WORLD

.

Disclaimer:

Naruto [Masashi Kishimoto]

High School DxD [Ichiei Ishibumi]

Singeki no Kyojin [Hajime Isayama]

Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, Adventure, Fantasy.

Warning!: Imajinasi liar!, Ooc, AU, Typo, Isekai, Etc, Don't like don't read!.

Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 21: Titan and Gost.

.

Opening Song:

CLOSER by Inoue Joe.

.

.

.

Angin berhembus kencang menggoyangkan pepohonan yang ada di sebuah hutan. tanah yang seharusnya terdapat rumput dan bebatuan, tampak berlubang dan tak rata seperti sebelumnya.

Banyak pepohonan yang tumbang ditempat itu. menandakan ada makhluk yang bertarung di tempat tersebut. karna Nampak seorang pria yang berdiri tegak di atas sebuah batu besar yang menggenggam pedang besar dengan pedang kecil ditangan kanannya.

Menatap datar kebawah tepat kedepannya seratus meter. Yang tampak 2 orang gadis dan 1 orang pria yang tampak tersengal mengatur nafasnya.

Seorang pria yang tampak bertelanjang dada dengan rambut yang bergoyang liar menatap datar seorang gadis cantik yang dia sebut sebagai adik itu.

Raut wajah kecewa tampak jelas dimata yang tergenang air yang siap tumpah kapan saja itu.

"Naru-nii.. apa yang terjadi padamu? Kami temanmu!" ucap Miyuki dengan nada bergetar seakan tak yakin dengan ucapannya sendiri.

"Shiba-san, cukup.. apa kau mau bertarung sampai ada yang mati diantara kita? Apa kau tak berpikir jika kau membunuh'ku, apa yang akan terjadi pada kerajaan?. Apalagi adikmu ini adalah satu-satunya dari keluarga shiba selain dirimu." Ujar Rosweisse berusaha menenangkan Naruto.

Gadis itu hanya mendapat tatapan datar dari lawan bicaranya. Mengumpat kesal dalam hati, gadis itu hanya melirik pria berhodie yang berada tak jauh disampingnya yang sedari tadi hanya diam bembisu.

Entah apa yang ada dalam pikiran pria bernama Kira itu. Daritadi dia hanya bertarung dengan bertahan.

Memang benar pertahanannya lumayan untuk tubuh yang terluka seperti itu, tapi ada yang aneh dirasakan gadis Valkirie itu pada Kira yang saat ini.

'Bagaimama mungkin setelah pertarungannya yang barusan, sekarang dia mampu bertahan dari serangan Shiba-san. Seakan tubuhnya tak terjadi apa-apa.' Batin Rosweisse menatap curiga pada kira.

Karna faktanya memang benar apa yang dilihat gadis cantik itu. Pria misterius itu bahkan sekarang mampu berdiri tegak menatap Naruto yang saat ini balik menatapnya.

"Cukup bermain-mainnya.."

Suara yang dingin itu seakan memecah keheningan diantara mereka. Kedua gadis berbeda rambut itu seperti mendengar sebuah bisikan maut dari suara yang terlantun dari mulut si pirang.

Wuss!

Dengan satu kedipan mata ketiga orang berbeda gender itu, pria pirang itu melesat cepat kearah mereka bertiga dengan kedua pedang berbeda ukuran di tangannya. Bersiap melakukan kontak dengan apapun yang menghalangi lajunya.

"Aku akan menghentikanmu sampai disini Naruto!"

Wus!

Kira berteriak seraya melesat kedepan mengikis jarak diantara dirinya dan si pria yang ia panggil Naruto itu.

Wus! Wus!

Trank!

Great sword ditangan kiri Naruto yang di layang kan vertikal ditahan dengan kedua pedang berbeda warna milik kira yang menyilang tepat didepan wajahnya saat ini.

Duag!

Tak mau cukup bertahan, detika berikutnya kira melakukan tendangan kedepan berusaha mengenai perut sang lawan. Namun ditahan dengan mudah dengan lutut kaki kanan Naruto yang hanya menatap datar sang lawan.

Sring!

Keduanya kembali mengambil jarak beberapa meter kebelakang dengan melompat.

Tap! Zrass!

Namun sepersekian detik Naruto menginjakkan kakinya ke bumi, sebuah kepala serigala es muncul dari tanah mencuat ke permukaan dan memakan Naruto hidup-hidup.

Dan terlihatlah sang pelaku yang saat ini sedang merendah dengan ujung pedangnya yang tertancap ditanah dengan es yang menjalar dari sana ke kepala serigala es tersebut.

Yang tak lain adalah Miyuki yang berada di kirinya.

Menatap dengan tatapan tajam namun juga genangan air di pelupuk matanya menahan perasaan sedih dihatinya.

Melihat sang kakak yang saat ini bagaikan musuh dan harus membantu temannya yang melawan kakaknya saat ini. Dia tak mau kehilangan orang yang menyayanginya, namun juga teman barunya yang sebisa mungkin harus ia tolong agar tak tewas ditangan kakaknya sendiri itu.

'Maaf Naru-nii..' batin Miyuki yang merasa bersalah.

Pyarr!

Dengan mudah kepala serigala es itu pecah setelah beberapa detik.

Membuyarkan lamunan semua orang disana yang menatap tak percaya dengan apa dilihatnya.

Zwuss!

