WORLD

.

Disclaimer:

Naruto [Masashi Kishimoto]

High School DxD [Ichiei Ishibumi]

Singeki no Kyojin [Hajime Isayama]

Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, Adventure, Fantasi.

Warning!: Imajinasi liar!, Gaje, Ooc, AU, Bahasa gak baku, Typo, Isekai, Etc, Gak suka gak usah baca!, dll.

Summary: dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 17: Namigakure Village..

.

Opening Song: CLOSER by Inoue Joe.

.

.

.

.

Academi Hagun.

.

Siang hari ini, merupakan waktu yang tepat untuk para murid academi Hagun untuk meninggalkan academi. Karena waktu memang telah menunjukkan usainya jam pelajaran di academi ini.

Begitupun para murid yang berjalan keluar dari dalam gedung kelas mereka masing-masing. Baik dari Ras Sorcerer maupun Ras Shinobi.

Namun, terdapat beberapa murid yang tentu saja masih tinggal di dalam academi ini untuk urusan mereka masing-masing. Terutama disalah satu ruang yang ada digedung D, yang merupakan tempat untuk para anggota club masing-masing berkumpul di ruangan mereka masing-masing.

Termasuk anggota Osis saat ini.

Dimana disalah satu ruang di lantai dua di gedung D itu, terdapat beberapa murid yang tampak duduk di tempat mereka masing-masing.

Seorang gadis cantik bersurai putih panjang dengan seragam yang melekat di tubuhnya yang indah, tampak duduk di sebuah kursi dibelakang meja yang ada di sudut ruangan itu. duduk termenung dengan pandangan kosong menatap permukaan meja yang ada dihadapannya saat ini.

Sedangkan beberapa orang gadis lain yang saat ini duduk di shofa yang ada di hadapannya itu, memandang dengan iris bingung pada gadis bersurai putih itu.

Dimana terdapat gadis bersurai hitam diikat ponytail dengan sebuah pita orange memakai seragam Academi yang duduk dan menatap dengan senyuman di wajahnya pada gadis bersurai putih itu. sedangkan seorang lagi gadis bersurai merah yang duduk di sebelah gadis bersurai merah crimson yang memandang bingung kearah yang sama dengan gadis di sebelahnya.

Sedangkan seorang lagi gadis bersurai hitam pendek berkacamata yang hanya datar dan focus pada sebuah berkas yang di bawanya. Dimana posisinya dihadapan kedua gadis bersurai hitam dan merah. Karena posisi sang ketua Osis itu saat ini tepat di belakang jendela dengan meja biasa di hadapannya. Sedangkan di depan sebelah kanan dan kiri kursi shofa ketua Osis itu, ada shofa panjang lain yang ada disana.

Sedangkan di hadapan kedua shofa panjang yang saling berhadapan di depannya, dipisahkan dengan beberapa meja kecil yang memisahkan kedua shofa panjang itu. dimana jika terus kebelakang, terdapat pintu keluar disana. Tepat di sebrang jauh meja ketua Osis yang dipisahkan oleh dua shofa panjang yang saling berhadapan didepan meja Osis itu.

"Psst.. hey Sona. Kau tau kenapa Kaguya melamun seperti itu?. tak biasanya dia sering melamun."

Tanya gadis bersurai merah pada seorang gadis bersurai hitam pendek dengan kacamata yang membingkai wajahnya. Seraya gadis bersurai merah itu merendahkan tubuhnya mendekatkan wajahnya pada gadis dengan kacamata di sebrang meja dihadapannya.

"Hm? Kau tak tau ya Rias?" tanya balik Sona pada Rias dengan pandangan datarnya.

"Ara~ara~.. kau sebagai gadis tak tau perasaan sesama gadis ya. Kaguya-kaichou sedang jatuh cinta, Fu~fu~" sahut seorang gadis yang ada di sebelah Rias dengan nada khasnya.

"AP!-.. benarkah apa yang dikatakan Akeno, Sona?"

Tanya Rias yang sempat syok mendadak lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena suaranya yang mengeras tiba-tiba itu. dan bertanya dengan berbisik lirih pada Sona yang ada di hadapannya.

Sedangkan gadis bersurai hitam berkacamata itu memandang Rias dengan tatapan datarnya seperti biasa. Seraya mendesah pasrah karena sepertinya dirinya harus menceritakan apa yang sebenarnya dialami Kaguya.

"Hah.. ntahlah benar atau tidak dengan yang dikatakan Akeno. Tapi aku rasa, Kaguya seperti itu sejak dia mmm.." ujar Sona dengan sedikit bingung apa dia harus mengatakan ini atau tidak pada gadis bersurai merah itu.

"Ara~ara~.. sepertinya banyak yang terjadi ketika kami berdua pergi menjalankan Quest ya." Sahut Akeno dengan lirih. Seakan dirinya juga penasaran dengan apa yang akan dikatakan Sona.

"Hah.. begitulah. Termasuk yang membuat Kaguya-kaichou seperti itu karena.. mungkin dia masih memikirkan ciumannya dengan Na-"

"APA! Kaguya berciuman dengan siapa?, dia sudah punya kekasih ketika kami pergi ya."

Sona hanya menepuk dahinya pasrah dengan sikap over sahabatnya itu. membuat Sona mendengus kesal karena ucapannya dipotong begitu saja oleh Rias. Bahkan gadis bersurai merah crimson itu berdiri dari tempatnya dengan pandangan membulat.

Membuat Kaguya yang tadi melamun itu terkejut, dan memicingkan matanya tajam menatap ketiga orang gadis didepannya itu. seakan mereka bertiga membangunkan singa yang sedang tertidur disana.

"Fu~fu~.. ara~ara~" Sementara Akeno hanya menatap Rias dengan tawa khasnya seperti biasanya.

Tatapan datar Kaguya terlontar pada gadis bersurai merah crimson yang saat ini sudah duduk kembali ditempatnya memandang Kaguya dengan gugub.

Sepertinya tujuannya dan Akeno datang kemari untuk menunggu Sona pulang bersama adalah waktu yang tepat. Karena Sona yang masih memiliki urusan dengan pasukan lembaran kertas putih bersama Kaguya.

"Ada apa dengan kalian?" beberapa kalimat terlontar dari bibir ranum Kaguya yang menggoda itu. menatap ketiga orang gadis yang ada di hadapannya.

"Hah.. hey Kaguya, kau melamun terus daritadi. Apa karena kau memberikan first kissmu pada kekasih barumu itu?. tapi kenapa kau tak menceritakannya pada kami?."

Tanya Rias yang sudah kembali seperti biasa. Iris blue greennya menatap tepat ke iris amethyst Kaguya yang sedikit membola. semburat merah muncul di kedua pipi putih gadis cantik berwajah datar itu. membuat pandangannya berubah seketika dan memandang ke arah lain. Menghindari tatapan ketiga orang gadis didepannya saat ini.

"Bu-bukan. Lagipula aku tak memiliki kekasih.." balas Kaguya yang stay dengan wajah datarnya. Mencoba untuk tenang menyembunyikan perasaannya saat ini.

"Ha? Kau jangan berbohong Kaichou. Sona bilang kau-"

"Aku tak bilang seperti itu."

Sona memotong begitu saja perkataan Rias yang seakan menuduhnya jika gadis bersurai hitam pendek itu mengatakan apa yang ada dipikiran Rias. Tanpa rasa bersalah dan wajah datarnya yang tetap focus pada berkas di tangannya, Sona tetap dengan kegiatannya menghiaraukan tatapan syok Rias.

"Hey Sona, bukannya kau yang bilang jika -"

"Ara~ara~.. kau yang terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa mendengar apa yang disampaikan Sona, Rias. Fu~fu~.. Kaichou tak memiliki kekasih. Dia hanya melakukan First kissnya dengan seseorang." Akeno memotong perkataan Rias.

"HA!. Ma-maafkan aku kalau begitu Sona, Kaichou. Hehe.. ta-tapi, siapa orang yang sampai membuatmu menjadi seperti ini Kaichou?"

Tanya Rias to the point setelah sadar akan kesalahannya yang seenaknya sendiri berkata memotong perkataan Sona sebelumnya. Hingga kini perhatian Akeno dan Rias tepat terarah pada gadis cantik bersurai putih yang memerah padam pada wajah datar nan cantiknya itu.

Berbeda dengan Sona yang hanya melirik melalui ekor mata yang terbingkai lensa kacamatanya. Karena dia sudah tau perihal siapa yang menjadi bahan pikiran Kaguya sebelumnya dari Rossweisse sebelum gadis cantik bersurai perak itu pergi menjalankan Quest dengan Miyuki.

Gadis cantik yang ditatap oleh ketiga temannya itu memutar kursi empuk dengan sandarannya berbalik membelakangi ketiga gadis cantik didepan mejanya. Hingga kini gadis cantik bersurai putih dengan iris amethyst itu menghadap tepat pada jendela bangunan itu yang menampakkan pemandangan area Academi Hagun yang indah dengan sinar mentari siang itu.

Wajah memerah padam dengan senyum tipis tercetak di bibir merah merona menggoda yang seakan mengundang setiap kaum adam yang melihatnya dan melumat bibir indah itu.

"Hah.. Naruto."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

"Ugghh!.. arggh!.."

Sebuah teriakan kesakitan dari seorang gadis cantik bersurai silver yang saat ini terlihat berada di dalam sebuah cekungan lebar dan dalam. Dengan gadis itu yang ada di bagian pusat cekungan yang hanya menisakan kepala gadis itu saja. Karena dari dalam cekungan itu, gadis itu dapat merasakan tubuhnya seakan di remukkan dari dalam oleh tanah yang mengubur tubuhnya itu.

