WORLD
.
Disclaimer:
Naruto [Masashi Kishimoto]
High School DxD [Ichiei Ishibumi]
Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.
Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.
Rate : M
Pair: Naruto x..
Genre : Action, Adventure, Fantasy.
Warning!: Imajinasi liar!, Ooc, AU, Typo, Isekai, Etc, Don't like don't read!.
Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang ' malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.
.
Chapter 22: Paradise war: memorys.
.
Opening Song:
CLOSER by Inoue Joe.
.
.
.
.
Wuss! Brak! Brak!
Blar!
Saling melesat dengan kecepatannya masing-masing. Dengan Naruto yang menghilang dari tempatnya meninggalkan pijakannya yang hancur dan aura transparan ditubuhnya. Dan para raksasa yang berlari dengan pijaknnya yang hancur, beserta pria bertopeng yang berlari dibelakang Jaws Titan yang lebih cepat pergerakannya.
Grooo!
Dengan lompatan kedepan milik Jaws Titan, berusaha mengikis jarak antara dirinya dan Naruto. Membuka rahangnya lebar berusaha memakan sosok pria berambut kuning yang terlihat muncul dihadapannya beberapa meter dengan Great sword yang terlilit kain putih siap menebas.
"Makan ini.." gumam Naruto.
Sring!
Crass!
Iris Jaws Titan membola ketika melihat lawannya yang telah menghilang dari hadapannya dan muncul di belakangnya seakan melewatinya begitu saja.
Brakk!
Dengan pandangan yang tiba-tiba seperti terbelah dua vertical, tubuhnya melayang dan jatuh terseret dengan keadaan terbelah 2 bagian.
'A.. Apa?!'
Porco yang berada didalam tubuh Titannya membolakan matanya tak menyangka hanya dalam sekali gerakan tubuhnya terbelah menjadi dua bagian.
.
Swuss!
Mendarat dengan kuda-kuda merendah dan pedang yang terarah ke belakang, kembali melesat dengan wajah menatap tajam dua lawannya yang masih tersisa.
Sring! Sring!
Pria bertopeng dengan pria berambut kuning saling menghunus senjata mereka masing-masing.
'Kena kau..' batin Naruto yang merasa serangannya lebih cepat dari lawannya saat ini.
Syutt!
Seperti sebuah gerakan slow motion, Iris pria pirang itu sedikit membola ketika gerakannya yang sedikit menunduk dengan tebasan horizontal, hanya menembus tubuh berbalut jubah hitam pria bertopeng itu.
Tak berhenti sampai disitu, Naruto kembali melakukan tendangan berputar kesamping sesuai dengan serangannya tadi, namun hanya kembali menembus tubuh pria bertopeng itu.
Seperti sebuah slow motion, Naruto dan pria bertopeng yang dalam keadaan bertarung itu dikejutkan dengan bayangan kecil dibawah mereka yang semakin membesar dengan cepat.
Seketika Naruto sadar dan langsung melompat mundur menjauh.
Wuss!
Duar!
Dan benar saja. Sebuah palu raksasa menghantam tempat mereka berdiri beserta pria bertopeng disana dan menghancurkan tempat itu.
Sring! Sring! Sring!
Naruto yang masih dalam keadaan melayang mundur kembali dibuat terkejut dengan duri-duri putih raksasa yang mencuat dari bawah tanah dari ujung palu Hummer Titan menjalar ke arah Naruto.
[X Dash]
Dengan Ittoushura yang masih aktif, Naruto menggunakan tehniknya dengan menendang udara dengan kakinya dan bergerak lincah diudara menghindari semua duri-duri itu.
Wush!
Tap!
(Katon : Housen Tsumabeni)
Sring! Sring! Sring!
Zuorrrr!
Sepersekian detik Naruto mendarat di atas sebuah rumah yang lumayan jauh dari area serangan Hummer Titan, instingnya kembali menjerit ketika irisnya melihat dari kepulan debu didepannya muncul puluhan Shuriken dengan semburan api melapisinya. terbakar melayang cepat ke arah pria berambut pirang itu.
Wuss! Tap! Tap! Tap!
Dengan gerakan cepat Naruto melompat ke belakang seraya menghindari Serangan berdampak area itu.
Tap!
Tap!
Kedua orang berbeda rambut itu saling menjaga jarak dengan kuda-kuda Mereka masing-masing dengan keduanya saling menatap.
Naruto menatap datar pria bertopeng yang menyeringai dibalik topengnya itu.
'Ini tak akan mudah..'
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
Mikasa side.
.
"Sugoi! Pria bertopeng itu mampu mengeluarkan api!.."
"Naruto-san!."
"CK.. si topeng aneh itu ternyata masih selamat.."
Para pasukan pengintai yang menatap ngeri sekaligus kagum itu tak berhenti berharap. Apapun yang berada didepan mereka saat ini, bukanlah manusia sembarangan.
Sama halnya dengan para Titan yang sering mereka lawan. Kedua manusia itu memiliki keistimewaan mereka masing-masing.
Bahkan Titan yang tak berakal itu harus diperintah oleh Zeke untuk menyerang masuk ke dinding dengan tubuh mereka yang jelas rata-rata seukuran rumah itu.
Tapi tanpa merubah fisik yang signifikan, kedua manusia itu mampu bertarung seimbang. Bahkan pria bernama Naruto itu mampu membasmi para Titan itu seorang diri hanya dengan tebasan pedang tak wajar miliknya itu.
"Fokuskan pikiran kalian! Jangan lengah!.. tugas kita menghabisi para Titan itu! Setidaknya, kita bantu Naruto-san!"
Seorang pria pendek yang berambut hitam dengan iris mata tajamnya berteriak keras kearah pasukannya yang berada di belakangnya itu.
"Yosh!! Kita kurangi beban Naruto-san!"
"Hai' Levi-taichou!"
"yosh!"
Sring! Bosh!
Sring! Bosh!
Semua pasukan pengintai menyebar mebasmi para Titan tak berakal itu.
Levi kembali mengalihkan pandangannya pada Mikasa yang masih diam ditempatnya menatap Naruto yang masih di keroyok jauh didepannya.
"Mikasa-san.. jika ingin membantu Naruto, aku juga akan ikut membantu. Tapi prioritas kita bukan pria bertopeng itu. Melainkan para Titan yang bersekutu dengan pria bertopeng itu.. kau paham maksudku kan.." ucap Levi datar.
"Aku akan membunuh siapapun yang menjadi musuh Naruto-kun.." gumam Mikasa lirih namun dingin bagaikan es.
Ekspresinya bahkan dingin sedingin es yang tak terlihat sedikitpun keraguan di matanya.
.
.
.
Naruto side.
.
Trank! Trank! Trank!
Suara dentuman logam yang saling beradu menciptakan percikan api kecil.
Dua orang yang berbeda penampilan namun terlihat bergender sama itu saling menyerang satu sama lain.
Berusaha membuat celah diantaranya agar dapat melukai bahkan membunuh. Kecepatan dan kekuatan yang dimiliki pria berambut kuning, beradu dengan Sharingan yang mampu membaca pergerakan lawannya 1 detik sebelum serangan datang.
Trank! Trank! Trank!
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Naruto yang melihat serangannya ditangkis daritadi, langsung melakukan backflip dan melakukan tendangan berputar keatas.
Syutt!
Namun irisnya memicing tajam ketika tendangannya hanya menembus tubuh pria bertopeng itu.
Tap! Wuss!
Mendarat dan dengan cepat mengambil jarak diantara pria bertopeng itu.
'Dia lebih cepat daripada yang kukira..'
Iris merah di balik topeng spiral itu memicing tajam ketika melihat Naruto mengambil jarak darinya.
Irisnya menatap tangannya yang ia arahkan kedepan sebelum lawannya mengambil jarak itu.
'Sedikit lagi aku menyentuhnya.' Batin pria bertopeng itu.
Naruto menatap datar pada lawannya. Posisinya saat ini sangat tidak menguntungkan.
Pertarungan ini mengingatkannya pada pertarungan yang pernah dia lakukan dulu sebelum dia sampai di tempat ini.
Karena aura Chakra yang dipancarkan hampir sama dengan 2 orang di Namigakure sebelum mereka menghilang dari tempat itu.
'Ugh. Namigakure, ya..' batin Naruto datar ketika sebuah ingatan muncul dikepalanya yang membuatnya menahan nyeri.
.
.
Flash Back.
.
.
Trank! Trank! Trank!
Dentingan demi dentingan serangan pedang yang saling beradu di sebuah pinggiran hutan yang berbatasan langsung dengan sebuah danau.
Seorang pria dengan hodie yang memegang sepasang long sword berwarna hitam dan putih di kedua lengannya.
Dengan seorang pria bersurai pirang yang menggunakan pakaian Shinobi dengan kerah tinggi menutupi mulut dan hidungnya. Tak lupa sebuah Great Sword dililit kain putih yang ada di tangan kirinya.
Keduanya memiliki kecepatan yang hampir sama. Kilatan cahaya dari Long sword berbeda warna itu terlihat karena gerakan yang cepat. Namun masih terlihat diimbangi oleh pengguna Great sword yang menjadi lawannya itu.
Trank! Trank! Trank!
Dentuman logam saling beradu.
Kira dan Naruto yang masih saling berjual beli serangan itu tak ada yang mau mengalah. Keduanya berusaha untuk lebih unggul.
Naruto yang terlihat sedikit kewalahan dengan gerakan cepat Kira itu dipukul mundur. Ditambah dua orang gadis cantik yang membantu Kita, membuat Naruto mau tak mau harus serius menghadapi mereka bertiga.
"Hah.. hah.. Naru-nii.. hentikan semua ini. A-aku minta maaf Naru-nii." Seorang gadis berambut hitam panjang berucap dengan tubuhnya membungkuk karena kelelahan.
"Naruto-kun! Apa yang kau inginkan sebenarnya!.. kami tak bisa melakukan ini. Hiks.. a-apa kau serius akan menjadi musuh kami hah!?" Rossweise yang juga kelelahan menatap nanar Naruto dari kejauhan.
Gadis cantik ini terkejut ketika kedatangannya untuk membantu rekan se timnya malah melawan orang yang tentu saja dia anggap teman juga.
Tapi apapun yang dilakukan Naruto, dia tau apapun yang dilakukan pria pirang itu pasti ada alasannya.
Dia juga tau, bahwa apa yang dialami Naruto memanglah berat. Tapi bukan ini satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalahnya.
Dia tak paham apa yang sebenarnya diinginkan pria itu.
"Kalian para keluarga bangsawan tidak akan pernah tau.. kalian cukup jalani kehidupan kalian yang sempurna.."
Balas Naruto datar menatap ketiga orang dihadapannya saat ini.
Langit yang tadinya cerah tiba-tiba muncul awan yang nampak bergerak hingga menutupi matahari yang tepat berada di atas Naruto.
Hingga nampak disisi Naruto yang tertutup bayangan awan, dan di sisi Miyuki yang terlihat terang.
Angin berhembus kencang melambaikan dedaunan. Pakaian yang digunakan para Sorcerer itu bergoyang liar.
Begitupun Naruto yang masih berdiri tegap diposisinya saat ini.
[Ittoushura]
Blarr!
Sebuah aura putih menguar dari tubuh dan Saber yang di bawanya.
Digigitnya Tantou miliknya dan menggenggam Saber dengan kedua tangannya secara terbalik seraya memasang kuda-kuda.
.
.
"Kalian mundurlah! Ini berbahaya!.."
Teriak Kira yang membolakan matanya saat ini menatap aura membunuh tak masuk akal dari Naruto.
Memasang kuda-kuda nya, menggenggam erat kedua pedang menyilang didepan tubuhnya.