Sosok Naruto yang berdiri tegak menatap datar kearah Miyuki dengan aura putih transparan yang mengelilingi tubuhnya. Hingga membuat rambutnya mencuat keatas.

Tap! Tap! Tap!

Tak mau menunggu lama, Kira yang melihat perubahan itu segera berlari kencang dengan kedua pedangnya yang menyilang di depan tubuhnya. Mengikis jarak antara mereka berdua.

"Pergilah dari sini Miyuki! Ini akan segera berakhir dan kalian harus kembali ke Academi secepat mungkin!" teriak Kira seraya berlari.

Miyuki yang menatap kira dengan iris tak percaya dengan apa yang dilihatnya, harus dikejutkan dengan melihat tubuh kira yang juga diselimuti aura hitam dan putih secara bersamaan.

'Kira-san..' batin Miyuki menyerahkan semua pada teman barunya itu.

Brak! Wus!

Naruto menatap datar seraya melesat maju dan membuat pijakannya yang sebelumnya rusak.

"Naruto!/haa!"

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

1 years letter

.

.

Disebuah tempat yang terlihat dengan bangunan-bangunan tinggi. Manusia berlalu lalang dengan urusan mereka masing-masing.

Waktu yang menunjukkan waktu sore hari menjelang malam. Dengan matahari terbenam yang mulai tenggelam memancarkan cahaya orange terang.

Angin berhembus semakin kencang dengan dahan dan ranting yang bergoyang menjatuhkan lembaran hijau daunannya ke permukaan tanah.

Seorang tampak terlihat duduk di sebuah kursi panjang di bawah pohon, menatap langit yang mulai gelap.

Pikirannya melayang memikirkan hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini. Iris hitamnya memejam sesaat ketika merasakan kepalanya mulai berdenyut nyeri.

'hyaa!'

Cras! Cras!

Aaaagg!

Greb!

'kyaa!-'

Sring! Crass!

Puk!

"Ah!.." sesuatau mengenai leher belakangnya dan membuyarkan lamunannya kali ini.

Menoleh kanan kiri memastikan siapa yang melamparnya dengan kerikil. Dengan pandangan menyelidik, ia melihat sebuah bayangan tepat dibawahnya yang menunjukkan bayangan dirinya dan seorang lagi yang nampak berdiri diatas dahan sebuah pohon tempatnya berteduh.

Set!

Dengan sekejap gadis itu menolehkan kepalanya. Namun nihil.

Dengan iris memicing tajam sejenak, lalu kembali menatap kedepan seraya menghembuskan nafasnya berat dengan memejamkan matanya sejenak. Seakan melepaskan rasa letihnya saat ini.

Puk!

"Ahh.." dengan sedikit tersentak, gadis cantik berambut pendek lurus itu melirik ke atas ketika merasa ada sebuah elusan lembut di kepalanya.

Seketika senyum kecil dengan sedikit rona merah dipipinya terlihat.

Entah kenapa jika melihat sosok yang berada disampingnya saat ini, ia merasa harinya indah. Tak perlu ada yang dicemaskan, tak perlu takut ancaman maupun bahaya yang sewaktu-waktu mengincar nyawanya saat ini.

Karena setelah sekian lama, perasaan ini muncul kembali. Perasaan yang dulunya tertuju pada pemuda yang menjadi tujuannya hidup sejak ia kecil.

"Kau kenapa sendirian disini? Tak baik seorang gadis sendirian malam-malam di tempat seperti ini." Ujar suara berat khas seorang pria dari sosok rambut pirang yang berdiri di sebelah gadis yang duduk itu.

"Kau sendiri kenapa mengikuti seorang gadis sendirian dengan sembunyi-sembunyi seperti itu? Kau sendiri yang punya niat buruk'kan?" Balas gadis itu dengan membuang wajahnya kearah lain dari sang pria.

"Kapan aku pernah melakukan hal buruk padamu? Malah kau yang sering memukulku Mika-chan." Sang pria menatap datar sang gadis yang lebih rendah darinya itu.

Sret! Wus!

Dengan iris memicing tajam dan gerakan cepat, gadis yang memakai pakaian kaos putih dengan jaket lengan panjang namun pendek di bagian pinggang. Celana panjang namun pas dikakinya memudahkannya untuk bergerak. Dengan gerakan cepat gadis itu memutar tubuhnya seraya melakukan tendangan kearah kiri dengan berbutar. Namun hanya mengenai udara kosong.

"Cih.. Shinobi itu selalu saja menjengkelkan." Umpat gadis itu memicing tajam melihat musuhnya yang menghilang dari hadapannya saat ini.

Greb!

"A-ah!"

Dengan cepat sepasang lengan mengunci kedua tangannya didepan dadanya dengan sebuah dekapan dari belakang tubuhnya saat ini. Membuatnya kembali memunculkan sedikit rona merah dipipinya saat ini.

"Kau tak'kan pernah menang melawanku Mika-chan." Sosok pria itu berbisik lembut di belakang telinga sang gadis.

"He-emmmhh.."

Gadis yang dipanggil Mika itu hanya mampu menahan desahannya keluar ketika merasakan perasaan aneh itu muncul lagi setiap pria itu melakukan hal yang menurutnya juga aneh.

Namun entah kenapa gadis itu tak pernah mempermasalahkan hal itu.

