Naruto tak mau jika yang lain datang dan menghalangi jalannya nantinya. Dimana ujung-ujungnya Naruto malah harus menyakiti mereka nantinya. Dan Naruto tak mau itu terjadi.

Sring!

Naruto merubah dimana Tantounya dia pegang di tangan kanannya dan tangan kirinya dia posisikan didepan tubuhnya dengan telapak terbuka. Dan muncullah sebuah cahaya dari bawah pijakannya tepat di bawah tangannya yang merentang kedepan itu.

Sring!

Hingga muncul gagang pedang dari lingkaran sihir putih berlambang sayap malaikat dasana. Dan terus naik sampai gagangnya tepat digenggam oleh tangan kiri Naruto dan mencabutnya perlahan. Hingga terlihatlah sebuah Great Sword yang bilah lebar dan panjangnya itu terlilit kain putih dan panjangnya yang hampir melebihi tinggi Naruto.

'Jadi.. Naruto benar-benar akan mengunakan pedang berukuran tak wajar dan aneh itu.. aku tak boleh gegabah..' batin Eren memicing tajam ketika melihat Naruto mengeluarkan pedangnya yang ukurannya berdiameter lebih dari 45 cm itu. membuat Eren meneguk ludahnya yang tercekat ditenggorokan melihat pedang itu di genggam ditangan kiri Naruto. dan tangan kanan Naruto juga membawa Tantou'nya digenggam terbalik.

"Serang aku dengan seluruh kemampuanmu sebagai pendekar pedang Eren!.."

Ujar Naruto dengan tatapan tajam kearah Eren yang tampak menggertakkan giginya itu karena terpancing emosinya.

Sring!

Wuss!

"Akan ku buktikan padamu bahwa aku pantas bertarung disisimu Naruto‼.."

Dengan cepat Eren melesat kearah Naruto. namun Naruto hanya diam ditempatnya dengan tangan kirinya yang menggenggam Saber terbalik didepan tubuhnya.

Buss! Jleb!

Sring!

Untuk menambah kecepatannya, Eren melompat dan menggunakan dua pengaitnya yang tersulur ke tembok dipermukaan di belakang Naruto disisi kiri kanannya. Gerakannya pun kembali berputar meroda seperti sebelumnya kearah Naruto.

Wuss!

Trank!

Hingga kecepatan serangan Eren itu membelah udara seraya mengayunkan kedua pedangnya vertical dari atas kebaawah bersamaan. Namun Naruto hanya mengangkat Saber horizontal didepan tubuhnya hingga membuat serangan Eren tertahan disana.

Buss! Jleb!

Wuss!

Mengerti serangannya ditahan dengan mudah, Eren mearik kembali pengaitnya dan melesatkan pengaitnya lagi ke sisi kiri Naruto dan meluncur kearah sana.

Buss! Jleb!

Sring! Trank!

Namun ternyata kembali Eren menggunakan pengaitnya ke arah sisi lain Naruto hingga Naruto harus memiringkan tubuhnya sengaja membiarkan pengait Eren melewatinya itu. dan membuat Eren kembali meluncur kearah Naruto dan menebas pemuda pirang itu. namun masih ditahan dengan mudah menggunakan Saber ditangan kirinya hingga menciptakan percikan api disana.

"Cuma itu serangan terkuat dari senjatamu?.. tunjukkan semuanya padaku." ujar Naruto disela keduanya saling menahan serangan dan mantap datar mata tajam Eren yang semakin meggertakkan giginya.

"Masih belum!.."

Buss! Jleb!

Buss! Jleb!

Balas Eren yang langsung melompat kesamping Naruto. dan dengan kecepatannya menggunakan pengaitnya itu, dia berpindah kesetiap sisi Naruto dengan mengaitkan pengaitnya pada permukaan dinding itu secara acak.

Karena materi batuan penyusun dinding itu yang memang tepat digunakan untuk mengaitkan pengaitnya ini. jadi dia bisa leluasa menggunakan pengaitnya ini walaupun tak dapat melayang diudara karena tak ada pohon atau bangunan tinggi untuk media meluncur ke udara di sekitarnya.