Di sertai tanah disekitarnya yang berada dalam cekungan itu berputar perlahan seakan meremas gadis itu. mengikuti arah putaran jarum jam pada pengguna Jutsu itu yang kini kedua telapak tangan meraka yang ada di permukaan kiri kanan gadis itu menempel di tanah tempat mereka berpijak. Dan diputar perlahan mengendalikan tanah cekungan itu.

Wuss! Wuss!

Groarr! Groarr!

Bagaikan slow motion, kedua Shinobi bertopeng dan berjubah itu dikagetkan dengan sepasang makhluk yang tentu saja lebih besar dari kedua Shinobi itu. yang tiba-tiba melesat cepat dari dua arah dibelakang kedua Shinobi itu dari arah yang berbeda dimasing-masing Shinobi yang sedang focus pada Jutsunya.

"Awas!"

Wuss! Wuss!

Brakk! Brakk!

Namun, ternyata kedua Shinobi itu menyadari pergerakan cepat kedua makhluk yang menyerang dari belakang mereka masing-masing dengan cakar yang mereka layangkan. Dengan intruksi Shinobi pertama yang ada disebelah kiri gadis yang terjebak itu, Dan menghindarinya dengan melompat ke arah timur. arah gadis cantik itu menghadap. Dan membuat serangan dadakan kedua makhluk itu hanya mengenai tanah tempat mereka berpijak sebelumnya.

Tap! Tap!

Srakk! Srakk!

Kedua orang Shinobi itu mendarat beberapa meter di cekungan lebar yang tepat berhadapan dengan arah pandang gadis yang tak sadarkan itu dengan terseret sedikit.

Memandang dengan iris menajam dari balik topengnya pada kedua makhluk yang berada di sisi kiri kanan cekungan. Seakan melindungi gadis yang ada di tengah cekungan lebar itu.

"Magical Beast? Sepertinya salah satunya milik gadis Valkyrie itu. dan yang seperti musang itu sepertinya milik gadis incaran kita." Ujar Shinobi kedua yang berada di sebelah kiri Shinobi pertama.

"Kau benar. aku tau Magical Beast itu. Feonix, dan Mizutsune yang langka. Ternyata boleh juga kedua gadis itu."

Shinobi pertama menganalisa makhluk bersayap hitam seperti serigala bersayap dan berkaki burung, di sebelah kanan gadis itu. dan seekor musang berwarna merah muda putih yang ada di sebelah kiri cekungan.

Grrr!

Menatap dengan mata berkilat tajam di iris vertical kedua makhluk itu, pada kedua Shinobi dihadapan mereka. seraya menggeram dengan suara berat. Amarah terlihat dari fisik kedua makhluk itu.

Dimana dari Sune terihat makhluk itu mengembangkan bulu di samping wajahnya yang mengeras. Hingga membentuk seperti sebuah sirip mengembang indah seperti bunga namun mengerikan disaat bersamaan. Disertai bulu yang ada di bagian punggung hingga ekornya yang juga mengembang menandakan makhluk itu diselimuti amarah saat ini.

Begitupun Feon yang dimiliki Rossweisse saat ini. bulu bagian pangkal leher hingga punggungnya yang mencuat panjang dengan ujung berwarna kuning itu juga mengembang liar. Sayapnya mengembang dalam keadaan berpijak di tanah dengan keempat kakinya.

"Heh. Hanya Magical Beast tanpa Master mereka. Kita bisa membuat mereka berdua kembali pada tempatnya berasal." ujar Shinobi pertama yang menyeringai dibalik topengnya. Dibalas anggukan rekan disebelahnya.

Wuss! Wuss!

Kedua Shinobi itu melesat cepat kearah masing-masing Magical Beast. Dan bersamaan membuat segel tangan disana.

Segel yang sama.

(Doton: Shinju Zanshu no Jutsu)

(Doton: Shinju Zanshu no Jutsu)

Wuss! Wuss!

Bss! Bss!

Secara bersamaan, kedua Shinobi itu merapal Heand Seal. Dan ketika Heand Seal itu berakhir, mereka berdua melompat ke arah depan masing masing Magical Beast yang menjadi incaran mereka. dan mendarat ke permukaan tanah di depan masing-masing makhluk itu, dan tenggelam bagaikan masuk kedalam air. Dan menghilang dari pandangan kedua Magical Beast beast itu.

Groarr! Groarr!

Kedua Magical Beast itu menggeram marah ketika sepasang iris mereka bergerak liar mencari keberadaan kedua Shinobi yang menghilang masuk kedalam tanah itu.

"Kalian mencari kami?!"

Greb! Wuss!

Grrrb‼

Sebuah suara yang terdengar bersamaan, muncul dari dalam tanah. Dan kedua Magical Beast itu harus dikagetkan dengan sepasang tangan kekar yang muncul tepat di tanah dibawah pijakan mereka berdua. Dan menggenggam kaki mereka. namun untuk Feonix, serigala terbang itu berhasil melompat kebelang dan melayang dengan kepakan sayapnya terlebih dahulu sebelum kakinya dicengkram. Namun naas untuk Mizutsune yang terkena cengkraman sepasang tangan itu pada kaki kiri belangnya, dan ditarik kedalam tanah oleh Shinobi pertama itu.

Groarr!

Singg!

Hingga Mizutsune itu harus menggeram ketika tubuhnya tertanam didalam tanah sepenuhnya. Namun Magical Beast itu langsung menghilang kembali ditelan cahaya karena keadaan yang membuat Magical Beast itu terdesak.

Apalagi sang pemiliknya tak ada di sampingnya. Otomatis sihir pemanggil itu akan non aktif dan kembali menghilangkan Magical Beast itu agar nyawanya tak melayang.

Grrb!

Kedua Shinobi itu muncul kembali ke permukaan di samping cekungan yang mengurung Rossweisse dan memandang ke udara diatas mereka. Feonix terlihat melayang diatas sana memandang mereka berdua dengan kilat amarah yang semakin kentara di iris verticalnya.

"Heh. Tersisa satu." Ujar Shinobi pertama.

"Maaf, sayapnya itu meropatkan." Balas Shinobi kedua.

"Tak masalah. Kita habisi dia dari sini.. dia pasti menyerang."

Shinobi pertama menyeringai dibalik topengnya. Dibalas deheman oleh rekannya yang ada di sebrang cekungan sebelah kirinya.

Groarr!

Wuss!

Dan benar saja apa yang dikatakan Shinobi pertama itu. Feon menggeram marah dan mengepakkan sayapnya terbang ke atas dan menukik kebawah tepat kepada Shinobi ke dua yang sejalur dengan serangannya pada Shinobi pertama."

"Heh.. datanglah!" ujar Shinobi ke dua yang bersmaan dengan datangnya serangan itu, membuat Heand Seal dengan cepat.

(Doton: Doryuusou)

Grrb! Grrb! Grrb! Grrb!

Shinobi yang berhadapan dengan Feon, menyelesaikan Heand Seal-nya dan menghentakkan kedua telapak tangannya dipermukaan tanah yang ia pijak. Seketika itu muncul tanah dan bebatuan yang mencuat tepat didepannya. Membentuk sebuah tanah runcing sebesar 3 sampai 5 meter yang muncul seperti menjelar dari dalam tanah. Menuju Feon yang terbang kearahnya.

Wuss! Wuss! Wuss! Wuss!

Lima batuan runcing yang mencuat itu dihindari dengan akselerasi makhluk itu diudara. Seakan seekor Magical Beast menari di udara menghindari setiap batuan runcing yang berusaha membolongi tubuhnya.

"Kuso!.."

Teriak Shinobi kedua itu ketika melihat Magical Beast itu semakin dekat dengannya karena berhasil menghindari serangannya.

(Doton: Rokkureshingu)

Wuss! Buag!

Namun, sebuah suara menggema di tempat itu. seraya Shinobi ke dua itu kaget karena rekannya muncul diatasnya setelah melakukan lompatan dari belakangnya. Dengan kedua tangannya yang terlapisi batuan karena Jutsunya, Shinobi pertama itu membuat Feon terkena serangan kejutan berupa pukulan tepat di kepala Magical Beast itu.

Brakk!

Groarr!

Tak selesai disana, sebuah pukulan sekali lagi melayang dengan tangan kanan terlapisi batuan itu. hingga tepat pukulan terakhir, batuan yang melapisi tangannya hancur tepat dikepala Feon karena pukulan penuh Shinobi tersebut. Hingga Feonix itu pun mengerang kesakitan disertai jatuh dari udara.

Wuss! Brakk!

Tap!

Hingga Magical Beast itu jatuh tepat di hadapan Shinobi kedua yang menyeringai dibalik topengnya. Masih berusaha bangkit, namun Shinobi pertama mendaratkan tubuhnya tepat di atas kepala Feonix. Hingga sebuah injakan tepat menghentikan pergerakan Feon yang kembali dalam posisi telungkup disana.

Iris verticalnya menatap wajah seorang gadis yang berada dalam cekungan dihadapannya. Seakan sendu dirasakan Magical Beast itu ketika melihat masternya seperti itu.

"Heh. Dasar makhluk bodoh. Akan ku habisi Master-mu itu tepat dihadapanmu."

Ujar Shinobi kedua yang kemudian melompat kedalam cekungan itu. seraya mendarat tepat dihadapan wajah gadis yang hanya tersisa kepalanya dipermukaan. Menatap dengan seringai menjijikkan balik topengnya. Sementara Shinobi pertama yang berdiri diatas Feon hanya menatap datar rekannya itu.