"Ki-kira-san.. apa yang kau-"
"Ku bilang mundur. menjauhlah.. dia tidak main-main." Ucap Kira memotong ucapan Rossweise.
"Na-naru-nii.."
Miyuki hanya mampu menatap nanar kakaknya yang berubah 180 drajat itu. Tubuhnya gemetar dengan pengangan pedangnya yang yang mengendur.
Memang benar apa yang dirasakan Kira. Bahkan Rossweise dan Miyuki pun merasa sesak dengan aura itu.
Killing Intens.
Greb!
Tap! Tap!
"A-Ah!"
"Kira-san!"
Kedua gadis cantik itu terkejut ketika seorang pria berjanggut menarik lengan gadis itu dan mengajak mereka berlari menjauh.
"Percayakan pada Kira-san!"
Ucap Tazuna yang masih berlari menarik kedua gadis itu.
Kira hanya berfokus pada apa yang ada didepannya tanpa melirik. Hanya mampu mendengar apa yang diucapkan ketiga rekannya itu.
"Jika itu maumu.."
Blarr! Wuss!
Sebuah aura menguar dan menari-nari di sekitar kira.
[Drei Technicue]
Zingg!
Twins Long Sword milik kira menyala hitam dan putih dengan aura menguar dari kedua bilah pedang itu.
.
.
"CUKUP NARUTO!"
[Shadow Slash]
"Haa!.."
[Saber art: Line Drive]
Duar! Duar!
Wusss!
SRINGG!!
Kedua manusia Itu menghilang menyisakan kedua pijakannya yang hancur.
Melesat dengan kecepatan suara.
Bagaikan slow motion. Aura hitam putih dari pedang Kira menguar membelah udara disekitarnya dengan kedua pedangnya menyilang didepan dada.
Aura transparan dengan Saber di sisi kanan siap ditebaskan pada lawannya.
Dari pandangan Naruto semua menjadi hitam putih. Ekspresinya mengeras menahan tekanan kekuatan yang siap dilepaskan.
'Hanya satu serangan.. fokuskan semua Indra pada satu serangan..'
Genggaman tangannya semakin mengeras. Darah mengucur dari iris mata kanannya.
SRINGG!!
DUARRR!
Kedua serangan kilat itu saling beradu dengan kecepatan suara. Kedua benda tajam terselimut Mana itu saling beradu hingga menciptakan sebuah bola hitam yang membesar menghancurkan apapun yang ada disekitarnya.
Wusss!
Seperti sebuah ledakan bom atom. Semua yang berada di radius 300 meter hancur dan membuat angin yg berhembus kencang ke segala arah. Menumbangkan beberapa pohon disekitarnya.
'A-apa..' batin Rossweise yang membolakan matanya dari kejauhan menatap ledakan sebesar itu.
"Naru-nii.."
Adik dari Naruto Shiba itu hanya mampu bergumam seraya menatap sedih apa yang terjadi dihadapannya saat ini.
Dua buah serangan penghancur yang bahkan dirinya tak tau jika kakaknya mampu melakukan hal sejauh ini.
Gadis itu kagum. Sekaligus kecewa pada dirinya sendiri.
Mengapa ini bisa terjadi.
Ini semua salahnya.
Tak pernah mengganggap kakaknya ada.
Dan semua sudah terlambat.
"APA?!.. Da-danaunya.." Tazuna membolakan matanya menatap apa yang terjadi.
Danau itu berlubang.
Untuk sesaat dalam penglihatan mereka semua. Danau itu berlubang karena tekanan udara untuk sementara. Dan kembali terisi air lagi yang berada disekitarnya.
Namun naas. Jembatan yang susah payah dibangun itu Kini hancur.
Menjadi saksi bisu atas insiden yang terjadi.
Kabut dan asap yang menyelimuti area itu menghilang.
Memperlihatkan danau kosong. Tak ada yang tersisa.
Hanya air.
.
Sejak pertarungan itu. Kedua orang manusia itu tak pernah terlihat lagi.
.
.
.
Flashback end.
.
.
.
Eleonora Side.
.
Disebuah ruang kelas. Seorang gadis berambut putih panjang sedang duduk menatap ke arah jendela disebelahnya.
Menatap kosong ke arah luar. Dimana para murid laki-laki sedang melakukan sparing di sebuah lapangan.
Kedua laki-laki dengan pedang ditangan mereka saling beradu.
Tampak tak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama ingin mendominasi pertarungan.
Puk!
"E-eh!.."
Sebuah tepukan di pundaknya membuat lamunan gadis cantik itu hilang seketika. Menatap seorang gadis cantik berambut hitam dengan pit orange.
"Ara~ara~.. ada apa ellen? Apa kau masih memikirkan pemuda itu?"
Akeno Himejima. Seorang gadis cantik yang berasal dari clan biasa. Namun memiliki kekuatan sihir yang besar dengan element petirnya.
Membuat Akeno menjadi salah satu murid academi yang berbakat. Salah satu gadis yang menyaingi Rias Gremory dalam hal Destruction.
Akhir-akhir ini gadis cantik itu banyak melihat perubahan terhadap beberapa murid academi yang bisa dibilang kenal dengan pria bernama Naruto.
Semenjak sepeninggalan pria itu, orang-orang terdekat Naruto menjadi murung dan jarang bertegur sapa.
Seakan mereka tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.
Bahkan sudah satu tahun ini Akeno banyak melihat perkembangan signifikan terhadap rekan-rekan Naruto itu.
Mulai dari pria Bernama Rock Lee. Yang mampu membuka sampai 4 gerbang kematian dalam taijutsunya.
Yang dikatakan merupakan tehnik terkuat Taijutsu Shinobi. Yang biasa di sebut Hachimon Tonkou no jin.
8 gerbang kematian.
Hinata Hiyuga. Seorang gadis cantik yang mampu membuka tehnik Byakugan dengan kemampuan Taijutsu pertahanan mutlak miliknya yang mampu melihat 360 drajat hingga ke titik chakra maupun mana pada musuhnya. Dengan serangan andalannya yang mampu memutus aliran tanketsu Chakra maupun Mana itu, dia mampu mengalahkan musuhnya dengan mudah.
Eren Yeager. Tak banyak yang dia tahu tentang pria seangkatan Naruto itu. Namun yang sering dia lihat, pria ini sering melakukan Quest keluar tembok. Membasmi para monster dan naga di luar sana.
Hingga dia mendapatkan Legend Artifak yang merupakan Dragon Fang. Dan menjadikannya sepasang pedang miliknya yang mampu membelah sisik naga sekeras apapun.
Rossweisse, saat ini gadis itu tak banyak perubahan. Karena dasarnya gadis itu memanglah kuat. Tehnik berpedangnya yang cepat dan kuat, Bahkan mampu mengalahkan Arthur yang memiliki kecepatan dalam berpedang.
Mampu menguasai Magic Norse dengan baik, ditambah menguasai 5 Element sekaligus.
Benar-benar Sorcerer yang multitalent.
Hanya saja, sifatnya yang menghangat menjadi dingin sedingin Es.
Nagato Uzumaki. Seorang pria berambut merah yang sama dengan Rias. Namun memiliki kekuatan Kekkai Genkai Doujutsu: Rinnegan. Mata yang mampu menyamai Sharingan ataupun Byakugan.
Atau yang biasa disebut, Eye of god.
Pria itu orang yang tertutup. Tapi dia mampu memimpin rekan-rekan setimnya dengan baik. Kemampuannya yang mampu mengendalikan Gravity Magic membuatnya menjadi seorang Shinobi yang mampu bersaing dengan Menma dan Sasuke.
Club' pelindung yang dipimpinnya bahkan sering mendapat pujian dan reward dari kepala sekolah karena paling aktif dalam membantu murid, masyarakat dan menyelesaikan Quest dengan baik.
Akeno pun tak heran, jika gadis yang ada di hadapannya saat ini juga berkembang dalam satu tahun ini. Namun gadis itu sering melamun. Dan yang pasti, pemuda berambut pirang itulah yang menjadi bahan pikirannya saat ini.
Gadis ini sering melakukan Quest keluar. Hanya untuk mencari Naruto. Dia berharap disuatu tempat dia dapat bertemu dengan pria itu.
Namun nihil.
"Hm? Akeno-san.. tidak kok. Aku hanya melihat mereka yang sedang sparing. Membuatku ingin ikut bertarung.." Ellen membalas dengan hanya melirik pada Akeno.
"Kau benar juga fuu~fuu~.. aku juga sudah lama tidak sparing. Lagi pula kau sudah tau kan, hari itu sebentar lagi akan tiba." Akeno ikut menatap keluar jendela dengan tatapan menggoda seperti biasanya.
"Yah.. aku tau itu. Hari paling ditunggu-tunggu para murid academi diseluruh negeri." Balas Ellen.
"Ara~ara~.. apa kau yakin bisa menjadi perwakilan dari academi Hagun Ellen?.."
Akeno sebenarnya tau apa yang ada dipikiran gadis itu. Namun dia mencoba mengalihkan pembicaraannya agar tak membuat gadis itu semakin kalut dalam pikirannya
"Heh.. kau meremehkanku akeno-san.." Ellen sedikit menyombongkan dirinya menyeringai menatap iris Akeno.
"Ara~ara.. kau tau kan tahun ini banyak murid academi yang memiliki kemampuan khusus yang kuat.. apalagi para pemegang Secred Gear. Heavenly Dragon." Akeno juga balas menatap iris Ellen.
"Para pemegang kekuatan kadal itu? Hm. Memang patut di pertimbangkan. Tapi dari academi kita juga ada kan. Jadi kita tak mungkin kalah.."
Memang benar apa dikatakan Akeno. Para pemegang Secred Gear: Heavenly Dragon adalah yang terkuat untuk saat ini di ras Sorcerer. Namun dia sedikit lega karena di Academi'nya ada Vali yang merupakan salah satu dari pemegang Secred Gear: Vanishing Dragon. Divine Dividing. Albion.
Dan satu lagi pemegang Secred Gear yang merupakan Rivalnya dari academi Kuoh. Issei Hyudou sang pemegang Secread Gear: Welsh Dragon Boosted Gear. Ddraig.
Keduanya merupakan Secred Gear True Longinus. Yang terkuat diantara Secred Gear lainnya.
"Ara~ara~.. jangan kau lupakan para Shinobi itu. Mereka juga mempunyai kemampuan khusus yang mampu menandingi Secread Gear.." balas Akeno.
Gadis cantik itu membenarkan apa yang dikatakan temannya itu. Tapi masih ada para Shinobi yang memiliki Kekkai Genkai yang mampu menyaingi longinus Secred Gear.
Seperti halnya Sharingan milik uchiha, Byakugan milik Hyuga dan otsutsuki, ataupun Rinnegan milik Nagato Uzumaki yang saat ini hanya dia yang memiliki Kekkai Genkai Doujutsu itu.
"Ara~ara~.. sepertinya ini akan menjadi pertandingan yang menarik fu~fu~.."
"Bilang saja kau takut Akeno-san.."
Ellen menyeringai menatap tajam iris Akeno.
"Apa kau yakin? Fuu~fuu~" Akeno juga memicing tajam mendekatkan wajahnya pada Ellen.
"Apa kau mau membuktikannya skarang Akeno-san.."
Ellen berdiri dan semakin mendekatkan wajahnya pada Akeno.
Zztt! Zztt!
Kilatan petir menyambar dari kedua mata gadis itu yang kemudian saling mendominasi antara keduanya.
'A-apa yang terjadi?..'
'Tiba-tiba terjadi gempa!..'
'A-aku mau ke toilet!'