Naruto hanya diam seraya melihat pergerakan Eren yang meluncur kesetiap sisinya dengan cepat menggunakan pengaitnya itu secara acak untuk mengecoh dan mencari celah menyerang Naruto.

Buss! Wuss!

Trank!

Eren membolakan matanya ketika melihat serangan acaknya itu ditangkis dengan mudah oleh Naruto ketika mendapatkan celah di belakang pemuda pirang itu yang menggunakan Saber untuk menahan serangannya. Karena memang Saber menang dari segi ukuran.

Buss! Wuss!

Trank! Trank! Trank! Trank!

Namun tak mau berhenti, Eren malah semakin gencar melancarkan serangan acaknya dengan pengaitnya itu dan menebas Naruto berkali-kali. Namun Naruto hanya terus menangkisnya tanpa berpindah dari posisinya sama sekali.

"Dari segi ketangkasan dan akselerasi menggunakan senjatamu, ku akui kau memang handal.. namun.."

Gumam Naruto di sela tangkisannya itu. dan memejamkan matanya ketika Eren kembali meluncur kearahnya dengan ayunan pedangnya itu.

Jleb!

Pyarr!

'APA‼?..'

Batin Eren membola tajam ketika kedua pedangnya hancur seketika ketika tebasannya itu bahkan belum mengenai Naruto ketika pemuda itu menancapkan Saber dipijakan dihadapannya itu. seakan serangannya hanya mengenai sebuah medan gaya tak terlihat berbentuk setengah lingkaran yang menyelubungi Naruto sebagai pusatnya.

'Senjataku.. hancur!..' batin Eren masih shok, bagaikan dipandangan Eren seperti slow motion ketika masih dalam keadaan disamping Naruto dengan sisa unit controlnya saja yang dia genggam dengan posisinya dan Naruto yang masih belum berubah.

"..Saber bukanlah sebuah senjata sembarangan.."

Dsyu!

Brrrrrrr‼

"ARGG!.."

Dengan berakhirnya lanjutan dari ucapan datar Naruto disertai kelopak matanya yang kembali terbuka, medan gaya tak terlihat itu menyebar dengan keras menghantam tubuh Eren. Hingga dapat dirasakan oleh Eren, tubuhnya seperti tertabrak sebuah dinding transparan dengan keras. hingga membuatnya terpental jauh kebelakang disertai permukaan beton dinding yang menjadi pijakan Naruto tampak terjadi cekungan lebar sampai 5 meter sama dengan diamer lebar dinding ini dengan Naruto sebagai pusatnya.

Wuss! Brakk! Brakk! Brakk!

Sementara Eren yang terpental itu, harus berkali-kali tubuhnya menabrak permukaan dinding tempat mereka bertarung itu beberapa kali karena terpental dan terguling-guling tak tentu. Dan berkahir dengan tubuh Eren yang telungkup dipermukaan dinding.

Namun, Eren tetap kembali berusaha bangkit.

Sring!

'A-apa?!..'

Namun kembali Eren dibuat terkejut karena tiba-tiba Naruto sudah ada di sampingnya yang dirinya sendiri masih bertumpu pada tangannya di lututnya.

"..karena 'dia', merupakan Partner berhargaku." Gumam Naruto melanjutkan perkataan sebelumnya.

Duag!

Namun ternyata Eren harus mengurungkan niatnya untuk kembali bangkit melawan Naruto. karena dirinya merasa tengkuknya di pukul oleh tangan kiri Naruto. membuatnya kesadarannya hilang perlahan disertai tubuhnya yang hampir ambruk. Karena sebelumnya Naruto telah kembali menghilangkan Saber.

Greb!

"Eren.. aku sudah bilang aku akan kembali.. karena disini tugasku belum selesai. Tapi sekarang, tugasku disini akan menjadi tugasmu. dan aku mohon padamu Eren.."