Dab! Grrb!

Greb!

Shinobi kedua itu menghentakkan kaki kanannya di permukaan tanah yang ia pijak. Hingga membuat tubuh Rossweisse yang tertanam muncul kepermukaan seutuhnya seperti dimuntahkan begitusaja. Dengan cepat pria itu mencengkram leher gadis itu dengan tangan kanannya.

"Heh. Lihatlah tubuhmu yang indah ini.. sayang sekali jika belum ada yang mencicipinya sampai saat ini bukan. Hahaha.." ucap pria itu dengan tawa menjijikkannya.

Membuat sebuah cairan bening meluncur dari iris vertical Feon yang menatap pemandangan yang tersaji dihadapannya itu. berbeda dengan Shinobi yang menginjakknya, hanya memandang datar rekannya yang mencekik gadis bersurai silver itu.

Shinobi yang mencekik Rossweisse mengambil sebuah Kunai dari kantung Kunai di pahanya. Lalu diarahkannya pada pipi gadis cantik itu. ditempelkannya sisi tumpul Kunai tersebut pada pipi mulus gadis itu. hingga hawa dingin khas benda logam terasa di indra Rossweisse.

"Mungkin aku bisa bermain-main dulu denganmu, Heh."

Ujar pria itu. seraya tangan kirinya kembali memasukkan Kunainya kembali pada tempatnya. Dan dengan seringai menjijikkan, tangan kiri pria itu bergerak menuju aset Rossweisse yang terbalut pakaian dan jubahnya. Bersamaan dengan gerakan jemari tangan kirinya yang seakan meremas sesuatu. Berusaha perlahan mendekatkan telapak tangannya yang terbuka itu pada aset Rossweisse.

Wuss!

Sring! Crass! Crass!

Greb!

Hanya tersisa beberapa inci lagi telapak tangan menjijikkan pria itu menyentuh dada Rossweisse, sesuatu seperti bayangan melesat tepat diatasnya antara Shinobi itu dan Rossweisse. Hingga detik itu juga, Shinobi itu dapat melihat dengan bola mata membola sempurna jika gadis dicengkramannya itu sudah ada di luar cekungan di depannya dengan seorang berpakaian Assassins tertutup yang mendekap lembut gadis cantik bersurai silver itu.

Tatapan dingin es dikutub utara melayang pada Shinobi kedua yang membolakan matanya. ditatap bagai dewa kematian oleh seorang pria yang mendekap tubuh Rossweisse diatasnya itu. Shinobi yang mendongak itu seketika ingin berbuat sesuatu dengan tangannya, namun hanya rasa sakit yang dia rasakan saat ini.

Kedua mata Shinobi dibalik topeng itu semakin membola sempurna dengan linangan liquid bening yang menggenang dipelupuk matanya menatap kedua lengannya yang terentang ke depan namun tak bisa ia lihat. Hanya cairan merah berbau anyir yang tersaji dihadapannya.

Kedua tangannya telah terpisah dari pemiliknya.

"AAAARRGGG‼"

Teriakan memilukan dari Shinobi kedua yang telah kehilangan kedua lengannya itu melengking ditempat itu. membuat rekannya yang sedari tadi menyaksikan dengan iris yang juga membola membeku, melihat tiba-tiba dengan cepat gadis itu sudah berpindah tangan dengan kedua lengan rekannya telah terpisah dan tergeletak bersimbah darah di permukaan tanah di hadapan rekannya sendiri.

Pria berjubah biru dengan hodie menutup surainya dan kerahnya yang tinggi menutup setengah wajah bawahnya. Hingga hanya terlihat kedua iris blue datar disana.

Tiga buah pedang terdapat pada orang yang mendekap tubuh Rossweisse.

Tangan kiri pria berhodie itu mendekap tubuh Rossweisse, dan tangan kanannya yang menganggur menggenggam Black Long Sword sepanjang 2 meteran itu. seraya meletakkan gadis itu perlahan di permukaan rerumputan di belakangnya. Dan tanpa membalikkan tubuhnya, pria berhodie itu kembali berdiri.

Membelakangi kedua Shinobi tersebut.

"Kalian para pria tak sepantasnya melakukan itu pada seorang gadis. orang yang bahkan tak bisa menghormati seorang gadis, kalian sama saja dengan menghina ibu kalian sendiri.. bahkan kalian tak pantas untuk hidup."

Ucapan dingin pria yang membelakangi kedua Shinobi itu membuat Shinobi pertama menggeram marah dibalik topengnya. Begitupun Shinobi kedua yang telah kehilangan kedua tangannya, menatap benci dengan hinaan yang terlontar dari mulut pria berhodie itu.

"Brengsek! Akan kuhabisi kau!-"

Wuss!

Crass!

Perkataan Shinobi kedua terhenti seketika saat dia juga posisi berlari kearah pria berhodie di depannya yang ada di pinggiran cekungan itu. namun terhenti karena tubuhnya tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab di permukaan cekungan itu. matanya membola sempurna ketika menatap kebawah tubuhnya.

Hanya tersisa tubuh bagian atasnya saja.

Darah menggenang menjadi alas bagi Shinobi kedua yang masih hidup dengan setengah tubuh bersimbah darahnya sendiri. Setengah tubuh bagian bawahnya tergeletak bersimbah darah tepat beberapa meter di belakangnya.

Cairan bening keluar begitu deras dari iris membola sempurna Shinobi kedua itu.

"ARRGGG‼"

Shinobi pertama yang masih membeku menyaksikan pemotongan manusia kurban oleh pria misterius yang bergerak cepat itu semakin dibuat bergidik ngeri dengan tubuh gemetarnya menatap rekannya yang masih hidup dengan tubuh tak utuh, berteriak memilukan penuh rasa sakit dengan gerakan tubuh menggeliat kesakitan seperti onggokan tubuh manusia cacing disana.

"Masih hidup ya.. aku tak mengira, dengan tubuh menjijikkanmu seperti itu, kau masih bisa bertahan. Namun tak lama. Kau bahkan tak akan bisa lagi bercinta dengan setengah tubuh seperti itu. tak akan ada lagi gadis yang akan kehilangan kehormaannya karenamu."

Pria berhodie yang masih berdiri dalam cekungan tepat didekat potongan setengah tubuh bagian bawah Shinobi kedua itu menginjak tepat kemaluan terbungkus celana tersebut. hingga seperti sebuah sosis yang tergeletak di tanah, dan diinjak dengan telapak sepatu yang membungkus kakinya, tanpa perasaan oleh pria berhodie tepat didepan mata sang pemiliknya yang masih menatap dengan iris membola dengan linangan air mata dibalik topengnya.

Menyaksikan setengah tubuh bagian bawahnya tepat dibagian kemaluan diinjak-injak hingga hancur tak tersisa di bagian kemaluannya yang tergenang cairan merah darah.

"TIDAK‼.. BUNUH SAJA AKU! GHAAA‼ TIDAK! TIDAK‼‼"

Teriakan memilukan dari Shinobi kedua yang menyaksikan kejadian itu terdengar nyaring. Pelakunya pun hannya datar dengan iris sedingin es tanpa prasaan.

Melihat itu, Shinobi pertama emosinya semakin memuncak menyaksikan tekanan mental yang dilakukan pria berhodie itu pada rekannya. Dengan tubuh gemetar dan peluh yang menetes di dahinya, Shinobi itu mengambil Kunai dari tempat Kunai di paha kanannya.

"BANGSAT! DASAR IBLIS! KAU BAHKAN LEBIH KEJAM DARI IBLIS‼ KAU HARUS MATI DITANGANKU!"

Teriakan penuh amarah terdengar dari sisi kiri pria berhodie itu. dari Shinobi pertama. yang langsung melesat kearah pria berhodie yang hanya melirik dengan ekor matanya tanpa mengubah posisinya sama sekali.

Wuss! Srett!

Sring!

Jleb!

Shinobi pertama yang melompat ke dalam cekungan itu tepat ke arah pria berhodie dengan Kunai terhunus ditangan kanannya. Namun pria berhodie itu hanya membalikkan tubuhnya menghadap Shinobi yang melesat kearahnya. satu gerakan tangan kanannya yang mengarah ke depan dengan ujung long swordnya yang panjang. Membuat Shinobi yang kalah cepat dengan gerakan pria itu hanya terhenti diudara beberapa centi dari tubuh pria berhodie.

Iris dingin pria berhodie itu menatap iris membola dibalik topeng Shinobi yang berhenti di udara beberapa centi itu. iris membola Shinobi bertopeng tersebut menatap kebawah tepat kearah perutnya.

Dan terlihatlah sebuah Long Sword hitam menembus perutnya hingga mencapai setengah panjang bilahnya. Sang pelaku menggenggam erat gagang Long Swordnya yang mengarah keatas dengan sudut 90 derajat bersarang di perut Shinobi itu.

"Ka-kau.. I-Ib-blis.. chough!"

Ucap lirih Shinobi dengan terbatuk darah dari balik topengnya. tubuhnya masih terhenti diudara dengan pedang tertancap ditubuhnya yang membuatnya pada posisi itu. tubuh itu melemas seketika dengan posisi yang sama dan pandangan terakhir yang terlihat sebelum iris Shinobi itu benar-benar tertutup selamanya.

Iris blue dingin bagaikan malaikat kematiannya yang merenggut nyawanya tanpa belas kasihan.

"Aku tak peduli kalian bilang apa. aku hanya memberikan apa yang pantas ku berikan pada kalian.. buah dari apa yang kalian perbuat."