"Ayo pulang.. aku lapar."

"Hah.. sudah ku kira."

Sring!

Dengan kata terakhir gadis itu, kedua orang itu menghilang meninggalkan bekas angin dan daun disekitar yang berguguran.

.

.

.

.

Disebuah ruangan yang nampak seperti sebuah kamar dengan barang-barang yang tertata rapi di setiap sudut.

Seorang gadis yang menggunakan pakaian tidur nampak duduk di sebuah kursi dengan cermin di hadapannya.

Menatap dengan pandangan sendu. Seraya tangan kanannya memegang sebuah sisir yang ia gunakan untuk menyisir rambutnya saat ini.

Pikirannya yang melayang entah kemana, yang berisi tentang seorang pria yang membuatnya tertarik.

Seorang pria yang selalu membuat harinya penuh dengan hal aneh. Bahkan tak jarang pria itu mengisi harinya dengan datang tiba-tiba dan pergi tiba-tiba.

"Hah.. sudah lama kau pergi tak kembali ke kamar ini. Padahal aku ingin menunjukkan perkembanganku padamu. Bahwa aku yakin aku bisa mengimbangimu kali ini.. hehe.." gumam Ellen tertawa kecil menutupi perasaannya saat ini yang tak tentu.

Kriet!

Terdengar sebuah suara khas pintu terbuka. Membuat gadis cantik itu menolehkan kepalanya ke samping kanan menatap siapa yang malam-malam bertamu ke kamarnya di asrama ini.

"Ellen-chan.. knapa kau belum tidur? Ini sudah malam." Ucapan berat khas seorang pria terdengar oleh gadis cantik yang memandang pria itu saat ini.

"Kau sendiri kenapa datang kesini malam-malam?" Balas gadis itu yang sepertinya agak risih dengan kedatangan pria itu.

"Aku hanya ingin menyampaikan sebuah pesan.. dan ini wajib kau lakukan." Ucap pria yang terlihat memakai pakaian tertutup jubah hitam berhodie miliknya. Menggunakan sebuah topeng putih berbentuk kepala musang.

Ellen hanya menatap sosok itu dengan iris terbelalak sesaat, dan tersenyum ketika mendengar apa yang disampaikan oleh sosok itu.

Dengan genangan air mata di pelupuk matanya yang akan tumpah. Ellen kembali membalikkan badannya dan menatap cermin sebentar. Dan kembali tersenyum dalam diam seraya memeluk tubuhnya sendiri.

"Naru-kun.."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Grooaaa!

Sebuah suara keras yang meraung membuat seluruh penduduk yang saat ini sedang mengistirahatkan mata mereka terbangun dari alam mimpinya.

"Naru-kun!"

Seorang gadis cantik baru saja terbangun dari kasurnya yang langsung mencari sosok pria yang dimaksudnya.

"Sebaiknya kau bantu yang lain Mika-chan, itu pasti dia."

Namun dengan terkejutnya ketika gadis itu menoleh kebelakang dan melihat sosok pria yang telah siap dengan pakaian dan perlengkapan yang biasa ia bawa, berjalan perlahan ke pintu keluar kamar itu.

Meninggalkan Mikasa yang menatap tajam punggung pria pirang itu.

"Dasar dia.." gumam Mikasa seraya memakai pakaiannya yang teronggok disembarang tempat itu.

Namun tanpa disadari gadis itu, pipinya memerah dengan senyum kecil yang terpatri di wajah gadis itu.

.

.

.

.

Duar! Duar!

Tembakan meriam dari atas dinding yang mengarah tepat kepada sosok raksasa yang berlari menghindari meriam itu seraya merengsek maju mendekati tembok yang tingginya bukan main.

Brak! Brak!

Dengan mudah raksasa dengan armor itu menghancurkan rumah dengan tubuh kerasnya. Seraya menghindari hujan peluru meriam yang berusaha mengenainya.

"Hyaa!"

Buss! Buss!

Sring! Sring!

Tak hanya meriam, beberapa orang dengan alat yang mereka gunakan untuk meluncur diudara sekaligus menyerang yang berada di pinggang mereka tampak menyerang raksasa itu dan menebasnya.

Trang! Trang!

Namun hanya membuat pedang mereka patah bagaikan cutter.

"Kusoo!" umpat seorang pria yang melihat pedangnya patah begitu saja seraya menghindar dari jangkauan raksasa yang saat ini masih bermanuver dengan kaki kokohnya itu.

Wuss!

Brass! Brass!

"Argggg!"

Kecepatan dan kekuatan raksasa itu tak ada tandingannya untuk para manusia yang saat ini menyerangnya. Dengan mudah raksasa itu memukul, menangkap dan meremas manusia-manusia itu bagaikan lalat.

Grooaaarrr!

Raksasa itu kembali berteriak ketika ditangannya para manusia yang sedang digenggamnya itu ia cengkram dengan kuat, dan melakukan kuda-kuda untuk melempar.

Wuss!

Brakk! Brakk! Brakk!

Dengan tangannya yang kuat, raksasa itu dengan mudah mengenai meriam yang ada diatas dinding itu dan membuat beberapa hancur.

Wuss! Wuss!

Brakk! Brakk!

Tak hanya sekali, dengan batuan yang mampu ia cengkram dengan tangannya ia lemparkan kearah meriam-meriam itu dan menghancurkannya.

.