Naruto tak membiarkan tubuh Eren ambruk. Dia menangkap tubuh Eren seraya berbisik mengutarakan apa yang ada dipikirannya saat ini pada pria bersurai coklat itu sebelum pria itu benar-benar kehilangan kesadarannya.

'A-apa?!.. N-na-.. Na.. ruto..' batin Eren yang kesadarannya mulai hilang sepenuhnya ketika mendengar permohonan Naruto yang hanya terdengar olehnya saja disaat terakhir perkataan Naruto itu.

Dan dengan begitu, Naruto meletakkan tubuh Eren tak sadarkan diri itu dihadapannya dan berdiri disamping tubuh Eren menatap datar pria itu.

Sring!

"Ophis.. kau bisa melakukannya bukan?.." ujar Naruto pada gadis imut yang tiba dengan lingkaran sihir ungu kehitamannya di sisi Naruto yang tampak berdehem saja.

Sring!

Ophis menrentangkan tangannya kedepan kearah tubuh Eren. Dan membuat lingkaran sihir di bawah tubuh Eren dan membuat tubuh itu menghilang tertelan lingkaran sihirnya.

"Aku sudah memindahkannya ke kamar diapartemen tempat tinggalnya.." ucap Ophis yang menghadap pada Naruto saat ini.

"Hm.. aku akan pergi untuk sementara. Dan kuserahkan disini padamu Ophis.." ujar Naruto yang saat ini menghadap pada luar dinding dan berjalan menuju ke tepi dinding itu setelah sebelumnya mengembalikan Tantounya di pinggangnya.

"Tunggu Naruto-kun.. masih ada yang kurang.."

Ujar Ophis yang menghentikan langkah Naruto dan berjalan ke hadapan pemuda tampan itu.

"Hm?.. adaapa lagi?. Aku sudah melakukan semuanya sebelum kesini kan.." ucap Naruto mengangkat sebelah alisnya bingung ketika gadis yang berhenti dihadapannya beberapa centi itu menatapnya datar.

Srett!

Cup!

Gadis itu menarik lembut kerah Naruto kearahnya dan membuat pemuda itu otomatis merendahkan wajahnya dengan wajahnya yang terlihat jelas karena kerahnya yang ditarik kearah Ophis. Dan dengan lembut gadis itu mencium bibir Naruto seraya memejamkan matanya.

Namun ketika Ophis merasa ada yang aneh, dia membuka kelopak matanya dan melihat sesuatu didepan wajahnya yang menempel dengan bibirnya dan Naruto itu.

Sebuah telapak tangan dari Naruto yang menghalangi bibir Ophis sampai pada Naruto yang sengaja dilakukan oleh pemuda itu, seraya tersenyum menatap wajah Ophis yang tampak kesal.

"Maafkan aku Ophis.. aku harus segera pergi sebelum Hinata bangun dan mencariku nantinya.."

Wuss!

Ucapan terakhir dari Naruto itu membuat Ophis hanya menggembungkan pipinya imut seraya mengikuti gerakan Naruto yang langsung berlari melewatinya dan melompat dari dinding setinggi 40 meter lebih itu.

"Dasar tak peka." gumam Ophis yang kesal yang menatap punggung Naruto yang telah menghilang dari hadapannya melompat ke luar dinding itu.

Sring!

Ophis pun pergi dari tempat itu dengan lingkaran sihir teleport miliknya meninggalkan permukaan dinding raksasa itu yang tampak kosong menyisakan bekas pertarungan Naruto dan Eren sebelumnya.

.

.

'Tak kusangka kau punya banyak orang yang menyayangimu Master..' batin Arthuria yang saat ini duduk dipermukaan air di alam bawah sadar Naruto seraya tersenyum memandang air dibawahnya yang memperlihatkan Naruto yang mendarat dengan mulus di dahan pohon besar dan bergerak ke arah Timur, melompati pepohonan yang ada dijalurnya itu.

Dimana sejak awal Arthuria hanya menyaksikan Naruto dari alam bawah sadar pemuda pirang itu sampai saat ini tanpa berkomentar. Namun senyum tak kuasa muncul di wajah cantik Arthuria.