Suara terakhir yang mengalun sangat dingin ditelinga Shinobi yang memejamkan mata sepenuhya diucapkan pria dengan misterius itu.

Sleb!

Brukk!

Beberapa detik kemudian, pria berhodie itu mencabut pedang yang tertancap ditubuh Shinobi yang masih terangkat itu dan membuat tubuh tanpa jiwa itu jatuh seketika ke tanah dihadapannya. Dan pria itu melirik dengan ekor matanya pada Shinobi yang hanya tinggal setengah tubuhnya saja.

Sudah tak bernyawa.

Wuss!

Tap!

Dengan mudah pria berhodie itu melompat keluar dari cekungan itu ke dekat tubuh Rossweisse yang tergeletak. Dan kembali menggendong ala bridal style tubuh gadis itu setelah sebelumnya menyarungkan kembali Long Sword hitamnya di belakang tubuhnya sebelah kanan. Dimana terdapat satu pedang yang ukurannya sama di sebelah kiri belakangnya yang menyilang dengan pedang hitam tadi. dan satu pedang tak begitu panjang lurus vertical di antara kedua pedang yang disarungkan menyilang tersebut.

Dab! Dab! Dab!

"Kira-san, sebaiknya kita segera berangkat. Shira merasakan banyak makhluk penghuni tempat ini akan datang kemari."

Seorang pria tua berjanggut putih dengan kacamata membingkai irisnya. Menggunakan sebuah topi seperti milik petani ataupun nelayan. Berbicara di atas punggung seekor Magical Beast berwarna putih berekor panjang. White Builder.

Pria berhodie yang mendengar suara dari depannya itu mendongak menatap pria tua yang berbicara dengannya menunggangi Mount-nya. Tatapan datar terlihat dari irisnya yang hanya terlihat dari pria yang dipanggil Kira itu.

"Aku tau. aku akan bersama Mount milik gadis ini."

Ujar Kira yang berjalan ke arah Feonix yang telah berdiri dengan iris menajam menatap Kira dengan Rossweisse digendongannya berjalan kearahnya.

Grrr!

Mount itu menggeram ketika Kira sampai tepat dihadapan Feon. Seraya Kira memandang dengan eye smile-nya pada iris vertical Feon.

"Jangan khawatir. Aku akan menolongmu dan Master-mu ini. ayo ikut aku pergi. Disini berbahaya jika kita tak cepat bergerak.. percayalah." Ujar Kira dengan nada hangat, berusaha membuat Magical Beast itu percaya padanya.

Setelah itu, Mount itupun merendahkan tubuhnya seperti mempersilahkan Kira dengan Rossweisse digendongannya untuk naik ke punggungnya. Kira tersenyum dibalik kerah tingginya.

Wuss! Wuss!

Dab! Dab!

Kedua Mount dengan masing-masing manusia yang naik di punggungnya bergerak ke timur. Melanjutkan perjalanan mereka yang sebelumnya tertunda untuk menyelamatkan Rossweisse.

Sementara kakek yang duduk di Mount-nya yang saat ini berlari itu, menatap pemuda yang merengkuh tubuh tak sadarkan diri Rossweisse yang duduk di depan menghadap pemuda itu. dengan tanpa jarak sama sekali. Karena Kira mendekap tubuh Rossweisse dengan tangan kanannya agar tak terjatuh. Dengan wajah Rossweisse yang terbenam di dada Kira.

Feon terbang tepat disamping depan Mount yang berlari milik kakek berjanggut itu.

'Pemuda itu. benar-benar mengerikan..' Batin kakek tua itu dengan sedikit keringat dingin mengalir dari dahinya.

Kakek itu patut berbicara seperti itu. karena sejak tadi dirinya memang bersama Kira dan melihat dari kejauhan pemuda berhodie itu membunuh dua Shinobi itu dengan kejam. Tanpa belas kasih.

Dan itu patut membuat kakek itu sedikit bergidik ngeri pada pemuda itu. andaikan pemuda itu lawan. Tapi sayangnya, pemuda itu adalah kawan.

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Seorang pemuda bersurai pirang dengan kerah tinggi dan lebarnya menutup separuh wajah bagian bawahnya. Tepat hingga setengah batang hidungnya.

Menatap sekelilingnya dengan iris menajam. Sebuah pedang besar yang ukurannya tak wajar terlilit kain putih, di genggam di tangan kirinya.

Begitupun seekor Dragon berwarna hitam dengan kepakan sayapnya yang melayang diudara. Iris vertical blue-nya menatap tajam daerah disekitarnya. Cakar biru pada dua kaki dan tagannya meruncing tajam. Deretan gigi tajamnya terlihat dalam moncongnya yang menggeram.

Groarr!

Auman para makhluk penghuni hutan yang kini mengelilingi Human and Dragon yang melayang itu. dimana disekeliling mereka terdapat puluhan makhluk Monster dan Magical Beast yang berukuran bukan main.

Makhluk hijau membawa berbagai senjata di tangan mereka yang jumlahnya sekitar 100. Makhluk yang biasa di sebut sebagai, Goblint. Ak


sesoris seperti sarung tangan, topi besi dan pakaian dengan sisi lempengan besi di gunakan makhluk hijau itu. walaupun tampak buruk.

Diantara Goblint terdapat sekitar 30 Magical Beast berbentuk banteng. Dengan tubuh berdiri dengan dua kaki dan tangan membawa kapak raksasa. Tinggi dari makhluk yang biasa di sebut sebagai Minotaur ini sekitar 5 sampai 7 meter. Beberapa lempengan besi menjadi pelindung tubuh mereka di punggung, lengan.

Makhluk yang terlihat bercolaborasi dalam penyerangan sepihak untuk para Human tersebut adalah seekor Magical Beast aneh yang memiliki 4 kaki kekar dengan ekor pendek seperti monster dan setengah tubuh tegap dengan sepasang tangan dengan 3 jari disetiap organ penggeraknya itu. Wajah aneh dengan 4 telinga dan tanduk terdapat di kepalanya. Makhluk yang biasa disebut sebagai Yeena.

Para yeena yang berukuran sekitar 2 meter dan jumlahnya sekitar 50 itu ditunggangi oleh setengah dari jumlah Goblint bersenjata.

Dan terakhir yang membuat pria bersurai pirang beriris blue shaphire itu memicingkan matanya tajam.

Makhluk bertubuh besar yang merayap dengan empat kaki dan tubuh yang over menurut Naruto. berada dibaris paling belakang para makhluk itu. memiliki ciri tubuh seperti reptile, memiliki leher yang tak terlalu panjang dengan moncong yang rahangnya besarnya bukan main. Dimana hanya sekali menutup mulutnya, manusia yang masuk ke mulutnya akan remuk menjadi daging geprek. Atau ayam geprek.

Memiliki sepasang tanduk seperti gading yang panjang. Tubuh berkulit seperti sisik Dragon yang sangat tebal. Ekornya yang panjang memiliki sesuatu yang menonjol di ujungnya seperti palu ber duri. Dengan duri yang menjalar dari atas kepala hingga punggung dan ekornya. Magical Beast itu berjumlah sekitar 10. Dengan ukuran tubuh 7 meter tingginya dan panjang 10 sampai 15 meter.

"Apa ini.., Magical Beast yang terbangun dari tidurnya di dalam tanah. Hummerhorn..? hah, sepertinya ini bukan hari terbaikku." Gumam Naruto lesu ketika menatap kepungan berbagai makhluk yang mengeliliginya.

'Tapi kenapa Dragon itu terlihat aneh? Kenapa dia tak pergi saja dari sini?. Dia hanya diam di udara tanpa berbuat apapun. Tapi ini bukan waktunya memikirkan itu. aku harus pergi dari sini sebisa mungkin atau menghabisi para makhluk ini.. walaupun itu sedikit mustahil. Tapi apa salahnya jika dicoba.' Batin Naruto menganalisa.

'Master, aku merasakan aura negative dari para Magical Beast ini. kau harus berhati-hati. Terutama makhluk dengan gading itu. kulitnya sangat keras hampir seperti Dragon.'

Sebuah suara lembut mengalun di kepala Naruto. suara dari seorang yang setia bersamanya selama ini dalam wujud sebuah pedang yang ukurannya bukan main.

Sring!

"Begitu ya.. trimakasih Arthuria. Tapi itu cukup untuk metode latihan dadakan seperti ini. apalagi dirimu Saber yang sepertinya haus memenggal kepala mereka dengan bilahnya bukan."

Ujar Naruto dengan Saber di tangan kirinya yang ia panggul di pundak kirinya. Tatapan dengan senyum kecil terarah pada Saber di pundak kirinya. Membuat gadis cantik yang saat ini duduk anggun di atas permukaan air tersenyum menatap permukaan air dibawahnya.

Memperlihatkan sebuah proyeksi Naruto yang memanggul Saber di pundak kirinya dengan hembusan angin membelai rambut pirangnya. Pakaian pemuda bersurai pirang itu bergerak liar.

"It's time to party.." ujar Naruto dengan seringainya.

Wuss!

Groarr!

Ratusan makhluk itu berlari ke arah Naruto. dengan Hummerhorn yang bergerak tak terlalu cepat karena ukuran tubuhnya dan memang memiliki pergerakan lambat. Sementara Naruto juga melesat kedepan memangkas jarak antara dia dan para Goblin yang berada di barisan paling depan. Dengan Yeena yang ditunggangi para Goblin dibarisan kedua. Diikuti Minotour lalu Hummerhorn.

