World

.

Disclaimer:

Naruto#Masashi Kishimoto.

High School DxD#Ichiei Ishibumi.

Singeki no Kyojin#Hajime Isayama.

Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, adventure, fantasi.

Warning! : Imajinasi liar!, Gaje, Ooc, AU, Bahasa gak baku, Typo, Isekai, Etc, Gak suka gak usah baca!, dll.

Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 16 Miyuki Quest..

.

Opening Song: CLOSER by Inoue Joe.

.

.

.

.

9 Am.

Academi Hagun.

.

Jam istirahat di academi Academi Hagun, seperti biasanya para murid-murid yang ada di academi itu pergi ketempat yang mereka tuju seperti biasanya untuk memakan bekal atau sekedar membeli makanan di kantin. Tampak wajah mereka riang dan sebagainya karena mood mereka yang tampak baik.

Sementara itu, diatas gedung C, dimana tempat biasanya pemuda bersurai pirang menghabiskan waktunya di jam istirahat ini untuk bersantai atau tidur tanpa menghiraukan mereka yang dibawah sana.

Diatas gedung itu terlihat seorang gadis bersurai indigo yang terduduk dikursi panjang yang biasa di gunakan oleh pemuda bersurai pirang untuk tiduran. Sedangkan disebelahnya seorang gadis bersurai putih seindah awan yang duduk di samping gadis bersurai indigo.

Terdapat 3 pemuda dengan surai yang berbeda pula disana. Dimana pemuda itu adalah Eren yang saat ini duduk bersandar di pagar pembatas dihadapan kedua gadis itu namun agak jauh di depan kiri mereka. dimana pemuda itu tampak tertunduk dengan tangan kirinya menopang di lututnya yang ditekuk.

Seorang pemuda bersurai hitam seperti mangkuk dan beralis tebal tampak ada di depan Eren agak jauh sedang melakukan push up tanpa henti hingga peluh menetes dari dahinya. Ekspresinya pun tak terlihat karena tertutup bayangan poninya dan tetap focus pada push up'nya.

Sedangkan seorang pemuda bersurai merah yang kedua matanya terpejam tampak berdiri bersandar di pagar pembatas seraya bersidekap dada disana, di depan kanan gadis di hadapannya. Ekspresinya pun tak terlihat karena tertutup bayangan poninya.

"jika yang kau ceritakan itu benar, kenapa kau membiarkannya pergi begitu saja Eren?.." ujar seorang gadis bersurai putih seindah awan yang saat ini tampak memandang kosong kedepan. Ekspresinya pun datar.

"Hiks.. Naruto-kun.. " sedangkan gadis bersurai indigo di samping kanannya itu tampak tertunduk dengan berlinang air mata.

Berbeda dengan pemuda bersurai hitam kecoklatan yang dipanggil Eren oleh gadis bersurai putih itu. pemuda itu tampak mengepalakan kedua tangannya hingga memutih ketika mendengar kata-kata gadis itu.

"Ini memang salahku.. aku tak menggunakan kekuatan penuhku untuk melawannya semalam. Karena dia terlebih dahulu membuatku tak sadarkan diri. Andai aku punya kekuatan sehebat dia, aku.. aku.. pasti akan mencegahnya.." ujar Eren lirih. Namun masih dapat didengar oleh semua temannya disana.

Ekspresinya pun tampak mengeras dengan rasa bersalah yang dia rasakan saat ini. karena dirinya yang masih dibawah Naruto. sedangkan mereka seumuran dan teman seangkatan. Tapi Naruto jauh melampauinya saat ini.

"800.. 801.. 802.. 803,804.. 805.." sedangkan pemuda bersurai hitam mangkuk dan beralis tebal tampak ikut mengeratkan genggaman tangannya saat ini yang menopang tubuhnya yang masih dalam keadaan push up. Ekspresinya pun masih tetap tak terlihat. Namun, dari suaranya menghitung angka push up yang dia dapatkan, terasa kosong dan datar.

"Kau tenanglah Elen-san.. dari yang di ceritakan Eren, Naruto bilang dia pasti akan kembali, bukan?. lagipula kita juga tak tau apa tujuan Naruto pergi begitu saja. Tapi aku punya firasat jika Naruto memang tak meninggalkan academi. Nanti aku akan cek soal Naruto ini ke Jiraiya-sama." Ujar pemuda bersurai merah yang tampak menenangkan teman-temannya itu.

Dirinya yang merupakan seorang leader dari clubnya saat ini, tak akan membiarkan teman-temannya down dan putus asa begitu saja. Karena bagaimanapun dia juga bertanggung jawab atas perginya Naruto.

Karena beberapa menit lalu, Eren yang menceritakan perginya Naruto semalam itu membuat semua temannya down. Begitupun Elen yang memang baru datang ketika anggota clubnya memang sudah berkumpul disini atas permintaan Eren. Dan Elen pun kembali diceritakan oleh dirinya jika Naruto pergi dari kota tanpa sepengetahuan mereka.

Nagato pun merasa bersalah juga akan hal ini. karena dia merasa, karena dirinya dan clubnyalah yang telah membuat teman-teman Naruto jarang berkumpul dengan pemuda bersurai pirang itu. walaupun dari yang Eren ceritakan, Naruto pergi bukan karena itu. namun tetap saja Nagato merasa ikut bertanggung jawab.

Selain dirinya sendiri bisa sedikit tenang karena dia tau Naruto pasti kembali yang ntah kapan, tapi dia sebagai leader di club nya itu juga bertugas mememimpin kawan-kawannya itu dan mencari semua yang bersangkutan dengan pemuda pirang itu.

Apalagi jika Nagato lihat, Hinata lah yang paling terpukul. Karena setiap pagi gadis itu selalu bersama Naruto, dan pagi ini dia melihat Naruto tak ada dikamarnya.

Karena Nagato tau, kenapa Hinata akhir-akhir ini tampak lebih bahagia dari sebelumnya adalah karena adanya Naruto dihidupnya. Walaupun Nagato merasa aneh memang kenapa Naruto pergi begitu saja tanpa menjelaskan tujuannya dan kapan dia kembali. agar setidaknya teman-temannya yang menganggapnya tak khawatir seperti ini.

Serta jika Nagato lihat, Elen pun juga tampak marah pada Eren karena tak bisa mencegah Naruto. setidaknya Elen berharap pada pemuda beriris hitam kecoklatan itu untuk bisa mendapatkan jawaban dari Naruto kapan dia akan kembali, atau penjelasan dari apa tujuan Naruto sebenarnya. Itu lebih baik untuk mengurangi rasa cemas bagi Elen pada Naruto.

"Lagipula kalian adalah temannya.. percayalah padanya. Walaupun aku juga baru mengenal pemuda itu, tapi setidaknya aku bisa memahami perasaannya saat ini yang tak mau melibatkan kita kedalam urusannya." Lanjut Nagato tetap tenang.

"APA KAU GILA NAGATO?!.. DILUAR SANA BERBAHAYA JIKA PERGI SENDIRIAN APALAGI TANPA MOUNT!.. aku lebih tau tentang dirinya daripada kau!.. aku pernah bertarung bersamanya!, melihatnya terluka dan hampir mati itu membuatku sedih!.. hiks.. seharusnya kau tau perasaan kami sebagai perempuan.. mereka makhluk yang ada diluar sana jumlahnya tak dapat dihitung dengan jari.. hiks.. mereka bisa saja membuat Naruto hanya tinggal nama saja!.." ujar Elen seraya berdiri dari duduknya dan memandang marah pada Nagato dengan air mata yang mengalir dari pipi mulusnya.

"Hiks.. dan 1 hal yang harus kau tau Nagato. Naruto memang tidak lemah.. tapi aku yang pernah bertarung dengannya tau sampai dimana batas kemampuannya.. karena aku pernah menyelamatkannya.. dan sebaiknya kau diam. Karna kau juga penyebab Naruto pergi karena teman-temannya yang telah kau rebut darinya. Hingga membuat dia kesepian lagi.."

Ujar Elen melanjutkan kalimatnya yang saat ini tampak tak terima dengan alasan Nagato tentang perginya Naruto. dan itu membuat ketiga temannya yang mendengarkan menjadi semakin terpuruk dan merasa bersalah. walaupun kebenaran yang sesungguhnya tentang pemuda pirang itu tak diketahui oleh Elen dan lainnya. tapi alasan Elen memang cukup untuk mengungkapkan isi hatinya saat ini.

Karna setiap dimana Naruto berada, Elen selalu mencari keberadaan pemuda pirang itu. dan akhir-akhir ini memang pria itu selalu sendirian. kecuali si loli menjengkelkan yang selalu membuatnya jengkel itu juga ada di sisi Naruto tentunya.

"Aku.. memang tak mengerti apapun tentang dirinya Elen-san. Tapi aku paham apa yang dia rasakan saat ini. dia tak ingin membahayakan nyawa kita untuk urusan pribadinya. Walaupun aku juga tau jika diluar sana merupakan tempat berbahaya untuk orang tanpa Mana ataupun Chakra. Apalagi dia yang pergi sendiri.." Nagato menjeda kalimatnya.