.

.

.

.

Sementara itu, muncul siluet hitam dari dalam permukaan dinding itu yang jauh dari lokasi Naruto. dan terlihat gelap karena tertutup bayangan awan dilangit karena sinar bulan purnama dilangit malam itu.

"Hm.. sang kakak sudah pergi. Ini saat yang tepat menjalankan tugas.."

Sebuah seringai terlihat dari wajah tak telihat karena bayangan malam itu serta hodie yang terlihat menutupi surainya, hingga bayangan hodienya menutupi wajahnya dan hanya terlihat seringainya saja.

Dan kembali sosok itu masuk kedalam permukaan dinding itu begitu saja seperti tertelan bagai masuk kedalam air. Padahal itu adalah dinding beton yang bukanlah dari material cair.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Naruto side.

.

Di sebuah hutan bagian utara yang masih dalam wilayah Negara api, seorang pemuda bersurai pirang pucat yang tampak bergerak melompati dahan pohon ke pohon di bawah sinar rembulan malam ini.

Dimana pemuda pirang itu menatap datar kedepan tanpa menghiraukan sekitarnya. Padahal saat ini disekitarnya tampak pergerakan-pergerakan aneh dari semak atau pepohonan yang gelap itu.

Namun pemuda itu tak menghiraukan itu semua dan terus bergerak tanpa ada rasa takut sama sekali.

Tap!.

Hingga pemuda itu berhenti diatas sebuah dahan pohon yang lumayan tinggi agar untuk menjaga jarak dari tanah.

Dan saat ini pemuda itu memandang kearah samping kirinya lumayan jauh karena terdapat sebuah mulut gua yang terlihat disana. Walaupun terlihat kecil dan tak terlalu besar.

'Itu cukup..' batin Naruto melihat mulut gua itu.

Dia pun melompat kembali dari dahan ke dahan menuju ke arah gua itu.

Hingga tak berselang lama, pemuda itu sampai dan mendarat dimulut gua itu. seraya berjalan beberapa meter kedepannya untuk masuk ke mulut gua itu.

Naruto yang saat ini berada di dalam gua yang gelap itu, membuat api unggun dari beberapa kayu yang dia dapatkan di sekitar gua. Dan menggunakan pemantik api yang sengaja dia bawa dari kota untuk membuat api tentunya.

Naruto duduk di dekat api unggunnya seraya bersandar di dinding dibelakangnya dalam gua itu. seraya membuka sebuah kertas yang dia ambil dari kantung ninja dibelakang pinggang kanannya. Lalu membuka kertas itu.

'Jadi itu petunjuk lokasi yang diberikan Ophis untukmu, Master?..'

Sebuah suara terdengar dikepala Naruto ketika dirinya membuka kertas yang ada ditangannya dan melihat isinya. Dimana di kertas itu berisi sebuah gambar map atau peta dari benua wilayah kerajaan utama umat manusia. Viltaria Kingdom.

"Yah.. walaupun aku merasa belum pernah ketempat yang ditunjukkan Ophis ini. tapi sepertinya ini berada dibawah kerajaan lain dibawah kerajaan Viltaria." Ujar Naruto serius dengan pandangannya masih tetap meneliti peta yang dibawanya itu.

'Hm.. kau benar, Master.. dan jaraknya pun sangat jauh dari sini. Kau membutuhkan Mount untuk pergi dengan cepat kesana. Jika kau mengandalkan kakimu maka butuh berminggu-minggu kesana, Master.' Balas gadis yang ada di dalam tubuh Naruto itu.

Dimana saat ini, gadis itu ikut melihat peta yang dibawa Naruto melalui air yang memantulkan bayangan seakan dirinyalah yang memegang dan melihat peta itu. Arthuria tampak memandang serius.

"Aku tau itu Arthuria.. tapi kita bisa mencoba keberuntungan kita kesana, kan.. lagipula aku bisa menggunakan para Magical Beast liar untuk menumpang.." ujar Naruto santai seraya menutup kembali peta itu dan melipatnya rapi. Lalu kembali dia masukkan ke kantung ninjanya.