Sementara Arae kembali mengepakkan sayap lebarnya kembali terbang mengudara menjaga jarak dari permukaan tanah hingga ratusan meter diatas permukaan tanah. Menatap seorang pria dengan pedang besar di tangan kirinya yang bergerak cepat menebas

.

Wuss!

Duagh! Duagh!

Wuss!

Brakk!

Dengan cepat jarak antara Naruto dan para Goblin terpangkas. hingga ketika beberapa meter lagi, Naruto melompat dengan kaki kirinya yang menangkis sisi tumpul ayunan Gobllint barisan paling depan. Lalu dengan keadaan masih melayang, kembali melakukan tendangan sabit kaki kanannya. Hingga membuat Gobllint tepat dihadapannya terlempar kebelakang beberapa meter dan menabrak Gobllint lain yang kebetulan berjajar dibelakangnya.

Tap!

Wuss!

Sring!

Brakk! Brakk! Brakk!

Ketika mendarat dengan kedua kakinya, Naruto kembali melompat ke sisi kanannya seraya mengayunkan Saber secara horizontal dari kiri ke kanan. Hingga membuat dua Gobllint didepannya terpental dengan tubuh bagian dalamnya remuk dan menabrak Gobllint lain yan ada di jalur mereka.

Masih melesat kembali kedepan dengan ayunan Saber yang terus meremukkan bagian dalam tubuh makhluk hijau yang berusaha memotong Naruto dengan pedang mereka.

Syutt! Syutt! Syutt!

Dalam keadaan masih mengayunkan Saber di tangan kirinya pada para Gobllint bersenjata tajam jarak dekat, insting bertarungnya merasakan tiga anak panah menuju kearahnya dari tiga arah yang berbeda.

Srett!

Wuss! Trank! Trank! Trank!

Dengan mudah, Naruto memutar tubuhnya 360 derajat bersamaan dengan mengayunkan sisi tumpul selebar 45 cm lebih itu mengikuti gerak putaran tubuh Naruto horizontal searah jarum jam itu. hingga sisi tumpul lebar yang menguntungkan itu dengan mudah menangkis tiga anak panah yang mengarah padanya dan terpental kesembarang arah.

Jleb! Jleb! Jleb!

Argg‼

Teriakan kesakitan tiga Gobllint terkena anak panah nyasar yang berasal dari tangkisan pedang Naruto.

Iris Naruto menajam menatap pelaku penyerangan anak panah sebelumnya. Para Gobllint yang menunggangi Yeena menggunakan sebuah crossbow di tangan mereka.

Groarr!

Srett!

Ketika Naruto masih menatap Gobllint dengan Yeena, dia kembali memiringkan tubuhnya ketika merasakan dari belakangnya, seekor Yeena yang di tunggangi Gobllint mengayunkan tiga cakar yang terdapat di 3 jari tangannya. Namun hanya melewati depan wajah Naruto yang melirik dengan ekor matanya saja.

Sring!

Crass!

Groarr!

Yeena yang menyerang Naruto dikejutkan dengan lengannya yang telah terpisah dari tubuhnya karena sang pelaku yang menggunakan sebuah Tantou yang sebelumnya diambilnya dari sarungnya di pinggang belangnya horizontal dengan tangan kanannya. dan telah berada di sisi kanan yeena tersebut.

Wuss!

Sring! Sring!

Crass! Crass!

Masih dalam posisi membelakangi Yeena, Naruto kembali bersalto kebelakang kearah Yeena yang ditunggangi Gobllint. Hanya dengan dua kali tebasan Tantounya, kepala Yeena dan Gobllint terpenggal begitusaja karena posisi Naruto melewati antara Gobllint dan Yeena.

Tap!

Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt! Syutt!

Kedua kaki pemuda pirang itu mendarat dengan sempurna, namun instingnya kembali menjerit keras ketika merasakan bahaya yang datang. Karena dari semua arah yang mengelilinginya, puluhan anak panah mendekat ke arahnya dari para Gobllint yang menunggangi Yeena.

'Mereka mulai serius. Baiklah..' batin Naruto datar melirik ke udara puluhan anak panah yang menuju ke arahnya.

[Dash]

Wuss! Wuss! Wuss!

Sring! Sring! Sring!

Crass! Crass! Crass!

Trank! Trank! Trank! Trank! Trank!

Naruto menggunakan kemampuannnya untuk bergerak cepat. Dengan kecepatan bergeraknya, dia berlari melewati para Gobllint kearah para Yeena. Seraya menebas para Gobllint yang dilewatinya begitusaja dengan Tantou ditangan kanannya. Menghiraukan anak panah yang menghujaninya dengan tebasan-tebasan dari Saber di tangan kirinya untuk menangkis beberapa anak panah yang tepat di jalurnya.

Jlebb! Jlebb! Jlebb! Jlebb! Jlebb!

Arggg‼

Anak panah yang tak mengenai Naruto, akhirnya mengenai para Gobllint lain yang ada di jalur anak panah itu. hinga sedikit membuat Naruto lega karena membantu mengurangi jumlah makhluk hijau kerdil itu.

Crass! Brakk! Crass! Brakk!

Berkali-kali Naruto melayangkan Saber dan Tantounya pada Gobllint dan para Yeena. Gerakannya yang lebih cepat karena kemampuan barunya yang sedikit memakan energy penggeraknya. Dengan kata lain, meminimalisir penggunaan energy geraknya. Untuk menghindari setidaknya untuk menggunakan [Ittou Shura] hanya pada waktu yang tepat.

Karena dalam tehnik ini, hanya gerakan pada kaki saja yang menjadi lebih cepat. Hanya terfokus pada kecepatan gerak. Seperti pembagian [Ittou Shura] dalam beberapa bagian dengan energy geraknya yang menggerakkan otot-ototnya lebih cepat. Hingga meminimum pengurangan energy geraknya.

Groarr!

Wuss!

Wuss! Brakk!

Baru saja Naruto membelah salah satu kepala Yeena, dia dikejutkan dengan sebuah ayunan kapak raksasa vertical dari belakangnya. Namun dengan reflek lebih cepat, dia berhasil melompat ke samping kirinya. Dan membuat kapak raksasa itu mengenai beberapa Gobllint yang ada dijalurnya.

Tap!

Wuss!

'Aku tau kelemahanmu dasar banteng..' batin Naruto datar ketika baru mendarat, kembali langsung melesat cepat kearah Minotaur yang menyerangnya.

Sring!
Crass!

Grraa!

Brukk!

Dengan mudah Naruto mengincar sela-sela antara leher dan lempengan besi di dada Minotaur tersebut. hingga dengan mudah membunuh Minotaur itu dengan darah mengalir deras dari bekas sayatan melintang itu. hingga dengan tubuh sebesar itu, makhluk itu ambruk dengan nyawa terpisah dari raganya menimpa beberapa Gobllint dibelakangnya.

Tap!

Mendarat dengan sempurna, insting pemuda pirang itu kembali menjerit dikala sesuatu dirasakan dari belakangnya.

Grraa!

Wuss! Trank!

Benar saja. Ketika reflek Naruto yang lebih cepat menggerakkan tubuhnya berbalik kebelakang seraya mengangkat Saber ditangan kirinya secara horizontal di atas kepalanya, sebuah ayunan vertical kapak raksasa dari tiga ekor Minotaur terayun kearahnya. Ditatap dengan iris datar, pemuda itu menahan ketiga kapak raksasa itu diatas kepalanya dengan tubuh semakin merendah.

Drrkk!

"Hanya segini kemampuan kalian, heh.."

Gumam Naruto dengan seringai tipis diwajahnya. Dengan tanah bebatuan yang dipijakknya itu retak karena tekanan yang diterima Naruto.

Grraa!

Wuss!

Trank! Trank!

Masih dalam keadaan menahan kapak 3 Minotaur, Naruto melirik dengan ekor matanya ke belakang. dua ekor Minotaur dari belakang Naruto mengayunkan secara bersamaan kedua kapak mereka secara vertical dari atas ke bawah pada Naruto. dan membuat kedua kapak raksasa itu juga tertahan diatas kepalanya dengan sisi Saber.

Brakk!

Hingga tekanan kuat yang diterimanya harus ditahan dengan tangan kanannya juga yang menahan sisi bawah Saber. dengan gagang Tantounya yang digigit dengan giginya secara horizontal dengan bilahnya disisi kanan wajahnya. Tekanan itupun membuat Naruto merendah hingga bertumpu pada lutut kanannya yang menyentuh tanah pijakannya yang remuk membentuk sebuah cekungan lebar.

'A-apa ini masih bisa lebih buruk l-l-agi..!' batin Naruto dengan ekspresi menahan sekuat tenaga posisinya saat ini.

.

Sementara Arae Auraveil masih setia di langit dengan kepakan sayap indah dengan bintik putih bagai bintang dilangit malam.

Menatap seorang pria bersurai pirang yang bertarung sendiri dengan pedang berukuran tak wajar di sertai sebuah Tantou yang di apit dengan gigi dimulutnya horizontal.

Iris blue verticalnya menatap datar apa yang dilakukan Naruto dibawah sana. Bertarung sendiri hanya bermodalkan dua buah pedang tanpa terasa Mana atau Chakra sedikitpun dari tubuh pemuda pirang, dimata Arae.

"Argg..!"

Dsyuu!

Arae menajamkan irisnya ketika melihat pemuda pirang itu sedikit menaikkan volume suaranya dan mengeluarkan sebuah gelombang kejut transparan dengan pemuda pirang itu sebagai pusatnya. Lebih tepatnya, Saber.