.

.

.

Sosok pirang dengan pakaian khas Shinobi dengan jubah berkerah miliknya menatap datar kumpulan raksasa yang berjumlah puluhan di distrik tempatnya berdiri saat ini.

Dimana sosok pria itu berdiri diatas sebuah tiang rumah yang paling tinggi di ujung dekat dinding raksasa itu.

Dengan Great Sword ditangan kirinya yang terlilit kain putih, pria itu menatap kumpulan raksasa telanjang itu bagaikan elang menatap mangsanya.

"Kalian.."

Gumam Naruto pelan. Seraya melompat kedepan dengan memasang kuda-kuda bersiap menebaskan Great Sword miliknya.

Wus!

[Halfmoon Slash]

Wuss!

Sebuah suara kecil yang menyerupai gumaman terdengar seiring ayunan pedang Naruto secara horizontal. Dan memunculkan sebuah tebasan bulan sabit yang meluncur kedepan dengan radius 100 meter.

Crass! Crass! Crass!

Groarr!

Seperti sebuah udara tipis berwarna biru yang memotong apapun dijalannya dan terus merengsek memotong puluhan raksasa itu menjadi dua bagian.

Tap!

Duarr!

Naruto mendarat ditanah dengan sempurna. Disusul sebuah ledakan dari gelombang bulan sabitnya tadi yang sampai di darat dan membentur tanah setelah melesat sejauh 200 meter dari tempatnya berpijak saat ini.

Dengan tatapan datar, pria pirang itu melihat setengah dari bangunan dihadapannya terbelah dengan mayat para raksasa yang terjangkau serangannya'pun teronggok dengan tubuh terbelah dua.

"Datang ke tempat yang salah." Ucapnya melanjutkan perkataanya yang sebelumnya.

Groaarrr!

Pendengarannya berfungsi dengan baik. Membuatnya menatap kearah kanan.

Kearah suara keras yang dikenalinya itu.

"Disana kau rupanya.."

.

.

"Armored Titan"

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Angin malam terus berhembus dengan tak tentu. Ledakan, raungan dan suara tebasan pedang terus terdengar di tengah malam.

Disebuah kota yang terlihat dari kejauhan nampak dikelilingi oleh dinding-dinding raksasa itu, terlihat terang oleh kobaran api dan beberapa bangunan terbakar.

"Saatnya kita akhiri ini Zeke-sama." Ucap seorang gadis yang tampak seperti seorang maid dengan dres panjang, dan rambut diikat pada seorang pria bertubuh kekar yang berdiri disampingnya.

"Hahaha.. aku tau Lara. memerintahkan Titan sebanyak itu untuk bergerak dimalam hari memang sulit. tapi dengan kekuatan ini kita akan menghancurkan para Eldia itu, dan menguasai pulau ini beserta isinya." Ucap pria tua dengan kacamata itu yang menyeringai saat ini.

Bukan tanpa alasan pria ini ingin menghabisi para Eldia dan menguasai pulau ini. Karena jika mereka berhasil mendapatkan itu, hanya tinggal selangkah lagi mereka bisa berdiri dipuncak ras.

Bukan seorang Sorcerer ataupun Shinobi, tapi para Titan Shifter'lah yang akan berkuasa.

"Aku akan menyusul Reiner. Nanti sisanya kalian yang urus. Orang itu pasti muncul lagi."

Seorang pria dengan pakaian Shinobi berjubah hitam dengan topeng spiral, menghilang dengan sebuah pusaran yang menyedot seluruh tubuhnya hingga habis.

"Ck.. orang itu selalu saja seenaknya sendiri."

Gerutu seorang laki-laki yang berambut kuning klimis dengan pakaian hijau. Dan celana panjang.

Menatap tajam kepergian Shinobi barusan.

"Sudahlah Porco, biarkan dia mengurus Shinobi itu. Lagipula mereka berdua sepertinya seimbang. Ada untungnya juga dia ada di pihak kita." Balas pria tua berkacamata yang menatap datar kota yang sedang porak poranda jauh didepannya itu.

"Tapi apa kau tak merasa aneh jika yang diinginkan orang itu hanya si pria yang bersama Mikasa itu saja?" tanya Porco.

" Aku tak tau. Sepertinya itu urusan pribadi mereka berdua. Tapi untuk berjaga-jaga, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk mereka jika sampai semua tidak sesuai rencana kita." Balas pria tua itu yang membenarkan kacamatanya yang berkilat cahaya karena pantulan cahaya bulan purnama dimalam ini.

"Kau akan menggunakan'itu?" tanya Lara.

"Kita lihat saja nanti."

.

.

.

.

_((sAs]]_

.

.

.

.

Trank! Trank!

Tebasan demi tebasan yang dilayangkan pada raksasa berzirah itu nampak percuma dan tidak menggores sedikitpun tubuh raksasa itu.

Para pasukan Pengintai nampak hampir putus asa melihat apa yang mereka lakukan sia-sia.

Gruooo! Wuss!

Dengan sebuah kepalan tangannya yang besar, raksasa berzirah itu mengarahkan tinjunya tepat pada seorang gadis berambut coklat yang hanya mampu melihat ajalnya didepan mata dengan iris membola sempurna.

"Kyaa!" Sring! Wuss!

Crasss!

Duar!