Murid academi yang ada didalam kelas itu seketika berkeringat dingin merasakan killing Intens dari kedua gadis cantik itu.
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
Headmaster room.
.
Disebuah ruangan minimalis namun meliki perabotan yang lengkap untuk tempat bekerja.
Sofa disudut ruangan dengan meja dan kursi di sebrang pintu keluar dekat dengan jendela.
"Tsuma.. apa kau masih ingat kabar dari beberapa bulan lalu?"
Seorang pria berambut putih panjang mencuat berbicara pada seorang perempuan yang duduk di kursi dengan meja didepannya.
Sang pria nampak berdiri menghadap ke arah jendela tanpa menatap lawan bicaranya.
"Ada apa memangnya Anata? Banyak kabar yang ku dengar akhir-akhir ini.." balas perempuan berdada besar dengan rambut pirang panjang yang diikat itu. Memandang heran pada suaminya yang sedang menghisap rokok.
"Dan sejak kapan kau merokok?.." perempatan muncul di dahi perempuan itu.
"Hehe. Aku kemarin setelah melakukan penyelidikan dan berjalan-jalan ke Konoha.. Asuma memberikanku ini. Katanya untuk hadiah karena mau menjaga Miyuki-chan. Untuk menghangatkan diri.. hehe.."
Ucap pria tua itu dengan cengengesan. Keringat megucur tiba-tiba menatap istrinya yang datar menatapnya.
"Ehm.. maksutku masalah di Kirigakure. Apa kau tau jika konflik disana telah selesai?." Jiraiya nampak melanjutkan kata-katanya yang belum selesai barusan. Tatapannya serius menatap istrinya.
"Iya aku tau. Memangnya ada apa dengan tempat itu sekarang?" Tsunade bertanya bingung.
Karena pasalnya, memang sebelum ada berita selesainya konflik internal di Kiri ada kelompok revormasi yang berusaha menggulingkan kepemimpinan lama dari Kiri.
Kelompok itu berusaha merubah tatanan di Kirigakure yang bisa dibilang sudah melenceng.
Dimana pemimpin yang sebelumnya sangat kejam dan bahkan tak segan-segan membunuh jika pajak yang seharusnya dibayar tak dia terima dari masyarakatnya.
Sedangkan tiap tahun pajak itu selalu naik. Memaksa masyarakat melakukan segala cara untuk mendapatkan Gold.
Tak sedikit dari para laki-laki yang menjual wanitanya kepada para petinggi untuk membayar Gold itu.
Pekerja paksa juga diterapkan untuk membangun tempat itu. Maka tak heran jika Kirigakure memiliki struktur bangunan yang megah. Ditambah lahannya yang luas serta Knight disana yang bisa dibilang kuat.
Dan akhir-akhir ini dia mendengar jika konflik disana selesai dan saat ini dipimpin oleh seorang yang disebut Mizukage dari Shinobi.
"Setelah aku menyelidikinya lebih lanjut. Aku mendengar dari warga disana jika pemimpinya yang saat ini dibantu oleh seseorang dengan Mount Legend yang dimiliknya.."
Ucapan dari pria berambut putih itu mulai membuat Tsunade tertarik. Pandangannya menatap pria tua itu.
"Lalu?.." balas Tsunade
"Fhuhh.. seseorang mengatakan dia memiliki Great Sword terlilit kain putih.. dengan tehnik yang mampu menghabisi puluhan Knight sekaligus."
Pria tua itu menghembuskan asap rokoknya dan kembali menatap keluar jendela.
"A-apa?.." Tsunade shok mendengar apa yang didengarnya saat ini.
"Maksutmu 1 orang itu mampu menghabisi Knight sebanyak itu sendirian?.. apa kau punya datanya Anata?"
Ucapan Tsunade yang terkejut itu hanya dibalas gelengan kepala oleh suaminya.
"Aku tak tahu banyak soal siapa dia.. tapi yang jelas pedang yang digunakan ciri-cirinya sama.."
Ucapan pria itu dipotong dengan dirinya yang kembali menghisap rokoknya dan menghembuskannya kembali.
"maksutmu?.." gumam Tsunade dengan iris membola.
Fhuhhh.
Jiraiya kembali menghembuskan asap rokoknya.
"Naruto."
Jiraiya berkata dengan batang rokok terakhirnya. Dan mematikannya, lalu membuangnya keluar jendela.
"I-itu tidak mungkin Anata.. tidak mungkin bocah seumuran dia mampu melakukannya sendirian."
Tsunade menatap tajam suaminya itu yang membuang rokok sembarangan.
"yah aku tau . Tapi kau harus membuka kembali pikiranmu Tsuma. Kita seumuran Naruto juga sudah ikut berperang, bukan?. Kita juga sudah menjadi Shinobi Rank S diumur yang masih muda.."
Apa yang dikatakan Jiraiya memang benar. Tak ada yang tak mungkin. Terbukti dengan kisah hidup mereka sendiri yang sekarang menjadi 3 Sannin legendaris.
Bahkan ketiga Sannin ini hampir menyamai kekuatan para Kage dan Sage.
"Tapi itu masih asumsi ku saja. Belum ada kebenaran dan bukti pasti tentang siapa orang itu." Lanjut Jiraiya yang berjalan keluar dari ruangan itu.
Ceklek!
Pintu tertutup dengan Tsunade yang berada dalam mode berpikirnya. Mengabaikan suaminya yang meninggalkannya tanpa berpamitan.
Keduanya bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
Naruto side.
.
Sring! Sring! Sring!
Crass! Crass! Crass!
Graaaa!
Terlihat seorang pemuda dengan seorang gadis berambut lurus pendek melakukan gerakan bermanufer diudara dengan 3D Manuver Gear mereka. Seperti sebuah roda yang berputar gila ke segala arah. Tubuh para Shifter Titan dibabat habis oleh kedua orang itu.
Bagaikan mencincang daging berjalan.
Semua Titan yang berusaha mendekati pertarungan Naruto berakhir tragis.
Levi dan mikasa. Dua orang terkuat dari pasukan pengintai yang bahkan mampu menghabisi para Titan Shifter sendirian.
Bahkan Armored Titan kewalahan melawan mereka berdua. Zeke yang berada dalam mode Beast Titan pun pernah dipukul mundur oleh Levi sendirian, dimana waktu itu rekan se timnya dibantai oleh Titan tersebut.
"Haaa! Tak akan kubiarkan kalian mendekati Naruto-kun!"
Levi menatap datar Pada Mikasa yang berada dalam mode iblisnya. Pria yang baru mendarat di atas sebuah atap rumah itu tak memungkiri. Dirinya pun pernah seperti itu ketika melihat rekan seperjuangannya mati.
Dirinya pun adalah iblis yang siap mati demi melindungi para manusia dari para Titan itu.
Sejak kecil dirinya sudah menjadi seorang yang mandiri. Bertahan hidup tanpa tergantung pada orang lain.
Hingga saat ini, dia harus kembali berjuang demi bangsa Eldia dan pulau Paradise. Serta membantu seorang manusia aneh yang pernah menyelamatkan dia dan rekan setimnya dulu di sebuah hutan diluar dinding. Ketika para tim pengintai melakukan investigasi pada Zeke dan rekannya itu.
"Heh.. tak ku sangka tekad mu untuk Naruto-san akan sekuat itu."
Baru kali ini Levi melihat Mikasa menjadi seorang yang tak memikirkan hidupnya sendiri. Hanya demi seorang pria yang baru dikenalnya 6 bulan.
Siapa lagi kalau bukan pria misterius berambut pirang raven berjambang yang saat ini tinggal dengan gadis cantik itu.
Bukan tanpa alasan. Tapi memang pria itu layak untuk mikasa. Pria itu kuat, baik. Walaupun terkesan dingin pada semua orang.
Namun rasa keperduliannya terhadap sesama manusia lebih besar dari mereka.
Terbukti dia sendiri yang bukan siapa-siapa di Paradise ini, mau berjuang mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan para Eldia.
Bukan hanya sekali. Ini adalah perang yang kedua kalinya untuk para Eldia melawan para Titan itu.
6 bulan lalu. Kedatangan pemuda itu pun yang menghentikan peperangan Eldia dan Marley. Beberapa kekuatan Titan yang sudah berhasil direbut berkat bantuan pria itu antara lain Collosal Titan, Female Titan.
Namun masih terdapat 2 jenis Titan yang masih hilang keberadaannya sampai saat ini.
Attack Titan dan Titan terkuat, Founding Titan.
Bahkan dikatakan kekuatan dari Founding Titan ini mampu meratakan benua sekalipun.
.
.
.
Choug!
'hah.. hah.. Ugh.. efeknya mulai terasa..' Batin Naruto yang sembari mengatur nafasnya seraya menyeka muntahan darah dari mulutnya.
Dadanya terasa nyeri. Seluruh otot tubuhnya terasa kaku dan hampir mati rasa.
Seorang pria berambut pirang berdiri membungkuk dengan bertumpu pada Saber yang tertancap ditanah.
Pakaiannya robek dibeberapa bagian karena pertarungan yang berat sebelah itu.
Luka terlihat dibeberapa bagian tubuhnya dengan goresan benda tajam di pipinya saat ini.
Tatapan dingin tak lepas dari seorang pria bertopeng didepannya yang nampak seperempat topengnya Hancur menampakkan mata Sharingan miliknya.
Hanya berdiri tegak menatap Naruto.
'Dia hebat juga. Mampu membuatku bertarung serius.' Batin pria bertopeng memicing tajam menatap Naruto yang kembali berdiri tegap.
Dalam pikirannya, dia sedikit kagum dengan Naruto. Karena ketahanan tubuhnya melebihi manusia normal pada umumnya. Naruto yang sudah bertarung dari tadi melawannya dengan bantuan Hummer Titan, Armored Titan, Cart Titan, Jaws Titan, bahkan Beast Titan yang melakukan serangan dari jarak jauh.
Pria itu masih bisa berdiri.
Bahkan mampu menumbangkan Hummer Titan, Armored Titan, Jaws Titan dan Cart Titan sendirian.
Tidak, tapi ada sedikit bantuan dari para Scout Legion itu. Walaupun tak terlalu banyak membantu, tapi cukup untuk menghambat para Titan itu.
Bahkan dari yang dia dengar, sebuah tehnik milik pria itu yang bernama [Ittou Shura] sudah 4 kali Naruto gunakan.
Mangekyou Sharingan miliknya pun harus berhenti sesaat ia gunakan. untuk kembali mengisi Chakranya yang terkuras di pertarungan ini.
'Manusia macam apa kau ini Naruto..'
Batin pria bertopeng itu yang kini masih diam menatap mata Naruto yang juga menatapnya datar.
Tersisa dirinya dan Beast Titan yang masih memperhatikan pergerakan mereka.
.
.
.
Naruto mindscape.
.
'Master.. tubuhmu sudah mencapai batasnya. Kau hanya mampu menggunakan Body Enchantmen 1 kali lagi. Jika kau menggunakannya lebih dari itu, tubuhmu akan lumpuh.'
Seorang gadis cantik yang berdiri diatas permukaan air dengan latar belakang putih. Menatap serius pria pirang beriris blue shappire yang saat ini berdiri membelakanginya.
'Kau benar, Arthuria. tapi, aku tidak bisa membiarkannya menang dipertarungkan ini. Banyak nyawa yang menjadi taruhannya..' balas Naruto didalam minscape nya.
'Aku masih bisa menggunakan Mana darimu sekali lagi.' lanjut Naruto menoleh kebelakang menatap iris Arthuria serius.
'Aku tau, Master. Tapi tubuhmu akan hancur jika menerima Mana melebihi kapasitas kemampuan daya tahan tubuhmu saat ini. Resikonya terlalu besar.' Arthuria mencoba memberi penjelasan.