Brakk! Brakk! Brakk! Brakk! Brakk!

Grraaa‼

Gelombang kejut berbentuk setengah lingkaran seperti kubah yang menabrak tubuh kelima Minotaur yang besarnya 3 sampai 4 kali tubuh Naruto. membuat kelima makhluk itu dengan para Goblint yang berusaha menyerangnya dari segala arah di sela-sela 5 Minotaur itu, terpental seketika. Dengan jarak gelombang kejut itu hingga 5 sampai 7 meter.

Para Goblin, Yeena dan Minotaur yang mendekat dengan jarak itu pun ikut terpental karena dorongan gelombang kejut tersebut.

"Hah.. hah.. lumayan untuk ukuran makhluk seperti kalian yang suka main keroyokan. Aaa-"

Grrroarrr‼

Ucapan Naruto dengan deru nafasnya yang mulai di reset-nya ulang, terhenti seketika. Karena sebuah bayangan besar tiba-tiba menutupi area tempatnya berdiri dan membuatnya menatap keatas dengan iris sedikit membola. Disertai dengan suara keras geraman makhluk yang besarnya bukan main bersiap mengarahkan gading di wajah sisi kirinya pada Naruto.

"Kuso.. doaku ternyata terkabul. Ini menjadi lebih buruk."

Gumam Naruto menatap makhluk raksasa Hummerhorn yang bersiap mengayunkan kepala dengan gadingnya, yang bahkan membuat ukuran manusia seperti hewan kecil dihadapannya. Arae semakin menajamkan irisnya.

Grroarr!

Wuss!

Wuss! Brakk!

Hummerhorn mengayunkan kepala dengan gadingnya dari atas kanan ke kiri. Lebih tepatnya menggunakan gadingnya untuk menghantam Naruto. namun Naruto melompatinya dengan cepat. Hinga membuat gading itu menghancurkan tanah bebatuan di area pijakan Naruto.

'Kuso..'

Wuss!

Brakk!

Mendarat dengan mulus diantara gadingnya yang masih bergerak sesuai dengan kepala besar itu, gading disebelah kanan ikut menuju kearahnya menghancurkan jalur serangannya. Kembali Naruto melompat tinggi kedepan menghindari gading raksasa itu.

Groarrr!

Tap!

Wuss! Trank!

Baru saja Naruto mendarat kembali dengan tubuh merendah, dia dikejutkan dengan gading dari seekor Hummerhorn lain yang ada di sebelah kanan makhluk yang sama yang menyerangya tadi. Naruto tak sempat kembali melompat, membuatnya menahan dengan sekuat tenaga tekanan gading Hummerhorn itu dengan Saber yang ditahan dengan kedua tangannya. Sementara Tantou-nya masih ia apit dengan giginya.

Brakkk‼

Srakk!

"Rrggee..!"

Dengan suara mengeras mulut yang masih mengapit Tantou, Naruto menahan ayunan gading degan kepala raksasa itu hingga urat-urat di sekitar leher dan dahinya muncul karena kuatnya tenaga makhluk raksasa ini. Naruto yang terseret dengan pijakannya yang hancur itu melirik kebelakang dengan ekor matanya.

Groarr!

Wuss!

Brakk!

Seekor Hummerhorn yang sebelumnya menyerangnya di sisi kiri Hummerhorn yang menyerangnya ini, kembali mengayunkan kepala dengan gading raksasanya ke arah kanan. Kearah Naruto yang terdorong ke arah makhluk itu. hingga membuat Naruto akan menjadi sebuah manusia geprek jika terapit dengan hantaman keras gading kedua makhluk raksasa itu.

'Makhluk merepotkan..!"

Wuss!

Brakk!

Groarrr!

Naruto mengumpat dalam hatinya ketika dalam posisi masih terdorong menuju serangan Hummerhorn lain itu, kemudian melompat keudara berusaha menghindari hantaman kedua gading yang berusaha mengapitnya. Hingga membuat kedua gading raksasa itu berbenturan sangat keras karena kedua makhluk itu sama-sama dengan tenaga kuat mengayunkan gading di kepala mereka. geraman keras terdengar dari kedua makhluk itu.

Tap!

Wuss!

Mendarat di salah satu gading Hummerhorn yang ada di sisi kanan yang terguling, Naruto kembali melompat ke udara menuju ke kepala besar Hummerhorn. Seraya bersiap menusukkan Saber secara vertical kebawah.

Sring!

Jleb!

Grroarr!

Tepat dikepala bagian samping, Saber dapat menembus sisik tebal bagai baja itu hingga setengah dari Saber tertancap dan membuat makhluk itu kembali menggeram.

Sleb!

Wuss!

'Masih belum.. Saber!'

Naruto mencabut Saber, dan kembali melompat bertumpu pada kepala makhluk itu dan mengayunkan Saber ke atas seperti melempar sebuah benda ke langit tanpa melepas gagangnya dari genggamannya. Hingga batin Naruto seakan dimengerti oleh Saber yang kemudian merasakan beratnya kembali bertambah dua kali lipat ketika dilempar ke udara.

Wuss!

Hingga membuat Naruto melesat lebih tinggi dengan tarikan dari Saber yang melesat lebih tinggi ke udara. Hingga berapa ratus meter dari permukaan tanah di atas kepala Hummerhorn tersebut, Naruto kembali menjatuhkan dirinya.

Wuss!

'Ku rasa tehnik ini tak akan terlalu kuat jika tidak menggunakan itu. tapi ku rasa cukup untuk membunuhnya.'

Batin Naruto dengan keadaan tangan kirinya menggenggam Saber disisi kirinya yang ujung bilahnya menghadap kebawah bersamaan dengan tubuhnya yang juga menghadap kebawah. Dengan tangan kirinya yang juga menggenggam gagang atas Saber. Antara tangan kiri dan pemisah gagang dan bilahnya.

[Eagle Dive]

Sring!

Wuss!

Blarr!

Dengan kecepatan tinggi karena posisi meluncur jatuhnya, ia menghunuskan ujung Saber vertical kebawah bagai jatuhnya meteor. Dan menciptakan udara terbelah karena ujung lancip bilah Saber. Dan tepat jatuh ke kepala Hummerhorn yang sebelumnya telah hancur sisiknya karena serangan Naruto. kini tusukan lagi dengan tekanan penuh gravitasi bumi kembali menghujam ke titik yang sama di kepala Hummerhorn tersebut. dan menciptakan sebuah ledakan kecil disana dengan beberapa daging pecahan kepala Hummerhorn yang terpental ke segala arah.

"Hah.. hah.. lumayan menguras energy juga."

Gumam seseorang yang mengatur nafasnya tenang di atas kepala seekor Magical Beast raksasa yang menjadi tontonan para makhluk hijau, Yeena dan Hummerhorn lain.

Hingga saat ini terlihatlah Naruto yang terduduk menggenggam gagang Saber yang tertancap sepenuhnya pada sebuah kepala yang tersisa setengah di sisi kanannya saja. Tantou-nya telah ia masukkan ke sarungnya kembali sebelum ia berucap barusan. Darah, daging dan tulang yang gosong karena terkena efek dari serangan Naruto terlihat di sekitar Naruto berpijak di tulang kepala makhluk itu.

Wuss!

Brakk!

Sebuah gading kiri Hummerhorn terlihat terpisah karena setengah kepala kirinya hancur di sisi kiri. Dan tertancap di tanah di depan kepala mayat makhluk yang tela meregang nyawa itu.

Groarrrr!

Graaa!

Seluruh makhluk yang mengelilingi Naruto yang sempat terhenti sejenak, kembali bersamaan berteriak keras dan berlari ke arah Naruto. Naruto melirik dengan iris datarnya.

Zwuss! Zwuss! Zwuss!

Blarrr! Blarrr! Blarrr!

Kurang dari beberapa meter lagi para makhluk itu sampai ke tubuh raksasa dengan setengah kepala itu, sebuah bola api seukuran 5 meter melesat dari langit beberapa kali. Hingga menghancurkan tanah dan para makhluk hijau, Yeena, dan Minotaur yang berlari kea rah Naruto. hingga menghanguskan mereka dengan api biru yang membakar dan menghancurkan tempat mereka.

Zwuss! Zwuss! Zwuss!

Blarrr! Blarrr! Blarrr!

Graaa!

Groarr!

Puluhan makhluk itu terus di bombardier bola api biru dan semburan api biru yang berasal dari udara. Terus bergerak melingkar menghancurkan para makhluk yang suka main keroyokan tersebut. termasuk para Hummerhorn yang kabur dengan tubuh terbakar.

Naruto takjub menatap datar makhluk yang menyerang dari udara itu. Arae yang memuntahkan api biru kehitamannya menghanguskan semua makhluk disana termasuk hutan yang sudah hangus kembali dihanguskan kedua kalinya.

Namun yang membuat Naruto takjub, adalah hanya posisinya saja yang tak di serang oleh api biru kehitaman makhluk terbang tersebut.

"Dia.. Arae"

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Moya Village.

.

Brzz! Brzz!

"Argg..!"

Cristal es menjalar di tanah, dan membekukan beberapa bangunan yang sudah tak utuh lagi. Hingga membuat seorang Shinobi berjubah yang mendarat di jalur es itu membeku seketika. Terkurung dalam Kristal es transparan.

Sementara pelakunya, seorang gadis cantik bersurai hitam panjang yang anggun tampak kelelahan dengan tubuh merendah. Tangan kanannya menggenggam gagang Yukianesa yang bilah tajamnya tertancap di permukaan tanah dibawahnya.