Bagaikan slow motion. Jarak tangan itu akan mengenai manusia yang berdiri diatas atap itu, sebuah gelombang cahaya bulan sabit berwarna biru meluncur cepat setinggi 20 meter yang bergerak vertikal dan membelah tangan dari Armored Titan dengan mudah.

Hingga luncurannya berhenti dan meledak mengenai dinding raksasa disamping kiri Armored Titan.

Gruooo!

Raksasa zirah itu berteriak kesakitan dengan dirinya yang melompat mundur menjaga jarak.

Menatap nyalang bekas serangan tadi dijalurnya dan melihat apapun yang dilewati gelombang bulan sabit itu hancur berkeping-keping.

Dan mendapati pelaku dari penyerangan itu yang nampak berdiri diujung jalan sekitar 70 meter dari dari tempatnya berdiri tadi.

Sosok pria berjubah dengan rambut kuning berjambangnya, menatap datar sosok raksasa dihadapannya 100 meter.

"Kali ini kau tak akan lolos.." ucap Naruto seraya tatapannya tak lepas dari raksasa itu.

'Ckk.. orang ini muncul lagi, ku harap Shinobi itu segera datang.' Batin manusia berambut kuning yang berada di dalam tubuh raksasa tersebut menatap tajam Naruto.

Gruooo!

Wuss! Brakk!

Wuss!

Raksasa berzirah itu berlari dengan menghancurkan apapun yang dia injak.

Begitupun Naruto yang juga melesat kearah raksasa itu. Keduanya saling mengikis jarak diantara mereka.

Trank!

Titan itu melakukan pukulan tepat kearah Naruto. Namun dengan Saber miliknya dengan mudah ditangkis dan diarahkan ke kanannya untuk dia menghindar.

Wuss!

Tap! Tap! Tap!

Detik berikutnya Naruto langsung melompat dan berlari dilengan raksasa itu dan bersiap menebas leher Titan tersebut.

Wuss! Brakk!

Tak mau lehernya ditebas, dengan Ia ayunkan tangannya ke kanan tepat bangunan rumah penduduk disana. Dan membuat bangunan itu hancur.

Namun dengan mudah pria pirang itu telah melompat tinggi keatas dan bersiap melakukan serangannya kembali.

Sring!

Trank!

Ayunan vertikal dari atas ke bawah tepat mengenai pundak kiri Titan itu. Namun tak mampu membelah armor itu secara langsung.

Hanya mampu memberi goresan pada lempengan armor milik Reiner itu.

Tap! wuss!

Dengan kedua kakinya, Naruto menggunakan tubuh Rainer sebagai tumpuan dan mengambil jarak diantara mereka 50 meter.

Tap! Dan mendarat tepat diatas bangunan rumah warga yang nampak masih utuh.

"Tubuhmu memang keras. Tapi kau lambat.." ucap Naruto yang kemudian mengarahkan ujung pedangnya yang lancip kearah Armored Titan.

Armored Titan menatap tajam penuh waspada dengan setiap gerakan Naruto.

'Sial.. apalagi yang akan dia gunakan.' Batin Reynere yang mulai merasakan firasat buruk.

[Ittou Shura]

Dengan sekali ucap diimbangi dengan genggaman pedangnya yang bilah tajamnya ia arahkan keluar membentuk horizontal setelah sebelumnya diposisi vertikal.

Duar! Wuss!

Sepersekian detik setelah apa yang diucapkan pria pirang itu, jalan yang dipijak Naruto retak dan membuat sedikit cekungan. Aura transparan menguar dari tubuh Naruto dan membuat rambut pria itu mencuat keatas.

Grooaaa!

Brak! Brak! Brak!

Tak mau menunggu musuhnya menyerang, Reynere berteriak keras seraya berlari merengsek maju seraya menyiapkan pukulannya.

"Majulah.."

Sringg! Duarr!

Ucap Naruto seraya menghilang dari tempatnya berdiri tadi dan meninggalkan pijakannya yang hancur.

Sringg!

Wuss! Sringg!

Reynere yang melihat dengan sedikit terkejut dimana Naruto menghilang dan muncul tepat dihadapannya, reflek pukulan tangan kirinya ia lepaskan tepat pada Naruto yang melayang itu. Namun pria itu kembali menghilang dan membuat pukulan Reynere mengenai udara kosong.

Sring!

Crass!

Tak mampu membaca pergerakan manusia pirang itu. Tiba-tiba ia merasakan kaki kirinya mati rasa dan sosok pria pirang itu telah berada di belakangnya dengan mereka yang saling membelakangi.

Sring! Sring! Sring!

Crass! Crass! Crass!

Groaarrr!

Dengan gerakan yang tak mampu dibaca sama sekali oleh raksasa itu, Naruto tampak menghilang dan muncul kembali dengan meninggalkan tebasan-tebasan pada area persendian di sekujur tubuh raksasa itu.

Dan itu terus berlanjut hingga membuat asap yang disebabkan luka pada tubuh Armored Titan itu menutupi area disekitar Titan itu.

Yang nampak hanya cipratan darah dan suara tebasan pedang disertai raungan Titan itu.

Hingga beberapa saat kemudian, Naruto tampak mengambil jarak 50 meter dari kepulan asap itu dan membentuk sebuah kuda-kuda.

"Ku akhiri ini.."