"Akupun tau jika ini juga salahku.. walaupun aku sendiri paham dengan alasan Naruto, tapi aku tak bisa memungkiri jika kalian tak terima begitu saja dengan perginya Naruto. tapi Elen-san, dan kalian semua, cobalah untuk berpikir jernih dari kalimat yang dikatakan Eren.. Naruto pasti kembali untuk alasan tertentu, bukan?. Jadi setidaknya, kita bisa percaya pada Naruto.. jika aku yang baru mengenalnya bisa, kenapa kalian tidak?.. kalian yang lebih mengenal Naruto, bukan?, sebagai temannya percayalah padanya.. dia pasti kembali walaupun kita tak tau itu kapan."

Ucapan panjang Nagato semakin kuat walaupun dirinya sendiri tampak merasa bersalah, namun dibalik perkataannya itu tersemat rasa takut pula. rasa takut jika kawan-kawannya itu juga akan meninggalkannya karena membenci dirinya.

Namun, itu bukanlah sebuah masalah atau hal yang penting saat ini. Kepemimpinan dirinya sedang diuji saat ini. jadi mau bagaimanapun, dia harus bisa membuat rekan-rekannya kembali bersemangat.

"K-kau.. begitu mudahnya mengatakan itu!.. ak-.."

"Nagato-taichou, benar.. 900, 901.. apa yang dikatakannya benar. walaupun kita tak tau alasan apa yang membuat Naruto-kun pergi, tapi setidaknya kita bisa percaya padanya jika dia akan kembali. huft.. 902, 903.. karena aku adalah fans berat Naruto-kun yang memiliki masa muda yang membara itu.. jadi.. kalian juga harus percaya padanya.. 902.."

Ucapan Elen terhenti seketika karena dipotong begitu saja oleh Lee yang tampak wajahnya mengeras menahan tubuhnya itu serta amarah pada dirinya sendiri yang merasa masih lemah. Namun dirinya sendiri juga sudah berjanji untuk bisa melampaui pemuda pirang itu.

Karena selain kesabaran Naruto dalam menghadapi cacian dan cobaan, sifat Naruto yang mementingkan keselamatan temannya itu juga membuatnya semakin bersemangat untuk mengikuti jejak pemuda itu. apalagi pemuda itu memang baik. Walaupun agak cuek dan bersikap suka menyendiri untuk menutupi masalah yang menimpanya. Tapi itu tak membuat keyakinan Lee goyah untuk tetap mengidolakan pemuda itu daripada lainnya.

Karena dirinya pun juga memiliki tujuan. Mengalahkan seseorang dan membuat orang itu sadar bahwa kerja kerasnya dapat mengalahkan bakat orang itu di pertandingan nantinya.

Ucapan lee barusan nampak membuat semua yang ada disana memandang pemuda yang sedang push up itu. membuat Eren beridiri seketika dari duduk bersandarnya.

"Kau benar Lee.. aku yakin apa yang dikatakan Naruto benar. dia pasti kembali. walaupun kita tak tau itu kapan, tapi setidaknya untuk menghadapi ujian 'Nest' yang akan datang, kita bisa berlatih lebih giat dan bersungguh-sungguh untuk mengimbangi Naruto. agar nanti jika dirinya kembali dan menjalani ujian bersama kita, aku bisa menendang bokongnya sekaligus agar dia mau terbuka dengan kita!.."

Eren tampak mulai kembali bersemangat dengan pandangannya yang tajam menatap teman-temannya itu.

"Hiks.. aku juga setuju.. kita harus menunjukkan padanya saat dia kembali nanti, kita bisa menyelesaikan Nest bersama.. aku yakin kita akan berkumpul lagi dengan Naruto-kun.." Hinata pun tampak mengusap air matanya dan tersenyum.

"Kalian.." sementara Nagato tampak tercengan menatap teman-temannya itu walaupun kelopak matanya saat ini tertutup itu.

'Naruto.. jika begini caranya, aku juga hanya bisa berharap kau kembali dengan selamat. Aku mohon.. kembalilah dengan keadaan utuh Naruto. kau masih memiliki janji padaku.'

Sementara Elen hanya menundukkan wajahnya dengan pandangan sendu. Namun dirinya juga hanya bisa percaya pada pemuda itu.

'Awas saja kau jika aku bertemu denganmu.. ku beri kau pelajaran Baka..' batin Elen melanjutkan, yang tanpak memberi semangat pada dirinya disertai dengan senyum simpulnya saat ini.

"Hmhh.. baiklah jika itu keputusan kalian. Berarti mulai sekarang kita akan bersama menjalan Quest untuk menambah point kita agar bisa menjalankan Nest kenaikan nantinya. Dan ku harap kita bisa kompak dan bersama untuk saling melindungi. Karena jika kebetulan, kita bisa bertemu Naruto-san diluar sana, bukan?. Dan kita bisa mengajaknya kembali sebelum Nest."

Nagato tampak tersenyum pada teman-temannya itu. membuat dia menjadi perhatian oleh semua orang disana.

"YOSSH‼.. aku setuju Taichou!. Ayo kita bersama-sama mencapai tujuan kita bersama!.. terutama kembali membuat Naruto-kun menganggap kita!.." Lee pun langsung bangkit dari push upnya dan mengepalkan kedua tangannya diudara dengan mata membara api mengabaikan peluhnya yang menetes itu.

Membuat semua orang disana tersenyum menatap Lee. Namun berbeda dengan gadis bersurai putih yang hanya menatap dalam diam anggota club itu. karena dia sendiri pun bukan anggota dari club itu dan kemari hanya ingin bertemu Naruto sebelumnya.

'Naruto.. tunggu aku.' Batin Elen yang langsung pergi dari tempat itu keluar melewati pintu yang ada di belakang Hinata beberapa meter.

Membuat semua anggota club itu tampak memandang diam pada Elen. Kecuali Nagato yang tampak memicing dengan mata terpejam menyaksikan itu.

.

.

.

Sementara itu, disisi lain di atas atap gedung C itu, dimana di balik dinding yang menghubungkan pintu keluar disana. Seorang gadis bersurai hitam panjang dengan tubuh loli tampak bersandar sembari bersidekap dibawah dadanya yang membelakangi sisi lain dinding itu.

Hingga membuat posisinya dan para anggota club itu terpisah dibalik bangunan diatas atap itu.

"Naruto-kun.. sepertinya mereka sangat percaya padamu. Cepatlah kembali.."

Ujar gadis itu yang sepertinya sejak tadi berada ditempat itu mendengarkan pembicaraan mereka semua. Dan saat ini pandangan datarnya menatap permukaan atap yang dipijaknya saat ini.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Ke esokan harinya.

.

Di pagi hari, di pintu gerbang kota Soul. Dua orang gadis bersurai berbeda sedang berdiri didekat pos penjagaan utama gerbang masuk kota itu.

Dimana gadis cantik bersurai hitam panjang yang memakai jubah putih dengan garis merah di bawahnya dengan hodie, namun hodie itu tak dipakainya. Sementara pakaian utamanya berupa atasan biru muda dan celana panjang.

Bersama seorang gadis bersurai perak panjang yang juga memakai jubah menutupi pakaian utama yang dipakainya berupa atasan dan rok diatas lutut dengan soft yang terlihat diatas lutut. Dan memakai sepatu khas perempuan untuk perjalanan jauh yang sampai atas mata kaki.

Kedua gadis itu tampak berbicara pada dua Knight penjaga gerbang utama itu sebentar dan membuat kedua penjaga itu membukakan gerbang besar disamping kanan itu.

"Trimakasih Kotetsu-san, kami pergi dulu.."

Ujar gadis bersurai hitam lurus nan anggun itu seraya tersenyum pada kedua penjaga gerbang itu, yang juga membalas senyuman gadis itu dengan rona merah diwajah keduanya dengan wajah bloon mereka seraya mengangguk-anggukan kepala mereka.

Sementara gadis bersurai silver disebelah gadis bersurai hitam anggun itu hanya tersenyum menatap interaksi temannya dan dua Knight itu.

Mereka berdua pun berjalan keluar dari gerbang itu hingga sampai diluar gerbang kota, gerbang itu kembali tertutub rapat.

"Ne, Miyuki-chan, kita summon Mount kita masing-masing agar lebih aman.." ujar gadis bersurai silver pada gadis bernama Miyuki disampingnya itu yang mengangguk setuju.

"Baiklah Senpai.."

[Summoning Magic: Tropic Feonix]

[Summoning Magic: Mizutsune]

Sring!

Sring!

Kedua gadis cantik itu bersamaan menggunakan Magic Summoning mereka untuk melakukan pemanggilan mount mereka masing-masing.

Hingga keduanya mengarahkan telapak tangan kanannya yang terbuka ke depan. Dan memunculkan Magic Circle di bawah kaki mereka berdua. Namun kedua lingkaran sihir itu berbeda warna dan symbol yang membentuk lingkaran sihir itu.

Hingga muncul satu lagi lingkaran sihir didepan mereka berdua masing-masing dimana lingkaran sihir berwarna merah muda untuk Miyuki dan biru gelap kehitaman untuk Rossweisse. Hingga cahaya dari lingkaran sihir itu semakin besar. hingga tak terlihat disana dan hanya memperlihatkan cahaya.