Walaupun gadis itu terlihat kelelahan, tapi dari pandangannya sama sekali tak menyiratkan rasa lelah. Iris tajamnya menatap 2 orang Shinobi berjubah dan bertopeng sisanya. Sedangkan tiga orang lagi dengan pemimpin orang-orang berjubah itu sejak tadi hanya bersidekap dada.

"Taichou, kita harus segera menangkapnya. Sebelum teman-temannya datang menyelamatkan gadis itu."

Ujar seorang pria berjubah yang berdiri dibarisan paling belakang di sisi pria bertopeng merah yang hanya diam saja.

"Aku tau. tapi, dia bukanlah Sorcerer sembarangan. Lihatlah.."

Pria bertopeng merah itu berkata. Membuat kedua bawahan yang ada di sisi kanan kirinya melihat ke arah gadis yang ada jauh di depan mereka. kembali berdiri tegak dengan Yukianesa di tangan kanannya.

"Akan ku tunjukkan pada kalian, kemampuanku yang sesungguhnya!" ucap Miyuki dengan aura Mana menguar dari tubuhnya. Begitupun dengan Yukianesa, aura putih namun lebih transparan dengan hawa dingin menguar dari bilah Yukianesa.

Wuss!

Miyuki melesat ke arah keempat Shinobi yang tersebar di depannya. Aura dingin semakin menyeruak dari bilah tajam Yukianesa miliknya.

Dua Shinobi berjubah itu juga melesat mengikis jarak antara mereka dan Miyuki. membiarkan daerah disekitar mereka yang telah membeku menjadi Kristal es. Begitupun beberapa bangunan rusak yang juga telah membeku disekitar tempat pertarungan mereka itu.

[Yukianesa art: Muso Senshozan]

Sring!

Seraya melesat, Miyuki melompat keudara dengan pedangnya yang ia tancapkan diudara didepannya. Hingga dari pergesekan antara bilah Yukianesa dan udara, menciptakan cristal es yang memanjang. Menjadikan itu sebagai pijakan Miyuki dengan anggun berselancar diudara dengan cristal es itu.

"Kami tak akan tertipu dengan tehnik yang sama!" ucap seorang Shinobi dari dua yang tersisa seraya membentuk Heand Seal.

(Katon: Gokakyuu no Jutsu)

(Katon: Gokakyuu no Jutsu)

Kedua Shinobi yang berlari ke arah Miyuki itu bersamaan menyemburkan bola api raksasa yang melesat cepat kea rah Miyuki. berusaha menghanguskan gadis cantik yang dengan anggun berselancar diudara dengan es.

Swuss!

Wuss! Wuss!

Kedua bola api raksasa yang akan berpapasan dengan Miyuki, hanya mengenai udara kosong. karena Miyuki bergerak melompat ke atas dan berselancar dengan es lebih tinggi beberapa meter ke atas. Membuat kedua Shinobi itu hanya melempar Kunai dan shuriken dari daratan. Karena tak mampu mengikuti Miyuki yang berselancar ke atas semakin tinggi.

'Aku tau kalian tak akan tertipu, tapi aku juga tak sebodoh itu..sekarang giliranku.'

Gumam Miyuki yang ketika telah mencapai ketinggian beberapa ratus meter tanpa bisa dijamah kedua Shinobi tersebut. berhenti di udara, lalu meluncur kembali ke bawah seraya menggenggam gagang Yukianesa dengan kedua tangannya di sisi kanannya.

[Yukianesa art: Rain Ice Blade]

Swuss! Swuss! Swuss! Swuss! Swuss! Swuss!

Puluhan pedang es yang tercipta karena tusukan cepat Yukianesa secara vertical kebawah. Tepat pada kedua orang Shinobi beberapa ratus meter dibawahnya. Membuat puluhan pedang es meluncur cepat kebawah.

(Katon: Dai Endan)

(Katon: Dai Endan)

Swuss! Swuss! Swuss! Swuss! Swuss! Swuss!

Kedua Shinobi berjubah itu tak tinggal diam menunggu ajalnya. Mereka berdua membentuk Heand Seal bersamaan dan menembakan puluhan puluru api ke atas untuk menghalau puluhan pedang es Miyuki.

Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr!

Puluhan pedang es dan peluru api itu saling bertabrakan diudara. Membuat ledakan-ledakan kecil diudara dengan kepulan asap uap hasil dari es dan api yang saling berbenturan dengan kecepatan masing-masing.

"Ah! Dimana gadis itu?"

Gumam kedua Shinobi yang melawan Miyuki. karena melihat gadis itu tak ada lagi diudara diatas mereka. seakan menghilang dibalik asap uap diudara diatas mereka.

Swuss!

Trank!

Bagaikan slow motion, kedua Shinobi itu melebarkan mata mereka dibalik topeng. Karena dari belakang mereka berdua Miyuki muncul dengan ayunan Yukianesa yang berusaha membelah leher mereka. namun dihalau dengan Kunai yang digenggam oleh seorang Shinobi bertopeng merah yang sejak tadi hanya diam saja.

Wuss!

Membuat Miyuki melompat mundur beberapa meter menjaga jarak. Karena dua Shinobi berjubah lain muncul di samping kiri kanannya melempar Kunai kearahnya.

"Ta-taichou.." gumam salah satu Shinobi yang di selamatkan oleh pemimpin mereka itu.

Hingga kini dihadapan kedua Shinobi yang melawan Miyuki, telah hadir sang ketua bertopeng merah yang berdiri didepan mereka. begitupun di depan kiri kanan ketua itu, berdiri dua bawahannya yang ikut menyerang Miyuki barusan.

"Kalian tak apa-apa?" gumam pria bertopeng merah itu pada kedua bawahannya yang ada dibelakangnya.

"Y-ya.. trimakasih taichou." Balas kedua Shinobi itu.

Pandangan mereka berlima tepat ke depan mereka. pada seorang gadis yang terlihat merendahkan tubuhnya di depan mereka berlima.

Miyuki tampak mengatur nafasnya yang memburu dengan posisi merendah dengan kuda-kudanya. Pandangannya mulai mengabur karena kelelahan.

"Biar aku yang membawanya.."

Wuss!

Perkataan pria bertopeng merah terhenti seketika, karena dia berlari sendiri kearah Miyuki. keempat bawahannya hanya diam diposisi mereka, seakan mengerti maksut sang ketua untuk melawan Miyuki sendirian disana.

Miyuki memperkuat kuda-kudanya dengan Yukianesa ia genggam di depan tubuhnya secara horizontal. Bersiap untuk setidaknya bertahan sementara karena kelelahannya. Apalagi Miyuki tau, pria bertopeng merah ini jelas lebih kuat dari Shinobi yang menyerangnya sebelumnya.

Wuss!

Sring!

'A-APA!'

Semua orang disana termasuk Miyuki membatin dengan terkejut. Karena bagai slow motion, pria bertopeng merah itu telah menghentikan lajunya terlebih dahulu dan melakukan sikap kayang dengan rendah. Ketika sepersekian detik telah menghindari sebuah ayunan horizontal White Long sword yang berusaha mengincar kepalanya dari seorang yang sangat cepat telah muncul dihadapannya dengan ayunan pedangnya.

Sring!

Orang yang datang tak diundang itu merendahkan tubuhnya seraya kembali mangayunkan Black Long Sword di tangan kanannya kea rah sebaliknya seraya berputar 180 derajat kearah pria bertopeng merah yang sedang kayang melewati tebasannya sebelumnya.

Swuss!

Namun kejadian yang sama terulang kembali. pria bertopeng merah itu telah melompat salto kebelakang sepersekian detik mendahului ayunan pedang panjang hitamnya sebelum memebelah punggungnya.

Swuss!

Masih seakan dalam keadaan slow motion, pemilik sepasang Long Sword itu memutar tubuhnya menghadap pria bertopeng yang bersalto kebelakang dihadapannya saat ini. dan melakukan tendangan tendangan sabit dengan kaki kirinya pada demi mengenai tubuh lawannya. Namun sepertinya pria bertopeng itu telah membaca gerakan pria dengan Long Sword itu, hingga dengan kecepatan yang sama pira bertopeng itu menggunakan kedua tangannya selagi masih bersalto diudara untuk menahan tendangan sabit itu.

Duag! Duag!

Pria yang datang tiba-tiba itu tau tendangannya ditahan. Namun ia sedikit terkejut ketika akan menebas pria bertopeng yang masih menahan kakinya dengan posisi masih melayang menghadap kearahnya, harus ia batalkan, pria bertopeng itu melakukan tendangan dengan kedua kakinya. Membuat pemilik sepasang Long Sword itu menahan tendangan kuat itu dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

Wuss! Srakk!

Pria bertopeng itu seketika mudur kebelakang dengan bersalto dan mendarat di depan ke empat bawahannya dengan santai. Begitupun pria yang baru datang itu, dia terdorong kebelakang dan berhenti tepat di hadapan Miyuki yang menatap punggung tegapnya.

Seorang yang baru datang itu hanya terlihat sepasang iris blue-nya saja. Karena tertutup hodie jubah dan kerah tingginya. Menatap dengan iris datar pada iris bersinar merah di lubang topeng merah yang digunakan ketua sekelompok orang misterius itu.

'Dia..'

Batin kedua orang misterius yang saling bertatapan saat ini bersamaan. Ketika menatap iris masing-masing dibalik topeng dan kerah tinggi satu sama lain.

"Kita mundur.."

"Hai'‼"

Ucapan ketua mereka berempat disetujui begitu saja. Dan mereka berlima menghilang dengan tehnik Shunsin khas para Shinobi.