[Halfmoon Slash]

Naruto mengayunkan pedangnya dari kiri ke kanan 180 derajat. Dan menciptakan sebuah gelombang bulan sabit selebar 100 meter yang melesat cepat kearah kepulan asap itu.

Sring! Sring! Sring!

Zyuuuuttt!

Iris pemuda pirang dengan Great Sword itu memicing tajam ketika melihat salah satu serangan terkuatnya yang menghancurkan apapun yang dilewatinya termasuk bangunan-bangunan yang terbelah dilewatinya, dapat menghilang begitu saja seperti diserap sebuah pusaran tak kasat mata tepat di kepulan asap yang mulai menipis itu.

'Ada tamu rupanya..' batin Naruto yang kini melihat sebuah pusaran yang mengeluarkan seorang manusia yang berdiri tepat dihadapan Titan Armor yang kini tergeletak dengan tubuh yang penuh luka dan menyisakan tubuh satu tangan dan satu kakinya.

Mengadakan kepalanya kedepan menatap seorang pria berjubah hitam yang berdiri tepat didepannya.

'Dia datang juga.. hah..' batin Reynere yang berada didalam tubuh Titan'nya itu yang sedikit mengambil nafas lega.

Walaupun dengan tubuhnya yang sudah tak utuh, setidaknya dia masih bisa menghirup nafas lebih lama.

Tap!

Dengan santainya pri bertopeng spiral dengan jubah hitam menapakkan kakinya ketanah.

Naruto menatap datar sinar merah dari satu lubang topeng tepat mata kanan pria bertopeng itu.

"Akhirnya kau muncul juga.. uchiha."

.

.

.

.

_[[sAs))_

.

.

.

.

Bost! Syut! Tap!

"Sasha! Apa kau tak apa-apa?"

Seorang gadis cantik berambut lurus sebahu datang dengan 3d Maneuver Gear'nya yang kemudian menapakkan kakinya di atas sebuah bangunan rumah dan menghampiri seorang gadis cantik berambut coklat ponytail yang tampak terfokus pada apa yang di lihatnya saat ini.

"Mikasa! Untunglah kau masih hidup. Kami kewalahan disini melawan Titan Reiner itu."

Ucap seorang pria botak yang berdiri di samping gadis pony tail Yang diajak bicara oleh Mikasa barusan.

Membuat gadis cantik berambut sebahu itu menoleh kearah pria botak itu sebentar dan menoleh kesekelilingnya.

Nampak puluhan pasukan Pengintai yang juga tak menghiraukan kedatangannya, melainkan terfokus pada seorang manusia yang nampak bertarung sendirian tanpa Odm Gear yang melawan Titan Armor beberapa ratus meter didepan mereka.

"Itu pacarmu kan Mikasa-san?" ucap gadis pony tail itu yang menoleh pada Mikasa saat ini.

Dengan pandangan yang tak percaya, kedua gadis itu melihat dari kejauhan Naruto yang dengan mudah membantai Titan Armor itu.

"Sebenarnya dia itu siapa? Dia yang tak menggunakan alat apapun dan mengandalkan pedang aneh miliknya itu mampu dengan mudah mengalahkan Armored Titan.." ucap seorang pria berambut coklat di salah satu atap rumah.

"Kita juga belum tau banyak tentang dia.." balas seorang gadis berambut Coklat ponytail berkacamata yang memandang serius pertarungan berat sebelah itu.

'Sugoi! Orang itu mampu menghilang!'

'Kecepatannya bahkan melebihi Levi-san!'

Ucapan-ucapan yang terdengar memuji ditelinga Mikasa, hanya didengar bagai angin berlalu.

Tak begitu menghiraukan omongan rekan-rekannya, dia nampak khawatir memandang sosok pria itu.

Bukan karena apa, tapi semakin hebat orang itu pasti banyak hal menyakitkan yang telah terjadi pada pria itu. Apalagi beban yang dipikul si pria itu pasti tak ringan.

Mikasa Sadar, semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya.

Sring! Sring! Sring!

Zyuuuuttt!

Seluruh pasang mata yang ada di distrik itu tampak membola dengan tubuh terpaku menatap kagum sekaligus cemas ketika serangan penghancur masal milik Naruto yang bahkan memotong apapun yang ada di jalurnya, terhisap habis tanpa sisa oleh sebuah pusaran transparan yang muncul di jalur serangan itu.

Hingga membuat lawan yang diincar Naruto selamat dan ikut menyaksikan apa yang terjadi.

Hingga nampak dari keduanya Naruto yang melihat siapa pelaku yang telah menghentikan serangannya itu dan menatap seorang berjubah hitam dengan topeng spiral yang muncul dengan keadaan sama ketika serangannya dibatalkan. Muncul tepat 100 meter dihadapan Naruto.

Swus! Swus!

Trank! Trank! Trank!

Para pasukan Pengintai yang melihat Naruto dan Shinobi yang baru saja tiba itu berdecak kagum dengan kecepatan dan keakuratan mereka dalam menyerang dan bertahan sekaligus.

Syut!

Nampak serangan Naruto yang mengenai pria bertopeng itu hanya menembus melewati tubuhnya. Seperti hantu yang tak bisa dilukai.

Tak hanya itu, bahkan serangan-serangan yang dilakukan Naruto hanya menghilang ditelan pusaran yang tak kasat mata itu.

Duag! Wuss! Brakk! Duar!