Groarr!

Grarr!

Hingga kedua cahaya itu menghilang, dan memunculkan Magical Beast yang ada di hadapan mereka berdua.

Dimana dari Rossweisse, tampak seekor Magical Beast. Tapi lebih ke seekor burung berkaki empat. Namun memiliki tubuh seekor srigala dan dengan kepalanya juga srigala berbulu hitam dan kuning. Serta sayap hitam juga seperti burung. Dan beberapa helai bulu panjang berwarna kuning terdapat di beberapa bagain tubuhnya. Seperti bulu panjang mencuat di punggungnya yang terlihat indah, Dan berekor burung berwarna hitam pula.

Sementara Miyuki, dihadapannya saat ini muncul seekor Magical Beast berwana putih merah muda yang seperti musang, namun memiliki bulu indah berwarna putih dan merah muda. Beberapa bulu yang mengeras seperti sirip di sekitar wajahnya dan punggungnya mencuat indah berwarna merah muda, menjalar hingga ekornya yang juga panjang mengembang dengan bulu indahnya. Keempat kaki kokoh dengan cakarnya tampak tak terlalu besar namun gesit untuk bergerak.

"Ayo Feon!.."

Wuss!

Ujar Rossweisse pada Mount miliknya itu yang bernama Feon, dan terbang mengepakkan sayap burungnya dengan Rossweisse yang telah menaiki punggungnya. Tepatnya dipangkal leher dan punggungnya.

"Kita jangan kalah, Sune!.."

Wuss!

Sementara Miyuki yang juga telah menaiki pangkal leher dan punggung Mizutsune itu, berlari cepat bagaikan taka da hambatan. Kakinya yang kokoh itu gesit dalam berbelok melewati pepohonan menyamai Rossweisse yang terbang tepat diatasnya itu.

Mereka berdua bergerak cepat menuju ke timur kota Soul ke tempat Quest yang dituju itu.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di sebuah hutan bagian timur kota Soul yang jauh dari kota itu. seorang pemuda tampak duduk diatas seekor Dragon berukuran raksasa sekitar 17 meter.

Sementara pemuda itu tampak hanya santai saja memandang kedepan dengan datar. Dimana di sekitarnya hanya tampak kanvas biru muda dengan gumpalan awan putih. Karena saat ini dia sedang terbang diatas langit dengan Dragon tumpangannya itu.

Namun ada yang aneh dengan Dragon itu. dimana Dragon itu tampak pandangannya kosong tanpa ekspresi di moncong naganya.

"Hm.. ternyata ini kegunaan dari hadiah dari Kokabiel itu.. lumayan." Gumam pemuda bersurai pirang itu yang tampak duduk santai diatas kepala Dragon itu seraya menatap sebuah kalung dengan berlian hitam di gantungannya itu. dimana kalung itu digenggam di tangan kanannya.

'Kau beruntung sekali mendapatkannya, Master. Itu sangat berguna di saat mendesak seperti semalam.'

Sebuah suara berdengung di kepalanya. Dimana suara itu berasal dari Arthuria yang saat ini menatap permukaan air dibawahnya yang saat ini dia tiduran telungkup dengan kedua tangan menopang dagunya imut. Menatap bayangan Naruto yang jelas di permukaan air itu dengan senyumnya.

"Benar Arthuria. Dengan ini kita dengan mudah untuk memanipulasi pikiran Dragon dan menggunakan mereka sebagai alat untuk mengantar kita sampai tujuan." Balas Naruto yang kembali memasukkan kalung itu kedalam kantung di belakang pinggang kanannya itu.

'Tapi Master, apa kau tak terlalu berlebihan membunuh semua makhluk itu semalam?. Kau hanya menyisakan naga ini saja untuk tumpanganmu. Yang kebetulan artifak itu terjatuh dari kantung belakangmu dan aktif seketika pada naga ini menatapnya. dan ternyata kemampuan artifak ini mencuci otak sang naga.' Ujar Arthuria.

"Tidak.. Apa kau ingin aku yang mati disana karena jumlah mereka yang tiba-tiba bertambah karena banyak pendatang baru dari para Dragon dan Magical Beast semalam?. Kau itu Arthuria.." Naruto tampak melihat ekspresi Arthuria dalam pikirannya yang tertawa halus disana.

'Hihi.. tentu tidak, Master. Aku hanya bertanya apa salahnya kan?. lagipula aku hanya baru melihat kau begitu sadis membunuh mereka untuk pertama kalinya.' Balas Arthuria tersenyum simpul menatap bayangan Naruto di air itu yang saat ini pemuda itu tampak memutar bola matanya bosan dengan jawaban Arthuria.

"Terserah kau Arthuria.. aku malas berdebat. A-.."

Blarr!

Groarr!

Tiba-tiba saja sebuah ledakan terjadi tepat dibagian tubuh bagian bawah naga yang ditumpangi Naruto. tepatnya di bagian perut sang naga. Hingga membuat naga itu terluka parah dibagian perutnya hingga meraung kesakitan dan membuat naga itu menjadi tak seimbang.

Hingga membuat Naruto yang terpotong perkataannya itu langsung berpegangan pada sirip naga di kepala Dragon yang ditumpanginya itu. seraya tangan kirinya terangkat kesampingnya seperti bersiap menggenggam sesuatu.

Zrwuzz! Zrwuzz!

Blarr! Blarr!

Groarrr!

Ternyata kembali terjadi ledakan di bagian yang sama dari arah bawah namun agak kebelakang dan tertutub awan kumulus putih hingga tak terlihat siapa penyerangnya. Hingga membuat Dragon tumpangan Naruto itu terbalik diudara dan meluncur jatuh tertarik gravitasi bumi seketika dengan raungannya yang kemudian tak sadarkan diri dengan luka parah terpanggang di bagian bawah tubuhnya itu.

"Kuso!.. serangan disaat yang tak tepat seperti ini.. Saber!.." ujar Naruto dalam keadaan berpegangan di bulu Dragon yang ada di lehernya itu. karena saat ini pemuda pirang itu serta Dragon tersebut terjatuh dengan ketinggian ratusan meter diatas permukaan tanah!. Apalagi naga itu yang tak sadarkan diri sama sekali. Membuat Naruto memunculkan Saber di tangan kirinya yang terangkat itu.

Sring!

Saber ditangan kiri Naruto tampak muncul seketika dengan efek magic circle yang muncul di depan tangan kirinya yang seperti menarik gagang Saber dari dalam magic circle itu hingga terlihat penuh bentuk Saber yang ukurannya tak wajar itu.

'Dimana?.. dia tak terlihat. Apakah pengguna mount atau makhluk lain?. Tapi jika serangannya berbasis api yang mampu membakar tubuh Dragon ini, berarti seekor Dragon itu sendiri..' batin Naruto ketika matanya bergerak liar kesembarang arah mencari keberadaan penyerangnya itu.

Zrwuzz!

Sebuah api biru kehitaman muncul dari balik awan diatasnya yang langsung melesat cepat kearah Naruto yang ada diatas naga tak sadarkan diri itu. yang otomatis akan mengenainya dan naga itu karena ukuran naga yang di tumpangi Naruto yang ukurannya memang besar.

'Diatasmu, Master!. Berhati-hatilah. api biru, bukan api sembarang. Sepertinya dia lebih kuat dari Dragon yang kau lawan semalam dan termasuk naga yang kau tumpangi ini.' ujar Arthuria yang tampak memandang serius di bayangan air yang ada dibawahnya itu yang memproyeksikan pandangan Naruto yang menghadap ke atas dimana api itu mendekat saat ini.

"Arthuria.. aku tau itu. aku bahkan bisa merasakan panasnya dari jarak sejauh ini.." balas Naruto yang menatap serius api itu.

"Arthuria!.."

'Aku tau Master..'

Sring!

Seketika ucapan Naruto, pemuda bersurai pirang yang hanya terlihat setengah wajahnya saja karena tertutup kerah tinggi dan lebar jaketnya atau jubahnya itu. merasakan pedangnya menjadi bertambah berat 10 kali lipat dari biasanya. Walaupun selain Naruto pun tak bisa mengangkatnya. Apalagi ini?, namun Naruto masih bisa menggenggamnya dengan kuat.

Srett!

Detik itu juga, karena beratnya yang tiba-tiba meningkat drastic itu membuat Naruto dengan sangat kuat berpegangan dengan Dragon dan pedangnya itu. hingga membuat keadaannya terbalik saat ini. dimana Saber berada diposisi paling bawah dan Naruto ditengah berlindung dibalik tubuh Dragon raksasa yang ada diatasnya itu karena terbalik akibat berat dari Saber.

Wuss!

Blarr!

Api yang menuju kearahnya itu pun seketika mengenai tubuh Dragon itu tepat di bagian tubuh bawah naga itu lagi. Hingga kini, benar-benar menjadi sebuah grilled dragon meat gosong sungguhan kali ini. atau daging naga panggang tepat di bagian perutnya yang semua isinya tampak terpencar kemana-mana dengan warna hitam dan darah naga itu yang menjadi sausnya ikut menghujani langit dengan daging naga panggang itu.