Pada dasarnya, dia mampu memberikan kekuatannya pada Naruto. Namun tubuh pria itu hampir tak mampu menahan bebanya karena efek Ittou Shura yang digunakan berkali-kali.
Bahkan darah keluar dari mata kanan dan telingan kanannya.
Tubuhnya rusak dari dalam.
Sebuah tehnik penguatan tubuh yang mampu menyamai tehnik Taijutsu Shinobi, Hachimon Tonkou no jin. Yang merupakan tehnik terkuat Taijutsu para Shinobi itu, mampu diatasi dengan Ittou Shura Naruto.
Jika sampai Hachimon Tonkou membuka gerbang ke 8, penggunanya mampu menyamai Kage sekalipun. Namun efeknya juga tidak main-main. Penggunanya akan mati.
Namun Ittou Shura tak sampai sejauh itu. Namun efeknyanya akan membuat penggunanya lumpuh sesaat setelah menggunakannya melebihi batas kemampuan tubuhnya.
Tapi Naruto tak akan menyerah begitu saja.
Masih ada cara.
'Apa kau tak bisa membuat kekuatan penghancurmu, menjadi Healing Mage? Merubahnya menjadi tehnik penyembuhan Arthuria?'
Sebuah pemikiran tak masuk akal muncul di otaknya saat ini. Bahkan baru kali ini dia mampu memikirkan hal yang belum tentu bisa dilakukan dengan keadaannya saat ini.
Dan memang itu belum pernah dilakukan.
Tapi apa yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.
Apapun bisa terjadi.
'Ma-maksutmu merubah seluruh Mana Destruction ini menjadi Magic Healing?. Selama ini aku belum pernah melakukan itu. Tapi jika dipikirkan tidak akan mungkin..'
Balas Arrhuria dengan mode berpikirnya
'Tapi aku pernah merasakan tubuhku yang masih belum pulih, sembuh seketika saat aku terbangun di hari pertama kali kita saling mensincronasikan diri kita satu sama lain..'
'Sepertinya bisa, Master.. tapi kemampuan bertarungmu tidak akan maksimal. Dengan kata lain kau tak bisa menggunakan tehnik menyerang karena berfokus pada pertahanan.'
Memang benar apa yang dikatakan sang arwah pedang itu. Jika memperkuat efek penyembuhan, maka kemampuan bertarung akan menurun.
Karena teknik yang akan digunakan pun terbatas. Kecuali jika dirinya menggunakan tehnik pertahanan seperti yang biasa dia lakukan.
Tapi kali ini musuhnya berbahaya. Jika dirinya tersentuh, maka akan sulit untuknya lolos dari kemampuan mata pria bertopeng itu yang mampu menghisap apapun kedalamannya.
'Tapi ada satu cara yang bisa ku lakukan selain itu, Master. Mungkin ini akan lebih efektif.. walaupun aku tak tau akan berhasil mengalahkannya atau tidak. Itu tergantung dirimu, Master.'
Arthuria berucap dengan serius menatap masternya.
Naruto yang mendengar itu membalikkan badannya dan menatap Arthuria. Berjalan mendekat dan menangkup pipi Arthuria dengan kedua telapak tangannya.
Pandangan mereka saling bertemu.
Kedua tangan Arthuria menangkup kedua tangan Naruto yang menyentuh pipinya seraya mendekatkan tubuh mereka berdua.
Gadis cantik itu tersenyum.
'Percayakan padaku Arthuria..'
Keduanya saling menutup mata dengan tubuh yang hanya berjarak beberapa centi itu.
Dengan perlahan keduanya menempelkan dahi mereka bersamaan.
'Apapun itu Master..'
Sing!
Cahaya muncul dari dahi keduanya dan semakin melebar hingga membuat keduanya tertelan cahaya itu.
.
.
.
Real life.
.
Sring!
Saber yang ada di genggaman tangan Naruto, menghilang perlahan dan menyatu ke tubuh pria raven itu.
Pria bertopeng menatap tajam apa yang sedang dilakukan lawannya saat ini.
'Apa yang dia lakukan?'
Iris Sharingan tiga tomoe itu berputar pelan dengan pandangan tajam. Sebuah energy aneh yang baru dirasakannya saat ini. Terasa dari tubuh Naruto yang menjadi lawannya saat ini.
Aura yang tadinya transparan berubah menjadi putih.
"Haa!.."
Naruto mengepalkan kedua tangan disamping tubuhnya dengan kuda-kudanya.
Zush!
Aura putih menguar dan menari-nari disekitar tubuhnya. pupil matanya pun berubah menjadi biru dengan garis putih di tengahnya.
{Shikai}!
Blarr!
Naruto berucap seraya mengarahkan kedua tangannya lurus menyilang di depan tubuhnya sejajar dengan pahanya yang membentuk kuda-kuda merendah dan meningkatkan konsentrasi penuh.
Tanah dipijakannya hancur dengan bebatuan melayang disekitarnya dan membuat cekungan dengan diameter 5 meter.
Energy spiritual dengan api putih diseluruh tubuh Naruto berkobar liar dan semakin membesar dengan pupil mata yang bersinar dengan kobaran api putih.
{Getsuryū Kishi}!
Sring!
Blarr!
Cahaya putih menyilaukan tampak ditubuh Naruto dan menghasilkan sebuah ledakan. Hingga gelombang kejut dari ledakan itu menyebar luas dan merubuhkan beberapa bangunan yang dekat dengannya.
Gelombang energy Putih kebiruan membumbung tinggi ke langit membelah awan. Menggetarkan semua yang berada di sekitarnya dengan angin yang berhembus liar.
Seluruh pasang mata menyaksikannya dari kejauhan.
Groarr!!
Para Titan Shifter yang tersisa nampak berlari ke arah asal energy itu berada.
Mikasa dan Levi yang semakin kewalahan melindungi Naruto mundur seketika saat ledakan itu terjadi. Ditambah kerumunan Titan itu semuanya mendekat pada asal ledakan.
Beast Titan yang melihat dari kejauhan diluar Tembok membolakan matanya.
'A-aura apa ini?.. aku tak pernah merasakan ini sebelumnya.'
Dia pernah mendengar tentang Sorcerer dan Shinobi. Dia tau aura mereka yang memiliki perbedaan.
Walaupun hampir sama. Tapi kedua energy spiritual itu berbeda. Memiliki perbedaan yang signifikan dan kentara.
Tapi kali ini berbeda.
Begitupun pria bertopeng yang saat ini membolakan matanya.
Tak terasa kakinya mundur satu langkah dengan keringat menetes dari dahinya.
'A-apa ini? Kekuatan apa ini?!..' batin pria bertopeng itu yang kini tampak memasang kuda-kudanya melihat kepulan asap tebal dengan ratusan Titan didalamnya dengan tentu saja si pria pirang itu sebagai pupusatnya.
Bersamaan kedatangan para Titan itu, energy yang membumbung tinggi itu menghilang. Menyisakan kepulan asap terselimuti Ratusan Titan didalamnya.
.
.
.
"Naruto-kun!"
Mikasa yang berteriak mencoba mendekati, namun ditahan oleh Levi dan Armin yang baru saja datang.
"Mikasa! Hentikan! Kita tidak tau apa yang terjadi disana! Aku yakin Naruto pasti baik-baik saja! Jika kau kesana, kau hanya akan kehilangan nyawamu!"
Armin menahan Mikasa dengan tubuhnya yang lebih pendek itu. Karena benar apa yang dikatakan sahabatnya itu.
Mikasa tak boleh mengambil keputusan yang gegabah yang hanya akan menambah korban jiwa.
Apalagi Mikasa termasuk yang terpenting di pasukan pengintai.
"Tahan Mikasa! Apa yang dikatakan Armin itu benar. Kita bukanlah Shinobi ataupun Sorcerer yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Walaupun kau dan Armin berbeda tapi itu tak bisa menjamin kalian Tidak akan lepas kendali nantinya. kita harus mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi.."
Levi yang memegang kedua tangan Mikasa dibelakang tampak melotot dengan ekspresi yang mengeras pada gadis itu.
"Naruto itu kuat.. percayalah padanya.."
Levi kembali bergumam ketika tenaga yang dikeluarkan Mikasa mulai melemah.
Namun gadis itu hanya mendengarkan dan terus menatap ke depan jauh dimana Naruto berada dengan pandangan khawatir dan suatu cairan bening yang menggenang di pelupuk matanya siap untuk ditumpahkan.
'Naruto-san!..'
'Berjuanglah! Kami percaya padamu!'
'Kau tak akan kalah Naruto-san!'
Suara-suara dari para pengguna Odm Gear di Scout Legion dan para Eldia lainnya terdengar di telinga Mikasa.
Jika mereka bisa percaya pada Naruto, kenapa dia tidak?
Sedangkan dirinya lah yang paling dekat dengan Naruto dan tinggal 1 atap.
Memasak makanan untuk pria itu sudah hal biasa. Walaupun mereka hanya teman biasa, tapi kedekatan mereka cukup membuat yakin bahwa Naruto orang baik.
Mikasa sudah memutuskan.
Dia juga akan percaya pada pemuda pirang itu.
.
.
.
Sring!
Crass! Crass! Crass! Crass!
Blarrr!
Groaarrr!
Tak berselang lama, terdengar menggelegar dari suara teriakan para Titan yang berkerumun dikepulan asap itu.
Asap mulai menghilang dan nampak puluhan Titan terpotong-potong lalu hangus terbakar dengan sisa kobaran api putih disana.
Tak lain dan tak bukan, seorang pemuda berambut pirang berjambang yang mencuat keatas karena tekanan energynya itu terlihat ditengah-tengah kerumunan Titan yang masih tak bergeming itu.
Pria itu berdiri dengan melihat tangan kanannya yang terselimuti pendar putih menyala. Dan kemudian mengepalkannya.
Muncul sebuah lambang bulan sabit biru di punggung telapak tangan kanannya. Garis-garis abstrak mulai keluar dari bulan sabit itu dan menjalar keatas. Hingga ke leher dan pipi sebelah kanan Naruto.
Bwoss!
Pendar putih dikedua tangannya menyala dan menari-nari bagaikan api. Terselimuti hingga ke lengannya dan membentuk seperti sebuah Dragon Claws dengan sisik naga di bagian tubuh yang terluka.
Sesuatu tampak terbentuk dari kumpulan energy itu. Membentuk seperti tulang rusuk disekitar Naruto yang berwarna putih ke beruan Dengan api putih yang menyala.
Dengan sebuah benda aneh yang melayang dibelakang punggungnya yang berbentuk seperti sebuah perisai bulan sabit berwarna putih ke biruan dengan cahaya api putih namun terdapat ukiran dan lubang-lubang di tengahnya. Dengan sisi-sisi runcing ada disekitar perisai itu.
Mata biru dengan iris putih verticalnya yang menyala dengan pendar api putih nampak jelas di siang itu.
Sebuah tanduk dari api putih yang padat nampak di kepala bagian kanannya yang bercabang keatas dan ke belakang.
Naruto bergumam kecil sembari menatap kepalan tangan kanannya yang terlapisi energy spiritual.
"Reiatsu.. "
Naruto bergumam namun masih dapat didengar oleh pria bertopeng itu.
Groarrr!
Puluhan Titan yang tersisa langsung menerjang sosok pirang dengan api putih bercahaya itu.
Sosok itu tak bergeming.
Bagaikan slow motion, Naruto mengadahkan kepalanya. Menatap pria bertopeng yang jauh didepannya tanpa menghiraukan para Titan yang menerjangnya berusaha memakannya.