Pemuda pirang dengan pedang besarnya tampak terkena sebuah tendangan dan meluncur jauh kebelakang dan menabrak sebuah dinding bangunan hingga hancur.

"Naruto-kun!"

Mikasa tampak berteriak terkejut melihat pria pirang itu tertimbun runtuhan dinding tersebut.

Tak hanya Mikasa, semua pasukan Pengintai yang berada di sekitar Mikasa pun juga terkejut dan mulai khawatir.

Shinobi dengan topeng spiral itu hanya melirik kearah Mikasa dari kejauhan.

"Hmm. Timing yang tepat untuk seorang Shinobi sepertimu.."

Sebuah suara mengalihkan perhatian pria bertopeng itu dan menatap seorang Naruto yang bangkit dengan puing-puing di tubuhnya yang berjatuhan

"Kau membuatku bersemangat nee.." gumaman yang terdengar jelas ditelinga pria bertopeng itu yang kini melihat wajah datar Naruto yang mulai terlihat di bawah cahaya rembulan yang sebelumnya tertutup awan.

"Heh.. apakah kau masih bersemangat Naruto.."

Ucapan yang terdengar di telinga Naruto itu membuat pria pirang itu Melirikkan iris blue sapphire'nya ke arah kiri atas.

Sring!

Groaarrr!

Duarr!

Tempat yang sebelumnya sedikit tenang, kembali riuh dengan berubahnya seorang manusia yang tadi jatuh dari ketinggian dan berubah. Hingga membuat tempat itu hancur dan Banyak duri putih raksasa yang menyebar ke segala tempat.

Tempat itu tertutup asap tebal.

Raksasa putih dengan wajah yang terlihat menggunakan topeng, dengan memegang sebuah palu putih raksasa nampak di genggam oleh raksasa itu.

Menatap sekelilingnya yang masih tersisa hanya runtuhan bangunan dan beberapa Titan yang berjalan menyebar.

Wus! Wus! Wus!

Tap! Tap! Tap!

Sisa pasukan Pengintai yang berada di sektor itu tampak mendarat di dinding pembatas dan menatap ngeri Titan dengan palu besar itu.

Pasalnya hanya dengan sekali serangannya dapat menghancurkan apapun yang ada di permukaan tanah.

Syuutt!

Tap!

Pria bertopeng muncul dengan kemampuannya dan berdiri agak jauh dari Titan putih dan menatap sekeliling berusaha mencari seseorang.

Sringg!

"Kau melihat kemana.."

Sring!

Mata kanan merah itu membola ketika mendengar seorang muncul tepat di belakangnya dan mengayunkan pedang tepat kearahnya.

Trank!

Percikan api terlihat ketika Tantou di tangan kanan Naruto ditangkis oleh Kunai Obito.

Kedua iris mereka saling menatap.

Kecuali pria bertopeng itu yang hanya terlihat satu mata kanan yang bersinar merah dengan tiga tomoe yang berputar lambat.

"Sudahlah Naruto, hentikan semua ini dan ikutlah bersamaku. Kita akan menguasai dunia ini bersama." Ucap pria bertopeng datar.

"Seakan kau mampu hanya dengan mata Uchiha itu heh.. Dan aku tak tertarik pada apapun tentang menguasai dunia ini." Balas Naruto tenang.

"Master!.."

Swuss!

Blarr!

Naruto seketika menghindar dengan melompat menjauh ketika mendengar peringatan dari Arthuria.

Dan benar saja, sebuah palu putih raksasa yang tiba-tiba mendarat tepat di posisinya sebelumnya.

Naruto dapat melihat pria bertopeng keluar dari palu itu seperti hantu yang menembus permukaan palu raksasa tersebut.

Seperti hantu yang tak dapat disentuh.

'Dia bukan orang sembarangan. Bahkan dia tak dapat disentuh sedikitpun.' Batin Naruto menatap datar dengan posisi mendarat karena lompatannya tadi.

"Kau jangan meremehkan Clan Uchiha Naruto!" teriak pria bertopeng itu yang kemudian merapal sebuah Heandseal.

(Katon: Gokakyu no Jutsu)

Zuorrr!

Sebuah semburan bola api raksasa meluncur cepat ke arah Naruto yang membolakan matanya karena posisinya yang masih melayang jatuh.

Blarr!

Bola api raksasa itu mengenai telak tubuh pria pirang itu hingga tampak menghancurkan sebuah dinding rumah dibelakang pria pirang itu.

"Naruto-kun!.."

Mikasa yang membolakan irisnya dan tampak menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Dengan cepat gadis cantik itu meluncur dengan 3D Maneuver'nya kearah pria pirang itu yang tak terlihat karena kobaran api.

"Mikasa!.."

Coni berteriak ketika kawannya itu bergerak sendiri ketempat berbahaya. Dengan cepat pria itu meluncur cepat dengan alatnya mengejar Mikasa. Karena jarak mereka yang lumayan jauh dari posisi Naruto.

Beberapa orang terdekat Mikasa mengikuti gadis cantik itu yang melesat ke arah Naruto berada dengan kewaspadaan tinggi.

Wuss!

'ha! A-apaa-..'

Gadis cantik berambut pendek itu membolakan irisnya ketika muncul satu Titan yang keluar dari balik dinding bangunan dan melompat dengan kaki dan tangannya.