'Mmgg.. Huek!..'

Arthuria yang ada dalam Naruto itu tampak mual dan mengalihkan pandangannya dari permukaan air yang menampakkan pandangan Naruto saat ini. membuat Naruto yang melihatnya melalui pikirannya itu heran seketika.

"Hoi Arthuria.. kau kenapa ha?, kau hamil?, disaat seperti ini?!.." ujar Naruto heran seraya dirinya masih berpegangan kuat. Namun tampaknya api itu masih menyembur hingga hampir habis tubuh Dragon itu. namun posisinya masih ratusan meter dipermukaan tanah.

Karena setau Naruto dari cerita ibunya, jika seorang wanita sedang hamil mereka akan muntah-muntah tak jelas di saat tertentu. karena akibat dari janin yang dikandung sang wanita tersebut. itu yang dia ketahui. setidaknya.

'Apa kau bilang Master?!, manamungkin aku hamil, ha!. Aku hanya mual melihat kumpulan daging menjijikkan itu!..' ucap Arthuria yang tampak kesal dengan wajah memerah malu seraya kedua tangannya tampak menjewer bayangan wajah Naruto di permukaan air itu tepat dikedua pipinya. tapi anehnya gadis cantik itu tampak seperti menyentuh pipi sungguhan dengan media air itu. Pipinya pun tampak menggembung lucu dengan bibir mengerucut sebal disana.

"Agghh!.. Arth-Arth-chan!.. lepaskan!, s-sakit. I-iya aku minta maaf Arth-chan!." Ujar Naruto yang melepaskan pegangannya pada bulu Dragon itu seraya melompat menjauh dari tubuh naga itu yang mulai hangus seutuhnya. Dengan rasa sakit di pipinya yang dirasakannya akibat ulah Arthuria disaat yang tak tepat seperti ini.

'Humhh.. salahmu sendiri, Master..' balas Arthuria kesal dengan memalingkan wajahnya yang memerah.

'Hah.. dasar.. he-hei!..' batin Naruto yang saat ini berada beberapa meter jatuh melayang disisi kiri gumpalan daging panggang itu. yang dikagetkan dengan api itu yang datang padanya dari atas pula, dan perbincangannya dengan Arthuria membuatnya tak sempat melihat siapa penyerangnya ini!.

Zrwuzz!

'Sepertinya aku yang akan jadi daging panggang berikutnya..' batin Naruto menatap semburan api besar itu yang mengarah padanya dari atas dengan pandangan swetdrop.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Dua ekor Magical Beast yang terlihat melesat diantara pepohonan saat ini dibagian timur kota Soul.

Dimana seekor serigala berkaki burung bersayap yang indah berukuran Large sekitar 8 meter. Sedangkan seekor lagi tampak musang berwarna merah muda yang indah tampak berlari gesit didaratan mengimbangi serigala terbang itu yang tepat terbang disampingnya.

Dimana diatas kedua Magical Beast itu tampak Miyuki dan Rossweisse yang menaiki mount mereka masing-masing itu.

"Nee.. Miyuki-chan, apa kau merasakannya?. Mereka mengikuti kita." Ujar Rossweisse yang menaiki Feonix itu, menatap Miyuki serius.

"Aku tau Senpai.. mereka sepertinya sengaja sejak awal untuk mengikuti kita. Apa yang akan kita lakukan sekarang senpai?." Tanya Miyuki yang memang mengetahui juga sejak awal keberangkatan mereka. karena itulah, alasan mereka berdua langsung memanggil mount mereka untuk segera mengambil jarak jauh dari penguntit itu.

"Hmm, kita akan buat rencana Miyuki. sepertinya aku merasakan mereka adalah Shinobi.." balas Rossweisse tampak berpikir dengan pandangan serius.

"Lalu.. apa rencananya?.." Tanya Miyuki menatap ke arah Rossweisse yang ada disampingnya sedang terbang dengan Mountnya.

"Heh.. aku punya rencana Miyuki-chan.."

.

.

.

.

Wuss! Wuss! Wuss!

"Hoi kalian?, apa kalian melihat mereka berdua?.."

Ujar seorang dengan topeng merah yang menggunakan jubah coklat dengan menunggangi sebuah Mount the warrior berbulu merah. Sama dengan rekan-rekannya yang lain yang dia ajak bicara. Dimana tampak di sisi kanan kiri dan belakangnya terdapat puluhan orang berjubah yang sama dan menunggangi Mount yang sama.

Mereka tampak berjumlah 10 orang lebih yang saat ini terbang di antara pepohonan dengan pria bertopeng merah sebagai pimpinannya. Karena terlihat dari posisinya yang ada di tengah depan formasi itu.

"Tidak, Taichou!.. sepertinya kita kehilangan jejak mereka karena terlalu jauh kita menjaga jarak dengan mereka berdua." Balas seorang Shinobi di sebelah kanan pria dengan topeng merah itu.

"Kita berhenti sejenak!.."

Ujar sang pimpinan seketika itu juga. Dimana mereka semua tampak berhenti dengan melayang diantara pepohonan didalam hutan itu. dengan sang pimpinan yang tampak mengobservasi keadaan saat ini dengan menatap area di sekitarnya dengan pandangan tajam dibalik topeng dengan hodienya itu.

'Begitu ya. Cukup baik juga ide kalian berdua. Heh, tapi hanya dengan tipuan murahan seperti ini kalian tak akan bisa membodohiku.' Batin sang pemimpin yang menyeringai dibalik topengnya itu.

Dimana saat ini dia tampak menatap arah kanannya yang terdapat dedaunan dan ranting pohon yang teronggok diatas tanah. Dan di bagian ranting beberapa pohon disana tampak patah, namun seperti baru dan tak sengaja dipatahkan karena tertabrak suatu hal.

Sedangkan saat ini pria itu menatap sebelah kirinya, yang terlihat memiliki beberpa goresan cakar dari hewan atau Magical Beast di beberapa batang pohon dengan jejak kaki di tanah di area itu. dan anak buah dari sang pimpinan tampak juga serius menatap kapten mereka.

"Bagaimana, Taichou?." Tanya seorang Shinobi yang ada di sebelah kirinya saat ini memandang pada taichounya itu.

"Tenanglah, aku tau apa rencana mereka berdua. Setengah dari pasukan ini bergerak ke kiri, dan kau.." ujar sang pria dengan topeng merah seraya memandang Shinobi disebelah kirinya yang saat ini juga memandangnya.

"Akan menjadi ketua regu itu. aku percayakan padamu untuk memimpin mereka." lanjutnya.

"Hai'.. taichou.." balas Shinobi di sisi kirinya itu yang terdengar dari suaranya adalah seorang pria.

"Hm. Dan sisanya kalian pergi kearah kanan. Sisakan lima orang Shinobi untuk ikut denganku. Dan kau.." ujar pimpinan itu seraya saat ini menunjuk seorang di sisi kanannya.

"Akan menjadi ketua regu tim 2. Sedangkan sisanya tetap dibawah komando'ku." Lanjutnya yang terdengar serius. Dan diberi anggukan setuju dari seluruh Shinobi itu. terutama yang di tunjuk tadi.

"Dan satu lagi, siapapun yang selamat jika mendapatkan sang target atau tidak, pergi berkumpul di tempat yang sebelumnya sudah ku tentukan. Ingat!, gunakan plate call kalian untuk berjaga-jaga dan saling menghubungi jika menemukan mereka ataupun berhadapan dengan mereka. gunakan nyawa kalian sebagai taruhannya!. Ini adalah saat yang tepat untuk menangkap dia. Dan jangan lupa.. gunakan otak kalian." Ujar sang pemimpin dengan tegas yang saat ini berdiri diatas punggung mountnya dan memandang kebelakang pada para bawahannya.

"HAI' TAICHOU‼!.." balas seluruh bawahannya itu dengan serempak namun dengan suara biasa.

"Kalau begitu, menyebar!."

Ujar sang Shinobi dengan topeng merah itu. dan detik itu juga seluruh Shinobi disana bergerak menuju ke arah tujuan mereka yang sudah ditentukan tadi. dengan lima dari sisannya berada di belakang sang pemimpin tetap setia dibelakangnya.

"Baiklah. Kita juga berangkat." ucap lagi pria bertopeng merah itu dan bergerak menuju kedepan meneruskan arah yang sebelumnya bersama dengan 5 bawahannya yang tersisa.

.

.

.

.

Sementara itu, seorang gadis cantik bersurai hitam yang saat ini duduk diatas mount yang tampak meringkuk dengan duduk diatas rumput yang ada di dalam hutan itu. dengan gadis diatasnya yang mengelus lembut bulu undah di leher mount dengan sayap burung itu.

"Rossweisse-senpai.. bagaimana posisimu?." Ucapnya yang saat ini tampak benda kecil di genggaman tangan kirinya yang menanggur itu di dekatkan di telinga kirinya dengan pendar biru transparan disana.