"Binasalah kalian.."
{Genshiryoku no Kaiten}
Zringg!
Naruto mengangkat telapak tangannya didepan tubuhnya dan membuka telapak tangannya. Sebuah energy murni berkumpul dan berputar disana. Menjadi semakin memadat dan menjadi lebih kecil.
Memposisikan kuda-kuda nya yang kemudian menghantamkan bola energy murni itu ke tanah yang dipijaknya.
BLARR!
ZUORR!
GROAAAA!
Wuss!
Dengan seketika terjadilah ledakan besar dengan cahaya api putih menyala yang berputar seperti badai yang menghancurkan area itu dengan semua Titan disekitarnya. Yang kemudian menghanguskan apapun yang terlahap ledakan pusaran api itu.
.
Semua pasang mata menatap pusaran gelombang api raksasa berskala luas itu dengan iris membola.
Bahkan para Scout Legion harus mundur lebih jauh menjaga jarak dari ledakan itu.
Begitupun pria bertopeng yang tampak mendarat diatas dinding yang jauh dari ledakan itu.
Tak mau menjadi korban dari serangan penghancur masal itu, pria itu menghilang dengan tehniknya dan muncul diatas dinding Maria.
.
'A-apa itu..'
'Apakah dia benar manusia?!..'
Suara-suara tak percaya dari para Scout Legion terdengar di telinga Mikasa yang hanya terpaku tak bergeming. Pandangannya tak lepas dari ledakan itu.
Wuss!
Hingga beberapa saat kemudian, ledakan dan badai api putih itu berhenti dan menampakkan kepulan asap yang mulai menghilang.
Semua orang kembali dibuat terkejut ketika melihat sebuah cekungan seluas 300 meter yang dihasilkan dari serangan itu.
Rata.
Apapun yang terkena serangan itu rata tak tersisa. Hangus terbakar Tanpa tersisa sedikitpun.
Beberapa kobaran api masih tampak menyala disekitar sosok pria terselimuti cahaya api putih yang berada di tengah cekungan raksasa sedalam 10 meter itu.
'Di-dia.. bukan manusia biasa..' batin pria bertopeng yang membola dengan Mangekyou Sharingan yang kembali diaktifkan.
Pria itu kembali dibuat berkeringat dingin ketika iris putih vertial menyala itu menatapnya dingin.
Killing Intens sangat terasa pekat disana. Bahkan beberapa anggota Scout Legion tampak ada yang tak sadarkan diri karena tekanan itu yang membuat mereka sulit untuk bernafas.
"Hanya dengan itu tak akan mampu mengalahkanku Naruto!"
Membuyarkan lamunannya, dengan cepat pria bertopeng itu membuat Heandseal dengan kedua tangannya. Dengan Mangekyou Sharingan yang aktif dia mengambil nafas panjang.
(Katon: Goryuka no Jutsu)
ZUORR!
Groaarrr!
Seketika Heandseal Itu berhenti, dia menyemburkan sebuah naga api raksasa seukuran 20 meter yang meliuk-liuk dengan cepat mengarah pada Naruto yang hanya diam tak bergeming dari tempatnya.
Blarr!
Ledakan besar kembali terjadi ketika naga api raksasa itu membentur langsung tubuh Naruto. Membuat ledakan dan kobaran api raksasa di cekungan yang dalam itu.
.
"Naruto-kun!"
"Naruto-san!"
Mikasa dan para Eldia yang menyaksikan itu langsung terkejut dan sontak berteriak kaget.
Karena pria pirang itu tak menghindar serangan itu sama sekali. Otomatis tubuhnya lah yang menjadi sasaran empuk dari serangan pria bertopeng itu.
Sedangkan pria bertopeng itu menatap tajam hasil serangannya.
Beberapa detik kemudian, nampak kobaran api itu semakin lama semakin menghilang seperti terhisap.
Semua pasang mata kembali dibuat membola ketika melihat apa yang terjadi didepan mata mereka.
Api itu dimakan.
Serangan api milik pria bertopeng itu nampak dihisap kedalam mulut Naruto yang hanya memandang datar kearah pria bertopeng. Sedikit asap terlihat bagaikan pemuda itu sedang mehembuskan asap rokok dari mulutnya.
Walaupun pria pirang itu bukanlah seorang perokok.
Beast Titan yang melihat dari kejauhan hanya bisa menelan ludahnya yang tercekat.
Semua yang melihat itu berpikiran sama. Bagaimana mungkin seorang manusia mampu menahan serangan sebesar itu dan memakan api!
Itu hal yang mustahil. Apalagi untuk orang yang tak memiliki Mana ataupun Chakra di tubuhnya.
Jika mengeluarkan api atau element lain itu hal yang biasa dan sering ditemukan para Sorcerer ataupun Shinobi mampu melakukannya.
Tapi memakan Jutsu api? Itu hal yang mustahil!
"Kita akhiri ini sekarang juga.."
Suara berat itu kembali terdengar, memecah keheningan dan membuyarkan lamunan mereka semua.
Pria bertopeng memicing tajam dengan Mangekyou yang berputar cepat.
{Hangetsuken}
Sring! Sring! Sring! Sring!
Naruto menciptakan sebuah pedang dari Dragon Claws di tangan kanannya yang kemudian menebas udara berkali kali dan menciptakan puluhan gelombang Reiatsu berbentuk bulan sabit yang mengarah jauh ke tempat pria bertopeng diatas dinding Maria.
Swuss! Swuss! Swuss! Swuss!
Duar! Duar! Duar! Duar!
Pria bertopeng dengan cepat menghindari semua serangan itu dengan melompat kesamping berkali-kali. Membuat dinding yang terkena serangan itu harus berlubang melintang karena serangan itu.
Walaupun pria bertopeng itu bisa menggunakan matanya, tapi dia belum tau apa yang digunakan Naruto untuk menyerangnya.
Karena serangan Ninjutsu dari chakra dan mana para Shinobi tak bisa mengenainya, belum tentu matanya kali ini bisa efektif pada Naruto yang sekarang.
Terbukti hanya dengan Ittou Shura Naruto, pria pirang itu mampu mengenainya berkali-kali hingga kondisinya sampai seperti ini.
Wuss!
Tap!
Menghindari semua serangan Naruto, pria bertopeng itu menjauh dari kepulan asap masih berada di atas Dinding Maria.
Sring!
Sepersekian detik menampakan kakinya, pria bertopeng membolakan matanya ketika Naruto muncul dari bawah dan berhenti tepat didepannya.
Pedang di tangan kanan Naruto telah terangkat siap untuk menebas kepala bertopeng itu.
Sring!
Wuss!
Namun mampu dihindari dengan Mangekyou Sharingan yang aktif membaca serangan Naruto dengan cepat dan menghindar melompat kearah kirinya.
Zwuss!
Mangekyou Sharingannya kembali bekerja lebih ekstra ketika melihat Claws tangan kiri Naruto diangkat keatas memanjang dan bertembah besar hingga panjangnya menjangkau dirinya.
'A-apa!'
(Kamui)!
Zwuss! Blarr!
Pria bertopeng itu menghilang seketika dengan Kamui yang menghisap dirinya. Membiarkan cakar raksasa itu menghantam permukaan dinding dan menciptakan bekas cakaran yang tak wajar dengan ukuran yang besar.
Seperti bekas cakaran naga berukuran Gargantuan.
.
Syuutt!
Pusaran spiral kembali muncul di luar dinding Maria yang berada di samping Beast Titan yang masih tak bergeming membolakan matanya saat ini.
"A-apa! Apa yang terjadi Obito-san!"
Choug!
Pria bertopeng yang dipanggilnya Obito itu nampak terduduk dengan batuk darah.
Iris Sharingannya mengeluarkan darah.
"Heh.. tak apa Zeke-san. Kita hanya perlu fokus pada Naruto."
Obito tau apa yang dipikirkan rekannya itu. Dirinya masih mampu. Selama matanya masih bisa melihat, apapun masih bisa dia lakukan.
"Tapi matamu sepertinya terluka Obito-san.." ucap Zeke yang melirik Obito di sebelah kanannya yang nampak kembali berdiri tegak.
"Ini bukan apa-apa Zeke-san. Karena aku adalah seorang Uchiha!"
Prinsip yang dia pegang teguh dari dulu. Uchiha tidak akan pernah mau dikalahkan dengan mudah. Apalagi oleh pria yang dia tau informasinya bahwa Naruto tak memiliki Mana ataupun Chakra.
Jalannya masih panjang. Sebelum mencapai tujuannya, dia tak akan menyerah begitu saja.
'Demi umat manusia.. Demi diri'mu'.'
Batin Obito yang bagaikan slow motion kembali berlari dengan memunculkan dua buah Shuriken besar dari dimensi Kamui miliknya.
Sring!
Obito seketika menghilang dan melesat kearah Naruto yang menatapnya datar dari atas Wall Maria.
"Tak berguna.."
Ucap Naruto yang hanya memandang datar dengan Reiatsu yang meluap-luap dari tubuhnya.
Greb! Greb!
Pedang ditangan Naruto menghilang dan berubah kembali ke bentuk Dragon Claws dan menggenggam pinggiran dinding itu. Dan kemudian menarik tubuhnya kebelakang seperti sebuah pegas yang siap dilepas.
Blarr!
Wuss!
Hingga detik berikutnya Naruto meluncur dengan kecepatan tinggi menghancurkan begian dinding yang dicengkramnya.
Wus! Wus!
"Haa!"
Sring! Sring!
Obito melompat dan melempar Shuriken ditangan kanannya pada Naruto yang masih meluncur kearahnya dengan cepat.
Wuss! Trank!
Naruto hanya menggunakan Claws ditangan kanannya untuk menangkis.
Wuss! Trank!
Masih dengan posisi yang sama, serangan Shuriken kedua Obito melesat kearahnya, namun dengan gerakan memutar 360 drajat kekanan dengan Tubuh dan Dragon Claws nya, Shuriken itu terpental keatas.
Boft! Boft!
Bagaikan slow motion, iris vertical menyala Naruto itu melirik. Dimana disamping dan diatasnya dua Obito yang nampak berubah dari Shuriken yang dilemparnya tadi.
(KAMUI)
Syut! Syut! Syut! Syut! Syut!
Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr!
Dari dua buah pusaran Dimata kiri Obito, mengeluarkan ratusan kunai dan senjata tajam dengan kertas peledak menempel disemua senjata tajam itu. Dan langsung menghujani Naruto hingga kembali menciptakan ledakan besar disana.
Huft!
Seperti dugaan Obito. Semua api itu di hisap habis oleh Naruto. Dengan semua senjata tajam milik Obito yang menancap disegala arah karena ditangkis oleh Reiatsu yang memadat membentuk kerangka itu disekitar tubuh Naruto.
Wuss! Wuss! Wuss!
Baru saja api itu terhisap habis, ratusan batu tampak jatuh dari langit seperti sebuah hujan batu yang menghujani Naruto.
Brak! Brak! Brak! Brak! Brak!
Semua batu itu mengenai sasarannya dan area disekitar naruto yang rusak.
Sring!
Dari balik kepulan asap itu, nampak cahaya putih bersinar seperti sepasang mata.
Zwuss!
Greb!
"ARGG!"
Beast Titan yang menjadi pelaku pelemparan batu itu dikejutkan ketika tangan besar dengan cakar berwarna putih kebiruan mencengkram tubuhnya sangat erat. Membuatnya meringis kesakitan.
"A-Apa! Ba-Bagaimana mungkin?!"
Zeke yang berada didalam wujud Titannya membolakan matanya dengan apa yang dilihatnya. Tangan itu muncul dari tanah tepat dibawahnya.
Brakk!