Berusaha menggapai Gadis itu dengan mulutnya.

Sring!

Crass! Crass! Crass!

Dengan cepat sebuah pengait mengenai tubuh Cart Titan dan menarik penggunanya yang kemudian seorang pria dengan sangat cepat seperti sebuah roda berputar gila dengan kedua pedangnya mengiris semua anggota tubuh Cart Titan hingga terpisah-pisah.

Tap!

Pria yang barusan mengiris Cart Titan itu mendarat diatas atap rumah dan memandang kebawah tepat onggokan daging yang menguap itu.

"Akhirnya kena juga kau.." gumam pria berwajah datar itu seraya menatap punggung Mikasa yang juga berhenti di sebuah atap rumah di sebrang pria itu.

"Levi-san!.." gumam Mikasa sedikit terkejut melihat Captennya yang tiba-tiba muncul diwaktu yang tepat.

"Mikasa, kau jangan gegabah.. kau kira pergi kesana akan membantunya?.." ucap Levi yang memandang sekilas Mikasa dan kembali memandang jauh kedepan yang menampakkan pertarungan berat sebelah itu.

Mikasa'pun ikut melihat apa yang dilihat rekannya tersebut.

Dan kini Mikasa dibuat membolakan kembali irisnya ketika melihat tempat Naruto yang kobaran api disekitarnya nampak semakin hilang dan menampakkan siluet seseorang disana.

Iris biru menyala seperti kobaran api kecil nampak disana.

Ketika iris gadis berambut pendek itu kembali dilayangkan ke arah lain, nampak seorang pria bertopeng dengan Titan Shifter yang berwarna putih membawa palu besar berdiri disamping pria bertopeng itu.

Atau lebih tepatnya pria bertopeng itu berdiri disamping kaki kiri raksasa tersebut.

Wuss!

Sring!

Grooarrr!

Tak menunggu lama, satu Titan Shifter muncul lagi dengan sinar dan petir kuning dari langit yang memunculkan Titan dengan tulang keras di kepalanya dan rahang yang keras disertai janggut yang kemudian mendarat disisi kiri pria bertopeng.

Hingga kini 2 Titan Shifter' dan seorang Shinobi yang bagaikan hantu berada di hadapan Naruto.

"Keluarkan semuanya.."

Sebuah suara yang terdengar seperti gumaman yang masih mampu didengar semua orang disekitar pria pirang yang menundukkan kepalanya itu.

Gestur tubuh pria pirang itu yang kini nampak mendongak sedikit dan menampakkan satu mata kirinya yang bersinar biru dengan separuh wajahnya tertutup bayangan poninya.

Tubuhnya yang nampak tak terpengaruh apapun dengan serangan pria bertopeng itu membuat semua orang yang ada di sana sedikit bingung dan tak sedikit yang takjub pada pria pirang itu.

Hingga kini dihadapan Naruto nampak tiga sosok berbeda yang memiliki kekuatan masing-masing.

Wuss!

Angin yang berhembus kencang menggoyangkan pakaian mereka. Api disekitar Naruto menghilang.

Hingga beberapa detik kemudian.

Senyap. Sunyi seakan dengan tiba-tiba hembusan angin tertekan oleh kekuatan mereka yang sedang bertarung itu.

Groooo!

Titan yang masuk semakin banyak ke distrik itu. Semua Titan itu bergerak menyebar dan ada beberapa yang bergerak menuju kearah pertarungan itu.

Hingga nampak kedua belah pihak yang saling berhadapan dengan jumlah yang berbeda.

"Akan ku buktikan.. jika Sharingan mampu melakukan apapun.. termasuk menghabisimu Naruto!" teriak pria bertopeng itu yang membuat sebua

"Keluarkan semua yang kalian miliki!.." balas Naruto Yang tak mau kalah dan memegang Great Sword miliknya terbalik dengan kedua tangannya.

.

.

.

.

[Ittou Shura]

Blarr!

(Mangekyou Sharingan)

Sring!

.

.

.

.

To be continued…

.

Ending:

Meteor by T.M. Revolution.

.


A/N: Assalamualaikum kembali lagi dengan author gaje yang gak punya malu karena udah lama gak muncul dan muncul pun dengan cerita yang gaje karna maksain buat lanjut dengan sisa ingatan alur yang masih sedikit terlintas di pikiran saya.

Yah sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya karena hanya segini dulu yang mampu saya tulis Karena pekerjaan yang seperti tiada habisnya dengan tekanan dan segala kerikil lainnya. Upss.. maaf malah jadi curhat ni saya.

Oke lah sedikit menjelaskan saja jika dichapter ini saya skip segitu lamanya karena jika dijelaskan lebih rinci tentang alurnya sendiri saya lupa-lupa ingat. Jadi sedikit alurnya yang saya ingat saya tulis terlebih dahulu, untuk sisanya mungkin jadi flashback dan sebagainya nanti.

Yah saya sungguh berharap di jaman penyakit ini kita semua diberi kesehatan dan kesembuhan untuk keluarga kita yang sakit terutama untuk diri kita sendiri.

Terimakasih, jika ada kritik dan saran silahkan coret-coret dikolom Review.

Semua saya terima dengan iklas dan semoga menjadi berkah. Aamiin..

Sampai jumpa lagi dengan chapter selanjutnya!

See you next time!

.

Kyoigneel out!