"Hm.. jadi kau sudah merasakan kehadiran mereka. baiklah semoga kau baik-baik saja senpai." Ujarnya yang seperti berbicara dengan orang yang dihubinginya dengan benda itu.

Dan saat ini gadis itu kembali memasukkan Pc'nya kedalam kantung di sisi pinggang kanannya.

Gadis itu pun kembali bergerak kearah timur dengan mountnya yang berlari melewati rerumputan di antara pepohonan itu.

.

.

.

.

'Jadi, Miyuki sudah sampai di posisinya. Baiklah, sepertinya mangsaku sudah tiba.' Batin gadis cantik bersurai silver yang saat ini berdiri diatas dahan dibalik pohon yang tampak bersembunyi itu. seraya memasukkan kembali Pc'nya yang dia genggam ditangan kanannya kedalam kantung khusus benda yang di pegangnya itu di pinggang sisi kanannya.

Dan benar saja apa yang dia rasakan itu. dari jarak 10 meter dia dapat melihat sekitar 10 orang berjubah coklat yang terbang dengan the warrior mereka kearahnya yang bersembunyi saat ini.

Gadis itupun menyeringai dibalik batang pohon itu ketika mengintip para Shinobi itu dibalik pohon tempatnya bersembunyi.

"Berhati-hatilah.. aku merasakan seseorang didekat sini. Dan dari auranya, dia seorang Sorcerer." ujar seorang yang ada di paling depan formasi saat ini. dimana orang itu tampak menaiki mount yang sama dengan yang lainnya.

"Kalau begitu, kita harus cepat Taichou!." Ujar salah seorang Shinobi yang ada di samping Shinobi yang memimpin tim itu.

"Yosh!."

Wuss! Wuss! Wuss!

"Hoi kalian tunggu!, jangan maju seenaknya!." Ujar seorang Shinobi dengan topeng yang sama yang ada di belakang pria yang berbicara dengan pimpinan tim itu. yang ikut melesat maju menyusul para kawannya yang tiba-tiba seenaknya maju tanpa perintah dari ketua timnya.

'Ini!.' batin sang ketua yang merasakan aura aneh dari arah depannya yang saat ini dituju oleh anggota timnya itu.

"Hoi tunggu kalian!, jangan ma-.."

Sring!

Sang ketua tampak membolakan matanya ketika melihat para rekannya yang maju dengan sendirinya itu tiba-tiba maju dengan semangat mereka untuk menyelesaikan misi itu. dan diikuti beberapa Shinobi lain yang terpengaruh. Hingga tiba-tiba mereka yang ada di depan sang ketua tampak juga membolakan matanya karena tiba-tiba mereka seperti melewati sebuah lingkaran sihir yang muncul dibawah mereka tepat. Hingga cahaya muncul dari lingkaran sihir itu dan memotong perkataan sang ketua.

Blarr!

"ARGG!.."

Hingga terjadi ledakan tiba-tiba ditempat lima Shinobi yang tepat melewati lingkaran sihir itu dan menghancurkan para Shinobi itu beserta mount mereka. dan membuat tempat itu luluh lantak dengan asap hitam yang mengepul diudara.

.

.

.

.

Di bagian selatan ledakan itu, seorang gadis bersurai hitam tampak menatap dengan serius gumpalan asap hitam yang jauh dari dirinya di sisi kirinya yang membumbung di udara itu.

"Bagus, Senpai. Aku akan membereskan juga bagian ku." Ujar gadis bersurai hitam lurus yang saat ini berhenti di salah satu pohon dan berdiri diatas dahan pohon itu. dan tampak juga merasakan hal yang sama dengan Rossweisse.

'Mereka datang..' batin gadis bersurai hitam anggun yang tak lain adalah Miyuki yang saat ini juga mengintip dari balik pohon itu seraya tangan kananya terbuka di depan tubuhnya seraya kembali bersandar di batang pohon dibelakangnya itu.

[Katana Sword: Yukianesa]

Sring!

Ucap lirih Miyuki yang memunculkan pedang es miliknya itu ditangan kanannya. Seraya menggenggamnya dengan erat dan bersiap dengan pedangnya itu.

Wuss! Wuss! Wuss!

Muncul beberapa meter dibelakang tempat persembunyian Miyuki saat ini, 10 Shinobi yang sama dengan yang mendatangi Rossweisse yang terbang menggunakan Mount mereka.

"Kalian!, lihat sekeliling dan berhati-hatilah. Orang itu ada disekitar sini!" ujar sang ketua yang ada dibarisan paling belakang kali ini. namun tampak berada diposisi tengah dengan para rekannya yang ada di sekitarnya.

"HAI'!." balas semua rekannya itu.

Mereka semua kemudian terus melaju mendekati area tempat persembunyian Miyuki itu. dimana gadis itu masih tampak bersiap dengan strateginya.

Wuss! Wuss! Wuss!

'Ini dia.' batin Miyuki dengan tatapan serius.

Wuss! Wuss! Wuss!

Bagaikan slow motion, saat ini. dimana Miyuki dapat melihat para Shinobi yang menunggangi Mount mereka itu melewati samping kiri kanannya dengan Mount mereka. dan detik itu juga Miyuki tampak melompat keudara dengan gerakan anggun.

[Yukianesa art: Ice Blade]

Sembari diudara, Miyuki menggunakan gerakan menusukkan pedangnya lima kali diudara diarahkan pada lima Shinobi didepannya itu yang saat ini tampak melotot menatap gadis cantik itu yang tiba-tiba sedang melakukan tehniknya. Dan lima buah pedang es muncul dari setiap tusukannya diudara kosong itu seukuran kaki manusia yang langsung melesat dengan kecepatan penuh membelah udara menuju kesasaran yang sudah Miyuki tentukan.

Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!

"ARGHH!.."

Dengan begitu, kelima Shinobi yang melewati disekitarnya yang sampai didepannya itu melewati belakangnya sebelumnya, langsung tertusuk tepat di tubuh mereka hingga jatuh dari Mount mereka ketanah.

Darah merembes ditanah tempat mayat para Shinobi itu. dan Mount mereka yang menghilang kembali ke tempat mereka karena sang Master telah tiada.

"Dimana sisanya?.." gumam Miyuki ketika merasakan lima orang sisanya tampak tak melewatinya seperti yang lainnya itu. karena Miyuki sejak tadi memang merasakan jika ada lebih dari lima orang Shinobi. Ada sekitar 10 Shinobi yang mengikutinya itu.

Dan saat ini Miyuki tampak berdiri diatas batang pohon itu kembali seraya menatap ke balik pohon tempatnya bersembunyi sebelumnya dimana arah lima Shinobi yang tewas sebelumnya berasal.

(Katon: Gokakkyu no Jutsu)

Wuss!

Sebuah suara terdengar dari telinga Miyuki yang berasal dari samping kanannya. Dan benar saja, sebuah bola api berukuran 3 meter mengarah padannya saat ini yang menatap dengan iris sedikit membola.

Blarr!

Tempat Miyuki hangus seketika terbakar oleh api itu hingga asap juga mengepul di tempat Miyuki tersebut. Dengan api yang masih terlihat menyala membakar pepohonan disana.

Tap! Tap!

"Apakah berhasil?." ujar seorang Shinobi yang saat ini mendarat di tempat sebelum bola api itu muncul.

"Ntahlah. sepertinya tak ada mayat disana." Balas Shinobi disebelahnya yang juga ikut menyatukan serangan bole api sebelumnya itu.

Tap!

"Woy!.. kalian gila apa?!. Jika sampai kalian membunuhnya dan tak menyisakan sedikitpun tubuhnya, kalian akan dibunuh seketika oleh pimpinan!. Dasar bodoh!.." seorang Shinobi dengan topeng putih polos yang sama, juga baru mendarat dan menghardik seketika kecerobohan kedua rekannya itu.

"A-apa!.. a-a-aku lupa itu!. bagaimana ini?!, kita akan mati!." Shinobi pertama yang berbicara itu tampak berkeringat dingin dengan tubuh gemetar mendengar kata-kata rekannya. Begitupun Shinobi kedua yang tadi ikut menyerang. Tubuhnya ikut gemetar ketakutan saat ini ketika membayangkan hukuman yang nanti akan diberikan oleh sang pemimpin dimarkas pusat.

"Hah.. dasar bodoh. Di-.."

Wuss!

"Kalian mencariku!.."

Perkataan Shinobi ketiga itu langsung terpotong ketika suara seorang gadis cantik yang menjadi target mereka muncul disamping mereka beberapa meter yang melesat kearah mereka. dan cara gadis itu melesat kearh mereka itu membuat ketiga Shinobi itu membolakan mata mereka.

[Yukianesa art: Muso Senshozan]

Miyuki menggunakan pedangnya seperti tertancap diudara tempatnya berpijak. Karena saat ini dia melesat terbang diantara pepohonan dengan mengendarai sebuah crystal es memanjang yang dia gunakan sebagai pijakan. Yang muncul dari pedangnya hingga membuatnya seperti berselancar diudara menggunakan crystal es tersebut kearah ketiga Shinobi itu dengan cepat. Karena sebelumnya dia telah menghindari serangan bola api dari Shinobi itu dengan tehnik yang sama.