'Kau benar, Master. Tapi setidaknya kau bisa mengurus yang diluar sana sebentar sebelum kau istirahat untuk besok, Master.' Ujar Arthuria dengan senyumnya dari dalam pikiran Naruto itu.

"Hm.. aku tau Arthuria.." balas Naruto santai.

Seraya dirinya berdiri dari duduknya yang bersandar itu dan melihat ke arah luar gua di sisi kirinya. Seraya dia berjalan pelan keluar dari gua itu.

Hingga sampai Naruto diluar mulut gua itu. dia bisa merasakan aura aneh yang ada di sekitarnya.

Grrrrr!

Sebuah suara erangan lumayan keras terdengan dari seluruh wilayah disekitar Naruto. hingga membuat pemuda itu mengobservasi daerah disekitarnya.

Namun karena gelapnya hutan ini, membuat pandangan Naruto terbatas. Dan tak bisa melihat dengan jelas karena tertutup pepohonan rimbun disekitarny.

"Hati-hati, Master. Aku bisa merasakan semua aura negative dari sekitar kita. Tidak.. tapi diseluruh daerah ini. sepertinya mereka semua memang mengikutimu sejak keluar dari kota, Master." ujar Arthuria yang terlihat di pikiran Naruto tampak duduk anggun diatas air seraya melihat air dibawahnya yang menampakkan penglihatan apa yang Naruto lihat saat ini.

"Hah.. tapi kenapa mereka tak menyerangku?.. aneh." Ujar Naruto yang tampak bosan melirik ke segala arah itu.

"Ntahlah, Master. Sepertinya mereka menunggu waktu yang tepat. Lebih baik kau gunakan aku untuk menghabisi mereka sekaligus. Karena aku tak merasakan ada manusia yang ada di sekitar kita." Ucap Arthuria.

"Baiklah.."

Sring!

Dengan begitu, Naruto memunculkan Saber yang muncul di antara kedua tangan Naruto yang menyatu dan menariknya perlahan dari gagangnya yang digenggam dengan tangan kirinya. Dan perlahan muncul seluruh bentuk utuh pedang itu dari Magic Circle putih diantara kedua tangannya sebelumnya.

Grrrr‼ Grrrr‼ Grrrr‼

Hingga muncul 5 ekor Dragon di setiap sisi Naruto yang berjalan dengan wajah setiap naga itu yang terlihat lapar. Sedangkan Naruto hanya melirik melalui ekor matanya.

"Kelta'an Dragon.. Naga berukuran Huge dengan tingkat bahaya yang bisa melebihi tingkatan ukurannya sendiri, yang hanya ada di wilayah Negara Api. Tak ku sangka bisa melihat lima sekaligus salah satu naga terkuat di Negara ini.." ujar Naruto datar yang tetap tenang tanpa merubah posisinya sama sekali.

Dimana saat ini lima ekor dragon yang ukurannya bahkan membuat Naruto hanya setinggi seperempat kakinya saja. Dimana terdapat naga berukuran 15 hingga 20 meter yang ada di sekitar Naruto saat ini.

Naga itu terlihat memiliki kulit tebal dengan sisil dan terlapisi bulu putih yang indah. Dengan beberapa garis berwarna biru pada bulunya yang ada di tubuh, lengan, dan ekornya yang panjang.

Dikepalanya terdapat sepasang tanduk biru yang mencuat kebelakang. Memiliki sirp dorsal berduri lebar dan tinggi dari atas kepalanya yang menjalar hingga lehernya yang panjang hingga ke punggungnya. Sayap berbulunya terlihat lebar membentang dengan bagian luar memiliki garis biru dan bagian dalamnya berwarna putih.

Memiliki kuku di keempat kakinya yang sangat tajam berwarna biru dengan garis biru pula di sekitar kakinya. Serta memiliki ekor yang panjang dengan ujungnya terdapat pula seperti sayap yang mengembang dimana di bagain luar atau atasnya memiliki warna bulu putih dan garis biru yang membentuk pola aneh. Sedangkan dibagian dalam atau bawah berwarna putih polos.