Shok seketika ketika melihat lengan itu keluar dari tanah dan tersambung panjang seperti rantai tepat pada sang pelaku yang tak lain adalah Naruto.
Karena pasalnya jaraknya yang sangat jauh itu, pria pirang itu mampu menjangkaunya!
(Kamui)!
Syutt!
Prass!
Sebuah pusaran dimensi menghisap lengan rantai Reiatsu itu dan membuatnya terputus lalu menghilang. Membuat Zeke kembali terlepas.
Boft!
Sring!
Trank! Trank! Trank! Trank!
Obito muncul di belakang Naruto dan melakukan serangan dengn sangat cepat seperti sebuah bayangan hitam yang menebas semua sisi dengan sebuah sabit dan kipas ditangan kanan dan kirinya.
Namun apa yang dilakukan itu percuma. Reiatsu padat yang membentuk kerangka rusuk dan Dragon Claws itu tak mampu ditembus sedikitpun. Bahkan api putih yang menjadi armor nya membuat tubuh Obito seperti merasa terbakar karena panasnya.
Greb!
"Apa kau tak pernah belajar dari pengalamanmu.." ujar Naruto datar dengan suara beratnya.
Naruto dengan mudah menggenggam tubuh Obito dengan Dragon Claws tangan kanannya yang kembali pulih.
"Heh.. Kau memang unik Naruto. Tak ku sangka ada manusia seperti dirimu didunia ini."
Naruto hanya diam tak membalas perkataan Obito yang menyeringai dibalik topengnya.
(Kamui)
Syutt!
Groarr!
Blar!
Greb!
Setelah Obito mengucapkan kata terakhirnya, dia kembali menghilang dengan Kamui'nya. Dan disambut dengan Beast Titan yang melompat jauh mendarat tepat didepan Naruto yang langsung mencengkram tubuh berlapis Armor Reiatsu itu.
"Akan ku hancurkan kau bocah!"
Zeke menahan panas ditangannya dan terus berusaha meremukkan tubuh Naruto.
"Bodoh.. kaulah yang akan ku hancurkan.."
Dalam posisi yang masih di cengkram, Naruto mengarahkan tangan kanannya yang masih bebas kearah wajah Beast Titan.
Zingg!
Cahaya api putih bersinar semakin terang dan semakin memadat membentuk bola Reiatsu yang tampak semakin memadat hingga warnanya berubah menjadi kehitaman disertai aura api putih disana, yang kemudian energy itu membentuk sebuah kerucut yang padat dengan api putih melapisinya, mengarah pada Zeke.
'A-apa?!.. i-itu.."
Zeke dalam mode Titannya mulai merasakan firasat buruk. Tubuhnya gemetar dengan nafas yang mulai sesak. Tubuhnya kaku tak dapat digerakkan karena tekanan udara disekitar Naruto itu.
Irisnya semakin membola menatap Reiatsu seukuran bola kasti didepan wajahnya.
Atmosfer menjadi panas.
Oksigen seakan tertelan habis membuat siapapun tercekat tak mampu bernafas.
Semua menjadi sunyi.
Semua Indra milik Zeke seakan mati tak ada yang berfungsi.
Hanya matanya saja yang melihat.
Sepasang mata beriris vertical putih menyala dengan api putih menatap, menusuk bagikan elang.
Ekspresi dngin sedingin es.
Tak ada keraguan.
Tak ada belas kasihan.
"Iblis.."
{Genshiryoku no Senkaku}
BLAARRRR!!!
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
15 Minutes before the incident
.
Bush! Bush! Bush!
Tap! Tap! Tap!
Puluhan orang pengguna Odm Gear nampak meluncur dan mendarat di atas atap rumah-rumah yang tersisa.
Lambang yang berada dipundak mereka nampak berbeda dari Scout Legion.
"Levi-san.. apa yang terjadi?"
Seorang Eldia dari polisi militer bertanya pada Levi yang menatapnya datar.
Karena sinar cahaya yang menjulang kelangit itu, siapapun di dalam dinding mampu melihatnya.
Tak heran jika pasukan pertahanan polisi militer datang ke daerah pertempuran.
Walaupun terlambat.
"Nanti saja penjelasannya. Saat ini sedang genting dan bukan waktunya untuk berdiskusi.."
Levi tau sifat para Polisi Militer ini. Mereka orang yang politikus. Sulit diajak bicara jika tidak berdebat dulu.
Para polisi militer dan Garrisun yang datang hanya melihat dengan iris tajam pada Levi.
Namun mereka hanya mengikuti instruksi pemimpin pasukan pengintai itu saja.
Bagaimana lagi. Ini bukan waktunya berdebat. Benar apa yang dikatakan Levi.
"sebaiknya kita menyusul Naruto-kun.. Levi-taichou, aku akan kesana walaupun kau melarangku.."
Tatapan dingin menusuk dari Mikasa tepat mengarah pada Levi. Memecah keheningan yang terjadi.
Bost!
Mikasa meluncur dengan Odm Gear'nya ketempat Naruto.
Blarr!
Duarr!
Ledakan kecil masih terdengar dari tempat mereka.
Semua pasukan itu saling menatap. Dan menganggukkan kepalanya. Segera menyusul Mikasa yang telah meluncur mendahului tanpa menunggu rekan-rekannya.
Levi pun ikut menyusul Mikasa dari belakang.
.
Hingga beberapa ratus meter Mikasa meluncur, dia sampai dirumah terakhir yang masih tersisa. Dia mendarat dan berlari memutar bekas ledakan Naruto sebelumnya yang memang lebar dan dalam.
Karena tak ada bangunan tinggi dia tak bisa menggunakan Odm nya.
Semua yang berada belakang Mikasa pun melakukan hal yang sama.
'Tunggu aku.. Naruto-kun.' Batin Mikasa sembari melirik lubang raksasa yang ada di sebelah kirinya itu.
Apapun yang ada didalam pikirannya saat ini, prioritas utamanya adalah Naruto.
Mana mungkin dia membiarkan orang yang bukan bang Eldia, mengorbankan nyawanya untuk mereka yang baru dikenalnya.
Bukan hanya sekali. Ini untuk yang kedua kalinya.
BLAAARRR!!!
"A-apa yang terjadi?!"
Mikasa sudah sampai di dinding luar Maria. Hanya tinggal melewati dinding itu saja dengan Odm nya. Namun sebuah getaran hebat dengan suara ledakan yang keras kembali terdengar.
Membuatnya terjatuh dan terduduk karena merasakan gempa mendadak itu.
Hingga beberapa detik kemudian, getaran itu menghilang.
Tak menunggu lama, gadis itu langsung melesat ke atas dengan Odm nya.
Bost!
Tap!.
Baru mendarat di permukaan dinding setinggi 40 meter itu, gadis cantik itu shok seketika.
Irisnya membola. Tubuhnya kaku seperti membeku.
Apapun yang dilihatnya kali ini, bukanlah ulah manusia.
Bahkan udara terasa tercekat. Hawa dingin dengan angin yang berhembus kencang menggoyangkan surainya.
Langit Sore dengan latar jingga menjelang malam, menjadi back ground Mikasa.
Bost! Bost! Bost! Bost!
"Mikasa-san! Kau kena-"
Armin yang tiba setelah Mikasa menatap horor pada apa dilihatnya saat ini.
'A-apa itu!'
'Sugoi!'
Semua pasukan yang baru tiba nampak berjajar di atas Dinding dan menatap sebuah bekas pertarungan yang baru saja selesai.
Berbagai ekspresi terlihat dari para pasukan Eldia itu. Banyak yang menatapnya horor, namun ada juga yang kagum.
Levi Ackerman, seorang pemimpin dari Scout Legion yang bahkan mampu membantai para Titan sendirian. Nampak membolakan matanya untuk yang kedua kalinya.
Pasalnya setelah melewati lubang raksasa hasil dari tehnik Naruto didalam dinding Maria itu, kini dirinya harus kembali dibuat shok dengan apa yang dilihatnya.
Bagaimana tidak, sebuah cekungan yang jelas lebih lebar dan dalam dari yang Didalam dinding.
Dan yang lebih membuat semua pasukan disana menatap horor adalah sebuah bekas lurus yang berasal dari cekungan raksasa itu, mengarah lurus membelah hutan yang jaraknya tak diketahui, dengan lebar sekitar 100 meter yang semakin jauh semakin mengecil. Dengan kedalaman yang sama dengan cekungan raksasa itu. Yang semakin jauh semakin mengecil.
Sring! Bost!
Semua pasang mata menatap Mikasa yang meluncur Cepat kearah seorang manusia yang pakaiannya rusak dan tak sadarkan diri tergeletak di tengah-tengah cekungan raksasa itu sebagai pusatnya.
Mereka semua ikut menyusul Mikasa dan mendarat mengelilingi Mikasa yang menopang kepala Naruto dipahanya.
Iris Mikasa berkaca-kaca ketika menatap tubuh Naruto yang penuh luka. Dengan tangan kanannya yang nampak terbakar dan menghitam.
"Dia masih hidup.." Ujar Armin yang memeriksa denyut nadi Naruto.
Semua nampak tertegun dan senyum bangga terlihat di semua pasuka Eldia.
Begitupun Levi yang langsung berbalik berjalan meninggalkan kerumunan itu kembali kedalam dinding.
Senyuman tipis namun tulus nampak di wajah dingin pria Ackerman itu.
.
"Hiks.. Hiks. Arigatou.. Naruto-kun.."
.
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
.
Kirigakure 20.00 pm
.
Disebuah tempat yang sangat indah. Dengan bangunan-bangunan yang megah dan lahan pertanian yang luas.
Sebuah tempat yang nampak biasa saja pada umumnya dengan dinding pembatas tempat itu.
Satu-satunya Kerajaan Shinobi yang berdiri sendiri di wilayah negara air yang dipimpin oleh seorang Mizukage.
Satu-satunya pemimpin wanita di negara itu yang memiliki kekuatan setara dengan rank Lagend, tingkat SS dengan gelar Kage
.
Disebuah bangunan yang berada di blok paling ujung dari gerbang masuk utama, di blok ke 10 paling ujung di tengah-tengah bangunan megah, nampak bangunan paling tinggi dan bangunan paling besar dari yang lain.
Didalam bangunan itu, di sebuah ruangan di lantai 5. Dengan tulisan Kage Room di depan pintunya, didalam ruangan itu nampak perabotan kerja lengkap.
Seorang gadis cantik berambut merah dengan pakaian khas Shinobi berupa pakaian terusan berwarna biru semata kaki. Melekat menampakkan bentuk tubuhnya yang bak gitar spanyol. Bagian atas pakaiannya nampak terbuka hingga bawah bahu. Menampakkan garis surgawi diantara dadanya yang berukuran besar itu.
Belahan dari mata kaki sampai ke pinggangnya nampak di terusan sebelah kirinya itu. Dengan dalaman soft Hitam diatas lutut, tak lupa kantung kunai terlilit dipaha kirinya.
Gadis cantik berambut merah panjang dengan poni menutup sebelah mata kanannya itu duduk di kursi dekat jendela menyilangkan kakinya. Dengan meja kerja didepannya. Duduk menyamping menatap keluar jendela.
Senyuman manis tertera diwajah cantiknya menatap Keindahan Kirigakure dari ruang kerjanya.
'Bagaimana kabarmu skarang, Baka?' batinnya.
Pikirannya melayang jauh mengingat semua perjuangannya untuk bisa sampai di kursi itu.
Perjuangan yang mengorbankan waktu, tenaga, fikiran, bahkan nyawa taruhannya.
Dan semua itu tidak sia-sia.
Tok! Tok! Tok!
"Mei sama."