Sring!

Crrk! Crrk! Crrk!

Pyarr!

Hingga tanpa sempat Shinobi itu menghindar, tubuh mereka yang terkena tabrakan crystal es yang dikendarai oleh Miyuki seperti seorang berselancar diudara itu langsung membeku seketika diseluruh tubuh mereka dan jatuh ke tanah lalu pecah.

Srass!

'Aku harus pergi secepat mungkin menuju lokasi pertemuan. Rossweisse-senpai sepertinya telah selesai membasmi mereka. lagipula hanya tersisa dua Shinobi yang keberadaan mereka menghilang.' batin Miyuki yang tetap berselancar diudara dengan crystal esnya dan berpegangan pada Yukianesa miliknya yang tertancap diudara dan menciptakan crystal es itu diujungnya. Dia bergerak menuju ke timur laut dari posisinya saat ini.

Karena saat ini, Miyuki lebih memprioritaskan keselamatan mereka berdua. Karena tujuannya kemari adalah memecah jumlah Shinobi itu hingga dapat mereka bantai satu persatu. Dan kalaupun ada yang menghilang dari areanya dan tak menyerangnya, itu bukan urusannya. Lebih baik dia pergi sebelum monster lain muncul nantinya.

.

.

"Dia pergi dari pengawasanku, Taichou. Menuju kearahmu.. baiklah."

Seorang Shinobi bertopeng putih yang sama, saat ini tampak berbicara melalui Pc yang dia bawa yang berpendar biru transparan itu pada orang di sebrang sana. Dan setelah selesai berbicara, dia kembali memasukkan benda itu kedalam kantung ninja di belakang pinggang kanannya.

"Sebaiknya kita pergi juga. Aku merasa Magical Beast penghuni hutan ini mulai mendekat." Ujar seorang Shinobi lain yang ada disamping Shinobi pertama itu yang seperti sedang focus.

"Kau benar-benar Shinobi type Sensor yang hebat, eh.. baiklah, Ayo pergi." Ujarnya pada Shinobi kedua itu.

"Berisik.." balas Shinobi kedua itu.

Mereka berdua kembali melesat setelah bersembunyi di jarak yang jauh dari pertarungan Miyuki tadi sejak tau kelima rekannya dijebak oleh gadis itu. dan sengaja membiarkan kelima rekannya itu tewas tanpa membantunya.

Mereka pergi kearah yang sama dengan Miyuki.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Sring!

Jleb! Jleb! Jleb! Jleb!

"ARGGG‼"

Sebuah lingkaran sihir perak muncul dihadapan seorang gadis cantik bersurai perak beriris blue yang saat ini mengarahkan telapak tangannya kedepan dan muncul jarum-jarum silver dari lingkaran sihir itu yang jumlahnya puluhan dan langsung menghujam tiga orang Shinobi dengan jubah coklat dan topeng putih yang ada dihadapannya saat ini.

'Aku tak akan membiarkan kalian lolos kali ini. tersisa 2 lagi, tapi dimana mereka?.' batin gadis cantik itu yang saat ini tampak memandang serius daerah dengan bekas terbakar disekitarnya itu.

"Heh. Jadi kau Rossweisse Valkyrie itu ya. Tak ku sangka kau cerdas juga."

Sebuah suara terdengar di gendang telinga Rossweisse saat ini. namun taka da tanda-tanda dari pemilik suara itu. membuat Rossweisse memandang kesekelilingnya saat ini.

"Dimana kau?, tunjukkan dirimu. Aku tau kalian berdua masih ada disini." Ujar gadis cantik itu yang masih mencari keberadaan sisa Shinobi itu.

"Heh.. kau Kira dapat menang begitu saja melawan kami?. Haha, akan kami bunuh kau.. Taichou!." Ujar seorang lagi yang merupakan rekan dari Shinobi pertama yang berbicara pada Rossweisse itu. sama halnya dengan Shinobi pertama yang berbicara, hanya terdengar suaranya saja tanpa memperlihatkan wujudnya.

"Kita lakukan bersama!.." balas ketua tim itu yang keduanya tak menunjukkan wujudnya. Membuat Rossweisse memicingkan matanya tajam menatap kesekelilingnya.

'Mereka berdua, bisa menghilangkan wujud mereka. dimana mereka.' batin Rossweisse.

(Doton: Shinju Zanshu no Jutsu)

Greb!

"!.."

Sebuah suara menggema dari dalam tanah di sekitar Rossweisse. Dan tiba-tiba sepasang tangan muncul dari dalam tanah tepat dibawah kaki Rossweisse dan menggengam erat kedua kakinya. Membuat Rossweisse kaget dan menghadap kebawah tepat ke kakinya yang dicengkram itu.

Grrrbb!

'A-apa ini?!..' batin Rossweisse ketika dirinya ditarik masuk kedalam tanah akibat ditarik oleh seseorang dari dalam tanah. Hingga membuat dirinya tersisa kepalanya saja yang terlihat di permukaan tanah itu.

Grrrbb!

"Hahaha. Kena kau Rossweisse." Ujar seorang Shinobi yang keluar dari dalam tanah dibelakang Rossweisse dan melompat beberapa meter ke samping Rossweisse.

Grrrbb!

"Heh.. begitu mudah menangkapmu, Hime. tapi sayang kau sedang tak ada dalam misi kami. Jadi kami tak perlu membawamu hidup-hidup. Tapi mungkin, kalian keturunan Lima Pilar bisa memberikan tebusan untuk kami.. hahaha." Ujar seorang lagi yang baru keluar dari dalam tanah disisi kiri Rossweisse beberapa meter.

"Jadi, kalian sejak tadi bersembunyi didalam tanah ya. Dan perlu kalian ketahui, Lima Pilar Sorcerer bukanlah hanya sebutan semata. Kalian yang akan mati nantinya karena telah seenaknya sendiri menyerangku." Ujar Rossweisse yang tampak serius menatap kekiri dan kanannya bergantian pada kedua Shinobi itu.

"Heh. Pemimpin kami tak sebodoh yang kau Kira. Pemimpin kami Immortal. Dan kalian tak akan dapat membunuh dia. Kalian para Sorcerer tak akan mampu menandinginya, walaupun pemimpin kalian dari Crimson Kingdom di Wind Nation turun tangan sekalipun, raja kalian lah yang akan mati ditangan pemimpin kami." Ujar Shinobi pertama disisi kanan Rossweisse yang menjebaknya didalam tanah sebelumnya.

"Pemimpin kalian?, begitukah. Kalian sebenarnya siapa?, dan darimana kalian berasal?." Tanya Rossweisse terlihat santai.

"Heh. Kau Kira kami bodoh?, kami tak akan mengatakan itu padamu. Tapi yang perlu kau ketahui, kami akan menuntaskan misi kami."balas Shinobi di sebelah kiri Rossweisse.

"Begitu ya. Kalau begitu akan ku pastikan kalian dan organisasi kalian akan dimusnahkan." Ucap Rossweisse dengan panadangan dingin kali ini.

"Hahaha.. itu jika kau bisa selamat setelah ini. dan harus kau ketahui, temanmu itu telah masuk ke perangkap kami, hahaha." Shinobi di sisi kanan Rossweisse kembali berkata.

"A-apa?!. Apa maksut kalian?." Rossweisse tampak membolakan matanya ketika mendengar ucapan Shinobi itu.

"Taichou kami telah berada di posisinya untuk menjebak gadis itu. jadi kau tak perlu repot-repot memikirkannya." Shinobi di sisi kana kembali berucap dengan seringai dibalik topengnya.

'Bearti!.. Miyuki!..' batin Rossweisse yang tampak membolakan matanya dengan tubuh yang tiba-tiba tegang seketika ketika sadar dengan apa yang diucapkan oleh Shinobi itu.

"Heh.. kau terlambat untuk menyadarinya. Dan saat ini, kau yang akan kami bereskan!.. hahaha. Ayo selesaikan ini!."

"Haha!. Hai' Taichou!."

((Doton: Arijigo))

Dengan bersamaan, kedua Shinobi itu merangkai segel yang sama dan mengunakan tehnik element tanah Shinobi mereka tanpa menghiraukan Rossweisse yang tampak membolakan matanya itu. karena saat ini tanah dibawahnya tampak semakin tenggelam hingga membentuk kerucut kedalam hingga 5 meter dengan diameter 8 meter melingkar di sekitar Rossweisse yang ada diatasnya.

Karena saat ini gadis itu tampak semakin tenggelam kekedalam tanah yang lebih dalam. Namun masih terlihat kepalanya yang tidak ditenggelamkan sekaligus oleh kedua Shinobi itu.

"Haha!. Kami akan membuatmu merasakan apa itu rasa sakit yang menggerogoti tubuhmu karena tanah itu semakin meremukkan tubuhmu dari dalam." Shinobi ke dua itu berkata dengan seringai di balik topengnya.

"Ugghh!.. arggh!.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Moya Village

.

Sedangkan Miyuki saat ini tampak berada di tempat yang sudah dijanjikan untuk bertemu dengan Rossweisse sebelumnya. Dimana tempat ini adalah sebuah desa mati yang ada di daerah timur kota Soul.