.

"Ka-kau.. Kira-san?" gumam Miyuki.

Pandangannya menatap punggung pria yang menyelamatkannya itu. dimana pria yang ia panggil Kira itu memiliki ciri fisik tinggi tegap dengan pakaian seperti seorang Assassins tertutup berjubah berwarna biru. Hodie dan kerah tinggi menutupi surai dan wajahnya. Hingga hanya memperlihatkan sepasang iris blue di sela-sela kerah dan hodienya.

Pria yang lebih tinggi dari Miyuki itu kembali memasukkan sepasang Long Sword hitam dan putihnya di sarung menyilang dipunggungnya. Berbalik menatap Miyuki dengan eye smile yang biasa muncul ketika menatap Miyuki waktu terakhir kali mereka bertemu.

Miyuki terpaku dengan menundukkan wajahnya yang sedikit bersemu merah. Yukianesa ditangannya telah ia mengurai menjadi partikel es dan menguap diudara.

"Kau masih mengingatku, Shiba-san."

Gumam Kira dengan eye smile-nya. Mendekati gadis cantik itu dan berhenti tepat beberapa centi di hadapan Miyuki.

"Umm.. te-tentu saja. Kau kan yang menyelamatkanku malam itu. dan kau menyelamatkanku lagi kali ini.." cicit Miyuki dengan suara lemah lembut. Mengalun lirih seperti bisikan yang entah kenapa malah berubah drastic setiap bertemu pria yang menyelamatkan dirinya ini.

Srett!

"Ahm.."

Miyuki terjengit kaget ketika jari yang kasar Kira menyentuh dagu bawahnya, dan mendongakkan wajah cantiknya. Membuat wajah kaget Miyuki berubah dengan semburat merah tipis dipipinya yang terlihat ada memar dan kotoran disana. Namun bibir peach ranumnya yang indah itu reflek menggigit bibir bawahnya yang malah terlihat sensual.

Karena irisnya yang menatap kearah lain itu menghindari iris blue milik Kira yang menatapnya. Membuatnya menjadi semakin aneh ketika ditatap oleh pria itu.

Kira yang masih mendongakkan dagu Miyuki, dengan lembut menggunakan jari-jari di tangan kirinya untuk menghapus kotoran di pipi mulus Miyuki. bergerak lembut dan perlahan mengelap pipi kanan Miyuki yang sudah semakin memerah.

Bergerak turun ke bibir ranum Miyuki yang sedikit terbuka sensual itu. menghapus sedikit darah di sudut bibir Miyuki perlahan dengan ibu jarinya. Tanpa sadar kedua iris mereka saling bertemu.

Miyuki seakan teranah oleh iris blue Kira yang juga memandang lekat irisnya. Merasakan elusan lembut di bibirnya, perasaan aneh kembali muncul. Membuatnya tanpa sadar, semakin mendekatkan tubuh dan wajahnya perlahan pada Kira.

Seakan terhipnotis secara tak langsung karena pandangan yang saling bertemu. Hingga Miyuki semakin mendekatkan wajahnya yang mendongak menatap Kira. Tangan kanannya memegang tangan kiri Kira dan menahannya di pipi kanannya.

Tersisa jarak beberapa centi lagi bibir ranum Miyuki yang terbuka sedikit itu hampir menyentuh bibir Kira. Andaikan taka da penghalang kerah tinggi pria itu. namun secara reflek Miyuki menggunakan tangan kirinya untuk menyingkap kebawah kerah tinggi Kira.

Puk

"Ahm~"

Terjengit kaget untuk beberapa kalinya. Karena telapak tangan terlapis sarung tangan sampai setengah jari-jarinya itu menempel di bibir peach Miyuki. membuat pekikan lembut gadis cantik itu tertahan.

Iris Miyuki menatap tepat iris eye smile Kira. Dengan tangan kirinya yang belum sempat membuka kerah pria itu kembali turun perlahan.

Wuss!

Dab!

"Kira-san!"

Seorang kakek bertubuh tinggi tegap dengan menunggangi seekor Magical Beast yang berlari, dan berhenti tepat di gerbang masuk di belakang Miyuki. bersama dengan seekor Magical Beast serigala terbang yang membawa seorang gadis tak sadarkan diri tertidur dipunggungnya mendarat di sebelahnya.

Kedatangan dua makhluk dan seorang manusia itu membuat Miyuki langsung menjauhkan tubuhnya dari Kira dan berbalik menghadap orang yang baru datang itu dengan sedikit salah tingkah.

"Paman, syukurlah kau datang tepat –"

"Rossweisse-senpai..!"

Perkataan Kira terpotong begitu saja oleh Miyuki yang syok menatap gadis tak sadarkan diri dipunggung seekor Feonix. Dan berlari mendekat ke arah Feon dengan telapak tangannya menyentuh lembut pipi Rossweisse.

"Kira-san, apa yang terjadi dengan Rossweisse-senpai?" tanya Miyuki dengan panic.

"Nanti saja diperjalanan aku jelaskan. Kita harus segera pergi dari sini Shiba-san."

Miyuki menuruti perkataan Kira dengan gumaman suara lembutnya. Dan begitu, mereka berempat pergi dari tempat itu dengan menunggangi Magical Beast masing-masing.

Dengan Miyuki yang duduk di punggung Feon. Dan dibelakangnya terdapat Kira yang duduk menggendong Rossweisse bridal style. Namun tubuh gadis itu seperti duduk menyamping dengan bagian tubuh atasnya didekap oleh Kira. Hingga kepala Rossweisse Nampak bersandar di dada Kira.

Sementara kakek tua itu tetap di Mount miliknya yang berlari di daratan. Dengan Miyuki mengendarai Mount terbang itu, terbang di atas kakek tua itu. bergerak ke arah timur menlanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.

.

.

.

.

_((sAs]] _

.

.

.

.

Two days later.

.

Dua orang gadis berambut silver dan hitam panjang, memakai jubah putih dengan garis merah. Berdiri dibelakang seorang pria tua tinggi tegap bertopi jerami bundar seperti nelayan.

Sedangkan di belakang kedua gadis cantik itu terdapat seorang pria berdiri tinggi tegap dengan pakaian tertutup berwarna biru. Hanya terlihat sepasang iris blue diantara kerah tingginya dan hodie yang tersambung dengan jaket atau jubahnya.

Mereka berempat berdiri di tepi sebuah sungai lebar yang membentang di hadapan mereka. memisahkan dengan tempat tujuan mereka yang hampir sampai didepan mata mereka.

Mereka berempat memandang takjub sebuah jembatan yang hampir jadi membentang di depan mereka. yang ujungnya mengarah pada tempat mereka berdiri saat ini. hanya berjarak puluhan meter lagi.

"Kita sampai.." ucap pria tua itu seraya memandang rindu apa yang kea rah sungai lebar itu.

Sementara kedua gadis cantik itu berdiri di belakang pria tua itu, juga ikut memandang ke arah yang sama dengan pria tua didepan mereka saat ini.

"Ne, jadi ini tempat kampung halamanmu paman?" ucap gadis cantik bersurai silver di sebelah kiri gadis bersurai hitam anggun.

"Yah. Begitulah." Balas kakek itu berbalik menghadap kedua gadis dibelakangnya dengan ramah.

"Uhmm.." gadis bersurai hitam anggun hanya bergumam tak jelas seraya melirik ke samping kanan belakangnya.

Dimana orang yang dia lirik itu berjalan mendekat ke samping kanannya dan berhenti tepat di samping Miyuki.

"Jadi kita hanya tinggal menyebrangi sungai ini saja, kan?" ucap pria di sebelah Miyuki itu.

"Benar Kira-san.. kita sudah sampai di wilayah perbatasan Namigakure village. Jika kita menyebrangi sungai lebar ini, kita sampai di desaku." Balas kakek itu.

"Souk? Sebaiknya kita segera menuju ke desamu itu, paman."

Gadis bersurai silver itu kembali berucap. Dan mendapat perhatian dari ketiga orang di sekitarnya itu yang memandangnya.

"Namigakure, kami datang.." gumam kakek tua itu seraya berbalik memandang lagi sungai lebar terbentang dihadapannya.

Deg!

Namun, tiba-tiba semua disana merasakan aura aneh muncul dibelakang mereka. aura pekat yang penuh kegelapan. Hingga Kira pun seketika bergerak ke depan kedua gadis dan kakek tua itu.

Memandang tajam ke pepohonan hutan di hadapannya. Tepat di kegelapan rimbunnya pepohonan dan semak-semak yang beberapa meter dari posisi mereka yang ada di tepi sungai itu.

"Keluarlah.." ucap datar Kira.

.

"Hmmmm.. Aku sudah menunggu kedatanganmu, Tazuna."

.

.

.

To be continued…

.

Ending: Meteor by T.M. Revolution.

.


A/N: Maaf atas keterlambatannya kawan.

Jadi mungkin sampai sini bagaimana menurut kalian?, silahkan tanggapannya.

Dan sekali lagi Kyo mohon maaf atas keterlambatannya.

.

Seperti biasa, jika ingin melihat Dragon, chara dan sebagainya di fict Kyo, silahkan kunjungi album di fb Kyo. Dengan profil name: Kyoigneel.

Dan terakhir jika ada pertanyaan dan komentar silahkan coret-coret di kolom Review yang tersedia. Karena kyo sangat butuh saran dari kalian jika ada yang salah dalam penulisan dan lainnya kawan.

See you next time!

Kyoigneel out!

.

Next chapter 18: Kirigakure no Kijin..