Sebuah suara ketukan pintu Dengan suara seorang pria dari luar ruangannya itu membuat lamunannya hilang seketika.
Kembali ke dunia nyata, memutar kursinya menatap kearah pintu disebrang mejanya.
"Masuk!.." ucap gadis cantik itu agak keras agar yang berada diluar terdengar oleh suaranya.
Kriet!
Pintu terbuka. Menampakkan seorang pria berambut pendek lurus berwarna biru dengan kacamata membingkai wajahnya. Sebuah pedang besar agak pendek terlilit kain putih di belakang punggungnya.
"Gomennasai, Mei-sama.. aku datang untuk melaporkan kegiatan pembangunan infrastruktur dibagian sektor barat Kiri."
Pria itu berjalan masuk kedalam setelah menutup pintunya dan berhenti didepan meja gadis yang di panggilnya Mei itu.
"Ya Ao-san.. apa ada kendala?" tanya Mei santai
Gadis itu membaca berkas-berkas yang di sodorkan Ao di meja kerjanya dengan santai.
"Tidak ada Mei-sama.. hanya saja apa ini tidak berlebihan? Mengingat apa yang diberikan orang itu terlalu banyak untuk Kiri."
Ao kembali menerima berkas yang sudah dibaca oleh Mei dan memegang dengan tangan kanannya. Menatap heran pada Mei yang malah tersenyum pada pria berambut biru itu.
"Aku juga berpikir begitu Ao-san. Tapi dia tak mau menerima sedikitpun imbalan dari kita. Malah memberikan seluruh Goldnya untuk masyarakat miskin disini."
Apa yang dipikirkan Ao sejalur dengan Apa yang dipikirkan Mei. Melihat angka nominal Gold yang masih tersisa sangat banyak setelah 8 bulan dirinya menjabat Mizukage yang baru.
Kemenangannya berhasil mendapatkan semua harta Mizukage yang lama dan berhasil mensejahterakan masyarakatnya dengan menciptakan banyak lapangan pekerjaan di Kirigakure.
Hanya dengan beberapa bulan saja pemasukan Gold Kirigakure meningkat walaupun perlahan.
Namun itu wajar dengan pembangunan infrastruktur yang ada di Kiri. Yang seharusnya membuat pengeluaran lebih banyak.
Namun karena pemasukan dari para masyarakat dan para Knight yang menjalankan Quest dengan lancar, membuat pemasukan lebih banyak.
Hingga Mei mampu melakukan semua ini.
Dan itu semua tak luput dari pengorbanan seorang pria bodoh yang telah membantunya 8 bulan yang lalu.
Walaupun masih ada kejanggalan tentang hilangnya Biju berekor 3 Shanbi diakhir perang itu, masih membuat Kiri selalu waspada jika ada serangan kembali.
Gadis itu ingat betul. Pria bodoh itu mengalahkan Sang Jinchuriki Shanbi, namun mayatnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Walaupun semua bawahannya sudah mati, namun Kewaspadaan tetap ditingkatkan untuk menjaga keamanan Kirigakure.
"Hah.. aku bersyukur kau bisa menemukan orang baik dan peduli seperti dirinya Mei-sama. Aku tak tau harus berterimakasih seperti apa lagi padanya ha..ha.." ucap Ao seraya menggaruk blakang kepalanya yang tidak gatal.
"Kau tau Ao? Dibalik sifatnya yang dingin seakan tak peduli apapun itu, dia adalah orang yang sangat baik.. dan kuat fu~fu~" Mei tampak tertawa genit seperti ciri khasnya.
"Eh.. he.. he.. i-iya Mei-sama.." Ao hanya berkeringat dingin melihat senyuman sadist dari lawan bicaranya ini.
"Fu~fu~.. aku tak sabar bertemu lagi dengannya Ao.. diumurku yang sekarang adalah waktu yang pas, bukan?"
Senyuman indah namun mengandung makna yang berbeda itu hanya dibalas anggukan cepat oleh Ao.
Pria itu hanya mendengar celotehan gadis didepannya seraya mundur perlahan dengan keringat dingin di tubuhnya.
Ao tau kearah mana pembicaraan itu.
"Ma-maaf Mei-sama.. a-aku harus kembali bekerja!"
Tap! Tap! Cklek!
Pria itu dengan segera berjalan mundur dengan cepat dan sampai didepan pintu keluar. Membuka dan keluar dari pintu itu dengan terbirit-birit tanpa memandang gadis yang saat ini ekspresi wajahnya tak terlihat oleh bayangan poninya.
Drrrttt!
Didalam ruangan itu tiba-tiba terasa semakin panas. Aura merah menguar dan menari-nari di sekitar tubuh Mei dengan ruangan itu yang seperti bergetar semakin kencang dan menggetarkan seluruh bangunan Mizukage itu.
Udara menjadi semakin berat.
.
.
"AO!!"
.
.
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
.
.
Mindscape.
Naruto POV.
.
'Hitam.. Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana aku?'
Aku berkata dalam pikiranku sendiri. Bingung ketika aku melihat tak ada cahaya apapun. Aku bingung dengan tempat apa ini.
Apakah aku sudah mati?
Gelap.
Aku sudah membuka mataku, namun hanya kegelapan yang ada.
Aku mengangkat tanganku dan menyentuh pipiku.
Plak!
'sakit..'
Rasa sakitnya nyata. Aku menampar pipiku lagi dan memang sakit. Ini nyata..
Tapi aku tak tau apa yang terjadi.
Sebenarnya ini tempat apa?
Aku sedikit mengingat.
Aku sedang bertarung melawan para Titan dan..
Seorang laki-laki bertopeng dengan Sharingan dimatanya.
Sebuah Kekkai Genkai dari Clan uchiha yang sangat kuat. Aku mengakui itu.
Karena aku mengingat kembali. Ingatan sedikit demi sedikit muncul di pikiranku.
Aku kesulitan melawan orang itu. Aku tak bisa menyentuhnya. Kecuali dengan Ittou Shura dan serangan dekat secara langsung.
Tapi apakah aku menang?
Aku sudah membasmi para Titan itu. Aku.. aku tak tau apakah sudah berhasil menyelamatkan mereka?
Tapi..
Siapa mereka?
'Naruto-kun!..'
'Naruto-san! Ganbatte!'
Naruto? Namaku Naruto ya..
Gadis? Siapa dia?
Aku melihat banyak orang dibelakangku saat berarung. Seperti kaset rusak yang terus memutar tayangan ulang.
Banyak orang yang mendukungku. Termasuk seorang gadis berambut pendek berwarna hitam lurus.
'Mikasa..'
Hanya itu yang ku ingat dalam benakku.
Semua itu terlihat disebuah layar yang muncul didepanku yang sedang telentang di kegelapan ini.
Semua muncul di layar itu.
'Academi?'
Dilayar itu muncul gambar seorang pria pirang yang bersekolah di sebuah bangunan besar.
Berteman.
Bertarung.
Benar. Aku ingat.. aku pernah bersekolah di sebuah academi Knight.
Tempat yang indah dan penuh kenangan.
'Yang tak berlambang.'
'Dasar sampah'
'cacat!'
Yah.. aku ingat itu. Semua hinaan cacian makian itu. Aku melihat semua dilayar itu.
Semua orang merendahkanku. Tak ada yang menyukaiku.
Aku memang membenci mereka semua. Aku ingin membunuh mereka semua..
'Ohayou, Naruto-kun.. Ini makanan untukmu.'
'Ba-baka! Naruto, baka!'
' Eummmcchh! Lwe-lepaskhan!'
Heh.. aku ingat mereka. Ternyata masih ada yang perduli padaku.
Seorang gadis yang memasak untukku di asrama. Dia memang pemalu. Tapi dia sangat baik.
Aku juga ingat si uban itu. Yang selalu memanggilku bodoh. Sepertinya dia harus kuberikan predikat dengan gadis pemanggil bodoh terbanyak dalam satu hari.
Berciuman? Yah memang aku tak sengaja melakukan itu pada ketua OSIS yang bermuka tembok itu.
Sepenuhnya bukan kesalahanku.
Mataku tak lepas dari tayangan film di layar itu. Mengisahkan seorang pria pirang yang terus berjuang. Walau banyak yang tak menyukainya, tapi dia terus berjalan dijalan yang diyakininya.
Aku tersenyum simpul.
Melihat semua memory yang diputar jelas di layar di hadapanku sekarang.
Seperti aku melihat sebuah film dengan diriku sendiri sebagai aktornya.
'Groarr!'
Tapi apa itu? Seekor naga?
Aku melihat seekor naga merah yang sangat besar didalam layar itu.
Dia bertarung dengan seekor Blue Dragon. Namun memiliki ciri fisik yang berbeda.
Dimana naga biru itu seperti memiliki zirah di setiap inci tubuhnya.
Ukurannya memang lebih kecil. Tapi sangat lincah dan mampu menandingi naga merah raksasa itu.
Keduanya bertarung dan menghancurkan daerah disekitarnya.
Semua makhluk raksasa yang ada disana semuanya kabur menghindari pertarungan itu.
Siapa mereka sebenarnya?
Aku melihatnya.
Ketika naga biru itu hampir menang, dia tidak membunuh naga merah itu. Membiarkan naga merah itu kabur.
'Maukah kau menikah denganku?'
Adaapa lagi ini?
Film itu menghilang dan berganti pada seorang gadis cantik berambut hitam namun putih dibagian tengah kebawah.
Gadis cantik itu memakai pakaian yang indah namun terkesan kuno.
Gadis itu berbicara pada seorang..
Anak kecil?
Anak kecil berambut biru dengan sisik naga dan tanduk di kepalanya.
Seorang Half Dragon?
Mana mungkin gadis dewasa yang cantik itu mau menikahi seorang Half Dragon?
Siapa mereka sebenarnya?
Hilang.
Semua kembali menghilang. Layar itu tiba-tiba menghilang.
Semua kembali gelap.
Aku mencoba berdiri. Menatap sebuah cahaya kecil didepanku yang tiba-tiba muncul.
Setitik cahaya.
Tak apa. Walaupun setitik, setidaknya membuatku sedikit lega.
'Naruto..'
Siapa itu? Aku mendengar sebuah suara berat yang memanggil namaku.
Tapi ntah darimana asalnya. Suara itu menggema.
'Naruto..'
Suara berat itu kembali terdengar. Itu bukan hayalanku. Suara itu kembali memanggilku.
'Siapa?'
Aku berkata datar menatap kesegala arah mencari asal suara itu.
'Kau telah berhasil melepas segel itu rupanya..'
Suara itu kembali terdengar. Aku memicingkan mataku mendengar apa yang suara berat itu bicarakan. Aku mencoba berpikir sejenak.
Tap Tap tap
Sebuah suara langkah kaki terdengar dari depanku. Dimana setitik cahaya itu seperti semakin menjauh, namun seperti sebuah pintu yang memunculkan seseorang dari sana.
Sosok itu berjalan mendekatiku.
Aku memasang kuda-kuda menatap datar sosok yang berhenti didepanku yang tak terlihat karena silau dari cahaya dibelakangnya yang semakin terang.
Sring!
Aku menutup mataku ketika cahaya itu semakin terang dan terang. Lalu menghilang
'Kau.. siapa?'
Aku membuka mataku ketika melihat sosok itu.
Aku?
Aku menatap sosok yang ternyata mirip dengan diriku itu. Namun memiliki rambut merah dengan pakaian yang sama denganku Namun berwarna serba hitam.
Iris matanya hitam dengan pupil merah ditengahnya. Menyeringai menatapku yang masih dengan kuda-kuda bertarungku.
'Siapa kau?' aku kembali bertanya dengan tajam pada sosok yang mirip denganku itu.