Karena desa ini telah musnah dan tersisa reruntuhannya saja diakibatkan oleh para Magical Beast dan Dragon yang menyerang desa ini.

Jadi tak heran jika saat ini Miyuki tampak berdiri di ambang gerbang masuk yang sudah tak berwujud itu. dan berjalan masuk ke reruntuhan itu. seraya pandangannya menatap kesegala arah dimana di sekitarnya banyak rumah hancur dan rumput liar serta bebatuan disana.

"Sepertinya aku sampai lebih dulu. Rossweisse senpai sepertinya belum tiba disini." Ucap Miyuki lirih seraya mendekat ke salah satu runtuhan bangunan disana yang masih memiliki atap namun dindingnya yang tersisa sedikit, dan duduk anggun dibawah atap itu untuk berteduh dari teriknya panas matahari di siang itu.

Miyuki tampak mengelap Yukianesa miliknya itu dengan sebuah kain kecil yang dia munculkan dari Ring miliknya.

Deg!

Namun, gerakan megusap Miyuki pada bilah tajam Yukianesa tampak berhenti seketika dengan pandangan membola dan tubuh yang menegang, ketika jantungnya seakan terpacu lebih keras karena merasakan aura Chakra di sekitarnya.

Namun yang membuat Miyuki sedikit syok adalah..

Dia mengenal aura Chakra ini.

Karena tak mungkin aura ini adalah Mana dari Sorcerer. Miyuki kenal aura ini. aura Chakra yang sama. Namun dia merasa lupa akan pemilik aura Chakra ini yang sebenarnya.

Seketika itu, Miyuki langsung berdiri menggenggam Yukianesa yang kembali tersarung di tempatnya yang ia genggam di tangan kirinya itu, dan melesat keluar dari runtuhan bangunan tempatnya duduk.

Miyuki tampak menatap sekelilingnya dengan pandangan serius seraya mencari keberadaan pemilik Chakra yang sama ini. hingga..

"Akhirnya kau datang juga, Miyuki-Hime.."

Sebuah suara berat khas seorang pria mengalun di telinga Miyuki, dan membuatnya menoleh ke samping kirinya. Dimana di tengah reruntuhan desa itu berada.

Dan pandangan Miyuki menajam seketika menatap seorang Shinobi yang duduk santai di sebuah puing bangunan. Dimana Shinobi itu memakai jubah coklat dengan hodie serta topeng merah yang dipakainya.

"Kau. Apa kau ada kaitannya dengan para Shinobi yang mengincarku?. kenapa kau bisa sampai ada disini?." Tanya Miyuki dengan nada dingin pada pria itu.

"aku berbohong jika mengatakan tidak. Yah itu benar. dan mudah saja, Membaca strategimu untuk mengecohku dan anak buahku dengan dua jejak menuju ke arah yang berbeda. Sedangkan untuk menangkap sebuah serangga, kau tak perlu mengikuti kemana serangga itu berlari. Kau hanya perlu menangkapnya di tempat persembunyian yang mereka tuju.. so, aku hanya mengikuti permainanmu dengan anak buahku yang mengulur waktu kalian berdua. Dan itu memberikanku waktu untuk menunggumu di tempat yang akan kalian gunakan untuk bertemu.." jawab pria itu dengan santainya.

"Tapi, bagaimana kau tau desa ini menjadi tempat pertemuan kami?. Atau jangan-jangan.."

"Yah.. kau benar. sangat mudah mengetahui kemana arah tujuan kalian. Dan aku hanya tinggal mencari tempat yang searah dengan tujuan kalian. Dan desa mati ini lah tempatnya. Karena desa ini merupakan desa yang terdekat untuk kalian singgah sementara hingga kalian sampai ke tempat tujuan kalian di timur kota Soul, bukan?." Pria itu tampak berdiri dari tempatnya saat ini.

"Heh. Walaupun kau bisa membaca strategi kami, kau tetap kehilangan banyak anak buahmu." Ujar Miyuki sedikit menyeringai diwajah cantiknya itu.

"Mereka itu bodoh. Mereka yang kau bunuh ataupun yang dibunuh temanmu, mereka hanya sebagai alat. Mereka adalah anggota terlemah di organisasi kami." Balas pria dengan topeng merah itu.

"Organisasi?, siapa kalian sebenarnya?. Apa tujuan kalian ingin menangkapku?." Miyuki tampak mengeratkan genggaman tangannya pada sarung tempat Yukianesa saat ini.

"Kami?. Maaf, aku tak bisa memberitahumu siapa kami. Tapi tugasku adalah membawamu hidup-hidup pada atasanku. jika kau ingin mengetahui siapa kami, kau bisa ikut aku ke tempat kami. Dan dengan begitu, aku tak perlu menyakitimu, Hime." pria itu mengangkat tangan kanannya kedepan kearah Miyuki seperti seorang ingin mengajak untuk bekerjasama.

'Aura ini. tekanan chakranya sangat kuat. Siapa dia sebenarnya?. Sedangkan informasi tentang kekuatannya tak ada sama sekali. Siapa dia sebenarnya?, apa yang harus aku lakukan?.' Batin Miyuki tampak memikir cara untuk lepas dari orang yang mengincarnya itu.

"Maaf. Aku memang sangat ingin tau tentang organisasimu itu. namun, maaf saja aku tak tertarik ikut denganmu. Maka dari itu, aku akan mengalahkanmu disini dan mengakhiri ini skarang juga." Ucap Miyuki datar.

Sring!

Ucapan Miyuki berhenti dan mencabut Yukianesa dari sarung pedangnya itu. seraya menatap serius pria didepannya yang masih santai saja.

"Heh. Aku salut padamu, Hime. setelah kau berhasil lolos dari rekanku malam itu, kau masih berani melawan kami sendirian. Tapi kau tak akan bisa mengalahkan kami Hime." ucap pria itu dengan santainya seraya bersidekap dada.

"Berhenti memanggilku 'Hime'. aku bukan tuan putrimu!."

Wuss!

Miyuki berlari melesat kearah pria bertopeng merah itu. seraya menggenggam Yukianesa yang terhunus ditangan kanannya dan menyelipkan sarung pedangnya di pinggang di sisi kirinya yang memang terdapat sebuah pengait disana.

'Maaf, Hime.' batin pria bertopeng merah itu seraya mengangkat tangan kanannya keatas lalu diarahkan kedepan kearah Miyuki. seakan memberikan isyarat.

Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!

Wuss! Wuss! Wuss!

Hingga dari isyarat itu, muncul 5 Shinobi dari setiap puing bangunan yang hancur disekelilingnya dan mendarat dikedua sisi ketua bertopeng merah itu. dan 3 dari Shinobi itu melesat kearah Miyuki.

"Ini tak akan berakhir dengan cepat.." gumam pria dengan topeng merah itu seraya bersidekap dada melihat pertarungan Miyuki dengan 3 anak buahnya itu tanpa bergerak sedikitpun dan menatap datar dari balik topengnya.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Di sebuah hutan yang berada di timur laut kota Soul yang jauh dari desa mati, Moya Village.

Tempat itu tampak terbakar dengan api yang ada di sekeliling area itu. dengan pepohonan yang hancur dan terbakar disana sini. Serta tanah yang tampak hancur tak rata pula.

Dimana saat ini tampak seorang pria bersurai pirang dengan pakaian yang masih utuh dengan kerah menutupi separuh wajahnya. Berdiri dengan menggenggam pedang besar yang ada di sisi kirinya itu. menatap datar objeck yang melayang dilangit beberapa meter didepannya.

"Jadi itu wujudmu yang sebenarnya ya. Seekor Legend Dragon type Blue Fire Element dengan tingkat bahaya Unknown. Atau tak diketahui, karena mampu membunuh dalam senyap. Kau Dragon yang sangat berbahaya. dan kau yang mengikutiku saat menuju Wood Village waktu itu kan?, Arae Auraveil." Ucap Naruto datar yang tampak tenang menatap naga legenda Arae Auraveil yang melayang itu.

Grrrr

Sedangkan Dragon itu hanya menggeram dengan tatapan datar pada Naruto itu. seakan setuju dengan perkataan Naruto padanya.

Dimana saat ini, Dragon itu terbang dengan sepasang sayap di kedua sisi punggungnya. Memiliki wujud fisik berwarna hitam dengan ukuran Medium. Yaitu sekitar 5 meter dan panjang 7 meter lebih. Memiliki tubuh seperti seekor serigala. Memiliki sisik yang indah disertai bulu atau seperti sirip di sekitar kepalanya yang berwarna biru.

Memiliki sesuatu mencuat diatas kepalanya yang berwarna kuning indah yang menjalar sampai antara pangkal leher dan punggung. Memiliki seperti sesuatu berwarna biru melingkar di pangkal lehernya yang indah berwarna biru yang menyatu dengan sayapnya. Dan itu terlihat seperti sebuah syal yang melingkari lehernya.