Sementara Naruto hanya melihat sekilas saja dengan kelimanya berjarak 10 meter dari setiap sisi Naruto. dan saat ini pemuda itu tampak tak terlihat ekspresinya karena tertutub bayangan surainya. Serta kerahnya yang tinggi dan lebar itu menutupi mulut dan hidungnya.

Kretek! Kretek!

"Waktunya bermain.."

Gumam datar pemuda itu seraya mematahkan lehernya kekanan dan kekiri untuk melemaskan lehernya yang terasa kaku. Nada datarnya itu pun terdengar dingin hingga para makhluk pemangsa itu tampak merespon dengan geramannya dan tatapan nyalang dimata mereka.

Kelima dragon yang sebelumnya mengikuti Naruto dengan ukuran tubuhnya yang sebesar itu, memang seharusnya mustahil untuk menyembunyikan tubuh mereka. namun ketika mereka sedang mendapatkan target yang akan mereka mangsa, mereka mampu menggunakan kemampuan mereka dalam menyamar dan mengubah keadaan tubuh mereka menyerupai sekeliling mereka yang mereka lihat untuk berkamuflase.

Selain itu, hawa keberadaan mereka yang dikatakan berbahaya karena mereka salah satu jenis Dragon yang mampu membuat hawa keberadaan mereka sekecil mungkin. Agar tak bisa di rasakan oleh target yang mereka incar.

'Master..' batin Arthuria didalam tubuh Naruto.

Dimana saat ini, Arthuria dapat merasakan gejolak emosi yang dimiliki naruto sebagai Master'nya itu. karena mereka sudah terhubung, jadi mau bagaimanapun keadaan Naruto diluar sana, Arthuria dapat merasakannya.

Apalagi di permukaan air yang dia lihat saat ini, terlihat Naruto menggenggam erat gagang Saber. Sedangkan auranya tampak membuat kelima Dragon yang mengelilingi Naruto semakin ingin memangsa pemuda itu, karena merasa musuh mereka berani menantang mereka berlima.

Namun Arthuria dapat merasakan pula, jika dirinya merespon Naruto saat ini. terbukti dari perwujudannya diluar sana sebagai pedang itu, aura transparan menguar dari bilah yang terlilit kain putih itu.

Karena sejak awal, Arthuria memang mengetahui jika keinginan Naruto untuk membunuh para dragon serta para makhluk pemangsa manusia lainnya itu menjadi salah satu tujuannya bertarung selama ini. Apalagi dirinya yang memang untuk melindungi, jadi dirinya pun tak segan untuk mensupport keinginan kuat masternya itu.

.

'Jangan ragu, Master.'.

.

.

Groaarrrrrr‼‼!

.

.

.

.

To be continue…

.

Ending: River by tatsuya ishii

.


A/N: Huft.. maaf untuk updatenya telat dari jadwal. Ntah kenapa kyo lagi blank jadi tak bisa focus seperti biasanya.

Jadi beritahu kyo melalui komentar di Review dimana saja kesalahan yang ada di chapter ini. kyo sangat butuh masukan dari kalian untuk kedepannya. Baik dari para author senior maupun para reader.

Untuk kalian yang ingin melihat wujud dragon, style, chara yang ada di World ini, silahkan lihat di album FB kyo agar lebih mengena fellnya.

Dengan name profil: Kyoigneel.

Image sama dengan profil akun Kyo ini.

Karena di situ kyo kasih info tentang imagenya dari kedua fict kyo agar lebih mudah membayangkannya. Termasuk fict kyo yang berjudul 'Unlimited Blade' yang juga ada imagenya seputar itu fict di album kyo.

Dan terakhir jika ada pertanyaan dan komentar silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Karena kyo sangat butuh saran dari kalian jika ada yang salah dalam penulisan dan lainnya kawan.

See you next time!

Kyoigneel out!

.

Next chapter 16: Miyuki Quest..