'Heh.. aku.. adalah dirimu Naruto..'
Sosok itu menyeringai menatapku yang tak percaya.
Terlihat dari ekspresiku yang mengernyit bingung dengan perkataannya.
'Aku tak sejelek itu..'
Gubrak!
'Dasar bodoh! Bukan itu respon yang ku harapkan darimu, Duren!'
Sosok itu berteriak gaje padaku setelah bangkit dari terjengkangnya.
Aku hanya menatapnya tajam.
'Mana mungkin kau adalah aku, ciri fisikmu saja berbeda..'
Aku tetap tak mau kalah.
'grrr.. diam kau, Baka!..'
Aku hanya berdehem membalas perkataan sosok aneh itu.
Sosok itu kembali menatapku dengan seringainya.
'Apa yang kau maksud dengan ucapan selamat itu? Dan tempat apa ini?'
Sosok itu semakin melebarkan seringainya padaku yang bertanya padanya datar. Sementara aku menghilangkan kuda-kuda bertarungku.
'Aku hanya mengucapkan selamat padamu.. sang Lunar Knight.'
Aku mengangkat sebelah alisku masih bingung dengan ucapannya. Tapi aku pernah mendengar sebutan itu dari beberapa orang selama perjalananku.
'Sekali lagi ku ucapkan selamat padamu.'
Sosok itu kembali berkata dengan kalimat yang sama. Membuatku bosan mendengarnya.
'Panggil saja aku Naruto. Sebutanmu itu terlalu panjang.'
Aku membalas sosok yang tertawa mendengar ucapanku saat ini.
'Ha.. ha.. aku tak tau banyak. Tapi kau satu-satunya manusia yang berhasil membangkitkan Reiatsu.'
Ucap sosok itu yang mengabaikan ucapanku, dengan seringainya yang makin membuatku bingung.
'Reiatsu? Aku belum pernah mendengarnya.' Ucapku datar.
'Aku hanya akan memberitahumu sedikit Naruto, karena waktuku tak banyak..'
Ucapnya serius menatapku kali ini.
'Reiatsu.. sebuah energy spiritual dari dalam tubuh yang hampir sama dengan Mana ataupun Chakra.. tapi lebih special..'
Aku paham sekarang. Jadi itu energy yang ku gunakan sebelumnya.
'Itulah mengapa kau tidak memiliki Mana ataupun Chakra. Kau memiliki energy spiritual yang berbeda dari yang lainnya.'
Dia kembali melanjutkan perkataanya.
'Tapi kurasa itu adalah kekuatan dari Saber. Dia yang mensuplai Mana miliknya padaku dipertarungkan itu.'
Inilah yang membuatku bertanya-tanya. Karena pasalnya, diakhir pertarungan ku itu Saber'lah yang membantuku.
'Yah.. awalnya memang benar. Tapi coba kau ingat lagi perkataan gadis itu.. semua tergantung padamu. Dia hanyalah sebuah pedang yang bersemayam dalam tubuhmu.'
Aku menatap tajam pada sosok yang dengan santainya berkata seperti itu tentang Saber.
'Tutup mulutmu. Dia adalah temanku..'
aku berkata pada sosok itu yang hanya mengangkat sebelah alisnya heran.
'Ha.. ha.. ha.. aku paham skarang. Tapi, yah.. aku hanya memberitahumu itu saja. Kau telah berhasil membangkitkannya, lagi..'
Sosok itu menjeda kalimatnya yang menatapku tak perduli.
Aku sudah bosan mendengar celotehan nya yang berbelit-belit.
'Jika kau ingin mengetahui Reiatsu lebih dalam lagi..' sosok itu bicara dengan seringai diwajahnya. Disertai tubuhnya yang makin lama makin bercahaya.
'Dan kemampuan terkuat dari Reiatsu..' Sosok itu kembali melanjutkan kalimatnya disaat-saat terakhir.
''carilah ke ujung dunia yang terdalam'.. Maka kau akan mengetahui kebenaran'nya.'
Sring!
Aku mendengar kalimat terakhir sosok yang kemudian tubuhnya semakin menghilang ditelan cahaya. Membuatku juga menutup mataku karena silau dari cahaya itu yang semakin terang.
'Teruslah berjuang dijalan mu.. Suatu saat kita akan bertemu lagi dan bertarung saat kau telah siap.'
.
.
.
.
.
[(sAs)]
.
.
.
.
Tap! Tap! Tap!
Sebuah langkah kaki terdengar disebuah lantai didalam bangunan disebuah rumah.
Seorang gadis berambut pendek lurus. Memakai pakaian terusan putih dengan bawahan seperti rok panjang sampai betis, dengan atasan diatas dada yang berbalut cardigan lengan panjang berwarna kuning. berjalan pelan dengan sebuah nampan berisi mangkuk air dan sebuah kain kecil.
Cklek!
Berhenti didepan sebuah pintu yang ada didepannya saat ini dan membukanya perlahan.
Irisnya membola ketika melihat seorang pria duduk diatas kasurnya menatap kearah jendela yang ada di samping kiri pria itu.
Sesuatu terasa mengendap di pelupuk mata gadis yang membawa nampan itu.
Sebuah senyuman mengembang di wajah cantik gadis itu seraya berjalan mendekat kearah kasur didepannya.
Greb!
"Hiks.. hiks.. syukurlah kau sudah siuman, Naruto-kun."
Setelah meletakkan nampan dimeja dekat kasur itu, gadis cantik berambut pendek itu memeluk perlahan pria yang hanya datar menatap jendela tanpa bergeming.
Gadis cantik itu dengan haru masih memeluk pria itu. Walaupun dia juga tak tau kenapa pria itu hanya diam saja tanpa membalas pelukannya.
Tapi tak apa. Setidaknya rasa khawatirnya dapat terobati ketika melihat pria ini sudah sadar.
Karena pasalnya sudah satu bulan pria ini tak sadarkan diri setelah Paradise War berakhir.
Namun tak berselang lama, sesuatu yang hangat menyentuh pipinya.
Mengadahkan kepalanya, menatap sepasang iris blue shappire yang juga menatapnya saat ini.
Telapak tangan pria itu terasa hangat di pipinya. Sebuah perasaan aneh yang sering muncul ketika pria ini menyentuhnya seperti ini.
Nyaman.
Itulah yang gadis itu rasakan ketika dirinya berada di dekat pria itu. Telapak tangan yang sering menyentuh pipinya akhir-akhir ini dapat dia rasakan kembali.
Dengan iris yang masih berkaca-kaca, gadis itu tersenyum pada pria pirang itu.
Naruto menyeka air mata yang mengalir di pipi gadis cantik itu. Melepaskan pelukan gadis cantik itu perlahan dan menatap gadis itu datar.
"Mengapa kau menangis?"
Tanya Naruto datar dengan tangan kanan masih menyentuh pipi gadis itu. Sementara tangan kirinya di genggam oleh tangan kanan Mikasa.
"Ehmm.. tak apa Naruto-kun."
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan dengan posisi yang tak berubah.
Namun dalam pikirannya, dia bingung. Apa pria ini tak sadar kalau gadis itu menghawatirkannya?
Tapi ketika berpikir lagi, sifat pria ini memang begitu. Selain dingin namun baik, pria ini juga sangat peduli pada orang lain.
Tapi sifat tak peka nya itu yang kadang membuat gadis cantik itu jengkel.
"Mika-chan.."
Sebuah suara membuyarkan lamunan gadis cantik itu. Kepalanya menunduk ketika melihat pria pirang itu menyandarkan kepala pirangnya didadanya. Membuat sedikit rona merah di kedua pipinya semakin jelas terlihat.
Gadis itu mencoba untuk tetap tenang.
Tangan kanan mikasa bergerak mengelus Surai pirang itu perlahan. Membiarkan tangan kanan Naruto yang terlilit perban itu yang tadi menyentuh pipinya, melingkar di pinggang ramping gadis cantik itu.
"Ada apa, Naruto-kun? Apa ada yang bisa ku bantu?"
Gadis cantik itu bertanya memberikan sedikit perhatian walau dengan jantung yang berdegup kencang. karena baru kali ini pria itu sedekat ini dengan dirinya.
Walaupun dirinya sering digendong pria ini akhir-akhir ini karena suatu hal. Tapi entah mengapa baru kali ini dia merasa canggung.
Dia juga seorang gadis remaja biasa. Dia sedikit paham dengan keadaan pria pirang ini. Mungkin ada yang dibutuhkannya setelah lama tak sadarkan diri.
"Gomennasai.. aku hanya sedikit pusing.. Mika-chan.."
Ucapan datar itu terdengar lirih dari Naruto yang hanya memejamkan matanya masih dalam posisi yang sama.
Gadis cantik itu hanya tersenyum dengan pria yang tiba-tiba terlihat manja seperti ini.
Ternyata dibalik sifatnya yang dingin, cuek dan pandai bertarung Itu, dia bisa jadi seperti ini juga.
Gadis itu kembali mengelus perlahan Surai pirang Naruto dengan senyum manis yang mengembang menatap Surai raven pria itu.
.
.
"Mm.. Tak apa Naruto-kun.."
.
.
.
.
To be continued…
.
Ending:
Meteor by T.M. Revolution.
.
A/N: Assalamualaikum wr. wb. Ehm.. sebelumnya saya minta maaf karena baru update setelah sekian ribu tahun bergelut dengan dunia nyata, akhirnya bisa up lagi walaupun mungkin terkesan jelek.
Terserah kalian yang menilai.
Saya membaca beberapa kritikan dari para readers yang terhormat yang memang pedas. Tapi itu hal yang biasa dan saya menanggapinya santai.
Kenapa terkesan terlalu cepat time skipnya, apalagi tiba-tiba ada para Titan.
Sebenarnya alurnya memang seperti ini. Dari judulnya saja sudah mencakup semuanya. Walaupun terkesan maksa di chap 21, itu karena ada kendala di laptop saya.
Lepi-chan rusak dan semua datanya hilang. Ditambah real life yang membuat saya super duper sibuk. Bikin otak saya bekerja ekstra.
Jadi ya alur yang saya ingat saya masukkan dahulu. Jadi beberapa yang saya skip sudah sedikit terbuka di chap ini.
Memang masih ada yang jadi misteri, tapi akan terbuka seiring berjalannya waktu.
Dan yang jelas tetap di alur yang sama.
Mungkin para readers juga sudah banyak yang pensi dan banyak yang malas membaca di fanfiction ini. Tapi saya yakin, pasti masih ada generasi-generasi author ataupun readers yang menggantikan kami para penghuni lama yang jauh lebih berbakat dari kami.
Mungkin itu saja yang saya sampaikan di chapter kali ini.
Untuk kalian yang masih setia membaca, kalian bisa mendownload aplnya Fanfiction di playstore agar lebih mudah mengakses ffn.
Dan untuk yang ingin tau image dari setiap character, dragon, sword dan info lain di World ini. Kalian bisa add FB saya dengan Nick name:
Kyoigneel
Foto sama dengan di bio ini. Semua image dari fict saya ada disana agar lebih mengena fellnya saat membaca.
Karena FB lama sama dengan nama yang sama di hack sudah lama. Jadi ya mau gak mau buat baru lagi.
.
Sekali lagi saya minta maaf jika ada yang tersinggung dan cerita yang gaje.
Semua ini hanyalah imajinasi dan fictif belaka yang tertuang di sebuah tulisan.
Terimakasih, jika ada kritik dan saran silahkan coret-coret dikolom Review.
Semua saya terima dengan iklas dan semoga menjadi berkah. Aamiin..
Sampai jumpa lagi dengan chapter selanjutnya!
.
Kyoigneel out!