Sayapnya yang menyatu dengan kaki depannya seperti Wyvern itu terbentang luas sekitar 8 meter lebih dan tampak indah dengan warna hitam dan pinggiran garis berwarna biru. Sedangkan dibagian dalam atau bawah sisi sayapnya berwarna hitam langit malam dengan bintik hitam kecil bersinar bagaikan bintang-bintang dimalam hari yang terdapat di sayapnya yang indah itu.

Memiliki ekor panjang berwarna hitam dengan di hiasi bulu hitam di kedua sisinya yang seperti sayap hingga ujung ekornya. Dan diujung ekornya pun tampak memiliki seperti sayap pula yang mengembang indah berwarna hitam dengan corak biru.

Sedangkan dibagian kaki memiliki bentuk kaki serigala yang kokoh dengan cakar biru disana.

Dan yang membuat Naruto tampak kagum adalah, terdapat sebuah Kristal biru di dahinya yang semakin membuat indah sang Dragon legenda itu.

"Heh,. Setidaknya aku bisa membuatmu menjadi tumpanganku dengan-.. tunggu. Dimana artifak itu?. kenapa tak ada?." Gumam Naruto yang saat ini tampak kebingungan dengan tangan kanannya mencari nackles dengan cristal hitam yang tak ada di tempatnya yang sebelumnya dia masukkan kembali di kantung ninjanya di belakang pinggang kanannya itu.

'Kuso.. sepertinya terjatuh ketika aku menghindari serangannya di langit tadi karena posisiku yang terbalik serta semburan api darinya itu. dan aku tak menyadarinya ketika sejak tadi aku hanya menghindari serangannya saja.' Batin Naruto merutuki kesalahannya itu.

Karena setelah dia terjatuh mendarat ke permukaan tanah akibat serangan dari Arae, dia tak menyadari jika Nacklesnya telah terjatuh entah dimana itu. apalagi serangan Arae yang sejak tadi memborbardir dirinya dari langit itu membuat tempat ini hancur seperti ini.

Grrrr

Seakan Dragon itu paham dengan apa yang menjadi masalah Naruto saat ini, ia menggeram dengan tatapan datarnya pada Naruto disertai kepakan sayap hitamnya yang indah bagaikan langit malam dengan bintang-bintang berkelip di siang hari itu.

"Apa kau sengaja membuatku terus bergerak karena tau pola seranganku, dan membuatku menjatuhkan benda itu?. kau cerdik juga ya." Ucap Naruto pada sang naga itu.

Grrrr

Dragon itu kembali menggeram seolah membalas perkataan Naruto. dan tetap menatap pemuda itu datar tepat di iris blue shapire pemuda pirang itu.

'Kalau begini, terpaksa aku harus menggunakan kekerasan untuk mengalahkannya.' Batin Naruto.

Grrrr

Dragon itu tampak menggeram dan dari ekspresinya tampak marah dengan gigi taringnya yang terlihat menggertak di moncongnya itu. namun iris biru sang naga tampak memandang dengan tak focus pada sekelilingnya.

"Hei!. Ada apa?!."

Ujar Naruto dengan hatinya yang merasakan kejanggalan disana. Apalagi dari iris Arae membuatnya semakin merasakan keanehan pada Dragon yang ditemuinya.

'Berhati-hatilah, Master!.'

Alunan suara lembut menggema di kepala pemuda pirang itu. seolah gadis cantik pemilik surai pirang senada dengan sang Master juga merasakan apa yang ada disekitar pemuda pirang berwajah Teflon datar itu.

"Apa maksutmu Arthuria?, apa ada-.."

GRROAAARRRRR‼!

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Unknown Place.

.

Disebuah tempat yang seperti didalam sebuah rumah. Karena terdapat dinding kayu disana. Namun sayang penerangan yang minim di tempat itu membuat siapapun yang ada didalamnya tak terlihat dengan jelas.

"Jadi, bagaimana dengan tugasmu?. Apa kau sudah membunuh pemimpin Yakuza itu?."

Seorang berjubah hitam namun tak jelas, karena berada di bawah bayangan dinding yang tak terkena sorotan cahaya dari lilin yang ada di atas nakas dari ruangan itu.

"Diamlah.. aku sedang menunggu saat yang tepat untuk membuatnya menjemput ajalnya. Aku masih membiarkan dia berkeliaran karena tugasku membunuh si tukang kayu pemimpin desa itu belum selesai. lagipula aku tak ingin menjadi penyebab kematian pemimpin desa itu sebenarnya."

Seorang pria yang terdengar dari suaranya itu berkata dengan suara berat dan sedikit menghardik pria yang berbicara dengannya. Membuat seorang bertopeng putih dengan garis merah yang berdiri di sebelah pria itu menatap tajam pria berjubah yang ada dikegelapan disudut ruangan itu.

"Kalian tak perlu khawatir, kami akan membunuh si pemimpin Yakuza itu setelah kami mendapatkan uangnya. Lagipula, kami belum mengetahui dimana letak penyimpanan Gold milik mereka. jika kami membunuhnya sekarang, kami akan kesulitan mencari harta mereka itu. lagipula, jika kami kesulitan mendapatkan harta mereka itu, kalian juga yang akan rugi bukan?."

Sebuah suara keluar dari balik topeng putih bergaris merah yang ada di sebelah pria yang bersandar didinding sebelumnya itu.

"Aku tau apa yang kalian maksut. Hanya saja, kalian harus berhati-hati. Karena murid dari academi Hagun sedang perjalanan datang ke desa itu. dan jika mereka membunuh si cebol itu, hancurlah rencana kalian untuk mendapatkan harta karun milik si cebol itu."

Pria berjubah itu kembali berkata. Dan membuat kedua orang dihadapannya itu memicingkan mata mereka tajam mendengar perkataan pria berjubah itu.

"Hm.. berarti si kepala desa itu sudah mengirimkan Quest permintaan pada academi itu ya. Tapi, bukankah pria tua itu belum kembali kesini?. Dan itulah yang membuat kami belum bisa membunuhnya."

Suara itu mengalun dari satu-satunya yang menggunakan topeng dari ketiga orang itu.

"Hahaha.. kau memang benar. tapi dari yang ku tahu, pria tua itu baru tiba beberapa hari lagi. Dia sedang dalam perjalanan kemari saat ini. tapi kalian tak perlu mengejarnya sekarang, cukup menunggu hingga dia tiba. Lagipula sepertinya para murid academi Hagun itu juga akan bertemu dengan pria tua itu. dan kalian akan kesulitan nantinya melawan mereka."

Ucapan pria berjubah itu membuat kedua orang itu memicingkan matanya tajam menatap pria berjubah itu. seakan kemampuan mereka berdua telah direndahkan hanya untuk murid-murid academi bau kencur itu.

"Apa kau menghina kami?. Aku dan dia bukanlah Shinobi baik hati yang sungkan untuk membunuh. Kami adalah pembunuh handal. Melawan para bocah itu kau kira kami akan kalah?."

Shinobi bertopeng itu tampak tak terima dengan perkataan pria berjubah itu. sedangkan pria bersurai hitam di sebelahnya hanya mendengarkan dengan kembali menutup kelopak matanya tenang. Seakan dia tak tersulut akan perkataan pria berjubah itu.

"Hoi.. hoi.. tenanglah. Aku bukan menghina atau merendahkan kalian. Tapi dari informasi yang ku dapat dari rekanku diluar sana, bukan bocah-bocah itu yang menjadi permasalahannya.."

pria berjubah itu menatap serius dari matanya yang terlihat dalam gelap itu. memandang kedua orang Shinobi didepannya yang juga memandangnya serius. Seakan tertarik dengan apa yang akan di katakan oleh pria itu.

"Lalu?. apa yang kau permasalahkan?." Tanya Shinobi bertopeng itu.

.

.

.

.

"Si pria tua itu tak sendirian. Ada seorang yang bersamanya.."

.

.

.

.

To be continue…

.

Ending: Meteor by T.M. Revolution.

.


A/N: Maaf atas keterlambatannya kawan. Karena mungkin mood yang menurun ditambah hari raya idul fitri yang otomatis mudik jadi rutinitas setiap tahun.

Jadi mungkin sampai sini bagaimana menurut kalian?, silahkan tanggapannya.

Dan sekali lagi Kyo mohon maaf atas keterlambatannya.

Seperti biasa, jika ingin melihat Dragon, chara dan sebagainya di fict Kyo, silahkan kunjungi album di fb Kyo. Dengan profil name: Kyoigneel.

.

Special for today, khusus untuk kalian semua yang beragama islam, Kyo selaku author di FFN dan fiction 'World' ini mengucapkan selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin, jika terdapat kesalahan kyo yang sengaja ataupun tak disengaja menyakiti perasaan kalian melalui tulisan kyo ini.

Jadi sekali lagi, mohon maaf lahir dan batin kawan.

Walaupun terlambat karena lebaran sudah lewat, tapi tak ada kata terlambat untuk saling memaafkan, bukan.

.

Dan terakhir jika ada pertanyaan dan komentar silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Karena kyo sangat butuh saran dari kalian jika ada yang salah dalam penulisan dan lainnya kawan.

See you next time!

Kyoigneel out!

.

Next chapter 17: Namigakure Village..